STATISTIKA NONPARAMETRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STATISTIKA NONPARAMETRIK"

Transkripsi

1 STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang bentuk distibusi kecuali bahwa sebaan itu kontinu.dan kaena itu meupakan statistik yang bebas distibusi Dalam statistik nonpaametik, kesimpulan dapat ditaik tanpa mempehatikan bentuk distibusi populasi, sedangkan dalam statistika paametik yang telah dibahas sebelumnya, kesimpulan hanya bena apabila asumsi-asumsi tetentu yang membatasi adalah bena. KAPAN METODE NONPARAMETRIK DIGUNAKAN? SYARAT STATISTIKA NON PARAMETRIK DAPAT DIGUNAKAN APABILA : 1. Apabila ukuan sampel kecil sehingga distibusi statistik pengambilan sampel tidak mendekati nomal, dan apabila tidak ada asumsi yang dapat dibuat tentang bentuk distibusi populasi yang menjadi sumbe sampel.. Apabila digunakan data peingkat atau odinal. (Data odinal hanya membeikan infomasi tentang apakah suatu item lebih tinggi, lebih endah, atau sama dengan item lainnya; data ini sama sekali menyatakan ukuan pebedaan). 3. Apabila data nominal digunakan. (Contoh : data nominal adalah sepeti laki-laki atau peempuan dibeikan kepada item dan tidak ada implikasi di dalam sebutan tesebut bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih endah daipada item lainnya) Bentuk populasinya tidak diketahui / tidak nomal Distibusinya kontinu 3 Ukuan sampel lebih kecil dai 30 4 STATISTIKA NON PARAMETRIK KESIMPULAN Keuntungan dai penggunaan Statistika Non Paametik : Pehitungannya lebih sedehana, mudah, dan cepat Data dapat besifat kuantitatif atau kualitatif ( atibut ) Bisa digunakan untuk bentuk distibusi populasi apa saja asalkan kontinu Ukuan sampel yang digunakan bisa kecil Kelemahan dai penggunaan Statistika Non Paametik : Efisiensi endah, kaena tidak menggunakan semua infomasi yang ada dai sampel Tidak seteliti Uji Paametik, jadi untuk mencapai b yg sama dipelukan sampel yg lebih besa. Uji nonpaametik akan menggunakan ukuan sampel yang lebih banyak dibandingkan dengan uji paametik aga mencapai kuasa yang sama. 5 Bila uji paametik dan uji nonpaametik keduanya belaku pada himpunan data yang sama, GUNAKANLAH selalu teknik paametik yang lebih efisien. Akan tetapi, bila diketahui bahwa anggapan kenomalan seing tidak belaku, dan tenyata bahwa kita seing menghadapi pengukuan yang tidak kuantitatif, maka disaankan menggunakan sejumlah caa nonpaametik yang dapat menangani bebagai keadaan pecobaan yang lebih luas. Pelu dikemukakan bahwa kendati di bawah anggapan teoi kenomalan baku, keefisienan teknik nonpaametik amat dekat ke posedu paametik padanannya. Sebaliknya, penyimpangan yang besa dai kenomalan akan membuat metoda nonpaametik jauh lebih efisien daipada posedu paametik. 6 1

2 JENIS JENIS STAT. NON PARAMETRIK : 1. Uji Tanda ( Sign Test ) untuk uji 1 sampel dan sampel. Uji Peingkat Betanda Wilcoxon (Wilcoxon Sign Rank Test) uji 1 sampel dan sampel bepasangan 3. Uji Jumlah Peingkat Wilcoxon ( Wilcoxon Rank Sum Test ) uji sampel independent Jumlah Sampel Mempehatikan besanya data? Uji Statistik Satu --- Sign Test 4. Uji Kuskall Wallis untuk uji lebih dai buah populasi ( k > ) 5. Uji Runtunan uji keacakan data untuk data kuantitatif dan data kualitatif 6. Uji Kolmogoov Sminov Dua, Tidak Sign Test independent Ya Wilcoxon Rank Sum Test Dua, Tidak Sign Test 7. Uji Koefisien Koelasi Peingkat Speaman, dll. 7 dependent Ya Wilcoxon Sign Rank Test 8 1. UJI TANDA ( SIGN TEST ) Meupakan uji non paametik yang paling mudah dan cepat. Digunakan untuk menguji ata-ata 1 populasi dan populasi, dgn mempehatikan tanda nya. Posedu ini didasakan pada tanda negatif atau positif dai pebedaan antaa pasangan data odinal. Pada hakikatnya pengujian ini hanya mempehatikan aah pebedaan dan bukan besanya pebedaan itu. Jika Ho : m = mo bena, peluang nilai sampel menghasilkan tanda + / - adalah ½ ; kaena itu statistik uji bedistibusi Binomial dengan p = ½ UJI TANDA 1 SAMPEL ( ONE SAMPLE SIGN TEST ) : PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA 1 SAMPEL UNTUK UJI 1 ARAH : Stuktu Hipotesis : a. H0 : m = m0 H1 : m < m0 b. H0 : m = m0 H1 : m > m0 Penentuan Tanda : Data sampel kuantitatif diubah menjadi atibut / tanda : + dan - Jika data ( i ) < m0 tanda Jika data ( i ) > m0 tanda + Jika data ( i ) = m0 data tesebut dibuang Tentukan nilai α wilayah kitis a ( Binomial ; dengan p = ½ ) Hitung jumlah tanda +, dilambangkan sebagai nilai 10 UJI TANDA 1 SAMPEL ( ONE SAMPLE SIGN TEST ) : () PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA 1 SAMPEL UNTUK UJI 1 ARAH : Bandingkan nilai dengan a : a. Jika : > a Teima H0 a Tolak H0 b. Jika: < a Teima H0 a Tolak H0 a a PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA 1 SAMPEL UNTUK UJI ARAH : Stuktu Hipotesis : H0 : m = m0 H1 : m m0 Penentuan Tanda : Data sampel kuantitatif diubah menjadi atibut / tanda : + dan - Jika data ( i ) < m 0 tanda Jika data ( i ) > m 0 tanda + Jika data ( i ) = m 0 data tesebut dibuang Tentukan nilai α wilayah kitis 1 a / dan a / ( Binomial ; dengan p = ½ ) Hitung jumlah tanda +, dilambangkan sebagai nilai Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis 1 11

3 1.1.. PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA 1 SAMPEL UNTUK UJI ARAH : () Bandingkan nilai dengan a : Jika : 1 a / < < a / Teima H 0 1 a / dan a / Tolak H UJI TANDA 1 SAMPEL ( ONE SAMPLE SIGN TEST ) : Jika : n>10, maka digunakan pendekatan Nomal, sehingga : μ n p σ n p q Z ( x 0,5) - np npq 1 a / a / Ingat Binomial Nomal (Diskit Kontinu) : ( a 0,5 ) ( b + 0,5 ) Untuk : m Z ( 0,5 ) - np npq Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis Untuk : m Z ( 0,5 ) - np npq CONTOH SOAL (SIGN TEST) : 1. Data beikut menunjukkan lamanya waktu konsumen di salon yang menunggu untuk dilayani sbb : Ujilah penyataan pemilik salon bahwa ata-ata konsumennya dapat telayani setelah menunggu lebih dai 1 menit, jika besanya selisih data tidak dipehatikan dengan taaf kebeatian 0,05. JAWAB NO 1 Stuktu Hipotesis : H 0 : m = 1 H 1 : m 1 Taaf nyata : a = 0,05 Statistik Uji:Uji Tanda 1 Sampel ( Sign Test ) x x x n = 15 p = ½ 15 = 9 ( hitung tanda + ) 16 CONTOH SOAL (SIGN TEST) : Wilayah Kitis : 1 a B ( x ; n ; p ) < 0,05 B ( x ; 15 ; 0,5 ) < 0,05 B ( 3 ; 15 ; 0,5 ) < 0,05 0,0176 < 0,05 1 = 3. Data beikut ini adalah beapa lama, dalam jam, sebuah alat listik pencuku ambut dapat digunakan sebelum haus diisi tenaga listik kembali : = 9 Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan : penyataan pemilik salon bena bahwa ata-ata konsumennya dapat telayani setelah menunggu lebih dai 1 menit, pada taaf nyata 0,05. Ujilah hipotesis pada taaf kebeatian 0,05 bahwa mesin ini bekeja dengan median 1,8 jam sebelum bateainya pelu diisi kembali, dgn tdk mempehatikan besanya data

4 Stuktu Hipotesis : H 0 : m = 1,8 H 1 : m 1,8 Taaf nyata : a = 0,05 a/ = 0,05 Statistik Uji:Uji Tanda 1 Sampel ( Sign Test ) Wilayah Kitis : 1 a / B ( x ; n ; p ) 0,05 B ( x ; 10 ; 0,5 ) 0,05 B ( 1 ; 10 ; 0,5 ) 0,05 0,0107 0,05 A = 1 a / 1 - B ( x ; 10 ; 0,5 ) 0, B ( 8 ; 10 ; 0,5 ) 0,05 1-0,9893 0,05 0,0107 0,05 B = 9 Tanda:1,5, 0,9 1,3,0 1,6 1,8 1,5,0 1, 1, n = 10 p = ½ = 3 ( tanda + ) A = 1 = 3 B = 9 Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan : bahwa median waktu bekeja alat pencuku tidak bebeda secaa signifikan dai 1.8 jam sebelum haus diisi tenaga listik kembali, pada taaf nyata 0, UJI TANDA SAMPEL ( TWO SAMPLE SIGN TEST ) : PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA SAMPEL UNTUK UJI 1 ARAH : a / 1 - B ( x ; 10 ; 0,5 ) 0, B ( 9 ; 10 ; 0,5 ) 0, ,05 0,001 0,05 B = 10 a / 1 - B ( x ; 10 ; 0,5 ) 0, B ( 8 ; 10 ; 0,5 ) 0,05 a / 1 - B ( x ; 10 ; 0,5 ) 0, B ( 7 ; 10 ; 0,5 ) 0,05 1-0,9453 0,05 0,0547 0,05(Salah) B = 8 Digunakan untuk menguji data sampel bepasangan atau data sampel independent yang dapat dipasang-pasangkan satu dengan lainnya. Stuktu Hipotesis : a. H 0 : m 1 m = 0 atau : m 1 m atau : m D = 0 H 1 : m 1 m < 0 atau : m 1 < m atau : m D < 0 b. H 0 : m 1 m = 0 atau : m 1 m atau : m D = 0 H 1 : m 1 m > 0 atau : m 1 > m atau : m D > 0 1-0,9893 0,05 0,0107 0,05 B = UJI TANDA SAMPEL ( TWO SAMPLE SIGN TEST ) : PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA SAMPEL UNTUK UJI 1 ARAH : Bandingkan nilai dengan a : Penentuan Tanda : Data sampel kuantitatif diubah menjadi atibut / tanda : + dan - Jika data sampel 1 < sampel tanda Jika data sampel 1 > sampel tanda + Jika data sampel 1 = sampel ke- data dibuang a. Jika : > a Teima H 0 a Tolak H 0 a Tentukan nilai a wilayah kitis a ( Binomial ; dengan p = ½ ) Hitung jumlah tanda +, dilambangkan sebagai nilai b. Jika : < a Teima H 0 a Tolak H 0 a 3 Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis 4 4

5 1. UJI TANDA SAMPEL ( TWO SAMPLE SIGN TEST ) : 1... PROSEDUR PERHITUNGAN UJI TANDA SAMPEL UNTUK UJI ARAH : Stuktu Hipotesis : H 0 : m 1 m = 0 atau : m 1 m atau : m D = 0 H 1 : m 1 m 0 atau : m 1 m atau : m D 0 Penentuan Tanda : Data sampel kuantitatif diubah menjadi atibut / tanda : + dan - Jika data sampel 1 < sampel tanda Jika data sampel 1 > sampel tanda + Jika data sampel 1 = sampel ke- data dibuang Tentukan nilai α wilayah kitis 1 a / dan a / (Binomial ; dengan p = ½) Hitung jumlah tanda +, dilambangkan sebagai nilai Bandingkan nilai dengan a : Jika : 1 a / < < a / Teima H 0 1 a / dan a / Tolak H 0 1 a / Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis a / 5 6 CONTOH SOAL : 3. Dua tempat kusus dance akan dibandingkan hasilnya. Beikut ini adalah data hasil pencatatan dai kedua tempat kusus yang menyatakan bahwa lamanya latihan paa dance (dalam jam) sebelum acaa hai H dilaksanakan : Data Ke Klub A Klub B Data Ke Klub A Klub B 1 7,4 6,9 9 4, 4,1 4,9 4,9 10 4,7 4,9 3 6,1 6,0 11 6,6 6, 4 5, 4,9 1 7,0 6,9 5 5,7 5,3 13 6,7 6,8 6 6,9 6,5 14 4,5 4,4 7 6,8 7,1 15 5,7 5,7 8 4,9 4,8 16 6,0 5,8 Dapatkah disimpulkan pada taaf kebeatian 0,05 bahwa klub B lebih singkat latihannya daipada klub A? Apabila besanya selisih data tidak dipehatikan. 7 JAWAB NO 3 Stuktu Hipotesis : H 0 : m A m B = 0 H1 : ma mb > 0 (klub B lebih singkat latihannya daipada klub A) Taaf nyata : a = 0,05 Za = 1,645 Statistik Uji:Uji Tanda Sampel ( Sign Test ) Tanda: Data Ke Klub A Klub B Selisih Data Ke Klub A Klub B Selisih 1 7,4 6, , 4,1 + 4,9 4,9 x 10 4,7 4,9-3 6,1 6, ,6 6, + 4 5, 4, ,0 6, ,7 5, ,7 6,8-6 6,9 6, ,5 4, ,8 7,1-15 5,7 5,7 x 8 4,9 4, ,0 5,8 + n = 14 (setelah data dibuang) p = ½ = 11 ( tanda + ) 8 Dengan menggunakan hampian Nomal tehadap sebaan Binomial : μ n p 14*0,5 7 σ Z n p q x - np npq Wilayah Kitis : 14*0,5*0,5 1,87 10,5-7 1,87 1,87 1,87 Keputusan : Tolak H 0 Kesimpulan : bahwa klub B lebih singkat latihannya daipada klub A pada taaf nyata 0, Dapatkah disimpulkan bahwa ata-ata UTS angkatan 010 adalah sama dgn 80 H0 : m = 80 H1 : m 80. Dapatkah disimpulkan bahwa ata-ata UTS angkatan 010 adalah tidak lebih dai 80 H0 : m = 80 H1 : m Dapatkah disimpulkan bahwa ata-ata UTS angkatan 010 PALING BESAR ADALAH 80 H0 : m = 80 H1 : m 80 1,

6 . UJI PERINGKAT BERTANDA WILCOON ( WILCOON SIGN RANK TEST ) 4. Dapatkah disimpulkan bahwa ata-ata UTS angkatan 010 adalah MINIMAL 80 H1 H0 : m = 80 H1 : m disimpulkan bahwa ata-ata UTS angkatan 010 adalah PALING TIDAK LEBIH KECIL DARI 80 H1 H0 : m = 80 H1 : m < 80 Digunakan untuk menguji nilai tengah populasi (1 sampel atau sampel), dgn mempehatikan besaan data maupun aah pebedaannya. Meupakan pebaikan dai Uji Tanda, kaena memanfaatkan besaan data dan aah pebedaan. Digunakan untuk menguji hipotesis ata-ata 1 populasi dan populasi bepasangan. Ekivalen dengan Uji T bepasangan dalam Statistik Uji Paametik WILCOON SIGN RANK TEST 1 Sampel ( One Sample Signed Rank Test ) :.1. WILCOON SIGN RANK TEST 1 Sampel ( One Sample Signed Rank Test ) : Posedu pehitungan Wilcoxon Sign Rank Test 1 Sampel : Stuktu Hipotesis : a.h 0 : m m 0 b. H 0 : m m 0 c. H 0 : m m 0 H 1 : m < m 0 H 1 : m > m 0 H 1 : m m 0 Tentukan nilai α wilayah kitis dalam tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon Hitung nilai di di = i m 0 ; jika : i = m 0 data tesebut dibuang Nilai di dimutlakkan di Buat anking di dai tekecil s/d tebesa, jika ada yg sama dibuat angking ata-ata Buat tanda : + untuk di + dan untuk di 33 Posedu pehitungan Wilcoxon Sign Rank Test 1 Sampel () : Hitung : W + jumlah angking di + W - jumlah angking di W = min ( W + ; W - ) Dgn mempehatikan tanda H 1, yg dpt dilihat pd Stuktu Hipotesis dan Statistik uji : H 0 H 1 Statistik Uji m < m 0 W + m = m 0 m > m 0 W - m m 0 W = min ( W + ; W - ) Wilayah Kitis : W* W a Tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon Dimana : W* meupakan nilai Statistik Uji W yang digunakan ( W+, W- atau W ) Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis 34 CONTOH SOAL (WILCOON SIGN RANK TEST ) : 4. Data beikut menunjukkan lamanya waktu konsumen di salon yang menunggu untuk dilayani sbb : Ujilah penyataan pemilik salon bahwa ata-ata konsumennya dapat telayani setelah menunggu lebih dai 1 menit, jika besanya selisih data dipehatikan dengan taaf kebeatian 0,05. JAWAB NO 4 Stuktu Hipotesis : H 0 : m = 1 H 1 : m 1 Taaf nyata : a = 0,05 Statistik Uji: Uji peingkat betanda wilcoxon ( wilcoxon sign ank test ) xi di ІdiІ Rank Tanda 9,5 14 1,5 15 9,5 9, , , n = x 9, x

7 CONTOH SOAL (WILCOON SIGN RANK TEST ) : Kaena H 1 : m < 1 maka Statistik Uji : W yang dihitung W + = ,5+9, ,5+4+9,5 = 8 Wilayah Kitis : W W a Tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon a = 0,05 n = 15 W a = Data beikut ini adalah beapa lama, dalam jam, sebuah alat listik pencuku ambut dapat digunakan sebelum haus diisi tenaga listik kembali : W a 5 Kaena : W > W a ( 8 > 5 ) Ujilah hipotesis pada taaf kebeatian 0,05 bahwa mesin ini bekeja dengan median 1,8 jam sebelum bateainya pelu diisi kembali, dengan mempehatikan besanya data. Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan : penyataan pemilik salon bena bahwa ataata konsumennya dapat telayani setelah menunggu lebih dai 1 menit, pada taaf nyata 0, JAWAB NO 5 : Stuktu Hipotesis : H 0 : m = 1,8 H 1 : m 1,8 Taaf nyata :a = 0,05 a/ = 0,05 ( aah ) Statistik Uji:Wilcoxon Sign Rank Test 1 Sampel Wilcoxon Sign Rank Test 1 Sampel : i : 1,5, 0,9 1,3,0 1,6 1,8 1,5,0 1, 1,7 di : - 0,3 + 0,4-0,9-0,5 + 0, - 0, 0-0,3 + 0, - 0,6-0,1 di : mutlak 0,3 0,4 0,9 0,5 0, 0, 0 0,3 0, 0,6 0,1 Rank : 5, , Tanda : Kaena H 1 : m 1,8 maka Statistik Uji : W yang dihitung W + = = 13 W - = 5, , = 4 W = min ( W + ; W - ) = ( 13 ; 4 ) = Catatan : Wilayah Kitis : W W a Tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon a = 0,05 ( aah ) W a = 8 n = Jika n > 15, maka digunakan pendekatan distibusi Nomal : n ( n 1) μ W* 4 σ W* n ( n 1) ( n 1) 4 W * - μ W* Z σw* W a 8 Kaena : W > W a ( 13 > 8 ) Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan : bahwa alat pencuku ini secaa ata-ata dapat dikejakan 1.8 jam sebelum haus diisi tenaga listik kembali, pada taaf nyata 0,

8 .. WILCOON SIGN RANK TEST Sampel ( Two Sample Signed Rank Test ) :.. WILCOON SIGN RANK TEST Sampel ( Two Sample Signed Rank Test ) : Posedu pehitungan Wilcoxon Sign Rank Test Sampel : Stuktu Hipotesis : a. H 0 : m 1 m = d 0 Digunakan untuk menguji ata-ata data sampel bepasangan ( n 1 = n ). H 1 : m 1 m < d 0 b. H 0 : m 1 m = d 0 H 1 : m 1 m > d 0 c. H 0 : m 1 m = d 0 H 1 : m 1 m d 0 Tentukan nilai a wilayah kitis dalam tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon Hitung nilai di di = 1 ; jika : 1 = data tesebut dibuang ( di = 0 ) Selisihkan nilai di dengan d0, dimana : d 0 = m 1 m Nilai di d0 dimutlakkan di d 0 Buat anking di d 0 dai tekecil s/d tebesa, jika ada yg sama dibuat angking ata-ata Buat tanda : + untuk di d0 + ; untuk di d0 Hitung : W + jumlah angking di d 0 + W - jumlah angking di d 0 W = min ( W + ; W - ) Dgn mempehatikan tanda H 1, yg dpt dilihat pd tabel Stuktu Hipotesis dan Statistik uji : H 0 H 1 Statistik Uji m 1 - m < d 0 W + m 1 - m = d 0 m 1 - m > d 0 W - m 1 - m d 0 W = min ( W + ; W - ) 45 Wilayah Kitis : W* W a Tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon Dimana : W* meupakan nilai Statistik Uji W yang digunakan ( W+, W- atau W ) Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis 46 Contoh Soal (Wilcoxon Sign Rank Test Sampel) : 6. Texas Fied Chicken telah mengembangkan sebuah esep bau untuk adonan tepung ayamnya dan dept pemasaan hanya ingin melihat apakah esep bau tesebut lebih enak daipada esep sebelumnya. Sepuluh konsumen dipilih secaa acak guna menguji asa. Setiap konsumen mencicipi dulu sepotong daging ayam yang disajikan dengan esep lama dan membeikan nilai asa mulai dai 1 sampai 10 (1=buuk, 10=sangat baik). Kemudian konsumen tesebut mencicipi sepotong daging ayam yang digoeng dengan esep bau dan membeikan nilai asa mulai dai 1 sampai 10. Manajemen peusahaan tesebut ingin mengambil keputusan mengenai adonan esep bau yang tidak hanya didasakan pada beapa banyak oang menganggap bahwa esep bau tesebut mempebaiki asa tetapi juga pada besanya pebaikan asa dai esep bau. Ujilah hipotesis bahwa jumlah konsumen yang menilai esep bau sama dengan dai esep lama. Beikut ini adalah data suvei : (taaf nyata 0,05) Konsumen Resep Lama Resep Bau Felix 3 9 David 5 5 Devi 3 6 Shella 1 3 Rika 5 10 Ridani 8 4 Kistian Susi 8 5 Novi JAWAB : Stuktu Hipotesis : H 0 : m lama m bau = 0 H 1 : m lama m bau 0 Taaf nyata :a = 0,05 ( aah ) Statistik Uji:Wilcoxon Sign Rank Test Sampel Konsumen Resep Resep di di-d0 Іdi-doІ Rank Tanda W+ W- Lama Bau Felix David 5 5 Devi ,5-4,5 Shella ,5 -,5 Rika Ridani Kistian Susi ,5 + 4,5 Novi ,5 -,5 Anton ,5 5,5 48 Anton 6 7 8

9 Kaena H 1 : m lama m bau 0, maka Statistik Uji : W = min ( W + ; W - ) W = min ( W + ; W - ) = min (5,5 ; 10,5) = 10,5 Wilayah Kitis : W W a Tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon a = 0,05 ( aah ) W n = 8 a = 4 W a 4 10,5 Kaena : W > W a ( 10,5 > 4) Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan : adonan esep bau sama baiknya dengan adonan esep yang lama pada taaf nyata 0,05 49 CONTOH SOAL : 7. Ada yang mengatakan bahwa mahasiswa senio dapat meningkatkan sko TOEFL sekuang-kuangnya 50 angka bila ia sebelumnya dibeikan contoh-contoh soalnya lebih dulu. Untuk menguji pendapat itu, 0 mahasiswa senio dibagi menjadi 10 pasang sedemikian shg setiap pasang mempunyai nilai mutu ata-ata yg hampi sama selama 3 tahun petama kuliah. Soal-soal contoh dan jawabnya dibeikan secaa acak kepada salah seoang dai setiap pasang seminggu sebelum ujian. Tenyata sko TOEFL meeka adalah sbb : Pasangan Dengan Contoh Soal Tanpa Contoh Soal Ujilah hipotesis nol pada taaf nyata 0,05 bahwa pembeian contoh soal dapat meningkatkan sko sebesa 50 angka. 50 JAWAB : Stuktu Hipotesis : H 0 : m 1 m = 50 H 1 : m 1 m < 50 Taaf nyata :a = 0,05( 1 aah ) Statistik Uji:Wilcoxon Sign Rank Test Sampel di d0 di d0 Rank Tanda W ,5 + 3, , ,5 Kaena H 1 : m 1 m < 50 maka Statistik Uji : W + yang dihitung W + = 10,5 51 Wilayah Kitis : W W a Tabel Uji Peingkat Betanda Wilcoxon a = 0,05 ( 1 aah ) n = 10 10,5 W a 11 W a = 11 Kaena : W W a ( 10,5 11) Keputusan : Tolak H 0 Kesimpulan :bahwa pembeian contoh soal sebelum ujian tidak dapat meningkatkan sko sebesa 50 angka, pada taaf nyata 0, UJI JUMLAH PERINGKAT WILCOON (WILCOON RANK SUM TEST ) Posedu pehitungan Wilcoxon Rank Sum Test : Disebut juga sebagai Mann Whitney U Test Digunakan untuk menguji nilai tengah populasi, dgn mempehatikan besaan data maupun aah pebedaannya. Digunakan untuk menguji hipotesis ata-ata POPULASI INDEPENDENT. Jumlah sampel 1 sampel Ekivalen dengan Uji T Populasi ( s 1 = s ) dalam Statistik Uji Paametik. Penentuan nomo uutan sampel, dimana : n 1 n Stuktu Hipotesis : a. H0 : m1 = m H1 : m1 < m b. H0 : m1 = m H1 : m1 > m c. H0 : m1 = m H1 : m1 m

10 Tentukan nilai a wilayah kitis dalam tabel Uji Jumlah Peingkat Wilcoxon Gabungkan kedua data sampel dan diuutkan dai tekecil sampai tebesa Bei anking untuk tiap data dai tekecil s/d tebesa, jika tedapat atau lebih data yang sama maka dibeikan anking ata-ata Hitung W1 dan W, dimana : W1 = jumlah anking data sampel 1 W = jumlah anking data sampel Cai nilai U nya dgn mempehatikan tanda H1, yg dpt dilihat pada tabel Stuktu Hipotesis dan Statistik uji : Dimana : H 0 H 1 Statistik Uji m 1 = m n1 ( n1 1) U1 W1 m 1 < m U 1 m 1 > m U m 1 m U = min ( U 1 ; U ) n ( n 1) U W CONTOH SOAL (WILCOON RANK SUM TEST ) Wilayah Kitis : U* Ua Tabel Uji Jumlah Peingkat Betanda Wilcoxon Dimana : U* meupakan nilai Statistik Uji U yang digunakan ( U1 ; U ; atau U ) Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis Catatan : Jika : n1 10 dan n > 0, maka digunakan pendekatan Nomal, sehingga : n1. n μu* σ n1. n.( n1 n 1) 1 U* U * - μu* Z σu* IPK untuk Angkatan 008 untuk kedua kelas ditunjukkan sebagai beikut : Kelas A Kelas B,1 4 3,3 0,6 3,5 3,1 1,1,5 0,9 4 3,7 3,,5 1,6 3,3, 1,9,4 Ujilah hipotesis pada taaf nyata 0,05 bahwa ata-ata IPK kedua kelas itu tidak sama. 58 JAWAB NO 8 1. Stuktu Hipotesis : H 0 : m A = m B H 1 : m A m B. Taaf nyata a = 0,05 ( aah ) 3. Statistik Uji : Wilcoxon Rank Sum Test Kelas A Rank A Kelas B Rank B, ,5 3,3 13,5 0,6 1 3,5 15 3,1 11 1,1 3,5 9,5 0,9 4 17,5 3,7 16 3, 1,5 9,5 1,6 4 3,3 13,5, 7 1,9 5,4 8 WA 78,5 WB 9,5 59 Kaena : H 1 : m A m B maka Statistik Uji yang digunakan : U = min ( UA ; UB ) U WA na ( na 1) 8 ( 8 1) 78,5 4,5 A U WB nb ( nb 1) 10 (10 1) 9,5 37,5 B U = min ( UA ; UB ) = min ( 4,5 ; 37,5 ) = 37,5 4. Wilayah Kitis : U Ua Tabel Uji Jumlah Peingkat Wilcoxon a = 0,05( aah ) n 1 = 8 U a = 17 n = Keputusan : Teima H0 37,5 6. Kesimpulan :bahwa ata-ata IPK untuk kelas A dan Kelas B adalah sama, pada taaf nyata 0,05. U a

11 SOAL SOAL 1. Seoang pemeiksa makanan memeiksa 16 botol meek x tetentu untuk menentukan pesen bahan tambahan. Tecatat data beikut (dalam %):,4,3 3,1, 1,7 1,1 4, 1,9,3 1, 1,0,4 1,7 3,6 1,6,3 Dengan menggunakan hampian nomal tehadap distibusi nomal, lakukan uji bahwa pada taaf kebeatian 0,05 ata-ata pesen bahan tambahan dalam botol meek x adalah,5 %, jika besanya selisih data tidak dipehatikan.. Soal teoi no 6, Texas Fied Chicken, Jika pada tahap pengembangan poduk bau ini, pihak pemasaan tesebut tidak tetaik pada tingkat asa atau kenikmatan. Infomasi apa yang akan kita peoleh dai data penelitian pasa tesebut? 61 6 CONTOH SOAL : 3. Texas Fied Chicken telah mengembangkan sebuah esep bau untuk adonan tepung ayamnya dan dept pemasaan hanya ingin melihat apakah esep bau tesebut lebih enak daipada esep sebelumnya. Sepuluh konsumen dipilih secaa acak guna menguji asa. Setiap konsumen mencicipi dulu sepotong daging ayam yang disajikan dengan esep lama dan membeikan nilai asa mulai dai 1 sampai 10 (1=buuk, 10=sangat baik). Kemudian konsumen tesebut mencicipi sepotong daging ayam yang digoeng dengan esep bau dan membeikan nilai asa mulai dai 1 sampai 10. Manajemen peusahaan tesebut ingin mengambil keputusan mengenai adonan esep bau yang tidak hanya didasakan pada beapa banyak oang menganggap bahwa esep bau tesebut mempebaiki asa tetapi juga pada besanya pebaikan asa dai esep bau. Ujilah hipotesis bahwa jumlah konsumen yang menilai esep bau lebih baik dai esep lama. Beikut ini adalah data suvei : (taaf nyata 0,05) Thank You Konsumen Resep Lama Resep Bau Felix 3 9 David 5 5 Devi 3 6 Shella 1 3 Rika 5 10 Ridani 8 4 Kistian Susi 8 5 Novi Anton 6 7 SOAL-SOAL RESPONSI 4. Dikemukan bahwa diet bau akan menuunkan beat badan oang 4,5 kg pada ataatanya dalam minggu. Beat 10 wanita yang menggunakan diet tesebut dicatat sebelum dan setelah minggu dan menghasilkan data sbb: Wanita Beat sebelum Beat Setelah 1 58,5 60,0 60,3 54,9 3 61, 58, , ,5 6 6,6 59,9 7 56,7 54,4 8 63,6 60, 9 68, 6, ,4 58,7 SOAL-SOAL RESPONSI 5. Idem soal 3 jika besanya data dipehatikan. 6. Diektu pemasaan National Shampoo Company ingin mengetahui apakah dengan memekatkan wana shampo hijaunya, paa pelanggan akan measa lebih efektif. Pada saat ini, diektu tesebut hanya ingin menentukan cocok tidaknya ide itu dikembangkan lebih jauh dan ingin mengetahui tingkat pebaikan dalam pesepsi tehadap keefektifan poduk. Data telah dikumpulkan dai 7 oang; semuanya telah membeikan penilaian tehadap shampo bewana hijau muda dan shampo yang sekaang dibei wana hijau tua. Skala 1 sampai 10 digunakan dimana angka 1 beati sangat tidak efektif dan 10 beati paling efektif. Data tesebut dipelihatkan dibawah ini : Konsumen Penilaian atas keefektifan shampo Hijau Muda Penilaian atas keefektifan shampo Hijau Tua Winda 4 Dessy 6 6 Evelyn 7 4 Ivan 5 6 Benny 9 8 Ujilah hipotesis bahwa diet ini menuunkan beat badan ata-ata sebanyak 4,5 kg apabila besanya data tidak dipehatikan jika α =0,05. Eliana 1 3 Ridani Ujilah Hipotesis dengan taaf nyata 0,

12 6. Beikut ini disajikan data mengenai hasil pengujian kekuatan kabel yang tebuat dai logam yang bebeda : Logam I 18,3 16,4,7 17,8 18,9 5,3 16,1 4, Logam II 1,6 14,1 0,5 10,7 15,9 19,6 1,9 15, 11,8 14,7 Ujilah apakah tedapat pebedaan ata-ata ke- jenis logam tsb. pada taaf nyata 5 %. STATISTIKA NONPARAMETRIK () 67 Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung 4. UJI KRUSKALL WALLIS Disebut juga sebagai Uji H Kuskall Wallis Meupakan pekembangan dai Wilcoxon Rank Sum Test, dimana dalam uji ini jumlah sampel yang diuji lebih dai. Untuk menguji apakah k sampel independen ( dimana : k > ) memiliki ata-ata yang sama. Ekivalen dengan Uji F ( Analisis Ragam ). 69 Posedu pehitungan Uji Kuskall Wallis : 1. Stuktu Hipotesis : H0: m1 = m = m3 =... = mk H1: m1, m, m3,..., mk tidak semuanya sama. Tentukan nilai a wilayah kitis dalam Tabel Chi Squae : ( a,v ) 3. Beikan anking pada data dai masing-masing populasi secaa keseluuhan. Jika tedapat atau lebih data yang sama maka dibeikan anking ata-ata 4. Jumlahkan anking dai masing-masing populasi i 70 Posedu pehitungan Uji Kuskall Wallis : Contoh Soal : 5. Hitung Statistik Uji-nya : hitung nilai h Dimana : 1 k i h - 3 ( n 1) n ( n 1) n i 1 i 6. Wilayah Kitis : h > ( a,v ) dengan deajat kebebasan, v = k 1 Dimana : k : jumlah populasi yang diamati 7. Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis ( a,v ) Suatu Peusahaan ingin membeli satu dai lima mesin yang bebeda: A, B,C, D, atau E. Dalam suatu peancangan pecobaan untuk menentukan apakah tedapat pebedaan penampilan antaa mesinmesin tesebut, lima opeato yang bepengalaman dipekejakan pada setiap mesin dalam jumlah waktu yang sama. Tabel disamping ini menunjukkan jumlah unit yang dipoduksi setiap mesin. Ujilah hipotesis bahwa tidak tedapat pebedaan antaa mesin-mesin tesebut pada taaf nyata a = 0,05 MESIN A B C D E

13 Jawab no 9 : 1. Stuktu Hipotesis : A Rank A B Rank B MESIN C Rank C D Rank D 68 17, , E Rank E H 0 : m A = m B = m C = m D = m E H 1 : m A, m B, m C, m D, m E tidak semuanya sama. Taaf nyata : a = 0,05 3. Statistik Uji : Uji Kuskall Wallis , , ,5 53 6,5 48, ,5 A= 70 B= 48,5 C= 93 D= 40,5 E= Dimana : tedapat 5 buah sampel mesin maka k = 5 Kaena setiap sampel tdd 5 buah data, maka n A = n B = n C =n D =n E = 5 n = n A + n B + n C + n D + n E n = = UJI RUNTUNAN ( RUNS TEST ) 1 h n ( n 1) i h 1 5 ( 5 d. Wilayah Kitis : h > ( a,v )Tabel Chi Squae : ( a,v ) a = 0,05 i - 3 ( n 1) ni 70 48,5 93,5 40,5 73-1) v = k 1 = 5 1 = 4 6,44 k 1 9,49 ( a,v ) = 9,49 e. Keputusan : Teima H 0 f. Kesimpulan : kita bisa meneima bahwa tidak tedapat pebedaan antaa mesinmesing tesebut pada taaf nyata 0,05 3*( 5 1) 6,44 75 Untuk menguji apakah data pengamatan memiliki sifat andom ( acak ) atau melihat apakah populasi memiliki distibusi yang sama. Uji untunan dapat digunakan untuk data kualitatif dan kuantitatif. 76 PROSEDUR PERHITUNGAN UJI RUNTUNAN ( RUNS TEST ) : PROSEDUR PERHITUNGAN UJI RUNTUNAN ( RUNS TEST ) : 1. Stuktu Hipotesis : H 0 : data pengamatan besifat andom / acak H 1 : data pengamatan tidak besifat andom / acak. Tentukan nilai a wilayah kitis dalam Tabel Uji Runtunan ( diuji aah ) 3. Data yang akan diolah data sudah dikonvesikan dalam bentuk un : untuk 1 populasi : hitung banyaknya un ( ) lalu bandingkan dengan un dai tabel Uji Runtunan ( Runs Test ). untuk populasi : masing-masing dicai un nya. Hitung nilai : n 1 dan n dimana : n 1 n Tentukan wilayah kitisnya gunakan Tabel Uji Runtunan, dengan a diuji aah Wilayah Kitis : a 1 dan a a 1 a 5. Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis 78 13

14 Jika PROSEDUR PERHITUNGAN UJI RUNTUNAN ( RUNS TEST ) : PROSEDUR PERHITUNGAN UJI RUNTUNAN ( RUNS TEST ) : 1. Stuktu Hipotesis : H 0 : data pengamatan besifat andom / acak H 1 : data pengamatan tidak besifat andom / acak. Tentukan nilai a wilayah kitis dalam Tabel Uji Runtunan ( diuji aah ) 3. Data yang akan diolah data sudah dikonvesikan dalam bentuk un (data kuantitatif ) : Cai nilai median dai data nilai ata-ata tesebut bila data hanya 1 populasi Untuk data populasi, masing-masing dicai nilai median nya. Konvesikan data dalam bentuk un, dengan caa bandingkan data pengamatan dengan nilai median nya : Jika : data > median dibei tanda + data < median dibei tanda data = median data dibuang 4. Tentukan wilayah kitisnya gunakan Tabel Uji Runtunan, dengan a diuji aah Wilayah Kitis : a 1 dan a a 1 a 5. Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis 80 Catatan : Jika : n 1 dan n > 10, maka digunakan pendekatan Nomal, sehingga : n1 n μ 1 n1 n σ - μ Z σ n1n ( n1n - n1 - n ) (n1 n) (n1 n 1) 81 CONTOH SOAL : 10. Sebuah mesin diatu untuk membagi penipis cat akilik ke dalam kaleng. Apakah banyaknya penipis cat yang dibagi oleh mesin ini beubah secaa acak bila kelima belas kaleng tenyata beisi 3,6 3,9 4,1 3,6 3,8 3,7 3,4 4,0 3,8 4,1 3,9 4,0 3,8 4, 4,1 ( lt ) Gunakan a = 0,1 Jawab : 1. Stuktu Hipotesis : H 0 : data pengamatan besifat andom / acak H 1 : data pengamatan tidak besifat andom / acak. Taaf nyata : a = 0,1 ( uji aah ) 8 3. Statistik Uji : Uji Runtunan ( Runs Test ) Median = 3,9 i : 3,6 3,9 4,1 3,6 3,8 3,7 3,4 4,0 3,8 4,1 3,9 4,0 3,8 4, 4,1 Tanda : data > median dibei tanda + data < median dibei tanda data = median data dibuang digabung 4. Wilayah Kitis: a 1 dan a Tabel Uji Runtunan ( n 1 ; n ) = (6,7) a 1 P ( a 1 ) 0,05 P ( 4 ) 0,05 0,043 0,05 a 1 = 4 = 8 a 1 - P ( a ) 0, P ( 10 ) 0,05 1-0,9660 0,05 0,0340 0,05 a = = 11 n 1 = 6 ( tanda + ) n = 7 ( tanda ) Jumlah untunan = = 8 Tabel Uji Runtunan ( n 1 ; n ) = (6,7) 83 a 1 = 4 Keputusan : Teima H 0 a = 11 Kesimpulan :bahwa banyaknya penipis cat akilik yang dikeluakan oleh mesin ini bevaiasi secaa acak, pada taaf nyata 0,

15 CONTOH SOAL : 11. Pada pelempaan keping uang sebanyak 30 kali, didapatkan baisan angka (H) dan gamba (T) dalam uutan sbb : H T T H T H H H T H H T T H T H T H H T H T T H T H H T H T a. Tentukan jumlah untun b. Ujilah pada taaf nyata 0,05 apakah baisan ini tebentuk secaa acak. 85 JAWAB NO 11 : 1. Stuktu Hipotesis : H 0 : data pengamatan besifat andom / acak H 1 : data pengamatan tidak besifat andom / acak. Taaf nyata : a = 0,05 ( uji aah ) 3. Statistik Uji : Uji Runtunan ( Runs Test ) H T T H T H H H T H H T T H T H T H H T H T T H T H H T H T n 1 = 16 ( Jumlah H) n = 14 ( Jumlah T) a. = jumlah untunan = 86 Kaena n 1 dan n > 10, maka digunakan pendekatan Nomal, sehingga : μ n1 n n n μ 1 15, σ n1n ( n1n - n1 - n ) (n n ) (n n 1) [(1614) 16 14] σ, Jadi - μ Z σ - 15,93 Z,7, Wilayah Kitis: a = 0,05 ( uji aah 0,05 ) 0,05 0,05-1,96 1,96 z 1,96,7 5. Keputusan : Tolak H 0 Kesimpulan : bahwa pelempaan tesebut tidak dilakukan secaa acak pada taaf nyata 0, Jawab no 1 4. Wilayah Kitis: a 1 dan a 1. Idem soal 10, gunakan α=0,05 Tabel Uji Runtunan ( n 1 ; n ) = (6,7) a 1 P ( a 1 ) 0,05 P ( 3 ) 0,05 0,008 0,05 a 1 = 3 a 1 - P ( a ) 0, P ( 11 ) 0,05 1-0,99 0,05 0,008 0,05 a = = 1 = 8 a 1 = 3 a = 1 89 Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan :bahwa banyaknya penipis cat akilik yang dikeluakan oleh mesin ini bevaiasi secaa acak, pada taaf nyata 0,

16 Only a =0,05 CARA LAIN MENCARI BATAS WILAYAH KRITIS Tabel distibution fo the un test of andomness fo α=0,05 Leland Blank hal 636 (Lampian B-8) 4. Wilayah Kitis: baca Tabel distibution fo the un test of andomness fo a =0,05 Leland Blank hal 636 (Lampian B-8) n 1 = 6 ( tanda + ) n = 7 ( tanda ) = 8 a 1 = 3 a = 1 a 1 = 3 a = 1 Keputusan : Teima H 0 Kesimpulan :bahwa banyaknya penipis cat akilik yang dikeluakan oleh mesin ini bevaiasi secaa acak, pada taaf nyata 0, SOAL RESPONSI 9. Instuktu Reza dan Shella, keduanya mengaja pada tingkat I di Univesitas NST. Dalam suatu ujian akhi, mahasiswa meeka mempeoleh nilai sebagaimana yang tedapat pada tabel dibawah ini. Ujilah pada taaf nyata 0,05 suatu hipotesis bahwa tidak tedapat pebedaan antaa penilaian kedua instuktu tesebut. Reza Shella SOAL RESPONSI oang mengikuti pogam penuunan beat badan dalam 3 macam Diet (Diet Daging, Diet Kabohidat, n Diet Gaam). Data yang dipeoleh secaa acak dibawah ini adalah penuunan beat badan (dalam kg) sbb : Diet Daging Diet Kabohidat Diet Gaam 6, 14,4 1,5 8,4 15,7 1,1 7,8 13, 1,7 9,5 18,6 16, ,3 11,8 Ujilah hipotesis bahwa tidak ada pebedaan diantaa 3 macam diet tesebut pada α =0,05 94 SOAL RESPONSI 11. Suatu poses pelapisan peak digunakan untuk melapisi sejenis baki. Bila poses itu tekendali, maka tebal lapisan peak pada baki akan beubah secaa acak mengikuti distibusi nomal dengan ataan 0,0 mm dan simpangan baku 0,005 mm. Misalkan ke-1 baki yang kemudian dipeiksa menunjukkan tebal peak sbb : 0,019 0,01 0,0 0,019 0,0 0,018 0,03 0,01 0,04 0,0 0,03 0,0 Ujilah hipotesis untuk menentukan apakah peubahan ketebalan dai satu baki ke baki lainny adalah acak dengan menggunakan taaf nyata 0,05) SOAL RESPONSI 13. Dapatkah kita bekesimpulan bahwa mahasiswa dengan instuktu Reza memiliki nilai yang lebih baik dai mahasiswa intuktu Shella?

17 SOAL RESPONSI 14. Suatu peusahaan ingin melakukan pengujian tehadap empat jenis ban yang bebeda A,B,C,dan D. Ketahanan ban tesebut ditentukan dengan melihat jejak yg ditinggalkannya. Tabel dibawah ini mempelihatkan hasil pengujian setiap jenis ban thd 6 buah kendaaan yg ditentukan secaa acak. Apakah tedapat beda nyata antaa ke-4 jenis ban tesebut pada a = 0,05! Thank You A B C D BAHAN UTS STATISTIKA INDUSTRI 99 17

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK (3)

STATISTIKA NONPARAMETRIK (3) STATISTIKA NONPARAMETRIK (3) Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung 6.UJI KOLMOGOROV SMIRNOV Untuk menguji apakah data berdistribusi tertentu.

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK (3)

STATISTIKA NONPARAMETRIK (3) 6.UJI KOLMOGOROV SMIRNOV STATISTIKA NONPARAMETRIK (3) Untuk menguji apakah data berdistribusi tertentu. Ekivalen dengan Uji ( Goodness Of Fit ) dalam Statistik Uji Parametrik. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3 p 01 Jika p dan maka 5 0. 0. 04. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 (E) /4 (A) 0 (D) (E) (A) (D) (E) p Nilai... (A) 5 4 (D) (E) 1 0,65 Hasil dai adalah... 0,875 0,5 0,15 16 0,5... / /4... / 4/ a b a b ab a ab b ab

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan

Lebih terperinci

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika USMSTAN 014 - TPA Pembahasan TPA STAN 014 Aitmatika Doc. Name: USMSTAN014TPA998 Doc. Vesion : 016-0 halaman 1 6. Jika 7. 8. 9. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 /4 (A) 0 (D) (A) (D) p p dan maka 5 p Nilai... (A)

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

1.1 Contoh Soal dan Pembahasan Uji 1 Sampel a. Uji Binomial Untuk kasus ukuran sampel 25 Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecenderungan

1.1 Contoh Soal dan Pembahasan Uji 1 Sampel a. Uji Binomial Untuk kasus ukuran sampel 25 Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecenderungan 1.1 Contoh Soal dan Pembahasan 1.1.1 Uji 1 Sampel a. Uji Binomial Untuk kasus ukuran sampel 5 Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecenderungan masyarakat dalam memilih perawatan kecantikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita Matematika Keuangan Dan Ekonomi Inda Maipita TINGKAT DISKON DAN DISKON TUNAI Diskon dan Tingkat Diskon Diskon meupakan penguangan jumlah dai yang sehausnya dibayakan, yang dilakukan di muka. Konsep diskon

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

Statistik Non Parametrik

Statistik Non Parametrik Statistik Non Parametrik STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK Statistik parametrik, didasarkan asumsi : - sampel random diambil dari populasi normal atau - ukuran sampel besar atau - sampel berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Manajemen Sumbedaya Peaian Fakultas Petanian Univesitas Sumatea Utaa No. : Waktu : Hai/Tanggal : A. Data umum Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki Peempuan Umu :... tahun Pendidikan : SD SLTP SLTA D3 S1...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB 4 Aspek Organisasi dan Manajemen dan Aspek Sumber Daya Manusia

BAB 4 Aspek Organisasi dan Manajemen dan Aspek Sumber Daya Manusia BAB 4 Aspek Oganisasi dan Manajemen dan Aspek Sumbe Daya Manusia 4.1 Pofil Peusahaan Beikut adalah pofil peusahaan Chicken Box : Beawal dai keinginan tiga mahasiswa pehotelan Univesitas Bina Nusantaa untuk

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

UJI TANDA (SIGN TEST) By YANUAR,SE., MM.

UJI TANDA (SIGN TEST) By YANUAR,SE., MM. 12 UJI TANDA (SIGN TEST) By YANUAR,SE., MM. Tujuan Instruksional khusus: Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ujia tanda dalam statistika nonparametric. PENDAHULUAN Di dalam bab ini anda akan lebih membicarakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Outlie Outlie meupakan suatu pengamatan yang menyimpang cukup jauh dai pengamatan lainnya sehingga menimbulkan kecuigaan bahwa pengamatan tesebut beasal dai distibusi data yang bebeda

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk pesamaan egesi dengan dua vaiabel indenpenden adalah: Y = a + b X + b X Bentuk pesaman egesi dengan 3 veiabel independen adalah: Y = a + b X + b X + b 3 X

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomo 1, Tahun 017, Halaman 31-40 Online di: http://ejounal-s1.undip.ac.id/inde.php/gaussian ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN Fada Nu Sa

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci