KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi

2 Halaman ini sengaja dikosongkan

3 K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan IV2009 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Bank Indonesia Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun stakeholers eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam menetapkan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan IV2009 masih menunjukkan pertumbuhan namun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III2009. Dari sisi harga, laju inflasi Kota Jambi (yoy) mengalami penurunan selama periode triwulan laporan. Perkembangan perbankan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun kredit menunjukkan kinerja yang memuaskan. Terakselerasinya pertumbuhan penghimpunan DPK pada triwulan laporan menyebabkan melonggarnya likuiditas perbankan. Kinerja perbankan yang baik ini terlihat dari cukup tingginya Loan to deposits ratio (LDR) perbankan yaitu 84,08%. Kualitas kredit yang diberikan pun menunjukkan perbaikan, ditunjukkan oleh menurunnya angka Non Performing Loan (NPL). Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi di tahun depan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga. Dalam penyusunan KER triwulan IV2009 ini, kami banyak memperoleh support dari dinasdinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Januari 2009

4 Halaman ini sengaja dikosongkan

5 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional... 5 A. Umum... 5 B. PDRB Sisi Produksi... 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran Boks 1 : Menata dan Memperkuat Perbankan Indonesia, Menyongsong Pemulihan Ekonomi Dunia BAB II. Perkembangan HargaHarga A. Kajian Umum B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Boks 2 : Inflasi Kota Jambi dan Proyeksi Inflasi Tahun 2010 BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah A. Perkembangan Kelembagaan B. Bank Umum C. Bank Perkreditan Rakyat BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Pendapatan Tahun B. Anggaran Belanja Tahun C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah D. Keuangan Pemerintah Daearah BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai BAB VI Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan A. Keternagakerjaan Daerah B. Kesejahteraan C. Kemiskinanan BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi Lampiran Daftar Istilah i

6 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Triwulanan (qtq) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) Tahunan (yoy) serta tahunan Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan I Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum Provinsi Jambi Komposisi Pendapatan Bunga Bank Umum Provinsi Jambi Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi RTGS Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 81 ii

7 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (qtq) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun Luas Tanam Sektor Tabama triwulan III Tahun Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan IV Tahun Luas Panen Sektor Tabama Trwulan III Tahun Luas Panen Sektor Tabama Triwulan IV Tahun Perkembangan harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) Pertumbuhan Indikator Produksi Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%) Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Pertumbuhan Indeks terima dan Indeks Bayar Petani Distribusi Jenis Pupuk Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) Volume Penjualan Minyak Bakar dan Minyak Diesel Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri Perkembangan Total Pemakaian Listrik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen Perkembangan Kredit KPR Perkembangan Kredit Ruko/Rukan PDRB Sub Sektor Angkutan Udara Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Perkembangan Total Arus Peti Kemas Perkembangan Total Arus Barang Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (qtq) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan IV tahun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 25 iii

8 1.37 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Perkembangan Penjualan Premium Perkembangan Penjualan Solar Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan IV Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan IV Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan Kota Sekitarnya Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Laba Rugi Triwulanan Perkembangan Suku Bunga Ratarata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Belanja per Dinas iv

9 4.2 Distribusi Belanja APBD Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah di Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Nominal Perkembangan Volume Kliring Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga Minyak Goreng Perkembangan Harga Komoditas Lainnya Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan Rencana Konsumsi dalam 612 Bulan yang akan datang Saldo Bersih Ekspektasi Harga dalam 612 bulan yang akan datang Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d 2009 (Desember) serta Perkiraan Januari s.d Maret Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d 2009 (Desember) serta Perkiraan Januari s.d Maret v

10 Halaman ini sengaja dikosongkan

11 a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Trw.II Trw.III Trw.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi PDRB Harga Konstan (Juta Rp) 1) 3,782,541 3,898,493 3,947,084 3,972,917 4,037,678 4,119,012 4,180,947 Pertanian 1,161,802 1,180,633 1,205,126 1,207,280 1,215,629 1,227,884 1,245,856 Pertambangan dan Penggalian 444, , , , , , ,976 Industri Pengolahan 515, , , , , , ,055 Listrik, Gas, dan Air Bersih 29,847 28,715 30,406 31,238 33,325 33,141 33,156 Bangunan 179, , , , , , ,839 Perdagangan Hotel dan Restoran 633, , , , , , ,583 Pengangkutan dan Komunikasi 296, , , , , , ,627 Keuangan, Persewaan dan Jasa 188, , , , , , ,410 Jasa 332, , , , , , ,444 Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 2) 251, , , , , , ,238 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 374, , , , , , ,486 Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 3) 35,842 29,826 21,592 24,146 23,329 17,661 16,635 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 18,100 27,115 18,243 10,204 25,710 31,770 20,669 Catatan 1) Angka sementara tahun dasar 2000 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH 2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.data Trw.IV2009 s.d November ) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data Trw.IV2009 s.d Bulan Nopember 2009

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH b. Perbankan INDIKATOR TAHUN 2008 TAHUN 2009 Tw.III08 Tw.IV08 Tw.I09 Tw.II09 Tw.III09 Tw.IV09 PERBANKAN A. Bank Umum : a. Bank Umum Konvensional: Total Aset (Rp Juta) 12,088,126 11,913,790 11,980,624 12,658,318 12,819,920 13,758,932 DPK(Rp Juta) 9,960,462 9,872,159 10,080,116 10,349,880 9,998,588 10,597,374 Tabungan 4,545,503 2,316,927 2,325,515 4,909,160 5,002,675 5,904,495 Giro 2,442,357 4,884,047 4,610,190 2,373,677 2,047,600 1,929,641 Deposito 2,972,602 2,671,185 3,144,411 3,067,043 2,948,313 2,763,238 Kredit (Rp Juta) berdasarkan lokasi proyek 1) 10,111,910 10,267,448 10,235,363 11,066,183 11,450,631 11,835,042 Modal Kerja 3,799,215 3,766,949 3,664,993 3,953,360 4,475,510 4,570,316 Konsumsi 3,768,119 3,875,945 3,988,832 4,201,873 4,275,718 4,388,293 Investasi 2,544,576 2,624,554 2,581,538 2,910,950 2,699,403 2,876,433 Dana 10,104,502 9,923,195 10,256,857 10,460,659 10,200,831 10,269,077 LDR Kredit (Rp Juta) berdasarkan lokasi kantor cabang 7,513,877 7,317,897 7,431,265 8,037,073 8,406,361 8,622,182 Modal Kerja 2,997,699 2,843,934 2,796,879 3,042,475 3,237,796 3,379,032 Konsumsi 3,078,659 3,081,939 3,244,468 3,545,072 3,577,231 3,549,838 Investasi 1,437,519 1,392,024 1,389,918 1,449,526 1,591,334 1,693,312 LDR (%) Kredit UMKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 2,671,276 2,657,187 2,679,522 2,824,914 2,963,228 3,000,377 Kredit Modal Kerja 489, , , , , ,908 Kredit Investasi 292, , , , , ,237 Kredit Konsumsi 1,888,947 1,878,710 1,945,588 1,962,950 1,901,193 1,853,232 Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 2,064,029 2,173,654 2,287,884 2,702,120 2,899,548 3,017,536 Kredit Modal Kerja 925, , , ,225 1,007,183 1,064,924 Kredit Investasi 116, , , , , ,613 Kredit Konsumsi 1,022,252 1,107,035 1,221,335 1,508,517 1,619,442 1,636,999 Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) 1,362,338 1,367,048 1,252,103 1,361,529 Kredit Modal Kerja 861, , , , ,981 1,014,212 Kredit Investasi 405, , , , , ,276 Kredit Konsumsi 95,918 96,193 77,545 73,605 83,186 92,632 Total Kredit MKM (Rp Juta) 6,097,643 6,197,889 6,219,509 6,888,563 5,862,776 6,017,913 NPL MKM gross (%) NPL MKM Gross Nominal 132, , , , , ,428 PPAP 66, , , , , ,003 NPL MKM net (%) b. Bank Umum Syariah: Total Aset (Rp Juta) 282, , , , , ,827 DPK(Rp Juta) 179, , , , , ,135 Tabungan 99,495 49, , , , ,172 Giro 46, ,896 50,230 48,821 53,782 54,778 Deposito 32,766 45,806 47,361 55,398 61,596 59,185 Kredit (Rp Juta) berdasarkan lokasi kantor cabang 248, , , , , ,914 Modal Kerja 116, , , , ,584 Konsumsi 71,542 71, ,545 85,803 91,418 Investasi 60,375 62, ,395 77,934 74,912 LDR Kredit UMKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 38,062 43,484 51,689 50,957 57,832 62,190 Kredit Modal Kerja 3,457 8,518 13,505 16,622 18,772 19,546 Kredit Investasi 7,226 7,582 7,987 8,301 9,273 9,259 Kredit Konsumsi 27,379 27, ,034 29,787 33,385 Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 125, , , , , ,366 Kredit Modal Kerja 49,070 66, , , ,571 Kredit Investasi 37,026 39,068 38,597 41,307 43,849 42,255 Kredit Konsumsi 39,395 38, ,892 42,791 46,540 Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) (Rp Juta) 76,292 79,809 91, , , ,615 Kredit Modal Kerja 55,401 57, ,559 68,151 76,724 Kredit Investasi 16,123 16,305 16,908 24,787 24,812 23,398 Kredit Konsumsi 4,768 5, ,619 13,225 11,493 Total Kredit MKM (Rp Juta) 239, , , , , ,171 NPL MKM gross (%) 2,575 2,340 4,377 8,795 12,324 12,471 NPL MKM Gross Nominal 1,543 1,542 3,518 6,803 8,818 9,108 PPAP 1, ,991 3,505 3,362 NPL MKM nett (%)

13 INDIKATOR TAHUN 2008 TAHUN 2009 Tw.III08 Tw.IV08 Tw.I09 Tw.II09 Tw.III09 Tw.IV09 B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 224, , , , , ,249 DPK (Rp Juta) 145, , , , ,803 49,487 Tabungan (Rp Juta) 30,049 30,418 31,554 31,739 31,919 33,749 Deposito (Rp Juta) 115, , , , ,884 15,738 Kredit (Rp Juta) 176, , , , , ,445 Modal Kerja 51,524 39,445 43,295 46,089 45,878 45,895 Konsumsi 93,300 93,396 94,338 96, , ,159 Investasi 31,725 28,571 27,881 29,529 29,593 28,391 Kredit UMKM (Rp Juta) 176, , , , , ,445 Rasio NPL Gross (%) NPL Gross (Nominal) 10,737 9,727 13,668 14,022 15, , PPAP 3,153 3,402 4,707 4,373 4,607 4,757 Rasio NPL Net (%) LDR (%) Catatan : 1) Data s.d Bulan November 2009 Keterangan a. Kredit Lokasi Proyek Modal Kerja : data berasal dari SEKDA II.11 Konsumsi : data berasal dari SEKDA II.13 Investasi : data berasal dari SEKDA II.9

14 Halaman ini sengaja dikosongkan

15 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Perekonomian Provinsi Jambi triwulan IV 2009 ditandai tumbuhnya laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,50 (qtq)... Pada triwulan IV 2009, Provinsi jambi mengalami inflasi sebesar 2,49% (yoy)... I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan IV2009 masih menunjukkan pertumbuhan namun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III2009. Pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan laporan sebesar 1,50% (qtq) menurun jika dibandingkan triwulan III 2009 yang sebesar 2,01% (qtq). Secara triwulanan (qtq), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Di sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB), serta pengeluaran konsumsi rumah tangga. II. Perkembangan HargaHarga Pada triwulan IV2009, Kota Jambi mengalami inflasi mencapai 0,58% (qtq), menurun dibandingkan triwulan III2009 yang mengalami inflasi 2,37% (qtq). Pergerakan inflasi bulanan yang tercatat Oktober, November, dan Desember 2009 masingmasing 1,23% (mtm), minus 0,34% (mtm) dan minus 0,31% (mtm). Namun demikian, angka inflasi tahunan (yoy) Kota Jambi bergerak meningkat dari 1,71% (yoy) pada September 2009 menjadi 2,49% (yoy). Inflasi tahunan Kota Jambi ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,86%. Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari sumbangan angka inflasi kelompok kesehatan serta makanan jadi, sementara kelompok bahan makanan mengalami penurunan harga pada triwulan laporan. Meningkatnya biaya dokter dan bidan selama periode triwulan laporan memberikan sumbangan inflasi pada kelompok kesehatan. Sementara itu, menurunnya harga cabai merah, daging ayam ras, serta telur memicu deflasi pada kelompok bahan makanan. 1

16 RINGKASAN EKSEKUTIF III. Perkembangan Perbankan Daerah Kinerja perbankan pada triwulan IV 2009 menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penyaluran kredit serta penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Terakselerasinya pertumbuhan penghimpunan DPK pada triwulan laporan menyebabkan melonggarnya likuiditas perbankan. Kinerja perbankan yang baik ini didukung pula oleh cukup tingginya Loan to deposits ratio (LDR) perbankan yaitu 84,08%. Kualitas kredit yang diberikan pun menunjukkan perbaikan, ditunjukkan oleh menurunnya angka Non Performing Loan (NPL) menjadi 3,29%. Outstanding kredit bank umum meningkat sebesar 2,79% sehingga menjadi sebesar Rp9,12 triliun sementara, DPK meningkat sebesar 5,97% menjadi Rp10,84 triliun. Sementara itu, aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp14,22 triliun. IV. Perkembangan Keuangan Daerah APBD Provinsi Jambi (tidak termasuk anggaran pemerintah kota dan kabupaten) tahun 2010 sebesar Rp 1,50 triliun yang berarti turun 7,14% dari APBD tahun lalu yang sebesar 1,62 triliun. Dari sisi anggaran pendapatan, jumlah anggaran pendapatan daerah Provinsi Jambi tahun 2010 sebesar Rp1,30 triliun atau meningkat 3,82% dibandingkan anggaran pendapatan tahun 2009 yang sebesar Rp1,26 triliun. Sementara, simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi menurun di akhir tahun 2009 ini yaitu hanya Rp676,47 miliar. V. Perkembangan Sistem Pembayaran Aktivitas sistem pembayaran di Jambi mengalami peningkatan baik untuk aktivitas pembayaran tunai maupun non tunai. Pada triwulan laporan, nilai transaksi kliring meningkat sebesar 7,51%. Sementara itu, aliran kas keluar meningkat sejumlah Rp274,70 miliar sedangkan kas masuk meningkat lebih rendah yaitu sebesar Rp207,76 miliar. VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan NTP Provinsi Jambi Hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) menunjukkan meningkat... bahwa nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih Kinerja perbankan membaik ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penyaluran kredit dan penghimpunan dana serta membaiknya kualitas kredit... APBD Provinsi Jambi Tahun 2010 sebesar Rp1,50 triliun... Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai maupun non tunai mengalami peningkatan... 2

17 Laju pertumbuhan PDRB triwulan I2010 diperkirakan berkisar 5,806,50% (yoy)... Laju inflasi triwulan I2010 diperkirakan berkisar 4,006,00% (yoy)... RINGKASAN EKSEKUTIF berada pada level pesimis. Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan pada triwulan laporan meningkat signifikan sebesar 268,65% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi bulan November 2009) mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya (posisi September 2009). Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan IV2009 menurun sebesar 149 bps jika dibandingkan triwulan III VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah Laju pertumbuhan kuartalan (qtq) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan I 2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan IV2009. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 5,86,5% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih dominan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian. Perkembangan hargaharga pada triwulan mendatang diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan laporan (qtq). Dengan demikian, inflasi tahunan (yoy) diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan laporan. Inflasi Kota Jambi pada Triwulan I2010 diperkirakan sebesar 4,00% 5,00%/yoy (skenario optimis) atau sebesar 5,01%6,00%/yoy (skenario pesimis) Faktorfaktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang antara lain: 1 )Meningkatnya demand masyarakat (terutama PNS dan buruh/karyawan) terhadap kebutuhan barang dan jasa jika realisasi kenaikan gaji PNS serta kenaikan UMP pada periode triwulan laporan telah terlaksana. 2) Kondisi ekonomi yang mulai membaik diperkirakan akan memberikan tekanan terhadap inflasi, 3) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi cuaca di 3

18 RINGKASAN EKSEKUTIF musim pancaroba ini dapat menjadi ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta 5) Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan hargaharga komoditas bahanbahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional. 4

19 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan IV2009 masih menunjukkan pertumbuhan namun mengalami pelambatan dibandingkan triwulan III2009. Pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan laporan sebesar 1,50% (qtq) menurun jika dibandingkan triwulan III tahun 2009 yang sebesar 2,01% (qtq). Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Rp miliar 4,500 4,000 Nominal (aksis kiri) 3.16 P ertumbuhan (aksis kanan) Persen ,500 3, ,500 2,000 1,500 1, Trw.I06 Trw.II06 Trw.III06 Trw.IV06 Trw.I07 Trw.II07 Trw.III07 Trw.IV07 Trw.I08 Trw.II08 Trw.III08 Trw.IV08 Trw.I09 Trw.II09 Trw.III09 Trw.IV09 Setelah mencapai pertumbuhan kuarter tertinggi selama tahun 2009 pada triwulan III yang didorong oleh aktivitas perekonomian terkait bulan Ramadhan 1430 H dan musim liburan sekolah, pada triwulan laporan perekonomian Provinsi Jambi masih mampu tumbuh cukup baik. Kondisi ini tercermin dari lebih tingginya pertumbuhan sekor pertanian, sektor listrik, gas dan air bersih (LGA) serta sektor jasajasa. Sementara, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan masih tumbuh positif. 5

20 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perkembangan dari sisi permintaan ditunjukkan oleh akselerasi pengeluaran pemerintah daerah yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya serta pertumbuhan pengeluaran lembaga swasta nirlaba dan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB). Selama periode akhir tahun anggaran 2009, akselerasi belanja pemerintah pada proyekproyek fisik semakin meningkatkan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan. Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) 8.00 % Indonesia Jambi TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV * 2008** 2009** Sumber: BPS (diolah) ^): Perkiraan berdasarkan Laporan Kebijakan Moneter (LKM) triwulan IV2009 oleh Bank Indonesiaonesia Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi meningkat menjadi sebesar 5,92% (yoy) dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 5,66%. Pertumbuhan ekonomi Jambi juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang pada triwulan IV tahun 2009 diperkirakan berkisar 4,40%. 1 Secara triwulanan (qtq), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Di sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari 1 6 Sumber : Laporan Kebijakan Moneter (LKM) triwulan IV2009, Bank Indonesia.

21 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB), serta pengeluaran konsumsi rumah tangga. Tabel 1.1. Laju Triwulanan (qtq) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan LAPANGAN USAHA 2008** 2009** I II III IV I II iii IV Pertanian Pertambangan dan Penggalian (0.27) (1.97) (0.94) Industri Pengolahan (0.44) Listrik, Air dan Gas (3.79) (0.55) 0.05 Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.76) Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan (0.70) JasaJasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO JENIS PENGELUARAN 2008** 2009** I II III IV I II iii IV Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga (1.25) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (3.86) Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (4.51) Perubahan Stok Ekspor Impor PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO B. PDRB Sisi Produksi Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektorsektor yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan (lihat grafik 1.3). Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,44% (qtq), diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,36%/qtq) serta sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi sebesar 0,27%/qtq. Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 43,07% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasajasa (tersier) 38,10% dan sektor sekunder sebesar 18,83%. 7

22 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (qtq) JasaJasa Keuangan, Persew aan dan Jasa Keuangan Pengangkutan dan Komunikasi Perdagangan, Hotel dan Restoran Trw IV09 Trw III bangunan Listrik, Air dan (0.00) Gas Industri Pengolahan Pertambangan (0.11) dan Penggalian Pertanian (0.40) (0.30) (0.20) (0.10) Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp11,12 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 24,48%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 18,59%, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,66%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4). Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2009 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5.10% Pengangkutan dan Komunikasi 7.09% Jasajasa 10.25% Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 24.48% Perdagangan, Hotel dan restauran 15.66% Bangunan 4.73% Listrik dan Air bersih 0.92% Industri Pengolahan 13.18% Pertambangan dan Penggalian 18.59% 8

23 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Secara triwulanan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 1,46% (qtq), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,01% (qtq). Peningkatan laju pertumbuhan sektor ini berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan serta sub sektor peternakan dan hasilhasilnya. Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III tahun 2009 (ha) Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan IV tahun 2009 (ha) 457 2, ,102 16,135 3, , ,846 48,196 32,903 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.5 Grafik 1.6 Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III tahun 2009 (ha) Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan IV tahun 2009 (ha) 2, , ,733 2, ,431 7,894 4,873 22,088 33,750 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.7 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.8 Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2009 Sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) mengalami pelambatan pertumbuhan menjadi 0,01% (qtq) yang antara lain disebabkan oleh penurunan luas panen sektor tabama. Pada triwulan laporan, luas panen komoditas tanaman bahan makanan (tabama) menurun sebesar 6,46 Kha menjadi sebesar 36,27 Kha. 9

24 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Komoditas yang mengalami penurunan luas panen adalah padi sawah, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pada triwulan laporan, justru terjadi peningkatan luas tanam tabama dari sebesar 44,35 Kha menjadi 70,70 Kha (grafik 1.5grafik 1.8). Nilai Tukar Petani (NTP) (s.d. bulan November 2009), mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. 2 NTP November 2009 dibandingkan NTP September 2009 meningkat sebesar 0,06% menjadi 94,77. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan indeks yang diterima oleh petani sebesar 0,63%, dibandingkan indeks yang dibayarkan petani yang meningkat hanya sebesar 0,56% (lihat grafik 1.12 dan 1.13). Namun demikian, Nilai Tukar Petani yang masih dibawah 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding hargaharga kebutuhan hidup dan biaya bertani. Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp) 10, , CPO INTI TBS 10 TAHUN 8, , ,373 6, , , , , , ,354 2,649 1,296 2,678 1, Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 10,66% dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,98% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,50% (qtq). Meningkatnya pertumbuhan sub sektor ini antara lain didukung oleh meningkatnya produksi komoditas perkebunan (kelapa sawit, kelapa dan pinang) dibandingkan triwulan III Data NTP s.d. bulan November NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. 10

25 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Selain itu, tren kenaikan harga komoditas karet dan sawit di akhir periode triwulan laporan meningkatkan gairah para petani dalam memanen hasil perkebunan. Sementara, setelah mengalami pelemahan harga pada bulan Oktober 2009 maka harga tandan buah segar (TBS) serta CPO Jambi mulai berangsur meningkat kembali di akhir periode triwulan laporan. Pada bulan Desember 2009, harga TBS 10 tahun dan CPO masingmasing mencapai Rp1.291/kg dan Rp6.373/kg meningkat masingmasing sebesar 10,44% dan 11,44% dibandingkan posisi Oktober (20) (40) (60) (80) (100) Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (5) (2.39) (2.18) (8.89) TRW.II Trw III TRW IV TRW.I TRW.II (14.76) (14.82) Trw III TRW IV Produksi Hortikultura Produksi Kelapa Sawit Produksi Karet Produksi Kelapa (100) (36.39) (25.53) 4.70 TRW.II Trw III TRW IV TRW.I TRW.II Trw III TRW IV Produksi Telur Produksi Daging Produksi Pinang Ubi Jalar NTP Grafik 1.10 Grafik 1.11 Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Grafik 1.13 Pertumbuhan Indeks terima dan Indeks Bayar Petani x 2008y 2009 Persen (%) (2.0) (4.0) sumber: BPS Provinsi Jambi, 2008 keterangan: 2008x adalah NTP menggunakan tahun dasar y adalah NTP menggunakan tahun dasar 2007 Sejak M ei 2008, B P S mulai menggunakan NTP tahun dasar 2007 (6.0) (8.0) (10.0) g.indeks diterima g.indeks bayar (12.0) Sumber: BPS Provinsi Jambi Mulai Mei 2008 menggunakan NTP tahun dasar 2007 Grafik 1.12 Sumber: BPS Provinsi Jambi,2009. Grafik

26 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh meningkatnya hasil perkebunan kelapa sawit, kelapa dan pinang. Berdasarkan data prompt indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, produksi kelapa sawit mengalami peningkatan sebesar 15,42%, produksi kelapa meningkat 16,00% serta produksi pinang tumbuh sebesar 4,70%. (lihat grafik 1.10) Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan laporan sebesar ton. 3 Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk Urea (84,57%), diikuti oleh pupuk NPK Phonska (9,66%), SP36 (3,68%), dan ZA (2,09%). Grafik Distribusi Jenis Pupuk Grafik Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III (Ton) TW II SP36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Ton TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW TW I TW II TW III TW IV IV IV IV Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Persen (%) (20.00) (40.00) Grafik 1.14 Grafik 1.15 Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasilhasilnya mengalami peningkatan sebesar 2,35% (qtq) setelah pada triwulan lalu tumbuh sebesar 2,14% (qtq). Permintaan terhadap komoditas hasil peternakan (daging sapi, daging kambing dan daging ayam) terutama menghadapi Hari Raya Kurban (Idul Adha) memicu peningkatan output hasil peternakan pada triwulan laporan. Sub sektor perikanan mengalami penurunan pertumbuhan menjadi sebesar 0,57% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya mampu mengalami pertumbuhan sebesar 2,24% (qtq). Hal ini didukung juga dengan melambatnya 3 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP36, ZA, NPK Phonska dan Urea. 12

27 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL indeks produksi perikanan sebesar 4,59% setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 30,89%. Kondisi cuaca yang relatif kurang baik mempengaruhi hasil tangkapan nelayan ikan serta diperparah oleh banjir yang terjadi di beberapa daerah menyebabkan hasil budidaya ikan (terutama kerambakeramba ikan di Sungai Batanghari) mengalami kerugian. Sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan sebesar 0,12% (qtq), menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,92% (qtq). Sub sektor kehutanan yang sempat menjadi primadona bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mulai menurun kontribusinya semenjak aparat keamanan mulai intensif dalam memberantas penebangan liar (illegal logging). Selama 3 (tiga) tahun terakhir, ratarata pertumbuhan sub sektor perkebunan 0,49%. 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih mampu tumbuh sebesar 2,11% (qtq); sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,40% (qtq). Pelambatan ini terutama disebabkan oleh siklus musiman pada tahun Periode triwulan III2009, sektor PHR mampu tumbuh lebih baik yang didorong oleh aktivitas perdagangan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1430 H. Sementara, meningkatnya tingkat hunian hotel serta jasa restoran ditunjang oleh masih berlangsungnya musim liburan. Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran masih tumbuh sebesar 2,18% (qtq). Setelah mampu tumbuh cukup tinggi pada triwulan sebelumnya (3,52%/qtq). Sub sektor hotel dan sub sektor restoran masingmasing tumbuh sebesar 1,06% (qtq) serta 1,34% (qtq). Perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha, Tahun Baru Hijriah dan Natal) serta tahun baru 2010 mendorong aktivitas perdagangan pada periode triwulan laporan. Disamping itu, maraknya penggunaan hotel dan restoran terkait dengan libur hari besar keagamaan pada triwulan laporan yang jatuh pada akhir minggu serta ditunjang oleh aktivitas pelaksanaan seminar, talk show, pelatihan 13

28 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (training) dsb yang dilaksanakan oleh dinas/instansi pemerintah daerah serta organisasi lainnya sehingga mendukung pertumbuhan sub sektor dimaksud. (%) Persen (20) Grafik Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi Perdagangan Kendaraan Bermotor Perdagangan Pulsa Tingkat Hunian Hotel Restorasi TRW.II Trw III TRW IV TRW.I TRW.II Trw III TRW IV * Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009 Grafik 1.16 KWH (dalam Ribuan) 45, ,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, (25.48) (10.43) (7.36) 8.99 (7.42) (0.46) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Bisnis Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Grafik 1.17 Pertumbuhan Bisnis Masih tumbuhnya sektor PHR pada triwulan laporan dikonfirmasi dengan meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan, restorasi dan tingkat hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh indeks perdagangan pulsa dan indeks tingkat hunian hotel yaitu masingmasing sebesar 37,41% dan 33,95%. Sementara itu, indeks perdagangan barang konstruksi serta indeks restorasi masih tumbuh masingmasing sebesar 24,27% dan 15,87% (lihat grafik 1.16.). Berkurangnya intensitas pemadaman bergilir yang sempat dilakukan oleh PLN Provinsi Jambi turut berpengaruh pada konsumsi listrik sub sektor perdagangan, hotel dan restoran yang pada triwulan laporan kembali meningkat sebesar 12,96% dibandingkan triwulan III2009. Sektor perdagangan, hotel dan restoran berdasarkan pangsanya didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 14,54% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel masingmasing sebesar 0,97% dan 0,15%. Persen (%)

29 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 3. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian menurun sebesar 0,94% (qtq) jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar 0,51% (qtq). Penurunan ini dipicu oleh sub sektor pertambangan tanpa migas dan sub sektor penggalian yang turun masingmasing sebesar 8,76% (qtq) dan 1,09% (qtq). Di sisi lain, sub sektor minyak dan gas bumi mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 0,80% (qtq) setelah pada triwulan lalu juga mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 0,06% (qtq). Grafik PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik Lifting Minyak Bumi juta rupiah 450,000 Ribu Barel , , , , , , ,000 50, I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* PDRB sub sektor minyak dan gas bumi Lift ing M inyak Bumi 2 per. M ov. Avg. (Lif t ing M inyak Bumi) Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Grafik 1.18 BBTU 16,000 14,000 Lifting Gas Alam (BBTU), aksis kiri Pertumbuhan, aksis kanan Persen (%) , , ,000 6,000 (10.00) 4,000 (20.00) 2,000 (30.00) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2009 (40.00) Grafik

30 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Turunnya pertumbuhan sub sektor pertambangan tanpa migas (8,76%/qtq) berasal dari aktivitas pertambangan batu bara yang stagnan dan cenderung turun selama periode triwulan laporan. Hal tersebut juga dikonfirmasi dengan melambatnya indeks produksi batu bara sebesar 3,84% pada triwulan laporan. Grafik Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) (9.24) (20) TRW.II Trw III TRW IV TRW.I TRW.II Trw III TRW IV (40) Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C 4. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 2,00% (qtq), melambat bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 3,64% (qtq). Melambatnya pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh pertumbuhan baik sub sektor industri migas ataupun tanpa migas yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya masingmasing sebesar 0,79% (qtq) dan 2,07% (qtq). 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Grafik Volume Penjualan Minyak Bakar dan Minyak Diesel Grafik Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri Volume penjualan minyak diesel (Kilo Liter) Volume penjualan minyak bakar (Kilo Liter) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV KWH (dalam Ribuan) 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, (14.83) (1.48) (2.21) (10.46) (13.99) (0.16) (3.61) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Persen (%) Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang. Industri Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Pertumbuhan Industri Grafik 1.21 Grafik

31 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan sub sektor industri migas terutama berasal dari peningkatan pengilangan minyak bumi yang produknya antara lain meliputi LPG. Konsumsi listrik sektor industri pada triwulan laporan meningkat 18,82%. Hal ini menunjukkan, sub sektor industri migas masih tumbuh. Selain itu, berkurangnya intensitas pemadaman bergilir dari PLN Jambi menyebabkan konsumsi listrik meningkat kembali pada triwulan laporan. Indikator lain yang menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan masih tumbuh adalah meningkatnya konsumsi minyak bakar sebesar 90,99%. Meningkatnya perkembangan industri tanpa migas pada triwulan laporan terutama bersumber dari perkembangan industri sektor CPO, industri makanan dan industri minuman serta industri lainnya (industri kerajinan batik, industri barang cetakan, industri barang dari kayu, industri barang dari semen serta industri batu bata). Meningkatnya pertumbuhan produksi makanan dan minuman serta industri CPO pada triwulan laporan menyebabkan masih tumbuhnya industri pengolahan pada triwulan laporan. Meningkatnya hasil perkebunan kelapa sawit menyebabkan meningkatnya industri pengolahan CPO pada triwulan laporan. Sementara, masih membaiknya demand masyarakat terhadap produk makanan dan minuman terutama terkait perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha, Tahun Baru Hijriah dan Natal serta tahun baru 2010) mendongkrak perkembangan industri pengolahan makanan dan minuman. 5. Sektorsektor Lain Sektor listrik, gas, dan air (LGA) bersih tumbuh sebesar 0,05% (qtq) pada triwulan laporan atau lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yaitu sebesar minus 0,55% (qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal dari tumbuhnya sub sektor listrik menjadi sebesar 0,05% (qtq). Disamping itu, pertumbuhan sub sektor air bersih juga mendorong pertumbuhan sektor LGA. Berkurangnya gangguan pasokan listrik untuk interkoneksi Sumatera pada triwulan laporan menyebabkan kebijakan PLN untuk pemadaman secara bergilir (bagi industri dan rumah tangga) mulai menurun. Dampak dari hal 17

32 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL tersebut tentunya menyebabkan konsumsi listrik tumbuh kembali sehingga laju pertumbuhan sub sektor listrik pada triwulan laporan meningkat sebesar 3,60%. 4 KWH (dalam Ribuan) 250, , , ,000 50, (2.25) 4.68 Grafik Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik (2.64) 7.05 (1.80) 8.02 (3.49) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Total Pemakaian Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) 1.45 Pertumbuhan Total Persen (%) Pelanggan 400, , , , , , ,000 50, II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Total Pelanggan Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah) Perumbuhan Pelanggan Persen (%) Grafik 1.23 Grafik 1.24 Sementara, sub sektor air bersih tumbuh sebesar 0,18% (qtq). Masih tumbuhnya pertumbuhan sektor air bersih juga terlihat dari masih meningkatnya volume penjualan air selama periode triwulan laporan. Penjualan air yang tercatat di PDAM Kota Jambi menunjukkan peningkatan sebesar 4,13% selama triwulan laporan. Grafik Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi m 3 900, , , , , , , , , , ,000 Rumah Tangga Industri m 3 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, Periode Oktober s.d. Desember 2009, intensitas pemadaman listrik oleh PLN Provinsi Jambi relatif berkurang. Kondisi pasokan listrik dari jaringan interkoneksi Sumatera diperkirakan mulai pulih kembali setelah sebelumnya pada triwulan III2009 kondisi pasokan listrik terganggu. Turunnya debit air pada beberapa PLTA di wilayah Sumatera pada triwulan III2009 turut mempengaruhi kontribusi pasokan listrik ke Provinsi Jambi. Hal ini ditambah dengan dengan keterbatasan kemampuan PLTG Selincah (kapasitas terpasang 60 MW) sementara kebutuhan listrik masyarakat jambi mencapai 7080 MW. 18

33 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,40% (qtq) walaupun melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya. Masih tumbuhnya sektor bangunan dikonfirmasi dengan meningkatnya indeks barang dari semen serta indeks produksi batu bata pada triwulan laporan. Hal yang senada juga ditunjukkan oleh jumlah konsumsi semen yang mengalami peningkatan sebesar 30,86% pada triwulan laporan. Grafik Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 250, , , ,000 50,000 (10.00) (20.00) TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV (30.00) PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan Konsumsi Semen (ton), aksis kiri Pert. PDRB Bangunan (%), aksis kanan Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Pembangunan properti residensial (perumahan) oleh developer (perusahaan pengembang) dan masyarakat umum maupun properti komersial (ruko, hotel) masih terus berlanjut pada triwulan laporan walaupun semakin terbatas. Kredit KPR tumbuh sebesar 8,04% (Rp72,31miliar), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar 2,48%. Sementara itu kredit Ruko/Rukan mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan yaitu sebesar 6,95%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (6,14%). 5 5 Posisi kredit KPR dan kredit Ruko/Rukan pada triwulan IV tahun 2009 s.d. bulan Desember

34 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Kredit KPR Grafik Perkembangan Kredit Ruko/Rukan juta Rp 1,200,000 Persen juta Rp 80,000 Persen ,000, , , , ,000 KPR Pertumbuhan ,000 40,000 20,000 Ruko/Rukan Pertumbuhan (20.00) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (5.00) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (40.00) Grafik 1.27 Grafik 1.28 Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 2,25% (qtq) pada triwulan laporan, melanjutkan tren positif triwulan sebelumnya yang tumbuh lebih tinggi sebesar 2,76% (qtq). Pertumbuhan sektor ini terutama berasal meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan. Dari sub sektor pengangkutan, pertumbuhan angkutan jalan raya dan angkutan udara masingmasing mengalami pertumbuhan 2,79% dan 2,24% (qtq). Meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan terutama terkait dengan masa liburan terkait perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha, Tahun Baru Hijriah, Natal) serta tahun baru 2010 sehingga demand masyarakat dalam menggunakan moda transportasi udara cenderung meningkat. Perkembangan yang sama juga terjadi pada angkutan jalan raya dimana minat masyarakat cukup tinggi menggunakan jasa bus antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) serta penggunaan jasa travel dan sewa mobil. Walaupun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, sektor angkutan udara masih mampu tumbuh sebesar 2,24% (qtq). Hal ini mencerminkan jumlah lalu lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha masih cukup tinggi pasca musim mudik Lebaran di triwulan III2009. Jumlah penumpang menuju dan dari Jambi di bandara tersebut mengalami peningkatan di triwulan laporan masingmasing sebesar 8,40% dan 11,46%. Cenderung meningkatnya demand masyarakat menggunakan jasa angkutan udara selama periode triwulan laporan direspon pihak maskapai penerbangan dengan penambahan jadwal penerbangan serta peningkatan tarif angkutan udara. 20

35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan (10.00) (20.00) TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV (30.00) Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Grafik 1.29 orang Persen (%) kg Persen (%) (5.00) (10.00) (15.00) (20.00) (10.00) (20.00) 0 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (25.00) 0 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (30.00) Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Datang (aksis kanan) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri) Berangkat (aksis kanan) Jumlah Bongkar (aksis kiri) Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Jumlah Muat (aksis kiri) Pertumbuhan Muat (aksis kanan) Sumber: PT. Angkasa Pura II Sumber: PT.Angkasa Pura II Grafik 1.30 Grafik 1.31 Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,72%. Perkembangan arus peti kemas dan total arus barang kapal masih menunjukkan perkembangan yang baik. Total arus barang sebesar 1,49 juta ton, meningkat 10,43% dibandingkan triwulan sebelumnya. 6 Sedangkan jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh 6 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.. 21

36 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL sebesar peti kemas, meningkat 20,04% dibandingkan triwulan sebelumnya. 7 unit Grafik Perkembangan Total Arus Peti Kemas Grafik Perkembangan Total Arus Barang II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Jumlah Arus Peti Kemas Sumber: Pelindo Jambi Pertumbuhan persen(%) unit II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: Pelindo Jambi Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan persen(%) Grafik 1.32 Grafik 1.33 Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masingmasing yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,32% (qtq) dan 2,07% (qtq), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,51% (qtq) dan 2,64% (qtq). Sektor keuangan, persewaan, dan jasajasa perusahaan tumbuh sebesar 2,10% (qtq) pada triwulan laporan atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,02% (qtq). Pelambatan tersebut terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan sub sektor bank yang memiliki pangsa cukup besar pada sektor keuangan, persewaan dan jasajasa. Sub sektor bank tumbuh melambat sebesar 2,92% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai 4,33% (qtq). Sektor jasajasa pada triwulan laporan mengalami percepatan pertumbuhan menjadi sebesar 2,28% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,61% (qtq). Pertumbuhan ini dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor pemerintahan umum (2,26%/qtq) yang antara lain disumbangkan oleh administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya. Percepatan realisasi belanja pembangunan proyekproyek pemerintah 7 Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 20, 40 serta diatas 40. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat. 22

37 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL mendukung pertumbuhan sub sektor pemerintahan umum. Sementara, sub sektor swasta tumbuh sebesar 2,40% (qtq). C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah, PMTDB serta pengeluaran konsumsi rumah tangga. Ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan pada triwulan laporan yang diikuti juga dengan lebih tingginya peningkatan impor (dari luar daerah dan luar negeri) sehingga Provinsi Jambi mengalami net impor. Grafik Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (qtq) 8 (1.40) (0.73) Net Ekspor/Impor Perubahan Stok Trw IV09 Trw III09 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Lembaga Sw asta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 69,28% dari PDRB Jambi pada triwulan IV tahun 2009 (lihat grafik 1.34). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masingmasing sebesar 19,01% dan 18,09%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,72% dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,57%. 8 Yang dimaksud kontribusi net ekspor adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 23

38 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan IV tahun Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 18.09% Perubahan Stok 2,72% Net Impor 9,67% Lembaga Swasta Nirlaba 0.57% Pengeluaran Konsumsi pemerintah 19.01% Pengeluaran konsumsi rumah tangga 69.28% 1. Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan selama triwulan laporan sebesar 0,62% (qtq), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,09% (qtq). Melambatnya konsumsi masyarakat terlihat dari pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga sebesar 0,40% yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,25%. Hal ini didukung juga dengan melambatnya indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks kondisi ekonomi (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks Grafik Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Grafik Konsumsi Listrik Rumah Tangga KWH (dalam Ribuan) Persen (%) Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen 140, , ,000 80,000 60,000 40, (0.55) (1.94) ,000 (2.87) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Rumah Tangga Pertumbuhan RT Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang M uara Bungo, 2009 (diolah) Grafik 1.36 Grafik Pangsa (share) net impor sebesar 9,67% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran. 24

39 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Penyaluran kredit konsumsi pada triwulan laporan juga menurun sebesar 0,42% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai 1,77% (qtq). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang tahan lama (durable goods) melalui fasilitas pinjaman yang disediakan oleh bank mengalami penurunan. Namun demikian, pelambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan masih ditopang oleh meningkatnya daya beli masyarakat terhadap pembelian kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan meningkat sebesar 3,99% yang didorong oleh meningkatnya penjualan minibus/combi/micro sebesar 6,11%, penjualan truck/pick up (1,76%), penjualan sedan,jeep dan minibus (5,19%) serta penjualan sepeda motor (4,06%). Hal ini mencerminkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap kendaraan bermotor masih membaik setelah sempat mengalami penurunan pertumbuhan semenjak semenjak triwulan III2008 sampai dengan triwulan I2009. Pada periode triwulan laporan, pengeluaran konsumsi pemerintah juga tumbuh sebesar 5,13% (qtq), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,64% (qtq). Meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan laporan terkait dengan akselerasi belanja Pemerintah Daerah terutama pembangunan proyekproyek fisik di akhir tahun anggaran Sementara, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba juga tumbuh sebesar 1,95% (qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,91% (qtq). 25

40 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Penjualan Premium Grafik Perkembangan Penjualan Solar Grafik Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Kilo Liter 90,000 (%) 20.0 Kilo Liter 120,000 (%) ,000 70,000 Premium g.premium ,000 M. Solar g.m. Solar , , ,000 40, , ,000 40,000 20,000 10,000 (5.0) 20,000 (10.0) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (10.0) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (20.0) Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Grafik Grafik Kilo Liter 25,000 M.Tanah g.m.tanah 20,000 15,000 10,000 5,000 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Grafik (%) (5.0) (10.0) (15.0) (20.0) TW I TW II TW III TW IV TW I TW IITW III TW IV TW I TW IITW III TW IV Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri Grafik ,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500, ,000, , TW I TW II TW III TW IV 0 unit Persen(%) unit Persen(%) 40, , ,000 30,000 25,000 20, (1.58) ,000 30,000 25,000 20, (1.04) ,000 10,000 5,000 (49.37) (14.21) (19.40) (32.52) (33.43) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (20) (40) (60) 15,000 10,000 5,000 (50.50) (15.19) (19.17) (32.73) (34.04) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (20) (40) (60) KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan SEPEDA MOTOR Pertumbuhan Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Grafik Grafik Investasi Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat sebesar 4,82% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,72% (qtq) yang 26

41 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL mencerminkan bahwa akselerasi investasi semakin meningkat di akhir periode tahun anggaran 2009 dalam rangka mendukung percepatan perekonomian Jambi. Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Grafik Konsumsi Semen Provinsi Jambi unit Persen(%) 18 2,000,000 1, ,800,000 1, ,600,000 1, ,400,000 1,200, ,000, II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (20) (40) (60) , , , ,000 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri Grafik Grafik Ton 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Konsumsi Semen Pertumbuhan (20.0) (40.0) (%) (60.0) Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah Grafik Sementara itu, dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 18,75. Masih relatif baiknya situasi bisnis dunia usaha juga berdampak pada masih tumbuhnya kredit investasi sebesar 5,92% atau sebesar Rp98,94 miliar pada triwulan laporan. Hal ini juga tercermin dari prompt indikator investasi yaitu meningkatnya penjualan kendaraan 27

42 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL truck/pick up sebesar 1,76% serta meningkatnya konsumsi semen sebesar 30,86% pada triwulan laporan. Perubahan stok pada triwulan IV tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 0,74% (qtq), lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,93% (qtq). Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,72%. 3. Perdagangan Eksternal 10 Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah maupun ke luar negeri) mengalami peningkatan sebesar 5,16% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,96% (qtq). Sementara pertumbuhan impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi mencapai 5,45% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,85% (qtq). Pada triwulan laporan, impor Provinsi Jambi mencapai Rp8,71 triliun, lebih tinggi dibandingkan ekspor yang hanya mencapai Rp7,64 triliun 3.1. Ekspor Impor Antar Daerah Dilihat karakteristiknya, ketergantungan Provinsi Jambi dari daerah (provinsi lain) cukuplah besar. Hal ini dapat dilihat dari pangsa impor yang relatif lebih besar dibandingkan ekspor selama tahun Bahkan, sekitar 97,67% impor Provinsi Jambi berasal dari daerah lain, hanya sekitar 2,33% yang berasal dari luar negeri. Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan ekspor juga didominasi oleh ekspor ke luar daerah (provinsi lain) yang mencapai 73,55% dari total ekspor Provinsi Jambi. Pertumbuhan ekspor Provinsi Jambi ke luar daerah (provinsi lain) menurun sebesar 1,22% (qtq). Sementara, impor Provinsi Jambi dari daerah (provinsi) lain tumbuh 5,50% (qtq), sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang mampu mencapai 8,04% (qtq). 10 Pembahasan dalam perdagangan eksternal dilihat dari ekspor impor Jambi secara keseluruhan yang dirinci menjadi a) ekspor impor antar daerah serta b) ekspor impor luar negeri berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) dengan sumber data berasal dari DSM, BI. 28

43 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan IV2009 Grafik Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan IV2009 Ekspor Luar Negeri 26.45% Impor Luar Negeri 2.33% Ekspor Antar Daerah 73.55% Impor Antar Daerah 97.67% Grafik 1.48 Grafik Ekspor Impor Luar Negeri Perkembangan ekspor impor luar negeri Provinsi Jambi masih mengalami perkembangan yang baik. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 113,24 juta sedangkan impor sebesar USD 16,64 juta pada triwulan laporan. 11 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 96,60 juta, meningkat sebesar 5,65% Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi ribu USD 120, ,000 Impor Ekspor Net 80,000 60,000 40,000 20, Sumber: DSM, Bank Indonesia Data s.d. bulan November 2009 (Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia). 29

44 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL dibandingkan posisi yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD 91,44 juta. 12 Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan CPO. 13 Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi nilai impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan. Grafik Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi dalam Ribu USD 120, ,000 EKSPOR CRUDE MATERIALS, INEDIBLE ANIMAL & VEGETABLE OILS&FATS 80,000 60,000 40,000 20, Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi Ribu USD 90,000 80,000 70, CRUDE RUBBER 25 PULP AND WASTE PAPER 42 FIXED VEGETABLE OILS & FATS 63 WOOD AND CORK MANUFACTURES 32 COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Pada triwulan laporan (OktoberNovember 2009), ekspor ke luar negeri Provinsi Jambi meningkat sebesar 10,93% dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya (JuliAgustus 2009), yaitu dari USD 102,08 juta menjadi USD 12 Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan OktoberNovember 2009 dibandingkan net ekspor bulan JuliAgustus Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification (SITC).

45 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 113,24 juta. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan ekspor pada triwulan laporan dipicu oleh ekspor karet mentah (crude rubber) sebesar USD 82,41 juta (72,78% dari total ekspor Provinsi Jambi). Membaiknya permintaan karet mentah dan CPO dari negara mitra dagang serta tren peningkatan harga internasional karet dan CPO memicu peningkatan nilai ekspor Provinsi Jambi. Grafik Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Ribu USD 40,000 35,000 30,000 C. UNITED STATES OF AM ERICA SINGAPORE MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C C. SOUTH KOREA LAINNYA 25,000 20,000 15,000 10,000 5, Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% C. UNITED STATES OF AM ERICA SINGAPORE M ALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C C. SOUTH KOREA LAINNYA Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi (OktoberNovember 2009) dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 82,41 juta atau 72,78% dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati dan minyak (fixed, vegetable oil and fats), serta kertas, kertas karton dan 31

46 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL olahannya (paper,paperboard&mfd thereof) masingmasing mencapai USD 15,56 juta (13,74% dari total ekspor non migas), dan USD 5,35 juta (4,73% dari total ekspor non migas). Ekspor non migas lain yang cukup besar kontribusinya adalah komoditas pulp dan kertas (pulp and waste paper), serta buahbuahan dan sayursayuran (fruit and vegetables) yang masingmasing mencapai USD 4,40 juta (3,88%) serta USD 3,86 juta (3,41%). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, lemak nabati dan minyak, serta pulp dan kertas disusul produk buahbuahan dan sayursayuran. Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi sebagian besar ke negaranegara dikawasan Asia yang hampir setara dengan 67,65% total ekspor Provinsi Jambi. Penyumbang utama ekspor dari negara Asia adalah Jepang yang mencapai USD 20,19 juta (17,83%), diikuti dengan Singapura sebesar USD 18,66 juta (16,48%), dan Malaysia sebesar USD 14,25 juta (12,59%). Sementara ekspor ke negara Amerika Serikat sebesar USD 14,80 juta (13,07%) pada triwulan laporan. Dari sisi impor (OktoberNovember 2009), impor non migas mengalami peningkatan sebesar 56,29% (USD 5,99 juta) jika dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya (JuliAgustus 2009) sehingga menjadi sebesar USD 16,64 juta. Pada triwulan laporan, impor terbesar terjadi pada sub kelompok mesin industri dan perlengkapannya (General industrial mach.) sebesar USD 3,73 juta (22,40% dari total impor Provinsi Jambi), diikuti oleh kendaraan bermotor untuk jalan raya (road vehicles) sebesar USD 3,16 juta (19,01%), lalu mesin industri tertentu/khusus (Mach.Special for Partic Inds.) sebesar USD 1,69 juta (10,14%) serta besi dan baja (iron and steel) sebesar USD 1,66 juta (9,99%). Peningkatan impor pada triwulan laporan disebabkan oleh meningkatnya sub kelompok mesin dan transport sebesar USD 3,91 juta (meningkat 75,62%). 32

47 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi dalam Ribu USD 35,000 30,000 25,000 IMPOR MACHINERY & TRANSPORT EQP CHEMICAL 20,000 15,000 10,000 5, Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Ribu USD 35,000 30,000 25,000 20, POWER GENERATING MACH. & EQP 72 MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS 74 GENERAL INDUSTRIAL MACH.&EQP 59 CHEM.MATERIALS& PRODUCTS,NES 56 FERTILIZERS MANUFACTURED LAINNYA 15,000 10,000 5, Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport (machinery&transport equipment) yang menguasai 54,60% dari nilai impor. Selain itu, kelompok barangbarang manufaktur juga memberikan kontribusi impor sebesar 14,79% dari total impor Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah besi dan baja serta benang tenun, kain tekstil dan hasilhasilnya masingmasing sebesar USD 1,66 juta dan USD 398,50 ribu. 33

48 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual Ribu USD 40,000 35,000 C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA C. HONGKONG C. TAIWAN C. R.R.C LAINNYA 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 (5,000) Grafik Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA C. HONGKONG C. TAIWA N C. R.R.C LAINNYA Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan terutama berasal dari Amerika sebesar USD 6,17 juta (37,09%), diikuti dengan Singapura sebesar USD 2,96 juta (17,82%) serta Hongkong sebesar USD 1,83 juta yang mencapai 10,99% dari total impor pada triwulan laporan (s.d. bulan November) sebesar USD 16,64 juta. 34

49 Boks 1. MENATA DAN MEMPERKUAT PERBANKAN INDONESIA, MENYONGSONG PEMULIHAN EKONOMI DUNIA Bankers Dinner merupakan tradisi tahunan sebagai momen refleksi dan wahana komunikasi di antara kalangan perbankan. Di Provinsi Jambi, Bankers Dinner telah dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2010 bertempat di Kantor Bank Indonesia Jambi dengan jumlah undangan berkisar 80 orang, dan dihadiri antara lain oleh Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan, para Bupati di seluruh Provinsi Jambi, Muspida, instansi pemerintah daerah serta kalangan perbankan seprovinsi Jambi. Agenda pertemuan tersebut adalah memberikan informasi mengenai arahan Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2010 sera perkembangan ekonomi di Jambi yang disampaikan oleh Pemimpin Bank Indonesai Jambi. Pertemuan perbankan tahun ini mengangkat tema Menata dan Memperkuat Perbankan Indonesia, Menyongsong Pemulihan Ekonomi Dunia. Arahan diawali dengan gambaran indikator ekonomi Indonesia tahun 2009 lalu. Selanjutnya, disampaikan pula pandanganpandangan tentang prospek dan tantangan perekonomian ke depan, dan arahan diakhiri dengan bagaimana arah kebijakan moneter dan perbankan di Indonesia di tahun PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2009 Tahun 2009 yang diperkirakan akan menjadi tahun yang penuh tantangan dan ujian dimana sedang di puncak gelombang krisis ekonomi global ternyata dapat dilalui dengan baik oleh Negara Indonesia. Pertumbuhan ekonomi 2009 mencapai 4,3%, dan termasuk dalam kelompok sedikit negara yang masih bisa tumbuh positif. Di sisi harga, inflasi tahun 2009 tercatat hanya sebesar 2,78%, yang merupakan angka terendah selama 10 tahun terakhir. Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia mencapai surplus sekitar USD 12 miliar. Cadangan devisa akhir tahun 2009 tercatat sebesar USD 66,1 miliar, atau setara kemampuan mengimpor selama 6,6 bulan ditambah kemampuan membayar seluruh hutang luar negeri pemerintah. Perkembangan sektor eksternal yang positif ini secara fundamental mendorong penguatan nilai tukar rupiah. PROSPEK PEREKONOMIAN TAHUN 2010 Pada tahun 2010, prospek ekonomi domestik diperkirakan akan semakin membaik. Ekonomi diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,2% di 2010 dan selanjutnya meningkat menjadi sekitar 6,0% pada Prospek pertumbuhan ini diperkirakan disebabkan oleh kondisi eksternal yang lebih kondusif dengan pulihnya ekonomi dunia. Namun, pemulihan global ini bergantung pada kesuksesan exit policy di negaranegara maju dan mitra dagang Indonesia. Sedangkan terkait prospek stabilitas harga, i

50 tekanan inflasi di 2010 diperkirakan masih akan bersumber dari persoalan struktur pasar sejumlah komoditas makanan, distribusi, serta pengaruh harga internasional. TANTANGAN PEREKONOMIAN TAHUN 2010 Beberapa tantangan perekonomian Indonesia di tahun 2010 adalah: a. Mendorong peningkatan investasi. Upaya ini membutuhkan ketersediaan infastruktur yang memadai, perbaikan iklim investasi. Selain itu karakteristik industri pengolahan yang sangat tergantung bahan baku impor dan berdaya saing rendah berpotensi menjadi hambatan peningkatan produksi dalam memenuhi kenaikan permintaan domestik maupun eksternal. b. Keterbatasan transmisi kebijakan moneter. Efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui perbankan, baik untuk penurunan suku bunga maupun peningkatan kredit, masih perlu ditingkatkan. ARAH KEBIJAKAN MONETER Kebijakan moneter ke depan diarahkan untuk menjaga agar inflasi rendah dan stabil. Untuk tahun 2010, sasaran inflasi Bank Indonesia berada pada kisaran 5%±1%. Dalam jangka menengah, Bank Indonesia mengarahkan agar inflasi terus dalam tren yang menurun sehingga berada pada tingkat yang rendah sebanding dengan tingkat inflasi di negara kawasan, yang sudah berada pada kisaran 3%. Tingkat inflasi yang rendah dalam jangka menengah ini sangat relevan untuk menjaga daya saing perekonomian domestik, terutama dalam menghadapi ASEAN Economic Community pada tahun Untuk mencapai target inflasi tersebut, Bank Indonesia berkomitmen untuk: a. Mengarahkan BI rate dalam takaran yang tepat secara konsisten, sehingga inflasi dan ekspektasi inflasi tergiring ke target inflasi jangka menengah yang diinginkan sebagai jangkar. b. Mengkombinasikan penggunaan respon suku bunga dan manajemen volatilitas nilai tukar untuk memitigasi shock yang dapat terjadi di perekonomian Indonesia. c. Menjaga volatilitas nilai tukar yang terjadi di pasar dengan mengoptimalkan penggunaan instrumen moneter yang ada, disertai dengan aturan kehatihatian untuk menghindari munculnya ketidakstabilan sistem keuangan. d. Menjaga koridor suku bunga pasar uang dan lebih mengoptimalkan penggunaan berbagai instrumen moneter yang ada. e. Mengintensifkan upayaupaya pengendalian inflasi di daerah dengan memberdayakan Kantor Bank Indonesia untuk bekerja lebih aktif lagi sebagai penggerak Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mendorong peningkatan produksi dan kelancaran distribusi yang berperan menahan inflasi. ii

51 ARAH KEBIJAKAN PERBANKAN a. Peningkatan ketahanan sistem perbankan yang akan ditempuh melalui penguatan pengaturan, pemantapan sistem pengawasan bank, penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia, serta pendalaman pasar keuangan. b. Peningkatan intermediasi perbankan melalui penyempurnaan peraturan dan penyediaan infrastruktur pendukung. Peraturan yang akan disempurnakan diantaranya meliputi Giro Wajib Minimum (GWM), optimalisasi dan efisiensi kegiatan operasional bank, kemudahan persyaratan kegiatan devisa yang dapat mendorong pemberian kredit. BI juga akan mendorong terbentuknya institusi yang memiliki fungsi menyediakan basis data kredit per sektor dan per daerah, guna memudahkan bank dalam mengukur risiko. c. Peningkatan peran perbankan syariah terhadap perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya. Kebijakan untuk perbankan syariah ini akan ditempuh diantaranya dengan meningkatkan insentif untuk mendorong peningkatan modal, memfasilitasi pengembangan unit usaha syariah dan anak perusahaannya, serta memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM perbankan syariah yang kompeten. d. Peningkatan peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam pembiayaan keuangan mikro dan penguatan ketahanannya. Kebijakan ini akan ditempuh diantaranya dengan, memberikan insentif untuk mendorong peningkatan modal, dan memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM BPR yang kompeten, serta mempertegas posisi BPR sebagai community bank. Kesehatan, efisiensi dan intermediasi optimal dari sektor perbankan merupakan katakata kunci. Kesehatan perbankan dengan berbagai sistem pengawasan, sementara efisiensi yang menghasilkan intermediasi yang optimal dicapai dengan mengadopsi berbagai skema insentif dan disinsentif yang digulirkan. Untuk memaksimumkan efisiensi perbankan, Bank Indonesia akan melakukan benchmarking terhadap biaya dana untuk kredit, biaya overhead, premi risiko dan margin keuntungan. Dengan demikian bank dapat mencari areaarea yang dapat ditingkatkan efisiensinya guna mendorong penetapan suku bunga kredit yang lebih wajar. Ini semua dilakukan dengan tetap mengedepankan prinsipprinsip kewajaran pasar. Di lain pihak, efisiensi industri perbankan juga akan ditingkatkan dengan melakukan pendalaman pasar keuangan. Misalnya dengan bekerja sama dengan sejumlah instansi lain untuk mengkaji dan mendorong instrumen pasar uang jangka pendek yang dapat menjadi kompetitor dari kredit jangka pendek perbankan. Dengan demikian diharapkan pasar keuangan (perbankan maupun nonperbankan) akan lebih iii

52 adil dan efisien, sehingga secara keseluruhan akan lebih menguntungkan perekonomian. PERAN BANK SENTRAL SEBAGAI REGULATOR SISTEMIK Pasca krisis global, kebutuhan akan adanya regulator sistemik yang mengawasi kesehatan dan stabilitas keseluruhan sistem keuangan semakin mengemuka. Peran institusi ini mencakup pengumpulan, analisis dan pelaporan informasi terkait interaksi signifikan di pasar dan risiko yang ada di antara lembaga keuangan; meneliti apakah ada lembaga keuangan yang menyebabkan sistem keuangan terekspos risiko sistemik; merancang dan mengimplementasikan aturan; serta melakukan koordinasi dengan lembaga regulator lainnya, termasuk otoritas fiskal, dalam mengelola krisiskrisis sistemik yang mungkin timbul. Ada tiga alasan mengapa bank sentral dapat berperan sebagai regulator sistemik: a. Bank sentral memiliki hubungan jualbeli seharihari dengan pelaku pasar sebagai bagian dari fungsi utamanya mengimplementasikan kebijakan moneter, sehingga tidak ada lembaga lain yang memiliki pengetahuan dan akses sejenis ke aliran utama sistem keuangan. b. Tanggung jawab untuk mempertahankan stabilitas ekonomi makro sangat sejalan dengan peran untuk menjamin stabilitas sistem keuangan. Sejarah menunjukkan, berbagai krisis ekonomi di dunia selalu berhubungan dengan krisis keuangan, sehingga bank sentral secara alami memang harus mempertimbangkan interaksi antara sektor keuangan dan kebijakan moneter dalam melaksanakan tugasnya. c. Fungsi lender of last resort memang ada di bank sentral. Dengan fungsi itu, bank sentral dapat menggunakan neracanya untuk menyediakan pendanaan darurat jangka pendek di masa krisis. Sebagai regulator sistemik, bank sentral akan mampu memperoleh informasi lapangan langsung dari lembagalembaga keuangan yang diawasi. Informasi ini dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat apakah suatu lembaga keuangan perlu diselamatkan. iv

53 BAB II PERKEMBANGAN HARGAHARGA A. Kajian Umum Inflasi Kota Jambi pada triwulan IV2009 mencapai 0,58% (qtq), menurun dibandingkan triwulan III2009 yang mengalami inflasi sebesar 2,37% (qtq). Inflasi yang terjadi di Kota Jambi pada triwulan laporan berasal dari meningkatnya laju inflasi dari kelompok kesehatan diikuti dengan kelompok makanan jadi. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Bulanan (mtm) Triwulanan (qtq) Year to date (ytd) Year on year (yoy) (5.00) Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100 Inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan IV2009 sebesar 2,49% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya 1,71% (yoy) pada September Sementara, pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan Oktober, November dan Desember 2009 masingmasing sebesar 1,23%(mtm), minus 0,34%(mtm) dan minus 0,31%(mtm). 35

54 INFLASI Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya angka inflasi kelompok kesehatan serta makanan jadi sementara kelompok bahan makanan mengalami penurunan harga pada triwulan laporan (lihat tabel 2.1.). Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Triwulan I2009 Triwulan II2009 Triwulan III2009 Triwulan IV2009 KELOMPOK qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy I Bahan Makanan II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan INFLASI Sumb Sumber: BPS (diolah) Meningkatnya biaya dokter dan bidan selama periode triwulan laporan memberikan sumbangan inflasi pada kelompok kesehatan. Sementara itu, menurunnya harga cabai merah, daging ayam ras, serta telur memicu deflasi pada kelompok bahan makanan. Perkembangan inflasi tahunan Kota Jambi dan nasional pada triwulan laporan mengalami peningkatan setelah terus mengalami tren penurunan semenjak triwulan IV2008. Pada triwulan laporan Inflasi Kota Jambi secara tahunan (yoy) adalah sebesar 2,49% lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 2,86%. Persen Kota Jambi Grafik 2.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Nasional

55 INFLASI Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan Kota sekitarnya YOY Bengkulu Jambi Padang Palembang Pekanbaru catatan: mulai bulan Juni 2008, angka inflasi menggunakan tahun dasar 2007 Secara regional, tingkat inflasi di Jambi cukup tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Inflasi di Jambi lebih tinggi dibandingkan Padang (2,05%/yoy), Pekanbaru (1,94%/yoy), serta Palembang (1,85%/yoy) namun masih lebih rendah dibandingkan Bengkulu (2,88%/yoy). 14 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Dilihat per sub kelompok, inflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub kelompok sarana dan penunjang transpor. 14 Sumber: DSM, Bank Indonesia. 37

56 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK Triwulan I2009 Triwulan II2009 Triwulan III2009 Triwulan IV2009 qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADIPADIAN, UMBIUMBIAN DAN HASILNYA b. DAGINGDAN HASILHASILNYA c. IKAN SEGAR d. IKAN DIAWETKAN e. TELUR, SUSU DAN HASILHASILNYA f. SAYURSAYURAN g. KACANGKACANGAN h. BUAHBUAHAN i. BUMBUBUMBUAN j. LEMAK DAN MINYAK k. BAHAN MAKANAN LAINNYA II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA IV. SANDANG a. SANDANG LAKILAKI b. SANDANG WANITA c. SANDANG ANAKANAK d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN b. OBATOBATAN c. JASA PERAWATAN JASMANI d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN b. KURSUSKURSUS / PELATIHAN c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN d. REKREASI e. OLAHRAGA VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR d. JASA KEUANGAN INFLASI (UMUM) Sumb Sumber: BPS (diolah) Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah cabe merah; beras; tarif gunting rambut pria (Oktober 2009), pemeliharaan/service; batu bata; nasi (November 2009) serta beras; bayam; emas perhiasan (Desember 2009). Sementara itu deflasi yang dialami kota Jambi pada bulan November dan Desember 2009 dipicu oleh menurunnya harga cabe merah; daging ayam ras; dan beras (November 2009) serta cabe merah; daging ayam ras, dan batu bata (Desember 2009)

57 INFLASI Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TW IV KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI TW IV2009 Sumbangan Sumbangan OKTOBER OKTOBER 1 Cabe merah Daging ayam ras Beras Angkutan antar kota Tarif gunting rambut pria Telur ayam ras Pemeliharaan/service Bahan bakar rumah tangga Gadogado Bawang merah Petai Wortel Ikan bakar Kelapa Cabe rawit Ikan tongkol Perbaikan ringan kendaraan Minyak goreng Rokok kretek/filter Emas perhiasan Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas NOVEMBER NOVEMBER 1 Pemeliharaan/Service Cabe Merah Batu Bata/Batu Tela Daging Ayam Ras Nasi Beras Bawang Merah Petai EmpekEmpek Udang Basah Ongkos Bidan Ikan Patin Dokter Spesialis Ikan Dencis Emas Perhiasan Telur Ayam Ras Rekreasi Ikan Tongkol Bayam Pisang Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas DESEMBER DESEMBER 1 Beras Cabe Merah Bayam Daging Ayam Ras Emas Perhiasan Batu Bata/Batu Tela Kelapa Ketimun Telur Ayam Ras Kacang Panjang Udang Basah Cabe Rawit Gula Pasir Pisang Ikan Tongkol Petai Ikan Dencis Jeruk Minyak Goreng Ikan Nila Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumber : BPS (diolah) 1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada triwulan IV tahun 2009 mengalami deflasi sebesar 2,13% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbubumbuan sebesar 25,32% (qtq) serta sub kelompok daging dan hasilhasilnya sebesar 10,20% (qtq). 39

58 INFLASI Grafik 2.4. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Pada triwulan laporan, harga crude palm oil (CPO) internasional kembali mengalami peningkatan. Selama triwulan IV2009, harga CPO meningkat 20,69%. Namun demikian, kenaikan harga CPO ini belum diikuti oleh meningkatnya harga minyak goreng lokal. Harga minyak goreng lokal berdasarkan data dari Disperindag turun 0,80% dari triwulan lalu. Kondisi tersebut dipicu oleh tercukupinya produksi minyak goreng dari dalam provinsi Jambi serta diadakannya pasar murah untuk komoditi ini. Namun demikian, jika harga CPO internasional terus meningkat dikhawatirkan akan ikut mempengaruhi harga minyak goreng lokal. Sementara, perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru relatif stabil yaitu di harga Rp7.500/kg. Meningkatnya harga gandum, yang merupakan bahan baku tepung terigu, di pasar internasional sebesar 18,51% menjadi $541,5/bushel pada triwulan laporan belum diikuti dengan peningkatan harga tepung terigu di Jambi Satu bushel setara dengan 27 kg

59 INFLASI Grafik 2.5. Perkembangan Harga Tepung Terigu (USD/Bushel) (Rp/Kg) Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Perkembangan harga sub kelompok bumbubumbuan pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 25,32% (qtq) terutama dipengaruhi oleh menurunnya harga cabe merah. Harga cabe merah yang terus meningkat sampai dengan bulan Oktober lalu kemudian mengalami penurunan harga yang cukup signifikan di bulan November dan Desember. Membaiknya pasokan cabe merah di akhir tahun memicu menurunnya harga cabe pada triwulan laporan. Grafik 2.6. Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang (Rp/kg) Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Putih Bawang Merah Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Sub kelompok daging dan hasilhasilnya mengalami deflasi sebesar 10,20% (qtq) serta inflasi 0,14% (yoy). Menurunnya permintaan pasca hari 41

60 INFLASI besar keagamaan menyebabkan turunnya harga daging terutama daging ayam dan telur. Selama triwulan IV2009, daging ayam ras merupakan salah satu dari dua komoditi penyumbang deflasi terbesar. Sementara pergerakan harga daging sapi relatif stabil selama triwulan laporan. Grafik 2.7. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.8. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Ayam Kampung (aksis kiri) Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Daging Sapi Murni (aksis kanan) (Rp/Kg) Grafik 2.9. Perkembangan Harga Beras 16 (USD/CWT) (Rp/Kg) Beras internasional (aksis kiri) lokal IR 64 (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi 2. Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan IV2009 mengalami inflasi sebesar 8,92% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan sebesar 3,67% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi sebesar 4,43% (qtq), diikuti sub 16 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg

61 INFLASI kelompok minuman tidak beralkohol (3,78%/qtq) serta sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol (1,92%/qtq). 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan IV 2009 mengalami deflasi sebesar minus 0,06% (qtq) serta dengan laju inflasi tahunan mencapai 3,44% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, biaya perlengkapan rumah tangga mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,16% (qtq), sementara sub kelompok perlengkapan rumah tangga serta bahan bakar, penerangan dan air mengalami deflasi masingmasing sebesar 0,85% (qtq) dan 0,84% (qtq) pada triwulan laporan. 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan IV 2009 mengalami inflasi sebesar 5,23% (yoy) atau dengan laju inflasi triwulanan mencapai 1,56% (qtq). Inflasi pada kelompok sandang pada triwulan laporan disumbangkan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 5,78% (qtq) sementara sub kelompok lainnya mengalami deflasi pada triwulan laporan. Harga Emas (USD/Troy Ounce) Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional , Sumber: Bloomberg 43

62 INFLASI Harga emas pada triwulan laporan kembali mengalami peningkatan. Harga ratarata emas (logam mulia) 24 karat di Jambi pada bulan Desember 2009 sebesar Rp /gram meningkat dibandingkan bulan September 2009 yang mencapai Rp /gram Kelompok Kesehatan Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 7,66% (yoy) pada triwulan IV2009 atau dengan laju inflasi triwulanan sebesar 5,19% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok jasa perawatan jasmani 42,28% (qtq) diikuti oleh jasa kesehatan 7,11% (qtq), diikuti sub kelompok obatobatan 0,36% (qtq). Sementara itu, sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi minus 0,28% (qtq). 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan IV2009 mengalami inflasi sebesar 1,30% (qtq). Menjelang musim liburan natal dan tahun baru memicu meningkatnya inflasi rekreasi yaitu 7,67% (qtq) pada triwulan laporan. Rekreasi menyumbang inflasi sebesar 0,0373% pada bulan November. Sementara itu biaya jasa pendidikan dan kursuskursus relatif tetap pada triwulan laporan. Setelah memasuki tahun ajaran baru pada triwulan lalu, biaya pendidikan kembali stabil. 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan IV2009 sebesar 1,20% (qtq) dengan laju inflasi tahunan sebesar minus 1,02% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 15,02% (qtq) sementara sub kelompok transpor mengalami deflasi sebesar minus 0,28% (qtq) serta kedua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan. 17 Sumber: BPS Provinsi Jambi

63 INFLASI Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sementara itu, harga minyak di pasar internasional mengalami tren peningkatan sejak awal tahun 2009 dari sebesar USD 41,68/barrel (Januari 2009) menjadi USD 79,36/barrel (Desember 2009). Pada triwulan laporan harga minyak kembali mengalami meningkat yang mencapai 12,39%. Selama periode triwulan laporan harga minyak di pasar internasional masih berada pada kisaran aman dari target pemerintah sehingga belum ada rencana pemerintah untuk menaikkan kembali harga BBM dalam negeri. 45

64 Halaman ini sengaja dikosongkan

65 Boks 2. INFLASI KOTA JAMBI DAN PROYEKSI INFLASI TAHUN 2010 Sejak tahun 2006, inflasi kota Jambi cenderung berada di atas inflasi nasional. Memasuki akhir tahun 2009, inflasi Kota Jambi (2,49%) dapat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional (2,78%). Relatif tingginya inflasi Kota Jambi dipicu oleh tingginya ketergantungan Jambi akan daerahdaerah lain di pulau Sumatera ataupun Jawa terutama akan komoditas bahan makanan. Sementara itu, cukup tingginya bobot bahan makanan (26,78% berdasarkan SBH 2007) menyebabkan sedikit saja komoditi ini mengalami pergerakan harga akan berdampak cukup signifkan akan pergerakan angka inflasi Kota Jambi. Grafik 1. Perkembangan Inflasi Jambi dan Nasional Persen (%) Nasional (yoy) Kota Jambi (yoy) Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100 Grafik 2. Inflasi Tahunan Kota Jambi BBM meningkat 20,69% BBM meningkat 26,09% BBM meningkat 3,42% BBM meningkat 148,62% BBM meningkat 33% BBM turun 10% I

66 Semenjak tahun 2001, pergerakan inflasi Kota Jambi cukup bervariasi. Salah satu penyebab cukup bervariasinya angka inflasi tersebut adalah pengaruh dari perubahan harga BBM. Bensin merupakan komoditi dengan bobot ketiga tertinggi di Jambi setelah beras dan kontrak rumah. Dengan demikian peningkatan harga BBM dapat memicu meningkatnya angka inflasi hingga menyentuh dua digit. Sementara itu, turunnya harga BBM pada awal tahun 2009 ikut memicu menurunnya angka inflasi Kota Jambi. Selain itu, beberapa komoditi yang memiliki sumbangan inflasi cukup tinggi terhadap pergerakan angka inflasi di Kota Jambi adalah beras, daging ayam ras, serta cabe merah. Ketiga komoditi ini memiliki bobot masingmasing sebesar 5,53%; 2,09%; 1,29%. Tingginya pengaruh ketiga komoditi ini terhadap angka inflasi Kota Jambi menyebabkan proyeksi inflasi Kota Jambi sedikit sulit untuk dilakukan. Perubahan harga beras, cabe merah, serta daging ayam lebih banyak dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti musim panen, kondisi cuaca, harga pakan dan bibit, serta infrastruktur. Beras dan cabe merah yang dipasarkan di Jambi sebagian besar berasal dari luar provinsi Jambi seperti dari Palembang, Padang, Bengkulu, Medan serta pulau Jawa. Oleh sebab itu ketergantungan akan pasokan daerah lain, infrastruktur jalan, serta kondisi cuaca sangat mempengaruhi pergerakan harga di Jambi. Sementara itu, pasokan daging ayam ras berasal dari dalam kota Jambi. Namun bibit serta pakan ternak dari komoditi ini masih berasal dari daerah lain seperti Lampung dan Medan. Berkurangnya pasokan bibit yang masuk ke Jambi seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 2009 berimbas pada melejitnya harga daging ayam di Kota Jambi. Grafik 35. Inflasi, perubahan harga dan sumbangan inflasi beras, daging ayam ras, dan cabe merah Sumber: BPS, diolah May08 Jun08 Jul08 Aug08 Sep08 Inflasi %perubahan harga beras Sumbangan inflasi beras %(RHS) Oct08 Nov08 Dec08 Jan09 Feb09 Mar09 Apr09 May09 Jun09 Jul09 Aug09 Sep09 Oct09 Nov09 Dec II

67 5.00 Inflasi Sumbangan inflasi daging ayam ras % %perubahan harga daging ayam ras (RHS) May08 Jun08 Jul08 Aug08 Sep08 Oct08 Nov08 Dec08 Jan09 Feb09 Mar09 Apr09 May09 Jun09 Jul09 Aug09 Sep09 Oct09 Nov09 Dec Sumber: BPS, diolah Inflasi Sumbangan inflasi cabe merah % %perubahan harga cabe merah (RHS) May08 Jun08 Jul08 Aug08 Sep08 Oct08 Nov08 Dec08 Jan09 Feb09 Mar09 Apr09 May09 Jun09 Jul09 Aug09 Sep09 Oct09 Nov09 Dec Sumber: BPS, diolah PROYEKSI INFLASI KOTA JAMBI 2010 Inflasi Kota Jambi tahun 2010 diperkirakan akan sebesar 6±1% lebih tinggi dari sasaran inflasi nasional yang sebesar 5±1%. Proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada kenaikan harga BBM selama tahun Grafik 6. Proyeksi Inflasi Bulanan Kota Jambi Tahun 2010 Inflasi mtm (%) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des 2 III

68 Selama tahun 2010 diperkirakan terdapat dua masa dimana inflasi Jambi akan berada pada angka yang cukup tinggi, yaitu pada pertengahan tahun serta menjelang hari raya Idul Fitri. Pada kedua waktu ini, permintaan masyarakat akan barang dan jasa sedang meningkat sehingga memicu meningkatnya harga. Pertengahan tahun merupakan masa liburan serta tahun ajaran baru sekolah biasanya direspon dengan acara liburan keluarga sehingga harga transportasi cenderung akan naik. Selain itu, masa tahun ajaran baru seringkali diikuti dengan meningkatnya biaya pendidikan sekolah sehingga kelompok pendidikan diperkirakan juga akan menjadi penyumbang inflasi yang cukup tinggi pada bulanbulan tersebut. Selain itu, Pilkada Gubernur Jambi 2010 yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2010 diperkirakan akan meningkatkan konsumsi yang mendiring permintaan sehingga memicu meningkatnya harga. Sementara itu, sekitar bulan September dan Oktober menjelang hari raya Idul Fitri, perputaran uang di masyarakat juga meningkat seiring dengan adanya tunjangan hari raya yang memicu meningkanya permintaan akan bahan makanan, sandang, serta transportasi. Dengan demikian, angka inflasi diperkirakan juga akan mengalami peningkatan dari bulanbulan sebelumnya. REKOMENDASI 1. Tingginya pengaruh perubahan harga bahan makanan terutama daging ayam, beras dan cabe merah terhadap pergerakan inflasi Kota Jambi perlu perhatian lebih lanjut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kemandirian provinsi Jambi, misalnya dengan pengembangan budidaya cabe merah di tingkat rumah tangga, insentif terhadap petani padi, serta pengembangan jagung sebagai pakan ternak. 2. Meningkatkan koordinasi antara Bank Indonesia, dinas/instansi terkait melalui optimalisasi Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi. IV

69 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Kinerja perbankan pada triwulan IV2009 menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penyaluran kredit serta penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Terakselerasinya pertumbuhan penghimpunan DPK pada triwulan laporan menyebabkan melonggarnya likuiditas perbankan. Kinerja perbankan yang membaik ini terlihat dari cukup tingginya Loan to deposits ratio (LDR) perbankan. Kualitas kredit yang diberikan pun menunjukkan perbaikan, ditunjukkan oleh menurunnya angka Non Performing Loan (NPL). A. Perkembangan Kelembagaan Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan IV tahun 2009 tercatat sebanyak 23 (dua puluh tiga) bank umum dan 8 (delapan) BPR yang terdiri dari 175 kantor cabang dan cabang pembantu bank umum (tidak termasuk kantor kas) dan 14 kantor BPR. Pada periode triwulan laporan tidak terdapat penambahan bank umum maupun BPR baru, namun terdapat penambahan 6 (enam) kantor cabang pembantu (KCP) yaitu KCP BTPN Kuamang Kuning, KCP BTPN Sungei Penuh KCP BTPN Rimbo Bujang, KCP BTPN Singkut, KCP BTPN Sungei Bahar, dan KCP BTPN Muara Bulian. Dari 23 (dua puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi, terdiri dari 19 (sembilan belas) bank konvensional termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 4 (empat) bank syariah. Dilihat dari sebarannya, jumlah kantor bank terbesar masih di Kota Jambi sebanyak 64 (enam puluh empat) kantor (36,57%), sedangkan untuk kabupaten yang paling sedikit kantor banknya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 4 (empat) kantor (2,29%). 47

70 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH B. Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar Rp968,12 miliar (7,31%) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset triwulan lalu yang sebesar 1,50%. Terus meningkatnya aset perbankan pada triwulan laporan seiring dengan meningkatnya aset baik bank konvensional maupun bank syariah. Aset bank konvensional meningkat Rp939,01 miliar (7,32%) sementara aset bank syariah meningkat Rp29,11 miliar (6,81%). Dengan demikian secara total, aset bank umum pada triwulan laporan menjadi sebesar Rp14.215,76 miliar. 18 Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Rp miliar 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Q1 04 Q2 04 Q3 04 Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan qtq (%) Q4 04 Q1 05 Q2 05 Q3 05 Q4 05 Q1 06 Q2 06 Q3 06 Q4 06 Q1 07 Q2 07 Q3 07 Q4 07 Q1 08 Q2 08 Q3 08 Q4 08 Q1 09 Q2 09 Q3 Q Persen Dilihat dari total pangsa pasar aset bank umum, pangsa aset bank konvensional sebesar 96,79% sementara aset bank syariah sebesar 3,21% pada triwulan laporan. 2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan pada triwulan laporan meningkat sebesar 5,97%, yaitu dari Rp10.231,45 miliar menjadi Rp10.842,51 miliar pada triwulan laporan. Berdasarkan kelompok bank, meningkatnya DPK dirasakan oleh kedua kelompok bank. Peningkatan DPK terbesar dialami oleh bank pemerintah yaitu 18 Bank kovenional termasuk bank milik pemerintah dan swasta nasional 48

71 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH sebesar Rp598,79 miliar (5,99%) sementara penghimpunan DPK bank syariah meningkat sebesar Rp12,28 miliar (5,27%). Dengan demikian pada triwulan laporan, DPK perbankan meningkat sebesar Rp611,06 miliar. Tabel 3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Pertumbuhan Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Nominal Persen Bank Konvensional 10,163,136 9,872,159 10,080,116 10,349,880 9,998,588 10,597, , Giro 2,568,587 2,316,927 2,325,515 2,373,677 2,047,600 1,929,641 (117,959) (5.76) 2 Tabungan 4,587,808 4,884,047 4,610,190 4,909,160 5,002,675 5,904, , Simpanan Berjangka 3,006,741 2,671,185 3,144,411 3,067,043 2,948,313 2,763,238 (185,075) (6.28) Bank Syariah 179, , , , , ,135 12, Giro 46,918 49,508 50,230 48,821 53,782 54, Tabungan 99, , , , , ,172 13, Simpanan Berjangka 32,766 45,806 47,361 55,398 61,596 59,185 (2,411) (3.91) Jumlah 10,342,315 10,069,369 10,281,162 10,564,489 10,231,448 10,842, , Giro 2,615,505 2,366,435 2,375,745 2,422,498 2,101,382 1,984,419 (116,963) (5.57) 2 Tabungan 4,687,303 4,985,943 4,713,645 5,019,550 5,120,157 6,035, , Simpanan Berjangka 3,039,507 2,716,991 3,191,772 3,122,441 3,009,909 2,822,423 (187,486) (6.23) Berdasarkan jenis penghimpunan dana, meningkatnya DPK pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya tabungan masyarakat sebesar Rp915,51 miliar (17,88%). Sementara itu penghimpunan dana melalui deposito dan giro menurun masingmasing sebesar Rp187,49 miliar (6,23%) dan Rp116,96 miliar (5,57%). Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 55,67%, diikuti oleh deposito 26,03% dan giro 18,30%. Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp miliar 6,500 6,000 5,500 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Q1 03 Q2 03 Q3 03 Q4 03 Q1 04 Q2 04 Q3 04 Q4 04 Q1 05 Q2 05 Q3 05 Q4 05 Q1 06 Q2 06 Q3 06 Q4 06 Q1 07 Q2 07 Q3 07 Q4 07 Q1 08 Q2 08 Q3 08 Q4 08 Q1 09 Q2 09 Q3 Q Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan) Rp miliar 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Berdasarkan golongan pemilik, secara nominal, meningkatnya DPK berasal dari meningkatnya penghimpunan dana dari perorangan (Rp817,00 miliar), perusahaan asuransi (Rp229,95 miliar) dan perusahaan swasta (Rp200,59 49

72 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH miliar). Sementara itu, berakhirnya periode keuangan 2009 menyebabkan turunnya dana simpanan pemerintah daerah sebesar Rp748,07 miliar. No. Tabel 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) Golongan Pemilik Trw.I2009 Trw.II2009 Trw.III2009 Trw.IV2009 Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share Penduduk/Residents 1 Pemerintah 57, , , , Pemerintah Daerah 1,925, ,717, ,424, , Badan/lembaga pemerintah 85, , , , Badan Usaha Milik Negara 128, , , , Perusahaan asuransi 34, , , , Perusahaan swasta 599, , , , Yayasan dan Badan Sosial 65, , , , Koperasi 30, , , , Perorangan 7,287, ,589, ,690, ,507, Lainnya 66, , , , Jumlah 10,281, ,564, ,231, ,842, Bukan Penduduk/NonResidents Penduduk dan bukan penduduk 10,281,162 10,564,489 10,231,448 10,842,509 Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar adalah untuk golongan pemilik perorangan yang mencapai 80,53%; diikuti oleh milik perusahaan swasta 8,11% serta pemerintah Daerah 6,40%. Berdasarkan lokasi bank, jumlah dana masyarakat di perbankan mengalami peningkatan di sebagian besar kabupaten/kota. Peningkatan tertinggi terjadi di Kota Jambi sebesar Rp459,90 miliar (6,82%) diikuti oleh Kabupaten Bungo sebesar Rp77,72 miliar (15,04%) serta Kabupaten Merangin sebesar Rp62,93 miliar (12,72%). Sementara itu beberapa kabupaten mengalami penurunan DPK dengan penurunan tertinggi dialami Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar Rp39,41 miliar (22,26%). Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank (dalam jutaan rupiah) No. Kota/Kabupaten Trw.I09 Trw.II09 Trw.III09 Trw.IV09 Pertumbuhan Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen 1 Kota Jambi 6,532, ,685, ,747, ,206, , Batanghari 438, , , , , Tanjung Jabung Barat 893, , , , , Merangin 396, , , , , Kerinci 488, , , , , Sarolangun 415, , , , (27,606) (14.24) 7 Bungo 498, , , , , Tebo 130, , , , (24,514) (22.65) 9 Muara Jambi 210, , , , (25,262) (20.94) 10 Tanjung Jabung Timur 261, , , , (39,411) (22.26) 11 Lainnya (Others ) 15, , , , , JUMLAH 10,281, ,564, ,231, ,842, ,

73 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi mengalami perlambatan yaitu tumbuh 2,79% dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 5,68%. Dengan demikian total penyaluran kredit pada triwulan laporan adalah sebesar Rp9.116,91 miliar meningkat dari triwulan lalu yang sebesar Rp8.869,19 miliar. URAIAN Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Nominal Persen Kelompok Bank 7,513,877 7,593,187 7,748,152 8,392,275 8,869,187 9,116, , Bank Konvensional 7,265,582 7,317,898 7,431,265 8,037,073 8,482,025 8,705, , Bank Syariah 248, , , , , ,914 23, Jenis Penggunaan 7,513,877 7,593,187 7,748,152 8,392,275 8,869,187 9,116, , Modal Kerja 2,997,699 2,984,839 2,968,650 3,242,737 3,508,606 3,672, , Investasi 1,437,519 1,454,979 1,453,410 1,523,921 1,670,957 1,769,894 98, Konsumsi 3,078,659 3,153,369 3,326,092 3,625,617 3,689,624 3,674,281 15,343 (0.42) Sektor Ekonomi 7,513,877 7,593,187 7,748,152 8,392,275 8,869,187 9,116, , Pertanian 963,654 1,006,549 1,009,514 1,059,957 1,208,369 1,350, , Pertambangan 15,914 34,866 28,382 31,780 29,409 25,941 3,468 (11.79) 3 Perindustrian 396, , , , , ,242 21,093 (4.59) 4 Listrik, Gas dan Air 31,341 29,330 28,020 26,793 26,852 26, Konstruksi 333, , , , , ,442 8, Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,088,594 2,145,985 2,156,927 2,385,394 2,628,817 2,740, , Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 158, , , ,746 98, ,939 6,898 (6.52) 8 Jasajasa Dunia Usaha 282, , , , , ,406 9, Jasajasa Sosial Masyarakat 129, , , , , ,433 5, Lainlain 3,114,540 3,172,430 3,355,061 3,649,476 3,700,457 3,686,040 50, Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dipicu oleh meningkatnya penyaluran baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Peningkatan terbesar dialami oleh bank konvensional yaitu sebesar Rp223,07 miliar (2,64%) bank syariah meningkat Rp23,75 miliar (6,13%). Dilihat dari pangsa (share) penyaluran kredit, kelompok bank konvensional masih mendominasi dengan pangsa sebesar 95,49%, diikuti dengan kelompok bank swasta (24,51%) serta kelompok bank syariah (4,51%). Berdasarkan Jenis Penggunaan, peningkatan jumlah kredit dialami oleh kredit modal kerja dan investasi. Pertumbuhan kredit tertinggi dialami oleh kredit modal kerja sebesar Rp164,13 miliar (4,68%) kemudian diikuti oleh kredit investasi sebesar Rp98,94 miliar (5,92%) sementara kredit konsumsi menurun sebesar Rp15,34 miliar (0,42%). Terus meningkatnya penyaluran kredit perbankan di Jambi menunjukkan bahwa kepercayaan perbankan untuk membiayai usaha masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang semakin membaik. Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar dialokasikan untuk 51

74 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH kredit konsumsi yaitu 43,00%, diikuti oleh kredit modal kerja 38,72% dan kredit investasi 18,28% dari total kredit pada triwulan laporan. Berdasarkan Sektor Ekonomi, hampir semua sektor ekonomi mengalami peningkatan jumlah penyaluran kredit kecuali untuk sektor pertambangan, perindustrian serta pengangkutan dan komunikasi. Secara nominal, peningkatan kredit terbesar dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar Rp243,42 miliar(10,20%) diikuti dengan sektor pertanian yaitu sebesar Rp141,92 miliar (11,74%). Pangsa penyaluran kredit tetap didominasi oleh kredit sektor lainlain sebesar 40,43% terhadap outstanding kredit, diikuti sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 30,06%, serta sektor pertanian sebesar 14,81%. Penyaluran kredit ketiga sektor tersebut mendominasi penyaluran kredit yang mencapai 85,30% dari total outstanding kredit. Berdasarkan lokasi Proyek 19, jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Provinsi Jambi juga mengalami peningkatan yaitu tumbuh sebesar 3,33% dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp11,63 miliar menjadi Rp12,02 miliar. 20 Meningkatnya jumlah kredit ini hampir dialami oleh semua sektor ekonomi kecuali untuk sub sektor jasajasa. Berdasarkan nominal kredit, peningkatan kredit lokasi proyek pada triwulan laporan terutama dipicu oleh meningkatnya kredit lainlain sebesar Rp114,93 miliar (2,62%), diikuti dengan sektor perindustrian sebesar Rp112,97 miliar (13,94%). 19 Data s.d. bulan November Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek yang dimaksud masih memasukkan kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. 20 Data s.d. Bulan November Mulai Mei 2007, Data dana/kredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia). 52

75 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi I II III IV I II III IV Pertanian 1,367,665 1,828,219 1,962,425 1,993,259 1,959,270 2,026,202 2,077,761 2,160,665 Pertambangan 116, ,867 68, ,673 97, , , ,643 Perindustrian 887, , , , , , , ,144 Perdagangan 1,807,987 2,108,819 2,185,613 2,247,894 2,234,779 2,457,387 2,682,693 2,762,651 Jasajasa 852,274 1,170,425 1,250,435 1,232,322 1,203,112 1,519,917 1,521,339 1,454,927 listrik, gas dan air 86,777 95, , , , , , ,571 konstruksi 245, , , , , , , ,603 pengangkutan 132, , , , , , , ,295 jasa dunia usaha 264, , , , , , , ,912 jasa sosial masyarakat 123, , , , , , , ,546 Lainlain 3,113,757 3,436,538 3,865,525 3,971,675 4,085,517 4,301,199 4,380,585 4,495,514 TOTAL 8,145,685 9,554,812 10,288,458 10,434,067 10,404,818 11,241,587 11,630,750 12,017,544 Sumber: SEKDA Provinsi Jambi 4. Undisbursed Loan dan Persetujuan Kredit Baru Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan sebesar 7,25%. Pada triwulan laporan, total undisbursed loan sebesar Rp740,75 miliar atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp690,65 miliar. Menurunnya jumlah kredit konsumsi pada triwulan laporan memicu meningkatnya kelonggaran tarik masyarakat. Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 75,73%. Jika berdasarkan sektor ekonomi, undisbursed loan terbesar adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel (38,31%), diikuti oleh sektor perindustrian (22,38%), serta sektor pertanian (11,42%). 53

76 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Kategori (dalam jutaan rupiah) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Jenis Penggunaan 1 investasi 79,604 98,903 79,836 86,730 64,087 87, , ,832 2 konsumsi 4,594 6,794 5,241 6,038 3,744 1, ,946 3 modal kerja 502, , , , , , , ,970 Total 586, , , , , , , ,748 Sektor Ekonomi 1 Pertanian 78,361 76,635 84,701 77,478 76, ,494 91,214 84,603 2 Pertambangan 2, Perindustrian 24,677 28,764 31,328 41, , , , ,790 4 Listrik, Gas dan Air Konstruksi 38,669 43,796 53,939 54,226 64,010 76,391 65,561 59,213 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 354, , , , , , , ,768 Pengangkutan, Pergudangan dan 7 komunikasi 25,614 21,423 28,031 23,456 25,900 22,264 36,854 20,974 8 Jasajasa Dunia Usaha 39,140 38,085 33,718 36,317 36,897 40,060 41,157 45,846 9 Jasajasa Sosial Masyarakat 18,513 15,499 6,038 2,488 2,364 3,824 4,005 2, Lainlain 4,594 6,830 5,431 6,108 4,321 1, ,946 Total 586, , , , , , , ,748 Jumlah persetujuan kredit pada triwulan laporan menurun sebesar 22,53% dibandingkan triwulan sebelumnya yang terjadi pada semua jenis kredit dengan penurunan terbesar adalah kredit konsumsi yaitu sebesar Rp56,59 miliar (5,67%). Tabel 3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Tw IV 08 Tw I 09 Tw II 09 Tw IIII 09 Tw IV 09 Jenis Kredit Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta % 1. Modal Kerja 577, , , , , Investasi 813, , , , , Konsumsi 151, , , , , Jumlah 1,542, , , , , Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Semenjak triwulan I sampai triwulan III2009, penghimpunan dana pihak ketiga mengalami perlambatan bahkan sempat mengalami penurunan. Namun demikian, kembali meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga pada triwulan laporan memicu longgarnya likuiditas perbankan. Hal ini tercermin dari menurunnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) 21 baik dilihat dari kredit berdasarkan lokasi proyek maupun wilayah pelapor. LDR berdasarkan lokasi 21 LDR perbankan disini maksudnya rasio antara kredit yang disalurkan oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang dilakukan bank umum pada triwulan laporan. 54

77 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH proyek 22 menurun dari 113,68% menjadi 114,98% sedangkan LDR berdasarkan wilayah pelapor menurun dari 86,69% menjadi 84,08%. Rp juta 14,000,000 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 83.95% 87.15% 86.94% 88.05% 83.26% 58.18% 59.23% 59.84% 60.40% % % % % 97.77% 99.55% 90.63% 75.41% 72.65% 66.80% 62.78% 120% 100% 75.36% 79.44% 86.69% 84.08% 80% 60% 40% 20% Q107 Q207 Q307 Q407 Q108 Q208 Q308 Q408 Q109 Q209 Q309 Q409 Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen) 0% Grafik 3.4 Loan to deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi Triwulan III09 Triwulan IV LDR < 100% Ma. Jambi dan lainnya Tebo Saro langun Batanghari Bungo Merangin Kerinci Tanjabtim Kota Jambi Tanjabbar Berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Muara Jambi dan lainnya memiliki LDR tertinggi yaitu 583% di antara sembilan kota/kabupaten di Provinsi Jambi, diikuti oleh Kabupaten Tebo Muara Jambi dan lainnya. Sementara itu terdapat dua kabupaten/kota dengan tingkat LDR kurang dari 100% yaitu Kota Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang masingmasing sebesar 85,73% dan 67,35%. 22 Yang dimaksud LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank umum pada triwulan laporan. Data LDR berdasarkan lokasi proyek s.d November

78 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Kualitas kredit yang diberikan menunjukkan perbaikan pada triwulan laporan. Kondisi ini tercermin dari menurunnya rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 3,29% pada triwulan laporan dari 3,72% pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi adalah pada sektor pertanian sebesar 7,85% diikuti dengan sektor perindustrian sebesar 7,36% yang berarti di atas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 5%. Sementara itu, NPL sektorsektor ekonomi lainnya masih berada dalam kategori baik (dibawah 5%). No Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum Provinsi Jambi Sektor Ekonomi TW II09 Nominal NPL NPL (%) Kredit TW III09 Nominal NPL NPL (%) Kredit TW IV09 Nominal NPL NPL (%) Kredit 1. Pertanian 1,059, , ,208, , ,350, , Pertambangan 31,780 29, , Perindustrian 439,771 35, ,335 34, ,242 32, Listrik, Gas dan Air 26,793 26,852 26, Konstruksi 244,248 3, ,991 8, ,442 8, Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,385,394 81, ,628,817 93, ,740,329 94, Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 105, , , Jasajasa Dunia Usaha 316,146 10, ,087 9, ,406 7, Jasajasa Sosial Masyarakat 132, ,022 3, , Lainlain 3,649,476 56, ,700,457 60, ,686,040 50, J U M L A H 8,392, , ,869, , ,116, , Perkembangan UMKM Seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 2,79% pada triwulan laporan, kredit UMKM juga mengalami pertumbuhan bahkan sedikit di atas pertumbuhan total kredit yaitu sebesar 3,02%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan perbankan akan kredit UMKM masih cukup tinggi. Dengan demikian pangsa kredit UMKM terhadap total kredit terus mengalami peningkatan yaitu dari sebesar 86,13% menjadi 86,33% pada triwulan laporan. 56

79 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Miliar Rp 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, TW I07 TW II07 TW III07 TW IV07 TW I08 TW II08 TW III08 TW IV08 TW I09 TW II09 TW III09 Total Kredit Bank Pelapor Total Kredit UMKM Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%) Pertumbuhan Total Kredit Bank Pelapor Persen Kualitas penempatan dana perbankan daerah dalam bentuk kredit UMKM menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini dicerminkan dari menurunnya rasio NPL UMKM pada triwulan laporan yaitu dari 3,81% menjadi 3,27%. Kualitas kredit UMKM tersebut juga lebih baik dibandingkan dengan kualitas kredit perbankan secara total yang memiliki NPL sebesar 3,29%. Dilihat dari distribusinya, kredit UMKM sektor usaha kecil memiliki pangsa yang terbesar yaitu 35,64% lalu diikuti sektor usaha mikro sebesar 33,59%, serta sektor usaha menengah sebesar 17,10% dari total kredit perbankan. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% TW I 06 TW II 06 TW III 06 TW IV 06 TW I 07 TW II 07 TW III 07 TW IV 07 TW I 08 TW II 08 TW III 08 TW IV 08 TW I 09 TW II 09 TW III 09 Kredit Besar/NonUMKM Menengah Kecil Mikro TW IV 09 Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan kredit UMKM ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kredit usaha kecil sebesar Rp132,53 miliar (4,25%) diikuti dengan kredit menengah dan mikro yaitu masingmasing sebesar Rp56,90 57

80 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH miliar (3,79%) dan Rp41,51 miliar (1,37%). Berdasarkan jenis penggunaan, kredit UMKM masih didominasi oleh kredit konsumsi yang pangsanya mencapai 46,69%, diikuti kredit modal kerja sebesar 38,52% serta kredit investasi sebesar 14,79%. 7. Profitabilitas Kondisi profitabilitas (net) perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Selama periode triwulan IV tahun 2009 perbankan di Provinsi Jambi mencatat laba bersih (net) sebesar Rp113,15 miliar menurun sebesar Rp42,35 miliar jika dibandingkan dengan triwulan III2009. Grafik 3.7 Perkembangan Laba Rugi Triwulanan Miliar Rp 250 L/R (sblm transfer & pajak) L/R (net) Tw II Tw III 06 Tw IV 06 Tw I 07 Tw II 07 Tw III 07 Tw IV 07 Tw I 08 Tw II 08 Tw III 08 6 Tw IV 08 Tw I 09 Tw II 09 Tw III 09 Tw IV 09 Berdasarkan komposisinya, pendapatan terbesar pada triwulan ini adalah untuk pendapatan kredit. Pendapatan kredit pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan sebesar Rp52,38 miliar (15,24%). Sementara itu pendapatan dari SBI dan surat berharga lainnya menunjukkan peningkatan sebesar Rp0,94 miliar (68,67%). 58

81 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Tabel 3.9 Komposisi Pendapatan Bunga Bank Umum Provinsi Jambi Jenis Aset Tw I 08 Tw II 08 Tw III 08 Tw IV 08 Tw I 09 Tw II 09 Tw III 09 Tw IV 09 SBI dan surat berharga 6,464 10,084 10,263 9,556 4,486 5,793 1,363 2,299 Kredit 225, , , , , , , ,083 Lainnya Total 231, , , , , , , ,455 Dilihat dari spread bunga (grafik 3.8), terlihat bahwa margin keuntungan perbankan di Provinsi Jambi terus meningkat pada triwulan laporan. Margin ratarata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan meningkat yaitu dari 7,15% pada triwulan lalu menjadi 7,58% pada triwulan laporan. Kenaikan ini dipicu oleh semakin menurunnya suku bunga deposito 3 bulan seiring dengan penurunan BIrate sementara respon untuk menurunkan suku bunga pinjaman lebih lambat. Hal ini menyebabkan beban bunga yang ditanggung pada triwulan ini relatif lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya. Persen (%) Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga Ratarata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum Provinsi Jambi Margin Kredit Deposito 3 Bulan SBI Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Perbankan terus merespon penurunan BI Rate dengan menurunkan suku bunga simpanan. Pada triwulan laporan, suku bunga simpanan turun sebesar 49 bps yaitu menjadi 7,31% sementara suku bunga pinjaman hanya turun 6 bps dan menjadi 14,89%. 59

82 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Seiring dengan bank umum yang mengalami peningkatan kinerja pada triwulan laporan, kinerja BPR juga tetap tumbuh walaupun melambat dibandingkan dengan triwulan lalu yang tercermin dari meningkatnya jumlah aset, DPK dan kredit. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi mencapai Rp244,25 miliar, meningkat sebesar 4,43% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp233,88 miliar. Sementara itu, jumlah penghimpunan dana BPR di Provinsi Jambi meningkat Rp8,68 miliar (4,88%). Dari sisi penyaluran kredit, jumlah penyaluran kredit tumbuh sebesar Rp5,74 miliar (3,23%). Lebih tingginya peningkatan jumlah penghimpunan dana dibandingkan penyaluran kredit pada triwulan laporan menyebabkan turunnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menjadi 98,37% dari sebelumnya 99,95%. Sementara itu, kualitas kolektabilitas kredit menunjukkan perbaikan yang ditunjukkan dengan menurunnya persentase Non Performing Loan, yaitu dari 8,54% menjadi sebesar 7,88%. 60

83 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH APBD Provinsi Jambi (tidak termasuk anggaran pemerintah kota dan kabupaten) tahun 2010 sebesar Rp 1,50 triliun yang berarti turun 7,14% dari APBD tahun lalu yang sebesar 1,62 triliun. Dari sisi anggaran pendapatan, jumlah anggaran pendapatan daerah Provinsi Jambi tahun 2010 sebesar Rp1,30 triliun atau meningkat 3,82% dibandingkan anggaran pendapatan tahun 2009 yang sebesar Rp1,26 triliun. 23 A. Pendapatan Tahun 2010 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2010 diperkirakan akan meningkat sebesar 3,82% dari tahun Secara nominal, peningkatan pendapatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun Dana Perimbangan dari pusat. Di tahun 2010 PAD sebesar Rp23,50 miliar (3,72%) serta dana perimbangan sebesar Rp24,54 miliar (3,16%). Meningkatnya PAD Jambi disebabkan oleh meningkatnya retribusi daerah sebesar Rp12,25 miliar (45,10%), pajak daerah Rp7,01 miliar (1,65%) serta hasil pengelolaan pajak daerah yang dipisahkan Rp6,33 miliar (133,74%). Secara umum, pendapatan daerah Provinsi Jambi masih bertumpu pada jumlah dana perimbangan dengan pangsa sebesar 61,39% dari total pendapatan daerah yang berarti ketergantungan daerah terhadap transfer dana dari pusat sangat besar. Jika Pemerintah Daerah Provinsi Jambi mampu mengoptimalkan sumbersumber pendapatan daerah dan digunakan seefektif serta seefisien 23 APBD Provinsi Jambi tahun 2010 ini disahkan tanggal 5 Oktober

84 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH mungkin untuk kemajuan daerah, niscaya tingkat kesejahteraan masyarakat Jambi bisa lebih baik lagi. Tabel 4.1. Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun 2009 (dalam miliar Rupiah) Keterangan APBD APBD APBD APBD APBD Perubahan (%) Pendapatan Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Pajak daerah yang dipisahkan Lainlain Pendapatan Asli Daerah (8.69) Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil pajak/bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus (42.20) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan Hibah Dana Darurat 5.00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda Lainnya Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dr Pemerintah Total Pendapatan , , , B. Anggaran Belanja Tahun 2010 Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2010 diperkirakan akan menurun sebesar 7,14% dari tahun lalu. Menurunnya sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menyebabkan menurunnya dana yang dapat dipergunakan dalam APBD Penurunan belanja pemerintah ini diikuti dengan menurunnya belanja langsung sebesar Rp137,10 miliar (14,66%). Sementara itu, belanja tidak langsung mengalami peningkatan Rp21,44 miliar (3,13%). Menurunnya anggaran belanja langsung tahun 2010 diikuti dengan penurunan belanja barang dan jasa serta belanja modal masingmasing sebesar Rp82,91 miliar (19,52%), dan Rp57,72 miliar (12,77%) sementara belanja pegawai tetap meningkat. Belanja barang dan jasa serta modal merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangunan secara langsung. Meningkatnya anggaran belanja tidak langsung terutama disebabkan oleh meningkatnya belanja pegawai dan belanja hibah masingmasing sebesar Rp45,55 miliar (12,82%) dan Rp43,30 miliar (1237,44%). 62

85 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Tabel 4.2. Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun 2010 (dalam miliar Rupiah) Keterangan APBD APBD APBD APBD APBD Perubahan (%) Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah , Belanja Bantuan Sosial (85.74) Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa (48.78) Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung (14.66) Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa (19.52) Belanja Modal (12.77) Total Belanja 1, , , , , (7.14) Sementara itu, belanja pada APBD 2010 menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasinya, belanja terbesar diperuntukkan untuk otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian yaitu sebesar 34,8% dari total belanja, diikuti oleh urusan pekerjaan umum 17,9%; pendidikan 12,1%; kesehatan 9,4%; pertanian sebesar 6,6%; tenaga kerja 2,2%; perumahan 1,9%; kepegawaian 1,5% serta lainnya 13,7%. Anggaran otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; pekerjaan umum, pendidikan, pertanian dan perumahan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu dengan penurunan terbesar adalah untuk pertanian (39,0%). Anggaran pekerjaan umum menurun Rp57,19 miliar (17,5%). Selama ini anggaran pekerjaan umum masih di bawah kebutuhan anggaran penanganan ideal yang dibutuhkan. Oleh sebab itu penggunaan dana infrastruktur saat ini adalah berdasarkan skala prioritas dimana pemeliharaan jalan supaya tidak putus. Anggaran kesehatan tahun 2010 meningkat Rp20,34 miliar (16,9%). Peningkatan ini diharapkan dapat memperbaiki pelayanan kesehatan yang bermutu dan berbiaya murah (gratis) bagi masyarakat, terutama bagi golongan yang kurang mampu. 63

86 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Gambar 4.1 Perkembangan Belanja per Dinas Otoda (5.0) (17.5) (7.4) 16.9 (39.0) 43.5 (17.7) Pkrjn Umum Pnddkn Kshtn Pertanian Tng Krj Prmhn Kpgwn Pertumbuhan %), RHS Grafik 4.2. Distribusi Belanja APBD Provinsi Jambi Tng Krj 2.2% Prmhn 1.9% Pertanian 6.6% Kshtn 9.4% Kpgwn 1.5% Lainnya 13.7% Pnddkn 12.1% Pkrjn Umum 17.9% Otoda 34.8% C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan IV 2009 terealisasi sebesar Rp934,58 miliar meningkat sebesar 48,00% dibandingkan triwulan sebelumnya dan meningkat sebesar 17,43% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu. Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi dicapai oleh jenis pajak bumi dan bangunan sebesar Rp343,40 miliar, diikuti jenis pajak pertambahan nilai sebesar Rp303,39 miliar. Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI PENDAPATAN TRW IV TRW II TRW IV Pertumbuhan TRW I 2009 TRW III Nominal (%) I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 769, , , , , , Pendapatan Pajak Penghasilan 216, , , , ,893 52, Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 256, , , , , , Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 284,504 22, , , , , Pendapatan BPHTB 6,418 4,063 4,284 4,471 6,564 2, Pendapatan Cukai Pendapatan Pajak Lainnya 6,443 5,591 6,819 6,495 7,744 1, II Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 9,623 2,197 5,207 4,538 3,032 (1,506) (33.19) Pendapatan Bea Masuk 6,331 2,197 5,003 2,595 3, Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor 3, ,943 (1,943) (100.00) III Penerimaan Sumber Daya Alam Pendapatan Pertambangan Umum Pendapatan kehutanan IV Pendapatan PNPB Lainnya 16,507 28,701 24,398 21,116 43,396 22, V Pendapatan Hibah Total Realisasi Pendapatan 795, , , , , , Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa paling besar yaitu 95,01% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan. Jika dirinci lagi dari pendapatan pajak dalam negeri, maka pendapatan pajak 64

87 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH bumi dan bangunan (38,67%) memiliki pangsa paling besar, diikuti pajak pertambahan nilai (34,17%), serta pajak penghasilan (25,55%). Pendapatan PBB 38.67% Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.4. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pendapatan BPHTB 0.74% Pendapatan Cukai 0.00% Pendapatan Pajak Lainnya 0.87% Pendapatan PPh 25.55% Pendapatan Pajak Perdaganga n Int'l 0.32% Pendapatan PNPB Lainnya 4.64% Pendapatan Pajak Dalam Negeri 95.03% Pendapatan PPN 34.17% Grafik 4.3 Grafik 4.4 Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan IV 2009 terealisasi sebesar Rp1.450,44 miliar, meningkat sebesar 88,89% dibandingkan triwulan sebelumnya namun meningkat sebesar 65,33% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu. Secara nominal, belanja pemerintah pusat tertinggi adalah untuk belanja bantuan sosial yaitu sebesar Rp539,48 miliar (37,19%), diikuti dengan belanja modal yang mencapai Rp328,62 miliar (22,66%). Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI BELANJA Triwulan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Pertumbuhan IV Nominal (%) I Belanja Pegawai 157, , , , ,715 8, Belanja Gaji dan Tunjangan 122, , , , ,050 6, Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus 35,897 2,046 6,032 4,163 6,145 1, Belanja Kontribusi Sosial (392) (35) (165) (191) (480) (289) II Belanja Barang 117,693 45, , , , , Belanja Barang 62,891 26,096 76, , , , Belanja Jasa 13,686 4,586 10,003 10,910 17,817 6, Belanja Perjalanan 30,569 6,289 22,509 22,466 50,743 28, Belanja Pemeliharaan 10,546 8,553 25,029 28,140 (28,140) (100.00) III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan 2,227 4, (609) (100.00) Belanja Denda 4, (609) (100.00) Belanja Subsidi Perusahaan Negara 2,227 IV Belanja Bantuan Sosial 303,146 63, , , , , Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan 204,155 62, , , , , Belanja Lembaga Sosial Lainnya 98,991 1,152 14,788 26, ,263 79, V Belanja LainLain 36,621 62,364 60,149 37,572 47,663 10, Belanja LainLain 36,621 62,364 60,149 37,572 47,663 10, VI Belanja Modal 260,010 76, , , , , Belanja Modal Tanah 2, Belanja Modal Peralatan dan Mesin 72,977 3,358 9,605 6,987 61,762 54, Belanja Modal Gedung dan Bangunan 46, ,755 32,815 75,457 42, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 129,583 72, , , ,863 34, Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi 2,556 Belanja Modal Fisik Lainnya 6, ,655 3,060 7,749 4, Total Realisasi Belanja 877, , , ,884 1,450, , Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah 65

88 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Meningkatnya belanja pemerintah pusat di Jambi terutama dipicu peningkatan belanja bantuan sosial sebesar 285,03%, sedangkan belanja modal mengalami peningkatan sebesar 71,37%. Namun demikian porsi belanja modal yang baru 22,66% menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di daerah masih bisa dioptimalkan lagi. Grafik 4.6. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Transfer Dana Bagi Hasil 31.36% Belanja Gaji dan Tunjangan 25.09% Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus 0.50% Belanja Kontribusi Sosial 0.02% Belanja LainLain 4.47% Belanja Lembaga Sosial Lainnya 3.18% Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan 13.50% Belanja Subsidi Perusahaan NegaraBelanja Denda 0.00% 0.07% Belanja Jasa 1.30% Belanja Perjalanan Belanja 2.67% Pemeliharaan 3.35% Belanja Barang 14.48% D. Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi mencapai Rp676,47 miliar pada triwulan laporan, menurun sebesar 52,51% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, simpanan pemerintah daerah paling besar dalam bentuk giro (81,5%), diikuti dengan deposito (15,96%). Grafik 4.7. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (dalam miliar Rupiah) 1,800 1,600 1,400 1,200 1, Deposito Giro jan feb mar apr mei jun jul agus sep okt nov des jan feb mar apr mei jun jul agus sep okt nov des

89 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Berakhirnya periode anggaran tahun 2009 menyebabkan menurunnya simpanan pemerintah daerah dalam triwulan laporan. Hal ini mengindikasikan bahwa realisasi belanja daerah baru terealisasi di akhir periode anggaran. 67

90 Halaman ini sengaja dikosongkan

91 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Pada periode triwulan laporan, sistem pembayaran di Jambi mengalami peningkatan baik untuk aktivitas pembayaran tunai maupun non tunai. Sistem pembayaran tunai tercermin pada meningkatnya aliran uang baik keluar/outflows maupun masuk ke kas Bank Indonesia yang berasal dari setoran dan pembayaran kepada bankbank umum. Sementara, perkembangan sistem pembayaran nontunai dilihat dari meningkatnya aktivitas kliring dan RTGS. Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi Uraian (dalam miliar rupiah) Pertumbuhan (qtq) Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Nominal Persen Nilai Kliring (miliar Rp) 1.931, , , , , , ,05 120,17 7,51 Volume Kliring (lembar warkat) ,12 Aliran Uang Masuk/Inflows (miliar Rp) 129,61 226,79 558,43 295,02 124,95 179,94 387,70 207,76 115,46 Aliran Uang Keluar/Ouflows (miliar Rp) 1.242, ,14 695,55 263,40 923,43 930, ,07 274,70 29,53 Net Inflows/ (Net Outflows) (miliar Rp) (1.112,46) (964,35) (137,12) 31,62 (798,48) (750,43) (817,37) (66,94) 8,92 RTGS dari Jambi (miliar Rp) 6.351, , , , , , , ,86 22,55 RTGS ke Jambi (miliar Rp) , , , , , , , ,16 34,84 RTGS total (miliar Rp) , , , , , , , ,02 30,79 Penemuan Uang Palsu Pecahan Rp ,00 1 Pecahan Rp50.000,00 Pecahan Rp20.000,00 1 Pecahan Rp10.000,00 Jumlah PTTB (miliar Rp) 63,85 63,71 70,92 29,58 25,81 78,28 148,97 70,69 90,31 Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 49,27 28,09 12,70 10,03 20,66 43,50 38,42 (5,08) (11,67) Cek dan BG Kosong Lembar (253) (25,50) Nominal (miliar Rp) 14,72 28,49 32,39 27,29 34,36 29,95 24,81 (5) (14,96) A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Pada triwulan laporan, perkembangan sistem pembayaran tunai mengalami peningkatan baik dari sisi pembayaran (outflow) maupun aktivitas penerimaan (inflow) jika dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya. Pergerakan outflow secara bulanan menunjukkan bahwa di bulan Desember 2009 outflow mampu mencapai sebesar Rp554,56 miliar atau sebesar 46,02% dari total outflow triwulan laporan. Peningkatan outflow ini merupakan dampak dari perayaan keagamaan (hari natal). 69

92 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp miliar Q1 03 Q2 03 Q3 03 Q4 03 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Inflo ws Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%) Q4 09 Persen Pada triwulan laporan, aliran kas keluar bersih (net cash outflow) sedikit meningkat sebesar Rp66,94 miliar (8,92%). Arus kas masuk (cash inflow) mengalami peningkatan sebesar Rp207,76 miliar menjadi Rp387,701 miliar sementara aliran kas keluar mengalami peningkatan sebesar Rp274,70 miliar menjadi Rp1.205,07 miliar. A.2. Penyediaan Uang Layak Edar Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang tidak layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, jumlah ratio PTTB dibandingkan inflows sebesar 38,42% (Rp148,97 miliar). A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada pecahan berapapun. Untuk menjaga tidak beredarnya uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Bank Indonesia Jambi masih terus melakukan kegiatan Sosialisasi Ciriciri Keaslian Uang Rupiah kepada masyarakat. 70

93 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai B.1. Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan sebesar Rp1.721,05 miliar atau meningkat sebesar 7,51% dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.600,87 miliar. Peningkatan tersebut diikuti juga dengan meningkatnya jumlah warkat kliring sebesar 0,12%, yaitu dari lembar menjadi lembar. Di sisi lain, jumlah cek dan BG kosong juga mengalami penurunan sebesar 25,50% yaitu dari lembar menjadi 894 lembar. Penurunan tersebut diikuti juga dengan penurunan secara nominal jumlah penolakan sebesar 14,96%, yaitu dari Rp29,95 miliar menjadi Rp24.81 miliar. Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring dalam miliar Rupiah Persen , ,12 7,00 7, ,99 (2,74) (5) 500 (15) (25) Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV 2009 Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring Grafik 5.2 lembar warkat , ,23 2,89 1,81 0, (3,20) (12,57) Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Volume Kliring Grafik Pertumbuhan Volume Kliring Persen 15 (15) B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) meningkat yaitu sebesar 30,79% sehingga menjadi sebesar Rp26,03 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp19,90 triliun. Transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp4,65 triliun (34,84%) dan transfer keluar dari Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp1,48 triliun (22,55%) pada triwulan IV tahun

94 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) Kumulatif Triwulanan RataRata Harian Pertumbuhan Keterangan Kumulatif triwulanan Ratarata harian Dari Ke Dari Ke Dari Ke Dari Ke TW IV , ,96 130,70 116,12 19,46 38,01 27,56 47,37 TW I , ,66 89,55 73,24 (28,00) (33,72) (31,48) (36,93) TW II , ,81 88,21 188,06 (1,50) 156,79 (1,50) 156,79 TW III , ,37 102,82 234,84 22,20 30,91 16,56 24,87 TW IV , ,22 113,15 233,39 1,59 (8,26) 10,06 (0,62) TW I , ,00 93,67 267,08 (17,22) 14,44 (17,22) 14,44 TW II , ,15 100,82 267,84 13,02 5,30 7,64 0,28 TW III , ,53 114,35 306,58 13,42 14,46 13,42 14,46 TW IV , ,05 121,05 311,97 2,50 (1,47) 5,86 1,76 TW I , ,30 93,41 318,51 (25,37) (1,25) (22,84) 2,10 TW II , ,01 99,49 308,86 11,93 1,90 6,51 (3,03) TW III , ,82 107,44 218,82 6,25 (30,29) 8,00 (29,15) TW IV , ,98 127,49 285,68 22,55 34,84 18,66 30,56 72

95 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada periode triwulan laporan, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) menunjukkan bahwa nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih berada pada level pesimis. 24 Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan pada triwulan laporan meningkat signifikan sebesar 268,65% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 25 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi bulan November 2009) mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya (posisi September 2009). Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan IV tahun 2009 menurun sebesar 149 bps jika dibandingkan triwulan III tahun A. Ketenagakerjaan Daerah Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi pada bulan November tahun 2009, jumlah pencari kerja meningkat signifikan sebesar 268,65% jika dibandingkan triwulan sebelumnya. 27 Proses penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintah daerah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi selama triwulan laporan menyebabkan angka pencari kerja meningkat. Minat masyarakat untuk menjadi PNS sangatlah besar sehingga mendorong pencari kerja terutama tingkat pendidikan Sarjana untuk ikut tes penerimaan CPNS tahun Nilai saldo dibawah 100 artinya berada pada level pesimis. Jika nilai saldo meningkat, berarti masyarakat memandang kondisi pengangguran membaik. 25 Perbandingan pada 2 bulan awal periode triwulanan. Posisi data bulan JuliAgustus 2009 (triwulan III2009) dibandingkan posisi data bulan OktoberNovember (triwulan IV2009). Data pencari kerja terkini tersedia sampai dengan bulan November Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%). 27 Posisi data bulan JuliAgustus 2009 (triwulan III2009) dibandingkan posisi data bulan Oktober November (triwulan IV2009). 73

96 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Secara nominal, jumlah pencari kerja didominasi oleh tingkat pendidikan dari SLTA sebanyak orang, atau meningkat 30,55% (1.387 orang) dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan distribusinya (share), pencari kerja dengan jenjang pendidikan SLTA merupakan bagian terbesar pencari kerja (46,44%) diikuti oleh lulusan sarjana (S1) sebesar 28,31%. (orang) 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Grafik 6.1. Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi Grafik 6.2. Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi Total Pencari Kerja g.pencari kerja (10.56) (55.63) (50.26) (8.28) (2.33) Sumber: Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2009 (%) (55.64) (50) (100) orang 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1, Grafik 6.1 Grafik 6.2 Berdasarkan survei ekspektasi konsumen, jumlah penganguran saat ini dibandingkan 6 s.d 12 bulan yang lalu menunjukkan perbaikan. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya nilai saldo kondisi pengangguran dari sebesar 75,33 pada triwulan III2009 menjadi 77,33 pada triwulan IV tahun Sedangkan nilai saldo ekspektasi konsumen terhadap kondisi pengangguran SD SLTA D III/Sarjana Muda SLTP DI/DII Sarjana Sumber:Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2009 Grafik 6.3. Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran Indeks Ekspektasi pengangguran Kondisi pengangguran II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: Bank Indoneisa (diolah) 74

97 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN menunjukkan arah sebaliknya dengan penurunan nilai saldo yaitu dari sebesar 78,00 menjadi 70,00. Namun demikian, nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi terhadap pengangguran masih berada pada level pesimis pada triwulan laporan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memandang kondisi ketenagakerjaan masih kurang kondusif. B. Kesejahteraan Pergerakan inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan meningkat sebesar 0,58%/qtq jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Meningkatnya hargaharga beberapa kebutuhan pokok tersebut pada akhirnya menyebabkan naiknya ratarata triwulanan kebutuhan hidup layak (KHL) di Provinsi Jambi sebesar 1,65%, yaitu dari Rp ,00 pada triwulan III2009 menjadi Rp ,00 pada triwulan laporan. Rp 140, , ,000 80,000 60,000 Grafik Perkembangan Harga Ratarata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok Merk Anggur Merk King Merk Belida IR 64 (aksis kanan) IR 42 (aksis kanan) Perkembangan Harga Beras Grafik 6.4 Rp 7,000 6,500 6,000 5,500 5,000 4,500 4,000 Rp 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, Segi Tiga Biru Merk Lencana Perkembangan Harga Tepung Terigu Grafik 6.5 Rp 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, Bimoli Botol Special Tanpa Merk Perkembangan Harga Minyak Goreng Grafik 6.6 Rp 40,000 32,000 24,000 16,000 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, , Ayam Kampung (aksis kiri) Susu Merk Dancow (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Bawang Merah Perkembangan Harga Komoditas lainnya Grafik 6.7 Perkembangan harga ratarata beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat Grafik ) mengalami perkembangan yang cukup beragam. Harga ratarata beras ukuran 20 kg, yaitu Merek Anggur, Merek King dan Merek Belida Rp 20,000 16,000 12,000 8,000 4,000 75

98 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN mengalami peningkatan harga pada kisaran Rp1.935Rp4.657/20kg selama periode triwulan laporan. 28 Peningkatan harga juga terjadi pada harga ratarata gula selama triwulan laporan. Tren peningkatan harga gula dimulai pada awal tahun 2009 terus berlanjut sampai dengan akhir tahun Bahkan, harga gula sempat mencapai Rp11.500/kg di akhir tahun Harga ratarata bumbubumbuan seperti bawang putih, cabe merah keriting dan cabe merah biasa juga mengalami peningkatan. Di sisi lain, penurunan harga terjadi pada komoditas minyak goreng, telur ayam, tepung terigu, bawang merah, kacang kedelai, minyak tanah dan kacang tanah. Pada periode triwulan laporan, harga ratarata minyak goreng (Bimoli) dan minyak goreng curah (tanpa merek) mengalami penurunan masingmasing sebesar Rp154/liter dan Rp272/kg. Sejalan dengan hal tersebut, kelompok harga daging, yaitu daging ayam broiler dan daging sapi menurun secara ratarata masingmasing sebesar Rp3.215/kg dan Rp113/kg. Pada triwulan laporan, tantangan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya semakin berat. Hal ini tercermin dari menurunnya kemampuan Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam memenuhi kebutuhan hidup layak (KHL). Sebagaimana diketahui, Upah Minimum Provinsi (UMP) 29 Provinsi Jambi tahun 2009 yang telah ditetapkan sebesar Rp per bulan. Rasio UMP terhadap ratarata KHL mengalami penurunan dari 91,79% pada triwulan III tahun 2009 menjadi 90,30% pada triwulan IV tahun Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UMP dalam menutupi KHM/KHL relatif semakin menurun. Bagi para pekerja yang mendapatkan upah sesuai dengan UMP atau bahkan dibawah UMP tentunya sangat berat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi pada bulan November Pada bulan November 2009, NTP sebesar 94,77 atau sedikit 28 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, Biasanya Upah Minimun Provinsi disesuaikan 1 (satu) tahun sekali. 76

99 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN meningkat 0,06% dibandingkan bulan September 2009 (94,71). 30 Namun demikian, NTP yang masih berada dibawah 100 menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 sub sektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan November 2009, It mengalami peningkatan sebesar 0,63% dibandingkan bulan September Sementara, indeks yang dibayar (Ib) petani juga meningkat sebesar 0,56% dibandingkan bulan September Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 2009 PERSENTASE KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK PERUBAHAN (%) JAN FEB Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov (Nov Ke Sep) 1 Tanaman Padi Palawija a Indeks Diterima Petani Padi Palawija b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPP) Hortikultura a Indeks Diterima Petani Sayursayuran Buahbuahan b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPH) Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Diterima Petani Tanaman Perkebunan Rakyat b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPPr) Peternakan a Indeks Diterima Petani Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil Ternak b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPPt) Perikanan a Indeks Diterima Petani Penangkapan Budidaya b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTPPi) PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) 30 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. 77

100 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN C. Kemiskinan Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemerintah Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masayarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar ton, meningkat 65,31% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai ton. Grafik 6.8. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 14,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 2,000,000 (50) TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TRW IV TW I TW II TW III TRW IV (100) Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Sumber: Bulog Prov. Jambi Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan 78

101 BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Laju pertumbuhan kuartalan (qtq) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan I 2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan IV tahun Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih dominan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian. Perkembangan hargaharga pada triwulan mendatang diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan laporan (qtq). Dengan demikian, inflasi tahunan (yoy) diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan laporan. Kondisi cuaca (musim penghujan) diperkirakan menjadi tantangan terhadap kelancaran pasokan dan stok bahan makanan dari luar daerah. Masih adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan hargaharga komoditas bahanbahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional dapat memicu angka inflasi Kota Jambi pada triwulan I2010 lebih tinggi dari triwulan laporan. A. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 5,86,5% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari nilai indeks ekspektasi ekonomi sebesar 119,33 yang masih berada pada level optimis (nilai indeks diatas 100). Sejalan dengan hal tersebut, indeks ekspektasi penghasilan juga masih berada pada level 144,67. Meningkatnya ekspektasi penghasilan ini terkait dengan rencana pemerintah pusat meningkatkan gaji pegawai negeri sipil (PNS) 79

102 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH dan pensiunan ratarata sebesar 5%. 31 Disamping itu, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi menetapkan bahwa UMP Provinsi Jambi 2010 sebesar Rp atau meningkat 12,5% dari tahun Indeks Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi ekonomi Ekspektasi pengangguran Ekspektasi penghasilan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan laporan menggambarkan rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang sebagian besar berada pada level pesimis, kecuali nilai saldo bersih rencana konsumsi barang sandang tercatat sebesar 138,00. Sedangkan indikator lainnya masih bertengger pada level pesimis yaitu: pembelian/perbaikan rumah (50,00); peralatan rumah tangga (49,33); perabotan rumah tangga (40,00); kendaraan bermotor (32,00); serta rekreasi/tamasya (75,33). Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan belanja masyarakat di triwulan I2010 terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu, dibandingkan dengan kebutuhankebutuhan lainnya. 31 Statement Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato penyampaian RUU APBN tahun 2010 di gedung DPR tentang kenaikan gaji pegawai negeri di awal tahun 2010 sebesar 5%. 32 Jambi Independent, 18 November

103 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 612 bulan yang akan datang Indeks I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya Berdasarkan hasil SKDU triwulan IV2009, optimisme responden pada triwulan mendatang diyakini oleh pelaku usaha pada sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum (LGA), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasajasa. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk sektorsektor tersebut yang masih positif (Tabel 7.1). No Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha Sektor/Subsektor Saldo Bersih Tertimbang Triwulan IV2009 Triwulan I2010* 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian (7.13) Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan 0.00 (0.69) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 0.00 (0.91) 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasajasa Total Keterangan : *) Angka perkiraan Keterangan : Saldo Bersih = % naik dikurangi turun Saldo Bersih Tertimbang = Saldo Bersih dikalikan bobot Bobot didasarkan pada Distribusi PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan

104 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan mendatang diperkirakan masih tumbuh positif. Mulai membaiknya harga komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sub sektor tanaman bahan makanan juga diperkirakan tumbuh positif yang didorong membaiknya hasil panen tanaman bahan makanan (tabama) jika musim penghujan yang berdampak pada banjir tidak berkelanjutan selama periode triwulan I2010. Sektor industri pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas unggulan provinsi Jambi (sawit) diperkirakan akan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan. Pergerakan sektor penggalian dan sektor bangunan diperkirakan pertumbuhannya stagnan dan cenderung menurun sejalan dengan belum dimulainya belanja fisik (proyekproyek infrastruktur) Pemerintah Jambi pada tahun Di sisi lain, membaiknya pendapatan masyarakat diperkirakan masih mendorong meningkatnya permintaan pembangunan properti residensial (perumahan) oleh perusahaan pengembang (developer) dan masyarakat umum serta pembangunan properti komersial seperti hotel dan ruko (rumah toko). Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan masih stagnan. Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) Provinsi Jambi pada triwulan I2010 diperkirakan pada kisaran 5,80%6,20% (skenario pesimis) atau sebesar 6,21%6,50% (skenario optimis). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun 2010 diperkirakan pada kisaran 6,00%7,00% (skenario pesimis) atau sebesar 7,01% 8,00% (skenario optimis). Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pasca krisis ekonomi dunia, diperlukan langkah nyata dan effort yang lebih besar dari Pemerintah Daerah Jambi untuk memacu pertumbuhan ekonominya. Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih baik, antara lain melalui: 82

105 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH 1. Percepatan realisasi APBD terutama proyekproyek fisik yang berorientasi memacu perekonomian. Telah disahkannya APBD Provinsi Jambi pada akhir periode tahun 2009 memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk menyegerakan realisasi belanja modal APBD 2010 sehingga mampu mempercepat stimulus pembangunan ekonomi di Jambi. Pembangunan Infrastruktur bidang transportasi (terutama jalan dan jembatan) harus dipercepat dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi aktivitas perdagangan serta mengurangi biaya distribusi akibat kurang kondusifnya sarana jalan dan jembatan. 2. Pengendalian Inflasi yang Forward Looking. Diperlukan keberlangsungan kebijakan penanganan inflasi (pengendalian hargaharga) yang koordinatif antar dinas/instansi terkait secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung terciptanya inflasi yang relatif rendah dan stabil melalui pengendalian inflasi yang forward looking diantaranya melalui: a. Koordinasi antara FKPI Provinsi Jambi dengan Tim Pengendalian Inflasi di level pusat yang lebih intensif. b. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan resiko tekanan inflasi. c. Pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada komoditas bahan makanan utama yang masih didatangkan dari luar daerah sehingga harganya berpotensi untuk bergejolak. 3. Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja Daerah. Jumlah tenaga kerja yang mengalami PHK di provinsi Jambi pada tahun 2009 mengalami peningkatan signifikan yaitu dari 855 orang pada tahun 2008 menjadi orang. Oleh karena itu, percepatan realisasi belanja modal pemerintah, terutama untuk proyekproyek fisik serta program percepatan ekonomi lainnya harus mampu mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja lokal sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Jambi yang berdampak pada menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, peningkatan program padat karya (misal: revitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan, program pengembangan jalan lingkungan) dapat menjadi solusi untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja. 83

106 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH 4. Kebijakan Agrobisnis yang menguntungkan bagi petani dan pengusaha. Beberapa hal yang bisa dilaksanakan adalah: Percepatan realisasi tersedianya industri hilir (misal industri minyak goreng, sabun dll) yang dapat menopang supply sawit dan karet untuk dioptimalkan menjadi komoditas yang memiliki value added labih baik sehingga dapat meningkatkan daya saing Provinsi Jambi dalam sektor perkebunan. Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi. Pengawasan distribusi pupuk yang komprehensif sehingga tidak terjadi kelangkaan di tingkat petani yang dapat mendorong peningkatan harga pupuk yang sangat memberatkan petani. Penentuan tingkat harga yang saling menguntungkan antara petani dengan pengusaha sehingga terjadi hubungan bisnis yang kondusif. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari pembelian komoditas tersebut melalui toke. 33 Hal ini dikarenakan toke membeli harga komoditas unggulan Jambi (sawit dan karet) ke petani dibawah harga pasar/harga yang telah ditetapkan sehingga menyengsarakan petani. 5. Penguatan ekspor barang dan jasa. Penguatan ekspor di Jambi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas dan produktivitas komoditas utama ekspor (seperti karet dan kelapa sawit) sehingga dapat tetap menjaga daya saing di pasar internasional yang didukung dengan ketersediaan industri hilir. Selain itu, untuk mempermudah jalur transportasi dapat dilakukan dengan percepatan pembangunan jalan dan jembatan dari dan ke pelabuhan Muara Sabak. 6. Pertumbuhan kredit perbankan Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan I2010 berkisar 1520% (yoy) melalui programprogram pendampingan kepada usaha mikro dan kecil. 33 Toke bisa juga diartikan tengkulak atau cukong. 84

107 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH B. Proyeksi Inflasi Secara tahunan (yoy), perkembangan hargaharga pada triwulan I2010 diperkirakan relatif meningkat dibandingkan triwulan IV2009. Kondisi ini tercermin dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) yang menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat terhadap perbaikan hargaharga masih berada pada level pesimis. Hal tersebut tercermin dari seluruh indikator ekspektasi harga yang memiliki nilai dibawah 100 atau berada dalam level pesimis (lihat Grafik 7.3). Sedangkan nilai saldo bersih (SB) untuk indikator kenaikan harga umum sebesar 36,67 sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (36,00). 34 Grafik 7.3. Saldo Bersih Ekspektasi harga dalam 612 bulan yang akan datang Indeks Bahan sandang Perumahan & bahan bangunan Transportasi & komunikasi Harga Umum Bahan makanan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Dalam periode 6 tahun terakhir, perkembangan laju inflasi tahun kalender/ytd (lihat grafik 7.4) pada bulan Desember berkisar antara 4,67% (ytd) s.d 16,50% (ytd). Inflasi Kota Jambi pada Triwulan I2010 diperkirakan sebesar 4,00%5,00%/yoy (skenario optimis) atau sebesar 5,01%6,00%/yoy (skenario pesimis). Pada triwulan mendatang tekanan inflasi diperkirakan akan mulai meningkat akibat dari kondisi pasokan dan distribusi yang sedikit terhambat akibat kondisi cuaca (musim penghujan) serta belum kondusifnya jalur distribusi terutama jalur transportasi darat. Apalagi, rencana kenaikan gaji PNS 34 SB (Saldo Bersih) = (%baik%buruk)+100%. Nilai dibawah 100% berarti pesimis. Nilai diatas 100% berarti optimis. Saldo Bersih ekspektasi harga merupakan hasil survey dari jawaban pertanyaan ekspektasi terhadap harga barang/jasa pada 612 bulan mendatang. 85

108 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH serta UMP biasanya direspon oleh pedagang dengan menaikkan harga barang dan jasa. ytd (%) Grafik 7.4. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi periode tahun 2003 s.d serta Perkiraan Januari s.d. Maret optimis 2010 pesimis Catatan: Inflasi bulan JanuariMaret 2010 adalah angka perkiraan yoy (%) Grafik 7.5. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi periode tahun 2003 s.d serta Perkiraan Januari s.d. Maret optimis 2010 pesimis Catatan: Inflasi bulan JanuariMaret 2010 adalah angka perkiraan Beberapa faktorfaktor lain yang masih berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)Meningkatnya demand masyarakat (terutama PNS dan buruh/karyawan) terhadap kebutuhan barang dan jasa jika realisasi kenaikan gaji PNS serta kenaikan UMP pada periode triwulan laporan telah terlaksana. 2) Kondisi ekonomi yang mulai membaik diperkirakan akan 86

109 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH memberikan tekanan terhadap inflasi, 3)Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta 6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan hargaharga komoditas bahanbahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok diprakirakan cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktuwaktu akibat kemungkinan shock di sisi penawaran. Stok beras di Bulog Divre Jambi diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. Faktor lain, belum adanya rencana pemerintah pusat menaikkan harga komoditas administered price yang strategis (bahan bakar minyak/bbm, tarif dasar listrik/tdl dan elpiji) selama tahun 2010 diperkirakan mampu memperbaiki ekspekatsi inflasi masyarakat sehingga dapat menahan laju inflasi naik lebih tinggi. 87

110 Halaman ini sengaja dikosongkan

111 LAMPIRAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI Triwulan III - 2005 Kantor Bank Indonesia Jambi DAFTAR ISI Daftar Isi.... i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Kondisi Makro

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2009 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009 No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Triwulan I-2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VIII TIM KAJIAN EKONOMI Jl. Jend.

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci