PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka oong_karyono@rock .com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen Majalengka merupakan rumah saki milik pemerinah daerah, yang memiliki ugas dan anggung jawab memberikan pelayanan kesehaan bagi masyaraka Majalengka pada khususnya dan umumnya bagi masyaraka luar Majalengka. Oleh karena iu, pemerinah Kabupaen Majalengka dalam penyelenggaraan pelayanan harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan pasien. Namun permasalahannya saa ini, Pemerinah di dalam menyelenggarakan pelayanan publik masih banyakdijumpai kekurangan sehingga jika diliha dari segi kualias masih jauh dari yangdiharapkan masyaraka. Peneliian ini menggunakan meode kuaniaif dengan eknik analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda. Sampel yang digunakan adalah pasien rawa jalan pengguna askeskin yang dirawa inap minimal 2 hari yang menggunakan jasa pelayanan kesehaan di RSUD Kabupaen Majalengka. Sumber daa yang digunakan adalah daa primer (kuesioner) dan daa sekunder. Hasil peneliian menunjukkan bahwa facor-fakor pelayanan yang erdiri dari aspek ampilan fisik, kehandalan, daya anggap, jaminan dan empai seluruhnya memiliki pengaruh yang posiif dan signifikan erhadap rawa inap pesera Askeskin. Hasil peneliian menunjukkan bahwa pihak Rumah Saki perlu kiranya unuk meningkakan aspekaspek pelayanan dalam meningkakan kualias layanan Rumah Saki kepada pasiennya. Kaa Kunci : Kualias Pelayanan dan Kepuasan Pasien I. PENDAHULUAN Rumah saki merupakan suau organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehaan yang sehari-hari melakukan konak dengan pasien. Oleh karena iu sebuah rumah saki harus mampu memenuhi kebuuhan yang diperlukan oleh pasien, sehingga dapa meningkakan deraja kesehaan yang seinggi-ingginya. Kelanggengan suau rumah saki salah saunya dienukan dari banyaknya jumlah pasien yang berkunjung ke rumah saki unuk memperoleh jasa pelayanan kesehaan, semakin meningkanya jumlah kunjungan pasien maka semakin baik keberadaan rumah saki ersebu. Oleh karena iu, pemberian pelayanan yang berkualias merupakan unuan pada sebuah rumah saki erhadap pasiennya. Kualias pelayanan sanga pening pada rumah saki yang bergerak dalam bidang jasa. Menuru Tjipono (2008:85) menyaakan secara sederhana kualias pelayanan bias diarikan sebagai ukuran seberapa bagus ingka pelayanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspekasi pelanggan. Dengan demikian perusahaan dapa memahami harapan sera kebuuhan pelanggan agar dapa memuaskan pelanggan. Kualias yang diberikan oleh rumah saki, akan menimbulkan persepsi konsumen erhadap kualias yang diberikan kepadanya. Sering kali perbedaan anara harapan konsumen dengan persepsi konsumen erhadap kualias yang diberikan oleh perusahaan. Unuk mengeahui apakah rumah saki elah memberikan kualias jasa yang sesuai dengan harapan konsumen, maka perlu dilakukan evaluasi dari konsumennya. Kualias pelayanan dalam suau rumah saki jasa melipui lima dimensi melipui keandalan (reliabiliy), berwujud (angible), daya anggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empai (emphay). Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen Majalengka merupakan rumah saki milik pemerinah daerah, yang memiliki ugas dan anggung jawab memberikan pelayanan kesehaan bagi masyaraka Majalengka pada khususnya dan umumnya bagi masyaraka luar Majalengka. Oleh karena iu, pemerinah Kabupaen Majalengka dalam penyelenggaraan pelayanan harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan pasien. Namun permasalahannya saa ini, Pemerinah di dalam menyelenggarakan pelayanan publik masih banyakdijumpai kekurangan sehingga jika diliha dari segi kualias masih jauh dari yangdiharapkan masyaraka. Hal ini diunjukkan dengan masih munculnya berbagai keluhan masyaraka melalui media massa. Jika kondisi ini idak direspon oleh 103

2 pemerinah maka akan dapa menimbulkan cira yang kurang baik erhadap pemerinah sendiri. Menginga fungsi uama pemerinah adalah melayani masyaraka maka pemerinah perlu erus berupaya meningkakan kualias pelayanan publik (Men PAN, 2004 :5). Sesuai dengan amana undang-undang bahwa kesehaan adalah hak seiap warga negara dan masyaraka miskin menjadi anggungan pemerinah. Pemerinah mengadakan Asuransi Kesehaan Masyaraka Miskin (ASKESKIN). Penduduk yang memiliki kekurangan dalam hal perekonomian berhak unuk membua aau menggunakan Askeskin unuk kesehaan. Permasalahan yang dijumpai pada permasalahan Askeskin adalah mengenai pelayanan yang diberikan kepada pasien pengguna Askeskin dinilai belum opimal, hal ini didasarkan pada pemeriksaan penunjang yang belum dapa dilayani oleh RSUD Kabupaen Majalengka, sehingga dilaksanakan dengan pihak luar RSUD Kabupaen Majalengka. Kurang ersedianya oba-obaan yang sanga dibuuhkan oleh pesera Askeskin, sehingga mereka masih harus membeli diluar RSUD Kabupaen Majalengka (Sumber : Hasil observasi, 2016). Fakor-fakor di aas diharuskan pemerinah melakukan upaya-upaya perbaikan kualias pelayanan Askeskin, sehingga pelayanan ersebu dapa dirasakan manfaanya semaksimal mungkin dan meningkakan deraja kesehaan. Banyak fakor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan salah saunya adalah fakor pelayanan.kualias pelayanan guna mencapai. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawaan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Berdasarkan dari pemikiran ini dan uraian laar belakang di aas maka permasalahan yang diambil adalah: Pengaruh kualias pelayanan askeskin yang erdiri dari variabel Reliabiliy, Responsiveness, Assurance, Empahy dan Tangible erhadap pengunna Askeskin. II. METODE PENELITIAN Peneliian ini penulis menggunakan meode peneliian deskripif verifikaif. Menuru Arikuno (2006:8) : Peneliian deskripif yaiu peneliian yang berujuan unuk memperoleh deskripsi enang ciri-ciri variabel, sedangkan sifa peneliian verifikaif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suau hipoesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan daa di lapangan. Peneliian ini sebagai peneliian deskripif Jurnal J-Ensiec: Vol 03 No. 02, Mei 2017 verifikaif dengan pendekaan kuaniaif dan kuaniaif. Peneliian deskripif verifikaif, karena menyajikan gambaran ersrukur, facual, dan akura mengenai faka-faka yang berkaian dengan kualias pelayanan dan pengguna Askeskin RSUD Kabupaen Majalengka. Populasi yang akan dielii harus didenifisikan dengan jelas sebelum peneliiandilakukan (Tripriyono, 2005:76). Populasi dapa pula idak erbaas. Populasi memilikikarakerisik yang dapa diperkirakan dan diklasifikasikan sesuai dengan keperluanpeneliian. Aribu merupakan karakerisik khusus yang dapa dimiliki aau idak dimilikioleh seiap sampel. Populasi dalam peneliian ini adalah pasien pengguna askeskin yang dirawa inap minimal 2 hari yang menggunakan jasa pelayanan kesehaan di RSUD Kabupaen Majalengka, sebanyak 180 pasien. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakerisik yang dimiliki oleh populasi ersebu. Penenuan jumlah sampel dienukan dengan menggunakan beberapa meode anaralain dengan menggunakan rumus Slovin. Dari hasil penghiungan sampel diaas, maka jumlah sampel dalam peneliian ini dibulakan sebanyak 125 responden. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian validias dan Reliabilias Insrumen Pada pengujian validias daa, seluruh indikaor pada variabel pembenuk fakor-fakor pelayanan dan memiliki nilai r- hiung > r-abel (0,177), sehingga dikaegorikan bahwa seluruh indikaor pada variabel fakorfakor pelayanan memiliki validias yang cukup baik. Semenara pada pengujian reliabilias daa, seluruh dimensi pembenuk variabel fakor-fakor pelayanan dan memiliki nilai alpha > r-kriis; sehingga diasumsikan bahwa seluruh variabel peneliian memiliki kehandalan yang cukup baik. 2. Uji Asumsi Analisis Regresi Pemenuhan erhadap analisis linier berganda harus melewai pengujian kualias daa, di anaranya uji mulikolinearias, heeroskedasias dan normalias sebagaimana diuraikan sebagai beriku : a. Uji Mulikolinearias Uji mulikolinearias digunakan unuk mengeahui ada aau idaknya penyimpangan asumsi klasik mulikolinearias yaiu adanya 104

3 hubungan linear anar variabel independen dalam model. Prasyara yang harus erpenuhi dalam model adalah idak adanya mulikolinearias. Ada beberapa meode pengujian yang bisa digunakan dianaranya yaiu 1) dengan meliha nilai inflaion facor (VIF) pada model, 2) dengan membandingkan nilai koefisien deerminasi individual (r2) dengan nilai deerminasi secara serenak (R 2 ), dan 3) dengan meliha nilai eigen value dan condiion index. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji mulikolinearias dengan meliha nilai inflaion facor (VIF) pada model dan membandingkan nilai koefisien deerminasi individual (r2) dengan nilai deerminasi secara serenak (R2). Menuru Sanoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel ersebu mempunyai persoalan mulikolinearias dengan variabel bebas lainnya. Tabel 1 Hasil uji Mulikolinearias Model Collineariy Saisics Tolerance VIF (Consan) Buki_Fisik Kehandalan Daya_Tang gap Jaminan Empai Dari hasil di aas dapa dikeahui nilai variance inflaion facor (VIF) unuk variabel buki fisik sebesar 3,705; kehandalan sebesar 3,392, daya anggap sebesar 3,376, jaminan sebesar 3,814 dan empai sebesar 2,286 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa anar variabel independen idak erjadi persoalan mulikolinearias. b. Pengujian Heeroskedasias Uji heeroskedasisias digunakan unuk mengeahui ada aau idaknya penyimpangan asumsi klasik heeroskedasisias yaiu adanya keidaksamaan varian dari residual unuk semua pengamaan pada model. Prasyara yang harus erpenuhi dalam model adalah idak adanya gejala heeroskedasisias. Gambar 1 Hasil pengujian Heeroskedasias Diliha dari gambar idak ada pola yang jelas, sera iik-iik menyebar diaas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka idak erjadi heeroskedasisias. c. Pengujian Normalias Daa Uji normalias daa dimaksudkan unuk memperlihakan bahwa daa sampel berasal dari populasi yang berdisribusi normal. Ada beberapa eknik yang dapa digunakan unuk menguji normalias daa dengan Teknik Kolmogorov- Smirnov, dengan SPSS versi Uji Kolmogorov-Smirnov ermasuk dalam uji nonparamerik unuk kasus sau sampel. Uji ini digunakan unuk menguji asumsi normalias daa. Tes dalam uji ini adalah es goodness of fi yang mana es ersebu unuk mengukur ingka kesesuian anara disribusi serangkaian sampel (daa observasi) dengan disribusi eoriis erenu. Tabel 2 Hasil pengujian Normalias Daa Buki_ fisik Kehandalan Daya_ Tanggap Jaminan Empai Kepuasan_P asien N Mean Normal Parameers a,b Sd Deviaion Mos Absolue Exreme Posiive Differences Negaive Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-ailed)

4 Dari Hasil abel di aas menunjukkan uji normalias daa fakor-fakor pelayanan dengan, dengan menggunakan eknik analisis Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov- Smirnov. Hipoesis yang diuji adalah: Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdisribusi normal Ha : Sampel idak berasal dari populasi yang berdisribusi normal Dengan demikian, normalias dipenuhi jika hasil uji idak signifikan unuk suau araf signifikansi (α) erenu (biasanya α=0,05 aau α=0,01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalias daa idak erpenuhi. Cara mengeahui signifikan aau idak signifikan hasil uji normalias adalah dengan memperhaikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.) unuk meneapkan kenormalan, krieria yang berlaku adalah sebagai beriku: 1. Teapkan araf signifikansi uji misalnya α=0,05 2. Bandingkan p dengan araf signifikansi yang diperoleh 3. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdisribusi normal. 4. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdisribusi normal. 1 Model Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Unsandardized Sandardize Coefficiens d Pada hasil di aas diperoleh nilai signifikansi buki fisik sebesar p = 0,059, kehandalan sebesar p = 0,107, daya anggap sebesar p = 0,465, jaminan sebesar p=0,197,dan empai sebesar p=0,133 dan sebesar p=0,557 sehingga p > α. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdisribusi normal. d. Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Hipoesis 1. Perhiungan Konribusi Pengaruh Analisis linier berganda pada peneliian ini berujuan unuk mengeahui hubungan secara linear anara dua aau lebih variabel independen fakor-fakor pelayanan yang erdiri dari buki fisik, kehandalan, daya anggap, jaminan dan empai dengan variabel dependen (). Analisis ini unuk mengeahui arah hubungan anara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan posiif aau negaif dan unuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan aau penurunan. Adapun hasil analisis linier berganda diuraikan sebagai beriku : Coefficiens Bea 106 Sig. B Sd. Error (Consan) Buki_Fisik Kehandalan Daya_Tanggap Jaminan Empai Berdasarkan Tabel di aas, dapa dikeahui persamaan analisis linier berganda sebagai beriku : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X b n X n; Y = 0, ,147X 1 + 0,469X 2 +0,469X 3 + 0,175X 4 + 0,204X 5; Keerangan: Y = Kepuasan Pasien a = konsana b 1,b 2 = koefisien X 1 = buki fisik X 2 = kehandalan = daya anggap X 3

5 X 4 = jaminan X 5 = empai Persamaan di aas dapa dijelaskan sebagai beriku: a) Konsana sebesar 0,340; arinya jika buki fisik (X 1 ), kehandalan (X 2 ), daya anggap (X 3 ), jaminan (X 4 ) dan empai (X 5 ) nilainya adalah 0, maka harga (Y ) nilainya adalah sebesar 0,340.. b) variabel buki fisik (X 1 ) sebesar 0,147; arinya jika variabel independen lain nilainya eap dan buki fisik mengalami kenaikan 1%, maka nilai kepuasan pasien (Y ) akan mengalami kenaikan sebesar 0,147. c) variabel kehandalan (X 2 ) sebesar 0,467; arinya jika variabel independen lain nilainya eap dan kehandalan mengalami kenaikan 1%, maka nilai kepuasan pasien (Y ) akan mengalami kenaikan sebesar 0,467. d) variabel daya anggap (X 3 ) sebesar 0,031; arinya jika variabel independen lain nilainya eap dan daya anggap mengalami kenaikan 1%, maka nilai (Y ) akan mengalami kenaikan sebesar 0,031. e) variabel jaminan (X 4 ) sebesar 0,178; arinya jika variabel independen lain nilainya eap dan jaminan mengalami kenaikan 1%, maka nilai kepuasan pasien (Y ) akan mengalami kenaikan sebesar 0,178. f) variabel empai (X 5 ) sebesar 0,197; arinya jika variabel independen lain nilainya eap dan empai mengalami kenaikan 1%, maka nilai (Y ) akan mengalami kenaikan sebesar 0,197. Selanjunya dilakukan perhiungan mengenai konribusi pengaruh secara langsung yang diberikan oleh variabel independen erhadap variabel dependen, yang diuraikan sebagai beriku : a) Pengaruh langsung dari dimensi buki fisik (X 1 ) erhadap (Y) memiliki nilai koefisien / Sandardized Coefficiens sebesar 0,152; sehingga konribusi langsung yang diberikan oleh dimensi buki fisik sebesar (0,152) 2 x 100% = 2,31%. Arinya dimensi buki fisik memiliki pengaruh secara langsung erhadap kepuasan pasien sebesar 2,31%. b) Pengaruh langsung dari dimensi kehandalan (X 2 ) erhadap (Y) memiliki nilai koefisien / Sandardized Coefficiens sebesar 0,467; sehingga konribusi langsung yang diberikan oleh dimensi kehandalan sebesar (0,467) 2 x 100% = 21,81%. Arinya dimensi kehandalan memiliki pengaruh secara langsung erhadap sebesar 21,81%. c) Pengaruh langsung dari dimensi daya anggap (X 3 ) erhadap (Y) memiliki nilai koefisien / Sandardized Coefficiens sebesar 0,031; sehingga konribusi langsung yang diberikan oleh dimensi daya anggap sebesar (0,031) 2 x 100% = 0,0961%. Arinya dimensi daya anggap memiliki pengaruh secara langsung erhadap sebesar 0,0961%. d) Pengaruh langsung dari dimensi jaminan (X 4 ) erhadap (Y) memiliki nilai koefisien / Sandardized Coefficiens sebesar 0,178; sehingga konribusi langsung yang diberikan oleh dimensi jaminan sebesar (0,178) 2 x 100% = 3,168%. Arinya dimensi jaminan memiliki pengaruh secara langsung erhadap sebesar 3,168%. e) Pengaruh langsung dari dimensi empai (X 5 ) erhadap (Y) memiliki nilai koefisien / Sandardized Coefficiens sebesar 0,197; sehingga konribusi langsung yang diberikan oleh dimensi empai sebesar (0,197) 2 x 100% = 3,88%. Arinya dimensi empai memiliki pengaruh secara langsung erhadap sebesar 3,88%. 2. Deerminasi Unuk mengeahui besarnya pengaruh anara kedua variabel kepemimpinan kepala madrasah dan iklim organisasi erhadap kepuasan kerja adalah melalui perhiungan koefisien deerminasi. Deerminasi (R) didapa dari hasil pengkuadraan koefisien korelasi ( r ) aau R = r 2. Sejalan dengan iu, maka menuru Nugroho (1990 : 452) koefisien deerminasi (coefficien of deerminaion) diberi lambang r 2, yaiu koefisien yang menunjukan (o deermine = menceriakan berapa besar peranan fakor X 1 dan X 2 dalam menenukan besar Y). Pengaruh secara simulan dapa diliha dari nilai koefisien deerminasi sebagai beriku : Tabel 4 Deerminasi 107

6 Dari responden pasien pasca perawaan, dengan nilai (R = 0,923) maka koefisien deerminasi (R = R 2 = 0,923= 0,852) aau 85,20 %. Hal ini menunjukan pengaruh variabel X 1, X 2, X 3, X 4 dan X 5 sebesar 85,20%, sisanya 26,40% dipengaruhi oleh variabel lain yang idak dielii. Secara kuaniaif deerminasi 14,80% ersebu menunjukkan konribusi fakor-fakor pelayanan yang erdiri dari buki fisik, kehandalan, daya anggap, jaminan dan empai erhadap relaif besar dan mempunyai hubungan yang cukup kua. 3. Pengujian Hipoesis Pada peneliian ini uji hipoesis erdiri dari 2 bagian, yaiu hipoesis secara parsial dan simulan. Adapun penjelasan mengenai pengujian hipoesis diuraikan sebagai beriku : Pengujian I : Pengaruh buki fisik erhadap Hasil uji saisik pengaruh buki fisik erhadap dengan menggunakan hipoesis : H 0 : x1y = 0 : Buki fisik idak H 1 : x1y 0 : Buki fisik hiung > abel. Tabel 5 Pengaruh Buki fisik (X 1 ) erhadap (Y) hiung x1y 0,152 2, Ho diolak, pengaruh X 1 Hasil perhiungan di aas menunjukkan nilai hiung adalah 2,241 dengan ingka signifikansi dengan hasil yang diperoleh yaiu ( 0.027) < 0.05 sera -hiung (2,241) > -abel (1.979). Nilai -abel didapakan dengan rumus dk=n-k; sehingga nilai dk=125-5 didapa nilai -abel sebesar 1,979. Hasil di aas dideskripsikan bahwa H 0 diolak dan H 1 dierima, dengan demikian dapa disimpulkan bahwa buki fisik memiliki pengaruh erhadap. Pengujian II : Pengaruh kehandalan erhadap Hasil uji saisik pengaruh buki fisik erhadap dengan menggunakan hipoesis : H 0 : x2y = 0 : Kehandalan idak berpengaruh erhadap kepuasan pasien H 1 : x2y 0 : Kehandalan berpengaruh erhadap kepuasan pasien hiung > abel. Tabel 6 Pengaruh Kehandalan (X 2 ) erhadap (Y) hiung x2y 0,467 7, Ho diolak, pengaruh X 2 Hasil perhiungan di aas menunjukkan nilai hiung adalah 2,241 dengan ingka signifikansi dengan hasil yang diperoleh yaiu ( 0.000) < 0.05 sera -hiung (7,182) > -abel (1.979). Nilai -abel didapakan dengan rumus dk=n-k; sehingga nilai dk=125-5 didapa nilai -abel sebesar 7,182. Hasil di aas dideskripsikan bahwa H 0 diolak dan H 1 dierima, dengan demikian dapa disimpulkan bahwa kehandalan memiliki pengaruh erhadap. Pengujian III : Pengaruh daya anggap erhadap Hasil uji saisik pengaruh daya anggap erhadap dengan menggunakan hipoesis : H 0 : x3y = 0 : Daya anggap idak H 1 : x3y 0 : Daya anggap hiung > abel. 108

7 Tabel 7 Pengaruh daya anggap (X 3 ) erhadap (Y) hiung x3y 0,031 0, Ho dierima, idak pengaruh X 3 Hasil perhiungan di aas menunjukkan nilai hiung adalah 2,241 dengan ingka signifikansi dengan hasil yang diperoleh yaiu ( 0.633) > 0.05 sera -hiung (0,479) < -abel (1.979). Nilai -abel didapakan dengan rumus dk=n-k; sehingga nilai dk=125-5 didapa nilai -abel sebesar 0,479. Hasil di aas dideskripsikan bahwa H 0 dierima dan H 1 diolak, dengan demikian dapa disimpulkan bahwa daya anggap idak memiliki pengaruh erhadap. Pengujian IV : Pengaruh jaminan erhadap Hasil uji saisik pengaruh jaminan erhadap dengan menggunakan hipoesis : H 0 : x4y = 0 : Jaminan idak H 1 : x4y 0 : Jaminan berpengaruh erhadap kepuasan pasien hiung > abel. Tabel 8 Pengaruh Jaminan (X 4 ) erhadap (Y) hiung x4y 0,178 2, Ho diolak, pengaruh X 4 Hasil perhiungan di aas menunjukkan nilai hiung adalah 2,241 dengan ingka signifikansi dengan hasil yang diperoleh yaiu ( 0.011) < 0.05 sera -hiung (2,579) > -abel (1.979). Nilai -abel didapakan dengan rumus dk=n-k; sehingga nilai dk=125-5 didapa nilai -abel sebesar 2,579. Hasil di aas dideskripsikan bahwa H 0 diolak dan H 1 dierima, dengan demikian dapa disimpulkan bahwa jaminan memiliki pengaruh erhadap. Pengujian V : Pengaruh empai erhadap Hasil uji saisik pengaruh empai erhadap dengan menggunakan hipoesis : H 0 : x5y = 0 : Empai idak H 1 : x5y 0 : Empai berpengaruh erhadap kepuasan pasien hiung > abel. Tabel 9 Pengaruh Empai (X 5 ) erhadap kepuasan pasien (Y) hiung x5y 0,197 3, Ho diolak, pengaruh X 5 Hasil perhiungan di aas menunjukkan nilai hiung adalah 2,241 dengan ingka signifikansi dengan hasil yang diperoleh yaiu ( 0.000) < 0.05 sera -hiung (3,700) > -abel (1.979). Nilai -abel didapakan dengan rumus dk=n-k; sehingga nilai dk=125-5 didapa nilai -abel sebesar 3,700. Hasil di aas dideskripsikan bahwa H 0 diolak dan H 1 dierima, dengan demikian dapa disimpulkan bahwa empai memiliki pengaruh erhadap. Pengujian VI : Pengaruh buki fisik, kehandalan, daya anggap, jaminan dan empai erhadap. Hasil uji saisik pengaruh buki fisik, kehandalan, daya anggap, jaminan dan empai erhadap secara simulan dengan menggunakan hipoesis : H 0 : x1y; x2y; x3y; x4y; x5y = 0 buki fisik, kehandalan, daya anggap, jaminan dan empai idak berpengaruh erhadap buki fisik, kehandalan, H 1 : x1y; x2y; x3y; x4y; daya anggap, jaminan dan x5y 0 empai berpengaruh erhadap F hiung > F Tabel 109

8 Tabel 10 Pengaruh buki fisik (X 1 ), kehandalan (X 2 ), daya anggap (X 3 ), jaminan (X 4 ) dan empai (X 5 ) erhadap (Y) deerminasi f hiung x5y 0, , Ho diolak, pengaruh X 1, X 2, X 3, X 4 dan X 5 Sraegy and Informaion Technology. John Wiley and Sons.Inc, USA. Dari abel di aas, erliha bahwa F hiung adalah 136,827 dengan nilai = 0,000, lebih kecil dari 0,05 (α), dengan demikian H 0 diolak dan H 1 dierima sehingga dapa disimpulkan bahwa buki fisik (X 1 ), kehandalan (X 2 ), daya anggap (X 3 ), jaminan (X 4 ) dan empai (X 5 ) berpengaruh erhadap. IV. KESIMPULAN Berdasarkan uji hipoesis yang dilakuan, secara parsial baik kualias pelayanan memiliki pengaruh posiif dan signifikan erhadap di Rumah Saki Umum Daerah Kabupaen Majalengka. Begiu juga secara simulan kedua variabel kualias pelayanan secara bersama-sama memiliki pengaruh posiif dan signifikan erhadap di Rumah Saki Umum Daerah Kabupaen Majalengka dan dimenasi kehandalan memiliki pengaruh yang lebih dominan erhadap Rumah Saki Umum Daerah Kabupaen Majalengka. Namun jika diliha dari masing-masing dimensi edapa dimensi daya anggap idak, namuan secara simulan hubungan masing-masing variabel bebas dan erkai masih dalam kaegori nilai cukup meskipun bernilai posiif dan signifikan. V. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi Prosedur Peneliian Suau Pendekaan Prakik. Jakara : Rineka Cipa. Koler, Philip Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implemenasi, dan Konrol. Jakara : PT. Prehallindo. Lupiyoadi, Ramba, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empa, Jakara. Tjipono, Fandy. 2008, Sraegi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakara. Zikmund, William G, Mcleod, Raymond, Gilber, Faye W. (2003). Cusomer Relaiondhip Managemen : Inegraing Markeing 110

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015 FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN KONFLIK KOGNITIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KABUPATEN MERAUKE Caecilia Henny Seya Wai Universias Musamus Merauke

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment Media Sudi Ekonomi ISSN 2502-6690 (Online) ISSN 14104814 (Paper) Vol.20 No.1, Januari Juni 2017 www.journal.ua45jakara.ac.id Jurnal Online Inernasional & Nasional Universias 17 Agusus 1945 Jakara ===================================================================

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 1, No.2, April 2014

KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 1, No.2, April 2014 74 PENGARUH PENGGUNAAN E-TICKET TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PT. MATAHARI GRAHA FANTASI JAKARTA (TIMEZONE) Oleh: Theobaldus Boro Tura ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi, pola perkembangan eknologi

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

ANALSISI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA SYARIAH DI SUMATERA BARAT

ANALSISI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA SYARIAH DI SUMATERA BARAT ANALSISI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA SYARIAH DI SUMATERA BARAT Ainun Mardiah Fakulas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau ainun_pbr@yahoo.com Herlinda Fakulas

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci