ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR
|
|
- Susanti Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl. Diponegoro B Jogoloyo Demak Telpon (09) 6867 Abstrak : Dunia industri dewasa ini bidang rigerasi memiliki pertumbuan yang mantap. Penerapan teknik rigerasi yang terbanyak adala rigerasi industri, ini meliputi pemrosesan, pengawetan makanan, penyerapan panas dari baan-baan kimia, perminyakan dan industri petrokimia. Selain itu terdapat penggunaan kusus seperti pada industri manufaktur dan konstruksi. Pada mesin pendingin ini proses pendinginan air (water ciller) terjadi pada evaporator, di mana kalor air yang diserap digunakan untuk penambaan kalor rigeran pada tekanan konstan seingga penguapan rigeran menuju uap jenu. Ole sebab itu dalam penelitian ini penulis mencoba membaas tentang sala satu terapan dari bidang rigerasi yaitu pembuatan mesin pendingin water ciller Pembaasan mengenai persiapan alat untuk pengujian yang menyangkut dari segi kekuatan material dan konstruksi tidak dilakukan. Alat ukur buatan pabrik yang digunakan dalam penelitian ini diasumsikan suda dikalibrasi ole pabrik pembuatnya, seingga tidak dibaas. Titik berat dari penelitian ini adala analisa pengaru pendinginan pada kondensor teradap performansi sistem berdasarkan analisa keseimbangan energi, di mana seluru sifat-sifat termodinamika berkaitan dengan energi. Permasalaan yang dikaji dalam penelitian ini adala menganalisa performansi sistem water ciller dengan fluida kerja R dengan variasi puli kompresor, sedangkan analisa kerusakan alat tidak dibaas. Kata kunci : Refrigerasi, rigeran, kondensor, evaporator. PENDAHULUAN Latar Belakang Kompresor merupakan sala satu komponen penting dalam mesin pendingin jenis kompresi uap, di mana kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan rigeran uap jenu menuju tekanan kondensor. Kerja kompresor sangat tergantung dari kecepatan putar kompresor. Peru-baan kecepatan putaran kompresor akan menyebabkan juga perubaan tekanan yang akan dicapai pada kondensor serta laju aliran masa yang terjadi pada sistem. Seingga secara keseluruan kecepatan putaran kompresor dapat mempengarui performansi sistem mesin pendingin. Ole sebab itu dalam tugas akir ini penulis mencoba membaas tentang pengaru perubaan kecepatan putaran kondensor teradap unjuk kerja mesin pendingin water ciller. Pembatasan masala Dalam penyusunan Tugas Akir dengan judul Analisa Sistem Mesin Pendingin Water Ciller Yang Meng- 4 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No., September 0 Hal
2 gunakan Fluida Kerja R Dengan Variasi Puli Kompresor ini merupakan pengujian dan analisa pengaru variasi kecepatan putaran kompresor teradap performasi sistem. Hal-al yang perlu diperatikan adala :. Pembaasan mengenai persiapan alat untuk pengujian yang menyangkut dari segi kekuatan material dan konstruksi tidak dilakukan.. Alat ukur buatan pabrik yang digunakan dalam tugas akir ini diasumsikan suda dikalibrasi ole pabrik pembuatnya, seingga tidak dibaas. 3. Titik berat dari tugas akir ini adala analisa pengaru variasi puli motor penggerak kompresor teradap performansi sistem berdasarkan analisa keseimbangan energi, dimana seluru sifat-sifat termodinamika berkaitan dengan energi. b. Dapat menyiapkan / merakit alat pengujian mesin pendingin water ciller. c. Mengetaui ubungan antara putaran kompresor dengan COP d. Mencari performansi sistem mesin pendingin water ciller teradap pengaru perubaan kecepatan putran kompresor. TINJAUAN PUSTAKA Prinsip Kerja Mesin Pendingin Dalam sebua mesin pendingin, rigeran dialirkan dalam suatu pendinginan melalui pipa-pipa. Pipapipa ini terbuat dari tembaga. Hal ini karena tembaga mempunyai sifat logam yang kuat, liat, lunak seingga muda dibentuk, tidak berkarat dan pengantar panas yang baik. Prinsip kerja mesin pendingin dapat diliat pada gambar berikut ini. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Memaami proses-proses siklus kompresi uap sederana pada mesin water ciller yang banyak sekali dijumpai dalam dunia industri. Gambar Prinsip kerja mesin pendingin Analisa 5 JURNAL Sistem TEKNIK Mesin Pendingin - UNISFAT, Water Vol. 8, Ciller No., September yang Menggunakan 0 Hal 4 Fluida - 30 Kerja 5 5 R dengan Variasi Puli Kompresor Agung Nugroo
3 Katup Ekspansi Kompresor Setela rigeran keluar dari rigeran kontrol, rigeran masuk ke dalam pipa-pipa evaporator. Di dalam evaporator rigeran mulai menguap, al ini disebabkan karena terjadi penurunan tekanan yang mengakibatkan titik didi rigeran menjadi lebi renda seingga rigeran menguap. Dalam evaporator terjadi perubaan fase rigeran dari cair menjadi gas. Kemudian rigeran dalam bentuk gas tersebut dialirkan ke kompresor. Di dalam kompresor rigeran dikompresikan kemudian dialirkan ke kondensor. Gas (rigeran) yang mengalir ke kondensor mempunyai tekanan dan temperatur tinggi.di kondensor rigeran didinginkan ole udara luar yang ini berlangsung terus menerus berulang-ulang seingga didapat temperatur yang diinginkan. 3 Instalasi Peralatan Uji Aliran Air Evaporator Te Te Flow Meter P4 T4 T P Receiver Kondensor P3 T3 T P Tk Tk Aliran Udara Kondensor Gambar : Skema Instalasi Peralatan Uji Instalasi peralatan uji dirangkai sedemikian rupa agar identik dengan instalasi sistem rigerasi pendingin air (water ciller) pada umumnya, akan tetapi mempunyai kapasitas yang jau lebi kecil dari ukuran sebenarnya. Perbedaannya terletak pada penambaan alat ukur yang dipakai untuk menentukan kondisi pada saat pengujian. Adapun pada intinya mampu mewakili dan mengambarkan keadaan sebenarnya dari water ciller. Instalasi peralatan uji tetap terdiri dari komponen utama sistem rigerasi yaitu berupa evaporator, kondensor, katup expansi dan kompresor yang digerakkan ole motor listrik 3 pasa dengan daya 3 HP. Alat ukur yang dipakai antara lain termometer alkool, termometer digital, pressure gauge, anemometer dan flow meter. Di bawa ini diberikan conto peritungan untuk proses daur kompresi uap pada kondisi puli no. (putaran 480 rpm) posisi kipas no. sebagai berikut : T flow = 3.9 o C = 9 cm = Pa. det 6 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No., September 0 Hal
4 = kg/ m 3 bola = 707 kg/ m 3 Q = C ρ ρ r tg θ = bola μ bola 707 0, , = 9, m 3 /s m = Q. m = 9, m 3 /s x kg/ = kg/dt = lbm/jam DATA HASIL PENGUJIAN Data ini meliputi kondisi (temperatur dan tekanan) rigeran pada inlet dan outlet evaporator, kompresor, kondensor dan katup expansi. Data ini diperlukan guna mengitung performansi sistem mesin pendingin water ciller seperti : efek rigerasi, kerja kompresi, kapasitas kondensasi dan koefisien prestasi (COP). Prosedur pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali setiap kondisi pengujian, kemudian dirata-rata dengan tujuan didapat data yang lebi akurat. Adapun data-data pengujian dapat diliat pada tabel lampiran. Peritungan Data Sebelum dilakukan peritungan parameter-parameter performasi daur kompresi uap, seperti kerja kompresor, kapasitas evaporator dan kondensor serta COP terlebi daulu arus dicari nilainilai entalpi pada titik keluaran evaporator, kompresor, kondensor dan katup ekspansi. Nilai-nilai entalpi tersebut dicari dengan menggunakan diagram tekanan entalpi freon (E.I. du Pont de Nemours Company, T dalam o F, v dalam ft 3 /lbm, s dalam Btu/lbm.R) atau dengan program CATT. A. Peritungan laju aliran masa rigeran B. Kapasitas Kondensor Kondisi igeran pada sisi masuk kondensor bertekanan 7.9 Bar (4,58Psia) dan temperatur 6 o C (43.6 o F) mempunyai nilai entalpi Btu/ lbm, sedang keluar pada tekanan 7.8 Bar (3,3 Psia) dan temperatur 30 o C (86 o F) mempunyai nilai entalpi 7.7 Btu/ lbm. Maka parameter kapasitas kondensor adala : q m 3 Analisa 7 JURNAL Sistem TEKNIK Mesin - Pendingin UNISFAT, Water Vol. 8, No. Ciller, September yang Menggunakan 0 Hal 4 Fluida - 30 Kerja 7 7 R dengan Variasi Puli Kompresor Agung Nugroo
5 = x (95,57 7,7) = 084,4 Btu/jam C. Dampak Refrigerasi Kondisi keluar katup ekspansi terjadi pada tekanan,5 Bar (36,6 Psia) dan o C (0.4 o F) didapat nilai entalpi sebesar 7,7 Btu/lbm. Sedangkan keluaran evaporator terjadi pada tekanan,4 Bar (34,809 Psia) dan 3,9 o C (39,0 o F) dengan nilai entalpi 8,3 Btu/lbm. Maka dampak rigerasi untuk kondisi ini adala : RE 4 = 8,3 Btu/lbm 7,7 Btu/lbm = 54,6 Btu/lbm Seingga kapasitas rigerasi adala : q evap m = x (8,3 7,7) = 8709,68 Btu/jam Peritungan Kerja Kompresi Menurut data tabel 4.6, rigeran masuk kompresor bertekanan,4 Bar (34,809 Psia) dengan suu 3,9 o C (39,0 o F ) maka nilai entalpi yaitu 8,3 Btu/lbm. Sedangkan tekanan keluar kompresor pada 7,9 Bar (4,58 Psia) dengan temperatur 6 o C (43.6 o F), arga entalpi kondisi ini adala 95,57 Btu/lbm. Besarnya parameter kerja kompresi adala : 4 W kom = 95,57 Btu/lbm 8,3 Btu/lbm = 3,6 Btu/lbm Maka daya kompresor yang dibutukan : P kom m = x (95,57 8,3) = 4,806 Btu/jam Koefisien Prestasi (COP) Harga Coefficient Of Performace untuk rigeran R-, pada kondisi diatas adala sebesar : COP = = 4 RE = Wcom (8,3-7,7) (95,57 - = ,3) Btu/lbm Btu/lbm PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Setela melakukan pengujian dan pengitungan asil pengujian yang berupa parameter-parameter performansi sistem, maka kita akan mendapatkan alal penting sebagai berikut :. Uji keseragaman data yang dilakukan menunjukkan bawa data yang didapat tidak ada yang diluar dari BKA (Batas Kendali Atas) dan 8 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No., September 0 Hal
6 T BKB (Batas Kendali Bawa) seingga dapat disimpulkan bawa data pengujian yang didapat dalam kondisi terkendali. Dimana : BKA = rata² + 3 * Std Deviasi Uji Keseragaman Data Puli Debit n BKA BKB BKA = rata² - 3 * Std Deviasi dibanbandingkan dengan peningkatan daya kompresor. 3. Dampak rigerasi secara umum mengalami penurunan dengan naiknya putaran kompresor, al ini dikarenakan adanya penurunan temperatur rigeran pada pengeluaran evaporator. 4. Penurunan COP disebabkan adanya kenaikan putaran kompresor, seingga kerja kompresi akan mengalami kenaikan arga. Kerja kompresi merupakan faktor pengendali arga COP. Gambar 3 : Grafik uji keseragaman data T pada kondisi Puli Kipas. Perubaan kecepatan puli kompresor dari P, P sampai P3 dimana P > P > P3. Pada pengujian ini terliat bawa kecepatan kompresor semakin besar maka COP semakin turun nilainya, al ini disebabkan karena peningkatan daya kompresor tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas rigerasi atau dengan kata lain peningkatan kapasitas rigerasi lebi kecil KESIMPULAN Kesimpulan Setela melakukan pembuatan/ perakitan mesin pendingin water ciller, pengujian serta analisa data maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :. Perubaan kecepatan puli kompresor dari P, P sampai P3 dimana P > P > P3. Pada pengujian ini terliat bawa kecepatan kompresor semakin besar maka COP semakin turun nilainya, al ini disebabkan karena peningkatan daya kompresor tidak Analisa 9 JURNAL Sistem TEKNIK Mesin - Pendingin UNISFAT, Water Vol. 8, Ciller No., September yang Menggunakan 0 Hal 4 Fluida - 30 Kerja 9 9 R dengan Variasi Puli Kompresor Agung Nugroo
7 sebanding dengan peningkatan kapasitas rigerasi atau dengan kata lain peningkatan kapasitas rigerasi lebi kecil dibanbandingkan dengan peningkatan daya kompresor.. Dampak rigerasi secara umum mengalami penurunan dengan naiknya putaran kompresor, al ini dikarenakan adanya penurunan temperatur rigeran pada pengeluaran evaporator. 3. Penurunan COP disebabkan adanya kenaikan putaran kompresor, seingga kerja kompresi akan mengalami kenaikan arga. Kerja kompresi merupakan faktor pengendali arga COP. Saran. Dalam melakukan pengujian sebaiknya menggunakan alat pengatur kecepatan motor listrik secara elektrik 3 pasa seingga akan dapat lebi banyak membuat variasi kecepatan, disamping itu getaran yang terjadi untuk putaran tinggi lebi kecil.. Sebelum pengisian rigeran, sistem arus betul-betul bersi dari kotoran maupun uap air karena akan mengganggu performansi sistem. DAFTAR PUSTAKA Brodkey, Robert S. dan Hersyey, Harry C. Transport Penomena a unified approac, Mc Graw Hill, New York, 988 Frank Kreit, Prinsip-prinsip Perpindaan Panas, terjemaan, Erlangga, Jakarta, 99. Holman, J.P, Perpindaan Kalor, terjemaan, Erlangga, Jakarta, 994. Reynold, W.C dan Perkins, H.C, TermodinamikaTeknik, terjemaan, Erlangga, Jakarta, 994. Soedjono BSc. dan H. Hartanto, Teknik Pesawat Pendingin, Effar, Semarang, 999. Stocker, W.F dan Jones, J.W. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, terjemaan, Erlangga, Jakarta, 99. Sumanto, Drs.M.A, Dasar-dasar Mesin Pendingin, Andi Offset, Yogyakarta, JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No., September 0 Hal
PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548
Lebih terperinciPenggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A
99 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A Imam Faozan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HCR-22
PENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN DAN Muchammad 1) Abstrak Efek pemanasan Global (GWP) merupakan salah satu permasalahan yang disebabkan
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER
No. Vol. Thn.XVII April ISSN : 85-87 KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER Iskandar R. Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan
Lebih terperinciANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK
ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT PK Imron Rosadi, Agus Wibowo, Ahmad Farid. Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pancasakti, Tegal,. Dosen Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciTURBIN UAP. Penggunaan:
Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap
Lebih terperinciROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli
ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25 PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR EVAPORATOR TERHADAP PRESTASI AIR COOLED CHILLER DENGAN REFREGERAN R-134a, PADA TEMPERATUR KODENSOR TETAP Bambang Yunianto 1) Abstrak Pengujian
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC
PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura email : effendy@ums.ac.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING
UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING Mega Nur Sasongko 1 Teknik Mesin Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono 167 Malang Telp. 0341-587710 E-mail:
Lebih terperinciPENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK
PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Azridjal Aziz 1,a* dan Boby Hary Hartanto 2,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN
HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN
ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia
Lebih terperinciANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG
ANAISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TBE 0856MG Roy Indra esmana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin niversitas Jenderal Amad Yani, Cimai Bandung Email: royindralesmana@gmail.om Abstrak Bongkaan es akan
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciMaka persamaan energi,
II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat
Lebih terperinciBab IV Analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22. Pengujian kinerja Ac split TCL mengunakan refrigeran
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciSistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada
Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem refrigerasi tela memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal ini terliat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun ruma tangga.
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN
KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN Mochtar Asroni, Basuki Widodo, Dwi Bakti S Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE
ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE Ir. Syawalludin,MM,MT 1.,Muhaemin 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University
Lebih terperinciPERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W
PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciPengaruh Variasi Putaran Poros Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigrasi
Pengaruh Variasi Putaran Poros Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigrasi Sudirman 1, I Nyoman Suprapta Winaya 2 1 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali, Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP VARIASI KECEPATAN PUTARAN FAN KONDENSOR DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK MENGGUNAKAN R22
ANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP VARIASI KECEPATAN PUTARAN FAN KONDENSOR DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK MENGGUNAKAN R22 Rinaldi Hasri, Suryadimal, ST.,MT 1), Ir. Wenny Marthiana, MT 2)
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.
MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi Mesin pendingin icyball beroperasi pada tekanan tinggi dan rawan korosi karena menggunakan ammonia sebagai fluida kerja. Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 3, No. 2, Juli 2015 ANALISIS PENGARUH VARIASI MODE KERJA TERHADAP PERFORMANSI MESIN REFRIGERASI KOMPRESI UAPWATER CHILLER TYPE WITH WATER COOLED CONDENSER DENGAN REFRIGERAN
Lebih terperinciberkembangnya entah sudah berapa banyak mesin yang tercipta hingga saat ini. Mulai dari bentuk pengoperasiannya yang secara manual hingga otomatis. Me
ANALISIS PENGARUH BENTUK LEKUKAN PIPA KAPILER PADA REFRIGERATOR Oleh Dendi Dwinanda *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk lekukan pipa kapiler pada refrigerator. Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 HASIL PENGUJIAN KESTABILAN SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.
Lebih terperinciBab IV Analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan refrigeran MC-22. Pengujian kinerja Ac split
Lebih terperinciBAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA
BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA Dalam pengambilan data perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengambilan data dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang
Lebih terperinciAnalisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga
Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga IDG Agus Tri Putra (1) dan Sudirman (2) (2) Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada kondensor disistem spray drying ini telah dilaksanakan pada bulan desember 2013 - maret 2014 di Laboratorium Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik
Lebih terperinciStudi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK GEOMETRI SUDUT CONVERGING DUCT DAN PANJANG CONSTANT-AREA SECTION PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR
C.10 KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK GEOMETRI SUDUT CONVERGING DUCT DAN PANJANG CONSTANT-AREA SECTION PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR Muammad Subri 1*, Tony Suryo Utomo 2, Berka Fajar
Lebih terperinciHeroe Poernomo 1) Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Indonesia
ANALISIS KARAKTERISTIK UNJUK KERJA SISTEM PENDINGIN (AIR CONDITIONING) YANG MENGGUNAKAN FREON R-22 BERDASARKAN PADA VARIASI PUTARAN KIPAS PENDINGIN KONDENSOR 1) Heroe Poernomo 1) Jurusan Teknik Permesinan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA
PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA Eko Saputra 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split
BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39
BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciBab III Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Dalam pengujian analisa kinerja AC split merk TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 dengan variasi tekanan tanpa pembebanan terdapat beberapa
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK
ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK Dwi Bayu Saputro, Suryadimal, S.T.,M.T 1), Ir. Wenny Marthiana., M.T 2) Program Studi
Lebih terperinciBab III. Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Ir. Johnner Sitompul,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR.
STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR Ragil Heri N Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin
Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin
Lebih terperinciEFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B
EFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B Kristian Selleng * * Abstract The purpose of this research is to find the effect of compressor pressure ratio with respect to
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 HASIL PENGUJIAN STEADY SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.
Lebih terperinciPENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI
PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan
Lebih terperinciBAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin
BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007 Mei 2008 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Kampus IPB, Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciPermeabilitas dan Rembesan
9/7/06 Permeabilitas dan Rembesan Mekanika Tana I Norma Puspita, ST.MT Aliran Air Dalam Tana Sala satu sumber utama air ini adala air ujan yang meresap ke dalam tana lewat ruang pori diantara butiran tananya.
Lebih terperinciPengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a
Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING (Lanjutan tahun ke-2)
TEKNIK LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING (Lanjutan tahun ke-2) OPTIMASI KAPASITAS TEKANAN PENGISIAN REFRIGERAN DAN LAJU ALIRAN UDARA YANG MELINTASI KONDENSOR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA AC MOBIL
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,
Lebih terperinciROTASI Volume 7 Nomor 1 Januari
ROTASI Volume 7 Nomor Januari 2005 3 KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR KELUAR EVAPORATOR TERHADAP UNJUK KERJA KOMPRESOR ROTARY (SANYO CR55H4C) AIR COOLED CHILLER DENGAN REFRIGERAN R-22 PADA
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast
Lebih terperinciTurunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi
8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel
BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet
BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
Lebih terperinciGambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013
1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan
Lebih terperinciSISTEM AC (AIR CONDITIONING)
SISTEM AC (AIR CONDITIONING) Pengetesan Sistem AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain : 1. Tes tekanan 2. Tes temperatur Tes kebocoran A. Bagian tekanan rendah B. Bagian
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciBAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Untuk tahapan berikutnya, analisis mesin refrigerasi hibrida dengan thermal energy strorage dilakukan menggunakan storage ice on coil. Pada prinsipnya perbedaaan mendasar
Lebih terperinciBAB III PERBAIKAN ALAT
L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan
Lebih terperinciEFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808 Muhammad Hasan Basri * Abstract The objectives of study to describe
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu
Tugas Akir BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT 4.1 Data data Perencanaan Jenis cairan : Air Massa jenis cairan : 1 kg/liter Temperatur cairan : 5ºC Kapasitas : 4.731 liter/menit (150 gpm) Kondisi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciPENDINGINAN KOMPRESI UAP
Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciREKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU
REKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU Agus Slamet, Wahyu Djalmono P. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciROTASI Volume 7 Nomor 4 Oktober
ROTASI Volume 7 Nomor 4 Oktober 2005 21 UNJUK KERJA SISTEM AIR-COOLED CHILLER DAN KOMPRESOR TORAK HERMETIK DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-134a S y a i f u l 1) Abstrak Pengkondisian kebanyakaan digunakan
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X
ANALISIS KARAKTERISTIK MESIN REFRIGERASI MOBIL MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI ALAT UJI Annisa Wulan Sari 1* Sunaryo 1** 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Jl. K.H.
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Suction Liquid Heat Exchanger dan Tube in Tube Heat Exchanger Pada Refrigerator Terhadap Daya Kompresor dan Waktu Pendinginan
Pengaruh Penggunaan Suction Liquid Heat Exchanger dan Tube in Tube Heat Exchanger Pada Refrigerator Terhadap Daya Kompresor dan Waktu Pendinginan Ega Taqwali Berman * Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK
Lebih terperinci