KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I

2 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda 3. Abidin Abdul Haris Peneliti Ekonomi Muda cxçxüu à M Bank Indonesia Bengkulu Jl. A. Yani No.1, BENGKULU Telp: (0736) 21735, Fax: (0736) Website :

3 i á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. ` á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan. a Ät fàütàxz á büztç átá UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan. i á ^tçàéü UtÇ~ \ÇwÉÇxá t UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. ` á ^tçàéü UtÇ~ \ÇwÉÇxá t UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

4 Halaman ini sengaja dikosongkan

5 KATA PENGANTAR Penerbitan Perkembangan Perekonomian Daerah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi, moneter dan perbankan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Pemerintah Daerah maupun instansi lainnya guna merumuskan suatu kebijakan. Perkembangan Perekonomian Daerah merupakan pengembangan dari Kajian Ekonomi Regional (KER) yang diterbitkan secara triwulanan dan tahunan. Dalam kajian ini dibahas mengenai perkembangan perekonomian regional Provinsi Bengkulu, yang meliputi perkembangan kegiatan sektor riil dan perkembangan kegiatan sektor moneter perbankan, khususnya selama Triwulan I tahun 2011 dan membandingkannya dengan periode/kondisi laporan sebelumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kajian yang kami susun ini, oleh karena itu kritik serta saran dari pengguna/pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan terbitan berikutnya. Akhirnya kami berharap, semoga terbitan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bengkulu, 9 Mei 2011 BANK INDONESIA BENGKULU Causa Iman Karana Pemimpin i

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... i ii iv vi RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU... 5 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PDRB SISI PENGGUNAAN Konsumsi Daerah Investasi Regional Ekspor dan Impor Regional PDRB SISI SEKTORAL Sektor Pertanian Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Jasa-Jasa Sektor Konstruksi Sektor Listrik, Gas, dan Air PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN BOKS 1 Hasil Liaison KBI Bengkulu Triwulan I BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH PERKEMBANGAN INFLASI FAKTOR PENDORONG INFLASI INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/JASA ii

7 2.4. INFLASI PERIODE JANUARI MARET PERBANDINGAN INFLASI ANTAR KOTA DI SUMATERA BOKS 2 Hasil Pertemuan Tim Teknis - Tim Pengendalian Inflasi Provinsi Bengkulu 2011 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN BANK UMUM PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BOKS 3 Transparansi informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) atau Prime Lending Rate BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH GAMBARAN REALISASI SISI PENERIMAAN GAMBARAN REALISASI SISI PENGELUARAN GAMBARAN APBD TAHUN BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ALIRAN UANG KARTAL (OUTFLOW-INFLOW) PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR PENEMUAN UANG PALSU PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL PERKEMBANGAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) BAB VI PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH PERKIRAAN EKONOMI PERKIRAAN INFLASI DAERAH LAMPIRAN DATA PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH iii

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tabel 1.2. Tabel 1.3. Tabel 1.4. Tabel 1.5. Tabel 1.6. Tabel 1.7. Tabel 2.1. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (yoy) Menurut Sektor Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi Bengkulu Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu Perkembangan NPL Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu Tabel 4.1. Tabel 4.2. Realisasi Penerimaan APBD Tahun 2010 Pemerintah Provinsi Bengkulu Realisasi Belanja APBD Tahun 2010 Pemerintah Provinsi Bengkulu Tabel 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu Tabel 5.2. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu iv

9 Tabel 5.3. Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu iv

10 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000)... 9 Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu Grafik 1.4. Dana Perorangan dan Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi bengkulu Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Belanja Pegawai Pemerintah Daerah di Provinsi Bengkulu Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu Grafik Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Per Kelompok Barang/Jasa Grafik 2.4. Indeks Harga Konsumen Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/ Bahan Bakar dan Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu Grafik 2.5. Realisasi Inflasi Tahun Grafik 2.6. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu iv

11 Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu Grafik 4.3. Perbandingan Alokasi Belanja APBD Tahun 2010 & Grafik 4.4. Porsi Alokasi Komponen Belanja Dalam APBD Tahun Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Bengkulu Grafik 6.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Grafik 6.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu Grafik 6.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu Grafik 6.4. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu iv

12 RINGKASAN EKSEKUTIF Ringkasan Eksekutif PERTUMBUHAN EKONOMI Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan I tahun 2011 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 5,24%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu sebesar 2,96%(yoy). Secara triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2011 dibanding triwulan IV tahun 2010 meningkat sebesar 3,81%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian, perdagangan/hotel/restoran, dan jasa-jasa masih mengalami pertumbuhan. Sektor pertanian secara tahunan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, sedangkan sektor perdagangan/hotel/restoran dan jasa-jasa terlihat sedikit melambat. Sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah sektor sektor keuangan/persewaan kemudian diikuti oleh sektor angkutan/transportasi. INFLASI Inflasi tahunan Kota Bengkulu 1 pada triwulan I tahun 2011 mencapai 7,84% atau menurun dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2010 yang mencapai 9,08%. Namun, inflasi tersebut masih berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 6,65%. Berbeda dengan triwulan sebelumnya yang diwarnai oleh tingginya harga-harga akibat gangguan pasokan (supply shocks) terutama untuk komoditas di kelompok bahan makanan, pada triwulan I 2011 mulai terjadi penurunan harga-harga. Adapun total pencapaian inflasi daerah selama tahun 2011 (ytd) adalah sebesar 0,2%. Terjaganya pasokan berbagai komoditas menjadi faktor pendorong sedikit menurunnya tingkat inflasi di triwulan laporan. Beberapa komoditas di kelompok bahan 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 1

13 Ringkasan Eksekutif makanan yang termasuk volatile foods dan mengalami penurunan harga dalam triwulan ini antara lain seperti cabe merah, beras, telur ayam ras dan beberapa komoditas sayur mayur. PERKEMBANGAN PERBANKAN Pada triwulan I tahun 2011, bank umum di Provinsi Bengkulu menunjukkan kinerja yang relatif baik. Total aset perbankan mengalami peningkatan yang diikuti dengan meningkatnya jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio) masih berada pada tingkat yang relatif baik, namun kinerja kualitas kredit menurun sebagaimana ditunjukkan oleh Non Performing Loan (NPL) yang meningkat di triwulan I dibandingkan dengan triwulan IV tahun Penghimpunan dana pihak ketiga yang dilakukan perbankan pada triwulan I 2011 mengalami peningkatan sebesar 10,6% menjadi sebesar Rp5,19 triliun, sedangkan kredit yang disalurkan bank umum meningkat sebesar 4,38% menjadi Rp6,07 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun menjadi 117,02% dari sebelumnya 123,98%. Selain itu, kualitas kredit yang ditandai dengan nilai NPL sedikit menurun dari 1,75% menjadi 2,18%. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu tahun 2010 di sisi pendapatan menunjukkan adanya peningkatan realisasi dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun Realisasi pendapatan pada tahun 2010 mencapai 93,11%, sementara pada tahun 2009 hanya mencapai 85,36%. APBD 2010 mencatatkan dari total rencana anggaran penerimaan sebesar Rp juta, terealisasi sebesar Rp juta. Namun demikian, komposisi realisasi penerimaan APBD Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh pos pendapatan transfer yaitu mencapai 59% dari total realisasi penerimaan APBD Komponen anggaran pendapatan transfer menunjukkan tingkat realisasi yang lebih baik dibandingkan pos penerimaan lainnya yaitu mencapai 99,96%. Sementara itu, 2

14 Ringkasan Eksekutif pendapatan asli daerah (PAD) hanya terealisasi sebesar 83,17%. Pencapaian realisasi pendapatan transfer di dorong oleh realisasi 100% pada pendapatan transfer dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal di masyarakat di triwulan I tahun 2011 ditandai dengan adanya penurunan net cash outflow. Pada periode triwulan laporan, penurunan net cash outflow terbilang cukup signifikan yaitu mencapai 92,9% dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp664,39 miliar turun menjadi Rp47,23 miliar di triwulan ini. Sementara itu, transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal secara nominal mengalami penurunan pada triwulan laporan yaitu dari Rp781,68 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp699,45 miliar atau menurun 10,52%. Rata-rata perputaran kliring per hari secara nominal juga menurun 7,63% yaitu dari Rp12,214 miliar menjadi Rp11,281 miliar. Penurunan nominal kliring ini disertai dengan penurunan jumlah warkat kliring. Perkembangan transaksi pemindahan dana melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), terlihat mengalami penurunan di triwulan ini dibanding transaksi triwulan sebelumnya. Nominal transaksi masuk dan keluar daerah menurun masingmasing sebesar 23,99% dan 10,42% atau sebesar Rp3.010 miliar dan Rp699 miliar dibanding triwulan sebelumnya. Dari sisi jumlah warkat transaksi, juga terjadi penurunan yaitu masing-masing sebesar 20,45% untuk transaksi keluar dan 17,53% untuk transaksi masuk. Penurunan juga terjadi untuk transaksi antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 49,65% menjadi Rp794 miliar. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI Perekonomian Bengkulu pada triwulan II tahun 2011 ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 6,5%±1%(yoy). Dari sisi penawaran, sektor utama seperti sektor pertanian, perdagangan-hotel-dan-restoran serta sektor jasa diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan. Sektor pertanian diperkirakan mengalami 3

15 Ringkasan Eksekutif pertumbuhan yang paling tinggi diantara ketiga sektor utama Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun pertumbuhan dari sisi permintaan akan didorong melalui peningkatan konsumsi rumah tangga. Pada triwulan II tahun 2011, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai 6,5%±1% (yoy). Pencapaian inflasi pada triwulan II 2011 diperkirakan akan sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan triwulan I Kondisi sejak akhir triwulan I hingga pertengahan triwulan II menunjukkan adanya kecenderungan penurunan harga-harga komoditas kebutuhan masyarakat. Penurunan harga ini dipicu oleh mulai terjaganya pasokan komoditas-komoditas tersebut serta kondusifnya kondisi cuaca secara umum. 4

16 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Tw. I Tw. II Tw. III Tw.IV Tw. I MAKRO IHK Kota Bengkulu ,62 124,24 129,06 130,90 131,16 Laju Inflasi (y-o-y) 2,88 4,18 7,21 7,03 9,08 7,84 PDRB-Harga Konstan (miliar Rp) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (y-o-y, %) 4,04 7,41 5,46 7,58 2,96 5,24 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 1) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) ) data sampai dengan Februari 2011 Sumber : SEKD Provinsi Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara 5

17 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih b. Perbankan INDIKATOR Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 6,58 6,57 6,84 7,11 7,33 7,70 DPK (Triliun Rp) 3,97 4,16 4,46 4,64 4,69 5,18 - Tabungan (Triliun Rp) 2,46 2,10 2,37 2,58 2,94 2,79 - Giro (Triliun Rp) 0,72 1,25 1,17 1,14 0,85 1,45 - Deposito (Triliun Rp) 0,79 0,81 0,82 0,92 0,89 0,94 Kredit (Triliun Rp) Lokasi Proyek 1) 6,08 5,80 6,47 6,63 6,53 7,71 - Modal Kerja 2,00 1,85 2,06 2,19 2,20 2,34 - Konsumsi 3,16 3,02 3,17 3,46 3,32 4,32 - Investasi 0,92 0,93 1,24 0,98 1,01 1,05 - LDR (%) 151,89 139,42 145,07 142,89 139,23 148,65 Kredit (triliun Rp) Lokasi Kantor 4,77 4,93 5,22 5,49 5,82 6,07 - Modal Kerja 1,74 1,75 1,94 2,15 2,18 2,29 - Konsumsi 2,57 2,68 2,75 2,89 3,15 3,26 - Investasi 0,46 0,50 0,53 0,45 0,48 0,52 - LDR (%) 120,35 118,34 117,10 118,15 123,98 117,02 Kredit UMKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1) Kredit UMKM (Triliun Rp) 5,28 5,05 5,61 5,78 5,62 2,11 Kredit Mikro (Triliun Rp) 1,60 1,42 1,63 1,58 1,49 0,41 - Kredit Modal Kerja 0,42 0,36 0,40 0,39 0,37 0,38 - Kredit Investasi 0,07 0,05 0,12 0,04 0,06 0,03 - Kredit Konsumsi 2) 1,11 1,01 1,11 1,15 1,01 na Kredit Kecil (Triliun Rp) 2,85 2,75 3,00 3,20 3,13 1,03 - Kredit Modal Kerja 0,70 0,67 0,72 0,80 0,76 0,88 - Kredit Investasi 0,17 0,16 0,31 0,17 0,18 0,15 - Kredit Konsumsi 2) 1,98 1,92 1,97 2,23 2,18 na Kredit Menengah (Triliun Rp) 0,83 0,88 0,98 1,00 1,00 0,67 - Kredit Modal Kerja 0,58 0,60 0,68 0,70 0,70 0,45 - Kredit Investasi 0,19 0,20 0,22 0,23 0,23 0,22 - Kredit Konsumsi 2) 0,06 0,08 0,08 0,07 0,07 na NPL MKM gross (%) na na na na na na BPR Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Kredit (Miliar Rp) Lokasi Proyek 1) ,5 - Modal Kerja Konsumsi Investasi ,5 Kredit UMKM (Miliar Rp) 4) na Rasio NPL Gross (%) na na na na na na Rasio NPL Net (%) na na na na na na LDR 127,63 137,86 131,76 133,06 163,06 125,71 1) data sampai dengan Februari ) sejak data bulan Januari 2011 kredit berdasarkan jenis penggunaan berdasarkan lokasi proyek terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit yang tidak teridentifikasi. 3) sejak data bulan Januari 2011 data kredit MKM BPR tidak tersedia Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum & BPR, SEKD Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu 6

18 c. Sistem Pembayaran Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Nominal dalam triliun Rp kecuali kliring dalam miliar, volume dalam lembar INDIKATOR Tw. I Tw. II Tw. III Tw.IV Tw.I SISTEM PEMBAYARAN Inflow 0,69 0,24 0,05 0,28 0,09 0,22 Outflow 1,83 0,19 0,83 0,47 0,75 0,27 Pemusnahan Uang 0,18 0,16 0,06 0,13 0,09 0,14 Nominal Transaksi RTGS 50, Volume Transaksi RTGS Rata-rata Harian Nominal 0,205 0,20 0,29 0,24 0,33 0,26 Transaksi RTGS Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit Volume Kliring Kredit Rata-rata Harian Nominal 0,14 2,02 3,08 2,90 3,26 2,13 Kliring Kredit Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit Nominal Kliring Debet Volume Kliring Debet Rata-rata Harian Nominal 6,48 7,21 7,32 8,29 8,68 9,14 Kliring Debet Rata-rata Harian Volume Kliring Debet Nominal Kliring Pengembalian Volume Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Nominal 0,17 0,25 0,21 0,26 0,45 0,36 Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Nominal 0,09 0,18 0,18 0,21 0,37 0,27 Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong Sumber : Bank Indonesia Bengkulu 7

19 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Halaman ini sengaja dikosongkan 8

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan I tahun 2011 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 5,24%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu sebesar 2,96%(yoy). Secara triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2011 dibanding triwulan IV tahun 2010 meningkat sebesar 3,81%. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) 2,200,000 2,150,000 2,100,000 2,050,000 2,000,000 1,950,000 1,900,000 1,850,000 1,800,000 1,750,000 1,700,000 1,650,000 PDRB (skala kiri) LPE (y-o-y; skala kanan) LPE (q-t-q; skala kanan) 5.24% Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q % % 10% 8% 6% 4% 2% 0% -2% -4% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian, perdagangan/hotel/restoran, dan jasa-jasa masih mengalami pertumbuhan. Sektor pertanian secara tahunan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, sedangkan sektor perdagangan/hotel/restoran dan jasa-jasa terlihat sedikit melambat. Sektor yang 9

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah sektor sektor keuangan/persewaan kemudian diikuti oleh sektor angkutan/transportasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaan Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Q-IV 2010 Q-I 2011 Jenis Penggunaan Pertumbuhan Pertumbuhan Nilai Nilai Tahunan Tahunan 1. Konsumsi Rumah Tangga ,25% ,63 4,03% 2. Konsumsi Lembaga Nirlaba ,23% ,34 6,55% 3. Konsumsi Pemerintah ,97% ,31 6,99% 4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto ,02% ,86 5,28% 5. Perubahan stok (74.873) 78,32% (58.361,39) (11,31%) 6. Ekspor (0,56%) ,56 3,99% 7. Impor ,61% ,74 3,16% PDRB ,96% ,58 5,24% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Konsumsi masih menjadi kontributor utama dalam ekonomi Bengkulu terutama konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan PDRB pada triwulan I 2011 mencapai kisaran 80% kemudian diikuti kontribusi ekspor-impor 12% dan investasi 8%. Kontribusi konsumsi tersebut menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 83% Konsumsi Daerah Pertumbuhan konsumsi daerah secara tahunan (yoy) di triwulan I tahun 2011 ditopang oleh masih cukup tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masing-masing tumbuh sebesar 4,03% dan 6,99%. Sementara itu, konsumsi lembaga nirlaba tumbuh cukup tinggi yaitu tercatat sebesar 6,55%, namun demikian porsinya terhadap total konsumsi masih belum signifikan. Konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi sekitar 80% dari pembentukan nilai konsumsi, diikuti oleh konsumsi pemerintah yang berkisar 19%. 10

22 Grafik ,395,000 1,370,000 1,345,000 1,320,000 1,295,000 1,270,000 1,245,000 1,220,000 1,195,000 1,170,000 1,145,000 1,120,000 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Konsumsi RT g(yoy) 4.03% I II III IV I II III IV I II III IV I 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% juta rupiah kecuali dinyatakan lain Inflasi YOY (%) Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,25% (yoy). Berdasarkan hasil liaison pada triwulan laporan, sektor perdagangan mengindikasikan adanya peningkatan permintaan, namun demikian masih relatif tingginya inflasi pada triwulan laporan diperkirakan menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan konsumsi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga khususnya terhadap konsumsi non-makanan tercermin dari adanya kecenderungan peningkatan pembelian kendaraan baru baik kendaraan roda empat maupun roda dua. Jumlah kendaraan baru pada periode Januari-Maret tahun 2011 sebanyak buah, sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya hanya tercatat sebanyak buah atau mengalami peningkatan sekitar 47%. 11

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu , Konsumsi Listrik RT (juta Kwh) 9, , , , , , , , , Jumlah Kendaraan Baru Roda 2 (kiri) Bus/Truk (kanan) Roda 4 (kanan) Sumber : Dispenda Prov. dan PLN Bengkulu, diolah Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga didukung oleh peningkatan kredit konsumsi yang disalurkan perbankan. Kredit konsumsi mengalami kenaikan di triwulan ini sebesar 21,65% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp2,68 triliun di bulan Maret 2010 menjadi Rp3,26 triliun di bulan yang sama tahun Selain itu, jika dibandingkan triwulan IV tahun 2010, kredit konsumsi di triwulan ini juga tumbuh sebesar 3,35%. Kondisi ini menggambarkan adanya kenaikann konsumsi masyarakat yang dibiayai melalui kredit perbankan. Grafik 1.4. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 80% 3,200, 000 3,000, 000 2,800, 000 gyoy 70% 60% 50% 40% 2,600, % 30% 20% 2,400, % 0% 2,200, % 2009 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu

24 Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekonomi Makro Regional Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen, BI Bengkulu Perlambatan tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan ini dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu yang secara umum menunjukkan arah penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menurun dari 114,67 menjadi 85,00 di triwulan ini. Turunnya IKK dipengaruhi oleh menurunnya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menggambarkan adanya penurunan optimisme responden terhadap kondisi ekonomi saat ini dan kondisi ekonomi di masa mendatang. Pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan ini juga mengalami hal yang serupa dengan konsumsi rumah tangga yaitu mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 6,99%, lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV 2010 yang mencapai 8,97%. Perlambatan ini diakibatkan karena pada triwulan I realisasi APBD 2011 masih sangat terbatas mengingat sebagian besar proses pengesahan APBD baru terlaksana menjelang akhir triwulan I

25 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.6. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Realisasi APBD Provinsi Bengkulu Tahun ,500,000 1,300,000 1,100, , , , ,000 g(yoy) Giro Milik Pemerintah juta rupiah kecuali dinyatakan lain 80.00% 60.00% 40.00% 12.37% 20.00% 0.00% % % % % 100, % Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah Kondisi melambatnya konsumsi pemerintah ini juga tercermin dari pertumbuhan giro pemerintah di bank umum yang meskipun mengalami pertumbuhan, namun secara nominal jumlahnya belum tinggi. Pada triwulan I 2011 giro pemerintah yang ada di bank umum mencapai Rp961 miliar, sementara di triwulan yang sama tahun sebelumnya hanya mencapai Rp855 miliar atau naik sebesar 12,37% (yoy). Grafik 1.7. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu 345,000 Kons. Pemerintah 13.50% 25,000 24,000 juta rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Lemb. Nirlaba 52.00% 335,000 g(yoy) 11.50% 23, % 325, % 22, % 315, , , , % 7.50% 5.50% 3.50% 21,000 20,000 19,000 18,000 g(yoy) 6.55% 22.00% 12.00% 2.00% -8.00% 275,000 I II III IV I II III IV I II III IV I 1.50% 17,000 I II III IV I II III IV I II III IV I % Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah 14

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan konsumsi lembaga nirlaba juga mengalami perlambatan yaitu secara tahunan di triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 6,55% (yoy) sementara triwulan sebelumnya tumbuh hingga 15,23%. Pertumbuhan konsumsi yang terjadi pada lembaga nirlaba di triwulan ini terlihat pada grafik 1.7. di atas Investasi Regional Data investasi regional yang tergambar dari data Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pada tabel 1.1. masih menunjukkan adanya peningkatan. PMTDB pada triwulan laporan meningkat sebesar 5,28% (yoy) sedangkan triwulan sebelumnya tercatat tumbuh sebesar 4,02% (yoy). Pencatatan PMTDB ini merupakan investasi yang bersifat tambahan dan dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya. Data penjualan semen dapat mengindikasikan adanya arah pertumbuhan investasi di Provinsi Bengkulu. Pertumbuhan tahunan konsumsi semen daerah meningkat 12,47% menjadi ton di triwulan laporan. Demikian pula bila dilihat dari indikator penyaluran kredit investasi oleh perbankan, perkembangan investasi tersebut terlihat searah. Kredit investasi mengalami peningkatan di triwulan ini dimana secara tahunan meningkat sebesar 2,90%. Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain 600, ,000 Kredit Investasi 70.00% 60.00% 60,000 55,000 Kons. Semen (ton) % % 50.00% 50,000 g(yoy) 80.00% 500, % 45, % 450, % 20.00% 40, % 400, % 35, % g(yoy) 0.00% 30, % 350, % 25, % Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah 15

27 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Ekspor dan Impor Regional Kegiatan ekspor terlihat meningkat di triwulan laporan dimana terjadi peningkatan ekspor secara tahunan (yoy) sebesar 3,99% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 0,56%. Sementara itu, impor antar daerah/negara mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan. Di triwulan laporan, pertumbuhan impor sebesar 3,16%(yoy) sedangkan triwulan sebelumnya sebesar 11,61%(yoy). Tren perkembangan ekspor dan impor antar daerah/negara di triwulan laporan dapat dilihat pada tabel 1.2. Peningkatan ekspor tersebut diperkirakan terjadi untuk jenis ekspor antar daerah maupun ekspor mancanegara. Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu juta rupiah Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Ekspor Impor Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Perkembangan volume ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan pemberitahuan ekspor barang mengalami peningkatan secara tahunan. Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Dari tabel di bawah terlihat adanya peningkatan volume ekspor barang ke mancanegara yang berasal dari Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan secara tahunan. Dalam tabel 1.3. di atas, peningkatan volume ekspor secara signifikan terjadi pada komoditas karet yaitu sebesar 28,3%(yoy). Sementara batubara yang memiliki proporsi terbesar kedua dalam ekspor Provinsi Bengkulu hanya berhasil tumbuh sebesar 0,4%(yoy). 16

28 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Mata Dagangan Lemak/minyak hewan/nabati Kakao dan produk kakao Bahan bakar mineral Karet dan barang dari karet Lainnya Total nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton Ket. Proporsi Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Nilai ,08% Volume Nilai ,18% Volume Nilai ,75% Volume Nilai ,92% Volume Nilai ,06% Volume Nilai % Volume Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; Nilai ekspor Provinsi Bengkulu secara tahunan di triwulan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 74,3% (yoy). Peningkatan yang terjadi yaitu dari US$ ribu menjadi US$ ribu. Jika ditelaah lebih lanjut, peningkatan ini didorong oleh komoditas karet yang membukukan nilai ekspor yang cukup tinggi pada triwulan laporan. Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 1,500 1,300 1, Karet CPO Batubara dalam US$/100 kg untuk karet. US$/metric ton untuk CPO & batubara (100) Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg. diolah 17

29 Tabel 1.4. Negara Pembeli Amerika Serikat Thailand Singapura Malaysia Hongkong Jerman Belgia India Jepang China Lainnya Total Perkembangan Ekonomi Makro Regional Bila dilihat jumlah ekspor berdasarkan negara pembeli (Tabel 1.4), Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura merupakan negara dengan jumlah pembelian terbesar atas komoditas dari Bengkulu. Jumlah transaksi ketiga negara tersebut sebesar US$ ribu atau sekitar 56,28% dari nilai ekspor di triwulan ini. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Ket. Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; nilai dalam ribu dollar. volume dalam ton Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai 0 Volume 0 Nilai Volume Nilai Volume

30 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2. PDRB Sisi Sektoral Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Bengkulu (y-o-y) Menurut Sektor persen Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Air dan Gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Persewaan 9. Jasa-jasa Tw-II 2010* -3,32 18,26 8,70 13,34 8,48 7,72 10,92 13,32 14,86 Tw-III 2010* 3,90 10,37 5,60 10,54 6,49 9,65 12,43 13,53 9,19 Tw-IV ,82-35,74 8,21 16,86 9,72 4,4 11,04 15,25 9,10 Tw-I ,71-2,94 9,09 2,78 5,32 3,06 11,49 15,53 8,83 P D R B 5,46 7,58 2,96 5,24 *Berdasarkan Berdasarkan rilis PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tanggal 10 Mei 2010, 5 Agustus 2010, dan 5 November 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Sebagian besar sektor utama daerah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) di triwulan ini. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian tumbuh 2,71%, sektor perdagangan-hotel-restoran tumbuh 3,06% dan sektor jasa-jasa tumbuh 8,83%. Adapun sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah keuangan dan persewaan dengan pertumbuhan mencapai 15,53%. Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu Lapangan Usaha juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Q Q Q Nilai Porsi Nilai Porsi Nilai Porsi 1. Pertanian , , ,11 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,08 3. Industri Pengolahan , , ,22 4. Listrik. Gas dan Air , , ,46 5. Bangunan , , ,06 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran , , ,60 7. Pengangkutan dan Komunikasi , , ,74 8. Keuangan dan Persewaan , , ,55 9. Jasa jasa , , ,19 PDRB ,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara 19

31 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat dari tabel 1.6 di atas terlihat masih didominasi oleh sektor pertanian diikuti sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu mencapai 77% di triwulan laporan. Naik turunnya ketiga sektor tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu secara keseluruhan Sektor Pertanian Laju pertumbuhan sektor pertanian secara tahunan meningkat di triwulan ini, yaitu sebesar 2,71%, sedangkan di triwulan sebelumnya meningkat sebesar 0,82%. Sektor ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah karena porsi sektor ini terhadap perekonomian sekitar 43%. Peningkatan di sektor ini diperkirakan karena meningkatnya produksi pada subsektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. SElain itu juga didorong oleh meningkatnya harga-harga komoditas perkebunan seperti CPO dan karet. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan I 2011 mengkonfirmasi adanya peningkatan realisasi kegiatan usaha di sektor pertanian, dimana Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sektor pertanian menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan SBT terjadi disetiap subsektor dengan peningkatan tertinggi pada subsektor tanaman bahan makanan. Namun demikian, pertumbuhan tahunan kredit ke sektor pertanian mengalami penurunan mencapai 6%. Kredit pertanian yang disalurkan perbankan di triwulan ini sebesar Rp224 miliar, sementara triwulan yang sama tahun lalu mencapai Rp237 miliar. Jika dilihat secara triwulanan, penyaluran kredit pertanian pada triwulan laporan telah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan penyaluran kredit pada triwulan sebelumnya. 20

32 Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekonomi Makro Regional 335, , , ,000 Kredit Pertanian (Rp Juta) gyoy 80% 60% 40% Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton) gyoy 125% 105% 85% 65% 255, , , ,000 20% 0% -20% % 25% 5% -15% -35% 175,000-40% 0-55% Sumber : Bank Indonesia Bengkulu. diolah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I 2011 juga mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 3,06%(yoy). Jika dibanding triwulan sebelumnya, pertumbuhan di triwulan ini lebih rendah dimana triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,4%(yoy). Sektor ini memiliki peran yang cukup dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu dengan porsi sekitar 19% yaitu kedua tertinggi setelah sektor pertanian. Pertumbuhan di sektor ini juga terlihat dari pertumbuhan kredit ke sektor perdagangan, hotel dan restoran yang meskipun mengalami perlambatan namun masih tumbuh sebesar 32,21%. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga memperkuat kondisi perlambatan yang terjadi pada pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana di triwulan I tahun 2011 terjadi penurunan SBT realisasi usaha khususnya dari subsektor perdagangan. 21

33 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi Bengkulu 1,550,000 1,350,000 1,150, ,000 Kredit PHR (Rp Juta) gyoy 77% 57% 37% 750, , , , % 17% -3% -23% Sektor Jasa - Jasa Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang sedikit melambat di triwulan ini. Pertumbuhan tahunan sektor ini di triwulan laporan sebesar 8,83% sedangkan triwulan sebelumnya mencapai 9,10%. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu sekitar 16%, sehingga sektor ini merupakan salah satu pendukung tumbuhnya ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi di sektor ini diperkirakan masih didorong oleh subsektor jasa pemerintahan umum. Laju pertumbuhan sektor jasa-jasa juga terlihat dari pembiayaan perbankan secara tahunan. Laju pertumbuhan kredit untuk sektor jasa khususnya jasa sosial dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya juga tumbuh sebesar 1,3% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 14%. Sementara dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di triwulan I tahun 2011 menunjukkan SBT sektor jasa-jasa berada pada kondisi yang relatif stabil bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil saldo bersih realisasi responden di sektor jasa ini terlihat pada grafik 1.12 dibawah. 22

34 Grafik Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekonomi Makro Regional 400, ,000 Kredit Sektor Jasa (juta Rp) PDRB Sektor Jasa (juta Rp) Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU) 300, , , , ,000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 50,000 I II III IV I II III IV I II III IV I (4.00) (9.00) Sumber : Bank Indonesia Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu. diolah & angka sementara Sektor Konstruksi Pertumbuhan sektor konstruksi secara tahunan di triwulan ini mengalami penurunan dibanding triwulan IV tahun Sektor konstruksi secara tahunan di triwulan ini tumbuh sebesar 5,32% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh 9,72%. Adapun porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah terbilang masih cukup rendah yaitu hanya sekitar 3%. Dari sisi kredit perbankan, kredit ke sektor konstruksi mengalami peningkatan dimana laju pertumbuhan secara tahunan meningkat 14,32% dari Rp124 miliar di triwulan I tahun 2010 menjadi Rp141 miliar di triwulan laporan. Hal ini terlihat pada grafik 1.13 di bawah. Data konsumsi semen daerah di triwulan ini juga menunjukkan adanya peningkatan yang dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,47%. Sementara itu, hal yang serupa terjadi pada pertumbuhan penyaluran kredit perumahan oleh perbankan daerah secara tahunan. Kredit tersebut secara tahunan meningkat sebesar 87,1%, yaitu dari Rp248 miliar di triwulan I tahun 2010 menjadi Rp463 miliar di triwulan laporan. 23

35 Grafik Indikator Sektor Konstruksi di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekonomi Makro Regional 60,000 55,000 Kons. Semen (ton) % % Penyaluran Kredit (miliar Rp) 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 g(yoy) 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Konstruksi Perumahan 20, % Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia. diolah Sektor Listrik, Gas dan Air Sektor listrik, gas dan air secara tahunan mengalami pertumbuhan di triwulan ini, dimana laju pertumbuhan mencapai 2,78%, menurun bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 16,86%. Porsinya sector ini terhadap perekonomian daerah masih cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,5%. Adanya pertumbuhan di sektor ini juga terlihat dari adanya kecenderungan peningkatan konsumsi listrik sebagaimana data yang diperoleh dari PLN Cabang Bengkulu. Peningkatan konsumsi listrik ini dipicu oleh kenaikan konsumsi listrik konsumen rumah tangga. Sementara itu, data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi Bengkulu secara tahunan juga mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 0,6%. Kredit yang disalurkan ke sektor ini di triwulan I tahun 2011 sebesar Rp juta sedangkan pada triwulan yang sama tahun 2010 hanya sebesar Rp juta. Hal tersebut dapat terlihat pada Grafik di bawah. 24

36 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu Konsumsi Listrik ,100 14,100 12,100 Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp) 4900% 3900% Jml. Pelanggan (ribu orang, axis kiri) Konsumsi (juta KWh, axis kanan) ,100 8,100 6,100 4,100 2, gyoy 2900% 1900% 900% -100% Sumber : PLN Bengkulu dan Bank Indonesia. diolah 1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Indikator kesejahteraan petani sebagaimana tergambar melalui indikator nilai tukar petani (NTP) sampai dengan bulan Maret 2011 cenderung mengalami kenaikan bila dibanding triwulan sebelumnya. Perubahan NTP ini dapat menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan hidup petani relatif meningkat dibanding triwulan sebelumnya. NTP sedikit berubah dari 103,48 menjadi 104,01. Grafik Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah 25

37 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sementara itu, berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh BPS Provinsi Bengkulu, perkembangan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 dibanding tahun sebelumnya juga terlihat relatif stabil. Meski secara jumlah terlihat ada sedikit peningkatan namun persentase terhadap jumlah penduduk mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin di tahun 2010 adalah sebesar 324,9 ribu orang atau naik 0,25% dari penduduk miskin di tahun Namun persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk di Bengkulu mengalami penurunan yaitu dari 18,59% di tahun 2009 menjadi 18,30% di tahun ini. Tabel 1.7. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu Ribuan untuk jumlah Mar Mar Mar Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah Penduduk Miskin 352,0 20,64 324,1 18,59 324,9 18,30 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 26

38 BOKS 1 HASIL LIAISON KBI BENGKULU TRIWULAN I 2011 Kegiatan Liaison selama Triwulan I dilakukan melalui kunjungan wawancara terhadap 8 contact liaison yang bergerak dalam subsektor pertanian, perdagangan, hotel, pengangkutan, dan lembaga keuangan non-bank. Hasil kegiatan liaison tersebut dapat disajikan secara ringkas di bawah ini. Volume penjualan domestik yang dijual pelaku usaha maupun produksi pertanian yang dihasilkan secara umum mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi rata-rata. Kondisi ini lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi pada triwulan yang sama tahun lalu. Adanya kenaikan penjualan disebabkan oleh membaiknya tingkat permintaan, sementara peningkatan produksi disebabkan oleh peningkatan produktivitas per hektar lahan serta penambahan areal tanam. Sementara itu, volume penjualan dan produksi pada tahun depan diproyeksikan masih akan mengalami peningkatan. Tabel 1. Liaison : Volume Penjualan Likert Scale Sub Sektor Produk Saat Ini Proyeksi Domestik Domestik Perdagangan Penjualan besar dan eceran 0 2 Pertanian Tanaman bahan makanan 2 2 Industri Pengolahan Crumb Rubber, CPO 1 1 Secara umum, tingkat utilisasi kapasitas usaha cukup stabil bila dibandingkan dengan kondisi rata-rata. Fakta bahwa penjualan/produksi meningkat namun kapasitas utilisasi cenderung tetap menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produktivitas usaha. Penurunan kapasitas utilisasi hanya terjadi pada subsektor perdagangan besar-eceran. Tingkat utilisasi usaha pada triwulan ini rata-rata mencapai 87%. Sementara itu, jumlah tenaga kerja cenderung tetap bila dibandingkan dengan kondisi rata-rata. Kondisi ini dipicu oleh telah maksimalnya kapasitas utilisasi pelaku usaha sehingga belum memerlukan penambahan tenaga kerja. Diproyeksikan jumlah tenaga kerja pada tahun depan akan mengalami sedikit peningkatan terutama pada sektor pertanian. 1 Hasil Diary Notes per individual contact diakses terbatas

39 Dari sisi persediaan, pelaku usaha menyatakan jumlah persediaan pada triwulan ini dibandingkan dengan kondisi rata-rata persediaan cenderung stabil. Stabilnya persediaan disebabkan oleh belum adanya perubahan kebijakan penetapan tingkat persediaan pada pelaku usaha. Selain itu, perusahaan memiliki kebijakan untuk cenderung tidak memelihara persediaan dalam jumlah banyak. Pada triwulan ini, Tingkat margin pelaku usaha mengalami sedikit peningkatan. Hal ini terjadi karena kenaikan biaya-biaya masih bisa diimbangi dengan adanya kenaikan harga jual. Tahun depan harga jual diproyeksikan masih akan mengalami kenaikan seiring dengan proyeksi kenaikan harga bahan baku maupun komponen biaya lainnya. Berkaitan dengan rencana investasi, meskipun terjadi peningkatan penjualan/hasil produksi namun sebagian besar pelaku usaha tidak berencana melakukan investasi untuk meningkatan penjualan/hasil produksi di tahun berjalan. Namun demikian, subsektor industri pengolahan dan perdagangan besar-eceran memiliki agenda untuk melakukan investasi pada tahun ini. Hanya sebagian kecil pelaku usaha dari subsektor industri pengolahan, pertanian dan perdagangan yang berencana melakukan investasi pada tahun depan.

40 Perkembangan Inflasi Daerah BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 2.1. Perkembangan Inflasi Inflasi tahunan Kota Bengkulu 1 pada triwulan I tahun 2011 mencapai 7,84% atau menurun dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2010 yang mencapai 9,08%. Namun, inflasi tersebut masih berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 6,65%. Berbeda dengan triwulan sebelumnya yang diwarnai oleh tingginya hargaharga akibat gangguan pasokan (supply shocks) terutama untuk komoditas di kelompok bahan makanan, pada triwulan I 2011 mulai terjadi penurunan hargaharga. Adapun total pencapaian inflasi daerah selama tahun 2011 (ytd) adalah sebesar 0,2%. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu 20% Bengkulu (y-o-y) Nasional (y-o-y) 15% 10% 7.84% 5% 6.65% 0% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 2.2. Faktor Pendorong Inflasi Pada awal triwulan I 2011, tingkat inflasi Kota Bengkulu 1 masih relatif tinggi yang dipicu oleh peningkatan harga komoditas bahan makanan. Namun pada bulan 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 27

41 Perkembangan Inflasi Daerah Maret 2011, secara umum harga-harga komoditas mengalami penurunan dibandingkan bulan Januari-Februari Terjaganya pasokan berbagai komoditas menjadi faktor pendorong sedikit menurunnya tingkat inflasi di triwulan laporan. Beberapa komoditas di kelompok bahan makanan yang termasuk volatile foods dan mengalami penurunan harga dalam triwulan ini antara lain seperti cabe merah, beras, telur ayam ras dan beberapa komoditas sayur mayur Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) Kelompok Barang/Jasa Tw IV-2010 Tw I-2011 IHK IHK IHK Inflasi (%) Bahan makanan 163,13 25,28 156,41 16,96 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 137,71 5,52 140,40 5,96 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 126,17 4,12 130,47 6,06 Sandang 128,15 4,78 132,10 8,72 Kesehatan 114,70 1,99 118,87 4,53 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 118,98 3,80 118,71 3,09 Pengangkutan, Komunikasi dan Jasa Keuangan 100,97 (0,24) 101,64 0,30 Inflasi Umum 130,90 9,08 131,16 7,84 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Sebagaimana terlihat dalam tabel 2.1, inflasi terjadi pada seluruh kelompok barang atau jasa. Kelompok yang mengalami inflasi tahunan paling tinggi di triwulan ini adalah kelompok bahan makanan, kemudian diikuti oleh kelompok sandang, serta kelompok perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 16,96%, 8,72% dan 6,06%. Tingkat inflasi untuk kelompok bahan makanan terlihat masih cukup menonjol bila dibandingkan dengan kelompok komoditas lainnnya. Pada Grafik 2.2., terlihat bahwa inflasi tahunan untuk kelompok bahan makanan subkelompok bumbu-bumbuan mengalami fluktuasi yang sangat signifikan sehingga mengakibatkan tingkat inflasinya mencapai 8,44% (yoy) di triwulan IV tahun 2010 dan mencapai 60,48% (yoy) di triwulan laporan. Salah satu komoditas di kelompok tersebut yang menyumbang inflasi secara signifikan adalah cabe. 28

42 Perkembangan Inflasi Daerah Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu Daging dan hasilnya Sayur sayuran Ikan Segar Bumbu bumbuan Padi, Umbi dan hasilnya Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Jika melihat sumbangan inflasi per komoditas terhadap inflasi bulanan selama triwulan I tahun 2011 sebagaimana terlihat di Tabel 2.2, komoditas penyumbang inflasi yang berasal dari kelompok bahan makanan terlihat sangat mendominasi pencapaian inflasi daerah di setiap bulan pada Triwulan I 2011 baik pada saat terjadi inflasi maupun di saat kondisi deflasi. Komoditas pada kelompok bahan makanan yang tampak secara kontinu menyumbang pencapaian inflasi pada triwulan laporan adalah cabe merah dan beras. Kelompok komoditas lainnya yang turut mempengaruhi inflasi daerah di triwulan ini adalah komoditas-komoditas di kelompok perumahan/air/listrik/gas/bahan bakar, kelompok makanan jadi, kelompok kesehatan, kelompok sandang dan kelompok transpor/komunikasi/jasa Keuangan. 29

43 Perkembangan Inflasi Daerah Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Bengkulu Persen (%) No Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 Komoditas Sumb. Komoditas Sumb. Komoditas Sumb. 1. Semen 0,30 Tarif Air Minum PAM 0,42 Cabe Merah (1.19) 2. Cabe Merah 0,24 Pemeliharaan/Service 0,06 Beras (0.43) 3. Daging Ayam Ras 0,15 Kentang 0,05 Semen (0.08) 4. Emas Perhiasan 0,12 Sewa Rumah 0,05 Udang Basah (0.07) 5. Minyak Goreng 0,09 Minyak Goreng 0,05 Jengkol (0.07) 6. Sate 0,07 Bawang Merah 0,05 Tomat Buah (0.07) 7. Ikan Tongkol 0,07 Bayam 0,04 Bumbu Masak Jadi (0.06) 8. Bumbu Masak Jadi 0,07 Mie Kering Instan 0,03 Mujair (0.06) 9. Telur Ayam Ras 0,05 Obat Dengan Resep 0,03 Tempoyak (0.05) 10 Jengkol 0,05 Ketupat/Lontong 0,02 Kentang (0.05) Jumlah 1,21 Jumlah 0,80 Jumlah (1,91) Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah Keterangan : Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi/Minuman/Rokok/Tembakau Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Pendidikan/Rekreasi/Olahraga Kelompok Transpor/Komunikasi/Jasa Keuangan Kelompok Kesehatan Dominasi peran kelompok bahan makanan dalam pencapaian inflasi daerah dapat dilihat juga dari sumbangan suatu kelompok terhadap inflasi sebagaimana pada Grafik 2.3. Pencapaian inflasi yang bulan Maret 2011 umumnya didorong oleh kelompok bahan makanan. Kondisi tersebut tergambar pada sumbangan kelompok bahan makanan terhadap inflasi di bulan tersebut. Pada bulan Maret 2011, kelompok bahan makanan menyumbang 99% terhadap pembentukan inflasi di bulan tersebut atau menyumbang 1,62% dari deflasi bulanan yang sebesar 1,64%. Selain itu, kelompok perumahan/air/listrik/gas/bahan bakar turut memberikan sumbangan yang cukup besar yaitu 6% dari total inflasi bulanan. 30

44 Perkembangan Inflasi Daerah Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Bulan Maret Per Kelompok Barang/Jasa Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar (0.09) Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau - Kesehatan 0.02 Sandang Pendidikan, Rekreasi, Olahraga (0.01) Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan 0.04 Bahan Makanan (1.62) persen Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Grafik 2.4. Indeks Harga Konsumen Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/ Bahan Bakar (kiri) dan Kelompok Bahan Makanan (kanan) Kota Bengkulu Biayaa Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan Dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumah Tangga Padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya Sayur-sayuran Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, diolah Perkembangan inflasi di kelompok perumahan/air/listrik/gas/bahan bakar dapat terlihat di Grafik 2.4. Kenaikan inflasi tahunan di kelompok ini terutama didorong dari subkelompok biaya tempat tinggal dengan tingkat inflasi sebesar 4,04%. Sementaraa bila dibanding triwulan sebelumnya, inflasi tahunan di kelompok perumahan/air/listrik/gas/bahan bakar mengalami peningkatan dari 4,12% menjadi 6,06% di triwulan ini. Pada kelompok bahan makanan, yang merupakan kelompok penyumbang utama inflasi padaa di triwulan laporan, terlihat mengalami inflasi yang cenderung 31

45 Perkembangan Inflasi Daerah mulai menurun. Penurunan paling signifikan terjadi pada subkelompok bumbubumbuan. Namun demikian, kenaikan inflasi tahunan di subkelompok ini dibanding triwulan sebelumnya cukup tinggi yaitu dari 8,44% menjadi 60,48% Inflasi Periode Januari Maret 2011 Peningkatan harga-harga yang signifikan pada akhir tahun 2010 masih terus berlangsung hingga bulan Februari Kondisi ini mengkibatkan tingkat inflasi tahunan Kota Bengkulu pada bulan Januari dan Februari 2011 masing-masing mencapai 8,94% dan 9,02%, jauh melampaui pencapaian inflasi nasional yang sebesar 7,02% dan 6,84%. Namun demikian, pada bulan Maret 2011, kondisi harga-harga berbagai komoditas mulai menunjukkan kecenderungan penurunan sebagai dampak dari telah terjaganya pasokan sehingga pada bulan Maret 2011 mencatatkan deflasi sebesar 1,64% (mtm). Peningkatan maupun penurunan inflasi yang terjadi pada triwulan laporan ini terutama dipicu oleh adanya gejolak harga pada komoditas bahan makanan. Bank Indonesia Bengkulu memproyeksikan inflasi daerah pada tahun 2011 akan mencapai 6,25%±1%. Hal ini dengan mempertimbangkan bahwa tekanan inflasi dari komoditas yang bergejolak (volatile foods) terutama dari kelompok bahan makanan dapat dikurangi salah satunya dengan peningkatan koordinasi antar instansi untuk memperbaiki pengawasan dan kontinuitas pasokan di Bengkulu. Grafik 2.5. Realisasi Inflasi Tahun % 8% 6% Bengkulu y-o-y Bengkulu y-t-d Nasional y-o-y Nasional y-t-d 4% 2% 0% Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah 32

46 Perkembangan Inflasi Daerah 2.5. Perbandingan Inflasi Antar Kota di Sumatera Inflasi Kota Bengkulu pada triwulan laporan terbilang cukup tinggi, meskipun secara umum inflasi kota lainnya di Sumatera juga tergolong tinggi yaitu rata-rata mencapai 7,99%. Dengan demikian inflasi kota Bengkulu yang mencapai 7,84% berada sedikit di bawah inflasi rata-rata kota-kota di Sumatera. Hanya terdapat tiga kota yang mengalami inflasi di bawah inflasi nasional yaitu Banda Aceh, Palembang dan Batam. Pencapaian inflasi di triwulan I ini menempatkan Kota Bengkulu pada peringkat ke-tujuh inflasi terendah di Sumatera. Grafik 2.6. Inflasi Tahunan (yoy) Bulan Desember Untuk Kota-Kota di Sumatera 12.00% 10.00% 8.00% Inflasi Nasional = 6,65% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% Sumber : Badan Pusat Statistik; diolah 33

47 Perkembangan Inflasi Daerah Halaman ini sengaja dikosongkan 34

48 BOKS 2 HASIL PERTEMUAN TIM TEKNIS - TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH PROVINSI BENGKULU 2011 Pertemuan tim teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu pada awal triwulan II 2011 dimaksudkan sebagai media koordinasi Tim Teknis-Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu berdasarkan SK. Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor.C.81.IV Tahun 2011 tertanggal 6 April Topik yang dibahas antara lain mengenai perkembangan inflasi sepanjang tahun 2011 dan sosialisasi hasil Rakornas II TPID Pertemuan dihadiri oleh Biro Administrasi Perekonomian Pemerintah Provinsi Bengkulu, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu, Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Badan Ketahanan Pangan, Perum Bulog, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perkebunan, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Bengkulu. Narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan bahwa untuk Kota Bengkulu, terdapat 337 jenis komoditas yang menjadi obyek perhitungan inflasi BPS. Dinyatakan pula bahwa pada akhir tahun 2010 perkembangan harga-harga di Kota Bengkulu sangat mengkahwatirkan karena mengalami kenaikan yang tajam, sementara normalnya pada akhir tahun harga-harga tidak mengalami kenaikan yang tajam. Pada bulan Januari-Februari umumnya industri manufaktur menaikkan harga produknya, namun untuk Kota Bengkulu kenaikan harga-harga pada bulan tersebut lebih dipacu oleh kenaikan harga komoditas bahan dasar seperti cabe dan beras. Dipaparkan pula bahwa pada akhir triwulan I 2011, mulai tampak adanya kecenderungan penurunan harga-harga dan kondisi ini tampak terus berlanjut hingga bulan April Penurunan harga yang paling menonjol terjadi pada komoditas cabe, sehingga BPS memperkirakan setelah cabe menjadi penyumbang utama inflasi pada awal triwulan I maka memasuki triwulan II cabe akan berperan sebagai komoditas penahan laju inflasi Kota Bengkulu. Dari beberapa hal yang dibahas pada pertemuan ini, terungkap beberapa tindakan nyata yang telah dilakukan oleh beberapa instansi dalam rangka pengendalian inflasi daerah, antara lain yaitu : Untuk meminimalisir gangguan distribusi terutama melalui jalur darat maka Dinas Perhubungan dan Kominfo Provinsi Bengkulu mengambil kebijakan untuk mempermudah izin angkutan barang dengan membebaskan kewajiban penimbangan di jembatan timbang bagi angkutan yang membawa muatan

49 sembilan bahan pokok dan raskin. Untuk memantau tingkat persediaan beras di Provinsi Bengkulu maka Perum Bulog dan Dinas Pertanian melakukan koordinasi bersama dalam memantau jumlah hasil panen padi di Provinsi Bengkulu. Selain itu, Perum Bulog juga terus menjaga tingkat persediaan beras di gudang Bulog dengan melakukan pengiriman beras secara berkala. Saat ini stok beras di gudang Bulog mencapai ton beras. Untuk efektivitas dan efesiensi pengiriman beras maka Perum Bulog telah berkoordinasi dengan pihak Pelindo untuk menggunakan angkutan laut melalui Pulau Baai. Dari pertemuan TPID ini diketahui pula bahwa Dinas Perhubungan dan Kominfo juga telah menyiapkan jalur perintis Pelabuhan Teluk Bayur - Pelabuhan Pulau Baai untuk mensiasati sulitnya pengiriman menggunakan kapal biasa akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai. Diinformasikan pula bahwa operasional kapal perintis tersebut mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga dapat mengurangi biaya operasional. Sementara itu, sesuai dengan amanat Rakornas II TPID 2011 yang menyatakan bahwa pemerintah daerah harus fokus pada usaha peningkatan ketahanan pangan, berikut ini beberapa tindakan yang telah dilakukan dinas terkait : Dinas Pertanian merencanakan peningkatan terhadap daya dukung produksi melalui hibah sarana produksi dan daya dukung panen tanaman pangan, termasuk di dalamnya peningkatan pengamanan. Terkait dengan adanya indikasi pengalihan lahan pertanian tanaman pangan menjadi perkebunan, Dinas Perkebunan menyatakan bahwa pada tahun 2011 program kerja dinas ditekankan pada intensifikasi dan peningkatan produktivitas serta kualitas hasil lahan perkebunan yang telah ada, bukan pada perluasan areal perkebunan.

50 Perkembangan Perbankan Daerah BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1. Gambaran Umum Pada triwulan I tahun 2011, bank umum di Provinsi Bengkulu menunjukkan kinerja yang relatif baik. Total aset perbankan mengalami peningkatan yang diikuti dengan meningkatnya jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio) masih berada pada tingkat yang relatif baik, namun kinerja kualitas kredit menurun sebagaimana ditunjukkan oleh Non Performing Loan (NPL) yang meningkat di triwulan I dibandingkan dengan triwulan IV tahun Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non- Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu % % % % % % % 95.00% 90.00% 85.00% 80.00% LDR (kiri) NPL (kanan) I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I % 2.20% 2.00% 1.80% 1.60% 1.40% 1.20% 1.00% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu 35

51 Perkembangan Perbankan Daerah Penghimpunan dana pihak ketiga yang dilakukan perbankan pada triwulan I 2011 mengalami peningkatan sebesar 10,,6% menjadi sebesar Rp5,19 triliun, sedangkan kredit yang disalurkan bank umum meningkat sebesar 4,38% menjadi Rp6,07 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun menjadi 117,02% dari sebelumnya 123,98% %. Selain itu, kualitas kredit yang ditandai dengan nilai NPL sedikit menurunn dari 1,75% menjadi 2,18%. Grafik ,500,000 6,000,000 5,500,000 Perkembangann Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsii Bengkulu DPK Kredit Dalam jutaan Rupiah 5,000,000 4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 I 09 II 09 III 09 IV 09 I 10 II 10 III 10 IV 10 I 11 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu Kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Provinsi Bengkulu di triwulan ini. Indikator perbankan seperti total aset dan dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan, namun penyaluran kredit mengalami penurunan Perkembangan Bank Umum a. Kelembagaan Bank umum di wilayah Provinsi Bengkulu berjumlah 15 bank yang terdiri dari 1 Bank Pembangunan Daerah (BPD), 4 Bank Pemerintah dan 10 Bank Swasta dengan 3 diantaranya merupakan bank syariah. Jaringan kantor pelayanan bank umumm di Provinsi Bengkulu tertera padaa tabel 3.1 dibawah. 36

52 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umum Provinsi Bengkulu KP KC KCP KK Unit PP ATM Kota Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Rejang Lebong Lebong Kepahiang Kaur Seluma Muko-Muko Jumlah Sumber : Bank Indonesia Bengkulu, hingga data Maret 2011 Tabel 3.2. b. Perkembangan Aset Peningkatan aset ditunjukkan perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan. Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 5,05% atau Rp370,25 miliar menjadi sebesar Rp7,703 triliun. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan jumlah aset bank pemerintah dan bank swasta masing-masing sebesar 5,14% dan 4,76%. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali disebutkan lain Kelompok Bank Pert. Pangsa Q-1 Q2 Q3 Q4 Q1 qtq Bank Pemerintah ,65% 5,14% Bank Swasta ,35% 4,76% Bank Umum (Total) ,00% 5,05% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu Sebaran aktiva bank umum saat ini masih terpusat di wilayah Kota Bengkulu dengan porsi sebesar 64,76%. Berurutan selanjutnya diikuti Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong 15,85%, Kabupaten Bengkulu Utara dan Muko-Muko 12,28%, serta Bengkulu Selatan, Seluma dan Kaur 7,11%. 37

53 Perkembangan Perbankan Daerah Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu Bengkulu Utara dan Mukomuko, 12.28% Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong, 15.85% Kota Bengkulu, 64.76% Bengkulu Selatan, Seluma, dan Kaur, 7.11% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu c. Perkembangan Dana Masyarakat Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berada di perbankan Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan DPK terjadi sebesar 10,,6% yaitu dari Rp4,69 triliun menjadi Rp5,19 triliun. Apabila ditelaah lebih lanjut, peningkatann tersebut terutama terjadi karena adanya peningkatan pada komponen giro sebesar 69,79% atau Rp596,28 miliar. Peningkatann juga terjadi pada komponen deposito berjangka yaitu sebesar 5,12%, sedangkan komponen tabungan mengalami penurunan sebesar 4,94%. Dilihat dari si si kepemilikan bank, peningkatan DPK terutama dipicu oleh bank pemerintah. Komponen giro pada bank pemerintah meningkat hingga 79,61% dibandingkann kondisi triwulan sebelumnya atau menjadi sebesar Rp1,345 triliun. Sementara itu, rekening giro pada bank swasta mengalami penurunan sebesar 0,04%. Baik pada bank pemerintah maupun bank swasta, terjadi penurunan jumlah tabungan masing-masing sebesar 5,73% dan 2,08%. Pengelolaan DPK perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan masih terkonsentrasi di bank-bank pemerintah dengan porsi mencapai 81% dan sisanyaa sebesar Sedangkan dari struktur kepemilikan 19% berada di bank swasta. dana, dana perorangan masih 38

54 Perkembangan Perbankan Daerah merupakan komponen terbesar pembentuk DPK perbankan. Porsi kepemilikan dana perorangan tersebut mencapai 67,7% dari keseluruhan DPK, urutan terbesar kedua adalah sektor swasta yang mencapai 11,1%. Adapun dana milik Pemerintah baik Pusat maupun Daerah mencapai 18,9%, sedangkan sisanya dimiliki oleh BUMN, yayasan dan pemilik lainnya. Tabel 3.3. Keterangan Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu juta rupiah Pert. Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 q-t-q Bank Umum (Total) ,60% Giro ,79% Tabungan (4,94%) Deposito ,12% Bank Pemerintah ,51% Giro ,61% Tabungan (5,73%) Deposito ,54% Bank Swasta (0,38%) Giro (0,04%) Tabungan (2,08%) Deposito ,97% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu d. Perkembangan Penyaluran Kredit Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan mencapai peningkatan sebesar 4,38% jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit yang telah tersalurkan pada triwulan ini mencapai Rp6,07 triliun, sementara di triwulan sebelumnya mencapai Rp5,81 triliun. Kredit konsumsi masih mendominasi penyaluran kredit perbankan dengan porsi mencapai 53,7% dari keseluruhan kredit. Kemudian diikuti oleh kredit modal kerja dan investasi dengan porsi masing-masing sebesar 37,76% dan 8,53%. Pada triwulan laporan, keseluruhan komponen kredit berdasarkan jenis penggunaan mengalami pertumbuhan bila dibandingkan kondisi 39

55 Perkembangan Perbankan Daerah triwulan sebelumnya. Kredit konsumsi tumbuh sebesar 3,35%, kredit investasi 8,59%, dan kredit modal kerja meningkat sebesar 4,96%. Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Keterangan Pertumbuhan Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Rp. % Jenis Penggunaan ,38% Modal Kerja ,96% Investasi ,59% Konsumsi ,35% Sektor Ekonomi ,38% Pertanian ,16% Pertambangan ,80% Perindustrian ,71% Listrik, Air, Gas (16) -0,13% Konstruksi (8.612) -5,74% Perdagangan ,81% Pengangkutan (304) -0,64% Jasa dunia usaha ,36% Jasa sosial ,20% Lain-lain ,12% Kelompok Bank ,38% Bank Pemerintah ,39% Bank Swasta ,32% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu Secara umum, hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan penyaluran kredit. Penurunan tingkat penyaluran kredit hanya terjadi pada sektor pengangkutan, kontruksi serta sektor listrik,air dan gas. Sementara itu, kredit pada sektor perindustrian, pertanian, dan pertambangan mengalami pertumbuhan penyaluran kredit yang tertinggi yaitu masingmasing tumbuh sebesar 31,71%, 18,16%, dan 9,80%. Bila dilihat dari porsinya, kredit sektor lain-lain masih mendominasi nominal penyaluran kredit pada triwulan laporan, yaitu sebesar 60%. Porsi penyaluran kredit terbesar kedua dimiliki oleh kredit sektor perdagangan yaitu sebesar 23%. 40

56 Perkembangan Perbankan Daerah Kualitas kredit pada triwulan laporan mengalami sedikit penurunan bila dibandingkan dengan triwulan IV 2010, ditunjukkan dengan menurunnya tingkat NPL menjadi 2,18%. Jika dilihat dari jenis penggunaan kredit, naiknya NPL dipicu oleh adanya peningkatan NPL dari seluruh jenis kredit. Peningkatan NPL tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 3,82% menjadi sebesar 5,44% di triwulan laporan. Sementara itu, NPL kredit modal kerja dan kredit konsumsi hanya sedikit mengalami peningkatan. Tabel 3.5. Perkembangan NPL Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Jenis Penggunaan Pertumbuhan deviasi (%) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Modal Kerja 3,72% 3,94% 3,72% 3,22% 3,37% 0,15% Investasi 4,11% 3,85% 3,89% 1,62% 5,44% 3,82% Konsumsi 0,60% 0,74% 0,80% 0,75% 0,81% 0,06% Total 2,06% 2,25% 2,20% 1,75% 2,18% 0,43% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu Kredit yang disalurkan kepada UMKM pada triwulan I 2011 mengalami peningkatan sedikit lebih rendah dibandingkan kredit perbankan secara keseluruhan. Kredit yang disalurkan naik dari Rp5,55 triliun di triwulan IV 2010 menjadi Rp5,74 triliun di triwulan laporan atau meningkat 3,36%. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya penyaluran kredit secara keseluruhan, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada kredit investasi yaitu sebesar 8,34%. Penyaluran kredit modal kerja dan kredit konsumsi juga mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 2,25% dan 3,35%. Bila dilihat dari penyaluran kredit berdasarkan sektor ekonomi, kredit UMKM sebagian besar disalurkan ke sektor lain-lain dengan porsi sebesar 63,38% dari total kredit. Porsi terbesar kedua adalah sektor perdagangan yaitu sebesar 24,06%, sedangkan 12,56% sisanya merupakan kredit di sektor pertanian, jasa dunia usaha, pertambangan, dan sektor lainnya. Kredit UMKM pada sektor lain-lain dan sektor perdagangan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,90% dan 1,20% dibandingkan 41

57 Perkembangan Perbankan Daerah triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit UMKM tertinggi terjadi pada sektor pertanian dan pertambangan yang masing-masing tumbuh mencapai 18,45% dan 11,59%. Tabel 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu Keterangan juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Pertumbuhan Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Rp. % Jenis Penggunaan ,36% Modal Kerja ,25% Investasi ,34% Konsumsi ,35% Sektor Ekonomi ,36% Pertanian ,45% Pertambangan ,59% Perindustrian (922) -1,86% Listrik, Air, Gas (16) -3,90% Konstruksi (7.059) -6,28% Perdagangan ,20% Pengangkutan ,97% Jasa dunia usaha (2.555) -1,66% Jasa sosial ,54% Lain-lain ,90% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu NPL (Non-Performing Loan) untuk kredit UMKM mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 1,83% menjadi 2,30%. Namun demikian, tingkat NPL tersebut masih cukup rendah dan berada di bawah ambang batas NPL sebesar 5%. Tingkat NPL kredit UMKM ini berada sedikit lebih tinggi dibandingkan NPL kredit secara umum yang hanya sebesar 2,18%. 42

58 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.7. Perkembangan Non-Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu KOLEK- TIBILITAS KETERANGAN juta rupiah (kecuali persentase NPL) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 1 Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet NPL 1,78% 2,14% 2,33% 1,83% 2,30% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu 3.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Syariah Jumlah BPR di Provinsi Bengkulu saat ini sebanyak 5 BPR yang terdiri dari 3 BPR konvensional dan 2 BPR syariah dengan jumlah kantor sebanyak 17 kantor. Jaringan kantor BPR saat ini baru terdapat di Kota Bengkulu, Kab. Seluma, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, dan Kab. Kepahiang. Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Keterangan Pertumbuhan (q-t-q) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Total Aset ,01% Kredit (16,03%) DPK ,92% LDR (%) 137,48 131,21 147,68 163,06 125,71 (37,35%) Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Bank Indonesia Bengkulu Sepanjang triwulan I 2011, BPR menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini tercermin dari peningkatan aset BPR yang mencapai 5,01% dan peningkatan penghimpunan DPK sebesar 8,92%. Namun demikian, penyaluran kredit BPR mengalami penurunan sebesar 16,03% dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Kondisi peningkatan DPK yang disertai dengan penurunan penyaluran kredit memicu turunnya tingkat LDR BPR dari sebelumnya mencapai 163,06% menjadi 125,71%. 43

59 Perkembangan Perbankan Daerah Dari sisi pencapaian laba usaha khususnya perhitungan spread bunga antara pendapatan dengan biaya bunga BPR sebagaimana dicerminkan Net Interest Margin (NIM), BPR mengalami sedikit penurunan, yaitu dari 25,49% menjadi 25,32% di triwulan laporan (Grafik 3.4.). Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu 31.00% 29.00% 27.00% 25.00% 25.32% 23.00% 21.00% 19.00% 17.00% 15.00% III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-10 Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Bank Indonesia Bengkulu; diolah 44

60 BOKS 3 TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT (SBDK) atau PRIME LENDING RATE Dalam rangka meningkatkan transparansi karakteristik produk perbankan, khususnya dari segi manfaat, biaya, dan risiko, Bank Indonesia terhitung tanggal 31 Maret 2011 telah memberlakukan ketentuan mengenai Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) atau Prime Lending Rate. Definisi SBDK sendiri adalah bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi bank dalam menentukan bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah bank. Ketentuan yang tertuang dalam SE Bank Indonesia Nomor 13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 ini akan mengatur mengenai tata cara penghitungan SBDK secara lebih spesifik dan jelas serta kewajiban bagi Bank untuk mempublikasikan SBDK tersebut. Dengan dikeluarkannya ketentuan ini, diharapkan dapat meningkatkan good governance dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar yang lebih baik serta dapat menciptakan penetapan suku bunga kredit (pricing loan product) yang lebih efisien. Perhitungan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) merupakan hasil perhitungan dari 3 komponen yaitu Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK), biaya overhead yang dikeluarkan bank dalam proses pemberian kredit, dan margin Keuntungan (profit margin) yang ditetapkan untuk aktivitas perkreditan. Dalam perhitungan SBDK tersebut, bank belum memperhitungkan komponen premi risiko individual nasabah yang mempresentasikan penilaian bank terhadap prospek pelunasan kredit oleh calon debitur. Penilaian premi resiko individual nasabah antara lain mempertimbangkan kondisi keuangan debitur, jangka waktu kredit,dan prospek usaha yang dibiayai. Dengan demikian, SBDK belum tentu sama dengan bunga kredit yang dikenakan bank kepada debitur. SBDK dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%). Pelaporan dan publikasi SBDK dalam rupiah yang wajib dilakukan oleh bank dilakukan untuk 3 jenis kredit yaitu kredit korporasi, kredit retail, dan kredit konsumsi (KPR dan Non KPR). Untuk kredit konsumsi non KPR, tidak termasuk penyediaan dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA). Publikasi SBDK dalam rupiah bagi bank yang pada dan/atau setelah tanggal 28 Februari 2011 memiliki total aset minimal Rp10 triliun wajib dilakukan melalui papan pengumuman di setiap kantor bank, halaman utama website bank jika bank memiliki website- dan melalui surat kabar yang dilakukan bersamaan dengan

61 pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan. Informasi SBDK yang dipublikasikan di kantor dan website bank adalah informasi SBDK yang berlaku pada saat dipublikasikan. Sementara informasi SBDK yang dipublikasikan di surat kabar adalah informasi SBDK yang berlaku sesuai dengan akhir periode Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan. Jika bank melakukan perubahan SBDK, maka bank diwajibkan untuk mempublikasikan kembali perubahan tersebut melalui papan pengumuman di setiap kantor bank dan halaman utama website Bank.

62 Perkembangan Keuangan Daerah BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 4.1. Gambaran Realisasi Sisi Penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu tahun 2010 di sisi pendapatan menunjukkan adanya peningkatan realisasi dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun Realisasi pendapatan pada tahun 2010 mencapai 93,11%, sementara pada tahun 2009 hanya mencapai 85,36%. APBD 2010 mencatatkan dari total rencana anggaran penerimaan sebesar Rp juta, terealisasi sebesar Rp juta. Namun demikian, komposisi realisasi penerimaan APBD Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh pos pendapatan transfer yaitu mencapai 59% dari total realisasi penerimaan APBD Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan APBD Tahun 2010 Pemerintah Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali disebutkan lain Uraian Anggaran Realisasi % 1. Pendapatan Asli Daerah ,17% a. Pendapatan Pajak Daerah ,52% b. Pendapatan Retribusi Daerah ,52% c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan ,84% d. Lain-Lain PAD Yang Sah ,51% 2. Pendapatan Transfer ,96% a. Dana Bagi Hasil Pajak ,61% b. Dana Alokasi Umum % c. Dana Alokasi Khusus % 3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ,09% Jumlah ,11% Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Komponen anggaran pendapatan transfer menunjukkan tingkat realisasi yang lebih baik dibandingkan pos penerimaan lainnya yaitu mencapai 99,96%. Sementara itu, pendapatan asli daerah (PAD) hanya terealisasi sebesar 83,17%. 45

63 Perkembangan Keuangan Daerah Pencapaian realisasi pendapatan transfer di dorong oleh realisasi 100% pada pendapatan transfer dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). Komponen pendapatan yang terealisasi melebihi target anggaran terjadi pada pendapatan pajak daerah dengan tingkat realisasi sebesar 103,52%. Kondisi ini dipicu oleh peningkatan peran elemen pemerintah daerah yang terkait dalam memaksimalkan realisasi pajak daerah. Data indikator perkembangan kendaraan bermotor di Provinsi Bengkulu yang dapat digunakan untuk menggambarkan penerimaan pajak daerah mengkonfirmasi adanya peningkatan pendapatan pajak daerah melalui peningkatan jumlah kendaraan baru maupun mutasi masuk. Berdasarkan data jumlah kendaraan baru sepanjang triwulan I tahun 2010, tampak terjadi peningkatan jumlah pendaftaran kendaraan baru baik kendaraan roda dua maupun roda empat, bus dan truk. Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, jumlah kendaraan roda dua dan roda empat, bus dan truk baru masing-masing meningkat sebesar 25,8% dan 28,5%. Sedangkan pada jumlah kendaraan mutasi masuk mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 7% untuk kedua jenis kendaraan tersebut. Sementara itu, komponen pendapatan yang tingkat realisasinya masih sangat minim terjadi pada pos pendapatan lain-lain PAD yang sah yaitu hanya terealisasi sebesar 20,51%. Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu 27,000 22,000 17,000 12,000 7,000 2,000 Roda 2 Kendaraan Baru (kiri) Mutasi Masuk (kanan) III IV I II III IV I II III IV I ,650 1,550 1,450 1,350 1,250 1,150 1, Roda 4 & Bus/Truk Kendaraan Baru Mutasi Masuk III IV I II III IV I II III IV I Sumber : Dispenda Provinsi Bengkulu, diolah 46

64 Perkembangan Keuangan Daerah 4.2. Gambaran Realisasi Sisi Pengeluaran Tingkat realisasi belanja APBD 2010 mencapai 89,57% atau sedikit meningkat dibandingkan dengan realisasi belanja APBD 2009 yang mencapai 84,81%. Realisasi belanja pada triwulan IV 2010 ini meningkat tajam bila dibandingkan dengan tingkat realisasi APBD 2010 hingga triwulan III yang baru mencapai 24,18%. Tabel 4.2. menunjukkan realisasi belanja tertinggi dicapai oleh pos belanja operasi yaitu sebesar 91,03%. Pos belanja operasi memiliki share sebesar 72% dari seluruh total belanja APBD 2010 dan secara nominal didominasi oleh pengeluaran untuk belanja pegawai yaitu mencapai 53% dari total realisasi belanja operasi. Tingkat realisasi tertinggi pos belanja operasi terjadi pada belanja hibah dan belanja sosial yaitu masing-masing sebesar 99,11%. Tabel 4.2. Realisasi Belanja APBD Tahun 2010 Pemerintah Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali disebutkan lain Uraian Anggaran Realisasi % 1. Belanja Operasi ,03% a. Belanja Pegawai ,70% b. Belanja Barang ,50% c. Belanja Bunga d. Belanja Subsidi e. Belanja Hibah ,11% f. Bantuan Sosial ,11% g. Belanja Bantuan Keuangan ,62% 2. Belanja Modal ,11% a. Belanja Tanah ,21% b. Belanja Peralatan & Mesin ,21% c. Belanja Gedung & Bangunan ,04% d. Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan ,59% e. Belanja Aset Tetap Lainnya ,82% f. Belanja Aset Lainnya Belanja Tidak Terduga ,99% 4. Transfer ,36% a. Transfer/Bagi Hasil Ke Desa ,36% Jumlah ,57% Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Sementara itu, pencapaian realisasi belanja modal APBD tahun 2010 masih belum maksimal yaitu hanya mencapai 88,11% atau Rp165 miliar dari total 47

65 Perkembangan Keuangan Daerah anggaran. Realisasi ini hanya sedikit meningkat dibandingkan realisasi APBD tahun 2009 yang sebesar 81,55%. Realisasi belanja modal pada 2010 masih mengalami kendala di sisi belanja tanah, tercermin dari rendahnya tingkat realisasi pos belanja tersebut yaitu hanya sebesar 25,21%. Sementara itu, dilihat dari dana milik pemerintah yang terdapat di perbankan daerah, dana milik pemerintah pusat pada triwulan IV tahun 2010 terlihat masih cukup tinggi. Secara triwulanan, terjadi kenaikan dana di triwulan IV sebesar 9% atau menjadi Rp juta. Sebaliknya, dana milik pemerintah daerah menurun 66% menjadi Rp juta yang menggambarkan adanya realisasi anggaran yang cukup besar di triwulan tersebut. Adapun pada triwulan I tahun 2011 dana milik pemerintah daerah meningkat tajam sebesar 233% menjadi Rp juta yang menggambarkan adanya transfer dana APBD tahun 2011 dan dana ini masih belum direalisasikan. Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu 110,000 Pemerintah Pusat 2 1,800,000 1,600,000 Pemerintah Daerah ,000 g(qtq) 1.5 1,400,000 g(qtq) ,000 50, ,200,000 1,000, , , , , , , Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu 4.3. Gambaran APBD Tahun 2011 APBD Provinsi Bengkulu untuk tahun 2011 menganggarkan pendapatan daerah sebesar Rp1.146 miliar serta belanja daerah sebesar Rp1.155 miliar. Secara total, APBD Provinsi Bengkulu 2011 mengalami defisit sebesar Rp9,8 miliar yang rencananya akan dibiayai dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2010 yang mencapai Rp22,6 miliar. Dibandingkan APBD tahun 2011, pendapatan daerah meningkat sebesar 7% yaitu dari Rp1.075 miliar di tahun 2010 menjadi Rp1.146 miliar di tahun 48

66 Perkembangan Keuangan Daerah laporan. Persentase peningkatan terbesar terjadi pada komponen pendapatan transfer dana perimbangan sebesar 16% yaitu dari Rp599 miliar menjadi Rp695 miliar. Sedangkan belanja daerah meningkat 7% yaitu dari Rp1.083 miliar menjadi milar di tahun Secara nilai, peningkatan belanja terbesar terjadi untuk belanja modal yang meningkat dari Rp187 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp229 miliar. Grafik 4.3. Perbandingan Alokasi Belanja Antara APBD Tahun 2010 & 2011 Juta Rupiah 500, , , , , , , , ,000 50,000 - Pegawai Modal Barang & Jasa Bagi Hasil Belanja Lainnya Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Dilihat dari proporsi belanja pada APBD tahun 2011, belanja pegawai merupakan komponen belanja terbesar yaitu dengan porsi 38% dari total belanja daerah atau mencapai Rp435 miliar. Sedangkan belanja barang dan jasa serta belanja modal memiliki porsi yang lebih sedikit yaitu masing-masing berporsi 25% dan 20% atau sebesar Rp286 miliar dan Rp229 miliar. Hal ini terlihat pada grafik 4.5. di bawah. 49

67 Perkembangan Keuangan Daerah Grafik 4.4. Porsi Alokasi Komponen Belanja Dalam APBD Tahun 2011 Persen Modal, 20% Lainnya, 0.1% Tidak Terduga, 3% Barang & Jasa, 25% Bantuan Keuangan Pd. Prov/Kab/Kota /Desa, 1% Pegawai, 38% Bagi Hasil Pd. Prov/Kab/Kota /Desa, 10% Bantuan Sosial, 1% Hibah, 2% Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu 50

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Tahun 2007 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV 21 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2013 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 2013 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VIII DIVISI EKONOMI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Triwulan IV iii

Triwulan IV iii ii Triwulan IV 2012 iii iv Triwulan IV 2012 v vi Triwulan IV 2012 vii viii Triwulan IV 2012 Indikator 2010 2011 2012 Total I II III IV Total I II III IV Total Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci