KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

2 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

3 K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan III-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 8,32% (yoy) menjadi 7,59% (yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,62%. Perekonomian Jambi selama tahun III-2013 menghasilkan output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,95% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 5,24% (yoy) namun masih dibawah inflasi nasional 8,40% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 118,53% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,25%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Dalam penyusunan KER triwulan III-2013 kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, November 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI V. Carlusa Kepala Perwakilan

4 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

5 DAFTAR ISI Daftar Isi i Daftar Tabel... iii Daftar Grafik... v Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional... 5 A. Umum... 5 B. PDRB Sisi Produksi Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Lain C. PDRB Sisi Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Investasi Perdagangan Eksternal Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Boks 1 Penguatan peran Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung Dunia Usaha BAB II. Inflasi A. Kajian Umum B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Kesehatan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 47 Boks 2. Permasalahan kedelai di Provinsi Jambi BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran A. Perkembangan Kelembagaan B. Bank Umum i

6 1. Perkembangan Aset Bank Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Undisbursed Loan Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Penyediaan Uang Layak Edar Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan Perkembangan Kliring Lokal Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan A. Ketenagakerjaan Daerah B. Kemiskinan C. Kesejahteraan BAB VI Prospek Perekonomian Lampiran Glosary A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi C. Rekomendasi Kebijakan ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

7 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) Indeks Tendensi Konsumen Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan III Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi RTGS Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 74 TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI iii

8 5.3 Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2007=100) Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 78 iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

9 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun Produksi Padi Produksi Jagung Produksi Kedelai Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Tingkat Hunian Hotel PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Lifting Minyak Bumi Lifting Gas Alam Perkembangan Produksi Karet Jambi Perkembangan Total Pemakaian Listrik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Perkembangan Indeks Air Bersih Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Perkembangan Total Arus Barang Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulanan III Tahun Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per September Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Beras 44 TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI v

10 2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi Kliring Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) 20,373,533 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,524 5,378,068 5,567,055 - Pertanian 6,004,284 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 1,561,623 1,587,832 1,642,790 - Pertambangan dan Penggalian 2,713, , , , , , , ,230 - Industri Pengolahan 2,532, , , , , , , ,068 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 172,609 41,538 42,222 43,115 45,734 46,271 46,979 47,410 - Bangunan 1,031, , , , , , , ,196 - Perdagangan Hotel dan Restoran 3,673, , , , , ,292 1,006,408 1,038,019 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,473, , , , , , , ,808 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,172, , , , , , , ,116 - Jasa 1,598, , , , , , , ,418 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,290, , , , , , , ,408 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5,313,927 1,507,099 1,561, ,828 1,372, ,244 1,161, ,955 Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 107,610 34,070 16,962 26,040 30,537 16,689 39,052 82,238 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107,841 10,440 33,658 24,426 39,317 41,980 32,722 48,091 Catatan 1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar ) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2

12 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

13 b. Perbankan TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR TAHUN 2012 TAHUN 2012 TAHUN 2013 Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) 24,475,084 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 27,833,632 28,538,630 DPK(Rp Juta) 17,945,194 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 - Tabungan 10,132,421 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 - Giro 3,762,667 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 - Deposito 4,050,106 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1 ) 25,707,902 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 - Modal Kerja 9,935,402 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 - Konsumsi 10,289,952 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 - Investasi 5,482,548 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 - Dana 17,799,606 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 - LDR Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 19,287,676 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 - Modal Kerja 7,326,502 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 - Konsumsi 8,237,555 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 - Investasi 3,723,619 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 - LDR (%) NPL Gross (%) 328, , , , , , , ,247 - NPL Gross nominal Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,388,031 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 3,729,806 3,537,483 - Kredit Modal Kerja 1,464,794 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 1,313,147 1,309,646 - Kredit Investasi 265, , , , , , , ,907 - Kredit Konsumsi 1,657,528 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 1,793,316 1,618,930 Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 9,193,184 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 9,738,670 10,428,595 11,175,062 - Kredit Modal Kerja 2,084,917 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 1,827,369 1,887,664 - Kredit Investasi 1,117, , ,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 1,714,598 1,782,084 - Kredit Konsumsi 5,990,633 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 6,886,628 7,505,314 Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) 2,588,797 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 - Kredit Modal Kerja 1,655,435 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 - Kredit Investasi 452, , , , , , , ,018 - Kredit Konsumsi 481, , , , , , , ,909 Total Kredit MKM (Rp Juta) 15,170,012 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 NPL MKM gross (%) NPL MKM Gross Nominal 322, , , , , , , ,557 B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 644, , , , , , , ,030 DPK (Rp Juta) 481, , , , , , , ,278 - Tabungan (Rp Juta) 80,701 63,909 69,101 71,206 80,701 80,242 76,783 81,355 - Deposito (Rp Juta) 401, , , , , , , ,923 Kredit (Rp Juta) 487, , , , , , , ,445 - Modal Kerja 123,865 87, , , , , , ,969 - Investasi 95,547 73,586 87,528 98,433 95, , , ,650 - Konsumsi 268, , , , , , , ,826 Kredit UMKM (Rp Juta) 219, , , , , , , ,076 Rasio NPL Gross (%) NPL Gross (Nominal) 13,762 14,246 15,131 16,822 13,762 22,726 27,743 33,804 - PPAP 8,560 7,257 8,131 8,582 8,560 7,927 11,272 13,653 Rasio NPL Net (%) LDR (%)

14 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

15 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran INDIKATOR TAHUN 2012 Tahun 2012 Tahun 2013 Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 SISTEM PEMBAYRAN Inflow (Rp Juta) 2,136, , , , , ,548 1,031,722 1,453,196 Outflow (Rp Juta) 4,913, ,960 1,187,425 1,387,811 1,565, ,637 1,682,989 2,605,130 Pemusnahan Uang (ribu lembar) 374, ,452 24,127 11,991 66, , , ,524 Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 238,024 64,796 72,693 48,131 52,404 41,811 47,019 54,499 Volume Transaksi RTGS 176,968 39,368 44,630 44,319 48,651 38,804 43,318 42,356 Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,810,791 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,569,823 2,577,906 Volume Kliring Debet (lembar) 269,007 69,746 65,514 62,775 70,972 72,639 68,585 71,104 Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 39,280 40,232 37,883 38,559 40,446 44,205 50,258 40,523 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,050 1,107 1, ,103 1,274 1,311 1,066 Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 180,103 45,677 39,077 48,694 46,655 83,121 64,289 56,120 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 5,591 1,225 1,430 1,451 1,485 1,463 1,811 1,837 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian , Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 144,493 36,225 33,051 40,025 35,192 39,774 52,233 44,847 Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 4, ,164 1,150 1,134 1, Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong

16 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

17 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Perekonomian Provinsi Jambi triwulan III mengalami perlambatan yaitu dari 8,32 (yoy) menjadi 7,59% (yoy)... I. Ekonomi Makro Regional Perekonomian Jambi pada Triwulan III-2013 tumbuh sebesar 7,59% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (8,32%). Pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%). Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun demikian masih pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi. Pertumbuhan terbesar pada sisi permintaan tercatat pada pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq) dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 2,27% (qtq). Dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan menjadi sumber utama perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh signifikan dari 15,88% pada triwulan II-2013 menjadi 16,91% pada triwulan III-2013 yang utamanya disebabkan oleh peningkatan peran sub sektor perdagangan besar dan eceran. Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun). Pangsa perekonomian Jambi tersebut relatif stabil dari triwulan lalu yang juga 0,93%. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,38%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar 16,84%. Pada triwulan III-2013, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 7,95% (yoy)... II. Inflasi Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata inflasi triwulan pertama dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Inflasi Jambi tersebut juga lebih rendah dari inflasi nasional (8,40%). Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 1

18 RINGKASAN EKSEKUTIF (1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan September 2013 masing-masing 3,25%, 1,20% dan -0,92%. Faktor utama penyebab naiknya inflasi kota Jambi adalah meningkatnya inflasi administered prices dan volatile foods masing-masing sebesar 16,57% (yoy) dan 9,73% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya harga BBM, tarif dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM. Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas khususnya bawang merah dan cabe merah akibat terjadinya gagal panen pada daerah pemasok komoditas tersebut. III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan peningkatan, baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 251 bps menjadi 118,53%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp28.538,63 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat 4,11% (qtq) menjadi Rp23.138,26 miliar, sementara DPK meningkat 1,91% (qtq) menjadi Rp19.520,97 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% yang masih di bawah ketentuan 5% lebih tinggi (memburuk) dibandingkan triwulan sebelumnya (1,93%). Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia Jambi mencapai Rp 1.453,20 miliar (meningkat 40,85%) sementara aliran kas keluar mencapai Rp 2.605,13 miliar (meningkat 54,79%). Dengan demikian terdapat net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp 1.151,94 miliar (Triwulan III- 2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq). Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring menurun sebesar 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.472,45 miliar. Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,88% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit... 2 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

19 RINGKASAN EKSEKUTIF Realisasi pendapatan triwulan III mencapai 81,62% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai 50,11%... IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan III-2013 mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi 50,11%). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar (34,94%). Dari sisi belanja, belanja terbesar masih ditunjukkan untuk belanja operasional yang mencapai Rp997,28 miliar (60,89%), khusunya belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar (37,00%) dan diikuti oleh belanja modal Rp384,89 miliar (23,50%). Realisasi belanja rutin meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya pekerjaan dan pembayaran terhadap rekanan pelaksana. Jumlah pengangguran September 2013 meningkat... V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Pada bulan Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu dari ribu orang di Agustus 2012 menjadi ribu orang di Agustus Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3 ribu orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%. Sementara itu perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari 89,63 pada triwulan lalu. Laju pertumbuhan PDRB triwulan IV-2013 diperkirakan berkisar 6,7%-7,2% (yoy)... VI.Prospek Perekonomian Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq), tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58% qtq). Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan mendatang diperkirakan melambat, yaitu pada kisaran 6,7 7,2% (yoy) sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran 7,5%-7,9%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan TRIWULAN III-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

20 RINGKASAN EKSEKUTIF tambahan bagi masyarakat di triwulan mendatang dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu, mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit. Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2013 mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari triwulan laporan 7,95% (yoy). Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2013 serta proyeksi ekonomi triwulan IV 2013, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jambi, antara lain: Program ketahanan pangan melalui sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif. Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan fungsi TPID tersebut Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih baik. Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang tepat guna kepada petani. Pembinaan dan pendampingan UMKM Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah 4 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

21 BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar 2,58% (qtq) atau 7,59% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,89% (qtq) atau 8,32% (yoy), namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%) (Grafik 1.1. dan 1.2.). Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah serta pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,27% (qtq) seiring momen Hari Raya Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolah (Tabel 1.1.). Namun demikian, tumbuhnya konsumsi dan investasi dimaksud juga didukung oleh peningkatan impor yang mencapai 1,86% (qtq) sehingga andil net ekspor di triwulan laporan hanya sebesar 0,62%. Dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan (-1,26% qtq) menjadi sumber utama perlambatan ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh signifikan dari 5,07% (qtq) pada triwulan II-2013 menjadi 7,14% (qtq) pada triwulan III-2013, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan produksi pertambangan minyak dan gas bumi. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (3,59% qtq), sektor perdagangan, hotel dan restoran (3,03% qtq), serta sektor pertanian. Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa sektor 5

22 EKONOMIMAKRO REGIONAL primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,38%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar 16,84%. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) % Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Ouput Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi Sumber: BPS (diolah) Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan) (0.88) 1 (0.22) 0 Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Sumber: BPS (diolah) % (0.5) (1.0) (1.5) Ekspor Impor LAPANGAN USAHA PDRB Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) I II III IV I II QTQ (%) Andil Pertanian Pertambangan dan Penggalian (7.92) (12.76) Industri Pengolahan (1.42) (1.23) 2.60 (1.26) (0.16) Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi (0.56) Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PDRB (0.22) (0.88) Sumber: BPS (diolah) JENIS PENGELUARAN Triwulan II I II III IV I II QTQ (%) Andil Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) (7.15) Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok (2.01) (5.69) (0.19) Sumber: BPS (diolah) Triwulan III (0.22) (0.88) KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

23 EKONOMI MAKRO REGIONAL B.PDRB Sisi Produksi Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di triwulan laporan utamanya disumbangkan oleh sektor bangunan/konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor bangunan yang mampu tumbuh 19,42% (yoy) diikuti dengan sektor perdagangan hotel dan restoran 10,53%. Tingginya pertumbuhan sektor bangunan tersebut terjadi karena adanya peningkatan investasi properti yang sangat signifikan, seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya. Sementara itu, pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang cukup signifikan utamanya disebabkan oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran. Pencairan gaji ketigabelas bagi PNS, TNI, dan POLRI serta THR mampu meningkatkan daya beli masyarakat dan momen hari raya Idul Fitri, serta maraknya penjualan mobil mendorong tumbuhnya sub sektor perdagangan. LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunan Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) Triwulan III I II III IV I II Growth Andil (0.16) (0.10) Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PDRB Sumber: BPS (diolah) Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp22,11 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 30,03%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,91% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,35%. Dengan demikian, TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

24 EKONOMIMAKRO REGIONAL struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3). Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2013 Jasa-jasa, 8.38 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Pengangkutan 5.16 dan Komunikasi, 6.33 Pertanian, Perdagangan, Hotel dan restauran, Bangunan, 5.50 Listrik, gas & air, 0.97 Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,17% (yoy) atau 2,61% (qtq),meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (7,34% yoy dan 2,52% qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian secara triwulanan disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan terutama beras serta meningkatnya produksi tanaman perkebunan terutama karet. Namun demikian, melambatnya produksi pertanian dalam jangka panjang disebabkan oleh perlambatan produksi baik tanaman bahan makanan (tabama) maupun tanaman perkebunan. Tanaman bahan makanan yang cenderung tergantung akan kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman. Adanya pergesaran musim akhir-akhir ini berdampak pada sulitnya petani memperkirakan kondisi cuaca. Sementara itu, melambatnya produksi tanaman perkebunan disebabkan oleh menurunnya harga jual komoditas sehingga menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi. Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,42% (qtq) dan 8,94%(yoy). Pertumbuhan ini terkonfirmasi dalam ARAM (angka ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013, produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

25 EKONOMI MAKRO REGIONAL 2012 dengan luas panen mencapai ha dibandingkan ha pada tahun lalu. Grafik 1.4. Produksi Padi (ha) 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, (ARAM II) 0 Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des (ha) 6,000 5,000 4,000 Grafik 1.5. Produksi Jagung (ARAM II) (ha) 4,000 3,000 Grafik 1.6. Produksi Kedelai (ARAM II) 3,000 2,000 2,000 1,000 1,000 0 Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des 0 Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata NTP Triwulan III 2013 dibandingkan NTP Triwulan II 2013 turun 242 bps dari 89,73 menjadi 87,31. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya harga jual terutama pada tanaman perkebunan sementara indeks yang harus dibayar oleh petani mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus diperhatikan terkait nilai tukar ini adalah para petani yang menggantungkan pendapatan hidupnya hanya dari satu sumber saja, misalkan hanya dari perkebunan. Penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. 150 Grafik 1.7. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi indeks terima indeks bayar NTP Sumber: BPS (diolah) TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 9

26 EKONOMIMAKRO REGIONAL Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,61 triliun dengan pangsa 16,35% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,20% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,82% (qtq) dibandingkan triwulan lalu (1,49% qtq). Namun, secara tahunan, pertumbuhan produksi perkebunan menunjukkan kecenderungan perlambatan. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh belum normalnya harga jual komoditas. Harga kelapa sawit di Jambi walaupun sudah mengalami peningkatan, namun belum kembali ke level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.548,33/kg, meningkat 9,36% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp6.984,12/kg atau meningkat 3,81%. Sebaliknya, di tingkat internasional, harga rata-rata kelapa sawit belum menunjukkan perbaikan yakni masih sebesar USD 721,98/metric ton (dibandingkan harga rata-rata triwulan lalu USD 755,31/metric ton). Jika dibandingkan dengan tahun 2012, harga TBS Jambi saat ini sedikit meningkat 0,51%, namun berbanding terbalik dengan harga CPO dunia yang turun sebesar 21,37%. Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS, 3.) menipisnya pasokan minyak kedelai dari negara-negara pengimpor. Grafik 1.8 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp) 10,000 8,000 CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l 6,000 4,000 2, Sumber: Disbun Provinsi Jambi 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

27 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.9 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Rp/Kg 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Harga Bokar (Rp/kg) Harga Karet Internasional (USD cent/kg) USD cent/kg Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat dari rata-rata Rp20.412/kg menjadi Rp20.867/kg (naik 2,23%(qtq)). Berbanding terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat internasional turun 11,73% menjadi USD 273,06/cent. Apabila dibandingkan dengan harga tahun 2012, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai 16,66% (yoy). Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 5,27% (yoy), relatif sama dibandingkan triwulan lalu (5,28% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor kehutanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar 7,91% (yoy) menjadi 7,57% (yoy). Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh 6,24% (yoy), lebih tinggi dari triwulan lalu (5,35% yoy)). 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,74 triliun (pangsa 16,91%) yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (92,99%), hotel (1,25%) dan restoran (5,76%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 10,53% (yoy), dengan andil pertumbuhan 1,91% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 10,90% (yoy). Pencairan gaji ke-tiga belas dan pembayaran THR meningkatkan daya beli masyarakat. Maraknya penjualan mobil, momen hari raya Idul Fitri dan tahun ajaran barusmenjadi pendorong tumbuhnya sektor ini. TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

28 EKONOMIMAKRO REGIONAL Sementara itu, sub sektor hotel menunjukkan peningkatan sebesar 1,41% (qtq) atau 7,90% (yoy). Meningkatnya intensitas penyelenggaraan acara baik oleh pemerintah ataupun swasta berdampak pada tingginya tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Grafik Tingkat Hunian Hotel Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS) 72,902 60,511 62,409 54,126 56,688 57,930 58,288 55,338 50,954 50,821 47,293 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III laporan sebesar 51,26%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu (48,41%). Namun demikian, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan turun sebesar 14,39% menjadi orang. Penurunan jumlah tamu menginap terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus bersamaan dengan datangnya bulan puasa Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,62 triliun (16,35%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan meningkat cukup pesat yaitu 7,14% (qtq). Namun secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian meningkat sebesar 2,81% (yoy). Pertumbuhan pada sektor ini utamanya didorong oleh peningkatan produksi penggalian yang tumbuh sebesar 7,67% (yoy). Sementara dua sub sektor lainnya, yaitu pertambangan minyak bumi dan gas bumi serta pertambangan tanpa migas masing-masing tumbuh sebesar 2,15% (yoy) dan 3,13% (yoy). Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jambi. Lifting migas selama triwulan III-2013 mencapai 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

29 EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.453,88 Kbarrel, naik 15,08% dari periode yang sama tahun lalu, sementara lifting gas alam turun menjadi BBTU (-3,48%). 3 Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun 2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan 2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.198,16Kbarrel Grafik PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi ribu barel 2,500 2,000 1,500 1, Persentase 25 Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB (14.25) (14.97) I II III IV I II III IV I II* III* * Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Septemberi 2013 Grafik Lifting Minyak Bumi Grafik Lifting Gas Alam K Barel BBTU 1,512 1,400 1,263 1,923 1, ,454 12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,341 I II III IV I II III* I II III IV I II III* Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi bulan September 2013 Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi bulan September Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,29 triliun (10,36%), meningkat sebesar 2,86% (yoy), dengan andil pertumbuhan 0,36%. Namun demikian, bila dilihat berdasarkan perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami penurunan 1,26% (qtq). Industri pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas 3 Data bulan September 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

30 EKONOMIMAKRO REGIONAL dengan total output Rp208,46 miliar (9,10%) serta industri non migas dengan total output Rp2,08 triliun (90,90%). Grafik Perkembangan Produksi Karet Jambi 120, ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 triwulan lalu. 4 Volume Produksi Bokar (Ton) 88,713 85,867 81,805 Gapkindo Pengusaha Berdasarkan data (Gabungan Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet dalam triwulan III 2013 mencapai ton, turun 2,28% dibandingkan Berdasarkan data indeks produksi dari BPS, industri karet masih menunjukkan peningkatan mencapai 4,36% (qtq) dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 2,57%. 68,679 74,585 77,418 76,065 75,165 74,563 Sumber: Gapkindo Cabang Jambi Pertumbuhan (%qtq) 94,647 92,488 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Sejalan dengan hal tersebut, produksi CPO juga menunjukkan peningkatan 4,44% (qtq) dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,02% (yoy) Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan Jenis Industri q-to-q y-o-y Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Industri Makanan Industri Minuman Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik I B S Sumber: BPS Provinsi Jambi 5. Sektor-sektor Lain Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 9,96% (yoy) dengan sumbangan pertumbuhan 0,08%, lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (11,27% (yoy)). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing sebesar 10,26% (yoy) dan 7,85% (yoy). 4 Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

31 EKONOMI MAKRO REGIONAL Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 4,28% (yoy) dan 2,97% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 341,83 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai rekening (91,90%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 228,01 MWH (66,70%). KWH (dalam Juta) I II III IV I II III ribu I II III IV I II III Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) Grafik 1.15 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Sementara itu, pemakaian air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang menunjukkan penurunan di triwulan laporan. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui Grafik Perkembangan Indeks Air Bersih ribu M Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS) (1) 800 (3) Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013 PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 854,24 ribu M 3, lebih rendah dari tahun lalu (867,18 ribu M 3 ). Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 8,34% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,61%, menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (8,72% yoy). Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya sektor angkutan yang tumbuh 8,33% (yoy), meskipun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74% yoy). TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

32 EKONOMIMAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang ribu orang Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang I II III IV I II III IV I II III Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi ton Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Jumlah Bongkar Jumlah Muat I II III IV I II III IV I II III Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah dan hari rata Idul Fitri menjadi faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak orang, meningkat 8,34% dari tahun lalu. Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi. Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 1,14%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh 3,65% (yoy). Penurunan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami penurunan dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Pada triwulan III 2013, jumlah kunjungan kapal sebanyak unit, sementara tahun lalu sebanyak unit. Jumlah arus barang perdagangan sebesar 1.503,35 kilo ton, jauh menurun dibandingkan tahun lalu (2.761,55 kilo ton) 5 Seiring dengan penurunan volume impor alat berat. unit 2,000 1,500 1, Unit Pertumbuhan (yoy) persen(%) I II III IV I II III IV I II III unit 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, persen(%) Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy) I II III IV I II III IV I II III Sumber: Pelindo II Cabang Jambi Sumber: Pelindo II Cabang Jambi Grafik 1.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.21 Perkembangan Total Arus Barang 5 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat. 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

33 EKONOMI MAKRO REGIONAL Sub sektor komunikasi tumbuh 8,42% (yoy) yang didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,43% (yoy) dan jasa penunjang komunikasi sebesar 7,19% (yoy). Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 8,76% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (9,77% yoy). Masih relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank sebesar 11,64% (yoy). Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 4,74% (yoy), sedikit lebih tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,48% yoy). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing sebesar 4,58% (yoy) dan 5,52% (yoy). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1.579,36 miliar dan diikuti oleh sub sektor swasta sebesar Rp273,09 miliar. C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya ekonomi Provinsi Jambi terutama disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah. Namun demikian, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi yang mencapai 11,94% (yoy) dengan andil pertumbuhan 2,13% serta tetap terjaganya konsumsi rumah tangga dan mulai membaiknya kinerja ekspor menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi masih mampu tumbuh tinggi di triwulan laporan. Berdasarkan strukturnya, 56,40% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan investasi fisik 18,33% dan konsumsi pemerintah 15,80%. Pangsa konsumsi rumah tangga dan pemerintah cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Pada tahun 2012, pangsa konsumsi rumah tangga dan pemerintah masing-masing sebesar 57,74% dan 17,76%. TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

34 EKONOMIMAKRO REGIONAL Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy) 6 JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor PDRB Triwulan III I II III IV I II Growth Andil (0.49) (1.15) (2.55) (0.48) Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III tahun Net Impor, Perubahan Stok, 2.44 PMTDB, Konsumsi rumah tangga, Konsumsi Lembaga Swasta pemerintah, Nirlaba, Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai Rp12,33 triliun atau 55,78% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi masyarakat Jambi (61,53%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu sebesar Rp7,59 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,45% (yoy) dan 2,27% (qtq) meskipun sedikit lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,60% (yoy)). Menurunnya harga komoditas berdampak pada melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan seiring dengan bulan Ramadhan, puasa dan tahun ajaran baru menyebabkan konsumsi masyarakat masih tetap terjaga. 6 dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7 Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran. 18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

35 EKONOMI MAKRO REGIONAL Kondisi ini juga tercermin dari membaiknya angka indeks tendensi konsumen yaitu dari 106,70 menjadi 112, Angka indeks tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan mengalami peningkatan signifikan dari 104,16 pada triwulan II-2013 menjadi 116,8 pada triwulan laporan. Variabel Pembentuk Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Triwulan II Triwulan II Pendapatan rumah tangga kini Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan Indeks Tendensi Konsumen Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus meningkat 14,53% (yoy) dari tahun lalu menjadi rata-rata 557 unit/bulan. Meskipun di sisi lainnya penjualan sepeda motor mengalami penurunan 36,40% (yoy) menjadi rata-rata unit/bulan, terutama sejak adanya kebijakan minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun lalu. Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 33,44% (yoy) menjadi sebesar Rp3.630,19 miliar. Pangsa kredit real estate di Jambi mencapai 15,69% dari total kredit. Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan mencapai Rp3,31 triliun. Pengeluaran tersebut turun 1,18% dari tahun lalu, namun masih lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Realisasi belanja APBD provinsi Jambi Triwulan III 2013 sebesar Rp1.637,84 miliar, lebih tinggi dari posisi 8 Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanbadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yangmenggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulanmendatang. TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

36 Rp Miliar EKONOMIMAKRO REGIONAL yang sama tahun lalu (Rp1.455,74 miliar). Namun demikian terjadi penurunan persentase realisasi yakni dari 52,62% menjadi 50,11%. 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor unit - 1,492 1, ,373 1,414 1,158 1,459 3,264 3,503 2,902 1,671 I II III IV I II III IV I II III* Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Sedan, Jeep, Minibus unit 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru - 47,683 44,449 55,942 42,106 36,299 30,913 27,851 20,081 21,550 20,421 17,713 I II III IV I II III IV I II III* Sumber: Dispenda Provinsi Jambi SEPEDA MOTOR (*) data s.d. Agustus 2013 (*) data s.d. Agustus 2013 Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Kredit Real Estate Pertumbuhan Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Investasi Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang mencerminkan nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,05 triliun (pangsa 18,33%). Pangsa investasi tersebut terus meningkat dibandingkan tahun 2012 (17,81%) sejalan dengan terakselerasinya investasi yang mengalami pertumbuhan 11,94% (yoy) dengan andil pertumbuhan mencapai 2,13%. Namun demikian, pesatnya pertumbuhan investasi dimaksud lebih disebabkan oleh tingginya akumulasi investasi pada triwulan sebelumnya, sementara jika dibandingkan triwulan lalu, investasi hanya tumbuh 1,94%. Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang 20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

37 Rp Triliun EKONOMI MAKRO REGIONAL mencapai 76,92% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis masih cukup baik meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi bisnis yaitu sebesar 16,67% 9. Dari 150 responden yang disurvei, 88,11% responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara 9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang menyatakan akan memburuk. Tabel 1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi Keterangan Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 PMA (USD juta) PMDN (Rp miliar) , Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp288 miliar. Investasi tersebut turun 38,15% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing melalui penanaman modal asing (PMA) meningkat 110,65% dari tahun lalu menjadi USD 11,24 juta. Investasi Jambi sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian. unit 1,200 1, TRUCK/PICK UP I II III IV I II III IV I II III* Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Pertumbuhan (qtq) Persen(%) Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 9 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 21

38 EKONOMIMAKRO REGIONAL KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan (yoy) (1.27) 20 (4.83) (10.45) - I II III IV I II III IV I II III Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah (%) Grafik Konsumsi Semen Provinsi Jambi Sementara itu, perubahan stok mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 9,00%, dengan andil sebesar 0,28%. 3. Perdagangan Eksternal Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan III 2013 mencapai Rp10,15 triliun. Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 10,34% (yoy) pada triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah sebesar 4,82% dan ekspor luar negeri 16,01% (yoy). Berdasarkan tujuannya, ekspor Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar daerah yang mencapai Rp5,73 triliun (56,48%) sementara ekspor ke luar negeri sebesar Rp4,42 triliun (43,52%). Tingginya ekspor antar daerah salah satunya juga disebabkan oleh keterbatasan pelabuhan serta adanya kantor penjualan bersama sehingga kegiatan ekspor luar negeri dilaksanakan oleh provinsi lain. Impor provinsi Jambi pada triwulan III 2013 mencapai Rp8,59 trliun atau lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp1,56 triliun. Impor jambi didominasi oleh impor antar daerah yang mencapai Rp7,58 triliun (88,27%) sementara impor luar negeri sebesar Rp1,01 triliun (11,73%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 5,64% (yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan impor tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya impor luar negeri 193,25% sementara impor antar daerah turun 1,28% (yoy). 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

39 EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor luar negeri Provinsi Jambi sebesar USD 237,41 juta sedangkan impor USD 82,24 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 155,17 juta Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD 237,41 juta, turun 16,77% dari triwulan yang sama tahun 2012 (USD 285,24 juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 133,98 juta atau 56,43% dari total ekspor non migas, diikuti oleh batu bara, Kokas dan Briket serta minyak nabati (fixed vegetable oil) masing-masing USD 27,48 juta dan USD 24,46 juta. Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan. Di sisi lain, ekspor batu bara tumbuh sebesar 10,87% (yoy) di triwulan laporan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya nilai ekspor batubara turun 16,95% (qtq). Dari sisi volume, ekspor batubara juga mengalami penurunan sebesar 5,53% (yoy). Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara internasional menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara di Jambi serta harga yang belum membaik menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah turut menyebabkan terbatasnya harga jual. Adanya aturan jalur khusus untuk batu bara membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah sementara biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan jalan angkutan relatif lebih tinggi. Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi (dalam satuan juta USD) Ekspor Impor Net Ekspor Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 23

40 EKONOMIMAKRO REGIONAL Selanjutnya, nilai ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan 33,07% sejalan dengan berkurangnya volume ekspor sebesar 50,64%. Produksi kelapa sawit Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak penurunan permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun terakhir ini, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di dalam negeri. Grafik Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi juta USD (%) Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket 700 Fixed Vegetable Oil Crude Rubber G. Ekspor Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Grafik Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Volume (ton) 2,000 Crude Rubber Batu Bara, Kokas dan Briket 1,500 Pulp dan Paper Fixed Vegetable Oil Lainnya 1, Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Grafik Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi Batu bara, briket 11.58% Minyak, lemak sayur 10.30% Lainnya 15.46% Pulp dan Kertas (25) 6.23% Karet Mentah 56.43% Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan juta USD 400 Lainnya India 350 Eropa RRC 300 Jepang Malaysia Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

41 EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara Jepang yang mencapai USD 59,57 juta (11,43%) dan diikuti oleh Amerika Serikat USD 50,786 juta (9,91%). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor komoditas kelapa sawit. Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui Singapura menjadi melalui Palembang Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar USD 82,24 juta, meningkat sebesar 110,59% (qtq) dan 215,81% (yoy). Berdasarkan pangsanya, impor Jambi didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus (USD 26,91 juta atau 32,72%) Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Impor (juta USD) g. Impor (RHS) Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Impor (juta USD) 90 Lainnya Alat Pengangkutan Lainnya 80 Mesin Pembangkit Tenaga Mesi Industri dan Perlengkapannya 70 Besi dan Baja Mesin Industri Tertentu/Khusus Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 25

42 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

43 BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH Boks.1 PENGUATAN PERAN BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG DUNIA USAHA Salah satu tujuan utama pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tingkat inflasi yang rendah. Dalam tataran makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai tambah ekonomi 3. Sementara peningkatan nilai tambah ekonomi dapat dicapai dengan cara 4 memperbanyak hasil produksi, memproduksi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan menurunkan biaya produksi dan distribusi. 1. Memperbanyak hasil produksi Sebagai ilustrasi, Petani A memperluas lahannya menjadi 2 kali lipat dan menghasilkan panen 2 kali lebih banyak dibanding semula. Petani B, dengan luas lahan yang sama namun menerapkan teknologi bertani yang lebih baik dan menggunakan bibit unggul, dapat menghasilkan panen lebih tinggi dibandingkan jika ia bertani dengan cara lama dan menggunakan bibit yang kurang baik. Kedua petani ini berhasil menaikkan nilai tambah ekonomi, walaupun dengan cara yang berbeda. 2. Memproduksi produk/komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Produk pempek, tekwan atau kerupuk mempunyai nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk ikan mentah. Dengan sentuhan pengolahan dan teknologi, dapat diciptakan produk yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dan menambah lapangan pekerjaan. 3. Menurunkan biaya produksi dan distribusi Dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi maka nilai tambah ekonomi akan semakin meningkat. Biaya produksi dan distribusi yang tinggi cenderung mubazir dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian. Dari perspektif pelaku usaha, kesejahteraan pelaku usaha akan meningkat jika profit yang mereka dapatkan juga meningkat. Secara sederhana profit dapat dirumuskan sebagai : ( ) ( ) 3 4, dimana growth merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDB merupakan pendapatan domestik bruto yang dihitung berdasarkan nilai tambah ekonomi (value added), dimana VA merupakan nilai tambah komoditas, P merupakan harga komoditas, Q merupakan banyaknya kuantitas komoditas yang diproduksi dan C merupakan total biaya yang dikeluarkan., dimana =Biaya produksi dan = biaya distribusi TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 27

44 BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH Dimana : ( ) Total biaya = biaya produksi + biaya distribusi, = harga jual produk, = jumlah/kuantitas produk yang dihasilkan = biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku, biaya energi dll, = biaya distribusi, = biaya produksi per unit produk, = biaya distribusi per unit produk. Dengan demikian untuk meningkatkan profit, beberapa hal yang bisa dilakukan pelaku usaha yaitu dengan cara meningkatkan produksi, menaikkan harga jual, menurunkan biaya produksi, menurunkan biaya distribusi. Peranan yang dapat dilakukan Bank Indonesia, Pemerintah, dan Instansi/Institusi lainnya dalam mendukung dunia usaha: 1. Peningkatan Q : Peningkatan hasil produksi dengan cara meningkatkan produktivitas/skala ekonomi. a. Inklusi keuangan : meningkatkan permodalan sehingga skala produksi/skala ekonominya dapat ditingkatkan (Q naik). Saat ini Bank Indonesia sedang menggalakkan kebijakan untuk meningkatan akses masyarakat terhadap perbankan (inklusi keuangan) dengan cara melakukan sosialisasi bekerjasama dengan perbankan untuk memperluas akses kredit para pelaku usaha. Hal yang telah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai berikut: 1) Pengenalan perbankan ke masyarakat melalui sosialisasi dan pameran seperti: a) Sosialisasi tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersama perbankan Provinsi Jambi dan hasilnya akses masyarakat terhadap kredit di Provinsi Jambi semakin meningkat tiap tahunnya. b) Sosialisasi kebanksentralan kepada anak sekolah dasar hingga dosen, Jambi Banking Expo dan Jambi Syariah Expo dimana perbankan bersama UMKM binaannya memperkenalkan produknya lebih dekat ke masyarakat. c) Gerakan Indonesia Menabung dalam bentuk Produk TabunganKu yang diluncurkan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Presiden Republik Indonesia. Produk TabunganKu didukung oleh 70 Bank Umum sebagai penerbit serta BPR dan BPRS yang tersebar diseluruh Indonesia. Di Jambi Gerakan Jambi Menabung diluncurkan 2 (dua) kali tahun 2010 yang diikuti semua bank di Provinsi Jambi. d) Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 mengenai 28 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

45 Indikator Penggunaan Jasa Keuangan BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kewajiban minimum penyaluran kredit kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sebesar 20% dari total kredit akan berlaku secara bertahap. Selama tahun 2013 dan 2014, rasio kredit UMKM terhadap total kredit masih disesuaikan dengan kemampuan bank, dalam artian belum ada ketetapan rasio minimum penyaluran. Pada tahun 2015, rasio penyaluran kredit kepada UMKM sudah ditetapkan minimum 5% dan akan meningkat secara bertahap setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018 mencapai minimum 20%. Berikut adalah data indikator penggunaan jasa keuangan di Provinsi Jambi yaitu: INDIKATOR JUMLAH REKENING DEPOSIT/JUMLAH PENDUDUK JUMLAH REKENING DEPOSIT/ ANGKATAN KERJA JUMLAH REKENING KREDIT/JUMLAH PENDUDUK JUMLAH REKENING KREDIT/ANGKATAN KERJA Sep-13 Prov. JAMBI 33.70% 39.23% 44.99% Kota Jambi % % % Prov. JAMBI 51.53% 60.37% 67.16% Kota Jambi % % % Prov. JAMBI 7.51% 8.25% 8.60% Kota Jambi 21.89% 25.54% 28.41% Prov. JAMBI 11.48% 12.69% 12.83% Kota Jambi 48.28% 59.74% 64.49% Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa persentase akses kredit angkatan kerja di Provinsi Jambi per September 2013 masih sangat kecil, yaitu sebesar 12,83%. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan persentase di Kota Jambi yang mencapai 64,49%. Dari perbandingan kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit kepada masyarakat masih terfokus di Kota Jambi, sedangkan di Kabupaten/Kota lainnya masih terbatas. Berangkat dari hal tersebut, Bank Indonesia bersama dengan perbankan Provinsi Jambi akan semakin intens untuk memperluas akses kredit masyarakat secara merata dengan tetap memperhatikan governance dan menjaga NPL tetap rendah. Pada tabel dibawah terlihat pemberian kredit kepada UMKM di Provinsi Jambi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan penambahan jumlah jaringan kantor khususnya kantor fungsional yang menangani pemberian kredit mikro. TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 29

46 BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH UMKM Sep-13 Bank Umum 4, , , ,760.4 Mikro 1, , , ,604.2 Kecil 2, , , ,153.5 Menengah 1, , , ,002.7 BPR Mikro Kecil Menengah b. Melakukan pendampingan pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan produksi/produktivitas. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan SKPD membentuk beberapa klaster yang tersebar di Provinsi Jambi yaitu: 1) Penyaluran Bantuan Bibit Jabon Hutan Tanaman Rakyat Penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) tahun 2012 sebanyak batang bibit jabon yang diberikan kepada para petani Hutan Tanaman Rakyat. Dari sejumlah bibit tersebut, yang sudah disalurkan sebanyak bibit jabon kepada kelompok Mekar Bersatu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Penyerahan bibit telah dilaksanakan 2 (dua) tahap, yaitu pada tanggal 8 Februari 2013 sebanyak bibit dan tanggal 15 Maret 2013 sebanyak bibit. Sementara itu, batang bibit jabon direncanakan akan diserahkan kepada para petani di Kabupaten Sarolangun (Kawasan Bukit Bulan dan Desa Taman Bandung) akhir tahun Pelatihan budidaya tanaman jabon Replanting Kelapa Sawit di Sungai Bahar 30 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

47 BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH 2) Peremajaan Kelapa Sawit Program PSBI tahun 2012 peremajaan kelapa sawit di Sungai Bahar dipadu dengan teknik budidaya tanaman sela pada November 2012 yang diawali dengan penumbangan kelapa sawit tua diikuti dengan penanaman bibit baru. Selanjutnya, program ini diikuti dengan intercropping tanaman palawija dan holtikultura sebagai salah satu sumber penghasilan petani menjelang panen kelapa sawit. Selain itu kepada petani kelapa sawit diberikan pelatihan peningkatan nilai tambah petani sawit. 3) Peningkatan Kinerja Klaster Cabe Kelompok Tani Kaligawe II Klaster cabe berlokasi di Desa Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi oleh kelompok tani Kaligawe II yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang. Ke depannya, lahan produksi cabe tersebut akan dijadikan suatu kawasan pertanian terpadu yang memadukan antara usaha pertanian, peternakan, dan perikanan yang dimulai dari PSBI tahun 2013 atas pembangunan balai pertemuan dan gapura, pembangunan rumah kompos dan pembangunan kandang sapi. Pada tanggal 11 September 2013 telah dilaksanakan panen bersama Gubernur Jambi yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Jambi, Bp. Erman Rahim bersama SKPD terkait. Selain meningkatkan produktivitas, klaster cabe berhasil menjaga harga cabe rendah dan stabil. Klaster cabe tersebut sukses memberikan suplai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jambi terutama pada bulan Agustus dan September sehingga harga cabe pun terjaga pada level rendah dan stabil, dan pada bulan September 2013 kota Jambi mengalami deflasi yang pendorong utamanya adalah deflasi dari komoditas cabe merah. Panen Cabe Merah Kaligawe II 4) Peningkatan Kinerja Klaster Pinang dan Kopi Klaster pinang dan kopi berlokasi di Desa Parit Tomo, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Klaster ini terdiri atas 3 (tiga) kelompok TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 31

48 BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH tani (Sri Utomo I, II dan III) dengan total anggota 60 orang. Tujuan dari pengembangan klaster ini adalah untuk meningkatkan mutu produksi pinang dan kopi yang selama ini mengalami proses produksi yang kurang tepat sehingga harga jual menjadi lebih rendah dari yang seharusnya (lebih rendah Rp500 Rp1.000/kg). Mendukung hal tersebut, telah diserahkan PSBI berupa 60 (enam puluh) rumah pengering sebagai tempat pengeringan pinang belah kulit dan biji kopi kepada masingmasing anggota. Dengan adanya bantuan tersebut, pinang kering yang dihasilkan menjadi lebih bersih, tanpa jamur, dan lebih kering sehingga harga jual dapat meningkat. Bantuan rumah pengering pinang kepada petani Kampung Parit Tomo, Tanjung Jabung Barat 5) Kelompok Tani Harapan Maju Klaster ikan patin berlokasi di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari. Klaster ini terdiri atas satu kelompok tani Harapan Maju beserta istri yang tergabung dalam kelompok wanita tani Mawar Putih dengan total anggota 30 orang (termasuk istri). Untuk lebih memperkuat koordinasi dalam klaster ini, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta Perikanan Provinsi Jambi pada tanggal 30 Juli 2013 yang disaksikan oleh Gubernur Jambi. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kinerja klaster, telah dilaksanakan beberapa kali pelatihan yaitu: a) Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah Petani. b) Sosialisasi akes keuangan c) Studi Banding kelompok tani Harapan Maju ke Kelompok Tani Mina Sukses di Tangkit Kec. Muara Jambi, Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBAT) dan Industri Rumah Tangga Kerupuk Ikan Patin di Kumpeh Kec. Muara Jambi. 32 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

49 BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH Nota Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta Perikanan Provinsi Jambi Pengembangan klaster di atas diharapkan mampu meningkatkan produksi dan memberikan insentif positif bagi petani serta menjadi percontohan untuk pengembangan klaster cabe dan klaster lainnya. Peningkatan produktivitas bermanfaat tidak hanya bagi pelaku usaha melainkan juga terhadap masyarakat secara keseluruhan dan bermanfaat dalam mendukung program ketahanan pangan daerah. Ke depan, perlu adanya keterlibatan institusi lainnya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan produktivitas pelaku usaha. c. Peningkatan Pj : Peningkatan harga jual produk Tidak sejalan dengan inflasi yang rendah dan stabil. Selain itu, hal ini hanya akan bisa dinikmati dalam jangka pendek. Tingkat inflasi yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi sehingga dalam jangka panjang profit yang dihasilkan juga akan menurun. Sehubungan dengan hal tersebut, opsi ini adalah pilihan terakhir dari opsi-opsi yang lain. 2. Penurunan Pp : Penurunan biaya Produksi Menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil Tingkat inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu syarat penting untuk menjaga biaya produksi tetap berada di level yang rendah dan terjaga. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, bank Indonesia, Pemda dan dinas instansi terkait berkomitmen penuh dan bersinergi untuk menjaga inflasi yang rendah dan stabil melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). TPID Provinsi dan TPID kota secara rutin melakukan pertemuan baik itu secara internal maupun mengundang pihak eksternal (Kementrian Perdagangan, TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 33

50 BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH Aprindo, dsb) untuk membahas permasalahan terkait inflasi dan merumuskan solusi dan rekomendasi kebijakan. Pertemuan Tim Kebijakan TPID Provinsi Jambi bersama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Penyediaan bahan baku yang murah dan mudah didapat. Rapat Koordinasi TPID Provinsi Jambi dengan Pokjanas TPID Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat menurunkan biaya produksi. Selain itu, bahan baku yang murah dan berkualitas seperti bibit unggul, akan menghasilkan produk yang lebih baik dari sisi kualitas maupun kuantitas yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Terhadap isu yang berkembang dan mempengaruhi perekonomian, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bersama pemerintah daerah melalui SKPD terkait dan pelaku usaha selalu melakukan diskusi untuk memperoleh informasi riil perekonomian Provinsi Jambi dan merekomendasikan hasil diskusi tersebut pada pemerintah daerah. Hasil diskusi terkait bahan baku kedelai dan karet dapat dilihat pada KER Triwulan III-2013 boks.2 tentang permasalahan kedelai yang mengalami kenaikan harga signifikan seiring dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dollar dan boks. 1 mengenai perkembangan usaha crumb rubber di Provinsi Jambi pada KER Triwulan I Alat dan mesin produksi yang hemat energi Program konversi energi atau penggunaan metode dan alat dan mesin produksi yang hemat energi akan mengurangi biaya energi yang harus dikeluarkan dan terhindar dari pemborosan energi dan sumber daya. Opsi ini dapat dilakukan dengan mengkolaborasikan bersama opsi pendampingan pelaku usaha. Pemerintah bersama instansi/institusi yang memiliki dana CSR dapat bekerjasama dalam memberikan bantuan alat dan mesin produksi yang hemat energi bagi pelaku usaha sekaligus memberikan pelatihan penggunaan dan perawatannya 5. Selain itu, program konversi 5 Dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan biaya energi yang signifikan setelah perusahaan melakukan konversi energi dari listrik menjadi gas. Biaya investasi yang dikeluarkan mampu ditutupi oleh penghematan biaya energi bulanan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Suatu perusahaan mempunyai biaya energi yang nyaris nol dengan cara memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan bakar turbin. 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

51 BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH energi ini perlu mendapat perhatian mengingat bagi pelaku usaha konversi energi tersebut membutuhkan investasi yang signifikan sehingga membutuhkan pihak perbankan dalam hal permodalan. Namun dalam jangka panjang, program ini akan bermanfaat mengurangi biaya produksi yang pada akhirnya akan berefek pada peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Salah satu bentuk PSBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dalam bentuk bantuan alat adalah bantuan berupa handtractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung, Batanghari. Bantuan hand tractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung, Batanghari Diskusi dengan Organda Provinsi Jambi dan perusahaan transportasi barang dan jasa Sebagaimana pada opsi peningkatan produktivitas, pada opsi penurunan biaya produksi ini juga dapat dilakukan perluasan akses kredit oleh masyarakat terhadap pelaku usaha khususnya UMKM untuk menghindarkan mereka dari rentenir atau pihak lainnya yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Peran ini dapat dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan industri perbankan dan Pemerintah Daerah. Di Provinsi Jambi, upaya yang dilakukan pemerintah daerah, Bank Indonesia dan PT. BPD Jambi terhadap kredit mikro adalah: 1) Kredit Usaha Penguatan Ekonomi Masyarakat (KUPEM) kepada semua usaha kecil yang disalurkan PT BPD Jambi dan SKPD terkait di Provinsi Jambi dengan sistem executing dan chanelling dengan tingkat suku bunga khusus. 2) Penyaluran kredit dengan sistem berbagi risiko Penyaluran kredit ini dilakukan terhadap sektor usaha kecil dimana risiko atas kredit tersebut ditanggung oleh pihak pemerintah daerah, bank dan perusahaan penjaminan. Kredit ini telah dilakukan PT BPD Jambi bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari dan Askrindo. 3. Menurunkan Pd : Penurunan biaya distribusi Perbaikan infrastruktur jalan TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 35

52 BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH Infrastruktur jalan yang baik akan mengurangi waktu tempuh dan biaya transportasi. Selain bermanfaat dalam hal pengurangan biaya, infrastruktur yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa dan meminimalkan gangguan pasokan. Perbaikan infrastruktur jalan ini selalu menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam setiap pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi, Kota Jambi dan Merangin yang sejalan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.027/1696/SJ tanggal 2 April 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa Di Daerah. Penyediaan moda transportasi masal dan lebih murah. Moda transportasi masal yang murah dapat mengurangi biaya distribusi per unit barang dan jasa dan membuat ekonomi menjadi lebih efisien dan terhidar dari pemborosan energi. Percepatan realisasi pembangunan pelabuhan Ujung Jabung untuk memperlancar kegiatan ekspor dan impor barang. Pelaku usaha Provinsi Jambi yang berorientasi ekspor dan berbahan baku impor mengalami kendala dalam hal transportasi melalui laut mengingat kondisi saat ini prosedur pengiriman dari Jambi harus transit di Singapura yang menyebabkan biaya ekspor dari Jambi menjadi lebih mahal dibandingkan ekspor dari Palembang, Medan dan Surabaya yang mempunyai pelabuhan langsung berbatasan dengan samudera. Pembangunan pelabuhan Ujung Jabung sekaligus kawasan industri diharapkan menghasilkan pelabuhan yang dapat disinggahi kapal besar sehingga menimbulkan efisiensi proses distribusi baik dari sisi waktu maupun biaya. Mengurangi kelangkaan bahan bakar Kelangkaan bahan bakar menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya distribusi. Terjadi pemborosan waktu, tenaga dan energi dalam ekonomi. Jadi, begitu banyak peran yang dapat Bank Indonesia dan Pemerintah lakukan untuk mendukung pelaku usaha. Bank Indonesia berkomitmen penuh untuk berperan aktif bersama pemerintah dan instansi terkait dalam menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan menjaga tingkat inflasi yang rendah serta melakukan program-program yang berkaitan dengan pengembangan sektor riil dan UMKM melalui kewenangan yang dimilikinya. 36 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III

53 BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,96% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata inflasi triwulan III dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Namun demikian, Inflasi Jambi tersebut masih lebih rendah dari inflasi nasional (8,4%) (gambar 2.1). Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Persen (%) Kota Jambi Nasional Sumber: BPS Provinsi Jambi Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices dan volatile food masing-masing sebesar 16,57% (yoy) dan 9,73% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya harga BBM, tarif dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM. 13 Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas khususnya bawang merah dan cabe merah akibat terjadinya gagal panen pada daerah pemasok komoditas tersebut. 13 Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang. 37

54 Padang Tanjung Pinang Bengkulu Medan Pematang Siantar Sibolga Jambi Pakanbaru Bandar Lampung Dumai Padang Sidempuan Pangkal Pinang Palembang Batam Lhokseumawe Banda Aceh INFLASI Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) %(y-o-y) 20 Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Sumber: BPS Provinsi Jambi Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan September 2013 masing-masing sebesar 3,25%, 1,20% dan -0,92%. Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-7 (tujuh) dari daftar kota dengan tingkat inflasi tertinggi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota Padang, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh. (gambar 2.3). 14 Gambar2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per September Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi 14 Sumber: DSM, Bank Indonesia. 38 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

55 INFLASI B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, sumbangan terbesar pada triwulan ini bersumber dari kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan kontribusi sebesar 1,64% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan tersebut (10,93%) disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan paska kenaikan harga BBM serta meningkatnya permintaan angkutan udara, angkutan antar kota sehubungan dengan liburan anak sekolah serta hari lebaran (tabel 2.2). Selain itu, sub kelompok bahan makanan dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar masing-masing sebesar 2,35% dan 2,73%, seiring dengan peningkatan harga pada kedua sub kelompok tersebut pada bulan Ramadhan dan lebaran lalu. Sub sektor perumahan, air, listrik dan bahan bakar juga memberikan kontribusi sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (2,21%) karena sejalan dengan adanya kenaikan BBM, TDL dan tarif PDAM. KELOMPOK Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Triwulan III-2012 (q-t-q, %) Triwulan I-2013 (q-t-q, %) Triwulan II-2013 (q-t-q, %) Triwulan III-2013 (q-t-q, %) Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn I Bahan Makanan (0.07) II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Sumber: BPS (diolah) INFLASI TRIWULAN III-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 39

56 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK Triwulan III-2012 Triwulan I-2013 Triwulan II-2013 Triwulan III-2013 qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA c. IKAN SEGAR d. IKAN DIAWETKAN e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA f. SAYUR-SAYURAN g. KACANG-KACANGAN h. BUAH-BUAHAN i. BUMBU-BUMBUAN j. LEMAK DAN MINYAK k. BAHAN MAKANAN LAINNYA II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA IV. SANDANG a. SANDANG LAKI-LAKI b. SANDANG WANITA c. SANDANG ANAK-ANAK d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN b. OBAT-OBATAN c. JASA PERAWATAN JASMANI d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN d. REKREASI e. OLAHRAGA VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR d. JASA KEUANGAN Sumber: BPS (diolah) INFLASI (UMUM) Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah bensin; bawang merah; dan angkutan dalam kota (Juli 2013), bawang merah; angkutan udara; dan tarif listrik (Agustus 2013) serta daging ayam; tarif air minum PAM; dan tempe (September 2013). 40 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

57 INFLASI Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III-2013 TW III KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI Sumbangan JULI JULI TW III-2013 Sumbangan 1 Bensin Udang Basah Bawang Merah Bawang Putih Angkutan Dalam Kota Jeruk Beras Emas Perhiasan Cabe Merah Bahan bakar rumah tangga Angkutan Antar Kota Petai Nila Tomat Sayur Telur Ayam Ras Kol Putih/Kubis Daging Sapi Minyak Goreng Kentang 10 Personal Komputer/Desktop AGUSUTUS Sumbangan 10 Komoditas AGUSUTUS 1 Bawang Merah Daging ayam ras Angkutan Udara Telur ayam ras Tarif Listrik Bahan bakar rumah tangga Beras Petai Angkutan Antar Kota Bawang Putih Kacang Panjang Nanas Pepaya Apel Sewa Rumah Cabe rawit Udang Basah Pasir Tomat Buah Batu bata/batu tela SEPTEMBER Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas SEPTEMBER 1 Daging Ayam Ras Bawang Merah Tarif Air Minum PAM Cabe Merah Tempe Nila Tahu Mentah Udang Basah Emas Perhiasan Angkutan Antar Kota Gado-gado Kacang Panjang Beras Pisang Kontrak Rumah Angkutan Udara Kue Kering Berminyak Petai Lambak Jeruk Sumbangan 10 Komoditas Sumber : BPS (diolah) Sumbangan 10 Komoditas Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,35%(qtq) dengan sumbangan inflasi mencapai 0,76%. Pada triwulan III-2013 trend harga bahan makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama puasa dan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan cukupnya pasokan akibat gagal panen pada beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabe merah (terutama pada bulan Juli dan Agustus). Namun demikian seiring dengan TRIWULAN III-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 41

58 INFLASI terjadinya panen, pada periode akhir triwulan laporan (September 2013), bawang merah dan cabe merah justru menjadi komoditas penyumbang deflasi tertinggi kota Jambi. Kelompok bahan makanan yang menjadi penyumbang inflasi pada bulan September tersebut berasal dari daging ayam ras, tahu, dan tempe. Kenaikan harga bahan baku kedelai yang sebagian besar berasal dari impor akibat terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi pemicu kenaikan harga tahu dan tempe. Harga komoditi bumbu-bumbuan seperti bawang merah yang meningkat semenjak bulan Juli lalu, mulai menunjukkan penurunan harga di bulan September sejalan dengan masuknya periode panen pada Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan (Rp/kg) 60,000 50,000 Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah 40,000 30,000 20,000 10, Sumber: Disperindag Provinsi Jambi daerah penghasil bawang merah (Brebes) serta mulai masuknya bawang merah impor paska implementasi pembukaan keran impor oleh Pemerintah. Namun demikian, pembatasan jumlah impor dalam rangka menjaga produksi dalam negeri, menyebabkan penurunan harga tersebut belum mencapai harga awal sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai gambaran, sebelum terjadinya kenaikan (Januari), harga rata-rata bawang merah di kota Jambi mencapai Rp17.806/kg. Harga tersebut bergerak fluktuatif dan mencapai puncaknya pada bulan Juli dan Agustus yang meningkat menjadi Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Setelah dibukanya keran impor dan datangnya musim panen pada daerah penghasil bawang merah (Brebes) serta turunnya jumlah permintaan paska puasa dan lebaran, harga bawang merah pada bulan September 2013 turun menjadi Rp23.667/kg namun belum kembali ke level sebelumnya. Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat tajam ke level Rp /kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama bulan puasa. Selain itu, perilaku pedagang yang memanfaatkan momen meningkatnya permintaan pada bulan puasa untuk mendapatkan margin keuntungan yang 42 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

59 INFLASI lebih besar serta keterlambatan pasokan di pelabuhan Merak karena faktor cuaca yang berimbas pada biaya distribusi turut menjadi pemicu naiknya harga cabe merah. Berdasarkan Penelitian yang pernah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi pada tahun 2010 tentang supply chain komoditas penyumbang inflasi terbesar di kota Jambi, diketahui bahwa 78% kebutuhan cabe merah di kota Jambi dipasok dari wilayah lain terutama Jawa, dan didistribusikan ke daerah sekitar kota Jambi dan kabupaten tetangga. Sehubungan dengan hal tersebut serta dalam rangka pengendalian inflasi kota Jambi khususnya dari sektor fluktuasi harga cabe merah, maka sejak tahun 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Jambi merintis pengembangan klaster sentra produksi cabe merah di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Hasilnya, pada bulan Agustus 2013, klaster cabe binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi tersebut berhasil melakukan panen raya sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat serta menurunkan harga cabe merah di pasaran. Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga daging ayam ras dan daging sapi. Harga daging ayam ras pada awal triwulan tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp28.700/kg. Harga tersebut sempat turun pada bulan Agustus 2013 menjadi Rp /kg dan kembali meningkat pada bulan September 2013 menjadi Rp /kg. Keterbatasan pasokan DOC ayam menyebabkan harga jualnya cenderung meningkat. Sementara itu, kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu masih berlanjut sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat pada bulan Agustus 2013 yang mencapai Rp /kg. TRIWULAN III-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 43

60 INFLASI Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel) 9 (Rp/Kg) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) (Rp/Kg) 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS (Rp/Kg) 120, , ,000 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras (USD/CWT) (Rp ribu/kg) Beras internasional (aksis kiri) Beras King (aksis kanan) Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar 6,73%, sedangkan harga beras di Jambi pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,89%. Perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru pada triwulan laporan relatif stabil di level Rp10.000/kg. Sementara di tingkat internasional, harga gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu mengalami penurunan sebesar 2,61% (qtq). 15 Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu (USD/Bushel) Wheat/Gandum (aksis kiri) 0 Tepung Terigu lokal (aksis kanan) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi 15 Satu bushel setara dengan 27 kg. 44 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

61 INFLASI Harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) di tingkat internasional pada triwulan laporan relatif stabil. Harga rata-rata CPO internasional mencapai USD 721,98/metric ton, menurun 4,55% (qtq) dari triwulan sebelumnya (USD 756,37/metric ton). Berbanding Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) 2000 terbalik dengan harga internasional, harga minyak goreng meningkat dari Rp9.122/liter triwulan lalu menjadi Rp9.689/liter di triwulan laporan CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) 12,000 11,000 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5, Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 5,99% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 2,73% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi 3,97% (qtq) yang disebabkan oleh peningkatan ekspektasi inflasi pada level pedagang makanan jadi akibat kenaikan harga BBM. Selanjutnya sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 0,24% (qtq) akibat meningkatnya permintaan minuman kaleng selama hari lebaran dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi 1,31% (qtq) yang dipicu oleh meningkatnya harga tembakau dan rokok. 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III mengalami inflasi sebesar 2,21% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yaitu 1,71% (qtq), dengan laju inflasi tahunan 5,17% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,21% (qtq), biaya tempat tinggal 1,52% (qtq), perlengkapan rumah tangga sebesar 1,34% (qtq), serta penyelenggaraan rumah tangga 0,57% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif air PAM pada TRIWULAN III-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 45

62 INFLASI bulan September 2013 dan kenaikan tarif tenaga listrik pada awal triwulan laporan. Perubahan ketentuan kredit properti (Loan to Value (LTV)) turut menjadi pemicu inflasi pada sub kelompok biaya tempat tinggal. 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan III-2013 secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,12%(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami deflasi sebesar 0,28%(yoy). Namun demikian, secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 2,01% (qtq). Terjadinya inflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh inflasi barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (5,85%/yoy). Mulai meningkatnya harga emas di pasar internasional dan lokal pada bulan Agustus dan September menjadi rata-rata USD 1.350,51/troy ounce, serta depresiasi nilai tukar rupiah mendorong terjadinya peningkatan harga emas perhiasan di Jambi Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,44%(qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,42% (qtq)). Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan jasmani yang mencapai 2,78% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) Sumber: Bloomberg Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,92% (qtq), sementara pada triwulan yang lalu terjadi deflasi 0,07% (qtq). Peningkatan harga tersebut terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan 16 Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( 46 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

63 INFLASI dan jasa pendidikan sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah pada triwulan laporan. 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan meningkat 10,93% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi pada kelompok ini utamanya bersumber dari meningkatnya sub kelompok transpor sebesar 15,61% (qtq) atau 26,84% (yoy) dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,50% (qtq). Peningkatan harga BBM yaitu premium dari Rp4.500/l menjadi Rp6.500/l serta solar dari Rp4.500/l menjadi Rp5.500/l menjadi penyebab utama inflasi tersebut. Harga BBM yang meningkat per 22 Juni 2013 terasa dampaknya pada inflasi bulan Juli dan Agustus. Selanjutnya, kenaikan harga BBM menyebabkan adanya penyesuaian tarif angkutan dimana tarif angkutan dalam kota meningkat 50% sementara tarif angkutan luar kota dalam provinsi meningkat 27%. Kenaikan harga angkutan udara seiring dengan meningkatnya permintaan pra dan paska lebaran turut memiliki andil yang cukup besar pada tekanan inflasi bulan Agustus. Namun demikian, pada bulan September, tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan angkutan mulai mereda seiring dengan mulai settle-nya ekspektasi masyarakat dengan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Sejalan dengan kenaikan harga BBM di Indonesia, harga rata-rata minyak di pasar internasional juga menunjukkan peningkatan sebesar 12,33% dibandingkan periode triwulan II-2013 yaitu dari USD 94,17/barrel, menjadi USD 105,78/barrel. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sumber: Bloomberg TRIWULAN III-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 47

64 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

65 BOKS. 2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI Boks.2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian,Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BULOG, Distributor Kedelai, dan KOPTI pada tanggal 30 September 2013) Kedelai, atau kacang kedelai merupakan jenis tanaman polong-polongan yang mengandung sumber protein nabati dan menjadi dasar pembuatan kecap, tahu dan tempe yang dominan dikonsumsi penduduk Indonesia. Kebutuhan kedelai pun meningkat setiap tahunnya berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, produksi kedelai tahun 2012 (Angka Tetap) sebesar ton biji kering atau mengalami penurunan produksi sebesar ton biji kering 37,98 persen) dibanding tahun Pemenuhan kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi dihasilkan oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Tebo dan Bungo yang didominasi produksi Kabuapten Tanjung Jabung Timur sebesar 770 ton biji kering (21,905), Tanjung Jabung Barat 707 ton (20,12%) dan Tebo sebesar 619 ton (17,60%). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar hektar (38,44 %), sementara produktivitas hanya naik sebesar 0,10 kuintal/hektar (0,81%). Pada tahun 2013, produksi kedelai (Angka Ramalan I) diperkirakan akan meningkat menjadi ton biji kering atau mengalami kenaikan sebesar 9 ton (0,26 persen). Namun demikian, tingkat produksi tersebut hanya dapat memenuhi 18,05% dari total kebutuhan kedelai sampai dengan Desember 2013 ( ton) atau masih terdapat kekurangan pemenuhan kebutuhan kedelai sebesar 81,95%. Untuk memenuhi kekurangan suplai kedelai tersebut, dilakukan impor kedelai dari luar Provinsi Jambi yang notabene merupakan kacang kedelai yang diimpor dari luar Indonesia. Kondisi tersebut mengakibatkan harga kedelai di Provinsi Jambi sangat dipengaruhi oleh harga kedelai internasional dan nilai tukar rupiah. Untuk mengetahui permasalahan pemenuhan kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi, KPw BI Provinsi Jambi melakukan diskusi dengan berbagai pihak yaitu distributor kedelai, SKPD terkait dan KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) Kota Jambi. Dari hasil diskusi diperoleh beberapa informasi yaitu: 1. Kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi hanya mampu dipenuhi oleh produsen lokal sebesar 45%, selebihnya menggunakan produk impor. 2. Masalah terkait produksi kedelai a. Alih fungsi lahan dari pertanian kedelai ke pertanian jagung/perkebunan kelapa sawit/perkebunan karet di beberapa kota dan kabupaten karena petani merasa keuntungan yang didapatkan dari bertanam kedelai lebih rendah dibandingkan menanam produk lainnya. b. Produktivitas kedelai lokal yang rendah menyebabkan petani kurang tertarik menanam kedelai dan disikapi pemerintah melalui Peraturan Presiden No.32/2013 tentang Penugasan Kepada Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai. Tujuan peraturan ini adalah agar petani mendapat keuntungan yang layak, dan menjual kedelai kepada pengrajin tahu/tempe dengan harga tertentu sehingga harga jual produk terjangkau masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang Penetapan Harga Pembelian/Penjualan Kedelai Petani 49 TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

66 BOKS. 2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI melalui Permendag No.25/2013. Harga Pembelian Kedelai Petani (HBP) Kedelai adalah harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan sebesar Rp 7.000/kg. c. Rendahnya kualitas kedelai lokal yang dijual di pasar akibat moral hazard petani kedelai untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar dengan cara mengoplos kedelai dengan jagung atau tanah gambut. Namun demikian, praktek tersebut justru merugikan petani sendiri karena menurunkan harga jual kedelai tersebut padahal kualitas kedelai lokal sangat bagus. 3. Permasalahan terkait distribusi yaitu: a. Keterbatasan infrastruktur pelabuhan di Provinsi Jambi yang menghambat kegiatan ekspor dan impor. Arus barang dari dan ke Jambi menggunakan pelabuhan di luar Provinsi Jambi sehingga menambah biaya distribusi yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan barang. b. Infrastruktur jalan yang kurang memadai sehingga menyebabkan jarak tempuh dan biaya distribusi meningkat. c. Belum terbentuknya KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) di Kabupaten/Kota (kecuali Kota Jambi) sehingga mempersulit BULOG dalam mendistribusikan dan mengendalikan harga kedelai. 4. Sebagian besar produsen merespon kenaikan harga kedelai seiring dengan melemahnya nilai tukar dengan cara menaikkan harga jual di pasaran dan atau mengecilkan ukuran produk. Namun demikian, untuk kenaikan harga kedelai yang tidak terlalu tinggi atau pada saat terjadi gejolak nilai tukar yang tidak terlalu besar, produsen cenderung mempertahankan harganya dan mengurangi margin keuntungannya. Rekomendasi kepada pemerintah daerah atas permasalahan di atas adalah: 1. Menurunkan ketergantungan impor produk dan mengembangkan sentra produksi. Sentra produksi tersebut mendapat pendampingan dari instansi terkait sampai dengan penanganan pasca panen yang baik dan pembentukan pola pikir petani kedelai terhadap kelangsungan usahanya. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan kedelai yang optimal. 2. Penguatan kelembagaan koperasi/gapoktan melalui sosialisasi oleh pihak terkait sehingga menjadi kelompok yang mandiri dan pembukaan jaringan KOPTI di kabupaten yang memudahkan BULOG dalam menjalankan tugasnya sesuai Perpres No.32/ Penetapan tata ruang kota khusus hortikultura untuk mencegah alih fungsi lahan. 4. Mempercepat realisasi pembangunan pelabuhan samudera Ujung Jabung dan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan terutama dari dan menuju daerah sentra produksi sehingga menghemat biaya produksi dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). 50 TRIWULAN III KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

67 BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 251 bps menjadi sebesar 118,53%. Namun demikian peningkatan LDR tersebut diiringi dengan sedikit penurunan kualitas kredit yang tercermin dari peningkatan rasio NPL dari triwulan sebelumnya sebesar 1,93% menjadi 2,25%. A.Perkembangan Kelembagaan 20 Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan III-2013 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 376 kantor bank menjadi 378 kantor bank seiring dengan beroperasinya Bank Mestika dan Bank Artha Graha. Secara lebih rinci dari 378 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga) di antaranya merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 16 (enam belas) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor. Dari 33 (tiga puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi tersebut, 28 (dua puluh delapan) di antaranya merupakan bank konvensional, sedangkan 5 (lima) bank lainnya merupakan bank syariah. Meskipun kategori usahanya termasuk bank konvensional, namun 3 (tiga) dari 28 (dua puluh delapan) bank konvensional yang beroperasi di wilayah Jambi memiliki Unit Usaha Syariah. Ketiga bank tersebut adalah Bank Jambi Unit Usaha Syariah, Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah. 20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran. 51

68 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu 36,24% atau 137 (seratus tiga puluh tujuh) kantor dari seluruh kantor bank di Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel 3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau (1,32%). Sumber: LBU Bank Indonesia Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi JUMLAH BANK Pangsa Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 (%) Kota Jambi Kerinci Bungo Muara Jambi Sarolangun Tebo Merangin Batanghari Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Sungai Penuh T O T A L B.Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 2,53% dari Rp27.833,63 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28.538,63 miliar namun melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,57%) (Grafik 3.1.). Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 18,10%. Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank pemerintah, bank swasta, dan bank syariah, masing-masing sebesar Rp167,88 miliar (0,92%), Rp502,33 miliar (6,74%), dan Rp34,79 miliar (1,57%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp18.340,31 miliar (64,26%), diikuti oleh bank swasta Rp7.950,23 miliar (27,86%) dan bank syariah Rp2.248,09 miliar (7,88%). 52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

69 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah) Persen Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp19,52 triliun, meningkat 1,91% (Rp366,32 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp19,15 triliun) (Grafik 3.2.). Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar 8,95%, meningkat dibanding pertumbuhan triwulan lalu (8,76%). Pertumbuhan DPK yang dalam setahun terakhir ini menunjukkan perlambatan kini mulai menunjukkan peningkatan seiring dengan naiknya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan BI-rate. Berdasarkan komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh meningkatnya penempatan pada deposito yang mencapai 12,13% (yoy). Sementara itu, tabungan dan giro tumbuh masing-masing sebesar 10,16% (yoy) dan 1,55% (yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penempatan giro turun cukup signifikan sejalan dengan dengan mulai terealisasinya Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) yang sebelumnya ditempatkan pada rekening giro. Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp (dalam jutaan) 24,000 Tabungan Simp Berjangka Giro DPK 20,000 17,255 17,945 19,155 17,612 17,918 18,376 19,521 16,000 8,755 9,208 9,141 9,492 9,646 10,070 10,132 12,000 8,000 4,000-4,634 5,031 5,089 4,050 5,131 5,388 5,706 3,866 3,373 3,688 3,763 3,753 4,120 3,745 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

70 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah dan mencapai Rp12.809,16 miliar (65,62%), diikuti oleh bank swasta nasional Rp5.573,08 miliar (28,55%) dan bank syariah Rp1.138,73 miliar (5,83%) (Tabel 3.2). Bank Syariah mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan DPK mencapai 46,53% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank swasta nasional masing-masing sebesar 8,72% (yoy) dan 4,01%(yoy). Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Bank Konvensional Bank Pemerintah Pertumbuhan Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III q-t-q y-o-y 11,782,102 11,521,957 12,281,783 12,922,185 12,809, % 8.72% 1 Giro 2,761,820 2,854,884 2,966,564 3,221,551 2,717, % -1.62% 2 Tabungan 5,802,879 6,560,565 5,989,720 6,074,794 6,292, % 8.43% 3 Simpanan Berjangka 3,217,403 2,106,508 3,325,500 3,625,840 3,799, % 18.10% Bank Swasta Nasional 5,358,250 5,584,108 5,203,578 5,097,258 5,573, % 4.01% 1 Giro 782, , , , , % -4.08% 2 Tabungan 2,974,148 3,155,100 3,080,196 3,043,183 3,270, % 9.97% 3 Simpanan Berjangka 1,601,209 1,738,691 1,509,624 1,393,983 1,551, % -3.11% Bank Syariah 777, , ,936 1,135,215 1,138, % 46.53% 1 Giro 142, , , , , % 93.68% 2 Tabungan 364, , , , , % 39.24% 3 Simpanan Berjangka 269, , , , , % 31.39% Jumlah 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520, % 8.95% 1 Giro 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744, % 1.55% 2 Tabungan 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070, % 10.16% 3 Simpanan Berjangka 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705, % 12.13% Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari penempatan oleh pemerintah daerah dan perseorangan. DPK oleh pemerintah daerah meningkat Rp278,61 miliar dalam setahun ini menjadi Rp3.950,76 miliar (meningkat 7,59%). Tingginya pendapatan APBD serta adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA) menyebabkan terjadinya peningkatan simpanan pemerintah daerah di triwulan laporan. Namun demikian jumlah penempatan oleh pemerintah daerah tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya karena mulai terealisasinya APBD. 54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

71 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sementara DPK milik perseorangan yang mendominasi DPK di Jambi dengan pangsa mencapai 65,23%, mengalami pertumbuhan 6,90% menjadi Rp12.729,28 miliar. No. Penduduk/Residents Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) Golongan Pemilik Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Trw.III-2012 Trw.IV-2012 Trw.I-2013 Trw.II-2013 Trw.III-2013 Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy 1 Pemerintah Pusat 110, , , , , % 2 Pemerintah Daerah (Pemda) 3,672,156 2,087,516 3,821,755 4,227,594 3,950, % 3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 40,134 26,433 30,978 30,149 31, % 4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 475, , , , , % 5 BUMD 38,044 47,853 35,389 58,419 40, % 6 Lembaga Keuangan Non Bank 117, , , , , % 7 Bukan Lembaga Keuangan 1,493,414 1,993,759 1,503,361 1,627,833 1,691, % 8 Sektor Swasta Lainnya 57,217 69,194 80, , , % 9 Perseorangan 11,907,155 12,925,202 12,278,358 12,184,119 12,729, % Jumlah 17,912,274 17,937,033 18,366,310 19,149,832 19,514, % Bukan Penduduk/Non-Residents 5,228 8,160 9,988 4,826 6, % Penduduk dan bukan penduduk 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520, % Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat mengalami peningkatan sebesar Rp708,81 miliar. Berdasarkan lokasinya, peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah Jambi, kecuali Kabupaten Batanghari (Tabel 3.4.). Pertumbuhan penghimpunan DPK terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta Kabupaten Kerinci masing-masing sebesar Rp135,06 miliar (60,78%) dan Rp177,02 miliar (17,24%). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi yang mencapai Rp13,18 triliun (67,49%) diikuti oleh Bungo sebesar Rp1,37 triliun (7,03%). Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah) No. Kota/Kabupaten Trw. III-12 Trw. IV-12 Trw. I-13 Trw. II-13 Trw. III-13 Pertumbuhan (yoy) Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen 1 Kab. Batanghari 773, , , , , (113,377) (14.66) 2 Kab. Sarolangun 222, , , , , , Kab. Kerinci 1,026, ,779 1,108,471 1,147,320 1,203, , Tanjung Jabung Barat 1,194,241 1,166,645 1,268,320 1,377,031 1,357, , Tanjung Jabung Timur 316, , , , , , Kab. Tebo 252, , , , , , Kab. Merangin 741, , , , , , Kab. Bungo 1,228,578 1,335,840 1,357,670 1,346,772 1,372, , Kota Jambi 12,162,288 12,485,079 12,224,040 12,668,320 13,175, ,013, JUMLAH 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520, , Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

72 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp914,33 miliar (4,11%) yaitu dari Rp22.223,93 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp23.138,26 miliar (Tabel 3.5.). Pertumbuhan penyaluran kredit terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, penyaluran kredit mengalami pertumbuhan mencapai 28,90%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (27,68%). URAIAN Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan TW II TW III TW IV TW I TW II TW III q-t-q y-o-y Kelompok Bank 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138, % 28.90% 1 Bank Pemerintah 10,757,293 11,528,848 12,358,995 12,768,570 14,129,012 14,694, % 27.45% 2 Bank Swasta*) 4,635,731 4,846,380 5,230,708 5,560,810 6,152,437 6,436, % 32.82% 3 Bank Syariah 1,450,063 1,575,838 1,697,973 1,833,179 1,942,478 2,007, % 27.39% Jenis Penggunaan 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138, % 28.90% 1 Modal Kerja 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453, % 7.79% 2 Investasi 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752, % 76.92% 3 Konsumsi 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931, % 27.58% Sektor Ekonomi 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138, % 28.90% 1 Pertanian 2,379,914 2,645,774 3,028,774 3,236,828 3,760,313 3,995, % 51.00% 2 Pertambangan dan Penggalian 85, , , , ,958 99, % -5.24% 3 Industri 593, , , , , , % 62.40% 4 LGA 5,805 5,934 9,297 3,537 6,622 6, % 4.43% 5 Konstruksi 554, , , , , , % 39.43% 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 4,400,752 4,469,047 4,766,386 4,959,617 5,575,797 5,602, % 25.37% 7 Pengangkutan dan Komunikasi 209, , , , , , % 21.85% Keuangan,Real estate dan Jasa 8 Perusahaan 856, , , ,614 1,137,928 1,134, % 25.70% 9 Jasa-jasa 835, , , , , , % % 10 Bukan Lapangan Usaha 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931, % 27.58% Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (29,04% (yoy)) dibandingkan bank syariah (27,39% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,32% sementara bank syariah sebesar 8,68%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 42,92%, diikuti dengan kredit modal kerja 32,21% dan kredit investasi 24,86%. Namun demikian kredit investasi masih menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 76,92% (yoy) atau 4,94% (qtq). Kredit investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada sektor pertanian yang share-nya 56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

73 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN mencapai 50,64%. Pada triwulan laporan, kredit investasi pertanian menunjukkan peningkatan sebesar 5,54% (qtq) seiring denganmulai membaiknya harga komoditas. Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para pengusaha berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke depannya. Di samping itu, kredit investasi pada usaha turunan dari perkebunan yaitu industri pengolahan juga menunjukkan peningkatan sebesar 7,44% (qtq). Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 7,79% (yoy) atau 1,2% (qtq) menjadi Rp7,45 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas berpengaruh juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan kredit modal kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 27,58% (yoy) menjadi Rp9,93triliun atau meningkat sebesar 5,92% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor industri yang mencapai 62,40% dan diikuti oleh sektor pertanian (51,00%) serta sektor konstruksi (39,43%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,92%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,21%) dan sektor pertanian (17,27%). Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,4% dari total outstanding kredit. Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp27,30 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,14 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat Rp4,16 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi. Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 11,64% dari sebelumnya Rp24,45 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya kredit di kota Jambi sebesar Rp1,23triliun (11,46%/yoy). TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 57

74 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,482,590 3,929,061 4,471,662 4,812,579 5,050,026 5,099,845 Pertambangan dan Penggalian 397, , , , , ,891 Industri Pengolahan 1,622,870 1,560,744 1,473,118 1,591,661 1,422,625 1,605,259 Listrik, Gas dan Air Bersih 18,865 18,238 34,915 35, , ,195 Konstruksi 514, , , , , ,654 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,333,842 4,776,178 4,888,460 5,155,566 5,321,382 5,468,751 Pengangkutan dan Komunikasi 310, , , , , ,264 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 554, , , , , ,033 Jasa-jasa 1,392,000 1,303,379 1,153,939 1,176,874 1,207,393 1,192,307 Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 8,712,074 9,144,703 9,908,066 10,289,952 10,543,228 10,994,940 TOTAL 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,707,902 26,471,507 27,479, Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2.207,53 miliar atau meningkat sebesar Rp185,74 miliar (9,19%) dari triwulan sebelumnya (Rp2.021,79 miliar) (Tabel 3.7.). Meningkatnya undisbursed loan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit modal kerja sebesar Rp225,78 miliar (14,65% (qtq)). Kredit modal kerja yang meningkat serta tingginya kelonggaran tarik mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini selama triwulan laporan. Di samping itu, masih tingginya kelonggaran tarik menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit pada triwulan mendatang terutama untuk kredit modal kerja. Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Jenis Penggunaan Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal % 1 Investasi 189, , , , ,163 (39,587) (8.29) 2 Konsumsi 89,719 18,590 14,883 2,543 2,099 (444) (17.45) 3 Modal kerja 1,504,962 1,392,690 1,527,558 1,541,494 1,767, , Total Kategori Pertumbuhan (qtq) 1,783,923 1,590,104 1,772,485 2,021,788 2,207, , KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

75 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR) 21 terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 118,53% meningkat 251 BPS dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun % 95.64% % % % 140% % % 120% 100% 15 80% 10 60% 5 40% 20% 0 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 0% Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% (di bawah ketentuan 5%), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (1,93%) (Tabel 3.8.). Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 8,79%, lebih tinggi dibanding triwulan lalu (8,27%) dan di atas ketentuan 5% sejalan dengan kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal ini batu bara, yang berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di sektor ini. 21 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 59

76 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN No Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) 1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 3,760,313 75, ,995,028 84, Pertambangan dan Penggalian 109,958 9, ,822 8, Industri 771,262 4, ,608 5, LGA 6, , Konstruksi 830,433 8, ,873 13, Sektor Ekonomi TW II-13 TW III-13 Perdagangan Hotel dan Restoran 5,575, , ,602, , Pengangkutan dan Komunikasi 301,212 1, ,769 2, Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 1,137,928 24, ,134,966 35, Jasa-jasa 353,660 7, ,355 7, Bukan Lapangan Usaha 9,376, , ,931, , J U M L A H 22,223, , ,138, , Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,02% menjadi 7,37% seiring dengan adanya trend peningkatan suku bunga simpanan dalam beberapa bulan terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.). Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam satuan %) Margin Deposito Kredit BI-rate Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 6. Perkembangan Kredit UMKM Pertumbuhan kredit UMKM Jambi menunjukkan kecenderungan perlambatan dalam beberapa waktu terakhir. Pertumbuhan kredit UMKM triwulan laporan menurun -0,08% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, namun demikian secara 60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

77 Rp Triliun PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN tahunan, kredit UMKM tersebut meningkat 18,97% (yoy). Pertumbuhan tersebut berada di bawah angka pertumbuhan total kredit yang tumbuh 28,90% (yoy) (Grafik 3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya aktivitas perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran kredit UMKM. Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 10 Mikro Menengah Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy Kecil Pertumbuhan UMKM (%) yoy TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 39,45% di triwulan lalu menjadi 37,86% (Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu 36,00%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 34,28%, serta kredit mikro sebesar 29,73% dari total kredit UMKM. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% % % % TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 61

78 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp760,03 miliar atau meningkat 9,84% (qtq) dibanding pada triwulan sebelumnya (Rp691,96miliar). Sementara itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp44,58miliar (8,80% (qtq)) menjadi Rp551,28 miliar. Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan sebesar Rp13,21miliar(2,38% (qtq)) menjadi Rp554,23 miliar. Secara umum fungsi intermediasi BPR berjalan dengan baik meskipun dari sisi LDR terjadi penurunan dari sebelumnya 109,38% menjadi 102,93%. Namun demikian, kualitas kredit menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari 5,01% menjadi 5,96%. Rasio NPL BPR pada triwulan laporan telah melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan perhatian khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut yaitu kenaikan suku bunga kredit. D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan kas masuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS mengalami peningkatan, sedangkan transaksi menggunakan media kliring mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut: Nilai kliring menurun sebesar 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.472,45 miliar (Tabel 3.9.). Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,88% dibandingkan triwulan sebelumnya. 62 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

79 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian Pertumbuhan (qtq) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Nominal Persen Kliring Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,569,823 2,472,448 (97,375) (3.79) Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 72,639 68,585 67,530 (1,055) (1.54) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518, , , , ,548 1,031,722 1,453, , Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605, , Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253,854) (768,454) (581,824) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (500,668) RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 15,535 19,666 20, RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 22,244 22,658 26,876 4, RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 4,032 4,695 7,422 2, Cek dan BG Kosong Lembar 856 1,164 1,150 1, ,612 1, Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 12,481 57,933 53,895 (4,038) (6.97) D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2.605,13 miliar meningkat 54,79% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp 1.453,20 miliar meningkat 40,85%. Tingginya peningkatan aliran kas keluar pada triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp 1.151,94 miliar (Triwulan II-2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq) Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp (juta) 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - (500,000) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III (1,000,000) (1,500,000) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) D.2.Penyediaan Uang Layak Edar Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 63

80 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 299,52miliar, mencapai 20,61% dari total inflow provinsi Jambi. D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. D.4.Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp 2.472,45 miliar atau turun 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3.8.). Sejalan dengan itu, volume kliring juga menunjukkan penurunan sebesar 1,54%, yaitu dari menjadi lembar warkat. Perkembangan Transaksi Kliring 2,600,000 75,000 2,500,000 2,400,000 2,300,000 70,000 65,000 60,000 2,200,000 55,000 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring Jumlah nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp57,93 miliar menjadi Rp53,90 miliar. Namun demikian, jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan 64 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

81 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN laporan mengalami kenaikan sejumlah 127 lembar (7,88%) yaitu dari lembar menjadi lembar. D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) 22 Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp6,36 triliun (13,21%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 48,13 triliun menjadi Rp 54,49triliun (Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan mencapai Rp 26,88 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 20,19 triliun dan transfer di dalam provinsi Jambi Rp 7,42 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar. Periode Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi Dari dan Ke Provinsi Jambi TOTAL Nilai Nilai Nilai Nilai (Miliar Rp) Volume (Miliar Rp) Volume (Miliar Rp) Volume (Miliar Rp) Volume Tw ,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801 Tw ,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945 Tw ,353 1,884 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 28,530 Tw ,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169 Tw ,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368 Tw ,139 19,391 5,401 19,519 3,543 5,720 24,083 44,630 Tw ,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319 Tw ,827 2,158 29,431 20,622 4,702 6,449 35,960 29,229 Tw ,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804 Tw ,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318 Tw ,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42, Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time). TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 65

82 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

83 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III tahun 2013 mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi 50,11%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 5,08% dan 12,51%. A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013 Pada triwulan III 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2.145,17 miliar atau mencapai 81,62% dari APBD Perubahan tahun 2013 (Rp2.628,38 miliar). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (65,01%) masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar. Lebih lanjut, pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp697,15 miliar (49,99%). (Tabel 4.1.). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar (34,94%). Angka pendapatan tersebut lebih rendah 0,21% dibanding triwulan yang sama tahun Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi, menyumbangkan 29,09% (Rp623,94 miliar) dari total pendapatan Jambi. Melemahnya pendapatan masyarakat sejalan dengan menurunnya harga komoditas berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan pajak. 67

84 Keuangan Pemerintah Daerah Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah) URAIAN APBD-P 2012 S.D TRW III-2012 APBD-P 2013 S.D TRW III-2013 Nominal Persen Nominal Persen PENDAPATAN 2, , , , Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah #DIV/0! Pendapatan Transfer 1, , , , Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1, , , , Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013 Pada Triwulan III tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp1.637,84 miliar atau baru mencapai 50,11% dari APBD-P 2013 (Rp3.268,51 miliar). Namun demikian, realisasi tersebut meningkat Rp182,10 miliar atau 12,51% dibanding realisasi pada triwulan III tahun 2012 yang sebesar Rp1.455,74 miliar. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (60,89%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp997,28 miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp384,89 miliar atau sebesar 37,38 % (Tabel 4.2.). Komponen belanja operasional terbesar pada semester laporan adalah untuk belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar dan diikuti oleh belanja barang Rp275,15 miliar. Realisasi belanja rutin meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya pekerjaan dan pembayaran terhadap rekanan pelaksana. Sementara itu, pada komponen belanja modal, realisasi terbesar (40,71%) berada pada belanja jalan, irigasi dan jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada kepentingan masyarakat yaitu sebesar Rp298,68 miliar. Dengan adanya peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan, 68 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

85 Keuangan Pemerintah Dareah diharapkan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama dalam efisiensi biaya distribusi barang dan jasa. Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah) URAIAN APBD-P 2012 S.D TRW III-2012 S.D TRW III-2013 APBD-P 2013 Nominal Persen Nominal Persen BELANJA 2, , , , Belanja Operasi 1, , Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan #DIV/0! Belanja Modal , Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa Bagi Hasil Pajak Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi selama triwulan III mencapai Rp787,71 miliar, meningkat 3,92% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Rp758,02 miliar) (Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sementara itu, pendapatan pajak perdagangan internasional mengalami penurunan seiring dengan menurunnya pendapatan bea keluar sebagai akibat dari belum membaiknya ekspor Jambi (Gambar 4.1.). TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 69

86 Keuangan Pemerintah Daerah Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI PENDAPATAN Triwulan III 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Pertumbuhan (yoy) Nominal (%) I Pajak Dalam Negeri 637,387,777, ,162,436, ,208,910, ,119,224,145 51,731,446, PPh 311,881,965, ,414,759, ,456,732, ,764,485,084 (26,117,480,814) (8.37) PPN 297,492,841, ,773,975, ,087,854, ,960,087,878 71,467,246, PBB 17,388,797,673 2,588,428,511 6,163,734,985 24,568,906,574 7,180,108, Lainnya 10,624,172,853 9,380,411,997 10,500,589,000 9,825,744,609 (798,428,244) (7.52) II Pajak Perdagangan Int'l 29,613,600,792 (2,511,236,688) 7,871,512,700 23,806,862,930 (5,806,737,862) (19.61) Pendapatan Bea Masuk 9,921,357,000 4,513,511,152 7,869,011,660 21,323,765,300 11,402,408, Pendapatan Bea Keluar 19,692,243,792 (7,024,747,840) 2,501,040 2,483,097,630 (17,209,146,162) (87.39) III Penerimaan SDA 2,458,771,519 3,171,534,731 3,919,588,758 6,373,675,967 3,914,904, Pendapatan Pertambangan Umum 2,447,185,971 3,171,534,731 3,919,588,758 6,358,383,585 3,911,197, Pendapatan kehutanan 11,585, ,292,382 3,706, IV PNPB Lainnya 88,560,460,475 77,491,525,330 35,586,283,429 68,408,176,143 (20,152,284,332) (22.76) Total Realisasi Pendapatan 758,020,610, ,314,259, ,586,295, ,707,939,185 29,687,328, Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp689,12 miliar (87,48%) dan diikuti oleh pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp68,41 miliar (8,68%). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp368,96 miliar (46,84%) diikuti oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 285,76 miliar (36,28%) (Gambar 4.2.). Pajak Dalam Negeri Penerimaan SDA 0.81% 8.68% 3.02% Pajak Perdagangan Int'l PNPB Lainnya PPh PPN PBB Lainnya 3.57% 1.43% 53.54% 41.47% 87.48% Gambar 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi (%) Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III 2013 terealisasi sebesar Rp1.261,38 miliar, meningkat Rp50,56 miliar (4,18%) dibanding triwulan III tahun lalu (Tabel 4.4.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja barang Rp30,26 miliar (10,94% (yoy)) dan peningkatan belanja modal sebesar Rp29,39 miliar (7,16% (yoy)). meningkatnya 70 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

87 Keuangan Pemerintah Dareah realisasi belanja modal tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan pembangunan di daerah. Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalamsatuan Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI BELANJA Triwulan III 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Pertumbuhan (yoy) Nominal (%) I Belanja Pegawai 413,963,509, ,802,700, ,055,709, ,107,715, ,206, Belanja Gaji dan Tunjangan 403,967,854, ,192,456, ,074,895, ,647,198, ,343, Belanja Honorarium/Lembur/ 10,301,470,830 4,969,420,683 7,526,047,169 10,150,401,284 (151,069,546) (1.47) Vakasi/Tunj Khusus Belanja Kontribusi Sosial (305,816,117) (359,176,831) (545,232,268) (689,884,305) (384,068,188) II Belanja Barang 276,648,526,719 63,981,878, ,286,585, ,907,420,115 30,258,893, Belanja Barang 170,807,722,974 35,427,707, ,629,762, ,318,369,785 17,510,646, Belanja Jasa 18,660,619,484 6,798,870,085 19,747,102,327 25,459,862,292 6,799,242, Belanja Perjalanan 39,568,072,517 12,875,526,052 43,020,675,931 47,408,849,543 7,840,777, Belanja Pemeliharaan 47,612,111,744 8,879,774,422 42,889,044,138 38,764,412,778 (8,847,698,966) (18.58) III Belanja Bantuan Sosial 107,654,956, ,303, ,579,486, ,471,223,455 (7,183,732,687) (6.67) Belanja Bantuan Sosial 107,654,956, ,303, ,579,486, ,471,223,455 (7,183,732,687) (6.67) Lembaga Pendidikan dan Peribadatan IV Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866, ,448,250 25,037,000 (2,053,364,903) (98.80) Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866, ,448,250 25,037,000 (2,053,364,903) (98.80) V Belanja Modal 410,482,360,014 79,203,419, ,028,928, ,871,831,046 29,389,471, Belanja Modal Tanah 335,420, ,200,000 2,749,740,000 2,414,320, Belanja Modal Peralatan dan 48,152,428,460 4,996,438,688 18,619,481,610 32,295,335,165 (15,857,093,295) (32.93) Mesin Belanja Modal Gedung dan 41,864,220,554 1,267,372,900 12,434,565,680 37,668,282,685 (4,195,937,869) (10.02) Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi, 316,233,100,917 72,572,958, ,580,074, ,613,991,796 44,380,890, dan Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya 3,897,190, ,649,000 3,461,606,700 6,544,481,400 2,647,291, Total Realisasi Belanja 1,210,827,753, ,552,168, ,074,157,997 1,261,383,226,853 50,555,472, Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Belanja Pegawai Belanja Bantuan Sosial Belanja Modal Belanja Barang Belanja Lain-Lain 34.87% 32.83% 7.97% 24.33% Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar untuk belanja modal Rp438,87 miliar (34,87%), terutama untuk komponen belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan yaitu sebesar Rp357,7 miliar, dan diikuti oleh belanja pegawai Rp414,11 miliar (32,83%) (Gambar 4.4.). TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 71

88 Keuangan Pemerintah Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah Jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada triwulan III turun sebesar 6,55% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp3,95 triliun seiring dengan mulai Gambar 4.4. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Rp triliun) 5 Giro Deposito Tabungan Tw I-12 Tw II-12 Tw III-12 TW IV-12 Tw I-13 Tw II-13 Tw III-13 terealisasinya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penurunan terbesar disebabkan oleh turunnya simpanan dalam bentuk kredit dari 2,01 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi 1,64 triliun pada triwulan laporan atau turun sebesar 18.51%. 72 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

89 BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Melambatnya perekonomian yang disertai dengan meningkatnya inflasi telah memberikan dampak pada ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Pada bulan Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu dari ribu orang di Agustus 2012 menjadi ribu orang di Agustus Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3 ribu orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%. Sementara itu perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari 89,63 pada triwulan lalu. A. Ketenagakerjaan Daerah Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jambi pada bulan Agustus 2013 menurun dibandingkan Agustus tahun lalu. Pada bulan Agustus 2013, TPAK mencapai 62,66% menurun dari periode sebelumnya yang sebesar 65,07%, seiring dengan menurunnya jumlah angkatan kerja. Melambatnya perekonomian berdampak pada meningkatnya tingkat pengangguran seiring dengan terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan menjadi 4,84% dari periode tahun sebelumnya (3,22%). Jumlah pengangguran Provinsi Jambi pada bulan laporan sebanyak 70,3 ribu orang lebih tinggi dari bulan Agustus 2012 (47,3 ribu orang). Jumlah pekerja mengalami penurunan yaitu dari 1.423,6 ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.382,5 ribu orang di Agustus

90 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja KEGIATAN UTAMA FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS 1 Penduduk ,185 2,210 2,235 2,261 2,286 2,319 2 Angkatan Kerja 1,528 1,495 1,551 1,471 1,582 1,453 - Bekerja 1,469 1,435 1,494 1,424 1,536 1,383 - Penganggur Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Sumber: BPS Provinsi Jambi Penurunan jumlah pekerja di bulan laporan terutama terjadi di sektor pertanian yaitu sebanyak 59,50 ribu pekerja (7,59%) dan sektor konstruksi sebanyak 2,20 ribu pekerja (3,54%) seiring dengan terjadinya perlambatan pertumbuhan kedua sektor tersebut. Sebaliknya, jumlah pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan meningkat sebanyak 9,20 ribu pekerja (4,54%), diikuti dengan sektor transportasi & pergudangan & komunikasi sebanyak 7,60 ribu pekerja (16,96%), sektor industri sebanyak 5,3 ribu pekerja (11,21%) serta sektor perdaganagn sebanyak 1,5 ribu orang (0,65%). Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 724,0 ribu orang (52,37%), diikuti oleh sektor perdagangan yang mencapai 231,4 ribu orang (16,74%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 211,9 ribu orang (15,33%). Tabel 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaaan Utama FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS 1 Pertanian pertambangan dan Penggalian industri Listrik, gas dan air minum Kontruksi Perdagangan Transportasi & Pergudangan & Komunikasi Keuangan Jasa Kemasyarakatan TOTAL 1, , , , , ,382.5 Sumber: BPS Provinsi Jambi 74 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

91 Ribu ton KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Berdasarkan statusnya pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 513,3 ribu orang (37,13%), pekerja yang berusaha sendiri 329,3 ribu orang (23,82%), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanya 199 ribu orang (14,39%) dan pekerja keluarga/tak dibayar sebanyak 188,1 ribu orang (13,61%). Jenis pekerja yang mengalami penurunan terbesar yaitu pekerja tak dibayar (54.7 ribu orang), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak tetap (23,3 ribu orang) dan pekerja bebas (12,2 ribu orang). Tabel 5.3. Pekerja Berdasarkan Status Pada Pekerjaan Utama (dalam ribuan) Lapangan Pekerjaaan Utama FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS 1 Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/pegawai Pekerja bebas Pekerja tak dibayar TOTAL Sumber: BPS Provinsi Jambi B. Kemiskinan Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar ton, naik 16,11% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai ton Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi TW I TW II TW III TRW IV 3.27 TW I TW II TW III TRW IV Pertumbuhan Raskin (%) TW I TW II TW III (50.00) (100.00) Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 75

92 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN C. Kesejahteraan Untuk melihat kesejahteraan petani Jambi pada triwulan laporan, salah satu indikator yang dapat digunakan antara lain adalah Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Nilai Tukar Petani (NTP) kembali mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP September 2013 turun 207 bps menjadi 87,56 dari sebelumnya 89,63 pada Juni Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh menurunnya semua indeks NTP yaitu tanaman padi dan palawija, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Meningkatnya inflasi karena adanya kenaikan BBM, menyebabkan tingginya kenaikan biaya yang dibayar petani (5,99%) sementara kenaikan harga pada kelima komoditi tersebut masih relatif terbatas 2,32% 1 Tanaman Padi Palawija Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK Des Mar Juni Sept a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-P) Hortikultura a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-H) Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) Peternakan a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) Perikanan PERUBAHAN (%) ( Juni ke Septi) a Indeks Diterima Petani b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

93 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan III Pengeluaran konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Namun demikian, investasi diperkirakan mulai mengalami perlambatan dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan II-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari sebelumnya 7,96% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan mendatang diperkirakan berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim penghujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan naiknya harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya realisasi APBD dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap juga akan berpotensi memberikan tekanan ke inflasi. A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq), tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan melambat yaitu pada kisaran 6,7 7,2% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang mampu tumbuh 7,59% (yoy). 77

94 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran 7,5%-7,9%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat di triwulan mendatang dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu, mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit. Hasil SKDU triwulan III-2013 menyatakan bahwa responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari angka total saldo bersih tertimbang perkembangan dunia usaha sebesar 6,95% meningkat dari 0,05% pada triwulan III Optimisme tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi yang tercermin dari saldo bersih tertimbang yang positif pada semua sektor. No Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha Sektor/Subsektor Triwulan I-2013 Saldo Bersih Tertimbang Triwulan II-2013 Triwulan III-2013 Triwulan IV-2013*) 1 Pertanian 0.73 (0.73) Pertambangan dan Penggalian (3.13) (1.04) Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum (0.16) - 5 Bangunan - - (0.69) Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.85) - (0.85) Pengangkutan dan Komunikasi (0.65) (0.65) 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa (1.03) - (1.55) - Total (0.64) Keterangan : *) Angka perkiraan 78 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

95 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub sektor perkebunan. Produksi perkebunan kelapa sawit diperkirakan mencapai puncaknya pada triwulan mendatang. Di samping itu, harga yang diperkirakan semakin membaik dapat menjadi insentif bagi petani. Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan sejalan mulai masuknya musim penghujan. Namun demikian, harga karet internasional yang semakin membaik dapat menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali menghasilkan produksi seperti sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih akan meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat, pusat bisnis dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional dan investasi pemerintah daerah. Sementara itu, meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit akan diikuti oleh peningkatan sektor industri pengolahan. Selanjutnya, tingginya konsumsi di triwulan mendatang dan adanya hari raya keagamaan serta tahun baru akan diikuti dengan meningkatnya perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga mendorong pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi. B. Proyeksi Inflasi Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan (7,96% (yoy)). Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Meningkatnya harga-harga di triwulan mendatang utamanya disebabkan oleh kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim penghujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada kurangnya pasokan dan TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 79

96 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH menaikkan harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya realisasi APBD juga akan berpotensi memberikan tekanan ke inflasi. Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, serta beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, dan udang basah. Di samping itu, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap akan berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun melalui dampak lanjutannya. Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013 m-t-m (%) Catatan: Inflasi November - Desember 2013 adalah angka perkiraan Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013 y-o-y (%) Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% 80 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

97 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013 y-t-d (%) Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi 13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. C. Rekomendasi Kebijakan Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2013 serta proyeksi ekonomi triwulan IV 2013 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah: 1. Program ketahanan pangan Inflasi di Provinsi Jambi selama ini masih didominasi oleh tekanan inflasi volatile food. Ketergantungan yang besar akan bahan makanan dari daerah lain menyebabkan peluang bagi kartel-kartel besar untuk TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 81

98 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif. 2. Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan fungsi TPID tersebut Sampai dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 5 (lima) TPID, yaitu TPID Provinsi Jambi, TPID Kota Jambi, TPID Kabupaten Merangin, TPID Kabupaten Bungo, dan TPID Kabupaten Tebo. Ke depan diharapkan kabupaten/kota lainnya dapat segera melakukan pembentukan TPID sesuai Inmendagri No. 27 Tahun Melalui TPID ini diharapkan setiap Kabupaten/kota akan concern terhadap pergerakan harga yang terjadi di daerahnya sekaligus melakukan langkah-langkah nyata dalam menjaga kestabilan harga. 3. Penurunan produksi batu bara Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih baik. 4. Melambatnya produksi CPO Peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi. 5. Menurunnya NTP Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang tepat guna kepada petani. 6. Permasalahan distribusi barang a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut: i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di Provinsi Jambi. 82 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2013

99 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi Jambi. iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di dalam Provinsi Jambi. iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi Jambi. b) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga. 7. Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya mengenai modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di pasar tradisional dapat berkurang 8. Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga menurunkan biaya dari produsen 9. Pembinaan dan Pendampingan UMKM Melakukan peningkatan pembinaan dan pendampingan yang nyata terhadap UMKM untuk mempermudah akses keuangan dan pengembangan usahanya. 10. Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, diperlukan percepatan realisasi belanja Pemerintah serta penyebaran yang merata pada masing-masing periode (triwulan atau semester). Selain itu, percepatan dan penyebaran merata realisasi belanja Pemerintah tersebut akan menjaga inflasi pada Triwulan IV tahun anggaran tetap rendah dan stabil. TRIWULAN III-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 83

100 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

101 LAMPIRAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III-2013 Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Bali Triwulan III-2013 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Asesmen Ekonomi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Agustus 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi NOVEMBER 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan II 2014 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Triwulan IV iii

Triwulan IV iii ii Triwulan IV 2012 iii iv Triwulan IV 2012 v vi Triwulan IV 2012 vii viii Triwulan IV 2012 Indikator 2010 2011 2012 Total I II III IV Total I II III IV Total Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-2013

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-2013 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-213 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan IV-213 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI PROVINSI REGIONAL RIAU Triwulan II - 200 7 Kantor Bank Indonesia P e k a n b a r u KATA PENGANTAR BUKU Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau ini merupakan terbitan rutin triwulanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci