BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan masyaraka adil dan makmur yang meraa maeriil dan spiriual berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara kesauan republik Indonesia yang merdeka, berdaula, bersau dan berkedaulaan rakya dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, enram, merdeka, bersahaba, erib dan damai. Sasaran uama pembangunan jangka panjang Indonesia adalah ercipanya landasan yang kua bagi bangsa Indonesia unuk umbuh dan berkembang aas kekuaannya sendiri menuju masyaraka adil dan makmur. Tingka perumbuhan ekonomi dienukan oleh perumbuhan yang sebenarnya barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi suau perekonomian. Dengan demikian unuk menenukan ingka perumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suau Negara perlulah dihiung pendapaan nasional riil yaiu Produk Nasional Bruo (PNB) riil aau Produk Domesik Bruo (PDB) riil (Sadono Sukirno, 2001:56). Perkembangan ekonomi suau Negara aau daerah dapa dikeahui dari perumbuhan PDB (Produk Domesik Bruo) aau PDRB (Produk Domesik Regional Bruo). Dianara kedua indikaor ersebu erdapa keerkaian, yaiu 1

2 diliha dari konsepnya bahwa ekonomi nasional pada dasarnya merupakan agresi ekonomi daerah dari wilayah nasional Negara ersebu. Gambaran empiris menunjukkan bahwa kinerja PDRB pening bagi pembenukan PDB nasional. Hal ini dengan jelas ercermin dari kondisi Indonesia pada saa puncak krisis ekonomi ahun 1998 dimana PDB nasional umbuh minus 13%. Konraksi ekonomi ersebu erjadi diperkirakan karena hampir semua daerah di Indonesia mengalami konraksi ekonomi juga, ermasuk Jawa Bara yang mengalami penurunan perumbuhan yang cukup drasis hingga mencapai minus 17,77%. Dalam kerangka pemikiran perekonomian daerah, program pembangunan yang dilaksanakan oleh suau daerah adalah meningkakan pendapaan dari sumber daya yang dimilikinya dan ujuan dari pembangunan ekonomi diarahkan unuk melakukan langkah-langkah posiif dan mendukung perumbuhan ekonomi daerah ersebu. Unuk mengukur kinerja perkembangan ekonomi disuau wilayah dapa diamai melalui perumbuhan ekonomi makro, srukur perekonomian, pendapaan perkapia dan indikaor ekonomi lainnya. Tinggi rendahnya perumbuhan ekonomi dapa diliha dari salah sau indikaor ekonomi daerah yaiu Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Propinsi Jawa Bara dengan luas km 2 (ahun 2004) merupakan salah sau propinsi yang mempunyai leak yang sanga sraegis diliha dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Leak yang sraegis menjadikannya salah sau senral perekonomian nasional. Lokasinya yang berbaasan dengan ibu koa Jakara menjadikan daerah ersebu sebagai pinu gerbang keluar masuk bagi propinsi-propinsi lainnya. 2

3 Jawa bara merupakan pusa indusri bagi Indonesia sejak dieapkannya sejumlah 29 wilayah indusri di disrik Bekasi, Karawang dan Purwakara. Hampir 60 persen indusri pengolahan berlokasi di Jawa bara. Karena perekonomian nasional sanga dipengaruhi oleh kinerja indusri di daerah ini maka konribusi erbesar dalam pembangunan ekonomi di Jawa Bara secara makro didominasi oleh sekor indusri pengolahan, bahkan sekor indusri pengolahan merupakan lapangan usaha erbesar kedua menyerap enaga kerja seelah peani. Berdasarkan caaan Biro Pusa Saisik, perumbuhan ekonomi Jawa Bara dari ahun 1990 hingga 1997 bergerak cukup sabil. eapi diperengahan krisis ekonomi melanda Indonesia yang cukup memporak porandakan kondisi perekonomian anah air, ermasuk Jawa bara. Pada ahun 1998 perumbuhan ekonomi di propinsi ini anjlok drasis hingga -17,77%. Secara berahap perumbuhan ekonomi Jawa Bara merangkak membaik, hingga pada ahun 2002 perumbuhan ekonomi Jawa Bara melonjak cukup inggi dibanding ahun sebelumnya, meskipun hanya dikisaran angka 5 persen dan perumbuhannya idak seinggi ahun-ahun sebelum krisis. Tabel 1.1 Perumbuhan PDRB Propinsi Jawa Bara Perioede Menuru Harga Konsan Tahun PDRB Perumbuhan ,8-17, ,7 2, ,4-0, ,8-3, ,8 5, ,3 5, ,8 5,00 Sumber: BPS, Daa diolah 3

4 Perumbuhan yang cukup pesa di propinsi Jawa Bara seelah dilanda krisis ak dapa disangkal, dan hal yang mempengaruhi kondisi ersebu bila diliha dari srukur produksi barang dan jasa, dimana didalamnya erdapa iga elemen pening, yaiu pekerja, modal dan eknologi. Dua elemen perama bisa diarikan sebagai fakor produksi, yaiu pekerja berari orang yang mengerjakan proses produksi dan modal ermasuk pula barang-barang modal seperi bangunan dan mesin-mesin. Sedangkan eknologi, secara sederhana bisa diarikan sebagai cara yang dilakukan pekerja dan modal adi dalam memproduksi barang sera sanga erganung pada kecepaan dan efisiensi. Dari keiga elemen ini saja, meski ak perlu disangkal cukup berperan erhadap perumbuhan ekonomi, namun eap muncul perbedaan pandangan. Sebagian beranggapan peningkaan penggunaan pekerja dan modal cukup mempengaruhi pesanya perumbuhan ekonomi. Tapi pendapa lain lebih menekankan pada penggunaan sera pemanfaaan eknologi yang lebih cepa dan efisien. Jika mengacu pada pola pemikiran sederhana, mungkin cenderung radisional pendapa yang mengaakan perumbuhan penggunaan eknologi merupakan jawaban perumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Argumennya, peningkaan pekerja memang sanga mungkin meningkakan produksi, namun sifanya hanya semenara, selain iu peningkaan ersebu idak bisa mencerminkan penggambarn peningkaan lanaran seiap orang bisa saja disebu pekerja. Disisi lain, peningkaan modal juga bisa meningkakan produksi, api peningkaan modal yang lebih cepa daripada perumbuhan pekerja akan mengurangi oupu. Oleh karena iu, demi mencapai perumbuhan yang sabil, 4

5 peningkaan eknologi memina perhaian lebih, karena peningkaan oupu dan menambah inpu berupa pekerja dan modal kemungkinan bisa berhasil dalam jangka pendek saja. Jadi dapa disimpulkan bahwa, perumbuhan eknologi bisa jadi merupakan salah sau fakor yang dapa mendorong pesanya kemajuan ekonomi di propinsi Jawa Bara yang secara makro didominasi oleh indusri pengolahan. Namun disisi lain ada yang beranggapan bahwa ekspor merupakan alasan mengapa perumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Bara umbuh dengan cepa. Alasan ersebu idak erlonar begiu saja. Secara eoriis, ingginya ingka invesasi pada gilirannya akan meningkakan srukur permodalan. Peran invesasi akan semakin besar apabila diikui besarnya skala ekonomi ermasuk efisiensi dan luasnya pasar. Berambahnya kegiaan-kegiaan yang berorienasi ekspor akan pula meningkakan keerbukaan perekonomian sehingga persainganpun meningka, yang pada akhirnya kondisi ini akan mendorong perumbuhan eknologi baru, selain iu pada umumnya indusri di Jawa Bara berorienasi ekspor sehingga secara makro dapa meningkakan penerimaan Negara dalam benuk devisa. Namun karena indusri yang dibangun bukan berbasis ekonomi rakya aau paling idak menggunakan bahan baku produksi dalam negeri, maka sekor ini renan erhadap krisis yang melanda dunia bisnis dianah air. Berolak dari hal ersebu diaas maka penulis mengambil judul dalam peneliian ini yaiu MODEL PERTUMBUHAN SOLOW-SWAN DALAM ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI (Sudi pada PDRB propinsi Jawa Bara periode ). 5

6 I.2 PERUMUSAN MASALAH Berolak dari laar belakang yang elah diuraikan sebelumnya, maka lingkup permasalahan pada peneliian ini dirumuskan dalam benuk peranyaanperanyaan sebagai beriku: 1. Apakah akumulasi modal berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara? 2. Apakah enaga kerja berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara? 3. Apakah eknologi berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara? 4. Apakah ekspor berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara? 5. Apakah akumulasi modal, enaga kerja, eknologi dan ekspor secara bersamasama berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara? I.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.3.1 Tujuan Peneliian 1. Unuk mengeahui apakah akumulasi modal berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 2. Unuk mengeahui apakah enaga kerja berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 3. Unuk mengeahui apakah eknologi berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 6

7 4. Unuk mengeahui apakah ekspor berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 5. Unuk mengeahui apakah akumulasi modal, enaga kerja eknologi dan ekspor secara bersama-sama berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. I.3.2 Manfaa Peneliian 1. Manfaa Teoriis Manfaa eoriis dari peneliian ini diharapkan dapa memberikan wawasan pengeahuan enang masalah yang dielii, sehingga akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai ada idaknya kesesuaian anara faka dengan dasar eori. 2. Manfaa Prakis Secara prakis, peneliian ini diharapkan dapa digunakan sebagai bahan pengeahuan bagi pihak pengambil kepuusan yang berhubungan dengan masalah yang erdapa dalam peneliian ini. I.4 KERANGKA PEMIKIRAN Menuru Todaro (1997), pembangunan merupakan suau proses yang melibakan proses sosial, ekonomi, dan kelembagaan, dan usaha memperoleh kehidupan yang lebih baik. Dengan kaa lain pembangunan merupakan proses peralihan dari suau keadaan yang bercorak sederhana keingka yang lebih maju. Berbagai cara dilakukan unuk mencapai ujuan pemabanguan regional, 7

8 pembangunan regional khususnya diandai dengan adanya pergeseran dari daerah yang kurang maju menjadi daerah yang lebih maju. Pemabanguan reginal diandai dengan adanya perumbuhan regional. PDRB merupakan salah sau indikaor yang dapa dijadikan ukuran hasil pembangunan ekonomi makro daerah, sekaligus dapa mengukur peranan sekoral dalam pembenukan srukur ekonomi daerah yang enunya juga dapa memberikan gambaran enang poensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah ersebu. Hasil bersih dari semua kegiaan produksi yang dilakukan oleh semua produsen dalam suau daerah dari berbagai sekor disebu PDRB (Suparmoko, 1999: 36). sedangkan menuru Sadono sukirno (2001: 59) PDRB adalah Nilai pendapaan regional yang diperoleh menggambarkan nilai seluruh produksi yang ercipa oleh fakor produksi yang berasal dari daerah iu aau fakor produksi daerah-daerah lain yang digunakan oleh daerah iu, seluruh produksi mereka ermasuk kedalam pendapaan daerah. Model Rober Solow ergolong dalam eori perumbuhan Neo-Klasik yang memusakan pembahasannya pada bagaimana perumbuhan penduduk (enaga kerja), akumulasi modal dan kemajuan eknologi dan produksi saling berineraksi dalam proses perumbuhan ekonomi. Solow (1995) memanfaakan fungsi Cobb-Douglas dalam model perumbuhannya, yaiu sebagai beriku: Q = f ( K, L). (1) α β Q = A K L... (2) 8

9 Dimana : Q : ingka perumbuhan ekonomi pada ahun A : ingka eknologi pada ahun K : modal pada ahun L : enaga kerja pada ahun α β : elasisias produksi dari inpu modal (oupu elasiciy of capial) : elasisias produksi dari masukan (inpu) enaga kerja Fungsi Cobb-Douglas ersebu bisa menggambarkan berbagai kemungkinan degree of reurns o scale, erganung pada niali koefisien masukan ( α dan β ). Jika α + β =1, maka fungsi produksi ersebu menunjukan kondisi consan reurns o scale, arinya proporsi perambahan keluaran sepadan dengan proporsi perambahan masukan. Jika α + β >1, maka fungsi produksinya menunjukan dalam kondisi increasing reurns o scale yaiu kondisi dimana proporsi perambahan keluaran lebih besar dari proporsi perambahan masukan. Sedangkan jika α + β <1, maka fungsi produksinya dalam kondisi decreasing reurns o scale, arinya proporsi perambahan keluaran lebih kecil dari proporsi perambahan masukan. Model 2 diaas dapa diubah dalam benuk logarima (Ln) sehingga menjadi sebagai beriku : Ln Q = Ln A +α Ln K + β Ln L.. (3) 9

10 Idenias 3 menunjukan bahwa laju perumbuhan keluaran (Q) erdiri dari laju perumbuhan masukan (K dan L) dan kemajuan eknologi (A) dalam benuk consan reurns o scale, model 2 ersebu dapa diulis sebagai beriku: Q = A + α K + ( 1 α) L.. (4) Dimana Q, K, dan L beruru-uru adalah laju perumbuhan produksi (oupu), laju perumbuhan modal dan laju perumbuhan enaga kerja. Masing-masing koefisien α dan β didefinisikan sebagai elasisias keluaran (oupu) erhadap masukan (inpu). Kesimpulan Solow mengenai proses perumbuhan adalah : Pada seiap saa penawaran buruh yang ada digambarkan oleh persamaan (4) dan sok kapial neo yang ada juga merupakan suau daa. Karena hasil nyaa yang akan diperoleh dari fakor-fakor yang akan menyesuaikan diri supaya buruh dan kapial neo dapa dipergunakan secara penuh maka kia dapa memakai fungsi produksi persamaan (2) unuk mencari ingka oupu saa ini. Selanjunya, kecenderungan menabung menunjukan kepada kia berapa banyak oupu neo yang akan diabung dan diinvesasikan. Dengan demikian kia dapa mengeahui berapa besar akumulasi kapial neo pada saa ini. Dengan menambahkan pada sok yang elah erkumpul, maka ersedialah kapial neo unuk jangka waku berikunya, dan keseluruhan proses iu dapa diulang. Sehingga fungsi produksi Solow dinyaakan dengan : Y () = f (A() L() K()) (5) 10

11 Jadi berdasarkan model (5) diaas, menuru Boediono (1999), berdasarkan model Solow-Swan perumbuhan ekonomi saling berineraksi dengan produkivias enagakerja, akumulasi modal dan kemajuan eknologi. Menuru Boediono (1999:134) kemajuan eknologi pada suau perekonomian dapa diunjukkan oleh dua hal, yaiu: 1. Peningkaan produkivias manusia (enaga kerja). Peningkaan ini dapa diliha dari kesehaan, keerampilan, pendidikan dan juga moivasi kerja. 2. Peningkaan produkivias dari mesin. Perubahan mesin lama menjadi mesin ipe baru yang lebih baik dan lebih produkif. Kemajuan eknologi adalah idenik dengan kenaikan produkivias per enaga kerja. Misalnya apabila jumlah enaga kerja sebelum adanya kemajuan eknologi adalah 100, dan kemudian eknologi yang meningka kan produkivias per enaga kerja dengan 50% nya, maka jumlah enaga kerja efekif seelah kemajuan eknologi adalah 150 (meskipun jumlah manusianya eap 100, eapi kemampuan produksinya meningka menjadi 150). Ciri-ciri posisi keseimbangan dengan kemajuan eknologi sediki berbeda dengan kasus anpa kemajuan eknologi. Perbedaannya khususnya bersumber pada pembedaan anara jumlah penduduk (L) dan jumlah enaga kerja efekif (N) pada posisi keseimbangan, kapial per enaga kerja efekif adalah konsan (k) dan oupu per enaga kerja efekif (q) juga konsan. Teapi kapial per kapia (per manusia) dan oupu per kapia (per manusia) meningka dengan laju per ahun. Ini disebabkan karena laju perumbuhan N adalah p +, sehingga agar K/N konsan maka K harus pula umbuh dengan laju p +. Teapi L umbuh hanya 11

12 dengan laju p, sehingga K/L umbuh dengan laju. Logika yang sama berlaku bagi Q/L. Secara ringkas, dalam posisi keseimbangan dengan kemajuan eknologi: Q = K = N = p + L = p Q/L umbuh dengan laju K/L umbuh dengan laju. Dimana: Q = Oupu K = Sok kapial N = Tenaga kerja efekif L = p = Jumlah enaga kerja = Kemajuan eknologi. Sehingga dapa disimpulkan bahwa pada posisi keseimbangan jangka panjang, oupu (GDP) dan demikian pula sok kapial (K), bisa umbuh lebih cepa dari perumbuhan penduduk, erganung pada ada idaknya kemajuan eknologi ( posiif aau idak). Didalam hampir seiap eori perumbuhan, kemajuan eknologi selalu memegang peranan pening dalam proses perumbuhan ekonomi. Meskipun kadar penekanannya berbeda-beda eapi semua eori menganggap kemajuan eknologi sebagai suau fakor yang idak bisa diabaikan dalam proses evolusi suau perekonomian. Anggapan eoriis ini memang sesuai dengan kenyaaan, khususnya apabila kia meliha sejarah Negara-negara yang elah mengalami perumbuhan 12

13 ekonomi yang manap dan dalam jangka waku yang cukup lama, disiu dapa kia jumpai bahwa kemajuan eknologi merupakan sumber perumbuhan oupu yang sanga pening, bahkan mungkin yang paling pening dianara fakor-fakor perumbuhan ekonomi lainnya. Di sisi lain ada yang beranggapan bahwa ekspor merupakan alasan mengapa perumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Bara umbuh dengan cepa. Alasan ersebu idak erlonar begiu saja. Secara eoriis, ingginya ingka invesasi pada gilirannya akan meningkakan srukur permodalan. Peran invesasi akan semakin besar apabila diikui besarnya skala ekonomi ermasuk efisiensi dan luasnya pasar. Berambahnya kegiaan-kegiaan yang berorienasi ekspor akan pula meningkakan keerbukaan perekonomian sehingga persainganpun meningka, yang pada akhirnya kondisi ini akan mendorong perumbuhan eknologi baru. (Suparmoko 1999 : 239) Charles P Kindleberger dalam Suparmoko (1999 : 81), didalam perumbuhan ekonomi perdagangan inernasional mengungkapkan bahwa perdangangan luar negeri merupakan sekor yang memimpin. Ini berari bahwa perumbuhan ekonomi akan menigka karena adanya perluasan perdagangan inernasional. Secara konsepual, perluasan perdagangan inernasional berari memperluas pasar bagi komodii suau negara, sehingga keuungan akan menigka pula. Indikaor menigkanya perdagangan inernasional adalah penigkaan ekspor baik dari volume maupun nilainya. Pada hakekanya. Menuru ahli ekonomi klasik eruama Ricardo, ekspor aau perdagangan luar negeri erjadi karena adanya keunggulan komparaif, 13

14 dimana suau negara akan mengekspor barang yang keunggulan komparaifnya lebih besar, dan akan mengimpor barang yang memiliki keunggulan komparaifnya lebih besar, dan akan mengimpor barang yang memiliki keunggulan komparaif kecil. Kedua negara dalam hal ini akan memperoleh keunungan dengan melakukan perdagangan. Dengan demikian peranan ekspor dalam perumbuhan ekonomi memegang peranan yang cukup pening, karena ekspor akan memperbesar poensi perumbuhan ekonomi. Menuru Todaro (1997) ekspor merupakan penjualan barang dan jasa yang dilakukan produsen dalam negeri kepada konsumen diluar negeri, yang biasanya melalui peranara bank sebagai penjamin dalam melancarkan ransaksi. Ekspor sering disebu sebagai engine of growh yaiu fakor yang menyebabkan perumbuhan ekonomi khususnya di negara-negara sedang berkembang. Hal ini disebabkan ekspor merupakan sumber poensial bagi suau negara dalam meningkakan pendapaan nasional dan merangsang perumbuhan ekonomi. Selain iu perdagangan dapa memberikan kmudahan pada Negara-negara unuk bergerak keluar medan kemungkinan produksi dan mengamankan modal sera konsumsi barang-barang dari bagian-bagian dunia yang lain, perdagangan akan mensimulasi aau merupakan mesin bagi perumbuhan ekonomi. Adapun manfaa dari perdagangan dalam pembangunan ekonomi menuru Todaro (1997) yang merupakan jawaban eoriis aas lima persoalan mendasar enang perdagangan dan pembangunan: (1) Perdagangan merupakan simulaor pening bagi perumbuhan ekonomi, (2) Perdagangan condong mendorong adanya keadilan inernasional dan dalam negeri di bidang keunungan aau hasil dan 14

15 menaikkan pendapaan riil Negara-negara yang erjun dalam perdagangan dunia, (3) Perdagangan membanu Negara-negara mencapai perkembangan dengan cara meningkakan dan menghargai sekor ekonomi, (4) Dalam perdagangan bebas dunia, harga-harga inernasional dan biaya produksi menenukan berapa banyak suau Negara harus berdagang dalam rangka meningkakan kesejaheraan nasionalnya, (5) Akhirnya, dalam usaha meningkakan perumbuhan dan pembangunan, diperlukan suau kebijakan yang berpandangan keluar dan inernasional. Sedangkan menuru Suparmoko (1999: 241) Dengan adanya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan mulinasional maka Negara sedang berkembang yang menggunakan pola pengembangan sekor indusri dapa mengekspor produk dalam negeri sehingga dapa menopang perkembangan produksi didalam negeri yang selanjunya berari menyerap banyak enaga kerja dan meningkakan pendapaan nasional. Dengan demikian berkembang pulalah pasar didalam negeri dan seluruh perekonomian Negara yang bersangkuan. Dengan kaa lain dapa dinyaakan bahwa pasaran ekspor dapa menarik perkembangan pasar didalam negeri dan pada gilirannya mendorong perekonomian unuk berkembang lebih lanju. Selain iu keerbukaan suau negara dalam perdagangan memberikan konribusi posiif bagi perumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapa C. Peer Timmer, dalam Sii Parhah (2002 : 15), bahwa capial, labor, educaion, governmen invesing spending, low inflaion, macro economic 15

16 sabiliy, opennes o rade, he qualiy of insiuions, and democracy all conribue posiively o economic growh in some se of counries or ime period. Seperi yang elah dipaparkan mengenai peningnya ekspor dalam perumbuhan ekonomi, maka didalam peneliian ini penulis menambahkan ekspor sebagai salah sau variabel yang dapa mempengaruhi perumbuhan ekonomi di Jawa bara. Dengan demikian diperoleh kerangka pemikiran sebagai beriku: Akumulasi modal (X 1 ) Tenaga kerja (X 2 ) Teknologi (X 3 ) PDRB JABAR (Y) Ekspor (X 4 ) Keerangan: Variabel erika (Dependen variabel) Y = PDRB propinsi Jawa Bara Variabel bebas (Independen variabel) X 1 = Akumulasi modal X 2 = Tenaga kerja X 3 = Teknologi X 4 = Ekspor 16

17 I.5 HIPOTESIS Berdasarkan masalah diaas, maka dalam peneliian ini dapa dibua hipoesis sebagai beriku: 1. Akumulasi modal berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 2. Tenaga kerja berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 3. Teknologi berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. 4. Ekspor berpengaruh erhadap perumbuihan PDRB propinsi Jawa Bara. 5. Akumulasi modal, enaga kerja, eknologi dan ekspor secara bersama-sama berpengaruh erhadap perumbuhan PDRB propinsi Jawa Bara. I.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sisemaika penulisan dalam peneliian ini adalah: BAB I, PENDAHULUAN Bab ini erdiri dari laar belakang masalah yang melandasi penulisan peneliian ini, kemudian idenifikasi masalah, ujuan dan manfaa peneliian, kerangka pemikiran, hipoesis sera sisemaika penulisan yang akan digunakan. Bab II, TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi konsep dasar dan eori yang relevan dengan ema yang dibahas dalam peneliian. Selain iu, dalam bab inipun diserakan buki peneliian erdahulu sebagai argumen yang memperkua peneliian ini. 17

18 Bab III, METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan meode yang akan digunakan dalam peneliian unuk mengungkap permasalahan yang akan dikaji. Pada bab ini pula dijelaskan jenis dan sumber daa, eknik pengumpulan daa, operasionalisasi variabel dan eknik analisis daa. Bab IV, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini permasalahan yang sedang dikaji akan digeneralisasikan. Perama akan dijelaskan mengenai perkembangan PDRB propinsi Jawa Bara, perkembangan Akumulasi modali, enaga kerja, eknologi dan ekspor. Kedua, melakukan analisis berdasarkan pengujian yang elah dilakukan unuk mengui hipoesis, kemudian dilakukan pembahasan secara komprehensif berdasarkan eori dan kondisi riil yang relevan. Bab V, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan hasil akhir dari peneliian yang dilakukan. Bab inipun memberikan jawaban aas permasalahan yang elah dikaji yaiu berupa kesimpulan-kesimpulan, selain iu dalam bab ini juga disajikan rekomendasi hasil peneliian berupa saran-saran, baik bagi pemerinah aaupun penulis lain sebagai rujukan unuk peneliian selanjunya. 18

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI, PERDAGANGAN INTERNASIONAL, DAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (PERIODE 1990:Q1 2010:Q4) TESIS Diajukan sebagai salah sau syara unuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1987-2008, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA SKRIPSI Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universias Negeri Semarang Oleh: Ion Johari NIM. 3353404041

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azizah 1 Absrac Regional economic developmen has he main purpose of ha is o increase and expand job opporuniies

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripif 1. Perumbuhan Ekonomi Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau indikaor yang pening unuk menilai kinerja perekonomian suau negara, eruama unuk

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. Hilman Duko Paulus A.Pangemanan Theodora M.

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. Hilman Duko Paulus A.Pangemanan Theodora M. Agri-SosioEkonomiUnsra,ISSN 1907 4298, Volume 14 Nomor 1,Januari 2018 : 95-108 ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Hilman Duko Paulus A.Pangemanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

Darma Rika S & Susi I: Pengaruh Pengeluaran Konsumsi dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Darma Rika S & Susi I: Pengaruh Pengeluaran Konsumsi dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI DAN INVESTASI PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Darma Rika Swaramarinda * Susi Indriani * ABSTRACT This research was aimed a describing connecions beween

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TENAGA KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN: STUDI KASUS PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TENAGA KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN: STUDI KASUS PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 281 ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TENAGA KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN: STUDI KASUS PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2001 2007 Profan Ali Azami* Absrac The role of human resources in he producion

Lebih terperinci