Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:"

Transkripsi

1 Februari 2018

2 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim Advisory Pengembangan Ekonomi dan Surveilans Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara Jalan Yos Sudarso No. 1, 97711, Ternate, Maluku Utara Telepon: / Faksimili: jarot_uws@bi.go.id; rai_gdw@bi.go.id; ardy_t@bi.go.id

3 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah. Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu kebijakan di daerah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih baik di waktu yang akan datang. Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih. Ternate, 22 Februari 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA RINGKASAN EKSEKUTIF i iii iv iv v vii ix BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH Kondisi Umum Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 10 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH Struktur APBD Realisasi Pendapatan APBD Realisasi Belanja APBD Rekening Pemerintah 28 BAB III INFLASI DAERAH Perkembangan Inflasi Triwulan II Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 38 BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH Asesmen Sektor Rumah Tangga Asesmen Sektor Korporasi Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Pengembangan Akses Keuangan 54 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai Perkembangan KUPVA Bukan Bank (BB) BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan Tingkat Kesejahteraan Daerah Profil Kemiskinan Daerah Profil Kebahagiaan Daerah BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN Prospek Pertumbuhan Ekonomi Outlook Inflasi Daerah 79

6 DAFTAR TABEL 1 Tabel Tabel Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Tabel 2.1 APBD Maluku Utara Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 33 4 Tabel 4.1 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai 45 Tabel Tabel Kondisi Likuiditas Korporasi Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM BI di Maluku Utara Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara 59 Tabel 5.2 Perkembangan Cek BG Kosong di Maluku Utara 62 6 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) 67 Tabel Tabel Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia Nilai Tukar Petani (NTP) di Maluku Utara DAFTAR GAMBAR 1 Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan V Gambar Gambar Rapat Perdana TPID Kabupaten Halmahera Selatan TPID di Provinsi dan TPID Kabupaten/kota di Maluku Utara Gambar 4.1 Indikator Penyusun Indeks Kebahagian Kebahagiaan Maluku Utara Gambar 7.1 Perkiraan Curah Hujan pada April iv

7 DAFTAR GRAFIK 1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan IV Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 6 Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu 6 Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 12 Grafik 1.12 Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha 12 Grafik 1.13 Struktur PDRB Sisi Penawaran 13 Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel 14 Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel 14 Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Industri di Maluku Utara 15 Grafik 1.17 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga 16 Grafik 1.18 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara 17 Grafik 1.19 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara 17 Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan 18 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 24 Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan 27 Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29 3 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional 32 Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 33 Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Beberapa Subkelompok Core Inflation (yoy) 34 Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Beberapa Komoditas Administered Price 34 (yoy) Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Komoditas KomoditasTembakau dan Rokok 34 (yoy) Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Volatile Food (yoy) 35 Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen 36 Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate 37

8 4 Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 42 Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK 43 Grafik 4.3 Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang 43 Grafik 4.4 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara 43 Grafik 4.5 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara 44 Grafik 4.6 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara 45 Grafik 4.7 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara 45 Grafik 4.8 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan 46 Grafik 4.9 Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi 47 Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 48 Grafik 4.11 NPL Kredit Korporasi 48 Grafik 4.12 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur 48 Grafik 4.13 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 49 Grafik 4.14 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 50 Grafik 4.15 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 51 Grafik 4.16 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 52 Grafik 4.17 Perkembangan NPL Perbankan di Malut 52 Grafik 4.18 Perkembangan Perbankan Syariah 53 5 Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara 58 Grafik Grafik Perkembangan Pemusnahan UTLE di Maluku Utara Perkembangan Kliring di Maluku Utara Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara 66 Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa) 67 Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara 68 Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik NTP per Subsektor di Maluku Utara Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Persentase Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makan Desa dan Kota Indeks Kebahagiaan Penduduk Menurut Provinsi Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya 76 vi

9 INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA A. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 130,27 130,72 133,49 131,86 132,84 Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 1,91 2,41 3,92 1,60 1,97 PDRB - harga konstan (miliar Rp) 5560,01 6, ,57 7, ,58 6, ,26 7, ,46 8,30 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1252,34 7, ,32 6, ,63 3, ,37 1, ,06 1,02 Pertambangan dan Penggalian 530,49 7,60 545,76 11,58 551,92 14,02 573,24 10,28 579,70 9,28 Industri Pengolahan 320,00 16,90 344,21 14,09 378,06 24,01 472,23 41,50 470,74 47,11 Pengadaan Listrik dan Gas 5,81 3,29 5,93 4,11 6,38 4,49 6,30 9,80 6,47 11,38 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,01 3,09 5,08 6,52 5,27 6,05 5,32 8,47 5,38 7,40 Konstruksi 378,02 6,03 371,78 6,75 377,86 6,99 388,65 8,78 416,87 10,28 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 997,15 7, ,96 7, ,35 7, ,51 5, ,70 6,37 Transportasi dan Pergudangan 322,72 10,07 325,62 9,58 334,35 8,37 343,19 6,81 346,66 7,42 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 25,46 9,12 26,63 8,35 26,53 9,78 27,41 9,97 28,19 10,73 Informasi dan Komunikasi 246,75 8,30 248,02 5,06 253,96 7,87 261,34 6,30 265,03 7,41 Jasa Keuangan dan Asuransi 175,84 11,21 170,38 5,69 174,32 3,96 175,92 5,48 186,34 5,97 Real Estate 6,60 4,97 6,80 7,41 6,95 8,53 7,05 8,15 7,17 8,64 Jasa Perusahaan 18,78 5,17 18,91 5,15 19,48 6,96 20,01 6,72 20,23 7,70 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 914,57-1,01 864,20 6,19 897,42 2,16 907,51 7,18 976,81 6,81 Jasa Pendidikan 193,34 3,31 190,18 6,02 192,55 5,68 199,68 4,51 205,62 6,35 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 120,67 5,12 118,45 7,15 121,73 4,53 125,07 4,90 130,61 8,24 Jasa lainnya 46,47 7,13 46,33 3,98 47,81 5,97 49,47 7,19 49,87 7,33 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 14,82 405,78 31,51 356,83 12, ,88 84,18 534,71 103,03 595,26 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 15,59 179,39 27,89 146,55 71, , , , , ,13 Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 34,95 25,70 11,13 (84,07) 10,03 (84,41) 54,83 (23,63) 58,52 67,48 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 57,93 34,22 16,87 (84,60) 38,70 (29,46) 1.116,36 577, , ,13

10 B. Perbankan INDIKATOR Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp miliar) 8461,06 4, ,56 4, ,96 7, ,00 9, ,81 16,71 DPK (Rp miliar) 6306,79 1, ,12-2, ,27 3, ,42 7, ,72 8,24 - Tabungan 3774,69 0, ,27 4, ,45 6, ,89 5, ,44 13,61 - Giro 989,57-19, ,88-20, ,33-8, ,88 10,57 911,51-7,89 - Deposito 1542,53 21, ,96 3, ,49 7, ,65 10, ,77 5,46 Kredit (Rp miliar) 6405,98 12, ,33 14, ,60 11, ,65 10, ,01 17,61 - Modal Kerja 1663,31 12, ,46 16, ,34 9, ,12 7, ,00 20,12 - Konsumsi 4286,91 14, ,70 15, ,96 15, ,69 15, ,50 19,77 - Investasi 455,77-3,97 482,17 2,05 411,31-13,76 398,84-15,33 401,50-11,91 LDR 101,57 105,38 101,43 102,10 110,36 Kredit UMKM (Rp miliar) 1751,19 8, ,49 8, ,14 4, ,37 1, ,54 13,95 Kredit Mikro (Rp miliar) 491,42 17,65 883,49 90,80 512,77 3,21 483,94-2,10 517,34 5,28 Kredit Kecil (Rp miliar) 872,92 9,96 376,74-52,23 889,16 7,62 888,43 4,86 915,77 4,91 Kredit Menengah (Rp miliar) 386,85-4,00 358,29 3,02 382,21-2,30 396,00-1,71 562,43 45,39 NPL 1,66 1,77 1,91 2,00 1,56 C. Sistem Pembayaran INDIKATOR Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy SISTEM PEMBAYARAN Inflow (Rp miliar) 237,28 90,39 292,94-16,72 248,94 33,04 350,74-27,92 196,48-17,20 Outflow (Rp miliar) 737,04-12,51 195,68 21, ,51 13,59 353,93-22, ,74 46,36 Volume Kliring (lembar) , , , , ,37 Nominal Kliring (Rp miliar) 245,41-7,45 234,92-9,81 299,58 21,72 226,55-7,34 330,26 34,58 Cek/BG Kosong (lembar) 44 41, , , , ,00

11 Ringkasan Eksekutif Pertumbuhan Ekonomi Daerah Ekonomi Maluku Utara pada triwulan VI 2017 tumbuh meningkat dibanding triwulan III Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 8,30% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 7,76% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, lembaga nonprofit rumah tangga, pemerintah daerah di Maluku utara dan peningkatan pertumbuhan investasi yang dicerminkan oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB). Dari sisi penawaran, akselerasi perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh ekspansi pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa keuangan, dan real estate. Menapaki triwulan I 2018, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh relatif melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,69% - 8,09% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan tumbuh positif, namun melambat seiring dengan berkurangnya kuota ekspor bijih nikel. Lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan tumbuh positif, namun melambat seiring dengan berkurangnya kuota ekspor bijih nikel. Lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta proyeksi triwulan I 2018 tersebut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 diperkirakan berada pada kisaran 6,91 7,21% (yoy). Keuangan Pemerintah Hingga triwulan IV 2017, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara sebesar Rp2.158,19 miliar atau meningkat 55,18% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama terjadi seiring peningkatan PAD dan Dana perimbangan yang dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan Maluku Utara. ix

12 Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan IV 2017 terealisasi sebesar Rp1.970,54 miliar atau 78,36% dari nilai belanja yang dianggarkan. Realisasi belanja pemerintah mengejar keterlambatan realisasi triwulan sebelumnya. Sehingga yang seharusnya direalisasi pada triwulan sebelumnya baru dapat direalisasi periode triwulan IV Inflasi Daerah Kenaikan inflasi terindikasi terjadi sebagai dampak dari peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Dengan demikian, Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar 1,97% (yoy), angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir triwulan III 2017 Terjaganya inflasi dipengaruhi menurunnya tekanan kenaikan harga yang dapat dilihat dari rendahnya kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga BBM dan tarif listrik, serta perkiraan meningkatnya ketersediaan bahan pangan. Adapun risiko yang akan mempengaruhi peningkatan inflasi pada triwulan I 2018 adalah kenaikan beras di sentra produksi di pulau Jawa dan adanya potensi gangguan listrik dari pembangkit PLTMG berpotensi meningkatkan harga komoditas perikanan. Dengan demikian, inflasi akhir triwulan I 2018 diperkirakan terjaga dan berada pada kisaran 1,85% - 2,25% (yoy). Analisis Stabilitas Keuangan Daerah Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah meskipun lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. NPL pada sektor tersebut tercatat sebesar 0,86 lebih rendah dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 1,24% Sementara itu, stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga. Meningkatnya kinerja ekonomi ini diikuti dengan turunnya risiko kredit yang terindikasi dari menurunnya NPL kredit ke sektor korporasi dibandingkan triwulan sebelumnya. NPL sektor korporasi tercatat mengalami perbaikan dari 3,31% menjadi 3,75%. x

13 Perkembangan Sistem Pembayaran Dari sisi sistem pembayaran tunai, aliran uang kartal pada triwulan IV 2017 di Maluku Utara tercatat mengalami net-outflow. Pada triwulan IV 2017 aliran uang keluar (outflow) tercatat sebesar Rp 1078, 739 miliar, sementara aliran uang masuk (inflow) sebesar Rp 196,476 miliar lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp350,74 miliar atau menurun 17,20% (yoy). Menurunnya net inflow tersebut menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal oleh masyarakat dalam rangka memenuhi aktivitas ekonominya. Peristiwa ini juga ditenggarai oleh adanya peningkatan konsumsi masyarakat dalam rangka menghadapi faktor musiman yaitu hari Natal dan Tahun Baru serta realisasi proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah yang harus diselesaikan pada akhir tahun. Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari transaksi pada layanan kliring perbankan mengalami kenaikan yang signifikan. Secara tahunan, nominal transaksi kliring tercatat mengalami peningkatan sebesar 34,58% (yoy) pada triwulan IV. Sementara itu, layanan RTGS di Maluku Utara semakin gencar seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan akses keuangan digital yang kian tinggi. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Pada triwulan IV 2017, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami kenaikan menjadi 5,33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,01%. Peningkatan TPT pada triwulan laporan mengindikasikan bahwa saat ini situasi sedang sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau masih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Sementara, Kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada Januari 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 100,02, mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Kebahagiaan antar provinsi di Indonesia bervariasi dengan rentang antara 67,52 sampai dengan 75,68. Nilai Indeks Kebahagiaan tertinggi adalah Provinsi Maluku Utara sebesar 75,68 diikuti dengan Maluku sebesar 73,77 dan Sulawesi Utara sebesar 73,69. xi

14 Prospek Perekonomian Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan mengalami akselerasi dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 7,80% - 8,20% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh membaiknya kinerja konsumsi pemerintah yang disebabkan oleh penyelesaian proyek pemerintah daerah menjelang berakhirnya masa jabatan gubernur saat ini pada triwulan II 2018, serta terus berlangsungnya pembangunan infrastruktur multiyears di wilayah provinsi Maluku Utara seperti jalan lingkar Halmahera, proyek kelistrikan, dan pembangunan kawasan industri. Di lain sisi, akselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut masih tertahan oleh kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB, dan ekspor LN akibat dari ketidakpastian dalam bidang ekonomi dan politik yang disebabkan oleh pelaksanaan Pilkada tingkat provinsi di tahun Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan yakni berada pada kisaran 2,08% (yoy) 2,48% (yoy) dengan kencederungan bias ke atas. Berdasarkan disagregasinya, pada kelompok inflasi inti, diperkirakan terdapat sedikit kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan pola konsumsi masyarakat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri seiring dengan peningkatan UMP. Sementara itu, pada kelompok volatile food juga diperkirakan mengalami kenaikan dari sisi demand seiring dengan masuknya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Menurut BMKG, prakiraan curah hujan yang tinggi pada awal triwulan II 2018 serta gelombang yang tinggi akan memberikan tekanan inflasi dari sisi supply yaitu bahan makanan berupa ikan yang menjadi komoditas konsumsi utama. Pada kelompok administered prices, tekanan inflasi diperkirakan berkurang seiring menghilangnya efek kenaikan jasa pengurusan STNK dan kenaikan tarif PDAM. Dengan memperhatikan risiko-risiko tersebut, inflasi pada 2018 diperkirakan mencapai 3,9% - 4,3% (yoy). xii

15 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH Perekonomian Maluku Utara Kembali mengalami Akselerasi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tumbuh sebesar 8,30% (yoy), kembali menunjukkan akselerasi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 7,76% (yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, akselerasi terutama terjadi pada sektor konsumsi rumah tangga, lembaga non profit rumah tangga, pemerintah dan investasi (PMTB). Sementara ditinjau dari sisi lapangan usaha, lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan transportasi dan pergudangan mengkonfirmasi akselerasi pertumbuhan pada triwulan IV Namun demikian, beberapa lapangan usaha utama seperti pertanian, dan pertambangan menunjukkan perlambatan pertumbuhan pada periode yang sama. Pertumbuhan yoy Triwulan IV ,30% Pertumbuhan qtq Triwulan IV ,98%

16 1.1 Kondisi Umum Ekonomi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 kembali menunjukkan akselerasi dibanding triwulan III Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 8,30% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 7,76% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 didorong oleh peningkatan konsumsi yang berasal dari rumah tangga, lembaga non profit rumah tangga, dana pemerintah dan kegiatan investasi di Maluku Utara yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Sementara dari sisi penawaran, peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha transportasi dan pergudangan menjadi pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV Seperti periode triwulan sebelumnya, ekspansi kinerja lapangan usaha industri pengolahan terutama didorong oleh beberapa fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) nikel di Pulau Obi dan Pulau Gebe yang telah beroperasi sejak triwulan III-2017 dan peningkatan produksinya di triwulan IV Sementara itu, peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan terjadi seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit rumah tangga. Selanjutnya, peningkatan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi terutama didorong oleh realisasi pembayaran proyek-proyek pemerintah pada triwulan IV Sebagaimana periode-periode sebelumnya, kinerja lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara sangat tergantung dari proyekproyek pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara sebesar 8,30% (yoy) pada triwulan IV 2017 kemudian tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi kedua di Kawasan Timur Indonesia, setelah Sulawesi Tengah yang mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,95% (yoy) pada periode yang sama (Gambar 1). Terlepas dari tren peningkatan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di triwulan III dan IV 2017, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan di Maluku Utara kembali menunjukkan perlambatan kinerja. Kondisi cuaca, khususnya curah hujan yang tinggi masih menjadi penyebab utama terhambatnya peningkatan hasil panen untuk komoditas tanaman bahan pangan, komoditas hortikultura dan komoditas perkebunan. Kondisi tersebut juga menghambat peningkatan produksi tangkapan ikan di Maluku Utara. Menapaki triwulan I 2018, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh relatif melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,69% - 8,09% (yoy) dengan kecenderungan bias 2

17 ke atas. Ditinjau dari sisi penawaran, lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan tumbuh positif, namun melambat seiring dengan berkurangnya kuota ekspor bijih nikel. Lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Kondisi ini sejalan dengan perkiraan perlambatan konsumsi pemerintah di triwulan I 2018 mengingat realisasi pembayaran proyek infrastruktur umumnya dibayarkan pada triwulan III atau IV setiap tahunnya. Lapangan usaha industri pengolahan kemudian diperkirakan tetap tumbuh tinggi, namun melambat seiring dengan belum adanya smelter baru yang selesai dibangun. Adapun lapangan usaha yang diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan I 2018 adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, dan lapangan usaha perdagangan. Lapangan usaha pertanian diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan IV 2017 seiring dengan kondisi cuaca yang diperkirakan lebih baik (curah hujan yang lebih sedikit) pada triwulan I Melalui hasil survei liaison diperoleh informasi bahwa hasil panen komoditas tanaman bahan pangan, hortikultura dan perkebunan umumnya lebih tinggi pada masa panen awal tahun, atau pada triwulan I Sementara faktor utama pendorong peningkatan pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran di triwulan I 2018 adalah pembelanjaan terkait persiapan pelaksanaan Pilkada 2018 oleh pemerintah, dan meningkatnya konsumsi rumah tangga seiring dengan kenaikan UMP di tahun Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta proyeksi triwulan I 2018 tersebut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 diperkirakan berada pada kisaran 6,91 7,21% (yoy). Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan IV

18 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, lembaga nonprofit rumah tangga, pemerintah daerah di Maluku utara dan peningkatan pertumbuhan investasi yang dicerminkan oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB). Realisasi konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 tercatat tumbuh sebesar 5,53% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 3,17% (yoy). Pada periode yang sama, pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga meningkat dari 6,36% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 11,20% (yoy) pada triwulan IV Konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 16,34% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 10,14% (yoy). Sementara pertumbuhan PMTB tercatat meningkat dari 13,78% (yoy) menjadi 26,69% (yoy). Seperti telah diperkirakan sebelumnya, perdagangan luar negeri Maluku Utara menunjukkan kinerja yang semakin baik pada triwulan IV Semakin optimalnya hasil produksi fero-nikel seiring dengan pengoperasian smelter di beberapa perusahaan di Maluku Utara terutama di Pulau Obi dan Pulau Gebe, mendorong peningkatan kinerja ekspor pada triwulan IV Ekspor fero-nikel, dan ekspor bijih nikel dan konsentratnya masih menjadi pendorong utama peningkatan kinerja ekspor luar negeri di Maluku Utara. Seperti periode sebelumnya, komoditas ekspor dari Maluku Utara adalah fero-nikel dan bijih nikel dan konsentratnya dengan tujuan ekspor Tiongkok. Di sisi lain, impor luar negeri turut tercatat mengalami peningkatan, dari -17,02% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 59,73% (yoy) di triwulan IV Kembali menggeliatnya ekspor Maluku Utara yang berasal dari komoditas pertambangan dan olahannya ini, memicu bergeliatnya kembali perekonomian masyarakat di sekitarnya, baik yang menjadi pekerja maupun penyedia jasa-jasa pendukung kegiatan pertambangan. Seiring dengan tingkat pertumbuhan ekspor yang terjaga pada level yang tinggi, pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ekspor luar negeri menjadi komponen dengan andil pertumbuhan yang paling besar di triwulan IV 2017, yakni sebesar 20,84% (yoy). Diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah yang tercatat sebesar 5,07% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga turut memberikan andil sebesar 2,34% (yoy). 4

19 Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan (%, yoy) Andil (%) Komponen Tw III 2017 Tw IV 2017 Tw III 2017 Tw IV 2017 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,17 5,53 1,05 2,34 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,36 11,20 0,08 0,13 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,14 16,34 3,69 5,07 Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,78 26,69 4,14 11,21 Perubahan Inventori 1.708,04 (2.794,89) (3,83) (2,26) Ekspor Luar Negeri 548,03 663,70 18,04 20,84 Impor Luar Negeri (17,02) 59,73 (2,04) 4,24 Net Ekspor Antar Daerah 227,15 111,89 (17,43) (24,79) P D R B 7,76 8,30 Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan pada triwulan IV 2017 relatif tidak berubah dibanding dengan periode-periode sebelumnya. Struktur perekonomian masih didominasi oleh konsumsi, baik konsumsi rumah tangga ataupun konsumsi pemerintah. Sementara itu pangsa komponen investasi (PMTB) yang sebesar 29,42%, tidak banyak berubah dari pangsanya pada triwulan III 2017 yang sebesar 27,42%. Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan IV 2017 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Konsumsi Masyarakat dan LNPRT Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 tercatat meningkat, dari 3,17% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 5,53% (yoy) pada triwulan IV Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan IV 2017 tumbuh 11,20% (yoy), menunjukkan akselerasi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5

20 6,36% (yoy). Dengan kondisi pertumbuhan yang demikian, konsumsi masyarakat memberikan andil sebesar 2,34% pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 sejalan dengan perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Penghasilan Saat Ini, dan Indeks Pengeluaran Konsumsi hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Seperti dapat dilihat pada Grafik 1.3 diatas, IKE, Indeks Penghasilan Saat ini, dan Indeks Pengeluaran Konsumsi di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 masing-masing sebesar 139,4; 146,7; dan 146,7. Ketiga indeks tersebut lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang masing-masing sebesar 126,7; 141,7; dan 128,3. Selain itu, berdasarkan data BPS Maluku Utara, Indeks Pendapatan Rumah Tangga pada triwulan IV 2017 sebesar 102,27 yang meskipun nilainya lebih rendah dari triwulan III 2017, namun angka diatas 100 menunjukkan optimisme masyarakat masih terjaga. Secara umum, peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh meningkatnya belanja masyarakat pada momen hari raya keagamaan Natal dan libur tahun baru. Sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama hasil SK Bank Indonesia, dapat dilihat bahwa masyarakat menilai periode akhir tahun merupakan saat yang tepat untuk melakukan pembelian barang konsumsi tahan lama. Berdasarkan pemantauan di lapangan, banyaknya program promosi dan diskon akhir tahun menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berbelanja lebih banyak di akhir tahun dibanding periode sebelumnya. Selain itu, peningkatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan 6

21 khususnya di perusahaan smelter juga berdampak positif pada peningkatan pendapatan masyarakat yang bekerja di lapangan usaha tersebut yang akhirnya mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi dari konsumsi LNPRT, dari 6,35% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 11,20% (yoy) pada triwulan IV 2017 terindikasi terjadi seiring dengan pembelanjaan persiapan menjelang Pilkada tahun Pengeluaran Pemerintah Pertumbuhan pada sektor konsumsi pemerintah tercatat mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh dari 10,14% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 16,34% (yoy) pada triwulan IV 2017, dan memberikan andil pertumbuhan pada triwulan IV 2017 sebesar 5,07%. Sebagaimana pola realisasi belanja pemerintah pada umumnya, peningkatan konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh realisasi pembayaran proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Kondisi ini juga tercermin dari meningkatnya pendapatan di lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara pada periode yang sama. Seperti dijelaskan sebelumnya, proyek-proyek pemerintah mendominasi proyek yang dikerjakan oleh pelaku usaha di lapangan usaha konstruksi. Untuk periode triwulan I 2018, konsumsi pemerintah diperkirakan akan mengalami perlambatan sebagaimana pola musimannya. Perlambatan tersebut diperkirakan terjadi seiring dengan pola realisasi belanja pemerintah berupa termin pembayaran proyek-proyek infrastruktur yang sebagian besar dilakukan pada triwulan II dan triwulan IV. Adapun belanja pemerintah yang cukup tinggi pada triwulan I 2018 diperkirakan berupa belanja terkait persiapan pelaksanaan Pilkada tahun Kegiatan Ekspor Impor Komponen ekspor luar negeri dalam perekonomian (PDRB) Maluku Utara triwulan IV 2017 kembali mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan ekspor pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 663,70% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 548,03% (yoy). Peningkatan kinerja ekspor luar negeri tersebut terutama disebabkan oleh tren peningkatan ekspor bijih nikel dan konsentratnya, dan ekspor fero-nikel pada triwulan IV Kedepannya, produksi nikel ataupun fero-nikel di Maluku Utara diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan adanya rencana peningkatan kapasitas oleh beberapa perusahaan tambang ataupun perusahaan smelter nikel. Berdasarkan informasi dari Inspektur Tambang di 7

22 Provinsi Maluku Utara, beberapa perusahaan tersebut telah selesai melakukan pengurusan izin untuk peningkatan kapasitas perusahaan dan pengembangannya akan ditindaklanjuti sesuai keputusan dari para investor atau high level management di perusahaan. Di lain sisi, impor luar negeri Maluku Utara tercatat meningkat sebesar 59,73% (yoy) pada periode yang sama, lebih tinggi dibanding periode triwulan sebelumnya yang menunjukkan kontraksi sebesar 17,02% (yoy). Berdasarkan data BPS Provinsi Maluku Utara, komoditas impor luar negeri didominasi oleh barang modal seperti mesin-mesin dan peralatan listrik, dan bahan baku untuk pengoperasian smelter dan pembuatan fero-nikel. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Dari sisi perdagangan antar daerah, ekspor antar provinsi dari provinsi Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,86% (yoy) pada triwulan IV 2017, melambat dari triwulan 8

23 III 2017 yang tumbuh sebesar 5,73% (yoy) (Grafik 1.8). Perlambatan ini terjadi seiring dengan melambatnya pertumbuhan hasil produksi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan di Maluku Utara, mengingat komoditas yang diekspor keluar provinsi Maluku Utara utamanya adalah komoditas hasil perkebunan dan perikanan seperti cengkih, pala, dan kelapa, serta ikan tuna dan cakalang. Di sisi lain, impor antar provinsi Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,53% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 22,91% (yoy) (Grafik 1.9). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan komoditas bahan pokok/ tanaman bahan pangan seperti beras, cabai, dan komoditas utama lainnya seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi sehingga harus dipasok dari provinsi lain, seperti dari Manado, Makassar, dan Jawa Timur. Kebutuhan masyarakat Maluku Utara akan barang-barang kebutuhan rumah tangga juga meningkat pada triwulan IV 2017 sebagaimana diindikasikan oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya perlu pasokan dari luar daerah. Dengan demikian, secara umum neraca perdagangan Maluku Utara tercatat mengalami net-import antar daerah. Net-import antar daerah Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp2,48 triliun, meningkat 79% dari triwulan III 2017 yang sebesar Rp1,38 triliun. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara Tingginya kebutuhan pasokan dari luar daerah Maluku Utara tersebut terutama pada momen-momen hari raya keagamaan dan liburan nasional perlu ditangani secara bertahap oleh pemerintah daerah dan stakeholders terkait lainnya. Koordinasi pemerintah daerah dan 9

24 stakeholders melalui pelaksanaan program-program TPID seperti program-program pengendalian harga dan peningkatan produksi pangan daerah di setiap kabupaten/kota di Maluku Utara hendaknya semakin diperkuat, agar pemenuhan pasokan-pasokan komoditas utama kebutuhan masyarakat yang dipasok dari luar daerah dapat berkurang seiring berjalannya waktu. 1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran Pada sisi penawaran, akselerasi perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh ekspansi pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa keuangan, dan real estate. Dari lapangan-lapangan usaha yang menunjukkan ekspansi kinerja pada triwulan IV 2017 tersebut, pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan kembali mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 47,11% (yoy), meningkat dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 41,50% (yoy). Selanjutnya lapangan usaha perdagangan menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,37% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih besar dari pertumbuhan pada triwulan III 2017 yang sebesar 5,37% (yoy). Lapangan usaha konstruksi meningkat dari 8,78% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 10,28% (yoy) pada triwulan IV Pada periode yang sama pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan meningkat dari 6,81% (yoy) menjadi 7,42% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha informasi dan komunikasi meningkat dari 6,30% (yoy) menjadi 7,41% (yoy). Lapangan usaha akomodasi dan makan minum tumbuh dari 9,97% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 10,73% (yoy) di triwulan IV Sementara pada periode yang sama lapangan usaha real estate tumbuh dari 8,15% (yoy) menjadi 8,64% (yoy) (Grafik 1.10). Selain menunjukkan peningkatan pertumbuhan tahunan yang tinggi, lapangan usaha industri pengolahan juga kembali menjadi penyumbang andil pertumbuhan tertinggi di Maluku Utara. Pada triwulan IV 2017, andil lapangan usaha industri pengolahan terhadap pertumbuhan di Maluku Utara sebesar 2,7%, meningkat dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 2,52%. Andil pertumbuhan terbesar kedua adalah dari lapangan usaha perdagangan, yaitu sebesar 1,14% pada triwulan IV 2017, lebih besar dari triwulan III 2017 yang hanya sebesar 0,98%. Lapangan usaha administrasi pemerintahan kemudian menjadi penyumbang andil pertumbuhan terbesar ketiga, yaitu sebesar 1,12% pada triwulan IV 2017, meskipun pertumbuhannya melambat dibanding triwulan III

25 Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran No Lapangan Usaha Growth (%, yoy) Tw III 2017 Tw IV Pertanian 1,41 1,02 2 Pertambangan 10,28 9,28 3 Industri Pengolahan 41,50 47,11 4 Listrik & Gas 9,80 11,38 5 Pengadaan Air & Sanitasi 8,47 7,40 6 Konstruksi 8,78 10,28 7 Perdagangan 5,37 6,37 8 Transportasi 6,81 7,42 9 Akomodasi & Restoran 9,97 10,73 10 Informasi 6,30 7,41 11 Jasa Keuangan 5,48 5,97 12 Real Estate 8,15 8,64 13 Jasa Perusahaan 6,72 7,70 14 Administrasi Pemerintahan 7,18 6,81 15 Jasa Pendidikan 4,51 6,35 16 Jasa Kesehatan 4,90 8,24 17 Jasa lainnya 7,19 7,33 PDRB 7,76 8,30 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV

26 Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber: SKDU, diolah Grafik 1.12 Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 sebesar 8,30% (yoy) tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kawasan Timur Indonesia, setelah Sulawesi Tengah yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,95% (yoy). Arah pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tersebut juga searah dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV 2017 yang menunjukkan angka Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha yang positif (Grafik 1.13). 12

27 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, akselerasi perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 ini terutama didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan, yang pada triwulan IV 2017 memberikan andil sebesar 2,7% untuk pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Tren peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan pada lapangan usaha ini ditengarai disebabkan oleh meningkatnya hasil produksi fero-nikel di perusahaanperusahaan yang memiliki smelter di Pulau Obi dan Pulau Gebe. Kondisi ini tercermin dari peningkatan ekspor luar negeri Maluku Utara pada periode yang sama, yang didorong oleh ekspor bijih nikel dan konsentratnya, dan fero-nikel. Pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan ini pun diperkirakan akan tetap tinggi pada triwulan mendatang seiring dengan upaya peningkatan kapasitas produksi dari beberapa perusahaan besar yang telah memperoleh izin dari Kementerian ESDM. Sementara pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, faktor utama pendorong pertumbuhannya adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga dan pemerintah seiring momen hari raya Natal, libur tahun baru, dan persiapan menjelang Pilkada tahun Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.13 Struktur PDRB Sisi Penawaran 13

28 Secara umum, struktur perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tidak banyak mengalami perubahan dibanding periode-periode sebelumnya. Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 1.14, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan pangsa sebesar 23,04% dari total PDRB. Disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dengan pangsa sebesar 16,96% dari total PDRB. Sementara itu, lapangan usaha administrasi pemerintahan memiliki pangsa sebesar 16,25%. Lapangan usaha pertambangan memiliki pangsa sebesar 9,28% Lapangan Usaha Industri Pengolahan Pada triwulan IV 2017, ekspansi kinerja lapangan usaha industri pengolahan kembali menjadi sumber pertumbuhan tertinggi perekonomian Maluku Utara. Lapangan usaha industri pengolahan tercatat tumbuh sebesar 47,11% (yoy), meningkat signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 41,50% (yoy). Seiring dengan peningkatan pertumbuhan tersebut, andil pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 2,70%, lebih tinggi dari andilnya pada triwulan III 2017 yang sebesar 2,52%. Capaian kinerja tersebut sesuai perkiraan, terjadi seiring dengan meningkatnya produksi dan ekspor fero-nikel dari perusahaan-perusahaan di Pulau Obi dan Pulau Gebe ke Tiongkok. Seperti ditampilkan pada Grafik 1.15 dan Grafik 1.16, ekspor Fero-nikel dan bijih nikel dari Maluku Utara menunjukkan peningkatan baik dari sisi volume ataupun dari nilainya. Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Feronikel dan Bijih Nikel Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel Capaian kinerja yang tinggi dari lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan berlanjut pada triwulan I Berlanjutnya produksi dan ekspor fero-nikel ke Tiongkok seiring 14

29 dengan optimalisasi smelter akan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan lapangan usaha ini. Rencana pengembangan kapasitas produksi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki smelter telah memperoleh izin dari Kementerian ESDM dan pihak lainnya. Selain itu, kondisi perizinan yang kondusif dan diakui tidak terdapat hambatan yang signifikan pada perizinan, dan optimisme investor akan meningkatnya permintaan fero-nikel dari Tiongkok serta optimisme investor terhadap harga komoditas nikel di pasar global yang diperkirakan stabil dan cenderung meningkat di bulan-bulan mendatang akan menjadi faktor utama peningkatan kinerja perusahaan di industri pengolahan ini. Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Industri di Maluku Utara Peningkatan kinerja pada lapangan usaha industri pengolahan, selain ditunjukkan oleh perusahaan-perusahaan industri pengolahan nikel, juga dicerminkan oleh industri besar dan sedang di Maluku Utara. Pada Grafik 1.17, dapat dilihat bahwa pertumbuhan produksi industri besar dan sedang di Maluku Utara menunjukkan peningkatan dari 3,41%(yoy) di triwulan III 2017 menjadi 5,35% (yoy) di triwulan IV Sementara di sisi lain, produksi pada industri mikro dan kecil menunjukkan perlambatan pertumbuhan, dari 28,88% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 25,83% (yoy) pada triwulan IV Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran Setelah sebelumnya mencatatkan perlambatan pertumbuhan pada triwulan III 2017, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menunjukkan akselerasi pertumbuhan pada triwulan IV Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tercatat tumbuh sebesar 6,37% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 5,73% 15

30 (yoy). Peningkatan kinerja pada lapangan usaha ini tidak dapat dipisahkan dari peningkatan konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, konsumsi pemerintah pada periode yang sama. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga terjadi seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan adanya momen hari raya Natal dan libur tahun baru di triwulan IV Maraknya program promosi dan diskon dari perusahaanperusahaan yang bergerak di lapangan usaha perdagangan menjadi daya tarik bagi masyarakat, sehingga periode akhir tahun ini dinilai merupakan momen yang tepat untuk melakukan pembelian barang-barang konsumsi tahan lama. Dapat dilihat pada Grafik 1.18, pertumbuhan konsumsi masyarakat untuk makanan dan minuman selain restoran, pakaian dan alas kaki, dan perumahan dan perlengkapan rumah tangga pada triwulan IV 2017 menunjukkan peningkatan dibanding triwulan III Kondisi ini juga sesuai dengan hasil Survei Konsumen oleh Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa indeks Pengeluaran Konsumsi Untuk Barang Tahan Lama di triwulan IV 2017 lebih tinggi dibanding triwulan III Di sisi lain, peningkatan konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah untuk belanja terkait persiapan pelaksanaan Pilkada 2018 juga terindikasi mendorong peningkatan kinerja pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Sumber: BPS Maluku Utar, dan Survei Konsumen, diolah Grafik 1.17 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga 16

31 1.3.3 Lapangan Usaha Konstruksi Lapangan usaha konstruksi tercatat tumbuh sebesar 10,28% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 8,78% (yoy). Karakteristik dari perusahaan di lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara yang pangsa utama penjualannya adalah dari sektor pemerintah, membuat kinerja lapangan usaha konstruksi sangat terkait dengan sisi konsumsi pemerintah. Peningkatan kinerja lapangan usaha ini pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh realisasi pembayaran proyek-proyek pemerintah yang umumnya dilakukan di akhir tahun. Meskipun jumlah proyek pemerintah yang masih berjalan ataupun proyek baru di triwulan IV 2017 cenderung lebih sedikit dibanding triwulan sebelumnya, namun realisasi pembayaran pada triwulan IV tersebut mampu membuat pendapatan lapangan usaha konstruksi di triwulan IV 2017 meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.18 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara Sumber: BCI, diolah Grafik 1.19 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara Pada triwulan I 2018, pertumbuhan lapangan usaha konstruksi diperkirakan tetap positif namun melambat dibanding triwulan IV Landasan dari perkiraan perlambatan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi di triwulan I 2018 terlihat pada melambatnya penjualan semen di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 (Grafik 1.19). Kondisi ini terbilang wajar mengingat proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan sebagian besar merupakan proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Dengan demikian, tender untuk proyek-proyek tersebut umumnya baru dimulai pada awal tahun 2018, seiring dengan telah ditetapkannya anggaran pemerintah (APBD) Kondisi ini juga dicerminkan oleh menurunnya jumlah proyek yang sedang berjalan ataupun proyek baru di triwulan IV 2017 di Maluku Utara. Berdasarkan data 17

32 BCI, jumlah proyek yang tengah berlangsung pada triwulan IV 2017 di Maluku Utara adalah 76 proyek, lebih sedikit dibanding jumlah proyek di triwulan III 2017 yang sebanyak 96 proyek. Dari sisi kepemilikan proyek, seluruh proyek yang berlangsung pada triwulan IV 2017 tersebut merupakan proyek pemerintah Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan Lapangan Usaha Lainnya Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan hanya tumbuh sebesar 1,02% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih rendah dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 1,41% (yoy). Masih sama seperti triwulan III 2017, perlambatan tersebut terjadi terutama disebabkan oleh menurunnya hasil panen komoditas tabama, hortikultura, perkebunan, dan perikanan pada triwulan IV 2017 karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Sebagaimana ditampilkan oleh data dari PPN Ternate pada Grafik 1.21, pertumbuhan volume tangkapan ikan kembali menunjukkan tren penurunan. Pada triwulan IV 2017 pertumbuhan volume tangkapan ikan tercatat mengalami kontraksi yaitu -2,85% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan III 2017 yang tumbuh positif sebesar 13,91% (yoy). Penurunan hasil tangkapan ikan ini dapat menjadi indikasi perlambatan kinerja perusahaan-perusahaan di lapangan usaha perikanan di Maluku Utara. Sumber: PPN Ternate, diolah Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan Meskipun perekonomian Maluku Utara mencatatkan angka pertumbuhan yang tinggi pada triwulan III dan IV 2017, perlambatan kinerja pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang selama ini memiliki pangsa terbesar pada perekonomian Maluku Utara perlu mendapat perhatian. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebagaimana halnya pada triwulan III 2017 kembali mencatatkan perlambatan pertumbuhan. Seperti telah 18

33 disebutkan di atas, pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan IV 2017 hanya sebesar 1,02% (yoy), sangat disayangkan mengingat lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan lapangan usaha dengan pangsa terbesar dan jumlah serapan tenaga kerja paling tinggi di Maluku Utara. Selain itu, potensi pemanfaatan komoditas perkebunan sebagai sumber pertumbuhan yang sustainable tidak dapat disepelekan. Namun demikian potensi yang sangat tinggi dari lapangan usaha pertanian tersebut belum dikelola secara optimal. Pada triwulan IV 2017, dengan pangsa sebesar 23,04% dari total PDRB di Maluku Utara, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya memberikan andil sebesar 0,23% untuk pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 yang sebesar 8,30% (yoy). Andil pertumbuhan tersebut sangat rendah dibanding andil pertumbuhan dari lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan, yang masing-masing sebesar 0,89% dan 2,70% pada periode yang sama. Fakta bahwa lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan (dalam hal ini perusahaan smelter nikel) memiliki peran penting dalam perekonomian Maluku Utara tidak dapat disangkal, namun para stakeholders di daerah hendaknya memahami bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut merupakan PMA sehingga dari keuntungan yang diperoleh hanya sebagian kecil yang dinikmati masyarakat Maluku Utara. Bagi pemerintah, pendapatan yang diperoleh hanya berupa penerimaan dari land rent dan pajak lainnya. Selain itu, tidak banyak masyarakat Maluku Utara yang memiliki posisi strategis di perusahaan-perusahaan tersebut. Pada perusahaan pengolahan nikel, yaitu perusahaan yang memiliki smelter, para tenaga kerja didatangkan dari Tiongkok mengingat skill khusus yang diperlukan dalam pembangunan, pengoperasian, dan perawatan smelter tidak dimiliki oleh masyarakat Maluku Utara. Dengan demikian, serapan tenaga kerja yang ditawarkan oleh perusahaan tambang dan pengolahannya tersebut relatif kecil. Selain itu karakteristik dari perusahaan tambang itu sendiri adalah tidak sustainable dalam jangka panjang mengingat komoditas logam-logam yang ditambang tergolong sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Pemerintah daerah hendaknya mulai fokus pada pengembangan sumber-sumber ekonomi baru di daerah Maluku Utara yang lebih sustainable di masa-masa mendatang. Sebagai perbandingan, berdasarkan data ketenagakerjaan Agustus 2017 dari BPS Maluku Utara, jumlah tenaga kerja di lapangan usaha pertanian mencapai jiwa, jauh lebih tinggi dari jumlah tenaga kerja di lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha industri pengolahan yang sebesar jiwa dan jiwa. Dengan demikian, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Maluku Utara, pemerintah daerah dan 19

34 stakeholder lainnya tidak dapat hanya tergantung pada lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan (dalam hal ini perusahaan yang memiliki smelter) saja, namun harus mulai mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Selain itu, pemerintah daerah juga harus mulai mengembangkan sumber-sumber ekonomi baru yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang sustainable dan inklusif. Sebagai contoh, pemerintah dan stakeholders terkait dapat mulai mengembangkan produk olahan dari komoditas kelapa yang pasokannya melimpah di Maluku Utara, dan mengembangkan pariwisata di Maluku Utara. Pengembangan ekonomi pada lapangan-lapangan usaha tersebut, selain dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, juga memiliki multiplier effect yang besar pada lapangan-lapangan usaha lainnya. 20

35 Realisasi Pendapatan Triwulan IV 2017 Rp2.158,19 miliar BAB II KEUANGAN PEMERINTAH Kinerja pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara hingga triwulan IV 2017 meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Realisasi Belanja Triwulan IV 2017 Rp1.970,54 miliar Hingga triwulan IV 2017, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara sebesar Rp2.158,19 miliar atau meningkat 55,18% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan IV 2017 terealisasi sebesar Rp1.970,54 miliar atau 78,36% dari nilai belanja yang dianggarkan. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di mana realisasi sudah mencapai 74,85% pada periode yang sama. 21

36 2.1 Struktur APBD Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2017 adalah sebesar Rp2,86 triliun atau meningkat 27,80% dari anggaran pendapatan APBD 2016 yang tercatat sebesar Rp2,24 triliun (Tabel 2.1). Sementara itu, anggaran belanja Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2017 ditetapkan sebesar Rp2,51 triliun atau meningkat 7,66% dari anggaran belanja APBD 2016 yang tercatat sebesar Rp2,34 triliun (Tabel 2.1). Sementara anggaran belanja APBD 2016 tercatat Rp2,33 triliun atau meningkat 28,34% dari anggaran belanja tahun sebelumnya. Berdasarkan penetapan dari DPRD Maluku Utara tanggal 12 Januari 2017, APBD Provinsi Maluku Utara ditetapkan surplus Rp215 miliar. APBD tersebut mengalami penyesuaian dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara Pada anggaran pendapatan, kenaikan anggaran terutama bersumber dari peningkatan signifikan dari target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang mencapai 247,91% (Grafik 2.1). Kenaikan target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ini dikarenakan target pendapatan hibah meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan terdapat target pendapatan lainnya yang pada anggaran sebelumnya tidak dicantumkan. Disamping komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga ditargetkan mengalami kenaikan mencapai 71,98% dan peningkatan pendapatan transfer sebesar 4,64%(Grafik 2.1). Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapatkan dari pemerintah pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Secara struktur, pendapatan transfer ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara yaitu sebesar 66,61% pada APBD 2017, meskipun demikian pada tahun 2017 ini Pemerintah Provinsi Maluku 22

37 Utara berupaya meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara mengoptimalkan penyerapan pajak melalui elektronifikasi transaksi, mendorong pembayaran bagi hasil pertambangan yang selama ini tertunda, serta peningkatan pemasukan dari sektor perikanan. Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 Kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja seiring adanya kenaikan pada anggaran pendapatan. Kenaikan terjadi terutama pada pos belanja operasional sebesar 15,65% (Grafik 2.2). Kenaikan pada nominal belanja operasional tersebut terjadi utamanya karena terdapat peningkatan cukup signifikan pada pos belanja pegawai sebab adanya pengangkatan pegawai honorer menjadi pegawai tetap, timbulnya pos belanja bunga untuk pelunasan kewajiban kepada pihak ketiga, serta peningkatan pada pos belanja bagi hasil kepada pemerintah kabupaten/kota. Secara struktural, pangsa dari anggaran belanja mengalami perubahan yang cukup signifikan, dimana pos belanja operasional meningkat pangsanya menjadi sebesar 67,49%, sementara pos belanja modal turun pangsanya menjadi sebesar 27,42%. 23

38 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan Realisasi Pendapatan APBD Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 sebesar Rp2.158,19 miliar (Grafik 2.3). Dari sisi nominal, jumlah ini meningkat 55,18% (yoy). Peningkatan ini terutama terjadi seiring peningkatan PAD dan Dana perimbangan yang dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan Maluku Utara, Peningkatan ini diiringi dengan kenaikan dari sisi pencapaian anggaran, realisasi tahun ini mencapai 75,35%, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2016 yang terealisasi sebesar 64,33%. Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 24

39 Berdasarkan komponen pembentukannya, realisasi tertinggi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara berasal dari Dana Perimbangan yang realisasinya sebesar 98,56%. Sementara realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada triwulan IV 2017 masih sebesar 42,95%. Masih terbatasnya sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Maluku Utara, menyebabkan struktur APBD Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota di Maluku Utara, khususnya di sisi pendapatan, masih didominasi oleh Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat. Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Secara umum realisasi komponen pendapatan pada triwulan IV 2017 lebih tinggi dibandingkan dengan dengan tahun sebelumnya. Realisasi PAD hingga akhir triwulan IV 2017 telah mencapai 42,95%, pencapaian tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi periode yang sama di tahun 2016 yang terealisasi sebesar 16,51% (Grafik 2.4). Peningkatan tersebut didorong oleh realisasi pendapatan yang berasal dari pajak kendaraan bermotor, pajak BBM, dan pajak air permukaan yang terealisasi cukup tinggi pasca penerapan transaksi non tunai, sehingga risiko kebocoran dapat semakin diminimalisir. Selain itu, pemasukan dari retribusi daerah juga terealisasi cukup tinggi. 25

40 Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV 2017 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2.3 Realisasi Belanja APBD Total realisasi belanja daerah pada triwulan IV 2017 mencapai Rp1.970,54 miliar atau terealisasi sebesar 78,36%. Realisasi ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang tercatat sebesar 74,85%. Pertumbuhan ini terjadi dikarenakan realisasi belanja pemerintah mengejar keterlambatan realisasi triwulan sebelumnya. Sehingga yang seharusnya direalisasi pada triwulan sebelumnya baru dapat direalisasi periode triwulan IV Namun demikian, hingga akhir triwulan IV 2017 pencapaian realisasi belanja modal mencapai 54,04%, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2016 hanya sebesar 67,94%. Rendahnya belanja modal diakhir tahun ditengarai karena sudah ada realisasi lebih awal pada triwulan I sampai III Realisasi belanja daerah juga turut disumbang oleh realisasi komponen Belanja Tak Terduga dimana pada triwulan IV 2017 tercatat realisasi sebesar 18,17%. Realisasi Belanja Tak Terduga ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang tercatat sebesar 10%. 26

41 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan Pada komponen Belanja Operasi, sumbangan realisasi khususnya bersumber dari Belanja Pegawai yang sudah terealisasi sebesar Rp559,36 miliar atau 86,99% dari anggaran, Belanja Barang dan Jasa yang terealisasi sebesar Rp602,54 miliar atau 87,15% dari anggaran, serta Belanja Subsidi yang telah terealisasi sebesar Rp4,99 miliar atau 99,98% dari anggarannya. Pada komponen Belanja Pegawai, secara spesifik merupakan realisasi pembayaran gaji pegawai negeri yang meliputi PNS dan TNI/POLRI. Realisasi Belanja Barang dan Jasa berupa pembelian barang baik yang bersifat operasional maupun non-operasional untuk diserahkan kepada masyarakat. Sedangkan Belanja Subsidi berupa pembayaran subsidi BBM, LPG untuk konsumsi rumah tangga dan usaha mikro serta tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan. 27

42 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017 Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV 2017 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2.4 Rekening Pemerintah Dana pemerintah daerah yang tersimpan di perbankan hingga akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp257,99 miliar. Secara tahunan, dana milik pemerintah daerah tersebut tumbuh sebesar -3,00% (yoy) mengalami kontraksi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,75% (yoy). Meski mengalami kontraksi apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi keuangan Pemerintah menunjukkan perbaikkan dibanding triwulan sebelumnya. Perbaikkan ini mampu mendorong sektor konstruksi yang bergantung pada keuangan Pemerintah. 28

43 Rp. miliar Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat terkontraksi 6,49% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 30,46% (yoy). Penurunan juga terjadi pada simpanan likuid lainnya yakni tabungan yang melambat sebesar - 26,07% (yoy). Sementara itu, simpanan dalam bentuk deposito yang tercatat mengalami peningkatan sebesar -4,15% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai -7,71%. Secara umum realisasi keuangan pemerintah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan tumbuhnya realisasi pendapatan dan belanja pemerintah Giro Tabungan Deposito I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29

44 30

45 BAB III INFLASI Tekanan Inflasi Meningkat pada Triwulan IV 2017 Inflasi tercatat meningkat, dari 1,60% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 1,97% (yoy) pada triwulan IV Kenaikan inflasi terindikasi terjadi sebagai dampak dari peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Inflasi pada triwulan berjalan (triwulan I 2018) diperkirakan kembali meningkat sebagai efek peningkatan konsumsi masyarakat pasca dibayarkannya beberapa tunjangan di triwulan IV 2017 dan efek persiapan pilkada Kenaikan tekanan inflasi pada triwulan berjalan juga diperkirakan berasal dari faktor ekspektasi atas rencana kenaikan cukai rokok pemerintah pada awal tahun Inflasi yoy Triwulan IV ,97% Inflasi ytd Januari ,65%

46 3.1 Perkembangan Inflasi Triwulan III 2017 Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar 1,97% (yoy), angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir triwulan III 2017 lalu yang hanya sebesar 1,60% (yoy) (Grafik 3.1). Inflasi di Maluku Utara tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,61% (yoy) pada triwulan yang sama Nasional 3, ,97 Malut Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional Secara bulanan, pada triwulan IV 2017 inflasi di Kota Ternate cenderung mengalami peningkatan. Inflasi paling tinggi terjadi pada bulan Desember 2017 sebesar 1,29% (mtm). Inflasi pada bulan Desember 2017 terutama disebabkan meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. Peningkatan konsumsi rumah tangga, khususnya terhadap pengeluaran bahan makanan pada triwulan IV 2017 dibanding triwulan III 2017 terjadi seiring dengan adanya perayaan keagamaan ataupun hari libur lainnya selama bulan Desember. Peningkatan permintaan tertinggi pada triwulan IV terjadi pada bulan Desember bertempatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Jika dilihat dari inflasi tahunan berdasarkan kelompok komoditas, kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi paling besar yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,95% (Tabel 3.1). 32

47 Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas Kelompok Barang dan Jasa I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Andil Bahan Makanan 3,66 10,16 4,06 6,75 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38-4,27 4,06 7,58-2,94-1,59 0,95 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,68 8,07 12,31 12,45 8,73 6,92 4,10 4,69 6 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 7,26 8,06 0,08 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10,20 9,36 3,07 7,34 5,53 4,89 4,62 2,80 6,2 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 2,38 2,32 0,02 Sandang 10,03 12,93 17,41-5,87 20,1 22,40 15,24 12,63 6,9 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 1,61 0,84 0,00 Kesehatan 11,19 11,44 10,17 18,34 10,51 10,62 7,38 1,30 1,7 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 2,39 2,02 0,04 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 10,98 11,36 7,2-21,72 5,85 5,42 5,29 4,00 4,5 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 1,48 1,43 0,01 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,38 9,73 1,71 18,60 7,52 14,20 12,32-2,90 5,6-1,86-0,36 0,05 0,50 2,79 0,46 0,79 0,19 Inflasi Tahunan (yoy ) 8,80 9,75 5,40 9,34 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60 1,97 1,29 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan IV 2017 terutama dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok core inflation. Sebagaimana telah dijelaskan, peningkatan inflasi disebabkan permintaan yang tinggi pada bahan makanan sebagai dampak perayaan keagamaan ataupun hari libur lainnya selama bulan Desember. Hal tersebut menyebabkan inflasi pada kelompok core inflation meningkat dari sebelumnya inflasi 0,71% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi inflasi 1,58% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.2). Inflasi subkelompok ikan yang diawetkan tercatat meningkat dari deflasi 14,02% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi inflasi 8,27% (yoy) pada triwulan IV Inflasi subkelompok obat-obatan meningkat dari sebelumnya inflasi 2,78% (yoy) menjadi inflasi 7,07% (yoy) (Grafik 3.3). 40% 35% Administered Prices Core Inflation Volatile Food 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara Inflasi pada kelompok administered prices juga turut menaikkan inflasi pada triwulan IV Inflasi administered prices tercatat naik dari 7,96% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 8,91% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.2). Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh 33

48 kenaikan harga tiket angkutan udara akibat peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Inflasi angkutan udara tercatat meningkat dari deflasi 9,23% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi deflasi 3,97% pada triwulan IV (yoy) (Grafik 3.3). Kenaikan inflasi administered prices juga dipicu perubahan harga bahan bakar rumah tangga (minyak tanah). Sesuai dengan biaya bahan bakunya, bahan bakar rumah tangga cenderung meningkat pada triwulan IV 2017 sehingga inflasi bahan bakar rumah tangga tercatat inflasi 1,28% (yoy) pada triwulan IV 2017 lebih tinggi dari triwulan III 2017 yang mencapai deflasi sebesar 4,40% (yoy) (Grafik 3.4). Kenaikkan inflasi administered prices juga dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rokok akibat dampak perayaan keagamaan ataupun hari libur lainnya selama bulan Desember. Inflasi rokok putih tercatat naik dari 12,86% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 14,65% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.5). Selain faktor permintaan yang meningkat, naiknya harga rokok diikuti dengan naiknya biaya pengiriman rokok dari luar Maluku Utara pada periode yang sama. 65% 55% 45% 35% 25% Penyelenggaraan Rumah Tangga Ikan Diawetkan Obat-obatan Sandang Wanita 40% 30% 20% 10% Tarip Air Minum PAM Angkutan Udara Bahan Bakar Rumah Tangga 15% 5% -5% -15% -25% I II III IV I II III IV I II III IV % -10% -20% -30% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Beberapa Subkelompok Core Inflation (yoy) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Beberapa Komoditas Administered Prices (yoy) 30% 25% Rokok Kretek Rokok Kretek Filter Rokok Putih 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Beberapa Komoditas Tembakau dan Minuman Beralkohol (yoy) 34

49 Berbeda dengan 2 kelompok lainnya, tekanan inflasi pada kelompok volatile food mengalami penurunan pada triwulan IV Inflasi volatile food menurun dari sebelumnya deflasi 1,24% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi deflasi 3,71% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.6). Hal tersebut terjadi karena terjaganya ketersediaan pasokan sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, daging dan hasilnya, kacang-kacangan, serta lemak dan minyak di Maluku Utara dari luar daerah sebagai dampak dari sistem logistik yang baik menyebabkan inflasi volatile food menurun. Berdasarkan data BPS, penurunan inflasi volatile food terutama terjadi pada subkelompok sayur-sayuran yang harganya cenderung menurun seiring melimpahnya pasokan di pasar. Karena kondisi tersebut inflasi subkelompok sayur-sayuran turun dari inflasi sebesar 0,60% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi deflasi sebesar 10,10% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.6). 55% 45% 35% 25% 15% 5% volatile food Sayur-sayuran Bumbu-bumbuan Daging dan Hasil-hasilnya Kacang-kacangan Lemak dan Minyak -5% -15% -25% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Volatile Food (yoy) Pada triwulan IV 2017 inflasi subkelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar 14,86% (yoy) turun dibandingkan dengan triwulan III 2017 deflasi sebesar 3,43% (yoy) (Grafik 3.6). Penurunan Inflasi juga terlihat pada subkelompok daging dan hasi-hasilnya menunjukkan deflasi sebesar 4,49% (yoy) pada triwulan IV 2017 sementara pada triwulan sebelumnya deflasi sebesar 1,72% (yoy). Meningkatnya inflasi inti juga tercermin dari hasil survei konsumen yaitu indeks pengeluaran untuk konsumsi naik secara drastis dari 143,33 pada triwulan III 2017 menjadi 175,00 pada triwulan IV 2017 dan sejalan dengan peningkatan pada indeks penghasilan sebanyak 5,0 poin menjadi 146,67 pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.7). Di sisi lain, indeks 35

50 perkiraan perubahan tabungan meningkat tidak begitu signifikan menjadi 131,67 pada triwulan IV 2017 dimana pada triwulan sebelumnya hanya 130,00. Hal tersebut mencerminkan bahwa peningkatan pengeluaran masyarakat Maluku Utara sejalan dengan peningkatan penghasilan pada akhir triwulan IV. Indeks Perkiraan perubahan tabungan Indeks Penghasilan Indeks Pengeluaran 200,00 180,00 175,00 160,00 146,67 140,00 131,67 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Triwulan-I Triwulan-II Triwulan-III Triwulan-IV 2017 Sumber : Bank Indonesia, diolah Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen 3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan Pada bulan Januari 2018 Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm), turun dibandingkan bulan Desember 2017 yang mengalami inflasi sebesar 1,29% (mtm). Secara tahunan, inflasi Maluku Utara Januari 2018 tercatat sebesar 2,00% (yoy) lebih tinggi dibandingkan Desember 2017 sebesar 1,97% (yoy). Inflasi tersebut, secara akumulatif hingga bulan Januari 2017 inflasi Maluku Utara menjadi 0,65% (ytd). Naiknya tekanan inflasi pada bulan Januari 2018 terutama disebabkan oleh inflasi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,13% (mtm). Peningkatan terutama dipicu oleh kenaikan harga beras dari pulau Jawa dan Sulawesi yang mulai dirasakan seiring dengan penambahan pasokan beras baru. Sementara itu, intensitas hujan dan gelombang laut masih mengganggu kelancaran distribusi baik perikanan maupun pangan strategis di Maluku Utara. 36

51 25% Inflasi Maluku Utara AP Core VF 20% 15% 10% 8,91% 5% 0% -5% ,97% 1,58% -3,71% -10% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate Tekanan inflasi pada triwulan berjalan 2018 diperkirakan tetap terkendali. Faktor yang mendorong terjaganya laju inflasi 2018 antara lain penurunan harga barang yang diatur pemerintah, tersedianya barang dan jasa yang mencukupi, dan distribusi barang yang lancar. Terjaganya inflasi juga diperkirakan didorong oleh faktor ekspektasi seperti yang diindikasikan penurunan indeks perkiraan pengeluaran konsumsi rumah tangga 3 bulan mendatang dari 175 menjadi 159,07. Selain itu, terjaganya inflasi dipengaruhi menurunnya tekanan kenaikan harga yang dapat dilihat dari rendahnya kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga BBM dan tarif listrik, serta perkiraan meningkatnya ketersediaan bahan pangan. Adapun risiko yang akan mempengaruhi peningkatan inflasi pada triwulan I 2018 adalah kenaikan beras di sentra produksi di pulau Jawa dan adanya potensi gangguan listrik dari pembangkit PLTMG berpotensi meningkatkan harga komoditas perikanan. Dengan demikian, inflasi akhir triwulan I 2018 diperkirakan terjaga dan berada pada kisaran 1,85% - 2,25% (yoy) 37

52 3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara Pada bulan Desember 2017, telah dibentuk TPID tingkat Kabupaten Halmahera Selatan di Labuha. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pejabat BI Provinsi Maluku Utara dengan pembahasan mengenai rencana Program Kerja (proker) Selain itu, TPID Maluku Utara dan TPID Ternate bekerjasama dengan kepolisian membentuk satgas pangan untuk melakukan kunjungan lapangan kepada distributor BBM dan pangan strategis (beras, gula, dan minyak) dalam rangka menghindari penimbunan dan memastikan ketersediaan pasokan untuk antisipasi peningkatan konsumsi menjelang perayaan Hari Raya Natal dan tahun baru serta pilkada Gubernur Gambar 3.1 Rapat Perdana TPID Kabupaten Halmahera Selatan Pada bulan Januari 2018, telah dilakukan rapat koordinasi awal tahun TPID Ternate dan TPID Tidore Kepulauan yang membahas rencana aksi TPID pada tahun Pada rapat tersebut dibahas tentang strategi pendistribusian dalam rangka pemenuhan pangan strategis seperti beras, bawang, rica, dan tomat dalam rangka menjaga kestabilan harga di pusat konsumsi kota Ternate. 38

53 Gambar 3.2 TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/kota di Maluku Utara Selanjutnya, pada triwulan I 2018 direncanakan akan dibentuk 3 (tiga) TPID tingkat Kabupaten Kota yaitu TPID Taliabu, TPID Halmahera Utara, dan TPID Halmahera Tengah. Dengan telah dibentuknya 3 (tiga) TPID tersebut maka seluruh kabupaten di provinsi Maluku Utara akan memiliki TPID, sehingga diharapkan kedepannya akan meningkatkan koordinasi baik dalam maupun antar kabupaten guna mengendalikan distribusi pangan strategis dan solusi permasalahan yang menyebabkan peningkatan inflasi di provinsi Maluku Utara. 39

54 40

55 NPL Sektor Rumah Tangga 0,86% NPL Korporasi 3,31% BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah meskipun lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Stabilitas Keuangan Daerah Stabil Terjaga Seiring tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara hingga triwulan IV 2017, stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga. Meningkatnya kinerja ekonomi ini diikuti dengan turunnya risiko kredit yang terindikasi dari menurunnya NPL kredit ke sektor korporasi dibandingkan triwulan sebelumnya. 41

56 4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga Perekonomian Maluku Utara pada sisi pengeluaran, secara konsisten masih didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga, dengan pangsa lebih dari 55% dimana permintaan domestik menjadi penggerak utama perekonomian Maluku Utara. Pangsa konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 55,95%. Persentase ini lebih kecil dibandingkan dengan triwulan II yang mencapai 56,20%. Secara historis, konsumsi rumah tangga di Maluku Utara terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan pangsa dari investasi swasta dan konsumsi pemerintah (Grafik 4.1). Walaupun terjadi penurunan pangsa rumah tangga, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat mengalami peningkatan dari 3,91% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 4.32% (yoy) pada triwulan IV 2017(Grafik 4.1). Pangsa thd PDRB (%) Pangsa g_konsumsi RT (rhs) 62,0 60,0 58,0 56,0 54,0 52,0 50,0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV % (yoy) Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Tren peningkatan pada sektor konsumsi rumah tangga juga sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat naik dari 128,06 menjadi 142,22, begitu pula dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang mengalami peningkatan dari 129,44 menjadi 145,00 (Grafik 4.2). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencapai 8,30% (yoy), Indeks Keyakinan Ekonomi (IKE) mengalami peningkatan dari 126,67 menjadi 139,44. Kenaikan konsumsi masyarakat khususnya pada triwulan IV 2017, diindikasikan oleh pergeseran puncak konsumsi masyarakat yang sebelumnya 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 42

57 Pesimis Optimis mengalami penurunan pada triwulan III 2017 dengan adanya peristiwa hari raya natal dan tahun baru. Peristiwa penting ini, menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat untuk konsumsi rumah tangga I II III IV I II III IV I II III IV IKK (Keyakinan Konsumen) IKE (Kondisi Ekonomi Saat Ini) IEK (Ekspektasi Konsumen) 142, Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Melihat perkembangan konsumsi Rumah Tangga yang mengalami peningkatan, dari hasil survei konsumen (SK) menunjukan bahwa terjadi peningkatan ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan usaha untuk 6 bulan mendatang yang signifikan, hal ini pula mengindikasikan masyarakat memperkirakan kondisi kegiatan usaha akan mengalami kenaikan. Dari sisi harga, tekanan terhadap kerentanan keuangan rumah tangga diperkirakan meningkat. Hal tersebut ditunjukan bahwa indeks perubahan harga secara umum pada 3 bulan mendatang mengalami kenaikan dari 156 menjadi Ekspektasi Penghasilan Konsumen Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ekspektasi Kegiatan Usaha Indeks 200 9, ,00 7, , , ,00 3, , ,00 II 60 0,00 II III IV I II III IV I II III IV Perubahan harga secara umum 3 bulan Grafik 4.3. Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Grafik 4.4. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah 43

58 Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor Rumah Tangga Seiring dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada PDRB Maluku Utara, alokasi penghasilan masyarakat untuk konsumsi mengalami kenaikan dibandingkan triwulan III 2017 dari 56,40% menjadi 57,50% pada triwulan IV (Grafik 4.5). Kondisi ini tentunya mempengaruhi alokasi pengeluaran rumah tangga untuk tabungan. Dengan peningkatan alokasi untuk konsumsi, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada alokasi tabungan masyarakat dari triwulan sebelumnya 25,20% menjadi 21,67% (Grafik 4.5). 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 24,69 26,15 25,70 27,67 30,27 27,53 31,10 25,98 21,42 25,20 21,67 37,31 15,19 14,25 12,85 14,95 15,35 17,61 16,85 16,85 20,83 11,12 19,49 17,65 60,12 60,00 63,25 63,63 57,68 54,51 61,85 52,45 53,47 57,17 56,40 57,50 I II III IV I II III IV I II III IV Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan Grafik 4.5. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan IV mempengaruhi alokasi penghasilan masyarakat untuk tabungan. Pangsa tabungan untuk perseorangan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yakni dari 67,75% menjadi 72,50% pada triwulan IV Pangsa penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseorangan meningkat dari triwulan sebelumnya 76,36% menjadi 79,96% pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.6). Tabungan masih mendominasi komposisi DPK nasabah perseorangan yang mencapai angka 72,50%, jauh lebih tinggi dari pangsa Giro sebesar 4,77% dan Deposito 22,72% (Grafik 4.7). 44

59 Perseorangan Bukan Perseorangan 100% 90% 23,98% 21,87% 25,43% 24,11% 24,50% 24,51% 25,47% 24,13% 24,94% 22,72% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 75,99% 71,42% 5,95% 7,72% 12,45% 23,76% 23,64% 20,04% 24,01% 28,58% 94,05% 92,28% 87,55% 76,24% 76,36% 79,96% III IV III IV III IV III IV % 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 66,51% 66,92% 67,03% 67,00% 62,27% 67,85% 66,01% 67,03% 67,75% 72,50% 13,75% 10,28% 8,06% 9,88% 8,58% 8,46% 7,53% 8,84% 7,31% 4,77% III IV I II III IV I II III IV Giro Tabungan Deposito Total GIRO TABUNGAN DEPOSITO Grafik 4.6. Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara Sumber: Laporan bank, diolah Grafik 4.7. Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara Sumber: Laporan bank, diolah Di lain sisi, nilai DPK Perseorangan menurun dari 3,42% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 2,76% (yoy). Penurunan ini sejalan dengan nilai total DPK pada sisi giro dan deposito, sedangkan tabungan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan jumlah rekening masyarakat di perbankan tercatat sebesar 28,31% pada triwulan III 2017 (yoy) menjadi 35,40% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Tabel 4.1). Pertumbuhan jumlah rekening cenderung tumbuh terakselerasi atau mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya terutama dari kelompok nilai >10 Juta, >2 Miliar-5Miliar dan >Rp20 Miliar. Sementara itu, jumlah rekening dari beberapa kelompok lainnya cenderung tumbuh melambat atau mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Tabel 4.1. Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai Sumber: Laporan bank, diolah Kinerja penyaluran kredit perseorangan menunjukkan kenaikan pertumbuhan dari 15,33% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 24,64% pada triwulan IV Namun demikian, pangsa penyaluran kredit perseorangan justru mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya dari 88,40% pada triwulan III 2017 menjadi 86,28% pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.8). Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pada penyaluran kredit bukan perseorangan yang 45

60 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 11,60% menjadi 13,72% pada triwulan IV Hal ini ditenggarai dengan pertumbuhan di beberapa sektor usaha korporasi. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perseorangan untuk keperluan konsumsi memiliki pangsa 63,07%, sementara untuk modal kerja sebesar 19,18% dan untuk investasi sebesar 4,03% (Grafik 4.8). Bukan Perseorangan 19,18% 4,03% Perseorangan Modal Kerja Perseorangan Investasi Perseorangan Konsumsi 13,72% 86,28% 63,07% Grafik 4.8. Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan Sumber: Laporan bank, diolah 4.2. Asesmen Sektor Korporasi Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 mengalami pertumbuhan. Secara sektoral pertumbuhan sektor utama yakni sektor industry pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, serta sektor jasa pendidikan. Namun demikian, perlambatan juga terjadi pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor pengadaan air. Pada triwulan IV 2017 sektor yang biasanya mengalami perbaikan yang signifikan atau tumbuh lebih tinggi dari rata-ratanya dalam 3 tahun terakhir yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri, dan konstruksi mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, pada triwulan IV 2017 korporasi di Maluku Utara kinerjanya jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan saldo bersih tertimbang 6,13%, jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 17,52%. Penurunan utamanya didorong oleh sektor pertambangan, sektor industri dan sektor PHR dengan penurunan saldo bersih tertimbang masing-masing -3,45%, -4,53% dan -2,61% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 4.9). 46

61 Grafik Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi Dari sisi keuangan, pertumbuhan dari sisi akses kredit, likuditas dan rentabilitas pelaku usaha berdasarkan SKDU terindikasi meningkat dari triwulan sebelumnya. Hal ini terutama dipicu oleh pergeseran puncak konsumsi yang mengalami kenaikan pada Triwulan IV yang dikarenakan perayaan hari Raya Natal dan Tahun Baru. Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja masih menguasai pangsa sektor korporasi dengan adanya peningkatan pangsa kredit modal dibandingkan triwulan sebelumnya dari 80,56% menjadi 80,97% pada triwulan IV, sementara kredit investasi menurun dari 19,44% menjadi 19,03%. Penyaluran kredit modal kerja pada sektor korporasi di Maluku Utara juga mengalami akselerasi pertumbuhan, pada triwulan IV 2017 pertumbuhannya mencapai 36,12% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 21,35% (yoy). Kredit investasi 47

62 pada triwulan III 2017 tercatat juga mengalami pertumbuhan mencapai 16,67% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 2,73% (yoy) (Grafik 4.10). 532,15 19,03% 2.264,02 80,97% Modal Kerja 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% -10,00% -20,00% Modal Kerja Investasi 36,12% 16,76% I III I III I III I III Grafik Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan Sumber: Laporan bank, diolah Pertumbuhan pada kredit sektor korporasi pada triwulan IV 2017 diiringi dengan penurunan NPL dari 4,05% pada triwulan III 2017 menjadi 3,31% di triwulan IV 2017 (Grafik 4.11). Turunnya NPL terjadi seiring dengan membaiknya kinerja sektor pertanian, pertambangan, dan industri. Pada sektor perdagangan besar dan eceran menunjukan perkembangan yang baik walaupun tidak cukup signifikan untuk menurunkan NPL sektor korporasi secara keseluruhan. 8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% 4,06% 4,05% 3,31% III IV I II III IV I II III IV I II III IV 9,00% 8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% NPL UMKM NPL Non-UMKM 3,96% 0,86% III I III I III I III Grafik NPL Kredit Korporasi Sumber: Laporan bank, diolah Grafik NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur Sumber: Laporan bank, diolah 48

63 4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Perkembangan Kinerja Perbankan Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp9,87 triliun, lebih besar dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp9,41 triliun. Secara tahunan, aset perbankan Maluku Utara tumbuh sebesar 16,71% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,43%. Secara umum, meningkatnya aset bank umum di Provinsi Maluku Utara terjadi pada bank-bank milik pemerintah. Sementara itu, berdasarkan jenis operasinya, peningkatan volume usaha terutama terjadi pada perbankan konvensional tumbuh meningkat dari 9,70% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 16,56% (yoy) di triwulan IV. Peningkatan aset perbankan maluku utara ini seiring dengan peningkatan kinerja sektor ekonomi utama sepanjang tahun Grafik Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Intermediasi Perbankan Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara pada posisi akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp6,83 triliun, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp6,64 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami kenaikan sebesar 8,24% (yoy) pada triwulan IV 2017 setelah sebelumnya juga tumbuh pada triwulan III 2017 sebesar 6,24%(Grafik 4.14). 49

64 Miliyar Rupiah Jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan IV 2017 mencapai Rp4,29 triliun, atau naik 17,43% (qtq). Secara tahunan, tabungan signifikan meningkat dari 3,39% (yoy) menjadi 13,61% (yoy) (Grafik 4.14). Pertumbuhan keinginan masyarakant untuk simpanan dalam bentuk tabungan ini sejalan dengan meningkatnya penghasilan masyarakat seperti yang tercatat di survei konsumen Bank Indonesia triwulan IV Namun, perkembangan yang berbeda terjadi pada simpanan dalam bentuk deposito. Pada akhir triwulan III 2017, jumlah simpanan deposito tercatat sebesar Rp1,63 triliun. Secara tahunan, deposito tumbuh menurun dari 8,36% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 5,46%(yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.14). Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp911 miliar. Terjadi penurunan tidak hanya secara nominal namun juga secara tahunan. Pertumbuhan simpanan giro melambat dan mengalami kontraksi sebesar 7,89% (yoy) jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kenaikan dan mencapai 11,48% (yoy). Dalam beberapa bulan terakhir, simpanan giro menunjukkan tren penurunan yang lebih besar dibandingkan sektor pinjaman lainnya. Perlambatan simpanan giro ini dipengaruhi oleh menurunnya giro sektor pemerintahan. Tidak tercapainya target pendapatan pemerintah, mendorong penggunaan giro pemerinta di perbankan untuk membiayai belanja pada triwulan II Giro Tabungan Deposito g DPK yoy (%) 8,24% 3,11% -4,20% -2,39% III IV I II III IV I II III IV I II III IV % 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% Grafik Perkembangan DPK (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Dari sisi penyaluran kredit, secara umum penyaluran jumlah kredit oleh perbankan di Maluku Utara mengalami kenaikan pada triwulan IV 2017 yang tercatat sebesar Rp 8,42 triliun. Secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 31,55% (yoy), meningkat secara signifikan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 21,01% (yoy) (Grafik 4.15). Pertumbuhan ini terjadi pada 50

65 Miliyar Rupiah kredit modal kerja, investasi dam konsumsi. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada kredit modal kerja yang tercatat naik menjadi 36,12% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 21,35% (yoy). Pertumbuhan juga dipicu oleh kredit investasi yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya yaitu dari 2,73% (yoy) menjadi 16,76% (yoy) pada triwulan III Membaiknya kinerja kredit modal kerja dan investasi disebabkan oleh meningkatnya kinerja beberapa sektor khususnya sektor pertanian, pertambangan dan industri Modal Kerja Investasi Konsumsi g Kredit yoy (%) 35% 30% 25% 31,55% 20% 15% 9,81% 9,58% 10% 5% 0% III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang meningkat, kredit konsumsi tercatat tumbuh sebesar 16,54% (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 15,73% (yoy) (Grafik 4.16). Dengan perkembangan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut, peran intermediasi perbankan di Maluku Utara masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) masih berada di level yang tinggi dan lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yakni dari 112,97% menjadi 123,45% pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.16). 51

66 Grafik Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara Sumber : Laporan bank, diolah Berdasarkan Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan IV 2017, secara umum, terdapat penurunan potensi risiko pada sektor lembaga keuangan yang diwakili perbankan. Pada triwulan IV 2017 NPL perbankan Maluku Utara tercatat sebesar 3.31%, turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 4.05% (Grafik 4.17). Peningkatan terutama terjadi pada sektor pertanian dan pertambangan sebagai dampak dari pelemahan kinerja keuangan pada sektor tersebut. Walaupun NPL masih berada di dalam batas aman, namun perbankan perlu mewaspadai NPL yang masih berada pada level yang cukup tinggi. Grafik Perkembangan NPL Perbankan di Malut Sumber : Laporan bank, diolah 52

67 4.3.3 Perbankan Syariah Pertumbuhan DPK perbankan syariah tumbuh sebesar 16,07% (yoy). Nilai ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 5,76% (yoy) di triwulan III Peningkatan terjadi pada simpanan jenis giro yang naik dari sebelumnya bernilai negatif sebesar 13,87%(yoy) menjadi positif 0,56% (yoy). Sementara itu, deposito syariah mengalami kinerja yang meningkat secara signifikan dari 2,71% (yoy) menjadi 32,37% (yoy). Sementara tabungan syariah tercatat menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 13,19% (yoy) menjadi 12,71% (yoy). Kebijakan pengurangan rate bagi hasil dalam perbankan syariah tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah di Maluku Utara. Tercatat dari kinerja di sektor perbankan syariah terlihat semakin membaik. Lebih lanjut lagi, pembiayaan perbankan syariah pada triwulan laporan juga menunjukan perbaikan kinerja. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp281,54 miliar, tumbuh sebesar 42,59% (yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya sebesar 31,71% (yoy). Perbaikan kinerja terutama dialami oleh pembiayaan untuk modal kerja syariah yang tercatat tumbuh meningkat di triwulan IV 2017 menjadi 35,97% (yoy) dari 20,44% (yoy) pada triwulan III Konsumsi syariah juga mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya dari 52,89%(yoy) menjadi 58,00%(yoy). Sementara itu, pembiayaan untuk tabungan syariah tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 12,71% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 13,19% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan IV 2017, FDR perbankan syariah Maluku Utara tercatat sebesar 63,87% (Grafik 4.18). Grafik Perkembangan Perbankan Syariah Sumber : Laporan bank, diolah 53

68 4.4. Pengembangan Akses Keuangan Kredit UMKM yang disalurkan perbankan Malut mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,97 triliun menjadi Rp2,20 triliun pada triwulan IV Secara tahunan, jumlah tersebut tumbuh sebesar 13,46% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,08% (yoy). Sedangkan dari sisi kualitas kredit, NPL debitur UMKM pada triwulan IV 2017 tercatat menurun sebesar 3,96%, lebih kecil dari triwulan sebelumnya yang mencapai 4,77% (grafik 4.12). Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencapai perekonomian yang stabil dan berkelanjutan, Bank Indonesia senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan diantaranya kepada usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM). Peningkatan akses keuangan dan daya saing UMKM di Maluku Utara ditempuh melalui beberapa program, diantaranya melalui program pengendalian inflasi melalui pembentukan klaster, monitoring rasio kredit UMKM dan program pelatihan maupun pembinaan dari hulu ke hilir pada klaster UMKM yang sudah dibentuk. Pada program pengendalian inflasi (klaster), upaya meningkatkan akses keuangan diimplementasikan dalam satu program pengembangan yang terintegrasi dengan penguatan daya saing UMKM. Pengembangan klaster ketahanan pangan mengacu kepada komoditas pangan yang menjadi sumber penyumbang tekanan inflasi yaitu cabai, bawang merah, ikan laut dan padi. Beberapa klaster ketahanan pangan dan klaster UMKM yang dikembangkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi Maluku Utara pada tahun 2017 adalah sebagai berkut: Tabel 4.3. Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM BI di Maluku Utara Sepanjang triwulan IV 2017 dalam rangka pengembangan klaster, Bank Indonesia Maluku Utara melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut: 54

69 1. Pelatihan Integrated Ecofarming Berbasis Microbacter Alfaafa (MA 11) Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan anggota klaster cabai, klaster bawang merah, klaster padi, pegawai dinas pertanian, petani lain di Ternate dan sekitarnya serta santri Pondok Pesantren Tahfidz Quran. Pelatihan ini bertujuan agar peserta mengerti dan memahami pentingnya membangun pertanian organik terintegrasi berbasis MA - 11 untuk mencegah dari cemaran biologi, kimia dan fisik yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta cara pengendalian setiap tahap-tahap proses yang kritis. Selain itu juga agar peserta memahami cara membuat superbokasi, biofarm, bioplas, pupuk organik cair dan superfeed. Pemateri adalah Bapak Dr. Nugroho Widiasmadi M.Eng. dibantu Bapak Budi dan Bapak Sudarisman selaku petani sukses yang sudah mengaplikasikan integrated ecofarming berbasis Microbacter Alfaafa (MA 11) di Sleman. 2. Pelatihan Pengolahan Ikan di Kabupaten Pulau Morotai Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan istri nelayan dari desa Dodoku, Mandiri, Gosoma, Daeo dan perwakilan dari anggota penggerak PKK Kabupaten Pulau Morotai. Pelatihan ini merupakan upaya pembinaan hilir untuk meningkatkan nilai tambah dalam bentuk hasil olahan. Pengolahan ikan akan memberikan nilai tambah dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Produk akhir dalam pengolahan berbahan dasar ikan laut ini berupa dendeng ikan tuna, BITCan (kamplang), ikan teri krispi dan sambal roa. Pemateri adalah Ibu Siti Sulastri dari anggota WUBI. 55

70 56

71 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi Tunai dan Nontunai Meningkat Seiring Perbaikan Perekonomian Maluku Utara Secara umum, transaksi keuangan tunai di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 mengalami net outflow karena adanya peningkatan aktivitas perekonomian terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru oleh masyarakat Maluku Utara. Sementara transaksi keuangan nontunai juga menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya akitivitas pembayaran dalam menghadapi HBKN. Net Outflow Triwulan IV 2017 Rp 882,263 miliar Nominal Transaksi Kliring Triwulan IV 2017 Rp 330,664 miliar 57

72 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Pergerakan uang kartal melalui Bank Indonesia di Maluku Utara masih mengikuti pola historisnya. Aliran uang kartal menunjukkan peningkatan yang signifikan pada net outflow dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 5.1). Posisi net outflow (uang yang keluar lebih besar daripada jumlah uang yang masuk dari khazanah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara) meningkat signifikan mencapai 76,64% (yoy) dari Rp3,185 miliar pada triwulan III 2017 menjadi Rp 882,263 miliar pada triwulan IV Pada triwulan IV 2017 aliran uang keluar (outflow) tercatat sebesar Rp 1078, 739 miliar, sementara aliran uang masuk (inflow) sebesar Rp 196,476 miliar lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp350,74 miliar atau menurun 17,20% (yoy). Rp miliar 1.500,00 Inflow Outflow Netflow 1.000,00 500,00 0,00-500, ,00 III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: KPw BI Maluku Utara Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara Menurunnya net inflow tersebut menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal oleh masyarakat dalam rangka memenuhi aktivitas ekonominya. Peristiwa ini juga ditenggarai oleh adanya peningkatan konsumsi masyarakat dalam rangka menghadapi faktor musiman yaitu hari Natal dan Tahun Baru serta realisasi proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah yang harus diselesaikan pada akhir tahun. Sementara itu, inflow triwulan IV 2017 menunjukkan kontraksi sebesar -17,20% (yoy) setelah mengalami peningkatan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,77% (yoy). Sedangkan outflow tercatat mengalami peningkatan sebesar 46,36% (yoy) pada triwulan IV setelah sebelumnya terkontraksi sebesar -2,46% (yoy). 58

73 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (KPw BI Provinsi Malut) melaksanakan layanan kas titipan dan kas keliling untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang Rupiah dalam kondisi yang masih relatif baru dan layak edar serta menjangkau masyarakat yang jauh dari wilayah perkotaan. Hingga saat ini KPw BI Provinsi Maluku Utara telah memiliki 2 kas titipan yaitu di Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan dan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Guna menjangkau seluruh wilayah Maluku Utara, Kas Keliling secara rutin dilakukan oleh KPw BI Provinsi Maluku Utara baik di dalam maupun di luar Kota Ternate. Tantangan yang dihadapi yakni kondisi geografis Maluku Utara yang merupakan wilayah kepulauan. Selain menerapkan Clean Money Policy (Kebijakan untuk menyediakan uang layak edar), kegiatan kas keliling juga bertujuan untuk menyediakan uang pecahan kecil kepada masyarakat tanpa harus datang ke KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. Selama triwulan IV 2017, Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Provinsi Malut telah melaksanakan 30 kali kas keliling baik yang dilaksanakan di Kota Ternate maupun di Luar Kota Ternate, kecuali pada bulan Desember tidak ada pelaksanaan kas keliling dikarenakan telah selesainya jadwal kegiatan kas keliling tahun Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara Sumber: KPw BI Maluku Utara Dalam rangka menerapkan kegiatan clean money policy, Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara melakukan penarikan uang tidak layak edar di masyarakat untuk kemudian dimusnahkan. Pada Triwulan IV uang yang dimusnahkan mengalami penurunan nilai yang cukup berarti sebesar -19% (qtq) dengan volume -35% (qtq) (Grafik 5.2). Penurunan nominal dan volume uang yang dimusnahkan pada triwulan IV dikarenakan telah dilakukan pemusnahan uang tidak layak edar pada triwulan III dengan jumlah yang sangat 59

74 tinggi. Selain itu, menurunnya jumlah uang tidak layak edar pada Triwulan IV disebabkan oleh kegiatan kas keliling KPw BI Maluku Utara untuk menyediakan uang layak edar dimasyarakat dilakukan secara rutin bahkan hingga ke pelosok % 89% -19% 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% - II III IV JUMLAH NOMINAL YANG DIMUSNAHKAN -40% PERTUMBUHAN JUMLAH NOMINAL YANG DIMUSNAHKAN Sumber: KPw BI Maluku Utara Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan UTLE di Maluku Utara Pada triwulan IV 2017, tidak ditemukan uang palsu dari setoran bank ke Unit Pengolahan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara sama halnya dengan triwulan sebelumnya. KPw BI Maluku Utara terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah guna meningkatkan awareness masyarakat terkait peredaran uang palsu di Provinsi Maluku Utara. Sosialisasi biasa dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar (baik modern maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya, Bank Indonesia juga melakukan publikasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak maupun elektronik. 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari transaksi pada layanan kliring perbankan mengalami kenaikan yang signifikan. Secara tahunan, nominal transaksi kliring tercatat mengalami peningkatan sebesar 34,58% (yoy) pada triwulan IV. Sementara itu, layanan RTGS di Maluku Utara semakin gencar seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan akses keuangan digital yang kian tinggi. 60

75 5.2.1 Perkembangan Kegiatan Kliring Seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian di triwulan IV 2017, kegiatan sistem pembayaran non tunai yang diselenggarakan Bank Indonesia melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) juga menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, baik dari sisi nominal maupun volume (Grafik 5.3). Jumlah transaksi nontunai di Maluku Utara tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 87,37% (yoy) pada triwulan IV. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan triwulan III yang tercatat sebesar 33,83% (yoy). Secara nominal, Transaksi nontunai melalui fasilitas kliring pada periode triwulan III 2017 sebesar Rp 330,264 miliar, meningkat 34,58% (yoy) setelah sebelumnya terkontraksi -7,34 % (yoy). Jumlah Warkat (lembar) Nominal (Rp Juta, RHS) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: KPw BI Maluku Utara Grafik 5.3 Perkembangan Kliring di Maluku Utara Peningkatan nilai transaksi melalui SKNBI sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah, konsumsi lembaga swasta nirlaba serta investasi pada triwulan terlapor. Meningkatnya nominal transaksi melalui kliring di Maluku Utara (yoy) juga disebabkan oleh tingginya kegiatan masyarakat dalam menggunakan fasilitas kliring berkaitan dengan naiknya aktivitas pembayaran dalam menghadapi hari natal dan tahun baru. 61

76 Tabel 5.2 Perkembangan Cek/ BG Kosong di Maluku Utara Sumber: KPw BI Maluku Utara Sementara itu, rasio cek dan bilyet giro (BG) kosong kembali meningkat pada triwulan IV. Pada triwulan IV tercatat sebanyak 55 cek dan bilyet giro kosong yang dikembalikan. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan III yang tercatat sebanyak 41 lembar saja. Secara tahunan, pertumbuhan nominal cek dan bilyet giro kosong sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dari 0,64% (yoy) menjadi 0,61% (yoy). Adapun rasio jumlah cek/bg kosong terhadap cek/bg yang diserahkan pada triwulan IV 2017 adalah sebesar 0,60%, juga mengalami sedikit penurunan dari rasio triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,66% (Tabel 5.2) Perkembangan Kegiatan RTGS Pertumbuhan transaksi nontunai dengan layanan jasa RTGS di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tidak mengalami perubahan secara jumlah transaksi, volume transaksi dari triwulan sebelumnya dan triwulan IV tercatat sama sebesar 535 kali. Apabila dilihat secara tahunan, terjadi perlambatan pada triwulan IV yang hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,1% (yoy). Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan triwulan III yang tercatat tumbuh sebesar 217% (yoy). Secara nominal, pada triwulan IV transaksi layanan RTGS tercatat sebesar Rp 350,7 miliar naik dibandingkan triwulan III sebesar Rp 340,9 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan pada triwulan IV naik 17% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan 62

77 membaiknya kinerja keuangan dan kondisi korporasi dibeberapa sektor yang berdampak dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan transaksi nontunai high value. 5.3 PERKEMBANGAN KUPVA BUKAN BANK (BB) Pada perkembangannya, valuta asing menjadi kebutuhan di Maluku Utara. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan melaksanakan ibadah umroh dan haji serta untuk memenuhi kebutuhan wisatawan asing yang berkunjung ke Maluku utara, pada Desember 2017 telah dilakukan peresmian CV. Qanitha Jaya Perkasa sebagai penyelenggara KUPVA bukan bank (BB) pertama di Maluku Utara. Perkembangan penyelenggaraan KUPVA bukan Bank (BB) telah sampai pada tahap pemberian sertifikat penyelenggara KUPVA BB oleh Bank Indonesia KPw Maluku Utara kepada CV. Qanitha Jaya Perkasa, Keputusan Pemberian Izin Usaha (KPIU), dan pendaftaran hak akses atau permintaan sandi user-id pelaporan KUPVA BB Online untuk penyelenggara dan pengawas. Sehubungan dengan peresmian CV. Qanitha Jaya Perkasa sebagai penyelenggara KUPVA Bukan Bank (BB) baru dilakukan pada akhir triwulan IV maka CV. Qanitha Jaya Perkasa belum melakukan pelaporan bulanan kepada Bank Indonesia KPw Provinsi Maluku Utara yang dalam hal ini bertindak sebagai pengawas KUPVA bukan bank (BB). Sebagai informasi, CV. Qanitha Jaya Perkasa melakukan penukaran valuta asing untuk mata uang dollar, yuan, dan real dengan kurs terbaik. Selain sebagai penyelenggara KUPVA bukan Bank (BB) atau yang lebih dikenal dengan money changer, CV. Qanitha Jaya Perkasa juga bergerak dibidang tour and travel ibadah umroh sehingga transaksi penukaran valuta asing paling banyak diperkirakan mata uang Real. 63

78 64

79 TPT 5,33% NTP 100,02 Permintaan terhadap tenaga kerja pada triwulan berjalan diperkirakan meningkat yang terindikasi dari peningkatan SBT Penggunaan Tenaga Kerja SKDU. Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara masih dalam kondisi yang relatif baik. Meskipun mengalami penurunan NTP, namun kesejahteraan petani di Maluku Utara sampai dengan periode laporan masih terjaga. BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara Masih Dalam Tingkat yang Baik

80 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Pada triwulan berjalan, diperkirakan penggunaan tenaga kerja akan mengalami peningkatan ditandai dengan saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mencatatkan nilai positif sebesar 1,63%. Penambahan tenaga kerja diperkirakan akan berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. 70% 69% 68% 67% 66% 65% 64% 63% 62% 61% 60% Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts TPAK 67,72% 64,35% 66,43% 63,88% 67,99% 66,43% 67,83% 66,19% 69,48% 63,65% TPT 5,43% 3,80% 5,65% 5,29% 5,56% 6,05% 3,43% 4,01% 4,82% 5,33% Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara Berdasarkan data BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan dari 66,19% pada Agustus 2016 menjadi 63,65% di Agustus 2017 (Grafik 6.1). angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 516,2 ribu orang. Dengan angkatan kerja terbanyak berada di Kota Ternate yang mencapai 97,8 ribu orang. Pada triwulan laporan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru mengalami kenaikan menjadi 5,33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,01% (Tabel 6.1). Peningkatan TPT pada triwulan laporan mengindikasikan bahwa saat ini situasi sedang sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau masih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Namun, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang selalu berada diatas rata-rata nasional diharapkan mampu memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 66

81 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) Indikator Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Penduduk 15 Tahun Keatas Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja TPAK 67.99% 66.43% 67.83% 66.19% 69.48% 63.65% TPT 5.56% 6.05% 3.43% 4.01% 4.82% 5.33% Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penyerapan tenaga kerja paling besar terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan, yaitu sebanyak 199 ribu orang atau sebanyak 40,72% dari angkatan kerja. Selanjutnya, diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan yang menyerap sebanyak 107 ribu orang atau sebanyak 21,89% dari angkatan kerja (Grafik 6.2). 100,0% 90,0% 80,0% 70,0% 60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 49,3 37,6 52,5 51,1 64,5 55,2 49,9 55,0 22,7 24,9 12,7 23,0 23,2 16,1 8,9 17,4 25,5 21,8 31,9 29,8 59,2 26,4 44,5 36,2 34,1 55,2 72,9 63,7 75,2 72,0 78,1 63,9 97,4 94,4 87,9 84,7 222,6 239,5 245,0 242,4 95,7 104,5 100,1 107,0 225,2 205,5 234,0 199,0 Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Lainnya Konstruksi Industri Pengolahan Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa) Berdasarkan data historisnya, saat ini Maluku Utara sedang mengalami pergeseran penyerapan tenaga kerja dari sektor utama, yakni sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan menuju sektor-sektor sekunder dan tersier seperti sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi. 67

82 6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah Kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada Januari 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 100,02, mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 6.5). NTP Maluku Utara mengalami penurunan 1,17% bila dibandingkan dengan Desember 2017 yang tercatat sebesar 101,2. Penurunan NTP Maluku Utara mengindikasikan bahwa secara relatif tingkat kemampuan/daya beli petani menurun. Sementara itu, inflasi pedesaan Provinsi Maluku Utara tercatat sebesar 1,12% yang disebabkan kenaikan indeks harga pada tujuh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan Makanan; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar; kelompok Sandang; kelompok Kesehatan; kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga; serta kelompok Transportasi dan Komunikasi NTP g_ntp (yoy) 4% 3% Triwulan III-2017 Triwulan IV % 1% 0% -1% 101,29 101,21 108,84 109,01 107,31 107,41 102,12 104,13 101,77 101, % -3% 96,45 94, % % Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Gabungan Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara Pada triwulan laporan, tercatat bahwa NTP Maluku Utara berada ditengah diantara Kawasan Timur Indonesia (Tabel 6.2). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara masih dalam kondisi yang relatif baik. Sehingga, meskipun mengalami penurunan NTP, namun kesejahteraan petani di Maluku Utara sampai dengan periode laporan masih terjaga. 68

83 Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia Di tengah tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, Indeks Keyakinan Konsumen pada Januari 2018 tercatat sebesar 125,94. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi pada awal tahun 2018 terjaga pada level positif, meski sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya. Terjaganya optimisme konsumen tersebut ditopang terutama oleh kenaikan penghasilan saat ini dan kenaikan ekspektasi penghasilan pada 6 bulan mendatang. Pada komponen Kondisi Keuangan Konsumen, indeks perkiraan pengeluaran untuk konsumsi dalam 3 (tiga) bulan yang akan datang pada Januari 2018 sebesar 159,07 atau turun 9,10% dari bulan sebelumnya. Dari sisi ketimpangan, berdasarkan data BPS, terdapat kecenderungan kenaikan ketimpangan pengeluaraan penduduk Maluku Utara yang terindikasi dari meningkatnya gini ratio dari 0,317 pada semester II tahun 2017 menjadi 0,330 pada semester III tahun 2017 (data dipublikasi Januari 2018). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi pelebaran tingkat ketimpangan pengeluaran di Provinsi Maluku Utara, namun distribusi pengeluaran di antara penduduk masih cukup merata. Peringkat Provinsi NTP Nasional 102,92 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 69

84 6.3 Profil Kemiskinan Daerah Berdasarkan data BPS Ternate, jumlah penduduk miskin di pedesaan masih lebih besar dibandingkan di perkotaan. Jumlah penduduk miskin di Ternate yang berdomisili di desa sebanyak 83,48% dari total jumlah penduduk miskin di Ternate, atau sebanyak 65,35 ribu orang dan sisanya 16,52% atau sebanyak 1,57 juta orang tinggal di perkotaan. Dari angka tersebut terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar 2,19%, sementara penduduk miskin di perkotaan meningkat sebesar 3,86% dibandingkan tahun sebelumnya. Ribu Orang 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 70,45 73,62 67,65 Kota Desa 64,35 64,10 63,95 64,47 65,35 12,19 11,17 12,25 8,29 10,58 12,45 12,00 12,93 Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.5 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota % Kota Desa Kota+Desa 10,00 9,00 8,56 8,85 8,00 7,95 7,30 7,41 7,57 7,44 7,43 7,40 7,55 7,00 6,84 6,22 6,33 6,41 6,35 6,44 6,00 5,00 4,00 3,95 3,58 3,85 3,76 3,32 3,61 3,70 3,00 2,61 2,00 1,00 0,00 Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.6 Persentase Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar kilokalori/kapita per hari dan kebutuhan nonpangan esensial, seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Berdasarkan hasil survei nasional, pada periode Maret-September 2017, garis kemiskinan Maluku Utara naik sebesar 1,62% atau naik Rp6.342/kapita per bulan, yakni dari Rp /kapita per bulan menjadi Rp /kapita per bulan. Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Pada Maret-September 2017, penyumbang garis kemiskinan terbesar yakni komoditas makanan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Pada September 2017 beras memberikan sumbangan sebesar 25,40% di perkotaan dan 25,06% di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan sebesar 12,76% di pedesaan, sedangkan tongkol/tuna/cakalang memberikan sumbangan terbesar ke dua di daerah perkotaan sebesar 9,19%. 70

85 Kota Desa Kota+Desa Maret'14 Sept'14 Maret'15 Sept'15 Maret'16 Sept'16 Maret'17 Sept'17 Maret'14 Sept'14 Maret'15 Sept'15 Maret'16 Sept'16 Maret'17 Sept'17 Maret'14 Sept'14 Maret'15 Sept'15 Maret'16 Sept'16 Maret'17 Sept'17 Makanan Bukan Makanan Total Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.7 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota Permasalahan kemiskinan tidak sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin, tetapi yang juga perlu diperhatikan adalah seberapa besar jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman) yang disebut sebagai P1 dan keragaman pengeluaran antar penduduk miskin (P2). Nilai P1 tahun ini menunjukkan penurunan 0,11 poin atau sebesar 0,92 pada September 2016 menjadi 0,81 pada September Penurunan nilai P1 tersebut terjadi di perdesaan (0,27 poin), sedangkan di perkotaan mengalami kenaikan (0,32 poin). Sementara itu, nilai P2 juga mengalami penurunan 0,06 poin atau menjadi 0,15 pada September 2017 (Tabel 6.3). Tabel 6.3 Nilai Tukar Petani (NTP) di Maluku Utara Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Penurunan kedua nilai yaitu P1 dan P2 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin juga semakin menyempit. Ditinjau secara daerah kota-desa, nilai P1 dan P2 antar perkotaan dan perdesaan menunjukkan bahwa kesenjangan kemiskinan di perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P1 dan P2 pada 71

86 September 2017, dimana nilai kedua indeks (P1 dan P2) di perdesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan. 6.4 Profil Kebahagiaan Daerah Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi dan indikator dengan skala Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia. Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka semakin merasa tidak bahagia. Indeks Kebahagiaan antar provinsi di Indonesia bervariasi dengan rentang antara 67,52 sampai dengan 75,68. Tiga provinsi yang memiliki nilai Indeks Kebahagiaan tertinggi adalah Provinsi Maluku Utara sebesar 75,68, Maluku sebesar 73,77, dan Sulawesi Utara sebesar 73,69. Sedangkan Provinsi yang memiliki Indeks Kebahagiaan terendah yakni Papua sebesar 67,52, Sumatera Utara sebesar 68,41, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 68,98. Indeks 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 62,00 75,68 70,69 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.8 Indeks Kebahagian Penduduk Menurut Provinsi, 2017 Komponen penyusun Indeks Kebahagian terdiri dari dimensi kepuasan (subdimensi personal dan subdimensi sosial), dimensi perasaan (affect), dan dimensi makna hidup (eudaimonia). Indeks indikator penyusun Indeks Kebahagian tertinggi adalah Keharmonisan Keluarga sebesar 85,86 (Subdimensi Sosial). Sementara indeks indikator penyusun Indeks Kebahagian terendah adalah Perasaan Tidak Khawatir/Cemas sebesar 65,74 (Dimensi Perasaan/Affect). 72

87 Keterangan: Dimensi Kepuasan Hidup Subdimensi Personal Subdimensi Sosial Dimensi Perasaan (Affect) Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) Tujuan Hidup Hubungan Positif dengan Orang Lain Pengembangan Diri Penerimaan Diri 78,94 72,68 82,83 Pendidikan dan Keterampilan 81,81 67,68 74,05 71,94 Pekerjaan/Usaha/ Kegiatan Utama 75,86 74,79 Pendapatan Rumah Tangga Kesehatan Kondisi Rumah dan Fasilitas Rumah Catatan: Indeks indikator diukur pada skala Titik pada grafik menunjukkan besaran indeks pada setiap indikator. Semakin jauh titik dari sumbu menunjukkan semakin tinggi besaran indeksnya. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Penguasaan Lingkungan Kemandirian 79,83 85,62 77,07 78,12 67,84 65,74 81,97 79,10 81,05 81,81 Perasaan Tidak Tertekan Perasaan Tidak Khawatir/Cemas Perasaan Senang/ Kondisi Riang/Gembira Keamanan Keadaan Lingkungan Keharmonisan Keluarga Ketersedian Waktu Luang Hubungan Sosial Gambar 6.1 Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan Maluku Utara, 2017 Pada Dimensi Perasaan (Affect), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah Perasaan Senang/Riang/Gembira sebesar 81,05, sementara yang terendah adalah Perasaan Tidak Khawatir/Cemas sebesar 65,74. Pada Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah Tujuan Hidup sebesar 82,83, sebaliknya yang terendah adalah Pengembangan Diri sebesar 72,68. Penduduk Maluku Utara pada umumnya merasa optimis dengan masa depannya yang tercermin dari indeks Tujuan Hidup yang mencapai level 82,83. Sementara itu, tingkat pengembangan potensi diri melalui upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya relatif rendah yaitu sebesar 72,68. 73

88 74

89 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mengalami akselerasi dengan inflasi yang rendah a Proyeksi Ekonomi Triwulan II ,80% - 8,20% Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan mengalami akselerasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 7,80% (yoy) 8,20% (yoy). Sementara itu, inflasi pada periode triwulan II 2018 diproyeksikan akan meningkat dari pada triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 2,20% - 2,70% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Proyeksi Inflasi Triwulan II ,08% - 2,48% 75

90 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan mengalami akselerasi dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 7,80% - 8,20% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh membaiknya kinerja konsumsi pemerintah yang disebabkan oleh penyelesaian proyek pemerintah daerah menjelang berakhirnya masa jabatan gubernur saat ini pada triwulan II 2018, serta terus berlangsungnya pembangunan infrastruktur multiyears di wilayah provinsi Maluku Utara seperti jalan lingkar Halmahera, proyek kelistrikan, dan pembangunan kawasan industri. Di lain sisi, akselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut masih tertahan oleh kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB, dan ekspor LN akibat dari ketidakpastian dalam bidang ekonomi dan politik yang disebabkan oleh pelaksanaan Pilkada tingkat provinsi di tahun Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya Dari sisi penawaran, akselerasi pertumbuhan dipengaruhi oleh peningkatan kinerja di lapangan usaha pertanian, pertambangan, kontruksi, dan perdagangan. Sementara itu, akselerasi pertumbuhan akan di tahan oleh menurunnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan diakibatkan oleh kuota ekspor bijih nikel dan terlambatnya pembangunan smelter. Dengan rencana pengakhiran eksploitasi tambang emas di Halmahera Utara, efek Pilkada 2018, serta relaksasi kuota ekspor bijih nikel akan mewarnai perlambatan pertumbuhan provinsi Maluku Utara pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diproyeksikan akan melambat menjadi sebesar 6,91% - 7,31%. Dilihat dari sisi permintaan, perlambatan 76

91 pertumbuhan akan disebabkan oleh konsumsi pemerintah, PMTB, ekspor LN, dan impor LN yang diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh lapangan usaha utama Maluku Utara yaitu lapangan usaha pertambangan, industri pengolahan, dan administrasi pemerintahan. Perlambatan pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh base effect dari industri pengolahan yang disebabkan beroperasinya smelter dari 2 perusahaan penambang nikel di Maluku Utara pada tahun Sisi Permintaan Akselerasi pertumbuhan dari sisi permintaan pada triwulan II 2018 diakibatkan oleh meningkatnya konsumsi pemerintahan yang disebabkan oleh efek dari pilkada Selain itu, konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami kenaikan karena mulai direalisasikannya pembangunan power plant Ternate dan Malifut di awal tahun Pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan terjaga pada kisaran 10,48% - 10,88% (yoy). Adapun pertumbuhan ini akan ditahan oleh turunnya konsumsi rumah tangga, PMTB, ekspor LN, dan impor LN. Secara umum, seluruh sisi permintaan khususnya PMTB turun karena efek pilkada 2018 yang mempengaruhi ketidakpastian, baik ekonomi maupun politik, di provinsi Maluku Utara sehingga pelaku usaha cenderung menunggu sampai dengan berakhirnya masa pilkada provinsi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang menunjukkan penurunan indeks saldo bersih ekspektasi kondisi usaha. Penurunan ekspektasi tersebut diakibatkan oleh kecenderungan bergantinya pemimpin SKPD dan arah kebijakan setelah gubernur terpilih memimpin pemerintahan. Sementara itu, kegiatan ekspor baik LN diprediksi turut menahan pertumbuhan pada triwulan II Walaupun, terdapat upaya intensif pemerintah daerah beserta beberapa pengusaha perikanan untuk mendorong pelaksanaan eskpor produk perikanan langsung dari Maluku Utara, namun diperkirakan hal ini belum dapat mengimbangi perlambatan yang diakibatkan ekspor bijih nikel. 77

92 7.1.2 Sisi Penawaran Apabila dilihat dari sisi penawaran, lapangan usaha pertanian diperkirakan mengalami akselerasi pada triwulan II 2018 karena mulai masuknya musim panen komoditas Hortikultura dan produksi perikanan dalam rangka mendukung pasokan memasuki bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Sejalan dengan itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan mengalami akselerasi yang disebabkan oleh semakin mendekatnya Pilkada yang mempengaruhi peningkatan pada pola usaha perdagangan. Sementara itu, akselerasi juga akan dialami oleh lapangan usaha pertambangan akibat adanya spekulasi dari penambahan kuota ekspor nikel bijih. Akselerasi lainnya yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari sisi penawaran adalah pada lapangan usaha konstruksi akibat dari penyelesaian proyek pemerintah daerah menjelang Pilkada 2018 serta penyelesaian pembangunan infrastruktur multiyears di wilayah provinsi Maluku Utara. 7.2 Outlook Inflasi Daerah Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan yakni berada pada kisaran 2,08% (yoy) 2,48% (yoy) dengan kencederungan bias ke atas. Berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi inti (core) dan kelompok makanan harga bergejolak (volatile food) pada triwulan II 2018 cenderung mengalami kenaikan. Sementara inflasi untuk kelompok harga yang ditentukan pemerintah (administered prices) diperkirakan mengalami penurunan. Peningkatan inflasi di triwulan mendatang, secara umum diprediksi karena efek psikologis menjelang masuknya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Pada kelompok inflasi inti, diperkirakan terdapat sedikit kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan pola konsumsi masyarakat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri seiring dengan peningkatan UMP. Adapun, peningkatan konsumsi masyarakat ini tidak sebanding dengan peningkatan produksi lokal provinsi yang turut mengerek kenaikan harga. Sementara itu, efek Pilkada 2018 masih akan mempengaruhi kenaikan inflasi yang efeknya sudah dapat dirasakan di awal tahun. 78

93 Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Gambar 7.1 Perkiraan Curah Hujan pada April 2018 Sementara itu, pada kelompok volatile food juga diperkirakan mengalami kenaikan dari sisi demand seiring dengan masuknya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Menurut BMKG, prakiraan curah hujan yang tinggi pada awal triwulan II 2018 serta gelombang yang tinggi akan memberikan tekanan inflasi dari sisi supply yaitu bahan makanan berupa ikan yang menjadi komoditas konsumsi utama. Selain itu, jalur distribusi barang juga diperkirakan akan terganggu karena tingginya gelombang ditambah dengan jalur distribusi darat yang rawan longsor. Adapun, kenaikan inflasi diharapkan dapat ditekan karena mulai beroperasinya sentrasentra tanaman holtikultura di Halmahera dan Tidore sehingga akan menjaga stabilitas harga Bawang, Rica, dan Tomat. Pada kelompok administered prices, tekanan inflasi diperkirakan berkurang seiring menghilangnya efek kenaikan jasa pengurusan STNK dan kenaikan tarif PDAM. Selain itu pemerintah diperkirakaan masih belum mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif listrik dalam waktu dekat. Namun demikian, potensi tekanan dari inflasi administered prices diperkirakan masih akan muncul dari rencana kenaikan cukai rokok pada awal tahun 2018 serta pengaruh kenaikan angkutan udara pada libur akhir tahun. Tekanan inflasi ini diperkirakan dapat ditahan oleh beberapa rencana aksi yang dilakukan oleh pemerintah yaitu antara lain dengan peningkatan konektivitas pengangkutan 79

94 komoditas bahan pangan strategis melalui penyediaan angkutan bersubsidi berupa truk dan kapal sewa. Selain itu, peningkatan produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui ekstensifikasi dan pembudidayaan tanaman pangan dan tanaman hortikultura penyebab inflasi seperti padi, aneka cabai, aneka bawang, dan sayur-sayuran. Hingga awal triwulan berjalan, program-program tersebut telah memberikan dampak pada terjaganya level inflasi pada tingkat yang rendah. Selain itu, mulai diaktifkannya kembali kerjasama segitiga emas (Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Halmahera Barat) dapat menjaga pasokan di Kota Ternate sebagai pusat konsumsi oleh kabupaten/kota disekitarnya. Dengan demikian, risiko tekanan inflasi karena distribusi dapat diminimalisir. Selain itu, meningkatnya produksi komoditas tersebut menjadikan ketergantungan Kota Ternate pada pasokan dari luar provinsi juga semakin berkurang. Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta beberapa potensi risiko tersebut, Inflasi pada akhir tahun 2018 diproyeksikan berada di 3,87% - 4,27%. Walaupun inflasi diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya inflasi tersebut masih memenuhi target nasional sebesar 3,5% ± 1%. Secara umum, peningkatan inflasi ini masih sejalan dengan proyeksi perekonomian wilayah KTI yang diakibatkan oleh kenaikan agregat demand karena semakin membaiknya perekonomian Maluku Utara. Hal tersebut juga sejalan dengan Inflasi volatile food yang juga masih diperkirakan mengalami kenaikan. Produksi dan distribusi bahan makanan masih menjadi tantangan utama provinsi Maluku Utara karena kondisi geografis yang merupakan wilayah kepulauan. Dengan membaiknya peran koordinasi dan kinerja TPID di tahun 2018, diharapkan akan dapat memberikan aksi nyata untuk menjaga inflasi volatile food meski diperkirakan masih mengalami sedikit kenaikan. Selain itu, inflasi tahun 2018 dapat ditekan oleh kelompok administered prices akibat penyesuaian subsidi tarif listrik, biaya perpanjang STNK, dan harga BBM serta gas. 80

95

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: AGUSTUS 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: MEI 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ternate, 22 Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Ternate, 22 Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan NOVEMBER 2016 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang NTT (38) 832-364 / 827-916 ; fax : [38] 822-13 www.bi.go.id Daftar Isi

Lebih terperinci

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPW BI Provinsi NTT Jl. Tom Pello No. 2

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 No. 56/08/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,27 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2015 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 218 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten. Mei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. Dwiki K.

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten. Mei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. Dwiki K. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten Mei 2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Dwiki K. [Pick the date] 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 KATEGORI 2015 Konsumsi

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Mei 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Utara Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Menyongsong Pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas Februari 2017 Untuk

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Agustus 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA TRIWULAN II 2015 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017 42 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

November KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

November KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR November KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan TRIWULAN IV 215 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali

Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali gan a Pul Februari 2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI FebruarI 2017 Untuk informasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 No. 74/08/71/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,80 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2017 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Februari 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan I 2017 Terhadap Triwulan I 2016 (y on y)

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan I 2017 Terhadap Triwulan I 2016 (y on y) BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 29/05/76/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT TRIWULAN I-2017 EKONOMI SULAWESI BARAT TRIWULAN I-2017 SECARA Q TO Q TERKONTRAKSI 7,48 PERSEN, NAMUN SECARA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN No. 09/02/31/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN Perekonomian Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan TRIWULAN III 214 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain

Lebih terperinci

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan Edisi Agustus 217 Buku Kajian Ekonomi dan Regional ini Diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Jl. Mulawarman No. 123, Kota Tarakan 77117 No. Telp: 551-38 7777. Fax:

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI BENGKULU No. 47/08/17/IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN BENGKULU TRIWULAN II-2015 TUMBUH 0,73 PERSEN, MENINGKAT TIPIS DIBANDING TRIWULAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 31/05/52/Th XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL NOVEMBER 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku KATA PENGANTAR DAFTAR ISI iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK xiv xvi DAFTAR SUPLEMEN BOKS 1. EKSPEDISI KAS KELILING PULAU TERLUAR...66 TABEL

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 No. 09/02/31/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 5,88 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jakarta tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci