ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN"

Transkripsi

1 ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomo 1, Tahun 017, Halaman Online di: ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN Fada Nu Sa adah 1, Tatik Widihaih, Rita Rahmawati 3 1 Mahasiswa Depatemen Statistika FSM Univesitas Diponegoo,3 Staff Pengaja Depatemen Statistika FSM Univesitas Diponegoo ABSTRACT Analsis of covaiance (ancova is a technique that combines featues of analsis of vaiance and egession which is used to incease pecision (accuac of the epeiment. Ancova can be used fo an epeimental design include Gaeco Latin squae design. Gaeco Latin squae design is a combination of two othogonal Latin squae. Two Latin squae ae othogonal if the ae combined, the same pai of smbols occus no moe than once in the composite squae. Application ancova on Gaeco Latin squae design in the field of agicultue is given to obseve the effect of diffeent fetilie dose towads outcome of con poduction. In this epeiment thee ae thee blocking factos (soil ph, soil slopes, and con vaieties and two vaiable concomitant (quantit of con plant and quantit of bab con. The esult shows that both of concomitant vaiables effect ae significant. Ancova is bette than anova, it can see fom the coefficient of vaiation ancova less than anova, so pecision (accuac of the epeiment is incease. That is wh concomitant vaiable can t be ignoed fom the epeiment. Kewods: Analsis of Covaiance (ancova, Analsis of Vaiance (anova, Analsis Regession, Gaeco Latin squae design, Othogonal. 1. PENDAHULUAN Rancangan pecobaan meupakan suatu pengatuan pembeian pelakuan kepada unit-unit pecobaan aga keagaman espons ang ditimbulkan oleh lingkungan dan keheteogenan unit pecobaan ang digunakan dapat diminimalkan (Gaspe,1991. Rancangan pecobaan ang biasa digunakan jika kondisi unit pecobaanna elatif homogen adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL. Jika unit pecobaanna elatif heteogen, ancangan pecobaan ang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL. Jika dalam pecobaan tedapat pengendalian sumbe keagaman dengan dua kontol lokal aitu bais dan kolom maka ancangan ang tepat digunakan adalah Rancangan Bujusangka Latin (RBSL. Dalam bebeapa pecobaan tekadang tedapat pengendalian bukan hana pada fakto bais dan fakto kolom saja sepeti RBSL. Peluasan dai RBSL adalah Rancangan Bujusangka Gaeco Latin (RBGL, aitu suatu ancangan ang mengendalikan sumbe keagaman dengan tiga kontol lokal aitu bais, kolom, dan huuf Yunani. Ketepatan dalam suatu pecobaan dapat ditingkatkan melalui penggunaan pengamatan bantu dan teknik ang disebut analisis kovaian. Analisis kovaian dilakukan bedasakan petimbangan bahwa dalam kenataanna ada peubah tetentu ang tidak dapat dikendalikan, tetapi mempengauhi atau bekoelasi dengan peubah espons ang diamati. Analisis kovaian dapat diteapkan dalam setiap ancangan pecobaan temasuk Rancangan Bujusangka Gaeco Latin (RBGL. Bedasakan ulasan tesebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan Analisis Kovaian pada Rancangan Bujusangka Gaeco Latin. Untuk mempejelas pemahaman, digunakan kasus RBGL pada bidang petanian ukuan 55 dengan vaiabel konkomitan.

2 . TINJAUAN PUSTAKA.1 Rancangan Bujusangka Gaeco Latin Rancangan Bujusangka Gaeco Latin (RBGL meupakan gabungan dai dua Rancangan Bujusangka Latin (RBSL ang saling othogonal, ang beati dua bujusangka Latin tesebut konguen dan mempunai sifat setiap selna beisi tepat satu simbol pasangan ang mungkin (Wine, 196. Menuut Gaspe (1991, secaa umum model linie untuk Rancangan Bujusangka Gaeco Latin ditulis sebagai beikut: (1 dengan: i = 1,,.., ; j = 1,,.., ; k = 1,,.., ; l = 1,,.., Y ijkl = nilai pengamatan vaiabel espons Y pada bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani kek, pelakuan ke-l. µ = ata-ata seluuh pengamatan α i = pengauh aditif dai bais ke-i β j = pengauh aditif dai kolom ke-j = pengauh aditif dai huuf Yunani ke- k γ k τ l = pengauh aditif dai pelakuan ke-l ε ijkl = galat pecobaan dai bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani ke-k, pelakuan ke-l Jika digunakan model tetap, maka pelu diasumsikan beikut: 1. ; ; ;. ~ NID (0, σ Estimasi paamete model linie RBGL dapat dituliskan dengan: = = = = Tabel analisis vaiansi RBGL menuut Montgome (01 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Vaiansi untuk RBGL Sumbe Vaiansi Deajat Bebas (db Jumlah Kuadat (JK Y... l Y... Pelakuan 1 Yi... Y... Bais 1 Y. j.. Y... Kolom 1 Huuf Yunani Galat Y.. k. Y... 1 (-3 (-1 Total 1 JKTotal Kuadat Tengah (KT JK Pelakuan 1 l1 JK Bais 1 i1 JK Kolom j1 1 JK Yunani 1 k1 JK Galat JK Total JK Bais JK Kolom JK Yunani JK Pelakuan ( 3( 1 i1 j1 k1 l1 F hitung. Analisis Regesi Analisis Regesi adalah alat statistik ang memanfaatkan hubungan antaa dua atau lebih vaiabel (Kutne dkk., 005. Regesi linea ang memiliki dua vaiabel bebas atau lebih disebut egesi linea beganda. Model egesi linea beganda dengan k vaiabel bebas adalah: Y i = β 0 + β 1 X i1 + β X i β k X ik + ε i ( JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 3 Y ijkl Y...

3 dengan: Y i = Vaiabel tak bebas dai pengamatan ke-i X ij = Vaiabel bebas ke-j dai pengamatan ke-i, j=0,1,,k = Paamete (Koefisien Regesi = Galat pecobaan dai pengamatan ke-i ang bedistibusi NID(0, σ.3 Analisis Kovaian Analisis kovaian meupakan suatu teknik ang mengkombinasikan analisis vaiansi dengan analisis egesi ang dapat digunakan untuk pebaikan ketelitian suatu pecobaan (Kutne dkk., 005. Model analisis kovaian meupakan model analisis vaiansi ditambah suatu vaiabel tambahan untuk menggambakan adana vaiabel konkomitan. Penggabungan pesamaan (1 dan ( dipeoleh model analisis kovaian pada Rancangan Bujusangka Gaeco Latin (RBGL dengan vaiabel konkomitan sebagai beikut: Y ijkl = µ + α i + β j + γ k + τ l + θ (X ijkl + θ (Z ijkl + ε ijkl (3 dengan: i = 1,,.., ; j = 1,,.., ; k = 1,,.., ; l = 1,,.., Y ijkl = nilai pengamatan vaiabel espons Y pada bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani kek, pelakuan ke-l. µ = ata-ata seluuh pengamatan α i = pengauh aditif dai bais ke-i β j = pengauh aditif dai kolom ke-j = pengauh aditif dai huuf Yunani ke- k γ k τ l = pengauh aditif dai pelakuan ke-l ε ijkl = galat pecobaan dai bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani ke-k, pelakuan ke-l X ijkl = nilai pengamatan vaiabel konkomitan X pada bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani ke-k, pelakuan ke-l. = nilai ata-ata vaiabel konkomitan X ang diuku Z ijkl = nilai pengamatan vaiabel konkomitan Z pada bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani ke-k, pelakuan ke-l. = nilai ata-ata vaiabel konkomitan Z ang diuku θ θ = koefisien egesi ang menunjukkan ketegantungan vaiabel dependen Y tehadap vaiabel konkomitan X = koefisien egesi ang menunjukkan ketegantungan vaiabel dependen Y tehadap vaiabel konkomitan Z Jika digunakan model tetap, maka pelu diasumsikan bahwa: ; ; ; dan ~ NID (0, σ Estimasi paamete model linie analisis kovaian pada RBGL dengan vaiabel konkomitan dapat dituliskan dengan: Analisis kovaian pada RBGL dengan vaiabel konkomitan disajikan pada Tabel. JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 33

4 Sumbe Vaiansi Pelakuan -1 Bais -1 Kolom -1 Huuf Yunani -1 Tabel. Analisis Kovaian untuk RBGL Y setelah dikoeksi tehadap pengauh X dan Z db JK KT F hitung Galat (-1 (-3- - Total Dengan: Jumlah Kuadat Galat Tekoeksi (JKG t dimana : ( JKG ( ( JKG JKG Jumlah Kuadat Pelakuan Tekoeksi (JKP t ; ( JKG ( JKG JKG ( dimana ( JKP JKG m ( m ( m m JKP ( (( JKP JKP ( (( JKP JKG ( JKP JKG ( JKP (( JKG (( ( JKG ( ( ( Jumlah Kuadat Bais Tekoeksi (JKB t dimana ( JKB JKG n ( n ( n n JKB ( (( JKB JKB ( (( JKB JKG ( JKB JKG ( JKB Jumlah Kuadat Kolom Tekoeksi (JKK t (( JKG (( ( JKG ( ( ( o dimana ( JKK JKG o ( JHKK o ( JHKK JKK ( JHKK (( JKK JKG ( JKK (( JHKK JKG ( JHKK ( JHKK JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 34

5 o JKK ( JHKK (( JKK JKG ( JKK Jumlah Kuadat Yunani Tekoeksi (JKY t (( JHKK JKG ( JHKK ( JHKK dimana ( JKY JKG p ( p ( p p JKY ( (( JKY JKY ( (( JKY JKG ( JKY JKG ( JKY (( JKG (( ( JKG ( ( ( Tedapat asumsi-asumsi untuk analisis kovaian (Gaspe, 1991 antaa lain: 1. Galat atau esidual pecobaan meneba secaa bebas dan nomal dengan nilai tengah sama dengan nol dan agam σ pengujian asumsi ini tedii dai: a. Nomalitas Pemeiksaan asumsi nomalitas dilakukan secaa fomal aitu dengan uji Kolmogoov-Sminov. Menuut Daniel (1989, Hipotesis ang dapat diambil adalah: H 0 : esidual ang dihasilkan dai model bedistibusi nomal H 1 : esidual ang dihasilkan dai model tidak bedistibusi nomal Statistik uji: dengan : : fungsi distibusi kumulatif sampel : fungsi distibusi kumulatif nomal Keputusan: H 0 ditolak pada tingkat signifikansi α jika nilai D > D N;1-α. b. Kesamaaan Vaian Kesamaan vaian dapat diuji menggunakan uji Batlett dengan langkah-langkah sebagai beikut (Montgome, 01: Hipotesis: H 0 : H 1 : paling sedikit tedapat sepasang ang tidak sama Statistik Uji: dimana: q N log S n 1 10 pooled i log 10 i1 p ni 1S i c 1 ; i1 S pooled 3( 1 i1 ni 1 ( N N Keputusan: Tolak H 0 jika c. Independensi Menuut Montgome (01 untuk asumsi independensi esidual secaa visual dapat dilihat dai plot atau gafik esidual tehadap uutan data atau waktu. Apabila plot tesebut tidak membentuk suatu pola tetentu maka dapat dikatakan bahwa tidak ada koelasi anta galat. JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 35 S i

6 . Hubungan antaa vaiabel konkomitan (X dan Z dan vaiabel espon (Y besifat linea. Menuut Kutne dkk (005, untuk mengetahui apakah model ang digunakan meupakan model linie, dapat dilakukan uji lack of fit. Hipotesis H 0 : Ada hubungan linie antaa vaiabel konkomitan dengan vaiabel Y. H 1 : Tidak ada hubungan linie antaa vaiabel konkomitan dengan vaiabel Y. Taaf signifikansi : α = 0,05 Statistik Uji : Keputusan H 0 ditolak jika nilai F hitung lack of fit > nilai F 3. Vaiabel konkomitan (X dan Z tidak bekoelasi dengan pelakuan ang dicobakan. Hipotesis: H 0 : Vaiabel konkomitan tidak dipengauhi oleh pelakuan. H 1 : Vaiabel konkomitan dipengauhi oleh pelakuan. Taaf signifikansi : α = 0,05 Statistik Uji : F 1 = F = Keputusan H 0 ditolak pada taaf signifikansi α jika F hit > F α (-1, (-1 4. Anta vaiabel konkomitan (X dan Z tidak bekoelasi tinggi Untuk menguji multikolinieitas dengan caa melihat nilai VIF masing-masing 1 vaiabel independen. Dengan VIF, dimana R i = koefisien deteminasi (1 R i ke-i. Jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dai gejala multikolinieitas..4 Uji Lanjut Jika pelakuan menunjukkan pebedaan ang signifikan, maka pelu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui pelakuan mana ang paling bepengauh. Langkah-langkah uji LSD untuk ulangan sama sebagai beikut (Montgome, 01: 1. Menguutkan ata-ata pelakuan tekoeksi dai ang tekecil sampai ang tebesa. tekoeksi = ( (. Menghitung galat baku Dengan = banakna pelakuan 3. Menghitung nilai LSD, dihitung dengan umus: LSD = Dua ata-ata pelakuan dikatakan bebeda jika nilai mutlak dai selisih ata-ata tesebut lebih besa dai ang besesuaian..5 Koefisien Keagaman Koefisien keagaman meupakan suatu koefisien ang menunjukkan ketepatan dai suatu kesimpulan atau hasil ang dipeoleh dai suatu pecobaan (Hanafiah, 01. JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 36

7 dengan KK = Koefisien Keagaman = Kuadat Tengah Galat tekoeksi = Rata-ata seluuh data pecobaan Koefisien keagaman menunjukkan tingkat ketelitian dai suatu pecobaan. Secaa umum dapat dikatakan jika nilai koefisien keagaman semakin kecil beati tingkat ketelitianna semakin tinggi dan keabsahan kesimpulan ang dipeoleh dai pecobaan tesebut semakin baik. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Sumbe Data Data ang digunakan dalam penulisan tugas akhi ini disajikan pada Tabel Langkah-langkah Analisis Data Langkah-langkah ang akan dilakukan dalam menganalisis kovaian pada Rancangan Bujusangka Gaeco Latin adalah sebagai beikut: 1. Menusun denah pecobaan.. Menentukan model linie aditif seta hipotesis ang akan digunakan. 3. Melakukan analisis kovaian. 4. Melakukan uji asumsi: a. NID (0, σ pengujian asumsi ini tedii dai: esidual tedistibusi secaa nomal, memiliki vaian ang sama, dan independen. b. Hubungan antaa vaiabel konkomitan (X dan Z dan vaiabel espon (Y besifat linea. c. Vaiabel konkomitan (X dan Z tidak bekoelasi dengan pelakuan ang dicobakan. d. Anta vaiabel konkomitan (X dan Z tidak bekoelasi tinggi Apabila asumsi nomalitas dan linieitas tesebut tidak tepenuhi, maka pelu dilakukan tansfomasi telebih dahulu. Apabila asumsi multikolinieitas tidak tepenuhi, maka salah satu kovaiat atau vaiabel konkomitan bisa dihilangkan atau dihapus. 5. Melakukan uji lanjut jika hipotesis awal atau H 0 ditolak. Uji lanjut ang digunakan adalah uji LSD (LSD = Least Significant Diffeent. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskipsi Data Suatu pecobaan ingin mengetahui pengauh pembeian pupuk dengan dosis ang bebeda tehadap hasil poduksi jagung dalam satuan kg/10 m. Ada dugaan kuat bahwa hasil poduksi jagung dalam satuan kg/10 m juga tegantung pada banakna tanaman jagung dan banakna bab con atau jagung muda ang ada pada petak pecobaan. Pelakuan ditetapkan tedii dai lima dosis pupuk aitu: A : pembeian pupuk sebesa 1,0 kg/10 m ; B : pembeian pupuk sebesa 1,3 kg/10 m ; C : pembeian pupuk sebesa 1,5 kg/10 m ; D : pembeian pupuk sebesa 1,7 kg/10 m ;E : pembeian pupuk sebesa,0 kg/10 m. Dalam pecobaan tesebut dilakukan pengendalian melalui tiga sumbe keagaman aitu: ph tanah sebagai bais, kemiingan tanah sebagai kolom, dan vaietas jagung sebagai huuf Yunani. Banakna tanaman jagung dan banakna bab con atau jagung muda ang ada pada petak pecobaan sebagai vaiable konkomitan (X dan Z, JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 37

8 sedangkan hasil poduksi jagung dalam satuan kg/10 m sebagai vaiabel espons (Y. Data pecobaan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Data Pengamatan hasil poduksi jagung (Y, banakna tanaman jagung (X, dan banakna jagung muda (Z Kemiingan tanah PH Total tanah X Z Y X Z Y X Z Y X Z Y X Z Y X Z Y , ,5 16 6, , , ,5 10 A α D γ B E β C δ , , , , , ,9 C γ A D β B δ E α , , , , , ,7 D δ B α E γ C A β ,3 13 5, , , , E 10 C β A δ D α B γ , , , , , ,7 B β E δ C α A γ D Total , , , , Model Linie Model linie ang tebentuk dai RBGL dengan dua vaiabel konkomitan (X dan Z aitu: Y ijkl = µ + α i + β j + γ k + τ l + θ (X ijkl + θ (Z ijkl + ε ijkl dengan: i = 1,,..,5 ; j = 1,,..,5 ; k = 1,,..,5 ; l = 1,,..,5 Y ijkl = nilai pengamatan hasil poduksi jagung pada ph tanah ke-i, kemiingan tanah ke-j, vaietas jagung ke-k, dosis pupuk ke-l µ = ata-ata seluuh pengamatan α i = pengauh aditif dai ph tanah ke-i β j = pengauh aditif dai kemiingan tanah ke-j = pengauh aditif dai vaietas jagung ke- k γ k τ l = pengauh aditif dai dosis pupuk ke-l ε ijkl = galat pecobaan dai bais ke-i, kolom ke-j, huuf Yunani ke-k, pelakuan ke-l X ijkl = nilai pengamatan banakna tanaman jagung pada ph tanah ke-i, kemiingan tanah ke-j, vaietas jagung ke-k, dosis pupuk ke-l = nilai ata-ata banakna tanaman jagung ang diuku Z ijkl = nilai pengamatan banakna jagung muda pada ph tanah ke-i, kemiingan tanah ke-j, vaietas jagung ke-k, dosis pupuk ke-l = nilai ata-ata banakna jagung muda ang diuku θ θ = koefisien egesi ang menunjukkan ketegantungan hasil poduksi jagung tehadap banakna tanaman jagung = koefisien egesi ang menunjukkan ketegantungan hasil poduksi jagung tehadap banakna jagung muda 4.3 Analisis Kovaian Dai Tabel 4, dipeoleh F hitung pada ph tanah = 1,8; kemiingan tanah = 4,; vaietas jagung = 1,9 lebih kecil dai nilai F tabel aitu 4,53, maka H 0 diteima, atina tidak tedapat pengauh ph tanah, kemiingan tanah, maupun vaietas jagung JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 38

9 tehadap hasil poduksi jagung sehingga tidak pelu dilakukan uji lanjut. Sedangkan pada dosis pupuk dipeoleh F hitung = 8,15 ang lebih besa dai nilai F tabel aitu 4,53 atina tedapat pengauh dosis pupuk tehadap hasil poduksi jagung. Tabel 4. Analisis Kovaian untuk RBGL Sumbe Vaiansi Y setelah dikoeksi tehadap pengauh X dan Z Db JK KT F hitung F tabel Dosis pupuk 4 7,9 1,974 8,154 4,53 PH tanah 4 1,74 0,436 1,8 4,53 Kemiingan tanah 4 4,08 1,01 4,18 4,53 Vaietas jagung 4,7 0,313 1,93 4,53 Galat 6 1,45 0,4 - Total Uji Asumsi 1. Asumsi Nomalitas Dipeoleh nilai Kolmogoov-Sminov = 0,107 < nilai kitis = 0,64, sehingga H 0 diteima ang beati esidual ang dihasilkan dai model bedistibusi nomal.. Asumsi Kesamaan Vaian Dipeoleh nilai Batlett s untuk pelakuan ; Bais ; Kolom ; dan Huuf Yunani < Nilai kitis = 9,48 maka H 0 diteima ang beati vaiansi sama. 3. Asumsi Independensi Kaena plot tidak membentuk suatu pola tetentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi independensi tepenuhi. 4. Asumsi Linieitas Dipeoleh nilai F hitung lack of fit untuk banakna tanaman jagung = 1,47 < F 0,05;6;17 =,70 dan nilai F hitung lack of fit untuk banakna jagung muda =,8 < F 0,05;5;18 =,77 sehingga model hubungan ang teidentifikasi adalah linie. 5. Vaiabel konkomitan tidak bekoelasi dengan pelakuan ang dicobakan Dipeoleh nilai F hit untuk banakna tanaman jagung =,5 dan nilai F hit untuk banakna jagung muda = 0,69 < F α (-1, (-1 =,87 maka H 0 diteima atina banakna tanaman jagung dan banakna jagung muda tidak dipengauhi oleh pelakuan. 6. Asumsi Multikolinieitas Dipeoleh nilai VIF dai banak tanaman jagung dan banak jagung muda = 1,095. Kaena nilai VIF dai keduana < 10 maka dapat dikatakan bahwa anta vaiabel banak tanaman jagung dan banak jagung muda tidak tejadi multikolinieitas. 4.5 Uji Lanjut Dosis pupuk : D C E B A : 6,178 7,4 7,38 7,351 7,9341 = gais bawah beati tidak bebeda Dai hasil di atas, dapat diketahui bahwa dosis pupuk C, E, B, dan A memiliki pengauh ang sama secaa statistik. Dosis pupuk tebaik adalah dosis pupuk A kaena menghasilkan poduksi jagung tetinggi. JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 39

10 4.6 Koefisien Keagaman Dai pehitungan tesebut, koefisien keagam setelah dikoeksi (anakova lebih kecil daipada koefisien keagaman sebelum dikoeksi (anova ang beati tingkat ketelitian analisis kovaian lebih baik daipada analisis vaian, sehingga analisis kovaian lebih tepat digunakan dibandingkan analisis vaian. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dai hasil analisis dan pembahasan dipeoleh bahwa banakna tanaman jagung dan banakna jagung muda mempengauhi hasil poduksi jagung atina ketelibatan kedua vaiabel konkomitan tesebut dalam model analisis kovaian adalah tepat. Dai pehitungan analisis kovaian juga dipeoleh bahwa dosis pupuk bepengauh tehadap hasil poduksi jagung sehingga dilakukan uji lanjut. Dai uji lanjut ang telah dilakukan, dosis pupuk A meupakan dosis pupuk ang tebaik kaena mampu menghasilkan poduksi jagung ang lebih banak dibandingkan dengan dosis pupuk ang lainna. Nilai koefisien keagaman analisis kovaian lebih endah daipada analisis vaian. Hal tesebut membuktikan bahwa analisis kovaian mempunai tingkat ketelitian ang lebih baik dai analisis vaian, sehingga analisis kovaian lebih tepat digunakan dibandingkan analisis vaian. DAFTAR PUSTAKA Daniel, W. W Statistika Nonpaametik Teapan. Ditejemahkan oleh: Ale Ti Kantjono W. Jakata: PT.Gamedia. Tejemahan dai: Applied Nonpaametic Statistics. Gaspes, V Teknik Analisis Dalam Penelitian Pecobaan. Bandung : Tasito. Hanafiah, K.A. 01. Rancangan Pecobaan Teoi & Aplikasi edisi ketiga. Jakata : Rajawali Pes. Kutne, M.H., Natchtsheim, C.J., Nete, J., Li, W Applied Linie Statistical Models Fifth Edition. New Yok : McGaw-Hill Iwin. Montgome, D.C. 01. Design and Analsis of Epeiments Eighth Edition. New Yok: John Wile&Sons,Inc. Wine, B.J Statistical Pinciples in Epeimental Design. New Yok: McGaw- Hill,Inc. JURNAL GAUSSIAN Vol. 6, No. 1, Tahun 017 Halaman 40

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pesyaatan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Junal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomo, Nopembe 014 ISSN 085-789 Analisis Kovaiansi Dalam Rancangan Buju Sangka Latin (Studi Kasus: Pengauh Dosis Pupuk Kimia Tehadap Bobot Gabah Isi Padi di Lahan Sawah Tadah

Lebih terperinci

Rancangan Petak Teralur pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Rancangan Petak Teralur pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Rancangan Petak Tealu pada Hasil Panen Tanaman Buncis di Fakultas Petanian Univesitas Mulawaman Stip Plot Design on Beans Havest in the Faculty of Agicultue Mulawaman Univesity Nujannah Masitah 1, Sifiyani

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Latice Square Design

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Latice Square Design Rancangan Buju Sangka Latin (RBSL) Latice Squae Design RBSL (Rancangan Buju Sangka Latin) Di bebeapa kasus, memungkinkan kita untuk mengontol dua atau lebih sumbe keagamaman RBSL digunakan apabila tedapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk pesamaan egesi dengan dua vaiabel indenpenden adalah: Y = a + b X + b X Bentuk pesaman egesi dengan 3 veiabel independen adalah: Y = a + b X + b X + b 3 X

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Outlie Outlie meupakan suatu pengamatan yang menyimpang cukup jauh dai pengamatan lainnya sehingga menimbulkan kecuigaan bahwa pengamatan tesebut beasal dai distibusi data yang bebeda

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS

BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS 3. Pendahuluan Dalam egesi linie sedehana telah dipelajai analisis egesi yang tedii atas dua vaiabel. Dalam pembicaaan tesebut di mana analisisnya tedii

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomo, Tahun, Halaman 69-78 Online di: htt://ejounal-s.undi.ac.id/index.h/gaussian PENDETEKSIAN INFLUENTIAL OBSERVATION PADA MODEL REGRESI LINIER MULTIVARIAT MENGGUNAKAN JARAK COOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diuaian bebeapa metode ang digunaan penulis dalam menelesaian tugas ahi ini. Adapun metode ang digunaan adalah analisis jalu, asumsi analisis jalu, deomposisi hubungan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( ) MODEL CAMPURAN LINEAR Bab 6 Linea Mixed Models (6.1-6.5) Outline Model umum Stuktu Ragam Peagam Model Campuan untuk data longitudinal Menduga pegauh tetap untuk Ragam (V) diketahui Menduga pegauh tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

4 Departemen Statistika FMIPA IPB

4 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG Vol. 11, No. 2, 93-104, Januari 2015 ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG ENDY NUR CAHYANTO*, NASRAH SIRAJANG*, M. SALEH AF* dy Nur Cahyanto, ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Statistika FSM UNDIP Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

P i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6

P i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6 B AB IV H ASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaan Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejaah Singkat SMK Negei 1 Goontalo SMK Negei 1 Goontalo secaa esmi didiikan tahun 1954 nama SMEA Negei Goontalo status swasta. Kemudian

Lebih terperinci

PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI

PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI EVA MARSUSANTI S,Pd MM AMIK BSI Jl. Cemelang No, Sukabumi, Indonesia Email: eva.em@bsi.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CASH DIVIDEND POLICY

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CASH DIVIDEND POLICY ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CASH DIVIDEND POLICY Benediktus Sawono, Hasim As ai, SE, MM ABSTRACT This eseach was conducted on manufactuing companies to distibute cash dividends in the peiod 00 to 005

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017 Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU (Studi Kasus Pada Sekolah sekolah Dasa dibawah yayasan menoah abadi Denpasa) Agus Budi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

ρ mempunyai koefisien sebesar 0,789 dan nilai F sebesar 33,290. Pada

ρ mempunyai koefisien sebesar 0,789 dan nilai F sebesar 33,290. Pada 5 g. Jalu e mempunyai koefisien sebesa 0,789 dan nilai F sebesa 33,90. Pada taaf signifikansi 5% dengan db = 3 lawan 65, F tabel adalah,66 sehingga p

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci