KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

2 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

3 K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan IV-2012 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan IV-2012 menunjukkan peningkatan pertumbuhan yaitu dari 7,29% (yoy) menjadi 9,09% (yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 4,22% (yoy) lebih rendah dari triwulan lalu 4,43% (yoy) serta inflasi nasional 4,30% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 107,48% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,70%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Dalam penyusunan KER triwulan IV kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Februari 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Marlison Hakim Kepala Perwakilan

4 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

5 DAFTAR ISI Daftar Isi i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional... 5 A. Umum... 5 B. PDRB Sisi Produksi Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Lain C. PDRB Sisi Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Investasi Perdagangan Eksternal Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor Luar Negeri Provinsi Jambi BAB II. Inflasi A. Kajian Umum B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Kesehatan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 35 Boks 1. Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Di Provinsi Jambi Boks 2. Produksi Dan Distribusi Beras Di Provinsi Jambi BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran A. Perkembangan Kelembagaan B. Bank Umum Perkembangan Aset Bank i

6 2. Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Undisbursed Loan Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Penyediaan Uang Layak Edar Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan Perkembangan Kliring Lokal Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan DaerahTahun B. RealisasiBelanja Daerah Tahun C. APBD D. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah E. Keuangan Pemerintah Daerah Boks 2. Belanja Modal Provinsi Jambi BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan A. Ketenagakerjaan Daerah B. Kemiskinan BAB VI Prospek Perekonomian Lampiran Glosary A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

7 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (y-o-y) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) Realisasi Investasi PMA Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan III Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi RTGS Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulanan IV Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulanan III Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perbandingan UMP Wilayah Sumatera Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor ( 2007 = 100 ) Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 64 TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI iii

8 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) Panen Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi (Ha) Nilai Tukar Petani(NTP) Provinsi Jambi Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Distrbusi Jenis Pupuk Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk Tingkat Hunian Hotel PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Lifting Minyak Bumi Lifting Gas Alam Perkembangan Produksi Karet Jambi Perkembangan Total Pemakaian Listrik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Perkembangan Total Arus Barang Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulanan IV Tahun Perkembangan Penjualan Premium Perkembangan Penjualan Solar Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 28 iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

9 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi PerkembanganLoan to Deposit Ratio (LDR) Bank UmumProvinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Nominal Kliring Perkembangan Volume Kliring Perkembangan APBD dan Realisasi Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi PerkembanganDepositodanGiroPemerintah Daerah Provinsi Jambi Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.djanuari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI v

10 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) 18,962,397 4,878,010 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 - Pertanian 5,580,225 1,417,451 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 - Pertambangan dan Penggalian 2,642, , , , , ,265 - Industri Pengolahan 2,347, , , , , ,663 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 161,918 41,083 41,538 42,222 43,115 45,734 - Bangunan 888, , , , , ,423 - Perdagangan Hotel dan Restoran 3,340, , , , , ,236 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,374, , , , , ,400 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,087, , , , , ,502 - Jasa 1,539, , , , , ,179 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,999, , , , , ,369 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 4,721,239-1,163,958 1,507,099 1,561, ,828 1,372,439 Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 171,462 38,788 34,070 16,962 26,040 30,537 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 165,505 38,236 10,440 33,658 24,426 39,317 Catatan 1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar ) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH b. Perbankan INDIKATOR TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2011 Tw.IV-11 Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) 21,001,143 21,001,143 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 DPK(Rp Juta) 16,388,558 16,388,558 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 - Tabungan 9,099,034 9,099,034 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 - Giro 3,167,099 3,167,099 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 - Deposito 4,122,425-4,122,425 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1 ) 20,666,544 20,666,544 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 - Modal Kerja 8,572,331 8,572,331 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 - Konsumsi 3,520,586 3,520,586 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 - Investasi 8,573,626 8,573,626 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 - Dana 16,090,956 16,090,956 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 - LDR Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 15,106,829 15,106,829 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 - Modal Kerja 6,454,596 6,454,596 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 - Konsumsi 6,151,718 6,151,718 6,534,233 6,921,191 7,784,459 3,723,619 - Investasi 2,500,515 2,500,515 2,693,215 2,846,175 3,251,684 8,237,555 - LDR (%) NPL Gross (%) 260, , , , , ,384 - NPL Gross nominal Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,001,269 3,001,269 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 - Kredit Modal Kerja 1,116,950 1,116,950 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 - Kredit Investasi 193, , , , , ,709 - Kredit Konsumsi 1,691,215 1,691,215 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 6,828,723 6,828,723 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 - Kredit Modal Kerja 2,069,518 2,069,518 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 - Kredit Investasi 741, , , ,979 1,028,456 1,117,634 - Kredit Konsumsi 4,018,195 4,018,195 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) 3,050,007 3,050,007 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 - Kredit Modal Kerja 2,067,299 2,067,299 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 - Kredit Investasi 544, , , , , ,035 - Kredit Konsumsi 438, , , , , ,328 Total Kredit MKM (Rp Juta) 12,880,000 12,880,000 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 NPL MKM gross (%) NPL MKM Gross Nominal 260, , , , , ,875 B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 423, , , , , ,378 DPK (Rp Juta) 316, , , , , ,763 - Tabungan (Rp Juta) 64,647 64,647 63,909 69,101 71,206 80,701 - Deposito (Rp Juta) 251, , , , , ,062 Kredit (Rp Juta) 288, , , , , ,782 - Modal Kerja 80,588 80,588 87, , , ,865 - Investasi 61,977 61,977 73,586 87,528 98,433 95,547 - Konsumsi 145, , , , , ,370 Kredit UMKM (Rp Juta) 142, , , , , ,412 Rasio NPL Gross (%) NPL Gross (Nominal) 12,955 12,955 14,246 15,131 16,822 13,762 - PPAP 6,918 6,918 7,257 8,131 8,582 8,560 Rasio NPL Net (%) LDR (%)

13 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran INDIKATOR TAHUN 2011 Tahun 2011 Tahun 2012 Tw.IV-11 Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012 SISTEM PEMBAYRAN Inflow (Rp Juta) 1,867, , , , , ,685 Outflow (Rp Juta) 5,249,945 1,334, ,960 1,187,425 1,387,811 1,565,822 Pemusnahan Uang (ribu lembar) 351, , ,452 24,127 11,991 66,122 Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 136,011 38,746 64,796 72,693 48,131 52,404 Volume Transaksi RTGS 166,524 43,497 39,368 44,630 44,319 48,651 Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,094,295 2,493,524 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,594,776 Volume Kliring Debet (lembar) 267,248 67,865 69,746 65,514 61,324 69,487 Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 36,523 40,218 40,232 37,883 38,559 41,187 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,073 1,095 1,107 1, ,103 Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 196,513 59,861 45,677 39,077 48,694 46,655 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 4,676 1,418 1,225 1,430 1,451 1,485 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 171,855 59,861 36,225 33,051 40,025 35,192 Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 3,947 1, ,164 1,150 1,134 Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong

14 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

15 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Perekonomian Provinsi Jambi triwulan IV mengalami peningkatan yaitu dari 7,29% (yoy) menjadi 9,09% (yoy)... I. Ekonomi Makro Regional Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 9,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 7,29%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga sementara dari sisi penawaran, pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan hotel dan restoran menjadi penyumbang utama pertumbuhan. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2012 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 46,68% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,01% dan sektor sekunder sebesar 17,31%. Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Pangsa perekonomian Jambi tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 0,85%. Dari sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi menunjukkan peningkatan produksi pada angka yang relatif tinggi dengan laju pertumbuhan utama masih ditopang oleh tingginya pertumbuhan sektor pertanian serta Perdagangan, Hotel dan Restoran serta terakselerasinya perkembangan sektor konstruksi. Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekonomi Provinsi Jambi terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi fisik yang tercatat melalui Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) serta konsumsi rumah tangga. Pada triwulan IV-2012, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 4,22% (yoy)... II. Inflasi Pada triwulan IV-2012,inflasi kota Jambi tercatat 4,22% (yoy),lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43% (yoyy) serta rata-rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir 5,83% (yoyy). 1

16 RINGKASAN EKSEKUTIF Penurunan tersebut juga sejalan dengan menurunnya inflasi nasional dari 4,31% (yoy) menjadi 4,30% (yoy). Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh menurunnya inflasi inti dari 5,04% (yoy) menjadi 4,98% (yoy) diikuti dengan penurunan inflasi administered price yaitu dari 6,69% (yoy) menjadi 5,05% (yoy). 1 Di sisi lain, inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan yaitu dari 1,82% (yoy) menjadi 2,33% (yoy). Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya harga bahan makanan terutama daging ayam ras yang meningkat 16,73% dengan sumbangan inflasi 0,3260%. Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, Novemberdan Desember 2012 masing-masing 0,05%(m-t-m);-0,35%(m-t-m); dan 0,62%(m-t-m). III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 729 bps yaitu menjadi 107,48%. Kualitas kredit yang diberikan baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70% (di bawah ketentuan 5%) serta sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,78%. Outstanding kredit bank umum meningkat 7,45% (qtq) menjadi Rp19.287,68 miliar, sementara DPK meningkat 0,15% (qtq) menjadi Rp17.945,19 miliar. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp24.475,08 miliar. Aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan hal ini tercermin dari meningkatnya cash outflow sebesar 12,80% serta RTGS dan transaksi kliring. Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar 7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.548,12 miliar. Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami peningkatan sebesar 8,88% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit... 1 Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang. 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

17 RINGKASAN EKSEKUTIF Realisasi pendapatan 2012 mencapai 122,08% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai 92,51%... IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2012 mencapai Rp2.662,91 miliar (terealisasi 122,08% dari APBD-P), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp2.559,27 miliar (92,51%). Jika dibandingkan dengan semester lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 30,44% dan 92,51%. Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012 dianggarkan meningkat 12,11% dibandingkan anggaran APBD-P 2012 menjadi Rp2.445,37 miliar sementara belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012 sebesar Rp2.652,83 miliar atau turun 4,11% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian akan terdapat defisit sebesar RP207,45 miliar yang akan dibiayai oleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA)tahun 2012 yang sebesar Rp689,91 miliar. UMP Jambi meningkat 13,79% V. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 90,64 dari 90,96 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari Rp ,- menjadi Rp UMP tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu. Laju pertumbuhan PDRB triwulan I-2013 diperkirakan berkisar 10,5%-11,0% (yoy)... VI. Prospek Perekonomian Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada pada angka yang tinggi bahkan di atas 10% yaitu pada kisaran 10,5%-11,0% (yoy) dari triwulan laporan yang tumbuh mencapai 9,09% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

18 RINGKASAN EKSEKUTIF Perkembangan harga-harga pada triwulan I-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2012 mencapai 5,0%-5,50% (yoy) meningkat dari triwulan laporan 4,22% (yoy). Faktor penyebab inflasi terutama bersumber dari sisi penawaran. Produksi bumbu-bumbuan yang masih terbatas menjadi penyebab peningkatan inflasi volatile foods. Namun demikian, masuknya musim panen padi diharapkan dapat menahan laju inflasi kelompak ini. Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun dampak lanjutannya. Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga barang investasi terutama properti. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam beberapa tahun terakhir memicu turut menyebabkan kenaikan harga properti Jambi Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbubumbuan, 2) Meningkatnya pembangunan konstruksi masyarakat, 3) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi memasuki musim hujan yang dapat menghambat distribusi. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun Laju inflasi Triwulan I diperkirakan berkisar 5,00-5,50% (yoy)... 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

19 BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 9,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 7,29%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga. Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan hotel dan restoran menjadi penyumbang utama pertumbuhan. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2012 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 46,68% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,01% dan sektor sekunder sebesar 17,31%. Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Pangsa perekonomian Jambi tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 0,85%. 30 % Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Output Provinsi Jambi Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi Sumber: BPS (diolah) 5

20 EKONOMI MAKRO REGIONAL Secara perkembangan Jambi triwulanan, perekonomian menunjukkan peningkatan 2,84% (qtq) melambat dibandingkan triwulan III-2012 yang tumbuh mencapai 3,28% (qtq). Secara Rp miliar 5,400 5,200 5,000 4,800 4,600 4,400 4,200 triwulanan, pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh meningkatnya sektor pertambangan dan bangunan. Sektor pertambangan tumbuh 4,69% (qtq) dengan andil 0,63%. Produksi migas yang cenderung melambat dalam tiga triwulan awal tahun 2012, kembali menunjukkan peningkatan di triwulan laporan. Sementara itu maraknya pembangunan konstruksi terutama perumahan dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan sektor bangunan dapat tumbuh 11,91% (qtq) dengan sumbangan 0,60%. Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Tw IV-2012 LAPANGAN USAHA I II III IV I II III Growth Andil Pertanian Pertambangan dan Penggalian (7.92) Industri Pengolahan (1.42) Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (0.22) Tw IV-2012 JENIS PENGELUARAN I II III IV I II III Growth Andil Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (3.07) (5.27) Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok (2.01) Ekspor Impor PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (0.22) Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan) (0.22) Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Persen (0.5) Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh PMTDB yang meningkat 6,42% (qtq) dengan sumbangan inflasi 1,15%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki bobot terbesar mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 1,59% dari 1,83% di triwulan sebelumnya. Setelah adanya perayaan hari besar keagamaan pada triwulan sebelumnya, konsumsi masyarakat di triwulan 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

21 EKONOMI MAKRO REGIONAL laporan kembali normal. Namun demikian, banyaknya intensitas acara di akhir tahun mampu menjaga konsumsi pada level yang cukup baik. B. PDRB Sisi Produksi Dari sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi menunjukkan peningkatan produksi pada angka yang relatif tinggi dengan laju pertumbuhan utama masih ditopang oleh tingginya pertumbuhan sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran serta terakselerasinya perkembangan sektor konstruksi. Sektor pertanian yang merupakan sektor utama di Jambi memberikan andil pertumbuhan ekonomi mencapai 2,57% diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,76% serta sektor konstruksi 1,35%. Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) Tw IV-2012 LAPANGAN USAHA IV I II III Growth Andil Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp19,59 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,27%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,41%, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,99%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3) TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

22 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 Pengangkutan dan Komunikasi, 6.35 Jasa-jasa, 8.55 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 5.12 Pertanian, Perdagangan, Hotel dan restauran, Bangunan, 5.36 Listrik, gas & air, 0.94 Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,85% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu 7,56% (yoy). Secara triwulanan pertumbuhan sektor ini mencapai 1,59% (qtq) sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,83% (qtq). Pada triwulan laporan, sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh 0,34% (qtq) lebih tinggi dari triwulan lalu yang turun 0,61%(qtq). Produksi padi cenderung tinggi di awal tahun terutama pada bulan Februari Juli, seiring tingginya produksi padi di wilayah Kerinci. Produksi tersebut kemudian meningkat kembali di bulan Desember seiring memasuki masa panen padi di wilayah Tanjung Jabung. Berdasarkan angka ramalan yang dikeluarkan oleh BPS, luas panen padi selama bulan September Desember mencapai ha meningkat 2,16% dari tahun sebelumnya ha. Untuk itu, produksi tanaman bahan makanan menunjukkan pertumbuhan mencapai 7,12% (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

23 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, (ARAM II) 0 Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des Grafik 1.5 Panen Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi (Ha) 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, (ARAM II) Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des Jagung Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des Kedelai Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP Desember 2012 dibandingkan NTP September 2012 turun 0,35% menjadi 90,64. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya harga jual terutama tanaman perkebunan. Sementara itu, indeks yang harus dibayar oleh petani mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus diperhatikan terkait nilai tukar ini adalah petani yang menggantungkan pendapatan hidupnya hanya dari satu sumber saja, misalkan perkebunan. Penurunan harga komoditas ini akan berdampak pada penurunan pendapatan mereka. Grafik 1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 140 indeks terima indeks bayar NTP Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 14,45% dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,33% (qtq), melambat dari pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,52% (qtq). Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melambatnya produksi kelapa sawit. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 9

24 EKONOMI MAKRO REGIONAL Kelapa sawit mengalami perlambatan produksi di triwulan laporan. Tingginya pasokan akibat melimpahnya produksi triwulan lalu sementara permintaan yang terbatas menjadi penyebab penumpukan tersebut. Kondisi ini akhirnya berdampak pada turunnya harga jual kelapa sawit baik di Jambi maupun harga jual internasional. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.195,51/kg turun 22,39% dari triwulan lalu sementara harga CPO di Jambi turun 19,83%. Kondisi ini sejalan dengan turunnya harga di tingkat internasional 22,16% menjadi USD 714,74/metric ton. Harga kelapa sawit ini merupakan yang terendah semenjak pertengahan tahun Selain itu, yang perlu dikhawatirkan adalah harga kelapa sawit di petani bukan plasma mengalami penurunan yang lebih tinggi. Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp) 10,000 8,000 CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l 6,000 4,000 2, Sumber: Disbun Provinsi Jambi Harga bokar di Jambi mulai menunjukkan peningkatan. Harga rata-rata bokar Rp24.643/kg meningkat 9,13% (qtq). Sebaliknya, harga karet di tingkat internasional masih menunjukkan penurunan mencapai 4,45% menjadi USD 313,06/cent. Selama tahun 2012, harga karet turun Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Rp/Kg 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi mencapai 26,70% yang disebabkan oleh merosotnya permintaan dunia. - Harga Bokar (Rp/kg) Harga Karet Internasional (USD cent/kg) USD cent/kg KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

25 EKONOMI MAKRO REGIONAL Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan sebesar ton meningkat 81,28% (qtq) dari triwulan lalu. 3 Penyaluran pupuk tersebut cenderung meningkat di akhir tahun. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk NPK Phonska (38,97%), diikuti oleh pupuk Urea (38,12%), SP-36 (16,22%), dan ZA (6,69%). Selama tahun 2012, penyaluran pupuk bersubsidi meningkat 81,28% dari tahun lalu. TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I rafik 1.9. Distribusi Jenis Pupuk Grafik Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk Kilo Ton TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Persen (%) (Kilo Ton) Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea Grafik 1.10 Grafik 1.9 Sub sektor peternakan tumbuh 1,25% (qtq) melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 2,10% (qtq). Pasca perayaan hari besar keagamaan dimana kebutuhan akan daging meningkat, produksi daging cenderung mengalami perlambatan. Sementara itu, sub sektor perikanan turun 0,15% lebih sebaliknya, sub sektor kehutanan mampu tumbuh 5,30% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 2,18% (qtq). 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan 9,89% (yoy); dengan sumbangan inflasi 1,76%. Perkembangan sektor ini terutama didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 9,99% (yoy). Peningkatan investasi di Jambi berpengaruh 3 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

26 EKONOMI MAKRO REGIONAL terhadap tinggi kebutuhan barang pendukung sehingga sektor perdagangan juga turut meningkat. Berdasarkan perhitungan triwulanan, sub sektor perdagangan besar dan eceran yang memiliki pangsa terbesar dalam sektor PHR (pangsa 92,47%) tumbuh 1,86% (qtq) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,53% (qtq). Perlambatan tersebut disebabkan oleh faktor musim dimana pada triwulan lalu tedapat perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, sub sektor hotel menunjukkan peningkatan mencapai 3,69% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 2,44% (qtq). Pada akhir tahun, terdapat kecenderungan peningkatan intensitas kegiatan baik oleh swasta atau pemerintah Grafik Tingkat Hunioan Hotel Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS) 70, ,511 54,126 50,954 57,930 58,288 60,000 50, ,293 50, , ,000 20, , Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Grafik 1.11 yang berdampak pada peningkatan sub sektor hotel. Kondisi ini juga terlihat dari meningkatnya tingkat hunian hotel dari 47,34% di triwulan lalu menjadi 47,86% di triwulan laporan yang diikuti dengan meningkatnya jumlah tamu menginap 23,25% menjadi orang. 3. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 5,39% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 1,68% (yoy). Meningkatnya nilai tambah sub sektor migas yang mencapai 6,28% (qtq) menjadi pendorong utama kembali tumbuhnya sektor tersebut. Produksi migas yang sempat turun di awal tahun 2012, kembali menunjukkan peningkatan. Produksi migas di triwulan laporan meningkat 32,32% (qtq) dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian produksi gas alam cenderung turun 2,28% dibandingkan triwulan lalu. 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

27 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi ribu barel PErsentase 2, Lifting Minyak Bumi 2,000 Pertumbuhan PDRB ,500 1, (14.25) 0-25 I II III IV I II III IV* * Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2012 Grafik Lifting Minyak Bumi Grafik Lifting Gas Alam K Barel 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Persen (%) 40 Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan (7.59) (10.28) - (7.98) (10) (7.41) (9.74) (10.34) (20) I II III IV I II III IV* BBTU 20,000 15,000 10,000 5,000 - Persen (%) 30 Lifting Gas Alam (BBTU) Pertumbuhan, aksis kanan (3.11) (15.50) (5.72) (1.49) (2.28) (10) (20) I II III IV I II III IV* Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2012 Produksi migas selama triwulan IV-2012 mencapai 1.671,64 Kbarrel. Adanya lokasi pertambangan baru juga ikut mendorong kinerja sub sektor ini. Sementara itu, lifting gas alam diperkirakan turun menjadi BBTU. Secara akumulatif di tahun 2012, lifting minyak bumi Jambi mengalami penurunan mencapai 11,84% yang disebabkan oleh kondisi sumur yang sudah cukup tua sementara produksi gas alam cenderung stabil dari waktu ke waktu. 4 Sementara itu, produksi pertambangan tanpa migas meningkat cukup signifikan mencapai 34,74% (yoy) atau 6,35% dari triwulan lalu. Meningkatnya produksi batubara menjadi pendorong kenaikan tersebut. Harga batu bara yang merosot semenjak awal tahun 2012 kembali menunjukkan peningkatan di triwulan laporan. Harga rata-rata batu bara di tingkat internasional mencapai 4 Data bulan September 2012 merupakan perkiraan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

28 EKONOMI MAKRO REGIONAL USD 66,80/mt di triwulan laporan meningkat 9,07% dari triwulan lalu. Namun apabila dibandingkan dengan harga tahun lalu, harga batu bara masih 15,38% lebih rendah. 4. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan meningkat mencapai 8,65% (yoy), dengan andil pertumbuhan 1,76%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 8,19% (yoy). Namun demikian, berdasarkan perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan tumbuh 2,73% melambat dari triwulan lalu 3,92%. Perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya industri tanpa migas, terutama produksi CPO. 120, ,000 Grafik Perkembangan Produksi Karet Jambi 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%) 88,713 85,867 81,805 68,679 Sumber: Gapkindo Cabang Jambi 74,585 77,418 76,065 75,165 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Berdasarkan data dari Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) produksi crumb rubber di triwulan laporan menunjukkan penurunan 1,18% yaitu dari ton di triwulan lalu menjadi di triwulan laporan. Masih terdapatnya stok karet di pedagangan menyebabkan produksi sedikit menurun di triwulan laporan. Kondisi ini juga terkonfirmasi dengan menurunnya pertumbuhan indeks produksi industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik 4,58% di triwulan laporan. Jika dibandingkan tahun 2011, produksi karet selama tahun 2012 turun mencapai 6,72%. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya permintaan untuk ekspor. Selain itu, harga yang turun juga menjadi disinsentif bagi petani. 5 Tingginya produksi CPO pada triwulan lalu diikuti dengan tingginya stok CPO di PKS dan tanki. Kondisi ini diikuti dengan melambatnya produksi pada triwulan laporan. Pelambatan ini tercermin dari melambatnya industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,92% (qtq), lebih rendah dari triwulan lalu Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

29 EKONOMI MAKRO REGIONAL 5,29%. Hal ini juga terkonfirmasi dari perlambatan indeks produksi makanan sebesar 3,83% (qtq) dibandingkan triwulan lalu 7,81%. Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan Jenis Industri q-to-q y-o-y Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12 Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12 Industri Makanan Industri Minuman Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik I B S Sektor-sektor Lain Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 11,32% (yoy) lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,97%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing 11,68% (yoy) dan 8,88% (yoy). Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik di Jambi 13,92% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai MWH dengan jumlah pelanggan mencapai rekening Grafik Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Pelanggan (dalam ribu) I II III IV I II III IV - I II III IV I II III IV Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) Sementara Grafik 1.16 Grafik 1.17 itu, pemakaian sub sektor air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang menunjukkan penurunan di triwulan laporan. tercermin dari menurunnya Rata-rata konsumsi air bersih Grafik Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih ribu M Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS) Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, (1) (3) TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

30 EKONOMI MAKRO REGIONAL bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 857,00 ribu M² lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 834,48 ribu M². Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 9,22% (yoy) pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,91% (yoy). Peningkatan dimaksud berasal dari meningkatnya sub sektor pengangkutan maupun komunikasi yang masing-masing tumbuh 9,40% (yoy) dan 7,51% (yoy). Grafik PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III (20) (40) (60) (80) Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ribu orang Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang I II III IV I II III IV ton Jumlah Bongkar Jumlah Muat I II III IV I II III IV Sumber: PT. Angkasa Pura II Sumber: PT.Angkasa Pura II Grafik 1.20 Grafik 1.21 Jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi terus menunjukkan peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penerbangan. Pada triwulan laporan, jumlah penumpan (total berangkat dan datang) meningkat 15,84% dari tahun lalu. Adanya perluasan bandara di tahun 2012 turut memperbesar kapasitas pesawat yang dapat beroperasi. Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 6,45% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang turun 4,21% (yoy). Namun demikian, total arus barang di pelabuhan menunjukkan penurunan 31,98% (yoy) menjadi 1.306,77 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

31 EKONOMI MAKRO REGIONAL kilo ton. 6 Menurunnya aktivitas ekspor di triwulan laporan berdampak pada penurunan aktivitas di pelabuhan. unit 2,000 1,500 1, Unit Grafik Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik Perkembangan Total Arus Barang Pertumbuhan persen(%) I II III IV I II III IV unit 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan persen(%) I II III IV I II III IV Sumber: Pelindo Jambi Sumber: Pelindo Jambi Grafik 1.20 Grafik 1.21 Sub sektor komunikasi tumbuh 7,51% (yoy) yang didukung pertumbuhan pos dan telekomunikasi 7,54% (yoy) dan jasa penunjang komunikasi 5,10% (yoy). Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 9,28% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,45% (yoy). Peningkatan ini terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor bank 12,26% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu 8,92% (yoy). Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 3,39% (yoy) stabil dari pertumbuhan triwulan sebelumnya. Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum 2,96% (yoy) dan sub sektor jasa swasta 5,49% (qtq). C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekonomi Provinsi Jambi terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi fisik yang tercatat melalui Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) serta konsumsi rumah tangga. Investasi fisik tercatat meningkat 19,93% (yoy) dengan andil pertumbuhan 3,35% sementara konsumsi rumah tangga meningkat 4,75% (yoy) dengan andil 3,22%. Berdasarkan strukturnya, 55,96% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan investasi fisik 18,31%. Namun demikian, pangsa konsumsi rumah tangga tersebut cenderung mengalami penurunan dari 6 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

32 EKONOMI MAKRO REGIONAL waktu ke waktu. Pada triwulan IV-2011, pangsa konsumsi rumah tangga masih sebesar 59,93%. Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (qtq) Tw IV-2012 JENIS PENGELUARAN IV I II III Growth Andil Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan IV tahun Net Impor, PMTDB, Perubahan Stok, 2.58 Konsumsi pemerintah, Lembaga Swasta Nirlaba, 0.62 Konsumsi rumah tangga, Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan sebesar 4,75% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya 5,29% (yoy). Menurunnya harga jual komoditas berdampak pada perlambatan konsumsi rumah tangga. Di samping itu, melambatnya produksi hasil perkebunan (yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Jambi) juga menjadi faktor perlambatan dimaksud. Kondisi ini juga tercermin dari melambatnya indeks tendensi konsumen yaitu dari 109,14 di triwulan lalu menjadi 103,10. Namun angka yang masih 7 dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 8 Pangsa (share) net impor sebesar 8,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran. 18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

33 EKONOMI MAKRO REGIONAL diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memadang perekonomian Jambi. 9 Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan juga tercermin dari menurunnya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan sepeda motor mengalami penurunan 52,31%. Penjualan kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus juga menunjukkan penurunan sebesar 3,23%. Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 25,41% (yoy) menjadi sebesar Rp163,38 miliar. Kondisi ini juga didukung dengan melambatnya konsumsi BBM oleh masyarakat. Jumlah konsumsi premium di triwulan laporan kilo liter meningkat 5,14% dari tahun lalu tapi masih lebih rendah dari konsumsi triwulan III Sebaliknya, konsumsi solar juga menunjukkan penurunan 5,08% menjadi kilo liter. Jumlah konsumsi premium selama tahun 2012 mencapai kilo liter meningkat 8,07% dari tahun lalu sementara konsumsi solar turun 3,76% menjadi kilo liter. Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 1,52% (yoy) melambat dari triwulan lalu 5,50% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,30%. Realisasi penyaluran belanja APBD cenderung meningkat di akhir tahun namun pada tahun 2012 realisasi belanja sudah tersebar semenjak awal tahun. Dengan demikian terjadi perlambatan penyaluran APBD di akhir tahun pada triwulan laporan. Grafik Perkembangan Penjualan Premium Kilo Liter 120, , , , ,000 95,000 90,000 85,000 95, , , , , , , ,482 I II III IV I II III IV Grafik Perkembangan Penjualan Solar Kilo Liter 135, , , , , , , , , , , , , , , ,133 I II III IV I II III IV Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang 9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanbadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

34 Rp Miliar EKONOMI MAKRO REGIONAL unit 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 50,051 47,182 59,071 45,479 34,214 39,296 30,635 23,511 I II III IV I II III IV Sumber: Dispenda Provinsi Jambi ,000 Sedan, Jeep, Minibus 47,683 50,000 44,449 40,000 30,000 20,000 10,000 55,942 42,106 30,913 Grafik Grafik unit - 36,299 27,851 20,081 I II III IV I II III IV Sumber: Dispenda Provinsi Jambi SEPEDA MOTOR Kredit Real Estate Pertumbuhan Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Grafik Investasi Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh 19,93% (qtq) meningkat dibandingkan triwulan lalu yang mencapai 3,34% (qtq). Selama tahun 2012, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi mencapai 48,91%. Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis meningkat yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks situasi bisnis dari 6,25% menjadi 10,42%. 20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

35 Rp ribu EKONOMI MAKRO REGIONAL Tabel 1.5 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi Keterangan 2012 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 PMA (USD ribu) 48,952 96,406 5,336 5,628 PMDN (Rp Juta) 19,702 20,772 25, ,930 Jumlah investasi PMA yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terdapat investasi mencapai USD ribu selama triwulan IV meningkat 5,48% dibandingkan triwulan lalu. Berdasarkan sektornya, investasi PMA terbesar ditujukan untuk perdagangan dan reparasi mencapai USD4.072 ribu (72,36%) diikuti dengan pertambangan USD ribu (21,57%). Sejalan dengan itu, investasi PMDN menunjukkan peningkatan yang signifikan dari Rp25,21 miliar di triwulan III-2012 menjadi Rp394,93 miliar di triwulan laporan. Adanya investasi di Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan mencapai Rp293,24 miliar menjadi penyumbang utama tingginya investasi Jambi. Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Grafik Konsumsi Semen Provinsi Jambi unit 2,500 2,000 1,500 1, TRUCK/PICK UP 2,021 1,878 1,839 1,907 1,502 1,564 1,637 1,324 I II III IV I II III IV 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Grafik Grafik KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan (5.74) (4.47) (10.96) (9.27) - I II III IV I II III IV (%) Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah Grafik TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 21

36 Juta USD EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan perubahan stok sebesar 8,47% (qtq) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 19,93% (qtq). Sementara, pangsa untuk perubahan stok sebesar 2,58%. 3. Perdagangan Eksternal Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah dan luar negeri) dan impor Provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan pada triwulan laporan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) turun 0,85% (qtq). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah 5,40% (qtq), sementara ekspor ke luar negeri meningkat 5,70% (qtq). Impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) turun 4,56% (qtq). Pada triwulan laporan, ekspor Provinsi Jambi mencapai Rp8,77 triliun, lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai Rp7,82 triliun. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor luar negeri Provinsi Jambi sebesar USD 295,40 juta sedangkan impor USD 30,54 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Ekspor Impor Net Ekspor Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III sebesar USD 264,83juta Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD 295,40 juta meningkat 3,55% dari triwulan lalu USD 285,24 juta namun masih lebih rendah dari triwulan IV-2012 yang mencapai USD397,94 juta. Meningkatnya ekspor triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor batu bara serta pulp dan kertas masing-masing USD 6,71 juta (24,66%) dan USD 7,84 juta (38,61%) dibandingkan triwulan lalu. Meningkatnya nilai ekspor tersebut terutama disebabkan oleh kembali beroperasinya beberapa perusahaan batu bara di Jambi yang sempat tutup akibat merosotnya harga di awal tahun. Harga batu bara yang mulai meningkat kembali menjadi instentif 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

37 Juta USD Juta USD EKONOMI MAKRO REGIONAL bagi pengusaha untuk kembali meningkatkan produksi. Kondisi ini terlihat dari peningkatan volume batu bara yang lebih tinggi dari peningkatan nilainya yaitu sebesar 64,40%. Sementara itu, produksi pulp dan kertas juga meningkat seiring dengan bertambahnya investasi di bidang usaha ini. Sebaliknya, anjloknya harga kelapa sawit diikuti dengan turunnya nilai ekspor komoditi ini mencapai 2,31% yaitu dari USD 36,54 juta menjadi USD 35,70 juta. Selama tahun 2012, ekspor Jambi turun mencapai 35,40% yang disebabkan oleh menurunnya ekspor hampir semua komoditas utama. Penurunan tersebut selain disebabkan oleh menurunnya harga juga disebabkan oleh menurunnya produksi akibat turunnya permintaan. Berdasarkan komoditasnya, minyak dan lemak sayur (CPO) merupakan komoditas yang mengalami penurunan ekspor tertinggi mencapai 40,59% dengan penurunan volume 28,20%. Untuk mengurangi dampak penurunan permintaan dunia, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di dalam negeri ataupun mencari pangsa tujuan baru. Grafik Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket Fixed Vegetable Oil Crude Rubber Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama Karet Mentah Sayur dan buah Minyak, lemak sayur Batu bara, briket Lainnya Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Grafik Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Karet Mentah Sayur dan buah Minyak, lemak sayur Lainnya Batu bara, briket (RHS) Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV ,800 1,600 1,400 1,200 1, TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 23

38 Juta USD EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 168,10 juta atau 56,91% dari total ekspor non migas, diikuti oleh minyak dan lemak sayur serta batu bara dan briket masing-masing mencapai USD 35,70 juta (12,08% dari total ekspor non migas), dan USD 31,50 juta (10,66% dari total ekspor non migas). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan. Grafik Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi Lainnya 17.71% Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Amerika Serikat Malaysia Singapura Jepang RRC Eropa India Lainnya Batu bara, briket 10.66% Minyak, lemak sayur 12.08% Sayur dan buah 2.63% Karet Mentah 56.91% Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Berdasarkan negara tujuan, menurunnya ekspor Provinsi Jambi dimaksud dipicu oleh menurunnya ekspor ke Malaysia mencapai USD 2,98 juta (7,39%) yang didominasi oleh kelapa sawit. Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama Provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 65,28% total ekspor Provinsi Jambi. Jika berdasarkan negara, ekspor utama Jambi di triwulan laporan adalah ke Amerika Serikat yang mencapai USD 53,92 juta (18,14%) diikuti dengan Jepang USD 46,97 juta (15,90%). Berdasarkan negaranya, penurunan ekspor selama tahun 2012 terutama dipicu oleh menurunnya ekspor ke tiga negara yaitu Singapura, Jepang dan RRC. Singapura merupakan salah satu negara persinggahan sebelum memasarkan hasil produksi Jambi ke negara lainnya. Ekspor ke Singapura didominasi oleh karet mentah dimana pada negara ini akan dilakukan pemasaran hasil produksi bersama. Menurunnya permintaan akan karet menjadi penyebab turunnya ekspor ke Singapura. Kondisi yang sama terjadi untuk Jepang yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor karet mentah Jambi. Sementara, melambatnya pertumbuhan ekonomi China berdampak pada menurunnya permintaan akan cpo dari Jambi. 24 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

39 Juta USD Juta USD Juta USD EKONOMI MAKRO REGIONAL 3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor non migas mengalami peningkatan sebesar 17,27% (USD 4,50 juta) jika dibandingkan triwulan lalu menjadi USD 30,54 juta. Meningkatnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya impor mesin listrik menjadi USD 4,92 juta (meningkat USD4,34 juta). Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan didominasi oleh kelompok bahan baku USD 28,25 juta (92,50%) diikuti dengan barang modal USD 2,27 juta (7,43%) serta barang konsumsi USD 0,23 juta (0,07%). Meningkatnya impor di triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya impor bahan baku USD 10,01 juta (54,92%). Meningkatnya investasi di Jambi diikuti dengan meningkatnya impor bahan baku sebagai salah satu bahan pembangunan fisik. Berdasarkan komoditinya, impor Provinsi Jambi terbesar adalah mesin pembangkit tenaga yang mencapai USD 8,04 juta (26,33%), dan mesin industri khusus USD 7,08 juta (23,19%) Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Impor Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Mesin Industri Tertentu/Khusus Mesi Industri dan Perlengkapannya Alat Pengangkutan Lainnya Besi dan Baja Mesin Pembangkit Tenaga Lainnya Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV g. Impor (RHS) Grafik Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang Barang Konsumsi Barang Modal Bahan Baku Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 25

40 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

41 BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada triwulan IV-2012,inflasi kota Jambi tercatat 4,22% (yoy),lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43% (yoyy) serta ratarata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir 5,83% (yoyy). Penurunan tersebut juga sejalan dengan menurunnya inflasi nasional dari 4,31% (yoy) menjadi 4,30% (yoy). Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh menurunnya inflasi inti dari 5,04% (yoy) menjadi 4,98% (yoy) diikuti dengan penurunan inflasi administered price yaitu dari 6,69% (yoy) menjadi 5,05% (yoy). 13 Kembali terpenuhinya pasokan akan gas elpiji yang sempat menipis ketika bulan puasa dan lebaran, mendorong penurunan harga gas elpiji. Sedangkan menurunnya inflasi inti disebabkan oleh turunnya harga makanan jadi serta bahan konstruksi seperti batu bata dan seng. Di sisi lain, inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan yaitu dari 1,82% (yoy) menjadi 2,33% (yoy). Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya harga bahan makanan terutama daging ayam ras yang meningkat 16,73% dengan sumbangan inflasi 0,3260%. Persen (%) Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Kota Jambi Nasional Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang. 27

42 Banda Aceh Lhokseumawe Batam Palembang Surakarta Tegal Dumai Mamuju Ternate Sibolga Pakanbaru Cirebon Bekasi Pare-Pare Madiun Padang Sidempuan Bima Watampone Medan Tasikmalaya Cilegon Tanjung Pinang Sukabumi Bandung Bogor Mataram Palopo Depok Padang Singkawang Jambi Bandar Lampung Yogyakarta Surabaya Serang Tangerang Jember Jayapura Jakarta Makasar Malang Bengkulu Kediri Sampit Denpasar Pematang Siantar Purwokerto Samarinda Semarang Manokwari Sumenep Kupang Sorong Kendari Gorontalo Palu Probolinggo Banjarmasin Tarakan Manado Balikpapan Maumere Pangkal Pinang Pontianak Ambon Palangkaraya Nasional INFLASI Berdasarkan perhitungan triwulanan, peningkatan harga di triwulan laporan sebesar 0,32% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,92% serta rata-rata kenaikan inflasi dalam triwulan IV selama tiga tahun terakhir tercatat (1,29%/qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-tm) pada bulan Oktober, Novemberdan Desember 2012 masing-masing 0,05%(mt-m);-0,35%(m-t-m); dan 0,62%(m-t-m). Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) %(y-o-y) 20 Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Dibandingkan dengan kota-kota lain, tingkat inflasi di Kota Jambi masih lebih tinggi dibandingkan Batam, Padang dan Pekan baru, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan Bengkulu Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Desember Di bawah Inflasi Nasional Di atas Inflasi Nasional Sumber: DSM, Bank Indonesia. 28 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

43 INFLASI B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kota Jambi bersumber dari meningkatnya harga kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,62% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,09% (qtq) diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,08% (qtq). Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn I Bahan Makanan (0.07) II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan SumbeSumber: BPS (diolah) KELOMPOK Triwulan I-2012 (q-t-q, %) Triwulan II-2012 (q-t-q, %) Triwulan III-2012 (q-t-q, %) Triwulan IV-2012 (q-t-q, %) INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK Triwulan I-2012 Triwulan II-2012 Triwulan III-2012 Triwulan IV-2012 qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA c. IKAN SEGAR d. IKAN DIAWETKAN e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA f. SAYUR-SAYURAN g. KACANG-KACANGAN h. BUAH-BUAHAN i. BUMBU-BUMBUAN j. LEMAK DAN MINYAK k. BAHAN MAKANAN LAINNYA II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA IV. SANDANG a. SANDANG LAKI-LAKI b. SANDANG WANITA c. SANDANG ANAK-ANAK d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN b. OBAT-OBATAN c. JASA PERAWATAN JASMANI d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN d. REKREASI e. OLAHRAGA VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR d. JASA KEUANGAN INFLASI (UMUM) SumbeSumber: BPS (diolah) TRIWULAN IV-2012 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 29

44 INFLASI Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; nila(oktober 2012), bawang merah; kontrak rumah; patin (November2012) serta daging ayam ras; bayam dan udang basah (Desember2012). Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV-2012 TW IV KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI Sumbangan OKTOBER OKTOBER TW IV-2012 Sumbangan 1 Cabe Merah Kangkung Daging Ayam Ras Bayam Nila Bahan bakar rumah tangga Tahu Mentah Udang Basah Kacang Panjang Petai Nasi Daun Singkong Pemeliharaan/service Tomat Buah Tukang bukan mandor Minyak Goreng Kayu balokan Kelapa Tomat Sayur Gula Pasir Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas NOVEMBER NOVEMBER 1 Bawang Merah Daging Ayam Ras Kontrak Rumah Cabe Merah Patin Kacang Panjang Sewa Rumah Tomat Buah Bawang Putih Minyak Goreng Beras Cabe Rawit Bahan Bakar Rumah Tangga Daun Singkong Wortel Petai Gabus Ketimun Jeruk Telur Ayam Ras Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas DESEMBER DESEMBER 1 Daging Ayam Ras Kacang Panjang Bayam Minyak Goreng Udang Basah Bahan Bakar Rumah Tangga Bawang Merah Cabe Merah Kangkung Pisang Tomay Sayur Gula Pasir Angkutan Udara Patin Beras Petai Cumi-cumi Jeruk Nila Bawang Putih Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumber : BPS (diolah) 1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,12% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,04% lebih rendah dari rata-rata inflasi tiga tahun terakhir yang sebesar 1,96% (qtq). Cukup stabilnya harga bahan makanan tersebut bersumber dari menurunnya harga bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran yang masing-masing turun 6,79% dan 9,89%. Di samping itu, adanya program 30 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

45 INFLASI peningkatan produksi bahan makanan selama tahun 2012 ikut menyebabkan terkendalinya harga bahan makanan. Inflasi bahan makanan selama tahun 2012 tercatat 2,65% (yoy), lebih rendah dari rata-rata tiga tahun terakhir yang sebesar 5,65% (yoy). Menurunnya harga sub kelompok bumbu-bumbuan didorong oleh menurunnya harga cabe merah 19,43% (qtq) yaitu dari rata-rata Rp kg menjadi Rp16.583/kg. Kembali stabilnya harga setelah perayaan hari besar keagamaan mendorong Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan (Rp/kg) 30,000 Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah 20,000 10, Sumber: Disperindag Provinsi Jambi penurunan harga tersebut. Di samping itu, tingginya pasokan baik dari dalam maupun luar provinsi Jambi ikut menyebabkan stabilnya harga. Namun demikian, harga bawang merah menunjukkan peningkatan 14,38% dari triwulan sebelumnya. Mayoritas pasokan bawang merah didapatkan dari pulau Jawa sehingga menurunnya produksi dari daerah sentra berdampak pada kenaikan harga di Jambi. Harga daging ayam ras turun 11,78% (qtq) yaitu dari Rp26.167/kg menjadi Rp23.083/kg. Pada triwulan lalu, harga daging ayam ras sempat meningkat sejalan dengan kondisi di tingkat nasional. Kenaikan dimaksud disebabkan oleh meningkatnya harga DOC ayam akibat usaha mencari keuntungan lebih dari petani menjelang bulan puasa serta tingginya permintaan menjelang bulan puasa. Namun demikian, harga tersebut sudah kembali stabil dalam triwulan laporan. pada bulan Agustus dan September, harga daging ayam ras perlahan-lahan turun menjadi Rp23.645/kg dan Rp22.733/kg menuju harga normal sehingga terjadi deflasi di triwulan laporan. Harga jagung yang merupakan pakan utama ternak relatif stabil selama triwulan laporan yaitu Rp5.000/kg sama dengan harga akhir triwulan lalu. Sementara itu, harga daging sapi meningkat 2,42%. Setelah mengalami peningkatan pasca perayaan hari besar keagamaan, harga daging sapi belum TRIWULAN IV-2012 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 31

46 INFLASI memnunjukkan penurunan kembali, bahkan terus meningkat. Pada bulan Desember harga daging sapi Rp90.000/kg lebih tinggi dari harga September Rp88.750/kg. Perkembangan harga sub kelompok ikan segar relatif stabil pada triwulan laporan, yaitu mengalami inflasi namun dengan angka yang relatif kecil tercatat 3,83% (qtq). Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) (Rp/Kg) 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Daging Sapi Murni (aksis kanan) 2012 (Rp/Kg) 90,000 85,000 80,000 75,000 70,000 65,000 60,000 55,000 50,000 Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras 15 (USD/CWT) (Rp ribu/kg) Beras internasional (aksis kiri) Beras King (aksis kanan) 40 Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Perkembangan harga beras mengalami peningkatan untuk beras kualitas premium dengan kisaran 2 4% (qtq), Di tingkat internasional harga beras juga meningkat 4,91%. Musim panen beras di wilayah timur Jambi dimulai pada bulan Desember sementara di wilayah barat pada bulan Februari. 15 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg. 32 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

47 INFLASI Perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru sedikit meningkat menjadi Rp7.500/kg. Di tingkat internasional harga gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu meningkat 0,67% (qtq) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Harga rata-rata Crude Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) Palm Oil(CPO) internasional yang meningkat di awal tahun kembali mengalami penurunan di triwulan laporan. Harga rata-rata CPO internasional mencapai USD 715/metric ton turun 21,66% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang sebesar USD 912/metric ton. Harga minyak goreng juga menunjukkan penurunan mencapai 10,31% yaitu dari rata-rata Rp10.127/kg menjadi Rp9.083/kg. 2. Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 5,48% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 0,43% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,24% (qtq), diikuti sub kelompok makanan jadi (0,42%/qtq) sementara sub kelompok minuman yang tidak beralkohol turun (1,17%/qtq). 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan IV mengalami inflasi sebesar 0,34% (qtq) dengan laju inflasi tahunan mencapai 6,69% (yoy) yang artinya lebih tinggi dari inflasi Jambi yang sebesar 4,22% (yoy). 16 Satu bushel setara dengan 27 kg. CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu (USD/Bushel) Wheat/Gandum (aksis kiri) 1 0 Tepung Terigu lokal (aksis kanan) (Rp/Kg) TRIWULAN IV-2012 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 33 (Rp/Kg)

48 INFLASI Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi dialami oleh biaya tempat tinggal yang meningkat 1,54% (qtq) atau 10,24% (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu. Peningkatan tersebut bersumber dari meningkatnya biaya kontrak rumah yang meningkat 18,98% (yoy) dengan sumbangan inflasi tahun 2012 mencapai 0,866%. 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan IV-2012 mengalami inflasi sebesar 3,29% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya 1,80% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi triwulan laporan terutama disumbangkan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 4,58% (yoy). Relatif meningkatnya inflasi tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga emas pada triwulan laporan. Harga rata-rata emas meningkat 3,68% (qtq) dibandingkan dengan rata-rata triwulan lalu menjadi USD 1.717,64/troy ounce Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan meningkat 0,61% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan jasmani mencapai 5,44% (qtq). Sementara harga komoditi lainnya relatif stabil. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,08% (qtq) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,54% (qtq). Inflasi tertinggi disumbangkan oleh sub kelompok rekreasi 0,77% sementara sub kelompok perlengkapan dan peralatan pendidikan mengalami penurunan harga 0,19% dibandingkan triwulan lalu. Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) Emas internasional (aksis kiri) Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( 34 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

49 INFLASI 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami peningkatan 0,62% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar0,09% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, kenaikan tersebut bersumber dari meningkatnya sub kelompok sarana dan penunjang transpor 2,94%. Selama tahun 2012, inflasi kelompok transpor mencapai 4,13% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,59%. Inflasi tersebut utamanya disebabkan oleh kenaikan biaya transpor mencapai 5,46% diikuti dengan sub kelompok sarana dan penunjang transpor 4,24%. Berdasarkan komoditasnya, kenaikan biaya angkutan udara mencapai 37,21% selama tahun 2012 menjadi penyumbang utama inflasi tersebut. Biaya angkutan udara cenderung meningkat pada waktu-waktu tertentu seperti hari besar keagamaan, dan libur sekolah. Namun demikian, kenaikan tersebut cenderung persisten dimana ketika hari besar telah berlalu harga masih belum menunjukkan penurunan. Harga rata-rata minyak di pasar internasional menurun dibandingkan periode triwulan III-2012 yaitu dari USD 92,12/barrel, turun 4,32% menjadi USD 88,14/barrel. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sumber: Bloomberg TRIWULAN IV-2012 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 35

50 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

51 Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik (jumlah dan mutu), aman, merata dan terjangkau sehingga merupakan salah satu isu penting berkaitan dengan ketersediaan pangan (availability dan stability), distribusi (accessibility), dan serapan pangan (food utilization) yang pada akhirnya mempengaruhi ketahanan sosial, stabilitas sosial, ketahanan nasional serta stabilitas ekonomi termasuk pengendalian inflasi (harga) secara umum. Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal sebagai Desirable Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yaitu susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Di dalam PPH ada sembilan kelompok pangan yaitu:(1) Padi-padian (2) Umbi-umbian (3) Pangan Hewani (4) Minyak dan lemak (5) Buah/biji (6) Kacang-kacangan (7) Gula (8) Sayur dan buah (9) Lain-lain:Teh, kopi, bumbu-bumbuan, makanan dan minuman yang mengandung alkohol. Diantara sembilan kelompok pangan tersebut pola konsumsi pangan penduduk Indonesia saat ini didominasi padi-padian (beras) sehingga upaya peningkatan produksi padi masih menjadi prioritas pemerintah dalam mengatasi persoalan pangan nasional. Aspek fundamental dalam ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai melalui peningkatan produktivitas dan produksi bahan pangan serta melalui perbaikan manajemen cadangan makanan. Pemenuhan ketersediaan pangan ini terkait peningkatan permintaan pangan yang lebih cepat akibat peningkatan jumlah penduduk, daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan perubahan selera dibandingkan pertumbuhan penyediaannya yang dapat menimbulkan kesenjangan. Ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang strategis mencakup ketersediaan komoditas padi (beras), tebu (gula pasir), cabe merah dan bawang merah sehingga penting melihat peta kondisi produksi dan ketersediaan pangan, serta mengidentifikasi pola perdagangan dan distribusi antar daerah dan identifikasi kendala, potensi dan rekomendasi ketahanan pangan di Provinsi Jambi. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi potensi sektor pertanian khususnya komoditas padi, tebu, bawang merah, dan cabe merah di Provinsi Jambi 2. Mengidentifikasi permasalahan (kendala) dalam sektor pertanian dalam kaitannya dengan upaya pencapaian ketahanan pangan di Provinsi Jambi 3. Menggali upaya yang telah dilakukan oleh SKPD untuk mengembangkan pertanian dan pencapaian ketahanan pangan ditinjau berdasarkan komoditas 4. Merumuskan langkah-langkah strategis dalam mencapai ketahanan pangan di Jambi

52 Ketahanan Pangan di Provinsi Jambi Kondisi Geografis Provinsi Jambi Luas penutup/penggunaan lahan di Provinsi Jambi (tahun 2011) didominasi hutan (31,43%), kebun campur (16,09%), perkebunan lain (14,03%),perkebunan sawit (15,74%), semak/belukar (10,70%), sawah 2,62%, pemukiman 0,95% dan sisanya berupa mangrove, tanah terbuka dan tambak/empang dan lainnya. Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah di Provinsi Jambi Tabel Luas Sawah, Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah Provinsi Jambi tahun 2011 Kabupaten Sawah Padi Cabe Merah Bawang Merah Luas Luas Luas Sawah Luas Panen Hasil/Ha Produksi Lahan Produksi Lahan Produksi (ha) % (ha) (ku) ( ton) (ha) (ku) (ha) (ku) Tanjabtim , Tanjabbar , Muaro Jambi , Kerinci , Bungo , Merangin , Sarolangun , Batanghari , Tebo , Kota Jambi*) Provinsi Jambi , Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jambi (2012) Dari data diatas terlihat hal-hal sebagai berikut: 1. Sawah terluas ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur namun produktivitas padi per hektare-nya terendah karena terkait kualitas sumber daya lahan sawah yang sebagian besar terkontaminasi besi (Pirit) sedangkan produktivitas sawah tertinggi adalah Kabupaten Kerinci yang disebabkan pengelolaan dan sistem irigasi yang ada. 2. Produktivitas cabe merah tertinggi yaitu Kabupaten Kerinci dan Merangin. Dalam hal penanaman, petani di kedua kabupaten tersebut menerapkan teknologi budidaya dengan mulsa plastik hitam perak dan didukung pemupukan unsur makro dan mikro (pupuk pelengkap cair). 3. Saat ini bawang merah hanya ditanam di Kabupaten Kerinci dan Merangin sedangkan kabupaten lain tidak ditanam karena kabupaten tersebut tidak memiliki dataran tinggi yang merupakan kontur yang ideal untuk penanaman bawang merah. 4. Produksi tebu saat ini mulai diprioritaskan Kabupaten Kerinci selain padi, cabe merah dan bawang merah. Tebu yang diupayakan adalah tebu varietas lokal dengan produk akhir berupa gula merah. Terlihat dari Kelompok Tani Sungai

53 Gedang yang fokus membudidayakan tebu lebih dari 26 hektare mampu menghasilkan 36 ton tebu per tahunnya dengan hasil berupa gula merah dan mensuplai tebu untuk industri kecap di Sumatera Barat. Isu dan Kendala dalam Perkembangan Pangan di Provinsi Jambi Beberapa isu dan kendala terkait dengan perkembangan pangan di Provinsi Jambi antara lain: 1. Terjadinya alih fungsi lahan dan trend kelapa sawit sehingga luas lahan dan produksi pangan semakin berkurang. 2. Belum adanya rencana tata ruang wilayah yang mantap untuk menetapkan alokasi lahan pertanian. 3. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengembangan dan peningkatan produksi tanaman pangan. 4. Belum memadainya prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan akses distribusi produksi pangan sehingga biaya distribusi pangan menjadi cukup tinggi. 5. Kelembagaan pangan berupa lumbung pangan kurang berfungsi. 6. Terbatasnya sistem informasi harga faktor produksi dan harga jual produksi tanaman pangan di tingkat petani sehingga petani mendapatkan harga jual yang cukup rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. 7. Benih bermutu sulit didapat dan penggunaan pupuk yang tidak berimbang (disebabkan mahalnya pupuk). Upaya Peningkatan Sektor Pertanian 1. Peningkatan produksi pertanian Upaya peningkatan produksi pertanian saat ini masih fokus pada padi saja sedangkan cabe merah dan bawang merah baru sebatas subsidi sarana produksi saja. Adapun upaya peningkatan produksi padi melalui: a. Intensifikasi yaitu melalui program subsidi input sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida, alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi kelompok tani, sistem budidaya mutakhir seperti sistem tanam jarwo (jajaran legowo) dan SRI (system of rice intensification), peningkatan indeks pertanaman (IP) menjadi dua atau tiga kali dalam setahun, perbaikan sistem irigasi dan drainase. b. Ekstensifikasi memiliki banyak tantangan karena persaingan dengan pengembangan infrastruktur, pemukiman, trend budidaya sawit dan beralih ke komoditas hortikultura yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Namun peluang ekstensifikasi ini masih terbuka mengingat penutupan lahan semak belukar dan rawa masih potensial dijadikan lahan sawah. 2. Aspek Distribusi Tanaman Pangan di Provinsi Jambi Sistem distribusi tanaman pangan untuk mengupayakan pengalokaksian pangan kepada masyarakat secara efektif dan efisien dan mendorong terciptanya stabilitas harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Kegiatan yang dilaksanakan melalui: a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan

54 Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) adalah upaya pemberdayaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam pengelolaan distribusi pangan melalui pembelian, penyimpanan, pengolahan dan pemasaran untuk mendorong stabilitas harga gabah/beras/jagung di tingkat petani dan mengembangkan cadangan pangan masyarakat. Di Provinsi Jambi, LDPM telah dilaksanakan di Kabupaten Kerinci dalam bentuk bantuan sosial sebesar Rp ,00 kepada kelompok tani yang tergabung dalam GAPOKTAN untuk menjaga stabilitas harga produksi. b. Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat Lumbung pangan di Provinsi Jambi sebagian besar sudah tidak berfungsi dengan baik karena produksi pangan langsung dijual ke pasar atau ke pedagang. Mengatasi hal tersebut Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi memberikan bantuan berupa pembangunan fisik lumbung, pengisian cadangan pangan dan penguatan modal. Di Kabupaten Kerinci, pengembangan lumbung pangan dengan memberikan bantuan sosial kepada 6 (enam) kelompok tani di Desa Mandiri Pangan. c. Stabilisasi Harga Pangan Fluktuatif harga pangan disebabkan beberapa hal diantaranya pengaruh produksi (musiman), permintaan (daya beli), spekulasi, prasarana dan sarana produksi, harga dunia, dan variabel makro ekonomi. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi melalui operasi pasar untuk mencegah lonjakan harga khususnya pada hari-hari besar, menyediakan sistem informasi produksi, konsumsi dan harga bulanan produk tanaman pangan sehingga petani mendapatkan harga yang sesuai dan cukup baik. 3. Program Pemerintah Daerah Provinsi Jambi a. Kabupaten Merangin ditetapkan kawasan strategi cepat tumbuh dengan format agropolitan dan minapolitan serta menetapkan Kawasan Masurai sebagai kawasan pertanian terpadu sebagai upaya penyangga terhadap alih fungsi lahan yang tidak terkendali. b. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun menetapkan kawasan lahan pertanian berkelanjutan seluas hektare dan Gertak Tanpa Dusta c. Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Gertak Paduka yaitu gerakan tanam dua kali setahun. KESIMPULAN 1. Permasalahan program ketahanan pangan di Provinsi Jambi adalah permasalahan infrastruktur jalur transportasi yang belum memadai menyebabkan jalur distribusi pengadaan input maupun pemasaran hasil produksi menjadi terhambat. 2. Pemerintah Provinsi Jambi melalui SKPD-SKPD melakukan program peningkatan ketahanan pangan yaitu Program optimalisasi lahan, Program subsidi produksi, Program bantuan pengembangan agroindustri gula, dan program subsidi beras. 3. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan,

55 distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis dan berkesinambungan. 4. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif kegiatan seperti: a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya lahan pangan. b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi pertanian seperti sistem irigasi untuk meningkatkan frekuensi tanam dan produktifitas lahan. c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan pemasaran hasil pertanian. 5. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif program kegiatan seperti: a. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan. b. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman berbasis sumberdaya pangan lokal. c. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi. SARAN 1. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan, distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis dan berkesinambungan. 2. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas data sumberdaya lahan potensial untuk produksi pangan. a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, dan penetapan alokasi lahan pertanian dan lahan abadi dengan peraturan daerah dalam rangka mencegah dan mengendalikan alih fungsi lahan. b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi pertanian dan pengembangan sistem penyuluhan dan pendampingan dalam produksi dan pemanfaatan hasil pertanian. c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan pemasaran hasil pertanian. d. Pengembangan teknologi produksi terutama untuk teknologi pasca panen, khususnya untuk menekan kehilangan pasca panen pada saat proses perontokan, pengeringan, penggilingan, maupun transportasi. 3. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif program kegiatan seperti: a. Peningkatan kemampuan dan kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan swasta secara sinergis dalam pengadaan dan pengelolaan cadangan. b. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan. c. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman berbasis sumberdaya pangan lokal.

56 d. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi. 4. Pengembangan distribusi dan aksesibilitas pangan di Provinsi Jambi. Ada beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a. Peningkatan efisiensi dan kelancaran distribusi pangan. b. Peningkatan pengawasan kelancaran pasokan pangan dan stabiltas harga pangan utama. c. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan daya beli pangan melalui kegiatan produktif dan berkesinambungan.

57 Boks.2 PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI Latar Belakang Produksi beras di Jambi mencapai ton pada tahun Produksi beras dari tahun ke tahun memang menunjukkan peningkatan dalam hal volume namun dengan laju yang relatif kecil. Berdasarkan sebarannya, daerah penghasil beras terutama terletak di Kabupaten Kerinci dengan total produksi 27% dari produksi provinsi, diikuti dengan Tanjung Jabung Timur (16%) dan Tanjung Jabung Barat (12%). Grafik 1 Produksi Beras Jambi Grafik 2 Penyebaran Produksi Beras Jambi Lainnya 18% Kerinci 27% Sarolang un 10% Bungo 6% Merangi n 11% Tanjabba r 12% Tanjabti m 16% Apabila kita bandingkan dengan jumlah konsumsi, maka Jambi termasuk wilayah yang surplus beras dimana produksi mencapai ton sementara konsumsi beras ton sehingga terdapat surplus beras sebesar ton. Berdasarkan wilayahnya, 6 (enam) wilayah mengalami surplus beras yaitu Kerinci, Tanjabtim, Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, dan Batanghari sementara 4 (empat) wilayah lainnya yaitu Bungo, Muaro Jambi, Tebo dan dan Kota Jambi mengalami defisit beras. Grafik 3 Penyebaran Produksi Beras Jambi Kota Jambi Tebo Muaro Jambi Bungo Batanghari Merangin Sarolangun Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Kerinci ( ) (50.000)

58 Karakteristik Petani Beras Untuk mengidentifikasi pola perdagangan antar daerah yang mencakup analisa, mengenai masalah transportasi, sistim logistik (pergudangan), pola konsumsi masyarakat, pola distribusi, dan rantai tata niaga, telah dilaksanakan survei kepada petani maupun pedagang beras. Jumlah responden petani padi yang disurvei sebanyak 19 orang yang tersebar di Kerinci (26%), Batanghari (21%), Merangin (21%), Tanjabbar (21%) dan Sarolangun (11%). Mayoritas petani bekerja pada lahan basah (95%) sementara hanya 5% yang bekerja pada lahan kering. Lahan tersebut sebagian besar sudah dimiliki oleh petani (53%), walaupun masih terdapat 37% petani yang bekerja pada lahan sewa dan 10% yang bekerja pada lahan garapan. Jenis padi yang ditanam adalah padi lokal (48%) diikuti dengan Ciherang (33%) dan IR-64 (14%) dan Inpari (5%). Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa dalam setahun rata-rata petani menanam sebanyak 2 (dua) kali yaitu awal tahun (Maret/April) serta akhir tahun (September) dengan rata-rata luas lahan yang digarap di relatif kecil yaitu 0,1 1 Ha/masa tanam. Masa panen yang terjadi juga cukup merata, dengan hasil panen terbesar pada bulan Januari dan Juni. Dari sisi komponen biayanya, proporsi biaya terbesar yang dikeluarkan selama masa pra panen adalah biaya tenaga kerja (25,88%), diikuti oleh biaya peralatan (24,24%) dan bibit (18,04%). Keseluruhan komponen input tersebut seperti bibit, pupuk, obat pengendalian hama maupun tenaga kerja berasal dari daerah setempat (satu lokasi dengan responden). Seperti halnya biaya pra panen, mayoritas biaya pasca panen adalah untuk biaya tenaga kerja (34,58%), diikuti oleh biaya penggilingan padi (16,40%) dan biaya peralatan panen (15,13%). Tabel 1 Ringkasan Hasil Survei Mengenai Produksi Padi Kategori Keterangan Beras Sebaran Daerah Kerinci, Merangin, Batanghari, Tanjab Jenis Lahan Lahan Basah Status Kepemilikan Milik Sendiri, Sewa Produksi Jenis yang ditanam Beras lokal Periode Tanam Maret/April, September Periode Panen Januari, Juni Pangsa Biaya Terbesar (Tanam) Tenaga Kerja, Peralatan Pangsa Biaya Terbesar (Panen) Tenaga Kerja Dari hasil survei hanya sedikit responden yang menjual hasil produksi sebelum berlangsungnya panen yaitu sebesar 11%, sementara 89% lainnya memilih untuk menjual setelah panen berlangsung. Pola distribusi padi/beras berdasarkan jawaban responden sebagian besar menjual di kota/kabupaten yang sama terutama melalui pengepul (54%), diikuti konsumen langsung (35%) dan koperasi (11%). Mengingat penjualan kepada konsumen untuk kebutuhan rumah tangga dalam volume yang relatif sedikit, maka dapat disimpulkan dari persepsi responden petani pola distribusi beras kepada konsumen secara luas hanya melalui satu jalur yaitu pengepul di Kab./Kota yang sama (setempat). Pengepul inilah yang nantinya akan membawa beras tersebut ke Kota, Kabupaten ataupun provinsi lainnya.

59 Tabel 2 Ringkasan Hasil Survei Mengenai Distribusi dan Stok Pergudangan Petani Padi Kategori Keterangan Beras Dijual Sebelum Panen 11% Distribusi Pola Distribusi Petani - Pengepul Lokasi Penjualan Kabupaten sama Stok dan Pegudangan Penggunaan Bahan Makanan Dijual (37%), Disimpan (32%) dan Dikonsumsi (31%) Menggunakan Gudang 1 Responden (5%) Lokasi Gudang Kelurahan Sama Lama Penyimpanan 6-12 bulan Hasil produksi tersebut sebagian besar (37%) langsung dijual, kemudian 32% hasil produksi disimpan untuk dijual sampai masa panen berikutnya sedangkan sisanya 31% dikonsumsi sendiri oleh petani. Mayoritas hasil panen yang langsung dijual tesebut menunjukkan bahwa petani membutuhkan cashflow yang cukup untuk digunakan sebagai modal penanaman berikutnya. Selanjutnya, hanya 1 (satu) orang responden (5%) mengunakan fasilitas penyimpanan/gudang untuk menyimpan hasil produksi dengan sebaran lokasi gudang hanya pada sekitaran kelurahan yang sama saja dengan jangka waktu penyimpanan selama 6-12 bulan. Distribusi Perdagangan Beras Penjualan beras dimulai dari petani kepada pengepul. Pengepul sebagian besar berada di kabupaten/kota yang sama dengan petani yang kemudian melakukan penjualan lintas daerah. Dari pedagang pengepul, beras kemudian mayoritas dijual ke pedagang besar kemudian ke pedagang pengecer dan konsumen. Untuk sumber pasokan beras di Jambi sebagian besar berasal dari pedagang pengepul di luar provinsi Jambi (89%) yang terdiri atas Sumatera Selatan (44%), Lampung (22%), Sumbar (22%) serta dari dalam provinsi Jambi yaitu Kerinci (11%). Selanjutnya, pedagang pengepul menjual beras kepada pedagang-pedagang besar yang mayoritas sudah berada di kota/kabupaten yang sama (59%). Pedagang besar ini yang akan mendistribusikan beras kepada pedagang pengecer di pasar-pasar. Grafik 4 Jalur Distribusi Beras di Jambi 82,35% Petani Pengepul 7,15% 80,00% 13,33% 6,67% Pedagang Grosir 17,65% Pedagang Besar 26,32% 71,43% 21,05% Pedagang Grosir 42,85% Pedagang Pengecer 50% Konsumen

60 Tabel 3 Asal Pembelian Beras Asal Pembelian Kota/Kab Provinsi Provinsi Sama Sama beda Impor Total Petani/Produsen 50,00 0,00 50,00 0, Pedagang Pengepul 0,00 11,11 88,89 0, Pedagang Besar 59,26 22,22 18,52 0, Pedagang Pengecer 100,00 0,00 0,00 0, Tabel 4 Sumber Pasokan Beras Petani % Padang 50 Sungai Penuh 50 Total 100 Pedagang Pengepul % Palembang 44,44 Lampung 22,22 Solok, Sumbar 22,22 Kerinci 11,11 Total 100,00 Terkait dengan infrastruktur, sebagian besar responden mempunyai persepsi terhadap kualitas pelabuhan dan bandara relatif lebih baik dari pada jalan. Responden mempersepsikan bahwa 35% jalan masih dalam kondisi rusak. Berdasarkan kondisi aspal jalan, mayoritas responden (44%) mempersepsikan kondisi jalan aspal baru 50 80%, diikuti dengan 42% responden yang mempersepsikan kondisi jalan aspal sudah lebih dari 80% sementara sisanya berpendapat jalan aspal di Jambi masih kurang dari 50%. Kendala utama dalam perdagangan beras di Jambi adalah infrastruktur (55%). Hal ini terkait dengan produksi beras yang berasal dari daerah-daerah sehingga membutuhkan infrastruktur yang baik dalam distribusinya. Tabel 5 Hambatan Perdagangan Beras Hambatan % Bahan Baku 5 Alam 5 Infrastruktur 55 Biaya Angkut 10 Jumlah angkutan 0 Pungli 0 Lainnya 25 Total 100 Terkait dengan manajemen stok dan pergudangan, 6 (enam) responden pedagang (15%) menyatakan menggunakan fasilitas penyimpanan stok (gudang) khusus. Lokasi gudang tersebut berlokasi di wilayah sekitar Kabupaten. Margin responden dalam satu tahun terakhir relatif bervariasi (sebanyak 95% responden) dengan besarnya persentase margin sebagian besar pedagang berada dibawah 10% yang dinyatakan oleh 80% responden. Apabila terjadi kenaikan harga,

61 maka sebagian besar pedagang (92%) akan meningkatkan harga kepada pedagang selanjutnya/konsumen. Disparitas Harga Beras Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabilitas harga komoditas beras antar daerah dilakukan estimasi terhadap persamaan disparitas harga dengan model panel data dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 6. Dengan memasukkan variabel independen jarak (kepada kota referensi dalam hal ini Jakarta), Infrastruktur (Jalan), Biaya Input, Pendapatan per kapita, diharapkan dapat menjelaskan perilaku disparitas harga. Tabel 6 Hasil Estimasi Disparitas Harga Komoditas Beras Variabel R-squared - within Nilai R-squared - between R-squared - overall Variable Produksi Pendapatan/Konsumsi *** Infrastruktur ** Input Cost *** Jarak *** Koefisien positif pada kenaikan biaya input menunjukkan bahwa kenaikan biaya input akan memperbesar disparitas harga. Kenaikan pendapatan per kapita riil masyarakat daerah penelitian akan meningkatkan disparitas harga dengan kota referensi karena kenaikan permintaan. Masyarakat dengan pendapatan yang lebih tinggi mengkonsumsi kualitas beras yang lebih baik (dengan harga yang lebih mahal). Selanjutnya, koefisien negatif pada variabel Infrastruktur (Jalan) dapat diintrepetasikan bahwa semakin baik kualitas infrastruktur akan berpengaruh pada semakin kecilnya variabilitas harga beras daerah dengan kota referensi. Variabel jarak ke sentra ekonomi yang merupakan proksi dari biaya transportasi mempunyai positif yang berarti bahwa semakin dekat jarak akan menurunkan tingkat disparitas harga daerah dengan kota referensi (Jakarta). Selanjutnya, koefisien negatif pada jumlah produksi menunjukkan bahwa meningkatnya produksi di Jambi akan mengurangi disparitas harga dengan kota referensi sesuai dengan hipotesa awal. Harga beras di seluruh kabupaten/kota di Jambi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah referensi dengan perbedaan relatif mencapai Rp308 Rp3.168 lebih tinggi per kg. Berdasarkan kabupatennya, disparitas harga di Kerinci dan Tanjabtim merupakan yang terkecil, hal ini sesuai dengan kondisi kedua wilayah tersebut yang menjadi produsen beras terbesar di Jambi. Namun yang menarik adalah kota Jambi yang bukan merupakan daerah penghasil beras memiliki disparitas harga yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan wilayah surplus beras lainnya seperti

62 Merangin. Pasokan yang cukup baik di wilayah ibukota provinsi menyebabkan aliran barang relatif lebih baik dan terjaga sehingga harga juga rendah. Sementara itu, Muaro Jambi sebagai kabupaten yang mengelilingi Kota Jambi juga mendapatkan manfaat dari aliran barang menuju kota. Dengan demikian, harga beras di kedua daerah tersebut cenderung lebih rendah meskipun bukan merupakan wilayah produsen. Grafik 5 Disparitas Harga Beras Per Kabupaten/Kota Tebo Sarolangun Muaro Jambi Bungo Merangin Kota Jambi Tanjabbar Batanghari Tanjabtim Kerinci Kesimpulan Penelitian yang dilakukan baik berdasarkan yang berasal dari hasil estimasi model maupun survei lapangan telah menghasilkan beberapa temuan empiris antara lain : 1. Dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan, terjadi perdagangan antar wilayah di Kabupaten-Kota. Kondisi ini juga terlihat dari signifikansi koefisien spatial weight matrix yang menandakan terdapat hubungan spasial antar wilayah yang mempengaruhi pembentukan harga lima komoditas. Interaksi antar wilayah tersebut akan mempengaruhi harga di Provinsi Jambi. 2. Dari hasil survei, sebagian besar kebutuhan beras di Jambi didapatkan dari dalam provinsi. 3. Berdasarkan hasil estimasi model disparitas harga, diketahui bahwa faktor jarak ke sentra ekonomi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap disparitas harga. Namun yang menarik, meskipun Kota Jambi bukanlah kota produsen beras yang diteliti ini, namun memiliki disparitas harga yang relatif lebih kecil dibandingkan kabupaten lainnya. Saran dan Rekomendasi Kebijakan Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan, terapat beberapa hal implikasi kebijakan sebagai yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan defisit pangan di Provinsi Jambi di antaranya : 1. Optimalisasi kerjasama perdagangan antar daerah mengingat tingginya saling ketergantungan akan kabupaten/provinsi. Kerjasama tersebut meliputi koordinasi

63 linat instansi/kabuapten terkait jadwal tanam, panen, maupun stok serta kebutuhan masing-masing daerah. 2. Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut: a. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di Provinsi Jambi. b. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi Jambi. c. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di dalam Provinsi Jambi. d. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi Jambi. 3. Perbaikan infrastruktur jalan produksi maupun distribusi. Para pedagang terutama komoditi pertanian cenderung mempersepsikan kondisi jalan dalam keadaan kurang baik. Di samping itu, kondisi infrastruktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disparitas harga antar daerah. Untuk itu, infrastruktur jalan yang baik hendaknya menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah.

64 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

65 BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 729 bps yaitu menjadi sebesar 107,48%. Kualitas kredit yang diberikan baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70% (di bawah ketentuan 5%) serta sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,78%. A. Perkembangan Kelembagaan 20 Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2012 terdapat penambahan 6 (enam) kantor bank yang terdiri dari 5(lima) kantor bank umum dan 1 (satu) kantor BPR. Dengan demikian terdapat 30 (tiga puluh) bank umum dan 16 (enam belas) BPR, yang terdiri dari 300 kantor bank umum dan 25 kantor BPR. Dari 29 (dua puluh sembilan) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 23 (dua puluhtiga) bank konvensional, termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 6 (enam) bank syariah. Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, Kota Jambi mendominasi 36,92% atau 120 (seratus dua puluh) kantor dari seluruh kantor bank di Provinsi Jambi, diikuti Kabupaten Bungo 34 (tiga puluh empat) kantor atau 10,46%. Sementara untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Tanjung Jabung Timur dan Kota Sungai Penuh, masing-masing sebanyak 7 (tujuh) kantor atau (2,15%). 20 Rincianjumlah Kantor Bank Umumdan BPR per-kabupaten/kota se-provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran. 37

66 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi JUMLAH BANK 2010 Trw 1 Trw Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Pangsa (%) Kota Jambi Kerinci Bungo Muara Jambi Sarolangun Tebo Merangin Batanghari Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Sungai Penuh T O T A L B. Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Total aset bank umum di Provinsi Jambi mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset bank umum tumbuh 1,29% lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,61% menjadi Rp24.475,08 miliar dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp24.163,96 miliar. Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 16,54%. Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank swasta maupun bank syariah dengan peningkatan masing-masing adalah Rp357,18 miliar (5,31%) dan Rp110,37 miliar (6,72%).Sementara bank pemerintah mengalami penurunan Rp156,42 miliar (0,99%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp15.638,91 miliar (63,90%) diikuti dengan bank swasta Rp7.082,54 miliar (28,94%) dan bank syariah Rp1.753,63 miliar (7,16%). 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

67 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum naik sebesar 0,15% (Rp27,69 miliar), yaitu dari Rp17.917,50 miliar menjadi Rp17.945,19 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar 9,50% atau meningkat Rp1.556,64 miliar. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,43% (y-o-y). Menurunnya harga komoditas berdampak pada perlambatan DPK tersebut. Untuk mempertahankan konsumsi, masyarakat cenderung untuk mengurangi saving. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK didukung oleh meningkatnya penghimpunan dana bank konvensional, khususnya bank swasta nasional, maupun bank syariah. Penghimpunan dana bank swasta nasional meningkat Rp225,86 miliar atau sebesar 4,22% dari triwulan sebelumnya menjadi Rp5.584,11 miliar sementara penghimpunan dana oleh bank syariah meningkat 7,98% atau sebesar Rp61,98 miliar menjadi Rp839,13 miliar. Sedangkan penghimpunan bank TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 39

68 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Pertumbuhan Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV q-t-q y-o-y Bank Konvensional (0,20) 8,53 1 Giro ,01 16,53 2 Tabungan ,69 10,65 3 Simpanan Berjangka (20,20) (2,37) Bank Syariah ,98 33,83 1 Giro ,14 74,14 2 Tabungan ,40 30,88 3 Simpanan Berjangka (24,08) 11,55 Jumlah ,15 9,50 1 Giro ,03 18,80 2 Tabungan ,84 11,36 3 Simpanan Berjangka (20,41) (1,75) Berdasarkan jenis penghimpunan dana,meningkatnya DPK dipicu oleh meningkatnya giro dan tabunganmasing-masing sebesar Rp75,01 milliar (2,03%) dan Rp991,09 miliar (10,84%). Sedangkan simpanan berjangka mengalami penurunan yaitu sebesar Rp1.038,41miliar (-21,41%). Namun jika berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 56,46%, diikuti oleh simpanan berjangka22,57% dan giro 20,97%. Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Berdasarkan golongan pemilik, meningkatnya nilai DPK terutama berasal dari perseorangan sebesar Rp1.018,047 miliar, bukan lembaga keuangan sebesar Rp500,344 miliar, BUMN atau pemerintah campuran sebesar Rp51,407 miliar, dan 40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

69 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN BUMD sebesar Rp9,809 miliar. Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih didominasi oleh perorangan yang mencapai 72,06%, diikuti oleh pemerintah daerah (Pemda) 11,64%, dan bukan lembaga keuangan 11,12%. No. Penduduk/Residents Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) Golongan Pemilik Trw.I-2012 Trw.II-2012 Trw.III-2012 Trw.IV-2012 Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share 1 Pemerintah Pusat , , , ,77 2 Pemerintah Daerah (Pemda) , , , ,64 3 Badan Dan Lembaga Pemerintah , , , ,15 4 BUMN Atau Pemerintah Campuran , , , ,94 5 BUMD , , , ,27 6 Lembaga Keuangan Non Bank , , , ,68 7 Bukan Lembaga Keuangan , , , ,12 8 Sektor Swasta Lainnya , , , ,39 9 Perseorangan , , , ,06 Jumlah Bukan Penduduk/Non-Residents Penduduk dan bukan penduduk Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat mengalami penurunan sebesar Rp202,11 miliar (1,11%). Berdasarkan lokasinya, penurunan terbesar berada di KabupatenTanjung Jabung Barat sebesar Rp116,63 miliar (6,96%) dan Kabupaten Batanghari sebesar Rp40,78 miliar (3,40%). Sedangkan peningkatan terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar Rp25,02 miliar (2,43%) dan Kabupaten Merangin sebesar Rp8,99 miliar (1,27%). Berdasarkan pangsanya, 62,65% penghimpunan dana di Provinsi Jambi masih didapatkan dari kota Jambi diikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 9,72%. Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 21 (dalam jutaan rupiah) No. Kota/Kabupaten Trw. I-12 Trw. II-12*) Trw. III-12*) Trw. IV-12*) Pertumbuhan Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen 1 Kota Jambi , , , ,65 (88.177) (0,77) 2 Batanghari , , , ,41 (40.776) (3,40) 3 Tanjung Jabung Barat , , , ,65 ( ) (6,96) 4 Merangin , , , , ,27 5 Kerinci , , , , ,43 6 Sarolangun , , , ,77 (2.367) (0,47) 7 Bungo , , , , ,68 JUMLAH ( ) (1,11) 21 Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (termasuk BPR) dan berdasarkan lokasi penghimpunan dana sehingga terdapat perbedaan dengan data DPK sebelumnya yang bersumber dari LBU. Data sampai dengan Agustus 2012 TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 41

70 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Penyaluran kredit olehbank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan meningkat Rp1.336,61miliar (7,45%)yaitu dari Rp17.951,07 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp19.287,68 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar6,58%. Dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, penyaluran kredit meningkat mencapai 27,68% lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 25,94%. URAIAN Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) 2012 Pertumbuhan TW I TW II TW III TW IV Nominal Persen Kelompok Bank 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336, Bank Pemerintah 10,290,880 10,774,901 11,562,677 12,425, , Bank Swasta*) 4,141,405 4,639,411 4,853,802 5,230, , Bank Syariah 1,278,334 1,428,775 1,534,587 1,631,370 96, Jenis Penggunaan 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336, Modal Kerja 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326, , Investasi 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723, , Konsumsi 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237, , Sektor Ekonomi 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336, Pertanian 2,084,321 2,379,914 2,645,774 3,028, , Pertambangan dan Penggalian 74,895 85, , ,898 7, Industri 683, , , ,332 55, LGA 5,316 5,805 5,934 9,297 3, Konstruksi 525, , , ,974 73, Perdagangan Hotel dan Restoran 3,843,098 4,400,752 4,469,047 4,766, , Pengangkutan dan Komunikasi 180, , , ,620 12, Keuangan,Real estate dan Jasa Perusaha 727, , , ,469 45, Jasa-jasa 1,051, , , ,370 4, Bukan Lapangan Usaha 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237, , Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional tumbuh Rp1.239,83miliar (7,55%), sementara kredit bank syariah tumbuh Rp96,78 miliar (6,31%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dilihat dari pangsa (share) penyaluran kredit, pangsa kredit bank konvensional sebesar 91,54% sementara bank syariah sebesar 8,46%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit investasi meningkat Rp471,93 miliar (14,51%),modal kerja Rp411,58 miliar (5,95%), dankredit konsumsi sebesar Rp453,10 miliar (5,82%). 42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

71 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar adalahkonsumsi, yaitu sebesar 42,71% diikuti oleh kredit modal kerja sebesar37,99%, dan kredit investasisebesar 19,31%. Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp3,36 miliar (56,66%), sektor pertanian sebesar Rp383 miliar (14,48%) dan sektor konstruksi sebesar Rp73,87 miliar (5,03%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,71%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 24,71% dan sektor pertanian sebesar 15,70%.Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 83,12% dari total outstanding kredit. Berdasarkan lokasi Proyek 22, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan meningkat sebesar Rp755,68 miliar (3,09%), yaitu dari Rp24.449,92 miliar menjadi sebesar Rp25.205,60 miliar. Peningkatan tersebut diantaranya di Kotamadya Sungai Penuh sebesar Rp0,355 milyar (11,57%), Kotamadya Jambi sebesar Rp614,91 miliar (5,71), Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar Rp74,544 miliar (5,65%), Kabupaten Sarolangun sebesar Rp47,88 miliar (4,18%) dan peningkatan terkecil di Kabupaten Muaro Jambi sebesar Rp23,25 miliar (0,98%). Namun terdapat kabupaten yang mengalami penurunan kredit yang diberikan yaitu Kabupaten Bungo sebesar Rp94,324 miliar (3,28%) dan Kabupaten Batanghari sebesar Rp18,24 miliar (1,27%). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota 2012 Pertumbuhan Tw I Tw II Tw III TW IV*) Nominal % Batanghari 1,358,377 1,408,801 1,436,400 1,418,160-18, Sarolangun 974,325 1,060,049 1,146,119 1,194,003 47, Kerinci 1,016,838 1,082,999 1,073,439 1,114,558 41, Muaro Jambi 2,539,812 2,355,694 2,379,486 2,402,738 23, Tanjung Jabung Barat 1,105,903 1,176,378 1,320,517 1,395,061 74, Tanjung Jabung Timur 343, , , ,648 13, Tebo 910,647 1,110,380 1,124,683 1,140,639 15, Merangin 1,557,053 1,905,565 1,923,995 1,960,269 36, Bungo 2,018,162 2,503,720 2,871,542 2,777,218-94, Sungai Penuh - - 3,065 3, Jambi 9,514,903 10,140,069 10,768,985 11,383, , T O T A L 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,205, , *) Bulan November Data posisi bulan November Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 43

72 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp1.590,10 miliar atau menurun sebesar Rp193,82 miliar dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.783,92 miliar.penurunan undisbursed loan tersebut terutama dipicu oleh turunnya kelonggaran tarik konsumsi sebesar Rp71,13 miliar (79,28%),dan kredit modal kerja yang turun Rp112,27 miliar (7,46%). Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Jenis Penggunaan 2011 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 Investasi 107, , , , , , , ,824 2 Konsumsi 77,724 87,041 92,317 85, , ,267 89,719 18,590 3 Modal kerja 1,127,137 1,142,458 1,267,721 1,258,585 1,503,475 1,466,023 1,504,962 1,392,690 Total Kategori 1,312,261 1,350,132 1,487,978 1,471,590 1,960,724 1,809,286 1,783,923 1,590, Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR) 23, pada triwulan laporan jika dibandingkan triwulan sebelumnya berdasarkan bank pelapor meningkat sebesar 729 bps yaitu dari 100,19% menjadi 107,48%.Sedangkan LDR berdasarkan lokasi proyek naik400 bps yaitu dari 136,46% menjadi 140,46%. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun % % % % % % % % % % 82.97% 87.07% 88.65% 91.05% 95.64% 92.18% Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q % 140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen) 23 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. 44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

73 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70%(di bawah ketentuan 5%) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar1,78%. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,26%, diikuti oleh sektor konstruksisebesar 2,54% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 2,45%. Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi TW III-12 TW IV-12 No Sektor Ekonomi Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) 1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 2,645,774 54, ,028,774 71, Pertambangan dan Penggalian 105, ,898 4, Industri 512,696 2, ,332 3, LGA 5, , Konstruksi 608,107 21, ,974 17, Perdagangan Hotel dan Restoran 4,469, , ,766, , Pengangkutan dan Komunikasi 270, ,620 8, Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 902,947 20, ,469 13, Jasa-jasa 646,134 14, ,370 11, Bukan Lapangan Usaha 7,784,459 94, ,237,555 80, J U M L A H 17,951, , ,287, , Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,31% menjadi 8,21%. Demikian juga, suku bunga perbankan untuk dana dan suku bunga kredit mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar 5,19% dan 13,40%. Sementara itu, angka BI-rate dibandingkan triwulan sebelumnya menunjukkan angka yang sama yaitu 5,75%. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 45

74 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 6. Perkembangan Kredit UMKM Pada triwulan laporan, kredit UMKM mengalami peningkatan sebesar 6,12%, yaitu dari Rp7,36 miliar menjadi Rp7,81 miliar. Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 40,52%. Berdasarkan distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 14,49%, lalu diikuti kredit kecil sebesar 14,08%, serta kredit mikro sebesar 11,95% dari total kredit perbankan. 46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

75 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% 40% 20% 0% TW I-12 TW II-12 TW III-12 TW IV-12 Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp644,38 miliar atau meningkat 3,58% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp622,10 miliar. Sementara itu,jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp21,36 miliar (4,64%) menjadi Rp481,76 miliar. Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan sebesar Rp40,24miliar (8,99%) menjadi Rp487,78 miliar. Peningkatan kredit yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan dana menyebabkan LDR BPR meningkat 30 bps dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 80,70% menjadi 81,00%. Disisi yang lain, kualitas kredit menunjukkan peningkatan, yaitu dengan turunnya persentase Non Performing Loan(NPL) dari 3,63% menjadi 2,82%. D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai Pada periode triwulan IV-2012, aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan hal ini tercermin dari meningkatnya cash outflow sebesar 12,80% dan RTGS serta transaksi kliring. TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 47

76 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar 7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.548,12 miliar. Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami peningkatan sebesar 8,88% dibandingkan triwulan sebelumnya. Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian 2012 Pertumbuhan (q-t-q) Trw 1 Trw.II Trw.III Trw.IV Nominal Persen Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548, , Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 8, Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518, , , ,685 (412,301) (51.15) Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565, , Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (253,854) (768,455) (581,824) (1,171,807) (589,983) RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 2, RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29, RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 1, Cek dan BG Kosong - Lembar 856 1,164 1,150 1,134 (16.00) (1.39) - Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 (4,833) (12.07) D.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp1.565,49 miliar meningkat 12,80%. Untuk aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp393,69 miliar menurun 51,15%. Dengan demikian, pada triwulan laporan, Provinsi Jambi mengalami net outflow sebesar Rp1.171,81 miliar. Rp miliar Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%) Persen KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

77 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN D.2. Penyediaan Uang Layak Edar Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal tidak layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia, bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp67,44miliar (562,39%) menjadi Rp79,43miliar. D.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan telah ditemukan uang palsu sebanyak 49 lembar pada pecahan Rp dan sebanyak 4 lembar pada pecahan Rp Untuk mengantisipasi agar tidak beredarnya kembali uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciriciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. D.4. Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp2.548,12 miliar atau meningkat 7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya. Volume kliring juga meningkat sebesar 13,06%, yaitu dari menjadi lembar warkat. Grafik 3.8 dan 3.9 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring dalam miliar Rupiah , ,85 1, ,94-2,27 Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Persen 10 7, lembar warkat Persen , ,58 4,95 2, ,89 (7,69) (4,18) - (15) Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Nilai Kliring 2012 Pertumbuhan Nilai Kliring Volume Kliring 2012 Pertumbuhan Volume Kliring Grafik 3.8 Grafik 3.9 TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 49

78 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Di sisi lain, jumlah lembar cek dan BG kosong dibandingkan triwulan sebelumnya menurun sebesar 1,39%, yaitu dari lembar menjadi lembar dan secara nominal jumlah cek dan BG kosong juga menurun sebesar Rp4,83 miliar (12,07%) yaitu dari Rp40,03 miliar menjadi Rp35,19 miliar. B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) 24 Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp4.273 ribu (8,88%) dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp miliar menjadi Rp miliar. Transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp327 miliar (1,12%), dan transfer keluar dari Provinsi Jambi juga meningkat sebesar Rp2.593 miliar (16,54%) sedangkan transfer masuk dan keluar di Provinsi Jambi Rp1.352 miliar (40,37%). Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) 24 Sistem BI-RTGS adalahsuatu sistem transfer danaelektronikantarpesertadalammatauang Rupiah, yang penyelesaiantransaksidilakukansecaraseketika(real time). 50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

79 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2012 mencapai Rp2.662,91 miliar (terealisasi 122,08% dari APBD-P), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp2.559,27 miliar (92,51%). Jika dibandingkan dengan semester lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 30,44% dan 92,51%. A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012 Pada tahun 2012, realisasi pendapatan Provinsi Jambi mencapai Rp2.662,91 miliar atau melebih target APBD-P yang sebesar Rp2.181,29 miliar. Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat Rp1.665,59 miliar (62,55%) sementara, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jambi baru mencapai Rp995,65 miliar (37,39%). Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, pendapatan pemerintah provinsi Jambi meningkat Rp576,21 miliar atau 21,64% dari pendapatan tahun 2011 yang sebesar Rp1.635,67 miliar. Peningkatan tersebut bersumber dari meningkatnya pendapatan transfer mencapai Rp558,47 miliar (33,53%). Pajak daerah yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi menyumbangkan 30,35% (Rp808,26 miliar) dari total pendapatan Jambi. Meningkatnya pajak tersebut juga seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Jambi. 51

80 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan IV-2012 URAIAN APBD-P 2012 S.D TRW III-2012 S.D TRW IV-2012 Nominal Persen Nominal Persen PENDAPATAN 2, , , Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Transfer 1, , , Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1, , , Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian Lain-lain Pendapatan yang Sah B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2012 Pada tahun 2012, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2.559,27 miliar atau mencapai 92,51% dari APBD-P yang sebesar Rp2.766,57 miliar. Berdasarkan jenisnya, belanja terbesar masih ditujukan untuk belanja operasi Rp1.575,06 miliar (61,54%) sementara, realisasi belanja modal sebesar Rp682,90 miliar (26,68%). Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, belanja pemerintah provinsi Jambi meningkat Rp802,00 miliar atau 31,34% dari belanja tahun 2011 yang sebesar Rp1.757,27 miliar. Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2012 URAIAN APBD-P 2012 S.D TRW III-2012 S.D TRW IV-2012 Nominal Persen Nominal Persen BELANJA 2, , , Belanja Operasi 1, , Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

81 KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar adalah untuk belanja operasi yang mencapai Rp1.575,06 miliar (61,54%) kemudian diikuti dengan belanja modal Rp682,90 miliar (26,68%). Dirinci lebih lanjut, penyaluran terbesar adalah untuk belanja barang Rp596,88 miliar (terealisasi 90,73%) diikuti belanja pegawai Rp531,43 miliar (terealisasi 93,72%) dan belanja jalan, irigasi dan jaringan Rp470,16 miliar (terealisasi 95,02%). Semakin meningkatnya realisasi belanja untuk infrastruktur akan berdampak pada efisiensi biaya yang timbul dari sisi transportasi dan distribusi. C. APBD 2013 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012 dianggarkan meningkat 12,11% dibandingkan anggaran APBD-P 2012 menjadi Rp2.445,37 miliar sementara belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012 sebesar Rp2.652,83 miliar atau turun 4,11% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian akan terdapat defisit sebesar RP207,45 miliar yang akan dibiayai oleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun 2012 yang sebesar Rp689,91 miliar. Silpa Provinsi Jambi cenderung meningkat dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2010 dan 2011 Silpa tercatat sebesar Rp 334,75 miliar dan Rp632,70 miliar. Realisasi pendapatan yang cenderung selalu diatas perhitungan APBD (di atas 120%) sementara realisasi belanja cenderung di bawah APBD (sekitar 90%) menyebabkan terus meningkatnya silpa dimaksud. Berdasarkan komponen penyusunan rencana pendapatan, Dana Perimbangan merupakan penyumbang terbesar yaitu Rp1.299,93 miliar (53,16%) yang menandakan masih tingginya ketergantungan dari pusat. Pangsa Dana alokasi umum mencapai Rp836,58 miliar (34,21%) sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp804,41 miliar (32,89%). Angka PAD tersebut juga masih lebih rendah dari realisasi 2012 yang mencapai Rp995,58 miliar. Di sisi belanja, alokasi terbesar adalah untuk belanja langsung yang mencapai 51,27% (Rp1.359,99 miliar). Jika ditilik lebih lanjut, belanja langsung yang terbesar adalah untuk belanja modal Rp710,01 miliar (26,76%) diikuti TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

82 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH dengan belanja barang dan jasa sebesar Rp546,43 miliar (20,60%). Namun demikian, jumlah anggaran belanja modal di tahun ini turun 13,25% dari anggaran tahun sebelumnya. Grafik 4.1. Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja 2,652.8 Pendapatan Belanja 2, , ,766.6 Pendapatan 2, ,662.8 Belanja 1, ,938.9 Pendapatan 1, ,086.7 Belanja Pendapatan 1, , , ,395.2 Realisasi APBD D. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada selama tahun 2012 mencapai Rp2,32 triliun meningkat 11,42% dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp2,082 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri Rp237,77 miliar (11,42%). Apabila dirinci lebih lanjut, peningkatan tersebut bersumber dari pajak penghasilan Rp155,17 miliar (15,99%) diikuti dengan Pajak Pertambahan Nilai Rp68,86 miliar (6,79%). 54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

83 KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) REALISASI PENDAPATAN Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp2,32 triliun (86,79%) diikuti dengan pendapatan PNPB lainnya Rp240,89 miliar (9,01%). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Penghasilan (PPh) sebesar Rp1.125,66 miliar diikuti (42,12%)Pajak Pertambahan Nilai Rp1.082,52 miliar (40,50%). Tahun 2011 Tahun 2012 Nominal Persen (%) I Pajak Dalam Negeri 2,081,822,299,370 2,319,593,313, ,771,014, PPh 970,495,765,733 1,125,662,631, ,166,865, PPN 1,013,657,429,900 1,082,521,611,367 68,864,181, PBB 63,432,348,172 73,502,930,423 10,070,582, Cukai 327,431,000 97,524,000 (229,907,000) (70.22) Lainnya 33,909,324,565 37,808,616,241 3,899,291, II Pajak Perdagangan Int'l 267,767,474,540 95,737,529,298 (172,029,945,242) (64.25) Pendapatan Bea Masuk 21,511,394,465 25,511,349,644 3,999,955, Pendapatan Bea Keluar 246,256,080,075 70,226,179,654 (176,029,900,421) (71.48) III Penerimaan SDA 14,053,351,046 16,097,238,097 2,043,887, Pendapatan Pertambangan Umum 13,755,115,046 16,085,652,549 2,330,537, Pendapatan kehutanan 298,236,000 11,585,548 (286,650,452) IV PNPB Lainnya 262,230,782, ,886,701,460 (21,344,081,275) (8.14) V Pendapatan Hibah - 297,294, ,294,000 Total Realisasi Pendapatan 2,625,873,907,691 2,672,612,076,399 46,738,168, Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Pertumbuhan Grafik 4.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Penerima Pajak an SDA, Perdaga 0.60 ngan Int'l, 3.58 Pendapa tan Hibah, 0.01 Pajak Dalam Negeri, PPN, PBB, 2.75 Lainnya, 1.41 PPh, Grafik 4.2 Grafik 4.3 Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada tahun 2012 terealisasi sebesar Rp4,30 triliun meningkat Rp621,02 miliar (16,89%) dari tahun lalu. Meningkatnya belanja tersebut bersumber belanja modal Rp241,33 miliar diikuti dengan peningkatan belanja pegawai Rp155,98 miliar (13,58%). Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat untuk belanja modal yaitu sebesar TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

84 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Rp1.582,43 miliar (36,81%) diikuti dengan belanja pegawai Rp1.304,56 miliar (30,35%). Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) REALISASI BELANJA Tahun 2011 Tahun 2012 Nominal Persen (%) I Belanja Pegawai 1,148,579,127,781 1,304,558,576, ,979,448, Belanja Gaji dan Tunjangan 1,131,389,450,378 1,275,582,955, ,193,505, Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tun 17,917,436,181 30,357,141,560 12,439,705, Belanja Kontribusi Sosial (727,758,778) (1,381,520,816) (653,762,038) II Belanja Barang 868,595,428, ,364,470, ,769,041, Belanja Barang 526,967,747, ,208,016,218 73,240,269, Belanja Jasa 62,919,139,704 68,500,798,037 5,581,658, Belanja Perjalanan 153,610,278, ,922,929,237 (7,687,349,745) (5.00) Belanja Pemeliharaan 112,975,648, ,089,047,897 27,113,399, Belanja Layanan Umum 12,122,613,948 15,643,678,807 3,521,064, III Belanja Denda dan Subsidi Perusaha 2,200,966, ,043,569 (1,384,923,078) (62.92) Belanja Denda 2,200,966, ,043,569 (1,384,923,078) (62.92) IV Belanja Bantuan Sosial 293,048,169, ,228,084, ,179,914, Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan 293,048,169, ,228,084, ,179,915, V Belanja Lain-Lain 24,172,683,395 8,313,607,612 (15,859,075,783) (65.61) Belanja Lain-Lain 24,172,683,395 8,313,607,612 (15,859,075,783) (65.61) VI Belanja Modal 1,341,096,684,948 1,582,427,919, ,331,234, Belanja Modal Tanah 4,144,674,128 1,606,692,200 (2,537,981,928) (61.23) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 245,927,469, ,733,120, ,805,650, Belanja Modal Gedung dan Bangunan 155,259,892, ,359,269,801 99,377, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 924,385,778,708 1,049,399,676, ,013,897, Belanja Modal Fisik Lainnya 11,378,870,196 15,329,160,417 3,950,290, Total Realisasi Belanja 3,677,693,060,364 4,298,708,700, ,015,640, Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Pertumbuhan Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Belanja Modal, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Barang, Belanja Pegawai, E. Keuangan Pemerintah Daerah Tingginya realisasi belanja pada triwulan laporan juga tercermin dari menurunnya jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi 43,15%. Simpanan pemerintah daerah mencapai Rp2,09 triliun turun Rp1,58 trliun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp3,67 triliun. 56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

85 KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Rp triliun) 4 Giro Deposito Tabungan total dpk pemda Tw I - 11 Tw II - 11 Tw III - 11 Tw IV - 11 Tw I - 12 Tw II - 12 Tw III - 12 Tw IV - 12 TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 57

86 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

87 BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 90,64 dari 90,96 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari Rp ,- menjadi Rp UMP tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu. A. Kesejahteraan UMP Provinsi Jambi pada tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari Rp ,- menjadi Rp Kenaikan UMP cenderung lebih tinggi dari pada angka inflasi Jambi dimana angka inflasi pada tahun 2012 sebesar 4,22%. Sementara itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di urutan keempat terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih tinggi dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera No Provinsi UMP % 1 NAD 1,350,000 1,400,000 1,550, SUMUT 1,035,000 1,200,000 1,305, SUMBAR 1,055,000 1,150,000 1,350, RIAU 1,120,000 1,238,000 1,400, KEPRI 975,000 1,015,000 1,365, JAMBI 1,028,000 1,142,500 1,300, SUMSEL 1,048,440 1,195,220 1,350, BANGKA BELITUNG 1,024,000 1,100,000 1,265, BENGKULU 815, ,000 1,200, LAMPUNG 855, ,000 1,150, Berdasarkan survei kecil yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi kepada beberapa perusahaan, didapatkan informasi bahwa kenaikan UMP tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi. Kondisi ini disebabkan oleh mayoritas perusahaan yang telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari 59

88 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN UMP baru. Namun demikian, apabila kenaikan UMP yang tinggi tersebut akan memperkecil ruang gerak perusahaan dalam menetapkan gaji pegawai ke depannya. Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan Desember 2012, NTP sebesar 90,64 atau turun 32 bps dibandingkan bulan September Penurunan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani, kecuali petani tanaman padi palawija. Menurunnya harga jual komoditas di tingkat internasional menyebabkan terbatasnya peningkatan indeks yang diterima oleh petani. Sementara itu, adanya inflasi diikuti dengan cenderung meningkatnya indeks yang harus dibayar dari petani. Dengan demikian, angka NTP cenderung terus mengalami penurunan, bahkan di bawah 100. Grafik 5.1. Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas NTP Inflasi Karet CPO NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. 60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

89 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK 2012 Juli Agust Sept Okt Nov Des PERUBAHAN (%) ( Sept ke Des) 1 Tanaman Padi Palawija a Indeks Diterima Petani Padi Palawija b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-P) Hortikultura a Indeks Diterima Petani Sayur-sayuran Buah-buahan b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-H) Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Diterima Petani Tanaman Perkebunan Rakyat b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) Peternakan a Indeks Diterima Petani Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil Ternak b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) Perikanan a Indeks Diterima Petani Penangkapan Budidaya b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) B. Kemiskinan Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar ,52 ton, meningkat 59% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 61

90 Ribu ton KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 7.781,89 ton. Penyaluran raskin di triwulan laporan juga termasuk penyaluran raskin ke Grafik 5.2. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Penyaluran Raskin (kg) TW I TW II TW III TRW IV TW I TW II TW III TRW IV Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) Penyaluran raskin ke 13 pada triwulan laporan mencapai 1.274,04 ton 62 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

91 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran. Inflasi triwulan mendatang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi penawaran masih terbatasnya produksi bahan makanan serta cuaca yang dalam musim hujan menjadi faktor peningkatan inflasi triwulan mendatang. Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun dampak lanjutannya. Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap hargaharga barang investasi terutama properti. Namun demikian, antisipasi yang tepat mengenai kemungkinan-kemungkinan kenaikan harga menjadi faktor penahan tingginya inflasi di triwulan mendatang. A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,3%-1,8%(qtq) tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan yang mencapai 2,84%. Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada pada angka yang tinggi bahkan di atas 10% yaitu pada kisaran 10,5%-11,0% (yoy) dari triwulan laporan yang tumbuh mencapai 9,09% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%. 63

92 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang diikuti dengan meningkatnya ekspor seiring dengan meningkatnya produksi komoditas utama yaitu karet. Kondisi ini juga didukung dari hasil SKDU triwulan IV-2012 dimana responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari meningkatnya angka total saldo bersih tertimbang perkembangan dunia usaha triwulan IV-2012 yaitu dari minus 0,72 menjadi 1,79. No Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha Sektor/Subsektor Saldo Bersih Tertimbang Triwulan IV-2012* Triwulan IV-2012* 1 Pertanian (1.40) Pertambangan dan Penggalian (1.53) (2.29) 3 Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan 0.69 (1.37) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (1.47) (0.74) 7 Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total (0.72) 1.79 Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Produksi karet diperkirakan akan meningkat sementara masuknya musim panen padi mendorong tumbuhnya sub sektor. Di samping itu, harga komoditi karet yang mulai membaik juga diharapkan menjadi faktor pendorong berkembangnya sektor ini. Sektor industri pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan akan tumbuh. Adanya pertambangan migas baru diperkirakan mendorong pertumbuhan sektor ini. 64 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

93 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat. Selanjutnya, menggeliatnya perkembangan ekonomi juga diikuti dengan meningkatnya perdagangan sehingga mendorong sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. B. Proyeksi Inflasi Perkembangan harga-harga pada triwulan I-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2012 mencapai 5,0%-5,50% (yoy) meningkat dari triwulan laporan 4,22% (yoy). Faktor penyebab inflasi terutama bersumber dari sisi penawaran. Produksi bumbu-bumbuan yang masih terbatas menjadi penyebab peningkatan inflasi volatile foods. Namun demikian, masuknya musim panen padi diharapkan dapat menahan laju inflasi kelompak ini. Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun dampak lanjutannya. Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga barang investasi terutama properti. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam beberapa tahun terakhir memicu turut menyebabkan kenaikan harga properti Jambi. Komoditi-komoditi yang diperkirakan mengalami peningkatan harga adalah bumbu-bumbuan, dan biaya properti. Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 m-t-m (%) Catatan: Inflasi Februari - Desember 2013 adalah angka perkiraan TRIWULAN IV-2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 65

94 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 y-o-y (%) Catatan: Inflasi Februari - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 y-t-d (%) Catatan: Inflasi Februari -Desember 2012 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-bumbuan, 2) Meningkatnya pembangunan konstruksi masyarakat, 3) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi memasuki musim hujan yang dapat menghambat distribusi. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi 13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. 66 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2012

95 LAMPIRAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI PROVINSI REGIONAL RIAU Triwulan II - 200 7 Kantor Bank Indonesia P e k a n b a r u KATA PENGANTAR BUKU Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau ini merupakan terbitan rutin triwulanan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III-2013 Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Bali Triwulan III-2013 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Asesmen Ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 211 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan II 2014 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-2013

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-2013 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-213 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan IV-213 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV 21 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I 2010 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci