KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

2 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : Fax : Webiste :

3 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

4 K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi triwulan IV-2015 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 3,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV-2015 sebesar 5,04% (yoy), dan melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,38% (yoy)) dan triwulan IV 2014 (7,05% (yoy)). Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp.40,11 triliun atau 1,4% dari perekonomian Indonesia. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 1,37% (yoy) lebih rendah dari triwulan lalu 5,29% (yoy) dan inflasi nasional 3,35% (yoy).sementara itu inflasi Bungo pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar 1,29% (yoy). Kinerja perbankan mengalami perlambatan ditandai dengan pertumbuhan aset perbankan dan penyaluran kredit pada triwulan berjalan lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya secara tahunan, sementara DPK mengalami peningkatan. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor berada pada posisi yaitu sebesar 122,57% yang mengindikasikan masuknya dana dari luar perbankan Provinsi Jambi. Kualitas kredit bank umum juga masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,82%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Dalam penyusunan KEKR triwulan IV-2015 kami banyak memperoleh support dari dinasdinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Februari 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI V. Carlusa Kepala Perwakilan

5 DAFTAR ISI Daftar Isi vii Daftar Tabel... ix Daftar Grafik... xi Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiv Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional Boks I A. Umum B. PDRB Sisi lapangan Usaha Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Lain C. PDRB Sisi Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Investasi Perdagangan Eksternal Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Sinergi Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pengembangan UMKM Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi BAB II. Inflasi A. Kajian Umum B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Kesehatan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 59 C. Inflasi Kota Bungo BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran vii

6 A. Bank Umum Perkembangan Aset Bank Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Undisbursed Loan Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Penyediaan Uang Layak Edar Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan Perkembangan Kliring Lokal Boks 2 Dampak Pelemahan Harga Komoditas Karet dan Kelapa Sawit Terhadap Kinerja BPR di Provinsi Jambi Tahun BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan IV Tahun B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan IV Tahun C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah BAB V Kesejahteraan Daerah A. Kemiskinan B. Kesejahteraan C. Raskin BAB VI Prospek Perekonomian A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi C. Rekomendasi Kebijakan Boks 3 Prospek Industri Karet Di Provinsi Jambi Lampiran Glosary viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV 2015

7 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) Luas lahan puso akibat El Nino di Provinsi Jambi Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy) Indeks Tendensi Konsumen PMA dan PMDN Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumbangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan IV Perkembangan Inflasi Kota Bungo Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Bungo berdasarkan kelompok dan sub kelompok barang dan jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo berdasarkan komoditi periode triwulan IV Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi di Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan IV Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan IV Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 106 TRIWULAN IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI ix

8 5.1 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi Jumlah Penduduk Miskin Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 122 x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV 2015

9 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV-Tahun Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan 14 Usaha Tahun Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Perkembangan Produksi Karet Gakkindo Jambi Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 4 dan Sepeda Motor di Provinsi Jambi Tingkat Hunian Hotel Perkembangan Konsumsi Air di Kota Jambi Perkembangan Konsumsi Listrik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat barang Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran Triwulanan IV-Tahun Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran Tahun Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Perkembangan dan pertumbuhan kendaraan baru di Provinsi Jambi Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Triwulan IV Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per Desember Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo Tahun TRIWULAN IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI xi

10 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi Kliring Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Pangsa (share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d. serta Perkiraan Januari s.d Maret Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d 2015 serta Perkiraan Januari s.d Maret xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV 2015

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH A. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV Total TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV Total MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 111,51 112,09 113,91 120,04 120,04 116,95 119,33 119,94 121,69 121,69 Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4) 110,62 110,63 113,13 119,06 119,06 116,06 117,29 119,20 120,60 120,60 Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 7,51 6,47 4,31 8,72 8,72 4,88 6,46 5,29 1,37 1,37 Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4) 6,28 4,58 5,21 8,99 8,99 4,92 6,02 5,37 1,29 1,29 PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) , , , , , , , , , ,6 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , , , , , , ,7 Pertambangan dan Penggalian , , , , , , , , , ,0 Industri Pengolahan , , , , , , , , , ,0 Pengadaan Listrik, Gas , , , , , , , , , ,5 Pengadaan Air , , , , , , , , , ,7 Konstruksi , , , , , , , , , ,7 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , , , , , , ,6 Transportasi dan Pergudangan , , , , , , , , , ,8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , , , , , ,2 Informasi dan Komunikasi , , , , , , , , , ,4 Jasa Keuangan , , , , , , , , , ,9 Real Estate , , , , , , , , , ,9 Jasa Perusahaan , , , , , , , , , ,0 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , , , , , , , ,1 Jasa Pendidikan , , , , , , , , , ,8 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , , , , , ,4 Jasa lainnya , , , , , , , , , ,0 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) Sumber: BPS Catatan Tahun dasar 2010 angka sangat sementara, sumber : BPS Provinsi Jambi 2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit 4) Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo xiii

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH B. Perbankan INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) DPK(Rp Juta) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi Modal Kerja Konsumsi Investasi Dana LDR 156,04 142,87 144,86 151,60 146,54 143,11 147,83 154,64 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR (%) 119,22 111,48 112,63 119,42 116,86 113,01 112,62 122,57 - NPL Gross nominal NPL Gross % 2,06 2,46 2,45 2,49 2,89 3,21 3,21 2,82 Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (R Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Total Kredit MKM (Rp Juta) NPL MKM gross (%) 2,43 2,90 2,95 2,78 3,22 3,45 3,55 3,23 - NPL MKM Gross Nominal B. BPR : Total Aset (Rp Juta) DPK (Rp Juta) Tabungan (Rp Juta) Deposito (Rp Juta) Kredit (Rp Juta) Modal Kerja Investasi Konsumsi Kredit UMKM (Rp Juta) Rasio NPL Gross (%) 7,99 10,09 11,13 12,21 14,50 15,65 17,80 15,81 - NPL Gross (Nominal) LDR (%) 82,57 85,60 84,13 79,40 80,46 82,38 80,52 76,70 Sumber: LBU Bank Indonesia viii

13 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran Uraian Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Kliring Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Cek dan BG Kosong Lembar Nominal (juta Rp) Transaksi Tunai Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Sumber : Bank Indonesia Provinsi Jambi xv

14 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan IV 2015 mengalami perlambatan yaitu dari 7,35% (yoy) menjadi 4,2% (yoy)... Perekonomian Jambi pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 3,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,38% (yoy)). Angka pertumbuhan ini juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV-2015 yang tercatat sebesar 5,04% (yoy). Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun 2015 tercatat sebesar 4,21%, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 yang mencapai (7,35% (yoy)). Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 utamanya disebabkan melambatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dari 7,12% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 2,90% (yoy) pada triwulan IV-2015 dan masih berlanjutnya kontraksi pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dari -0,27% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi -2,34% (yoy) pada triwulan IV Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan disebabkan oleh kontraksi ekspor barang dan jasa (antar daerah maupun antar negara) sebesar 0,44% (yoy), menurun cukup tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 10,64%(yoy). Kontraksi ekspor karet dan CPO masing-masing sebesar 21,18%(yoy) dan 42,77%(yoy) seiring melemahnya harga dan permintaan CPO dan karet global menjadi penyumbang utama kontraksi ekspor Jambi selama triwulan laporan. Disamping itu, kenaikan impor barang dan jasa dari 7,69%(yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 10,07% pada triwulan IV-2015 turut menahan laju pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan. Kenaikan impor disebabkan kenaikan impor mesin pembangkit/tenaga hingga 16 kali lipat pada triwulan laporan. Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2015, yakni 0,74% diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,65%. Sedangkan dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan berjalan disumbangkan oleh pembentukan modal tetap domestik bruto atau investasi dengan andil 1

15 RINGKASAN EKSEKUTIF sebesar 3,17%, konsumsi pemerintah dengan andil 1,92% dan konsumsi rumah tangga dengan andil 1,89%. Secara keseluruhan pada tahun 2015, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi dari sisi lapangan usaha disebabkan melambatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dari 10,95% (yoy) pada tahun 2014 menjadi 5,36% (yoy) pada tahun 2015 dan kontraksi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,06% pada tahun 2015 seiring anjloknya harga minyak dunia. Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun 2015 utamanya disebabkan oleh kontraksi investasi sebesar 0,76% (yoy), menurun cukup tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 2,81%(yoy) seiring perlambatan ekonomi provinsi Jambi dan tren penurunan kinerja komoditas unggulan Jambi seperti CPO dan karet yang menyebabkan investasi swasta mengalami penurunan. Disamping itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah yang mengalami penurunan dari 4,31%(yoy) pada tahun 2014 menjadi 1,02%(yoy) seiring kebijakan penghematan anggaran dan penurunan penerimaan migas menjadi faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi tahun 2015, yakni 1,39% diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,98%. Sedangkan dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 disumbangkan oleh konsumsi dengan andil sebesar 1,87%, dan ekspor dengan andil 6,16%. II. Inflasi Pada triwulan IV-2015, inflasi kota Jambi tercatat 1,37 %(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (5,29%(yoy)), dan lebih rendah dari rata-rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir (6,28%(yoy)), serta lebih rendah dari inflasi nasional (3,35%(yoy)). Dibandingkan kuartal sebelumnya, perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 1,46% (qtq). Sementara secara bulanan, angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Oktober, November dan Desember 2015 masing-masing sebesar 0,08%, 0,46% dan 0,91%. Penurunan tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh deflasi kelompok volatile food yang relatif rendah yaitu sebesar 3,20% Pada triwulan IV-2015, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 1,37% (yoy) dan Kota Bungo 1,29% (yoy)... 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV- 2015

16 RINGKASAN EKSEKUTIF (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (0,76% yoy) seiring dengan turunnya permintaan masyarakat akibat kabut asap yang mengehentikan aktivitas perekonomian pada triwulan IV Sementara itu, inflasi yang terjadi pada kelompok administered price sebesar 1,60% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (11,97% yoy). Penurunan inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan hilangnya base effect dampak kebijakan kenaikkan pada November Inflasi inti sedikit mengalami penurunan dari 4,46%(yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 3,68% (yoy) pada triwulan laporan. Penurunan utamanya disebabkan oleh turunnya harga pakaian/sandang barang perlengkapan dan penyelenggaraan rumah tangga. Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 1,17% (qtq) menurun cukup signifikan dibandingkan inflasi pada triwulan yang sama tahun lalu (5,24% qtq) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Oktober, November, dan Desember 2015 masing-masing sebesar -0,32%, 0,07% dan 1,43%. Kinerja perbankan mengalami perlambatan ditandai dengan pertumbuhan aset perbankan dan penyaluran kredit pada triwulan berjalan lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya secara tahunan, sementara DPK mengalami peningkatan... III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan IV-2015 secara umum menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan perlambatan DPK dan kredit yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 6,7% (yoy) dan 9,56% (yoy) menjadi Rp23,4 triliun dan Rp28,7 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 9,7% (yoy) dan 9,65% (yoy). Perlambatan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan IV-2015 yang hanya sebesar 3,1% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,5% (yoy)). Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (2,82%) atau masih sama dengan triwulan sebelumnya yang juga berada di posisi 3,21%. Risiko likuiditas meningkat terindikasi oleh meningkatnya Loan to Deposits Ratio (LDR) di atas 100%. LDR perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami sedikit peningkatan sebesar 995 bps menjadi sebesar 122,57% dari triwulan sebelumnya 112,62%. Peningkatan tersebut akibat pertumbuhan kredit yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga. Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 69,7% (yoy) sedangkan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan 6,0% (yoy) TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

17 RINGKASAN EKSEKUTIF sehingga net outflow menurun sebesar 56,2%. Penurunan net outflow tersebut juga disebabkan oleh keadaan perekonomian yang relatif melambat seiring dengan menurunnya harga komoditi utama Provinsi Jambi (karet dan kelapa sawit) pada triwulan laporan yang mempengaruhi daya beli masyarakat. IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan triwulan IV-2015 mencapai Rp3,2 triliun (terealisasi sebesar 98,4% dari APBD 2015). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp1,24 miliar (38,8% dari total pendapatan), menurun 6,0% dibandingkan realisasi PAD triwulan IV-2014 (Rp1,3 miliar atau 41,3% dari total pendapatan). Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp1,0 miliar (81,2% dari total PAD). Sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dibanding Realisasi pendapatan triwulan IV-2015 mencapai 98,4% dari APBD sementara realisasi belanja baru mencapai 91,3%... triwulan sebelumnya, dari Rp2,1 triliun pada triwulan III-2015 (terealisasi 56,1%) menjadi Rp3,4 triliun pada triwulan IV-2015 (terealisasi 91,3%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan mengalami penurunan sebesar 0,1% namun realisasi belanja mengalami peningkatan sebesar 6,2%. Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 23,2%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 63,1%. Share belanja modal pada tahun ini pun lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 (25,3% dan 31,5%). 4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV- 2015

18 RINGKASAN EKSEKUTIF Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada bulan September2015 meningkat 4,2% menjadi Rp /bulan/orang. NTP mengalami peningkatan menjadi 95,72 dari 94,83 pada triwulan lalu V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Pada September 2015, garis kemiskinan Provinsi Jambi mengalami kenaikan 4,2% menjadi Rp per kapita per bulan yang diikuti dengan peningkatan persentase penduduk miskin dari 8,86% menjadi 9,12%. Jumlah penduduk miskin pada September 2015 adalah 311,56 ribu orang yang terdiri dari penduduk miskin kota sebanyak 125,60 ribu orang dan penduduk miskin desa sebanyak 185,97 ribu orang. Jumlah penduduk miskin tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,6% dibandingkan Maret 2015 yang disebabkan oleh peningkatan penduduk miskin di kota (5,1%) maupun desa (2,6%) yang didorong oleh perlambatan ekonomi Jambi. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan yaitu menjadi 95,72 dari 94,83 pada triwulan lalu sejalan dengan peningkatan NTP pada sub sektor hortikultura (2,53%) dan tanaman perkebunan rakyat (1,51%) diantaranya didorong harga jual hortikultura (cabai merah, cabai hijau, bawang merah dan bawang putih) yang mengalami kenaikan harga selama triwulan IV-2015 dan kenaikan harga jual pinang seiring dengan meningkatnya permintaan dari pasar luar negeri akibat ketersediaan komoditas pinang di pasar dunia yang langka. Sementara itu penyaluran raskin selama Triwulan IV-2015 mengalami peningkatan sebesar 447,1% (qtq) ( ton raskin) dibandingkan triwulan sebelumnya ton. Peningkatan tersebut karena selama triwulan IV-2015 terdapat tambahan 2 (dua) kali penyaluran raskin sehingga selama tahun 2015 terdapat ton raskin yang disalurkan sebanyak 14 (empat belas) kali penyaluran. Laju pertumbuhan PDRB triwulan I diperkirakan berkisar 3,65% (yoy)... VI.Prospek Perekonomian Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan pada kisaran 3,65%-4,15%(yoy) dibandingkan triwulan IV (3,18% (yoy)). Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan I Konsumsi pemerintah diprediksi akan mengalami sedikit kenaikan sejalan dengan program percepatan realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah serta adanya kepala pemerintahan baru. Ekspor diperkirakan meningkat terutama dari ekspor CPO seiring proyeksi meningkatnya harga dan permintaan CPO. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 masih disumbangkan dari sektor pertanian, TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 5

19 RINGKASAN EKSEKUTIF kehutanan dan perikanan serta sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor. Pertumbuhan sektor pertanian utamanya didorong oleh proyeksi kenaikan produksi dan mulai membaiknya harga CPO pada triwulan mendatang yang berdampak pada kenaikan harga TBS kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan informasi dari contact liaison yang menyatakan optimisme kenaikan harga dan permintaan CPO pada triwulan I Disamping itu, pertumbuhan sektor perkebunan juga didorong oleh tren kenaikan harga dan produksi pinang di Provinsi Jambi. Inflasi pada triwulan I-2016 diperkirakan berada di kisaran 4,82%- 5,23% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2015 (1,37%. Secara bulanan, inflasi kota Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pencapaian inflasi bulanan dua tahun sebelumnya (2014 dan 2015) yaitu pada kisaran 0,27% (mtm) sampai dengan 0,79% (mtm) pada bulan Februari 2016 dan -0,21%(mtm) sampai dengan 0,29%(mtm) pada bulan Maret Dari sisi volatile food, inflasi diperkirakan disumbang oleh kenaikan beras, cabai merah dan bawang merah. Kekeringan selama masa tanam semester II-2015 yang diakibatkan El Nino berdampak pada berkurangnya pasokan beras, cabai merah dan bawang merah yang akan berpotensi meningkatkan harga komoditas pangan tersebut pada triwulan I-2016 Sementara itu, tekanan dari sisi inflasi inti utamanya disebabkan oleh penyesuaian harga yang dilakukan distributor/produsen barang-barang kebutuhan rumah tangga (alat elektronik, sabun, mie dll) seiring dengan kenaikan UMP tahun 2016 serta kenaikan bahan baku dan biaya produksi serta proyeksi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar tahun Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: 1) potensi gangguan cuaca yang berdampak akan terganggunya stok pangan nasional yang disebabkan gagal panen di daerah produsen (Jawa); dari sisi administred price 1) pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke VA untuk mengurangi beban subsidi listrik pemerintah; Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV-2015 serta proyeksi ekonomi triwulan I-2016, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: Menyikapi perlambatan pertumbuhan ekonomi: 1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui: a) Optimalisasi dan percepatan realisasi anggaran belanja operasi dan belanja modal Pemerintah (Pusat dan Daerah) 6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV- 2015

20 RINGKASAN EKSEKUTIF untuk mendorong tingkat konsumsi dalam jangka pendek serta dalam jangka panjang untuk menjaga daya beli dan menciptakan lapangan kerja melalui percepatan pembangunan infrastruktur. b) Meningkatkan investasi swasta di Provinsi Jambi melalui : 1. Pemetaan dan promosi potensi invetasi di provinsi Jambi di tingkat nasional maupun internasional. 2. Peraturan Daerah (PERDA) yang bersifat insentif bagi penanaman modal di Provinsi Jambi seperti :kemudahan izin, relaksasi pajak daerah bagi investor dan pembuatan Perda Tata Ruang Wilayah untuk industri. 3. Program insentif bagi calon investor yang membangun industri hulu penunjang komoditas unggulan di Jambi. 4. Pembangunan sarana konektivitas antar daerah produsen komoditas dengan daerah industri, pelabuhan dan bandara melalui transportasi darat, sungai dan udara. 5. Percepatan pembangunan infrastruktur penunjang investasi (pelabuhan Ujung Jabung, pembangkit listrik, instalasi air bersih dan pengolahan limbah dll). c) Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder (industri) dan jasa melalui pendirian SMK baru, beasiswa perguruan tinggi dan peningkatan kompetensi pengajar. 2. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui : a. Program revitalisasi/replanting tanaman kelapa sawit dan karet rakyat; b. Program edukasi kepada petani dalam rangka pemanfaatan tanaman dan lahan serta penggunaan teknologi tepat guna; c. Menggalakkan penertiban praktek karet kotor; d. Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri pengolahan untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat; TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

21 RINGKASAN EKSEKUTIF e. Sosialisasi dan penguatan kelembagaan pasar komoditas (pasar lelang spot dan forward untuk tanaman perkebunan dan pasar agribisnis untuk tanaman hortikultura) f. Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya yang mudah diakses sampai ke level petani. g. Membangun industri hilir berbasis komoditas karet dengan memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan; h. Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti, penunjang, dan industri terkait lainnya. Menyikapi pengendalian Inflasi 3. Menyikapi pengendalian inflasi melalui penguatan fungsi dan peran TPID Provinsi serta TPID Kabupaten/Kota se-provinsi Jambi melalui: a. Pembentukan roadmap pengendalian inflasi jangka panjang; b. Penguatan TPID melalui program kerja yang terstruktur dan didukung APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota. c. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja/aksi nyata baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat; d. Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap Kabupaten/Kota; e. Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi untuk memantau arus masuk dan keluar barang sebagai modal untuk penyusunan peta surplus/defisit Provinsi Jambi; f. Kerjasama antar daerah yang difasilitasi TPID dalam rangka pemenuhan stok bahan makanan. g. Sosialisasi dan pembangunan Sistem Resi Gudang (SRG) yang dapat membantu mengendalikan gejolak harga komoditas penjualan dan meningkatkan nilai jual petani. h. Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar lelang forward i. Memperkuat fungsi TPID dalam mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat melalui strategi komunikasi yang tepat sasaran. 8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV- 2015

22 BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 3,18% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV-2015 yang tercatat sebesar 5,04% (yoy), serta melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,38% (yoy)) dan triwulan IV-2014 (7,05% (yoy)) (Grafik 1.1). Apabila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDRB provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar Rp40,11 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun 2015 tercatat sebesar 4,21%, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yang mencapai 7,35% (qtq)). Secara keseluruhan, PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp 155,11 miliar. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (yoy) Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 utamanya disebabkan melambatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dari 7,12% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 2,90% (yoy) pada triwulan IV-2015 dan masih berlanjutnya pertumbuhan negatif (kontraksi) pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dari -0,27% (yoy) pada triwulan III menjadi -2,34% (yoy) pada triwulan IV Berdasarkan andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,74% diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,65%. 3 (tiga) sektor yang mengalami pertumbuhan 11

23 EKONOMI MAKRO REGIONAL cukup tinggi pada triwulan IV-2015 adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mencapai 13,31% (yoy), disusul sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,73% (yoy) dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,53% (yoy), (Tabel 1.1). Secara tahunan, perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 juga disebabkan melambatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang hanya mampu tumbuh 5,36%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun di sebelumnya (10,95%) serta kontraksi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2015 sebesar -0,22%. Struktur perekonomian Jambi pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 47,25%, diikuti sektor jasajasa (tersier) sebesar 34,31% dan sektor sekunder sebesar 18,44%. Dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan IV utamanya disebabkan kontraksi ekspor barang dan jasa (antar daerah maupun antar negara) sebesar -0,44%(yoy), memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 10,64%(yoy). Disamping itu, kenaikan impor barang dan jasa dari 7,69%(yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 10,07% pada triwulan IV-2015 turut menahan laju pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan berjalan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan berjalan disumbangkan oleh pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dengan andil sebesar 3,17%, konsumsi pemerintah dengan andil 1,92% dan konsumsi rumah tangga dengan andil 1,89% (Tabel 1.1). Secara keseluruhan tahun 2015, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jambi dari sisi penggunaan disebabkan kontraksi PMTDB sebesar -0,76%, jauh memburuk dibandingkan tahun 2014 yang mampu tumbuh 2,81% serta melambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dari 4,31% pada tahun 2014 menjadi hanya 1,02% pada tahun KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

24 EKONOMI MAKRO REGIONAL LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik Dan Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDRB Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) Tahun 2014 Tahun 2015 I II III IV I II III IV Andil JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Inventori Ekspor Impor PDRB Tahun 2014 Tahun 2015 I II III IV I II III IV Andil (0.68) (17.18) (5.00) (8.85) (28.20) 2.81 (11.52) (4.30) (0.42) (0.76) (0.18) (385.93) (61.94) (225.76) (39.52) 0.49 (18.76) (35.13) (11.54) (0.14) (5.11) (0.93) (0.44) Sumber: BPS (diolah) B.PDRB Sisi Lapangan Usaha Pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan IV-2015 mengalami perlambatan dari 4,38% (yoy) di triwulan III-2015 menjadi 3,18% (yoy). Perlambatan utamanya disebabkan kontraksi yang semakin dalam pada sektor pertambangan dan penggalian dari -0,27% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi -2,34% (yoy) pada triwulan laporan. Disamping itu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan juga mengalami perlambatan Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2015 Sumber: BPS (diolah) TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

25 EKONOMI MAKRO REGIONAL pertumbuhan dari 7,12% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 2,90% (yoy) pada triwulan laporan. Berdasarkan andilnya, sumber utama pertumbuhan Jambi pada triwulan IV-2015 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan andil pertumbuhan sebesar 0,74% dan diikuti sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,65%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan IV-2015 terjadi pada sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,31% (yoy), seiring dengan momen pemilihan kepala daerah (pilkada) di provinsi dan beberapa kabupaten di Jambi. Sektor lain yang tumbuh cukup tinggi adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 11,73% (yoy) dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,53% (yoy). Secara sektoral, perekonomian Jambi selama triwulan IV-2015 didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (28,2%), sektor pertambangan dan penggalian (17,7%) dan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (11,5%) (Grafik 1.2). Secara keseluruhan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun 2015 dari sisi lapangan usaha disebabkan melambatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dari 10,95% pada tahun 2014 menjadi hanya 5,36% pada tahun 2015 serta kontraksi yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian (-0,22%), jauh memburuk dibandingkan tahun 2014 yang masih tumbuh 4,23%. Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 Sumber: BPS (diolah) Secara sektoral, perekonomian Provinsi Jambi tahun 2015 tidak mengalami perubahan berarti dimana sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor utama penyumbang PDRB Provinsi Jambi sebesar 28,3%, disusul sektor pertambangan dan 14 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

26 EKONOMI MAKRO REGIONAL penggalian sebesar 19,0% dan sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,1%. 1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 2,90% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2015 (7,12% (yoy)). Sementara itu, pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada tahun 2015 tercatat hanya sebesar 5,36%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 yang mencapai sebesar 10,95%. Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian terindikasi dari penyaluran kredit perkebunan karet yang mengalami kontraksi sebesar 6,48% (yoy) pada tahun Indikator-indikator di sektor pertanian utamanya sub sektor perkebunan masih belum menunjukkan perbaikan. Masih lemahnya harga komoditas perkebunan karet dan kelapa sawit berdampak pada menurunnya harga karet lokal dan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Kekeringan akibat El Nino yang terjadi selama musim kemarau di tahun 2015 juga berdampak pada terganggunya produksi tanaman pangan dan mengurangi produktivitas tanaman kelapa sawit. Harga bahan olah karet (bokar) di Jambi mengalami penurunan dari rata-rata Rp15.127/kg pada triwulan IV-2014 menjadi Rp13.534/kg pada triwulan IV-2015 (Grafik 1.4). Melemahnya harga bokar tersebut sejalan dengan tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 18,63% (yoy) dari USD192,73cent/kg menjadi USD156,83 cent/kg (Grafik 1.4). Penurunan harga karet global merupakan dampak dari tren penurunan harga minyak mentah dunia yang mencapai 37,13% (yoy). Grafik 1.4. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi dan Bloomberg TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

27 EKONOMI MAKRO REGIONAL Tidak berbeda jauh dengan kondisi harga karet, harga TBS dan Crude Palm Oil (CPO) juga cenderung mengalami tren penurunan. Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.277,30/kg, turun 21,70% (yoy) dari harga triwulan yang sama tahun Hal ini sejalan dengan harga rata-rata CPO internasional yang mengalami penurunan sebesar 22,43% (yoy) dari USD654,57/metric ton pada triwulan IV-2014 menjadi USD507,73/metric ton pada triwulan IV (Grafik 1.5). Masih rendahnya harga TBS merupakan dampak dari melemahnya harga minyak mentah dunia yang medorong melemahnya harga CPO global sebagai salah satu produk substitusi minyak mentah. Grafik 1.5. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal, Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bloomberg Dari sub sektor pertanian tanaman pangan, kekeringan yang disebabkan El Nino menyebabkan lahan puso di Jambi mencapai hektar yang mayoritas terjadi pada lahan padi (5.089 Hektar). Apabila dilihat dari data historis lahan puso akibat El Nino, El Nino tahun 2015 tercatat menimbulkan dampak puso yang lebih besar dibandingkan dengan El Nino tahun 1997 (Tabel 1.2), 16 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

28 EKONOMI MAKRO REGIONAL Tabel 1.2. Luas lahan puso akibat El Nino di Provinsi Jambi Tahun Luas Lahan Terdampak Puso (Ha) Padi Jagung Kedelai Jumlah ,5 3357, Sumber: Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi Namun demikian, meskipun terjadi penurunan kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, namun Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami sedikit kenaikan. NTP pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar 95,72, sedikit lebih tinggi dibandingkan NTP triwulan IV (95,06). Kenaikan NTP terjadi karena kenaikan indeks diterima petani sebesar 2,44% (yoy) yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks dibayar petani sebesar 1,73%(Grafik 1.6). Grafik 1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi indeks terima indeks bayar NTP (aksis kanan) Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012= Sumber: BPS (diolah) 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian yang pada triwulan IV-2015 menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp7,09 triliun (pangsa 17,7%), merupakan sektor ekonomi terbesar kedua di Provinsi Jambi. Pada triwulan IV-2015, sektor ini terkontraksi sebesar 2,34% (yoy), memburuk dibandingkan triwulan III-2015 yang juga terkontraksi 0,27%(yoy) maupun triwulan yang sama pada tahun lalu yang masih mampu tumbuh sebesar 7,20% (yoy). Kontraksi tersebut menyebabkan sektor pertambangan dan TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

29 EKONOMI MAKRO REGIONAL penggalian memiliki andil negatif terhadap PDRB Provinsi Jambi triwulan IV-2015 sebesar - 0,60%. Secara keseluruhan, sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar (0,22%) pada tahun 2015, jauh dibawah pertumbuhan sektor ini pada tahun 2014 yang mampu tumbuh positif mencapai 4,23%. Berdasarkan informasi BPS Provinsi Jambi, kontraksi ini disebabkan penurunan produksi batubara dan minyak mentah seiring harga batubara dan minyak mentah internasional yang terus mengalami penurunan. 3. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan menyumbangkan Rp4,35 triliun terhadap PDRB triwulan IV-2015 dan tumbuh sebesar 3,22% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,36%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2015 (1,12% (yoy)) maupun triwulan IV-2014 (1,82% (yoy)). Namun secara keseluruhan, pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2015 sebesar 2,33%, melambat bila dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 yang mencapai 4,81%. Berdasarkan penjelasan BPS Provinsi Jambi, pertumbuhan industri pengolahan pada triwulan IV-2015 utamanya disebabkan pertumbuhan industri makanan dan minuman, industri pengolahan tembakau, industri furniture serta industri kayu dan barang dari kayu. Sementara data produksi pabrik pengolahan karet (crumb rubber) yang tergabung dalam GAPKINDO 1 (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi justru menunjukkan penurunan sebesar 9,26% (yoy) pada triwulan IV-2015 (Grafik 1.7). Grafik 1.7. Produksi Karet GAPKINDO Jambi 120, ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 Volume Produksi Crumb Rubber (Ton) 40 G (%yoy) 30 86,652 73, , Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Sumber : GAPKINDO Provinsi Jambi Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

30 EKONOMI MAKRO REGIONAL 4. Sektor-sektor Lain Pada triwulan IV-2015, sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor menyumbangkan Rp4,60 triliun (pangsa 11,1%) terhadap PDRB triwulan IV Pertumbuhan sektor ini Grafik 1.8. Penjualan kendaraan bermotor baru roda 4 dan sepeda motor di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi mencapai 7,13% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,65%, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9,22% (yoy). Melambatnya pertumbuhan sektor ini terindikasi dari data penjualan kendaraan baru roda 2 (dua) di Provinsi Jambi yang mengalami penurunan sebesar 14,66%(yoy) meskipun kendaraan baru roda 4 (empat) mengalami kenaikan sebesar 1,96%(yoy) (Grafik 1.8). Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 6,87%(yoy), relatif sama dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,88%(yoy) namun melambat dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2014 yang mampu mencapai 10,73% (yoy). Melambatnya pertumbuhan ini Grafik 1.9. Tingkat Hunian Hotel utamanya disebabkan oleh kabut asap parah yang melanda Jambi selama bulan Oktober hingga awal bulan November yang menyebabkan permintaan akomodasi dan makan minum dari masyarakat maupun instansi Sumber : BPS (diolah) pemerintah/swasta mengalami penurunan. Hal tersebut terindikasi dari data jumlah tamu menginap hotel di Jambi yang mengalami kontraksi 7,22% (yoy) dibandingkan triwulan IV-2014 (Grafik 1.9). Namun TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

31 ribu pelanggan EKONOMI MAKRO REGIONAL demikian, rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 45,52%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2014 (44,37%). Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing tumbuh sebesar 0,77% (yoy) dan 7,60% (yoy). Pertumbuhan sektor pengadaan air mengalami kenaikan bila dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2015 (4,00% (yoy)). Namun demikian, pertumbuhan konsumsi air di Kota Jambi hanya 1,43% (yoy) pada triwulan IV-2015 (Grafik 1.10), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 6,83% (yoy). Rata-rata konsumsi air bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar 841,88 ribu M 3. Sementara itu, pertumbuhan sektor pengadaan listrik terindikasi dari kenaikan jumlah pelanggan PLN di Provinsi Jambi sebesar 8,70% (yoy) pada triwulan laporan. Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 6,70% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,21%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2014 Grafik Perkembangan Konsumsi Air di Kota Jambi ribu M Grafik Perkembangan Konsumsi Listrik Provinsi Jambi (7,23%(yoy)) yang utamanya disebabkan penurunan permintaan jasa transportasi udara, Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS) I II III IV I II III IV I II III IV Jumlah Pelanggan Sumber: PLN Cabang Jambi dan Bungo (diolah) Pemakaian Listrik (2) (4) 450 GWH 20 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

32 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang ribu orang 200 GW I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ton I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Jumlah Bongkar Jumlah Muat Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi yang terkonfirmasi dari data kegiatan penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi. Data menunjukkan jumlah penumpang (berangkat maupun datang) di bandara Sultan Thaha Jambi selama triwulan IV-2015 sebanyak orang, terkontraksi sebesar 21,90%(yoy) dibandingkan triwulan IV-2014 (Grafik 1.12). Hal ini disebabkan kabut asap yang masih melanda Kota Jambi selama bulan Oktober hingga awal November sehingga menyebabkan terhambatnya aktivitas transportasi udara. Hal yang sama juga terjadi pada perkembangan jumlah bongkar dan muat barang di bandara Sultan Thaha Jambi yang mengalami kontraksi cukup dalam hingga 37,99% (yoy) (Grafik 1.13). Sektor lain yang tumbuh cukup pesat pada Triwulan IV-2015 adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,31%(yoy), sektor informasi dan komunikasi sebesar 11,73% (yoy) serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,53% (yoy). C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan disebabkan oleh kontraksi ekspor barang dan jasa (antar daerah maupun antar negara) sebesar 0,44% (yoy), menurun cukup tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 10,64%(yoy). Disamping itu, kenaikan impor barang dan jasa dari 7,69%(yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 10,07% pada triwulan IV-2015 turut menahan laju pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan masih disumbangkan oleh pembentukan TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 21

33 EKONOMI MAKRO REGIONAL modal tetap domestik bruto (PMTDB) dengan andil sebesar 3,17%, konsumsi pemerintah dengan andil 1,92% dan konsumsi rumah tangga dengan andil 1,89% (Tabel 1.3). Berdasarkan strukturnya, perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 46,4%, diikuti PMTDB sebesar 26,8% dan konsumsi pemerintah sebesar 14,8% (Grafik 1.14). Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan IV tahun 2015 Tabel 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan terhadap Pertumbuhan (yoy) JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Inventori Ekspor Impor PDRB Sumber: BPS (diolah) 2014 Tahun Tahun 2015 IV I II III IV Andil Andil (0.68) (17.18) (5.00) (28.20) 2.81 (11.52) (4.30) (0.42) (0.76) (0.18) (61.94) (225.76) (39.52) 0.49 (18.76) (35.13) 1.03 (11.54) (0.14) (0.44) (0.30) Secara keseluruhan, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun 2015 dari sisi penggunaan disebabkan kontraksi PMTDB sebesar 0,76%, yang mencerminkan berkurangnya investasi di Provinsi Jambi. Menurun cukup dalam dibandingkan tahun 2014 yang masih mampu tumbuh 2,81%, serta melambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dari 4,31% pada tahun 2014 menjadi hanya 1,02% pada tahun Kontraksi PMTDB Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Tahun KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

34 Rp Miliar EKONOMI MAKRO REGIONAL memberikan andil negatif sebesar 0,18% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi 2015 (Tabel 1.3) Berdasarkan strukturnya, perekonomian Jambi pada tahun 2015 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pangsa 46,54% diikuti oleh PMTDB (24,16%) dan net ekspor (19,03%) (Grafik 1.15). 1. Konsumsi Konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku memberikan kontribusi Rp18,40 triliun atau 46,4% terhadap PDRB Jambi pada triwulan IV Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,30% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,25% yoy). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga terindikasi dari pertumbuhan penyaluran kredit real estate sebesar 2,9%(yoy) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (1,8% (yoy)) (Grafik 1.16). Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Tw I Tw II Tw III 40.3 Tw IV Tw I Tw II Tw III 15.4 Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 5.6 Tw I Tw II Tw III 3.6 Tw IV Tw I Tw II Tw III Kredit Real Estate Sumber: Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia Pertumbuhan (% yoy) 2.9 Tw IV Namun demikian, indikator pertumbuhan kendaraan baru di Jambi menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana pertumbuhan kendaraan mengalami kontraksi 12,07%(yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.17). TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 23

35 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Kendaraan Baru di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi Hal yang sama juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen (ITK). ITK triwulan IV yang tercatat 100,94, yang mengindikasikan bahwa persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi triwulan laporan relatif baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian ITK beberapa komoditi makanan dan bukan makanan tercatat sebesar 99,97 pada triwulan IV-2015, mengindikasikan relatif stabilnya tingkat konsumsi triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya (102,84) (Tabel 1.4). Tabel 1.4. Indeks Tendensi Konsumen Variabel Pembentuk Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Perkiraan Triwulan I II III IV I II III IV I Pendapatan rumah tangga kini Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan Indeks Tendensi Konsumen Sumber: BPS Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga pada tahun 2015 tumbuh 4,23%, sedikit dibawah pertumbuhan tahun 2014 (4,36%). Melambatnya pertumbuhan konsumsi ditengarai oleh menurunnya tingkat pendapatan masyarakat Jambi seiring dengan penurunan kinerja komoditas unggulan Provinsi Jambi seperti kelapa sawit, karet, batu bara dan minyak mentah. Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan sebesar Rp5,93 triliun, tumbuh 16,46% (yoy), meningkat tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi (-5,00% (yoy)) maupun triwulan IV ,71% (yoy). Hal tersebut didukung oleh data realisasi belanja Pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 yang tumbuh 3,77% (yoy). Namun demikian, secara keseluruhan pada tahun 2015 konsumsi pemerintah hanya tumbuh 1,02%, lebih rendah dibandingkan 24 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

36 Rp Triliun EKONOMI MAKRO REGIONAL pertumbuhan tahun 2014 yang mencapai 4,31%. Penurunan belanja pemerintah salah satunya disebabkan oleh penurunan penerimaan pemerintah. Seiring dengan perlambatan ekonomi Provinsi Jambi yang terjadi sejak triwulan I Disamping itu, kontraksi penerimaan DBH sumber daya alam (SDA) sebesar 11,22% (yoy) akibat melemahnya harga komoditas SDA unggulan Provinsi Jambi seperti batu bara dan minyak mentah turut mengurangi sumber penerimaan pemerintah daerah pada tahun Penerimaan pajak daerah mengalami kontraksi sebesar 2,94% sementara penerimaan dana bagi hasil (DBH) pajak terkontraksi sebesar 31,03% pada tahun Investasi Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) triwulan IV-2015 yang mencerminkan nilai investasi di Provinsi Jambi mencapai Rp10,74 triliun dengan pangsa 26,79% dari total PDRB Jambi pada triwulan laporan (Grafik 1.14), tumbuh cukup tinggi hingga 13,45% (yoy). Pertumbuhan investasi salah satunya disebabkan oleh investasi swasta melalui impor pembelian mesin pembangkit tenaga yang tumbuh cukup tinggi hingga mencapai 16 kali lipat dibandingkan triwulan IV-2014 (Grafik 1.27). Pertumbuhan investasi terindikasi dari pertumbuhan penyaluran kredit investasi di Provinsi Jambi yang mengalami kenaikan sebesar 13,94% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (13,73% (yoy)) maupun periode yang sama di tahun 2014 (9,65% (yoy) (Grafik 1.18). Grafik 1.18.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi TW I TW II TW III 43.2 TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III 57.5 TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%) TW IV Sumber : LBU Bank Indonesia TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 25

37 EKONOMI MAKRO REGIONAL Namun demikian, data indikator konsumsi semen pada triwulan IV-2015 menunjukkan kontraksi sebesar 2,84%(yoy) meskipun relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 5,20%(yoy) tetapi masih jauh dibawah pertumbuhan konsumsi semen triwulan IV-2014 yang mencapai 20,54% (yoy). (Grafik 1.19). Grafik 1.19.Konsumsi Semen Provinsi Jambi KTon 220 (%) (30) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Konsumsi Semen Pertumbuhan (yoy) Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah Adapun berdasarkan data BKPM, investasi yang ditanamkan di Provinsi Jambi dari dalam negeri (PMDN) mencapai Rp337,7 miliar (Tabel 1.5) yang utamanya diinvestasikan pada sektor kehutanan (Rp199,38 miliar) dan sektor industri makanan (Rp53,19 miliar). Nilai investasi tersebut mengalami kontraksi 45,68%(yoy) bila dibandingkan dengan triwulan IV Sementara itu, Investasi dari luar negeri (PMA) yang ditanamkan di Jambi pada triwulan IV-2015 tercatat US$3,2 juta, terkontraksi cukup dalam sebesar 80,38%(yoy) bila dibandingkan PMA triwulan IV-2014 (US$16,1 juta). Tabel 1.5 PMA dan PMDN Provinsi Jambi Keterangan Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV PMA (USD juta) aksis kanan PMDN (Rp miliar) 1, , Sumber: BKPM 26 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

38 EKONOMI MAKRO REGIONAL Secara tahunan, investasi Provinsi Jambi pada tahun 2015 mengalami kontraksi sebesar 0,76%, menurun cukup tajam dibandingkan tahun 2014 yang mampu tumbuh 2,81%. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh menurunnya alokasi belanja modal pemerintah seiring dengan menurunnya pendapatan pemerintah yang berasal dari DBH royalti batubara dan minyak mentah. Data realisasi belanja Pemerintah Provinsi Jambi tahun 2015 menunjukkan kontraksi belanja modal sebesar 4,51% dibandingkan belanja modal di tahun Perdagangan Eksternal Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, ekspor Provinsi Jambi baik ke negara lain maupun daerah lain pada triwulan IV-2015 mencapai Rp24,90 triliun, tumbuh negatif sebesar 0,44% (yoy), jauh di bawah triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 10,64% (yoy). Meskipun demikian, ekspor Provinsi Jambi pada tahun 2015 tumbuh 9,25%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,74%. Nilai ekspor luar negeri berdasarkan data BPS menunjukkan kontraksi 33,89% pada tahun Turunnya ekspor utamanya dipengaruhi oleh turunnya ekspor minyak dan gas (migas) Provinsi Jambi yang terkontraksi hingga 42,55% selama tahun Disamping itu, tren penurunan harga karet dan masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi negara-negara tujuan ekspor karet Jambi seperti Tiongkok, Jepang dan Amerika Serikat membuat ekspor karet olahan Jambi terkontraksi 21,18% selama tahun Impor provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) pada triwulan IV 2015 tercatat sebesar Rp19,27 triliun, tumbuh 10,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (7,69% (yoy)). Sejalan dengan hal tersebut, impor dari luar negeri tercatat tumbuh sebesar 19,45% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 38,80% (yoy). Kenaikan impor utamanya disebabkan meningkatnya nilai impor mesin pembangkit tenaga hingga 16 kali lipat dan impor kertas dan bubur kertas hingga 68,21%(yoy). Secara keseluruhan, impor Provinsi Jambi pada tahun 2015 tercatat tumbuh 8,02%(yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh 2,92%. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 27

39 EKONOMI MAKRO REGIONAL 3.1. Ekspor Luar Negeri Non Migas Provinsi Jambi. Berdasarkan indikator ekspor dan impor non migas, ekspor dan impor provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 mengalami penurunan. Penurunan ekspor utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor karet, CPO, batubara dan kertas dan bubur kertas seiring melemahnya permintaan dan harga komoditas global. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor luar negeri nonmigas Provinsi Jambi pada triwulan laporan sebesar US$192,65 juta, terkontraksi 24,5% (yoy) dari triwulan yang sama tahun 2014 Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Luar Negeri Non- Migas di Provinsi Jambi Net Ekspor Ekspor Impor , ,95 247,15 242, , , ,56 28,11 23,59 0 Trw II Trw IIITrw IV Trw I Trw II Trw IIITrw IV Trw I Trw II Trw IIITrw IV Trw I Trw II TrwIII TrwIV Sumber: SEKDA Bank Indonesia (US$255,03 juta) (Grafik 1.20). Sementara itu, impor luar negeri non-migas sebesar US$24,98 juta, tumbuh 19,45%(yoy) dibandingkan impor triwulan IV-2014 (US$ 20,92 juta). Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar US$167,66 juta (Grafik 1.20). Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar US$73,37 juta atau 38,08% dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh fixed vegetable oil dan pulp and paper masing-masing US$39,17 juta dan US$27,68 juta (Grafik 1.21 dan 1.23). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk industri pengolahan dari sub sektor perkebunan masih mendominasi ekspor Jambi pada triwulan IV KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

40 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw I Tw II Tw III Trw IV Pulp dan Paper Batu Bara, Kokas dan Briket Crude Rubber Sumber: SEKDA Bank Indonesia Lainnya Fixed Vegetable Oil G. Ekspor Grafik Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditas Utama Grafik Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Tw IV 2015 Berdasarkan negara tujuan (Grafik 1.24 dan Grafik 1.25), ekspor Provinsi Jambi pada triwulan IV-2015 didominasi tujuan ke negara Malaysia yang mencapai US$34,79 juta dan diikuti oleh Jepang sebesar US$32,98 juta. Ekspor Jambi ke Malaysia utamanya disumbangkan oleh produk CPO. Sementara itu, ekspor ke Jepang didominasi oleh produk karet olahan/crumb rubber. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 29

41 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Triwulan IV 2015 Grafik Perkembangan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Sumber : SEKDA Bank Indonesia Sumber : SEKDA Bank Indonesia Secara keseluruhan, nilai ekspor non-migas Provinsi Jambi pada tahun 2015 mengalami kenaikan 23,12% yang utamanya disumbangkan oleh kenaikan ekspor kertas dan bubur kertas (25,26%) dan minyak dan lemak sayur (6,92%) yang salah satunya adalah CPO. Sementara itu, penurunan nilai ekspor terbesar Provinsi Jambi pada tahun 2015 terjadi pada komoditas batu bara dan briket sebesar 44,60% diikuti oleh karet mentah yang turun 28,33%(yoy) Impor Luar Negeri Non-Migas Provinsi Jambi Impor non migas provinsi Jambi (Grafik 1.26) tercatat sebesar US$24,98 juta, tumbuh cukup signifikan sebesar 19,5%(yoy). Kenaikan utamanya disebabkan kenaikan impor mesin pembangkit/tenaga hingga 16 kali lipat dibandingkan triwulan yang sama di tahun Kenaikan impor juga terjadi pada komoditas kertas dan bubur kertas hingga 68,21%(yoy). Sementara itu, kelompok barang impor yang mengalami penurunan adalah mesin industri tertentu/khusus (-59,90% (yoy)) dan mesin industri dan perlengkapannya (- 46,70% (yoy)). Berdasarkan pangsanya (Grafik 1.27), impor Jambi didominasi oleh mesin industri pembangkit tenaga (US$12,56 juta atau 50,26%) dan kertas dan bubur kertas (US$3,21 juta atau 12,86% dari impor Jambi). 30 KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

42 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Impor (juta USD) g. Impor (RHS) Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Sumber : SEKDA Bank Indonesia Grafik Lima Komoditas Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Juta USD 90 Trw I Trw II Trw III Trw IV Sumber : SEKDA Bank Indonesia Trw I Trw II Trw III Trw IV Kertas dan Bubur Kertas Lainnya Alat Pengangkutan Lainnya Mesin Pembangkit Tenaga Mesi Industri dan Perlengkapannya Besi dan Baja Mesin Industri Tertentu/Khusus Trw I Trw II Trw III Trw IV TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 31

43 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI BOKS 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tingkat inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu tujuan utama pembangunan, yaitu. Dalam tataran makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai tambah ekonomi 1. Sementara peningkatan nilai tambah ekonomi dapat dicapai dengan cara 2 memperbanyak hasil produksi, memproduksi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan menurunkan biaya produksi dan distribusi. 1. Memperbanyak hasil produksi Sebagai contoh, cara yang dapat ditempuh pelaku UMKM yang bergerak di sektor pertanian untuk meningkatkan hasil, yaitu melalui: a. Ekstensifikasi pertanian, yaitu memperluas lahan pertanian, misalnya dengan membuka hutan dan persawahan pasang surut; b. Intensifikasi pertanian, yaitu dengan memperbaiki teknologi pertanian, misalnya dengan pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan pengolahan pasca panen; c. Diversifikasi pertanian, yaitu penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian, misalnya dengan integrasi pertanian dengan peternakan dan perikanan, serta memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan; d. Mekanisasi pertanian, yaitu dengan menggunakan mesin-mesin modern; e. Rehabilitasi pertanian, yaitu dengan memperbaiki lahan dan mengganti tanaman yang semula tidak produktif menjadi lahan dan tanaman yang lebih produktif. 2. Memproduksi produk/ komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi 1 2, dimana growth merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDB merupakan pendapatan domestik bruto yang dihitung berdasarkan nilai tambah ekonomi (value added)., dimana VA merupakan nilai tambah komoditas, P merupakan harga komoditas, Q merupakan banyaknya kuantitas komoditas yang diproduksi dan C merupakan total biaya yang dikeluarkan., dimana =Biaya produksi dan = biaya distribusi. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

44 BOKS. 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Pelaku usaha akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menjual produk bernilai ekonomi tinggi. Proses pengolahan lebih lanjut dari bahan baku yang dihasilkan akan menambah nilai ekonomi dari suatu produk, bahkan dapat menambah lapangan pekerjaan. Misalnya, produk pempek, tekwan atau kerupuk mempunyai nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk ikan mentah. 3. Menurunkan biaya produksi dan distribusi Penurunan biaya produksi akan menambah margin pendapatan (selisih hasil penjualan dan total biaya) yang dihasilkan pelaku usaha. Dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi maka nilai tambah ekonomi akan semakin meningkat. Selain itu, biaya produksi dan distribusi yang tinggi cenderung mubazir dan tidak memberikan manfaat bagi perekonomian. Dari perspektif pelaku usaha, kesejahteraan pelaku usaha akan meningkat jika keuntungan yang mereka dapatkan juga meningkat. Dengan demikian untuk meningkatkan keuntungan, beberapa hal yang bisa dilakukan pelaku usaha, yaitu dengan cara meningkatkan produksi, menaikkan harga jual, menurunkan biaya produksi ataupun menurunkan biaya distribusi. Metode dasar untuk mendorong peningkatan hasil usaha tersebut dapat diterapkan kepada berbagai jenis usaha di tengah masyarakat, tidak terkecuali usaha rumah tangga atau pertanian dengan skala kecil hingga menengah tentunya dengan berbagai penyesuaian. Peranan yang dapat dilakukan Bank Indonesia, Pemerintah dan Instansi/ Institusi lainnya dalam mendukung dunia usaha: 1. Peningkatan hasil produksi dengan cara meningkatkan produktivitas/ skala ekonomi a. Inklusi keuangan: meningkatkan permodalan sehingga skala produksi/ skala ekonomi usaha dapat ditingkatkan Saat ini Bank Indonesia tengah menggalakkan kebijakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan (inklusi keuangan), baik melalui kebijakan maupun dengan cara melakukan sosialisasi bekerjasama dengan perbankan untuk memperluas akses kredit/ pembiayaan para pelaku usaha. Kewajiban minimum penyaluran kredit kepada UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sebesar 20% dari total kredit akan berlaku secara bertahap. Selama tahun 2013 dan 2014, rasio kredit UMKM terhadap total kredit masih 33

45 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI disesuaikan dengan kemampuan bank, dalam artian belum ada ketetapan rasio minimum penyaluran. Pada tahun 2015, rasio penyaluran kredit kepada UMKM sudah ditetapkan minimum 5% dan akan meningkat secara bertahap setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018 mencapai minimum 20% 3. Pada grafik di bawah, terlihat bahwa pemberian kredit kepada UMKMdi Provinsi Jambi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Grafik 1. Penyaluran Kredit UMKM di Provinsi Jambi Penyaluran Kredit UMKM Provinsi Jambi Nov Mikro Kecil Menengah Total (aksis kanan) Sumber : Statistik Ekonomi Daerah Hal yang telah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi antara lain melalui pengenalan perbankan ke masyarakat melalui sosialisasi dan pameran, seperti: a) Jambi Banking Expo dan Jambi Syariah Expo, termasuk kegiatan pemecahan dimana perbankan bersama UMKM binaannya memperkenalkan produknya lebih dekat ke masyarakat. b) Bersama dengan perbankan melakukan sosialisasi tentang produk perbankan, termasuk produk uang elektronik dalam rangka mendukung terwujudnya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui kegiatan Kampanye Keuangan Inklusif di 6 (enam) kabupaten, BI Goes to Campus di 5 (lima) Perguruan Tinggi dan BI Goes to School di 5 (lima) SMA di Provinsi Jambi. 3 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang dan Bantuan Tekn. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

46 BOKS. 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI c) Sosialisasi kebanksentralan kepada anak sekolah dasar hingga dosen. d) Memfasilitasi pembentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), antara lain di beberapa klaster binaan berikut: LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis) Klaster Ikan Patin di Desa Teluk Ketapang. LKMA Klaster Cabai di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. LKMA Klaster Pinang dan Kopi di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Batara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. LKMA Klaster Ikan Patin di Desa Teluk Ketapang Kabupaten Batanghari. LKMA Pincuran Bonjo Klaster Sapi di Desa Dataran Kempas Kabupaten Tanjung Jabung Barat. LKMA Klaster Padi di Desa Simbur Naik, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. b. Melakukan pendampingan pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan produksi/ produktivitas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan SKPD mengembangkan beberapa klaster yang tersebar di Provinsi Jambi dan melaksanakan penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), yaitu: 1) Peningkatan Kinerja Klaster Pinang dan Kopi Bank Indonesia sejak tahun 2013 mengembangkan klaster pinang dan kopi di Desa Mekar Jaya, Parit Lapis Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tujuan dari pengembangan klaster ini adalah untuk meningkatkan mutu produksi dan pemasaran pinang dan kopi. Pada tahun 2013 Bank Indonesia telah menyalurkan bantuan berupa 60 (enam puluh) rumah pengering sebagai tempat pengeringan pinang belah kulit dan biji kopi, serta memberikan pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas pinang untuk diekspor ke Singapura, Pakistan dan India. Kegiatan bantuan teknis yang telah dilakukan Bank Indonesia, yaitu Pelatihan Perbaikan Mutu, Sosialisasi Pembentukan LKM, Magang LKM di Kabupaten Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat, Studi banding ke Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Kunjungan ke UKM Kopi Miyoga di Banding Agung, Ogan Komering Ulu. 35

47 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Sejak Desember 2013, klaster ini telah memiliki Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Mekar Sejahtera. Perkembangan usaha LKMA Mekar Sejahtera cukup pesat, tercermin dari perkembangan aset dan jumlah anggotanya. Jumlah asetnya pada Januari 2014 sebesar Rp ,- hingga Oktober 2015 tumbuh 2.964% menjadi sebesar Rp ,-. Jumlah anggotanya pada Januari 2014 sebanyak 48 orang hingga Oktober 2015 menjadi sebanyak 107 orang. Bantuan PSBI - Pengembangan Klaster Pinang dan Kopi Dalam rangka mendukung pengembangan usaha LKMA Mejar Sejahtera khususnya terkait pemasaran pinang dan kopi, pada bulan Desember 2015 Bank Indonesia menyalurkan bantuan PSBI berupa perlengkapan kantor LKMA, seperti komputer, printer, meja kantor, kursi kantor, kursi pengunjung, lemari arsip, etalase kecil, spanduk promosi. 2) Pengembangan Klaster Sapi Bank Indonesia sejak tahun 2014 mengembangkan Klaster Sapi di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Klaster ini dijalankan oleh Kelompok Tani Mekar Jaya. Peternakan sapi dijalankan dengan menerapkan metode integrasi sapi-sawit, sehingga biayanya lebih efisien dan hasilnya lebih optimal. Selama tahun 2015 jumlah produksi sapi meningkat dari 56 ekor menjadi 74 ekor. Bantuan teknis yang difasilitasi oleh Bank Indonesia dalam rangka pengembangan Klaster Sapi di Desa Dataran Kempas, yaitu Pelatihan Usaha Peningkatan Produksi Ternak, Sosialisasi LKM, Magang LKM di Kabupaten KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

48 BOKS. 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat dan Pelatihan pembuatan pakan ternak bekerjasama dengan PTPN VI. Pada Oktober 2014, Bank Indonesia telah menyalurkan bantuan PSBI berupa renovasi kandang sapi. Pada Desember 2015, Bank Indonesia menyalurkan bantuan PSBI berupa 1 (satu) unit mesin chopper untuk mencacah pelepah sawit dalam pembuatan makanan sapi,1 (satu) unit mixer untuk mengaduk pelepah sawit dengan campuran bahan makanan lainnya sehingga menghasilkan pakan ternak, dan 1 (satu) unit timbangan sapi digital untuk memantau perkembangan berat badan sapi. Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak Sapi dari Pelepah Sawit Klaster telah memiliki Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Mitra Usaha Mandiri sejak tahun LKMA ini telah berkembang dari aset awal Rp52 juta sampai saat ini menjadi sebesar Rp128,5 juta. 3) Pengembangan Klaster Cabai Merah di Kabupaten Kerinci Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengembangkan Klaster Cabai Merah di Kabupaten Kerinci sejak tahun 2015 di Desa Pelompek Kecamatan Gunung Tujuh, dimana Kelompok Tani Al Kahfi menjadi anggota klaster. Kegiatan bantuan teknis yang telah dilakukan, antara lain Pelatihan Teknik Budidaya Cabai Merah, Pelatihan Kelembagaan Kelompok, Pelatihan Pengendalian Hama dan Pembuatan Pupuk Organik, Studi Banding ke UKM Mioga, Desa Sipatuhu, Kec. Banding Agung, Kab. Ogan komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan dan Studi Banding ke Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Provinsi Jawa Barat. 37

49 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Pada bulan Maret 2015, dalam rangka fasilitasi pengembangan demonstration plot (demplot) sebagai sarana pembelajaran petani tentang teknologi tepat guna, Bank Indonesia menyalurkan bantuan PSBI berupa sarana produksi pertanian cabai merah kepada 2 (dua) kelompok tani di Kabupaten Kerinci, yaitu Kelompok Tani Al Kahfi di Desa Pelompek Kecamatan Gunung Tujuh dan Kelompok Tani Sakti Alam Kerinci di Desa Kebun Lima dan Desa Talang Kemuning Kecamatan Bukit Kerman. Diharapkan petani dapat dan mau untuk mengikuti teknologi dimaksud, sehingga dapat meningkatkan produksi cabai merahnya. Selanjutnya, untuk membantu petani mempraktikkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari studi banding ke BALITSA Lembang, Jawa Barat pada tanggal 13 sd 16 September 2015, maka pada bulan Desember 2015 Bank Indonesia menyalurkan bantuan kepada Kelompok Tani Al-Kahfi berupa pembangunan 1 (satu) unit green house, 2 (dua) unit rumah bibit dan 1 (satu) unit rumah kompos serta alat ukur kecepatan angin, alat ukur kelembaban udara, alat ukur ph tanah dan alat ukur ph air. Melalui pemberian bantuan PSBI dimaksud diharapkan tanaman cabai akan lebih tahan hama dan penyakit, sehingga produksi cabai kelompok semakin meningkat. Pemberian Bantuan Pertanian Cabai dari BI kepada Kelompok Tani Al-Kahfi 4) Pengembangan Klaster Padi Klaster Padi binaan KPwBI Provinsi Jambi yang berlokasi di Desa Karya Bhakti Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur, merupakan bagian dari area pertanian yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 217,5 Ha. Klaster ini dijalankan oleh Kelompok Tani Karya Baru dengan lahan pertanian seluas 25 Ha yang berlokasi di RT 12 Parut Baru Desa Karya Bhakti. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

50 BOKS. 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Pada Desember 2015, Bank Indonesia turut menyalurkan bantuan PSBI kepada Kelompok Tani Karya Baru berupa 5 unit mesin Pompa air untuk mengatasi kekurangan pompa air dari saluran air ke lahan sawah. 5) Peningkatan Kemandirian Narapidana dan Klien Pemasyarakatan Bank Indonesia dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia pada tanggal 18 September 2014 menandatangani Nota Kesepahaman tentang Peningkatan Kemandirian Narapidana dan Klien Pemasyarakatan. Selanjutnya di tingkat Provinsi Jambi dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dengan Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Jambi pada tanggal 28 Januari Penandatanganan PK Peningkatan Kemandirian Narapidana dan Klien Pemasyarakatan Dalam rangka kerjasama tersebut, Bank Indonesia melaksanakan pemberian bantuan PSBI dan pendampingan kepada beberapa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Provinsi Jambi, yaitu: a. Lapas Klas II A Kota Jambi Bank Indonesia memberikan bantuan sarana produksi pertanian cabai dan sayur-sayuran dengan sistem budidaya menggunakan polibag dan memberikan pelatihan teknik budidaya tanaman cabai. Pertanian cabai dan hortikulura menggunakan polibag di Lapas Klas II A Kota Jambi 39

51 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI b. Lapas Klas II B Muara Bulian Bank Indonesia memberikan bantuan sarana produksi pertanian cabai pada lahan seluas 500 m 2 dan memberikan pelatihan teknik budidaya cabai. c. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Muara Bulian Bank Indonesia memberikan bantuan peralatan produksi batik printing, mesin jahit otomatis, mesin obras, dan peralatan pertukangan kayu berupa mesin gergaji kayu (meja) dan mesin ketam. Produk batik printing dan pertukangan kayu di LPKA Muara Bulian 6) Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Jambi SMK-PP Negeri Jambi berada pada Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari dan memiliki potensi lahan seluas 67,5 Ha, pegawai dan guru yang berpengalaman dibidang pertanian, serta siswanya selaku SDM generasi muda bidang pertanian. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dan SMK-PP pada tanggal 16 Februari 2015 melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Pengembangan Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura. Pada bulan Maret dan April 2015, Bank Indonesia memberikan bantuan PSBI berupa sarana produksi pertanian cabai pada lahan seluas 1 Ha, mesin air dan peralatan pengairan. Dari hasil pertanian cabai tersebut, selama masa panen pada bulan Juli - September 2015 dihasilkan cabai 1,58 Ton. Selanjutnya pada Desember 2015, Bank Indonesia kembali memberikan bantuan PSBI berupa pembuatan sumur bor berikut mesin pompa air dan peralatan pengairan. Disamping mendukung pertanian cabai, dalam rangka mendukung peningkatan nilai tambah dari produk pertanian yang dihasilkan SMK-PP, Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

52 BOKS. 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI memberikan bantuan peralatan pengolahan kedelai dan pembuatan keripik, berupa 3 (tiga) unit stockcase (lemari pendingin), 1 (satu) unit cup sealer, 1 (satu) unit vacum frying, 1 (satu) unit sealer dan 1 (satu) unit spinner. Panen Perdana Cabai Merah di SMK-PP 7) Kelompok Budidaya Ikan Sejati Jaya Guna membantu peningkatan produktivitas ikan lele Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Sejati Jaya yang beralamat di Jalan Marene RT 024 Kelurahan Eka Jaya Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, Bank Indonesia pada Januari 2015 menyalurkan bantuan PSBI untuk memperbaiki lantai kolam ikan lele. Bantuan berupa penggantian terpal sebagai alas kolam. Bantuan penggantian terpal alas kolam ikan lele Pokdakan Sejati Jaya Pengembangan klaster di atas diharapkan mampu meningkatkan produksi dan memberikan insentif positif bagi petani serta menjadi percontohan untuk pengembangan klaster lainnya. Peningkatan produktivitas bermanfaat tidak hanya bagi pelaku usaha melainkan juga terhadap masyarakat secara keseluruhan dan bermanfaat dalam mendukung program ketahanan pangan daerah. Keterlibatan institusi lainnya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bekerjasama 41

53 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI dengan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan produktivitas pelaku usaha perlu terus ditingkatkan. c. Peningkatan Pj : Peningkatan harga jual produk Opsi ini tidak sejalan dengan inflasi yang rendah dan stabil. Selain itu, hal ini hanya akan bisa dinikmati dalam jangka pendek. Tingkat inflasi yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi sehingga dalam jangka panjang profit yang dihasilkan juga akan menurun. Sehubungan dengan hal tersebut, opsi ini adalah pilihan terakhir dari opsi-opsi yang lain. 2. Penurunan Biaya Produksi a. Menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil Tingkat inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu syarat penting untuk menjaga biaya produksi tetap berada di level yang rendah dan terjaga. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Bank Indonesia, Pemda dan dinas instansi terkait berkomitmen penuh dan bersinergi untuk menjaga inflasi yang rendah dan stabil melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). TPID Provinsi dan TPID Kota secara rutin melakukan pertemuan baik itu secara internal maupun mengundang pihak eksternal (Kementrian Perdagangan, Aprindo, dsb) untuk membahas permasalahan terkait inflasi dan merumuskan solusi dan rekomendasi kebijakan. Koordinasi yang solid di antara berbagai penentu kebijakan publik di daerah tidak hanya menyasar persoalan yang memicu gejolak harga melalui pendekatan yang bersifat jangka pendek, namun juga menyentuh pada solusi atas berbagai persoalan yang bersifat struktural seperti peningkatan produktivitas, kelancaran distribusi, dan struktur pasar yang efisien. b. Penyediaan bahan baku yang murah dan mudah didapat Bahan baku yang murah dan selalu tersedia dapat menekan biaya produksi. Selain itu, bahan baku yang murah dan berkualitas seperti bibit unggul, akan menghasilkan produk yang lebih baik dari sisi kualitas maupun kuantitas yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. SKPD terkait dapat merekomendasikan hal ini kepada pemerintah daerah dan pelaku usaha. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

54 BOKS. 1 SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI c. Alat dan mesin produksi yang hemat energi Program konversi energi atau penggunaan metode dan alat dan mesin produksi yang hemat energi akan mengurangi biaya energi yang harus dikeluarkan dan terhindar dari pemborosan energi dan sumber daya. Opsi ini dapat dilakukan dengan mengkolaborasikan bersama opsi pendampingan pelaku usaha. Pemerintah bersama instansi/institusi yang memiliki dana CSR dapat bekerjasama dalam memberikan bantuan alat dan mesin produksi yang hemat energi bagi pelaku usaha sekaligus memberikan pelatihan penggunaan dan perawatannya 4. Selain itu, program konversi energi ini perlu mendapat perhatian mengingat bagi pelaku usaha konversi energi tersebut membutuhkan investasi yang signifikan sehingga membutuhkan pihak perbankan dalam hal permodalan. Namun dalam jangka panjang, program ini akan bermanfaat mengurangi biaya produksi yang pada akhirnya akan berefek pada peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi secara keseluruhan. d. Sebagaimana pada opsi peningkatan produktivitas, pada opsi penurunan biaya produksi ini juga dapat dilakukan perluasan akses kredit/ pembiayaan oleh masyarakat terhadap pelaku usaha khususnya UMKM untuk menghindarkan mereka dari rentenir atau pihak lainnya yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Peran ini dapat dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan industri perbankan dan Pemerintah Daerah. 3. Penurunan biaya distribusi a. Perbaikan infrastruktur jalan Infrastruktur jalan yang baik akan mengurangi waktu tempuh dan biaya transportasi. Selain bermanfaat dalam hal pengurangan biaya, infrastruktur yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa dan meminimalkan gangguan pasokan. Perbaikan infrastruktur jalan ini selalu menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam setiap pertemuan TPID Provinsi Jambi. b. Penyediaan moda transportasi masal dan lebih murah 4 Dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan biaya energi yang signifikan setelah perusahaan melakukan konversi energi dari listrik menjadi gas. Biaya investasi yang dikeluarkan mampu ditutupi oleh penghematan biaya energi bulanan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Suatu perusahaan mempunyai biaya energi yang nyaris nol dengan cara memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan bakar turbin. 43

55 BOKS 1. SINERGI BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI Moda transportasi masal yang murah dapat mengurangi biaya distribusi per unit barang dan jasa, serta membuat ekonomi menjadi lebih efisien dan terhindar dari pemborosan energi. c. Mengurangi kelangkaan bahan bakar Kelangkaan bahan bakar menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya distribusi. Terjadi pemborosan waktu, tenaga dan energi dalam ekonomi. d. Percepatan realisasi pembangunan pelabuhan Ujung Jabung untuk memperlancar kegiatan ekspor dan impor barang Pelaku usaha Jambi yang berorientasi ekspor dan berbahan baku impor mengalami kendala dalam hal transportasi melalui laut mengingat kondisi saat ini prosedur pengiriman dari Jambi harus transit di Singapura yang menyebabkan biaya ekspor dari Jambi menjadi lebih mahal dibandingkan ekspor dari Palembang, Medan dan Surabaya yang mempunyai pelabuhan langsung berbatasan dengan samudera. Pembangunan pelabuhan Ujung Jabung sekaligus kawasan industri diharapkan menghasilkan pelabuhan yang dapat disinggahi kapal besar sehingga menimbulkan efisiensi waktu dan biaya proses distribusi. Begitu banyak peran yang dapat Bank Indonesia dan Pemerintah lakukan untuk mendukung pelaku usaha di Provinsi Jambi. Bank Indonesia berkomitmen penuh untuk berperan aktif bersama pemerintah dan instansi terkait dalam menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan menjaga tingkat inflasi yang rendah serta melakukan program-program yang berkaitan dengan pengembangan sektor riil dan UMKM melalui kewenangan yang dimilikinya. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

56 BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada Triwulan IV-2015, inflasi kota Jambi tercatat 1,37% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (5,29% yoy), dan lebih rendah dari rata-rata inflasi Triwulan IV dalam tiga tahun terakhir (6,28% yoy), serta lebih rendah dari inflasi nasional (3,35% yoy) (Grafik 2.1). Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 1,29% (yoy) dan juga lebih rendah dari inflasi nasional 5. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan asesmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, penurunan tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh deflasi pada kelompok volatile food yang relatif dalam yaitu sebesar 3,20% (yoy), setelah mengalami inflasi pada triwulan sebelumnya (0,76% yoy) seiring dengan turunnya permintaan masyarakat akibat kabut asap yang menghentikan aktivitas perekonomian masyarakat pada Triwulan IV Sementara itu, inflasi yang 5 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota. 47

57 INFLASI terjadi pada kelompok administered price sebesar 1,60% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (11,97% yoy) (Grafik 2.2). Penurunan inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan hilangnya base effect dampak kebijakan menaikkan harga BBM pada November Inflasi inti juga sedikit menurun dari 4,46%(yoy) pada Triwulan III-2015 menjadi 3,68% (yoy) pada triwulan laporan. Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Food, dan Administered Price(yoy) Tingkat inflasi tahunan (yoy) di Kota Jambi berada di urutan ke-6 (enam) terendah dari 23 kota yang dihitung tingkat inflasinya di Sumatera. Sementara Bungo menempati urutan ke-5 (lima) terendah. Inflasi tertinggi pada Triwulan IV terjadi di Kota Batam, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh (Grafik 2.3) 6. Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per Desember Sumber: BPS Provinsi Jambi 48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

58 INFLASI Berdasarkan penghitungan triwulanan, perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 1,46% (qtq), menurun cukup signifikan bila dibandingkan inflasi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya (5,36% qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Oktober, November dan Desember 2015 masing-masing sebesar 0,08%, 0,46% dan 0,91%. Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,29% (yoy), menurun cukup signifikan dibandingkan inflasi pada triwulan yang sama tahun lalu (5,37% yoy) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan Oktober, November dan Desember 2015 masingmasing sebesar -0,32%, 0,07% dan 1,43%. B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, penurunan inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan -3,05% (yoy) dengan kontribusi deflasi sebesar 0,73% dari sebelumnya mengalami inflasi 0,76% (yoy) pada Triwulan III-2015 dan inflasi triwulanan sebesar 3,86% (qtq) (Tabel 2.1). Penurunan inflasi kelompok tersebut dipicu oleh deflasi sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 26,67% (yoy) meskipun secara triwulanan masih mengalami inflasi sebesar 39,50% (qtq), deflasi sub kelompok lemak dan minyak sebesar 6,36% (yoy) meskipun secara triwulanan masih mengalami inflasi sebesar 0,17% (qtq), serta deflasi sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 6,00% (yoy) meskipun secara triwulanan masih mengalami inflasi sebesar 2,98% (qtq). Sementara itu, penurunan inflasi terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya dari 4,63% (qtq) dan 4,39% (yoy) pada Triwulan III menjadi 1,67% (qtq) dan 0,53% (yoy), serta sub kelompok sayur-sayuran dari 15,63% (qtq) dan 26,55% (yoy) pada Triwulan III-2015 menjadi deflasi 15,17% (qtq) dan inflasi 1,53% (yoy) pada Triwulan IV Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi yang cukup tinggi mencapai 8,29% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 1,41% dan inflasi triwulanan mencapai 1,30% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,22%. Inflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 49

59 INFLASI tembakau dan minuman beralkohol seiring kenaikan harga rokok kretek filter dan rokok kretek. Kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar mengalami inflasi 2,90% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,64% dan inflasi triwulanan sebesar 0,78% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,17%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air. Kelompok sandang mengalami inflasi 0,39% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,02% dan deflasi triwulanan sebesar 1,26% (qtq) dengan kontribusi sebesar -0,08%. Deflasi kelompok ini didominasi deflasi sub kelompok sandang laki-laki dan sub kelompok sandang wanita. Kelompok kesehatan mengalami inflasi 2,88% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,13% dan inflasi triwulanan sebesar 0,33% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,01%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 3,62% (yoy) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,24% dan inflasi triwulanan 0,10% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,01%. Inflasi kelompok ini didominasi inflasi sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 1,04% (yoy) dengan kontribusi deflasi sebesar -0,20% dan inflasi triwulanan sebesar 1,12% (qtq) dengan kontribusi inflasi sebesar 0,22%. Inflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan sub kelompok transpor seiring kenaikan tarif angkutan udara selama musim libur natal. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn I Bahan Makanan II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Sumber: BPS (diolah) KELOMPOK INFLASI Triwulan IV-2014 (q-t-q, %) Triwulan I-2015 (q-t-q, %) Triwulan II-2015 (q-t-q, %) Triwulan III-2015 (q-t-q, %) Triwulan IV-2015 (q-t-q, %) Triwulan IV-2015 (y-o-y, %) (2.57) (2.57) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

60 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Berdasarkan komoditasnya, inflasi bulanan pada Triwulan IV-2015 (Oktober, November, dan Desember 2015) utamanya disumbangkan oleh inflasi komoditas beras, daging ayam ras, sayuran (bawang merah, cabai merah), dan angkutan udara. Sedangkan penyumbang deflasi adalah komoditas ikan nila, telur ayam ras, sayuran (bayam, kangkung), dan emas perhiasan. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 51

61 INFLASI Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan IV Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -3,05% (yoy) dengan sumbangan mencapai -0,73%, setelah mengalami inflasi pada triwulan sebelumnya 0,76% (yoy). 52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

62 INFLASI Secara triwulanan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,86% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 1,44 (qtq). Meningkatnya inflasi bahan makanan dipicu meningkatnya inflasi yang cukup tinggi pada sub kelompok bumbu-bumbuan menjadi 39,5%0 (qtq) di triwulan laporan, setelah sebelumnya mengalami deflasi 18,75% (qtq) di Triwulan III Bumbu-bumbuan, terutama komoditas cabai merah, pada triwulan laporan mengalami inflasi yang tinggi (Grafik 2.4). Harga rata-rata cabai merah selama Triwulan IV menunjukkan tren meningkat yang cukup signifikan dari Rp24.036/kg pada September 2015, sempat turun ke level Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Rp14.845/kg di bulan Oktober 2015 tetapi kemudian melonjak tajam menjadi Rp44.111/kg pada Desember Bank Indonesia Jambi menganalisis tren meningkatnya harga cabai merah tersebut sebagai berikut: 1. Kembali normalnya permintaan cabai merah pasca bencana kabut asap yang melanda Jambi selama pertengahan Agustus hingga akhir September 2015 yang menyebabkan berkurangnya stok. 2. Meningkatnya aktivitas masyarakat selama hari raya keagamaan (maulid nabi dan natal) dan masa liburan akhir tahun Meningkatnya harga bumbu-bumbuan juga terjadi pada komoditas bawang merah dari harga rata-rata Rp16.095/kg di bulan September 2015 menjadi Rp30.222/kg di bulan Desember Kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami inflasi 2,98% (qtq). Tren peningkatan harga terjadi pada komoditas daging ayam ras. Pada triwulan laporan harga rata-rata daging ayam di pasar mengalami peningkatan dari TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

63 INFLASI Rp24.738/kg pada bulan September 2015 menjadi Rp26.619/kg pada bulan Desember Peningkatan harga daging ayam ras tersebut disebabkan ditutupnya keran impor jagung yang berdampak pada meningkatnya harga pakan ayam. Sementara itu, harga rata-rata daging sapi pada Triwulan IV-2015 tidak mengalami perubahan yang berarti dari Rp Rp /kg pada bulan September 2015 menjadi Rp /kg pada bulan Desember 2015 (Grafik 2.8). Grafik 2.5. Perkembangan Harga Daging Sub kelompok yang mengalami penurunan tingkat inflasi cukup tajam pada Triwulan IV-2015 adalah sub kelompok sayur-sayuran yaitu sebesar 1,53% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 26,55% (yoy) seiring dengan deflasi yang terjadi pada komoditas daun singkong (42,50% yoy), bayam (35,91% yoy), dan kangkung (26,85% yoy). Dimulainya musim hujan pada Triwulan IV-2015 mendorong peningkatan ketersediaan air yang berdampak pada meningkatnya produksi sayuran. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami inflasi sebesar 1,67% (qtq) yang utamanya disebabkan inflasi beras sebesar 1,75% (qtq). Secara rata-rata harga beras lokal medium di Jambi pada Triwulan IV-2015 mengalami kenaikan dibandingkan Triwulan III-2015, harga rata-rata beras medium pada bulan Desember 2015 tercatat Rp10.984/kg, lebih tinggi dibandingkan harga beras medium pada bulan September Rp10.777/kg (Grafik 2.5). Kenaikan harga beras utamanya disebabkan dua hal utama: 54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

64 INFLASI 1. Kenaikan permintaan seiring libur natal dan, 2. Berkurangnya pasokan akibat kekeringan yang terjadi di daerah Jawa sebagai dampak El Nino. Kenaikan harga beras lokal tersebut berbanding terbalik dengan tren menurunnya harga beras internasional dari rata-rata USD 341,00/metric ton pada triwulan sebelumnya menjadi USD 331,84/metric ton pada Triwulan IV Grafik 2.6. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras Komoditas jagung internasional, secara rata-rata sedikit mengalami kenaikan harga, dari USD 3,52/bushel menjadi USD 3,58/bushel. Sejalan dengan hal tersebut, harga rata-rata jagung pipilan juga mengalami kenaikan dari Rp7.036/kg pada Triwulan III-2015 menjadi rata-rata Rp7.809/kg pada Triwulan IV (Grafik 2.6). Perkembangan harga tepung terigu pada triwulan laporan juga cenderung mengalami peningkatan dari rata-rata harga Rp7.202/kg pada September 2015 menjadi Rp7.627/kg pada bulan Desember Namun Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

65 INFLASI demikian, harga rata-rata gandum internasional mengalami sedikit penurunan dari USD 4,2/bushel pada bulan September 2015 menjadi USD 4,1/bushel pada bulan Desember 2015 (Grafik 2.7) 7. Sub kelompok lemak dan minyak mengalami deflasi 6,36% (yoy) pada triwulan laporan, sedikit lebih dalam dibandingkan deflasi triwulan sebelumnya sebesar 6,20% (yoy) yang utamanya disebabkan deflasi komoditas minyak goreng sebesar 8,98% (yoy). Hal ini sejalan dengan pemantauan harga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi yang menunjukkan kecenderungan penurunan harga minyak goreng dari rata-rata Rp9.250/liter pada bulan September 2015 menjadi Rp9.000/liter pada bulan Desember Namun demikian, harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) di tingkat internasional pada triwulan laporan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari USD 469/metric ton menjadi USD 505/metric ton (Grafik 2.9). Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 8,29% (yoy) dengan sumbangan inflasi 1,41% dan mengalami penurunan bila dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya (9,25% (yoy)). Apabila dilihat secara triwulanan, inflasi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat 1,30% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,22%. Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 9,05% (yoy) atau 2,38%(qtq) yang disebabkan kenaikan harga yang terjadi pada produk rokok kretek filter dan rokok kretek masing-masing sebesar 11,39% (yoy) dan 6,96% (yoy) seiring penyesuaian harga berkala produk rokok selama Triwulan IV Satu bushel setara dengan 27 kg. 56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

66 INFLASI Sub kelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 8,10% (yoy) atau 0,87%(qtq) yang didorong oleh kenaikan harga produk makanan jadi berupa empek-empek 6,19% (qtq) dan roti tawar 1,05% (qtq). Sementara itu, inflasi sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 7,82% (yoy) atau 1,14% (qtq). 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Triwulan IV mengalami inflasi sebesar 2,90% (yoy) dengan sumbangan 0,64%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (6,68% yoy) dan secara triwulanan mengalami inflasi 0,78% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,17%. Penurunan inflasi tahunan utamanya disebabkan penurunan inflasi sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air dari 15,58% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 5,53% (yoy) pada triwulan laporan seiring penurunan harga LPG 12 Kg pada 16 September Sub kelompok yang juga mengalami penurunan inflasi adalah biaya tempat tinggal dari 2,00% (yoy) pada Triwulan III-2015 menjadi 0,95% (yoy) pada Triwulan IV-2015 yang utamanya disebabkan penurunan inflasi kontrak rumah dari triwulan sebelumnya sebesar 6,49% (yoy) menjadi sebesar 5,85% (yoy) dan deflasi harga semen sebesar 5,92% (yoy). Sementara itu, sub kelompok perlengkapan rumah tangga juga mengalami penurunan inflasi dari 5,16% (yoy) pada Triwulan III-2015 menjadi 4,27% (yoy) pada triwulan laporan yang utamanya disebabkan penurunan inflasi kulkas/lemari es dari Triwulan III-2015 sebesar 13,10% (yoy) menjadi sebesar 10.12% (yoy) pada Triwulan IV Selanjutnya, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 3,06% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (5,19% yoy) yang utamanya disebabkan deflasi pada pengharum/pelembut cucian. 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada Triwulan IV-2015 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 0,39% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,02%, lebih rendah TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 57

67 INFLASI dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya 1,44% (yoy). Secara triwulanan, kelompok sandang mengalami deflasi 1,26% (qtq) dengan sumbangan -0,08%. Secara sub kelompok, penurunan inflasi kelompok ini didorong penurunan inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lain dari triwulan sebelumnya sebesar 3,76% (yoy) menjadi 1,79% (yoy), serta deflasi yang terjadi pada sub kelompok sandang wanita sebesar 0,90% (yoy) setelah mengalami inflasi 1,89% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara itu sub kelompok sandang anak-anak mengalami deflasi 0,35% (yoy) setelah mengalami deflasi 0,63% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Turunnya inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang utamanya disebabkan penurunan inflasi emas perhiasan menjadi 1,82% (yoy) sejalan dengan tren menurunnya emas 58 harga internasional. Harga rata-rata emas global pada triwulan laporan tercatat USD 1.103,89/troy lebih dibandingkan ounce, rendah harga rata-rata pada Triwulan III-2015 sebesar USD 1.125,17/troy ounce 8 (Grafik 2.10). 5. Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami inflasi tahunan sebesar 2,88%(yoy) dengan sumbangan inflasi 0,13%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (3,50% (yoy)). Sementara itu, inflasi triwulanan tercatat sebesar 0,33% (qtq). Penurunan inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari tingkat inflasi obat-obatan (1,72% (yoy)) yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,87% (yoy)) serta obat dengan resep yang mengalami deflasi sebesar 0,72% (yoy) setelah mengalami inflasi sebesar 1,98% (yoy) pada triwulan sebelumnya. 8 Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

68 INFLASI 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi tahunan sebesar 3,62% (yoy) dengan sumbangan inflasi 0,24%, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,87% (yoy)). Sementara itu, inflasi secara triwulanan sebesar 0,10% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,01%. Penurunan Inflasi utamanya terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan dari triwulan sebelumnya sebesar 3,89% (yoy) menjadi sebesar 3,35% (yoy) yang utamanya disebabkan turunnya harga laptop/notebook. Sementara itu sub kelompok olahraga mengalami inflasi sebesar 7,56% (yoy) atau 2,70% (qtq) seiring dengan kenaikan tarif kolam renang. 7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Secara triwulanan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 1,04% (yoy) dengan kontribusi sebesar -0,20%, menurun dibanding inflasi triwulan sebelumnya (8,44% (yoy)). Sementara inflasi triwulanan tercatat 1,12% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,22%. Deflasi tersebut didorong oleh deflasi yang terjadi pada sub kelompok transport 2,37% (yoy), setelah mengalami inflasi cukup tinggi (10,71% (yoy)) pada triwulan sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh hilangnya base effect dampak kebijakan menaikkan harga bensin dan solar pada November Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami sedikit peningkatan inflasi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,33% (yoy) menjadi 0,95% (yoy) yang didorong meningkatnya harga telepon selular. Sementara itu sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami kenaikan harga baik secara triwulanan maupun tahunan. Selanjutnya, harga rata-rata minyak di pasar internasional pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan Triwulan III-2015 yaitu dari USD 46,41/barrel, menjadi USD 42,04/barrel (Grafik 2.11). Kondisi pertumbuhan ekonomi negara-negara utama seperti Amerika Serikat, Eropa dan Tiongkok yang belum sesuai harapan menyebabkan proyeksi kebutuhan minyak dunia mengalami penurunan. Disamping itu, membanjirnya stok minyak global akibat adanya pasokan shale oil dalam jumlah yang besar turut menyebabkan TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 59

69 INFLASI harga minyak diprediksi tidak akan mencapai USD 100/barrel dalam jangka pendek. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional C. Inflasi Kabupaten Bungo Berdasarkan Kelompok Barang Sejak Januari 2014, Bungo termasuk sebagai kota indikator inflasi di Provinsi Jambi. Inflasi Bungo pada Triwulan IV-2015 berada pada urutan 5 (ke lima) terendah dari 23 (dua puluh tiga) kota di Sumatera yang dihitung tingkat inflasinya. Inflasi tahunan Bungo pada Triwulan IV-2015 tercatat 1,29% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (5,37% yoy). Sementara itu, inflasi triwulanan Bungo pada Triwulan IV-2015 tercatat 1,17% (qtq), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulanan pada triwulan sebelumnya (1,63% (qtq)). Inflasi bulanan (mtm) Bungo pada Triwulan IV-2015 adalah sebagai berikut -0,32%(mtm) pada Oktober 2015, 0,07% (mtm) pada November 2015 dan 1,43% (mtm) di bulan Desember KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

70 INFLASI Grafik Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo tahun Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Bungo TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 61

71 INFLASI Tabel 2.5. Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Bungo Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Berdasarkan kelompoknya, penyumbang inflasi terbesar Bungo pada Triwulan IV-2015 terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,37% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,61%, namun secara tahunan mengalami deflasi 1,39% (yoy). Inflasi kelompok tersebut didominasi oleh peningkatan harga sub kelompok padi-padian sebesar 11,45%(qtq) atau 5,79% (yoy) dan sub kelompok bumbu-bumbuan 14,52% (qtq) meskipun secara tahunan mengalami deflasi 25,36% (yoy). Inflasi pada kedua sub kelompok tersebut didorong oleh naiknya harga beras dan cabai merah. Sementara itu, deflasi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 11,96% (qtq), sayur-sayuran 10,79% (qtq), serta sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 1,70% (qtq). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 6,27% (yoy) atau 1,70% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,35%. Inflasi kelompok ini utamanya disebabkan oleh inflasi sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol yang mencapai sebesar 5,20% (qtq) atau 62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

72 INFLASI 14,23% (yoy) seiring kenaikan berkala harga rokok kretek dan harga rokok kretek filter. Sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 0,55% (qtq) atau 6,44% (yoy) yang didorong kenaikan harga gula pasir 0,64% (qtq) dan kopi bubuk 1,30% (qtq). Sementara sub kelompok makanan jadi cenderung tidak mengalami inflasi berarti. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 2,89% (yoy) atau 1,06% (qtq) dengan sumbangan inflasi triwulanan sebesar 0,20% yang didominasi oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 2,20% (qtq) atau 4,01% (yoy), dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 1,03% (qtq) atau 2,80% (yoy). Inflasi kedua kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan harga lemari pakaian 23,08% (yoy), dan sabun deterjen bubuk/cair 4,28% (yoy). Sementara itu sub kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami inflasi 0,78% (qtq) atau 6,57% (yoy) sedangkan sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami deflasi 0,16% (qtq) yang dipicu deflasi batu bata/batu tela sebesar 10,60% (qtq). Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 1,53% (yoy) atau deflasi 0,47% (qtq). Inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh inflasi sub kelompok sandang anak-anak sebesar 2,59% (qtq) atau 3,43% (yoy) seiring kenaikan harga baju muslim sebesar 66,67% (yoy). Sementara itu, sub kelompok sandang lakilaki dan sub kelompok sandang wanita mengalami deflasi masing-masing 0,18% (qtq) dan 0,08% (qtq), meskipun secara tahunan mengalami inflasi 1,33% (yoy) dan 1,25% (yoy). Sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi 5,28% (qtq) dan 0,47% (yoy). Inflasi pada kelompok kesehatan pada triwulan laporan tercatat sebesar 0,74% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,03% atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,17% (yoy). Inflasi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1,28% (qtq) atau 4,92% (yoy) seiring kenaikan harga hand body lotion sebesar 13,73% (qtq). Inflasi sub kelompok obat-obatan mengalami inflasi sebesar 1,10% (qtq) atau 1,53% (yoy) dan sub kelompokjasa perawatan jasmani sebesar 0,00% (qtq) atau 8,57% (yoy). Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,34%(qtq) dengan sumbangan inflasi 0,03% atau secara tahunan terjadi inflasi TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 63

73 INFLASI sebesar 2,87% (yoy). Inflasi pada kelompok ini terutama dipicu oleh sub kelompok kursus-kursus/pelatihan dengan inflasi 3,12% (qtq) atau 6,04% (yoy) dan sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan dengan inflasi 0,81% (qtq) atau 0,50% (yoy). Inflasi kedua sub kelompok tersebut dipicu kenaikan biaya kursus komputer 10,50% (yoy) dan biaya foto kopi 11,39% (yoy). Sementara itu, sub kelompok rekreasi mengalami deflasi 0,24% (qtq) meskipun secara tahunan mengalami inflasi 5,81% (yoy) sedangkan harga pada sub kelompok jasa pendidikan dan olahraga cenderung stabil. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,03% (qtq) dan 3,70% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, transpor adalah adalah penyumbang deflasi tertinggi pada sub kelompok ini yaitu 0,09% (qtq) atau 7,12% (yoy) yang didorong oleh turunnya harga bensin dan solar. Sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami inflasi 0,16% (qtq) atau 0,46% (yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan biaya pengiriman barang sebesar 11,29% (qtq). Sementara itu sub kelompok sarana dan penunjang transpor serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga secara triwulanan walaupun sub kelompok sarana dan penunjang transpor secara tahunan mengalami inflasi sebesar 8,80% (yoy). 64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

74 INFLASI Tabel 2.6. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan IV-2015 Sumber: BPS Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.6), penyumbang pembentukan inflasi terbesar Bungo pada Triwulan IV-2015 adalah beras, bawang merah, dan rokok kretek filter. Sementara itu, komoditas penyumbang utama deflasi Bungo pada Triwulan IV adalah sub komoditas daging ayam ras, cabai merah, jengkol, telur ayam ras, kentang, dan emas perhiasan. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 65

75 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

76 BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan pada triwulan IV-2015 secara umum menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan perlambatan DPK dan kredit yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 6,7% (yoy) dan 9,56% (yoy) menjadi Rp23,4 triliun dan Rp28,7 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 9,7% (yoy) dan 9,65% (yoy). Perlambatan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan IV-2015 yang hanya sebesar 3,1% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,5% (yoy)). Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (2,82%) atau masih sama dengan triwulan sebelumnya yang juga berada di posisi 3,21%. Risiko likuiditas meningkat terindikasi oleh meningkatnya Loan to Deposits Ratio (LDR) di atas 100%. LDR perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami sedikit peningkatan sebesar 995 bps menjadi sebesar 122,57% dari triwulan sebelumnya 112,62%. Peningkatan tersebut akibat pertumbuhan kredit yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga. Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 69,7% (yoy) sedangkan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan 6,0% (yoy) sehingga net outflow menurun sebesar 56,2%. Penurunan net outflow tersebut disebabkan oleh keadaan perekonomian yang relatif melambat seiring dengan menurunnya harga komoditi utama Provinsi Jambi (karet dan kelapa sawit) pada triwulan laporan yang mempengaruhi daya beli masyarakat. 69

77 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN A.Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Aset perbankan pada triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 9,3%(yoy) menjadi Rp35,6 triliun, atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III-2015 (7,6% (yoy)). (Grafik 3.1.). Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya pertumbuhan aset bank pemerintah sebesar 11,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,7% (yoy) dan pertumbuhan aset bank swasta sebesar 5,2% (yoy) meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,3% (yoy)). Sementara itu aset bank syariah masih mengalami penurunan 0,6% (yoy), sedikit memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga menurun (5,0% (yoy)). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp24,3 triliun (68,3%), diikuti oleh bank swasta Rp9,2 triliun (26,0%) dan bank syariah Rp2,0 triliun (5,7%) Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah) Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Persen Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 2. Perkembangan Dana Masyarakat Pada triwulan berjalan, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp23,4 triliun tumbuh sebesar 6,7% (yoy) atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9,7% (yoy) (Grafik 3.2.). Perlambatan tersebut didorong penurunan giro sebesar 4,1% (yoy) menjadi Rp2,9 70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

78 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN triliun atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,02% (yoy) dan pertumbuhan simpanan berjangka yang mengalami perlambatan (7,9% (yoy)) menjadi Rp7,5 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 21,9% (yoy). Sementara itu tabungan mengalami peningkatan dengan tumbuh 8,8% (yoy) menjadi Rp13,0 triliun dibanding triwulan sebelumnya 4,7% (yoy)). Perlambatan DPK tersebut seiring dengan perlambatan perekonomian Provinsi Jambi triwulan berjalan. Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp (dalam miliar) Tabungan Simp Berjangka Giro DPK 25,000 20,000 15,000 18,376 9,492 19,155 19,521 19,415 9,646 10,070 11,430 20,069 10,703 22,307 22,527 10,970 11,291 21,965 22,734 12,044 10,847 24,205 24,703 11,317 11,818 23,444 13,100 10,000 5,000 5,131 5,388 5,706 4,642 6,187 7,286 7,529 6,912 8,044 9,269 9,177 7,459-3,753 4,120 3,745 3,343 3,179 4,052 3,707 3,008 3,842 3,619 3,708 2,885 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 71

79 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.1. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Bank Konvens ional Bank Pemer i nt ah 12,422,771 13,244,757 15,422,489 15,485,172 14,754,448 15,784,692 16,779,660 16,996,760 15,497,379 1 Giro 2,459,884 2,446,629 3,253,415 2,927,275 2,170,558 3,151,412 2,851,543 3,032,504 2,149,396 2 Tabungan 7,365,988 6,811,479 7,016,344 7,251,664 8,017,609 7,213,510 7,350,104 7,589,424 8,608,158 3 S impanan Berjangka 2,596,900 3,986,649 5,152,731 5,306,234 4,566,281 5,419,770 6,578,014 6,374,833 4,739,825 Bank Swast a Nasi onal 6, 101, 268 5, 916, 091 5, 957, 636 6, 040, 234 6, 219, 164 6, 004, 004 6, 436, 017 6, 639, 462 6, 845, Giro 745, , , , , , , , ,224 2 Tabungan 3,543,220 3,371,287 3,400,929 3,451,743 3,390,026 3,036,639 3,366,466 3,597,620 3,825,531 3 S impanan Berjangka 1,812,272 1,865,460 1,807,122 1,865,269 2,100,369 2,327,956 2,356,446 2,430,244 2,377,200 Bank Syar i ah Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 890, , ,272 1,001, , , ,544 1,066,279 1,100,697 1 Giro 137,808 53,510 48,589 56, ,137 51,321 54,427 64,165 92,735 2 Tabungan 520, , , , , , , , ,062 3 S impanan Berjangka 232, , , , , , , , ,899 1,693,139 3,152,739 J umlah 19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 22,733,986 24,205,221 24,702,501 23,444,032 1 Giro 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 3,842,142 3,619,074 3,708,267 2,885,355 2 Tabungan 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 10,847,414 11,316,696 11,817,508 13,099,752 3 S impanan Berjangka 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 8,044,430 9,269,451 9,176,726 7,458,925 Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah dan mencapai Rp15,5 triliun (66,1%), diikuti oleh bank swasta nasional Rp6,8 triliun (29,2%) dan bank syariah Rp1,1 triliun (4,7%) (Tabel 3.1). Pertumbuhan DPK bank pemerintah sebesar 5,0% (yoy ) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9,8% (yoy), sedangkan DPK bank syariah dan bank swasta masing-masing mengalami peningkatan 11,0% (yoy) dan 10,1% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (6,4% (yoy) dan 9,9% (yoy)). DPK pada bank pemerintah didominasi oleh tabungan (55,5%), diikuti simpanan berjangka (30,6%) dan giro (13,9%). Perlambatan DPK pada bank pemerintah didorong oleh penurunan giro sebesar 1,0% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami peningkatan 3,6% (yoy) dan deposito yang mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 3,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 20,1% (yoy). Penurunan giro dan perlambatan deposito tersebut didorong penurunan giro dan deposito pemerintah daerah seiring dengan realisasi APBD yang mencapai 91,32%. Sementara itu tabungan mengalami 72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

80 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh sebesar 7,4% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,7% (yoy) didorong oleh kenaikan tabungan perseorangan. DPK bank swasta nasional pada laporan triwulan tercatat sebesar Rp6,8 triliun yang terdiri dari tabungan 55,9%, deposito berjangka 34,7% dan gio sebesar 9,4%. DPK tersebut mengalami kenaikan 10,1% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 9,9% (yoy). Kenaikan tersebut didorong kenaikan tabungan sebesar 12,8%(yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,2% (yoy). Giro masih mengalami penurunan sebesar 11,7% (yoy) setelah sebelumnya juga menurun sebesar 15,4% (yoy). Sedangkan deposito mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 13,2% (yoy) setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh 30,3%(yoy). DPK bank syariah pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 11,0%(yoy) menjadi Rp1,1 triliun atau mengalami peningkatan 11,0% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 6,4% (yoy). Komposisi DPK bank syariah didominasi tabungan sebesar 60,5%, deposito sebesar 31,1% dan giro sebesar 8,4%. Peningkatan DPK bank syariah tersebut didorong kenaikan deposito berjangka sebesar 39,3% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,0% (yoy). Tabungan mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 4,6% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,3% (yoy). Giro mengalami penurunan sebesar 15% (yoy) memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh positif 12,9% (yoy). Berdasarkan golongan pemilik, perlambatan DPK terutama didorong oleh penurunan DPK golongan pemda sebesar 35,7% (yoy) menjadi Rp880,6 miliar atau memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,3% (yoy). Penurunan tersebut seiring dengan realisasi APBD yang mencapai 91,32%. Selain itu DPK golongan Lembaga Keuangan Non Bank menurun sebesar 20,2% menjadi Rp337,6 miliar setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh 28,6% (yoy) dan penurunan tersebut didorong semua komponen DPK. Sektor Swasta Lainnya menurun sebesar 9,6% (yoy) menjadi Rp68,4 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 73

81 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN signifikan 66,5% (yoy). Penurunan DPK sektor swasta lainnya tersebut hanya dialami tabungan dan deposito berjangka sedangkan dari sisi giro mengalami kenaikan. Sebaliknya terdapat golongan pemilik yang mengalami kenaikan DPK diantaranya adalah golongan perseorangan dan golongan bukan lembaga keuangan. DPK golongan perseorangan mengalami pertumbuhan sebesar 11,2% (yoy) menjadi Rp18,0 triliun atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,6% (yoy). Kenaikan DPK golongan perseorangan ini didorong kenaikan semua aspek DPK yang didominasi giro, tabungan dan deposito. Golongan Bukan Lembaga Keuangan mengalami pertumbuhan 5,8% (yoy) menjadi Rp3,0 triliun atau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh tinggi 47,2% (yoy). (Tabel 3.2.). Tabel 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) No. Golongan Pemilik Trw.IV-2014 Trw.I-2015 Trw.II-2015 Trw.III-2015 Trw.IV-2015 Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy Penduduk/Res idents 1 P emerintah P us at 36,967 50,973 66, ,146 76, % 107.0% 2 P emerintah Daerah (P emda) 1,370,397 3,537,138 4,061,422 3,977, , % -35.7% 3 Badan Dan Lembaga P emerintah 30,811 23, ,135 63,582 44, % 43.7% 4 BUMN Atau P emerintah Campuran 860, , , , , % 2.7% 5 BUMD 112, , , , , % 5.4% 6 L embaga Keuangan Non Bank 423, , , , , % -20.2% 7 Bukan L embaga Keuangan 2,874,686 2,358,029 2,409,426 2,547,973 3,041, % 5.8% 8 S ektor S was ta Lainnya 75,647 63,344 51,974 62,305 68, % -9.6% 9 P ers eorangan 16,178,221 15,278,982 15,850,085 16,453,420 17,990, % 11.2% J uml ah 21, 963, , 732, , 203, , 701, , 441, 903 Bukan Penduduk/ Non- Resi dent s 1, 525 1, 593 1, 432 1, 432 2, % 39.6% Penduduk dan bukan penduduk 21, 964, , 733, , 205, , 702, , 444, % 6.7% Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan lokasi, perlambatan DPK terjadi di sebagian besar kota/kabupaten yaitu Kota Jambi, Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun, dimana masing-masing hanya tumbuh sebesar 6,0% (yoy), 19,2% (yoy), 4,2% (yoy) dan 23,2% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 8,3% (yoy), 20,5% (yoy), 14,5% (yoy) dan 50,8% (yoy). Perlambatan DPK tersebut juga didorong penurunan DPK di Kabupaten Bungo sebesar 9,5% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga menurun sebesar 7,4% (yoy), kabupaten Tanjung 74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

82 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Jabung Barat sebesar 1,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 16,0% (yoy) dan Kabupaten Batanghari yang menurun sebesar 8,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif 12,7% (yoy). Namun terdapat juga kabupaten yang mengalami kenaikan yaitu Kabupaten Tebo sebesar 66,5% (yoy) dari triwulan sebelumnya 133,7% (yoy) dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 35,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (1,8% (yoy)).(tabel 3.3.). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi (71,3%) dan mencapai Rp16,7 triliun diikuti oleh Kerinci Rp1,5 triliun (6,5%) dan Bungo sebesar Rp1,3 triliun (5,6%). Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan (yoy) No. Kota/Kabupaten Trw. IV-14 Trw. I-15 Trw. II-15 Trw. III 15 Pertumbuhan (yoy) Trw. IV 15 Trw IV 2015 Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen Nominal Share Nominal yoy 1 Kota Jambi , , , ,0 2 Kab. Kerinci , , , ,2 3 Kab. Bungo ,5 ( ) (7,4) ,6 ( ) (9,5) 4 Tanjung Jabung Barat ,9 ( ) (16,0) ,7 (19.887) (1,8) 5 Kab. Merangin , , , ,2 6 Kab. Batanghari , , ,7 (60.033) (8,7) 7 Kab. Sarolangun , , , ,2 8 Kab. Tebo , , , ,7 9 Tanjung Jabung Timur , , , ,8 10 Kab. Muaro Jambi , #DIV/0! , ,5 JUMLAH , ,7 Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Pertumbuhan kredit triwulan IV 2015 sedikit mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 9,56% (yoy) menjadi Rp28,7 triliun, dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2015 yang mencapai 9,65% (yoy). Perlambatan kredit yang diberikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan IV 2015 yang hanya sebesar 3,18% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan III 2015 (4,5% (yoy)). Namun demikian, hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi menyatakan bahwa pelaku usaha masih menggunakan dana perbankan dan tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dari bank dan suku bunga masih dirasa wajar meskipun tetap berharap akan ada pertimbangan untuk penyesuaian suku bunga ke level yang lebih rendah sehingga dapat memperluas usaha. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 75

83 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Kelompok Bank 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820,801 28,735,809 1 Bank Pemerintah 15,394,481 16,092,175 16,541,833 17,223,936 17,545,224 18,256,586 18,697,924 19,545,989 2 Bank Swasta*) 6,503,079 6,749,181 6,832,952 7,028,372 7,100,958 7,217,127 7,246,371 7,263,283 3 Bank Syariah 2,029,739 2,027,277 1,997,604 1,977,167 1,920,127 1,881,321 1,876,505 1,926,537 Jenis Penggunaan 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,566,309 27,355,034 27,820,801 28,735,809 1 Modal Kerja 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 8,487,900 8,772,809 8,869,811 9,049,452 2 Investasi 5,959,299 6,071,136 6,134,277 6,430,084 6,663,743 6,881,249 6,976,421 7,326,643 3 Konsumsi 10,409,402 10,762,104 11,050,256 11,281,919 11,414,666 11,700,976 11,974,568 12,359,713 Sektor Ekonomi 18,149,036 24,868,632 25,372,389 26,229,475 26,563,556 27,355,034 27,820,801 28,735,809 1 Pertanian 4,231,411 4,551,324 4,623,883 4,844,114 5,052,401 5,171,866 5,265,773 5,332,562 2 Pertambangan dan Penggalian 114, , , , , , , ,725 3 Industri 787, , , , ,211 1,083,490 1,154,720 1,144,555 4 LGA 4,126 3,177 3,922 3,660 6,099 8,141 9,944 10,348 5 Konstruksi 746, , , , , , , ,348 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 6,165,280 6,287,606 6,491,044 6,544,280 6,780,454 6,922,825 7,482,305 7 Pengangkutan dan Komunikasi 310, , , , , , , ,497 8 Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 1,135, , , , , , , ,836 9 Jasa-jasa 409, , , , , , , , Bukan Lapangan Usaha 10,409,402 10,891,132 11,128,283 11,367,367 11,430,482 11,711,415 11,983,649 12,367,711 *) Termasuk bank asing dan campuran Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan Kelompok Bank, perlambatan kredit dialami oleh bank konvensional yang tumbuh sebesar 10,5% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 11,0% (yoy). Perlambatan tersebut seiring perlambatan kredit bank swasta yang pada triwulan laporan hanya tumbuh 3,3% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 6,1% (yoy) sedangkan kredit bank pemerintah mengalami sedikit kenaikan dengan tumbuh 13,5% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 13,0% (yoy) (Tabel 3.4.). Bank syariah kembali mengalami penurunan pembiayaan sebesar 3,3% (yoy), meskipun tidak setajam penurunan yang terjadi pada triwulan sebelumnya (6,1% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 93,3% sementara bank syariah sebesar 6,7%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 43,0%, diikuti oleh kredit modal kerja (31,5%) dan kredit investasi (25,5%). Perlambatan kredit dialami oleh kredit modal kerja yang tumbuh 6,2% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya 8,3% (yoy). Sementara itu kredit investasi dan konsumsi masing-masing mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh sebesar 13,9% (yoy) dan 9,6% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 13,7% (yoy) dan 8,4% (yoy). Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi, pertumbuhan kredit investasi yang relatif kecil disebabkan dunia usaha saat ini 76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

84 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN sedang menahan investasi di triwulan IV-2015 sejalan dengan kondisi bisnis yang tidak begitu baik seiring dengan belum membaiknya harga komoditas karet dan kelapa sawit. Investasi yang dilakuakn merupakan kelanjutan investasi dari triwulan lalu atau investasi tahun lalu. Berdasarkan Sektor Ekonomi, perlambatan kredit disebabkan oleh penurunan kredit pada sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa, dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor konstruksi mengalami penurunan cukup tajam sebesar 8,8% (yoy) menjadi Rp783,3 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang juga menurun sebesar 4,6% (yoy). Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan kredit modal kerja sub sektor bangunan sipil, konstruksi khusus dan konstruksi perumahan menengah, besar, mewah (tipe diatas 70). Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami penurunan yang lebih tajam 14,4% (yoy) menjadi Rp285,4 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang juga mengalami penurunan 4,3% (yoy) yang disebabkan penurunan kredit investasi sub sektor angkutan laut domestik dan angkutan laut internasional. Namun sebaliknya, kredit modal kerja sub sektor angkutan laut internasional dan jasa telekomunikasi mengalami peningkatan. Sektor jasa-jasa mengalami penurunan sebesar 4,8% (yoy) menjadi Rp517,9 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,7% (yoy). Penurunan tersebut seiring dengan penurunan kredit modal kerja sub sektor jasa lainnya dan sub sektor jasa kesehatan manusia - rumah sakit dan kredit investasi sub sektor jasa kesehatan manusia - tempat perawatan / pengobatan. Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan berjalan masih mengalami penurunan sebesar 5,0% (yoy) meskipun tidak sedalam penurunan yang terjadi pada triwulan sebelumnya (6,2% (yoy)). Penurunan tersebut disebabkan penurunan kredit modal kerja sub sektor jasa pertambangan minyak dan gas bumi, sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara dan kredit investasi sub sektor penggalian batu-batuan, tanah liat dan pasir. Kontraksi kredit tersebut seiring dengan tingkat harga batubara yang belum membaik. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 77

85 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kredit kepada sektor pertanian mengalami perlambatan pada triwulan laporan dengan tumbuh sebesar 10,1% (yoy) menjadi Rp5,3 triliun dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (13,9% (yoy)). Perlambatan tersebut didorong menurunnya kredit modal kerja sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah seiring dengan belum membaiknya harga karet di pasar internasional. Namun di sisi lain kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan kelapa sawit, kredit modal kerja sub sektor pengusahaan hasil hutan selain kayu dan kredit modal kerja pembibitan dan budidaya unggas mengalami sedikit kenaikan. Kenaikan kredit modal kerja dan investasi sub sektor perkebunan dan kelapa sawit sejalan hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi bahwa investasi yang dilakukan dunia usaha pengolahan CPO saat ini adalah kelanjutan dari investasi tahun lalu atau triwulan sebelumnya. Meskipun pertumbuhan kredit relatif stabil dari 9,65% (yoy) menjadi 9,56% (yoy) pada triwulan sebelumnya, namun terdapat juga sektor yang mengalami peningkatan kredit yaitu sektor listrik gas dan air (LGA), sektor perdagangan hotel dan restoran dan sektor bukan lapangan usaha. Sektor listrik gas dan air (LGA) mengalami peningkatan 182,8% (yoy) menjadi Rp10,3 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 153,6%. Pertumbuhan kredit disektor ini didorong peningkatan kredit modal kerja ketenagalistrikan pedesaan dan sub sektor gas serta kredit investasi sub sektor pengadaan dan penyaluran air bersih. Sektor perdagangan hotel dan restoran mengalami peningkatan 15,3% (yoy) menjadi Rp7,4 triliun atau meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 10,1% (yoy). Peningkatan tersebut didorong peningkatan kredit modal kerja dan investasi sub sektor penjualan mobil, sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit, sub sektor hotel bintang, sub sektor jasa akomodasi lainnya dan kredit modal kerja sub sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau. Kenaikan kredit sub sektor penjualan mobil sejalan dengan meningkatnya volume penjualan kendaraan roda 4 pada triwulan IV-2015 dan peningkatan sub sektor hotel bintang pada triwulan ini sejalan dengan meningkatnya tingkat hunian hotel. 78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

86 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sektor bukan lapangan usaha tumbuh sebesar 8,8% (yoy) menjadi Rp12,3 triliun atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 7,7% (yoy). Pertumbuhan tersebut diantaranya didorong pertumbuhan kredit konsumsi sub sektor rumah tangga untuk keperluan multiguna dan pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70. Pada triwulan ini kredit multiguna dan pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 mengalami peningkatan sementara pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 mengalami penurunan padahal pada triwulan yang sama tahun lalu (IV-2014) kredit pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 dan tipe diatas 70 sama sama mengalami kenaikan. Porsi kredit pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 dan pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 pada triwulan IV-2014 adalah 15,56% dan 12,36% dan pada triwulan IV-2015 adalah 16,68% dan 10,22%. Selain dipengaruhi oleh harga dan tipe rumah masyarakat cenderung memilih rumah sesuai kebutuhan. Perubahan komposisi tersebut didorong oleh perlambatan perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan IV yang mempengaruhi tingkat konsumsi. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan KPw BI Provinsi Jambi bahwa tingkat harga komoditas CPO dan karet yang merupakan komoditas utama di Provinsi Jambi sangat mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa yang ditawarkan dunia usaha dan mayoritas konsumen membeli dengan pendapatan yang berasal dari kedua komoditas tersebut. Berdasarkan lokasi proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp37,0 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp28,7 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat Rp8,3 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar Provinsi Jambi. Jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi pada triwulan berjalan hanya tumbuh 8,5% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (11,8% (yoy)). Perlambatan kredit terjadi di beberapa kota/kabupaten di Provinsi Jambi. Penurunan kredit terjadi di Kabupaten Bungo, Merangin dan Muara Jambi dengan penurunan 8,3% (yoy), 6,6% (yoy), 3,2% (yoy) masing-masing menjadi Rp3,0 triliun, Rp2,6 triliun dan Rp2,7 triliun. Sementara itu Kabupaten Batanghari, Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi mengalami perlambatan dengan masing-masing tumbuh sebesar 35,6% (yoy) menjadi Rp2,9 triliun, 7,8% (yoy) menjadi Rp788,5 miliar dan 5,7% (yoy) menjadi Rp15,9 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya 43,6% (yoy), TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 79

87 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 8,2% (yoy) dan 7,6% (yoy). Sementara itu Kota Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tebo mengalami peningkatan masing-masing sebesar 421,2% (yoy) menjadi Rp111,3, 48,0% (yoy) menjadi Rp2,9 triliun dan 27,8% (yoy) menajdi Rp548,5 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 378,5% (yoy), 37,2% (yoy) dan 21,2%. Secara sektor ekonomi perlambatan tersebut didorong oleh penurunan kredit sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, dan sektor konstruksi. Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum dan BPR Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan Kabupaten/Kota Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV yoy Nominal Nominal Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal % Batanghari 2,208,433 2,177,564 2,311, ,903, ,999, , Sarolangun 1,601,980 1,623,578 1,597, ,592, ,637, , Kerinci 1,531,300 1,571,827 1,603, ,586, ,616, , Muaro Jambi 2,788,879 2,701,710 2,649, ,964, ,701, , Tanjung Jabung Barat 1,996,109 2,012,352 2,303, ,711, ,954, , Tanjung Jabung Timur 731, , , , , , Tebo 1,973,200 2,137,947 2,191, ,457, ,521, , Merangin 2,803,795 2,796,085 2,866, ,569, ,618, , Bungo 3,332,761 3,378,293 3,483, ,574, ,056, , Sungai Penuh 26,442 45,102 49, , , , Kota Jambi 15,129,667 14,922,669 15,384, ,951, ,989, , T O T A L 34,124,108 34,107,025 35,199, ,194, ,021, ,897, Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah) 4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan berjalan kembali mengalami penurunan sebesar 9,7% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan 2,3% (yoy). (Tabel 3.7.). Penurunan undisbursed loan tersebut didominasi penurunan kelonggaran tarik kredit investasi sub sektor perkebunan kelapa sawit, sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah dan kredit konsumsi sub sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe diatas 70 dan tipe 22 s.d. 70. Sementara itu kenaikan undisbursed loan kredit modal kerja didorong oleh sektor industri pengolahan sub sektor industri minyak mentah (minyak makan) dari nabati dan hewani dan sub sektor industri minyak goreng dari kelapa. 80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

88 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Kategori Pertumbuhan (yoy) IV 2015 TW IV TW I TW II TW III TW IV Nominal % Jenis Penggunaan 1 Investasi 363, , , , ,514.8 (114,348) (31.4) 2 Konsumsi 196,564 66,937 65,170 1,931 2,626.6 (193,937) (98.7) 3 Modal kerja 1,463,888 1,535,554 1,511,650 1,537,010 1,575, , Total 2,024,315 1,837,950 1,810,925 1,815,935 1,827,405 (196,910) (9.7) * Mulai tahun 2010 perhitungan Undisbursed Loan berdasarkan laporan LBU Bassel Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR) 18 pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 995 bps dikarenakan kenaikan kredit yang diberikan (9,56% (yoy) lebih besar dibandingkan kenaikan DPK (6,7% (yoy)). LDR berdasarkan bank pelapor tercatat sebesar 122,57% (Grafik 3.3.). LDR bank umum yang sudah melebihi 100% tersebut mengindikasikan masuknya dana dari luar perbankan Provinsi Jambi yang perlu diimbangi dengan pemantauan terhadap risiko kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan meningkatnya risiko likuiditas perbankan di Provinsi Jambi. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q % 122% 120% 118% 116% 114% 112% 110% 108% 106% 104% Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen) Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 18 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 81

89 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,82% (Rp811,0 miliar) (di bawah ketentuan 5%),atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (3,21% atau Rp892,0 miliar) (Tabel 3.8.). Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi masingmasing 25,57%, 5.06% dan 4,89%. Tingginya NPL sektor pertambangan masih didominasi sub sektor pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batubara seiring belum membaiknya harga batu bara dan penerapan Undang-Undang Mineral dan Batubara yang melarang ekspor bahan mentah hasil tambang terhitung sejak tanggal 12 Januari 2014 serta adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai, yang mengakibatkan sebagian besar perusahaan pertambangan batubara menghentikan sementara aktivitas kegiatan tambang. Tabel 3.7 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) TW IV-14 TW I TW II TW III TW IV No Sektor Ekonomi Kredit NPL (%) Kredit NPL (%) Kredit NPL (%) Kredit NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) 1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan , , , , ,11 2. Pertambangan dan Penggalian , , , , ,57 3. Industri , , , , ,61 4. LGA , , , , ,28 5. Konstruksi , , , , ,89 6. Perdagangan Hotel dan Restoran , , , , ,90 7 Pengangkutan dan Komunikasi , , , , ,48 8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan , , , , ,79 9. Jasa-jasa , , , , , Bukan Lapangan Usaha , , , , ,58 J U M L A H , , , , ,82 Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito perbankan di Provinsi Jambi kembali meningkat dari 5,2% menjadi 5,4% seiring dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih tinggi dibandingkan penurunan suku bunga kredit. (Grafik 3.4.). Suku bunga rata-rata tertimbang deposito pada periode laporan tercatat sebesar 7,68% atau menurun dibandingkan triwulan III 2015 (8,06%) dan suku bunga rata-rata tertimbang kredit yang disalurkan pada periode 82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

90 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN laporan tercatat di level 13,08% sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (13,23%). Berdasarkan liaison yang dilakukan KPw BI Provinsi Jambi, bahwa meskipun telah terjadi penurunan suku bunga pinjaman, namun dunia usaha tetap berharap penurunan suku bunga kembali terjadi sehingga dunia usaha memperoleh tingkat suku bunga yang lebih rendah ditengah perlambatan ekonomi saat ini. Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam satuan %) Margin Deposito Kredit BI-rate Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 6. Perkembangan Kredit UMKM Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp10,6 triliun, mengalami peningkatan dengan tumbuh 10,8% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,6% (yoy) dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit (9,6% (yoy))(grafik 3.5.). TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 83

91 Rp Triliun PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi cenderung sedikit meningkat yaitu dari 36,8% di triwulan lalu menjadi 37,2% pada triwulan berjalan (Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 34,0%, kredit kecil 33,7% dan kredit mikro sebesar 32,3% dari total kredit UMKM. Kredit UMKM tersebut didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan serta sektor konstruksi masingmasing sebesar 49,8%, 27,9% dan 4,7%. Kredit UMKM sektor perdagangan didominasi kredit sub sektor perdagangan eceran berbagai macam barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau, sub sektor perdagangan eceran komoditi lainnya (bukan makanan, minuman, atau tembakau) dan sub sektor perdagangan kelapa dan kelapa sawit. Bergeraknya UMKM sektor perdagangan ini turut menggerakkan pertumbuhan sektor perdagangan dalam perekonomian Provinsi Jambi. Kredit UMKM sektor pertanian, perburuan dan kehutanan didominasi kredit kepada sub sektor perkebunan kelapa sawit dan sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya. Dominasi kredit UMKM komoditas karet dan kelapa sawit ini ini menunjukkan pentingnya kedua komoditas tersebut mendapat perhatian dari pihak terkait khususnya pada saat tengah pelemahan harga kedua komoditas tersebut saat ini. Sedangkan kredit UMKM sektor konstruksi didominasi oleh kredit UMKM sub sektor konstruksi khusus, sub sektor bangunan jalan raya dan sub sektor penyiapan lahan lainnya. 84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

92 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% % 20% 0% TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)\ B.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Secara umum. kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami penurunan. Penurunan tersebut terlihat dari aset yang menurun sebesar 1,5% (yoy) menjadi Rp744,8 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,5% (yoy). Penurunan aset tersebut didorong penurunan kembali kredit sebesar 2,8% (yoy) menjadi Rp509,9 miliar setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 2,0% (yoy). Sementara itu dana pihak ketiga mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh 1,1% (yoy) menjadi Rp572,7 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,0%(yoy). Perlambatan dana pihak ketiga didorong oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka yang hanya tumbuh 0,2% (yoy) menjadi Rp482,5 miliar setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 4,9% (yoy). Sementara itu, tabungan mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 6,3% (yoy) menjadi Rp90,2 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,7% (yoy). Kredit yang diberikan masih mengalami penurunan 2,8%(yoy) menjadi Rp509,9 miliar yang didominasi oleh penurunan kredit konsumsi dan investasi masing-masing sebesar 15,7% (yoy) dan 7,3% (yoy) menjadi Rp199,8 miliar dan TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 85

93 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Rp99,2 miliar setelah pada triwulan sebelumnya juga menurun masing-masing sebesar 13,5% (yoy) dan 3,8% (yoy). Kredit modal kerja mengalami peningkatan pertumbuhan dengan tumbuh 16,8% (yoy) menjadi Rp10,8 miliar dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 15,4% (yoy). Kualitas kredit BPR pada triwulan laporan menunjukkan perbaikan yang ditandai dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) gross menjadi 15,81% dibandingkan 17,80% pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dan penyumbang NPL terbesar adalah sektor bukan lapangan usaha diikuti sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta sektor jasa-jasa. Dominasi sektor tersebut didorong belum membaiknya harga komoditi karet dan sawit yang rentan dipengaruhi harga internasiona sehingga mempengaruhi kemampuan membayar debitur. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison, bahwa belum membaiknya harga komoditas karet dan sawit turut mempengaruhi pendapatan konsumen dan daya beli (konsumsi). Kinerja BPR dalam menjalankan fungsi intermediasinya masih cukup baik, yang tercermin dari LDR BPR yang berada pada level 76,70% meskipun sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (80,52%) yang disebabkan peningkatan DPK diikuti penurunan kredit yang diberikan. C. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi Bank Indonesia lainnya yaitu moneter dan stabilitas sistem keuangan.kebijakan dan pelaksanaan sistem pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan kestabilan sistem keuangan. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja sistem pembayaran di Provinsi Jambi antara lain peningkatan jumlah transaksi keuangan tunai yangterdiri atas aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow) dan aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (out flow) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)). Kinerja pembayaran tunai dari sisi aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 69,7% (yoy) sedangkan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan 6,0% (yoy) 86 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

94 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN sehingga terjadi net outflow setelah pada triwulan sebelumnya terjadi net inflow. Sementara itu kinerja pembayaran non tunai melalui kliring mengalami sedikit kenaikan dimana nilai dan volume kliring mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,1% (yoy) dan 5,0% (yoy) menjadi Rp2,6 triliun dan lembar warkat. Tabel 3.8 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian Pertumbuhan (yoy) Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Nominal Persen Kliring Nilai Kliring (juta Rp) ,1 Volume Kliring (lembar warkat) ,0 Cek dan BG Kosong Lembar (31) (1,7) Nominal (juta Rp) (33.621) (33,6) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) ,7 Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) ( ) (6,0) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) ( ) ( ) ( ) (56,2) Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi C.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas masuk (cash inflow) meningkat 69,7% (yoy) sedangkan kas keluar (cash outflow) mengalami penurunan 6,0% (yoy) sehingga net outflow menurun sebesar 56,2%. Penurunan net outflow tersebut disebabkan oleh keadaan perekonomian yang relatif melambat seiring dengan menurunnya harga komoditi utama Provinsi Jambi (karet dan kelapa sawit) pada triwulan laporan yang mempengaruhi daya beli masyarakat. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 87

95 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp (juta) ( ) ( ) Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2015 ( ) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) Sumber: Bank Indonesia Jambi C.2.Penyediaan Uang Layak Edar Sebagai salah satu upaya terpenuhinya kebutuhan uang layak edar bagi masyarakat, secara rutin Bank Indonesia Provinsi Jambi melayani penukaran uang tidak layak edar dengan uang layak edar melalui layanan kas dalam kantor dan kas keliling ke daerah terpencil yang akses perbankannya terbatas. Selain itu, secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE).Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemusnahan UTLE di Provinsi Jambi sebesar Rp253,6 miliar, atau 16,23% dari total inflow Provinsi Jambi, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (6,9%). Dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang tidak layak edar yang dimusnahkan, Bank Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang melalui pamflet dan edukasi perbankan sehingga diharapkan usia uang dapat lebih panjang dan volume UTLE dapat dikendalikan sehingga dapat mengurangi biaya percetakan uang baru. 88 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

96 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN C.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan ditemukan uang rupiah tidak asli yang mencapai 326 lembar yang beredar di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi atau meningkat 17,3% dibandingkan triwulan sebelumnya (278 lembar). Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. C.4.Perkembangan Kliring Lokal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) merupakan sarana transfer dana non tunai selain RTGS dengan nominal yang lebih kecil. Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp2,5 triliun, mengalami peningkatan (1,1% (yoy)) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. (Grafik 3.8.). Sejalan dengan nilai kliring, volume kliring juga mengalami peningkatan sebesar 5,0% (yoy), yaitu menjadi lembar warkat sejalan dengan. Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 2,800,000 2,600,000 2,400,000 2,200,000 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2015 Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) 80,000 60,000 40,000 20,000 - Sumber: Bank Indonesia Jambi TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 89

97 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Sejalan dengan aktivitas pembayaran non tunai melalui kliring, nilai cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga masih mengalami penurunan (33,6% (yoy)) menjadi Rp66,3 miliar. Demikian juga halnya dari sisi jumlah lembar warkat cek dan BG kosong terjadi penurunan (1,7%(yoy)) menjadi lembar warkat. 90 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

98 BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 BOKS 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Harga bahan olah karet (bokar) di Jambi mengalami penurunan dari rata-rata Rp15.127/kg pada triwulan IV-2014 menjadi Rp13.534/kg pada triwulan IV-2015 (Grafik 1). Melemahnya harga bokar tersebut sejalan dengan tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 18,63% (yoy) dari USD192,73cent/kg menjadi USD156,83 cent/kg. Penurunan harga karet global merupakan dampak dari tren penurunan harga minyak mentah dunia yang mencapai 37,13% (yoy). Grafik 1 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi dan Bloomberg Seperti halnya penurunan kondisi harga karet, harga TBS dan Crude Palm Oil (CPO) juga cenderung mengalami tren penurunan. Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.277,30/kg, turun 21,70% (yoy) dari harga triwulan yang sama tahun Hal ini sejalan dengan harga rata-rata CPO internasional yang mengalami penurunan sebesar 22,43% (yoy) dari USD654,57/metric ton pada triwulan IV-2014 menjadi USD507,73/metric ton pada 91 TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

99 BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 triwulan IV (Grafik 2). Masih rendahnya harga TBS merupakan dampak dari melemahnya harga minyak mentah dunia yang medorong melemahnya harga CPO global sebagai salah satu produk substitusi minyak mentah. Grafik 2 Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal, Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bloomberg Pelemahan harga komoditas sektor pertanian tersebut berdampak langsung terhadap kinerja perbankan, terutama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di tahun Kinerja BPR di provinsi Jambi selama tahun 2015 menunjukkan penurunan bila dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut ditunjukkan oleh perkembangan total aset yang menurun sebesar 1,86% (yoy) dari posisi Desember 2014 senilai Rp. 759,00 Milyar menjadi senilai Rp. 744,84 Milyar di Desember Menurunnya harga komoditas sawit dan karet berdampak pada menurunnya kemampuan debitur dalam membayar kewajiban, serta berkurangnya penawaran BPR dalam supply dana karena khawatir terjadinya gagal bayar oleh debitur. Perlambatan kinerja terutama berasal dari sisi kredit yang disalurkan pada tahun Kredit yang disalurkan pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 524,67 Milyar menurun di tahun 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

100 Milyar (Rp) BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 menjadi Rp. 509,94 Milyar. Penurunan kemampuan BPR dalam menyalurkan kredit juga ditunjukkan oleh Loan Debt Ratio (LDR) yang turun menjadi 1,42 % di tahun Grafik 3. Alokasi Utama Kredit BPR di Provinsi Jambi Tahun 2015 Alokasi Kredit Utama BPR Tahun (10.00) Jan Feb Mar April May Jun Jul Agst Sept Okt Nov Dec 2015 Sumber : LBBPR Statistik, 2015 Pertanian Pertambangan Perindustrian Konstruksi Perdagangan Berdasarkan sektor utama realisasi kredit yang disalurkan BPR di tahun 2015 diketahui berasal dari sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Kemudian sektor perdagangan ditempat kedua dan sektor konstruksi/bangunan di tempat ketiga. Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (Tabungan dan Deposito) mengalami kenaikan di tahun 2015, DPK di 2014 sebesar Rp. 566,50 Milyar meningkat menjadi Rp. 572,78 Milyar di tahun 2015, terjadi pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 1,11 %. 93 TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

101 BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Grafik 4 Perbandingan Aset, Kredit dan DPK BPR Di Provinsi Jambi Sumber : LBBPR Statistik, 2015 Menurunnya kemampuan BPR dalam menyalurkan kredit serta tahap pengambil keputusan oleh komite kredit yang masih berorientasi pada kuantitas (target), berimbas pada NPL (%) gross yang terus meningkat dan berada di atas ambang kewajaran. Terjadi trend peningkatan NPL (%) gross di tahun NPL (%) gross pada Desember 2015 tercatat sebesar 15,81%, sedangkan pada Desember 2014 sebesar 12,21%, secara rata-rata NPL (%) gross pada tahun 2015 tercatat sebesar 16,12% dan NPL (%) gross BPR di 2015 tercatat tumbuh 29,53% (yoy). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

102 BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Grafik 5 Perbandingan NPL BPR Di Provinsi Jambi Tahun NPL (%) Jan Feb Mar April May Jun Jul Agst Sept Okt Nov Dec 2015 NPL (%) Sumber : LBBPR Statistik, 2015 Faktor penyebab menurunnya kemampuan penyaluran kredit yang mendorong NPL BPR Provinsi Jambi meningkat diantaranya : a. Menurunnya permintaan kredit di sektor usaha bidang perkebunan yang disebabkan menurunannya harga komoditas karet dan kepala sawit, hal ini akan mempengaruhi kemampuan bayar para debitur khususnya para petani karet dan kelapa sawit serta berdampak ke daya beli masyarakat yang menurun. b. Secara internal bank, akibat dari : Kurangnya kompetensi karyawan dalam membangun informasi yang informatif, terutama dalam proses permohonan kredit berakibat data informasi yang diterima tidak lengkap dan akurat serta tanpa memperhatikan kualitas kredit. Kurang optimalnya BPR dalam melakukan pemantauan kredit (monitoring kredit), saat ini pemantauan baru dilakukan setelah adanya laporan kredit bermasalah (Kredit Kurang Lancar, Diragukan dan Macet). Belum optimalnya penyelesaian kredit bermasalah dan proses penyelesaian lewat jalur hukum yang membutuhkan biaya mahal dan waktu relatif lama. c. Secara eksternal bank, naiknya NPL disebabkan oleh : Pelemahan perekonomian serta masih lemahnya harga komoditi yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. 95 TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

103 BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Perkembangan industri perbankan Jambi yang relatif pesat ini dirasakan cukup sulit bagi BPR, terutama pada sisi pemberian kredit UMKM dari jumlah plafond dan tingkat suku bunga, secara umum tingkat suku bunga BPR relatif tinggi dibandingkan Bank umum, dari sisi plafond relatif rendah. Oleh karena itu perlu regulasi khusus yang mengatur tentang hal tersebut, agar perbankan dapat berkompetisi secara sehat. Menyikapi penurunan kinerja BPR di tahun 2015, dapat dilakukan usaha-usaha sebagai berikut, diantaranya : 1. Melakukan ekspansi kredit, yang secara operasional dapat dilakukan dengan cara : a. Menetapkan terlebih dahulu limit risiko kredit, secara risk appetite (risiko yang dapat diambil) dan risk tolerance (teloransi risiko kredit), baik secara limit perjenis risiko dan limit per aktivitas fungsional yang ada pada risiko inhern dan risiko residual. b. Menerapkan manajemen risiko kredit yang sesuai dengan ketentuan POJK No. 13 / POJK 03/ 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPR. c. Menghindari terjadinya Risiko Konsentrasi Kredit yang penyalurannya tidak hanya mengandalkan sektor pertanian pada usaha bidang karet dan kelapa sawit, tetapi mengembangkan jenis-jenis kredit yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usaha atau masyarakat serta dibarengi dengan melakukan perubahan nilai dalam berbagai bauran pemasaran. Dari poin ini berarti, BPR harus meningkatkan dan mengembangkan produk kredit dan segementasi pasar maupun bauran pemasaran yang berdaya saing. d. Meningkatkan kualitas proses kredit (tahap permohonan dan tahap analisis) yang bisa membangun informasi yang informatif, dan dibarengi dengan cara pengambil keputusan kredit oleh komite kredit yang tetap tepat untuk sebagai pengendali risiko kredit. 2. Meningkatkan kegiatan monitoring kredit terhadap semua kredit yang telah disalurkan serta melakukan perbaikan dalam menangani kredit bermasalah. 3. Meningkatkan kompetensi karyawan dalam mengumpulkan data informasi calon nasabah dan pengolah data untuk menjadi informasi yang informatif untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh komite kredit. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

104 BOKS. 2 DAMPAK PELEMAHAN HARGA KOMODITAS KARET DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KINERJA BPR DI PROVINSI JAMBI TAHUN Meningkatkan daya saing BPR melalui peningkatan modal, peningkatan teknologi informasi yang mumpuni Selain dorongan peran dari pihak internal dan eksternal BPR, diharapkan peran serta pemerintah melalui : a. Mendorong para Investor untuk membangun produk turunan dari komoditi kelapa sawit dan karet sehingga dapat mendongkrak harga. b. Meningkatkan program Prona dalam sertifikasi tanah masyarakat supaya dapat mengakses ke BPR/Perbankan untuk memperoleh kredit dalam rangka meningkatkan modal kerja. Dalam rangka penguatan kinerja BPR serta perekonomian di masa mendatang tidak dapat dilakukan oleh internal BPR sendiri, peran serta pihak terkait sangat diharapkan untuk dapat saling bekerjasama dan berkordinasi secara tepat, guna mencapai kesinambungan perekonomian yang lebih baik di masa mendatang. 97 TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

105 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

106 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan IV-2015 mencapai Rp3,2 triliun (terealisasi sebesar 98,4% dari APBD 2015). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp1,24 triliun (38,8% dari total pendapatan), turun 6,0% dibandingkan realisasi PAD Triwulan IV-2014 (Rp1,3 triliun atau 41,3% dari total pendapatan). Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp1,0 triliun hingga Triwulan IV-2015 (31,5% dari total pendapatan dan 81,2% dari total PAD), tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun Pendapatan dari retribusi daerah mencapai Rp21,1 miliar, mengalami peningkatan 44,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,6 miliar. Hal ini sejalan dengan perlambatan perkonomian provinsi Jambi dari 7,35% (yoy) pada tahun 2014 menjadi 4,21% (yoy) pada tahun Sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dibanding triwulan sebelumnya, dari Rp2,1 triliun pada Triwulan III-2015 (terealisasi 56,1%) menjadi Rp3,4 triliun pada Triwulan IV-2015 (terealisasi 91,3%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan mengalami penurunan sebesar 0,1% namun realisasi belanja mengalami peningkatan sebesar 6,2%. Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2015 hanya sebesar 23,2%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja operasi yang mencapai 63,1%. Share belanja modal pada tahun ini pun lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 (25,3% dan 31,5%). 101

107 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan IV-2015 Pada Triwulan IV-2015, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp3,2 triliun atau mencapai 98,4% dari APBD tahun 2015 (Rp3,26 triliun). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1,96 triliun (61,0% dari total pendapatan). Adapun proporsi terbesar dalam pendapatan transfer dari APBN tersebut adalah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp1 triliun (31,5% dari total pendapatan Jambi) (Tabel 4.1). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah dan lainnya sebesar Rp1,24 triliun (38,8% dari total pendapatan). Angka pendapatan tersebut menurun 6,0% dibanding Triwulan IV Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp1,0 triliun hingga Triwulan IV-2015 (31,5% dari total pendapatan dan 81,2% dari total PAD), tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun Pendapatan dari retribusi daerah mencapai Rp21,1 miliar, mengalami peningkatan 44,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,6 miliar. Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan IV-2015 (dalam miliar rupiah) Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) 102 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

108 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan IV-2015 Hingga Triwulan IV-2015, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp3,4 triliun atau mencapai 91,3% dari APBD 2015 (Rp3,7 triliun). Nilai realisasi tersebut meningkat cukup tinggi sebesar Rp198,0 miliar atau 6,2% dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja operasional masih menjadi yang terbesar, yaitu sebesar Rp2,2 triliun atau 63,1% dari total belanja Triwulan IV-2015 (terealisasi sebesar 91,9% dari target APBD 2015) (Tabel 4.2). Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja barang yang mencapai Rp752,7 miliar (35,0% dari belanja operasional) dan diikuti oleh belanja pegawai Rp654,5 miliar (30,4% dari belanja operasional). Kedua jenis komponen belanja tersebut merupakan belanja rutin. Terdapat lonjakan yang cukup tinggi dalam realisasi belanja modal dari Triwulan III-2015 ke Triwulan IV-2015 (meningkat Rp339,5 miliar atau 75,3%) yang disebabkan oleh dilakukannya pembayaran berbagai proyek pembangunan di periode akhir tahun. Hal ini terkonfirmasi dari turunnya jumlah simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi dari Rp1,37 triliun di Triwulan III-2015 menjadi Rp880,6 miliar di Triwulan IV-2015, atau turun 35,7%. Dari sisi porsi terlihat tren penurunan alokasi belanja modal. Alokasi belanja modal dalam APBD 2015 hanya sebesar 23,2%, lebih rendah dibandingkan alokasi pada APBD-P 2013 (31,5%) dan APBD-P 2014 (25,3%). Nilai realisasi belanja modal terbesar adalah belanja jalan, irigasi dan jaringan dengan total Rp544,4 miliar (terealisasi 96,0% dari target pada APBD 2015). Belanja ini digunakan untuk membangun infrastruktur yang paling berdampak pada kehidupan masyarakat Provinsi Jambi. Secara tahunan, nilai realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan sedikit menurun 0,5% dibandingkan realisasi pada Triwulan IV Dengan tingkat inflasi di Provinsi Jambi sebesar 1,37% (yoy), nilai realisasi belanja modal yang lebih rendah tersebut mengindikasikan lebih sedikitnya kuantitas pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan dibandingkan tahun lalu. Masih dibutuhkan komitmen Pemerintah Provinsi Jambi yang lebih kuat dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang dibangun beserta sarana dan prasarananya TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 103

109 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi s.d Triwulan IV-2015 (dalam miliar rupiah) Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah) C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Realisasi pendapatan pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan IV-2015 mencapai Rp3,65 triliun, meningkat 13,56% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp3,2 triliun) (Tabel 4.3). Peningkatan tersebut disebabkan oleh naiknya Pendapatan Pajak Dalam Negeri (17,1% yoy) yang utamanya disebabkan kenaikan Pajak Penghasilan sebesar 30,7% seiring kenaikan UMR, kenaikan gaji tahunan PNS dan pencairan gaji ke-13 (tigabelas) PNS. Sementara itu, Pajak Pertambahan Nilai tercatat hanya tumbuh 4,3% (yoy) seiring dengan perlambatan ekonomi Provinsi Jambi. 104 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

110 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (Juta Rupiah) Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah dari pendapatan Pajak Dalam Negeri yang mencapai Rp3,34 triliun (91,6%) dan diikuti oleh Pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp224 miliar (6,1%) (Grafik 4.1). Grafik 4.1. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi hingga Triwulan IV-2015 terealisasi sebesar Rp5,74 triliun meningkat 15,2% (yoy) dibandingkan TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 105

111 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH total realisasi belanja periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel 4.4). Kenaikan angka realisasi belanja didorong oleh naiknya Belanja Pegawai sebesar Rp210,9 miliar (12,6% yoy) sementara Belanja Barang hanya naik sebesar Rp73,6 miliar (5,12% yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi dalam jutaan rupiah Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar untuk Belanja Modal yaitu sebesar Rp2,1triliun dengan pangsa mencapai 36,7%, sangat meningkat dibandingkan pangsa pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 28,8%. Belanja Pegawai menjadi belanja kedua terbesar (Rp1,9 triliun), dengan pangsa yang sedikit menurun dari 33,4% pada periode yang sama tahun 2014 menjadi 32,7% pada Triwulan IV-2015 (Grafik 4.3). Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Sumber: Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu RI Kanwil Provinsi Jambi (diolah) Peningkatan Belanja Modal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur di Provinsi Jambi, dimana infrastruktur 106 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

112 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKeuangan Pemerintah Dareah adalah salah satu komponen utama yang berperan dalam kemajuan perekonomian. Sementara itu, pangsa Belanja Barang turun dari 28,8% pada tahun 2014 menjadi 26,3% pada realisasi anggaran hingga Triwulan IV D. Keuangan Pemerintah Daerah Jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada Triwulan IV-2015 adalah sebesar Rp880,6 miliar, atau turun 35,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,37 triliun (Grafik 4.5). Penurunan simpanan terbesar utamanya disebabkan oleh turunnya simpanan deposito dari Rp612,6 miliar pada Triwulan IV-2014 menjadi Rp360,6 miliar pada triwulan laporan, serta turunnya simpanan giro dari Rp736,5 miliar pada Triwulan IV-2014 menjadi Rp500,2 miliar pada triwulan laporan. Sementara itu simpanan dalam bentuk tabungan mengalami sedikit penurunan dari Rp21,3 miliar pada Triwulan IV-2014 menjadi Rp19,8 miliar pada triwulan laporan atau turun sebesar 7,0% (yoy). Turunnya jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi didorong oleh realisasi pembayaran berbagai proyek pembangunan di periode akhir tahun. Hal ini dapat dilihat dari lonjakan yang cukup tinggi pada realisasi belanja modal dari Triwulan III-2015 ke Triwulan IV-2015 yang meningkat Rp339,5 miliar atau 75,3%. Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Sumber: LBU Bank Indonesia TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONALPROVINSI JAMBI 107

113 BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada September 2015, garis kemiskinan Provinsi Jambi mengalami kenaikan 4,2% menjadi Rp per kapita per bulan yang diikuti dengan peningkatan persentase penduduk miskin dari 8,86% menjadi 9,12%. Jumlah penduduk miskin pada September 2015 adalah 311,56 ribu orang yang terdiri dari penduduk miskin kota sebanyak 125,60 ribu orang dan penduduk miskin desa sebanyak 185,97 ribu orang. Jumlah penduduk miskin tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,6% dibandingkan Maret 2015 yang disebabkan oleh peningkatan penduduk miskin di kota (5,1%) maupun desa (2,6%) karena kenaikan garis kemiskinan, sementara tingkat pendapatan penduduk cederung tetap (bahkan menurun) sehingga menyebabkan beberapa penduduk yang tadinya tidak miskin menjadi miskin. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan yaitu menjadi 95,72 dari 94,83 pada triwulan lalu sejalan dengan peningkatan NTP pada sub sektor hortikultura (2,53%) dan tanaman perkebunan rakyat (1,51%) diantaranya didorong harga jual hortikultura (cabai merah, cabai hijau, bawang merah dan bawang putih) yang mengalami kenaikan harga selama triwulan IV-2015 dan kenaikan harga jual pinang seiring dengan meningkatnya permintaan dari pasar luar negeri akibat ketersediaan komoditas pinang di pasar dunia yang cukup langka. Sementara itu penyaluran raskin selama Triwulan IV-2015 mengalami peningkatan sebesar 447,1% (qtq) ( ton raskin) dibandingkan triwulan sebelumnya ton. Peningkatan tersebut karena selama triwulan IV-2015 terdapat tambahan 2 (dua) kali penyaluran raskin sehingga selama tahun 2015 terdapat ton raskin yang disalurkan sebanyak 14 (empat belas) kali penyaluran. A. Kemiskinan Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada bulan Maret 2015 meningkat 4,2% menjadi Rp /bulan/orang (tabel 5.1.). 111

114 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kenaikan garis kemiskinan tersebut sejalan dengan meningkatnya garis kemiskinan non makanan sebesar 4,1% dari Rp81.144/bulan/orang menjadi Rp84.470/bulan/orang serta meningkatnya garis kemiskinan makanan sebesar 4,2% dari Rp /bulan/orang menjadi Rp /bulan/orang. Menurut wilayahnya, garis kemiskinan untuk masyarakat kota lebih tinggi yaitu mencapai Rp /kapita/bulan sementara untuk masyarakat desa sebesar Rp /kapita/bulan. Garis kemiskinan kota dan desa tersebut samasama mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2015 masing-masing sebesar 4,3% dan 4,1%. Wilayah Makanan Tabel 5.1. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi Maret 2015 Non Makanan Total %GK Makanan Makanan September 2015 Non Makanan Dari jenis komponennya, peranan komoditas makanan (76,43%) mendominasi dibandingkan komoditas non makanan (23,57%) (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan Total adalah beras sedangkan komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan. %GK Makanan (dalam satuan Rp/kapita/bulan) (dalam satuan Rp/kapita/bulan) Kota 297, , , , , , Perdesaan 247,652 69, , ,946 69, , Kota + Desa 262,791 81, , ,957 84, , Sumber : Susenas, BPS 2015 Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Maret 2015 September 2015 Maret 2015 September 2015 Kota Perdesaan Kota + Desa Sumber : Susenas, BPS 2015 Jumlah penduduk miskin pada September 2015 adalah 311,56 ribu orang yang terdiri dari penduduk miskin kota sebanyak 125,60 ribu orang dan penduduk miskin desa sebanyak 185,97 ribu orang (tabel 5.2.). Jumlah penduduk miskin tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,6% dibandingkan Maret 2015 yang disebabkan oleh peningkatan penduduk miskin di kota (5,1%) maupun 112 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

115 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN desa (2,6%) dan menyebabkan peningkatan persentase penduduk miskin dari 8,86% menjadi 9,12%. Namun demikian, persentase penduduk miskin provinsi Jambi tersebut lebih rendah dari angka nasional yang pada maret 2015 mencapai 11,22%. B. Kesejahteraan Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan Desember 2015, NTP sebesar 95,72 atau naik 89 bps dibandingkan Sept 2015 (tabel 5.6.). 11 Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (2,1%) lebih besar dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (1,16%). Tabel 5.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100) 11 Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 113

116 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kenaikan NTP tersebut didorong kenaikan NTP petani tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat. Sedangkan NTP petani tanaman pangan, peternak dan perikanan mengalami penurunan. NTP petani hortikultura meningkat menjadi 95,81 dibandingkan triwulan sebelumnya (94,87). Kenaikan NTP ini didorong oleh kenaikan harga jual hortikultura diantaranya cabai merah, cabai hijau, bawang merah dan bawang putih yang mengalami kenaikan harga selama triwulan IV Harga rata-rata cabe merah keriting pada bulan September 2015 berkisar Rp13.333/kg menjadi Rp44.111/kg pada Desember 2015 dan bawang merah rata-rata Rp18.000/kg pada September 2015 menjadi Rp30.222/kg pada Desember Kenaikan harga jual tersebut sehubungan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2016 serta pasokan yang terbatas dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa yang mengalami kekeringan. NTP petani perkebunan rakyat meningkat menjadi 92,04 dibandingkan triwulan sebelumnya 90,67. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga jual pinang seiring dengan meningkatnya permintaan dari pasar luar negeri akibat ketersediaan komoditas pinang di pasar dunia yang cukup langka. Selain itu peningkatan NTP ini juga disebakan harga jual sawit sedikit membaik di akhir tahun meskipun harga dunia belum menunjukkan perbaikan. Sedikit membaiknya harga TBS tersebut karena keterbatasan TBS akibat musim trek. Selanjutnya terkait petani karet, berdasarkan liaison yang dilakukan KPw BI Provinsi Jambi, rendahnya harga karet di level petani menyebabkan petani karet enggan menyadap karet mereka karena hasil yang didapat tidak sepadan dengan usaha mereka dan mempengaruhi ketersediaan bahan baku karet pada industri pengolahan crumb rubber. NTP petani tanaman pangan mengalami penurunan menjadi 95,72 dibandingkan sebelumnya 98,52. Penurunan tersebut didorong selama triwulan IV-2015 adalah masa paceklik yang merupakan kelanjutan dampak El Nino sehingga mempengaruhi produktivitas dan pendapatan petani tanaman pangan. Musim tanam tanaman pangan diantaranya padi baru dimulai pada akhir Desember 2015 dan diperkirakan akan panen sekitar bulan Maret KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

117 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN NTP petani peternak mengalami penurunan menjadi 99,80 dibandingkan sebelumnya 103,05. Penurunan tersebut karena indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan 1,08% akibat naiknya beberapa input poduksi, sementara indeks yang diterima petani mengalami penurunan 2,09%. Meskipun pendapatan dari peternakan ayam ras dan telur ayam ras meningkat seiring dengan inflasi daging ayam ras pada triwulan berjalan namun biaya yang dikeluarkan pun mengalami peningkatan terkait dengan kenaikan harga pakan ternak. NTP petani perikanan mengalami penurunan menjadi 99,73 dibandingkan sebelumnya 100,36. Meskipun beberapa ikan diantaranya nila, patin dan mas mengalami inflasi pada triwulan IV Namun kenaikan biaya produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga jual ikan. C. Raskin Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar ton, meningkat 447,1% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar ton (Grafik 5.1). Meningkatnya penyaluran raskin tersebut karena selama triwulan IV-2015 terdapat tambahan penyaluran raskin 2 (dua) kali tambahan yaitu masing-masing sebesar kg sehingga selama tahun 2015 terdapat ton yang disalurkan sebanyak 14 (empat belas) kali penyaluran raskin. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 115

118 Ribu ton KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Pertumbuhan Raskin (% yoy) 500,00 14,3 400, ,7 2,6 4,2 8,5 7,3 300,00 200,00 100,00 - (100,00) - TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV (200,00) Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) 116 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

119 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan berada pada kisaran 3,65%-4,15%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2015 (3,18% (yoy)). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan berada pada kisaran 4,83%-5,33%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 (4,21%). Berdasarkan sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 disumbangkan dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang didorong oleh proyeksi kenaikan produksi dan mulai membaiknya harga TBS kelapa sawit dan tren kenaikan harga dan produksi pinang. Sektor lain yang diperkirakan menyumbangkan andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang adalah sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sejalan dengan proyeksi mulai membaiknya produksi dan harga CPO, sektor transportasi dan pergudangan yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan transportasi udara sejalan dengan selesainya pembangunan bandara baru dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum seiring mulai normalnya dan berjalannya kegiatan pemerintahan baru setelah pilkada. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan I Konsumsi pemerintah diprediksi akan mengalami sedikit kenaikan sejalan dengan program percepatan realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah serta adanya kepala pemerintahan baru. Ekspor diperkirakan meningkat terutama dari ekspor CPO seiring proyeksi meningkatnya harga dan permintaan CPO. Inflasi Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan berada pada kisaran 4,82%-5,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2015 (1,37%). Kenaikan inflasi pada triwulan I-2016 utamanya disebabkan kenaikan 119

120 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH komoditas kelompok volatile food seperti beras, cabai merah dan bawang merah seiring terganggunya produksi di sentra produksi Jawa dan perayaan hari raya keagamaan (Imlek). Sementara itu, kenaikan inflasi inti disebabkan penyesuaian harga yang dilakukan distributor/produsen barang-barang kebutuhan rumah tangga. Sampai dengan bulan Januari 2016, inflasi year to date tercatat 2,71%. Secara tahunan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memproyeksikan inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2016 akan berada pada kisaran 4,67%-5,17%. Sementara target inflasi Indonesia di tahun 2016 berada kisaran 4% (±1%). Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain gangguan cuaca yang mengganggu produksi tanaman bahan makanan dan kenaikan tarif tenaga listrik seiring rencana pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke VA. Namun demikian, potensi panen raya beras, impor beras BULOG dan potensi penurunan tarif angkutan darat dapat mengurangi tekanan inflasi pada triwulan I A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan pada kisaran 3,65%-4,15%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2015 (3,18% yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan berada pada kisaran 4,83%-5,33%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 (4,21%). Berdasarkan sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I-2016 masih disumbangkan dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor. Pertumbuhan sektor pertanian utamanya didorong oleh proyeksi kenaikan produksi dan mulai membaiknya harga CPO pada triwulan mendatang yang berdampak pada kenaikan harga TBS kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan informasi dari contact liaison yang menyatakan optimisme kenaikan harga dan 120 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

121 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH permintaan CPO pada triwulan I Disamping itu, pertumbuhan sektor perkebunan juga didorong oleh tren kenaikan harga dan produksi pinang di Provinsi Jambi. Namun demikian, mundurnya masa tanam komoditas tanaman pangan (padi dan jagung) sebagai dampak kekeringan yang terjadi selama triwulan III dan IV-2015 akan memberikan tekanan pada pertumbuhan sub sektor pertanian tanaman pangan. Selain itu, sub sektor perkebunan karet berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan sejalan dengan tren penurunan harga karet global yang mendorong penurunan harga bokar. Pertumbuhan ekonomi juga akan didorong dari pertumbuhan sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor yang masih cukup tinggi sejalan dengan proyeksi mulai membaiknya produksi dan harga CPO. Sektor transportasi dan pergudangan diperkirakan juga mengalami kenaikan yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan transportasi udara sejalan dengan selesainya pembangunan bandara baru di Kota Jambi yang mempunyai kapasitas dan fasilitas yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami kenaikan sejalan dengan normalnya kegiatan pemerintahan yang sempat dibatasi pada triwulan I yang lalu. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dan sektor transportasi dan perdagangan terindikasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV-2015 yang menunjukkan pelaku usaha di sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi memandang optimis pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) positif pada sektor-sektor tersebut (Tabel 6.1). Secara umum, pelaku usaha memandang optimis perkembangan dunia usaha pada triwulan I-2016 yang tercermin dari nilai SBT positif sebesar 14,06%. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 121

122 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha Sektor yang masih memandang pesimis terhadap kondisi perekonomian triwulan mendatang adalah sektor industri pengolahan (SBT -0,05%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (SBT -1,91%) dan sektor jasa-jasa (SBT -0,15%) (Tabel 6.1). Pesimisme pelaku usaha industri pengolahan ditengarai disebabkan tren melemahnya harga karet global dan menurunnya permintaan pulp and paper dari negara-negara Timur Tengah yang berdampak pada kegiatan usaha industri pengolahan karet dan pulp and paper 1. Sementara itu, pesimisme pelaku usaha di bidang keuangan, persewaan dan jasa perusahaan salah satunya disebabkan melambatnya kinerja perbankan di Jambi selama triwulan laporan 2. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan I Hal ini terindikasi dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi yang menunjukkan optimisme konsumen selama bulan Januari 2016 (Indeks Keyakinan Konsumen:115,00) dan Februari 2016 (Indeks Keyakinan Konsumen:102,3). Konsumsi pemerintah diprediksi akan mengalami sedikit kenaikan sejalan dengan program percepatan realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah serta adanya kepala pemerintahan baru yang diharapkan dapat bergerak cepat merealisasikan anggaran pemerintah. Sektor lain yang menyumbangkan kontribusi adalah ekspor terutama dari ekspor CPO seiring proyeksi meningkatnya harga dan permintaan CPO. 1 Berdasarkan Hasil Liaison dan SKDU Triwulan IV Berdasarkan Hasil FGD 122 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

123 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Namun demikian, masih tingginya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dan tren penurunan harga komoditas unggulan Provinsi Jambi seperti minyak mentah, batu bara dan karet berisiko mengurangi investasi oleh perusahaan migas dan karet serta kegiatan impor barang modal, bahan penolong maupun bahan baku. B. Proyeksi Inflasi Inflasi kota Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan berada pada kisaran 4,82%-5,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2015 (1,37%) (Grafik 6.2). Secara bulanan, inflasi kota Jambi pada triwulan I-2016 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pencapaian inflasi bulanan dua tahun sebelumnya (2014 dan 2015) yaitu pada kisaran 0,27% (mtm) sampai dengan 0,79% (mtm) pada bulan Februari 2016 dan -0,21%(mtm) sampai dengan 0,29%(mtm) pada bulan Maret 2016 (Grafik 6.1). Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d serta Perkiraan Januari s.d Maret 2016 m-t-m (%) Catatan: Inflasi Februari - Maret 2016 adalah angka perkiraan dengan deviasi 0,5% TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 123

124 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH y-o-y (%) Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d serta Perkiraan Januari s.d Maret Catatan: Inflasi Februari - Maret 2016 adalah angka perkiraan dengan deviasi 0,5% Kenaikan inflasi pada triwulan I-2016 utamanya disebabkan kenaikan komoditas kelompok volatile food seperti beras, cabai merah dan bawang merah. Kekeringan selama masa tanam semester II-2015 yang diakibatkan El Nino berdampak pada berkurangnya pasokan beras, cabai merah dan bawang merah yang akan berpotensi meningkatkan harga komoditas pangan tersebut pada triwulan I Sementara itu, kenaikan inflasi inti disebabkan penyesuaian harga yang dilakukan distributor/produsen barang-barang kebutuhan rumah tangga (alat elektronik, sabun, mie dll) seiring kenaikan UMP tahun 2016 serta kenaikan bahan baku dan biaya produksi serta proyeksi kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar tahun Kenaikan komoditas tersebut umumnya terjadi pada triwulan I Secara tahunan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memproyeksikan inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2016 akan berada pada kisaran 4,67%-5,17%. Sementara target inflasi Indonesia di tahun 2016 berada kisaran 4% (±1%). Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain risiko yang berasal dari kelompok volatile food seperti gangguan cuaca yang berpotensi mengganggu produksi tanaman bahan makanan, risiko dari kelompok administered price seiring rencana pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

125 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH VA untuk mengurangi beban subsidi listrik pemerintah. Namun demikian, potensi dimulainya panen raya beras pada akhir Februari 2016 dan impor beras oleh BULOG serta potensi penurunan tarif angkutan darat dapat mengurangi tekanan inflasi pada triwulan I C. Rekomendasi Kebijakan Menyikapi perlambatan ekonomi selama tahun 2015 dan inflasi tahun 2015 serta potensi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi 2016, Pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal berikut: Menyikapi perlambatan pertumbuhan ekonomi: 1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui: a) Percepatan realisasi anggaran belanja operasi dan belanja modal Pemerintah (Pusat dan Daerah) untuk mendorong tingkat konsumsi dalam jangka pendek serta dalam jangka panjang untuk menjaga daya beli dan menciptakan lapangan kerja melalui percepatan pembangunan infrastruktur. b) Meningkatkan investasi swasta di Provinsi Jambi dengan cara: 1. Pemetaan dan promosi potensi investasi di Provinsi Jambi di tingkat nasional maupun internasional. 2. Peraturan daerah (Perda) yang bersifat insentif bagi penanaman modal di Provinsi Jambi seperti: kemudahan izin, relaksasi pajak daerah bagi investor dan pembuatan Perda Tata Ruang Wilayah untuk industri. 3. Program insentif bagi calon investor yang membangun industri hulu penunjang komoditas unggulan di Jambi. 4. Percepatan pembangunan infrastruktur penunjang investasi (pelabuhan samudera Ujung Jabung, pembangkit listrik, instalasi air bersih dan pengolahan limbah dll). 5. Pembangunan sarana konektivitas antar daerah produsen komoditas dengan daerah industri, pelabuhan dan bandara melalui transportasi darat, sungai dan udara. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 125

126 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH c) Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder (industri) dan jasa melalui pendirian SMK baru, beasiswa perguruan tinggi dan peningkatan kompetensi pengajar. 2. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui. a) Program revitalisasi/replanting tanaman kelapa sawit dan karet rakyat; b) Program edukasi kepada petani dalam rangka pemanfaatan tanaman dan lahan serta penggunaan teknologi tepat guna; c) Menggalakkan penertiban praktek karet kotor; d) Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri pengolahan untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat; e) Sosialisasi dan penguatan kelembagaan pasar komoditas (pasar lelang spot dan forward untuk tanaman perkebunan dan pasar agribisnis untuk tanaman hortikultura) f) Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya yang mudah diakses sampai ke level petani. g) Membangun industri hilir berbasis komoditas karet dengan memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan; h) Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti, penunjang, dan industri terkait lainnya. Menyikapi pengendalian inflasi: 3. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID Kabupaten/Kota se-provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi melalui: a) Pembentukan roadmap/blue print pengendalian inflasi jangka panjang di seluruh Kabupaten/Kota; b) Alokasi APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk program kerja/aksi nyata TPID. 126 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV-2015

127 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH c) Percepatan kerjasama antar daerah melalui SKPD terkait dalam rangka pemenuhan stok bahan makanan. d) Penyusunan peta surplus/defisit komoditas pangan di setiap Kabupaten/Kota; e) Optimalisasi dan penguatan fungsi jembatan timbang di Provinsi Jambi untuk memantau arus barang yang masuk dan keluar Jambi sebagai modal untuk penyusunan peta surplus/defisit Provinsi Jambi; f) Sosialisasi dan pembangunan Sistem Resi Gudang (SRG) yang dapat membantu mengendalikan gejolak harga komoditas penjualan dan meningkatkan nilai jual petani. g) Sosialisasi dan memperkenalkan perdagangan melalui sistem pasar lelang forward h) Memperkuat fungsi TPID dalam mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat melalui strategi komunikasi yang tepat sasaran. TRIWULAN IV-2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 127

128 BOKS. 3 PROSPEK INDUSTRI KARET DI PROVINSI JAMBI BOKS 3 PROSPEK INDUSTRI KARET DI PROVINSI JAMBI Bagi perekonomian provinsi Jambi, karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet. Provinsi Jambi memiliki luasan perkebunan karet yang cukup besar. Total luas areal perkebunan karet di provinsi Jambi mencapai Ha, dengan areal luas tanam perkebunan terbesar berada di Kabupaten Merangin seluas Ha. Kemudian kabupaten Sarolangun Ha, selanjutnya kabupaten Tebo Ha, sedangkan daerah yang memiliki luas areal terkecil adalah kabupaten Kerinci yaitu seluas Ha. Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Karet di Provinsi Jambi Sumber : GAPKINDO Berdasarkan luas areal, daerah dengan luas areal tanaman menghasilkan terbesar adalah kabupaten Batanghari seluas Ha, kemudian kabupaten Tebo seluas Ha. Daerah dengan luas areal tanaman yang menghasilkan terkecil ditempati oleh kabupaten Kerinci dan Tanjung Jabung Timur dengan luas KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

129 BOKS. 3 PROSPEK INDUSTRI KARET DI PROVINSI JAMBI areal tanaman yang sudah menghasilkan masing-masing seluas 465 Ha dan Ha. Pada sisi produksi karet di provinsi Jambi secara umum menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Daerah yang memiliki produksi karet terbesar adalah Kabupaten Batanghari dengan total produksi di tahun 2014 mencapai ton, kabupaten Merangin ton dan kabupaten Tebo ton. Sedangkan daerah yang memiliki tingkat produksi terendah adalah kabupaten Kerinci (298 ton). Tabel 2. Produksi Karet Rakyat Provinsi Jambi Sumber : GAPKINDO Kemampuan produktivitas karet yang dihasilkan oleh perkebunan di Jambi saat ini tergolong relatif rendah, yaitu sebesar 750 kg/hektar/tahun jauh dari hasil produktivitas perkebunan yang idealnya mampu menghasilkan 2,5-4 ton/hektar/tahun, antara lain karena sebagian besar tanaman masih menggunakan bahan tanam asal biji (seedling) tanpa pemeliharaan yang baik, dan tingginya proporsi areal tanaman karet yang telah tua, rusak atau tidak produktif. Perkembangan industri karet Pada awalnya sebagian besar karet alam Indonesia diperdagangkan dalam bentuk karet lembaran yakni karet sit asap (RSS = ribbed smoked sheet), Namun sejak diperkenalkan teknologi karet remah (crumb rubber) pada tahun 1968, produksi karet sit secara dramastis menurun, beralih ke karet remah. Tidak 129 TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

130 BOKS. 3 PROSPEK INDUSTRI KARET DI PROVINSI JAMBI kurang dari 90% produksi karet alam nasional setiap tahunnya merupakan karet remah. Tingginya permintaan pasar terhadap karet remah untuk dijadikan bahan pembuatan komponen teknik terutama ban kendaraan bermotor, dan ditunjang dengan jaminan ketersediaan bahan bakunya (bahan olah karet), menyebabkan perkembangan teknologi karet remah saat ini sudah sedemikian pesat. Saat ini terdapat 11 (sebelas) perusahaan industri pengolahan karet di Provinsi Jambi. Konsentrasi lokasi perusahaan terbesar berada di Kota Jambi. Output utama yang dihasilkan berupa SIR.20 yang berorientasi ekspor dengan negara tujuan Amerika, Jepang dan Eropa. Rata-rata share pasar internasional sebesar 88,56%, sedangkan pasar domestik dalam negeri sebesar 17,57% dan pasar lokal Jambi sebesar 0,79%. Tabel 3. Pangsa Pasar Karet Rakyat Provinsi Jambi Sumber : GAPKINDO Pelemahan harga Global Secara keseluruhan total luas areal perkebunan karet di provinsi Jambi mencapai Ha. Sedangkan secara keseluruhan total produksi SIR.20 perusahaan mengalami fluktuasi seiring dengan mulai terbatasnya bahan baku yang diterima oleh perusahaan. Grafik 1. Produksi SIR. 20 Provinsi Jambi Sumber : GAPKINDO KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

131 BOKS. 3 PROSPEK INDUSTRI KARET DI PROVINSI JAMBI Berdasarkan data produksi SIR. 20 provinsi Jambi diketahui di tahun 2011 sebesar ton, kemudian menurun di tahun 2012 menjadi ton, selanjutnya meningkat di tahun 2013 menjadi ton dan kembali menurun di tahun 2014 menjadi ton. Selain penurunan yang terjadi pada produksi, pelemahan juga terjadi pada tingkat harga. Harga bahan olah karet (bokar) di Jambi mengalami penurunan dari rata-rata Rp15.127/kg pada triwulan IV-2014 menjadi Rp13.534/kg pada triwulan IV-2015 (Grafik 2). Melemahnya harga bokar tersebut sejalan dengan tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 18,63% (yoy) dari USD192,73cent/kg menjadi USD156,83 cent/kg Grafik 2. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi dan Bloomberg Pada periode triwulan IV-2012 harga karet tercatat sebesar USD 2,6/ Kg, terus menurun di triwulan IV-2013 sebesar USD 2,31/Kg, selanjutnya kembali menurun di triwulan IV-2014 menjadi USD 1,53/Kg. Sementara harga terakhir pada triwulan IV-2015 diketahui sebesar USD 1,07/Kg. Penurunan harga karet global merupakan dampak dari tren penurunan harga minyak mentah dunia yang mencapai 37,13% (yoy). Selain itu menurunnya harga karet saat ini juga disebabkan oleh pelemahan permintaan dari negara-negara pengimpor utama sebagai dampak krisis global dan ditambah turunnya harga minyak mentah. Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Jambi menyatakan fluktuasi harga karet di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ; 1. Harga karet yang ditentukan pasar dunia 2. Supply dan Demand 3. Musim 4. Nilai Tukar 5. Keadaan Politik, Ekonomi dan Keamanan 131 TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

132 BOKS. 3 PROSPEK INDUSTRI KARET DI PROVINSI JAMBI Tabel 4. Harga SIR. 20 Sumber : GAPKINDO Dampak pelemahan harga tersebut berimbas pada menurunnya ekspor. Diketahui kontribusi ekspor di tahun 2014 senilai USD 498,273,570 menurun di bandingkan tahun 2013 senilai USD 668,953,938, hal tersebut seiring dengan kurang membaiknya harga karet di pasar dunia dan pengaruh nilai tukar turut mempengaruhi penjualan SIR.20. Proyeksi Konsumsi Karet Dunia International Rubber Study Group (IRSG) memperkirakan konsumsi karet dunia akan terus meningkat hingga tahun Peningkatan tersebut didasari oleh meningkatnya demand dari perusahaan industri pengolahan karet dan produk turunannya. Proyeksi Konsumsi Karet Dunia (000 ton) Sumber : IRSG Melihat proyeksi tersebut, jika dikaitkan dengan produktivitas kebun karet di Jambi saat ini, di rasa masih relatif jauh dari kondisi ideal. Gapkindo Jambi mengatakan rata-rata produksi karet berkisar 750 Kg/Ha. Padahal idealnya, dalam luasan satu hektare menghasilkan minimal 1500 kg. Rendahnya produksi karet berimbas pada tidak optimalnya produksi 11 pabrik karet karena kapasitas terpasang lebih besar dari bahan baku karet yang tersedia. Rata-rata produksi karet Jambi per tahun sebesar ton (karet rakyat) sedangkan kapasitas terpasang atau kemampuan pabrik memproduksi (SIR 20) di Jambi 427 ribu ton. Masih terdapat ruang yang cukup besar dan tidak terpenuhi dari sisi produksi. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN IV

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Agustus 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi NOVEMBER 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14,

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta Triwulan I 2016 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN II 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2009 2010 2011 2012 Pertumb Trw IV Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Tw. I Tw.

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Mei 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM INDIKATOR RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006 2007 2008 2009 Pertumb Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN III 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci