Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
|
|
- Iwan Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari Yanuar Ridwan 2, Murni Dwi Astuti 3 1,2,3 Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom 1 selviadayanti@gmail.com, 2 ari.yanuar.ridwan@gmail.com, 3 murni.dwiastuti@gmail.com Abstrak PT. XYZ merupakan sala satu perusaaan manufaktur yang memproduksi obat yang ada di wilaya Kota Bandung. Dalam memproduksi obat, maka PT. XYZ tidak lepas dengan yang namanya baan baku. Saat ini pengendalian baan baku yang ada di gudang PT. XYZ terbilang belum baik. PT. XYZ belum mengklasifikasikan baan baku sesuai dengan kepentingan pemakaiannya, seingga PT. XYZ belum dapat menentukan kebijakan persediaan baan baku yang dikelola ole PT. XYZ. Hal tersebut mengakibatkan PT. XYZ mengalami over stock karena baan baku yang di pesan dari supplier tidak mempunyai ukuran yang tepat, serta tidak ada maksimum persediaan baan baku yang pasti. Berdasarkan permasalaan tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengklasifikasian baan baku menggunakan analisis ABC. Hasil dari analisis ABC yaitu baan baku dengan kategori A akan diitung dengan metode Continuous Review (s,s), sedangkan kategori B, dan kategori C akan diitung dengan metode Continuous Review (s,q). Berdasarkan peritungan kebijakan persediaan baan baku dengan menggunakan metode Continuous Review (s,s) memberikan pengematan total biaya persediaan sebesar 49%, dan untuk baan baku dengan menggunakan metode Continuous Review (s,q) memberikan pengematan total biaya persediaan sebesar 65%. Kata Kunci : Baan baku, persediaan, over stock, analisis ABC, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q) Abstract PT XYZ is a one of parmaceutical company located in Bandung. Wen producing te drugs, PT XYZ needs a raw material absolutely. But te control of raw material tat currently used in PT XYZ is not good enoug because tere is no raw materials classification yet based on interest usage of tem. Terefore, PT XYZ could not make good inventory policy of te raw materials yet tat caused over stock. Overstock appened because tere is no rigt quantity wen ordering from supplier and tere is no te exact number of maximum inventory. Based on tat problem, tis researc will do te classification of raw materials using ABC analysis to categorize eac of raw material. Te result of ABC analysis is te categorization of wic raw materials tat belong to A category is determined using Continuous Review (s,s) metod, and raw materials tat belong to B, and C category is determined using Continuous Review (s,q) metod. By te calculation of inventory policy for A category using Continuous Review (s,s) metod resulted saving in total inventory cost up to 49% and for B and C category resulted saving in total inventory cost up to 65% based on Continuous Review (s,q) metod. Keyword : raw material, inventory, over stock, ABC analysis, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q) 1. Pendauluan PT. XYZ merupakan sala satu industri farmasi yang berada di Kota Bandung yang memproduksi obat reguler dan obat generik. Untuk mendukung kegiatan produksi, PT. XYZ mempunyai beberapa gudang penyimpanan barang, yaitu gudang untuk baan baku atau raw material, gudang untuk baan kemas, gudang untuk work in process, dan gudang untuk produk jadi atau finised good. Sala satu masala yang diadapi ole PT. XYZ adala mengenai jumla persediaan pada gudang baan baku, yaitu sering mengalami kelebian baan baku. Hal tersebut terjadi disebabkan ole jumla kebutuan baan baku selalu berfluktuasi sesuai dengan kebutuan produksi dan permintaan obat jadi dari pelanggan, seingga mengakibatkan perusaaan mengalami kesulitan dalam menentukan jumla persediaan baan baku yang tersedia di gudang baan baku, kususnya dalam menentukan safety stock dari setiap baan baku. Selama ini, dalam menentukan pengendalian baan baku, perusaaan belum dapat menentukan secara pasti safety stock yang arus disediakan. Perusaaan juga belum dapat menentukan berapa jumla baan baku yang dipesan dan waktu pemesanan baan baku yang optimal,
2 seingga mengaruskan perusaaan melakukan pemesanan ulang apabila terjadi stock out baan baku di gudang. Hal tersebut mengakibatkan persediaan baan baku menjadi tidak terkontrol Stock vs Demand Stock Demand Gambar 1 Data Stock vs Kebutuan Baan Baku Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bawa persediaan dari baan baku selalu lebi besar daripada kebutuan. Kondisi tersebut memperliatkan bawa terjadi kelebian baan baku atau overstock. Kondisi kelebian baan baku tersebut dapat merugikan perusaaan karena semakin banyak persediaan maka semakin banyak juga biaya simpan, seingga perusaaan dapat mengalami kerugian. Ole karena itu, perlu adanya kebijakan persediaan untuk dapat mengatasi permasalaan overstock yang dialami ole perusaaan agar persediaan baan baku dapat terkontrol dengan baik, seingga dapat meminimasi biaya persediaan. Ole karena itu diperlukan penelitian lebi lanjut untuk mengatasi permasalaan tersebut. Dengan menggunakan kebijakan persediaan akan membantu PT. XYZ dalam menentukan kebijakan persediaan baan baku. 2. Dasar Teori Persediaan adala suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebi lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebi lanjut adala dapat berupa kegiatan produksi seperti pada perusaaan manufaktur, kegiatan pemasaran seperti pada sistem distribusi, dan kegiatan konsumsi seperti pada sistem ruma tangga, perkantoran, dan lain sebagainya [1]. Persediaan dapat dibedakan sedikitnya dalam tiga bentuk yang sesuai dengan keberadaannya, yaitu [1] : 1. Baan baku (raw material) 2. Barang setenga jadi (work in process) 3. Barang jadi (finised good) Adanya persediaan menyebabkan permintaan dan produksi menjadi tidak seimbang. Berdasarkan al tersebut, persediaan yang muncul dinilai mempunyai fungsi sebagai berikut [2] : 1. Untuk dapat memenui permintaan dari pelanggan, seingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. 2. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi, seingga tidak menimbulkan kekurangan maupun kelebian persediaan pada gudang. 3. Untuk menjaga dan meningkatkan penjualan dan keuntungan. 4. Untuk menjaga persediaan agar terindar kelebian persediaan yang menyebabkan perusaaan rugi karena arus mengeluarkan biaya simpan yang tinggi. Persediaan selalu berubungan dengan biaya. Adapun komponen-komponen dari biaya persediaan terdiri dari [1]: 1. Biaya pembelian 2. Biaya pemesanan 3. Biaya penyimpanan 4. Biaya kekurangan Jenis dan jumla barang yang dikelola atau disimpan dalam suatu unit usaa tidak anya satu jenis barang. Dalam mengadapi kasus tersebut maka perlu dilakukan pemilaan, karena tidak semua barang mempunyai tingkat kepentingan dan penggunaan yang sama. Cara pemilaan baan baku terdebut menggunakan analsiss ABC. Pada prinsipnya analisis ABC adala mengklasifikasikan jenis barang berdasarkan tingkat investasi taunan yang terserap di dalam penyediaan persediaan untuk setiap jenis barang. Berdasarkan analisis ABC, barang dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori [1], yaitu barang kategori A, kategori B, dan kategori C.
3 Setela mengklasifikasikan baan baku dengan analisis ABC maka langka selanjutnya adala menentukan kebijakan persediaan dengan menggunakan model persediaan kontinyu. Berikut merupakan dasar pemilian kebijakan pengendalian persediaan berdasarkan klasifikasi barang yang suda dilakukan sebelumnya [3]. Tabel 1 Dasar Pemilian Kebijakan Persediaan Kategori Continuous Review Periodic Review Item A (s, S) (R, s, S) Item B (s, Q) (R, S) Untuk item C dapat menggunakan EOQ biasa atau dengan menggunakan metode pengendalian kebijakan persediaan yang sama dengan item B [3]. Pada penelitian ini untuk menentukan kebijakan persediaan menggunakan model persediaan kontinyu dengan metode Hadley-Witin. Adapaun langka dalam menyelesaikan penelitian ini dijelaskan dalam model konseptual. Dalam model konseptual berisi penjelasan serta ubungan variabel-variabel dan metode yang mendukung penelitian. Adapun model konseptual dari penelitian ini adala sebagai berikut : Permintaan Baan Baku Uji Distribusi Metode Continuous Review (s,s) Klasifikasi Baan Baku Lead Time Sortage Cost Metode Continuous Review (s,q) Kebijakan Persediaan Order Cost Holding Cost Gambar 2 Model Konseptual Gambar 2 menjelaskan taap-taap untuk menentukan kebijakan persediaan pada PT. XYZ. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, langka pertama yang arus diselesaikan adala uji distribusi dari permintaan baan baku. Data tersebut untuk mengetaui bentuk distribusi dari permintaan baan baku. Setala melakukan uji distribusi, maka langska selanjutnya adala mengklasifikasikan baan baku. Data yang dibutukan sebagai input untuk menentukan kebijakan persediaan yaitu : data biaya pesan (ordering cost), data biaya simpan (olding cost), data biaya kekurangan (sortage cost), dan waktu ancang (lead time). Dengan metode Continuous Review (s,s), data input tersebut akan digunakan untuk menentukan safety stock, reorder point, jumla maksimum pemesanan baan baku, maksimum persediaan, dan total biaya persediaan. Sedangkan dengan menggunakan metode Continuous Review (s,q) data input tersebut akan digunakan untuk menentukan safety stock, reorder point, jumla maksimum pemesanan baan baku, dan total biaya persediaan. 3. Pembaasan Dalam menentukan kebijakan persediaan, langka pertama yang arus dilakukan yaitu melakukan klasifikasi baan baku untuk dapat menentukan model kebijakan persediaan yang akan digunakan. 3.1 Peritungan Analisis ABC Adapun langka-langka yang dilakukan dalam peritungan klasifikasi baan baku dengan menggunakan metode ABC adala sebagai berikut [1] : 1. Mengitung jumla penyerapan dana setiap jenis baan baku. Untuk mengitung jumla penyerapan dana pada setiap jenis baan baku (M i), yaitu dengan mengalikan antara jumla pemakaian setiap jenis baan baku per periode (D i) dengan arga satuan barang (p i). Sebagai conto nilai pemakaian baan baku sucrose : Mi Di pi (01) M sucrose D sucrose p sucrose M sucrose 28637,13 Rp M sucrose Rp Mengitung total penyerapan dana untuk semua jenis baan baku. Untuk mengitung total penyerapan dana adala dengan cara menjumlakan nilai pemakaian semua baan baku pada PT. XYZ (terdapat 99 baan baku).
4 M ΣMi (02) M (Rp ,27 + Rp , Rp 4.485,00) M Rp ,26 3. Mengitung presentase penyerapan dana untuk setiap jenis baan baku. Untuk mengitung presentase penyerapan dana diperole dari penyerapan dana setiap baan baku dibagi dengan nilai total penyerapan dana kemudian dikalikan 100%. Pi Mi 100% (03) M P sucrose M sucrose 100% P sucrose M Rp ,00 Rp ,26 100% P sucrose 8% 4. Mengurutkan presentase penyerapan dana dari presentase penyerapan dana terbesar sampai dengan yang terkecil. 5. Mengitung nilai kumulatif presesntase penyerapan dana baan baku. 6. Menentukan kategorisasi baan baku ke dalam kategori A, B, dan C. 3.2 Peritungan Kebijakan Persediaan dengan Metode Continuous Review (s,s) Berikut merupakan conto peritungan dengan Metode Continuous Review (s,s) untuk jenis baan baku sucrose. Iterasi 1 1. Hitung nilai q 01* awal sama dengan nilai q ow* dengan formula Wilson q 01* q ow* 2.AD 2 Rp 7.288, ,1 107,885 kg 2. Berdasarkan nilai q 01* yang diperole akan dapat dicari besarnya kemungkinan kekurangan persediaan α yang selanjutnya akan dapat diitung nilai r 1* dengan menggunakan persamaan : α.q01 (05) Cu.D 107,885 Rp , Setela mendapatkan nilai α, selanjutnya adala mencari nilai dari Zα, dimana nilai tersebut dapat dicari melalui tabel normal. Nilai Zα 2,34 Kemudian mencari niali r 1 dengan menggunakan persamaan : r 1* D. L + Zα. S L (06) (28637,1 0,06204) + (2,34 (1989,37 ( 0,06204))) 2936,29 kg 3. Dengan diketaui r 1* yang diperole akan dapat diitung nilai q 02* berdasarkan persamaan : q 02* 2.D[A+Cu r1 dimana : (x r1 )f(x)dx S r1 L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) N Nilai f (Zα) dan ψ (Zα) dapat dicari dari tabel normal. Dari tabel normal didapatkan : Zα 2,34 f (Zα) 0,0259 dan ψ (Zα) 0,0033 N S L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) (08) (1989,37 ( 0,06204)) [0,0259 (2,34 0,0033)] 9,00766 kg q 02* 2.D[A+Cu r ,1 [Rp 7.288,75 + (Rp ,00766)] (04) (07)
5 460,132 kg 4. Hitung kembali nilai α dan nilai r 2* dengan menggunakan persamaan :. q02 α Cu. D 460,132 Rp ,1 0,04143 Setela mendapatkan nilai α, selanjutnya adala mencari nilai Zα dimana nilai tersebut dapat dicari melalui tabel normal. Nilai Zα 1,74 Kemudian selanjutnya mencari nilai r 2* dengan menggunakan persamaan : r 2* D. L + Zα. S L (28637,1 0,06204) + (1,74 (1989,37 ( 0,06204))) 2638,97 kg 5. Bandingkan nilai r 1* dan r 2*, jika arga r 2* relatif sama dengan r 1* iterasi selesai dan akan diperole r* r 2* dan q 0* q 02*. Jika tidak kembali ke langka 3 dengan menggantikan nilai r 1* r 2* dan q 01* q 02*. Karena nilai r 1* 2936,29 kg dan r 2* 2638,97 kg, maka dilanjutkan iterasi kedua. Iterasi 2 1. Dengan diketaui r 2* yang diperole akan dapat diitung nilai q 03* berdasarkan persamaan : q 03* 2.D[A+Cu r2 dimana : (x r2 )f(x)dx S r2 L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) N Nilai f (Zα) dan ψ (Zα) dapat dicari dari tabel normal. Dari tabel normal didapatkan : Zα 1,74 f (Zα) 0,0885 dan ψ (Zα) 0,0168 N S L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) (1989,37 ( 0,06204)) [0,0885 (1,74 0,0168)] 29,3688 kg q 03* 2.D[A+Cu r ,1 [Rp 7.288,75 + (Rp ,3688)] 814,857 kg 2. Hitung kembali nilai α dan nilai r 3* dengan menggunakan persamaan :. q03 α Cu. D 814,857 Rp x 28637,1 0,07337 Setela mendapatkan nilai α, selanjutnya adala mencari nilai Zα dimana nilai tersebut dapat dicari melalui tabel normal. Nilai Zα 1,45 Kemudian selanjutnya mencari nilai r 3* dengan menggunakan persamaan : r 3* D. L + Zα. S L (28637,1 0,06204) + (1,45 (1989,37 ( 0,06204))) 2495,27 kg 3. Bandingkan nilai r 2* dan r 3*, jika arga r 3* relatif sama dengan r 2* iterasi selesai dan akan diperole r* r 3* dan q 0* q 03*. Jika tidak kembali ke langka 3 dengan menggantikan nilai r 1* r 2* dan q 01* q 02*. Karena nilai r 2* 2638,97 kg dan r 3* 2495,27 kg maka dilanjutkan iterasi ketiga. Lakukan iterasi sampai nilai r bernilai sama. Setela mendapatkan nilai r yang sama maka didapatkan kebijakan persediaan sebagai berikut :
6 1. Jumla lot pemesanan (q0) 1136,7 kg 2. Reorder point (r) 2406 kg 3. Maksimum persediaan (S) S q0 + r (09) 1136, , ,77 kg 4. Safety stock (s) SS Zα. SL (10) 1,27 (1989,37 0,06204) 629,317 kg 5. Ekspektasi biaya total OT Op + Os + Ok (11) Rp ,15 + Rp ,85 + Rp ,76 Rp Berdasarkan peritungan kebijakan persediaan dengan menggunakan metode Continuous Review (s,s), maka dapat dibandingkan total biaya persediaan antara kondisi eksisting dan kondisi usulan dengan menggunakan metode Continuous Review (s,s). Tabel 2 Perbandingan Total Biaya Persediaan Baan Baku Kategori A Biaya Total Persediaan Kondisi Total Biaya Persediaan Eksisting Rp 516,846, Continuous Review (s,s) Rp 265,072, Gap Rp 251,773, Peritungan Kebijakan Persediaan dengan Metode Continuous Review (s,q) Berikut merupakan conto peritungan dengan Metode Continuous Review (s,q) untuk jenis baan baku acetaminopen. Iterasi 1 1. Hitung nilai q 01* awal sama dengan nilai q ow* dengan formula Wilson q 01* q ow* 2.AD 2 Rp 7.288, ,86 54,1477 kg 2. Berdasarkan nilai q 01* yang diperole akan dapat dicari besarnya kemungkinan kekurangan persediaan α yang selanjutnya akan dapat diitung nilai r 1* dengan menggunakan persamaan : α.q01 (10) Cu.D 54,1477 Rp ,86 0,01935 Setela mendapatkan nilai α, selanjutnya adala mencari nilai dari Zα, dimana nilai tersebut dapat dicari melalui tabel normal. Nilai Zα 2,07 Kemudian mencari niali r 1 dengan menggunakan persamaan : r 1* D. L + Zα. S L (11) (7213,86 0,06204) + (2,07 (2082,56 ( 0,06204))) 1521,36 kg 3. Dengan diketaui r 1* yang diperole akan dapat diitung nilai q 02* berdasarkan persamaan : q 02* 2.D[A+Cu r1 dimana : (x r1 )f(x)dx S r1 L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) N Nilai f (Zα) dan ψ (Zα) dapat dicari dari tabel normal. (09) (12)
7 Dari tabel normal didapatkan : Zα 2,07 f (Zα) 0,0471 dan ψ (Zα) 0,0071 N S L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) (13) (20182,56 ( 0,06204)) [0,0471 (2,07 0,0071)] 16,8086 kg q 02* 2.D[A+Cu r ,86 [Rp 7.288,75 + (Rp ,8086)] 311,422 kg 4. Hitung kembali nilai α dan nilai r 2* dengan menggunakan persamaan :. q02 α Cu. D 311,422 Rp ,86 0,11131 Setela mendapatkan nilai α, selanjutnya adala mencari nilai Zα dimana nilai tersebut dapat dicari melalui tabel normal. Nilai Zα 1,22 Kemudian selanjutnya mencari nilai r 2* dengan menggunakan persamaan : r 2* D. L + Zα. S L (7213,86 0,06204) + (1,22 (2082,56 ( 0,06204))) 1080,43 kg 5. Bandingkan nilai r 1* dan r 2*, jika arga r 2* relatif sama dengan r 1* iterasi selesai dan akan diperole r* r 2* dan q 0* q 02*. Jika tidak kembali ke langka 3 dengan menggantikan nilai r 1* r 2* dan q 01* q 02*. Karena nilai r 1* 1521,36 kg dan r 2* 1080,43 kg, maka dilanjutkan iterasi kedua. Iterasi 2 1. Dengan diketaui r 2* yang diperole akan dapat diitung nilai q 03* berdasarkan persamaan : q 03* 2.D[A+Cu r2 (x r2 )f(x)dx] dimana : (x r2 )f(x)dx S r2 L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) N Nilai f (Zα) dan ψ (Zα) dapat dicari dari tabel normal. Dari tabel normal didapatkan : Zα 1,22 f (Zα) 0,1895 dan ψ (Zα) 0,0539 N S L [ f (Zα) - Zα ψ (Zα) (2082,56 ( 0,06204)) [0,1895 (1,22 0,0539)] 64,1895 kg q 03* 2.D[A+Cu r2 (x r2 )f(x)dx] ,86 [Rp 7.288,75 + (Rp ,1895)] 601,748 kg 2. Hitung kembali nilai α dan nilai r 3* dengan menggunakan persamaan :. q03 α Cu. D 601,748 Rp x 7213,86 0,21508 Setela mendapatkan nilai α, selanjutnya adala mencari nilai Zα dimana nilai tersebut dapat dicari melalui tabel normal. Nilai Zα 0,79 Kemudian selanjutnya mencari nilai r 3* dengan menggunakan persamaan :
8 r 3* D. L + Zα. S L (7213,86 0,06204) + (0,79 (2082,56 ( 0,06204))) 857,377 kg 3. Bandingkan nilai r 2* dan r 3*, jika arga r 3* relatif sama dengan r 2* iterasi selesai dan akan diperole r* r 3* dan q 0* q 03*. Jika tidak kembali ke langka 3 dengan menggantikan nilai r 1* r 2* dan q 01* q 02*. Karena nilai r 2* 1080,43 kg dan r 3* 857,377 kg maka dilanjutkan iterasi ketiga. Lakukan iterasi sampai nilai r bernilai sama. Setela mendapatkan nilai r yang sama maka didapatkan kebijakan persediaan sebagai berikut : 1. Jumla lot pemesanan (q0) 1136,7 kg 2. Reorder point (r) 2406 kg 3. Safety stock (s) SS Zα. SL 1,27 (1989,37 0,06204) 629,317 kg 4. Ekspektasi biaya total OT Op + Os + Ok Rp ,15 + Rp ,85 + Rp ,76 Rp Berdasarkan peritungan kebijakan persediaan dengan menggunakan metode Continuous Review (s,q), maka dapat dibandingkan total biaya persediaan antara kondisi eksisting dan kondisi usulan dengan menggunakan metode Continuous Review (s,q). Tabel 3 Perbandingan Total Biaya Persediaan Baan Baku Kategori B dan C Biaya Total Inventory Kondisi Total Biaya Inventory Eksisting Rp 380,638, Continuous Review (s,q) Rp 134,804, Gap Rp 245,834, Kesimpulan Berdasarkan asil dari pengolaan data pada dan tujuan yang tela dirumuskan pada penelitian ini, maka dapat disimpulan asil dari penentuan kebijakan persedian baan baku di gudang pada PT. XYZ dengan menggunakan metode Continuous Review (s,s) untuk baan baku kategori A dan metode Continuous Review (s,q) untuk baan baku kategori B dan kategori C sebagai berikut : 1. Jumla kuantitas atau ukuran lot pemesanan untuk baan baku kategori A sebagai conto sucrose adala sebesar 1136,7 Kg, titik pemesanan ulang 2406,07 Kg, dengan cadangan pengaman baan baku sucrose sebesar 629,137 Kg, serta persediaan maksimum yang ada dalam gudang untuk baan baku sucrose sebesar 3542,77 Kg. Untuk jumla kuantitas atau ukuran lot pemesanan untuk baan baku kategori B dan kategori C sebagai conto acetaminopen adala sebesar 855,025 Kg, titik pemesanan ulang 712,131 Kg, dengan cadangan pengaman baan baku acetaminopen sebesar 264, Total biaya persediaan baan baku untuk kategori A dengan menggunakan metode Continuous Review (s,s) sebesar Rp ,23. Dengan menggunakan metode Continuous Review (s,s) ini mengalami pengematan total biaya persediaan baan baku dari kondisi eksisting yaitu sebesar Rp ,8 atau sekitar 49%. Sedangkan untuk total biaya persediaan baan baku untuk kategori B dan kategori C dengan menggunakan metode Continuous Review (s,q) sebesar Rp ,58. Dengan menggunakan metode Continuous Review (s,q) ini mengalami pengematan total biaya persediaan baan baku dari kondisi eksisting yaitu sebesar Rp ,57 atau sekitar 65%. 5. Daftar Pustaka [1] Baagia, N. (2006). Sistem Persediaan. Bandung: ITB. [2] Riyanto, B. (2001). Manajemen Persediaan. Yogyakarta: BPFE. [3] Silver, E. A. (1998). Inventory Management and Production Planning and Scedulling. New York: Jon Willey $ Sons
Kata Kunci: Persediaan, Analisis ABC, Overstock, Continous Review (s,s), Continous Review (s,q) ABSTRACT
PERANCANGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI CHEMICAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI PT XYZ Dimas
Lebih terperinciProgram Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI STOCKOUT DENGAN PENDEKATAN CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT ARKA FOOTWEAR INVENTORY POLICY PLANNING TO
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 997 USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI KAWAT TEMBAGA UNTUK MEMINIMASI STOCK OUT DENGAN PENDEKATAN METODE CONTINUOUS REVIEW
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2662
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2662 PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI STOCKOUT DENGAN PENDEKATAN CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2650
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2650 KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI SUB PART SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2450
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2450 PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN CRITICAL SPARE PART DI DIPO BANDUNG PT. KERETA API INDONESIA DENGAN PENDEKATAN METODE CONTINUOUS
Lebih terperinciKata Kunci : Inventori, Overstock, analisis ABC-VED, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q). ABSTRACT
PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT XYZ DENGAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN Desy Aisyah
Lebih terperinciUSULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW
USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MENGURANGI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI BM PT XYZ BANDUNG
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673 PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT XYZ DENGAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Masalah utama
Pemodelan EOQ 4 es 01 eko@uns.ac.id Pendauluan Pengendalian Persediaan Masala utama Menentukan jumla pemesanan yang ekonomis ( Economic Order Quantity ) Menentukan laju kecepatan produksi seingga meminimasi
Lebih terperinciProgram Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (S,S) SYSTEM PADA BAGIAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT AMC 1 Destaria Madya Verawaty, 2 Dida Diah Damayanti,
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4269 USULAN INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU MATERIAL MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DENGAN TEKNIK LOT SIZING EOQ, LFL,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan
Lebih terperinciKebijakan Persediaan Spare Parts (Studi Kasus : Pabrik Perakitan Sepeda Motor)
A45 Kebijakan Persediaan Spare Parts (Studi Kasus : Pabrik Perakitan Sepeda Motor) Meriem Octaviana, Imam Baiaqi, dan Geodita Woro Bramanti Departemen Manajemen Bisnis, Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi,
Lebih terperinciUSULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ
USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ 1 Dwiska Aini Nurrahma, 2 Ari Yanuar Ridwan, 3 Budi Santosa
Lebih terperinciPERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW
PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW Nadya 1, Dida Diah Damayanti 2, Budi Santosa 3 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas
Lebih terperinciUSULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI TEH CELUP DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW
USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI TEH CELUP DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) SYSTEM UNTUK MENGURANGI LOST SALES DI GUDANG PT XYZ BANDUNG Vania Utami 1, Ari
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) DAN METODE HYBRID SISTEM UNTUK MEMINIMUMKAN TOTAL BIAYA PERSEDIAAN STUDI KASUS : KLINIK MEDIKA 24 1 Gita Purnama Sari, 2 Budi
Lebih terperinciUSULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS PADA APOTEK 12 PT
USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS PADA APOTEK 12 PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (s,s) Amanda Inke Mahardika 1, Budi Sulistyo 2,
Lebih terperinciRatna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Budi Santosa 1, 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
PERENCANAAN PERSEDIAAN SELURUH PRODUK KATEGORI DRY FOOD DENGAN PENDEKATAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (S,S) SYSTEM DI GUDANG RETAIL PT XYZ BANDUNG 1 Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti,
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2460
ISSN : 23559365 eproceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2460 USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI TEH CELUP DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Barang persediaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam kegiatan yang kompleks seperti kegiatan industri. Dalam dunia
Lebih terperinciINVENTORY POLICY PLANNING OF DRUG USING PROBABILISTIC CONTINUOUS REVIEW (s,s) SYSTEM METHOD IN PHARMACY INSTALATION AMC HOSPITAL
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (s,s) SYSTEM PADA BAGIAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT AMC INVENTORY POLICY PLANNING OF DRUG USING PROBABILISTIC
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 966
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 966 PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (s,s) SYSTEM PADA BAGIAN INSTALASI
Lebih terperinciUSULAN SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (Q,r) BACKORDER PADA PT. KARUNIATAMA POLYPACK
Jurnal Ilmia Teknik Industri Taun 2013, Vol. 1 No.1: 1-11 USULAN SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (,r) BACKORDER PADA PT. KARUNIATAMA POLYPACK Program Studi Teknik Industri
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan
Lebih terperinciJurnal Integrasi Sistem Industri (JISI) UMJ Volume 5, No. 1, Februari Rio Avicenna Syamil 1, Ari Yanuar Ridwan 2, Budi Santosa 3
PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PRODUK KATEGORI FOOD DAN NON-FOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) SYSTEM DAN (s,q) SYSTEM DI PT.XYZ UNTUK OPTIMASI BIAYA PERSEDIAAN Rio Avicenna Syamil
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA
KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA 1 Danang Satria Mustari Nugroho, 2 Budi Sulistyo, 3 M Nashir
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE CONTINOUS REVIEW SYSTEM DI MOGA TOYS HOME INDUSTRY
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE CONTINOUS REVIEW SYSTEM DI MOGA TOYS HOME INDUSTRY Sukanta Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang Email
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan manufaktur, persediaan memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Salah satu bentuk dari persediaan, yaitu bahan baku (raw
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. MEGAYAKU KEMASAN PERDANA KARAWANG
USULAN PENERAPAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. MEGAYAKU KEMASAN PERDANA KARAWANG Fathurohman Universitas Buana Perjuangan Karawang Fathur_300782@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT XYZ MENGGUNAKAN METODE JOINT REPLENISHMENT UNTUK MENINGKATKAN SERVICE LEVEL
PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT XYZ MENGGUNAKAN METODE JOINT REPLENISHMENT UNTUK MENINGKATKAN SERVICE LEVEL DETERMINATION OF BLOOD INVENTORY POLICY AT THE HOSPITAL BLOOD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PROBABILISTIK BERDASARKAN PERAMALAN EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT.
PENGENALIAN PERSEIAAN BAHAN BAKU OBAT ENGAN MENGGUNAKAN METOE EO PROBABILISTIK BERASARKAN PERAMALAN EXPONENTIAL SMOOTHING PAA PT. XYZ Fila ristiana, Tedjo Sukmono Program Studi Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar
26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis
Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciGita Purnama Sari 1, Budi Sulistyo 2, Budi Santosa Abstrak
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) DAN METODE HYBRID SISTEM UNTUK MEMINIMUMKAN TOTAL BIAYA PERSEDIAAN STUDI KASUS : KLINIK MEDIKA 24 Gita Purnama Sari 1, Budi Sulistyo
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Tas 600D dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Guna Meminimumkan Biaya di CV. Kane 197 The Controlling Analysis
Lebih terperincikegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi
BABTI KAJIAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaaan adalah sumber daya menganggur (idle resource) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB
46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS DI PT. XZY)
PENERAPAN METODE PERSEDIAAN PROBABILISTIK UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS DI PT. XZY) Ade Suhara Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan Karawang Jln.HS. Ronggowaluyo
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan
Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEOI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi
Lebih terperinciImtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan...
Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember (Analysis of P-IRT Number on Te Food Label IRTP Production in Kaliwates District Jember Regency) Andi Hilman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan telah
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aset perusahaan yang sangat penting keberadaannya bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan
Lebih terperinciProudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.
Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan
Lebih terperinciManajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT
PENGENDALIAN PERSEDIAAN Oleh : 1 Introduction Definisi Persediaan Aliran dan Stock dari Persediaan 2 Proses Aliran Material Proses Produksi Work in process Work in process Work in process Work in process
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari
Lebih terperinciPENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty
PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) (Determination of Raw Material Inventory Quantity for Supporting Production
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA
Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciINVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :
INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd
JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The problem of production is often faced by the manufacturing company. One way of reduced cost of production is to optimize the cost of inventory is done using analysis of the EOQ (Economic Order
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA
USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA Farah Azaria Kirana *), Muhammad Mujiya Ulkhaq Jurusan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis
MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Manajemen 84008 Helsinawati, SE, MM Bisnis S! 12 Abstract Berdasarkan Analisa
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,
Lebih terperinciManajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi
Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Bahan Baku dan Manajemen Persediaan Di sebagaian besar RS, termasuk persediaan (supplies) dan farmasi (obat2an) adalah biaya non tenaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciBAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting
Lebih terperinciPENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR
PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR Muammad Efrizal Lubis 1 (Dosen FT USI / Dinas PU Pengairan Kab. Simalungun) Novdin M Sianturi 2 (Dosen FT USI)
Lebih terperinciANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA
ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA Handi Koswara, Dharma Lesmono Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jurusan
Lebih terperinciPENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODE JOINT REPLENISHMENT UNTUK MENINGKATKAN SERVICE LEVEL PADA DEPOT FARMASI RUMAH SAKIT XYZ BANDUNG
ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No. April 07 Page 09 PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODE JOINT REPLENISHMENT UNTUK MENINGKATKAN SERVICE LEVEL PADA DEPOT FARMASI
Lebih terperinciMENENTUKAN PERSEDIAAN OPTIMAL DENGAN METODE EOQ DAN STOCHASTIC DI PT. SUKA SUKSES SEJATI
Menentukan Persediaan Optimal dengan Metode EO dan Stochastic di PT. Suka Sukses Sejati MENENTUKAN PERSEIAAN OPTIMAL ENGAN METOE EO AN STOCASTIC I PT. SUKA SUKSES SEJATI Nofi Erni, Rubiyono Jurusan Teknik
Lebih terperinciAplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 Page 661 Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU TALANG MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT SANLON
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU TALANG MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA *
RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi
MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri
BAB IV HASIL PENELITIAN PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adala sala satu industri pembuatan obat obatan terkemuka di Indonesia dibawa naungan BUMN. Dalam proses produksinya PT Kimia Farma (Persero)
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol19.no1.38-48 Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales Dian Serena Pulungan, Erika Fatma * Manajemen
Lebih terperinciPERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk
Lebih terperinciPenentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.322-327 ISSN 2302-495X Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan Fara Dewi
Lebih terperinciManajemen Operasi. Manajemen Persediaan.
Manajemen Operasi Manajemen Persediaan budi.harsanto@gmail.com PENTINGnya Persediaan Melibatkan dana/modal yg sangat besar Berpengaruh pd MO, MP, MK Darah The Material Flow Cycle Tujuan Menyediakan persediaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciPENENTUAN KUANTITAS OPTIMAL DAN REORDER POINT PADA PERSEDIAAN SUKU CADANG DENGAN DISTRIBUSI GAMMA
J. Mat. and Its Appl. ISSN: 829-65X Vol. 9, No., Mei 22, 3-39 PENENTUAN KUANTITAS OPTIMAL DAN EODE POINT PADA PESEDIAAN SUKU CADANG DENGAN DISTIBUSI GAMMA Valeriana Lukitosari Institut Teknologi Sepulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOOGI PENEITIAN 3.1 Alur Penelitian Pada bab ini, dibahas tentang metodologi penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini, setiap langkah memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
Lebih terperinciOPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA
OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Dita Harry Murty, Jazuli, Tita Talitha Program Studi Teknik Industry Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang Onedhit90@gmail.com
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciPerencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order
Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa edi_junaedist@yahoo.com 1,
Lebih terperinci