KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

2 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

3 K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan I-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan I menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 9,09% (yoy) menjadi 8,36% (yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 6,02%. Perekonomian Jambi selama tahun triwulan I-2013 menghasilkan output Rp19,90 triliun atau 0,93% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp2.146,9 triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 6,06% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 4,22% (yoy) serta inflasi nasional 5,90% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 109,72% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,25%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Dalam penyusunan KER triwulan I-2013 kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Mei 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Marlison Hakim Kepala Perwakilan

4 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

5 DAFTAR ISI Daftar Isi i Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional... 5 A. Umum... 5 B. PDRB Sisi Produksi... 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran Boks 1. Perkembangan Usaha Crumb Rubber Di Jambi BAB II. Inflasi A. Kajian Umum B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Boks 2. Koordinasi Pengendalian Inflasi Di Provinsi Jambi Triwulan I-2013 BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran A. Perkembangan Kelembagaan B. Bank Umum C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah D. Keuangan Pemerintah Daerah BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan A. Ketenagakerjaan Daerah B. Kesejahteraan B. Kemiskinan BAB VI Prospek Perekonomian Lampiran Glosary A. Pertumbuhan Ekonomi B. Proyeksi Inflasi i

6 DAFTAR TABEL 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (y-o-y) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) Realisasi Investasi PMA Jambi Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan I Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi RTGS Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulanan I Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulanan I Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor ( 2007 = 100 ) Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 64 ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

7 DAFTAR GRAFIK 1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun Nilai Tukar Petani(NTP) Provinsi Jambi Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Distrbusi Jenis Pupuk Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk Tingkat Hunian Hotel PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Lifting Minyak Bumi Lifting Gas Alam Perkembangan Produksi Karet Jambi Perkembangan Total Pemakaian Listrik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Perkembangan Total Arus Barang Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulanan IV Tahun Perkembangan Penjualan Premium Perkembangan Penjualan Solar Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Konsumsi Semen Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang Perkembangan Inflasi Kota Jambi Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Maret TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI iii

8 2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Daging Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Tepung Terigu Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi PerkembanganLoan to Deposit Ratio (LDR) Bank UmumProvinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Nominal Kliring Perkembangan Volume Kliring Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi PerkembanganDepositodanGiroPemerintah Daerah Provinsi Jambi Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d April 2013 serta Perkiraan Mei s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d April 2013 serta Perkiraan Mei s.d Desember Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d April 2013 serta Perkiraan Mei s.d Desember iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

9 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) 20,373,533 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,524 - Pertanian 6,004,284 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 1,561,623 - Pertambangan dan Penggalian 2,713, , , , , ,830 - Industri Pengolahan 2,532, , , , , ,488 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 172,609 41,538 42,222 43,115 45,734 46,271 - Bangunan 1,031, , , , , ,356 - Perdagangan Hotel dan Restoran 3,673, , , , , ,292 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,473, , , , , ,249 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,172, , , , , ,798 - Jasa 1,598, , , , , ,617 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,290, , , , , ,826 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5,313,927 1,507,099 1,561, ,828 1,372, ,244 Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 107,610 34,070 16,962 26,040 30,537 16,689 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107,841 10,440 33,658 24,426 39,317 41,980 Catatan 1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar ) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit

10 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH b. Perbankan INDIKATOR TAHUN 2012 TAHUN 2012 TAHUN 2013 Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) 24,475,084 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 DPK(Rp Juta) 17,945,194 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 - Tabungan 10,132,421 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 - Giro 3,762,667 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 - Deposito 4,050,106 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1 ) 25,707,902 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 - Modal Kerja 9,935,402 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 - Konsumsi 10,289,952 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 5,812,468 - Investasi 5,482,548 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 10,543,228 - Dana 17,799,606 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 - LDR Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 19,287,676 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 - Modal Kerja 7,326,502 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 - Konsumsi 3,723,619 6,534,233 6,921,191 7,784,459 3,723,619 4,033,494 - Investasi 8,237,555 2,693,215 2,846,175 3,251,684 8,237,555 8,644,788 - LDR (%) NPL Gross (%) 328, , , , , ,021 - NPL Gross nominal Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,388,031 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 - Kredit Modal Kerja 1,464,794 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 - Kredit Investasi 265, , , , , ,423 - Kredit Konsumsi 1,657,528 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 9,193,184 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 9,738,670 - Kredit Modal Kerja 2,084,917 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 - Kredit Investasi 1,117, , ,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 - Kredit Konsumsi 5,990,633 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar) ((Rp Juta) 2,588,797 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 - Kredit Modal Kerja 1,655,435 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 - Kredit Investasi 452, , , , , ,131 - Kredit Konsumsi 481, , , , , ,490 Total Kredit MKM (Rp Juta) 15,170,012 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 NPL MKM gross (%) NPL MKM Gross Nominal 322, , , , , ,426 B. BPR : Total Aset (Rp Juta) 644, , , , , ,560 DPK (Rp Juta) 481, , , , , ,520 - Tabungan (Rp Juta) 80,701 63,909 69,101 71,206 80,701 80,242 - Deposito (Rp Juta) 401, , , , , ,278 Kredit (Rp Juta) 487, , , , , ,039 - Modal Kerja 123,865 87, , , , ,272 - Investasi 95,547 73,586 87,528 98,433 95, ,531 - Konsumsi 268, , , , , ,236 Kredit UMKM (Rp Juta) 219, , , , , ,803 Rasio NPL Gross (%) NPL Gross (Nominal) 13,762 14,246 15,131 16,822 13,762 22,726 - PPAP 8,560 7,257 8,131 8,582 8,560 7,927 Rasio NPL Net (%) LDR (%)

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran INDIKATOR TAHUN 2011 TAHUN 2012 Tahun 2012 Tahun 2012 Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012 Tw.I-13 SISTEM PEMBAYRAN Inflow (Rp Juta) 1,867,244 2,136, , , , , ,548 Outflow (Rp Juta) 5,249,945 4,913, ,960 1,187,425 1,387,811 1,565, ,637 Pemusnahan Uang (ribu lembar) 351, , ,452 24,127 11,991 66,122 11,880 Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 136, ,024 64,796 72,693 48,131 52,404 41,811 Volume Transaksi RTGS 166, ,968 39,368 44,630 44,319 48,651 38,804 Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,094,295 9,810,791 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 Volume Kliring Debet (lembar) 267, ,007 69,746 65,514 62,775 70,972 72,639 Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 36,523 39,280 40,232 37,883 38,559 40,446 44,205 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,073 1,050 1,107 1, ,103 1,274 Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 196, ,103 45,677 39,077 48,694 46,655 83,121 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 4,676 5,591 1,225 1,430 1,451 1,485 1,463 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian ,458 Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 171, ,493 36,225 33,051 40,025 35,192 12,481 Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 3,947 4, ,164 1,150 1, Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong

12 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

13 RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI Perekonomian Provinsi Jambi triwulan I mengalami perlambatan yaitu dari 9,09 (yoy) menjadi 8,36% (yoy)... I. Ekonomi Makro Regional Perekonomian Jambi pada Triwulan I-2013 tumbuh sebesar 8,36% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 9,09%. Pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang 6,02% serta pertumbuhan ekonomi Sumatera 5,4%. Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah namun masih tingginya pertumbuhan investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi masih dapat bertahan di angka yang cukup tinggi. Dari sisi penawaran, turunnya produksi migas menjadi sumber utama perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor bangunan yang tumbuh dengan pesat dalam setahun terakhir serta masih baiknya pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan menjadi penyangga utama tingginya pertumbuhan. Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp19,90 triliun atau 0,93% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp2.146,9 triliun. Pangsa perekonomian Jambi tersebut meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 0,88%. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 45,77% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,83% dan sektor sekunder sebesar 17,40%. Pada triwulan I-2013, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 6,06% (yoy)... II. Inflasi Pada triwulan I-2013,inflasi kota Jambi tercatat 6,06% (yoy),lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,22% serta rata-rata inflasi triwulan pertama dalam tiga tahun terakhir 5,98%. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan meningkatnya inflasi nasional dari 4,30% menjadi 5,90%. Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, meningkatnya inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh meningkatnya inflasi volatile food dari 2,33% (yoy) 1

14 RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi 11,87% (yoy) sementara inflasi inti dan administered price mengalami penurunan. Meningkatnya kelompok inflasi volatile food disebabkan oleh meningkatnya harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan yang mencapai 65,49% (qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari dan Maret 2013 masing-masing 1,46%(m-t-m);0,52%(m-tm); dan 0,1%(m-t-m). III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan I-2013 secara umum menunjukkan peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 224 bps yaitu menjadi 109,72%. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 2,25% (di bawah ketentuan 5%) meskipun sedikit lebih tinggi (memburuk) dari triwulan sebelumnya sebesar 1,70%. Outstanding kredit bank umum meningkat 4,54% (qtq) menjadi Rp miliar, sementara DPK meningkat 2,40% (qtq) menjadi Rp18.376,20 miliar. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp26.618,43 miliar. Pada periode triwulan I-2013, aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu namun transaksi melalui RTGS mengalami penurunan. Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar 1,24% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.519,69 miliar. Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami penurunan 35,47% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit... IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan I-2013 mencapai Rp695,54 miliar (terealisasi 28,43% dari APBD), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp360,29 miliar (13,58%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 2,88% dan 15,16%. 2 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

15 RINGKASAN EKSEKUTIF Realisasi pendapatan triwulan I mencapai 28,43% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai 13,58%... Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat dari dana APBN yang mencapai Rp458,74 miliar (65,95%). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp236,58 miliar (34,01%). Dari sisi belanja, belanja terbesar masih ditunjukkan untuk belanja operasional Rp233,03 miliar (64,68%) sementara, realisasi belanja modal sebesar Rp31,11 miliar (8,63%). Jumlah pengangguran Februari 2013 menurun... V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 90,50 dari 90,64 pada triwulan lalu. Pada bulan Februari 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami peningkatan yaitu dari ribu orang di Februari 2012 menjadi ribu orang di Februari Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan penurunan menjadi 45,9 ribu orang dibandingkan Februari 2012 yang sebanyak 56,6 ribu. Laju pertumbuhan PDRB triwulan II-2013 diperkirakan berkisar 6,8%-7,3% (yoy)... VI. Prospek Perekonomian Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,5%- 2,0%(qtq) tumbuh lebih tinggi dari triwulan laporan yang negatif 0,88%. Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan melambat yaitu pada kisaran 6,8 7,3% (yoy) dari triwulan laporan yang tumbuh 8,36% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran. Laju perkembangan inflasi pada triwulan II-2013 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan I-2013 mencapai 4,30%-4,80% (yoy) dari 6,06% (yoy). Beberapa komoditi yang menjadi penyumbang utama inflasi di triwulan laporan seperti bawang dan cabe merah diperkirakan akan kembali stabil di triwulan mendatang. Di samping itu, masuknya musim panen padi diharapkan juga dapat menahan laju inflasi triwulan mendatang. TRIWULAN I-2013 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

16 RINGKASAN EKSEKUTIF Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-bumbuan, 2) Meningkatnya konsumsi masyarakat dalam liburan sekolah mendatang serta terutama menjelang bulan puasa, 3) Adanya kampanye pemilihan walikota Jambi, 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan II tahun Laju inflasi Triwulan II diperkirakan berkisar 4,30%-4,80% (yoy)... 4 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

17 BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada triwulan I-2013 tumbuh sebesar 8,36% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 9,09%. Pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang 6,02% serta pertumbuhan ekonomi Sumatera 5,4%. Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah namun masih tingginya pertumbuhan investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi masih dapat bertahan di angka yang cukup tinggi. Dari sisi penawaran, turunnya produksi migas menjadi sumber utama perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor bangunan yang tumbuh dengan pesat dalam setahun terakhir serta masih baiknya pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan menjadi penyangga utama tingginya pertumbuhan. Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp19,90 triliun atau 0,93% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp2.146,9 triliun. Pangsa perekonomian Jambi tersebut meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 0,88%. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I 2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 45,77% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,83% dan sektor sekunder sebesar 17,40%. 5

18 EKONOMIMAKRO REGIONAL Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) % Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Ouput Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi Sumber: BPS (diolah) Secara triwulanan, perkembangan perekonomian Jambi menunjukkan penurunan 0,88% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 2,84% (qtq). Secara triwulanan, penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh menurunnya sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan. Sektor pertambangan turun 13,04% (qtq) dengan andil 1,77%. Produksi sumur minyak bumi existing sudah mencapai titik optimum sehingga saat ini terjadi kecenderungan penurunan volume produksi. Namun demikian, masih tingginya pertumbuhan sektor perdagangan dan pertanian mampu menahan dalamnya penurunan pertumbuhan ekonomi. Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan) % (0.22) (0.88) 1 0 Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I (0.5) (1.0) (1.5) Dari sisi permintaan, menurunnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh turunnya pengeluaran pemerintah 7,15% (qtq) dengan andil negatif 1,34%. Pada awal tahun terjadi kecenderungan penurunan konsumsi pemerintah yang disebabkan oleh menurunnya realisasi APBD pemerintah daerah. Sementara 6 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

19 EKONOMI MAKRO REGIONAL konsumsi rumah tangga yang memiliki bobot terbesar dalam PDRB Jambi, masih mengalami pertumbuhan 0,46% dengan andil 0,30%. Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) 2012 Triwulan I LAPANGAN USAHA I II III IV QTQ (%) Andil Pertanian Pertambangan dan Penggalian (7.92) (13.04) (1.77) Industri Pengolahan (1.42) (1.23) (0.15) Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi (0.56) (0.04) Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (0.22) (0.88) (0.88) 2012 Triwulan I JENIS PENGELUARAN I II III IV QTQ (%) Andil Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) (7.15) (1.34) Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok (2.01) Ekspor (3.56) Impor (3.41) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (0.22) (0.88) (0.88) B.PDRB Sisi Produksi Dari sisi penawaran, terdapat tiga sektor ekonomi yang menunjukkan penurunan produksi kecuali untuk sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor bangunan yang mampu tumbuh 29,30% diikuti dengan sektor perdagangan hotel dan restoran 11,35%. Tumbuhnya sektor bangunan sejalan dengan maraknya pembangunan akhir-akhir ini terutama pembangunan perumahan. Sementara itu, andil pembentukan pertumbuhan ekonomi tertinggi disumbangkan oleh sektor pertanian (2,27%) diikuti dengan perdagangan hotel dan restoran (2,05%). Meskipun mengalami penurunan harga komoditas, sektor pertanian masih tumbuh baik sejalan dengan masih tingginya investasi di sektor ini. TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

20 EKONOMIMAKRO REGIONAL Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) 2012 Triwulan I LAPANGAN USAHA I II III IV YOY (%) Andil Pertanian Pertambangan dan Penggalian (0.47) (0.06) Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp19,90triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 30,36%; sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,65% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,42%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3) Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2013 Jasa-jasa, 8.63 Pengangkutan dan Komunikasi, 6.29 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 5.25 Pertanian, Perdagangan, Hotel dan restauran, Bangunan, 5.50 Listrik, gas & air, 0.98 Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 7,61% (yoy) meskipun melambat dari pertumbuhan triwulan lalu 8,85% (yoy). Secara triwulanan pertumbuhan sektor ini mencapai 1,22% (qtq) sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,59% (qtq). 8 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

21 EKONOMI MAKRO REGIONAL Pada triwulan laporan, sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh 1,31% (qtq) lebih tinggi dari triwulan lalu yang sebesar 0,34%(qtq). Produksi padi cenderung tinggi di awal tahun terutama pada bulan Februari Juli, seiring tingginya produksi padi di wilayah barat (Kerinci). Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP Maret 2013 dibandingkan NTP Desember 2012 turun 0,35% menjadi 90,50. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya harga jual terutama tanaman perkebunan. Sementara itu, indeks yang harus dibayar oleh petani mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus diperhatikan terkait nilai tukar ini adalah petani yang menggantungkan pendapatan hidupnya hanya dari satu sumber saja, misalkan perkebunan. Penurunan harga komoditas ini akan berdampak pada penurunan pendapatan mereka. Grafik 1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 150 indeks terima indeks bayar NTP Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 16,57% dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,32% (qtq), melambat dari triwulan lalu 2,33% namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,23% (qtq). Perlambatan ini terutama disebabkan oleh masih tumbuhnya produksi karet sementara produksi kelapa sawit mengalami perlambatan. Produksi buah sawit membutuhkan waktu sekitar 6 (enam) bulan sampai menghasilkan bunga. Pada semester kedua setiap tahun merupakan musim kemarau sehingga bunga yang dihasilkan terbatas. Hal ini menyebabkan produksi kelapa sawit di awal tahun cenderung tidak sebesar di pertengahan dan akhir tahun. TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 9

22 EKONOMIMAKRO REGIONAL Harga kelapa sawit yang anjlok semenjak semester kedua 2012 lalu kini mulai menunjukkan peningkatan. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.341,83/kg meningkat 12,24% dari triwulan lalu sementara harga CPO di Jambi meningkat 11,00% menjadi Rp6.500/kg. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya harga di tingkat internasional 5,68% menjadi USD 755,36/metric ton. Harga kelapa sawit mulai menunjukkan peningkatan semenjak awal tahun ini. Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp) 10,000 8,000 CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l 6,000 4,000 2, Sumber: Disbun Provinsi Jambi Rp/Kg 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi - Harga Bokar (Rp/kg) Harga Karet Internasional (USD cent/kg) USD cent/kg Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Sejalan dengan itu, harga bokar di Jambi juga menunjukkan peningkatan yaitu dari rata-rata Rp24.643/kg menjadi Rp25.343/kg (meningkat 2,84% /qtq). Di tingkatan internasional, harga karet meningkat 5,04% menjadi USD 10 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

23 EKONOMI MAKRO REGIONAL 328,85/cent. Namun jika dilihat pergerakan harga bulanannya, kenaikan tersebut terjadi pada dua bulan pertama yaitu Januari dan Februari saja sementara memasuki bulan Maret dan ke depannya, harga karet diperkirakan kembali mengalami penurunan. Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan sebesar ton turun 26,85% (qtq) dari triwulan lalu. 3 Penyaluran pupuk tersebut cenderung turun di awal tahun. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk NPK Phonska (51,08%), diikuti oleh pupuk SP-36 (27,27%), pupuk Urea (12,57%), dan ZA (9,09%). Penyaluran pupuk tersebut baru mencapai 82,51% dari kebutuhan pupuk selama triwulan laporan. Grafik 1.9. Distribusi Jenis Pupuk Grafik Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk TW I TW IV TW III TW II TW I TW IV TW III TW II TW I (Kilo Ton) SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea Grafik 1.9 Kilo Ton Persen (%) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk Grafik 1.10 Sub sektor peternakan tumbuh1,01% (qtq) melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,25% (qtq) sementara sub sektor perikanan tumbuh 1,29% lebih tinggi dari triwulan lalu yang turun 0,15%. Kebutuhan peternakan dan perikanan di awal tahun relatif stabil. Sementara itu, sub sektor kehutanan yang mampu tumbuh 5,30% (qtq) triwulan lalu kini kembali turun 0,37%. 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan 11,35% (yoy); dengan andil pertumbuhan 2,05%. Perkembangan sektor ini terutama didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran 3 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea. TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

24 EKONOMIMAKRO REGIONAL di Jambi yang tumbuh 11,56% (yoy) dengan andil 1,92%. Tingginya pembangunan dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan kebutuhan akan bahan pendukung dan pelengkap juga meningkat. Berdasarkan perhitungan triwulanan, sub sektor perdagangan besar dan eceran yang memiliki pangsa terbesar dalam sektor PHR (pangsa 92,63%) tumbuh 2,53% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,86% (qtq). Sementara itu, sub sektor hotel menunjukkan penurunan mencapai 2,97% (qtq)l. Kebutuhan akan hotel di awal tahun cenderung lebih rendah dari akhir tahun yang padat akan acara. Kondisi ini juga terlihat dari menurunnya tingkat hunian hotel dari 47,86% menjadi 42,56% diikuti dengan menurunnya jumlah tamu menginap 5,06% menjadi orang. 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Grafik Tingkat Hunian Hotel 50,954 Jumlah Tamu Menginap 60,511 54,126 56,688 57,930 58,288 55,338 50,821 47,293 Grafik 1.11 T. Hunian Hotel (RHS) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan mencapai 0,47% (yoy) dengan menyumbang pertumbuhan ekonomi negatif 0,06%. Yang disebabkan menurunnya nilai tambah sub sektor migas dan pertambangan tanpa migas yang mencapai 1,11% (yoy) dan 3,79% (yoy). Produksi migas yang sempat meningkat akhir tahun lalu, kini kembali menunjukkan penurunan. Produksi migas sudah mencapai titik optimum sehingga kondisi saat ini produksi mulai menunjukkan penurunan. Selain itu, menurunnya produksi batu bara menjadi pendorong utama turunnya pertambangan non migas. 12 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

25 EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi ribu barel PErsentase 2, Lifting Minyak Bumi 2,000 Pertumbuhan PDRB ,500 1, (14.25) 0-25 I II III IV I II III IV* * Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2012 Grafik Lifting Minyak Bumi Grafik Lifting Gas Alam K Barel 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Persen (%) 40 Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan (7.59) (10.28) - (7.98) (10) (7.41) (9.74) (10.34) (20) I II III IV I II III IV* BBTU 20,000 15,000 10,000 5,000 - Persen (%) 30 Lifting Gas Alam (BBTU) Pertumbuhan, aksis kanan (3.11) (15.50) (5.72) (1.49) (2.28) (10) (20) I II III IV I II III IV* Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2012 Lifting migas selama triwulan I-2013 mencapai 1.259,44 Kbarrel turun 34,51% dari periode yang sama tahun lalu, sementara lifting gas alam diperkirakan turun menjadi BBTU (2,76%). 4 Produksi pertambangan tanpa migas yang turun mencapai 3,79% (yoy) atau 10,71% dari triwulan lalu terkonfirmasi dari turunnya ekspor batu bara yang mencapai 56,52%. Menurunnya harga jual batubara menjadi pendorong penurunan tersebut. Harga rata-rata batu bara di tingkat internasional turun mencapai 5,02%. Di samping itu, adanya peraturan mengenai jalur khusus batu bara juga menjadi hambatan dalam produksi. 4. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan meningkat mencapai 8,86% (yoy), dengan andil pertumbuhan 1,10%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 8,65% (yoy). Namun demikian, bila dilihat berdasarkan 4 Data bulan Maret 2013 merupakan perkiraan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

26 EKONOMIMAKRO REGIONAL perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan turun 1,23% yang disebabkan menurunnya produksi industri migas maupun tanpa migas. Menurunnya produksi pertambangan migas di triwulan laporan menyebabkan turunnya industri migas mencapai 2,87% (qtq). Sementara itu, menurunnya industri tanpa migas disebabkan oleh menurunnya produksi CPO yang tercermin dari turunnya produksi makanan, minuman dan tembakau 1,13% (qtq). 120, ,000 Grafik Perkembangan Produksi Karet Jambi 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Semenjak terjadinya krisis di beberapa negara di dunia akhir tahun 2011, volume produksi karet belum kembali ke sebelumnya. Pada tahun 2011, volume karet dalam satu triwulan mencapai ton turun menjadi ton di tahun 2012 sementara produksi triwulan laporan ton. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya permintaan untuk ekspor. Selain itu, harga yang turun juga menjadi disinsentif bagi petani. 5 Namun demikian, berdasarkan data indeks produksi dari BPS, industri karet masih menunjukkan peningkatan 2,25% (qtq) dengan laju pertumbuhan tahunan mencapai 4,11%. Sementara itu, produksi CPO di awal tahun ini cenderung turun yang disebabkan oleh menurunnya produksi perkebunan kelapa sawit. Penurunan tersebut tercermin dari menurunnya indeks produksi makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,58% (qtq). Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan Jenis Industri q-to-q y-o-y Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12 Trw I-13 Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12 Trw I-13 Industri Makanan Industri Minuman Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik I B S Sumber: BPS Provinsi Jambi Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%) 88,713 85,867 81,805 74,585 77,418 76,065 75,165 74,563 68,679 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Sumber: Gapkindo Cabang Jambi Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo 14 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

27 EKONOMI MAKRO REGIONAL 5. Sektor-sektor Lain Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 11,40% (yoy) lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,32% (yoy) dengan sumbangan pertumbuhan 0,10%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing 11,70% (yoy) dan 9,30% (yoy). Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik di Jambi 14,42% (yoy) serta jumlah pelanggan 5,45%. Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai MWH dengan jumlah pelanggan mencapai rekening. KWH (dalam Juta) Grafik Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) Sementara Grafik 1.16 Grafik 1.17 itu, pemakaian sub sektor air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang menunjukkan penurunan di triwulan laporan. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 852,75ribu M² lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 857,00 ribum². Grafik Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih ribu M Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS) Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, (1) (3) TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

28 EKONOMIMAKRO REGIONAL Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 8,54% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,62%, melambat dari triwulan sebelumnya 9,22% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan melambatnya sektor angkutan yang tumbuh 8,45% (yoy) dari 9,40% (yoy) di triwulan sebelumnya. Grafik PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah) Grafik Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ribu orang Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang I II III IV I II III IV I ton Jumlah Bongkar Jumlah Muat I II III IV I II III IV I Sumber: PT. Angkasa Pura II Sumber: PT.Angkasa Pura II Grafik 1.20 Grafik 1.21 Jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi menunjukkan penurunan. Adanya penutupan salah satu maskapai penerbangan di akhir Januari 2013 lalu berdampak pada menurunnya aktivitas jumlah penerbangan dan penumpang Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultah Thaha Jambi sebanyak orang turun 1,79% dari tahun lalu. Namun demikian, penerbangan pada triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat disebabkan adanya penambahan maskapai baru yang beroperasi di Jambi. 16 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

29 EKONOMI MAKRO REGIONAL Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 2,82%(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 4,48% (yoy). Perlambatan dimaksud juga tercermin dari menurunnya total arus barang di pelabuhan 30,40% (yoy) menjadi 1.319,92 kilo ton. 6 Menurunnya aktivitas ekspor di triwulan laporan berdampak pada penurunan aktivitas di pelabuhan. unit 2,000 1,500 1, Unit Grafik 1.22 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.23 Perkembangan Total Arus Barang Pertumbuhan I II III IV I II III IV I persen(%) unit 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan I II III IV I II III IV I persen(%) Sumber: Pelindo Jambi Sumber: Pelindo Jambi Grafik 1.22 Grafik 1.23 Sub sektor komunikasi tumbuh 9,38% (yoy) yang didukung pertumbuhan pos dan telekomunikasi 9,41% (yoy) dan jasa penunjang komunikasi 7,15% (yoy). Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 9,24% (yoy) sedikit melambat dari triwulan sebelumnya 9,28% (yoy). Tingginya pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank 12,24% (yoy). Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 4,43% (yoy) sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya 3,39% (yoy). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum 4,14% (yoy) dan sub sektor jasa swasta 5,84% (qtq). C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya ekonomi Provinsi Jambi terutama disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah. Namun demikian, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi yang mencapai 19,75% (yoy) dengan andil pertumbuhan 3,37% serta terjaganya konsumsi rumah tangga 6 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat. TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

30 EKONOMIMAKRO REGIONAL menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi masih mampu tumbuh tinggi di triwulan laporan. Berdasarkan strukturnya, 56,73% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan investasi fisik 18,58% dan konsumsi pemerintah 16,06%. Pangsa konsumsi rumah tangga dan pemerintah cenderng mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Pada tahun 2012, pangsa konsumsi rumah tangga dan pemerintah masing-masing sebesar 57,74% dan 17,76%. Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy) Triwulan I JENIS PENGELUARAN I II III IV YOY (%) Andil Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.49) (0.09) Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun Net Impor, PMTDB, Perubahan Stok, 2.67 Konsumsi Lembaga pemerintah, Swasta Nirlaba, Konsumsi rumah tangga, Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan sebesar 4,74% (yoy), sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya 4,75% (yoy). Masih maraknya pembangunan di Jambi menyebabkan ketergantungan masyarakat akan pendapatan dari sisi pertanian menjadi 7 dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 8 Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran. 18 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

31 EKONOMI MAKRO REGIONAL berkurang namun demikian konsumsi masih dapat terjaga di tengah rendahnya harga jual komoditas. Kondisi ini juga tercermin dari masih baiknya angka indeks tendensi konsumen yaitu dari 102,89 meskipun sedikit turun dari triwulan lalu 103,10. Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi. 9 Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus meningkat 147,74% (yoy) dari tahun lalu menjadi unit. Namun demikian, penjualan sepeda motor mengalami penurunan terutama sejak adanya pembatasan down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun lalu. Penjualan sepeda motor turun 30,29% (yoy) menjadi unit di triwulan laporan. Kondisi ini juga terlihat dengan masih tumbuhnya konsumsi BBM oleh masyarakat. Jumlah konsumsi premium di triwulan laporan kilo liter meningkat 0,44% dari tahun lalu tapi masih lebih rendah dari konsumsi triwulan IV Sebaliknya, konsumsi solar menunjukkan penurunan 12,68% seiring dengan sempat terbatasnya pasokan beberapa bulan terakhir. Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 16,80% (yoy) menjadi sebesar Rp3,04 miliar. Pangsa kredit real estate di Jambi mencapai 15,09% dari total kredit. Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami penurunan sebesar 0,49% (yoy) lebih rendah dari triwulan lalu yang mampu tumbuh 1,52% (yoy). Realisasi APBD memang cenderung turun di awal tahun. Sampai dengan triwulan laporan, realisasi APBD mencapai 13,58%. 9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanbadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yangmenggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulanmendatang. TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

32 Rp Miliar EKONOMIMAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Penjualan Premium Kilo Liter 116, , , , , , , , , ,211 Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang 113, , ,861 I II III IV I Grafik Perkembangan Penjualan Solar Kilo Liter 130, , , , , , ,000 95, , , , ,133 I II III IV I 105, Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang unit 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 845 1,166 Sedan, Jeep, Minibus 1,492 3,373 1,414 1,158 1,459 3,264 I II III IV I II III IV I 3, Sumber: Dispenda Provinsi Jambi 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 47,683 44,449 55,942 42,106 Grafik Grafik unit - SEPEDA MOTOR 30,913 36,299 27,851 20,081 21,550 I II III IV I II III IV I Sumber: Dispenda Provinsi Jambi 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Kredit Real Estate Pertumbuhan Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Grafik Investasi Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh19,75% (yoy) dengan memberikan andil pertumbuhan tertinggi mencapai 3,37%. Namun demikian, tingginya investasi dimaksud lebih disebabkan oleh tingginya akumulasi investasi pada triwulan sebelumnya, sementara secara triwulanan investasi hanya tumbuh 1,05% lebih rendah dari triwulan sebelumnya 6,42%. 20 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

33 Rp Triliun EKONOMI MAKRO REGIONAL Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi mencapai 49,91% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis meningkat yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks situasi bisnis dari 10,42% menjadi 16,61%. Tabel 1.5 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi Keterangan Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 PMA (USD ribu) 48,952 96,406 5,336 5,628 16,359 PMDN (Rp Juta) 19,702 20,772 25, ,930 - Jumlah investasi PMA (Penanaman Modal Asing) yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai USD ribu selama triwulan I-2013 meningkat 190,65% dibandingkan triwulan lalu. Sebaliknya, berdasarkan data dari BKPM, pada triwulan laporan belum terdapat investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) di Jambi. Investasi Jambi terutama dialokasikan pada sektor pertanian. Grafik Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Grafik Konsumsi Semen Provinsi Jambi unit 2,500 2,000 1,500 1,000 TRUCK/PICK UP 1,502 1,564 1,637 2,021 1,878 1,839 1,324 1,907 1, Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%) I II III IV I II III IV I - TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I Sumber: Dispenda Provinsi Jambi Grafik Grafik TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 21

34 EKONOMIMAKRO REGIONAL KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan (10.45) - (4.83) I II III IV I II III IV I (%) Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah Grafik Pertumbuhan perubahan stok sebesar 11,63% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 8,47% (yoy). Sementara, pangsa untuk perubahan stok sebesar 2,67%. 3.Perdagangan Eksternal Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) dan impor Provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan pada triwulan laporan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) meningkat 2,28% (yoy) yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah 35,22% (yoy), sementara ekspor ke luar negeri turun 19,85% (yoy). Impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) meningkat 0,04% (yoy). Pada triwulan laporan, ekspor Provinsi Jambi mencapai Rp8,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai Rp7,45 triliun. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor luar negeri Provinsi Jambi sebesar USD 261,83 juta sedangkan impor USD 16,69 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 245,14 juta. Grafik Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi Ekspor Impor Net Ekspor Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

35 EKONOMI MAKRO REGIONAL 3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD 261,83 juta turun 20,73% dari tahun lalu USD 330,27 juta. Menurunnya ekspor triwulan laporan utamanya disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor karet mentah dan batu bara masing mencapai USD 68,41 juta (20,72%) dan USD 40,45 juta (70,70%). Menurunnya ekspor karet lebih disebabkan oleh menurunnya harga jual komoditas yang mencapai 16,03% dibandingkan tahun lalu sementara dari sisi volume, ekspor karet masih menunjukkan peningkatan 5,49%. Di sisi lain, turunnya ekspor batu bara yang mencapai 70,70% di triwulan laporan sejalan dengan turunnya volume ekspor yang mencapai 56,52%. Adanya peraturan mengenai distribusi batu bara di Jambi serta harga yang turun menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Kualitas batu bara di Jambi memiliki kadar energi yang rendah sehingga harga jual juga terbatas. Dengan demikian, adanya aturan jalur khusus untuk batu bara membuat margin keuntungan semakin menipis. Dari sisi pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga rendah sehingga biaya yang ditimbulkan dari kerusakan jalan angkutan menjadi lebih tinggi. Selanjutnya, volume ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan 4,86% sejalan dengan berkurangnya produksi di triwulan laporan. Di samping itu, untuk mengurangi dampak penurunan permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO setahun terakhir ini, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di dalam negeri. Grafik Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 800 Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket Fixed Vegetable Oil Crude Rubber Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 23

36 EKONOMIMAKRO REGIONAL Grafik Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Karet Mentah Pulp dan Kertas (25) Minyak, lemak sayur Lainnya Batu bara, briket (RHS) 2,000 1,500 1, Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 155,83 juta atau 59,51% dari total ekspor non migas, diikuti oleh minyak dan lemak nabati serta pulp dan kertas masing-masing mencapai USD 25,75 juta (9,84% dari total ekspor non migas), dan USD 22,60 juta (8,63% dari total ekspor non migas). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan. Grafik Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi Batu bara, briket 6.40% Minyak, lemak sayur 9.84% Pulp dan Kertas (25) 8.63% 24 Lainnya 15.62% Karet Mentah 59.51% Grafik Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan Berdasarkan negara tujuan, menurunnya ekspor Provinsi Jambi dimaksud dipicu oleh menurunnya ekspor ke India yang mencapai USD 37,18 juta (72,18%) yang didominasi oleh kelapa sawit. Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama Provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 67,46% total ekspor Provinsi Jambi. Jika berdasarkan negara, ekspor utama Jambi di triwulan laporan adalah ke Jepang yang mencapai USD 48,08 juta (18,36%) diikuti dengan Amerika Serikat 42,12 juta (16,08%) Lainnya Eropa Jepang Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Ekspor ke Singapura mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana pangsa ekspor yang pada tahun 2011 mencapai 10,24% kini hanya 3,48%. KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I India RRC Malaysia

37 EKONOMI MAKRO REGIONAL Ekspor ke Singapura didominasi oleh karet, dimana Singapura menjadi negara transit penjualan karet. Pelabuhan di Jambi belum mencukupi untuk dapat mengekspor secara langsung ke negara tujuan disebabkan terbatasnya muatan kapal yang dapat melewati. Namun demikian, adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari yang melalui Singapura menjadi Palembang Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor non migas mengalami penurunan sebesar 51,02% (USD 17,38 juta) jika dibandingkan tahun lalu menjadi USD 16,69 juta. Menurunnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh menurunnya impor mesin industri khusus Grafik Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Impor (juta USD) g. Impor (RHS) Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Pangsa impor Provinsi Jambi didominasi oleh kelompok bahan baku USD 13,97 juta (83,72%) diikuti dengan barang modal USD 2,33 juta (13,97%) serta barang konsumsi USD 0,39 juta (2,31%). Menurunnya impor di triwulan laporan utamanya disebabkan oleh menurunnya bahan baku USD20,40 juta (59,35%). Pada awal tahun dimana pembangunan masih relatif terbatas menyebabkan terbatasnya kebutuhan akan bahan baku. Berdasarkan komoditinya, impor Provinsi Jambi terbesar adalah bahan kimia organis yang mencapai USD 2,81 juta (16,85%), diikuti dengan mesin pembangkit tenaga yang mencapai USD 1,75 juta (10,50%). TRIWULAN I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 25

38 EKONOMIMAKRO REGIONAL Grafik Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi Lainnya Mesi Industri dan Perlengkapannya Mesin Industri Tertentu/Khusus Mesin Pembangkit Tenaga Besi dan Baja Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Grafik Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang Barang Modal 13.97% Barang Konsumsi 2.31% Bahan Baku 83.72% 26 KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I

39 Boks.1 PERKEMBANGAN USAHA CRUMB RUBBER DI PROVINSI JAMBI Tanaman karet merupakan jenis tanaman perkebunan potensial di Provinsi Jambi yang diikuti kelapa sawit, kelapa dan kayu manis. Luas tanaman karet di Provinsi Jambi sampai dengan tahun 2011 yaitu ha (46,50%) dari ha luas tanaman perkebunan dengan jumlah petani perkebunan terbanyak yaitu (40,38%) petani dari petani. Mayoritas hasil perkebunan karet tersebut kemudian diolah menjadi bahan baku yang berupa crumb rubber (karet remah). Sejalan dengan berkembanganya produksi karet, industri crumb rubber juga menunjukkan peningkatan yaitu pada tahun 1960 hanya terdapat 3 (tiga) unit perusahaan menjadi 10 (sepuluh) perusahaan saat ini yang sebagian besar lokasinya di Kota Jambi dan Bungo. A. Alur pemasaran karet di Provinsi Jambi Alur pemasaran karet saat ini adalah: PETANI PENGUMPUL PEDAGANG PERANTARA PEDAGANG BESAR PABRIK Alur pemasaran dari petani hingga ke pabrik yang melewati 3 (tiga) pihak mengakibatkan harga jual karet dari petani yang rendah karena harus melewati margin ketiga pihak tersebut hingga ke pabrik. Namun petani juga mengalami keterbatasan langsung berhadapan dengan pabrik mengingat keterbatasan modal dan infrastuktur petani. Selain itu, keterbatasan petani karet akan penentuan harga jual karet juga disebabkan antara lain: 1. Petani karet belum informatif akan harga karet dunia 2. Petani karet belum memiliki alat untuk mengukur kebersihan karet sehingga mempengaruhi kualitas karet. 3. Petani karet memiliki ketergantungan likuiditas keuangan dan emosi dengan pengumpul sehingga harga jual tergantung dari pengumpul. B. Industri Pengelolaan Karet (Crumb Rubber) Produksi karet di Provinsi Jambi masih sebatas menjadi crumb rubber (karet remah) atau bahan baku industri karet. Pembeli produk ini adalah sebagian besar adalah perusahaan ban seperti Goodyear, Michelin, dan Bridgestone dari luar negeri. Dengan demikian, orientasi pasar perusahaan karet di Provinsi Jambi didominasi ekspor (90% ditahun 2012) dengan negara tujuan adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, Brazil dan beberapa negara di Eropa.

40 Namun kebutuhan karet dari petani untuk diolah perusahaan menjadi crumb rubber masih belum mencukup terlihat sebagaimana tabel dibawah ini: Tahun Kapasitas Terpasang (ton) Produksi (ton) Ekspor (ton) % Ekspor , , , , , , , , , , , , , , , Belum terpenuhinya kapasitas perusahaan tersebut karena pengelolaan karet masih secara tradisional dan beralihnya petani karet ke sawit mengingat prospek sawit yang mengalami peningkatan. C. Kendala Pengembangan Karet Kendala pengembangan karet oleh petani diawali dengan kurangnya produksi karet yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga mengakibatkan pengelolaan kebun karet tidak dilakukan dengan baik (permintaan karet lebih tinggi dibandingkan karet yang tersedia). Kondisi ini akhirnya mempengaruhi harga jual karet dan kesejahteraan petani karet. Pengelolaan kebun karet yang belum baik terlihat dari: 1. Metode penyadapan karet yang terus menerus atau lebih dari satu kali per hari, padahal normalnya 1 kali sehari. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar kuantitas produksi karet dengan mengabaikan kualitas karet. 2. Tanaman karet belum terbudidayakan secara agriculture dengan baik dilihat dari proporsi petani yang menggunakan bibit unggul hanya 36% (tahun 2009). 3. Pelatihan yang diberikan belum diterapkan dalam pengelolaan perkebunan karet terlihat dari karet yang direndam air, karet dicampur sampah lain seperti batu yang mempengaruhi timbangan dan perkiraan berat karet. 4. Penyadapan karet yang diupahkan pemilik kepada orang lain/tenaga yang diupahkan dengan sistem bagi hasil (sistem bagi hasil bila bibit tidak bagus yaitu tenaga yang diupahkan: pemilik 3:1, bibit sedang 3:2 dan bibit bagus 1:1) sehingga mempengaruhi cara penyadapan. 5. Mindset yang instan akan hasil produktivitas karet terkait biaya kebutuhan hidup dan posisi permintaan karet lebih tinggi dibandingkan ketersediaan karet.

41 Kendala yang dihadapi perusahaan karet diantaranya: 1. Kualitas karet dari petani yang belum baik sehingga proses produksi menjadi lama dan membutuhkan biaya pengolahan yang besar yang berdampak pada kualitas produksi yang dihasilkan belum maksimal. Belum maksimalnya kualitas produksi tersebut menyebabkan kualitas barang ekspor menjadi kurang bersaing dibandingkan negara pengekspor lainnya seperti Malaysia dan Thailand, sehingga berdampak pada rendahnya harga jual dibandingkan kedua negara tersebut. 2. Pembangunan kota yang belum mempertimbangkan dampak terhadap perdagangan karet terlihat dari pembangunan jembatan di tengah Kota Jambi yang mempengaruhi muatan kapal pengangkut karet. 3. Kapasitas pelabuhan yang belum memadai mempengaruhi kegiatan ekspor oleh perusahaan karet. Hal tersebut karena di Provinsi Jambi hanya tersedia 1 (satu) agen pelayaran sehingga terjadi antrian muatan ekspor yang mengakibatkan ketidakpastian waktu ekspor. Hal tersebut menyebabkan beberapa perusahaan ban mobil seperti Goodyear dan Bridgestone mengalihkan permintaan ekspornya ke perusahaan di Palembang yang dapat menjamin ketepatan jadwal pengirimannya mengingat Palembang mempunyai pelabuhan yang dapat melakukan ekspor langsung ke negara tujuan. Selain itu, proses pengiriman barang ekspor dari Provinsi Jambi harus melakukan transit di negara Singapura. Hal ini menimbulkan tambahan biaya transportasi. Kedua faktor tersebut merupakan kendala yang menurunkan tingkat kompetitif eksportir dari Jambi. D. Upaya Pengembangan Karet Upaya pengembangan karet yang diusulkan diantaranya: 1. Pembentukan kelompok petani karet atau koperasi petani karet dengan para pengumpul sebagai ketua kelompok tani/koperasi tersebut. 2. Pendampingan kelompok tani oleh BUMD khususnya pada saat paceklik terhadap petani yang membutuhkan modal. 3. Penetapan rencana tata ruang kota untuk menghindari petani karet beralih lahan ke sawit. 4. Penyediaan bibit unggul 5. Usulan pelarangan penjualan bokar (bahan olah karet) ke luar Provinsi Jambi. 6. Mengharapkan peran pemerintah dalam menguatkan pasokan bahan baku karet berkualitas dengan cara pembinaan petani karet baik dari sisi produksi maupun permodalan. 7. Perbaikan infrastruktur terutama dalam hal pelayaran/pengapalan yang dapat meningkatkan kecepatan,ketepatan dan efisiensi biaya distribusi

42 E. Prospek Pengembangan Karet Prospek karet ke depan cukup potensial mengingat terdapat rencana investor membuka pabrik berbahan baku karet di Indonesia dan perbaikan ekonomi negara di Eropa sebagai negara tujuan ekspor karet Indonesia. Prospek tersebut membutuhkan dukungan dari pemerintah, petani karet dan pihak terkait lainnya dalam hal perizinan, penyediaan infrastuktur berupa akses jalan, pelabuhan yang memadai dan mindset petani karet dalam pengelolaan kebun karet dan peranan BUMD dan perbankan dalam hal permodalan.

43 BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada triwulan I-2013, inflasi kota Jambi tercatat 6,06% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (4,22%) serta rata-rata inflasi triwulan I dalam tiga tahun terakhir (5,98%). Peningkatan tersebut juga sejalan dengan meningkatnya inflasi nasional dari 4,30% menjadi 5,9% (gambar 2.1). Persen (%) Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Kota Jambi Nasional Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, meningkatnya inflasi kota Jambi utamanya disebabkan oleh meningkatnya inflasi volatile food dari 2,33% (yoy) menjadi 11,87% (yoy) sementara inflasi inti dan administered price mengalami penurunan (gambar 2.2). 13 Meningkatnya kelompok inflasi volatile food disebabkan oleh meningkatnya harga bahan makanan terutama bumbubumbuan yang mencapai 65,49% (qtq). 13 Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang. 27

44 Banda Aceh Ambon Watampone Kendari Batam Lhokseumawe Ternate Tegal Mamuju Padang Palopo Singkawang Pare-Pare Makasar Mataram Tanjung Pinang Tasikmalaya Bandung Gorontalo Palembang Banjarmasin Pakanbaru Bekasi Sampit Dumai Sukabumi Samarinda Jakarta Medan Jayapura Palu Madiun Jambi Surakarta Bima Purwokerto Sibolga Cirebon Yogyakarta Palangkaraya Denpasar Pontianak Padang Jember Bogor Surabaya Tangerang Semarang Pematang Siantar Kediri Bandar Lampung Manado Balikpapan Depok Cilegon Tarakan Malang Kupang Manokwari Maumere Sumenep Bengkulu Serang Sorong Probolinggo Pangkal Pinang Nasional INFLASI Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) %(y-o-y) Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Berdasarkan perhitungan triwulanan, peningkatan harga di triwulan laporan yang tercatat sebesar 2,08%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,32%) serta rata-rata kenaikan inflasi dalam triwulan I selama tiga tahun terakhir (0,53%). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari dan Maret 2013 masing-masing 1,46%, 0,52% dan 0,10%. Dibandingkan dengan kota-kota lain, tingkat inflasi di Kota Jambi masih lebih tinggi dibandingkan Banda Aceh, Batam, Palembang,Pekan baru dan Medan,namun masih lebih rendah dibandingkan dengan Padang, Bandar Lampung dan Bengkulu (gambar 2.3) Gambar 2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Maret Di bawah Inflasi Nasional Di atas Inflasi Nasional 5 0 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kota Jambi bersumber dari meningkatnya harga kelompok bahan makanan sebesar 4,91% (qtq) dengan 14 Sumber: DSM, Bank Indonesia. 28 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

45 INFLASI sumbangan inflasi 1,46% (qtq) diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,37% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,27% (qtq) dan kelompok transport komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1.18% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0.17% (qtq) (tabel 2.1).Tingginya inflasi kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh peningkatan harga bumbu-bumbuan yang mencapai 65,49% (qtq) (table 2.2). Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KELOMPOK/SUBKELOMPOK Triwulan I-2012 Triwulan IV-2012 Triwulan I-2013 qtq yoy qtq yoy qtq yoy I. BAHAN MAKANAN a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA c. IKAN SEGAR d. IKAN DIAWETKAN e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA f. SAYUR-SAYURAN g. KACANG-KACANGAN h. BUAH-BUAHAN i. BUMBU-BUMBUAN j. LEMAK DAN MINYAK k. BAHAN MAKANAN LAINNYA II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU a. MAKANAN JADI b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR a. BIAYA TEMPAT TINGGAL b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA IV. SANDANG a. SANDANG LAKI-LAKI b. SANDANG WANITA c. SANDANG ANAK-ANAK d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA V. KESEHATAN a. JASA KESEHATAN b. OBAT-OBATAN c. JASA PERAWATAN JASMANI d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA a. JASA PENDIDIKAN b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN d. REKREASI e. OLAHRAGA VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN a. TRANSPOR b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR d. JASA KEUANGAN INFLASI (UMUM) SumbeSumber: BPS (diolah) TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 29

46 INFLASI Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kota Jambi Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn I Bahan Makanan II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar IV Sandang V Kesehatan VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan SumbeSumber: BPS (diolah) KELOMPOK Triwulan I-2012 (q-t-q, %) Triwulan IV-2012 (q-t-q, %) Triwulan I-2013 (q-t-q, %) INFLASI Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; dan bawang merah (Januari 2013), cabe merah; bawang merah; dan bawang putih (Februari 2013) serta bawang merah; bawang putih; dan bayam (Maret 2013). Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan I KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TW I KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI TW I-2013 Sumbangan Sumbangan JANUARI JANUARI 1 Cabe MErah Bayam Daging Ayam Ras Lambak Bawang Merah Kangkung Kacang Panjang Teri Tomat Buah Kol Putih/Kubis Telur Ayam Ras Batu bata/batu tela Nila Patin Bawang Putih Pepaya Cabe Rawit Sawi Hijau Beras Jeruk Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas FEBRUARI FEBRUARI 1 Cabe Merah Daging Ayam Ras Bawang Merah Beras Bawang Putih Gabus Angkutan Udara Wortel Tomat Buah Lambak Tarip Listrik Emas Perhiasan Cabe Rawit Nila Ketupat / Lontong Sayur Kangkung Pepaya Udang Basah Teri Ketimun Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas MARET MARET 1 Bawang Merah Cabe Merah Bawang Putih Telur Ayam Ras Bayam Beras Ayamgoreng Daging Ayam Ras Daun Singkong Emas Perhiasan Kangkung Gabus Pisang Minyak Goreng Petai Tomat Sayur Jeruk Pepaya Udang Basah Lambak Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas Sumber : BPS (diolah) 30 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

47 INFLASI 1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 4,91% (qtq) dengan sumbangan inflasi mencapai 1,46%. Selama ini, harga bahan makanan pada triwulan I cenderung mengalami penurunan seiring dengan terjadinya panen beberapa jenis tanaman bahan makanan seperti padi dan sayur. Namun demikian, pada triwulan laporan, musibah banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Jambi mengakibatkan peningkatan harga bahan makanan terutama harga bumbu-bumbuan yang mencapai 65,49% (qtq). tanaman Beberapa lahan hortikultura seperti cabe merah mengalami sehingga mengalami kebanjiran terpaksa percepatan panen. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan harga cabe merah dari sebesar Rp14.622/kg pada triwulan lalu menjadi masing-masing Rp22.097/kg dan Rp23.286/kg di bulan Januari dan Februari. Memasuki bulan Maret, mulai membaiknya produksi cabe merah di beberapa wilayah sekitar Kota Jambi serta adanya tambahan pasokan produksi dari Jawa mendorong terjadinya penurunan harga menjadi Rp16.806/kg. Selama tiga bulan pertama tahun 2013 ini, harga cabe merah meningkat lebih dari 40% dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan (Rp/kg) 40,000 30,000 20,000 10,000 - Cabe Merah Keriting Bawang Merah Cabe merah Biasa Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Di samping itu, kenaikan harga bumbu-bumbuan juga disebabkan oleh meningkatnya harga bawang merah dan bawang putih secara nasional. Pasokan bawang merah di daerah Jambi, yang mayoritas didapatkan dari daerah lain, mengalami kelangkaan akibat banjir di wilayah sentra produksi. Untuk memenuhi kebutuhan sementara, pasokan bawang merah didapatkan dari Kerinci dan Sumatera Barat. Namun demikian, keterbatasan pasokan yang terjadi menyebabkan kenaikan harga bawang merah di Jambi. Sementara itu, bawang TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 31

48 INFLASI putih yang mayoritas didapatkan dari impor luar negeri mengalami peningkatan harga akibat adanya keterlambatan persetujuan impor. Harga daging ayam ras meningkat 3,81% (qtq) yaitu dari Rp23.022/kg menjadi Rp23.900/kg. Pada bulan Januari, harga daging ayam meningkat mencapai Rp27.484/kg sebagai akibat dari pasokan yang terbatas, namun kembali turun pada bulan Februari dan Maret menjadi Rp21.645/kg. Harga jagung yang merupakan pakan utama ternak relatif stabil selama triwulan laporan yaitu Rp8.000/kg, sama dengan harga akhir triwulan lalu. Di tingkat internasional, harga jagung mengalami penurunan sebesar 1,97% menjadi USD 7,3/bushel. Sementara itu, harga daging sapi meningkat 2,66% menjadi Rp90.227/kg. Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel) Jagung internasional (aksis kiri) Jagung pipilan kering (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) (Rp/Kg) 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Ayam Kampung (Kri) Ayam Ras (Kiri) 0 Daging Sapi (Kanan) Sumber: Disperindag Provinsi Jambi (Rp/Kg) 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras (Rp/Kg) 250, , , ,000 50,000 - Merk Anggur Merk Belida Merk King Sumber: Disperindag Provinsi Jambi Meskipun di tingkat internasional harga beras masih menunjukkan peningkatan 0,49%, perkembangan harga beras domestik untuk beras kualitas premium mengalami penurunan dengan kisaran 0 2% (qtq) seiring dengan 32 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

49 INFLASI mulai masuknya musim panen. Musim panen beras di wilayah timur Jambi dimulai pada bulan Desember sementara di wilayah barat pada bulan Februari. Perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru relatif stabil di level Rp7.000/kg. Sementara di tingkat internasional, harga gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu mengalami penurunan sebesar 11,14% (qtq). 15 Harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) internasional yang menunjukkan peningkatan di triwulan laporan berpengaruh terhadap peningkatan harga minyak goreng lokal. Harga rata-rata CPO internasional mencapai USD 755/metric ton, meningkat 5,68% (qtq) dari triwulan sebelumnya (USD 715/metric ton). Harga minyak goreng juga menunjukkan peningkatan mencapai 0,25%. yaitu dari ratarata Rp9.100/kg menjadi Rp9.123/kg. Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu (USD/Bushel) Wheat/Gandum (aksis kiri) 1 0 Tepung Terigu lokal (aksis kanan) (Rp/Kg) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan) Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi (Rp/Kg) 12,000 11,000 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5, Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 4,80% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 1,37% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi 1,59% (qtq) yang disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa jenis masakan seperti ayam goreng, soto, ketupat, dan gulai. Hal ini sejalan dengan meningkatnya harga bahan baku terutama bumbu-bumbuan yang menyebabkan 15 Satu bushel setara dengan 27 kg. TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 33

50 INFLASI para pedagang ikut menaikkan harga jual masakan. Di samping itu, kedua sub kelompok lainnya yaitu tembakau dan minuman beralkohol serta minuman yang tidak beralkohol masing-masing mengalami kenaikan harga 1,19%/qtq dan 0,79%/qtq sejalan dengan meningkatnya harga beberapa jenis rokok dan aneka minuman. 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan I mengalami inflasi sebesar 0,83% (qtq) dengan laju inflasi tahunan mencapai 3,58% (yoy), lebih rendah dari inflasi Jambi (4,22% (yoy)). Harga properti yang terlihat dari biaya kontrak rumah yang meningkat dengan tajam di tahun lalu kini mulai stabil kembali. Selama tahun 2012, biaya kontrak rumah meningkat 18,98% (yoy) sementara di triwulan I 2013 ini meningkat 0,72% (qtq) sehingga dapat menahan laju kenaikan harga kelompok perumahan. Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga yang meningkat sebesar 1,98% (qtq) diikuti oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 1,94% (qtq). 4. Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan I-2013 mengalami inflasi sebesar 1,47% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya 3,28% (yoy). Menurunnya angka inflasi tersebut terutama disumbangkan oleh menurunnya harga barang yang tergolong barang Grafik Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) Sumber: Bloomberg pribadi dan sandang lainnya (3,54%). Menurunnya harga emas di tingkat internasional yang mencapai 5,06% menjadi USD 1.593,62/troy ounce, 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

51 INFLASI mendorong terjadinya penurunan harga emas perhiasan di Jambi yang mencapai 4,13% Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan meningkat 0,44% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut bersumber dari meningkatnya harga obat-obatan yang mencapai 1,15% (qtq) diikuti dengan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,64% (qtq). Sementara itu, harga komoditi lainnya relatif stabil. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,43% (qtq), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,08% (qtq). Inflasi tertinggi disumbangkan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 1,81% akibat terjadinya kenaikan harga beberapa jenis kebutuhan pendidikan seiring dengan adanya musim semester baru sekolah di awal tahun. 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami peningkatan sebesar 1,18% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,17% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, kenaikan tersebut bersumber dari meningkatnya sub kelompok transpor sebesar1,76% (qtq). Adanya penutupan salah satu maskapai penerbangan pada akhir Januari lalu berdampak pada meningkatnya harga angkutan udara hingga mencapai 11,45% (qtq) di triwulan laporan. Namun demikian, harga tersebut diperkirakan akan kembali normal setelah adanya penambahan maskapai penerbangan baru yang beroperasi di Jambi mulai bulan April. Sementara itu, harga rata-rata minyak di pasar internasional menunjukkan peningkatan dibandingkan periode 16 Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31, gram ( TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 35

52 INFLASI triwulan IV-2012 yaitu dari USD 88,14/barrel, meningkat 7,05% menjadi USD 94,36/barrel. Grafik Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) Sumber: Bloomberg KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

53 Boks.2 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013 Inflasi tahunan Provinsi Jambi posisi Maret 2013 sebesar 6,06% dengan inflasi bulanan Januari, Februari dan Maret 2013 masing-masing sebesar 1,46%, 0,52% dan 0,1%. Angka tersebut lebih tinggi dari akhir tahun 2012 yang 4,22%. Peningkatan inflasi tersebut didominasi kenaikan harga bawang merah, bawang putih dan tarif tenaga listrik (TTL). Terkait kondisi tersebut upaya pengendalian inflasi terus diupayakan satuan kerja terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi diantaranya melalui pemantauan harga bahan makanan dan koordinasi antar SKPD. A. Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 1. Listrik, merupakan salah satu jenis subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyar meningkat sejalan dengan meningkatnya biaya pokok penjualan (BPP) ataupun volume penjualan. 2. Kebijakan Pemerintah untuk mengurangi subsidi energi yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan listrik dan naiknya harga energi primer. Hal ini sesuai dengan Peraturan Mentri ESDM No.30 Tahun 2012 dimana akan terdapat kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) secara bertahap selama empat kali dari bulan Januari Oktober Adanya pengurangan subsidi listrik tersebut diperkirakan akan menurunkan beban subsidi listrik oleh pemerintah yaitu dari Rp93,52 triliun menjadi Rp78,63 triliun. 3. Kenaikan listrik tersebut akan dirasakan bagi seluruh pelanggan kecuali pelanggan dengan daya Daya 450 VA & 900 VA. Namun demikian, beberapa pelanggan tidak akan menikmati subsidi listrik lagi sejak akhir 2013, yaitu: 1.) umah Tangga Besar (R3 daya 6600 VA keatas), 2.) Bisnis Menengah (B2 daya 6600 VA s/d 200 kva), 3.) Bisnis Besar (B3 daya 200 kva keatas), dan 4.) Kantor Pemerintah Sedang (P1 daya 6600 VA). 4. Berdasarkan jumlah pelanggannya, komposisi pelanggan utama di Provinsi Jambi adalah rumah tangga (93,58%), diikuti dengan bisnis (3,92%). Berdasarkan kapasitas listriknya, mayoritas pelanggan listrik di Jambi menggunakan listrik dengan kapasitas 450 & 900 VA yang mencapai 70,6% dimana pelanggan ini tidak mengalami penyesuaian tarif tenaga listrik. Adapun pelanggan dengan kapasitas listrik mulai dari 1300 VA ke atas sebanyak (23,9%). 5. Kenaikan biaya listrik yang bertahap ini menyebabkan dampak kepada masyarakat juga tidak terlalu signifikan. Sebagai contoh bagi masyarakat yang

54 memiliki daya va, apabila sebelum adanya kenaikan memiliki tagihan Rp akan meningkat menjadi Rp Perhitungan inflasi untuk tarif listrik adalah untuk rumah tangga yang kondisi saat ini banyak mempergunakan listrik dengan kapasitas va. Untuk itu, dampak kenaikan TTL terhadap angka inflasi secara langsung diperkirakan tidak terlalu besar. Namun demikian, yang perlu dikhawatirkan adalah dampak lanjutannya dari kenaikan listrik di level industri. B. Bawang Merah dan Bawang Putih Bawang merah selama triwulan I tahun 2013 mengalami peningkatan harga yang signifikan yang pada awal tahun rata-rata berkisar Rp21.500,00 menjadi Rp41.000,00 per Maret Kenaikan yang signifikan tersebut karena keterbatasan pasokan bawang merah yang sebagian besar didatangkan dari luar Provinsi Jambi. Ketersediaan bawang merah didatangkan dari Daerah Brebes dan Cirebon sedangkan dari dalam Provinsi Jambi berasal dari Kerinci. Namun pada awal tahun 2013 Daerah Brebes mengalami banjir sehingga mempengaruhi produksi dan ketersediaan bawang merah sedangkan produksi bawang merah dari Kerinci belum mencukupi kebutuhan Provinsi Jambi karena bawang merah tersebut juga dijual ke Provinsi Sumatera Barat yang merupakan provinsi perbatasan terdekat dan jalur transportasi yang lancar dari Kerinci ke Provinsi Sumatera Barat. Sementara itu, pasokan bawang putih mayoritas didapatkan dari impor negara Cina, Malaysia dan India. Keterbatasan impor ini disebabkan adanya keterlambatan rekomendasi dan fasilitas Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan dan untuk sementara kecukupan bawang putih saat ini didatangkan dari Batam. C. Kegiatan Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi tahun 2013 Upaya-upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi yaitu: 1. Penguatan kelembagaan dengan koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melalui rapat kebijakan dan teknis dan program kerja antar SKPD. 2. Pembentukan ekspektasi harga melalui pemasangan iklan harga bahan makanan harian di surat kabar 3. Pengembangan produksi pertanian melalui pengembangan kawasan cabe, bantuan benih padi, cabe merah, serta pembinaan petani Bawang Merah di Merangin dan Tanjung Jabung Barat. 4. Operasi pasar dan inspeksi pasar melalui Bazaar Ramadhan dan perayaan hari besar keagamaan. 5. Data Kebutuhan, produksi dan perdagangan bahan makanan.

55 BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan pada triwulan I-2013 secara umum menunjukkan peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 224 bps yaitu menjadi sebesar 109,72%. Kualitas kredit yang diberikan masih terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 2,25% (di bawah ketentuan 5%). A. Perkembangan Kelembagaan 20 Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan I-2013 terdapat penambahan 2 (dua) kantor bank yang terdiri dari 1 (satu) kantor bank umum dan 1 (satu) kantor BPR. Dengan demikian terdapat 30 (tiga puluh) bank umum dan 16 (enam belas) BPR, yang terdiri dari 347 kantor bank umum dan 26 kantor BPR. Dari 30 (tiga puluh) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 24 (dua puluh empat) bank konvensional, termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 6 (enam) bank syariah. Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, Kota Jambi mendominasi 35,39% atau 132 (seratus tiga puluh dua) kantor dari seluruh kantor bank di Provinsi Jambi, diikuti Kabupaten Bungo dan Muara Jambi 36 (tiga puluh enam) kantor atau 9,65%. Sementara untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota Sungai Penuh sebanyak 5 (lima) kantor atau (1,34%). 20 Rincian jumlah Kantor Bank Umumdan BPR per-kabupaten/kota se-provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran. 37

56 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi JUMLAH BANK Pangsa Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 (%) Kota Jambi Kerinci Bungo Muara Jambi Sarolangun Tebo Merangin Batanghari Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Sungai Penuh T O T A L B. Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 8,76% (qtq) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,29% (qtq) menjadi Rp26.618,43 miliar dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp24.475,08 miliar. Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 15,48%. Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank pemerintah maupun bank syariah masing-masing Rp1.644,70 miliar (10,52%) dan Rp615,20 miliar (35,08%). Sementara bank swasta mengalami penurunan Rp116,56 miliar (1,65%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp17.283,62 miliar (64,93%) diikuti dengan bank swasta Rp6.965,97 miliar (26,17%) dan bank syariah Rp2.368,84 miliar (8,90%). 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

57 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Persen Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%) 2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp18,38 miliar meningkat 2,40% (Rp431,10 miliar) dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp17.945,19 miliar. Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar 6,50% melambat dari triwulan lalu 9,50%. Berdasarkan komposisinya, perlambatan tersebut disebabkan oleh menurunnya penempatan pada giro sementara tabungan dan simpanan berjangka masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Adanya kebutuhan untuk tutup buku dan perhitungan pajak pada awal tahun menyebabkan penurunan giro oleh pihak swasta. Sebaliknya, meningkatnya simpanan berjangka menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk meletakkan uang dalam jangka panjang di bank. Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp miliar 24,000 18,600 Tabungan (aksis kiri) Simp Berjangka (aksis kiri) Giro (aksis kiri) DPK (aksis kanan) 18,400 20,000 18,376 17,918 17,945 18,200 17,255 17,612 18,000 16,000 17,800 8,755 9,208 9,141 9,492 10,132 12,000 17,600 17,400 8,000 17,200 4,634 5,031 5,089 4,050 5,131 17,000 4,000 3,866 3,373 3,688 3,763 3,753 16,800-16,600 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 39

58 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah mencapai Rp12.281,78 miliar (66,83%) diikuti dengan bank swasta nasional Rp5.203,58 miliar (28,32%) dan bank syariah Rp890,94 miliar (4,85%). Pertumbuhan penghimpunan DPK di triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya DPK bank pemerintah serta akselerasi bank syariah. DPK bank pemerintah tumbuh mencapai 6,59% (qtq) sementara bank syariah tumbuh 6,17% (qtq). Pertumbuhan DPK bank syariah utamanya berasal dari simpanan berjangka, yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari 40% dalam setahun terakhir ini. Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN Pertumbuhan Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I q-t-q y-o-y Bank Konvensional Bank Pemerintah 11,619,065 11,845,086 11,782,102 11,521,957 12,281, Giro 2,998,739 2,564,066 2,761,820 2,854,884 2,966, (1.07) 2 Tabungan 5,693,620 6,033,199 5,802,879 6,560,565 5,989,720 (8.70) Simpanan Berjangka 2,926,706 3,247,821 3,217,403 2,106,508 3,325, Bank Swasta Nasional 4,966,221 5,062,932 5,358,250 5,584,108 5,203,578 (6.81) Giro 721, , , , ,758 (11.09) (14.89) 2 Tabungan 2,746,874 2,828,346 2,974,148 3,155,100 3,080,196 (2.37) Simpanan Berjangka 1,498,185 1,536,519 1,601,209 1,738,691 1,509,624 (13.17) 0.76 Bank Syariah 669, , , , , Giro 146, , , , ,681 (20.59) Tabungan 314, , , , , Simpanan Berjangka 209, , , , , Jumlah 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376, Giro 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 (0.26) (2.93) 2 Tabungan 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 (6.32) Simpanan Berjangka 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131, Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari penempatan oleh pemerintah daerah yang meningkat mencapai 83,1% menjadi Rp3,82 triliun. Adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA), diikuti dengan tingginya pendapatan pemerintah daerah sementara realisasi belanja di awal tahun masih terbatas menyebabkan meningkatnya simpanan pemerintah dareah di triwulan laporan. Sementara DPK milik perseorangan yang mendominasi DPK di Jambi (dengan pangsa 66,85%) mengalami penurunan penghimpunan 5,0% menjadi Rp12,28 triliun. 40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

59 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN No. Penduduk/Residents Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) Golongan Pemilik Trw.I-2013 Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share 1 Pemerintah Pusat 57, , , , Pemerintah Daerah (Pemda) 1,705, ,568, ,087, ,821, Badan Dan Lembaga Pemerintah 29, , , , BUMN Atau Pemerintah Campuran 690, , , , BUMD 27, , , , Lembaga Keuangan Non Bank 93, , , , Bukan Lembaga Keuangan 1,737, ,315, ,993, ,503, Sektor Swasta Lainnya 15, , , , Perseorangan 12,055, ,628, ,925, ,278, Jumlah 16,412, ,243, ,937, ,366, Bukan Penduduk/Non-Residents 1, , , ,988 0 Penduduk dan bukan penduduk Trw.IV-2011 Trw.I-2012 Trw.IV ,414,514 17,255,120 17,945,194 18,376,298 Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat mengalami peningkatan sebesar Rp412,52 miliar (2,26%). Berdasarkan lokasinya, peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah Jambi, kecuali Kota Jambi. Pertumbuhan penghimpunan DPK terbesar berasal dari wilayah Tanjung Jabung Barat (termasuk Tanjung Jabung Timur) serta Batanghari (termasuk Muara Jambi) masing-masing sebesar Rp242,04 miliar (16,12%) dan Rp183,39 miliar (16,02%). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi yang mencapai Rp11,38 triliun (60,90%) diikuti dengan Bungo (serta Tebo) Rp1,85 triliun (9,91%). Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 21 (dalam jutaan rupiah) No. Kota/Kabupaten Trw. I-12 Trw. IV-12 Trw. I-13 Pertumbuhan Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen 1 Kota Jambi 10,573, ,692, ,382, (309,973) (2.65) 2 Batanghari 1,280, ,144, ,328, , Tanjabbar 1,579, ,501, ,743, , Merangin 870, , , , Kerinci 1,014, , ,078, , Sarolangun 444, , , , Bungo 1,105, ,775, ,852, , JUMLAH 16,867, ,277, ,690, , Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (termasuk BPR) dan berdasarkan lokasi penghimpunan dana sehingga terdapat perbedaan dengan data DPK sebelumnya yang bersumber dari LBU. Data sampai dengan Februari 2013 TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 41

60 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp874,88 miliar (4,54%) yaitu dari Rp19.287,68 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp20.162,56 miliar. Dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, penyaluran kredit mengalami pertumbuhan mencapai 28,34% lebih tinggi dari triwulan sebelumnya serta pertumbuhan DPK ataupun aset. Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Pertumbuhan URAIAN TW I TW IV TW I q-t-q y-o-y Kelompok Bank 15,710,619 19,287,676 20,162, Bank Konvensional 14,432,285 17,656,306 18,329, Bank Syariah 1,278,334 1,631,370 1,833, Jenis Penggunaan 15,710,619 19,287,676 20,162, Modal Kerja 6,483,171 7,326,502 7,484, Investasi 2,693,215 3,723,619 4,033, Konsumsi 6,534,233 8,237,555 8,644, Sektor Ekonomi 15,710,619 19,287,676 20,162, Pertanian 2,084,321 3,028,774 3,236, Pertambangan dan Penggalian 74, , , Industri 683, , , (14.07) 4 LGA 5,316 9,297 3,537 (61.95) (33.46) 5 Konstruksi 525, , ,557 (4.46) Perdagangan Hotel dan Restoran 3,843,098 4,766,386 4,959, Pengangkutan dan Komunikasi 180, , , Keuangan 727, , , Jasa-jasa 1,051, , ,928 (2.68) (39.82) 10 Bukan Lapangan Usaha 6,534,233 8,237,555 8,644, Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional tumbuh Rp673,07 miliar (3,81%), sementara kredit bank syariah tumbuh Rp201,81 miliar (12,37%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dilihat dari pangsa (share) penyaluran kredit, pangsa kredit bank konvensional sebesar 90,91% sementara bank syariah sebesar 9,09%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit investasi masih menunjukkan akselerasi pertumbuhan dengan tumbuh cukup tinggi mencapai 8,32% meskipun melambat dari triwulan lalu yang mencapai 14,51% menjadi Rp4,03 triliun. Kredit 42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

61 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada sektor pertanian (mencapai 43,12%). Meskipun terdapat penurunan harga komoditas, namun penyaluran kredit investasi masih cukup baik, bahkan menunjukkan peningkatan. Para pengusaha berpendapat prospek perkebunan di Jambi masih baik ke depannya meskipun tergantung akan kondisi ekonomi global. Sementara itu, kredit modal kerja yang menunjukkan perputaran kredit dalam jangka pendek menunjukkan perlambatan dengan tumbuh 2,15% menjadi Rp7,48 triliun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,95%. Menurunnya harga komoditias berpengaruh terhadap perlambatan aktivitas ekonomi termasuk juga kebutuhan akan kredit modal kerja. Sementara itu, kredit konsumsi masih menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil yaitu 4,94% menjadi Rp8,64 miliar sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,82%. Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar adalah konsumsi mencapai 42,88% diikuti dengan kredit modal kerja 37,12% dan kredit investasi 20,00%. Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor bukan lapangan usaha mencapai Rp407,23 miliar (4,94%) diikuti pertanian Rp208,05 miliar (6,87%). Kredit bukan lapangan usaha merupakan kredit yang tergolong dalam kredit konsumsi. Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,88%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 24,60% dan sektor pertanian sebesar 16,05%. Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 83,53% dari total outstanding kredit. Berdasarkan lokasi Proyek 22, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp25,95 triliun lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp20,16 triliun). Hal ini menunjukkan terdapatnya Rp5,79 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi. Dibandingkan triwulan lalu, kredit tersebut meningkat 0,94% yaitu dari sebelumnya Rp25,71 triliun. Kenaikan kredit terutama disebabkan oleh meningkatnya kredit di 22 Data posisi bulan Februari Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 43

62 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Merangin Rp75,14 miliar (3,79%) sementara penyaluran kredit di kota Jambi turun Rp82,78 miliar (turun 0,72%). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Pertumbuhan Tw I Tw II Tw III TW IV Tw I qtq yoy Batanghari 1,358,377 1,408,801 1,436,400 1,420,073 1,490, Sarolangun 974,325 1,060,049 1,146,119 1,214,309 1,246, Kerinci 1,016,838 1,082,999 1,073,439 1,137,019 1,164, Muaro Jambi 2,539,812 2,355,694 2,379,486 2,611,320 2,656, Tanjung Jabung Barat 1,105,903 1,176,378 1,320,517 1,401,691 1,382, Tanjung Jabung Timur 343, , , , , Tebo 910,647 1,110,380 1,124,683 1,126,076 1,142, Merangin 1,557,053 1,905,565 1,923,995 1,981,882 2,057, Bungo 2,018,162 2,503,720 2,871,542 2,810,985 2,868, Sungai Penuh - - 3,065 3,750 4, Jambi 9,514,903 10,140,069 10,768,985 11,577,611 11,494, T O T A L 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,707,902 25,948, *) Bulan Februari Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp1.772,49 miliar atau meningkat sebesar Rp182,38 miliar (11,47%) dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.590,10 miliar. Meningkatnya undisbursed loan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya kelonggaran tarik modal kerja sebesar Rp134,87 miliar (11,47%). Melambatnya pertumbuhan kredit modal kerja di triwulan laporan menyebabkan peningkatan kelonggaraan tarik dimaksud. Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Jenis Penggunaan 2013 TW I TW II TW III TW IV TW I Nominal % 1 Investasi 351, , , , ,045 51, Konsumsi 105, ,267 89,719 18,590 14,883 (3,708) (19.94) 3 Modal kerja 1,503,475 1,466,023 1,504,962 1,392,690 1,527, , Total Kategori 2012 Pertumbuhan (qtq) 1,960,724 1,809,286 1,783,923 1,590,104 1,772, , KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

63 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR) 23 terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit dan masih melambatnya penghimpunan DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 109,72% meningkat 224 BPS dari triwulan lalu. Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank umum sudah mencapai 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun % % % % 160% % 140% % 95.64% % % 120% 100% % 80% 10 60% 40% 5 20% 0 0% Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen) Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 2,25% (di bawah ketentuan 5%) meskipun cenderung meningkat dari trwiulan lalu yang sebesar 2,25%. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6,42% yang lebih tinggi dari angka NPL triwulan lalu 4,26%. Kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan dalam hal ini batu bara berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di sektor ini. Kondisi tersebut juga terjadi pada sektor pertanian yang mengalami peningkatan persentase angka NPL menjadi 2,80% dari 2,37%. 23 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan. TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 45

64 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi TW IV-12 TW I-13 No Sektor Ekonomi Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%) 1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 3,028,774 71, ,236,828 90, Pertambangan dan Penggalian 112,898 4, ,226 9, Industri 568,332 3, ,518 3, LGA 9, , Konstruksi 681,974 17, ,557 16, Perdagangan Hotel dan Restoran 4,766, , ,959, , Pengangkutan dan Komunikasi 283,620 8, ,945 1, Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 948,469 13, ,614 46, Jasa-jasa 650,370 11, ,928 16, Bukan Lapangan Usaha 8,237,555 80, ,644, , J U M L A H 19,287, , ,162, , Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,21% menjadi 8,02%. Melambatnya penghimpunan DPK sementara penyaluran kredit masih tetap tumbuh tinggi menyebabkan adanya kecenderungan peningkatan suku bunga deposito. Suku bunga deposito meningkat dari dari 5,19% menjadi 5,29% sementara suku bunga kredit menunjukkan penurunan dari 13,40% menjadi 13,31%. Sementara itu, angka BI-rate dibandingkan triwulan sebelumnya menunjukkan angka yang sama yaitu 5,75%. Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Margin Deposito Kredit BI-rate 46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

65 Rp Triliun PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 6. Perkembangan Kredit UMKM Pada triwulan laporan, kredit UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,40% lebih rendah dari pertumbuhan total kredit 4,54% yaitu dari Rp7,81 miliar menjadi Rp8,00 miliar. Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,12%. Kondisi ini juga disebabkan oleh melambatnya kredit untuk modal kerja yang mendominasi kredit UMKM Jambi. Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi (2.04) TW I-12 TW II-12 TW III-12 TW IV-12 TW I Menengah Kecil Mikro Pertumbuhan UMKM (%) Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 39,69%. Berdasarkan distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 13,92%, lalu diikuti kredit kecil sebesar 13,89%, serta kredit mikro sebesar 11,89% dari total kredit perbankan. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 60% 40% 20% 0% TW I-12 TW II-12 TW III-12 TW IV-12 Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 47

66 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp685,56 miliar atau meningkat 6,39% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp644,38 miliar. Sementara itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp19,76 miliar (4,10%) menjadi Rp501,52 miliar. Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan sebesar Rp32,26 miliar (6,61%) menjadi Rp520,04 miliar. Sejalan dengan bank umum, LDR BPR juga menunjukkan peningkatan 244 bps dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 101,25% menjadi 103,69%. Disisi yang lain, kualitas kredit menunjukkan peningkatan, yaitu dengan turunnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari 2,82% menjadi 1,63%. D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai Pada periode triwulan I-2013, aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar, nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu namun transaksi melalui RTGS mengalami penurunan. Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar 1,24% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.519,69 miliar. Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami penurunan 35,47% dibandingkan triwulan sebelumnya. Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian Pertumbuhan (q-t-q) Trw 1 Trw.II Trw.III Trw.IV Trw 1 Nominal Persen Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 30, Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 72,639 1, Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518, , , , , , Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565, , , Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (253,854) (768,455) (581,824) (1,171,807) (118,089) 135,765 (53.48) RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 15,535 5, RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 22,244 (29,560) (57.06) RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 4,032 1, Cek dan BG Kosong - Lembar 856 1,164 1,150 1, (452.00) (52.80) - Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 12,481 (23,744) (65.54) 48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

67 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN D.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp964,64 miliar meningkat 24,96% sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp846,55 miliar meningkat 63,39%. Dengan demikian, pada triwulan laporan, Provinsi Jambi mengalami net outflow sebesar Rp118,09 miliar. Tingginya peningkatan aliran kas masuk tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari Rp235,85 miliar menjadi Rp118,09 miliar (turun 53,48%). Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp miliar 2,000 1,500 1, Persen 100 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%) D.2. Penyediaan Uang Layak Edar Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal tidak layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia, bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp409,64miliar mencapai 48,29% dari total inflow provinsi Jambi. TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 49

68 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN D.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu. Untuk mengantisipasi agar tidak beredarnya kembali uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. D.4. Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp2.519,67 miliar atau meningkat 1,24% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Sejalan dengan itu, volume kliring menunjukkan peningkatan 2,35%, yaitu dari menjadi lembar warkat. miliar Rp 2,500 2,000 1,500 1, , Grafik 3.8 dan 3.9 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring 2,348 2, (1.12) (5.68) Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw 1 % (2) (4) (6) (8) ribu warkat (4.18) 2, Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV % 15 - (15) Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring Grafik Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring Grafik 3.9 Sebaliknya, jumlah lembar cek dan BG kosong menunjukkan penuruan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 856 lembar menjadi 404 lembar dan secara nominal jumlah cek dan BG kosong juga menurun sebesar Rp23,74 miliar (65,54%) yaitu dari Rp36,23 miliar menjadi Rp12,48 miliar. B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) 24 Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) turun sebesar Rp22,99 triliun (35,47%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp64,80 triliun menjadi Rp41,81 triliun. 24 Sistem BI-RTGS adalahsuatu sistem transfer danaelektronikantarpesertadalammatauang Rupiah, yang penyelesaiantransaksidilakukansecaraseketika(real time). 50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

69 PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar mencapai Rp22,24 triliun diikuti transfer ke luar Jambi Rp15,54 triliun dan transfer di dalam provinsi Jambi Rp4,03 triliun. Berbeda dengan aliran uang tunai yang menunjukkan tingginya uang keluar, aliran RTGS menunjukkan bahwa uang masuk ke Jambi lebih tinggi dari yang keluar. Hal ini menunjukkan kondisi Jambi yang menjadi daerah untuk berusaha namun transaksi turunnannya masih dilakukan di luar provinsi Jambi. Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) RTGS Periode Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi Dari dan Ke Provinsi Jambi Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Tw ,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 Tw ,499 17,064 19,826 19,311 2,769 5,570 Tw ,353 18,840 22,515 20,637 3,291 6,009 Tw ,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 Tw ,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 Tw ,139 19,391 54,010 19,519 3,543 5,720 Tw ,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 Tw ,270 21,580 29,431 20,622 4,702 6,449 Tw ,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 51

70 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

71 BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan I tahun 2013 mencapai Rp695,54 miliar (terealisasi 28,43% dari APBD), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp360,29 miliar (13,58%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 2,88% dan 15,16%. A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012 Pada triwulan pertama 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi mencapai Rp695,54 miliar, dan mencapai 28,43% dari APBD tahun 2013 (Rp2.446,37 miliar). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (65,95%) masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp458,74 miliar. Lebih lanjut, pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp278,86 miliar (40,09%). Penerimaan DAU Jambi di tahun 2013 ini diperkirakan akan meningkat sampai 39,67% pada akhir tahun mendatang (Tabel 4.1.). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp236,58 miliar (34,01%). Angka pendapatan tersebut meningkat 7,21% dibanding tahun Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi, menyumbangkan 29,00% (Rp201,77 miliar) dari total pendapatan Jambi. Meningkatnya pajak tersebut juga seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Jambi. 51

72 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan I-2013 URAIAN APBD 2012 S.D TRW I-2012 S.D TRW I-2013 APBD 2013 Nominal Persen Nominal Persen PENDAPATAN 2, , Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah #DIV/0! #DIV/0! Pendapatan Transfer 1, , Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1, , Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian Lain-lain Pendapatan yang Sah B. Realisasi Belanja Daerah Tahun Triwulan I 2013 Pada triwulan I tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp360,29 miliar atau mencapai 13,58% dari APBD yang sebesar Rp2.652,83 miliar. Realisasi tersebut meningkat Rp47,44 miliar atau 15,16% dibanding realisasi pada triwulan I 2012 yang sebesar Rp312,86 miliar. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (64,68%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp233,03 miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp31,11 miliar (Tabel 4.2.). Komponen belanja operasional terbesar pada triwulan laporan adalah untuk belanja hibah yang mencapai Rp85,25 miliar dan diikuti oleh belanja pegawai Rp82,17 miliar, dimana kedua jenis belanja tersebut merupakan komponen belanja rutin. Sementara itu, realisasi belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan terealisasi Rp31,11 miliar (4,38%). Masih relatif kecilnya realisasi jenis belanja ini disebabkan oleh relatif lamanya proses lelang pekerjaan dan belum diambilnya uang muka proyek oleh pemenang lelang. Sementara itu, belanja jalan, irigasi dan jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada kepentingan masyarakat baru terealisasi sebesar Rp26,52 miliar (5,49%). 52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

73 KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan I-2013 URAIAN APBD 2012 S.D TRW I-2012 S.D TRW I-2013 APBD 2013 Nominal Persen Nominal Persen BELANJA 2, , Belanja Operasi 1, , Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan #DIV/0! #DIV/0! Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Realisasi belanja tak terduga di triwulan laporan sebesar Rp1,35 miliar, disalurkan untuk membantu korban banjir Jambi beberapa waktu yang lalu. Sementara belanja barang yang memiliki anggaran cukup besar (mencapai Rp546,43 miliar) baru terealisasi Rp18,40 miliar (3,37%). C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi selama triwulan I mencapai Rp415,31 miliar, turun 5,69% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Rp440,39 miliar) (Tabel 4.3.). Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya pendapatan pajak perdagangan internasional seiring dengan menurunnya pendapatan bea keluar (Gambar 4.1.) akibat dari belum membaiknya ekspor Jambi. Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) Pertumbuhan REALISASI PENDAPATAN Triwulan I 2012 Triwulan I 2013 Nominal (%) I Pajak Dalam Negeri 326,626,880, ,162,436, ,609,462, PPh 196,359,686, ,414,759,997 (4,944,926,968) (2.52) PPN 119,908,992, ,773,975,504 13,864,983, PBB 1,912,542,036 2,588,428, ,886, Cukai 50,000 4,860,000 4,810,000 9, Lainnya 8,445,609,648 9,380,411, ,802, II Pajak Perdagangan Int'l 29,232,085,518 (2,511,236,688) (31,743,322,206) (108.59) Pendapatan Bea Masuk 3,385,040,940 4,513,511,152 1,128,470, Pendapatan Bea Keluar 25,847,044,578 (7,024,747,840) (32,871,792,418) (127.18) III Penerimaan SDA 4,910,558,166 3,171,534,731 (1,739,023,435) (35.41) Pendapatan Pertambangan Umum - 3,171,534,731 3,171,534,731 #DIV/0! Pendapatan kehutanan 4,910,558,166 - (4,910,558,166) (100.00) IV PNPB Lainnya 79,616,487,519 77,491,525,330 (2,124,962,189) (2.67) Total Realisasi Pendapatan 440,386,011, ,314,259,382 (25,071,752,555) (5.69) TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 53

74 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp337,16 miliar (81,18%) dan diikuti oleh pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp77,49 miliar (18,66%). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp191,41 miliar (46,09%) diikuti oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp133,77 miliar (32,21%) (Gambar 4.2.). Penerimaa n SDA, 0.76 Gambar 4.1. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Gambar 4.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi (%) PBB, Lainnya, Pajak Perdagang an Int'l, (0.60) PNPB Lainnya, Pajak Dalam Negeri, PPN, PPh, Grafik 4.2 Grafik 4.3 Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan I 2013 terealisasi sebesar Rp446,55 miliar, meningkat Rp2,22 miliar (0,50%) dibanding tahun lalu (Tabel 4.4.). Namun demikian, peningkatan belanja tersebut bersumber dari peningkatan belanja pegawai sebesar Rp40,69 miliar (15,52%), sementara realisasi belanja modal untuk percepatan pembangunan mengalami penurunan sebesar 15,65% menjadi Rp79,20 miliar dibandingkan realisasi pada tahun lalu yang mencapai Rp93,90 miliar. 54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

75 KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah) REALISASI BELANJA Triwulan I 2012 Triwulan I 2013 Pertumbuhan Nominal (%) I Belanja Pegawai 262,115,488, ,802,700,720 40,687,212, Belanja Gaji dan Tunjangan 257,545,828, ,192,456,868 40,646,628, Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tun 4,543,064,068 4,969,420, ,356, Belanja Kontribusi Sosial 26,595,475 (359,176,831) (385,772,306) (1,450.52) II Belanja Barang 67,583,418,793 63,981,878,532 (3,601,540,261) (5.33) Belanja Barang 36,579,539,124 35,427,707,973 (1,151,831,151) (3.15) Belanja Jasa 8,333,973,018 6,798,870,085 (1,535,102,933) (18.42) Belanja Perjalanan 8,145,110,294 12,875,526,052 4,730,415, Belanja Pemeliharaan 1,327,839,494 8,879,774,422 7,551,934, Belanja Layanan Umum 13,196,956,863 - (13,196,956,863) (100.00) III Belanja Denda dan Subsidi Perusaha 816,043,569 - (816,043,569) (100.00) Belanja Denda 816,043,569 - (816,043,569) (100.00) IV Belanja Bantuan Sosial 17,833,025, ,303,297 (17,361,721,703) (97.36) Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan d 17,833,025, ,303,297 (17,361,721,703) (97.36) V Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 (1,985,535,503) (95.53) Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 (1,985,535,503) (95.53) VI Belanja Modal 93,901,465,744 79,203,419,488 (14,698,046,256) (15.65) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 3,327,377,250 4,996,438,688 1,669,061, Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1,181,037,200 1,267,372,900 86,335, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 89,303,121,294 72,572,958,900 (16,730,162,394) (18.73) Belanja Modal Fisik Lainnya 89,930, ,649, ,719, Total Realisasi Belanja 444,327,843, ,552,168,437 2,224,325, Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Pegawai, Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar untuk belanja pegawai (67,81%), terutama untuk komponen Belanja gaji dan tunjangan yaitu sebesar Rp298,19 miliar (66,78%) dan diikuti oleh belanja modal (16,25%) terutama untuk komponen Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar Rp 72,57 miliar (Gambar 4.4.). TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 55

76 KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH D. Keuangan Pemerintah Daerah Tingginya pendapatan dan rendahnya realisasi belanja pada triwulan laporan juga tercermin dari meningkatnya (83,08%) jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi pada Gambar 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Rp triliun) 5 Giro Deposito Tw I - 12 Tw II - 12 Tw III - 12 TW IV - 12 Tw I - 13 triwulan I yang mencapai Rp3,82 triliun, atau meningkat Rp1,73 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya (Rp2,09 triliun). Jumlah simpanan pada triwulan laporan juga lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (Rp3.57 triliun) 56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

77 BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada bulan Februari 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami peningkatan yaitu dari ribu orang di Februari 2012 menjadi ribu orang di Februari Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan penurunan menjadi 45,9 ribu orang dibandingkan Februari 2012 yang sebanyak 56,6 ribu. Kondisi serupa juga dialami tingkat pengangguran terbuka yang turun menjadi 2,90% dari 3,65%. Namun demikian, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan juga mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 90,96 dari 91,73 pada triwulan lalu. A. Ketenagakerjaan Daerah Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jambi pada bulan Februari 2013 menurun dibandingkan Februari tahun lalu. Pada bulan Februari 2013, TPAK mencapai 69,21% menurun dari periode sebelumnya yang sebesar 69,40%. Namun demikian, jumlah pekerja di Jambi menunjukkan peningkatan 2,80% menjadi ribu orang sehingga tingkat pengangguran turun dari 3,65% menjadi 2,90%. Jumlah pengangguran Provinsi Jambi pada bulan laporan sebanyak 45,9 ribu orang lebih rendah dari bulan Februari 2013 yang sebanyak 56,6 ribu orang. Tingkat pengangguran tersebut juga lebih rendah dari bulan Agustus Jumlah pekerja pada bulan Februari cenderung lebih tinggi dari bulan Agustus yang disebabkan oleh lebih tingginya kebutuhan tenaga kerja di awal tahun terutama berkaitan dengan panen tanaman pertanian. 59

78 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja KEGIATAN UTAMA FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI 1 Penduduk ,185 2,210 2,235 2,261 2,286 2 Angkatan Kerja 1,528 1,495 1,551 1,471 1,582 - Bekerja 1,469 1,435 1,494 1,424 1,536 - Penganggur Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Sumber: BPS Provinsi Jambi Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, meningkatnya jumlah pekerja di bulan laporan disebabkan oleh meningkatnya pekerja di sektor jasa kemasyarakatan 15,40 ribu pekerja (6,80%) diikuti dengan konstruksi sebanyak 12,70 ribu pekerja (25,50%). Sebaliknya, penyerapan tenaga kerja di Jambi didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 783,5 ribu orang (55,04%) diikuti dengan sektor perdagangan yang mencapai 246,8 ribu orang (16,07%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar yang mencapai 242,0 ribu orang (15,75%). Tabel 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaaan Utama FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI 1 Pertanian pertambangan dan Penggalian industri Listrik, gas dan air minum Kontruksi Perdagangan Transportasi & Pergudangan & Komunikasi Keuangan Jasa Kemasyarakatan TOTAL 1, , , ,424 1,536 Sumber: BPS Provinsi Jambi Berdasarkan statusnya pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 543 ribu orang dengan pangsa 34,03%, pekerja keluarga/tak dibayar 288,6 ribu (18,79%) sertapekerja yang berusaha sendiri 278,2 ribu (18,11%). Meningkatnya jumlah pekerja di bulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya pekerja yang tidak dibayar. 60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

79 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.3. Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) Lapangan Pekerjaaan Utama FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI 1 Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/pegawai Pekerja bebas di Pertanian Pekerja bebas di non pertanian Pekerja tak dibayar TOTAL Sumber: BPS Provinsi Jambi B. Kesejahteraan Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Nilai Tukar Petani (NTP) kembali mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP Maret 2013 dibandingkan NTP Desember 2012 turun 14 bps menjadi 90,50 dari 90,64. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh menurunnya indeks petani tanaman padi dan palawija 1,37%. Harga kedua komoditi ini mengalami kenaikan harga yang relatif terbatas (0,55%) sementara biaya yang timbul dari usaha ini maupun rumah tangga mengalami kenaikan yang cukup tinggi (1,37%). TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 61

80 KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar PERUBAHAN (%) ( Sept ke Des) 1 Tanaman Padi Palawija a Indeks Diterima Petani Padi Palawija b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-P) Hortikultura a Indeks Diterima Petani Sayur-sayuran Buah-buahan b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-H) Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Diterima Petani Tanaman Perkebunan Rakyat b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) Peternakan a Indeks Diterima Petani Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil Ternak b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) Perikanan a Indeks Diterima Petani Penangkapan Budidaya b Indeks Dibayar Petani Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) C. Kemiskinan Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 4.177,25 ton, turun 66,24% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai ,52 ton. 62 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2013

81 Ribu ton KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Pada awal tahun ini, penyaluran raskin baru dimulai pada bulan Februari sehingga jumlah yang disalurkan masih terbatas. Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Penyaluran Raskin (kg) TW I TW II TW III TRW IV TW I TW II TW III TRW IV TW I Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah) TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 63

82 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

83 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan II-2013 diperkirakan melambat dibandingkan triwulan I Pengeluaran konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran. Inflasi triwulan mendatang diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan laporan. Beberapa komoditi yang menjadi penyumbang utama inflasi di triwulan laporan seperti bawang dan cabe merah diperkirakan akan kembali stabil di triwulan mendatang. Di samping itu, masuknya musim panen padi diharapkan juga dapat menahan laju inflasi triwulan mendatang. Namun demikian, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun dampak lanjutannya. Di samping itu, adanya liburan sekolah, menjelang puasa serta pemilihan walikota Jambi dapat mendorong tingginya konsumsi triwulan mendatang yang berdampak pada kenaikan harga. A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,5%-2,0%(qtq) tumbuh lebih tinggi dari triwulan laporan yang negatif 0,88%. Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan melambat yaitu pada kisaran 6,8 7,3% (yoy) dari triwulan laporan yang tumbuh 8,36% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%. 65

84 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Pengeluaran konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Kondisi ini juga didukung dari hasil SKDU triwulan I-2013 dimana responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari meningkatnya angka total saldo bersih tertimbang perkembangan dunia usaha yaitu dari 0,49 di triwulan I-2013 menjadi diperkirakan 11,20 di triwulan II No Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha Sektor/Subsektor Saldo Bersih Tertimbang Triwulan I-2013 Triwulan II-2013*) 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian (2.08) Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa (0.52) 0.52 Total Keterangan : *) Angka perkiraan Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Produksi tanaman bahan makanan diperkirakan meningkat sejalan dengan meningkatnya produksi padi. Sementara itu, produksi perkebunan di triwulan mendatang didukung oleh mulai membaiknya produksi kelapa sawit. Di samping itu, harga kelapa sawit yang diperkirakan kembali meningkat di triwulan mendatang dapat menjadi insentif bagi petani. Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan 66 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN II-2013

85 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH sejalan dengan menurunnya permintaan crumb rubber. Harga karet juga diperkirakan mengalami penurunan di triwulan mendatang. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan masih belum mengalami peningkatan pertumbuhan disebabkan belum membaiknya produksi. Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat. Selanjutnya, menggeliatnya perkembangan ekonomi juga diikuti dengan meningkatnya perdagangan sehingga mendorong sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. B. Proyeksi Inflasi Perkembangan harga-harga pada triwulan II-2013 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan I-2013 mencapai 4,30%-4,80% (yoy) dari triwulan laporan 6,06% (yoy). Beberapa komoditi yang menjadi penyumbang utama inflasi di triwulan laporan seperti bawang dan cabe merah diperkirakan akan kembali stabil di triwulan mendatang. Di samping itu, masuknya musim panen padi diharapkan juga dapat menahan laju inflasi triwulan mendatang. Namun demikian, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun dampak lanjutannya. Dari sisi permintaan, tingginya intensitas frekuensi penyelenggaran acara berdampak pada pertengahan tahun berdampak pada tingginya konsumsi di bulan mendatang. Selain itu, ekspektasi masyarakat terhadap harga barang juga sudah cukup tinggi yang dipicu oleh melejitnya harga bahan makanan di awal tahun serta adanya kenaikan harga TTL oleh pemerintah. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam beberapa tahun terakhir juga menyebabkan kenaikan harga properti Jambi. TRIWULAN II-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 67

86 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. April 2013 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2013 m-t-m (%) Catatan: Inflasi Mei- Desember 2013 adalah angka perkiraan Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. April 2013 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2013 y-o-y (%) Catatan: Inflasi Mei- Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. April 2013 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2013 y-t-d (%) Catatan: Inflasi Mei-Desember 2012 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1% Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-bumbuan, 2) Meningkatnya konsumsi masyarakat dalam liburan sekolah mendatang serta terutama menjelang bulan puasa, 3) Adanya kampanye pemilihan walikota Jambi, 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan 68 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI TRIWULAN II-2013

87 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan II tahun Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi 13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. TRIWULAN II-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI 69

88 Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

89 LAMPIRAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank. K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi. Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741-62445 Fax : 0741 62112

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan II 2014 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III-2013 Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Bali Triwulan III-2013 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Asesmen Ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Agustus 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi NOVEMBER 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14,

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2010 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 212 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Kajian Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Jl. Letda Tantular No.

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 2013 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VIII DIVISI EKONOMI

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Triwulan I-2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VIII TIM KAJIAN EKONOMI Jl. Jend.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental.

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental. NOVEMBER 2017 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... xi Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xiii Ringkasan Eksekutif... xvii Bab 1 Perkembangan Ekonomi

Lebih terperinci