KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

2 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : Fax : Webiste :

3 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

4 K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi triwulan I-2016 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, PDRB Jambi tumbuh sebesar 3,42% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (3,18% (yoy)) meskipun lebih rendah bila dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2015 (5,90% (yoy)). Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I-2016 yang sebesar 4,92%(yoy). Sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, inflasi Jambi tercatat sebesar 4,99% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 1,37% (yoy) dan inflasi nasional 4,45% (yoy). Sementara itu inflasi Bungo pada triwulan I-2016 tercatat sebesar 4,58% (yoy). Kinerja perbankan mengalami kenaikan ditandai dengan pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan laporan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun DPK mengalami perlambatan. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor berada pada posisi yaitu sebesar 122,06% yang mengindikasikan masih derasnya aliran dana dari perbankan dari luar Provinsi Jambi. Kualitas kredit bank umum juga masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,19%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Dalam penyusunan KEKR triwulan I-2016 kami banyak memperoleh support dari dinasdinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Mei 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI V. Carlusa Kepala Perwakilan

5 DAFTAR ISI Daftar Isi vii Daftar Tabel... ix Daftar Grafik... xi Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiv Ringkasan Eksekutif... 6 BAB I. Ekonomi Makro Regional... 7 A. Umum... 7 B. PDRB Sisi lapangan Usaha Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Lain C. PDRB Sisi Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perdagangan Eksternal Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor Luar Negeri Provinsi Jambi BAB II. Inflasi A. Kajian Umum B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Kesehatan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 35 C. Inflasi Kota Bungo BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran A. Bank Umum vii

6 1. Perkembangan Aset Bank Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Undisbursed Loan Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Penyediaan Uang Layak Edar Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan Perkembangan Kliring Lokal Boks 1 Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah Dalam Mendukung Prospek Ekonomi Islam di Kota Jambi BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I Tahun B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I Tahun C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah BAB V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Daerah A. Ketenagakerjaan Daerah B. Kesejahteraan Petani BAB VI Prospek Perekonomian A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi C. Rekomendasi Kebijakan Lampiran Glosary viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

7 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy) Indeks Tendensi Konsumen PMA dan PMDN Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumbangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan I Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kabupaten Bungo Tahun Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kabupaten Bungo berdasarkan kelompok dan sub kelompok barang dan jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kabupaten Bungo berdasarkan komoditi periode triwulan I Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Bank Umum dan BPR Berdasarkan Lokasi di Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan I Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan I Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja Jumlah Pekerja Berdasarkan Sektor Usaha 96 TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI ix

8 5.3 Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 103 x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

9 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-Tahun Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Produksi Karet Gapkindo Jambi Tingkat Hunian Hotel Perkembangan Konsumsi Listrik Perkembangan Konsumsi Air di Kota Jambi Perkembangan Kunjungan Kapal dan Arus Barang di Pelabuhan Talang Duku Jambi Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran Triwulanan I-Tahun Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Triwulan I Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per Maret Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo Tahun Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 57 TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI xi

10 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi Kliring Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Pangsa (share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d. serta Perkiraan Mei s.d Juni Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d 2015 serta Perkiraan Mei s.d Juni xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH A. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV Total TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV Total TRW.I MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4) Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4) PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) 29,262, ,932, ,164, ,625, ,984, ,724, ,228, ,485, ,599, ,038, ,776,235.8 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,726, ,893, ,651, ,873, ,145, ,238, ,278, ,197, ,101, ,815, ,403,790.1 Pertambangan dan Penggalian 7,529, ,804, ,822, ,790, ,946, ,662, ,807, ,800, ,608, ,879, ,960,718.9 Industri Pengolahan 3,336, ,407, ,475, ,411, ,630, ,388, ,525, ,513, ,521, ,948, ,441,104.6 Pengadaan Listrik, Gas 13, , , , , , , , , , ,012.3 Pengadaan Air 40, , , , , , , , , , ,088.7 Konstruksi 2,041, ,050, ,160, ,307, ,559, ,034, ,076, ,273, ,420, ,806, ,118,853.8 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,554, ,579, ,736, ,791, ,661, ,895, ,961, ,989, ,990, ,836, ,990,719.5 Transportasi dan Pergudangan 896, , , , ,669, , , , ,001, ,911, ,336.8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 298, , , , ,226, , , , , ,306, ,507.9 Informasi dan Komunikasi 942, , , , ,876, ,029, ,032, ,079, ,115, ,257, ,090,326.9 Jasa Keuangan 676, , , , ,757, , , , , ,815, ,872.8 Real Estate 425, , , , ,732, , , , , ,805, ,240.1 Jasa Perusahaan 298, , , , ,230, , , , , ,308, ,751.6 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 984, ,028, ,044, ,083, ,141, ,056, ,067, ,069, ,228, ,422, ,111,585.7 Jasa Pendidikan 905, , , , ,752, , ,001, ,026, ,028, ,033, ,037,538.3 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 308, , , , ,270, , , , , ,398, ,998.9 Jasa lainnya 283, , , , ,162, , , , , ,263, ,789.0 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 263, , , ,033 1,020, , , , , , ,008 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 860,882 1,107, ,332 1,006,563 3,814,802 1,089,055 1,046, , ,224 3,122, ,684 Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 71,736 53,767 38,560 20, ,980 25,667 28,113 23,589 24, ,357 16,893 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 26,274 31,946 33,758 23, ,977 27,200 74,696 36,740 30, ,988 31,954 Sumber: BPS Catatan Tahun dasar 2010 angka sangat sementara, sumber : BPS Provinsi Jambi 2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit 4) Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo xiii

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH B. Perbankan INDIKATOR ,016 TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) 29,691,060 34,853,104 34,345,898 32,675,144 34,622,605 37,671,417 36,946,500 35,699,374 37,641,431 DPK(Rp Juta) 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986 24,205,221 24,702,501 23,444,032 23,896,694 - Tabungan 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 11,316,696 11,817,508 13,099,752 4,422,563 - Giro 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 3,619,074 3,708,267 2,885,355 11,674,692 - Deposito 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430 9,269,451 9,176,726 7,458,925 7,799,438 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi 31,946,454 32,458,037 33,257,510 34,124,108 34,107,025 35,199,342 37,194,044 37,021,752 37,085,798 - Modal Kerja 10,158,229 10,671,200 11,084,121 11,419,932 11,049,817 11,327,405 12,339,123 11,741,672 11,789,330 - Konsumsi 9,527,809 9,164,037 9,187,047 9,439,228 9,679,800 10,216,942 10,886,602 11,176,153 11,148,084 - Investasi 12,260,417 12,622,800 12,986,343 13,264,947 13,377,408 13,654,995 13,968,319 14,103,926 14,148,384 - Dana 20,473,410 22,719,313 22,958,027 22,508,985 23,275,384 24,596,162 25,160,245 23,940,094 24,472,416 - LDR Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820,801 28,735,809 29,167,115 - Modal Kerja 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 8,772,809 8,869,811 9,049,452 9,195,982 - Konsumsi 5,959,299 10,762,104 6,134,277 6,430,084 6,663,743 6,881,249 6,976,421 7,326,643 7,471,117 - Investasi 10,409,402 6,071,136 11,050,256 11,281,919 11,414,666 11,700,976 11,974,568 12,359,713 12,500,015 - LDR (%) NPL Gross nominal 492, , , , , , , , ,215 - NPL Gross % Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,289,142 3,368,912 3,306,533 3,279,728 3,327,809 3,506,146 3,511,797 3,405,187 3,559,126 - Kredit Modal Kerja 1,317,572 1,415,511 1,376,943 1,424,349 1,457,647 1,537,153 1,555,357 1,501,564 1,638,283 - Kredit Investasi 618, , , , , , , , ,730 - Kredit Konsumsi 1,353,104 1,314,602 1,292,963 1,208,184 1,200,391 1,285,178 1,264,656 1,186,546 1,164,113 Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (R 11,946,461 12,445,976 12,807,687 13,124,113 13,333,741 13,601,753 13,777,763 14,282,793 14,614,745 - Kredit Modal Kerja 1,895,776 1,949,111 2,015,340 2,020,090 1,998,536 2,025,697 1,948,250 2,086,405 2,165,164 - Kredit Investasi 1,853,755 1,912,349 1,925,125 1,990,458 2,055,800 2,129,599 2,093,978 2,143,840 2,112,702 - Kredit Konsumsi 8,196,931 8,584,516 8,867,222 9,113,566 9,279,404 9,446,457 9,735,535 10,052,548 10,336,880 Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) 4,488,941 4,669,116 4,743,308 4,945,156 4,965,324 5,044,331 5,038,407 5,241,789 5,111,674 - Kredit Modal Kerja 2,808,005 3,038,812 3,096,118 3,226,807 3,229,753 3,279,252 3,266,149 3,388,552 3,295,800 - Kredit Investasi 876, , , , , , , , ,908 - Kredit Konsumsi 804, , , , , , , , ,966 Total Kredit MKM (Rp Juta) 19,724,544 20,484,004 20,857,528 21,348,998 21,626,874 22,152,229 22,327,966 22,929,768 23,285,546 NPL MKM gross (%) NPL MKM Gross Nominal 480, , , , , , , , ,851 B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 742, , , , , , , , ,796 DPK (Rp Juta) 541, , , , , , , , ,062 - Tabungan (Rp Juta) 82,543 83,869 84,072 84,864 84,947 85,648 88,876 90,237 92,108 - Deposito (Rp Juta) 459, , , , , , , , ,953 Kredit (Rp Juta) 544, , , , , , , , ,915 - Modal Kerja 164, , , , , , , , ,549 - Investasi 104, , , , , , ,563 99,270 97,394 - Konsumsi 276, , , , , , , , ,972 Kredit UMKM (Rp Juta) 227, , , , , , , , Rasio NPL Gross (%) NPL Gross (Nominal) 43,534 54,692 59,612 64,046 76,061 83,127 93,447 80,633 74,893 LDR (%) Sumber: LBU Bank Indonesia viii

13 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran Uraian Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Kliring Nilai Kliring (juta Rp) 2,519,833 2,707,328 2,534,343 2,571,965 2,412,348 2,662,816 2,628,672 2,599,490 2,284,108 Volume Kliring (lembar warkat) 68,552 74,520 70,240 69,012 67,623 74,693 69,881 72,452 69,594 Cek dan BG Kosong Lembar 1,472 1,974 1,847 1,783 1,229 1,692 1,580 1,752 1,502 Nominal (juta Rp) 56,789 83,457 71,186 99,967 41,570 57,632 51,768 66,346 52,095 Transaksi Tunai Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 880, ,622 1,948, ,379 1,445, ,023 2,573,657 1,563,340 1,354,519 Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,734,894 1,861,714 2,788,527 2,309,258 1,285,175 2,354,181 2,545,103 2,170,933 1,159,492 Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (854,501) (885,091) (840,178) (1,387,878) 160,690 (1,462,158) 28,555 (607,593) 195,027 Sumber : Bank Indonesia Provinsi Jambi xv

14 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan I 2016 mengalami kenaikan yaitu dari 3,18% (yoy) menjadi 3,42% (yoy)... Perekonomian Jambi pada triwulan I-2016 tumbuh sebesar 3,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (3,18% (yoy)) tetapi masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I-2016 yang tercatat sebesar 4,92% (yoy). Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, kenaikan pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan utamanya disebabkan meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dari -2,34% (yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 3,89% (yoy) pada triwulan I Dari sisi penggunaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi sebesar 4,39% dari 4,30% pada triwulan sebelumnya. Selain itu, penurunan pertumbuhan impor dari 10,07%(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi -6,97%(yoy) pada triwulan I-2016 menyebabkan kinerja net ekspor mengalami perbaikan. Perbaikan kinerja sektor pertambangan dan penggalian disebabkan adanya eksplorasi gas bumi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur selema triwulan laporan. Sedangkan dari sisi penggunaan, kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ditengarai disebabkan meningkatnya daya beli masyarakat seiring kenaikan UMP dan penurunan harga BBM selama triwulan laporan. Pada triwulan I-2016, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 4,99% (yoy) dan Kota Bungo 4,58% (yoy)... II. Inflasi Pada triwulan I-2016, inflasi kota Jambi tercatat 4,99 %(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,37%(yoy)) dan inflasi nasional (4,45%(yoy)). Namun demikian, realisasi inflasi tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan rata-rata inflasi tahunan triwulan I dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yang tercatat 6,15%. Secara bulanan (month to month), inflasi pada bulan Januari, Februari dan Maret 2016 masingmasing sebesar 0,42%, 0,22% dan 0,26%. Kenaikan tingkat inflasi di Kota Jambi pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh meningkatnya inflasi kelompok volatile food dari -3,05% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 10,67% (yoy) pada triwulan I Tingginya curah hujan di sentra produksi cabai dan 1

15 RINGKASAN EKSEKUTIF bawang merah di Jambi dan Jawa berdampak negatif bagi hasil panen serta menyebabkan banjir yang mengganggu jalur distribusi. Sementara itu, inflasi yang terjadi pada kelompok administered price sebesar 2,05% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (1,60% yoy). Inflasi inti tercatat relatif stabil yaitu sebesar 4,11% pada triwulan laporan. Inflasi Bungo tercatat sebesar 4,58% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (1,29% qtq) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) Januari, Februari dan Maret 2016 masing-masing sebesar 0,78%, 0,18% dan -0,31%. III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan I-2016 secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9,8% (yoy) meskipun DPK mengalami perlambatan pertumbuhan dari 6,7% (yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 5,1% (yoy) pada triwulan laporan. Mulai meningkatnya kinerja perbankan Jambi sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi dari 3,18% (yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 3,42% (yoy) pada triwulan laporan. Meskioun demikian, kualitas kredit mengalami penurunan yang tercermin dari rasio NPL sebesar 3,19% atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,82%). Sementara itu, tingkat Loan to Deposits Ratio (LDR) di atas 100%. LDR perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami sedikit penurunan sebesar 52 bps menjadi sebesar 122,06% dari triwulan sebelumnya 112,57%. Aliran kas masuk (cash inflow) tercatat mengalami penurunan 6,3% (yoy), hal yang sama juga terjadi pada aliran kas keluar (cash outflow) yang mengalami penurunan 9,8% (yoy) sehingga menyebabkan net inflow meningkat sebesar 21,4%.. Kinerja perbankan menunjukkan peningkatan seiring meningkatnya penyaluran kredit meskipun DPK mengalami perlambatan pertumbuhan... IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan triwulan I-2016 mencapai Rp908,9 miliar (terealisasi sebesar 26,42% dari target pendapatan APBD 2016). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp261,1 miliar (28,72% dari total pendapatan), tumbuh 6,0%(yoy) dibandingkan realisasi PAD triwulan I Pendapatan Realisasi pendapatan triwulan I-2016 mencapai 26,42% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai 12,82%... 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I- 2016

16 RINGKASAN EKSEKUTIF terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp204,25 miliar (22,5% dari total pendapatan atau 78,2% dari total PAD). Sementara itu realisasi belanja mengalami kenaikan sebesar 14,1% (yoy) dari Rp420,3 miliar pada triwulan I-2015 menjadi Rp479,7 miliar pada triwulan I Nilai realisasi belanja tersebut mencapai 12,82% dari target belanja APBD 2016 Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 29,1%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 57,9%. Jumlah angkatan kerja Februari 2016 meningkat Namun, jumlah penduduk bekerja menurun 5,90% (yoy) sehingga tingkat pengangguran terbuka naik dari 2,73% (Feb 2015) menjadi 4,66%(Feb 2016)... NTP mengalami kenaikan 127 bps seiring kenaikan NTP perkebunan rakyat... V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Pada Februari 2016, jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi tercatat sebesar 1,70 juta orang, meningkat orang dibandingkan posisi bulan Februari Namun, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan laporan (3,42%, yoy) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2015 (5,90%, yoy) menyebabkan jumlah penduduk bekerja mengalami penurunan dari 1,65 juta orang di bulan Februari 2015 menjadi 1,62 juta orang di bulan Februari Hal tersebut menyebabkan pengangguran bertambah sekitar orang dan tingkat pengangguran terbuka naik tajam dari 2,73% (Februari 2015) menjadi 4,66% pada Februari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan 127 bps yaitu dari 95,72 pada triwulan IV-2015 menjadi 96,93 pada triwulan laporan sejalan dengan peningkatan NTP pada sub sektor perkebunan rakyat (4,24%) dan perikanan (0,81%) yang disebabkan oleh kenaikan harga jual Tandan Buah Segar (TBS) dan harga bahan olahan karet yang sedikit mengalami kenaikan. Sementara itu, penyaluran raskin selama triwulan I-2016 mengalami peningkatan sebesar 124,57% (yoy) dengan total raskin yang disalurkan mencapai ton. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

17 RINGKASAN EKSEKUTIF VI.Prospek Perekonomian Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 diperkirakan pada kisaran 3,71%-4,21%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2016 (3,42% (yoy)). Dari sisi lapangan usaha, sektor pertambangan diperkirakan akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi seiring dimulainya penambangan gas di Tanjung Jabung Timur. Sektor lain yang diperkirakan tumbuh diantaranya: 1. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan seiring membaiknya harga TBS dan karet, 2. Kenaikan harga kedua komoditas pertanian tersebut akan menyebabkan pertumbuhan kinerja sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta; 3. Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dan; 4. Sektor transportasi dan pergudangan Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah diperkirakan menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Jambi seiring proyeksi meningkatnya pendapatan masyarakat sejalan dengan membaiknya kinerja komoditas unggulan Jambi (kelapa sawit dan karet) dan optimisme pemerintahan baru dalam mempercepat program-program kerjanya. Disamping itu, ekspor yang tumbuh seiring meningkatkanya ekspor migas ke luar negeri pasca eksploitasi blok gas baru di Tanjung Jabung Timur. Inflasi pada triwulan II-2016 diperkirakan berada di kisaran 2,96%- 3,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan laporan (4,99%) yang disebabkan menurunnya inflasi komoditas administered price dan proyeksi kestabilan inflasi komoditas volatile food. Penurunan inflasi komoditas administered price disebabkan penurunan harga bensin dan solar pada 1 April 2016 yang lalu serta tariff adjustment PLN pada bulan April Sementara menurunnya inflasi volatile food utamanya disebabkan menurunnya harga cabai merah dan beras seiring pasokan yang melimpah pasca panen raya. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi Laju pertumbuhan PDRB triwulan II diperkirakan berkisar 3,65% (yoy)... Inflasi triwulan II diperkirakan berkisar 2,96%-3,46% (yoy)... lebih tinggi dari perkiraan antara lain: 1) anomali cuaca yang mengganggu produksi dan 2) rencana pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke VA. 4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I- 2016

18 RINGKASAN EKSEKUTIF Menyikapi kondisi ekonomi dan inflasi terkini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah adalah: Akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah: 1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui: a) Optimalisasi Percepatan realisasi anggaran modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka mendorong konektivitas dan perdagangan antar daerah. b) Pemerintah perlu memperhatikan rantai nilai sektor-sektor unggulan yang belum dikembangkan secara optimal seperti pertambangan batu bara dalam hal penciptaan sumber pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara dan perkebunan pinang dalam hal pengembangan jaringan pemasaran ke industri pengolahan/hilir. c) Meningkatkan investasi swasta di Provinsi Jambi melalui : 1. Pemetaan dan promosi potensi investasi di Provinsi Jambi di tingkat nasional maupun internasional. 2. Peraturan daerah (Perda) yang bersifat insentif bagi penanaman modal di Provinsi Jambi seperti: kemudahan izin, relaksasi pajak daerah bagi investor dan pembuatan Perda RTRW untuk industri. 3. Insentif bagi calon investor yang membangun industri hulu penunjang komoditas unggulan di Jambi. 4. Pemerintah perlu memonitor komitmen investasi dari swasta dan memberikan bantuan/pendampingan apabila terjadi masalah. 5. Optimalisasi peranan SMK dalam pengembangan perekonomian melalui peningkatan kompetensi guru, penambahan jurusan/jenis keahlian, pengembangan jiwa entrepreneurship dan program insentif untuk lulusan yang mengembangkan usaha. Hal ini mengingat pengangguran lulusan SMK yang terus bertambah setiap tahunnya. 2. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui : 1) Program replanting tanaman kelapa sawit dan karet rakyat; 2) Program edukasi kepada petani dalam rangka pemanfaatan tanaman dan lahan serta penggunaan teknologi tepat guna; 3) Menggalakkan penertiban praktek karet kotor; TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 5

19 RINGKASAN EKSEKUTIF 4) Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat; 5) Sosialisasi dan penguatan kelembagaan pasar komoditas (pasar lelang spot dan forward untuk tanaman perkebunan dan pasar agribisnis untuk tanaman hortikultura) 6) Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya yang mudah diakses sampai ke level petani. 7) Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti, penunjang, dan industri terkait lainnya dengan memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan; Menyikapi pengendalian Inflasi Pemerintah perlu memperhatikan proyeksi penurunan inflasi selama triwulan mendatang serta potensi risiko yang perlu diwaspadai dengan: 1. Mitigasi risiko inflasi hingga akhir tahun 2016 dan tahun mendatang melalui program kerja dan alokasi anggaran yang tepat sasaran. 2. Pemanfaatan forum TPID sebagai tempat untuk mematangkan konsep dan koordinasi pelaksanaan program kerja pengendalian inflasi antar SKPD. 3. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID Kabupaten/Kota se-provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi melalui: a. Pembentukan roadmap/blue print pengendalian inflasi jangka panjang di seluruh Kabupaten/Kota; b. Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap Kabupaten/Kota; c. Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi untuk memantau arus barang yang masuk dan keluar Jambi sebagai modal untuk penyusunan peta surplus/defisit Provinsi Jambi; 6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I- 2016

20 RINGKASAN EKSEKUTIF d. Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar lelang forward, resi gudang dll. e. Percepatan kerjasama antar daerah melalui SKPD terkait dalam rangka pemenuhan stok bahan makanan. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

21 BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada triwulan I-2016 tumbuh sebesar 3,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya (3,18%,yoy) tetapi masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I-2016 (4,92%,yoy) (Grafik 1.1). Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (yoy) Menurut klasifikasi lapangan usaha, meningkatnya pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi pada triwulan I-2016 utamanya disebabkan membaiknya kinerja pertumbuhan sektor utama pertambangan dan penggalian dari -2,34% (yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 3,89% (yoy) pada triwulan I Sementara itu, sektor utama lainnya seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor industri pengolahan mengalami perlambatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Menurut andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016, sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,97% diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,54% dan sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,31%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, 3 (tiga) sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan I-2016 adalah sektor jasa kesehatan dan 7

22 EKONOMI MAKRO REGIONAL kegiatan sosial (8,52%,yoy), sektor jasa keuangan (7,03%,yoy) dan sektor pengadaaan listrik dan gas (6,33%,yoy) (Tabel 1.1). Dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan I-2016 utamanya disebabkan meningkatnya pertumbuhan konsumsi dari 4,30%(yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 4,39%(yoy) pada triwulan laporan dan kontraksi impor barang dan jasa (antar daerah maupun antar negara) sebesar 6,97%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,07%(yoy) (Tabel 1.1). LAPANGAN USAHA Pertanian,Kehutanan & Perikanan Pertam bangan dan Penggalian IndustriPengolahan Pengadaan Listrik Dan Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar,Eceran,ReparasiM obil dan Sepeda M otor Transportasidan Pergudangan Penyediaan Akom odasidan M akan M inum Inform asidan Kom unikasi Jasa Keuangan RealEstate Jasa Perusahaan Adm inistrasipem erintahan,pertahanan dan Jam inan SosialW ajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDRB Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (% yoy) 2014 I II III IV I II III IV I JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsum sirum ah Tangga Pengeluaran Konsum sirum ah Tangga LNPRT Pengeluaran Konsum sipem erintah Pem bentukan M odaltetap Dom estik Bruto Perubahan Inventori Ekspor Im por PDRB Sum ber:bps (diolah) I II III IV I II III IV I (0.68) (17.18) (5.00) (8.85) (28.20) (11.52) (4.30) (0.42) (385.93) (61.94) (39.52) 0.49 (18.76) (35.13) (8.57) (5.11) (0.93) (0.44) (4.83) (6.97) KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

23 EKONOMI MAKRO REGIONAL B.PDRB Sisi Lapangan Usaha Perekonomian Jambi pada triwulan I tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (3,18%,yoy). Meningkatnya pertumbuhan ekonomi utamanya disebabkan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang melonjak drastis dari kontraksi sebesar 2,34% (yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 3,89% seiring kegiatan eksplorasi gas bumi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada triwulan laporan. Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2016 Sumber: BPS (diolah) Menurut andilnya, sumber utama pertumbuhan Jambi pada triwulan I-2016 adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan andil pertumbuhan sebesar 0,97%, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan andil pertumbuhan sebesar 0,54% dan diikuti sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,31%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (8,52%,yoy), sektor jasa keuangan (7,03%,yoy) dan sektor pengadaan listrik dan gas (6,33%,yoy). Menurut pangsanya, perekonomian Jambi selama triwulan I-2016 didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (30,06%), sektor pertambangan dan penggalian (16,77%), sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (11,79%) serta sektor industri pengolahan (10,66%) (Grafik 1.2). 1. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2016 menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp6,77 triliun (pangsa 16,77%), tumbuh 3,89%(yoy) dan menjadi TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 9

24 EKONOMI MAKRO REGIONAL kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi pada triwulan laporan (0,97%). Pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian didorong oleh eksplorasi gas bumi di Provinsi Jambi seiring dimulainya eksplorasi sumur Tiung di Blok Jabung, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan I-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 2,01% (yoy), melambat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2015 (2,90% (yoy)). Meskipun demikian, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan dengan andil pertumbuhan 0,54%. Indikator sub sektor perkebunan karet masih belum menunjukkan perbaikan. Masih lemahnya harga komoditas karet di tingkat internasional dan lokal berdampak pada menurunnya harga karet lokal. Harga rata-rata bokar di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan sebesar 15,81%(yoy), semakin jatuh dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi 10,53% (yoy) (Grafik 1.3). Melemahnya harga bokar tersebut sejalan dengan tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 24,60%(yoy) dari harga rata-rata USD1,84/kg menjadi USD1,38/kg (Grafik 1.3). Musim hujan yang terjadi selama triwulan I 2016 berdampak pada penurunan frekuensi penyadapan karet oleh petani. Disamping itu, makin rendahnya harga bahan olah karet (bokar) menyebabkan petani enggan menyadap tanaman karetnya. Grafik 1.3. Perkembangan Harga Bokar di provinsi Jambi Rp/Kg USD cent/kg 37,500 Harga Bokar (Rp/kg) ,500 Harga Karet Internasional, aksis kanan (USD cent/kg) ,500 12, , Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi Jambi dan Bloomberg 10 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

25 EKONOMI MAKRO REGIONAL Kondisi sub sektor perkebunan kelapa sawit juga menunjukkan hal yang sama. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp 1.476,29/kg, terkontraksi sebesar 14,35%(yoy) bila dibandingkan triwulan yang sama di tahun Hal ini sejalan dengan harga rata-rata CPO internasional yang mengalami penurunan sebesar 7,88%(yoy) dari USD625,44/metric ton pada triwulan I-2015 menjadi USD576,18/metric ton pada triwulan I (Grafik 1.4). Masih rendahnya harga TBS merupakan dampak dari belum membaiknya harga minyak mentah dunia yang mendorong melemahnya harga CPO global sebagai salah satu produk substitusi minyak mentah. Grafik 1.4. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal, Harga Inti dan TBS 10 Tahun di provinsi Jambi Harga (Rp) 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 USD/Metric CPO Int'l CPO INTI TBS 10 TAHUN 1,400 1,200 1, Sumber: Dinas Perkebunan provinsi Jambi dan Bloomberg Namun demikian, perlambatan yang terjadi pada sub sektor perkebunan sedikit tertahan oleh meningkatnya kinerja sub sektor pertanian tanaman pangan seiring panen raya komoditas tanaman bahan makanan (tabama) di Provinsi Jambi pada akhir triwulan laporan yang dilaporkan lebih baik dibandingkan triwulan yang sama di tahun Hal tersebut terindikasi dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan yang pada triwulan I-2016 tercatat sebesar 96,93, lebih tinggi dibandingkan NTP pada triwulan IV-2015 (95,72) dan triwulan I-2015 (95,81). Kenaikan NTP terjadi karena kenaikan indeks diterima petani sebesar 6,49% (yoy) yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks dibayar petani sebesar 5,25%(Grafik 1.5). TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

26 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.5. Nilai Tukar Petani (NTP) provinsi Jambi indeks terima indeks bayar NTP (aksis kanan) Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012= Sumber: BPS (diolah) 3. Sektor Perdagangan Besar, Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor menyumbangkan Rp4,76 triliun terhadap PDRB triwulan I-2016, tumbuh sebesar 3,28% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,31%, melambat bila dibandingkan triwulan sebelumnya (7,13%,yoy) maupun triwulan I-2015 (13,36%,yoy). Sektor ini cenderung mengalami perlambatan sejak triwulan III Hasil liaison Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi pada pusat perbelanjaan di Jambi menyatakan bahwa penjualan pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkan triwulan yang sama di tahun Disamping itu, harga jual beberapa produk juga tidak mengalami kenaikan berarti seiring penurunan penjualan pada produk-produk yang bukan merupakan produk consumer goods. 4. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan menyumbangkan Rp4,30 triliun terhadap PDRB triwulan I-2016 dan tumbuh sebesar 1,56% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,17%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,22% (yoy)). Perlambatan terindikasi dari hasil Liaison Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi ke beberapa pabrik pengolahan kelapa sawit. Responden menyatakan produksi CPO tidak mengalami kenaikan berarti seiring kelangkaan bahan baku TBS akibat musim kemarau 2015 yang mengurangi produktivitas tanaman. Data produksi pabrik pengolahan karet 12 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

27 EKONOMI MAKRO REGIONAL (crumb rubber) yang tergabung dalam GAPKINDO 1 (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi juga menunjukkan kontraksi sebesar 10,51% (yoy) pada triwulan laporan, lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 9,26%(yoy) (Grafik 1.6). Grafik 1.6. Produksi Karet GAPKINDO Jambi 120,000 Volume Produksi Crumb Rubber (Ton) G (% yoy) ,000 80,000 60,000 73, ,652 69, , ,000 20, Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I -20 Sumber : GAPKINDO provinsi Jambi 5. Sektor-sektor Lain 100,000 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Tw I Tw II Grafik 1.7. Tingkat Hunian Hotel Tw III Sumber : BPS (diolah) Tw Tw I Tw Tw Tw Tw I Tw Tw IV II III IV II III Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 3,17%(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 6,87%(yoy) maupun triwulan yang sama di tahun 2015 (5,70%,yoy). Perlambatan ini ditengarai disebabkan menurunnya permintaan makan minum (catering) untuk acara hajatan dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pemerintah selama triwulan laporan ,219 Tw Tw I Tw Tw IV II III ,514 60,125 Tw Tw I IV Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS) Namun demikian, data rata-rata tingkat hunian hotel di Jambi selama triwulan laporan mengalami kenaikan dari 45,52% pada triwulan IV-2015 menjadi 48,04% pada Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

28 EKONOMI MAKRO REGIONAL triwulan laporan. Kenaikan tingkat hunian hotel juga tercermin dari kenaikan jumlah tamu menginap hotel di Jambi selama triwulan laporan sebesar 6,95%(yoy) (Grafik 1.7). Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing tumbuh sebesar 6,33%(yoy) dan 3,17%(yoy). Pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan gas mengalami kenaikan bila dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (0,77% (yoy)). Hal ini terindikasi dari kenaikan pemakaian tenaga listrik sebesar 6,68%(yoy) dan kenaikan jumlah pelanggan listrik sebesar 8,47%(yoy) selama triwulan laporan (Grafik 1.8). Namun demikian, pertumbuhan konsumsi air di Kota Jambi justru mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya (7,60%,yoy) yang diindikasikan oleh kontraksi konsumsi air bersih di Kota Jambi sebesar 1,56%(yoy) (Grafik 1.9). Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 4,67% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,14%, melambat Grafik 1.8. Perkembangan Konsumsi Listrik Prov. Jambi Grafik 1.9. Perkembangan Konsumsi Air di Kota Jambi Grafik Perkembangan Kunjungan Kapal dan Arus Barang di Pelabuhan Talang Duku Jambi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2015 (6,70%(yoy)). Perlambatan tersebut terindikasi dari data arus bongkar muat barang di Pelabuhan Talang Duku Jambi dan 14 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

29 EKONOMI MAKRO REGIONAL Bandara Sultan Thaha Jambi. Kunjungan kapal dan Arus barang di pelabuhan Talang Duku Jambi tercatat mengalami tren penurunan (Grafik 1.10). Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Data arus barang di Bandara Sultan Thaha Jambi juga menunjukkan tren penurunan. Jumlah barang yang dibongkar dan dimuat tercatat mengalami penurunan masing-masing sebesar 11,78%(yoy) dan 14,10%(yoy) (Grafik 1.12). Namun demikian, jumlah penumpang yang berangkat maupun datang mengalami kenaikan signifikan masing-masing sebesar 31,98%(yoy) dan 30,73%(yoy) (Grafik 1.11) yang utamanya disebabkan beroperasinya terminal baru Bandara Sultan Thaha Jambi yang mampu menampung pesawat dan penumpang yang lebih banyak pada triwulan I Sektor lain yang tumbuh tinggi pada triwulan laporan adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,52%(yoy) dan sektor jasa keuangan sebesar 7,03% (yoy). TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

30 EKONOMI MAKRO REGIONAL C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi sebesar 4,39% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (4,30%,yoy) dan kontraksi impor barang dan jasa (antar daerah maupun antar negara) sebesar 6,97% (yoy) yang menurun cukup tajam dibandingkan Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 2016 triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 10,07%(yoy). Berdasarkan andil pertumbuhan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan masih disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga dengan andil 1,93% dan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dengan andil sebesar 1,90% (Tabel 1.2). Berdasarkan strukturnya, perekonomian provinsi Jambi pada triwulan laporan masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 46,48%, diikuti PMTDB sebesar 23,33% dan net ekspor sebesar 22,88% (Grafik 1.13). Tabel 1.2. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan terhadap Pertumbuhan (yoy) 1. Konsumsi Konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku memberikan kontribusi Rp18,75 triliun atau 46,48% terhadap PDRB Jambi pada triwulan I Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,39% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,30% yoy) seiring meningkatnya pendapatan masyarakat sejalan kenaikan UMP dan penurunan harga BBM selama triwulan laporan. 16 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

31 EKONOMI MAKRO REGIONAL Angka indeks tendensi konsumen (ITK) triwulan I-2016 tercatat 100,53, yang mengindikasikan bahwa persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi triwulan laporan relatif baik dibandingkan triwulan sebelumnya. ITK beberapa komoditi makanan dan bukan makanan tercatat sebesar 100,58 pada triwulan laporan yang mengindikasikan stabilnya tingkat konsumsi masyarakat pada triwulan laporan (Tabel 1.3). Tabel 1.3. Indeks Tendensi Konsumen Namun demikian, data indikator konsumsi menunjukkan tren perlambatan. Penyaluran kredit real estate tercatat tumbuh 2,7%(yoy) pada triwulan laporan, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,9%(yoy)) (Grafik 1.14). Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di provinsi Jambi Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan sebesar Rp2,26 triliun, tumbuh 2,18%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2015 (1,08%,yoy) meskipun mengalami perlambatan bila dibandingkan triwulan sebelumnya (16,46%,yoy). Hal tersebut didukung oleh data realisasi belanja operasi Pemerintah TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

32 EKONOMI MAKRO REGIONAL provinsi Jambi pada triwulan I-2016 yang tumbuh 12,69% (yoy). Kenaikan belanja utamanya disebabkan meningkatnya belanja hibah yang mencapai 49,83% (yoy). Sementara itu, belanja pegawai dan barang oleh pemerintah pusat di Provinsi Jambi tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13,50%(yoy) dan 117,09%(yoy). 2. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pertumbuhan investasi yang dinyatakan oleh PMTDB mengalami perlambatan. Tercatat invetasi tumbuh sebesar 8,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 13,45%(yoy). Perlambatan investasi terkonfirmasi dari perlambatan pertumbuhan kredit investasi dari 13,94%(yoy) pada triwulan IV-2015 menjadi 12,12%(yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.15). Grafik 1.15.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di provinsi Jambi Sumber : LBU Bank Indonesia Perlambatan investasi juga terindikasi dari data konsumsi semen yang menunjukkan kontraksi sebesar 4,70%(yoy) pada triwulan laporan yang lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya (2,84%,yoy) (Grafik 1.16). 18 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

33 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.16.Konsumsi Semen provinsi Jambi Adapun menurut data BKPM, investasi yang ditanamkan di provinsi Jambi dari dalam negeri (PMDN) pada triwulan laporan mencapai Rp197,0 miliar (Tabel 1.4) yang utamanya diinvestasikan pada industri makanan (Rp104,38 miliar) dan peternakan (Rp44,35 miliar). Nilai investasi tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga 232,65%(yoy) bila dibandingkan dengan triwulan I Kenaikan investasi ditengarai bersumber dari investasi terkait kegiatan eksplorasi tambang gas bumi di Tanjung Jabung Timur. Tabel 1.4 PMA dan PMDN provinsi Jambi 3. Perdagangan Eksternal Ekspor provinsi Jambi baik ke negara lain maupun daerah lain pada triwulan I mencapai Rp25,65 triliun, terkontraksi sebesar 4,83% (yoy), jauh lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya (0,44%,yoy). Nilai ekspor luar negeri Provinsi Jambi (data BPS) menunjukkan kontraksi 47,03% pada triwulan laporan. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

34 EKONOMI MAKRO REGIONAL Turunnya ekspor utamanya dipengaruhi oleh turunnya ekspor minyak dan gas (migas) provinsi Jambi yang terkontraksi hingga 57,10%(yoy) dan ekspor karet dan olahannya yang terkontraksi 19,83%(yoy). Impor provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) pada triwulan I 2016 tercatat sebesar Rp16,41 triliun, terkontraksi 6,97% (yoy), dan merosot bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh positif 10,07% (yoy)). Namun demikian, impor dari luar negeri (data BPS) tercatat tumbuh sebesar 18,72% (yoy) yang didorong meningkatnya nilai impor bahan kimia dan sejenisnya hingga 202,15% (yoy) Ekspor Luar Negeri Non Migas Provinsi Jambi. Menurut indikator ekspor dan impor luar negeri non migas, kinerja ekspor dan impor luar negeri non migas Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami penurunan. Penurunan ekspor terjadi pada hampir semua komoditas unggulan Jambi seperti karet, CPO dan batubara. Sementara ekspor komoditas kertas dan bubur kertas tercatat mengalami pertumbuhan. Menurut dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor luar negeri nonmigas Jambi pada triwulan laporan sebesar US$190,00 juta, terkontraksi 23,6% (yoy) dari triwulan I-2015 Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Luar Negeri Non-Migas di provinsi Jambi (US$248,70 juta). Sementara itu, impor luar negeri non migas sebesar US$16,89 juta, terkontraksi 34,19%(yoy) dibandingkan impor triwulan I (US$ 25,66 juta). Dengan kondisi tersebut, Jambi mengalami net ekspor sebesar US$173,11 juta (Grafik 1.17). Menurut jenis komoditasnya, nilai ekspor terbesar masih disumbangkan komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar US$67,20 juta atau 35% dari total 20 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

35 EKONOMI MAKRO REGIONAL ekspor non migas Jambi, diikuti oleh komoditas kertas dan bubur kertas (pulp and paper) serta buah-buahan dan sayuran masing-masing US$38,71 juta dan US$19,89 juta (Grafik 1.18). Sementara itu, nilai ekspor CPO tercatat sebesar US$17,04 juta, menurun bila dibandingkan triwulan sebelumnya (US$ 39,17 juta) dan triwulan I-2015 (US$52,66 juta). Apabila dilihat dari struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk industri pengolahan dari sub sektor perkebunan dan kehutanan masih mendominasi ekspor Jambi pada triwulan laporan (Grafik 1.20). Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi Grafik Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditas Utama Grafik Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Tw I 2016 TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 21

36 EKONOMI MAKRO REGIONAL Menurut negara tujuan (Grafik 1.21 dan 1.22), ekspor Jambi pada triwulan laporan sebagian besar ditujukan ke Tiongkok dengan nilai US$37,10 juta, diikuti Amerika Serikat sebesar US$26,11 juta. Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Triwulan I 2016 Grafik Perkembangan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Sumber : SEKDA Bank Indonesia Sumber : SEKDA Bank Indonesia 3.2. Impor Luar Negeri Non-Migas Provinsi Jambi Impor non migas provinsi Jambi selama triwulan laporan tercatat sebesar US$16,89 (Grafik 1.23) juta, terkontraksi sebesar 34,19%(yoy). Penurunan impor yang cukup dalam utamanya terjadi pada mesin industri dan perlengkapannya (-76,46%,yoy), mesin industri tertentu/khusus (50,94%,yoy) dan kertas dan bubur kertas (-37,03%,yoy). Menurunnya impor mesin-mesin industri sejalan dengan melambatnya aktivitas produksi dan kinerja ekonomi Sementara itu, impor yang melonjak cukup tajam adalah mesin pembangkit tenaga (164,29%, yoy). Menurut pangsanya, impor Jambi pada triwulan laporan didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus sebesar US$3,81 juta atau 23% dari total impor dan bahan kimia inorganis sebesar US$2,83 juta atau 17% dari impor Jambi) (Grafik 1.24). Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

37 EKONOMI MAKRO REGIONAL Sumber : SEKDA Bank Indonesia Grafik Lima Komoditas Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Sumber : SEKDA Bank Indonesia TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 23

38 BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada Triwulan I-2016, inflasi kota Jambi tercatat 4,99% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,37% yoy), serta lebih tinggi dari inflasi nasional (4,45% yoy), namun lebih rendah dari rata-rata inflasi Triwulan I dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (6,15% yoy) (Grafik 2.1). Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 4,58% (yoy) dan juga lebih tinggi dari inflasi nasional 5. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan asesmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, kenaikan tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh inflasi pada kelompok volatile food yang relatif tinggi yaitu sebesar 10,99% (yoy), setelah mengalami deflasi pada triwulan sebelumnya (3,20% yoy). Tingginya curah hujan baik di Jambi maupun di Jawa berdampak negatif bagi panen cabai dan bawang merah serta menyebabkan banjir yang mengganggu jalur distribusi. Sementara 5 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota. 41

39 INFLASI itu, inflasi yang terjadi pada kelompok administered price sebesar 2,05% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (1,60% yoy) (Grafik 2.2). Penurunan inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan hilangnya base effect dampak kebijakan menaikkan harga BBM pada tanggal 1 dan 28 Maret Inflasi inti tercatat relatif stabil yaitu sebesar 4,11% (yoy) pada triwulan laporan. Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Food, dan Administered Price(yoy) Tingkat inflasi tahunan (yoy) di Kota Jambi berada di urutan ke-13 (tiga belas) terendah dari 23 kota yang dihitung tingkat inflasinya di Sumatera. Sementara Bungo menempati urutan ke-8 (delapan) terendah. Inflasi tertinggi pada Triwulan I-2016 terjadi di Kota Sibolga (7,89%), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh (3,10%) (Grafik 2.3) 6. Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per Maret Sumber: BPS Provinsi Jambi 42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

40 INFLASI Berdasarkan penghitungan triwulanan, perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 0,90% (qtq), meningkat cukup signifikan bila dibandingkan deflasi yang terjadi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya (2,57% qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2016 masing-masing sebesar 0,42%, 0,22%, dan 0,26%. Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami inflasi sebesar 4,58% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (1,29% yoy) namun sedikit menurun dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (4,92% yoy) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2016 masing-masing sebesar 0,78%, 0,18%, dan -0,31%. B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, tingginya inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh inflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan 10,67% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 2,59%, dari sebelumnya mengalami deflasi 3,05% (yoy) pada Triwulan IV-2015, dan inflasi triwulanan sebesar 2,14% (qtq) (Tabel 2.1). Kenaikan inflasi kelompok tersebut dipicu oleh inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 83,93% (yoy) dan secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 28,83% (qtq), inflasi sub kelompok ikan segar sebesar 8,41% (yoy) dan secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 3,27% (qtq), serta inflasi sub kelompok sayur-sayuran 8,61% (yoy) meskipun secara triwulanan masih mengalami deflasi sebesar 8,13% (qtq). Sementara itu, deflasi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya dari -6,00% (yoy) dan 2,98% (qtq) pada Triwulan IV-2015 menjadi -0,77% (yoy) dan -5,97% (qtq). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi yang cukup tinggi mencapai 8,82% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 1,52% dan inflasi triwulanan mencapai 2,94% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,52%. Inflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok makanan jadi yang didorong oleh kenaikan harga produk makanan jadi berupa TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 43

41 INFLASI mie, dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol seiring kenaikan harga rokok kretek filter dan rokok kretek. Kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar mengalami inflasi 2,18% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,48% dan inflasi triwulanan sebesar 0,66% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,15%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air. Kelompok sandang mengalami deflasi 0,27% (yoy) dengan kontribusi deflasi sebesar 0,02% dan deflasi triwulanan sebesar 0,10% (qtq) dengan kontribusi sebesar 0,01%. Deflasi kelompok ini didominasi deflasi sub kelompok sandang anak-anak dan sub kelompok sandang wanita. Kelompok kesehatan mengalami inflasi 4,76% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,21% dan inflasi triwulanan sebesar 2,28% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,10%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 3,88% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,26% dan inflasi triwulanan 0,37% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,02%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,51% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,10% dan secara triwulanan mengalami deflasi sebesar 2,01% (qtq) dengan kontribusi deflasi sebesar 0,39%. Deflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok transpor seiring dampak penurunan tarif BBM dan turunnya tarif angkutan udara selama off season awal tahun. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn I Bahan Makanan II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Sumber: BPS (diolah) KELOMPOK INFLASI Triwulan III-2015 (q-t-q, %) Triwulan III-2015 (y-o-y, %) Triwulan IV-2015 (q-t-q, %) Triwulan IV-2015 (y-o-y, %) Triwulan I-2016 (q-t-q, %) Triwulan I-2016 (y-o-y, %) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

42 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK TW I-2015 TW II-2015 TW III-2015 TW IV-2015 TW I-2016 qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA c. IKAN SEGAR d. IKAN DIAWETKAN e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA f. SAYUR-SAYURAN g. KACANG-KACANGAN h. BUAH-BUAHAN i. BUMBU-BUMBUAN j. LEMAK DAN MINYAK k. BAHAN MAKANAN LAINNYA II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA IV. SANDANG a. SANDANG LAKI-LAKI b. SANDANG WANITA c. SANDANG ANAK-ANAK d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN b. OBAT-OBATAN c. JASA PERAWATAN JASMANI d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN d. REKREASI e. OLAHRAGA VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR d. JASA KEUANGAN Sumber: BPS (diolah) INFLASI (UMUM) Berdasarkan komoditasnya, inflasi bulanan pada Triwulan I-2016 (Januari, Februari, dan Maret 2016) utamanya disumbangkan oleh inflasi cabai merah, bawang merah, tukang bukan mandor, dan udang basah. Sedangkan penyumbang deflasi adalah komoditas bensin, tarif listrik, angkutan udara, daging dan telur ayam ras. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 45

43 INFLASI Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan I KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TW I KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI TW I-2016 Sumbangan Sumbangan JANUARI JANUARI 1 Tarip Listrik Bensin Daging Ayam Ras Angkutan Udara Udang Basah Kacang Panjang Gabus Cabai Merah Bawang Merah Ketimun Rokok Kretek Filter Pepaya Bawang Putih Bahan Bakar Rumah Tangga Beras Solar Kue Kering Berminyak Sawi Hijaui Telur Ayam Ras Cabai Rawit Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas FEBRUARI FEBRUARI 1 Cabai Merah Tarip Listrik Nanas Daging Ayam Ras Gabus Bawang Merah Tukang Bukan Mandor Tomat Buah Udang Basah Tomat Sayur Rokok Kretek Bensin Pisang Jeruk Kangkung Wortel Rokok Kretek Filter Nila Kacang Panjang Semangka Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas MARET MARET 1 Cabai Merah Gabus Bawang Merah Daging Ayam Ras Tukang Bukan Mandor Nanas Ikan Bakar Telur Ayam Ras Tarip Puskesmas Beras Cabai Rawit Pepaya Bawang Putih Tarip Listrik Tomat Sayur Udang Basah Rendang Sepatu Rokok Kretek Filter Kangkung Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumber: BPS Provinsi Jambi 1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 10,67% (yoy) dengan sumbangan mencapai 2,59%, setelah mengalami deflasi pada triwulan sebelumnya 3,05% (yoy). Secara triwulanan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,14% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 3,86 (qtq). Meningkatnya inflasi bahan makanan dipicu meningkatnya inflasi yang 46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

44 INFLASI cukup tinggi pada sub kelompok bumbu-bumbuan yang tinggi (28,83% qtq) di triwulan laporan, setelah sebelumnya juga mengalami inflasi (39,05% qtq) di Triwulan IV Bumbu-bumbuan, terutama komoditas cabai merah, pada triwulan laporan mengalami inflasi yang tinggi (Grafik 2.4). Harga ratarata cabai merah selama Triwulan I-2016 menunjukkan tren meningkat yang cukup signifikan dari Rp28.938/kg pada Januari 2016, lalu naik Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan ke level Rp35.825/kg di bulan Februari 2016 hingga menjadi Rp38.754/kg pada Maret Bank Indonesia Jambi menganalisis tren meningkatnya harga cabai merah tersebut sebagai berikut: 1. Tingginya curah hujan dan banjir di beberapa wilayah sentra produksi di Jambi dan Jawa, sehingga mengakibatkan petani mengalami gagal panen dan membusuknya hasil panen cabai. 2. Banjir juga mengganggu jalur distribusi komoditas hortikultura dari daerah pemasok ke Jambi. 3. Pasokan yang mulai berkurang seiring masih berlangsungnya masa tanam di daerah produsen di Jawa. Meningkatnya harga bumbu-bumbuan juga terjadi pada komoditas bawang merah dari harga rata-rata Rp30.222/kg di bulan Desember 2015 menjadi Rp37.072/kg di bulan Maret Sub kelompok yang mengalami peningkatan tingkat inflasi cukup tajam pada Triwulan I-2016 adalah sub kelompok ikan segar yaitu sebesar 8,41% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 2,98% (yoy) seiring dengan inflasi yang terjadi pada komoditas ikan nila (6,78% yoy), udang basah (16,47% yoy), dan ikan patin (9,6% yoy). Tingginya curah hujan TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 47

45 INFLASI menyebabkan angka kematian ikan tinggi sehingga mengganggu pasokan ikan hasil budidaya dalam kolam. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami inflasi sebesar 1,38% (yoy) yang utamanya disebabkan inflasi mie kering instan sebesar 8,36% (yoy). Sementara itu, secara rata-rata harga beras lokal medium di Jambi pada Triwulan I-2016 mengalami penurunan dibandingkan Triwulan IV Harga rata-rata beras medium pada bulan Maret 2016 tercatat Rp10.848/kg, lebih rendah dibandingkan harga beras medium pada bulan Desember 2015 sebesar Rp10.984/kg (Grafik 2.5). Penurunan harga beras utamanya disebabkan dua hal utama: 1. Panen raya padi di Jambi sudah berlangsung sejak Februari 2016 dan, 2. Realisasi impor beras oleh Bulog sebesar 1.1 juta ton (hingga Februari 2016) yang dapat mendorong kestabilan harga beras. Penurunan harga beras lokal tersebut berbanding terbalik dengan tren naiknya harga beras internasional dari rata-rata USD 331,84/metric ton pada triwulan sebelumnya menjadi USD 341,43/metric ton pada Triwulan I Grafik 2.6. Perkembangan Harga Jagung (USD/Bushel) (Rp/Kg) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras (USD/CWT) (Rp ribu/kg) Beras internasional (aksis kiri) Beras King (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Komoditas jagung internasional, secara rata-rata sedikit mengalami penurunan harga, dari USD 3,58/bushel pada Triwulan IV-2015 menjadi USD 3,51/bushel pada Triwulan I Berbanding terbalik dengan hal tersebut, harga rata-rata jagung pipilan mengalami kenaikan dari Rp7.810/kg pada Triwulan IV-2015 menjadi rata-rata Rp8.0000/kg pada Triwulan I (Grafik 2.6). 48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

46 INFLASI Perkembangan harga tepung terigu pada Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu triwulan laporan juga cenderung mengalami peningkatan cukup tajam dari rata-rata harga Rp7.627/kg pada Desember 2015 menjadi Rp8.040/kg pada bulan Januari Namun demikian, harga rata-rata gandum internasional mengalami sedikit penurunan dari USD 4,1/bushel pada bulan Desember 2015 menjadi USD 4,0/bushel pada bulan Januari 2016 (Grafik 2.7) 7. Kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami deflasi 5,97% (qtq). Tren penurunan harga terjadi pada komoditas daging ayam ras. Pada triwulan laporan harga rata-rata daging ayam di pasar mengalami penurunan dari Rp26.619/kg pada bulan Desember 2015 menjadi Rp24.261/kg Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (USD / Metric Ton) CPO internasional (aksis kiri) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) 13,000 12,000 11,000 10,000 9,000 8,000 7,000 Minyak goreng lokal (aksis kanan) pada bulan Maret Melimpahnya stok daging ayam ras hasil panen bulan Desember 2015-Januari 2016 menyebabkan penurunan harga komoditas tersebut. Sementara itu, harga rata-rata daging sapi pada Triwulan I-2016 tidak mengalami perubahan yang berarti dari Rp Rp /kg pada bulan Desember 2015 menjadi Rp /kg pada bulan Maret 2016 (Grafik 2.8). 7 Satu bushel setara dengan 27 kg. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 49

47 INFLASI Grafik 2.5. Perkembangan Harga Daging (Rp/Kg) Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS Sumber: Disperindag Provinsi Jambi (Rp/Kg) Sub kelompok lemak dan minyak mengalami deflasi 4,80% (yoy) pada triwulan laporan, lebih rendah dibandingkan deflasi triwulan sebelumnya sebesar 6,38% (yoy) yang utamanya disebabkan deflasi komoditas minyak goreng sebesar 7,98% (yoy). Sementara itu, pemantauan harga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi justru menunjukkan kecenderungan kenaikan harga minyak goreng dari rata-rata Rp9.000/liter pada bulan Desember 2015 menjadi Rp9.942/liter pada bulan Januari Hal ini sejalan dengan harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) di tingkat internasional pada triwulan laporan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari USD 505/metric ton menjadi USD 625/metric ton (Grafik 2.9). 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 8,82% (yoy) dengan sumbangan inflasi 1,53% dan mengalami kenaikan bila dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya (8,29% (yoy)). Apabila dilihat secara triwulanan, inflasi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat 2,94% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,50%. Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 12,35% (yoy) atau 5,35%(qtq) yang disebabkan kenaikan harga yang terjadi pada produk rokok 50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

48 INFLASI kretek filter dan rokok kretek masing-masing sebesar 14,10% (yoy) dan 12,13% (yoy) seiring penyesuaian harga berkala produk rokok selama Triwulan I Sub kelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 7,18% (yoy) atau 1,79% (qtq) yang didorong oleh kenaikan harga produk makanan jadi berupa mie 9,78% (yoy). Sementara itu, inflasi sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 9,16% (yoy) atau 3,21% (qtq). 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Triwulan I mengalami inflasi sebesar 2,18% (yoy) dengan sumbangan 0,48%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (2,90% yoy) dan secara triwulanan mengalami inflasi 0,66% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,15%. Penurunan inflasi tahunan utamanya disebabkan penurunan inflasi sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air dari 5,53% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 0,53% (yoy) pada triwulan laporan seiring penurunan harga LPG 12 Kg pada Januari 2016 dan penurunan tarif listrik berturut-turut sejak bulan Januari hingga Maret 2016 sesuai kebijakan tariff adjustment oleh PLN. Sub kelompok perlengkapan rumah tangga juga mengalami penurunan inflasi dari 4,27% (yoy) pada Triwulan IV-2015 menjadi 3,35% (yoy) pada triwulan laporan yang utamanya disebabkan penurunan inflasi permadani dari Triwulan IV-2015 sebesar 0,03% (yoy) menjadi deflasi sebesar 2.88% (yoy) pada Triwulan I Selanjutnya, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 2,20% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (3,06% yoy) yang utamanya disebabkan deflasi pada pengharum/pelembut cucian dan pembasmi nyamuk elektrik. Sementara itu, sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami kenaikan inflasi dari 0,95% (yoy) pada Triwulan IV-2015 menjadi 3,06% (yoy) pada Triwulan I-2016 yang utamanya disebabkan kenaikan biaya tukang bukan mandor dari triwulan sebelumnya sebesar 0,00% (yoy) menjadi sebesar 11,77% (yoy). TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 51

49 INFLASI 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada Triwulan I-2016 secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,27% (yoy) dengan sumbangan deflasi 0,02%, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,39% (yoy). Secara triwulanan, kelompok sandang mengalami inflasi 0,10% (qtq) dengan sumbangan 0,01%. Secara sub kelompok, penurunan inflasi kelompok ini didorong penurunan inflasi sub kelompok sandang wanita dari triwulan sebelumnya deflasi sebesar 0,90% (yoy) menjadi deflasi 4,27% (yoy), serta deflasi yang terjadi pada sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0,81% (yoy) sedikit lebih tinggi dari deflasi 0,36% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara itu sub kelompok sandang laki-laki mengalami inflasi 1,64% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi 0,76% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya tercatat sebesar 1,77% (yoy) utamanya disebabkan kenaikan inflasi emas perhiasan menjadi 1,92% (yoy) sejalan dengan tren naiknya harga emas internasional. Harga ratarata emas global pada triwulan laporan tercatat USD 1.243,96/troy ounce, lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata pada Triwulan IV-2015 sebesar USD 1.068,82/troy ounce 8 (Grafik 2.10). 5. Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami inflasi tahunan sebesar 4,76% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,21%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (2,88% (yoy)). Sementara itu, inflasi triwulanan tercatat sebesar 2,28% (qtq). Kenaikan inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari tingkat inflasi perawatan jasmani dan kosmetika 8 Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) 1800 Sumber: Bloomberg KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

50 INFLASI (7,39% (yoy)) yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (4,81% (yoy)) serta jasa kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 3,50% (yoy) lebih tinggi dibandingkan inflasi sebesar 2,00% (yoy) pada triwulan sebelumnya. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi tahunan sebesar 3,88% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,26%, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (3,62% (yoy)). Sementara itu, inflasi secara triwulanan sebesar 0,37% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,02%. Kenaikan Inflasi utamanya terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan dari triwulan sebelumnya sebesar 9,25% (yoy) menjadi sebesar 11,86% (yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan biaya bimbingan belajar. Sementara itu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami inflasi sebesar 3,50% (yoy) atau 1,08% (qtq) seiring dengan kenaikan buku tulis bergaris. 7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Secara tahunan, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,51% (yoy) dengan kontribusi sebesar 0,10%, naik setelah mengalami deflasi pada triwulan sebelumnya (1,04% (yoy)). Sementara secara triwulanan tercatat mengalami deflasi 2,01% (qtq) dengan sumbangan deflasi 0,39%. Deflasi tersebut didorong oleh deflasi yang terjadi pada sub kelompok transport 0,30% (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan deflasi pada triwulan sebelumnya (2,37% (yoy)), yang utamanya disebabkan oleh hilangnya base effect dampak kebijakan menaikkan harga bensin dan solar pada tanggal 1 dan 28 Maret Sub kelompok sarana dan penunjang transport mengalami sedikit peningkatan inflasi dari triwulan sebelumnya sebesar 7,96% (yoy) menjadi 8,17% (yoy) yang didorong meningkatnya biaya pemeliharaan/service. Sub kelompok jasa keuangan juga mengalami inflasi sebesar 3,35% (yoy) yang disebabkan kenaikan biaya administrasi kartu ATM. Sementara itu sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami sedikit penurunan inflasi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,95% (yoy) menjadi 0,58% (yoy) yang didorong sedikit menurunnya harga telepon selular. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

51 INFLASI Selanjutnya, harga rata-rata minyak di pasar internasional pada triwulan laporan tercatat mengalami sedikit kenaikan dibandingkan Triwulan IV-2015 yaitu dari USD 37,23/barrel, menjadi USD 37,76/barrel (Grafik 2.11). Harga minyak sedikit terdongkrak naik Maret 2016 disebabkan beberapa faktor, antara lain pelemahan kurs dolar Amerika dan berlanjutnya kekhawatiran atas kebakaran hutan besar-besaran di wilayah pasir minyak Kanada. Kebakaran hutan mengamuk di bagian barat Kanada yang telah memaksa evakuasi besarbesaran di Fort McMurray. Kebakaran yang meluas tampak belum secara langsung merusak lokasi-lokasi tambang minyak, namun evakuasi lebih dari orang di kawasan itu memaksa perusahaan-perusahaan untuk memangkas produksi mereka. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sumber: Bloomberg C. Inflasi Kabupaten Bungo Berdasarkan Kelompok Barang Sejak Januari 2014, Bungo termasuk sebagai kota indikator inflasi di Provinsi Jambi. Inflasi Bungo pada Triwulan I-2016 berada pada urutan 8 (ke delapan) terendah dari 23 (dua puluh tiga) kota di Sumatera yang dihitung tingkat inflasinya. Inflasi tahunan Bungo pada Triwulan I-2016 tercatat 4,58% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (1,29% yoy). Sementara itu, inflasi triwulanan Bungo pada Triwulan I-2016 tercatat 0,65% (qtq), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulanan pada triwulan sebelumnya (1,17% (qtq)). 54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

52 INFLASI Inflasi bulanan (mtm) Bungo pada Triwulan I-2016 adalah sebagai berikut - 0,78%(mtm) pada Januari 2016, 0,18% (mtm) pada Februari 2016, dan deflasi 0,31% (mtm) pada Maret Grafik Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo tahun Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Bungo TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

53 INFLASI Tabel 2.5. Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Bungo Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Berdasarkan kelompoknya, penyumbang inflasi terbesar Bungo pada Triwulan I-2016 terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 9,80% (yoy) dengan sumbangan inflasi 2,56% dan secara triwulanan mengalami inflasi 1,07% (qtq). Inflasi kelompok tersebut didominasi oleh peningkatan harga sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 64,33% (yoy) dan sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 5,52% (yoy). Inflasi pada sub kelompok bumbu-bumbuan didorong oleh naiknya harga cabai merah dan bawang merah. Kenaikan inflasi juga terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 18,10% (yoy) serta sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 5,47% (yoy). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 5,52% (yoy) dengan sumbangan inflasi sebesar 1,14% atau secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 1,13% (qtq). Inflasi kelompok ini utamanya disebabkan oleh inflasi sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol yang 56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

54 INFLASI mencapai 13,00% (yoy) seiring kenaikan berkala harga rokok kretek filter dan harga rokok putih. Sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 5,85% (yoy) yang didorong kenaikan harga gula pasir 14,66% (yoy) dan teh 11,24% (yoy). Sementara sub kelompok makanan jadi cenderung tidak mengalami inflasi berarti. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 2,12% (yoy) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,39% dan secara triwulanan mengalami inflasi 0,62% (qtq). Inflasi kelompok ini didominasi oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 2,22% (yoy), dan sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 1,89% (yoy). Inflasi kedua kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan bahan bakar rumah tangga 2,92% (yoy), dan tukang bukan mandor 13,86% (yoy). Sementara itu sub kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami inflasi 3,52% (yoy) sedangkan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi 0,97% (yoy) yang dipicu inflasi sabun cair/cuci piring sebesar 8,60% (yoy). Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 2,06% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,17% dan secara triwulanan mengalami inflasi 1,81% (qtq). Inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh inflasi sub kelompok sandang anakanak sebesar 5,89% (yoy) seiring kenaikan harga baju muslim sebesar 100,0% (yoy). Sub kelompok sandang laki-laki mengalami inflasi 0,82% (yoy), sementara sub kelompok sandang wanita mengalami deflasi 0,72% (yoy). Sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami 1,63% (yoy). Inflasi pada kelompok kesehatan pada triwulan laporan tercatat sebesar 2,17% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,10% dan secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 0,46% (qtq). Inflasi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 3,86% (yoy) seiring kenaikan harga pasta gigi sebesar 10,11% (yoy). Sub kelompok obat-obatan mengalami inflasi sebesar 1,77% (yoy) dan sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar atau 1,57% (yoy). Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 2,85% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,21% dan secara triwulanan terjadi inflasi sebesar 0,71% (qtq). Inflasi pada kelompok ini terutama dipicu oleh sub kelompok kursus-kursus/pelatihan dengan inflasi 11,76% (yoy) dan sub kelompok TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 57

55 INFLASI jasa pendidikan dengan inflasi 1,64% (yoy). Inflasi kedua sub kelompok tersebut dipicu kenaikan biaya bimbingan belajar 18,63% (yoy) dan biaya taman kanakkanak 5,80% (yoy). Sementara itu, sub kelompok rekreasi mengalami inflasi 12,50% (yoy), sedangkan harga pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami deflasi 0,28% (yoy). Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,79% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,11% namun secara triwulanan mengalami deflasi sebesar deflasi 1,39% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, transpor adalah adalah penyumbang deflasi tertinggi pada sub kelompok ini yaitu 2,45% (qtq) yang didorong oleh turunnya harga bensin dan solar namun masih mengalami inflasi sebesar 0,74% (yoy). Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami inflasi 1,14% (yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan harga telepon seluler sebesar 7,25% (yoy). Sementara itu sub kelompok sarana dan penunjang transpor serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga secara triwulanan walaupun sub kelompok sarana dan penunjang transpor secara tahunan mengalami inflasi sebesar 0,25% (yoy). 58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

56 INFLASI Tabel 2.6. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan IV-2015 Sumber: BPS Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.6), penyumbang pembentukan inflasi terbesar Bungo pada Triwulan I-2016 adalah cabai merah, bawang merah, rokok kretek filter, dan daging sapi. Sementara itu, komoditas penyumbang utama deflasi Bungo pada Triwulan I adalah ikan nila, bensin, jeruk, solar, kentang, beras, wortel, kacang panjang, dan tarip listrik. TRIWULAN III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 59

57 INFLASI 60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III 2015

58 BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan pada triwulan I-2016 secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan mulai membaiknya perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan berjalan sebesar 3,42% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 3,18% (yoy). Kredit yang diberikan dan DPK mengalami pertumbuhan. Kredit tumbuh sebesar 9,8% (yoy) menjadi Rp29,1 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 9,6% (yoy). DPK tumbuh 5,1% (yoy) menjadi Rp23,8 triliun atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 6,7% (yoy). Peningkatan kredit tersebut diiringi dengan peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas. Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (3,19%) atau memburuk dengan triwulan sebelumnya yang berada di posisi 2,82%. Risiko likuiditas meningkat terindikasi oleh meningkatnya Loan to Deposits Ratio (LDR) di atas 100%. LDR perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami sedikit peningkatan sebesar 51 bps menjadi sebesar 122,06% dari triwulan sebelumnya 122,57%. Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan masing-masing 6,3% (yoy) dan 9,8% (yoy) sehingga net inflow meningkat sebesar 21,4%. Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan baik nilai dan volume masing-masing sebesar Rp2,2 triliun dan lembar atau meningkat 3,7% (yoy)) dan 11,8% (yoy) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. 43

59 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN A.Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Aset perbankan pada triwulan I-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 8,7%(yoy) menjadi Rp37,6 triliun, namun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan IV-2015 (9,3% (yoy)). (Grafik 3.1.). Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya pertumbuhan aset bank swasta sebesar 9,2% (yoy) dan bank syariah 16,4% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya dimana bank swasta tumbuh 5,2% (yoy) dan bank syariah mengalami sedikit penurunan 0,6% (yoy). Sementara itu bank pemerintah tumbuh sebesar 7,9% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,8% (yoy). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp25,8 triliun (68,6%), diikuti oleh bank swasta Rp9,4 triliun (25,2%) dan bank syariah Rp2,3 triliun (6,3%) ,5 30 Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah) 3,5 25, , ,4-1,5 13,9 33-4,9 6, ,6 8,8 8, ,6-1,9 36-3,4 38 5,4 9,3 8,7 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q1-16 Persen Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 2. Perkembangan Dana Masyarakat Pada triwulan berjalan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp23,8 triliun tumbuh sebesar 5,1% (yoy) atau melambat 44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

60 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 6,7% (yoy) (Grafik 3.2.). Perlambatan tersebut didorong penurunan simpanan berjangka sebesar 3,0% (yoy) menjadi Rp7,7 triliun atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,9% (yoy) dan tabungan hanya tumbuh 7,6% (yoy) menjadi Rp11,6 triliun atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 8,8% (yoy). Sementara itu giro mengalami peningkatan dengan tumbuh 15,1% (yoy) menjadi Rp4,4 triliun dibanding triwulan sebelumnya yang menurun 4,1% (yoy)). Komposisi dana pihak ketiga posisi triwulan berjalan didominasi tabungan 48,9%, deposito berjangka 32,6% dan giro 18,5%. Dominasi tabungan tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia bahwa produk perbankan yang paling banyak dimiliki oleh konsumen Jambi adalah tabungan diikuti kredit tanpa agunan dan kredit lainnya. Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp (dalam miliar) Tabungan Simp Berjangka Giro DPK Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 45

61 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.1. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Trw IV Trw I Trw II Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Bank Konvensional Bank Pemerintah Giro Tabungan Simpanan Berjangka Bank Swasta Nasional Giro Tabungan Simpanan Berjangka Bank Syariah Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Giro Tabungan Simpanan Berjangka Jumlah Giro Tabungan Simpanan Berjangka Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah dan mencapai Rp16,0 triliun (67,0%), diikuti oleh bank swasta nasional Rp6,8 triliun (28,5%) dan bank syariah Rp1,0 triliun (4,6%) (Tabel 3.1). Pertumbuhan DPK bank pemerintah sebesar 1,4% (yoy ) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 5,0% (yoy), sedangkan DPK bank syariah dan bank swasta masing-masing mengalami peningkatan 15,7% (yoy) dan 13,3% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 11,0% (yoy) dan 10,1% (yoy)). DPK pada bank pemerintah didominasi oleh tabungan (46,9%), diikuti simpanan berjangka (30,0%) dan giro (23,1%). Perlambatan DPK pada bank pemerintah didorong oleh penurunan simpanan berjangka sebesar 11,3% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan 3,8% (yoy) dan tabungan yang mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 4,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 7,4% (yoy). Sedangkan giro mengalami peningkatan 17,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan 1,0% (yoy). Peningkatan giro tersebut 46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

62 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN terkait dengan siklus tahunan APBD dimana pada awal triwulan penyerapan APBD yang releatif kecil terkait dengan realisasi proyek. DPK bank swasta nasional pada laporan triwulan tercatat sebesar Rp6,8 triliun yang terdiri dari tabungan 52,2%, deposito berjangka 37,8% dan giro sebesar 10,0%. DPK tersebut mengalami kenaikan 13,3% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 10,1% (yoy). Kenaikan tersebut didorong kenaikan tabungan dan giro masing-masing sebesar 16,9%(yoy) dan 6,2%(yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,8% (yoy) dan menurun 11,7%(yoy). Simpanan berjangka mengalami perlambatan yaitu sebesar 10,4% (yoy) setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh 13,2%(yoy). DPK bank syariah pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 15,7%(yoy) menjadi Rp1,0 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,0% (yoy). Komposisi DPK bank syariah didominasi tabungan sebesar 56,4%, deposito sebesar 38,7% dan giro sebesar 4,9%. Peningkatan DPK bank syariah tersebut didorong kenaikan deposito berjangka sebesar 42,5% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 39,3% (yoy) dan giro yang tumbuh 4,6%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 15,0%(yoy). Tabungan mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 3,4% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,6% (yoy). Berdasarkan golongan pemilik, perlambatan DPK terutama didorong oleh penurunan semua golongan pemilik kecuali golongan Pemda dan golongan Lembaga Keuangan Non Bank yang mengalami peningkatan. Perlambatan tersebut didominasi perlambatan DPK golongan perseorangan sebesar 10,1% (yoy) menjadi Rp16,8 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,2% (yoy). Perlambatan golongan perseorangan tersebut didorong penurunan giro sedangkan tabungan dan deposito mengalami peningkatan. Perlambatan tersebut juga didorong golongan pemilik BUMN dan Pemerintah Campuran dan golongan Bukan Lembaga Keuangan yang mengalami penurunan 14,9% (yoy) dan 0,6% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 2,7% (yoy) dan 5,8% (yoy). Penurunan golongan pemilik BUMN dan Pemerintah Campuran didorong penurunan deposito sedangkan golongan Bukan Lembaga Keuangan disebabkan menurunnya tabungan dan deposito. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 47

63 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sebaliknya terdapat golongan pemilik yang menunjukkan peningkatan yaitu golongan pemilik Pemda dan Lembaga Keuangan Non Bank mengalami perbaikan kinerja dengan hanya mengalami penurunan 4,2% (yoy) dan 10,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang jauh mengalami penurunan 35,7% (yoy) dan 20,2% (yoy). Peningkatan kedua golongan pemilik tersebut didorong tabungan dan simpanan berjangka. (Tabel 3.2.). Tabel 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) No. Golongan Pemilik Trw.IV-2014 Trw.I-2015 Trw.II-2015 Trw.III-2015 Trw.IV-2015 Trw.I-2016 Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy Andil Penduduk/Residents 1 Pemerintah Pusat ,3% 35,9% 0,1% 2 Pemerintah Daerah (Pemda) ,2% -4,2% -0,6% 3 Badan Dan Lembaga Pemerintah ,0% -63,1% 0,0% 4 BUMN Atau Pemerintah Campuran ,1% -14,9% -0,5% 5 BUMD ,4% -12,0% 0,0% 6 Lembaga Keuangan Non Bank ,7% -10,1% -0,2% 7 Bukan Lembaga Keuangan ,8% -0,6% -0,1% 8 Sektor Swasta Lainnya ,1% -56,1% -0,1% 9 Perseorangan ,4% 10,1% 7,1% Jumlah Bukan Penduduk/Non-Residents ,0% 66,5% 0,0% Penduduk dan bukan penduduk ,0% 5,1% 5,1% Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan lokasi, perlambatan DPK terjadi di sebagian besar kota/kabupaten yaitu Kota Jambi, Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Muaro Jambi dimana masing-masing hanya tumbuh sebesar 1,9% (yoy), 12,8% (yoy), 2,8% (yoy), 9,3% (yoy), 33,8% (yoy) dan 48,7% (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya 6,0% (yoy), 19,2% (yoy), 4,2% (yoy), 133,7% (yoy), 35,8% (yoy) dan 108,5% (yoy). Namun terdapat juga kabupaten yang mengalami kenaikan yaitu Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun masing masing sebesar 0,7% (yoy), 11,7% (yoy), 19,6% dan 26,1% (yoy), dari triwulan sebelumnya mengalami penurunan 9,5% (yoy), 1,8% (yoy), 8,7% (yoy) dan Sarolangun yang tumbuh 23,2% (yoy). (Tabel 3.3.). Berdasarkan pangsanya, 48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

64 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi (66,8%) dan mencapai Rp15,9 triliun diikuti oleh Kerinci Rp1,6 triliun (6,8%) dan Bungo sebesar Rp1,3 triliun (5,5%). Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah) No. Kota/Kabupaten Trw. IV-14 Trw. I-15 Trw. II-15 Trw. III 15 Trw. VI 15 Trw. I-2016 Pertumbuhan (yoy) Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal yoy 1 Kota Jambi 15, 758, , 650, , 227, , 804, , 710, , 951, , Kab. Kerinci 1, 287, 077 1, 441, 853 1, 496, 942 1, 612, 738 1, 533, 979 1, 627, , Kab. Bungo 1, 438, 515 1, 304, 995 1, 360, 464 1, 354, 929 1, 301, 548 1, 314, , Tanjung J abung Barat 1, 127, 828 1, 161, 155 1, 275, 431 1, 211, 166 1, 107, 941 1, 296, , Kab. Merangin 895, , 374 1, 066, 829 1, 090, , 708 1, 000, , Kab. Batanghari 693, , , , , , , Kab. S arolangun 354, , , , , , , Kab. Tebo 209, , , , , , , Tanjung J abung Timur 167, , , , , , , Kab. Muaro J ambi 34, , , , , , , JUMLAH 21,964,903 22,733,988 24,205,221 24,702,501 23,444,032 23,896, ,162, S umbe r : L BU Ba nk I ndone s i a ( di ol a h) 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Pertumbuhan kredit triwulan I 2016 mengalami peningkatan dengan tumbuh sebesar 9,80% (yoy) menjadi Rp29,1 triliun, dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2015 yang mencapai 9,6% (yoy). Peningkatan kredit yang diberikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan I 2016 yang sebesar 3,42% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan IV 2015 (3,18% (yoy)). Berdasarkan, hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi menyatakan bahwa pelaku usaha kedepan masih membutuhkan pembiayaan dari perbankan untuk modal kerja dan investasi meskipun pada triwulan I-2016 masih menahan diri dalam investasi sebagai imbas dari belum membaiknya harga karet, kelapa sawit dan pertambangan batu bara. Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 49

65 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN URAIAN TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Kelompok Bank 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820,801 28,735,809 29,167,115 1 Bank P emerintah 15,394,481 16,092,175 16,541,833 17,223,936 17,545,224 18,256,586 18,697,924 19,545,989 19,645,953 2 Bank Swas ta*) 6,503,079 6,749,181 6,832,952 7,028,372 7,100,958 7,217,127 7,246,371 7,263,283 7,520,046 3 Bank S yariah 2,029,739 2,027,277 1,997,604 1,977,167 1,920,127 1,881,321 1,876,505 1,926,537 2,001,116 J enis Penggunaan 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820,801 28,735,809 29,167,115 1 Modal Kerja 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 8,772,809 8,869,811 9,049,452 9,195,982 2 Inves tas i 5,959,299 6,071,136 6,134,277 6,430,084 6,663,743 6,881,249 6,976,421 7,326,643 7,471,117 3 Kons ums i 10,409,402 10,762,104 11,050,256 11,281,919 11,414,666 11,700,976 11,974,568 12,359,713 12,500,015 Sektor Ekonomi 18,149,036 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,563,556 27,355,034 27,820,801 28,735,809 29,167,115 1 Pertanian 4,231,411 4,551,324 4,623,883 4,844,114 5,052,401 5,171,866 5,265,773 5,332,562 5,488,872 2 P ertambangan dan P enggalian 114, , , , , , , ,725 94,071 3 Indus tri 787, , , , ,211 1,083,490 1,154,720 1,144,555 1,118,260 4 LGA 4,126 3,177 3,922 3,660 6,099 8,141 9,944 10,348 8,639 5 Kons truks i 746, , , , , , , , ,241 6 Perdagangan Hotel dan R es toran 6,165,280 6,287,606 6,491,044 6,544,280 6,780,454 6,922,825 7,482,305 7,674,548 7 Pengangkutan dan Komunikas i 310, , , , , , , , ,028 Keuangan,R eal es tate dan J as a 8 Perus ahaan 1,135, , , , , , , , ,632 9 Jas a-jas a 409, , , , , , , , , Bukan Lapangan Us aha 10,409,402 10,891,132 11,128,283 11,367,367 11,430,482 11,711,415 11,983,649 12,367,711 12,506,678 Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan didorong oleh peningkatan pembiayaan perbankan syariah sebesar 4,2% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 2,6% (yoy). Sementara itu perbankan konvensional mengalami perlambatan dengan tumbuh 9,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 9,6% (yoy). Perlambatan kredit bank konvesional tersebut seiring dengan melambatnya kredit yang diberikan bank pemerintah yang pada triwulan laporan tumbuh 12,0% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 13,5% (yoy). (Tabel 3.4.). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 93,1% sementara bank syariah sebesar 6,9%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 42,9%, diikuti oleh kredit modal kerja (31,5%) dan kredit investasi (25,6%). Peningkatan kredit dialami oleh kredit modal kerja dan konsumsi masing masing tumbuh 8,3% (yoy) dan 9,5% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 6,2% (yoy) dan 9,5% (yoy). Sementara itu kredit investasi mengalami perlambatan dengan tumbuh 12,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 13,9% (yoy). Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi, pertumbuhan kredit investasi yang melambat disebabkan investasi yang dilakukan dunia usaha saat ini sebagian besar merupakan lanjutan investasi tahun sebelumnya 50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

66 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN dan untuk investasi tahun kedepan dengan mempertimbangkan perkembangan harga karet dan kelapa sawit. Berdasarkan Sektor Ekonomi, peningkatan kredit disebabkan oleh peningkatan kredit pada sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor bukan lapangan usaha. Kredit sektor industri tumbuh 18,4% (yoy) menjadi Rp1,1 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 17,5% (yoy) yang didorong oleh kredit modal kerja dan investasi sub sektor industri minyak mentah (minyak makan) dari nabati dan hewani, sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah dan sub sektor industri pengolahan lainnya. Sementara itu sub sektor industri yang mengalami penurunan adalah kredit modal kerja dan investasi sub sektor industri barang-barang logam siap pasang untuk bangunan, pembuatan tangki, dan generator, kredit modal kerja sub sektor industri karet remah (crumb rubber) dan kredit modal kerja sub sektor industri barang-barang dari batubara. Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 17,3% (yoy) menjadi Rp7,6 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 15,3% (yoy). Peningkatan tersebut didorong peningkatan kredit modal kerja sub sektor perdagangan dalam negeri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, kredit modal kerja dan investasi sub sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau, sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit dan sub sektor hotel bintang. Kenaikan kredit modal kerja dan investasi ini didorong tingkat hunian hotel selama triwulan I 2016 menunjukkan trend peningkatan yaitu 34,73% di Januari 2016, 54,09% di Februari 2016 dan 55,31% pada Maret Selain itu juga terdapat sub sektor yang mengalami penurunan yaitu kredit modal kerja dan investasi sub sektor perdagangan eceran kaki lima tekstil, pakaian jadi, alas kaki, dan barang keperluan, kredit investasi sub sektor perdagangan besar tekstil, pakaian jadi, dan kulit dan kredit modal kerja dan investasi sub sektor perdagangan karet. Penurunan kredit yang diberikan atas sektor industri sub sektor perdagangan karet sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia bahwa industri pengolahan terkena imbas belum membaiknya harga komoditas karet yang mempengaruhi ketersediaan bahan baku karet dan investasi yang akan dilakukan. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 51

67 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sektor bukan lapangan usaha mengalami pertumbuhan 9,4% (yoy) menjadi Rp12,5 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 8,8% (yoy) yang didorong peningkatan kredit yang diberikan atas sub sektor rumah tangga untuk keperluan multiguna, sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 dan sub sektor rumah tangga untuk keperluan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Selain itu juga terdapat sub sektor yang mengalami penurunan yaitu sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 dan sub sektor rumah tangga untuk pemilikan kendaraan bermotor lainnya. Penurunan sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 ini sejalan dengan liaison yang dilakukan Bank Indonesia bahwa hingga triwulan I-2016 terdapat penurunan penjualan hunian non subsidi hingga 50%. Hunian non subsidi merupakan tipe 45 keatas dimana tipe-tipe ini merupakan wadah investasi yang khususnya menyasar kalangan menengah keatas. Selain itu terdapat sektor yang mengalami perlambatan yaitu sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air. Sektor pertanian mengalami pertumbuhan 8,6% (yoy) menjadi Rp5,4 triliun atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 10,1% (yoy). Perlambatan tersebut didorong penurunan kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya dan kredit modal kerja sub sektor budidaya biota laut rumput laut. Penurunan kredit tersebut seiring dengan belum membaiknya harga karet selama triwulan I-2016 dengan rata-rata harga bokar Rp12.413/kg dibandingkan rata-rata harga triwulan I-2015 yang mencapai Rp14.874/kg. Selain terdapat juga sub sektor yang mengalami kenaikan kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan kelapa sawit dan sub sektor pengusahaan hasil hutan selain kayu. Kenaikan kredit sub sektor perkebunan kelapa sawit terkait dengan kecendrungan kenaikan harga TBS selama tahun 2016 yang didorong keterbatasan pasokan TBS disebabkan musim trek (imbas dari bencana kabut asap di Provinsi Jambi) sehingga perbankan masih optimis akan sub sektor tersebut. Sektor listrik, gas dan air tumbuh 41,6% (yoy) menjadi Rp8,6 miliar atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 182,8% (yoy). Perlambatan tersebut didorong penurunan kredit modal kerja dan investasi sub sektor gas dan kredit investasi sub sektor uap dan air panas, Sebaliknya terdapat juga sub sektor yang 52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

68 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN mengalami peningkatan yaitu sub sektor ketenagalistrikan pedesaan dan sub sektor pengadaan dan penyaluran air bersih. Sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan yang semakin dalam sebesar 28,2% (yoy) menjadi Rp94,0 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 5,0% (yoy). Penurunan tersebut didorong penurunan kredit modal kerja dan investasi sub sektor jasa pertambangan minyak dan gas bumi dan sub sektor penggalian batu-batuan, tanah liat dan pasir serta kredit investasi sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara. Belum membaiknya harga batu bara dan ketentuan Minerba sangat mempengaruhi kinerja sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara. Belum membaiknya kinerja pertambangan batu bara sejalan dengan liaison yang dilakukan Bank Indonesia bahwa penurunan harga batu bara hingga 70% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sejalan dengan anjloknya harga batubara dunia hingga 65%, dari USD.45,- ke USD.16,- akibat penurunan harga minyak dunia. Selain itu, pasokan batubara murah dari Afrika Selatan dan negara tujuan ekspor India mulai memberlakukan izin eksplorasi batubara di negaranya turut memperparah iklim bisnis batubara sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait. Sementara itu terdapat juga sub sektor yang mengalami peningkatan yaitu kredit modal kerja sub sektor pertambangan emas, kredit modal kerja sub sektor pengusahaan tenaga panas bumi dan kredit modal kerja dan investasi sub sektor pertambangan dan penggalian lainnya. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mengalami penurunan sebesar 7,7% (yoy) menjadi Rp646,6 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh 0,9% (yoy). Penurunan tersebut didorong penurunan kredit modal kerja sub sektor perantara keuangan lainnya (non bank) leasing dan kredit investasi sub sektor perantara keuangan lainnya (non bank) selain leasing, kredit investasi sub sektor persewaan mesin lainnya dan peralatannya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, kredit modal kerja dan investasi sub sektor persewaan alat transportasi air dan kredit modal kerja dan investasi sub sektor jasa perusahaan lainnya yang tidak TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

69 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN diklasifikasikan di tempat lain. Selain terdapat penurunan pada sektor ini juga terdapat sub sektor yang mengalami peningkatan yaitu kredit modal kerja sub sektor real estate gedung perbelanjaan (mal, plaza), kredit modal kerja sub sektor persewaan mesin konstruksi dan teknik sipil dan peralatannya dan kredit investasi sub sektor real estate gedung rumah toko (ruko) atau rumah kantor (rukan). Sektor jasa semakin mengalami penurunan 7,8% (yoy) menjadi Rp551,1 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 4,8% (yoy). Penurunan tersebut didorong kredit modal kerja sub sektor jasa kegiatan lainnya, kredit modal kerja dan investasi sub sektor jasa pendidikan lainnya, kredit modal kerja dan investasi sub sektor administrasi pemerintahan, dan kebijaksanaan ekonomi dan sosial, kredit modal kerja dan investasi sub sektor perpustakaan, arsip, museum, dan kegiatan kebudayaan lainnya dan kredit investasi sub sektor jasa kebersihan. Selain itu juga terdapat sub sektor yang menunjukkan peningkatan yaitu kredit investasi sub sektor rumah sakit, kredit modal kerja dan investasi sub sektor jasa perorangan yang melayani rumah tangga, kredit modal kerja dan investasi sub sektor jasa kesehatan manusia - poliklinik / rumah bersalin dan kredit modal kerja dan investasi sub sektor jasa kesehatan manusia - tempat perawatan / pengobatan. Berdasarkan lokasi proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp37,0 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp29,1 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat Rp7,9 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar Provinsi Jambi. Jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi pada triwulan berjalan hanya tumbuh 8,7% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (8,5% (yoy)). Peningkatan kredit terjadi di beberapa kota/kabupaten di Provinsi Jambi yang didominasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari masing masing tumbuh 50,5% (yoy) menjadi Rp3,0 triliun, 6,5% (yoy) menjadi Rp15,8 triliun, dan 37,6% (yoy) menjadi Rp2,9 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 48,0% (yoy), 5,7% (yoy), dan 35,8% (yoy). Perlambatan kredit yang diberikan terjadi di Kabupaten Tebo, Kota Sungai Penuh, dan Kabupaten Kerinci masing-masing tumbuh 17,6% (yoy) menjadi Rp2,5 triliun, 285,8% (yoy) menjadi Rp173,9 miliar, dan 4,6% (yoy) menjadi Rp1,6 triliun 54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

70 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN dibandingkan triwulan sebelumnya 27,8% (yoy), 421,2% (yoy), dan5,6% (yoy). Penurunan kredit yang diberikan terjadi di Kabupaten Bungo yang semakin mengalami penurunan sebesar 9,1% (yoy) menjadi Rp3,0 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 8,3% (yoy) dan Kabupaten Sarolangun yang menurun sebesar dan 0,8% (yoy) menjadi Rp1,6 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,2% (yoy). Secara sektor ekonomi peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya kinerja sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum dan BPR Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) P ertumbuhan Kabupaten/Kota Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I yoy Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal S hare Nominal % B atanghari 2,177,564 2,311,350 2,903,325 2,999,462 2,996, , S arolangun 1,623,578 1,597,502 1,592,802 1,637,229 1,610, , Kerinci 1,571,827 1,603,035 1,586,727 1,616,311 1,643, , Muaro J ambi 2,701,710 2,649,706 2,964,801 2,701,003 2,712, , Tanjung J abung B arat 2,012,352 2,303,911 2,711,775 2,954,834 3,027, ,015, Tanjung J abung Timur 739, , , , , , Tebo 2,137,947 2,191,066 2,457,114 2,521,725 2,513, , Merangin 2,796,085 2,866,103 2,569,387 2,618,719 2,633, , B ungo 3,378,293 3,483,694 3,574,119 3,056,303 3,071, , S ungai P enuh 45,102 49, , , , , Kota J ambi 14,922,669 15,384,630 15,951,488 15,989,823 15,896, , T O T A L 34,107,025 35,199,342 37,194,044 37,021,752 37,085, ,978, Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah) 4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan berjalan mengalami peningkatan sebesar 8,0% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan 9,7% (yoy). (Tabel 3.7.). Peningkatan undisbursed loan tersebut didominasi kenaikan kelonggaran tarik kredit modal sebesar 17,5% (yoy) menjadi Rp268,4 miliar atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 7,6% (yoy). Peningkatan undisbursed loan modal kerja ini seiring dengan meningkatnya kredit modal kerja yang diberikan pada triwulan berjalan. Sub sektor yang mendorong kenaikan undisbursed loan tersebut yaitu sektor pertanian, perdagangan TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

71 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN dan sektor perantara keuangan. Pada sektor pertanian undisbursed loan didorong meningkatnya sub sektor perkebunan kelapa sawit dan sub sektor pengusahaan hasil hutan selain kayu, pada sektor perdagangan didorong sub sektor perdagangan dalam negeri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, sub sektor perdagangan dalam negeri beras, sub sektor perdagangan besar barang-barang keperluan rumah tangga lainnya sedangkan pada sektor perantara keuangan didorong sub sektor perantara keuangan lainnya (non bank) leasing. Sementara itu, undisbursed loan kredit investasi menurun sebesar 32,8% (yoy) menjadi Rp158,1 miliar atau semakin menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 31,4% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi dan sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan. Pada sektor pertanian didorong oleh menurunnya undisbursed loan sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya dan sub sektor perkebunan kelapa sawit. Sektor konstruksi didorong oleh sub sektor bangunan jalan jembatan dan landasan. Sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi didorong oleh sub sektor jasa pengiriman dan pengepakan dan sub sektor angkutan jalan rel. Penurunan undisbursed loan pada sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan disebabkan menurunnya sub sektor persewaan mesin konstruksi dan teknik sipil dan peralatannya dan sub sektor persewaan mesin lainnya dan peralatannya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Undisbursed loan kredit konsumsi masih menurun sebesar 66,5% (yoy) menjadi Rp22,3 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang jauh menurun 98,7% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh sektor bukan lapangan usaha sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 dan sub sektor rumah tangga untuk keperluan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Penurunan tersebut seiring dengan menurunnya kredit yang diberikan terhadap sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 dan imbas belum membaiknya harga komoditas utama yang mempengaruhi daya beli masyarakat. 56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

72 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Kategori Pertumbuhan (yoy) I 2016 TW I TW II TW III TW IV TW I Nominal % J enis Penggunaan 1 Inves tas i 235, , , , ,128.2 (77,331) (32.8) 2 Kons ums i 66,937 65,170 1,931 2, ,393.6 (44,543) (66.5) 3 Modal kerja 1,535,554 1,511,650 1,537,010 1,575, ,804, , Total 1,837,950 1,810,925 1,815,935 1,827,405 1,984, , Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR) 18 pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 51 bps dikarenakan kenaikan kredit yang diberikan mengalami peningkatan sedangkan DPK mengalami perlambatan, LDR berdasarkan bank pelapor tercatat sebesar 122,06% (Grafik 3.3.). LDR bank umum yang sudah melebihi 100% tersebut mengindikasikan relatif tingginya sumber pendanaan kredit/pembiayaan yang berasal dari perbankan di luar Provinsi Jambi yang perlu diimbangi dengan pemantauan terhadap risiko kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan meningkatnya risiko likuiditas perbankan di Provinsi Jambi. 18 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 57

73 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q % 122% 120% 118% 116% 114% 112% 110% 108% 106% 104% Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik. Meski demikian, rasio NPL gross mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 2,82% (Rp811,1 miliar) menjadi 3,19% (Rp930,2 miliar) atau memburuk pada triwulan berjalan. (Tabel 3.8.). Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor konstruksi masing-masing 35,35%, 6,93% dan 5,67%. NPL sektor pertambangan dan penggalian meningkat dari 25,57% (yoy) triwulan I-2015 menjadi sebesar 35,35% (Rp33,2 miliar) pada triwulan I NPL tersebut masih didominasi sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara seiring belum membaiknya harga batu bara dan penerapan Undang-Undang Mineral dan Batubara yang melarang ekspor bahan mentah hasil tambang terhitung sejak tanggal 12 Januari 2014 serta adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai, yang mengakibatkan sebagian besar perusahaan pertambangan batubara menghentikan sementara aktivitas kegiatan tambang. NPL sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan pada triwulan laporan adalah 6,93% menjadi Rp44,8 miliar atau memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya 4,79%. Memburuknya NPL tersebut disumbangkan oleh 58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

74 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN sub sektor real estate perumahan sederhana - selain Perumnas s.d. tipe 22 s.d. 70, sub sektor real estate lainnya, sub sektor persewaan mesin lainnya dan peralatannya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain dan sub sektor jasa perusahaan lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. NPL sektor konstruksi sebesar 5,67% menjadi Rp42,7 miliar atau memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya 4,89%. Hal tersebut didorong meningkatnya NPL kredit yang diberikan atas sub sektor konstruksi perumahan menengah, besar, mewah (tipe diatas 70), sub sektor konstruksi perumahan sederhana - lainnya tipe 22 s.d. 70 dan sub sektor konstruksi gedung perbelanjaan lainnya. NPL yang menunjukkan peningkatan tersebut mempengaruhi kredit yang diberikan atas sektor ini dimana pada triwulan berjalan sektor konstruksi masih menunjukkan penurunan 8,0% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga menurun 8,8% (yoy). Sementara itu penyumbang NPL tertinggi adalah sektor pertanian peternakan kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan hotel dan restoran dan sektor bukan lapangan usaha. NPL sektor pertanian peternakan kehutanan dan perikanan pada triwulan berjalan sebesar 3,65% menjadi Rp200,2 miliar atau memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya 3,11%. NPL tersebut disumbangkan oleh sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya, sub sektor perkebunan kelapa sawit dan sub sektor jasa perikanan lainnya. Kondisi sektor ini akibat belum membaiknya harga komoditas karet dan keterbatasan pasokan kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha triwulan I-2016 yang dilakukan Bank Indonesia bahwa kegiatan usaha sektor pertanian, sektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan I relatif mengalami penurunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan pada sektor-sektor tersebut adalah faktor pelemahan ekonomi lokal yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat, dampak musim kemarau dan kabut asap beberapa waktu lalu. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 59

75 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN NPL sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 4,48% menjadi Rp343,4 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya 3,90%. NPL tersebut didorong kenaikan NPL sub sektor perdagangan karet, sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit, sub sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau, sub sektor perdagangan dalam negeri bahan-bahan konstruksi lainnya dan sub sektor jasa akomodasi lainnya. NPL sektor bukan lapangan usaha pada triwulan berjalan adalah 1,81% menjadi Rp226,5 miliar atau memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya 1,58%. Hal tersebut didorong sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70, sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70, sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah toko (ruko) atau rumah kantor (rukan) dan sub sektor rumah tangga untuk keperluan multiguna. Tabel 3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) TW I TW II TW III TW VI Triwulan I-2016 No Sektor Ekonomi Kredit NPL (%) Kredit NPL (%) Kredit NPL (%) Kredit NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) 1. P ertanian P eternakan Kehutanan dan P erikanan 5,052, ,171, ,265, ,332, ,488, , P ertambangan dan P enggalian 131, , , , ,071 33, Indus tri 944, ,083, ,154, ,144, ,118,260 11, LGA 6, , , , , Kons truks i 818, , , , ,241 42, P erdagangan Hotel dan Res toran 6,544, ,780, ,922, ,482, ,674, , P engangkutan dan Komunikas i 338, , , , ,028 5, Keuangan,Real es tate dan Jas a P erus ahaan 703, , , , ,632 44, J as a-jas a 597, , , , ,146 22, Bukan Lapangan Us aha 11,430, ,711, ,983, ,367, ,506, , J U M L A H 26, 566, , 355, , 820, , 735, , 167, , Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito perbankan di Provinsi Jambi kembali meningkat dari 5,4% menjadi 5,5% seiring dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih tinggi dibandingkan penurunan suku bunga kredit. (Grafik 3.4.). Suku bunga rata-rata tertimbang deposito pada periode laporan tercatat sebesar 7,50% atau menurun dibandingkan triwulan IV 2015 (7,68%) dan suku bunga rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan pada periode 60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

76 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN laporan tercatat di level 12,98% sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (13,08%). Berdasarkan liaison yang dilakukan KPw BI Provinsi Jambi, bahwa suku bunga rata-rata tertimbang kredit yang berada di kisaran 13% masih dianggap tinggi meskipun telah terjadi trend penurunan suku bunga kredit sejak triwulan I 2015 seiring dengan penurunan BI rate. Namun dunia usaha tetap berharap penurunan suku bunga kembali terjadi sehingga dunia usaha memperoleh tingkat suku bunga yang lebih rendah ditengah kondisi belum membaiknya harga komoditas utama saat ini. Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam satuan %) ,0 8,3 8,3 8,2 8,0 7,8 7,4 6,3 5,6 5,1 4,9 4,7 4,8 5,0 5,2 5, Margin Deposito Kredit BI-rate Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 6. Perkembangan Kredit UMKM Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp10,7 triliun, mengalami perlambatan dengan tumbuh 7,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,8% (yoy) dan lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit (9,8% (yoy)) (Grafik 3.5.). TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 61

77 Rp Triliun PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 12 18, ,5 8 11,0 11,0 11,9 10,8 9,9 9,7 9,2 11,4 10,0 9,7 9,8 6 8,6 9,6 7,7 4 7,2 5,0 2 - TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi mengalami penurunan yaitu dari 37,2% di triwulan lalu menjadi 36,9% pada triwulan berjalan (Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu 35,3%, kredit mikro 33,1% dan kredit menengah sebesar 31,6% dari total kredit UMKM. Kredit UMKM tersebut didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan serta sektor konstruksi masing-masing sebesar 50,8%, 27,2% dan 3,7%. Kredit UMKM sektor perdagangan didominasi kredit sub sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau, sub sektor perdagangan eceran komoditi lainnya (bukan makanan, minuman, atau tembakau),sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit, sub sektor perdagangan karet, sub sektor pedagangan kelapa, sub sektor industri furnitur, sub sektor perdagangan eceran bahan konstruksi dan sub sektor yang berkaitan dengan kendaraan roda 2 dan 4 (sub sektor penjualan suku cadang dan aksesoris sepeda motor, sub sektor penjualan mobil, sub sektor penjualan suku cadang dan aksesoris mobil dan sub sektor penjualan motor). Bergeraknya UMKM sektor perdagangan ini turut menggerakkan pertumbuhan sektor perdagangan dalam perekonomian Provinsi Jambi. 62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

78 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kredit UMKM sektor pertanian, perburuan dan kehutanan didominasi kredit kepada sub sektor perkebunan kelapa sawit, sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya, sub sektor jasa pertanian, perkebunan dan peternakan dan sub sektor pembibitan dan budidaya unggas. Dominasi kredit UMKM komoditas karet dan kelapa sawit ini menunjukkan pentingnya kedua komoditas dalam perekonomian Provinsi Jambi sehingga mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait. Sedangkan kredit UMKM sektor konstruksi didominasi oleh kredit UMKM sub sektor bangunan jalan raya, sub sektor konstruksi khusus, dan sub sektor penyiapan lahan lainnya. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% 63,2 63,0 62,8 63,3 62,4 62,5 63,2 62,8 63,1 40% 20% 0% 12,0 12,6 12,8 12,5 13,2 13,0 12,8 12,6 11,6 13,7 12,0 12,6 11,9 12,0 12,1 12,5 12,5 13,0 11,1 12,5 11,8 12,4 12,3 12,3 11,6 12,0 12,2 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)\ B.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Secara umum. kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami penurunan. Penurunan tersebut terlihat dari aset yang sedikit menurun sebesar 0,1% (yoy) menjadi Rp765,7 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,5% (yoy). Penurunan aset tersebut didorong penurunan kembali kredit sebesar 3,1% (yoy) menjadi Rp507,9 miliar setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 2,8% (yoy). Sementara itu dana pihak ketiga mengalami peningkatan dengan hanya tumbuh 2,4% (yoy) menjadi Rp594,0 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,1%(yoy). TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 63

79 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Peningkatan dana pihak ketiga didorong oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 1,3% (yoy) menjadi Rp501,9 miliar atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 0,2% (yoy). Sementara itu, tabungan mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 8,4% (yoy) menjadi Rp92,1 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,3% (yoy). Kredit yang diberikan masih mengalami penurunan 3,1%(yoy) menjadi Rp507,9 miliar yang didominasi oleh penurunan kredit konsumsi dan investasi masing-masing sebesar 18,9% (yoy) dan 9,1% (yoy) menjadi Rp184,9 miliar dan Rp97,3 miliar setelah pada triwulan sebelumnya juga menurun masing-masing sebesar 15,7% (yoy) dan 7,3% (yoy). Kredit modal kerja mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 19,2% (yoy) menjadi Rp225,5 miliar dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 16,8% (yoy). Kualitas kredit BPR pada triwulan laporan menunjukkan perbaikan yang ditandai dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) gross menjadi 14,75% dibandingkan 15,81% pada triwulan sebelumnya. Penurunan NPL tersebut seiring dengan menurunnya nominal NPL dan kredit yang diberikan oleh BPR pada triwulan berjalan, Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dan penyumbang NPL terbesar adalah sektor bukan lapangan usaha diikuti sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta sektor perdagangan hotel dan restoran. Dominasi sektor tersebut didorong belum membaiknya harga komoditi karet dan keterbatasan pasokan TBS mempengaruhi kemampuan membayar debitur. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison, bahwa belum membaiknya harga komoditas karet dan sawit turut mempengaruhi pendapatan konsumen dan daya beli (konsumsi). Kinerja BPR dalam menjalankan fungsi intermediasinya masih cukup baik, yang tercermin dari LDR BPR yang berada pada level 77,55% sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (76,70%). C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi Bank Indonesia lainnya yaitu moneter dan stabilitas sistem keuangan.kebijakan 64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

80 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN dan pelaksanaan sistem pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan kestabilan sistem keuangan. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja sistem pembayaran di Provinsi Jambi antara lain peningkatan jumlah transaksi keuangan tunai yang terdiri atas aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow) dan aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (out flow) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)). Kinerja pembayaran tunai dari sisi aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash outflow) menunjukkan penurunan masing-masing sebesar 6,3% (yoy) dan 9,8% (yoy) sehingga terjadi net inflow. Sementara itu kinerja pembayaran non tunai melalui kliring mengalami sedikit kenaikan dimana nilai dan volume kliring mengalami kenaikan sebesar 3,7% (yoy) dan 11,8% (yoy) menjadi Rp2,2 triliun dan lembar warkat. Tabel 3.8 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian Pertumbuhan (yoy) Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw VI Tw I Nominal Persen Kliring Nilai Kliring (juta Rp) ,7 Volume Kliring (lembar warkat) ,8 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) (91.347) (6,3) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) ( ) (9,8) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) ( ) ( ) ( ) ,4 - Cek dan BG Kosong Lembar ,2 Nominal (juta Rp) ,3 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi C.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan masing-masing 6,3% (yoy) dan 9,8% (yoy) sehingga net inflow meningkat sebesar 21,4%. Peningkatan inflow tersebut mencerminkan kecendrungan masyarakat menyimpan uangnya di perbankan. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 65

81 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp (juta) ( ) ( ) Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw VI Tw I ( ) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Sumber: Bank Indonesia Jambi C.2.Penyediaan Uang Layak Edar Sebagai salah satu upaya terpenuhinya kebutuhan uang layak edar bagi masyarakat, secara rutin Bank Indonesia Provinsi Jambi melayani penukaran uang tidak layak edar dengan uang layak edar melalui layanan kas dalam kantor dan kas keliling ke daerah terpencil yang akses perbankannya terbatas. Selain itu, secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE).Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemusnahan UTLE di Provinsi Jambi sebesar Rp259,4 miliar, atau 19,2% dari total inflow Provinsi Jambi, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (16,2%). Dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang tidak layak edar yang dimusnahkan, Bank Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang melalui pamflet dan 66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

82 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN edukasi perbankan sehingga diharapkan usia uang dapat lebih panjang dan volume UTLE dapat dikendalikan sehingga dapat mengurangi biaya percetakan uang baru. C.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan ditemukan uang rupiah tidak asli yang mencapai 326 lembar yang beredar di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi atau sama dibandingkan triwulan sebelumnya (326 lembar). Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. C.4.Perkembangan Kliring Lokal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) merupakan sarana transfer dana non tunai selain RTGS dengan nominal yang lebih kecil. Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp2,2 triliun, mengalami peningkatan (3,7% (yoy)) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. (Grafik 3.8.). Sejalan dengan nilai kliring, volume kliring juga mengalami peningkatan sebesar 11,8% (yoy), yaitu menjadi lembar. Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw VI Tw I Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Sumber: Bank Indonesia Jambi TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 67

83 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sejalan dengan aktivitas pembayaran non tunai melalui kliring, nilai cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga masih mengalami peningkatan (25,3% (yoy)) menjadi Rp52,0 miliar. Demikian juga halnya dari sisi jumlah lembar warkat cek dan BG kosong terjadi peningkatan (22,0%(yoy)) menjadi lembar warkat. 68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

84 BOKS 1. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DALAM MENDUKUNG PROSPEK EKONOMI ISLAM DI KOTA JAMBI BOKS 1 Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah Dalam Mendukung Prospek Ekonomi Islam Di Kota Jambi Dalam mengembangkan dan menerapkan ekonomi Islam di Provinsi Jambi khususnya Kota Jambi, masih banyak kendala dan tantangan yang dihadapi. Tantangan utama dan mendasar ialah kondisi obyektif masyarakat, dimana tingkat kesadaran tentang pengetahuan dan pengamalan ekonomi Islam masih rendah. Kesadaran masyarakat khususnya kaum muslim masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, baik kesadaran pemimpin, tokoh agama, dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari market share lembaga keuangan syariah secara kuantitatif masih kecil, salah satunya yaitu Perbankan Syariah. Keberadaan bank syariah di Kota Jambi hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan yang signifikan jika dilihat dari proporsi aset, pembiayaan dan kredit antara bank konvensional dengan bank syariah. Perkembangan aset, penyaluran pembiayaan dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari masyarakat di Kota Jambi sendiri masih jauh jika dibandingkan dengan bank konvensional. Oleh karena itu, riset yang lebih mendalam mengenai fenomena tersebut di atas diperlukan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif sebagai bahan pertimbangan strategis dalam mendukung perkembangan perbankan syariah sebagai salah satu pilar ekonomi Islam di Provinsi Jambi. Berdasarkan uraian diatas, dilakukanlah penelitian melalui metode survei di Kota Jambi dengan memilih Kecamatan dalam Kota Jambi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, yang berdasarkan data statistik dari BPS Kota Jambi tahun 2015, adalah Kecamatan Kota Baru, yaitu sebanyak jiwa. Dari Kecamatan Kota Baru ini diambil 2 (dua) Kelurahan, yaitu Kelurahan Kenali Besar dan Kelurahan Simpang III Sipin. Di Kelurahan Kenali Besar diambil 2 (dua) RT, yaitu RT 03 dan RT 35, sedangkan di Kelurahan Simpang III Sipin diambil 1 (satu) RT, yaitu RT. 03. Adapun hasil penelitian dimaksud menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1. Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Jambi terhadap Perbankan Syariah a. Hubungan Agama Responden dengan Jenis Bank 69 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

85 BOKS 1. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DALAM MENDUKUNG PROSPEK EKONOMI ISLAM DI KOTA JAMBI Jika dilihat dari hasil silang data antara agama reponden dengan bentuk tabungan di bank, diketahui bahwa semua pengguna produk perbankan syariah adalah masyarakat yang beragama Islam, sedangkan yang menggunakan produk perbankan konvensional dan syariah 96% beragama Islam dan 4% beragama Budha. Dari data ini terlihat bahwa ada kepercayaan masyarakat non Islam untuk menggunakan jasa perbankan syariah. b. Hubungan Pendidikan Responden dengan Jenis Bank Jika dilihat dari hasil silang data antara pendidikan reponden dengan bentuk tabungan di bank, diketahui bahwa 74% pengguna bank syariah merupakan masyarakat berpendidikan minimal SLTA. Dari silang data ini dapat interpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat pemahaman masyarakat terhadap bank syariah. c. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Jenis Bank Hasil silang data antara jenis pekerjaan dengan bentuk tabungan di bank menunjukkan pengguna jasa perbankan syariah adalah masyarakat yang memiliki pekerjaan lainnya, yaitu sebesar 59%, diikuti PNS sebesar 22%, dan wiraswasta 11%. Sedangkan pada bank konvensional, pengguna tertinggi merupakan masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta, yaitu sebesar 42%, diikuti masyarakat yang bekerja lainnya dan PNS, masing-masing sebesar 24% dan 15%. d. Hubungan Pendapatan per Bulan Responden dengan Jenis Bank Dari sisi pendapatan, hasil silang data pendapatan perbulan responden dengan jenis bank menunjukan bank syariah lebih banyak diminati oleh masyarakat yang berpendapatan menengah (2 juta 4 juta per bulan), yaitu sebesar 56%, dan masyarakat yang berpendapatan rendah (kurang dari 2 juta per bulan) hanya 41%. Sedangkan bank konvensional, peminat paling banyak produknya adalah masyarakat yang berpendapatan rendah (kurang dari 2 juta per bulan), mencapai angka 70 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

86 BOKS 1. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DALAM MENDUKUNG PROSPEK EKONOMI ISLAM DI KOTA JAMBI 45%, dan masyarakat yang berpendapatan menengah (2 juta 4 juta per bulan) 35%. 2. Faktor yang Menahan Laju Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi. Berdasarkan hasil survei, dapat diuraikan faktor penghambat laju perkembangan bank syariah di Kota Jambi sebagai berikut: a. Tingkat Pendidikan Masyarakat Tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi laju perkembangan perbankan syariah di Kota Jambi. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin tinggi pula tingkat pemahamannya terhadap perbankan syariah. Hal ini tercermin dari 74% pengguna bank syariah di Kota Jambi merupakan masyarakat berpendidikan minimal SLTA. b. Tingkat Pendapatan Masyarakat Pengguna produk perbankan syariah lebih banyak masyarakat berpendapatan menengah keatas (2 juta 4 juta per bulan), yaitu sebesar 56%, sedangkan bank konvensional lebih banyak didominasi oleh masyarakat berpendapatan menengah kebawah (dibawah 2 juta per bulan), yaitu sebesar 45%. Hal ini mencerminkan, Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, maka semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menggunakan produk perbankan syariah. c. Sosialisasi dan Iklan Produk Perbankan Syariah Dewasa ini dominasi kampanye produk perbankan konvensional tidak dapat dipungkiri, baik melalui media elektronik, cetak hingga merambah ke media sosial. Begitu familiarnya produk perbankan konvensional di tengah masyarakat memberikan dampak positif terhadap perkembangan industri perbankan konvensional. Di sisi lain, mayoritas masyarakat belum banyak mengenal produk perbankan syariah bahkan masyarakat Kota Jambi yang beragama muslim belum dapat membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah. 71 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

87 BOKS 1. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DALAM MENDUKUNG PROSPEK EKONOMI ISLAM DI KOTA JAMBI Pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai perbankan syariah menjadi salah satu faktor dalam menghambat perkembangan perbankan syariah di Kota Jambi. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi penggiat industri perbankan syariah untuk dapat mensosialisasikan perbankan syariah beserta produk-produknya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama di kalangan masyarakat yang berpendidikan SLTA kebawah dan masyarakat yang berpendapatan rendah yang notabene merupakan masyarakat mayoritas, sehingga mereka dapat mengerti tentang produk perbankan syariah dan berminat untuk menggunakannnya. d. Fasilitas Bank Syariah Masih minimnya fasilitas bank syariah menjadi salah satu penghambat minat masyarakat untuk menggunakan produk perbankan syariah itu sendiri. 42,4% responden yang mengerti tentang produk perbankan syariah mengutarakan faktor minimnya fasilitas perbankan syariah memberikan keenggan tersendiri bagi mereka untuk menggunakan jasa perbankan syariah. Fasilitas seperti kantor cabang bank syariah yang jumlahnya masih sedikit, yaitu hanya 44 kantor cabang di Provinsi Jambi. Bagi masyarakat yang kurang memahami tentang perbankan syariah tentu akan memilih menggunakan produk/menyimpan uangnya pada bank yang mudah dijumpai, yaitu bank konvensional karena memang jumlah kantor cabangnya mencapai 408 kantor. Selain letak kantor bank syariah yang jauh dari tempat tinggal masyarakat, masalah ATM juga menjadi alasan untuk menentukan bank pilihan. 3. Langkah-langkah untuk Mendukung Perkembangan Ekonomi Islam di Kota Jambi Hal-hal yang perlu dilakukan oleh perbankan syariah agar dapat berkembang lebih pesat lagi adalah: a. Memperbanyak Sosialisasi dan Iklan 72 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

88 BOKS 1. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DALAM MENDUKUNG PROSPEK EKONOMI ISLAM DI KOTA JAMBI Sosialisasi dan iklan dimaksudkan untuk memperkenalkan perbankan syariah beserta produk-produknya kepada masyarakat luas dan lebih difokuskan kepada masyarakat yang berpendidikan SLTA kebawah dan masyarakat yang berpendapatan rendah. Sosialisasi dan iklan ini dapat dilakukan baik melalui media elektronik seperti televisi lokal, media cetak, maupun dengan cara turun langsung ke masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang ekonomi dan perbankan syariah yang dibarengi dengan penawaran produk perbankan syariah. b. Memperbanyak Fasilitas Bank Syariah Memperbanyak fasilitas perbankan syariah dapat dilakukan dengan cara penambahan/pembukaan kantor-kantor cabang bank syariah minimal 1 (satu) kantor cabang per jenis bank syariah dalam setiap kecamatan. Dengan banyaknya kantor-kantor cabang dan dengan jarak yang lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat maka dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan produk perbankan syariah. Selain penambahan kantor cabang, penambahan jumlah ATM di berbagai tempat yang strategis juga menjadi hal yang tak kalah penting dalam menarik minat masyarakat terhadap bank syariah. c. Mempermudah Proses Pembiayaan dan Pencairan Dana Proses pelayanan yang dirasa oleh masyarakat cukup sulit perlu untuk dilakukan peninjauan ulang oleh manajemen bank syariah guna mempermudah masyarakat dalam proses pembiayaan. Penambahan jumlah plafon pembiayaan dan memperpanjang jangka waktu pengembalian juga menjadi hal yang dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap pembiayaan bank syariah. Hal ini perlu dilakukan untuk lebih menarik minat nasabah dalam mengajukan pembiayaan pada bank syariah agar dapat bersaing dengan bank konvensional. 73 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

89 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan I mencapai Rp908,9 miliar (terealisasi sebesar 26,42% dari APBD 2016). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp261,1 miliar (28,72% dari total pendapatan), naik 65,5% dibandingkan realisasi PAD Triwulan I-2015 (Rp157,76 miliar atau 30,14% dari total pendapatan). Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp204,25 miliar (22,5% dari total pendapatan dan 78,2% dari total PAD), naik 60,6% dibandingkan periode yang sama tahun Pendapatan dari retribusi daerah mencapai Rp2,20 miliar, mengalami penurunan 3,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,28 miliar. Hal ini sejalan dengan perlambatan perkonomian provinsi Jambi dari 5,9% (yoy) pada Triwulan I-2015 menjadi 3,42% (yoy) pada Triwulan I Sementara itu realisasi belanja mengalami kenaikan dibanding triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, dari Rp420,3 miliar pada Triwulan I-2015 (terealisasi 11,26%) menjadi Rp479,7 miliar pada Triwulan I-2016 (terealisasi 12,82%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai realisasi realisasi belanja mengalami peningkatan sebesar 14,1%. Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2016 hanya sebesar 29,1%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 57,9%. Meski demikian, pangsa ini masih lebih baik dibandingkan pangsa belanja modal pada tahun 2015 (23,2%) dan 2014 (25,3%). A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I

90 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH Pada Triwulan I-2016, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp908,9 miliar atau mencapai 26,4% dari APBD tahun 2016 (Rp3,44 triliun). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp647,4 triliun (71,2% dari total pendapatan). Adapun proporsi terbesar dalam pendapatan transfer dari APBN tersebut adalah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp356,8 miliar (39,3% dari total pendapatan Jambi) (Tabel 4.1). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah dan lainnya sebesar Rp261,1 miliar (28,7% dari total pendapatan). Angka pendapatan tersebut meningkat 65,5% dibanding Triwulan I Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp204,2 miliar hingga Triwulan I-2016 (22,5% dari total pendapatan dan 78,2% dari total PAD), meningkat 60,6% dibandingkan triwulan yang sama pada tahun Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Jambi. Sementara itu pendapatan dari retribusi daerah mencapai Rp2,20 miliar, mengalami penurunan 3,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,28 miliar. Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan I-2016 (dalam miliar rupiah) URAIAN APBD 2015 Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) S.D TW I-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen S.D TW IV-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen APBD 2016 S.D TW I-2016 Nominal (Rp. Miliar) PENDAPATAN 3, , , Pendapatan Asli Daerah 1, , , Pajak Daerah 1, , , Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Transfer 2, , , Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1, , , Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum 1, , , Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya Persen B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

91 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Hingga Triwulan I-2016, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp479,7 miliar atau mencapai 12,8% dari APBD 2016 (Rp3,7 triliun). Nilai realisasi tersebut relatif meningkat sebesar Rp59,4 miliar atau 14,1% dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja operasional masih menjadi yang terbesar, yaitu sebesar Rp286,3 triliun atau 59,7% dari total belanja Triwulan I-2016 (terealisasi sebesar 13,2% dari target APBD 2016) (Tabel 4.2). Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja hibah yang mencapai Rp167,7 miliar (58,6% dari belanja operasional) dan diikuti oleh belanja pegawai Rp85,7 miliar (29,9% dari belanja operasional). Kedua jenis komponen belanja tersebut merupakan belanja rutin. Terdapat lonjakan yang relatif tinggi dalam realisasi belanja modal pada Triwulan I-2016 dibanding Triwulan I-2015 (meningkat Rp35,9 miliar atau 51,8%). Alokasi belanja modal dalam APBD 2016 sebesar 29,1%, lebih tinggi dibandingkan alokasi pada APBD 2015 (22,2%). Nilai realisasi belanja modal terbesar adalah belanja jalan, irigasi dan jaringan dengan total Rp102,5 miliar (terealisasi 13,3% dari target pada APBD 2016). Belanja ini digunakan untuk membangun infrastruktur yang paling berdampak pada kehidupan masyarakat Provinsi Jambi. Secara tahunan, nilai realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan meningkat cukup tinggi sebesar 57,8% dibandingkan realisasi pada Triwulan I Dengan tingkat inflasi di Provinsi Jambi sebesar 4,99% (yoy), nilai realisasi belanja modal yang lebih tinggi tersebut mengindikasikan lebih banyaknya kuantitas pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan dibandingkan tahun lalu. Ini merupakan indikasi semakin kuatnya komitmen Pemerintah Provinsi Jambi dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang dibangun beserta sarana dan prasarananya tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 95

92 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan I-2016 (dalam miliar rupiah) URAIAN APBD 2015 Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) S.D TW I-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen S.D TW IV-2015 Nominal (Rp. Miliar) Persen APBD 2016 S.D TW I-2016 Nominal (Rp. Miliar) BELANJA 3, , , Belanja Operasi 2, , , Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Belanja Modal , Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Persen C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Realisasi pendapatan pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan I mencapai Rp651,1 miliar, meningkat 9% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp597,6 miliar) (Tabel 4.3). Peningkatan tersebut disebabkan oleh naiknya Pendapatan Pajak Dalam Negeri (9,84% yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 24,9% seiring mulai meningkatnya transaksi perekonomian masyarakat yang didorong meningkatnya harga komoditas. Sementara itu, Pajak Penghasilan tercatat meningkat sebesar Rp11,9 miliar atau tumbuh 3,7% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

93 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (Juta Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI PENDAPATAN Tw I-2015 Tw IV-2015 Tw I-2016 Pertumbuhan (yoy) Nominal (%) I Pajak Dalam Negeri 510,077 1,303, ,272 50, % PPh 319, , ,803 11, % PPN 172, , ,678 42, % PBB 6,340 51,961 1,529 (4,811) -75.9% Pendapatan BPHTB Cukai Lainnya 11,156 12,724 11, % Pengembalian Pendapatan Pajak dan Cukai II Pajak Perdagangan Internasional 10,632 28,113 13,153 2, % III Penerimaan SDA IV PNPB Lainnya 76,882 30,592 77, % V Pendapatan Hibah VI Pendapatan Bagian Laba BUMN VII Pendapatan Badan Layanan Umum - 17, VIII Pendapatan Penyesuaian 25 (4) - (25) % Total Realisasi Pendapatan 597,616 1,379, ,113 53, % Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan komposisinya, penerimaan pendapatan terbesar adalah dari pendapatan Pajak Dalam Negeri yang mencapai Rp560,27 miliar (86%) dan diikuti oleh PNPB lainnya sebesar Rp77,4 miliar (11,9%) (Grafik 4.1). Grafik 4.1. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) 2,0% 0,1% 11,9% 86,0% Pajak Dalam Negeri Penerimaan SDA Pajak Perdagangan Internasional PNPB Lainnya Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan I-2016 terealisasi sebesar Rp650,69 miliar meningkat 42,2% (yoy) dibandingkan total realisasi belanja periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel 4.4). Kenaikan angka realisasi belanja didorong oleh naiknya Belanja Modal TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 97

94 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH sebesar Rp134,9 miliar (3.840,11%) dan Belanja Barang sebesar Rp69,7 miliar (91,06% yoy) sementara Belanja Pegawai hanya naik sebesar Rp22,4 miliar (6,51% yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi dalam jutaan rupiah Nominal (%) I Belanja Pegawai 343, , ,775 22, % II Belanja Barang 76, , ,157 69, % III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan % III Belanja Bantuan Sosial 34, , (33,821) % IV Belanja Lain-Lain % V Belanja Modal 3,513 1,243, , , % Total Realisasi Belanja REALISASI BELANJA KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH Tw I-2015 Tw IV-2015 Tw I ,601 2,696, , , % Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Pertumbuhan (yoy) Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar untuk Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp365,8 miliar dengan pangsa mencapai 56,2%, relatif menurun dibandingkan pangsa pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 75%. Selanjutnya Belanja Barang menjadi belanja kedua terbesar yaitu sebesar Rp146,2 miliar, dengan pangsa yang cukup meningkat dari 16,7% pada periode yang sama tahun 2015 menjadi 22,5% pada Triwulan I (Grafik 4.3). Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) 98 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

95 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Sementara itu Belanja Modal mencapai sebesar Rp138,4 miliar dengan pangsa mencapai 21,3%, sangat jauh meningkat dibandingkan pangsa pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,8%. Peningkatan Belanja Modal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur di Provinsi Jambi, dimana infrastruktur adalah salah satu komponen utama yang berperan dalam kemajuan perekonomian. D. Keuangan Pemerintah Daerah Jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada Triwulan I adalah sebesar Rp3,39 triliun, atau turun 4,21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,54 triliun (Grafik 4.5). Penurunan simpanan terbesar utamanya disebabkan oleh turunnya simpanan deposito dari Rp1,37 triliun pada Triwulan I-2015 menjadi Rp1,04 triliun pada triwulan laporan, serta turunnya simpanan dalam bentuk tabungan dari Rp21,4 miliar pada Triwulan I-2015 menjadi Rp16,7 miliar pada triwulan laporan. Sementara itu simpanan dalam bentuk giro mengalami sedikit peningkatan dari Rp2,15 triliun pada Triwulan I-2015 menjadi Rp2,33 triliun pada triwulan laporan atau naik sebesar 8,8% (yoy). Hal ini mengindikasikan sudah berjalannya dropping anggaran dari pemerintah pusat. Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Tabungan Deposito Giro Total (LHS) (Rp triliun) (Rp triliun) Tw I Tw II-13 Tw III-13 TW IV-13 Tw I-14 Tw II-14 Tw III-14 Tw IV-14 Tw I-15 Tw II-15 Tw III-15 Tw IV-15 Tw I Sumber: LBU Bank Indonesia TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 99

96 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 BOKS 2 Kota Jambi menuju Smart City LATAR BELAKANG Kawasaan perkotaan adalah pusat pertumbuhan ekonomi dan inovasi yang menawarkan berbagai pilihan jenis usaha, lapangan pekerjaan, hiburan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan segala pilihan ini, kawasan perkotaan akan selalu menarik minat penduduk dari desa yang menginginkan kesempatan lebih baik. Inilah yang mendorong tren urbanisasi dan pertumbuhan kelas menengah. Berdasarkan data statistik tahun 2015, saat ini 59,35% penduduk Indonesia tinggal di kota. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 82,37% akan tinggal di kota pada tahun Selain menguntungkan, urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di perkotaan yang tidak ditangani dengan baik juga dapat menimbulkan ekses negatif seperti kemacetan dan polusi lingkutan. Berbagai permasalahan dan tantangan yang dapat muncul antara lain: Begitupun halnya di Kota Jambi, yang sedang mengalami perkembangan cukup pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Untuk menyediakan kondisi hidup yang layak, baik untuk generasi sekarang dan masa mendatang, kawasan perkotaan perlu didukung oleh tata kelola dan standar pelayanan 82 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

97 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 perkotaan yang baik. Selain itu, kawasan perkotaan juga harus ditata dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan jangka panjang sehingga dapat siap merespon perubahan struktur ekonomi, sosial, dan lingkungan. 2. INDIKATOR Studi Tata Kelola Ekonomi Daerah (TKED) 2011 yang dilakukan oleh Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) terhadap 245 kabupaten/kota di 19 provinsi di Indonesia dapat memberikan gambaran mengenai kualitas tata kelola ekonomi di daerah. Akses lahan, prasyarat dasar yang dibutuhkan untuk berusaha, masih dinilai bermasalah. Satu dari tiga pelaku usaha mengaku kesulitan untuk mendapatkan lahan. Waktu yang dibutuhkan pelaku usaha untuk mengurus sertifikat tanah di Jambi mencapai 10,6 minggu, lebih lama dari rata-rata sekitar 8,3 minggu. Salah satu infrastruktur mendasar yang paling penting dalam menentukan kualitas hidup adalah ketersediaan air bersih dan listrik. Berdasarkan persepsi 83 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

98 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 pelaku usaha, rata-rata air minum tidak mengalir di Indonesia bagian barat hanya 0,8 kali dalam seminggu, sementara di Indonesia timur mencapai 2 kali seminggu. Dari 11 provinsi yang disebut memiliki frekuensi aliran air berhenti lebih tinggi dari rata-rata keseluruhan, hanya Babel dan Jambi yang mewakili Indonesia bagian barat. Sementara dari sisi energi, Jambi termasuk provinsi yang sering mengalami pemadaman listrik mencapai 3,1 kali dalam seminggu, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 2,9 kali dalam seminggu. Kondisi ini diperburuk dengan relatif masih minimnya kepemilikan genset oleh para pelaku usaha. Biaya transaksi resmi mencakup pajak, retribusi, dan sumbangan pihak ketiga (SP3) yang ditetapkan melalui peraturan di daerah. Mayoritas pelaku usaha tidak merasa terhambat oleh biaya transaksi. Di Jambi, hanya 4,3% pelaku usaha yang merasa terhambat oleh biaya transaksi, baik resmi maupun tidak resmi. Meski demikian, porsi ini masih sedikit lebih tinggi dibandingkan ratarata. 84 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

99 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY SMART CITY Smart City merupakan sebuah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membuat hidup lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Inti dari konsep kota cerdas adalah memecahkan masalah dari tiga aspek utama daerah perkotaan yaitu fisik, sosial, dan ekonomi dengan menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota tersebut secara efisien dan efektif. Smarty City didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang efisien melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Pada dasarnya smart city harus menyediakan infrastruktur inti yang baik, memberikan kualitas hidup yang memadai bagi warganya, menyediakan lingkungan yang bersih, sehat dan berkelanjutan, serta pemanfaatan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Infrastruktur inti yang dimaksud adalah: Sumber air bersih Pasokan listrik yang cukup Sanitasi termasuk pengelolaan limbah pada Sistem transportasi publik yang efisien Perumahan yang terjangkau, terutama bagi masyarakat miskin Digitalisasi, infrastruktur IT, dan konektivitas yang reliable Smart City mengoptimalkan pemanfaatan teknologi beserta infrastruktur yang ada untuk menyediakan kualitas hidup yang lebih baik bagi penduduk, sekaligus menciptakan iklim yang kondusif untuk melakukan usaha berbasis pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Negara-negara di seluruh dunia telah menyepakati sekumpulan target pembangunan yang harus dicapai dalam kurun waktu 30 tahun, yaitu sejak tahun 2015 sampai dengan Target pembangunan yang dinamakan Sustainable Development Goals (SDG) itu memiliki 17 goals dengan 169 indikator dari berbagai aspek, antara lain ekonomi, sosial, dan lingkungan. Salah satu agenda yang tertuang dalam goal nomor 11 adalah Make cities inclusive, safe, resilient, and sustainable. Agenda ini diterjemahkan oleh 85 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

100 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 pemerintah Indonesia ke dalam visi pembangunan kota berkelanjutan dan berdaya saing , yaitu kota yang: Kota layak yang aman dan nyaman (lingkungan yang sehat, ramah bagi pejalan kaki, terjangkau, nyaman, berbasis kebudayaan, konektivitas tinggi) Kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana (banyak ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah dan limbah yang baik, transportasi ramah lingkungan, pasokan air bersih, energi terbarukan) Kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi (perekonomian maju, sumber daya manusia berkompetensi tinggi, pemerintahan berbasis teknologi) 4. UPAYA KOTA JAMBI MEWUJUDKAN SMART CITY Transformasi kawasan perkotaan membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan pemerintahan yang inovatif dan mampu terus belajar. Pemerintah Kota Jambi telah menggulirkan program perubahan untuk meningkatkan layanan publik dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan seluruh stakeholder 86 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

101 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 dalam merumuskan dan melaksanakan berbagai kebijakan kota. Hal-hal yang telah dilakukan pemerintah Kota Jambi untuk mendorong pembangunan infrastruktur, mengembangkan perekonomian, dan green living antara lain: Program Kampung Bantar (bersih, aman, dan pintar). Program yang diimplementasikan pada tahun 2015 ini bertujuan untuk meningkatkan semangat bekerja sama dan gotong royong, mempercepat pengembangan infrastruktur, mengurangi kesenjangan antar RT, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program yang digulirkan di RT ini mendorong masyarakat untuk bersaing dalam mempromosikan kebersihan, keamanan, dan pendidikan dalam tatanan lokal serta menciptakan kawasan hijau bagi masyarakat. Pemenang Kampung Bantar akan mendapatkan bantuan finansial untuk memperbaiki kondisi infrastruktur lingkungannya. Program Bangkit Berdaya (Bangun Kecamatan Secara Intensif dan Terpadu, Secara Swadaya). Program ini mendorong pembangunan infrastruktur melalui kemandirian daerah. Pemerintah kota hanya menyediakan material konstruksi yang dibutuhkan, sementara pembangunan dilakukan swadaya oleh penduduk setempat secara gotong-royong. Program ini telah menghasilkan banyak hasil yang positif, antara lain: o Pengurangan biaya pembangunan hingga 45%. o Pekerjaan dapat lebih cepat dengan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. o meningkatkan rasa kepemilikan oleh masyarakat setempat. Program Kampung Iklim. Kampung iklim dipersiapkan untuk merespon perubahan iklim dengan adaptasi dan mitigasi lokal, antara lain melalui pengelolaan sampah, pengelolaan air, pengurangan pencemaran lingkungan, dan penggunaan sumber energi alternatif. Kota Jambi akan membuat 10 (sepuluh) Kampung Iklim hingga tahun Kota Jambi mendorong pembentukan bank sampah di seluruh kelurahan dan sekolah tingkat menengah dan atas. Saat ini Kota Jambi memiliki 49 bank sampah aktif dan satu bank sampah utama yang berkontribusi terhadap 5% dari pengurangan sampah kota. Bank Sampah adalah organisasi yang didirikan oleh masyarakat untuk mengurangi sampah sambil memberikan penghasilan tambahan bagi rumah tangga. 87 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

102 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 Kota Jambi juga memiliki kebijakan pelestarian lingkungan lokal seperti pengelolaan sumber air (dengan melarang pembuatan sumur dalam), program sejuta Bio Pori (meningkatkan penyerapan air oleh tanah, mengubah sampah menjadi kompos dan pupuk organik), program Sejuta Pohon (menanam pohon melalui kerjasama dengan swasta), dan program membangun sejuta taman untuk mencapai target 11% Ruang Terbuka Hijau (RTH). Meningkatkan layanan kesehatan yang fokus pada masyarakat miskin, antara lain: o Asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin o Puskesmas yang buka 24 jam sebanyak 20 unit dengan sistem kesehatan online o Dukungan untuk Unit Pelayanan Terpadu dengan memberikan insentif pada sukarelawan tenaga kesehatan Dari 3 pilar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pendukung smart city yaitu: konektivitas, konten, dan komunitas, pengembangan smart city di Kota Jambi saat ini baru menyentuh pilar konektivitas. Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan Kota Jambi di bidang TIK antara lain: o Pemasangan lampu jalan pintar o Pelaporan keluhan masyarakat melalui Whatsapp. o E-Planning untuk mengumpulkan dan memonitor usulan masyarakat secara bottom up pada saat Musrenbang tahunan. o Sistem pembayaran pajak online untuk mengurangi waktu antrian, yang meningkatkan pendapatan daerah. o Sistem pengadaan online o Sistem pendaftaran pendidikan online o Pembangunan taman di berbagai sudut kota dengan akses Wi-Fi gratis. o Pembangunan pedestrian yang nyaman bagi para pejalan kaki. Untuk rencana berikutnya, Kota Jambi telah membuat roadmap pembangunan smart city sebagai berikut. Namun sebelum itu, Kota Jambi akan mempersiapkan infrastruktur jaringan internet terlebih dahulu melalui kolaborasi dengan penyedia jasa internet untuk meningkatkan konektivitas. 88 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

103 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY KERJASAMA DAN KOLABORASI INTERNASIONAL Sebagai salah satu upaya mewujudkan Smart City, pemerintah Kota Jambi juga terus aktif belajar salah satunya dengan menjadi anggota United Cities and Local Governments (UCLG) regional Asia Pasifik, sebuah lembaga internasional beranggotakan pemerintah daerah dan kota-kota di seluruh dunia yang bekerja sama dan bertukar pikiran dalam rangka memecahkan permasalahan dalam tata kelola kawasan perkotaan. UCLG adalah satusatunya organisasi pemerintah daerah yang diakui oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Pada bulan Mei 2016, UCLG-Aspac melaksanakan Smart City Summit di New Delhi, India. Pada kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, para walikota, ahli perkotaan, dan organisasi donor dari berbagai belahan dunia saling berdiskusi dengan sejumlah topik, antara lain Accelerating the Pace of Urban Rejuvenation - Building Efficient Urban Infrastructure, Leveraging Technology for Smart Cities, Innovative Urban Governance and Empowered City Leadership - A Requisite for Urban Transformation, Moving in Cities with Ease and Comfort, Rural Urban Continuum The Inclusive Future, Sustainable Urban Management, dan Clean Cities. Di akhir kegiatan, 89 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

104 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 mereka menandatangani deklarasi bersama untuk membuat kota yang inklusif, dikelola dengan baik, cerdas, dan berkelanjutan sebagai berikut. Berkomitmen untuk membangun smart city melalui inovasi, perbaikan manajemen, teknologi mutakhir, reformasi kelembagaan, dan langkahlangkah lain menuju pemanfaatan sumber daya berkelanjutan dengan mengadopsi prinsip good governance yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Fokus pada pembangunan yang berorientasi pada masyarakat, memastikan bahwa kearifan lokal, budaya, dan norma umum telah dimasukkan dalam perencanaan dan investasi dilakukan kepada sumber daya manusia, khususnya kaum muda. Membangun kota secara inklusif dengan fokus pada keterlibatan masyarakat, terpadu, perencanaan yang terkoordinasi, dan memperhatikan kaum termarjinalkan termasuk perempuan, anak-anak, orang berkebutuhan khusus, dan orang tua. Pembangunan berkelanjutan dengan menyediakan lingkungan yang layak ditinggali dan terjangkau, sistem transportasi terintegrasi, bangunan hemat energi, pemanfaatan sumber daya air yang optimal, dan mendorong upaya mengurangi sampah dan limbah. Pengembangan kota melalui visi, perencanaan jangka panjang, dan memitigasi efek perubahan iklim, mempromosikan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kesiapan menghadapi bencana alam di masa depan Meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan tingkat kebahagiaan dalam pengembangan kota-kota di Asia Tenggara melalui kolaborasi dan pertukaran informasi antar pemerintah daerah di tingkat nasional, regional, dan global. Pengembangan kawasan perkotaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta yang adil dan saling menguntungkan dalam penyediaan layanan infrastruktur publik. Pembangunan akan memperhatikan aspek budaya melalui upaya menjaga peninggalan sejarah serta warisan kota di masa lalu serta mengintegrasikannya dengan pengembangan kawasan perkotaan secara luas. 90 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

105 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 Meningkatkan kapasitas koordinasi kelembagaan dan sektoral melalui pengembangan sumber daya manusia, baik di tingkat administrasi maupun pimpinan lembaga. Kemauan politik para pengambil kebijakan yang murni ingin melakukan pembangunan berorientasi pada manusia dan kota. Mengumpulkan dan berbagi data terkait kinerja pemerintah untuk mendorong partisipasi publik yang lebih besar, baik dalam pengembangan infrastruktur, meningkatkan layanan, tata kelola pemerintah, perencanaan, dan pengambilan kebijakan. 6. REKOMENDASI a. Meningkatkan partisipasi warga dalam mengelola kawasan perkotaan. Seringkali pemerintah kota memiliki keterbatasan sumber daya melakukan pengelolaan. Dengan perkembangan teknologi perangkat seluler, sosial media, dan konektivitas internet, masyarakat kini lebih aware dengan perkembangan lingkungan dan lebih vokal menyuarakan aspirasinya. Tren ini perlu digarap oleh pemerintah kota dalam memperoleh input permasalahan dan solusi sekaligus menjadi alat monitoring proyek-proyek pembangunan yang sedang dilakukan. b. Membuka data untuk transparansi dan meningkatkan kualitas layanan. Membuka data akan mendorong transparansi di seluruh sistem, mendorong partisipasi warga dalam pemerintahan, dan memastikan efektivitas terlaksananya sebuah proyek. Selain itu, data yang terbuka akan menjadi pemicu munculnya berbagai layanan inovatif yang memiliki nilai komersial maupun sosial. c. Melibatkan peran swasta. Sektor swasta memiliki dalam hal inovasi dan efisiensi, dua modal utama yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi sebuah kota pintar dan berkelanjutan. Dari perusahaan start-up hingga pemain besar skala global, dengan kekayaan pengetahuan dan sumber daya, dapat dirangkul oleh pemerintah daerah untuk menghasilkan berbagai solusi kreatif. Model Public-Private Partnership (PPP) telah menjadi pilihan utama untuk mengembangkan proyek-proyek kota pintar dan berkelanjutan di seluruh dunia. d. Menggali sumber pembiayaan inovatif. Untuk kebutuhan tertentu, tergantung pada sifat dari investasi yang dibutuhkan, kota mungkin dapat 91 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

106 BOKS 2. KOTA JAMBI MENUJU SMART CITY 2018 memanfaatkan beberapa sumber pendanaan lainnya. Sebagai contoh, proyek Smart City yang fokus pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dapat mengakses Green Climate Fund (GCF) dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Proyek smart city juga dapat dibiayai menggunakan dana CSR perusahaan atau crowdfunding. e. Pembentukan lembaga khusus yang terpadu. Pembangunan Smart City merupakan proyek skala besar yang melibatkan berbagai instansi lintas sektor. Sementara instansi-instansi dalam birokrasi pemerintah kota dibentuk hanya untuk memenuhi misi tertentu. Dengan demikian, banyak pemerintah kota menemui kesulitan saat harus melakukan koordinasi antar instansi. Agar lebih efektif, pemerintah kota dapat membentuk sebuah badan khusus yang akan bekerja sama dengan pejabat kota dan pembuat kebijakan, dalam rangka memastikan bahwa strategi kota dan target perencanaan kota benar-benar selaras dengan keseluruhan visi Smart CIty. Lembaga ini akan mampu mendorong kolaborasi aktif dan dapat berfungsi sebagai layanan satu pintu untuk semua pemangku kepentingan. f. Meningkatkan komunikasi untuk menghasilkan kemitraan dan keterlibatan dengan para stakeholder dalam mewujudkan proyek smart city. Pemerintah daerah perlu melakukan diskusi-diskusi kecil secara konsisten dengan masyarakat untuk membangun awareness dan keterlibatan serta menangkap aspirasi mereka. 92 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jambi I Triwulan I-2016

107 BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada bulan Februari 2016, jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi mengalami peningkatan 3,8 ribu orang menjadi 1,70 juta orang dibandingkan Februari 2015 (1,69 juta orang). Namun, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan laporan (3,42%, yoy) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2015 (5,90%, yoy) menyebabkan jumlah penduduk bekerja mengalami penurunan dari 1,65 juta orang di bulan Februari 2015 menjadi 1,62 juta orang di bulan Februari Sejalan dengan hal tersebut jumlah pengangguran mengalami peningkatan dari 46,2 ribu orang pada Februari 2015 menjadi 79,0 ribu orang pada Februari 2016 sehingga tingkat pengangguran terbuka naik tajam menjadi 4,66% dari sebelumnya 2,73%. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan 127 bps yaitu dari 95,72 pada triwulan IV-2015 menjadi 96,93 pada triwulan laporan sejalan dengan peningkatan NTP pada sub sektor perkebunan rakyat (4,24%) dan perikanan (0,81%) yang disebabkan oleh kenaikan harga jual Tandan Buah Segar (TBS) dan harga bahan olahan karet yang sedikit mengalami kenaikan. Sementara itu, penyaluran raskin selama triwulan I-2016 mengalami peningkatan sebesar 124,57% (yoy) dengan total raskin yang disalurkan mencapai ton. A. KETENAGAKERJAAN DAERAH Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, angkatan kerja pada Februari 2016 adalah sebesar 1,70 juta orang atau bertambah 3,8 ribu jiwa dibandingkan Februari 2015 dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 68,53%. Namun demikian, seiring dengan masih melemahnya kondisi perekonomian dan melambatnya pertumbuhan di provinsi Jambi, meningkatnya jumlah angkatan kerja tersebut diikuti oleh menurunnya jumlah pekerja bekerja sebanyak 29,20 ribu orang dan meningkatnya pengangguran sebanyak 32,80 ribu orang sehingga tingkat pengangguran terbuka meningkat tajam dari sebelumnya 93

108 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN sebesar 2,73% pada Februari 2015 menjadi 4,66% pada Februari Hal ini sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan Kantor Perwakilan Provinsi Jambi bahwa sebagian besar responden menyatakan terdapat penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh pengunduran diri dan pensiun karyawan meskipun sebagian lainnya menyatakan bahwa tingkat tenaga kerja di triwulan I relatif tetap dibandingkan tahun sebelumnya. KEGIATAN UTAMA FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI 1 Angkatan Kerja 1.570, , , , ,2 - Bekerja 1.531, , , , ,0 - Penganggur 39,3 79,8 46,2 70,3 79,0 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 66,51 65,59 69,92 66,14 68,53 3 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 2,50 5,08 2,73 4,34 4,66 4 Pekerja penuh 840,5 812,6 932,6 893,5 908,6 5 Pekerja tidak penuh 690,6 678,4 713,6 656,9 708,4 Setengah penganggur 164,3 143,6 191,5 155,9 208,6 Paruh waktu 526,3 534,8 522,1 501,0 499,8 Sumber: BPS Provinsi Jambi Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja (ribu orang) Jumlah pekerja penuh mengalami penurunan menjadi 908,6 ribu orang pada Februari 2016 dari sebelumnya 932,6 ribu orang pada Februari Pekerja tidak penuh juga menurun dari 713,6 ribu orang pada Februari 2015 menjadi 708,4 ribu orang pada Februari Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja di provinsi Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai sumber utama pertumbuhan perekonomian Jambi. Penyerapan tenaga kerja pada sektor ini mencapai 760,6 ribu orang (47,09%), namun sedikit menurun bila dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu yang mampu menyerap sebanyak 821,1 ribu orang (49,88%), sejalan dengan melambatnya aktivitas ekonomi dan kinerja pertumbuhan pada sektor pertanian. Penurunan jumlah tenaga kerja pada triwulan laporan selain didominasi oleh sektor pertanian juga berasal dari penurunan tajam tenaga kerja sektor industri yang mencapai 36,74% yaitu dari 90,1 ribu orang pada Februari 2015 menjadi 57,0 ribu orang pada Februari Berdasarkan hasil liaison penurunan tenaga kerja terutama terjadi akibat keterbatasan produksi karet yang turut TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 94

109 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN mempengaruhi ketersediaan bahan baku karet pada industri pengolahan crumb rubber disebabkan karena masih terbatasnya pasokan bahan produksi untuk kegiatan proses bisnis dan melambatnya kinerja sektor industri pengolahan yang akhirnya berdampak pada efisiensi berupa pengurangan jumlah pekerja. Sementara sektor perdagangan menyerap tenaga kerja sebanyak 283,5 ribu orang (17,55%) sejalan dengan pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada triwulan I-2016 yang mampu tumbuh 0,02% (qtq) atau 3,28% (yoy) dan memberikan kontribusi pertumbuhan 0,31% atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 (yoy). Terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja sektor perdagangan pada Februari 2016 dibandingkan Februari tahun lalu sebesar 2,53%.Peningkatan pekerja sektor ini diduga disebabkan oleh mulai dibukanya beberapa pusat perdagangan baru (Supermarket dan Departement Store) di provinsi Jambi. Selanjutnya kontribusi lapangan kerja terbesar di provinsi Jambi adalah sektor Jasa Kemasyarakatan yang mencapai 281,5 ribu orang (17,43%). Selain sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor yang mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja adalah sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi serta sektor Jasa Kemasyarakatan. Kenaikan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi disebabkan oleh adanya peralihan pekerja sektor pertanian ke sektor transportasi seperti tukang ojek serta meningkatnya jumlah angkutan taksi seiring mulai aktifnya Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi sejak akhir triwulan IV-2015, yang berdampak terhadap berkembangnya arus moda transportasi. Sementara munculnya aktivitas perdagangan baru juga berimbas terhadap aktivitas pergudangan di provinsi Jambi. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 95

110 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.2 Pekerja Berdasarkan Sektor Usaha (ribu orang) Lapangan Pekerjaaan Utama FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI Pertanian 755,6 736,2 821,1 819,5 760,6 Industri 44,0 52,5 90,1 62,0 57,0 Konstruksi 54,3 61,8 82,1 65,0 83,3 Perdagangan 287,2 251,8 276,5 261,6 283,5 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 54,5 55,5 55,1 55,0 75,0 Keuangan 37,3 25,4 19,2 21,3 25,5 Jasa Kemasyarakatan 272,5 269,6 250,5 236,8 281,5 Lainnya ***) 25,6 38,2 51,6 29,1 50,8 TOTAL 1.531, , , , ,2 Sumber: BPS Provinsi Jambi ***) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: sektor pertambangan, listrik, gas dan air Berdasarkan status pekerjaan utama, sebagian besar pekerja bekerja sebagai buruh/karyawan yaitu sebanyak 612,4 ribu orang, menurun dibandingkan Februari 2015 sebesar 662,7 ribu orang, dengan pangsa sebesar 37,87%. Pekerja dengan berusaha sendiri sebanyak 329,7 ribu orang (20,4%), pekerja berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 260,1 ribu orang (16,01%) dan pekerja keluarga/tak dibayar sebanyak 232,2 ribu orang (14,4%). Tabel 5.3 Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) Lapangan Pekerjaaan Utama FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI A Pekerja Formal 1 Berusaha dibantu buruh tetap 75,1 61,9 69,8 61,2 64,4 2 Buruh / karyawan 541,7 496,3 662,7 579,9 612,4 Total Pekerja Formal 616,8 558,2 732,5 641,1 676,8 B Pekerja Informal 1 Berusaha Sendiri 338,3 319,9 329,3 324,4 329,7 2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 241,3 263,2 231,5 223,9 260,1 3 Pekerja bebas 78,2 99,3 99,1 130,4 118,4 4 Pekerja keluarga / tak dibayar 256,4 250,5 253,7 230,6 232,2 Total Pekerja Informal 914,2 932,9 913,6 909,3 940,4 TOTAL 1.531, , , , ,2 Menurunnya jumlah pekerja di bulan laporan utamanya disebabkan oleh menurunnya pekerja dengan status buruh/karyawan pada sektor formal seiring berkurangnya pekerja pada sektor pertanian dan sektor industri akibat dampak adanya efisiensi yang dilakukan pihak perusahaan sejalan dengan melambatnya kinerja kedua sektor tersebut. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 96

111 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Sementara pada sektor informal khususnya pekerja berusaha dibantu buruh tidak tetap dan pekerja bebas mengalami peningkatan yang relatif besar, yang juga tercermin pada meningkatnya jumlah pekerja sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan pada triwulan laporan. Menurunnya jumlah pekerja khususnya pekerja sektor formal di sektor utama pertumbuhan provinsi Jambi seperti sektor industri dan sektor pertanian, merupakan dampak dari perlambatan ekonomi yang terjadi di provinsi Jambi. Komposisi angkatan kerja yang sebagian melakukan peralihan pekerjaan dari sektor formal yang cenderung lebih produktif ke sektor informal yang jauh lebih rendah dari sisi penciptaan output dan nilai tambah serta dari sisi penghasilan membawa implikasi negatif bagi pertumbuhan provinsi jambi dan juga kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan tidak akan optimal karena ditopang oleh sektor informal. Tingkat pendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor informal tersebut juga cenderung lebih rendah sehingga akhirnya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. B. KESEJAHTERAAN PETANI Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan Maret 2016, NTP sebesar 96,93 atau naik 127 bps dibandingkan Des 2015 (tabel 5.3.). 7 Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (2,39%) lebih besar dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (1,11%) seiring dengan cukup terjaganya tingkat inflasi pada triwulan I Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 97

112 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100) KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK Des Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar PERUBAHAN (%) (Des ke Mar 2016 ) 1 Tanaman Pangan a Indeks Diterima Petani 114,47 119,52 115,57 119,39 124,88 123,42 124,06 124,28-0,48 b Indeks Dibayar Petani 120,87 117,50 120,07 121,18 122,83 122,92 122,92 124,47 1,34 Nilai Tukar Petani (NTP-P) 94,71 101,72 99,26 98,52 101,67 100,41 100,93 99,85-1,79 2 Hortikultura a Indeks Diterima Petani 113,11 108,73 110,57 114,29 116,76 115,71 114,62 115,36-1,20 b Indeks Dibayar Petani 120,18 117,21 119,50 120,47 121,87 121,63 121,71 122,77 0,74 Nilai Tukar Petani (NTP-H) 94,11 92,76 92,53 94,87 95,81 95,13 94,17 93,96-1,92 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Diterima Petani 113,29 109,04 114,30 109,59 112,50 114,50 115,87 118,64 5,46 b Indeks Dibayar Petani 121,10 117,36 119,64 120,87 122,23 122,34 122,51 123,66 1,17 Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 94,31 92,91 95,54 90,67 92,04 93,59 94,58 95,94 4,24 4 Peternakan a Indeks Diterima Petani 112,92 113,86 116,02 119,86 117,35 117,89 117,52 117,82 0,40 b Indeks Dibayar Petani 115,11 113,51 115,45 116,32 117,58 117,97 118,20 119,10 1,29 Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 98,10 100,31 100,50 103,05 99,80 99,93 99,42 98,93-0,88 5 Perikanan a Indeks Diterima Petani 118,18 117,40 119,06 120,31 120,41 120,57 120,99 121,24 0,69 b Indeks Dibayar Petani 118,78 116,74 118,65 119,88 120,73 119,70 119,94 120,58-0,12 Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 99,50 100,56 100,35 100,36 99,73 100,73 100,88 100,55 0,81 PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) 113,57 111,86 114,38 113,94 116,34 116,99 117,56 119,12 2,39 b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 119,47 116,76 119,03 120,15 121,54 121,60 121,73 122,89 1,11 c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 95,06 95,81 96,09 94,83 95,72 96,21 96,57 96,93 1,27 Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) Kenaikan NTP di bulan Maret 2016 didorong kenaikan NTP petani tanaman perkebunan rakyat serta perikanan. Sedangkan NTP petani tanaman pangan, hortikultura dan peternak mengalami penurunan. NTP perkebunan rakyat meningkat menjadi 95,94 dibandingkan triwulan sebelumnya 92,04. Kenaikan NTP ini disebakan oleh harga jual TBS dan Karet yang mulai sedikit membaik di bulan Februari dan Maret Sedikit membaiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit didorong oleh faktor keterbatasan produksi yang disebabkan oleh dampak lanjutan kabut asap pada tahun Sementara harga karet sedikit membaik seiring skema pembatasan kuota ekspor karet yang disepakati (Agreed Export Tonnage Scheme) yang mampu sedikit mendongkrak harga karet dunia. NTP perikanan mengalami kenaikan menjadi 100,55 dibandingkan triwulan sebelumnya (99,73). Kenaikan NTP Perikanan selama triwulan laporan sejalan TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 98

113 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN dengan inflasi pada beberapa komoditas ikan diantaranya gabus, nila, patin dan lele mengalami inflasi pada triwulan I Selain itu terjadi penurunan biaya produksi seiring dengan turunnya harga bahan bakar solar pada triwulan I Nilai tukar petani tanaman pangan berupa padi dan palawija menurun menjadi 99,85 dibandingkan triwulan sebelumnya 101,67 disebabkan indeks yang dibayar petani lebih besar dibandingkan dengan indeks yang diterima petani, khususnya pada petani di sektor tanaman padi. Penurunan tersebut didorong oleh kurang baiknya kondisi musim saat triwulan laporan dimana lahan pertanian yang telah memasuki masa panen dihantam banjir sehingga mempengaruhi produktivitas dan pendapatan petani tanaman pangan. Nilai tukar petani hortikultura menurun menjadi 93,96 dari 95,81 pada triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh menurunnya indeks yang diterima oleh petani tanaman sayur-sayuran, buah-buahan dan obat-obatan. Penurunan tersebut didominasi oleh penurunan harga cabai merah yang pada Desember 2015 sebesar Rp44.111/kg menurun menjadi Rp38.754/kg. Penurunan cabai merah tersebut disebabkan persediaan pasokan yang melimpah masuk dari luar provinsi Jambi. Nilai tukar petani peternak juga mengalami penurunan menjadi 98,93 dibandingkan sebelumnya 99,80. Penurunan tersebut karena indeks yang yang dibayar petani mengalami kenaikan yang jauh lebih tinggi (1,29%) dibandingkan indeks yang diterima petani (0,40%) akibat naiknya beberapa input produksi. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui BULOG dalam hal penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar ton, meningkat 124,57% (yoy) bila dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (4.154 ton) (Grafik 5.1). Secara TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 99

114 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN umum penyaluran raskin triwulan laporan relatif lebih baik dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Namun sesuai pola historisnya, penyaluran raskin pada triwulan I-2016 relatif lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada awal tahun masing-masing pemerintah kabupaten/kota masih menyusun juknis penyaluran raskin. Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Ribu ton Pertumbuhan Raskin (% yoy) 14,3 500,00 400, ,7 2,6 4,2 8,5 7,3 9,3 300,00 200,00 100,00 - (100,00) - TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I (200,00) Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 100

115 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 diperkirakan berada pada kisaran 3,71% - 4,21%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2016 (3,42%,yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan akan berada pada kisaran 4,06% - 4,56%, sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 (4,21%). Berdasarkan sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 akan disumbangkan oleh sektor pertambangan dan penggalian seiring dimulainya penambangan ladang gas baru di Jambi. Sektor lain yang diperkirakan berkontribusi pada triwulan mendatang adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor transportasi dan pergudangan. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan II Inflasi Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 diperkirakan berada pada kisaran 2,96% - 3,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya (4,99%). Penurunan inflasi pada triwulan II-2016 utamanya disebabkan penurunan harga komoditas kelompok administered price dan proyeksi kestabilan harga bahan makanan. Sampai dengan bulan April 2016, inflasi year to date tercatat -0,56%. Secara tahunan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memproyeksikan inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2016 akan berada pada kisaran 4,05%-4,55% dan berada dalam target inflasi nasional 2016 pada kisaran 4 ±1%. 101

116 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain anomali cuaca yang mengganggu produksi dan rencana pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke VA. Namun demikian, masih berlanjutnya penurunan harga komoditas karet dapat menahan laju konsumsi masyarakat terutama petani karet dan dapat mengurangi tekanan inflasi selama bulan puasa. A. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 diperkirakan berada pada kisaran 3,71% - 4,21%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2016 (3,42%,yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan akan berada pada kisaran 4,06% - 4,56%, sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 (4,21%). Berdasarkan sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 akan disumbangkan oleh sektor pertambangan dan penggalian seiring dimulainya penambangan ladang gas baru di Jambi. Sektor lain yang diperkirakan berkontribusi pada triwulan mendatang adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang diindikasikan dari meningkatnya harga kelapa sawit dan masa panen raya padi yang masih berlangsung pada awal dan pertengahan triwulan laporan. Sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga diperkirakan tumbuh sebagai dampak tidak langsung membaiknya kinerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan (kelapa sawit) yang dapat mendorong aktivitas perdagangan. Disamping itu, proyeksi kenaikan konsumsi seiring pembayaran THR bagi karyawan dan PNS (gaji ke-14) diperkirakan turut mendorong aktivitas perdagangan selama puasa dan menjelang lebaran. Sektor lain yang diperkirakan tumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian Jambi adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor transportasi dan pergudangan. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan II-2016 seiring pertumbuhan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Kenaikan konsumsi 102 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

117 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH juga didorong oleh pembagian THR untuk karyawan dan PNS (gaji ke-14) selama bulan Juni 2016 (bulan puasa dan menjelang lebaran). Konsumsi pemerintah juga diperkirakan mengalami tren kenaikan seiring realisasi belanja pemerintah pusat dan provinsi yang cukup baik pada triwulan laporan. Ekspor diperkirakan sedikit membaik sejalan dengan membaiknya kinerja sub sektor pertambangan gas dan masih berlanjutnya tren kenaikan ekspor pulp and paper. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan I-2016 menunjukkan optimisme pelaku usaha dalam memandang perekonomian pada triwulan mendatang yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) positif sebesar 6,64%. Pelaku sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa serta sektor listrik dan air minum memandang optimis perekonomian pada triwulan mendatang yang tercermin dari nilai SBT positif (Tabel 6.1). Namun demikian, hasil sebaliknya terjadi pada sektor pertanian, industri pengolahan dan jasa keuangan dimana pelaku usaha di sektor tersebut memandang pesimis pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) negatif pada sektor-sektor tersebut. Sementara pelaku usaha pertambangan dan penggalian serta bangunan memandang kondisi perekonomian pada triwulan mendatang relatif sama dibandingkan triwulan laporan. Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 103

118 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Risiko perlambatan konsumsi terindikasi dari hasil Survei Konsumen (SK) Jambi bulan April 2016 yang menunjukkan pesimisme konsumen selama bulan April 2016 (Indeks Keyakinan Konsumen: 98,8). Konsumen memandang pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini yang tercermin dalam dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yaitu 82,3. Namun demikian, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat positif sebesar 115,3 yang menunjukkan optimisme konsumen terhadap perbaikan ekonomi di triwulan mendatang.. B. Proyeksi Inflasi Inflasi Provinsi Jambi pada triwulan II-2016 diperkirakan berada pada kisaran 2,96% - 3,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya (4,98%). Penurunan inflasi pada triwulan II-2016 utamanya disebabkan penurunan harga komoditas kelompok administered price seperti bensin dan solar pada bulan April 2016 dan tarif tenaga listrik pada bulan April dan Mei Penurunan inflasi juga diperkirakan dipengaruhi oleh kestabilan harga cabai merah dan beras seiring pasokan yang cukup pasca panen raya. Program pemerintah daerah dalam menyambut bulan puasa dan lebaran seperti operasi pasar beras, daging, pasar murah dan panen cabai kelompok binaan SKPD juga diperkirakan dapat mengurangi tekanan inflasi pada triwulan mendatang. Sampai dengan bulan April 2016, inflasi year to date tercatat -0,56%. Secara tahunan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memproyeksikan inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2016 akan berada pada kisaran 4,05%-4,55% dan berada dalam target inflasi nasional 2016 pada kisaran 4±1%. 104 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

119 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d serta Perkiraan Mei s.d Juni 2016 Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d serta Perkiraan Mei s.d Juni 2016 Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain anomali cuaca seperti hujan angin dan banjir yang dapat mengganggu produksi tanaman bahan makanan, sayuran dan hasil budidaya/tangkapan ikan. Selain itu, rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi listrik dengan mengalihkan pelanggan listrik 900 VA ke VA dapat berpotensi meningkatkan inflasi. Namun demikian, masih berlanjutnya penurunan harga komoditas karet dapat menahan laju konsumsi masyarakat terutama petani karet dan dapat mengurangi tekanan inflasi selama bulan puasa. TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 105

120 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH C. Rekomendasi Kebijakan Menyikapi kondisi ekonomi dan inflasi terkini serta potensi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi, Pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal berikut: Akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah: 1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui: a) Percepatan realisasi anggaran modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, saluran irigasi dan pelabuhan) dalam rangka mendorong konektivitas dan perdagangan antar daerah. b) Pemerintah perlu memperhatikan rantai nilai (value chain) sektor-sektor unggulan yang belum dikembangkan secara optimal seperti sub sektor pertambangan batu bara dalam hal penciptaan sumber pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara dan sub sektor perkebunan pinang dalam hal pengembangan jaringan pemasaran ke industri pengolahan/hilir. c) Meningkatkan investasi swasta di Provinsi Jambi dengan cara: 1. Pemetaan dan promosi potensi investasi di Provinsi Jambi di tingkat nasional maupun internasional. 2. Peraturan daerah (Perda) yang bersifat insentif bagi penanaman modal di Provinsi Jambi seperti: kemudahan izin, relaksasi pajak daerah bagi investor dan pembuatan Perda RTRW untuk industri. 3. Insentif bagi calon investor yang membangun industri hulu penunjang komoditas unggulan di Jambi. 4. Pemerintah perlu memonitor komitmen investasi swasta dan memberikan bantuan/pendampingan apabila terjadi masalah. d) Optimalisasi peranan SMK dalam pengembangan perekonomian melalui peningkatan kompetensi guru, penambahan jurusan/jenis keahlian, pengembangan jiwa entrepreneurship lulusan dan program pemerintah yang bersifat insentif untuk lulusan SMK yang mengembangkan usaha. Hal ini mengingat pengangguran lulusan SMK yang terus bertambah setiap tahunnya. 106 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

121 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 2. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui. a) Program revitalisasi/replanting tanaman kelapa sawit dan karet rakyat; b) Program edukasi kepada petani dalam rangka pemanfaatan tanaman dan lahan serta penggunaan teknologi tepat guna; c) Menggalakkan penertiban praktek karet kotor; d) Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri pengolahan untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat; e) Sosialisasi dan penguatan kelembagaan pasar komoditas (pasar lelang spot dan forward untuk tanaman perkebunan dan pasar agribisnis untuk tanaman hortikultura) f) Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya yang mudah diakses sampai ke level petani. g) Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti, penunjang, dan industri terkait lainnya dengan memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan; Menyikapi pengendalian inflasi: Pemerintah perlu memperhatikan proyeksi penurunan inflasi selama triwulan mendatang serta potensi risiko yang perlu diwaspadai dengan: 1. Mitigasi risiko inflasi hingga akhir tahun 2016 dan tahun mendatang melalui program kerja dan alokasi anggaran yang tepat sasaran. 2. Pemanfaatan forum TPID sebagai tempat untuk mematangkan konsep dan koordinasi pelaksanaan program kerja pengendalian inflasi antar SKPD. 3. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID Kabupaten/Kota se-provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi melalui: a) Pembentukan roadmap/blue print pengendalian inflasi jangka panjang di seluruh Kabupaten/Kota; b) Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap Kabupaten/Kota; TRIWULAN I-2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 107

122 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH c) Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi untuk memantau arus barang yang masuk dan keluar Jambi sebagai modal untuk penyusunan peta surplus/defisit Provinsi Jambi; d) Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar lelang forward, resi gudang dll. e) Percepatan kerjasama antar daerah melalui SKPD terkait dalam rangka pemenuhan stok bahan makanan. 108 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2016

123

124 INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA JAMBI DAN BUNGO TAHUN DASAR 2012 = 100

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Agustus 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi NOVEMBER 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta Triwulan I 2016 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN II 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2009 2010 2011 2012 Pertumb Trw IV Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw. I Tw.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL NOVEMBER 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci