KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215

2 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan. FUNGSI 1. Fungsi Statistik dan surveillance 2. Fungsi Kajian 3. Fungsi Komunikasi dan Pelaksanaan Program 4. Fungsi Sistem Pembayaran 5. Fungsi Manajemen Intern dan koordinasi Wilayah TUGAS POKOK 1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya; 2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan sektor riil dan UMKM. 3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya 4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan, program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif 5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama. Kalender Publikasi KEKR Triwulan I Mei Triwulan II Agustus Triwulan III November Triwulan IV Februari Penerbit : Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan - Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia Telp : / Fax : Publikasi KER secara online dapat diperoleh di: 1.

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karunianya sehingga buku Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Aceh Triwulan III 215 ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi, perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional Provinsi Aceh periode triwulan laporan mendeskripsikan bahwa perekonomian Aceh menunjukkan kecenderungan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Banda Aceh, November 215 Kepala Perwakilan, Ahmad Farid Deputi Direktur 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR ISTILAH TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH... 8 RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 BAB 1. KONDISI MAKROEKONOMI ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ACEH KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA TPID PROVINSI ACEH BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH ANALISIS PERBANKAN DAERAH INTERMEDIASI DAN DAN RESIKO PERBANKAN KETAHANAN SEKTOR KORPORASI KETAHANAN SEKTOR UMKM KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI BAB 4. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KETENAGAKERJAAN KESEJAHTERAAN BAB 5. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH BAB 6. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH INFLASI PROVINSI ACEH LAMPIRAN BOX 1. KAJIAN PERDAGANGAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI ACEH... 3 BOX 2. EVALUASI PEMANFAATAN DANA OTONOMI KHUSUS ACEH TAHUN KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 3

5 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Struktur Ekonomi Aceh Sisi Penawaran Grafik 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas Grafik 1.3 Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Aceh (yoy(%) Grafik 1.4 Pertumbuhan Sektor Pertanian Grafik 1.5 Pangsa dan Kontribusi Sektor Pertanian Grafik 1.6 Pangsa Subsektor Pertanian Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.8 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik 1.9 Pangsa dan Kontribusi Sektor Perdagangan Grafik 1.1 Penjualan Kendaraan Bermotor Grafik 1.11 Perkembangan Kredit PHR... 2 Grafik 1.12 Realiasi Ekonomi Sektor PHR... 2 Grafik 1.13 Pertumbuhan Sektor Pertambangan-Penggalian... 2 Grafik 1.14 Pangsa dan Kontribusi Sektor Pertambangan Penggalian... 2 Grafik 1.15 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.16 Pangsa dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.17 Pangsa Subsektor Industri Pengolahan Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Grafik 1.19 Realiasi Ekonomi Sektor PHR Grafik 1.2 Laju dan Kontribusi Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) Grafik 1.21 Struktur PDRB Sisi Permintaan Grafik 1.22 Perkembangan Konsumsi RT Grafik 1.23 Kontribusi Konsumsi RT Grafik 1.24 Pangsa Subkomponen Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.25 Pangsa Subkomponen Konsumsi Rumah Tangga Non Makanan Grafik 1.26 Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) Grafik 1.27 Penggunaan Listrik Rumah Tangga Grafik 1.28 Perkembangan Konsumsi Pemerintah Grafik 1.29 Kontribusi Konsumsi Pemerintah Grafik 1.3 Realisasi Pengadaan Semen di Aceh Grafik 1.31 Perkembangan Investasi Grafik 1.32 Pangsa Realisasi PMA Per Sektor Grafik 1.33 Pangsa Realisasi PMDN Per Sektor...26 Grafik 1.34 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi)...27 Grafik 1.35 Perkembangan Ekspor (Dengan Migas) Provinsi Aceh...27 Grafik 1.36 Perkembangan Impor (Dengan Migas) Provinsi Aceh...27 Grafik 1.37 Ekspor Impor Luar Negeri Aceh Triwulan Laporan...27 Grafik 1.38 Ekspor Impor Antar Daerah Aceh Triwulan Laporan...27 Grafik 1.39 Perkembangan Net Ekspor Antar Daerah Aceh (ADHK)...29 Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi year on year, quarter to quarter, dan month to month di Aceh (%) Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi year on year di kawasan Sumatera (%) Grafik 2.3 Inflasi Kelompok (mtm) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

6 Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Rata-Rata Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik 2.6 Inflasi Kelompok (qtq) Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Aceh (yoy (%)) Grafik 2.8 Inflasi Kelompok Pada Triwulan II 215 (yoy (%)) Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.1 Kontribusi Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.11 Pergerakan Harga Komoditas Daging Sapi Grafik 2.12 Pergerakan Harga Komoditas Daging Ayam Grafik 2.13 Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan Grafik 2.14 Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Grafik 2.15 Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Triwulan II Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh Grafik 3.4 Struktur DPK Aceh Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah Grafik 3.7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan... 5 Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK... 5 Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh... 5 Grafik 3.1 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh... 5 Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) Menurut Penggunaan Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik 3.16 LDR dan NPL Bank Syariah Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR Grafik 3.2 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Grafik 3.21 Perkembangan Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.22 Komposisi Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran KUR Aceh Grafik 3.24 Perkembangan NPL UMKM Provinsi Aceh Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik 3.26 Perkembangan KPR Grafik 3.27 Perkembangan KKB Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.3 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 5

7 Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh Grafik 4.2 Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) Grafik 4.3 Porsi Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama Grafik 4.4 Perkembangan Kemiskinan Aceh Grafik 4.5 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional Grafik 4.6 Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi Grafik 4.7 Perkembangan NTP Aceh pada Triwulan II Grafik 4.8 NTP Tiap Provinsi di Wilayah Sumatera pada Triwulan II Grafik 4.9 NTP Aceh Menurut SubSektor pada Triwulan II Grafik 4.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.11 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.12 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.13 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 5.1 Pangsa Keuangan Daerah Aceh Grafik 5.2 Peningkatan Target Pendapatan Aceh Grafik 5.3 Perkembangan Struktur Pendapatan Aceh Grafik 5.4 Struktur Pendapatan Aceh Grafik 5.5 Struktur Pendapatan Kab/Kota Aceh Grafik 5.6 Struktur Pendapatan Provinsi Aceh Grafik 6.1 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Juli KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh Tabel 1.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi dan Jagung Angka Ramalan II Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Tabel 1.4 Realisasi Investasi PMA (Ribu USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh Tabel 1.5 Ekspor Luar Negeri Aceh Tabel 1.6 Impor Luar Negeri Aceh Tabel 1.7 Neraca Perdagangan Luar Negeri Aceh Tabel 2.2 Perbandingan Inflasi Triwulanan(qtq) Tabel 2.3 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Tabel 2.4 Pergerakan Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh Tabel 2.5 Inflasi menurut kota dan kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh (yoy;%)... 4 Tabel 2.6 Komoditas Pemberi Andil Inflasi Tahun 215 (yoy%)... 4 Tabel 2.7 Perbandingan Inflasi Kota...41 Tabel 5.1 Realisasi Belanja Provinsi Aceh Triwulan II 215 (Rupiah) Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tabel 6.2 Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 7

9 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Indeks Harga Konsumen* : - Banda Aceh 128,96 131,36 134,31 135,32 17,42 18,61 11,54 114,84 113,22 115,96 115,29 - Lhokseumawe 138,9 141,23 142,88 144,56 17,2 18,61 11,91 115,49 113,3 115,87 115,96 - Meulaboh ,12 112,75 116,93 12,56 118,48 121,6 12,27 Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) - Banda Aceh 1,29 3,26 5,12 6,39 6,9 5,33 4,53 7,83 5,4 6,12 4,3 - Lhokseumawe 3,19 3,66 5,63 8,27 4,13 5,26 5,12 8,53 5,44 6,36 4,55 - Meulaboh ,69 5,76 7,52 8,2 5,67 6,47 2,86 *) IHK mulai triwulan II-28 menggunakan tahun dasar INDIKATOR 27,84 28,29 28,31 28,57 28,9 28,32 27,48 27,94 28,79 PDRB - harga konstan (triliun Rp) 27,55 28,5 PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN 7,9 7,26 7,36 7,29 7,17 7,51 7,68 7,3 7,59 7,68 8,5 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,63 3,52 3,58 3,47 3,43 3,36 3,2 2,95 2,51 2,44 2,36 INDUSTRI PENGOLAHAN 2,31 2,22 2,17 2,1 2,18 2,21 2,7 1,77 1,58 1,64 1,7 PENGADAAN LISTRIK, GAS,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4 PENGADAAN AIR,1,1,1,1,1,1,1,1,1,1,1 KONSTRUKSI 2,38 2,42 2,47 2,58 2,54 2,56 2,62 2,68 2,47 2,53 2,62 PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPED 3,94 4,11 4,2 4,15 4,1 4,24 4,4 4,29 4,23 4,37 4,49 TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 2,8 2,1 2,16 2,18 2,11 2,13 2,19 2,33 2,23 2,25 2,32 PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN MINUM,27,28,28,29,29,3,3,31,31,31,32 INFORMASI & KOMUNIKASI,94,96,97,99 1, 1,2 1,4 1,5 1,4 1,6 1,7 JASA KEUANGAN,42,43,44,44,43,44,44,45,45,41,45 REAL ESTATE,87,9,92,94,95,97,99 1, 1,2 1,3 1,5 JASA PERUSAHAAN,15,15,16,16,16,17,17,17,17,17,17 ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMSOS WAJIB 1,93 1,95 2,1 2,4 2,7 2,2 2,14 2,25 2,18 2,26 2,38 JASA PENDIDIKAN,54,53,54,6,55,55,57,64,6,62,64 JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL,63,65,68,72,69,71,7,73,71,76,78 JASA LAINNYA,32,32,33,33,34,34,35,35,36,37,36 Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 2,75 2,24 3,22 3,8 1,79 2,62 2,16,4-2,2-2,21 -,38 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 2,82 12,73 9,7 3,61 1,59,38,1 1,8 14,4 12,9 8,9 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) na na na na na na na na na na na Nilai Impor Nonmigas (Juta USD) 1,44 1,34,84 1,5 1,7 8,21 4,28 9,3 5,5 31,1 16,2 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) na na na na na na na na na na na b. Perbankan INDIKATOR A.BANK UMUM : a. Bank Umum Konvensional Aset (Rp Juta) Posisi SBI (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Giro Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) - berdasarkan bank pelapor Berdasarkan Penggunaan : Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR (%) 93,99 9,72 86,36 95,33 99,48 91, ,69 86,78 89,9 81,9 74,71 - NPL (Rp Juta) Rasio NPL (%) 4,94 4,93 5,27 4,4 4,55 4,59 4,53 4,39 4,46 4,28 4, INDIKATOR b. Bank Umum Syariah Aset (Rp Juta) Posisi SBI (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Giro Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) - berdasarkan Bank Pelapor Modal Kerja Investasi Konsumsi FDR (%) 149,79 153,54 13,2 11,92 13,8 12,86 123,71 11,6 11,44 11,51 9,2 - NPF (Rp Juta) NPF (%) 5,9 5,87 5,87 5,54 6,39 7,64 8,1 7,7 5,81 5,1 5,51 8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

10 Perbankan (lanjutan) INDIKATOR B.BPR Konvensional : Aset (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) Modal Kerja Konsumsi Investasi NPL (%) 1,23 7,64 8, LDR (%) 168,48 177,81 165,32 133,76 163,5 152,24 152,24,, Syariah : Aset (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) Modal Kerja Konsumsi Investasi NPL (%) 15,25 12,84 15, FDR (%) 19,26 111,76 115,42 77,41 118,42 97,52 97,52-1,7 Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek (rupiah & valas) Menurut Penggunaan (Bank Umum dan BPR) Modal Kerja Investasi Konsumsi LDR (%) 98,98 96,1 9,45 96,59 12,77 94,36 934,55 974,55 974,55 131,94 144,5 c. Sistem Pembayaran INDIKATOR Aliran Kas di Provinsi Aceh : - Inflow (miliar Rp) Outflow (miliar Rp) RTGS : Dari Aceh (miliar Rp) Ke Aceh (miliar Rp) Di Aceh (miliar Rp) Jumlah Uang Palsu yang ditemukan (lembar) Nominal Kliring (miliar Rp) ,81 56,24 Volume Kliring (lembar) Nilai Transaksi RTGS (Rp. Miliar) Volume Transaksi RTGS (warkat) Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit (Rp.Jutaan) Volume Kliring Kredit (warkat) Rata-rata Harian Nominal Kiring Kredit(Rp.Juta) Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit(warkat) Nominal Kliring Debet Penyerahan (Rp. Jutaan) Volume Kliring Debet Penyerahan (warkat) Rata-rata Harian Nominal Kiring Debet (Rp. Juta) Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (warkat) Nominal Kliring Debet Pengembalian (Rp.Jutaan) Volume Kliring Debet Pengembalian (warkat) Rata-rata Harian Nominal Kiring Debet Pengembalian Rata-rata Harian Volume Kliring Debet Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp. Jutaan) Volume Tolakan Cek/BG Kosong (warkat) Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong Rata-rata Haarian Volume Cek/BG Kosong KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 9

11 RINGKASAN EKSEKUTIF 1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

12 RINGKASAN EKSEKUTIF GAMBARAN UMUM Pada triwulan III 215, pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 2,21% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar -2,12%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tanpa migas Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,99% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar 4,34%). Tekanan inflasi Aceh pada triwulan-iii 215 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat menurun dari 6,83% (yoy) pada triwulan-ii 215 menjadi 4,19% (yoy) pada triwulan laporan sehingga secara kumulatif (year to date), inflasi Aceh sampai dengan triwulan-iii 215 adalah sebesar,31%. Jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Ytd triwulan III dalam tiga tahun terakhir sebesar 3,83%. Kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan-iii 215. Inflasi triwulan-iii 215 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar Banda Aceh 4,3%, Lhokseumawe 4,55%, dan Meulaboh 2,86% (yoy). Perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), menurunnya Non Performing Loan/finance (NPL/F). Meski demikian, angka Loan to Deposit Ratio (LDR) masih relatif rendah yakni di bawah batas 78%. Sejalan dengan belum membaiknya perekonomian Aceh, tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Aceh hingga bulan Agustus 215 mencapai 63,44%. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh berada pada level 9,93%, sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh berdasarkan data terakhir bulan Maret 215 tercatat sebesar 17,8%. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan Maret 214 yang sebesar 18,5%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 3,51% dan di daerah perkotaan sebesar 2,69%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh. Realisasi dari pendapatan dan belanja anggaran merupakan bentuk kinerja dari keuangan daerah dan dapat menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui transmisi pengeluaran pemerintah dan investasi. Hingga triwulan III-215 realisasi anggaran belanja pemerintah hanya tercatat 25,51% dari alokasi anggaran tahun 215. Sementara realisasi pendapatan telah mencapai 43,48% dari target. Atas kondisi ini, konsumsi pemerintah di triwulan ini hanya memberikan sumbangan pertumbuhan 1,35%. Perekonomian Aceh pada triwulan IV tahun 215 diperkirakan tumbuh meningkat pada kisaran,53% s.d 1,53% (yoy). Kontraksi dari sisi penawaran diperkirakan masih bersumber dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Sementara itu, kontraksi dari sisi permintaan diperkirakan masih akan berasal dari tinggi nya impor. Pada triwulan IV tahun 215 inflasi Aceh diperkirakan masih berada pada level antara 2,38% - 3,58% (yoy). Rendahnya inflasi pada tahun 215 terutama disebabkan oleh penurunan harga BBM dan faktor cuaca baik yang meningkatkan produksi pertanian & perikanan. Ekonomi Aceh pada triwulan III 215 membaik dibandingkan triwulan lalu atau mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy) ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL Pada triwulan III 215, pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas Provinsi Aceh mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 2,21% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar -2,12%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tanpa migas Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,99% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar 4,34%). Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang mengalami penurunan masih menjadi pemicu utama menurunnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut memberikan kontribusi kontraksi masing-masing sebesar 2,15% dan 1,5%. Namun, peningkatan pertumbuhan sektor pertanian memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,32%. Beberapa sektor yang menjadi penopang pertumbuhan Aceh pada masa kontraksi triwulan laporan adalah sektor administrasi pemerintahan, KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

13 perdagangan, transportasi dan jasa. Sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi positif terhadap petumbuhan ekonomi Aceh. Dari sisi permintaan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu oleh perdagangan Aceh terutama perdagangan antar daerah yang mengalami net impor. Impor Aceh memberikan kontribusi kontraksi paling besar yaitu mencapai -3,42%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga tercatat mengalami kontraksi dan memberikan kontribusi sebesar -,45%. Sementara itu, komponen utama yaitu konsumsi mengalami pertumbuhan yang dipicu oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah memberikan kontribusi pertumbuhan masing-masing sebesar 1,93% dan 1,35%. Inflasi Aceh pada triwulan III 215 mengalami penurunan sebagai imbas stabil & rendahnya harga komoditas volatile food akibat kondisi cuaca yang baik Perkembangan perbankan di Triwulan III-215 menunjukkan peningkatan. Tingkat pengangguran Aceh per Agustus 215 meningkat namun tingkat kemiskinan per Maret 215 menurun ASESMEN INFLASI DAERAH Pada triwulan-iii 215, Pergerakan laju inflasi Aceh baik secara tahunan, triwulanan maupun bulanan, tercatat mengalami penurunan Inflasi yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota pantauan inflasi, yaitu Banda Aceh, Lhoksumawe, dan Meulaboh pada triwulan-iii 215 tercatat inflasi sebesar 4,19%(yoy) dan,55%(mtm). Perkembangan inflasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi bulanan sebesar 1,7% dan inflasi secara tahunan sebesar 4,19%. Rendahnya inflasi pada periode ini terutama disumbang oleh penurunan harga pada sub kelompok padi, umbi dan hasilnya, daging dan hasil-hasinya serta ikan segar yang mengalami deflasi masing-masing sebesar,11%,,6%,,3% dan,11%. Penurunan harga ini terjadi sebagai dampak cuaca baik yang meningkatkan hasil panen tanaman pangan serta melimpahnya tangkapan ikan. Secara year to date (Ytd) inflasi pada triwulan-iii 215 tercatat sebesar,31%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Ytd triwulan III tiga tahun terakhir sebesar 3,83%. Inflasi triwulan-iii 215 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar: Banda Aceh 4,3%, Lhokseumawe 4,55%, dan Meulaboh 2,86% (yoy). Inflasi administered price, volatile food, dan core masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,52%, 1,87%, dan,12%. Menurut kontribusinya tekanan inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok administred price sebesar 1,99%(Grafik 2.1). Menurut komoditasnya, andil inflasi tinggi disumbang oleh tarif listrik, bensin dan LPG 3Kg. Selain itu inflasi tahunan juga disumbang oleh komoditas core dengan andil sebesar 1,77%. Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil tinggi pada inflasi antara lain pasir, emas perhiasan, tukang bukan mandor serta akademi/perguruan. ASESMEN PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh seperti penyaluran kredit dan DPK yang mengalami peningkatan pertumbuhan. Posisi DPK di Provinsi Aceh pada akhir Triwulan-III 215 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 23,1% (yoy), atau mengalami peningkatan pertumbuhan dari triwulan sebelumnya yang mencapai 19,78% (yoy). Perbankan Aceh telah menyalurkan kredit sebesar Rp26,37 triliun atau tumbuh sebesar 8,63% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp26,36 triliun atau tumbuh sebesar 6,68% (yoy). Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 mencapai Rp48,71 triliun. Secara tahunan tumbuh sebesar 8,82% (yoy), menurun dibandingkan pertumbuhan Triwulan-II 215 sebesar 9,64% (yoy). LDR perbankan konvensional pada Triwulan-III 215 mencapai 76,18%, menurun dibandingkan Triwulan-II 215 yang mencapai 83,88% (Grafik 3.15). Namun demikian, LDR yang berada dibawah batas minimum LDR target (78%) menjadi peringatan bagi perbankan agar dapat meningkatkan pembiayaannya dan tidak hanya berfokus mencari sumber pendanaan saja. Kredit bermasalah atau NPL perbankan konvensional sebesar 4,3%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,28%. kondisi tersebut mendekati level batas indikatif (5%) sehingga manajemen pengelolaan risiko masih harus memberikan perhatian khusus terhadap hal ini. ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh per Agustus 215 menunjukan jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 215 mencapai 2,183 juta orang, bertambah sekitar 6 ribu orang dibanding Agustus 214 sebesar 2,123 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Aceh pada Agustus 215 mencapai 9,93%, lebih tinggi,91% dibandingkan TPT bulan Agustus 215 yang hanya sebesar 9,2%. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah angkatan kerja yang terjadi selama periode tahun 214 hingga tahun 215 yang tidak dapat diserap dengan baik oleh pasar tenaga kerja. Sampai dengan periode bulan Maret 215, tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh mengalami penurunan dibandingkan dengan Maret 214. Jumlah penduduk miskin di Aceh pada bulan Maret 215 sebanyak 852 ribu jiwa (17,8%) atau menurun sebanyak 29 ribu orang jika dibandingkan dengan Maret 214 yang mencapai 881 ribu orang (18,5%). 12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

14 Realisasi Pendapatan dan Belanja Provinsi Aceh pada triwulan III 215 mengalami penurunan. ASESMEN KEUANGAN DAERAH Kinerja pendapatan Aceh pada triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya. Penerimaan pendapatan pemerintah Aceh mencapai Rp 15,9 Triliun atau 43,48%. Penurunan realisasi penerimaan pendapatan terjadi pada pendapatan yang dikelola oleh provinsi yang menurun dari realisasi sebesar 68,56% pada triwulan III tahun lalu menjadi 41,59% pada tahun ini. Sementara itu realisasi penerimaan dari total kabupaten/kota di Aceh sebesar 44,47% pada tahun ini, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 36,74%. Penyebab menurunnya realisasi pendapatan yang dikelola oleh provinsi adalah menurunnya realisasi dana otsus yang menurun dari 78,92% pada tahun lalu menjadi 36,6% pada tahun ini membuat kinerja realisasi pendapatan Aceh mengalami penurunan secara keseluruhan. Kinerja realisasi belanja Aceh pada triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja pemerintah Aceh sebesar Rp 9,25 Triliun atau 25,51%. Realisasi belanja yang dikelola oleh provinsi yang menurun dari sebesar 39,4% pada triwulan III tahun lalu menjadi 27,87% pada tahun ini. Selain itu realisasi belanja dari total kabupaten/kota di Aceh juga hanya sebesar 24,23% pada tahun ini, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 26,45%. Penyebab menurunnya realisasi belanja pemerintah adalah penurunan realisasi belanja modal dan barang. Realisasi belanja modal pada periode laporan sebesar 14,81%, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,3%. Sementara itu, realisasi belanja barang dan jasa menurun dari 28,72% tahun lalu menjadi 27%. Namun demikian, angka yang terekam dalam sistem belum mencerminkan realisasi sebenarnya. Hal tersebut terjadi karena laporan realisasi belanja dari SKPA baik provinsi maupun kabupaten/kota masih ada yang belum terekam dalam sistem di Dinas Keuangan Provinsi Aceh Perekonomian Aceh triwulan IV 215 diperkirakan kembali mengalami pertumbuhan positif namun secara agregat tahun 215, ekonomi Aceh terkontraksi. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Aceh pada triwulan IV 215 diperkirakan akan tumbuh antara,53% dan,84% namun secara keseluruhan tahun 215 diperkirakan akan mengalami kontraksi pertumbuhan dalam kisaran 1,43% dan,38%. Salah satu faktor penyebab utama terkontraksinya ekonomi Aceh adalah akibat defisitnya neraca dagang Aceh. Ekspor luar negeri migas Aceh yang menurun drastis dan besarnya impor domestik (antar daerah) merupakan penyebab utama menurunnya perekonomian Aceh. Walaupun ekspor luar negeri non migas Aceh mengalami peningkatan, kinerjanya diperkirakan masih akan terganggu oleh tren penurunan harga komoditas dunia, khususnya komoditas ekspor unggulan di sektor pertanian perkebunan seperti kelapa sawit, coklat dan kopi. Selain itu, menurunnya ekonomi Aceh dipicu oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Aceh antara lain: memberikan stimulus perekonomian berupa percepatan realisasi APBA, merumuskan kebijakan untuk menurunkan defisit neraca perdagangan Aceh serta melakukan penguatan daya saing daerah. Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 2,58%, lebih rendah dari range sasaran inflasi nasional sebesar 4±1%. Pada akhir tahun 215 ini, inflasi Aceh juga diperkirakan masih akan stabil dan cenderung menurun dalam kisaran 2,38% - 3,58% karena kondisi cuaca yang baik menjamin kelancaran supply beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di Aceh seperti ikan tongkol dan beras. Koordinasi intensif antara BI dan pemerintah dalam Tim pengendalian inflasi Daerah (TPID) Aceh diperkirakan mampu menjaga laju inflasi sehingga inflasi Aceh pada akhir tahun 215 diperkirakan masih dalam kisaran target yaitu 4±1%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

15 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215

16 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan. FUNGSI 1. Fungsi Statistik dan surveillance 2. Fungsi Kajian 3. Fungsi Komunikasi dan Pelaksanaan Program 4. Fungsi Sistem Pembayaran 5. Fungsi Manajemen Intern dan koordinasi Wilayah TUGAS POKOK 1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya; 2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan sektor riil dan UMKM. 3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya 4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan, program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif 5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama. Kalender Publikasi KEKR Triwulan I Mei Triwulan II Agustus Triwulan III November Triwulan IV Februari Penerbit : Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan - Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia Telp : / Fax : Publikasi KER secara online dapat diperoleh di: 1.

17 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karunianya sehingga buku Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Aceh Triwulan III 215 ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi, perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional Provinsi Aceh periode triwulan laporan mendeskripsikan bahwa perekonomian Aceh menunjukkan kecenderungan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Banda Aceh, November 215 Kepala Perwakilan, Ahmad Farid Deputi Direktur 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

18 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR ISTILAH TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH... 8 RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 BAB 1. KONDISI MAKROEKONOMI ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ACEH KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA TPID PROVINSI ACEH BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH ANALISIS PERBANKAN DAERAH INTERMEDIASI DAN DAN RESIKO PERBANKAN KETAHANAN SEKTOR KORPORASI KETAHANAN SEKTOR UMKM KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI BAB 4. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KETENAGAKERJAAN KESEJAHTERAAN BAB 5. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH BAB 6. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH INFLASI PROVINSI ACEH LAMPIRAN BOX 1. KAJIAN PERDAGANGAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI ACEH... 3 BOX 2. EVALUASI PEMANFAATAN DANA OTONOMI KHUSUS ACEH TAHUN KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 3

19 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Struktur Ekonomi Aceh Sisi Penawaran Grafik 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas Grafik 1.3 Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Aceh (yoy(%) Grafik 1.4 Pertumbuhan Sektor Pertanian Grafik 1.5 Pangsa dan Kontribusi Sektor Pertanian Grafik 1.6 Pangsa Subsektor Pertanian Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.8 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik 1.9 Pangsa dan Kontribusi Sektor Perdagangan Grafik 1.1 Penjualan Kendaraan Bermotor Grafik 1.11 Perkembangan Kredit PHR... 2 Grafik 1.12 Realiasi Ekonomi Sektor PHR... 2 Grafik 1.13 Pertumbuhan Sektor Pertambangan-Penggalian... 2 Grafik 1.14 Pangsa dan Kontribusi Sektor Pertambangan Penggalian... 2 Grafik 1.15 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.16 Pangsa dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.17 Pangsa Subsektor Industri Pengolahan Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Grafik 1.19 Realiasi Ekonomi Sektor PHR Grafik 1.2 Laju dan Kontribusi Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) Grafik 1.21 Struktur PDRB Sisi Permintaan Grafik 1.22 Perkembangan Konsumsi RT Grafik 1.23 Kontribusi Konsumsi RT Grafik 1.24 Pangsa Subkomponen Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.25 Pangsa Subkomponen Konsumsi Rumah Tangga Non Makanan Grafik 1.26 Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) Grafik 1.27 Penggunaan Listrik Rumah Tangga Grafik 1.28 Perkembangan Konsumsi Pemerintah Grafik 1.29 Kontribusi Konsumsi Pemerintah Grafik 1.3 Realisasi Pengadaan Semen di Aceh Grafik 1.31 Perkembangan Investasi Grafik 1.32 Pangsa Realisasi PMA Per Sektor Grafik 1.33 Pangsa Realisasi PMDN Per Sektor...26 Grafik 1.34 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi)...27 Grafik 1.35 Perkembangan Ekspor (Dengan Migas) Provinsi Aceh...27 Grafik 1.36 Perkembangan Impor (Dengan Migas) Provinsi Aceh...27 Grafik 1.37 Ekspor Impor Luar Negeri Aceh Triwulan Laporan...27 Grafik 1.38 Ekspor Impor Antar Daerah Aceh Triwulan Laporan...27 Grafik 1.39 Perkembangan Net Ekspor Antar Daerah Aceh (ADHK)...29 Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi year on year, quarter to quarter, dan month to month di Aceh (%) Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi year on year di kawasan Sumatera (%) Grafik 2.3 Inflasi Kelompok (mtm) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

20 Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Rata-Rata Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik 2.6 Inflasi Kelompok (qtq) Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Aceh (yoy (%)) Grafik 2.8 Inflasi Kelompok Pada Triwulan II 215 (yoy (%)) Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.1 Kontribusi Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.11 Pergerakan Harga Komoditas Daging Sapi Grafik 2.12 Pergerakan Harga Komoditas Daging Ayam Grafik 2.13 Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan Grafik 2.14 Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Grafik 2.15 Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Triwulan II Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh Grafik 3.4 Struktur DPK Aceh Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah Grafik 3.7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan... 5 Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK... 5 Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh... 5 Grafik 3.1 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh... 5 Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) Menurut Penggunaan Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik 3.16 LDR dan NPL Bank Syariah Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR Grafik 3.2 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Grafik 3.21 Perkembangan Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.22 Komposisi Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran KUR Aceh Grafik 3.24 Perkembangan NPL UMKM Provinsi Aceh Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik 3.26 Perkembangan KPR Grafik 3.27 Perkembangan KKB Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.3 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 5

21 Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh Grafik 4.2 Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) Grafik 4.3 Porsi Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama Grafik 4.4 Perkembangan Kemiskinan Aceh Grafik 4.5 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional Grafik 4.6 Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi Grafik 4.7 Perkembangan NTP Aceh pada Triwulan II Grafik 4.8 NTP Tiap Provinsi di Wilayah Sumatera pada Triwulan II Grafik 4.9 NTP Aceh Menurut SubSektor pada Triwulan II Grafik 4.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.11 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.12 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.13 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 5.1 Pangsa Keuangan Daerah Aceh Grafik 5.2 Peningkatan Target Pendapatan Aceh Grafik 5.3 Perkembangan Struktur Pendapatan Aceh Grafik 5.4 Struktur Pendapatan Aceh Grafik 5.5 Struktur Pendapatan Kab/Kota Aceh Grafik 5.6 Struktur Pendapatan Provinsi Aceh Grafik 6.1 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Juli KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

22 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh Tabel 1.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi dan Jagung Angka Ramalan II Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Tabel 1.4 Realisasi Investasi PMA (Ribu USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh Tabel 1.5 Ekspor Luar Negeri Aceh Tabel 1.6 Impor Luar Negeri Aceh Tabel 1.7 Neraca Perdagangan Luar Negeri Aceh Tabel 2.2 Perbandingan Inflasi Triwulanan(qtq) Tabel 2.3 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Tabel 2.4 Pergerakan Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh Tabel 2.5 Inflasi menurut kota dan kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh (yoy;%)... 4 Tabel 2.6 Komoditas Pemberi Andil Inflasi Tahun 215 (yoy%)... 4 Tabel 2.7 Perbandingan Inflasi Kota...41 Tabel 5.1 Realisasi Belanja Provinsi Aceh Triwulan II 215 (Rupiah) Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tabel 6.2 Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 7

23 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Indeks Harga Konsumen* : - Banda Aceh 128,96 131,36 134,31 135,32 17,42 18,61 11,54 114,84 113,22 115,96 115,29 - Lhokseumawe 138,9 141,23 142,88 144,56 17,2 18,61 11,91 115,49 113,3 115,87 115,96 - Meulaboh ,12 112,75 116,93 12,56 118,48 121,6 12,27 Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) - Banda Aceh 1,29 3,26 5,12 6,39 6,9 5,33 4,53 7,83 5,4 6,12 4,3 - Lhokseumawe 3,19 3,66 5,63 8,27 4,13 5,26 5,12 8,53 5,44 6,36 4,55 - Meulaboh ,69 5,76 7,52 8,2 5,67 6,47 2,86 *) IHK mulai triwulan II-28 menggunakan tahun dasar INDIKATOR 27,84 28,29 28,31 28,57 28,9 28,32 27,48 27,94 28,79 PDRB - harga konstan (triliun Rp) 27,55 28,5 PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN 7,9 7,26 7,36 7,29 7,17 7,51 7,68 7,3 7,59 7,68 8,5 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,63 3,52 3,58 3,47 3,43 3,36 3,2 2,95 2,51 2,44 2,36 INDUSTRI PENGOLAHAN 2,31 2,22 2,17 2,1 2,18 2,21 2,7 1,77 1,58 1,64 1,7 PENGADAAN LISTRIK, GAS,3,3,3,3,3,4,4,4,4,4,4 PENGADAAN AIR,1,1,1,1,1,1,1,1,1,1,1 KONSTRUKSI 2,38 2,42 2,47 2,58 2,54 2,56 2,62 2,68 2,47 2,53 2,62 PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPED 3,94 4,11 4,2 4,15 4,1 4,24 4,4 4,29 4,23 4,37 4,49 TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 2,8 2,1 2,16 2,18 2,11 2,13 2,19 2,33 2,23 2,25 2,32 PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN MINUM,27,28,28,29,29,3,3,31,31,31,32 INFORMASI & KOMUNIKASI,94,96,97,99 1, 1,2 1,4 1,5 1,4 1,6 1,7 JASA KEUANGAN,42,43,44,44,43,44,44,45,45,41,45 REAL ESTATE,87,9,92,94,95,97,99 1, 1,2 1,3 1,5 JASA PERUSAHAAN,15,15,16,16,16,17,17,17,17,17,17 ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMSOS WAJIB 1,93 1,95 2,1 2,4 2,7 2,2 2,14 2,25 2,18 2,26 2,38 JASA PENDIDIKAN,54,53,54,6,55,55,57,64,6,62,64 JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL,63,65,68,72,69,71,7,73,71,76,78 JASA LAINNYA,32,32,33,33,34,34,35,35,36,37,36 Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 2,75 2,24 3,22 3,8 1,79 2,62 2,16,4-2,2-2,21 -,38 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 2,82 12,73 9,7 3,61 1,59,38,1 1,8 14,4 12,9 8,9 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) na na na na na na na na na na na Nilai Impor Nonmigas (Juta USD) 1,44 1,34,84 1,5 1,7 8,21 4,28 9,3 5,5 31,1 16,2 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) na na na na na na na na na na na b. Perbankan INDIKATOR A.BANK UMUM : a. Bank Umum Konvensional Aset (Rp Juta) Posisi SBI (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Giro Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) - berdasarkan bank pelapor Berdasarkan Penggunaan : Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR (%) 93,99 9,72 86,36 95,33 99,48 91, ,69 86,78 89,9 81,9 74,71 - NPL (Rp Juta) Rasio NPL (%) 4,94 4,93 5,27 4,4 4,55 4,59 4,53 4,39 4,46 4,28 4, INDIKATOR b. Bank Umum Syariah Aset (Rp Juta) Posisi SBI (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Giro Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) - berdasarkan Bank Pelapor Modal Kerja Investasi Konsumsi FDR (%) 149,79 153,54 13,2 11,92 13,8 12,86 123,71 11,6 11,44 11,51 9,2 - NPF (Rp Juta) NPF (%) 5,9 5,87 5,87 5,54 6,39 7,64 8,1 7,7 5,81 5,1 5,51 8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

24 Perbankan (lanjutan) INDIKATOR B.BPR Konvensional : Aset (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) Modal Kerja Konsumsi Investasi NPL (%) 1,23 7,64 8, LDR (%) 168,48 177,81 165,32 133,76 163,5 152,24 152,24,, Syariah : Aset (Rp Juta) Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) Tabungan Deposito Kredit (Rp Juta) Modal Kerja Konsumsi Investasi NPL (%) 15,25 12,84 15, FDR (%) 19,26 111,76 115,42 77,41 118,42 97,52 97,52-1,7 Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek (rupiah & valas) Menurut Penggunaan (Bank Umum dan BPR) Modal Kerja Investasi Konsumsi LDR (%) 98,98 96,1 9,45 96,59 12,77 94,36 934,55 974,55 974,55 131,94 144,5 c. Sistem Pembayaran INDIKATOR Aliran Kas di Provinsi Aceh : - Inflow (miliar Rp) Outflow (miliar Rp) RTGS : Dari Aceh (miliar Rp) Ke Aceh (miliar Rp) Di Aceh (miliar Rp) Jumlah Uang Palsu yang ditemukan (lembar) Nominal Kliring (miliar Rp) ,81 56,24 Volume Kliring (lembar) Nilai Transaksi RTGS (Rp. Miliar) Volume Transaksi RTGS (warkat) Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit (Rp.Jutaan) Volume Kliring Kredit (warkat) Rata-rata Harian Nominal Kiring Kredit(Rp.Juta) Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit(warkat) Nominal Kliring Debet Penyerahan (Rp. Jutaan) Volume Kliring Debet Penyerahan (warkat) Rata-rata Harian Nominal Kiring Debet (Rp. Juta) Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (warkat) Nominal Kliring Debet Pengembalian (Rp.Jutaan) Volume Kliring Debet Pengembalian (warkat) Rata-rata Harian Nominal Kiring Debet Pengembalian Rata-rata Harian Volume Kliring Debet Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp. Jutaan) Volume Tolakan Cek/BG Kosong (warkat) Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong Rata-rata Haarian Volume Cek/BG Kosong KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 9

25 RINGKASAN EKSEKUTIF 1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

26 RINGKASAN EKSEKUTIF GAMBARAN UMUM Pada triwulan III 215, pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 2,21% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar -2,12%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tanpa migas Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,99% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar 4,34%). Tekanan inflasi Aceh pada triwulan-iii 215 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat menurun dari 6,83% (yoy) pada triwulan-ii 215 menjadi 4,19% (yoy) pada triwulan laporan sehingga secara kumulatif (year to date), inflasi Aceh sampai dengan triwulan-iii 215 adalah sebesar,31%. Jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Ytd triwulan III dalam tiga tahun terakhir sebesar 3,83%. Kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan-iii 215. Inflasi triwulan-iii 215 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar Banda Aceh 4,3%, Lhokseumawe 4,55%, dan Meulaboh 2,86% (yoy). Perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), menurunnya Non Performing Loan/finance (NPL/F). Meski demikian, angka Loan to Deposit Ratio (LDR) masih relatif rendah yakni di bawah batas 78%. Sejalan dengan belum membaiknya perekonomian Aceh, tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Aceh hingga bulan Agustus 215 mencapai 63,44%. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh berada pada level 9,93%, sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh berdasarkan data terakhir bulan Maret 215 tercatat sebesar 17,8%. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan Maret 214 yang sebesar 18,5%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 3,51% dan di daerah perkotaan sebesar 2,69%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh. Realisasi dari pendapatan dan belanja anggaran merupakan bentuk kinerja dari keuangan daerah dan dapat menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui transmisi pengeluaran pemerintah dan investasi. Hingga triwulan III-215 realisasi anggaran belanja pemerintah hanya tercatat 25,51% dari alokasi anggaran tahun 215. Sementara realisasi pendapatan telah mencapai 43,48% dari target. Atas kondisi ini, konsumsi pemerintah di triwulan ini hanya memberikan sumbangan pertumbuhan 1,35%. Perekonomian Aceh pada triwulan IV tahun 215 diperkirakan tumbuh meningkat pada kisaran,53% s.d 1,53% (yoy). Kontraksi dari sisi penawaran diperkirakan masih bersumber dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Sementara itu, kontraksi dari sisi permintaan diperkirakan masih akan berasal dari tinggi nya impor. Pada triwulan IV tahun 215 inflasi Aceh diperkirakan masih berada pada level antara 2,38% - 3,58% (yoy). Rendahnya inflasi pada tahun 215 terutama disebabkan oleh penurunan harga BBM dan faktor cuaca baik yang meningkatkan produksi pertanian & perikanan. Ekonomi Aceh pada triwulan III 215 membaik dibandingkan triwulan lalu atau mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy) ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL Pada triwulan III 215, pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas Provinsi Aceh mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar 2,21% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar -2,12%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tanpa migas Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,99% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar 4,34%). Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang mengalami penurunan masih menjadi pemicu utama menurunnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut memberikan kontribusi kontraksi masing-masing sebesar 2,15% dan 1,5%. Namun, peningkatan pertumbuhan sektor pertanian memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,32%. Beberapa sektor yang menjadi penopang pertumbuhan Aceh pada masa kontraksi triwulan laporan adalah sektor administrasi pemerintahan, KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

27 perdagangan, transportasi dan jasa. Sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi positif terhadap petumbuhan ekonomi Aceh. Dari sisi permintaan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu oleh perdagangan Aceh terutama perdagangan antar daerah yang mengalami net impor. Impor Aceh memberikan kontribusi kontraksi paling besar yaitu mencapai -3,42%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga tercatat mengalami kontraksi dan memberikan kontribusi sebesar -,45%. Sementara itu, komponen utama yaitu konsumsi mengalami pertumbuhan yang dipicu oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah memberikan kontribusi pertumbuhan masing-masing sebesar 1,93% dan 1,35%. Inflasi Aceh pada triwulan III 215 mengalami penurunan sebagai imbas stabil & rendahnya harga komoditas volatile food akibat kondisi cuaca yang baik Perkembangan perbankan di Triwulan III-215 menunjukkan peningkatan. Tingkat pengangguran Aceh per Agustus 215 meningkat namun tingkat kemiskinan per Maret 215 menurun ASESMEN INFLASI DAERAH Pada triwulan-iii 215, Pergerakan laju inflasi Aceh baik secara tahunan, triwulanan maupun bulanan, tercatat mengalami penurunan Inflasi yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota pantauan inflasi, yaitu Banda Aceh, Lhoksumawe, dan Meulaboh pada triwulan-iii 215 tercatat inflasi sebesar 4,19%(yoy) dan,55%(mtm). Perkembangan inflasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi bulanan sebesar 1,7% dan inflasi secara tahunan sebesar 4,19%. Rendahnya inflasi pada periode ini terutama disumbang oleh penurunan harga pada sub kelompok padi, umbi dan hasilnya, daging dan hasil-hasinya serta ikan segar yang mengalami deflasi masing-masing sebesar,11%,,6%,,3% dan,11%. Penurunan harga ini terjadi sebagai dampak cuaca baik yang meningkatkan hasil panen tanaman pangan serta melimpahnya tangkapan ikan. Secara year to date (Ytd) inflasi pada triwulan-iii 215 tercatat sebesar,31%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Ytd triwulan III tiga tahun terakhir sebesar 3,83%. Inflasi triwulan-iii 215 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar: Banda Aceh 4,3%, Lhokseumawe 4,55%, dan Meulaboh 2,86% (yoy). Inflasi administered price, volatile food, dan core masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,52%, 1,87%, dan,12%. Menurut kontribusinya tekanan inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok administred price sebesar 1,99%(Grafik 2.1). Menurut komoditasnya, andil inflasi tinggi disumbang oleh tarif listrik, bensin dan LPG 3Kg. Selain itu inflasi tahunan juga disumbang oleh komoditas core dengan andil sebesar 1,77%. Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil tinggi pada inflasi antara lain pasir, emas perhiasan, tukang bukan mandor serta akademi/perguruan. ASESMEN PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh seperti penyaluran kredit dan DPK yang mengalami peningkatan pertumbuhan. Posisi DPK di Provinsi Aceh pada akhir Triwulan-III 215 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 23,1% (yoy), atau mengalami peningkatan pertumbuhan dari triwulan sebelumnya yang mencapai 19,78% (yoy). Perbankan Aceh telah menyalurkan kredit sebesar Rp26,37 triliun atau tumbuh sebesar 8,63% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp26,36 triliun atau tumbuh sebesar 6,68% (yoy). Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 mencapai Rp48,71 triliun. Secara tahunan tumbuh sebesar 8,82% (yoy), menurun dibandingkan pertumbuhan Triwulan-II 215 sebesar 9,64% (yoy). LDR perbankan konvensional pada Triwulan-III 215 mencapai 76,18%, menurun dibandingkan Triwulan-II 215 yang mencapai 83,88% (Grafik 3.15). Namun demikian, LDR yang berada dibawah batas minimum LDR target (78%) menjadi peringatan bagi perbankan agar dapat meningkatkan pembiayaannya dan tidak hanya berfokus mencari sumber pendanaan saja. Kredit bermasalah atau NPL perbankan konvensional sebesar 4,3%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,28%. kondisi tersebut mendekati level batas indikatif (5%) sehingga manajemen pengelolaan risiko masih harus memberikan perhatian khusus terhadap hal ini. ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh per Agustus 215 menunjukan jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 215 mencapai 2,183 juta orang, bertambah sekitar 6 ribu orang dibanding Agustus 214 sebesar 2,123 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Aceh pada Agustus 215 mencapai 9,93%, lebih tinggi,91% dibandingkan TPT bulan Agustus 215 yang hanya sebesar 9,2%. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah angkatan kerja yang terjadi selama periode tahun 214 hingga tahun 215 yang tidak dapat diserap dengan baik oleh pasar tenaga kerja. Sampai dengan periode bulan Maret 215, tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh mengalami penurunan dibandingkan dengan Maret 214. Jumlah penduduk miskin di Aceh pada bulan Maret 215 sebanyak 852 ribu jiwa (17,8%) atau menurun sebanyak 29 ribu orang jika dibandingkan dengan Maret 214 yang mencapai 881 ribu orang (18,5%). 12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

28 Realisasi Pendapatan dan Belanja Provinsi Aceh pada triwulan III 215 mengalami penurunan. ASESMEN KEUANGAN DAERAH Kinerja pendapatan Aceh pada triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya. Penerimaan pendapatan pemerintah Aceh mencapai Rp 15,9 Triliun atau 43,48%. Penurunan realisasi penerimaan pendapatan terjadi pada pendapatan yang dikelola oleh provinsi yang menurun dari realisasi sebesar 68,56% pada triwulan III tahun lalu menjadi 41,59% pada tahun ini. Sementara itu realisasi penerimaan dari total kabupaten/kota di Aceh sebesar 44,47% pada tahun ini, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 36,74%. Penyebab menurunnya realisasi pendapatan yang dikelola oleh provinsi adalah menurunnya realisasi dana otsus yang menurun dari 78,92% pada tahun lalu menjadi 36,6% pada tahun ini membuat kinerja realisasi pendapatan Aceh mengalami penurunan secara keseluruhan. Kinerja realisasi belanja Aceh pada triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja pemerintah Aceh sebesar Rp 9,25 Triliun atau 25,51%. Realisasi belanja yang dikelola oleh provinsi yang menurun dari sebesar 39,4% pada triwulan III tahun lalu menjadi 27,87% pada tahun ini. Selain itu realisasi belanja dari total kabupaten/kota di Aceh juga hanya sebesar 24,23% pada tahun ini, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 26,45%. Penyebab menurunnya realisasi belanja pemerintah adalah penurunan realisasi belanja modal dan barang. Realisasi belanja modal pada periode laporan sebesar 14,81%, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,3%. Sementara itu, realisasi belanja barang dan jasa menurun dari 28,72% tahun lalu menjadi 27%. Namun demikian, angka yang terekam dalam sistem belum mencerminkan realisasi sebenarnya. Hal tersebut terjadi karena laporan realisasi belanja dari SKPA baik provinsi maupun kabupaten/kota masih ada yang belum terekam dalam sistem di Dinas Keuangan Provinsi Aceh Perekonomian Aceh triwulan IV 215 diperkirakan kembali mengalami pertumbuhan positif namun secara agregat tahun 215, ekonomi Aceh terkontraksi. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Aceh pada triwulan IV 215 diperkirakan akan tumbuh antara,53% dan,84% namun secara keseluruhan tahun 215 diperkirakan akan mengalami kontraksi pertumbuhan dalam kisaran 1,43% dan,38%. Salah satu faktor penyebab utama terkontraksinya ekonomi Aceh adalah akibat defisitnya neraca dagang Aceh. Ekspor luar negeri migas Aceh yang menurun drastis dan besarnya impor domestik (antar daerah) merupakan penyebab utama menurunnya perekonomian Aceh. Walaupun ekspor luar negeri non migas Aceh mengalami peningkatan, kinerjanya diperkirakan masih akan terganggu oleh tren penurunan harga komoditas dunia, khususnya komoditas ekspor unggulan di sektor pertanian perkebunan seperti kelapa sawit, coklat dan kopi. Selain itu, menurunnya ekonomi Aceh dipicu oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Aceh antara lain: memberikan stimulus perekonomian berupa percepatan realisasi APBA, merumuskan kebijakan untuk menurunkan defisit neraca perdagangan Aceh serta melakukan penguatan daya saing daerah. Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 2,58%, lebih rendah dari range sasaran inflasi nasional sebesar 4±1%. Pada akhir tahun 215 ini, inflasi Aceh juga diperkirakan masih akan stabil dan cenderung menurun dalam kisaran 2,38% - 3,58% karena kondisi cuaca yang baik menjamin kelancaran supply beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di Aceh seperti ikan tongkol dan beras. Koordinasi intensif antara BI dan pemerintah dalam Tim pengendalian inflasi Daerah (TPID) Aceh diperkirakan mampu menjaga laju inflasi sehingga inflasi Aceh pada akhir tahun 215 diperkirakan masih dalam kisaran target yaitu 4±1%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

29

30 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Pada triwulan III 215, pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas Provinsi Aceh mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy), mengalami penurunan perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,21% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya terkontraksi sebesar 2,12%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tanpa migas Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,99% (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar 4,34%) Kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang mengalami penurunan masih menjadi pemicu utama menurunnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut memberikan andil kontraksi masing-masing sebesar -2,15% dan -1,5%. Kontraksi Provinsi Aceh dapat tertahan melalui peningkatan pertumbuhan sektor pertanian memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,32%. Sektor lainnya yang menjadi penopang pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan adalah sektor administrasi pemerintahan, perdagangan, transportasi dan jasa. Dari sisi penerimaan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu oleh perdagangan Aceh terutama perdagangan antar daerah yang mengalami net impor. Impor Aceh memberikan kontribusi kontraksi paling besar yaitu mencapai 3,42%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga tercatat mengalami kontraksi dan memberikan andil kontraksi sebesar,45%. Sementara itu, komponen utama dalam PDRB Aceh, yaitu konsumsi mengalami pertumbuhan yang dipicu oleh peningkatan kinerja konsumsi baik oleh rumah tangga maupun pemerintah memberikan kontribusi pertumbuhan masing-masing sebesar 1,93% dan 1,35%. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN Grafik Struktur Ekonomi Aceh Sisi Penawaran 8,% 2,7% 8,3% 2,2%,6% 3,6% 1,6% 3,7% 1,1% 15,6% 9,1% 1,2% 27,9% 5,9%,% 8,2%,1% Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor Transportasi & Pergudangan Penyediaan Akomodasi & Makan Minum Informasi & Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial Pada triwulan III 215 struktur ekonomi Aceh dari sisi penawaran masih didiominasi sektor pertanian dengan pangsa terbesar yaitu sebesar 27,95%. Selanjutnya sektor dengan pangsa terbesar adalah sektor perdagangan (15,6%), dan sektor konstruksi (9,9%) (Grafik 1.1). Jasa lainnya Sumber:BPS Provinsi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

31 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Tabel Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh Growth qtq (%) Growth yoy (%) Sektoral (Rp Triliun) I II III IV I II III III-14 II-15 III-15 I-15 II-15 III-15 Pertanian, Kehutanan, & 7,17 7,51 7,68 7,3 7,59 7,68 8,5 2,25 1,22 4,8 5,78 2,17 4,72 Perikanan Pertambangan & Penggalian 3,43 3,36 3,2 2,95 2,51 2,44 2,36-4,82-2,83-2,93-26,94-27,59-26,15 Industri Pengolahan 2,18 2,21 2,7 1,77 1,58 1,64 1,7-6,31 3,85 3,38-27,49-25,45-17,74 Pengadaan Listrik, Gas,3,4,4,4,4,4,4 -,69-3,94 4,1 1,67 -,8 4,74 Pengadaan Air,1,1,1,1,1,1,1 1,14 5,28 5,99-1,17 4,83 9,87 Konstruksi 2,54 2,56 2,62 2,68 2,47 2,53 2,62 2,33 2,65 3,38-3,4-1,4 -,2 Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor 4,1 4,24 4,4 4,29 4,23 4,37 4,49 3,8 3,32 2,69 3,21 3,22 2,12 Transportasi & Pergudangan 2,11 2,13 2,19 2,33 2,23 2,25 2,32 3,11,87 3,4 5,77 5,66 5,59 Penyediaan Akomodasi & Makan,29,3,3,31,31,31,32 1,87 2,26 1,27 5,37 5,35 4,73 Minum Informasi & Komunikasi 1, 1,2 1,4 1,5 1,4 1,6 1,7 1,3 1,64 1,4 4,33 3,49 3,23 Jasa Keuangan,43,44,44,45,45,41,45,4-8,87 9,48 5,1-6,98 1,79 Real Estate,95,97,99 1, 1,2 1,3 1,5 2,3 1,23 1,54 7,47 6,82 6,2 Jasa Perusahaan,16,17,17,17,17,17,17 1,12 1,88 2,16 3,12 1,13 2,17 Administrasi Pemerintahan, 2,7 2,2 2,14 2,25 2,18 2,26 2,38 6,3 3,54 5,46 5,46 11,61 11,1 Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan,55,55,57,64,6,62,64 3,61 3,49 2,94 8,94 12,33 11,6 Jasa Kesehatan & Kegiatan,69,71,7,73,71,76,78-1,86 6,81 2,68 3,19 6,8 11,75 Sosial Jasa lainnya,34,34,35,35,36,37,36 1,9 2,3-2,62 7,14 6,98 3,6 PDRB 28,5 28,57 28,9 28,32 27,48 27,94 28,79 1,15 1,68 3,5-2,2-2,21 -,38 PDRB Non Migas 24,83 25,45 26,13 26,11 25,85 26,46 27,2 2,7 2,37 2,79 4,13 3,99 4,9 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan III 215, pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh mengalami kontraksi sebesar,38% (yoy), tingkat kontraksi ini menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,21% (yoy) (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya terkontraksi sebesar 2,12%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tanpa migas Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,9%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan yang sebesar 3,99% (yoy) (Angka ini merupakan koreksi data dari BPS yang sebelumnya sebesar 4,34%) (Grafik 1.2). Perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan laporan masih dipicu oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam pada triwulan laporan. Sektor tersebut mengalami kontraksi masing-masing sebesar -26,15% dan -17,74% (yoy). Selain itu, sektor lain yang mengalami kontraksi adalah konstruksi yaitu sebesar -,2%. Walaupun ketiga sektor tersebut mengalami kontraksi, namun kontraksi yang terjadi pada triwulan laporan lebih kecil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor perekonomian terbesar Aceh, yaitu sektor pertanian yang mengalami peningkatan pertumbuhan dan mampu menahan kontraksi ekonomi Aceh lebih lanjut. Seiring dengan cuaca baik yang menopang subsektor tanaman pangan dan perikanan, sektor pertanian Aceh tumbuh meningkat sebesar 4,72%. Selain itu upaya khusus (upsus) yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Aceh bekerjasama dengan TNI juga turut meningkatkan produksi tanaman pangan. Beberapa sektor yang menjadi penopang pertumbuhan Aceh pada masa kontraksi triwulan laporan adalah sektor administrasi pemerintahan, perdagangan, transportasi dan jasa. Sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi positif terhadap petumbuhan ekonomi Aceh. (Tabel 1.1). Apabila dilihat dari sumber kontraksi, kontribusi terbesar disumbang oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan dengan kontribusi masing-masing sebesar -2,15% dan -1,5% (yoy). Meskipun secara keseluruhan 16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

32 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh perekonomian Aceh mengalami kontraksi, beberapa sektor masih tumbuh dan memberikan kontribusi positif diantaranya adalah sektor pertanian(1,32%), administrasi pemerintahan(,91%), transportasi(,45%), dan perdagangan(,33%) (Grafik 1.3) Grafik Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas PDRB PDRB Non Migas Rp Triliun YoY YoY % 35, 6, 5,22 3, 4,83 4,77 4,5 4,25 4,1 4,13 3,99 4,9 4, 3,49 3,22 3,48 25, 2,75 3,8 2,62 2,24 2,16 2, 1,79 2, 15,,4, -,38 1, 5, -2,2-2,21-2,, -4, I II III IV I II III IV I II Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor 1,5 1,,5, -,5-1, -1,5-2, -2,5 Persen (%) 1,32 Pertanian, Kehutanan, & Ekonomi Aceh (yoy(%) -2,15-1,5 Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan,33,45 Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Transportasi & Pergudangan,12,22 Informasi & Komunikasi Real Estate,91 Administrasi Pemerintahan, Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh,26 Jasa Pendidikan SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN Grafik Pertumbuhan Sektor Pertanian Grafik Pangsa dan Kontribusi Sektor Pertanian Rp Triliun 8,2 8, 7,8 7,6 7,4 7,2 7, 6,8 6,6 8,5 6,76 6,58 7,59 7,68 7,68 5,78 7,51 4,72 4,44 7,26 7,36 7,3 7,29 7,17 7,9 3,52 2,93 2,64 2,17 1,19 Pertanian, Kehutanan, & Perikanan YoY, , 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1,, % % Pangsa PDRB Kontribusi Pertumbuhan 2 1,76 1,69 1,6 2 1,18 1,32 1,75,69,93,6 1,3, % 29% 28% 28% 27% 27% 26% 26% 25% 25% 24% Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan III 215, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki nilai sebesar Rp8,5 Triliun atau tumbuh sebesar 4,72%(yoy). Sektor utama Aceh ini mengalami peningkatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan lalu yang sebesar 2,17%(yoy) (Grafik 1.4). Peningkatan pertumbuhan ini terutama berasal dari kontribusi dari subsektor tanaman pangan. Cuaca baik selama bulan Juli s.d September 215 mendukung produksi tanaman pangan dan perikanan. Selain itu upaya khusus (upsus) swasembada Padi- Jagung-Kedelai yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Aceh bekerjasama dengan TNI juga dinilai efektif dalam meningkatkan produksi tanaman pangan. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi sektor utama dengan pangsa terbesar dalam PDRB Provinsi Aceh yaitu sebesar 27,95%. Dengan pangsa yang besar, kontribusi pertumbuhan sektor ini terhadap ekonomi Aceh sangat signifikan. Pada triwulan III 215 ini, sektor ini memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,32%, meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar,6% (Grafik 1.5). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

33 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Pangsa Subsektor Pertanian Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Jasa Pertanian Kehutanan Perikanan 18% 18% 18% 17% 17% 18% 27% 26% 26% 26% 27% 26% 19% 19% 19% 2% 19% 19% Average Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh mengalami kekeringan dan banjir. Pangsa terbesar sektor pertanian Aceh berasal dari subsektor tanaman perkebunan (26%). Selanjutnya diikuti oleh subsektor tanaman pangan dengan pangsa sebesar 19% (Grafik 1.6). Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan laporan terutama terjadi karena andil dari subsektor tanaman pangan yang mengalami peningkatan. Cuaca yang baik hingga akhir triwulan III tahun 215 ini mendukung pencapaian target produksi komoditas-komoditas tanaman pangan. Kondisi cuaca tahun ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi tahun 214 yang Menurut data BPS Aceh, Sampai dengan subround II (Januari-Agustus) tahun 215, telah terealisasi luas panen padi sebesar 294,4 ribu Ha dengan perkiraan jumlah produksi sebanyak 1,47 juta ton GKG. Jika dibandingkan dengan realisasi luas panen periode Januari-Agustus tahun 214, luas panen mengalami peningkatan sebesar 44,7 ribu Ha atau meningkat sebesar 17,93%. Pada Angka Ramalan (Aram) II tahun 215, diperkirakan akan terealisasi luas panen padi sebesar 467,4 ribu Ha atau mengalami peningkatan luas panen sebesar 24,26% dibandingkan luas panen pada tahun 214. Pada tahun 215 juga diperkirakan akan terealisasi produksi padi sebesar 2,33 juta ton GKG. Jika dibandingkan dengan produksi tahun 214, produksi tahun 215 diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 27,9%. Komoditas jagung juga tercatat mengalami peningkatan produksi. Aram II 215 menunjukkan bahwa luas panen jagung pada tahun 215 diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 342 Ha (,72%) Sementara itu, produksi jagung diperkirakan mencapai 24 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar,83% dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 1.2 ). Hal ini mengkonfirmasi adanya peningkatan produksi pada subsektor tanaman pangan. Peningkatan pada subsektor tanaman pangan dengan pangsa 19% ini memberikan andil yang cukup besar terhadap sektor pertanian secara keseluruhan. Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi dan Jagung Angka Ramalan II 215 Sumber : BPS Provinsi Aceh Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian belum terlihat dari pertumbuhan kredit pada sektor tersebut. Pada triwulan laporan, kredit sektor pertanian tumbuh 46%(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan lalu yang tumbuh 61% (Grafik 1.7). Namun demikian, walaupun intensitasnya lebih rendah, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Aceh telah memberikan indikasi awal bahwa realisasi Sektor Pertanian akan mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III 215 (Grafik 1.8). 18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

34 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Rp Miliyar % Kredit S_Pertanian Growth (yoy) IV I II III , 6, 4, 2,, -2, -4, -6, Grafik Realisasi Ekonomi Sektor Pertanian % % SKDU PDRB III IV IV I II III IV I II III , 8, 6, 4, 2,, Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh SEKTOR PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR Kinerja sektor Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor masih mencatat pertumbuhan namun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 215, sektor ini tumbuh sebesar 2,12% (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,22%(yoy) (Grafik 1.9). Sektor Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor menjadi sektor dengan pangsa terbesar setelah sektor pertanian yaitu sebesar 15,6%. Dengan pangsa yang tinggi, kontribusi pertumbuhan sektor ini terhadap ekonomi Aceh juga cukup signifikan. Pada triwulan III 215, sektor ini memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar,33%, menurun dibandingkan triwulan lalu dengan kontribusi sebesar,5% (Grafik 1.1). Grafik Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik Pangsa dan Kontribusi Sektor Perdagangan Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Rp Triliun Mobil & Sepeda Motor 4,6 YoY 4,49 4,4 4,4 4,37 6,32 4,29 5,93 4,24 4,23 4,2 4,11 5,31 4,2 4,15 4,88 4,1 4,67 4,19 4, 3,94 3,8 3,22 3,21 3,22 3,8 2,12 % 8, 6, 4, 2, % Pangsa PDRB Kontribusi Pertumbuhan 1,85,93,79 1,72,71,61 1,46,49,49,5,33 % 16% 16% 15% 15% 14% 3,6, 14% Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Perlambatan sektor perdagangan terkonfirmasi dari perlambatan yang juga ditunjukkan oleh kredit perbankan berdasarkan lokasi proyek pada sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan laporan, kredit sektor PHR tumbuh sebesar 2,%, melambat dibandingkan dengan triwulan lalu yang tumbuh sebesar 9,41%(yoy) (Grafik 1.11). Selain itu, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh juga menunjukkan terdapatnya penurunan pada sektor perdagangan (Grafik 1.12). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

35 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Perkembangan Kredit PHR Grafik Realiasi Ekonomi Sektor PHR Rp Miliyar Kredit S_Perdagangan Growth (yoy) IV I II III % ,5 2, 1,5 1,,5, -,5 % % 12, SKDU PDRB 1, 8, 6, 4, IV I II III IV I II III IV I , ,, Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang memberikan andil terbesar terhadap terkontraksinya perekonomian Aceh. Berakhirnya produksi LNG Aceh sangat berdampak signifikan terhadap sektor ini. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh pada tahun 215 ini akan terhambat oleh fenomena habisnya gas alam tersebut. Pada triwulan III 215, sektor ini mengalami kontraksi sebesar 26,15% (yoy), namun lebih baik dibandingkan dengan triwulan lalu yang terkontraksi lebih dalam sebesar 27,59%(yoy) (Grafik 1.13). Pada triwulan III 215, sektor ini memberikan andil kontraksi sebesar -2,15%, atau lebih baik dari triwulan sebelumnya yang memberikan andil sebesar -2,4% (Grafik 1.14). Perbaikan kinerja sektor pertambangan dan penggalian terkonfirmasi dari adanya peningkatan realisasi investasi di penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada sektor pertambangan. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada triwulan III 215, investasi pada sektor pertambangan mendominasi realisasi investasi PMDN mencapai Rp521 Miliar. Industri pertambangan dan penggalian didominasi oleh subsektor pertambangan minyak dan gas yang pangsa nya mencapai 68% dari keseluruhan total sektor pertambangan. Penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 29 tentang Mineral dan Batubara (Minerba) juga masih berdampak pada kinerja sektor ini. Perusahaan tambang harus membangun industri pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri dan melarang ekspor bahan baku mineral mentah. Subsektor pertambangan bijih logam merupakan subsektor yang paling terkena dampak oleh peraturan tersebut. Kebijakan ini membuat beberapa perusahaan tambang biji besi di Aceh berhenti beroperasi. Subsektor bijih logam yang memiliki pangsa 9% dari keseluruhan sektor pertambangan turut memberikan kontribusi terhadap kontraksinya sektor ini. Grafik Pertumbuhan Sektor Grafik Pangsa dan Kontribusi Sektor Pertambangan-Penggalian Pertambangan Penggalian Rp Triliun Pertambangan & Penggalian YoY 4, 3,63 3,52 3,58 3,47 3,43 3,36-2,63 3,2-5,65-4,98-5,31-4,58-5,53 2,95 3, 2,51 2,44 2,36 2, 1,, -1,48-14,83-26,94-26,15-27,59 %, -5, -1, -15, -2, -25, -3, % Pangsa PDRB Kontribusi Pertumbuhan -1 -,33-1 -,74 -,63 -,65 -,68 -, , , , ,46-2,4 % 14% 12% 1% 8% 6% 4% 2% % Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

36 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Grafik Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik Pangsa dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Rp Triliun Industri Pengolahan YoY 2,5 2,31 2,22 2,17 2,1 2,18 2,21 2,7,25 -,64 2, 1,77 1,58 1,64 1,7-4,23-6,64-5,66-4,67 1,5-1,16 1, -15,64-17,74,5-27,49-25,45, % 5,, -5, -1, -15, -2, -25, -3, % Pangsa PDRB Kontribusi Pertumbuhan ,2 -,5 -,34 -,51 -,44 -,33 -,75 -,98-1,58-1,5-1,5 % 1% 8% 6% 4% 2% % Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan III 215, sektor industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar 17,74% (yoy), atau terkontraksi lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 25,45%(yoy) (Grafik 1.15). Sektor industri pengolahan yang memiliki pangsa sebesar 5,2% ini memberikan andil kontraksi sebesar -1,5%, lebih baik dibandingkan triwulan lalu yang memberikan kontribusi sebesar -1,5% (Grafik 1.16). Adanya proyek LNG Storage & Regasification Terminal yang dikelola salah satu perusahaan di subsubsektor ini, memberikan perbaikan kinerja subsubsektor ini. Walaupun pasokan gas alam didatangkan dari daerah lain, namun aktivitas pengolahan atau proses regasifikasi tersebut sedikit banyak memberikan kontribusi terhadap nilai tambah subsubsektor pengilangan migas. Hal tersebut terkonfirmasi dari meningkatnya komoditas ekspor non migas Aceh khususnya komoditas bahan bakar mineral dan bahan kimia anorganik. Menurut hasil rilis BPS Aceh, pada triwulan III 215, dua komoditas tersebut masing-masing memiliki nilai ekspor sebesar USD 5,7 Juta dan USD 2,3 Juta. Grafik Pangsa Subsektor Industri Pengolahan 25% 28% 29% 27% 15% 16% 17% 19% 31% 28% 21% 18% Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional/Mfg. of Chemicals & Pharmaceuticals & Botanical Products Industri Makanan dan Minuman/Mfg. of Food Products & Beverages Sektor industri pengolahan di Provinsi Aceh berkaitan erat dengan sektor pertambangan dan penggalian. Beberapa subsektor industri pengolahan yang terkait langsung dengan sektor pertambangan adalah subsektor pengolahan batubara dan pengilangan migas, galian logam, galian non logam, dan logam dasar. 53% 48% 46% 45% 38% 46% Average BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Industri Batubara dan Pengilangan Migas/Mfg. of Coal & Refned Petroleum Products dengan pangsa masing-masing sebesar 28% dan 18% (Grafik 1.17). Subsektor dengan pangsa terbesar adalah subsektor pengolahan batubara dan pengilangan migas dengan proporsi sebesar 46% dari total keseluruhan sektor industri pengolahan. Setelah itu terdapat industri kimia-farmasi dan industri makanan-minuman Berakhirnya produksi gas di Aceh berdampak pada kinerja industri pengolahan terutama subsubsektor pengilangan migas. Industri pengilangan migas membutuhkan pasokan gas alam yang berupakan bahan baku untuk diolah. Ketiadaan bahan baku tersebut membuat industri pengilangan migas mengalami penurunan yang signifikan. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

37 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Perbaikan pada sektor ini juga terkonfirmasi oleh perkembangan kredit di sektor industri pengolahan. Penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan juga tercatat masih mengalami perbaikan walaupun masih mengalami kontraksi. Kredit sektor industri pengolahan berdasarkan lokasi proyek mengalami kontraksi sebesar,82 % (yoy) pada triwulan laporan. Lebih baik dibandingkan triwulan lalu yang terkontraksi sebesar 29,9% (yoy) (Grafik 1.18). Selain itu, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh juga menunjukkan bahwa para pengusaha di sektor industri pengolahan menyatakan bahwa terdapat peningkatan kegiatan usaha selama triwulan III 215 (Grafik 1.19). Grafik Perkembangan Kredit Sektor industri Rp Miliyar Pengolahan Kredit S_Ind.Pengolahan Growth (yoy) IV I II III umber : Laporan Bank Umum, diolah % , 2,, -2, -4, -6, -8, Grafik Realiasi Ekonomi Sektor PHR % % 2, SKDU PDRB 1, III IV IV I II III IV I II III, , -2, -3, Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN Tabel Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Komponen (Rp Triliun) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 214 I II III IV I II III III-14 II-15 III-15 I-15 II-15 III-15 15,31 15,48 15,76 15,86 15,81 15,91 16,29 1,8,6 2,4 3,3 2,8 3,4 Pengeluaran Konsumsi LNPRT,53,54,49,5,49,49,5-1,2,9 1,2-8,1-9,8 1,7 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,69 5,21 5,8 7,82 4,64 5,32 6,17 11,3 14,7 15,9-1,2 2,1 6,3 Pembentukan Modal Tetap Bruto 9,23 9,1 9,3 9,42 9,4 9,4 9,34 2,2, 3,3-2,1 -,7,4 215 Growth qtq (%) Growth yoy (%) Perubahan Inventori,,,,,,, -34,3-192,5-61,8-9,6-155,6 332,3 Ekspor 11,77 12,1 12,65 11,13 11,34 11,89 12,52 5,3 4,9 5,3-3,7-1, -1, Impor 13,49 13,78 15,1 16,41 13,83 14,71 16,2 9,6 6,4 8,9 2,5 6,8 6,1 P D R B 28,5 28,57 28,9 28,32 27,48 27,94 28,79 1,15 1,68 3,5-2,2-2,21 -,38 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Laju dan Kontribusi Pertumbuhan PDRB 8, 6, 4, 2,, -2, Persen (%) 3,41 1,93 Konsumsi Rumah Tangga dari Sisi Permintaan (yoy(%)) Pertumbuhan (yoy) 1,68,3 Konsumsi LNPRT 6,31 1,35 Konsumsi Pemerintah Kontribusi Pertumbuhan,12,38 Pembentukan Modal Tetap Bruto -1,3 -,45 Ekspor 3,42 6,14 Impor 4, 3, 2, 1,, -1, Grafik Struktur PDRB Sisi Permintaan 26,34% 2,58% 15,35% 26,78%,82% 1,13% Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah PMTB (Investasi) Perubahan Inventori Ekspor Impor Sumber : BPS Provinsi Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh 22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

38 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Kontraksi ekonomi Aceh dari sisi permintaan disebabkan oleh lebih besarnya impor dibandingkan dengan ekspor Provinsi Aceh. Kondisi neraca perdagangan yang defisit ini memberikan dampak yang sangat signifikan yaitu sumbangan kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -3,42%. Selain itu, ekspor juga tercatat mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar 1,5% dengan kontribusi kontraksi sebesar -,45%. Sementara itu, komponen utama dalam PDRB permintaan Provinsi Aceh, yaitu konsumsi mengalami pertumbuhan yang dipicu oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang tumbuh masing-masing sebesar 3,41% (yoy) dan 6,31% (yoy) sehingga memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,93% dan 1,35%. (Tabel 1.3 dan Grafik 1.2). Struktur ekonomi Aceh dari sisi permintaan setelah pergantian dasar menjadi tahun 21 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 26,78%. Selanjutnya komponen lainnya dengan pangsa terbesar adalah impor (26,34%), ekspor (2,58%), dan PMTB/Investasi (15,35%) (Grafik 1.21). KONSUMSI Konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 2,78% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,41% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.22). Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,93%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,58% (Grafik 1.23). Grafik Perkembangan Konsumsi RT Grafik Kontribusi Konsumsi RT Rp Triliun 16,5 16, 15,5 15, 14,5 14, 3,74 3,5 2,39 2,36 3,15 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Y on Y % 3,67 3,62 3,35 3,27 2,78 3,41 14,8 14,9 15,2 15,3 15,3 15,5 15,8 15,9 15,8 15,9 16,3 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1,,5, % Pangsa PDRB Kontribusi Pertumbuhan 2,1 1,88 1,99 1,97 1,87 1,88 1,93 1,72 1,58 1,29 1,28 58% 57% 56% 55% 54% 53% 52% 51% Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan terjadi akibat peningkatan dari subkomponen non makanan, yaitu transportasi dan listrik. Peningkatan pertumbuhan subkomponen transportasi terkonfirmasi dari data penjualan kendaraan bermotor untuk keperluan konsumsi pada triwulan III 215 yang juga mengalami peningkatan signifikan. Penjualan kendaraan bermotor untuk konsumsi mengalami pertumbuhan sebesar 16%(yoy), meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -15%(Grafik 1.26). Sementara itu, peningkatan subkomponen listrik terkonfirmasi dari meningkatnya pertumbuhan penggunaan listrik rumah tangga sebesar 8,26%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 6,86% (Grafik 1.27). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

39 Ribu BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Pangsa Subkomponen Konsumsi Rumah Tangga Grafik Pangsa Subkomponen Konsumsi Rumah Tangga Non Makanan 52% 53% 53% 53% 54% 53% Non Makanan Makanan 6% 6% 6% 6% 6% 6% 11% 12% 12% 11% 12% 12% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 5% 5% 5% 5% 5% 5% Komunikasi Transportasi/Angkutan Kesehatan Perabot, Peralatan rumahtangga dan Pemeliharaan Rutin Rumah 48% 47% 47% 47% 46% 47% 8% 8% 8% 8% 8% 8% Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 5% 5% 5% 5% 5% 5% Pakaian Average Average Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Komponen terbesar dalam konsumsi rumah tangga rata-rata secara tahunan adalah konsumsi non makanan yaitu sebesar 53% atau senilai Rp 31,1 Triliun sementara konsumsi makanan sebesar 47% atau sebesar Rp 27,5 Triliun (Grafik 1.24). Komponen non makanan terdiri dari 1 sub komponen yang didominasi oleh konsumsi transportasi yang sebesar 12% dari total konsumsi rumah tangga (Rp 6,75 Triliun) dan konsumsi perumahan, air, listrik yang sebesar 8% dari total konsumsi rumah tangga (Rp 4,71 Triliun) (Grafik 1.25) Grafik Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) Grafik Penggunaan Listrik Rumah Tangga Unit Kendaraan Bermotor Konsumsi Growth (yoy) Sumber : Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Aceh, diolah BI Aceh 16% IV I II III IV I II III % 3% 2% 1% % -1% -2% -3% Kons.listrik Rmh Tangga g_kons.listrik RT kwh yoy,% , IV I II III Sumber : PLN Aceh, diolah BI Aceh Sementara itu, Konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 2,8%(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 6,31%(yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.28). Konsumsi pemerintah memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,35% atau mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar,4% (Grafik 1.29). 24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

40 Ribu BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah Grafik Kontribusi Konsumsi Pemerintah Rp Triliun 1, 8, 6, 4, 2,, 16,97 16,73 7,11 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Y on Y 14,1 2,81 2,62 2,8 6,31-2,29-1,19 4,1 5,1 5,7-4,78 8, 4,7 5,2 5,8 7,8 4,6 5,3 6,2 % 2, 15, 1, 5,, -5, -1, % Pangsa PDRB Kontribusi Pertumbuhan 2,53 3,5 2,36 1,42 1,35,51,53,4 I II III IV I II III IV -,63 -,2 I II III 213-1, % 25% 2% 15% 1% 5% % Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Realisasi Pengadaan Semen di Aceh Ton Konsumsi Semen Growth (yoy) IV I II III Sumber : Kemenperin dan Kemendag, diolah BI Aceh Rp Triliun 1, 9,5 9, 8,5 8, 7,5 Grafik Perkembangan Investasi 12,29 PMTB (Investasi) 8,12 5,46,38 1,28 1,7 1,59,16-2,1 -,69-4,44 8,2 8,4 8,8 9,3 9,2 9,1 9,3 9,4 9, 9, 9, % Y on Y % 15, 1, 5,, -5, -1, Peningkatan konsumsi pemerintah terkonfirmasi dari terlaksananya proyek-proyek pemerintah seiring dengan meningkatnya realisasi pengadaan semen di Aceh. Pada triwulan III 215, realisasi pengadaan semen di Aceh mengalami perbaikan dari - 6,17%(yoy) pada triwulan lalu menjadi -,82%(yoy). Secara triwulan, pengadaan semen di Aceh mengalami peningkatan sebesar 15,25% (Grafik 1.3) INVESTASI Kegiatan investasi di Aceh dicerminkan dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan stock. Pada triwulan laporan, investasi Aceh mengalami pertumbuhan sebesar,38% (yoy) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya terkontraksi -,69% (yoy) (Grafik 1.31). Investasi memiliki pangsa 31% terdiri dari investasi bangunan dan non-bangunan. Investasi bangunan memiliki pangsa lebih besar yaitu sebesar 66% dari total investasi. Sementara itu, investasi non bangunan memiliki pangsa 34% dari total investasi. Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Peningkatan investasi tercermin dari meningkatnya pertumbuhan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan laporan. PMDN pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 92%(yoy), meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Upaya Badan Investasi dan Promosi Aceh untuk mengejar capaian realisasi investasi dan melakukan sinergi dengan SKPD sektoral untuk mendata realisasi investasi yang belum tercatat tampak sudah membuahkan hasil yang nyata. Selain itu, pertumbuhan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) juga mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan PMA triwulan lalu. Pada triwulan III 215 PMA mengalami kontraksi sebesar 39% (Tabel 1.4) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

41 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Tabel Realisasi Investasi PMA (Ribu USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh Realisasi Investasi PMA (USD Ribu) yoy (%) -4% 66% -17% 3959% -89% -63% -23% -37% 23% -93% 39% PMDN (Rp Juta) yoy (%) % 79% 1% 45% -43% 465% 27% -35% 92% Sumber: BPKM, diolah BI Aceh Peningkatan realisasi PMA pada triwulan laporan berasal dari peningkatan pertumbuhan investasi di sektor perdagangan dan reparasi sebesar 33% (yoy). Kinerja tersebut membuat realisasi investasi sektor perdagangan dan reparasi memiliki pangsa tebesar yaitu 31% dari total realisasi PMA (1,32 Juta USD) pada triwulan laporan (Grafik 1.32). Sementara itu, adanya realisasi investasi pada sektor-sektor lain seperti industri makanan, hotelrestoran, logam dasar, dan konstruksi, yang tidak ada pada periode yang sama tahun lalu, juga menjadi faktor terjadinya peningkatan realisasi PMA triwulan III 215. Sementara itu peningkatan signifikan realisasi PMDN berasal dari realisasi investasi pada sektor listrik, gas dan air. Realisasi pada sektor tersebut mencapai Rp 511,9 Miliar atau memiliki pangsa 45% dari total realisasi PMDN pada triwulan Laporan. Selain itu, walaupun mengalami penurunan, realisasi investasi pada sektor pertambangan juga menjadi faktor utama dalam peningkatan PMDN yaitu dengan realisasi investasi sebesar Rp 521,6 Miliar atau memiliki pangsa 46% dari total realisasi PMDN (Grafik 1.33). Grafik Pangsa Realisasi PMA Per Sektor Grafik Pangsa Realisasi PMDN Per Sektor 5% Industri Mineral Non 9% Logam Konstruksi 19% Industri Logam, Mesin 6% dan Elektronik Jasa Lainnya 22% 31% 7% Hotel dan Restoran Industri Makanan Perdagangan dan Reparasi 1% 4% 45% 46% Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Industri Lainnya Industri Karet&Plastik Industri Kayu Jasa Lainnya Industri Makanan Perdagangan dan Reparasi Listrik, Gas dan Air Industri Kimia Pertambangan Pangan dan Perkebunan Sumber: BKPM, diolah BI Aceh Sumber: BKPM, diolah BI Aceh 26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

42 RP TRILIUN RP TRILIUN BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Perkembangan Penjualan Kendaraan Unit Bermotor (Inventasi) Kendaraan Bermotor Investasi 215 III; 21% IV I II III IV I II III Growth (yoy) 1% 8% 6% 4% 2% % -2% -4% -6% Peningkatan investasi juga terlihat dari peningkatan penjualan unit kendaraan bermotor untuk kepentingan investasi. Kendaraan bermotor untuk investasi terdiri dari bus, truk, dan becak motor. Pada triwulan laporan, penjualan kendaraan bermotor untuk investasi ini mengalami pertumbuhan 21% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan lalu yang mengalami kontraksi 11% (Grafik 1.34). Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh EKSPOR IMPOR Grafik Perkembangan Ekspor Grafik Perkembangan Impor (Dengan Migas) Provinsi Aceh (Dengan Migas) Provinsi Aceh Rp Triliun Ekspor Y on Y 13, % 15, Rp Triliun Impor Y on Y 2, % 15, 12,5 12, 11,5 11, 1,5 1, 9,72 7,14,51-1,34 -,76-1,78-1, -1,3-3,83-3,65-6,34 11,9 12,2 12,7 11,9 11,8 12, 12,6 11,1 11,3 11,9 12,5 1, 5,, -5, -1, 15, 1, 5,, 12,6 6,78 6,14 3,44 3,83 3,81 2,55 1,45-1,22-1,1 12, 13,3 14,5 16,6 13,5 13,8 15,1 16,4 13,8 14,7 16, -3,78 1, 5,, -5, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan III tahun 215, pertumbuhan impor Aceh di triwulan III sebesar 6,14% (yoy) memberikan andil kontraksi sebesar -3,42% bagi perekonomian Aceh (Grafik 1.36). Sementara itu, ekspor Aceh yang masih terpengaruh turunnya produksi LNG juga masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,3%(yoy) sehingga memberikan kontribusi kontraksi sebesar -,45% terhadap ekonomi Aceh (Grafik 1.35). Grafik Ekspor Impor Luar Negeri Aceh Triwulan Laporan Grafik Ekspor Impor Antar Daerah Aceh Triwulan Laporan,77,62 11,75 15,4,15-3,65 - Ekspor Luar Negeri - Impor Luar Negeri Net Ekspor Luar Negeri - Ekspor Antar Daerah - Impor Antar Daerah Net Ekspor Antar Daerah Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

43 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Perdagangan Aceh atau ekspor impor Aceh terdiri dari ekspor impor luar negeri dan antar daerah. Ekspor luar negeri Aceh menurut ADHK mencapai Rp 77 Miliar sedangkan impor luar negeri Aceh sebesar Rp 62 Miliar. Kondisi tersebut mencerminkan neraca perdagangan luar negeri Aceh yang surplus dengan net ekspor sebesar Rp 15 Miliar (Grafik 1.37). Namun, ekspor dan impor antar daerah menurut ADHK memiliki nilai yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ekspor impor luar negeri. Ekspor antar daerah Aceh mencapai Rp 11,75 Triliun sedangkan impor antar daerah Aceh mencapai Rp 15,4 Triliun sehingga net ekspor antar daerah Aceh bernilai negatif yaitu sebesar Rp 3,65 Triliun (Grafik 1.38). Kondisi neraca perdagangan antar daerah yang mengalami defisit inilah yang menyebabkan kinerja perdagangan Aceh secara keseluruhan mengalami kontraksi. Tabel Ekspor Luar Negeri Aceh (dalam USD) Uraian III-214 I-215 II-215 III-215 Migas > Condensate > Liquid natural gas Non Migas Total Ekspor Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Berdasarkan data ekspor dari BPS Aceh, meningkatnya ekspor luar negeri Aceh terjadi kerena peningkatan ekspor migas pada triwulan laporan. Pada triwulan III 215, tepatnya bulan Agustus terdapat ekspor condensate dan LNG yang nilainya mencapai 27,3 Juta USD. LNG tersebut bukan berasal dari Aceh melainkan produksi dari salah satu perusahaan LNG di Sulawesi. Sementara itu, ekspor non migas Aceh mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan lalu (tabel 1.5). Ekspor non migas Aceh terbesar disumbang oleh komoditas Bahan bakar mineral dan Bahan kimia anorganik dengan tujuan ekspor utama India, Vietnam dan Thailand. Sementara itu, impor luar negeri Aceh pada triwulan laporan tercatat sebesar 17,4 Juta USD. Menurun dibandingkan triwulan lalu namun mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 214 (Tabel 1.6). Sumber peningkatan impor luar negeri tersebut berasal dari impor non migas. Impor non migas didominasi oleh komoditas mesin peralatan listrik dan pesawat mekanis serta perabot-alat penerangan yang sebagian besar di impor dari negara Finlandia. Impor dari negara Finlandia selama tahun 215 sudah mencapai 78,8 Juta USD. Tabel Impor Luar Negeri Aceh (dalam USD) Uraian III-214 I-215 II-215 III-215 Migas > Petroleum Bitumen > Lubricating oils for aircraft engines Non Migas Total Ekspor Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

44 RP TRILIUN BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Dengan kondisi tersebut, neraca perdagangan luar negeri Aceh pada triwulan laporan tercatat mengalami surplus sebesar 18,8 Juta USD atau setara Rp 244 miliar. Kondisi neraca perdagangan luar negeri Aceh pada triwulan laporan tercatat merupakan kondisi surplus pertama sejak awal tahun 215 (Tabel 1.7) Tabel Neraca Perdagangan Luar Negeri Aceh Tahun EKSPOR QtQ YoY IMPOR QtQ YoY Neraca Volume (kg) Nilai FOB (US$) (%) (%) Volume (kg) Nilai CIF (US$) (%) (%) (US$) I II , , III , , IV , , I ,37-74, ,44 281, II ,2-94, ,87 299, III ,42-68, ,73 15, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Perkembangan Net Ekspor Antar Daerah Aceh (ADHK) Sementara itu, kondisi neraca perdagangan antar daerah masih mengalami defisit. Sejak tahun 21 net ekspor Aceh bernilai negatif. Pada triwulan III 215, net I II III ekspor Aceh tecatat sebesar Rp 3,65 Triliun. Nilai tersebut memberikan kontribusi menurunnya ekonomi Aceh sebesar -5,72%. Kondisi ini terkonfirmasi juga dari hasil survei perdagangan antar wilayah yang -16,85-14,51-16,11-12,94-13,86-2,31-2,52-3,65 dilakukan oleh Bank Indoenesia Aceh. Hasil survei tersebut menyimpulkan bahwa aliran perdagangan daerah menunjukan bahwa terdapat pola pembelian Net Ekspor Antar Daerah Ekspor Antar Daerah Impor Antar Daerah dan penjualan komoditas utama seperti Beras yang Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh kurang efektif dimana barang yang dijual dalam bentuk nilai tambah rendah ke Provinsi Lain (Sumatera utara) kemudian dibeli kembali peroduk dengan nilai tambah lebih tinggi oleh pedagang untuk mencukupi kebutuhan di Provinsi Aceh. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

45 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Box. 1 Kajian Perdagangan Antar Wilayah Di Provinsi Aceh (Komoditas Beras, Bawang Merah & Kedelai) Kontraksi perekonomian Aceh pada tahun 215 terutama disumbang oleh defisit neraca perdagangan yang diakibatkan oleh impor antar daerah yang tinggi sementara ekspor menurun. Di sisi lain, kondisi alam di provinsi Aceh yang memiliki tanah yang subur dan lahan yang melimpah seharusnya memberikan Aceh keunggulan produksi di sektor pertanian. Tiga komoditas pertanian unggulan di Provinsi Aceh meliputi: komoditas beras, bawang merah dan kedelai. Bahkan berdasarkan data dinas pertanian, Provinsi Aceh mengalami surplus produksi beras sebesar Ton pada tahun 214. Namun demikian berdasarkan informasi anekdotal, banyak komoditas Provinsi Aceh yang dijual ke Provinsi Sumatera Utara untuk kemudian dipasarkan kembali kepada Provinsi Aceh. Situasi ini dapat menimbulkan beberapa permasalahan antara lain: Peningkatan harga akibat pola perdagangan yang kurang efisien dan kontraksi perekonomian akibat impor antar daerah yang tinggi. Untuk mengantisipasi kendala tersebut, diperlukan Formulasi Kebijakan yang Kredibel, sehingga Bank Indoensia Provinsi Aceh menginisiasi dilakukannya Kajian perdagangan Antar Wilayah/Daerah. Tujuan dari kajian ini antara lain:1)memetakan pola perdagangan komoditas pangan strategis antar daerah; 2)Melakukan estimasi biaya perdagangan dan margin keuntungan; 3)Mengetahui biaya transportasi dalam perdagangan antar daerah; 4)Mengetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan harga relatif antar daerah; dan 5) Menyusun rekomendasi kebijakan perdagangan antar daerah. Survei Perdagangan Antar Wilayah Provinsi Aceh ini dilakukan terhadap 15 responden pedagang. Masingmasing 5 responden untuk pedagang beras, Bawang Merah dan Kedelai yang ada di Kota Banda Aceh, Lhokseumawe & Meulaboh. Mayoritas respoden (54,8%) memiliki omzet antara 1 miliar s.d 2,5 miliar. Sebanyak 77% responden memiliki tingkat pendidikan SMU. Sebanyak 48,1 % responden mendapatkan barangnya dari luar Provinsi Aceh dan mayoritas (95,56%) hanya menjual barangnya dalam provinsi. Hasil dari survei yang dilakukan adalah didapatkan bahwa perdagangan komoditas pangan di Provinsi Aceh hampir seluruhnya dilakukan melalui jalur darat. Sementara itu, besarnya aktivitas perekonomian Aceh yang dilakukan dengan kota Medan, maka lintas timur merupakan Jalur yang paling aktif. Pada survei ini juga diperoleh bahwa Kota Lhokseumawe memiliki peran penting sebagai pusat perdagangan & pergudangan beberapa komoditas seperti beras, Kedelai & Kopi karena posisinya yang berada pada pertengahan jalur lintas timur banda Aceh-Medan. 3 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

46 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Aliran Perdagangan Komoditas Beras Pedagang Beras di Provinsi Aceh pada umumnya melakukan pembelian beras dari sentra Produksi, khususnya dari penggilingan padi di Kabupaten Pidie dan nagan Raya, namun demikian pengadaan stok beras terbesar berasal dari kota Medan. Petani di daerah perbatasan Aceh-Medan yang lebih memilih untuk menjual hasil panennya kepada pedagang Medan dengan pertimbangan kemudahan akses (langsung mendatangi petani) dan harga yang kompetitif. Penjualan beras mayoritas lebih banyak dilakukan intra Provinsi, namun banyak pedagang di Aceh Barat dan Aceh Utara yang menjual beras ke pedagang grosir di Medan. Aliran Perdagangan Komoditas Bawang Merah Meskipun memiliki sentra bawang di Kab Pidie & Aceh Besar, namun mayoritas pedagang di Aceh mendapatkan stok bawang dari pedagang besar dan importir dan pedagang besar di Medan. Beberapa pedagang juga ada yang membeli bawang dari Brebes, Jawa Tengah. Penjualan komoditas Kedelai terutama dilakukan intra provinsi, sebanyak 25% responden menjual bawangnya ke Aceh Barat sebagai salah satu sentra bawang goreng di Aceh Aliran Perdagangan Komoditas Kedelai Walaupun mengalami surplus produksi kedelai, namun mayoritas pedagang kedelai di Provinsi Aceh membeli kedelai dari pedagang besar importir di Medan untuk kemudian dijual kembali di Provinsi Aceh. Kedelai impor juga didatangkan dari kabupaten Pidie terkait dengan aktivitas pelabuhan Kuala Meureundeu. Seluruh penjualan bawang mayoritas dilakukan intra provinsi. Rata-Rata volume penjualan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

47 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Biaya Tataniaga Faktor penentu harga jual cenderung bervariasi di tiap komoditas. Responden pedagang beras menyatakan bahwa harga jual dipengaruhi oleh ekspektasi keuntungan pedagang, sedangkan pedagang Kedelai & Bawang Merah berpendapat bahwa faktor permintaan pasar merupakan hal yang paling memiliki andil dalam menentukan harga jual. Sementara itu, komponen biaya transportasi relatif tidak berbeda baik untuk pembelian maupun penjualan dimana proporsi terbesar biaya transportasi berasal dari biaya transportasi diikuti oleh biaya bongkar muat dan administrasi. Margin Tata Niaga & Pemasaran Secara umum mark up rate yang dikenakan oleh pedagang beras relatif seragam yaitu sebesar 16% Margin yang dikenakan oleh pedagang besar dan pedagang grosir relatif tidak ada perbedaan. Untuk pedagang bawang merah secara mengenakan mark up rate sebesar 17%, margin yang dikenakan pedagang besar sedikit lebih besar yaitu 23%. Sementara itu, margin yang dikenakan pedagang kedelai secara umum yaitu sebesar 21%. Margin yang dikenakan oleh pedagang besar relatif lebih besar yaitu sebeasr 22%. 32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

48 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Umum Pedagang Besar Pedagang Grosir Beras Bawang Merah Kedelai Rata-rata Standar Deviasi Rata-rata Standar Deviasi Rata-rata Standar Deviasi Mark Up Rate 16%,11 17%,35 21%,1 Profit Rate 14%,11 15%,36 25%,1 Trade Cost 1%,1 1%,1 2%,1 Jumlah Responden Mark Up Rate 17%,4 23%,55 22%,33 Profit Rate 16%,4 21%,55 2%,33 Trade Cost 1%,1 1%,55 2%,1 Jumlah Responden Mark Up Rate 16%,51 14%,5 18%,51 Profit Rate 15%,51 13%,5 15%,51 Trade Cost 1%,2 1%,1 2%,1 Jumlah Responden Permasalahan Yang Dialami Pedagang Mayoritas responden menyatakan bahwa kondisi infrastruktur jalan dan pelabuhan di Aceh relatif baik atau sedang. Kendala yang dialami dalam hal pemasaran antara lain keterbatasan info harga, tidak ada pasar yang memadai dan pasar yang kurang teregulasi. Sedangkan kendala yang dialami responden dalam hal distribusi terutama berasal dari faktor cuaca buruk yang seringkali berdampak pada longsor atau banjir yang dapat memutus jalur transportasi. Hasil survei Perdagangan Antar Wilayah Provinsi Aceh ini nantinya akan digunakan untuk menyusun rekomendasi kebijakan terkait perdagangan antar daerah di Aceh. Rekomendasi akan dibagi menjadi beberapa bagian yang menjawab beberapa kendala antara lain dalam aspek tataniaga, aspek hukum, aspek modal usaha. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

49

50 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tekanan inflasi Aceh pada triwulan-iii 215 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat menurun dari 6,83% (yoy) pada triwulan-ii 215 menjadi 4,19% (yoy) pada triwulan laporan. Secara year to date (Ytd) inflasi Aceh pada triwulan-iii 215 tercatat sebesar,31%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Ytd triwulan II tiga tahun terakhir sebesar 3,83%. Kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan-iii 215. Adapun komoditas yang paling besar memberikan andil inflasi secara tahunan berasal dari kelompok administred price seperti bensin, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga serta rokok kretek filter. Inflasi triwulan-iii 215 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing Banda Aceh 4,3%, Lhokseumawe 4,55%, dan Meulaboh 2,86% (yoy). KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Pada triwulan-iii 215, Pergerakan laju inflasi Aceh baik secara tahunan, triwulanan maupun bulanan, tercatat mengalami penurunan (Grafik 2.1). Inflasi yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota pantauan inflasi, yaitu Banda Aceh, Lhoksumawe, dan Meulaboh pada triwulan-iii 215 tercatat sebesar 4,19%(yoy) dan,55%(mtm). Perkembangan inflasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi bulanan sebesar 1,,7% dan inflasi secara tahunan (4,19%). Secara year to date (Ytd) inflasi pada triwulan-iii 215 tercatat sebesar,31%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Ytd triwulan III tiga tahun terakhir sebesar 3,83%. Grafik Perkembangan Inflasi year on year, quarter to quarter, dan month to month di Aceh (%) Grafik Perbandingan Inflasi year on year di kawasan Sumatera (%) % Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) IV I II III ,19 6,62 6,25 5,7 8,3 5,3 6,99 8,65 7,7 7,33 6,79 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Bila dibandingkan dengan realisasi inflasi tahunan nasional yang sebesar 6,79% (yoy), realisasi inflasi Provinsi Aceh memiliki laju yang lebih rendah, bahkan apabila dibandingkan dengan seluruh provinsi di kawasan Sumatera, inflasi Aceh berada posisi terendah. Inflasi tertinggi pada kawasan Sumatera terjadi di Provinsi Bengkulu (Grafik 2.2) yang mencapai 8,65% (yoy). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

51 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA INFLASI BULANAN (MONTH TO MONTH /MTM) Deflasi yang terjadi pada bulan Agustus dan September berdampak pada rata-rata inflasi bulanan Provinsi Aceh di triwulan III-215 yang rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan di triwulan yang sama pada tahun 213 dan 214. Rendahnya inflasi pada periode ini disumbang oleh kelompok bahan makanan yang mengalami rata-rata deflasi sebesar,49% (mtm). Sedangkan tekanan terbesar inflasi bulanan pada periode ini disumbang oleh kelompok kesehatan; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar; dan kelompok makanan jadi, minuman dan rokok yang mengalami rata-rata inflasi masing-masing sebesar 1,8%,,37% dan,28% (Tabel 2.1 dan Grafik 2.3). Deflasi dari kelompok bahan makanan terjadi akibat pasokan komoditas cabai dan bawang merah yang melimpah karena panen raya pada bulan Agustus hingga September 215. Cuaca yang baik juga menyebabkan tangkapan ikan laut menjadi berlimpah. Cuaca yang cerah dan baik pada bulan September memudahkan nelayan dalam proses penangkapan ikan sehingga komoditas ikan laut seperti udang basah dan dencis mengalami kelebihan supply. Pada kondisi ini peran cold storage sangatlah penting agar pasokan ikan yang melimpah dapat disimpan untuk didistribusikan kembali pada saat hasil tangkapan mulai menurun. Sementara itu inflasi masih terjadi pada kelompok kesehatan karena dipicu oleh peningkatan harga komoditas obat dengan resep sebagai dampak pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Sebagai imbas peningkatan tarif listrik dan LPG 3Kg, maka terjadi inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar (Tabel 2.1 dan Grafik 2.4). Tabel Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm(%) Kelompok Jul Agu Sep Ratarata Jul Agu Sep Ratarata Jul Agu Sep Rata- Rata Bahan Makanan 2,33,81-3,37 -,7 4,4 -,64,63 1,34 1,75-2,57 -,63 -,49 Makanan jadi, minuman, rokok Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar,78,24,11,38,24,17,32,24,31 -,69 1,21,28,37,31,15,27 6,36-1,35 -,68 1,44,27,72,11,37 Sandang,97 2,31 2,18 1,82,9,2 -,2,3 -,3,13,28,13 Kesehatan,17,1,53,27 7,34 2,54 2,31 4,6,34 2,73,18 1,8 Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu.,2 1,25 1,72 1,6,51,43 1,1,68,3,88-1,2,6 7,21,6 -,15 2,55-2,44-8,24 4,52-2,5 -,3 -,1,15,1 UMUM 1,84,66 -,77,57 1,41,21,5,71,55 -,25 -,15,5 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh 36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

52 mtm(%) mtm(%) BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 1,2 1,,8,6,4,2, -,2 -,4 -,6 Grafik Inflasi Kelompok Rata-Rata -,49 Bahan Makanan,28 Makanan jadi, minuman, rokok,37 Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar,13 Sandang 1,8 Kesehatan,6,1 Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu. 1,5 1,,5, -,5-1, -1,5 Grafik Inflasi Kelompok (mtm) -,63 Bahan Makanan 1,21 Makanan jadi, minuman, rokok,11 Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar,28,18 Sandang Kesehatan -1,2 Pendidikan, rekreasi, olahraga,15 Transpor, komunikasi, jasa keu. Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh INFLASI TRIWULANAN (QUARTER TO QUARTER/QTQ) Sejalan dengan tren bulanannya, secara triwulanan, Provinsi Aceh juga tercatat mengalami penurunan. Pada triwulan-iii 215, Provinsi Aceh tercatat mengalami Inflasi triwulanan sebesar,15%(qtq), menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,71%(qtq). Pada tahun-tahun sebelumnya inflasi Aceh pada triwulan III cenderung memiliki tren yang menurun dibandingkan dengan periode triwulan II, terutama terkait dengan normalisasi inflasi menjelang bulan Ramadhan (Tabel 2.2 dan Grafik 2.5.). Inflasi triwulanan pada periode laporan disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok makanan jadi, minuman dan rokok yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 3,27% dan,82%(qtq). (Tabel 2.2 dan Grafik 2.6). Tabel Perbandingan Inflasi Triwulanan (qtq) Kelompok Bahan Makanan 8,6 4,64 -,31 2,6-1,65 2,2 4,2 6,5-5,85 4,36-1,5 Makanan jadi, minuman, rokok 1,8,66 1,14 1,1 1,31,66,73,45 1,56,73 1,1 Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar,47,64,83,78 2,66,8 2,5 2,55 1,38,36,2 Sandang -1,75-2,85 5,57-1,11 2,3 1,97 2,54,9 1,1 2,78,82 Kesehatan,72,11,81,97,69,51,77,31 2,18,92,38 Pendidikan, rekreasi, olahraga,2,53 3,21,5 1,78,38 1,96,7,63,22 3,27 Transpor, komunikasi, jasa keu.,12 3,4 7,7 -,24,79,84,89 1,22-6,21 2,38,16 UMUM 2,68 1,77 1,71,96,9 1,9 2,13 3,86-1,66 1,86,15 Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

53 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Grafik Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik Inflasi Kelompok (qtq) qtq (%) 3,86 2,68 2,13 1,77 1,71 1,86,96,9 1,9, , Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 4, 3, 2, 1,, -1, -2, qtq (%) -1,5 Bahan Makanan 1,1 Makanan jadi, minuman, rokok,2,82,38 Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar Sandang Kesehatan 3,27 Pendidikan, rekreasi, olahraga,16 Transpor, komunikasi, jasa keu. Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh INFLASI TAHUNAN (YEAR ON YEAR/YOY) Secara tahunan laju inflasi Provinsi Aceh pada triwulan-iii 215 juga menunjukan tren yang menurun. Inflasi triwulan laporan tercatat sebesar 4,19% (yoy), lebih rendah dari pencapaian inflasi di triwulan dan juga tahun sebelumnya. Pencapaian inflasi ini juga lebih rendah daripada inflasi nasional sebesar 6,83% (Grafik 2.7). Rendahnya inflasi pada periode ini terutama disumbang oleh penurunan harga pada sub kelompok padi, umbi dan hasilnya, daging dan hasil-hasinya serta ikan segar yang mengalami deflasi masing-masing sebesar,11%,,6%,,3% dan,11%. Penurunan harga ini terjadi sebagai dampak cuaca baik yang meningkatkan hasil panen tanaman pangan serta tangkapan ikan yang melimpah. Inflasi Tahunan terbesar terjadi pada kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan (6,%) dan kelompok sandang (4,76%). Kenaikan harga BBM pada tanggal 18 November 214 masih menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Aceh. Komoditas lainnya yang memberikan andil terhadap inflasi tahunan adalah tarif listrik, LPG, rokok kretek filter dan mobil (Grafik 2.8 dan Tabel 2.3). Grafik Perkembangan Inflasi Aceh (yoy (%) Grafik Inflasi Kelompok Triwulan-III 215(yoy(%)) yoy (%) Aceh Nasional Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 8, 6, 4, 2,, yoy(%) 3,7 3,89 4,36 4,76 3,84 4,22 Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar 6, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu. 38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

54 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan 2,56 6,42 8,85 15,4 2,69 1,87 6,71 11,49 6,39 8,83 3,7 Makanan jadi, minuman, rokok 3,27 2,92 3,7 3,94 5,97 5,7 3,63 2,9 3,44 3,5 3,89 Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar 1,61 2,16 2,72 2,73 4,96 5,43 6,7 7,99 6,95 6,48 4,36 Sandang,8-1,92,47 -,36 7,11 11, 6,35 6,34 5,71 6,55 4,76 Kesehatan 2,21 1,67 2,26 2,64 3,45 3,97 2,75 2,1 3,81 4,24 3,84 Pendidikan, rekreasi, olahraga 2,81 3,8 4,29 4,48 5,79 6,1 4,18 3,95 3,6 2,9 4,22 Transpor, komunikasi, jasa keu. 1,5 4,3 11,32 1,83 12,52 9,73 2,56 13,4 5,17 6,78 6, Aceh 2,22 3,45 5,37 7,31 5,73 5,45 5,7 8,9 5,45 6,24 4,19 Nasional 5,9 5,9 8,4 8,38 7,32 6,7 4,53 8,38 6,38 7,26 6,83 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh DISAGREGASI INFLASI 1 Pada triwulan-iii 215, inflasi administered price, volatile food, dan core masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,52%, 1,87%, dan,12% (Grafik 2.9). Menurut kontribusinya tekanan inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok administred price sebesar 1,99%(Grafik 2.1). Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil inflasi tinggi antara lain tarif listrik, bensin dan LPG 3Kg. Selain itu inflasi tahunan juga disumbang oleh komoditas core dengan andil sebesar 1,77%. Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil tinggi pada inflasi antara lain pasir, emas perhiasan, tukang bukan mandor serta akademi/perguruan. Pada akhir triwulan III-215 beberapa komoditas yang masuk dalam komoditas inti mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy). Secara tahunan, seiring dengan akselerasi realisasi APBA, komoditas pada sektor konstruksi seperti pasir serta tukang bukan mandor memberikan andil inflasi pada kelompok inti. Namun, laju inflasi tahunan pada bulan ini tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas elektronik, khususnya telepon seluler seiring dengan maraknya diskon yang dilakukan oleh pengecer di Aceh pada hari raya Idul Adha untuk meningkatkan penjualan. Komoditas volatile food mengalami inflasi tahunan yang cukup rendah sebesar,12% (yoy). Komoditas yang mengalami peningkatan harga terbesar secara tahunan adalah cabai daging ayam ras, beras, daging sapi, tongkol serta cumi-cumi. Penurunan pasokan ayam dan DOC dari Sumut untuk memenuhi kekurangan pasokan di Jawa mengakibatkan kelangkaan stok daging ayam ras merupakan penyebab dari kenaikan harga daging ayam ras dibandingkan tahun lalu. Dampak penyesuaian Tarif Listrik, Bahan Bakar Rumah Tangga (LPG) dan BBM jenis tertentu memberikan andil terhadap kelompok administred price yang 1 Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP (Classification of Individual Consumption According to Purpose), BPS juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

55 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh mengalami inflasi sebesar 1,52% (yoy). Selain itu, penyesuaian cukai terhadap komoditas rokok kretek pada bulan Januari 215 juga menjadi sumber dari inflasi administered price. Menurut survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Disperindag Provinsi Aceh pada website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Aceh, komoditas yang memiliki kenaikan harga yang tinggi pada bulan Agustus s.d September 215 adalah komoditas daging ayam (Grafik ). Grafik Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh 2 yoy,%inflasi IHK Core Volatile Adm Price Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Kontribusi Disagregasi Inflasi Provinsi Aceh Core Volatile Adm Price yoy,% Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Pergerakan Harga Komoditas Beras Grafik Pergerakan Harga Komoditas Daging Ayam Rp/Kg Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Rp/Kg Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Grafik Pergerakan Harga Komoditas Bumbu-Bumbuan 5. Rp/Kg Cabe merah biasa Cabe rawit Bawang merah - Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt 215 Sumber: diolah BI Aceh 4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

56 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA Realisasi inflasi triwulan-iii 215 (yoy) di seluruh kota pantauan inflasi Aceh menunjukkan arah yang serupa dengan tren inflasi Provinsi Aceh, yaitu lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun dengan tahun sebelumnya (Grafik 2.14 dan Tabel 2.4). Laju inflasi masing-masing kota penimbang inflasi adalah Banda Aceh 4,3%, Lhokseumawe 4,55%, dan Meulaboh 2,86% (yoy). Namun demikian, laju inflasi seluruh kota penimbang inflasi di Provinsi Aceh tercatat lebih rendah dari inflasi nasional (Grafik 2.15). Grafik Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh YoY (%) Grafik Inflasi Bulanan Kota Pantauan Aceh Triwulan-III 215 mtm (%) 4 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun 215 Banda Aceh Lhokseumawe Jan Feb Mar Apr Mei Jun 215 Banda Aceh Lhokseumawe Meulaboh Aceh Meulaboh Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Tabel 2. 4 Pergerakan Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh Kota yoy,% III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 Banda Aceh 5,12 6,4 5,61 5,33 4,53 7,83 5,4 6,12 4,3 Lhokseumawe 5,63 8,27 4,5 5,26 5,12 8,53 5,44 6,36 4,55 Meulaboh - - 6,41 5,76 7,52 8,2 5,67 6,47 2,86 Aceh 5,37 7,31 5,73 5,45 5,7 8,9 5,45 6,24 4,19 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Inflasi kota Banda Aceh pada triwulan laporan secara umum mengalami penurunan menjadi 4,3% (yoy) dari 4,55% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Inflasi tahunan yang terjadi di Banda Aceh terutama bersumber dari penyesuaian harga pakaian, biaya akademi / perguruan tinggi serta transportasi darat. Hal tersebut tercermin dari tingginya inflasi pada kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan, sandang serta pendidikan, rekreasi & olahraga yang masing-masing mencapai 6,45%(yoy), 5,64% (yoy) dan 5,23%(yoy). Pada Kota Lhokseumawe, inflasi pada komoditas bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar rumah tangga merupakan komoditas penyumbang inflasi yang paling tinggi (5,71%, yoy) dan 5,39%, yoy). Di Kota Meulaboh kelompok Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menjadi kelompok yang mengalami inflasi yang tertinggi yaitu 6,4%(yoy), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas & BBRT yang mengalami inflasi sebesar 4,92% (yoy) (Tabel 2.5). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

57 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel Inflasi menurut kota dan kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh (yoy;%) Kota No Kelompok Aceh Banda Aceh Lhokseumawe Meulaboh 1 Bahan Makanan 3,8 3,21 -,76 3,7 2 Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau 2,88 5,71 4,27 3,89 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 3,69 5,39 4,92 4,36 4 Sandang 5,64 3,96 2,87 4,76 5 Kesehatan 3,77 5,5 1,41 3,85 6 Pendidikan, rekreasi, olahraga 5,23 3,44 1,51 4,22 7 Transpor, komunikasi, jasa keuangan 6,45 5,4 6,4 6 Inflasi Keseluruhan 4,3 4,55 2,86 4,19 Sumber : BPS Provinsi Aceh Penyebab inflasi di ketiga kota pantauan inflasi Aceh juga tergambar dalam andil komoditas-komoditas di kota tersebut terhadap inflasi. Pada kota Banda Aceh, komoditas yang memberikan andil tertinggi adalah bensin, sedangkan pada kota Lhokseumawe komoditas yang memberikan andil tertinggi adalah tarif listrik dan di kota Meulaboh komoditas yang memberikan andil tertinggi adalah bahan bakar rumah tangga. Komoditas yang mengalami konsisten memberikan andil inflasi tahunan terbesar di 3 kota adalah bensin, tarif listrik dan bahan bakar rumah tangga. Sementara itu, andil komoditas lainnya terhadap inflasi bervariasi di antara ketiga kota pantauan inflasi tersebut(tabel 2.6). Tabel Komoditas Pemberi Andil Inflasi Tahun 215 (yoy%) Banda Aceh Lhoksumawe Meulaboh Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Bensin,58 Bensin,42 Tarip Listrik,36 Bahan Bakar Rumah Tangga Komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga Andil Inflasi,81,4 Udang Basah,37 Daging Ayam Ras,31 Tarip Listrik,38 Bensin,36 Rokok Kretek Filter,26 Daging Sapi,29 Beras,28 Tukang Bukan Mandor Tongkol/Ambuambu,23 Siomay,26 Rokok Kretek Filter,24,21 Udang Basah,25 Tomat Sayur,2 Pasir,19 Bawang Merah,25 Rokok Kretek,2 Daging Sapi,18 Beras,24 Tarip Listrik,17 Angkutan Antar Kota Akademi/Perguruan Tinggi,17 Daging Ayam Kampung,16 Kopi Manis,16,17 Rokok Kretek Filter,16 Teh Manis,11 Sumber : BPS Provinsi Aceh Bila dilihat dari 23 kota di Sumatera, pada bulan Maret 215, seluruhnya mengalami inflasi tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu yaitu sebesar 8,65% dan terendah di Kota Meulaboh sebesar 2,86%. Kotakota pantauan inflasi di Provinsi Aceh tercatat mengalami inflasi yang relatif lebih rendah diantara kota-kota lainnya di Sumatera (Tabel 2.7). 42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

58 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2. 7 Perbandingan Inflasi Kota Kota Y o Y (%) Kota Y o Y (%) Bengkulu 8,65 Pematang Siantar 5,87 Batam 8,55 Pekanbaru 5,7 Lubuklinggau 8,33 Bungo 5,37 Bandar Lampung 8,4 Sibolga 5,29 Pangkal Pinang 7,46 Jambi 5,29 Tanjung Pandan 7,11 Bukittinggi 5 Medan 6,87 Tembilahan 4,71 Palembang 6,84 Lhokseumawe 4,55 Tanjung Pinang 6,81 Padangsidimpuan 4,52 Padang 6,42 Banda Aceh 4,3 Dumai 6,21 Meulaboh 2,86 Metro 5,9 Sumber : BPS Provinsi Aceh TPID PROVINSI ACEH Salah satu bentuk koordinasi antara Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) sebagai salah satu upaya dalam pengendalian inflasi adalah melalui pembentukan Tim Pengendalian Inflasi (TPI) baik di level Pusat maupun Daerah yang dikenal dengan sebutan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Dalam rangka menindaklanjuti surat Instruksi Menteri Dalam Negeri atau Inmendagri Nomor 27/1696/SJ Perihal Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa di Daerah dimana pada poin ketujuh Instruksi tersebut menyebutkan bahwa Segera membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan TPID sebagai suatu wadah koordinasi dalam menjaga agar tidak terjadi inflasi di daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, pada Provinsi Aceh sampai dengan September 215 telah terbentuk sebanyak 18 (delapan belas) TPID Kota/Kabupaten dan 1 (satu) TPID Provinsi Untuk TPID Provinsi Aceh, Surat Keputusan (SK) Pembentukan TPID telah mengalami beberapa pembaharuan, dimana TPID Provinsi Aceh pertama kali dibentuk dengan adanya dasar hukum SK Gubernur Aceh No.58/73/29 tanggal 26 November 29 yang diperbarui dengan SK Gubernur Aceh No. 58/473/211 tanggal 8 Agustus 211 dan SK Gubernur Aceh No.58/128/215 tanggal 29 Januari 215 Dalam rangka penguatan kegiatan dan koordinasi terkait dengan stabilitas harga, TPID Provinsi Aceh juga selalu melibatkan instansi vertikal diantaranya adalah BPS Provinsi Aceh, Bulog Sub Divre Aceh, Pertamina, PLN, dll. Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan koordinasi terutama dalam hal stabilisasi harga bahan pangan pokok dan ketersediaan energi (BBM, Listrik, dan Gas Elpiji) serta meningkatkan kualitas asesmen terhadap perkembangan inflasi Provinsi Aceh. Adapun kegiatan TPID Provinsi Aceh sepanjang triwulan III tahun 215 antara lain: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

59 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 1. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan PIHPS kepada petugas teknis dari Biro Ekonomi dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Aceh yang dilaksanakan pada 3 tahap, yaitu: tanggal 2 Juli 215, 13 Agustus 215 dan 8 Oktober Melaksanakan sosialisasi kepada Bupati / Walikota terkait pembentukan TPID di wilayah dimaksud. Sebagai hasil dari sosialisasi dimaksud, kota Subussalam telah membentuk TPID melalui keputusan Walikota Subussalam No /189/215 tanggal 3 September Melaksanakan capacity building & rapat koordinasi untuk TPID wilayah Meulaboh & sekitarnya di Kota Subussalam pada tanggal 13 Agustus Melaksanakan capacity building & rapat koordinasi untuk TPID wilayah Kota Banda Aceh & sekitarnya di Kota Sabang pada tanggal 17 September KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

60

61 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

62 Rp Triliun Rp Triliun BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh seperti penyaluran kredit dan DPK yang mengalami peningkatan pertumbuhan. Non Performing Loans (NPL) / Non Performing Finance (NPF) cenderung menurun walaupun mendekati level batas 5%. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada dibawah batas bawah 78% menjadi sinyal bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaannya dan tidak hanya berfokus pada penggalangan dana pihak ketiga (DPK). ANALISIS PERBANKAN DAERAH Perkembangan aset perbankan Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 menunjukkan penurunan pertumbuhan. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 mencapai Rp48,71 triliun. Secara tahunan tumbuh sebesar 8,82% (yoy), menurun dibandingkan pertumbuhan Triwulan-II 215 sebesar 9,64% (yoy). Aset perbankan pada triwulan laporan masih didominasi oleh aset milik bank konvensional yang mencapai Rp44,32 triliun, sedangkan sisanya sebesar Rp4,39 triliun merupakan aset bank syariah. Aset bank konvensional mengalami sedikit peningkatan tingkat pertumbuhan dari 12,78% (yoy) menjadi 14,2% (yoy). Sementara itu, aset perbankan syariah masih menunjukan perlambatan, dimana pada triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 1,81% (yoy) menjadi sebesar 25,46% (yoy) pada triwulan laporan. Grafik Aset Perbankan Konvensional Grafik Aset Perbankan Syariah 5 Total Aset Konvensional 2% 8 Total Aset Syariah Pertumbuhan Aset (yoy) 6% % 1% 5% % 2% % -2% % -4% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Posisi DPK di Provinsi Aceh pada akhir Triwulan-III 215 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 23,1% (yoy), atau mengalami peningkatan pertumbuhan dari triwulan sebelumnya yang mencapai 19,78% (yoy). Pertumbuhan DPK Aceh pada triwulan laporan bersumber baik dari pertumbuhan DPK perbankan konvensional sebesar 22,26% (yoy) maupun perbankan syariah yang tumbuh sebesar 31,76% (yoy). Pertumbuhan DPK bank konvensional meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,28% (yoy), begitu pula dengan DPK perbankan syariah yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,43% (yoy) (Grafik 3.5 dan 3.6). Pertumbuhan DPK di Provinsi Aceh meningkat terutama karena peningkatan jumlah DPK milik pemerintah pusat terkait dengan realisasi proyek di Aceh. Pada triwulan laporan ini, pertumbuhan Deposito adalah sebesar 42,47%(yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 4,71%, sedangkan pertumbuhan 47 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

63 Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Tabungan adalah sebesar 16,31% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 19,39% (yoy). Sementara itu Giro tumbuh sebesar 17,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,32% (yoy). Secara nominal struktur DPK Aceh tergambar pada Grafik 3.4. Grafik Perkembangan DPK Aceh Grafik Struktur DPK Aceh DPK Pertumbuhan (yoy) 25% 2% 15% 1% 5% Giro Tabungan Deposito % Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Grafik DPK Perbankan Konvensional Grafik DPK Perbankan Syariah DPK Konvensional Pertumbuhan (yoy) 25% 2% 15% 1% 5% % 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 DPK Syariah Pertumbuhan (yoy) 4% 35% 3% 25% 2% 15% 1% 5% % Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Komposisi DPK di Provinsi Aceh pada triwulan laporan masih didominasi oleh jenis Tabungan dengan proporsi sebesar 39,44%, kemudian diikuti dengan Deposito 28,43%, dan terakhir Giro sebesar 32,13%. Seiring dengan penyesuaian BI-Rate pada bulan Februari 214, pada triwulan III-215 suku bunga tabungan dan giro mulai menunjukan tren menurun. Pada triwulan laporan, suku bunga tabungan sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya dari sebesar 2,8% menjadi 2% pada triwulan laporan. Hal ini senada suku bunga giro yang cenderung sedikit menurun di level 1,51% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,52%. Namun demikian, suku bunga Deposito berada pada level 7,53% atau sedikit meningkat dibandingkan suku bunga triwulan sebelumnya sebesar 7,36% (Grafik 3.8). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

64 Rp Triliun Rp Triliun % BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik Komposisi DPK Per Jenis Simpanan Grafik Perkembangan Suku Bunga DPK 8 Giro Tabungan Deposito Deposito 28,43% Giro 32,13% Tabungan 39,44% Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Kondisi kredit perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada Triwulan-III 215 perbankan telah menyalurkan kredit sebesar Rp26,37 triliun atau tumbuh sebesar 8,63% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp26,36 triliun atau tumbuh sebesar 6,68% (yoy) (Grafik 3.9 dan Grafik 3.1). Grafik Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh Grafik Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh Jumlah Kredit Pertumbuhan (yoy) 2% 15% 1% 5% % Jumlah Kredit BI Rate 15% 1% 5% % Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp23,42 triliun atau tumbuh sebesar 8,63% (yoy), kondisi tersebut sedikit meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,99% (yoy). Namun, pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah terkontraksi sebesar 3,93% (yoy) atau mencapai Rp2,96 triliun, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 4,51% (yoy). 49 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

65 Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik Kredit Bank Konvensional Grafik Pembiayaan Bank Syariah Jumlah Kredit Pertumbuhan (yoy) 2% 15% 1% 5% % 3,4 3,2 3 2,8 2,6 2,4 Jumlah Pembiayaan Pertumbuhan (yoy) 2% 15% 1% 5% % -5% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Peningkatan pertumbuhan kredit ditopang oleh meningkatnya laju penyaluran kredit untuk tujuan investasi dengan proporsi sebesar 11,2% (Grafik 3.13). Kredit konsumsi pada triwulan laporan mencapai Rp 15,82 triliun atau sedikit mengalami penurunan pertumbuhan dari sebelumnya sebesar 9,7% (yoy) pada triwulan- II 215 menjadi 9,17% (yoy) pada triwulan laporan. Sementara itu, kredit modal kerja pada triwulan-iii 215 mencapai Rp7,65 triliun, atau mengalami kontraksi sebesar 2,4% (yoy), membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 3,48% (yoy). Penurunan pertumbuhan kredit konsumsi dipicu oleh perlambatan pertumbuhan kredit multiguna. Kontraksi pada penyaluran kredit modal kerja menjadi sinyal bahwa aktivitas pada sektor produktif lainnya cenderung melambat. Kredit investasi tumbuh sebesar 24,41% atau mencapai Rp2,91 triliun (Grafik 3.14) sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 23,22%. Pertumbuhan kredit investasi mengisyaratkan optimisme para pelaku usaha terhadap iklim investasi di Provinsi Aceh. Seiring dengan penurunan BI rate pada bulan Februari 215, dari 7,75% menjadi 7,5%, tingkat suku bunga kredit di Aceh mulai menunjukan penurunan. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 11,77%, sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 11,78% (Grafik 3.1). Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa suku bunga kredit perbankan di Aceh masih merespon penurunan BI Rate. Grafik Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik Kredit Menurut Penggunaan 2 Modal Kerja Investasi Konsumsi Modal Kerja 28,99% 15 1 Konsumsi 59,99% Investasi 11,2% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215 5

66 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran INTERMEDIASI DAN RISIKO PERBANKAN Likuiditas perbankan di Aceh cenderung meningkat, terindikasi oleh penurunan LDR menjadi sebesar 78%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 83,88%. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada di bawah batas minimum 78% memberikan indikasi bahwa fungsi intermediasi perbankan di Provinsi Aceh masih belum berjalan secara optimal. Sementara risiko kredit sedikit meningkat, tercermin dari peningkatan NPL dari sebelumnya sebesar 4,28% pada triwulan sebelumnya menjadi 4,3% pada triwulan laporan. Kondisi tersebut mendekati level batas indikatif (5%) sehingga manajemen pengelolaan risiko masih harus memberikan perhatian khusus terhadap hal ini. Grafik LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik FDR dan NPF Bank Syariah 12% LDR (Kiri) NPL (Kanan) 6% 2% FDR (kiri) NPL-gross (kanan) 1% 1% 8% 6% 4% 2% 5% 4% 3% 2% 1% 15% 1% 5% 8% 6% 4% 2% % % % % Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sebaliknya pada perbankan syariah, perbaikan likuiditas diikuti pula dengan membaiknya risiko kredit. FDR perbankan syariah menurun dari 11,51% pada Triwulan-II 215 menjadi 9,2% pada Triwulan-III 215. Sementara itu, kualitas pembiayaan di perbankan syariah menunjukkan peningkatan yang tercermin dari penurunan nilai NPF dibandingkan Triwulan-II 215, yaitu dari semula sebesar 5,12% menjadi sebesar 4,3%. Walaupun demikian, NPF perbankan syariah perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut karena masih mendekati level batas aman 5%. KETAHANAN SEKTOR KORPORASI Seiring dengan perkembangan ekonomi yang belum membaik, pembiayaan sektor Korporasi oleh Perbankan pada Triwulan-III 215 menunjukkan penurunan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi kredit Bank Umum yang diterima oleh sektor Korporasi di Aceh pada akhir Triwulan-III 215 mencapai Rp1,51 triliun, tumbuh sebesar 5,56% (yoy) atau mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan-II 215 yang mencapai 6,48% (yoy) (Grafik 3.17). Kredit yang disalurkan oleh Bank Umum di Aceh tersebut diterima oleh tiga sektor korporasi utama di Aceh yaitu sektor Perdagangan Besar & Eceran, Pertanian, Kehutanan & Perikanan serta sektor Industri Pengolahan yang mencapai 82,96% dari total kredit yang disalurkan ke sektor Korporasi di Aceh. Kualitas kredit Bank Umum yang disalurkan ke Sektor Korporasi berada di level yang perlu untuk mendapat perhatian lebih khusus atau kurang baik. Hal ini tercermin dari indikator Non Performing Loans (NPL) kredit pada sektor Korporasi di Aceh yang mendekati batas level aman 5%. NPL kredit Bank Umum yang disalurkan kepada sektor Korporasi di Aceh pada akhir Triwulan-III 215 tercatat sebesar 4,3% (yoy), sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,38 % (yoy) (Grafik 3.18). Menurut sektornya, kredit non perform tertinggi di Aceh disumbangkan oleh sektor perdagangan yang mencapai 5,89%. Kondisi tersebut berbeda dengan rasio NPL kredit yang disalurkan Bank Umum ke korporasi di sektor Industri Pengolahan dan pertanian yang masih terjaga rendah di bawah level 5% yaitu hanya sebesar 2,72% dan 2,39%(yoy). 51 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

67 Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Kredit Total Kredit Ke Korporasi Growth Kredit Korporasi (yoy) Sumber : LBU,diolah BI Aceh 6% 4% 2% % -2% Grafik Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi NPL Bank Umum NPL Kredit ke Korporasi 12% 1% 8% 6% 4% 2% % Sumber : LBU,diolah BI Aceh Grafik Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Perdagangan Besar & Eceran Grafik Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan 6 Kredit Ke Perdagangan NPL PHR 14% 2,5 Kredit Ke Industri Pengolahan NPL Industri Pengolahan 3% % 1% 8% 6% 4% 2% 2 1,5 1,5 3% 2% 2% 1% 1% % % Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh KETAHANAN SEKTOR UMKM Seiring dengan peningkatan pertumbuhan kredit, penyaluran kredit UMKM di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi kredit yang disalurkan perbankan kepada UMKM di triwulan pelaporan mencapai Rp8,12 triliun, atau tumbuh sebesar 2,15% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar,4%. Peningkatan ini terutama terjadi akibat peningkatan kredit bagi UMKM sektor konstruksi yang terkena imbas akselerasi realisasi proyek pemerintah. Namun demikian, hingga akhir Triwulan-III 215 pangsa penyaluran kredit UMKM hanya mencapai 3,78% dari total kredit di Provinsi Aceh. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah di Aceh masih cukup rendah. Apabila dilihat berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM masih didominasi oleh kredit skala kecil (Grafik3.22). Kredit kredit UMKM skala kecil (Rp 5juta Rp5 juta) yang disalurkan pada Triwulan-III 215 mencapai Rp4,22 triliun, disusul oleh kredit skala menengah (Rp5 juta Rp5 miliar) senilai Rp2,16 triliun, dan kredit skala mikro (di bawah Rp5 juta) dengan baki debet sebesar Rp1,52 triliun. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

68 Rp Triliun BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik Perkembangan Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik Komposisi Kredit UMKM di Provinsi Aceh 8,5 Total Pembiayaan UMKM Pertumbuhan (yoy) 1% 8 7,5 5% % Mikro 19% Menengah 27% 7-5% 6, % Kecil 54% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Terkait dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), outstanding Kredit Untuk Rakyat (KUR) dengan total baki debet tercatat sebesar Rp389,1 miliar (grafik 3.23) dengan jumlah debitur sebanyak debitur (Grafik 3.24). Penyaluran KUR (total baki debet) Provinsi Aceh tersebut masih terkontraksi sebesar 44,5% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang telah terkontraksi sebesar 28,95% (yoy) (Grafik 3.24). Penurunan ini terjadi karena pada triwulan I & II 215 tidak ada kredit KUR baru yang disalurkan oleh perbankan di Aceh terkait dengan pemberhentian sementara KUR oleh Kemenkop UMKM sejak Desember 214 dan baru mulai diluncurkan lagi pada tanggal 15 Agustus 215 dengan beberapa revisi, seperti bunga KUR Mikro turun menjadi 21%, yang sebelumnya 22 %. Grafik Perkembangan Penyaluran Grafik Perkembangan KUR Aceh Debitur KUR Aceh 8 Total Pembiayaan KUR (Miliar) Pertumbuhan (yoy) 4% 5 Jumlah Debitur KUR Pertumbuhan (yoy) 4% % % -2% -4% % % -2% -4% -6% -6% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA Walaupun mengalami pertumbuhan tingkat konsumsi, namun penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan kepada sektor rumah tangga di Provinsi Aceh justru mengalami perlambatan pertumbuhan (Grafik 3.25). Pada akhir Triwulan-III 215 kredit yang disalurkan perbankan ke sektor Rumah Tangga mencapai Rp15,82 triliun atau 9,2 % (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan kredit rumah tangga di Triwulan-II 215 yang tumbuh 9,7 % (yoy). Kredit rumah tangga terdiri dari Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp2,49 trilun (15,52%), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Rp147,19 miliar (,93%), dan Multiguna sebesar Rp11,11 triliun (7,23%). Penurunan pertumbuhan kredit rumah tangga yang disertai dengan peningkatan tingkat konsumsi 53 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

69 Rp Milyar Rp Triliun Rp Triliun BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran dapat menjadi indikasi dimana rumah tangga di Provinsi Aceh membiayai konsumsinya menggunakan dana sendiri / non bank terkait dengan realisasi APBA yang cukup tinggi dan peningkatan investasi pada triwulan III Proporsi terbesar kredit Bank Umum yang diterima oleh sektor Rumah Tangga di Aceh adalah berupa kredit multiguna sebesar Rp11,11 triliun. Kredit dalam bentuk multiguna yang diterima oleh sektor rumah tangga pada triwulan laporan tumbuh sebesar 8,86% (yoy) atau melambat dibandingkan tingkat pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh hingga 26,92% (yoy). Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang disalurkan Bank Umum ke sektor rumah tangga di Aceh di Triwulan-III 215 mencapai Rp147,19 miliar, atau mengalami kontraksi sebesar 2,27% (yoy). Namun demikian lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 7,76%. Kredit Bank Umum yang disalurkan perbankan Aceh kepada sektor rumah tangga di Aceh juga dapat berupa KPR yang pada triwulan laporan mencapai Rp2,45 triliun. Kredit dalam bentuk KPR yang diterima oleh sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan sebesar 7,86% (yoy) atau meningkat dibandingkan tingkat pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,7% (yoy). Grafik Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik Perkembangan KPR Kredit Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy) 15% 1% 5% % I II III IV I II III 3 2,5 2 1,5 1,5 KPR Growth yoy KPR I II III IV I II III 4% 35% 3% 25% 2% 15% 1% 5% % Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Grafik Perkembangan KKB Grafik Perkembangan NPL KPR, KKB dan Multiguna 2 KKB Growth yoy KKB 6% NPL KPR NPL KKB NPL Multiguna 8% 15 4% 6% 1 2% 4% 5 % 2% I II III IV I II III -2% % I II III IV I II III Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

70 Rp Miliar Rp Miliar BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Seiring dengan kontraksi perekonomian, kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan ke sektor Rumah Tangga di Provinsi Aceh perlu diwaspadai. Hal ini tercermin dari masih peningkatan rasio Non Performing Loans (NPL) baik untuk kredit berupa KPR dan KKB di level yang cukup tinggi (mendekati / diatas critical point 5%). NPL KPR, KKB pada Triwulan-III 215 sebesar 7,32% dan 4,1% (Grafik 3.28). walaupun demikian kualitas kredit multiguna masih berada dibawah batas aman yang tercermin dari NPL yang hanya mencapai,69%. Berdasarkan jenisnya, kredit KPR masih didominasi KPR untuk rumah dengan tipe Pada Triwulan-III 215, posisi KPR yang disalurkan untuk tipe 22 s.d. 7 di akhir Triwulan-III 215 mencapai Rp1,36 triliun atau mencapai 55,53% dari seluruh KPR. Sementara untuk KPR tipe 21 hanya sebesar Rp392,78miliar dan untuk KPR di atas tipe 7 mencapai Rp487,24 miliar (Grafik 3.29). Selain berupa kepemilikan untuk rumah, apartemen, dan flat, KPR yang diterima oleh sektor rumah tangga juga berupa kredit untuk pemilikan Rumah Kantor (Rukan) dan Rumah Toko (Ruko) yang pada periode laporan mencapai 8,63% dari total KPR. Grafik Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Tipe 21 Tipe 22-7 Tipe > 7 Tipe Ruko dan Rukan 15 1 Grafik Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Tipe 21 (yoy) Tipe 22-7 (yoy) 1,5 Tipe > 7 (yoy) 1 5,5 I II III IV I II III I II III IV I II III , Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Pemberlakuan pelonggaran kebijakan LTV pada bulan Juni 215 belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran KPR tipe s.d. 21. Seiring dengan perlambatan pertumbuhan perekonomian Provinsi Aceh, Pertumbuhan KPR untuk tipe s.d 21 pada akhir Triwulan-III 215 mencatat pertumbuhan negatif sebesar 7,1% (Grafik 3.3) Grafik Perkembangan NPL dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Tipe 21 Tipe Grafik Perkembangan NPL KPR tipe di atas di Provinsi Aceh Tipe 22-7 Tipe > 7 Tipe Ruko dan Rukan I II III IV I II III I II III IV I II III Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 55 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

71 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran NPL KPR tipe 21 cenderung tinggi pada awal tahun 214 hingga triwulan II 215 namun pada triwulan laporan ini NPL KPR tipe 21 menurun drastris dan berada di bawah batas aman, yaitu mencapai 1,15% (grafik 3.31). Terkait dengan KPR di atas tipe 21, nilai NPL-nya masing-masing sangat bervariatif dimulai dari tipe 22 s.d. 7 sebesar 2,6%, tipe di atas 7 sebesar 1,22%, dan tipe Ruko dan Rukan yang sebesar 2,35%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

72 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 57 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

73 Lembar Rp Triliun ribu Rp Miliar Ribu BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI Kinerja sistem pembayaran non tunai pada Triwulan-III 215 cukup memadai dalam mendukung kegiatan perekonomian di Aceh. Grafik Perkembangan Transaksi RTGS Grafik Perkembangan Transaksi Kliring Nominal Volume Nominal Volume Sumber : BI Aceh Sumber : BI Aceh Pada Triwulan-III 215, sistem pembayaran non tunai di Aceh masih didominasi oleh sistem BI-RTGS. Dengan porsi penggunaan BI-RTGS mencapai 99,15%. Secara nominal, transaksi RTGS pada triwulan laporan meningkat sebesar 7,24% (qtq) menjadi Rp 222,65 triliun dan secara volume mengalami peningkatan sebesar 15,46% (qtq) menjadi sebesar transaksi (Grafik 3.33). Perputaran kliring perbankan di Aceh pada Triwulan-III 215 cenderung meningkat baik secara nominal maupun volume. Secara nominal, perputaran kliring pada triwulan laporan meningkat signifikan 271,65% (qtq) menjadi Rp1,9 triliun, dan secara volume transaksi warkat kliring meningkat sebesar,83% (qtq) menjadi lembar warkat (Grafik 3.34). Peningkatan nominal dan volume transaksi kliring di Provinsi Aceh pada Triwulan-III 215 tersebut sejalan dengan perekonomian Aceh yang cenderung membaik walaupun masih mengalami kontraksi sebesar,38%(yoy) KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI Perkembangan aliran uang kartal di Aceh pada Triwulan-III 215 mengalami net outflow sebesar Rp-1,25 triliun, (Grafik 3.35). Hal ini terjadi karena seiring dengan neraca perdagangan antar daerah di Provinsi Aceh yang masih menunjukan net impor, sehingga uang dari Provinsi Aceh cenderung mengalir keluar daerah. Grafik Perkembangan Inflow Outflow Outflow Inflow Netflow Sumber : BI Aceh Grafik Perkembangan Uang Tidak Asli Sumber : BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

74 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Temuan uang rupiah tidak asli di Aceh yang ditemukan oleh Bank Indonesia pada triwulan laporan sebanyak 118 lembar (grafik 3.36), jumlah tersebut meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 71 lembar. Bank Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah uang palsu antara lain melalui peningkatan security features uang yang dicetak dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Bank Indonesia juga senantiasa berupayan untuk memadukan layanan pembayaran tunai dan non tunai dalam rangka mewujudkan less-cash society. Salah satu pemaduan layanan pembayaran tunai dan non tunai yang dilakukan Bank Indonesia adalah melalui pelayanan penukaran uang menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) yang bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan APMK sebagai alternatif pembayaran. 59 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-215

75

76 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat Tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Aceh hingga bulan Agustus 215 mencapai 63,44%. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh berada pada level 9,93%, sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh berdasarkan data terakhir bulan Maret 215 tercatat sebesar 17,8%. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan Maret 214 yang sebesar 18,5%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 3,51% dan di daerah perkotaan sebesar 2,69%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh. Adanya perbedaan periode survei tenaga kerja dan kemiskinan membuat hubungan antara kedua indikator ini belum menunjukan korelasi yang sesuai. Penurunan tingkat kemiskinan seharusnya merupakan salah satu hasil dari meningkatnya partisipasi kerja atau berkurangnya tingkat pengangguran. KETENAGAKERJAAN Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh berdasarkan survei tenaga kerja BPS per Agustus 215 menunjukan jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 215 mencapai 2,183 juta orang, bertambah sekitar 6 ribu orang dibanding Agustus 214 sebesar 2,123 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Aceh pada Agustus 215 mencapai 9,93%, lebih tinggi,91% dibandingkan TPT bulan Agustus 214 yang hanya sebesar 9,2%. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah angkatan kerja yang terjadi selama periode tahun 214 hingga tahun 215 yang tidak dapat diserap dengan baik oleh pasar tenaga kerja Grafik Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh % TPAK TPT (rhs) Feb Agu Feb Agu Feb Agu TPAK 65,56 62,7 65,32 63,6 66,37 63,44 TPT (rhs) 8,38 1,3 6,75 9,2 7,73 9,93 % Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 214, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 215 di sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami peningkatan, sedangkan di sektor jasa-jasa mengalami penurunan. Sektor pertanian masih merupakan sektor utama yang mempengaruhi keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Aceh. Pekerja di sektor pertanian mencapai 882 ribu orang, meningkat dibandingkan dengan bulan Agustus 214 sebesar 852 orang atau meningkat sebesar 29 ribu orang. Peningkatan jumlah pekerja di sektor ini terjadi akibat cuaca yang baik pada musim panen bulan Agustus September 215 yang mengakibatkan permintaan akan pekerja tani menjadi semakin meningkat. Sedangkan pekerja di sektor industri adalah sebanyak 25 orang atau meningkat sebesar 13 ribu orang dibandingkan bulan Agustus 214 sebesar 237 ribu orang. 61 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

77 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat Pekerja di sektor Jasa-Jasa mengalami penurunan sebesar 9 ribu orang dari 843 ribu orang pada bulan Agustus 214 menjadi 834 ribu pada bulan Agustus 215. Penurunan ini disebabkan karena penurunan jumlah pekerja di sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan (Grafik 4.2). Grafik Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) 12 Grafik 4. 3 Porsi Tenaga Kerja menurut Status Pekerjaan Utama per Februari 215 Berusaha Sendiri Pertanian Ind.pengolahan Jasa-jasa Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu 1% 16% 35% 19% 4% 16% Berusaha dibantu buruh tdk tetap/buruh tdk dibayar Berusaha dibantu butuh tetap Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja bebas di pertanian Pekerja keluarga / tidak dibayar Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Secara sederhana, pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada bulan Agustus 215 sebesar 736 ribu orang (39,47%) bekerja pada kegiatan formal dan 1,19 juta orang (6,53%) bekerja pada kegiatan informal. Situasi ini menggambarkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di Provinsi Aceh adalah tenaga kerja di sektor informal, yang artinya tenaga kerja di Provinsi Aceh mayoritas tidak memiliki perlindungan yang memadai bagi tenaga kerja. Karena pekerja di sektor informal tidak dilindungi dengan hak-hak yang didapatkan oleh tenaga kerja di sektor formal. Apabila dilihat secara rinci menurut status pekerjaan utama, situasi ini masih serupa dengan kondisi ketenagakerjaan pada bulan Agustus 214. Status pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 35,4% diikuti oleh berusaha sendiri sebesar 19,8% kemudian pekerja keluarga/tidak dibayar 16,8% lalu berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 15,32%. Adapun pekerja yang berusaha dibantu buruh tetap dan bekerja bebas proporsinya dibawah 1%. Pekerja dengan status berusaha sendiri mengalami penurunan paling banyak dibanding yang lain yakni sebanyak 47 ribu orang. Hal ini senada dengan penurunan jumlah tenaga kerja di sektor jasa-jasa, karena karena mayoritas pekerja di sektor jasa-jasa adalah pekerja yang berusaha sendiri. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

78 DKIJ Kalsel Banten Kaltim Kalut Sumbar Riau Jambi Jabar Jatim Sultengg Sumsel Sulteng Aceh Bengkulu Maluku PapBar % Ribu Jiwa % BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 4.2. KESEJAHTERAAN Sampai dengan periode bulan Maret 215, tingkat kemiskinan 1 di Provinsi Aceh mengalami penurunan dibandingkan dengan Maret 214. Jumlah penduduk miskin di Aceh pada bulan Maret 215 sebanyak 852 ribu jiwa (17,8%) atau menurun sebanyak 29 ribu orang jika dibandingkan dengan Maret 214 yang mencapai 881 ribu orang (18,5%) (Grafik 4.4). Grafik Perkembangan Kemiskinan Aceh Jumlah Penduduk Miskin Angka Kemiskinan (rhs) Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret 214 yaitu 18,5%, terdapat penurunan persentase penduduk miskin sebesar -3,37%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode semester sebelumnya yakni September 215, tingkat kemiskinan di Aceh juga mengalami penurunan sebanyak 15 ribu orang (turun 1,69%) Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut bersumber dari turunnya angka kemiskinan di daerah pedesaan sebesar -3,51% sedangkan di daerah perkotaan turun sebesar -2,69%. Adanya peningkatan dari realisasi anggaran pemerintah yang diimplementasikan dalam berbagai proyek pembangunan diperkirakan menjadi faktor pendorong adanya penurunan tingkat kemiskinan di Aceh (Grafik 4.5). Grafik Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional Kota Desa Nasional Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sumber: BPS Nasional, diolah BI Aceh Grafik Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi Sumber BPS Prov Aceh, diolah BI Aceh Tingkat kemiskinan di Aceh saat ini menduduki urutan ke-8 tertinggi dibandingkan 33 Provinsi lainnya (Grafik 4.6). Peringkat tersebut menurun dari tahun sebelumnya yang menduduki peringkat 4. Adapun ketujuh provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi lainnya dari rendah ke tinggi berturut-turut adalah Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Gorontalo, Bengkulu dan NTB (grafik 4.7). Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani yang mayoritas tinggal di pedesaan pada triwulan II-215 mengalami peningkatan dibandingkan NTP triwulan sebelumnya sebesar 95,76 menjadi 96,7. Angka realisasi NTP hampir seluruh subsektor di Provinsi Aceh mengalami peningkatan dibandingkan dengan angka NTP pada triwulan I tahun 215, kecuali sektor tanaman perkebunan rakyat (Grafik 4.7 dan 4.9). Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya di wilayah Sumatera, NTP Aceh berada di posisi ke-5 terendah setelah Provinsi Sumatera Selatan (Grafik 4.8) % Aceh (17,8%) Nasional 11,2% 1 Tingkat kemiskinan adalah proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Selama periode Maret 211 Maret 212, Garis Kemiskinan Aceh naik sebesar 5,37%, yaitu dari Rp33.692,- per kapita per bulan pada Maret 211 menjadi Rp.32.13,- pada bulan Maret 212. Sehingga penduduk miskin Aceh adalah penduduk yang pengeluaran per kapita per bulannya kurang dari nilai tersebut. 63 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

79 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat Grafik Perkembangan NTP Aceh Grafik NTP Tiap Provinsi di Wilayah Sumatera pada triwulan II It Ib NTP ,7 98,19 99,7 97,8 94,83 93,6 95,73 15,55 92,48 14,21 12, Sumber: BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Grafik NTP Aceh Menurut Sub Sektor pada triwulan III T.Pangan Hortikultura Perikanan TP Rakyat Peternakan Sumber: BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Persoalan kemiskinan tidak hanya sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Meskipun terjadi penurunan tingkat kemiskinan, pada periode Maret Maret 215, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan sebesar,11. Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari,72 pada Maret 214 menjadi,83 pada Maret 214. Hal ini serupa dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang meningkat sebesar,2. Indeks ini meningkat dari 2,91 pada Maret 214 menjadi 3,1 pada Maret 215. Jika dibandingkan dengan semester sebelumnya, yakni periode September 214, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,14 pada September 214 menjadi 3,1 pada Maret 215. Di samping itu, Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama turun dari,86 menjadi,83. Besaran nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan, serta ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin mengecil (Grafik 4.1 dan 4.11) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

80 % % BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 2,5 2, Grafik Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh 2,1 2,1 1,9 1,9 1,8 1,9 1,8 1,8 2, 2,5 2, Grafik Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Nasional 2,1 2,1 1,9 1,9 1,8 1,9 1,8 1,8 2, 1,5 1, Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan,6,5,5,5,4,5,4,4,5 1,5 1, Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan,6,5,5,5,4,5,4,4,5,5,5, Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar, Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Indikator lain untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat adalah dengan melihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah. Pembangunan manusia di Provinsi Aceh terus mengalami perbaikan. Data terakhir mencatat bahwa IPM Aceh pada tahun 214 mencapai 68,9, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya bahkan sedikit lebih tinggi daripada IPM nasional sebesar 68,8. Capaian IPM yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan indikasi positif bahwa kualitas manusia di Aceh semakin membaik dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi (Grafik 4.12). Aspek terakhir yang menggambarkan kualitas hidup manusia yaitu standar hidup layak yang digambarkan melalui indikator pengeluaran per kapita. Indikator ini memperlihatkan tingkat kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh penduduk dan sensitif terhadap perubahan kondisi perekonomian. Data publikasi BPS terakhir mencatat selama periode 5 tahun (21-214) pengeluaran per kapita Aceh menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Pengeluaran per kapita Aceh tahun 214 tercatat sebesar 747,81 Ribu rupiah, atau telah mengalami peningkatan sebesar 92,85 ribu rupiah dibandingkan tahun 213 (Grafik 4.13). Grafik Indeks Pembangunan Manusia Aceh Aceh Nasional ,8 68,9 68,3 68, ,8 67,7 67,5 67,1 67, , Grafik Pengeluaran Per Kapita Aceh 747,81 611,42 615,6 618,79 654, Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh 65 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

81

82 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Keuangan daerah terdiri dari uang yang dikelola oleh pemerintah provinsi dan yang dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota. Realisasi dari pendapatan dan belanja anggaran tersebut merupakan bentuk kinerja dari keuangan daerah dan dapat menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui transmisi pengeluaran pemerintah dan investasi Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi dan Kabupaten/Kota Aceh pada triwulan III 215 secara umum mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 5.1 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Aceh pada tahun 215 sebesar 65% dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota dan 35% dikelola oleh pemerintah Provinsi (Grafik 5.1). Struktur tersebut relatif tidak berubah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Target pendapatan pemerintah /kota Aceh tahun 215 adalah sebesar Rp22,7 triliun, naik 13% dibandingkan dengan tahun 214. Sementara itu, target pendapatan pemerintah Provinsi Aceh pada tahun 215 adalah sebesar Rp12,1 Triliun, naik sebesar 8% dibandingkan dengan tahun 214. Kenaikan target tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Grafik Pangsa Pendapatan Daerah Aceh Grafik Pertumbuhan Target Pendapatan Aceh Kota/Kab. Aceh Prov. Aceh Kota/Kab. Aceh Prov. Aceh 8% 6% 4% 2% % 6% 62% 6% 6% 64% 65% 4% 38% 4% 4% 36% 35% % 3% 2% 1% % 3% 23% 17% 23% 14% 13% 16% 13% 1% 8% Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Struktur total pendapatan pemerintah Aceh baik provinsi maupun kabupaten/kota selama kurun waktu lima tahun terakhir didominasi oleh perimbangan dan Dana Otsus+. Dana Otsus+ merupakan gabungan dari dana otsus, penyesuaian, dan lainnya (Grafik 5.3). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih tergolong memiliki pangsa yang rendah. Pada tahun 215, Dana perimbangan dan Otsus+ Aceh masing-masing mencapai Rp16,43 triliun dan Rp14,36 triliun merupakan dua komponen terbesar dari pendapatan dengan pangsa masingmasing 47% dan 42% dari total pendapatan Aceh. Sementara itu, PAD hanya mencapai 11% dari total pendapatan Aceh (Grafik 5.4). Hal ini mencerminkan masih besarnya ketergantungan Aceh terhadap anggaran pusat dan potensi fiskal yang ada di Aceh masih dapat ditingkatkan. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215 7

83 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Grafik Perkembangan Struktur Pendapatan Aceh Grafik Struktur Pendapatan Aceh 215 PAD Perimbangan Otsus+ Rp4.. PAD 11% Rp3.. Rp2.. Rp1.. Otsus+ 42% Perimban gan 47% Rp Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Jika dilihat lebih rinci pendapatan Aceh tahun 215, pendapatan yang dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota Aceh lebih didominasi oleh dana perimbangan yang mencapai Rp 14,77 Triliun (Grafik 5.5). Pada tahun 215, bantuan keuangan pemerintah provinsi yang berasal dari otsus mengalami peningkatan karena adanya keputusan pemerintah untuk meningkatkan pangsa penyaluran otsus kepada pemerintah kabupaten/kota. Sementara itu, pendapatan yang dikelola oleh pemerintah Provinsi Aceh didominasi oleh Otsus yang mencapai Rp 8,46 Triliun (Grafik 5.6). Grafik Struktur Pendapatan Kab/Kota Aceh 215 Grafik Struktur Pendapatan Provinsi Aceh 215 S T R U K T U R A P B A K A B / K O T A S T R U K T U R A P B A P R O V I N S I Rp25.. Rp14.. Rp2.. Rp15.. Rp1.. Rp5.. Otsus+ Perimbangan PAD Rp12.. Rp1.. Rp8.. Rp6.. Rp4.. Rp2.. Otsus+ Perimbangan PAD 215 Rp- Rp- 215 Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Kinerja pendapatan Aceh pada triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya. Penerimaan pendapatan pemerintah Aceh mencapai Rp 15,9 Triliun atau 43,48%. Penurunan realisasi penerimaan pendapatan terjadi pada pendapatan yang dikelola oleh provinsi yang menurun dari realisasi sebesar 68,56% pada triwulan III tahun lalu menjadi 41,59% pada tahun ini. Sementara itu realisasi penerimaan dari total kabupaten/kota di Aceh sebesar 44,47% pada tahun ini, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 36,74%. Penyebab menurunnya realisasi pendapatan yang dikelola oleh provinsi adalah menurunnya realisasi dana otsus yang menurun dari 78,92% pada tahun lalu menjadi 36,6% pada tahun ini (Tabel 5.1). 71 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

84 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Tabel Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan Laporan Realisasi Pendapatan Komponen Pendapatan III 214 III 215 Nilai (Rp Juta) % Nilai (Rp Juta) % PAD Rp ,18% Rp ,86% Perimbangan Rp ,28% Rp ,44% Otsus+ Rp ,2% Rp ,88% Total Pendapatan Kab/Kota Rp ,74% Rp ,47% PAD Rp ,28% Rp ,55% Perimbangan Rp ,16% Rp ,5% Otsus+ Rp ,92% Rp ,6% Total Pendapatan Provinsi Rp ,56% Rp ,59% PAD Rp ,2% Rp ,19% Perimbangan Rp ,97% Rp ,63% Otsus+ Rp ,6% Rp ,22% Total Pendapatan Aceh Rp ,9% Rp ,48% Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh 5.2 BELANJA DAERAH Belanja Aceh pada tahun 215 sebesar 65% dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota dan 35% dikelola oleh pemerintah Provinsi (Grafik 5.7). Struktur tersebut relatif tidak berubah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Target belanja pemerintah kabupaten/kota Aceh tahun 215 adalah sebesar Rp23,52 triliun, naik 14% dibandingkan dengan tahun 214. Sementara itu, target belanja pemerintah Provinsi Aceh pada tahun 215 awalnya adalah sebesar Rp12,75 Triliun, turun signifikan sebesar -5% dibandingkan dengan tahun 214 (Grafik 5.8). Grafik Pangsa Belanja Daerah Aceh Grafik Pertumbuhan Target Belanja Aceh Kota/Kab. Aceh Prov. Aceh Kota/Kab. Aceh Prov. Aceh 8% 6% 4% 2% % 57% 6% 59% 57% 61% 65% 43% 4% 41% 43% 39% 35% % 3% 2% 1% % -1% 19% 32% 17% 18% 12% 24% 13% 14% 4% % Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

85 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Struktur total belanja pemerintah Aceh baik provinsi maupun kabupaten/kota selama kurun waktu lima tahun terakhir didominasi oleh belanja pegawai. Namun, belanja modal dalam dua tahun terakhir ini mengalami peningkatan (Grafik 5.9). Pada tahun 215, belanja pegawai dan barang masing-masing mencapai Rp13,5 triliun dan Rp8,94 triliun merupakan dua komponen terbesar dari belanja dengan pangsa masing-masing 43% dan 3% dari total pendapatan Aceh. Sementara itu, belanja modal sudah mengalami peningkatan sehingga memiliki pangsa 25% dari total belanja Aceh (Grafik 5.1). Hal ini mencerminkan pemerintah Aceh sudah mulai concern untuk meningkatkan realisasi belanja pada komponen yang produktif dan memiliki dampak yang berkelanjutan seperti belanja modal. Grafik Perkembangan Struktur Belanja Aceh Grafik Struktur Belanja Aceh 215 Rp4.. Rp3.. Rp2.. Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos Belanja Bansos Belanja 2% Barang 3% Belanja Pegawai 43% Rp1.. Rp Belanja Modal 25% Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Jika dilihat lebih rinci belanja Aceh tahun 215, belanja yang dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota Aceh lebih didominasi oleh belanja pegawai yang mencapai Rp 11,62 Triliun (Grafik 5.11). Sementara itu, belanja yang dikelola oleh pemerintah Provinsi Aceh didominasi belanja barang dan jasa yang mencapai Rp 4,23 Triliun (Grafik 5.12). Grafik Struktur Belanja Kab/Kota Aceh 215 Grafik Struktur Belanja Provinsi Aceh 215 Rp25.. S T R U K T U R A P B A K A B / K O T A Rp1.. S T R U K T U R A P B A P R O V I N S I 215 Belanja Bansos Belanja Barang Belanja Modal Belanja Pegawai Rp2.. Rp15.. Rp1.. Rp5.. Rp- Rp8.. Rp6.. Rp4.. Rp2.. Rp- 215 Belanja Bansos Belanja Barang Belanja Modal Belanja Pegawai Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh Kinerja realisasi belanja Aceh pada triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja pemerintah Aceh sebesar Rp 9,25 Triliun atau 25,51%. Realisasi belanja yang dikelola oleh provinsi yang menurun dari sebesar 39,4% pada triwulan III tahun lalu menjadi 27,87% pada tahun ini. Selain itu realisasi belanja dari total kabupaten/kota di Aceh juga hanya sebesar 24,23% pada tahun ini, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 26,45%. 73 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

86 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Penyebab menurunnya realisasi belanja pemerintah adalah penurunan realisasi belanja modal dan barang. Realisasi belanja modal pada periode laporan sebesar 14,81%, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,3%. Sementara itu, realisasi belanja barang dan jasa menurun dari 28,72% tahun lalu menjadi 27%. Namun, hasil kondirmasi langsung kepada Dinas Keuangan Provinsi Aceh, angka yang terekam dalam sistem belum mencerminkan realisasi sebenarnya. Hal tersebut terjadi karena laporan realisasi belanja dari SKPA baik provinsi maupun kabupaten/kota masih ada yang belum terekam dalam sistem di Dinas Keuangan Provinsi Aceh. (Tabel 5.2). Tabel Realisasi Belanja Triwulan Laporan Komponen Belanja Realisasi Belanja III 214 III 215 Nilai (Rp Juta) % Nilai (Rp Juta) % Belanja Pegawai Rp ,77% Rp ,38% Belanja Modal Rp ,6% Rp ,65% Belanja Barang Rp ,% Rp ,% Belanja Bansos Rp ,45% Rp ,99% Total Belanja Kab/Kota Rp ,45% Rp ,23% Belanja Pegawai na na Rp ,14% Belanja Modal Rp ,3% Rp ,46% Belanja Barang Rp ,47% Rp ,2% Belanja Bansos Rp ,4% Rp ,55% Total Belanja Provinsi Rp ,4% Rp ,87% Belanja Pegawai na na Rp ,82% Belanja Modal Rp ,3% Rp ,81% Belanja Barang Rp ,72% Rp ,% Belanja Bansos Rp ,53% Rp ,9% Total Belanja Aceh Rp ,53% Rp ,51% Sumber : Dinas Keuangan Aceh, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

87 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Box. 2 Evaluasi Pemanfaatan Dana Otonomi Khusus Aceh Tahun Pemerintah mengalokasikan dana otonomi khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan mulai tahun 28, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 26 tentang Pemerintahan Aceh. Dana otsus tersebut dialokasikan untuk jangka waktu 2 (dua puluh) tahun, dengan rincian untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima belas, yang besarnya setara dengan 2% (dua persen) dari plafon Dana Alokasi Umum (DAU) nasional, dan untuk tahun keenam belas sampai dengan tahun kedua puluh, besarnya setara dengan 1% (satu persen) dari plafon DAU nasional, dan ditujukan untuk membantu daerah dalam rangka membiayai pembangunan terutama pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan serta pendanaan pendidikan, kesehatan dan sosial. Selama kurun waktu delapan tahun alokasi dana otsus Aceh mengalami peningkatan. Pada tahun 28 dana otsus Aceh sebesar Rp 3,59 Triliun, hingga pada tahun 215 menjadi sebesar Rp 7,6 Triliun. Sumber : Bappeda Aceh Alokasi dana otsus kepada provinsi Aceh sebesar 6% dari total seluruh dana otsus, sementara itu untuk kabupaten/kota sebesar 4%. Porsi ini baru berubah sejak tahun 214, sebelumnya kabupaten/kota hanya mendapat jatah 3%. 4% 6% No Provinsi Aceh Kab/Kota Total Otsus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

88 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Untuk level provinsi, alokasi dana otsus diprioritaskan pada bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan bantuan kepada gampoeng (desa). Pada tahun 215 Alokasi dana pendidikan mencapai Rp 1,56 Triliun sedangkan biaya kesehatan mencapai Rp 879 Miliar. No BIDANG INFRASTRUKTUR 1.9, , , , , , , ,27 2 PEMBERDAYAA N EKONOMI 3 PENGENTASAN KEMISKINAN 86, , ,24 62, , , , ,67 11,8 4,2 63,613 33,261 61,71 952, , ,358 4 PENDIDIKAN 417, ,845 37,962 51, , , , ,967 5 SOSIAL 66,478 16,716 17,431 58, ,528 13, , ,422 6 KESEHATAN 17,958 44,18 289,74 4,51 666,665 56,253 86, ,788 7 KEISTIMEWAAN ACEH 161,91 46,249 18, ,139 14,945 41,346 45,879 51,3412 JUMLAH PAGU 3.59, , , , , , , ,756 Dari alokasi tersebut, disumpulkan bahwa kriteria program/kegiatan periode masih bersifat umum dan belum fokus untuk untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu, Penyusunan kriteria program dan kegiatan Dana Otsus periode memerlukan teroboson untuk menghilangkan ego sektoral (bidang-bidang pembangunan) dalam memperebutkan alokasi anggaran. Selain itu, evaluasi juga disampaikan melalui hasil penelitian Word Bank tahun 211 memberi kesimpulan bahwa program/kegiatan Dana Otsus masih kecilkecil dan tidak strategis sehingga tidak memiliki daya ungkit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

89

90 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah Perekonomian Aceh pada triwulan IV tahun 215 diperkirakan tumbuh meningkat pada kisaran,53% s.d 1,53% (yoy). Dari sisi penawaran, sektor pertanian diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sementara itu sektor pertambangan dan industri pengolahan diperkriakan masih mengalami kontraksi. Dari sisi permintaan, peningkatan konsumsi diperkirakan memberikan andil utama dalam pertumbuhan namun tinggi nya impor masih menjadi penghambat. Pada triwulan IV tahun 215 inflasi Aceh diperkirakan masih berada pada level antara 2,38% - 3,58% (yoy). Tekanan diperkirakan bersumber baik dari inflasi kelompok volatile food, administred prince PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III 215 sebesar -,38% atau ada di atas proyeksi yang dibuat pada triwulan lalu yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,84%,84%. Adanya revisi angka pertumbuhan triwulan I dan II 215 diperkirakan berpengaruh terhadap realisasi pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III 215. Tabel Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh I II III III* IV* 215* 3,85 2,83 1,65 (2,2) (2,21) (,38) (1,84) (,84),53-1,53 (1,43) (,38) Sumber : BPS Provinsi Aceh * ) Angka perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Grafik Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh 215 (Triwulanan) Grafik Struktur B Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh 215 (Tahunan) Sumber : BPS Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Aceh, diolah BI Aceh Perekonomian Aceh pada triwulan IV 215 diperkirakan akan tumbuh positif antara,53% dan,84% namun secara keseluruhan tahun 215 mengalami kontraksi pertumbuhan. Perekonomian Aceh selama tahun 215 mengalami trend peningkatan secara triwulanan namun secara tahunan diperkirakan masih terkontraksi dalam kisaran -1,43%dan -,38%. Salah satu faktor penyebab utama terkontraksinya ekonomi Aceh adalah akibat defisitnya neraca dagang Aceh. Ekspor luar negeri migas Aceh yang menurun drastis dan besarnya impor 76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

91 BAB 6 Prospek Perekonomian Daerah domestik (antar daerah) merupakan penyebab utama menurunnya perekonomian Aceh. Walaupun ekspor luar negeri non migas Aceh mengalami peningkatan, kinerjanya diperkirakan masih akan terganggu oleh tren penurunan harga komoditas dunia, khususnya komoditas ekspor unggulan di sektor pertanian perkebunan seperti kelapa sawit, coklat dan kopi. Selain itu, menurunnya ekonomi Aceh dipicu oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam. Tabel Hasil Proyeksi PDRB Aceh 215 Sisi Permintaan Komponen Aceh (ADHK %) I II III IVp Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,27 2,78 3,41 3,35-4,35 2,78-3,83 Pengeluaran Konsumsi LNPRT -8,14-9,75 1,68 2,75-3,75 (4,4) - (2,99) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -1,19 2,8 6,31 2,54-3,54 2,24-3,29 Pembentukan Modal Tetap Bruto -1,5 -,15-1,57 2,94-3,94 (,37) -,68 Ekspor Barang dan Jasa -3,65-1, -1,3,59-1,59 (1,72) - (,67) Impor Barang dan Jasa 2,55 6,78 6,14 5,48-6,48 4,87-5,92 PDRB p -2,2-2,21 -,38,53-1,53 (1,43) - (,38) Sumber : BPS Aceh, diolah BI Aceh Dari sisi permintaan, hingga akhir tahun 215 kinerja perekonomian Aceh secara keseluruhan masih mengalami kontraksi, yang terutama diakibatkan oleh defisit neraca pergangan, atau dengan kata lain komponen impor masih lebih besar dibandingkan dengan ekspor. Pertumbuhan impor barang dan jasa antar daerah (domestik) diperkirakan meningkat untuk merespon peningkatan konsumsi rumah tangga di tahun yang kebutuhannya masih belum mampu diakomodir di dalam Aceh sendiri. Aktivitas percepatan pembangunan pembangkit listrik geothermal dan bendungan Keureuto juga berpotensi meningkatkan impor luar negeri, terutama terkait dengan pengadaan mesin-mesin / pesawat mekanik dan mesin/peralatan listrik. Oleh karena itu, impor Aceh selama tahun 215 diproyeksikan tumbuh meningkat antara 4,87%-5,92%. Dari komponen ekspor, ekspor antar daerah diperkirakan akan masih dipicu oleh ekspor gabah ke Sumatera Utara. Cuaca yang relatif lebih baik pada tahun ini, serta adanya UPSUS peningkatan produksi gabah membuat produksi gabah Aceh pada tahun 215 diperkirakan meningkat signifikan. Besarnya penjualan gabah ke Sumatera Utara ini memang memberikan andil yang besar terhadap kinerja ekspor antar daerah di Aceh, namun impor beras yang juga besar dari Sumatera Utara menjadi trade off terhadap perdagangan Aceh. Ekspor luar negeri Aceh diperkirakan masih akan mengalami kontraksi karena masih terpengaruh berakhirnya ekspor LNG tahun lalu. Walaupun ekspor luar negeri non migas Aceh mengalami peningkatan, kinerjanya diperkirakan masih akan terganggu oleh tren penurunan harga komoditas dunia, khususnya komoditas ekspor unggulan di sektor pertanian perkebunan seperti kelapa sawit, coklat dan kopi. Oleh karena itu, ekspor Aceh selama tahun 215 diproyeksikan akan mengalami kontraksi antara -1,72% dan -,67%. Komponen investasi sangat tergantung pada realisasi APBA Provinsi maupun kabupaten/kota. Jika realisasi APBA mempertahankan tren meningkat seperti tw III 215 yang yang tumbuh 6,31% maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja investasi pada akhir tahun Walaupun investasi mengalami kinerja negatif sampai triwulan III 215, realisasi APBA terutama untuk proyek pembangunan diperkirakan akan mem-boosting kinerja investasi pada akhir tahun. Pada kondisi tersebut investasi Aceh pada tahun 215 diproyeksikan tumbuh sebesar antara -,37% dan,68%. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh antara 2,78% dan 3,83%. Apresiasi nilai tukar yang terjadi pada akhir tahun 215 ini serta penerapan kebijakan paket III pemerintah yang menurunkan beberapa tarif KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

92 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah listrik dan gas diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, pemenuhan konsumsi yang berasal dari impor menjadi kendala tersendiri yang membuat konsumsi rumah tangga bukan merupakan komponen yang optimal dalam menopang ekonomi Aceh. Sementara itu, komponen pengeluaran pemerintah menjadi kunci penting dalam mendorong ekonomi Aceh. Realisasi APBA Provinsi maupun kota/kabupaten mengalami peningkatan pada triwulan III 215 yang ditunjukan oleh pertumbuhan konsumsi/pengeluaran pemerintah yang tumbuh 6,31%. Jika koordinasi pemerintah Aceh hingga akhir tahun mendukung pelaksanaan program-program maka realisasi APBA akan membuat konsumsi/pengeluaran pemerintah dalam PDRB tumbuh meningkat sebesar 2,24% hingga 3,29%. Dari sisi penawaran, menurunnya ekonomi Aceh dipicu oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam. Penghentian ekspor mineral mentah dan morotarium tambang serta berhentinya produksi gas masih menjadi pemicu utama menurunnya kinerja sektor ini. Selain itu, kinerja proyek terminal regasifikasi terkendala lambannya penyerapan gas yang dipicu oleh tingginya harga jual gas kepada industri di wilayah Sumut maupun Aceh yaitu pada kisaran harga USD 14-16/MMBTU. Namun demikian pembukaan tambang batu bara di kawasan Peunaga Cut Ujong diharapkan dapat menahan laju perlambatan dari sektor pertambangan. Perpanjangan izin terkait penyaluran gas sebanyak 6-7 mmbtu/jam juga diharapkan dapat menahan kontraksi sektor industri pengolahan pada tahun 215. Dengan kondisi tersebut sektor pertambangan dan industri pengolahan diperkirakan akan mengalami kontraksi masing-masing sebesar -24,21% dan -2,3% dibandingkan dengan tahun 214. Sementara itu, sektor utama yang diperkirakan akan menjadi penyangga ekonomi Aceh di tengah penurunan ini adalah sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor transportasi. Sektor pertanian diproyeksikan mengalami peningkatan seiring dengan tren peningkatan luas lahan pertanian dan musim panen beras, bumbu-bumbuan, buah-buahan dan sayuran. Namun demikian penurunan harga komoditas unggulan seperti sawit, kakao dan kopi dapat menghambat pertumbuhan pada sektor ini. Dengan kondisi tersebut, sektor pertanian diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang signifikan antara 4,55% sampai dengan 5,55% dibandingkan dengan tahun 214. Sementara itu, peningkatan sektor perdagangan diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan kinerja sektor transportasi didukung oleh peningkatan kunjungan wisatawan ke Aceh yang mengalami peningkatan di tahun 215. Dari sisi eksternal, terdapat beberapa risiko yang masih perlu diwaspadai, antara lain: Downside risk pertumbuhan ekonomi global, Berlanjutnya penurunan harga komoditas serta risiko di pasar keuangan global masih tinggi sejalan dengan ketidakpastian kenaikan FFR, ketidakpastian krisis Yunani, serta anjloknya harga saham di Tiongkok. Namun demikian, India sebagai negara tujuan ekspor utama komoditas dari ProvinsiAceh diperkirakan akan kembali meningkat didukung oleh perbaikan konsumsi dan investasi. Dengan kondisi tersebut, beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Aceh antara lain: 1. Memberikan stimulus perekonomian berupa percepatan realisasi APBA, tren peningkatan pertumbuhan pengeluaran pemerintah terutama untuk proyek pembangunan harus dipertahankan karena merupakan sumber utama penopang pertumbuhan Aceh. 2. Merumuskan kebijakan untuk menurunkan defisit neraca perdagangan Aceh, diantaranya melalui upaya pembuatan model kerjasama perdagangan antar daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten / kota yang memprioritaskan pemenuhan komoditas strategis dari Aceh sendiri, selain itu percepatan pembangunan pabrik-pabrik pengolahan harus dilakukan agar produk dengan nilai tambah yang terbesar berada di Aceh. 78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

93 BAB 6 Prospek Perekonomian Daerah 3. Melakukan penguatan daya saing daerah. Tren peningkatan ekspor non migas Aceh saat ini harus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan melalui upaya: (i) revitalisasi komoditas perkebunan seperti kopi, CPO, karet, dan kokoa dengan pengelolaan yang terintegrasi sebagai sektor unggulan baru Aceh; (ii) pembentukan forum peningkatan daya saing daerah dan Regional Investment Relation Unit untuk meningkatkan awareness Aceh sebagai daerah berpotensi, baik dan terpercaya; (iv) membentuk Forum Aceh di level nasional yang dapat secara intensif merumuskan solusi-solusi kongkrit untuk memacu pertumbuhan ekonomi Aceh dengan anggota forum putra-putri Aceh yang saat ini sukses berkiprah di seluruh lini baik pemerintahan, politik, maupun swasta. INFLASI PROVINSI ACEH Tabel Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh I II III IV I II III III* IV* 5,4 5,5 5,7 8,9 5,44 6,24 2,58 5,6-6, ,38 Sumber : BPS Provinsi Aceh * ) Angka perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 2,58%, masih dalam range sasaran inflasi nasional sebesar 4±1%. Pada akhir tahun 215 ini, inflasi Aceh juga diperkirakan masih akan stabil dan cendrung menurun karena kondisi cuaca yang baik menjamin kelancaran supply beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di Aceh seperti ikan tongkol dan beras. Namun, prospek inflasi IHK pada semester II-215 diperkirakan masih akan tetap menghadapi potensi tekanan karena berlanjutnya sejumlah risiko yang perlu diwaspadai baik secara internal maupun eksternal. Penyesuaian harga BBM terkait perkembangan harga minyak dunia yang cenderung menurun berpotensi untuk mengurangi tekanan inflasi. Namun demikian, terdapat sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan inflasi pada semester II- 215, yakni: i) Risiko penurunan produksi pangan akibat dampak cuaca ekstrim ii) Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi global dan iii) Dampak kebijakan penyesuaian harga berbagai komoditas dalam kelompok administered prices khususnya BBM, LPG dan tarif tenaga listrik. Koordinasi intensif antara BI dan pemerintah dalam Tim pengendalian inflasi Daerah (TPID) Aceh diperkirakan mampu menjaga laju inflasi sehingga inflasi Aceh pada akhir tahun 215 diperkirakan masih dalam kisaran target yaitu 4±1%. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga laju inflasi antara lain: 1. Prioritas pengalokasian APBN dan APBD dalam memperbaiki konektivitas perhubungan dan energi untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan mendukung peningkatan ketersediaan pasokan. 2. Menggalakkan program peningkatan produktivitas tanaman pangan dalam rangka meningkatkan ketersediaan pasokan dengan mensinergikan seluruh SKPA terkait dengan pembiayaan yang memadai. 3. Mendorong upaya pengembangan infrastruktur dan antisipasi kerusakan infrastruktur khususnya infrastruktur yang mendukung produksi bahan pangan dan terkait transportasi untuk menjamin kelancaran pasokan barang. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III

94 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah 4. Melakukan diseminasi dan komunikasi terkait inflasi untuk menjaga ekspektasi harga di masyarakat. 5. Meningkatkan kelancaran distribusi barang ke masyarakat melalui pasar atau pembentukan pasar induk. 6. Melakukan upaya untuk meningkatkan kecukupan pangan melalui upaya pemanfaatan bibit unggul, serta aplikasi metode dan teknologi tepat guna. 7. Mendorong peningkatan stok untuk menjaga ekspektasi pasar, salah satunya melalui optimalisasi program Sistem Resi Gudang (SRG) dan pemanfaatan cold storage. 8. Melakukan analisa perdagangan antar daerah/wilayah untuk mendapatkan peta sumber dan tujuan komoditas strategis Aceh. 8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN III-215

95

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2013 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR i Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi : Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2014 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental.

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental. NOVEMBER 2017 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... xi Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xiii Ringkasan Eksekutif... xvii Bab 1 Perkembangan Ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Mei 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti Ekspektasi Inflasi...

Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti Ekspektasi Inflasi... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Februari 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Kajian Triwulanan Periode Mei 2017 1 Visi, Misi, dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Mei 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Mei 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN II 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci