PEMODELAN PDRB PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN PDRB PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN"

Transkripsi

1 PEMODELAN PDRB PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN Risna Yasina A., Dr. Ir. Seiawan, MS, dan Muhammad Sjahid Akbar, MSi Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS Absrak Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) adalah indikaor umum yang dapa digunakan unuk mengeahui perumbuhan ekonomi yang erjadi di suau wilayah. Propinsi Jawa Timur, kondisi perekonomiannya secara keseluruhan sudah sabil, sehingga memiliki nilai PDRB yang cukup berkembang pesa dari ahun ke ahun. Mengacu dari model milik Bappenas, maka pemodelan PDRB Propinsi Jawa Timur dipilah ke dalam dua blok, yaiu blok oupu PDRB sekoral dan blok enaga kerja, yang dipengaruhi oleh upah sekor peranian, jumlah enaga kerja, pengeluaran pemerinah, dan nilai PDRB iu sendiri. Model yang digunakan unuk sisem persamaan simulan ini adalah model Cobb-Douglas. Idenifikasi model pada peneliian ini memperoleh hasil yang overidenified, sehingga unuk penaksiran parameernya dengan menggunakan meode SLS (Two Sage Leas Square). Seelah memenuhi asumsi IIDN (independen, idenik, dan berdisribusi normal), facor yang paling berpengaruh erhadap pemodelan PDRB Propinsi Jawa Timur adalah sekor enaga kerja, dimana memiliki nilai elasisias yang lebih besar dibanding variabelvariabel lainnya. Kaa kunci : Sisem Persamaan Simulan, SLS (Two Sage Leas Square), Model Cobb- Douglas, PDRB Propinsi Jawa Timur. Pendahuluan Salah sau sasaran pembangunan nasional adalah ercapainya ingka perumbuhan ekonomi yang cukup inggi dan berkesinambungan (BPS, 7). Apabila kia ingin mengeahui perumbuhan ekonomi yang erjadi di suau wilayah, indikaor umum yang dapa digunakan adalah Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Selama ini perhiungan nilai PDRB yang dilakukan oleh Badan Pusa Saisik (BPS) adalah PDRB dengan pendekaan produksi yang dibenuk dari sembilan sekor aau lapangan usaha, yaiu: () Peranian, () Perambangan dan Penggalian, (3) Indusri Pengolahan, (4) Lisrik, Gas dan Air Bersih, (5) Konsruksi/Bangunan, (6) Perdagangan, Hoel dan Resoran, (7) Pengangkuan dan Komunikasi, (8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan (9) Jasa-Jasa. Kesembilan sekor pembenuk PDRB ersebu merupakan fakor-fakor pening yang mempengaruhi perumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Persamaan unggal yang hanya menggambarkan sau pengaruh saja belum dapa menggambarkan secara epa hubungan-hubungan variabel yang membangun sembilan sekor dalam PDRB, sehingga hal ini harus diaasi dengan persamaan simulan yang erdiri lebih dari sau persamaan. Peneliian sebelumnya enang persamaan simulan erhadap daa PDRB dianaranya dilakukan oleh Siregar dan Sukwika () enang pengaruh enaga kerja erhadap PDRB, Harahap () menyaakan bahwa sekor produksi ersier secara simulan mempunyai pengaruh erhadap PDRB per kapia di kabupaen Langka, dan Rahuomo (7) enang perubahan srukur ekonomi dan fakor-fakor yang mempengaruhi PDRB Propinsi Daerah Isimewa Yogyakara. Peneliian ini menggunakan model dari Bappenas (6), dimana persamaan ekonomerika unuk model PDRB dipilah ke dalam beberapa blok yaiu blok oupu dan blok enaga kerja. Tujuan dari peneliian ini adalah unuk mengeahui model simulan dari kesuluruhan variabel yang membenuk PDRB Propinsi Jawa Timur ersebu dan fakor-fakor apa saja yang berpengaruh, dengan menggunakan meode ekonomerika sisem persamaan simulan. Daa yang digunakan merupakan daa series mulai ahun 99 sampai dengan ahun 7. Peneliian ini diharapkan dapa mengembangkan wawasan

2 keilmuan dan pengeahuan enang ekonomerika dengan persamaan simulan.. Tinjauan Pusaka Analisis Regresi Gujarai (4) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian erhadap hubungan sau variabel yang disebu sebagai variabel yang dierangkan (he explained variable) dengan sau aau dua variabel yang menerangkan (he explanaory). Secara umum model regresi dengan k buah variabel eksplanaori adalah sebagai beriku. y = β + β + β β k k + ε () Uji serenak dilakukan unuk mengeahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama erhadap variabel erika, dengan H : β = β = = β k = dan H : minimal erdapa sau β j, j=,,3,,k. Uji individu pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh sau variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel erika H : βi = dan H : β i, i =,,..., k. Menolak H pada uji serenak dan uji individu apabila nilai saisik ujinya lebih besar daripada nilai abel. Sisem Persamaan Simulan Sisem persamaan simulan adalah sebuah sisem yang menjelaskan variabel dependen secara bersama-sama (Kousoyiannis, 977). -variabel yang ada dalam model persamaan simulan dapa digolongkan ke dalam dua ipe, yaiu variabel endogen (endogenous variable) dan variabel yang sudah dikeahui nilainya aau variabel penjelas (predeermined variable). endogen adalah variabel ak bebas yang nilainya dienukan di dalam sisem persamaan, walaupun variabel-variabel ersebu mungkin juga muncul sebagai variabel bebas di dalam sisem persamaan lainnya. Predeermined variable adalah variabel yang nilainya dienukan di luar model. Secara umum benuk srucural form dari sisem persamaan simulan dapa diformulasikan sebagai beriku: β β M Y + βy + L + β MYM + γ + γ + L+ γ K K = e Y + β Y + L+ β MYM + γ + γ + L+ γ K K = e β Y + β Y + + L + γ = e M M L + β MM YM + γ M + γ M MK K M () dimana Y adalah variabel endogen, adalah variabel predeermined, e adalah error random, dan =,, L, T. β dan γ dikeahui sebagai koefisien srucural, sedangkan M adalah variabel endogenous dan K adalah variabel predeermined dalam sisem. Idenifikasi Model Idenifikasi model dienukan aas dasar order condiion sebagai syara keharusan dan rank condiion sebagai syara kecukupan. Kousoyiannis (977) menyaakan rumusan idenifikasi model persamaan srukural berdasarkan order condiion dienukan oleh. K k m - dimana: M = jumlah variabel endogen di dalam model simulan m = jumlah variabel endogen di dalam persamaan erenu K = jumlah variabel eksogen di dalam k model simulan = jumlah variabel eksogen di dalam persamaan erenu Jika dalam suau persamaan dalam model menunjukkan kondisi sebagai beriku.. K k > m -, maka persamaan dinyaakan eridenifikasi secara berlebih (overidenified). K k = m -, maka persamaan ersebu dinyaakan eridenifikasi secara epa (exacly idenified) 3. K k < m -, maka persamaan ersebu dinyaakan idak eridenifikasi (unidenified) Rank condiion merupakan deerminan urunan persamaan srukural yang nilainya idak sama dengan nol (Kousoyiannis, 977). Hasil idenifikasi unuk seiap persamaan srukural haruslah exacly idenified aau overidenified unuk dapa menduga parameer-parameernya. Meode Two Sage Leas Square (SLS) SLS adalah suau meode yang sisemais dalam mencipakan variabelvariabel insrumen unuk mengganikan variabel-variabel endogen dalam posisinya sebagai variabel-variabel penjelas dalam sisem persamaan simulan. Beriku benuk umum dari persamaan srukural ke i. (3)

3 Keerangan : y i menunjukkan variabel endogen (i =,,, M) x i menunjukkan variabel predeerminan (i =,,, k) b mewakili koefisien dari variabel endogen mewakili koefisien dari variabel predeerminan Lebih khusus, menuru Kousoyiannis (977), meode SLS bermuara pada pada aplikasi OLS, yang dibagi dalam dua langkah sebagai beriku.. Langkah perama menjalankan regresi dengan OLS erhadap persamaanpersamaan reduced form unuk variabelvariabel endogen yang ada di sebelah kanan sebagai variabel penjelas di dalam persamaan srukural dalam sisem persamaan simulan. (4) Dimana: (5) Pada langkah ini OLS dierapkan pada persamaan reduce-form unuk mendapakan esimasi dari π. (6) Koefisien reduce-form,, digunakan unuk memperoleh sau pasang nilai esimasi (dihiung) unuk variabel endogen :,,.. Langkah kedua menggani variabel endogen yang muncul di sisi kanan dari persamaan dengan nilai perkiraan,dan kemudian dilakukan penaksiran dengan menggunakan OLS pada persamaan simulan yang sudah direvisi. Pada langkah ini mensubsiusi ke dalam persamaan srukural dan memperoleh ransformasi dari fungsi sebagai beriku. (7) dimana (8) Uji Asumsi Uji Mulikolinearias Menuru Gujarai (4) gejala Mulikolinearias ini dapa dideeksi dengan beberapa cara anara lain :. Jika diemukan nilai R yang inggi dan nilai saisik F yang signifikan eapi sebagian besar nilai saisik idak signifikan.. Bila diperoleh koefisien korelasi sederhana yang inggi dianara sepasangsepasang variabel eksplanaori, yaiu nilainya lebih besar dari, Menghiung nilai Toleransi aau VIF (Variance Inflaion Facor), jika nilai Toleransi kurang dari. aau nilai VIF melebihi maka hal ersebu menunjukkan bahwa mulikolinearias adalah masalah yang pasi erjadi anar variabel bebas. 4. Bila dalam model regresi diperoleh koefisien regresi ( ) dengan anda yang berbeda dengan koefisien korelasi anara Y dan j. Misal korelasi anara Y dan j beranda posiif (, eapi koefisien regresi yang berhubungan dengan j beranda negaif (, aau sebaliknya. Uji Asumsi Residual Idenik Salah sau asumsi regresi linier yang harus dipenuhi adalah homogenias varians dari error (homoskedasisias). Homoskedasisias berari varians dari error bersifa konsan (eap) aau disebu juga idenik. Kebalikannya, bila ernyaa diperoleh kondisi varians error (aau Y) idak idenik, maka disebu erjadi kasus heeroskedasisias. Salah sau saisik uji yang dapa digunakan unuk mendeeksi adanya heeroskedasisias adalah dengan menggunakan uji Glejser. Hipoesis yang digunakan adalah sebagai beriku (Gujarai, 4). H : Varians residual idenik H : Varians residual idak idenik Apabila β idak signifikan melalui uji maka dapa disimpulkan idak ada heeroskedasisias. Uji Asumsi Residual Independen Salah sau meode yang dapa digunakan unuk mendeeksi erjadinya auokorelasi adalah dengan menggunakan uji fungsi auokorelasi (Auocorrelaion Funcion, ACF). Wei (99) mendefinisikan covariance anara e dan e +k dapa diuliskan sebagai beriku. γ k = cov ( e,e k ) = E( e µ )( e k µ ) (9) dan auokorelasi anara e dan e +k adalah sebagai beriku. 3

4 ρ = k var ( e, e+ k ) ( e ) var( e ) cov + k dimana, Var(e ) = Var (e +k ) = γ sebagai fungsi dari k, γ k disebu sebagi fungsi auokovariance dan ρ k disebu sebagai fungsi auokorelasi (ACF). Apabila hasil plo ACF residual menunjukkan idak ada lag yang keluar dari baas, maka dapa disimpulkan idak erjadi auokorelasi pada model. Uji Asumsi Residual Disribusi Normal Salah sau meode yang dapa digunakan unuk menguji kenormalan residual adalah dengan menggunakan saisik uji Kolmogorov- Smirnov, dan hipoesanya adalah sebagai beriku. H : residual berdisribusi normal H : residual idak berdisribusi normal Kesimpulan olak H jika nilai saisik p-value < α, sehingga jika nilai p-value > α maka asumsi disribusi normal erpenuhi. Apabila asumsi disribusi normal idak erpenuhi maka dapa diaasi dengan melakukan ransformasi erhadap pengamaan variabel dependen. Model fungsi produksi Cobb Douglas Fungsi produksi berbenuk idak linear berari fungsinya idak berupa garis lurus, eapi dengan cara ransformasi ln model dapa menjadi linear. Model fungsi Cobb Douglas : β - ε Y β e = bila hanya erdapa sebuah inpu β β - ε Y β e = bila erdapa dua buah inpu Model ersebu dapa dilinearkan dengan cara dilakukan ransformasi ln, sehingga model menjadi : ln( Y ) = ln( β ) + β ln( ) + β ln( ) + e bila ln( = β β * * * Y ) Y ;ln( ) =,ln( ) =, seraln( ) = maka model menjadi sebagai beriku : * * * * Y = β + β + β + e () Model ini sudah linear. Sedangkan koefisien regresi merupakan besaran elasisias produksi, yaiu persenase perubahan oupu sebagai akiba berubahnya inpu sebesar sau persen. Produk Domesik Regional Bruo Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai ambah yang dihasilkan oleh seluruh uni usaha dalam suau wilayah, aau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh uni ekonomi di * () suau wilayah. PDRB aas dasar harga berlaku menggambarkan nilai ambah barang dan jasa yang dihiung menggunakan harga pada seiap ahun, sedang PDRB aas dasar harga konsan menunjukkan nilai ambah barang dan jasa yang dihiung menggunakan harga pada ahun erenu sebagai dasar, dimana dalam penghiungan ini digunakan ahun. Menuru pendekaan produksi, PDRB disusun oleh 9 sekor, yaiu : () Peranian, () Perambangan dan Penggalian, (3) Indusri Pengolahan, (4) Lisrik, Gas dan Air Bersih, (5) Konsruksi/Bangunan, (6) Perdagangan, Hoel dan Resoran, (7) Pengangkuan dan Komunikasi, (8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan (9) Jasa-Jasa. 3. Meodologi Peneliian Daa yang digunakan dalam peneliian ini merupakan daa sekunder yang diperoleh dari BPS Propinsi Jawa Timur, yang melipui daa Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) aas dasar harga konsan ahun, daa upah sekor peranian, daa pengeluaran unuk belanja pegawai; belanja barang dan jasa; belanja modal, sera daa jumlah enaga kerja per sekor. Daa-daa ersebu diambil mulai ahun 99 sampai dengan ahun 7 unuk wilayah Propinsi Jawa Timur. Pemodelan PDRB dalam analisis ini dipilah ke dalam dua blok, yaiu blok oupu PDRB sekoral dan blok enaga kerja. Benuk persamaan blok oupu PDRB sekoral dengan penerapan model fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai beriku. () (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) () dimana : =,, 3,...6 Benuk persamaan unuk blok enaga kerja dengan penerapan model fungsi Cobb- Douglas, beruru-uru sebagai beriku. j j j3 ε TKP = j WGP PDRBP BPG e () k k3 k3 ε TKT = k PDRBT BMD BBJ e () 4

5 TKI = l PDRBI l e ε m m ε 3 TKL = m PDRBL BMD e n e ε 4 o e ε 5 p e ε 6 q q ε 7 TKK = q PDRBK BBJ e r e ε 8 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dimana : =,, 3,...6 -variabel yang mempengaruhi persamaan blok oupu dan blok enaga kerja adalah sebagai beriku. Tabel - Penyusun Model Endogen Eksogen PDRBP = PDRB Sekor Peranian WGP = Peraniann Upah Sekor PDRBT = PDRB Sekor TKP = Tenaga Kerja Perambangan Sekor Peranian PDRBI = PDRB Sekor TKT = Tenaga Kerja Indusri Sekor Perambangan PDRBL = PDRB Sekor TKI = Tenaga Kerja Lisrik Sekor Indusri PDRBB = PDRB Sekor TKL = Tenaga Kerja Bangunan Sekor Lisrik PDRBD = PDRB Sekor TKB = Tenaga Kerja Perdagangan Sekor Bangunan PDRBA = PDRB Sekor TKD = Tenaga Kerja Transporasi Sekor Perdagangan PDRBK = PDRB Sekor TKA = Tenaga Kerja Lembaga Keuangan Sekor Transporasi PDRBJ = PDRB Sekor TKK = Tenaga Kerja Jasa-Jasa Sekor Lembaga Keuangann TKJ = Tenaga Kerja Sekor Jasa-Jasa BMD = Pengeluaran unuk Belanja Modal BBJ unuk = Pengeluaran Belanja Barang&Jasa BPG = Pengeluaran unuk Belanja Pegawai Langkah-langkah analisis yang dilakukan pada peneliian ini sebagai beriku.. Melakukan idenifikasi model berdasarkan sisem persamaan simulan yang elah erbenuk.. Melakukan penaksiran paramaer model dengan SLS (Two Sage Leas Squares). 3. Melakukan pengujian asumsi erhadap model. 4. Melakukan inerpresasi dari model yang elah diuji asumsi. 4. Analisis dan Pembahasan Deskripif Peneliian Hasil deskripif dari daa PDRB Propinsi Jawa Timur aas dasar harga konsan diampilkan pada Gambar sebagai beriku Gambar Deskripif PDRB Propinsi Jawa Timur Aas Dasar Harga Konsan Gambar menunjukkan nilai PDRB Propinsi Jawa Timur elah mengalami perambahan yang cukup signifikan iap ahunnya,, eruama seelah ahun. Gejala ini menunjukkan jika perekonomian di Propinsi Jawa Timur sudah baik, karena nilai PDRB selalu meningka iap ahun. Hasil deskripif unuk pengeluaran daerah diampilkan pada Gambar sebagai beriku PDRBP PDRBT PDRBI PDRBL PDRBB PDRBD PDRBA PDRBK PDRBJ BPG Gambar Deskripif Pengeluaran Daerah Propinsi Jawa Timur Gambar menunjukkan pengeluaran daerah Propinsi Jawa Timur selalu meningka dari ahun ke ahun. Fakor yang menyebabkan meningkanya pengeluarann daerah pada seiap ahunnya adalah karena semakin besar dan banyak kegiaan pemerinah yang disebabkan oleh adanya perkembangan sosial, maka mengakibakan semakin besar pula pengeluaran pemerinah yang bersangkuan Hasil pengolahan deskripif pada enaga kerja di sembilan sekor PDRB Propinsi Jawa Timur diampilkan pada Gambar 3. BBJ BMD 5

6 Gambar 3 Deskripif Tenaga Kerja di Sembilan Sekor PDRB Propinsi Jawa Timur Di Propinsi Jawa Timur enaga kerja erbesar adalah pada sekor peranian, hal ini dikarenakan wilayah Jawa Timur sebagian besar masih berupa lahan peranian, sehingga wajar apabila sebagian besar penduduknya bekerja di sekor peranian. Hasil Model PDRB Propinsi Jawa Timur Uji kelayakan modelnya dengan menggunakan idenifikasi model yang dienukan aas dasar order condiion. Pemeriksaan order condiion pada persamaan PDRB Propinsi Jawa Timur memperoleh hasil yang overidenified, sehinggaga penaksiran parameer dapa dilakukan dengan menggunakan meode SLS. Hasil penaksiran parameer masing-masing sekornya adalah sebagai beriku. a. Sekor Peranian Blok Oupu PDRB Sekor Peranian Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor peranian diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer sekor peranian seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Peranian PC TKP TKT TKI TKL TKB TKD TKA TKK TKJ SE Parameer hiung < <. Componen R-Square = 78.69%; Pr > F = <.; F hiung = 48. PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor peranian. Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.578 Z Z Z 3 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrbp) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(PDRBP ) = (.578 Z Z Z 3 ) Ln(PDRBP ) = (.83 ln_wgp+.694 ln_bmd ln_bbj ) Ln(PDRBP ) = ln(wgp) +.83 ln(bmd) +.54 ln(bbj) PDRBP = e WGP.33 BMD.83 BBJ.54 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model PDRB sekor peranian diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih cukup baik, yaiu sebesar 78.69%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel upah sekor peranian mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor peranian, dalam arian kenaikan upah sekor peranian sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor peranian sebesar.33% dengan asumsi variabel lainnya eap. pengeluaran unuk belanja modal sera pengeluaran unuk belanjaa barang dan jasa juga mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor peranian, dalam arian kenaikan unuk masing-masing pengeluaran sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor peranian masingdan.5% dengan masing sebesar.8% asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Peranian Pengujian pada persamaan enaga kerja sekor peranian diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer enaga kerja sekor peranian seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 3 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sek PC kor Peranian hiung SE Parameer < Componen R-Square = 43.33%; Pr > F =.76; F hiung = 9.96 PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor peranian. 6

7 diffln_tkt diffln_bpg Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.589 Z +.56 Z Z 3 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrbp) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(TKP ) = (.589 Z +.56 Z Z3) Ln(TKP ) = (.338 ln_wgp+.697 ln_pdrbp ln_bpg -.935) Ln(TKP ) = ln(wgp) +.5 ln(pdrbp) +.3 ln(bpg) TKP =e WGP.4 PDRBP.5 BPG.3 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model enaga kerja sekor peranian diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih kurang baik, yaiu hanya sebesar 43.33%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel upah sekor peranian, variabel PDRB sekor peranian, dan variabel pengeluaran unuk belanja pegawai mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya perminaan akan enaga kerja sekor peranian, dalam arian kenaikan pada masing-masing variabel sebesar % akan mengakibakan kenaikan perminaan akan enaga kerja sekor peranian masing-masing sebesar.%,.%, dan.% dengan asumsi variabel lainnya eap. b. Sekor Perambangan Blok Oupu PDRB Sekor Perambangan Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor perambangan diperoleh hasil ernyaa mengalami gejala auokorelasi, sehingga diaasi dengan menggunakan Firs differensing equaion. Hasil penaksiran parameer sekor perambangan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 4 Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Perambangan SE Parameer hiung Tenaga kerja sekor perambangan Belanja Pegawai R-Square = 68.7%; Pr > F =.9; F hiung = 3. Tabel 3 menunjukkan variabel differencing ln(bpg) idak signifikan secara saisik. Sehingga model persamaannya adalah sebagai beriku. Ln(PDRBT *) = ln(tkt*) ln(bpg*) PDRBT * = e.58 (TKT*).6754 (BPG*) Penerapan Firs difference equaion unuk menghilangkan auokorelasi pada model PDRB sekor perambangan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih cukup baik, yaiu sebesar 68.7%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel pengeluaran belanja pegawai idak signifikan pada araf 5%, sehingga pengaruhnya erhadap PDRB sekor perambangan sanga kecil di bawah raa-raa. enaga kerja di sekor perambangan mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor perambangan, dalam arian kenaikan enaga kerja di sekor perambangan sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor perambangan sebesar.67% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Perambangan Pengujian pada persamaan enaga kerja sekor perambangan diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer enaga kerja sekor perambangan seelah erbebas dari mulikolinearias adalah sebagai beriku. Tabel 5 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Perambangan PC Parameer SE hiung < R-Square =.5%; Pr > F =.957; F hiung =.86 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model enaga kerja sekor perambangan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang jelek, yaiu hanya sebesar.5%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel PC yang erdiri dari variabel PDRB sekor perambangan, pengeluaran belanja modal, sera pengeluaran belanja barang dan jasa idak signifikan secara secara saisik. Jika diliha dari besaran nilai F hiung dan hiung, baik secara serenak maupun scara parsial variabel PC idak memberikan pengaruh berari pada penyusunan model enaga kerja sekor perambangan. Jadi bisa Componen 7

8 PC disimpulkan bahwa model enaga kerja sekor perambangan ini idak bisa digunakan. c. Sekor Indusri Pengolahan Blok Oupu PDRB Sekor Indusri Pengolahan Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor indusri pengolahan diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer sekor indusri pengolahan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 6 Hasil Parameer Persamaan PDRBI dengan PC Parameer SE hiung < <. Componen R-Square = 77.3%; Pr > F = <.; F hiung = 44.3 PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor indusri pengolahan. Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.37 Z Z Z Z 4 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrbi) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(PDRBI ) = (.37 Z Z Z Z 4 ) Ln(PDRBI ) = (.75 ln_tki ln_bmd+.359 ln_bbj+.35 ln_bpg ) Ln(PDRBI ) = ln(tki) +.79 ln(bmd) +.5 ln(bbj) +.33 ln(bpg) PDRBI = e.478 TKI.99 BMD.79 BBJ.53 BPG.33 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model PDRB sekor indusri pengolahan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih cukup baik, yaiu sebesar 77.3%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel enaga kerja di sekor indusri pengolahan mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor indusri pengolahan, dalam arian kenaikan enaga kerja di sekor indusri pengolahan sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor indusri pengolahan sebesar.99% dengan asumsi variabel lainnya eap. pengeluaran unuk belanja modal, variabel pengeluaran unuk belanja barang dan jasa, sera variabel pengeluaran unuk belanja pegawai masing-masing juga mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor indusri pengolahan, dalam arian kenaikan pengeluaran unuk masing-masing variabel sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor indusri pengolahan masingmasing sebesar.79 %,.5 %, dan.33% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Indusri Pengolahan Hasil penaksiran parameer sekor indusri pengolahan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 7 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Indusri Pengolahan ln_pdrb Parameer SE hiung 8.8 < R-Square = 8%; Pr > F =.9; F hiung =. Hasil penaksiran parameer pada blok enaga kerja sekor indusri pengolahan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang sanga jelek, yaiu hanya sebesar 8%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel PDRB sekor indusri pengolahan idak signifikan secara secara saisik. Jika diliha dari besaran nilai F hiung dan hiung, variabel PDRB sekor indusri pengolahan idak memberikan pengaruh berari pada penyusunan model enaga kerja sekor jasajasa. Jadi bisa disimpulkan bahwa model enaga kerja sekor indusri pengolahan ini idak bisa digunakan. d. Sekor Lisrik, Gas, dan Air Bersih Blok Oupu PDRB Sekor Lisrik, Gas, dan Air Bersih Hasil penaksiran parameer sekor lisrik, gas, dan air bersih seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. PDRB sekor indusri 8

9 Tabel 8 Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Lisrik, Gas, dan Air Bersih SE Parameer hiung ln_tkl Jumlah enaga kerja sekor ln_bbj <. lisrik Belanja Barang dan Jasa R-Square = 96.6%; Pr > F = <.; F hiung = 7.4 Tabel 8 menunjukkan ln(tkl) idak signifikan secara saisik. Sehingga model persamaannya adalah sebagai beriku. Ln(PDRBL ) = TKI BBJ PDRBL = e TKL.3999 BBJ Model PDRB sekor lisrik, gas, dan air bersih memiliki hasil penaksiran yang sanga baik baik, sebagaimana erliha dari nilai koefisien deerminasi (R ) sebesar Hasil penaksiran parameer dengan SLS menunjukkan bahwa variabel enaga kerja di sekor ini idak signifikan, sehingga pengaruhnya erhadap nilai PDRB sekor lisrik, gas, dan air bersih sanga kecil di bawah raa-raa. pengeluaran unuk belanja barang dan jasa ini mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor lisrik, gas, dan air bersih, dalam arian kenaikan pengeluaran unuk belanja barang dan jasa sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor lisrik, gas, dan air bersih sebesar.469% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Lisrik, Gas, dan Air Bersih Pengujian pada persamaan enaga kerja sekor lisrik, gas, dan air bersih diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer enaga kerja sekor lisrik, gas, dan air bersih seelah erbebas dari mulikolinearias adalah sebagai beriku. Tabel 9 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Lisrik, Gas, dan Air Bersih PC Parameer SE hiung < Componen R-Square =.88%; Pr > F =.84; F hiung =.75 Hasil penaksiran parameer pada blok enaga kerja sekor lisrik, gas, dan air bersih diperoleh nilai koefisien deerminasi yang jelek, yaiu hanya sebesar.88%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel PC yang erdiri dari variabel PDRB sekor lisrik, gas, dan air bersih sera pengeluaran belanja modal idak signifikan secara secara saisik. Jika diliha dari besaran nilai F hiung dan hiung, baik secara serenak maupun scara parsial variabel PC idak memberikan pengaruh berari pada penyusunan model enaga kerja sekor lisrik, gas, dan air bersih. Jadi bisa disimpulkan bahwa model enaga kerja sekor indusri lisrik, gas, dan air bersih ini idak bisa digunakan. e. Sekor Bangunan Blok Oupu PDRB Sekor Bangunan Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor bangunan diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer sekor indusri bangunan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel Hasil Parameer Persamaan PDRBB dengan PC PC Parameer SE hiung < Componen R-Square = 57.35%; Pr > F =.8; F hiung = 7.48 PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor bangunan. Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.49 Z +.5 Z +.53 Z Z 4 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrbl) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(PDRBB ) = (.49 Z +.5 Z +.53 Z Z 4 ) Ln(PDRBB ) = (.38 ln_tkb +.67 ln_bmd+.344 ln_bbj+.3 ln_bpg ) Ln(PDRBB ) = ln(TKB) +.5 ln(bmd) +.83ln(BBJ) +.73 ln(bpg) PDRBB =e 5.63 TKB.5 BMD.5 BBJ.83 BPG.73 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada 9

10 difn_lnpdrbb model PDRB sekor bangunan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih cukup baik, yaiu sebesar 57.35%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel enaga kerja di sekor bangunan mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor bangunan, dalam arian kenaikan enaga kerja di sekor bangunan sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor bangunan sebesar.5% dengan asumsi variabel lainnya eap. pengeluaran unuk belanja modal, variabel pengeluaran unuk belanja barang dan jasa, sera variabel pengeluaran unuk belanja pegawai masingmasing juga mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor bangunan, dalam arian kenaikan pengeluaran unuk masing-masing variabel sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor bangunan masing-masing sebesar.5%,.83%, dan.73% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Bangunan Pengujian pada persamaan enaga kerja sekor bangunan diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala auokorelasi, sehingga diaasi dengan menggunakan Firs differensing equaion. Hasil penaksiran parameer sekor perdagangan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Bangunan Parameer SE hiung PDRB sekor bangunan R-Square = 65.5%; Pr > F =.3; F hiung = 4.3 Tabel menunjukkan variabel differencing ln(pdrbb) signifikan secara saisik. Sehingga model persamaannya adalah sebagai beriku. Ln(TKB *) = ln(pdrbb*) TKB * = e.446 (PDRBB*).34 Penerapan Firs difference equaion unuk menghilangkan auokorelasi pada model enaga kerja sekor bangunan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih cukup baik, yaiu sebesar 65.5%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel PDRB sekor bangunan mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai enaga kerja sekor perambangan, dalam arian kenaikan PDRB sekor bangunan sebesar % akan mengakibakan kenaikan perminaan akan enaga kerja sekor perambangan sebesar.34% dengan asumsi variabel lainnya eap. f. Sekor Perdagangan Blok Oupu PDRB Sekor Perdagangan Hasil penaksiran parameer sekor perdagangan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Perdagangan ln_tkd ln_bmd Parameer SE hiung Tenaga kerja sekor perdagangan Belanja Modal R-Square = 8.59%; Pr > F = <.; F hiung = 4.86 Tabel menunjukkan ln(tkd) dan ln(bpg) idak signifikan secara saisik. Sehingga model persamaannya menjadi sebagai beriku. ln_pdrbd = ln_tkd ln_bmd PDRBD = e TKD.7869 BMD Model PDRB sekor perdagangan memiliki hasil penaksiran yang cukup baik, sebagaimana erliha dari nilai koefisien deerminasi (R ) sebesar Hasil penaksiran parameer dengan SLS ini menunjukkan bahwa variabel enaga kerja dan pengeluaran unuk belanja pegawai idak signikan, sehingga hanya memiliki pengaruh yang sanga kecil di bawah raa-raa erhadap nilai PDRB sekor perdagangan. pengeluaran unuk belanja modal mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor perdagangan, dalam arian kenaikan pengeluaran unuk belanja modal sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor perdagangan sebesar.96% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja PDRB Sekor Perdagangan Hasil penaksiran parameer enaga kerja sekor perdagangan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 3 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Perdagangan ln_pdrbd Parameer SE hiung < R-Square = 4.7%; Pr > F =.99; F hiung = 9. Tabel 3 menunjukkan ln(pdrbd) signifikan secara saisik. Sehingga model persamaan PDRB sekor perdagangan

11 enaga kerja sekor perdagangan adalah sebagai beriku. Ln(TKD ) = PDRBD TKD = e PDRBD.6633 Model enaga kerja sekor perdagangan memiliki hasil penaksiran yang kurang baik, sebagaimana erliha dari nilai koefisien deerminasi (R ) hanya sebesar 4.7%. Hasil penaksiran parameer dengan SLS ini menunjukkan bahwa variabel PDRB sekor perdagangan mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai enaga kerja sekor perdagangan, dalam arian kenaikan nilai PDRB sekor perdagangan sebesar % akan mengakibakan kenaikan perminaan akan enaga kerja sekor perdagangan sebesar.66% dengan asumsi variabel lainnya eap. g. Sekor Transporasi Blok Oupu PDRB Sekor Transporasi Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor ransporasi diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer sekor ransporasi seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 4 Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Transporasi PC Parameer SE hiung 3.68 < < Componen R-Square = 85.7%; Pr > F = <.; F hiung = PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor ransporasi. Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.38Z +.59Z +.537Z Z4 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrba) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(PDRBA ) = (.38 Z +.59 Z Z Z 4 ) Ln(PDRBA ) = (.44 ln_tka ln_bmd+.349 ln_bbj+.37 ln_bpg ) Ln(PDRBA ) = ln(tka) +.35 ln(bmd) +.9 ln(bbj) +.3 ln(bpg) PDRBA =e -.44 TKA.459 BMD.35 BBJ.9 BPG.3 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model PDRB sekor ransporasi diperoleh nilai koefisien deerminasi yang masih baik, yaiu sebesar 85.7%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel enaga kerja di sekor ransporasi mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor ransporasi, dalam arian kenaikan enaga kerja di sekor ransporasi sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor ransporasi sebesar.459% dengan asumsi variabel lainnya eap. pengeluaran unuk belanja modal, variabel pengeluaran unuk belanja barang dan jasa, sera variabel pengeluaran unuk belanja pegawai masingmasing juga mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor ransporasi, dalam arian kenaikan pengeluaran unuk masing-masing variabel sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor ransporasi masing-masing sebesar.35%,.9%, dan.3% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Transporasi Hasil penaksiran parameer enaga kerja sekor ransporasi seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 5 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Transporasi ln_pdrba Parameer SE hiung 7.83 < PDRB sekor ransporasi R-Square = 4.9%; Pr > F =.583; F hiung = 4.3 Tabel 5 menunjukkan ln(pdrba) signifikan pada α = persen. Sehingga model persamaan enaga kerja sekor ransporasi adalah sebagai beriku. Ln(TKA ) = PDRBA TKA = e.489 PDRBA Model enaga kerja sekor ransporasi memiliki hasil penaksiran yang jelek, sebagaimana erliha dari nilai koefisien deerminasi (R ) hanya sebesar 4.9%. Hasil penaksiran parameer dengan SLS ini menunjukkan bahwa variabel PDRB sekor ransporasi mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai enaga kerja sekor ransporasi, dalam arian kenaikan nilai PDRB

12 sekor ransporasi sebesar % akan mengakibakan kenaikan perminaan akan enaga kerja sekor ransporasi sebesar.89% dengan asumsi variabel lainnya eap. h. Sekor Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan Blok Oupu PDRB Sekor Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor keuangan dan jasa perusahaan diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer sekor keuangan dan jasa perusahaan seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 6 Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Lembaga Keuangan dan Jasa PC Parameer SE hiung < Componen R-Square = 55.67%; Pr > F =.4; F hiung = 6.33 PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan. Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.39 Z Z Z 3 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrbk) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(PDRBK ) = (.39 Z Z Z 3 ) Ln(PDRBK ) = (.66 ln_tkk+.8 ln_bmd+.366 ln_bpg ) Ln(PDRBK ) = ln(tkk) +.83 ln(bmd) +.9 ln(bpg) PDRBK = e TKK.34 BMD.83 BPG.9 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model PDRB sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang cukup baik, yaiu sebesar 55.67%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel enaga kerja di sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan, variabel pengeluaran unuk belanja modal, sera variabel pengeluaran unuk belanja pegawai mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan, dalam arian kenaikan pada masing-masing variabel sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan masing-masing sebesar.34%,.83%, dan.9% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan Pengujian pada persamaan enaga kerja sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer enaga kerja sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan seelah erbebas dari mulikolinearias adalah sebagai beriku. Tabel 7 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Indusri Pengolahan PC Parameer SE hiung < Componen R-Square =.9%; Pr > F =.8475; F hiung =.4 Hasil penaksiran parameer pada blok enaga kerja sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan diperoleh nilai koefisien deerminasi yang sanga jelek, yaiu hanya sebesar.9%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel PC yang erdiri dari variabel PDRB sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan sera pengeluaran barang dan jasa idak signifikan secara secara saisik. Jika diliha dari besaran nilai F hiung dan hiung, baik secara serenak maupun scara parsial variabel PC idak memberikan pengaruh berari pada penyusunan model enaga kerja sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan. Jadi bisa disimpulkan bahwa model enaga kerja sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan ini idak bisa digunakan. i. Sekor Jasa-Jasa Blok Oupu PDRB Sekor Jasa-Jasa Pengujian pada persamaan oupu PDRB sekor jasa-jasa diperoleh hasil ernyaa persamaan ini mengalami gejala mulikolinearias, sehingga diaasi dengan menggunakan componen regression. Hasil penaksiran parameer sekor jasa-jasa seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku.

13 Tabel 8 Hasil Parameer Persamaan PDRB Sekor Jasa-Jasa SE Parameer hiung PC <. <. Componen R-Square = 8.7%; Pr > F = <.; F hiung = 5.56 PC merupakan score dari principal componen regression yang berujuan unuk menghilangkan mulikolinearias pada daa sekor jasa-jasa. Bobo pada masing-masing variabel dalam principal componen adalah sebagai beriku. PC =.94 Z Z +.57 Z Z 4 Persamaan model hasil penaksiran SLS anara variabel ln(pdrbj) dengan PC adalah sebagai beriku. Ln(PDRBJ ) = (.94 Z Z +.57 Z Z 4 ) Ln(PDRBJ ) = (.59 ln_tkj+.68 ln_bmd+.37 ln_bbj+.34 ln_bpg ) Ln(PDRBJ ) = ln(tkj) +.37 ln(bmd) +.9 ln(bbj) +.3 ln(bpg) PDRBJ =e TKJ.6 BMD.37 BBJ.9 BPG.3 Penerapan principal componen regression unuk menghilangkan mulikolinearias pada model PDRB sekor lembaga jasa-jasa diperoleh nilai koefisien deerminasi yang baik, yaiu sebesar 8.7%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel enaga kerja di sekor jasa-jasa mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor jasajasa, dalam arian kenaikan enaga kerja di sekor jasa-jasa sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor jasa-jasa sebesar.6% dengan asumsi variabel lainnya eap. pengeluaran unuk belanja modal, variabel pengeluaran unuk belanja barang dan jasa, sera variabel pengeluaran unuk belanja pegawai masing-masing juga mempunyai hubungan yang posiif dengan besarnya nilai PDRB sekor jasa-jasa, dalam arian kenaikan pengeluaran unuk masing-masing variabel sebesar % akan mengakibakan kenaikan nilai PDRB sekor jasa-jasa masing-masing sebesar.37%,.9%, dan.3% dengan asumsi variabel lainnya eap. Blok Tenaga Kerja Sekor Jasa-Jasa Hasil penaksiran parameer sekor jasajasa seelah memenuhi asumsi idenik, independen, dan berdisribusi normal adalah sebagai beriku. Tabel 8 Hasil Parameer Persamaan Tenaga Kerja Sekor Jasa-Jasa ln_pdrbj Parameer SE hiung < R-Square =.3%; Pr > F =.5; F hiung =.66 Hasil penaksiran parameer pada blok enaga kerja sekor jasa-jasa diperoleh nilai koefisien deerminasi yang jelek, yaiu hanya sebesar.3%. Hasil penaksiran ini menunjukkan bahwa variabel PDRB sekor jasa-jasa idak signifikan secara secara saisik. Jika diliha dari besaran nilai F hiung dan hiung, variabel PDRB sekor jasa-jasa idak memberikan pengaruh berari pada penyusunan model enaga kerja sekor jasajasa. Jadi bisa disimpulkan bahwa model enaga kerja sekor jasa-jasa ini idak bisa digunakan. PDRB sekor jasa-jasa 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kesimpulan yang dapa diambil berdasarkan hasil analisis adalah sebagai beriku.. Model persamaan simulan yang membangun PDRB Propinsi Jawa Timur adalah sebagai beriku. - PDRB sekor peranian adalah : PDRBP = e WGP.33 BMD.83 BBJ.54 - PDRB sekor perambangan adalah : PDRBT * =e.58 (TKT*).6754 (BPG*) PDRB sekor indusri pengolahan adalah : PDRBI = e.478 TKI.99 BMD.79 BBJ.53 BPG.33 - PDRB sekor lisrik, gas, dan air bersih adalah : PDRBL = e TKL.3999 BBJ PDRB sekor bangunan adalah : PDRBB =e 5.6 TKB.5 BMD.5 BBJ.8 BPG.7 - PDRB sekor perdagangan adalah : PDRBD = e TKD.7869 BMD PDRB sekor ransporasi dan angkuan adalah : PDRBA =e -.44 TKA.46 BMD.4 BBJ.3 BPG. - PDRB sekor lembaga keuangan dan jasa perusahaan adalah : PDRBK = e TKK.34 BMD.83 BPG.9 3

14 - PDRB sekor jasa-jasa adalah : PDRBJ =e 3.89 TKJ. BMD.4 BBJ.3 BPG. - Tenaga kerja sekor peranian adalah : TKP =e WGP.4 PDRBP.5 BPG.3 - Tenaga kerja sekor bangunan adalah : TKB * = e.446 (PDRBB*).34 - Tenaga kerja sekor perdagangan adalah : TKD = e PDRBD Tenaga kerja sekor ransporasi adalah : TKA = e.489 PDRBA Pada pemodelan PDRB Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa fakor yang paling berpengaruh dalam persamaan adalah sekor enaga kerja, dimana variabel enaga kerja memiliki nilai elasisias yang lebih besar dibanding variabel-variabel lainnya. Sehingga jika ingin meningkakan nilai PDRB Propinsi Jawa Timur, maka sekor enaga kerja harus lebih difokuskan dan diprioriaskan dibanding fakor-fakor yang lain. Saran Dalam peneliian ini erdapa iga jenis variabel pening yang belum masuk ke dalam model, yaiu ingka upah iap sekor (kecuali sekor peranian), invesasi swasa, dan invesasi pemerinah daerah. Hasil penaksiran pada blok enaga kerja banyak yang idak signifikan dikarenakan idak adanya keiga jenis variabel ersebu, maka pada peneliian selanjunya sebaiknya memasukkan iga jenis variabel ersebu agar diperoleh hasil penaksiran yang signifikan. Dafar Pusaka Bappenas, 6. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Linas Wilayah dan Linas Sekor. Diakses dalam hasil-kajian-ahun-6- penyusunan-model-perencanaanlinas-wilayah-dan-linas-sekor/ pada 4 desember 9. BPS, 996. Pedoman Prakik Perhiungan PDRB Kabupaen/Koa madya Buku I. Badan Pusa Saisik. Jakara. Pedoman Prakik Perhiungan PDRB Kabupaen/Koa madya Buku II. Badan Pusa Saisik. Jakara. BPS,. Pendapaan Nasional Indonesia 998. Badan Pusa Saisik. Jakara. BPS, 7. Jawa Timur dalam Angka Tahun 7. Badan Pusa Saisik Propinsi Jaim. Surabaya. Gujarai, D. N., 4. Basic Economerics. Fourh Ediion. Mc Graw-Hill, Inc. New York. hp://id.wikipedia.org/,. Pembangunan Ekonomi diakses 9 Februari jam 6.7 WIB. Kousoyiannis, A., 977. Theory of economerics : an inroducory exposiion of economeric mehods. Macmillan. London. Kuncoro, Mudrajad.. Meode Kuaniaif: Teori dan Aplikasi unuk Bisnis dan Ekonomi. UPP AMP YKPN. Yogjakara Harahap, L.M.,. Analisis Perkembangan Sekoral dalam Kegiaan Pembangunan Ekonomi Wilayah di Kabupaen Langka. Tesis Magiser, Universias Sumaera Uara. Medan. Nurrochma, D.R., Sudradja, A., Ramdan, H., Haryadi, D., dan D.S. Irawano Eds., 7. Reposisi Kehuanan Indonesia. Deparemen Kehuanan. Jakara. Rahuomo, 7. Analisis Perubahan Srukur Ekonomi dan Fakor-Fakor yang Mempengaruhi PDRB di Propinsi Daerah Isimewa Yogyakara. Tugas Akhir Sarjana, Universias Sebelas Mare. Solo. Sarwoko, 5. Dasar-Dasar Ekonomerika. Penerbi ANDI. Yogyakara. Siregar, H., dan Sukwika, T.,. Fakor- Fakor Yang Mempengaruhi Kinerja Pasar Tenaga Kerja dan Implikasi Kebijakannya Terhadap Sekor Peranian di Kabupaen Bogor. Makalah Rise, Insiu Peranian Bogor (IPB). Bogor. 4

15 Sumodiningra, G.,. Ekonomerika Penganar. BPFE. Yogyakara. Suprano, J Ekonomerik Buku Dua. Lembaga Penerbi Fakulas Ekonomi Universias Indonesia. Jakara. Wei, W., W. S., (99), Time Analysis Univariae and Mulivariae Mehods, Addison Wesley Publishing Company, Inc, America. Widarjono, A., 7. Ekonomerika : Teori dan Aplikasi unuk Ekonomi dan Bisnis Edisi Kedua. EKONISIA. Yogyakara. 5

HasilPenaksiranModel dengan 2SLS

HasilPenaksiranModel dengan 2SLS HasilPenaksiranModel dengan 2SLS Setelah memenuhi semua uji asumsi, hasil penaksiran model pada masing-masing persamaan adalah sebagai berikut. a. SEKTOR PERTANIAN PC1 Penaksiran Parameter 16.64636 0.409294

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggunakan Data Panel Dinamis dengan Pendekatan Generalized Method of Moment Arellano-Bond

Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggunakan Data Panel Dinamis dengan Pendekatan Generalized Method of Moment Arellano-Bond JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prin) D-205 Pemodelan Perumbuhan Ekonomi Indonesia Menggunakan Daa Panel Dinamis dengan Pendekaan Generalized Mehod of Momen Arellano-Bond

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI

UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAKARTA UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI 8.1. Uji Auokorelasi a. Penyebab Munculnya Ookorelasi Berkaian dengan asumsi regresi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azizah 1 Absrac Regional economic developmen has he main purpose of ha is o increase and expand job opporuniies

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Model Produktivitas Dan Penyerapan Tenaga Kerja Perikanan Tangkap Di Pantai Utara Jawa Barat (Aplikasi Persamaan Simultan Harga Dan Upah)

Model Produktivitas Dan Penyerapan Tenaga Kerja Perikanan Tangkap Di Pantai Utara Jawa Barat (Aplikasi Persamaan Simultan Harga Dan Upah) Heri Nugraha ISSN : 1693-4474 Model Produkivias Dan Penyerapan Tenaga Kerja Perikanan Tangkap Di Panai Uara Jawa Bara (Aplikasi Persamaan Simulan Harga Dan Upah) Heri Nugraha Dosen IKOPIN Bandung Absrak

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., () 2337-3 (2-928X Prin) D-67 Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Fakor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekaan ime Series Klasik dan ANFIS Clara Agusin Sephani, Agus

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesifikasi Model Dalam peneliian kali ini, penulis menggunakan model Inerregional Inpu Oupu (IIO) dengan beberapa ala analisisnya, yaiu koefisien oupu dan angka pengganda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3. Daa Pada karya akhir ini proxy unuk mengukur kegiaan perekonomian adalah ingka perubahan GDP real per kuaral dari ahun 3:Q sampai dengan ahun 8:Q dengan ahun dasar.

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model Inervensi dengan Sep Funcion) S-3 Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci