Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi"

Transkripsi

1 ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azizah 1 Absrac Regional economic developmen has he main purpose of ha is o increase and expand job opporuniies for he people of he area. To achieve his purpose, he local governmen and he communiy should joinly ake he iniiaive leveraging he exising poenial opimally in developing he region's economy for he benefi of sociey. Now ha he problem in his sudy is how he elasiciy and he coefficien of energy-secor jobs in economic secors feaured in Jambi Regency Floaing Marke. Whereas in his sudy is o analyze he coefficien of elasiciy and energy-secor jobs in economic secors feaured in Jambi Regency Floaing Marke. Over he period from he elasiciy of labor absorpion in each secor shows he condiion of one year ie in 2010 occurred inelasic or elasic increase in PDRB of labor absorpion. This scenario is possible because in 2010 here was a global economic shocks ha also have an impac on he accepance of each secor o he absorpion of labor in Jambi Regency Muaro also down. Bu.A rade, hoels and resaurans in Muaro Jambi Regency during he period shows all crieria elasic means rade, hoels and resaurans are able o conribue in absorbing labor and quie resisan o shock he global economic crisis. From he esimaed coefficiens of he variables known ha labor absorpion in all secors showed posiive figures and large enough o conribue o he growh of he Gross Regional Domesic Produc (PDRB) in Jambi Regency Muaro. Keyword: PDRB, Elasiciy A. PENDAHULUAN Pembangunan yang dilakukan di Indonesia berujuan unuk mencipakan kehidupan masyaraka yang adil, makmur, sejahera lahir dan bain secara meraa di seluruh wilayah Negara Kesauan Republik Indonesia. Pembangunan ekonomi suau daerah pada hakekanya merupakan suau rangkaian kegiaan yang dilaksanakan secara sadar dan erus menerus unuk mewujudkan keadaan yang lebih baik secara bersama-sama dan berkesinambungan. Dalam kerangka iu, pembangunan ekonomi juga diujukan unuk memacu pemeraaan pembangunan dan hasilhasilnya dalam rangka meningkakan kesejaheraan rakya secara adil dan meraa. Pembangunan ekonomi daerah diarikan sebagai suau kegiaan di mana pemerinah daerah dan masyaraka mengelola sumberdayasumberdaya yang ada unuk mencapai ujuan pembangunan. Pengelolaan ersebu disesuaikan dengan kebuuhan daerah yang bersangkuan sehingga idak erjadi inefisiensi dalam penggunaan sumberdaya. Pembangunan ekonomi daerah juga dilakukan dengan menghindari erjadinya eksploiasi sumberdaya alam yang idak memberikan kemakmuran erhadap masyaraka sekaligus menekan efek negaif dari pembangunan seminimal mungkin. Pembangunan ekonomi daerah mempunyai ujuan uama yaiu meningkakan dan memperluas peluang kerja bagi masyaraka yang ada di daerah. Unuk mencapai ujuan 1 Dosen Fak. Ekonomi Universias Baanghari ersebu, pemerinah daerah dan masyarakanya harus bersama-sama mengambil inisiaif memanfaakan seluruh poensi yang ada secara opimal dalam membangun perekonomian daerah unuk kesejaheraan masyaraka. Fakor enaga kerja merupakan bagian yang idak erpisahkan dalam suau proses pembangunan. Fakor enaga kerja idak saja dipandang sebagai sau bagian uni dalam pencipaan oupu, eapi juga bagaimana kualias enaga kerja ersebu berineraksi dengan fakor-fakor produksi lainnya unuk mencipakan suau nilai ambah (produkivias). Semakin produkif enaga kerja berdampak pada peningkaan nilai ambah yang dihasilkan. Selain pasar uang dan pasar barang, pasar enaga kerja juga menenukan bekerjanya suau sisem ekonomi dalam pembangunan. Sekor ekonomi akan mengalami perubahan selama proses pembangunan berlangsung. Begiu pula persenase penduduk yang bekerja di berbagai sekor ekonomi juga akan mengalami perubahan. Pembangunan daerah akan berdampak pada peningkaan sekor-sekor perekonomian. Dan hal ini idak lepas dari pembangunan sumberdaya manusia dan penyerapan enaga kerja. Penyerapan enaga kerja merupakan masalah pening dalam pembangunan daerah. Tenaga kerja dapa dijadikan olak ukur keberhasilan pembangunan suau daerah, arinya penyerapan enaga kerja mendukung keberhasilan pembangunan daerah secara keseluruhan. Sehingga kondisi keenagakerjaan dapa juga menggambarkan 11

2 kondisi perekonomian, sosial, bahkan ingka kesejaheraan penduduk di suau wilayah dalam kurun waku erenu. Dalam upaya mendorong peningkaan parisipasi dan kreaivias masyaraka dalam pembangunan daerah maka pemerinah pusa mengeluarkan kebijakan oonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 enang Pemerinahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 ahun 1999 enang Perimbangan Keuangan Anara Pusa dan Daerah. Oonomi daerah merupakan kewenangan daerah oonom unuk mengaur dan mengurus kepeningan masyaraka seempa menuru prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyaraka sesuai dengan perauran perundang-undangan. Undangundang nomor 22 ahun 1999 enang Pemerinahan Daerah, mengaur penyelenggaraan pemerinahan daerah yang lebih menguamakan pelaksanaan desenralisasi. Pemberlakuan oonomi daerah ini mengharuskan pemerinah daerah lebih kreaif menggali dan mengembangkan poensi ekonomi unuk meningkakan perekonomian daerah. Adanya poensi ekonomi di suau daerah idaklah mempunyai ari bagi pembangunan ekonomi daerah ersebu bila idak ada upaya unuk memanfaakan dan mengembangkannya secara opimal. Kewenangan yang lebih besar diberikan kepada daerah dalam era oonomi sekarang ini mengharuskan pemerinah daerah dan masyarakanya harus secara bersama-sama mengambil inisiaif pembangunan daerah dan dengan mengunakan sumberdaya yang ada mampu menaksir poensi sumberdaya yang dimiliki unuk dipergunakan dalam menyusun model pembangunan ekonomi yang paling sesuai dengan daerah ersebu. Kabupaen Muaro Jambi merupakan wilayah yang memiliki luas 9.140,50 km2 dan memiliki 305 desa dan 16 kelurahan, dengan sekor perambangan sebagai leading secor yang diharapkan mampu meningkakan perekonomian wilayah. Hal ini erliha dari konribusi PDRB Kabupaen Muaro Jambi selama periode Konribusi Sekor-sekor Ekonomi Kabupaen Muaro Jambi dalam Srukur dengan Migas Tahun (Persen) Tahun No. Lapangan Usaha *) 2012 **) 1 Sekor Primer r) Sekor Peranian - Sekor Perambangan dan Penggalian Sekor Sekunder - Sekor Indusri Pengolahan - Sekor Lisrik, Gas dan Air Bersih - Sekor Bangunan Sekor Tersier - Sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran - Sekor Pengangkuan dan Komunikasi - Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan - Sekor Jasa-jasa Sumber : Badan Pusa Saisik Kabupaen Muaro Jambi Keerangan : r) Angka Revisi *) Angka Semenara **) Angka Sanga Semenara Berdasarkan Tabel 1.1 erliha bahwa berdasarkan konribusi sekor ekonomi erhadap pembenukan PDRB maka srukur ekonomi Kabupaen Muaro Jambi selama periode menunjukkan ciri srukur primer aau ciri srukur ekonomi yang berbasis sumberdaya alam. Selama beberapa ahun erakhir srukur ekonomi Kabupaen Muaro Jambi menunjukkan bahwa konribusi sekor peranian dan sekor perambangan masih dominan dalam pembenukkan PDRB. Kondisi ini cukup beralasan karena Muaro Jambi dikenal sebagai kabupaen yang memiliki sumberdaya alam berupa minyak bumi, gas bumi, baubara, dan hasil- hasil peranian (kare, kelapa sawi, dan kopi). Konribusi sekor peranian sera sekor perambangan dan penggalian yang paling 12

3 dominan bagi perekonomian Kabupaen Muaro Jambi diharapkan dapa menjadi sekor unggulan yang dapa memacu laju perumbuhan ekonomi sehingga dapa meningkakan pendapaan penduduk dan mencipakan lapangan kerja yang pada akhirnya dapa menyerap enaga kerja di kedua sekor ersebu. Namun dalam kurun waku beberapa ahun erakhir, kedua sekor ersebu selalu mengalami penurunan dalam hal persenase penduduk yang bekerja. Berdasarkan uraian-uraian di aas, maka idenifikasi dan analisis sekor ekonomi unggulan yang mampu menyerap enaga kerja dalam perencanaan pembangunan di Kabupaen Muaro Jambi sanga pening unuk dikaji secara lebih erinci, sehingga sekor-sekor ekonomi unggulan di Kabupaen Muaro Jambi dapa lebih dikembangkan. Dengan mengeahui poensi ekonomi yang akan dikembangkan, maka penyusunan perencanaan pembangunan di Kabupaen Muaro Jambi dapa diharapkan lebih erarah sehingga merangsang ercipanya pembangunan yang berkelanjuan (susainable developmen). Adapun yang menjadi permasalahan dalam peneliian ini adalah bagaimana elasisias dan koefisien enaga kerja di secor-sekor ekonomi unggulan di Kabupaen Muaro Jambi. Sedangkan yang menjadi dalam peneliian ini unuk menganalisis elasisias dan koefisien enaga kerja di secor-sekor ekonomi unggulan di Kabupaen Muaro Jambi B. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder yang diperoleh dari publikasi Badan Pusa Saisik (BPS) anara lain Muaro Jambi Dalam Angka, Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi, Provinsi Jambi Dalam Angka, Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Provinsi Jambi. Daa-daa yang juga digunakan anara lain daa Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) baik aas dasar harga berlaku maupun aas dasar harga konsan 2000 dan daa keenagakerjaan (jumlah penduduk yang bekerja), sera daa-daa lain yang relevan dengan peneliian ini. Daa-daa yang digunakan merupakan daa ime series dari ahun 2008 sampai Unuk menunjang kelengkapan bahan-bahan sera sumber, penulis memanfaakan lieraur yang ada di beberapa perpusakaan erkai. Jurnal-jurnal sera beberapa buku pedoman digunakan unuk menambah wawasan mengenai permasalahan yang sedang dielii. 2. Meode Pengumpulan Daa Meode pengumpulan daa yang digunakan adalah Sudi kepusakaan (library research) yang dimaksud dengan meode kepusakaan adalah suau peneliian yang dilakukan berdasarkan daa-daa dalam benuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan oleh pihak-pihak lain biasanya sudah dalam benuk publikasi sera mempelajari referensi-referensi yang ada relevansinya dengan peneliian yang dilakukan. mendapakan daa-daa ersebu diaas yang akan digunakan dalam pembahasan di peneliian. 3. Meode Analisis a. Analisis Elasisias dan Koefisien Tenaga kerja Dalam menganalisis daya serap enaga kerja masing-masing sekor, maka dilakukan hubungan anara perumbuhan enaga kerja dengan perumbuhan Produk Domesik Regional Bruo yang dikenal dengan Elasisias Tenaga Kerja yang dapa dirumuskan sebagai beriku (Simanjunak, 2008): E = G n / G y dimana: E = Elasisias Tenaga Kerja (Employmen Income Growh Elasiciy) G n = Perumbuhan Tenaga Kerja G y = Perumbuhan Pendapaan (Perumbuhan PDRB) b. Analisis Elasisias dan Koefisien Tenaga kerja Dari daa enaga kerja dan nilai ambah juga dapa dilakukan analisis mengenai daya serap enaga kerja masing-masing sekor dengan menghiung koefisien enaga kerja. Koefisien enaga kerja adalah suau bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah enaga kerja yang diperlukan unuk menghasilkan sau uni nilai ambah yang dapa dirumuskan sebagai beriku: li = Li/Xi dimana: li = Koefisien Tenaga Kerja Sekor i Li = Jumlah Tenaga Kerja Sekor i Xi = Nilai Tambah Sekor i C. METODE PENELITIAN 1. Deskripsi Daa a. ngan PDRB di Kabupaen Muaro Jambi Nilai PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai uni produksi yang berada di Kabupaen Muaro Jambi dengan cara mengurangkan biaya anara dari masing-masing sekor produksi bruo dari 13

4 iap-iap kegiaan, subsekor aau sekor dalam jangka waku erenu (Biasanya sau ahun). Beriku daa PDRB aas Harga Berlaku selama periode dapa diliha pada able beriku ini: ngan PDRB Aas Harga Berlaku Unuk Masing-masing Sekor Perekonomian di Kabupaen Muaro Jambi Tahun (jua rupiah) Tahun Sekor 1 Sekor 2 Sekor 3 Sekor 4 Sekor Sambungan. Tahun Sekor 6 Sekor 7 Sekor 8 Sekor 9 Toal PDRB , Sumber : BPS Kabupaen Muaro Jambi, Keerangan: 1. Peranian, Peernakan, Kehuanan dan Perikanan 2. Perambangan dan Penggalian 3. Indusri Pengolahan 4. Lisrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hoel dan Resoran 7. Pengangkuan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa Dari abel 3.1 erliha bahwa selama periode perkembangan nilai PDRB aas Dasar Harga Berlaku di Kabupaen Muaro Jambi pada periode yang sama nilainya selalu meningka, eapi perkembangannya dalam persenase berflukuasi dengan rend kecenderungan yang menurun. Sekor peranian, perkebunan, kehuanan & Perikanan eap memberikan konribusi yang besar erhadap PDRB Kabupaen Muaro Jambi dan secor yang paling kecil memberikan konribusi adalah secor Lisrik, Gas dan Air. 2. Hasil Pembahasan a. Hasil Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor- Sekor Perekonomian 1) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Peranian, Perkebunan, Kehuanan dan Perikanan Dalam menganalisis daya serap enaga kerja masing-masing sekor, maka dilakukan hubungan anara perumbuhan enaga kerja dengan perumbuhan Produk Domesik Regional Bruo yang dikenal dengan Elasisias Tenaga Kerja. Dari hasil perhiungan dengan menggunakan rumus elasisias dan dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Peranian, Perkebunan, Kehuanan dan Perikanan Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Peranian, Perkebunan, Kehuanan dan Perikanan Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Peranian, Perkebunan,Kehuan an dan Perikanan Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis Elasisias pada oal sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan selama periode menunjukkan krieria hamper semuanya elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja pada secor perdagangan dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. Akan eapi di ahun 2010 nilai elasisias secor ersebu lebih kecil dari 1 ini 14

5 menunjukkan kondisi yang idak elasic aau inelasic. 2) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja dalam MScf. Biaya anara unuk masing-masing komodii diperoleh dengan menggunakan rasio biaya anara erhadap oupu hasil penyusunan Pada Sekor Perambangan dan Tabel I-O Indonesia 1990/1998. Unuk Penggalian. Menuru Daa produksi diperoleh dari menganalisis daya serap enaga kerja pada secor perambangan dan penggalian maka Direkora Jendral Perambangan Migas melalui dilakukan perbandingan anara perumbuhan Badan Pusa Saisik sera Kanor enaga kerja pada secor ersebu dengan Perambangan dan Energi. Daa harga unuk menilai minyak bumi adalah dari harga ekspor (FOB), sedangkan unuk gas bumi adalah harga perumbuhan Produk Domesik Regional Bruo. Yang hasilnya dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Perambangan dan Penggalian Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Perambangan dan Penggalian Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Perambangan dan Penggalian Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis Elasisias pada oal sekor Perambangan b) Indusri Teksil, Barang Kuli dan Alas Kaki dan Penggalian juga menunjukkan kondisi di c) Indusri Barang Kayu dan Hasil Huan ahun 2010 erjadi inelasic arinya pada ahun Lainnya ersebu penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di ahun lainnya menunjukkan krieria d) Indusri Keras dan Barang Ceakan e) Indusri Pupuk, Kimia dan Barang dari Kare f) Indusri Semen dan Barang Galian bukan elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu Logam mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja g) Indusri Logam Dasar Besi dan Baja pada sekor Perambangan dan Penggalian dan h) Indusri Brg dari Logam, Mesin & pada pendapaan domesik regional bruo Peralaannya (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. i) Indusri Barang Lainnya. 3) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Indusri Pengolahan Indusri diklasifikasikan 2 kelompok besar yaiu Indusri Migas dan Indusri Tanpa Migas. Di Kabupaen Muaro Jambi berkembang hanya Dalam penghiungan nilai oupu, biaya anara dan nilai ambah aas dasar harga berlaku, unuk sub sekor Indusri Besar dan Sedang (B/S) didasarkan pada daa yang diperoleh dari Survei Indusri Besar dan Sedang indusri pengolahan anpa migas yang yang dilakukan Badan Pusa Saisik seiap dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) jenis sesuai dengan KLUI (Kasifikasi Lapangan Usaha Indonesia) Sekor Indusri, yaiu : a) Indusri Makanan, Minuman dan Tembakau ahun. Adapun elasisias penyerapan enaga kerja pada indusry pengolahan dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Indusri Pengolahan Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Indusri Pengolahan Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Indusri Pengolahan Elasis , Elasis Elasis Elasis Inelasis Elasisias pada oal sekor Indusri Pengolahan selama periode menunjukkan krieria semuanya elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu 15

6 mengakibakan penyerapan enaga kerja pada secor Indusri Pengolahan dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. Tapi di ahun 2012 erjadi kondisi yang inelasic arinya diahun ersebu peningkaan PDRB Kabupaen Muaro Jambi idak mampu meningkakan penyerapan enaga kerja di secor ersebu. 4) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Lisrik,Gas dan Air Sekor Lisrik, Gas dan Air melipui Kegiaan sub sekor ini mencakup pembangkian dan penyaluran enaga lisrik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Lisrik Negara (PLN) maupun non PLN. Oupu masing-masing ahun dihiung dari jumlah Kwh produksi yang dibangkikan dikalikan dengan raa-raa arif per Kwh, dengan mengurangi nilai oupu dengan biaya anara maka didapa nilai ambah bruo. Sedangkan Sub sekor air minum mencakup kegiaan produksi air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air minum (PDAM). Daa produksi, harga dan biaya yang dikeluarkan unuk menghasilkan air minum diperoleh langsung dari perusahaan ersebu. Adapun daya serap enaga kerja masingmasing sekor, dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Lisrik, Gas dan Air Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Lisrik, Gas Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor dan Air Lisrik, Gas dan Air Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis Elasisias pada oal sekor Lisrik, Gas & pembuaan, pemasangan, perombakan, Air juga menunjukkan kondisi di ahun 2010 erjadi inelasic arinya pada ahun ersebu penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di perbaikan besar aau kecil dari suau bangunan bukan empa inggal, jalan dan jembaan, insalasi jaringan lisrik, pelabuhan, erminal dan berbagai konsruksi lainnya. ahun lainnya menunjukkan krieria elasis Kegiaan ersebu dapa dilakukan oleh arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. 5) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Bangunan perusahaan konrakor aau secara langsung oleh perseorangan, badan pemerinah dan berbagai pihak lain. Penghiungan Nilai Produksi, Biaya Produksi, Penyusuan beriik olak dari hasil Pengolahan BPS Survei Konsruksi AKI dan NON AKI ahun Elasisias Tenaga Kerja pada sekor ini Sekor bangunan melipui kegiaan dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Bangunan Terhadap Produk Domesik Regional Tahun Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tenaga Kerja Pada Sekor Produk Domesik Bruo (PDRB) Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Bangunan Bangunan Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis Elasisias pada oal sekor bangunan juga menunjukkan kondisi di ahun 2010 erjadi inelasic sebesar -0,87 arinya pada ahun ersebu penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di ahun lainnya menunjukkan krieria elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja pada sekor bangunan dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. 16

7 6) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran Sub sekor perdagangan besar dan eceran Jenis kegiaan perhoelan yang dicakup melipui hoel, losmen, wisma, hosel, pesanggrahan, bungalow, pondok & sejenisnya, baik yang berbinang maupun yang idak berbinang. mencakup kegiaan pengumpulan dan Sub sekor ini mencakup kegiaan pendisribusian barang baru maupun bekas, oleh penyediaan bahan makanan dan minuman jadi produsen aau imporir kepada konsumen anpa yang langsung dikonsumsi/dihidangkan di mengubah benuk dan sifa barang-barang ersebu. Kegiaan pendisribusian/penyaluran dapa melalui pedagang besar maupun eceran. empa penjualan, baik dengan empa eap maupun idak eap/berpindah-pindah (dijajakan secara berkeliling). Kegiaan ersebu anara lain Pedagang besar adalah pedagang yang melipui usaha resoran, warung, kanin, jasa umumnya melayani pedagang eceran aau boga, kedai, bakso keliling dan sejenisnya. konsumen lain yang bukan konsumen Kegiaan sejenis yang dilakukan oleh sauan rumahangga, sedangkan Pedagang eceran usaha di sekor lain karena suli dipisahkan, adalah pedagang yang umumnya melayani digolongkan kedalam sekor yang konsumen rumahangga. mengusahakannya. Misalnya kegiaan resoran Sub sekor ini menyangku kegiaan unuk pelayanan amu hoel, digolongkan penyediaan akomodasi dengan menggunakan sebagai bagian usaha perhoelan. sebagian aau seluruh bangunan sebagai empa Penyerapan enaga kerja dari hasil penginapan, besera fasilias-fasilias lain yang perhiungan dengan menggunakan rumus menunjang, seperi binau, resoran, diskoik, empa olah raga, penyewaan ruangan, dsb. elasisias dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran Elasis , Elasis Elasis Elasis Elasis Elasisias pada oal sekor bangunan juga Sekor pengangkuan dan komunikasi mencakup menunjukkan kondisi di ahun 2010 erjadi inelasic kegiaan pengangkuan barang dan penumpang, baik sebesar -0,87 arinya pada ahun ersebu melalui dara, lau, sungai dan danau sera udara, penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di ahun lainnya menunjukkan krieria elasis arinya kegiaan pada ermasuk jasa penunjang angkuan dan kegiaan komunikasi. Dalam menganalisis daya serap enaga kerja sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan maka dilakukan hubungan anara perumbuhan enaga kerja pada sekor bangunan dan pada enaga kerja dengan perumbuhan Produk pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Domesik Regional Bruo yang dikenal dengan Kabupaen Muaro Jambi. 7) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Pengangkuan dan Komunikasi Elasisias Tenaga Kerja. Dari hasil perhiungan dengan menggunakan rumus elasisias dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Pengangkuan dan komunikasi Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Pengangkuan dan komunikasi Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Pengangkuan dan komunikasi Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis 17

8 Elasisias pada oal sekor pengangkuan dan komunikasi juga menunjukkan kondisi di ahun 2010 erjadi inelasic sebesar -0,54 arinya pada ahun ersebu penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di ahun lainnya menunjukkan krieria elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja pada sekor pengangkuan dan komunikasi dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. 8) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Penghiungan oupu dan nilai ambah bruo bank aas dasar harga berlaku didapa dari Bank Indonesia. Perkiraan nilai ambah bruo aas dasar harga konsan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi, yaiu menggunakan indeks harga konsumen sebagai deflaor. Sewa rumah mencakup segala kegiaan jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai empa inggal anpa memperhaikan apakah rumah ersebu milik sendiri aau rumah yang disewa. Unuk perkiraan oupu aas dasar harga berlaku dipakai daa raa-raa sewa rumah per kapia per bulan (hasil survei sosial ekonomi nasional/susenas). Pada ahun-ahun yang idak ada susenas, raa-raa sewa rumah per kapia per bulan dicari dengan menggerakkan indeks harga konsumen komponen perumahan dan dikalikan dengan jumlah penduduk perengahan ahun pada ahun yang bersangkuan. Sub secor Jasa melipui usaha kegiaan jasa yang pada umumnya diberikan kepada perusahaan seperi jasa pengacara, noaris, akunan, jasa arsiekur, konsulan eknik pajak, jasa pengadaan enaga kerja, pengolahan daa, periklanan, rise pemasaran, sewa menyewa mesin dan peralaan lainnya. Dalam menganalisis daya serap enaga kerja masing-masing sekor, maka dilakukan hubungan anara perumbuhan enaga kerja dengan perumbuhan Produk Domesik Regional Bruo yang dikenal dengan Elasisias Tenaga Kerja. Dari hasil perhiungan dengan menggunakan rumus elasisias dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Keuangan, Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor Keuangan, Persewaan & Jasa Persewaan & Jasa Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis Elasisias pada oal sekor keuangan, persewaan dan jasa juga menunjukkan kondisi di ahun 2010 erjadi inelasic sebesar - 1,89 arinya pada ahun ersebu penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di ahun lainnya menunjukkan krieria elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja pada sekor pengangkuan dan komunikasi dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. 9) Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Jasa-jasa Sekor Jasa-jasa melipui secor pemerinah dan swasa, penghiungan nilai ambah sub sekor ini berdasarkan daa realisasi pengeluaran Pemerinah Pusa (KPN, Polwil dan Korem), dan Pemerinah Daerah (Dafar K2 dan K3). Rincian produk sub sekor ini erdiri dari upah dan gaji Pegawai Pemerinah Pusa/Daerah, perkiraan komponen upah dari belanja pembangunan, diambah perkiraan penyusuan sebesar lima persen. Sedangkan pada secor swasa mencakup jasa social dan kemasyarakaan, jasa hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumah angga. Dari hasil perhiungan dengan menggunakan rumus elasisias dapa diliha hasilnya pada able beriku ini: Elasisias Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sekor Jasa-jasa Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi Selama Tahun Produk Domesik Bruo (PDRB) Tenaga Kerja Pada Sekor Jasa- Elasisias Tenaga Kerja Pada Sekor jasa Jasa-jasa Elasis , Elasis Inelasis Elasis Elasis 18

9 Elasisias pada oal sekor keuangan, persewaan dan jasa juga menunjukkan kondisi di ahun 2010 erjadi inelasic sebesar - 0,68 arinya pada ahun ersebu penambahan PDRB idak mampu menyerap enaga kerja pada secor ersebu. Teapi di ahun lainnya menunjukkan krieria elasis arinya kegiaan pada sekor ersebu mampu mengakibakan penyerapan enaga kerja pada sekor pengangkuan dan komunikasi dan pada pendapaan domesik regional bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi. b. Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja 1) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Sekor Peranian, Kehuanan dan Perikanan Dari hasil analisis dengan menggunakan meode regresi linear sederhana, dapa diarik suau benuk model persamaan. Dengan menggunakan banuan program kompuer SPSS 19.0 diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: Hasil Persamaan Regresi Sekor Sekor Peranian, Perkebunan, Kehuanan dan Perikanan 1 (Consan) Sekor Peranian, Perkebunan, Kehuanan dan Perikanan Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan (X1) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 1,871 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Muaro Jambi pun akan naik sebesar 1,871 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada secor sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan (X1), diperoleh nilai hiung = 4,452 dengan signifikansi sebesar 0,021 Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (4,452 > 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang posiif anara Penyerapan enaga kerja pada secor sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,021 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih kecil dari 0,05 juga menggambarkan ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada secor sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan (X1) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho diolak dan Ha dierima, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor peranian, perkebunan, kehuanan dan perikanan (X1) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) dierima. 2) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Perambangan dan Penggalian Dari hasil analisis diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: Hasil Persamaan Regresi Sekor Perambangan dan Penggalian 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Perambangan dan Penggalian Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor perambangan dan penggalian (X2) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin 19

10 inggi Penyerapan enaga kerja pada secor sekor perambangan dan penggalian erhadap sekor perambangan dan penggalian maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan Hasil signifikansi pengujian menguakan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 0,739 berari bahwa seiap peningkaan kondisi -hiung yang idak signifikan yaiu sebesar 0,236 menunjukkan bahwa nilai ersebu Penyerapan enaga kerja pada sekor lebih besar dari 0,05 juga menggambarkan ada perambangan dan penggalian sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor perambangan dan naik sebesar 0,739 persen. penggalian (X2) erhadap Produk Domesik Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan maka Ho dierima dan Ha diolak sehingga enaga kerja pada sekor perambangan dan hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang penggalian (X2), diperoleh nilai hiung = posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga 1,476 dengan signifikansi sebesar 0,236. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (1,476 < 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan idak ada pengaruh yang posiif anara Penyerapan enaga kerja pada kerja pada sekor perambangan dan penggalian (X2) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) diolak. 3) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Indusri Pengolahan Dari hasil analisis diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: Hasil Persamaan Regresi Sekor Indusri Pengolahan 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Indusri Pengolahan Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: abel sebesar 3,182. Maka hiung (2,740 < 3,182) lebih kecil dari nilai abel. Hal ini Dari hasil esimasi dikeahui bahwa menunjukkan idak ada pengaruh yang posiif koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor indusry pengolahan (X3) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor indusry pengolahan maka Produk Domesik Regional anara Penyerapan enaga kerja pada sekor indusry pengolahan erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,057 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih besar dari 0,05 juga menggambarkan idak ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai sekor indusry pengolahan (X3) erhadap koefisien regresi sebesar 0,845 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada sekor indusry pengolahan sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan naik sebesar 0,845 persen. Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho dierima dan Ha diolak, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor indusry Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - pengolahan (X3) erhadap Produk Domesik saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor indusry pengolahan (X3), diperoleh nilai hiung = 2,740 dengan Regional Bruo (PDRB) (Y) diolak. 4) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Lisrik, Gas & Air signifikansi sebesar 0,041. Dengan Dari hasil analisis diperoleh hasil esimasi menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai sebagai beriku: abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh Hasil Persamaan Regresi Sekor Lisrik, Gas & Air 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Lisrik,Gas & Air

11 Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air (X4) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 0,990 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan naik sebesar 0,990 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air (X1), diperoleh nilai hiung = 3,203 dengan signifikansi sebesar 0,049. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (3,203 > 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang posiif anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,049 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih kecil dari 0,05 juga menggambarkan ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air (X1) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho diolak dan Ha dierima, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Lisrik, Gas & Air (X1) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) dierima. 5) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Bangunan Dari hasil analisis diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: Hasil Persamaan Regresi Sekor Bangunan 1 (Consan) Penyerapan TK sekor Bangunan Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan (X5) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 1,010 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan naik sebesar 1,010 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan (X5), diperoleh nilai hiung = 2,384 dengan signifikansi sebesar 0,097. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (2,384 < 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan idak ada pengaruh yang posiif anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,097 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih besar dari 0,05 juga menggambarkan idak ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan (X5) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho dierima dan Ha diolak, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Bangunan (X5) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) diolak. 6) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Perdagangan, Hoel & Resoran Dari hasil analisis dengan menggunakan meode regresi linear sederhana, dapa diarik suau benuk model persamaan. Dengan menggunakan banuan program kompuer SPSS 19.0 diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: 21

12 Hasil Persamaan Regresi Sekor Perdagangan, Hoel & Resoran 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Perdagangan,Hoel & Resoran Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (12,137 > 3,182) lebih besar dari nilai abel. Dari hasil esimasi dikeahui bahwa Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang posiif koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada anara Penyerapan enaga kerja pada sekor sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran (X6) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran erhadap Perdagangan, Hoel dan Resoran maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 1,480 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan naik sebesar 1,480 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran (X1), diperoleh nilai hiung = 12,137 dengan signifikansi sebesar 0,001. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,001 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih kecil dari 0,05 juga menggambarkan ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran (X6) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho diolak dan Ha dierima, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Perdagangan, Hoel dan Resoran (X6) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) dierima. 7) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Pengangkuan dan Komunikasi Dari hasil analisis diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: Hasil Persamaan Regresi Sekor Pengangkuan dan Komunikasi 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Pengangkuan dan Komunikasi Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Pengangkuan dan Komunikasi (X7) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor Pengangkuan dan Komunikasi maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 0,981 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada secor perdagangan sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan naik sebesar 0,981 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Pengangkuan dan Komunikasi (X7), diperoleh nilai hiung = 3,745 dengan signifikansi sebesar 0,033. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (3,745 > 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang posiif anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Pengangkuan dan Komunikasi erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,033 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih kecil dari 0,05 juga menggambarkan ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja 22

13 pada sekor Pengangkuan dan Komunikasi (X7) erhadap Produk Domesik Regional Bruo 8) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Keuangan, Persewaan & (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho Jasa Perusahaan diolak dan Ha dierima, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan Dari hasil analisis dengan menggunakan meode regresi linear sederhana, dapa diarik signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada suau benuk model persamaan. Dengan sekor Pengangkuan dan Komunikasi (X7) menggunakan banuan program kompuer SPSS erhadap Produk Domesik Regional Bruo 19.0 diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: (PDRB) (Y) dierima. Hasil Persamaan Regresi Sekor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Keu,Sew & Jasa Perusahaan Dari hasil koefisien dikeahui bahwa posiif anara Penyerapan enaga kerja pada koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Persewaan, Keuangan & Jasa Perusahaan (X8) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor Persewaan, Keuangan & Jasa Perusahaan sekor Persewaan, Keuangan & Jasa Perusahaan erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,280 juga menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih besar dari 0,05 juga menggambarkan idak ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Persewaan, Keuangan maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) & Jasa Perusahaan (X8) erhadap Produk akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 0,561 berari bahwa seiap peningkaan Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho derima dan Ha diolak, Penyerapan enaga kerja pada sekor Persewaan, sehingga hipoesis yang menyaakan ada Keuangan & Jasa Perusahaan sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Persewaan, naik sebesar 0,561 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Persewaan, Keuangan Keuangan & Jasa Perusahaan (X8) erhadap & Jasa Perusahaan (X8), diperoleh nilai hiung = 1,316 dengan signifikansi sebesar 0,280. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka hiung (1,316 > 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan idak ada pengaruh yang Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) diolak. 9) Hasil Koefisien Penyerapan enaga kerja Pada Sekor Jasa-jasa Dari hasil analisis dengan menggunakan meode regresi linear sederhana, dapa diarik suau benuk model persamaan. Dengan menggunakan banuan program kompuer SPSS 19.0 diperoleh hasil esimasi sebagai beriku: Hasil Persamaan Regresi Sekor Jasa-jasa 1 (Consan) Penyerapan TK Sekor Jasa-jasa Dari persamaan regresi yang elah diperoleh maka dapa dibua inerpreasi sebagai beriku: Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa (X9) berpengaruh posiif erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hal ini erliha dari nilai koefisien yang posiif berari semakin inggi Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan semakin meningka. Nilai koefisien regresi sebesar 1,038 berari bahwa seiap peningkaan Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa sebesar 1% maka Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) akan naik sebesar 1,038 persen. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - 23

14 saisik diperoleh unuk variabel Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa (X9), diperoleh nilai hiung = 2,952 dengan signifikansi sebesar 0,060. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05, nilai abel dengan df = n-k-1 = = 3 diperoleh abel sebesar 3,182. Maka - hiung (2,952 < 3,182) lebih besar dari nilai abel. Hal ini menunjukkan idak ada pengaruh yang posiif anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,060 menunjukkan bahwa nilai ersebu lebih kecil dari 0,05 juga menggambarkan idak ada pengaruh yang signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa (X9) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y). Dengan demikian maka Ho dierima dan Ha diolak, sehingga hipoesis yang menyaakan ada pengaruh yang posiif dan signifikan anara Penyerapan enaga kerja pada sekor Jasa-jasa (X9) erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) (Y) diolak. D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Selama periode ahun dari hasil Elasisias penyerapan enaga kerja pada masing-masing secor menunjukkan kondisi sau ahun yaiu ahun 2010 erjadi inelasic aau idak elasic peningkaan PDRB erhadap penyerapan enaga kerja. Kondisi ini dimungkinkan dikarenakan pada ahun 2010 ersebu erjadi goncangan ekonomi secara global yang juga berdampak pada penerimaan masing-masing secor sehingga penyerapan enaga kerja di Kabupaen Muaro Jambi juga urun. Akan eapi.pada sekor perdagangan, hoel dan resoran di Kabupaen Muaro Jambi selama periode menunjukkan crieria semuanya elasis arinya sekor perdagangan, hoel dan resoran mampu memberikan konribusi dalam menyerap enaga kerja dan cukup ahan erhadap goncangan krisis ekonomi global. 2. Dari hasil esimasi dikeahui bahwa koefisien variabel Penyerapan enaga kerja pada semua secor menujukkan angka yang posiif dan cukup memberikan konribusi yang besar erhadap perumbuhan erhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) di Kabupaen Muaro Jambi. 3. Dan jika diliha dari hasil perhiungan uji - saisik diperoleh ada empa secor yaiu; secor peranian,perkebunan,kehuanan dan perikanan (secor 1), secor lisrik, gas dan air (secor 4), secor perdagangan, hoel & resoran (secor 6), secor pengangkuan dan komunikasi (secor 7),mampu menyerap enaga kerja seiring dengan perumbuhan PDRB yang meningka hal ini diandai dengan - hiung lebih besar dari nilai abel. Sedangkan secor lainnya yaiu; secor perambangan dan penggalian (secor 2), secor indusri pengolahan, (secor 3), secor bangunan (secor 5),, secor keuangan, sewa & jasa perusahaan (secor 8), dan secor jasa-jasa (secor 9), menunjukkan kondisi yang idak signifikan hal ini diandai dengan - hiung lebih kecil dari nilai abel. Arinya perumbuhan Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) di Kabupaen Muaro Jambi idak menunjukkan pengaruh penyerapan enaga kerja disekor-sekor ersebu. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis mengenai fakor-fakor yang mempengaruhi penyerapan enaga kerja dan perumbuhan PDRB maka saran yang dapa disampaikan adalah sebagai beriku : 1. Berdasarkan hasil peneliian menunjukan bahwa ada beberapa sekor yang menunjukkan kondisi signifikan arinya diharapkan pemerinah dapa lebih meningkakan lagi invesasi pada secorsekor ersebu eruama pada sekor perdagangan, hoel dan resoran. dapa dilakukan dengan cara memperbesar porsi Kredi Usaha Kecil secara umum kepada secor ersebu. 2. Salah sau fakor yang mendukung dalam perumbuhan secor-sekor adalah dengan menggeliakan kembali invesasi dan kualias sumber daya manusia dan perlunya perbaikan dalam iklim usaha dan permudahan izin usaha dalam invesasi. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin, 2009, Penganar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Perama. BPFE- UGM, Yogyakara. Azis, Iwan Jaya, 2004, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. Lembaga Penerbi Fakulas Ekonomi Universias Indonesia, Jakara. Jhingan, M. L Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. D. Gurino [penerjemah]. PT Raja Grafindo Persada, Jakara. Richardson, Harry, W Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Paul Siohang 24

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. Hilman Duko Paulus A.Pangemanan Theodora M.

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. Hilman Duko Paulus A.Pangemanan Theodora M. Agri-SosioEkonomiUnsra,ISSN 1907 4298, Volume 14 Nomor 1,Januari 2018 : 95-108 ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Hilman Duko Paulus A.Pangemanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STUDI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN/KOTA SE- JAWA TENGAH

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STUDI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN/KOTA SE- JAWA TENGAH ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STUDI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN/KOTA SE- JAWA TENGAH Oleh : Hasarini Dwi Amani Fakulas Ekonomi UNDIP Semarang E-mail : hasarini_dwi_amani@yahoo.com Absrac Economic growh

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripif 1. Perumbuhan Ekonomi Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau indikaor yang pening unuk menilai kinerja perekonomian suau negara, eruama unuk

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Paramia Rosmi 1, Gunawan Syahranau 2, Parini 2 1 Mahasiswa Agribisnis Fakulas Peranian Universias Islam Indragiri 2 Dosen Agribisnis Fakulas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci