UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS
|
|
- Fanny Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau asumsi regresi linier klasik adalah idak adanya mulikolinearias sempurna (no perfec mulicolineariy) idak adanya hubungan linier anara variabel penjelas dalam suau model regresi. Isilah ini mulikoliniearias iu sendiri perama kali diperkenalkan oleh Ragner Frisch ahun Menuru Frisch, suau model regresi dikaakan erkena mulikoliniearias bila erjadi hubungan linier yang sempurna (perfec) aau pasi (exac) di anara beberapa aau semua variabel bebas dari suau model regresi. Akibanya akan kesulian unuk dapa meliha pengaruh variabel penjelas erhadap variabel yang dijelaskan (Maddala, 1992: ). Berkaian dengan masalah mulikoliniearias, Sumodiningra (1994: ) mengemukakan bahwa ada 3 hal yang perlu dibahas erlebih dahulu: 1. Mulikoliniearias pada hakekanya adalah fenomena sampel. Dalam model fungsi regresi populasi (Populaion Regression Funcion = PRF) diasumsikan bahwa seluruh variabel bebas yang ermasuk dalam model mempunyai pengaruh secara individual erhadap variabel ak bebas Y, eapi mungkin erjadi bahwa dalam sampel erenu. 2. Mulikoliniearias adalah persoalan deraja (degree) dan bukan persoalan jenis (kind). Arinya bahwa masalah Mulikoliniearias bukanlah masalah mengenai apakah korelasi di anara variabel-variabel bebas negaif aau posiif, eapi merupakan persoalan mengenai adanya korelasi di anara variabelvariabel bebas. 3. Masalah Mulikoliniearias hanya berkaian dengan adanya hubungan linier di anara variabel-variabel bebas Arinya bahwa masalah Mulikoliniearias idak akan erjadi dalam model regresi yang benuk fungsinya berbenuk non-linier, eapi masalah Mulikoliniearias akan muncul dalam model regresi yang benuk fungsinya berbenuk linier di anara variabel-variabel bebas. 1 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
2 Mulikonearias adalah adanya hubungan eksak linier anar variabel penjelas. Mulikonearias diduga erjadi bila nilai R 2 inggi, nilai semua variabel penjelas idak signifikan, dan nilai F inggi. Konsekuensi mulikonearias: 1. Kesalahan skiar cenderung semakin besar dengan meningkanya ingka korelasi anar variabel. 2. Karena besarnya kesalahan skiar, selang keyakinan unuk parameer populasi yang relevan cenderung lebih besar. 3. Taksiran koefisian dan kesalahan skiar regresi menjadi sanga sensiif erhadap sediki perubahan dalam daa. Konsekuensi mulikearias adalah invalidnya signifikansi variable maupun besaran koefisien variable dan konsana. Mulikolinearias diduga erjadi apabila esimasi menghasilkan nilai R kuadra yang inggi (lebih dari 0.8), nilai F inggi, dan nilai -saisik semua aau hampir semua variabel penjelas idak signifikan. (Gujarai, 2003) Sebagai indikasi awal, perhaikan nilai R kuadra, F-saisik, dan - saisik dari hasil regresi able III. Tabel III, dalam able ini merupakan kasus baru yaiu kasus negara Keragama, dimana defenden variabelnya konsumsi dan indefenden variabelnya GNP, Subsidi dan PRM. Variabel PRM merupakan variable anah beranah yang sengaja dimasukkan dalam model dengan nilai hampir dua kali lipa dari nilai GNP unuk masing-masing periode ( disengaja agar semakin memperjelas munculnya masalah mulikolinier). Tabel III, korelasi anar variable penjelas dan hasil analisis dapa diliha dibawah ini. Bagaimana penilaian saudara? Unuk lebih pasinya, lakukan regresi anar variabel penjelas: Kasus Perhaikan nilai R kuadra. Nilai R kuadra jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai R kuadra regresi variabel dalam level (regresi awal). Namun demikian, hal ersebu sama sekali idak perlu dirisaukan. R kuadra regresi persamaan dalam difference jelas jauh lebih kecil daripada R kuadra regresi persamaan dalam level. R kuadra kedua persamaan berbada benuk ersebu (difference versus level) sama sekali idak dapa dibandingkan (uncomparable). Unuk membukikan erobainya mulikolinearias, lakukan regresi anar variabel penjelas dalam perbedaan perama. Jika nilai -saisik salah sau variabel independen masih signifikan, berari masih erdapa 2 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
3 mulikolinearias pada persamaan ersebu. Hal sebaliknya erjadi jika nilai - saisik idak signifikan. Diliha dari saisiknya memang erdapa perbaikan dengan model regresi firs difference, eapi belum dapa menyelesaikan masalah mulikoliniernya. Perinah unuk regresi anar variabel penjelas dalam perbedaan perama: pengobaan mulikolinearias melalui perbedaan perama, akan kehilangan informasi jangka panjang. Perbedaan perama hanya mengandung informasi jangka pendek. Hal ini riskan apabila kia melakukan pengkajian empiris erhadap suaui eori karena eori berkaian dengan informasi jangka panjang. Bagaimana solusinya? Klein mengajukan solusi yang kemudian disebu dengan Klein s Rule of Thumb: Mulikolinearias idak usah dirisaukan apabila nilai R kuadra regresi model awal lebih besar daripada nilai R kuadra regresi anar variabel penjelas Langkah berikunya sebeulnya dengan menambah sample, eapi dalam kasus ini idak dapa dilakukan sehingga erpaksa sau variabel yaiu PRM aau GNP yang harus diampuasi dari model. Technik ampuasinya dipilih variabel yang bukan variabel uama, sedangkan jika dua variabel ersebu memiliki kedudukan sejajar maka variabel yang nilai prob-valuenya yang besarlah yang diampuasi. Variabel yang diregres jangan dibuang, jika memang masih dibuuhkan, dan dijadikan regresi unggal dengan defenden eap variabel konsumsi. Jika model kia mengandung mulikolinierias yang serius yakni korelasi yang inggi anar variabel independen, Ada dua pilihan yaiu kia membiarkan model eap mengandung mulikolinierias dan kia akan memperbaiki model supaya erbebas dari masalah mulikolinierias. Tanpa Ada Perbaikan Mulikolinierias sebagaimana kia jelaskan sebelumnya eap menghasilkan esimaor yang BLUE karena masalah esimaor yang BLUE idak memerlukan asumsi idak adanya korelasi anar variabel independen. Mulikolinierias hanya menyebabkan kia kesulian memperoleh esimaor dengan sandard error yang kecil. Masalah mulikolinierias biasanya juga imbul karena kia hanya mempunyai jumlah observasi yang sediki. Dalam kasus erakhir ini berari kia idak punya pilihan selain eap menggunakan model unuk analisis regresi walaupun mengandung masalah mulikolinierias. 3 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
4 6.2. Perbaikan Mulikolinearias a. Menghilangkan Variabel Independen Keika kia menghadapi persoalan serius enang mulikolinierias, salah sau meode sederhana yang bisa dilakukakan adalah dengan menghilangkan salah sau variabel independen yang mempunyai hubungan linier kua. Misalnya dalam kasus hubungan anara abungan dengan pendapaan dan kekayaan, kia bisa menghilangkan variabel independen kekayaan. Akan eapi menghilangkan variabel independen di dalam suau model akan menimbulkan bias spesifikasi model regresi. Masalah bias spesifikasi ini imbul karena kia melakukan spesifikasi model yang salah di dalam analisis. Ekonomi eori menyaakan bahwa pendapaan dan kekayaan merupakan fakor yang mempengaruhi abungan sehingga kekayaan harus eap dimasukkan di dalam model. b. Transformasi Variabel Misalnya kia menganalisis perilaku abungan masyaraka dengan pendapaan dan kekayaan sebagai variabel independen. Daa yang kia punyai adalah daa ime series. Dengan daa ime series ini maka diduga akan erjadi mulikolinierias anara variabel independen pendapaan dan kekayaan karena daa keduanya dalam berjalannya waku memungkinkan erjadinya rend yakni bergerak dalam arah yang sama. Keika pendapaan naik maka kekayaan juga mempunyai rend yang naik dan sebaliknya jika pendapaan menurun diduga kekayaan juga menurun. Dalam mengaasi masalah mulikolinierias ersebu, kia bisa melakukan ransformasi variabel. Misalnya kia mempunyai model regresi ime series sbb: Y 0 1X1 2 X 2 e (6.1) dimana : Y X1 X2 = abungan; = pendapaan; = kekayaan Pada persamaan (6.1) ersebu merupakan perilaku abungan pada periode, sedangkan perilaku abungan pada periode sebelumnya -1 sbb: 4 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
5 Y X X e (6.2) Jika kia mengurangi persamaan (6.1) dengan persamaan (6.2) akan menghasilkan persamaan sbb: Y Y 1 ( X X ) ( X X ) ( e e ) (6.3) Y Y 1 1( X1 X1 1 ) 2( X 2 X 2 1 ) v (6.4) dimana v = e e-1 Persamaan (6.4) ersebu merupakan benuk ransformasi variabel ke dalam benuk diferensi perama (firs difference). Benuk diferensi perama ini akan mengurangi masalah mulikolinierias karena walalupun pada ingka level X1 dan X2 erdapa mulikolinierias namun idak berari pada ingka diferensi perama masih erdapa korelasi yang inggi anara keduanya. Transformasi variabel dalam persamaan (6.4) akan eapi menimbulkan masalah berkaian dengan masalah variabel gangguan. Meode OLS mengasumsikan bahwa variabel gangguan idak saling berkorelasi. Namun ransformasi variabel variabel gangguan v = e e-1 diduga mengandung masalah auokorelasi. Walaupun variabel gangguan e awalnya adalah independen, namun variabel gangguan v yang kia peroleh dari ransformasi variabel dalam banyak kasus akan saling berkorelasi sehingga melanggar asumsi variabel gangguan meode OLS. c. Penambahan Daa Masalah mulikolinierias pada dasarnya merupakan persoalan sampel. Oleh karena iu, masalah mulikolinierias seringkali bisa diaasi jika kia menambah jumlah daa. Kia kembali ke model perilaku abungan sebelumnya pada conoh 6.5. dan kia ulis kembali modelnya sbb: Y i 0 1X1 i 2 X 2i e (6.5) i dimana:y= abungan; X1= pendapaan; X2 = kekayaan. Varian unuk 1 sbb: 5 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
6 2 var( ˆ 1) (6.6) 2 x (1 2 i r ) 1 12 Keika kia menambah jumlah daa karena ada masalah 2 mulikolinierias anara X1 dan X2 maka x 1i akan menaik sehingga menyebabkan varian dari ˆ 1 akan mengalami penurunan. Jika varian mengalami penurunan maka oomais sandard error juga akan mengalami penurunan sehingga kia akan mampu mengesimasi 1 lebih epa. Dengan kaa lain, jika mulikolinierias menyebabkan variabel independen idak signifikan mempengaruhi variabel dependen melalui uji maka dengan penambahan jumlah daa maka sekarang variabel independen menjadi signifikan mempengaruhi variabel dependen. Conoh Kasus 6.1: Daa perkembangan Ekspor, Konsumsi, impor, angkaan kerja dan populasi di Negara ABC sebagai beriku : Tabel 6.1. Perkembangan Ekspor, Konsumsi, impor, angkaan kerja dan populasi Tahun Eks Cons Imp AK Pop U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
7 Tahun Eks Cons Imp AK Pop Lakukan regresi LS EKS C CONS IMP AK POP Kia peroleh hasil persamaan regresi sebagai beriku : Dependen Variable: EKS Mehod: Leas Squares Dae: 01/09/17 Time: 04:26 Sample: Included observaions: 25 Variable Coefficien Sd. Error -Saisic Prob. C CONS IMP AK POP R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var S.E. of regression Akaike info crierion Sum squared resid 2.31E+11 Schwarz crierion Log likelihood Hannan-Quinn crier F-saisic Durbin-Wason sa Prob(F-saisic) U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
8 Dari hasil oupu regresi diaas dapa kia susun persamaan sebagai beriku : EKS = *CONS *IMP *AK *POP (0.0498) (0.0645) (0.0066) (0.0033) T hiung *** R 2 = F hiung = Konsekuensi mulikearias adalah invalidnya signifikansi variable maupun besaran koefisien variable dan konsana. Mulikolinearias diduga erjadi apabila esimasi menghasilkan nilai R kuadra yang inggi (lebih dari 0.8), nilai F inggi, dan nilai -saisik semua aau hampir semua variabel penjelas idak signifikan. (Gujarai, 2003) Unuk medeeksi awal apakah dalam suau model mengandung mulikolinearias, maka indakan awal dengan meliha esimasi nilai R 2 yang inggi (lebih dari 0.8), nilai F inggi, dan nilai -saisik semua aau hampir semua variabel penjelas idak signifikan. Dari hasil diaas dapa kia liha R 2 inggi, F inggi namun sebagian besar idak signifikan. Arinya ada kemungkinan model diaas mengandung mulikolinearias yang serius.. Uji selanjunya, bandingkan R kuadra regresi diaas dengan R kuadra regresi anar variable bebasnya. Regres LS AK IMP CONS POP C Dependen Variable: AK Mehod: Leas Squares Dae: 01/09/17 Time: 04:49 Sample: Included observaions: 25 Variable Coefficien Sd. Error -Saisic Prob. IMP CONS POP C R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var S.E. of regression Akaike info crierion U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
9 Sum squared resid 2.64E+14 Schwarz crierion Log likelihood Hannan-Quinn crier F-saisic Durbin-Wason sa Prob(F-saisic) Jika kia bandingkan R1 2 regresi LS EKS C CONS IMP AK POP dengan R2 2 regresi LS AK IMP CONS POP C, maka R1 2 = lebih kecil dari R2 2 = , sehingga dapa disimpulkan model diaas mengandung mulikolearias. Cara menghilangkan mulikonearias : Dengan menghilangkan variable yang idak signifikan Misal variable konsumsi kia hilangkan Regres LS EKS C IMP AK POP Dependen Variable: EKS Mehod: Leas Squares Dae: 01/09/17 Time: 05:02 Sample: Included observaions: 25 Variable Coefficien Sd. Error -Saisic Prob. C IMP AK POP R-squared Mean dependen var Adjused R-squared S.D. dependen var S.E. of regression Akaike info crierion Sum squared resid 2.98E+11 Schwarz crierion Log likelihood Hannan-Quinn crier F-saisic Durbin-Wason sa Prob(F-saisic) Hasil regresi diaas : R kuadra yang inggi (lebih dari 0.8), nilai F inggi, dan nilai -saisik hampir semua variabel penjelas signifikan. 9 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
10 DAFTAR PUSTAKA Agus Widarjono, Ekonomerika Teori dan Aplikasi unuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua, Ceakan Kesau, Penerbi Ekonisia Fakulas Ekonomi UII Yogyakara Caur Sugiyano Ekonomerika Terapan. BPFE, Yogyakara Gujarai, Damodar N Basic Economerics. Third Ediion.Mc. Graw-Hill, Singapore. Kousoyiannis, A (1977). Theory of Economeric An Inroducory Exposiion of Economeric Mehods 2 nd Ediion, Macmillan Publishers LTD. Maddala, G.S (1992). Inroducion o Economeric, 2 nd Ediion, Mac-Millan Publishing Company, New York. Nachrowi, D.N. dan H. Usman (2002). Penggunaan Teknik Ekonomerika. Jakara: PT Raja Grafindo Persada. Pindyck, S and Daniel. L. Rubinfeld, Economerics Model and Economic Forecas, 1998, Singapore: McGraw-Hill, pp Sriua Arif Meodologi Peneliian Ekonomi. BPFE, Yogyakara. Sumodiningra, Gunawan Ekonomerika Penganar. Yogyakara: PFE- Yogyakara. Suprano, J Ekonomerika. Jakara: Lembaga Penerbi Fakulas Ekonomi Universias Indonesia. Thomas, R.L Modern Economerics : An Inoducion. Addison-Wesley. Harlow, England. 10 U j i M u l i k o l i n e a r i a s d a n P e r b a i k a n M u l i k o l i n e a r i a s
UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI
BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAKARTA UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI 8.1. Uji Auokorelasi a. Penyebab Munculnya Ookorelasi Berkaian dengan asumsi regresi
Lebih terperinciBab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen
Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang
Lebih terperinciKOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak
KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciMuhammad Firdaus, Ph.D
Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY
PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY Hermansah Program Sudi Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)
ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciBAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3. Daa Pada karya akhir ini proxy unuk mengukur kegiaan perekonomian adalah ingka perubahan GDP real per kuaral dari ahun 3:Q sampai dengan ahun 8:Q dengan ahun dasar.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,
Lebih terperinciPEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.
Prosiding Seminar Nasional Peneliian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakulas MIPA, Universias Negeri Yogyakara, 16 Mei 29 PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciPenduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar
Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Curah Hujan Hujan merupakan salah sau fenomena alam yang erdapa dalam siklus hidrologi dan sanga dipengaruhi iklim. Keberadaan hujan sanga pening dalam kehidupan, karena hujan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciModel Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))
Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari
Lebih terperinciBAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun
BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciIV.1. PERANAN SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA IV.1.1.
BAB IV PERHITUNGAN IV.1. PERANAN SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA IV.1.1. Sekor Perambangan Baubara Dalam Pembangunan Seperi yang sudah disebukan dalam pembahasan sebelumnya enang sekor perambangan baubara,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinci1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.
7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELTIAN
25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hipoesis Peneliian Seperi yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, peneliian ini mencoba menemukan anomali DOTW pada volailias dan volume saham dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciPERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT
Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika
Lebih terperinci*Corresponding Author:
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,
Lebih terperinciBASIC TIME SERIES. Khususnya pada data time series, salah satu asumsi yang memperoleh perhatian khusus adalah zero conditional mean, atau
LECURE NOES #3&4 BASIC IME SERIES I. Pendahuluan Sebagian besar pembahasan regresi linier yang elah dilakukan mengasumsikan bahwa daa yang digunakan adalah bersifa cross secion. Meskipun regresi linier
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciOleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes
PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinci(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES
PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA
BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciPerbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X
JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT
Lebih terperinciPengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia
BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG
Lebih terperinciPERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH
Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciModel Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua
Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen
Lebih terperinciPENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,
PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciPEMODELAN PDRB PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN
PEMODELAN PDRB PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN Risna Yasina A., Dr. Ir. Seiawan, MS, dan Muhammad Sjahid Akbar, MSi Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, Dosen Jurusan Saisika
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciKAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN
JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB XI UJI HIPOTESIS
BAB XI UJI HIPOTESIS Pendahuluan Uji hipotesis merupakan suatu prosedur untuk pembuktian kebenaran sifat populasi berdasarkan data sampel. Dalam melakukan penelitian berdasarkan sampel, seorang peneliti
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA
PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus
Lebih terperinciISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 91-100 Online di: hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI BREAKPOINT DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE STRUCTURAL
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinci