SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE"

Transkripsi

1 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELETRE Wilan Fauzi Pogam Stui Infomatika, Fakultas MIPA, Uniesitas Jeneal Ahma Yani Jl. Teusan Jeneal Suiman, imahi, Jawa Baat 485 Telp. () wilansite.99@gmail.om ABSTRAK Keluahan igugu Tengah meupakan salah satu Pemeintahan yang beaa i Keamatan imahi Tengah, menapatkan bebeapa bantuan ai Pemeintah, iantaanya bantuan ana Rutilahu. Dalam poses pembangunan sistem penukung keputusan ini menggunakan metoe Elete. Metoe Elete meupakan salah satu metoe pengambilan keputusan multi kiteia beasakan paa konsep outanking engan menggunakan pebaningan bepasangan ai altenatif-altenatif beasakan setiap kiteia yang sesuai. Metoe ini ipilih kaena mampu menyelesaikan ekomenasi ai kasus multi kiteia alam penentuan alon peneima bantuan ana Rutilahu. Beasakan hasil pengujian, sistem yang ibangun apat membantu pengambilan keputusan paa bagian BKM (Baan Keswaayaan Masyaakat) pogam bantuan ana Rutilahu engan epat an tepat engan hasil yang objektif an tiak memihak paa salah satu penuuk. Kata Kuni: Rutilahu, Sistem Penukung Keputusan, Elete.. PENDAHULUAN. Lata Belakang Rumah sebagai salah satu kebutuhan asa manusia menjai kebutuhan yang haus ipehatikan kaena menyangkut kesejahteaan masyaakat. Kebutuhan akan umah layak huni semakin meningkat, namun tiak seiing engan meningkatnya taaf hiup masyaakat ekonomi lemah yang menghauskan hiup alam umah yang tiak layak huni. Bantuan ana Rutilahu (Rumah Tiak Layak Huni) meupakan pogam pemeintah yang beupa bantuan ana untuk pebaikan umah yang tiak layak huni. Bantuan ana Rutilahu ini haus apat tepat sasaan kepaa penuuk tiak mampu yang memenuhi kiteia-kiteia sebagai syaat peneima bantuan ana Rutilahu, sehingga penuuk tiak mampu peneima bantuan ana Rutilahu apat meneima bantuan tesebut. Dalam pelaksanaannya, penuuk tiak mampu yang behak meneima bantuan umah tiak layak huni itentukan oleh BKM (Baan Keswaayaan Masyaakat). Untuk menentukan layak tiaknya, penuuk haus memenuhi kiteia yang telah itentukan yaitu ai konisi umah (bangunan) yang meliputi konisi luas uangan, konisi jenis lantai, konisi jenis atap, konisi jenis ining, konisi sumbe peneangan (listik), konisi pembuangan akhi (w), an konisi sumbe ai minum. Akan tetapi pihak penentuan alam hal ini yaitu pihak BKM masih mengalami kesulitan sepeti alam pengolahan atanya membutuhkan ketelitian, sehingga memungkinkan tejainya angkap ata juga tejainya kesalahan alam penentuan penuuk yang haus iutamakan, sehingga ipelukan suatu sistem penukung keputusan yang apat membantu alam menentukan siapa yang behak iahulukan alam menapatkan bantuan ana Rutilahu. Salah satu metoe yang igunakan untuk sistem penukung keputusan aalah metoe Elete (Elimination an hoie Tanslation Reality). Metoe Elete meupakan salah satu metoe pengambilan keputusan multi kiteia beasakan paa konsep outanking engan menggunakan pebaningan bepasangan ai altenatif-altenatif beasakan setiap kiteia yang sesuai. Metoe ini igunakan kaena mampu menyelesaikan ekomenasi ai kasus multi kiteia alam penentuan alon peneima bantuan ana utilahu. Penelitian sebelumnya penggunaan metoe Elete igunakan untuk pemilihan pouksi sepatu an sanal (Akshaei, 3), untuk pemilihan sepea moto hona (Agung, 8), untuk pemilihan tanaman toga (Sana, 8), an untuk menentukan kenaikan pangkat an gaji bekala (Sutisno, 3)... Rumusan Masalah Aanya kesulitan pengolahan ata penuuk alon peneima bantuan ana Rutilahu alam poses penyeleksiannya kaena membutuhkan ketelitian, sehingga memungkinkan tejainya angkap ata juga tejainya kesalahan alam penentuan penuuk yang haus iutamakan, sehingga ipelukan suatu sistem tekomputeisasi yang apat meekomenasikan siapa yang behak iahulukan alam menapatkan bantuan ana Rutilahu. 43

2 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6.3 Tujuan Tujuan ai penelitian ini yaitu membuat sistem yang membeikan ekomenasi ataupun usulan peneima bantuan ana Rutilahu untuk menukung pengambil keputusan engan menggunakan metoe Elete (Elimination an hoie Tanslation Reality).4 Metoologi Penelitian Metoe yang igunakan i alam penentuan peneima bantuan ana umah layak huni ini engan menggunakan metoe Elete (Elimination an hoie Tanslation Reality). Masukan Data : Data Kiteia Rumah Tiak Layak Huni Poses : Menentukan ating keookan setiap altenatif paa setiap kiteia Menentukan bobot pefeensi Pehitungan menggunakan metoe elete Keluaan Data : Rekomenasi peneima bantuan ana umah tiak layak huni Gamba. Metoologi Penelitian Keteangan : Dalam metoologi penelitian ini aa 3 tahapan, yaitu :. Masukan Dalam metoe penelitian ini masukannya aalah ata ai setiap altenatif untuk setiap kiteia. Altenatif yang imaksu isini aalah masyaakat alon peneima bantuan ana umah layak huni.. Poses Dalam tahapan keua, teapat bebeapa langkah yang i lakukan, alam metoe elete yaitu sebagai beikut : a. Nomalisasi matiks keputusan Matiks keputusan tenomalisasi meupakan pehitungan pebaningan ai setiap altenatif beasakan kiteia yang iapatkan ai hasil nilai tebobot paa fungsi keanggotaan masing-masing altenatif. b. Pembobotan matiks Pembobotan matiks tenomalisasi meupakan hasil pekalian ai nomalisasi matiks keputusan engan bobot kiteia yang iambil ai ata-ata jumlah altetanif yang aa.. Menentukan onoane ine an isoane ine onoane ine an isoane ine iapatkan ai hasil pebaningan antaa setiap altenatif yang telah iapatkan.. Menghitung onoane set an isoane set onoane an isoane iapatkan ai poses menentukan onoane ine an isoane ine. Hasil ai onoane iapatkan ai penjumlahan bobot setiap altenatif, an hasil isoane iapatkan ai pembagian setiap altenatif yang telah aa ai isoane ine. e. Menentukan matiks onoane an matiks isoane Matiks onoane an isoane iapatkan ai pebaningan antaa pehitungan onoane an isoane engan matik tenomalisasi yang telah ihitung sebelumnya. f. Menentukan aggegate ominane matiks Agegat ominan iapatkan engan membaningkan antaa matiks onoane engan nilai theshol onoane an theshol isoane, sehingga menapatkan matiks yang benilai atau. g. Eliminasi altenatif yang less faouable Dalam poses ini elete meankingkan setiap altenatif yang aa engan menyesuaikan setiap pehitungan yang telah ilakukan paa poses sebelumnya. 3. Keluaan Keluaan yang ihasilkan yaitu beupa peankingan an ekomenasi peneima yang layak meneima bantuan ana umah layak huni.. PEMBAHASAN. Pogam Bantuan Dana Rutilahu Unang-unang No. Tahun tentang Peumahan an Kawasan Pemukiman, bahwa setiap oang behak hiup sejahtea lahi an batin, betempat tinggal an menapatkan lingkungan hiup yang baik an sehat. Rumah memiliki fungsi yang sangat besa bagi iniiu an keluaga tiak saja menakup aspek fisik, tetapi juga mental an sosial. Untuk menunjang fungsi umah sebagai tempat tinggal yang baik maka haus ipenuhi syaat fisik yaitu aman sebagai tempat belinung, seaa mental memenuhi asa kenyamanan an seaa sosial apat menjaga piasi setiap anggota keluaga, 433

3 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6 menjai meia bagi pelaksanaan bimbingan seta peniikan keluaga.. Sistem Penukung Keputusan Sistem penukung keputusan meupakan sistem infomasi inteaktif yang menyeiakan infomasi, pemoelan, an pemanipulasian ata. Sistem ini igunakan untuk membantu i alam poses pengambilan keputusan alam situasi yang semitestuktu an situasi yang tiak testuktu, imana tiak seoangpun tahu seaa tiak pasti bagaimana keputusan sehausnya ibuat. Sistem penukung keputusan biasanya ibangun untuk menukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengealuasi suatu peluang. Sistem penukung keputusan lebih itujukan untuk menukung manajemen alam melakukan pekejaan yang besifat analitis alam situasi yang kuang testuktu an engan kiteia yang kuang jelas. Sistem penukung keputusan tiak imaksukan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi membeikan peangkat inteaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan bebagai analisis menggunakan moel-moel yang teseia (Kusini, 7)..3 Elete (Elimination an hoie Tanslation Reality) Elete meupakan salah satu metoe pengambilan keputusan yang multikiteia beasakan paa konsep outanking engan menggunakan pebaningan bepasangan ai altenatif-altenatif beasakan setiap kiteia yang sesuai. Metoe Elete igunakan paa konisi imana altenatif yang kuang sesuai engan kiteia akan ieliminasi, an altenatif yang sesuai apat ihasilkan, engan kata lain Elete igunakan untuk kasus-kasus engan banyak altenatif. Namun, hanya seikit kiteia yang ilibatkan. Suatu altenatif ikatakan menominasi altenatif yang lainnya jika satu atau lebih kiteianya melebihi (ibaningkan engan kiteia ai altenatif yang lain) an sama engan kiteia lain yang tesisa (Kusumaewi, 6). Langkah-langkah yang ilakukan alam penyelesaian masalah menggunakan metoe Elete aalah sebagai beikut :. Nomalisasi matiks keputusan Dalam poseu ini, setiap atibut iubah menjai nilai yang ompaeable. Setiap nomalisasi apat ilakukan engan pesamaan (.) : m i, Untuk i =,,3, m an j =,,3, n (.) Keteangan : = nomalisasi pengukuan pilihan ai altenatif an kiteia. m = Altenatif. n = Kiteia. Sehingga iapat matiks R hasil nomalisasi R m m n n R aalah matiks yang telah inomalisasi atau isebut nomalize eision mati. Dimana m menyatakan altenatif, n menyatakan kiteia an mn aalah nomalisasi pengukuan pilihan ai altenatif ke- i alam hubungannya engan kiteia ke- j.. Pembobotan paa matiks yang telah inomalisasi. Setelah inomalisasi, setiap kolom ai matiks R ikalikan engan bobot-bobot (w ) yang itentukan oleh pembuat j keputusan. Sehingga, wighte nomalize mati aalah RW aalah yang itulis pesamaan (.). n n.. = m m mn RW w w w m Dimana W aalah : w W w w w w m wn wn wn, an n w n n mn 434

4 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6 n i w (.) 3. Menentukan onoane an isoane ine Untuk setiap pasang ai altenatif k an l ( k, l,,3,, m an k ) kumpulan kiteia J ibagi menjai ua subsets, yaitu onoane an isoane. Bilamana sebuah kiteia alam satu altenatif temasuk onoane aalah : j kj,, untuk j,,3,, n (.3) Sebaliknya, komplemente ai subset ini aalah isoane, yaitu bila : D k kj j,, untuk j,,3,, n Keteangan : = himpunan onoane. D kj = himpunan isoane. = ineks ai matiks. = ineks ai matiks. (.4) 4. Hitung matiks onoane an isoane a. onoane Untuk menentukan nilai ai elemen-elemen paa matiks onoane aalah engan menjumlahkan bobot-bobot yang temasuk alam subset onoane : j w w j (.5) Sehingga matiks onoane yang ihasilkan aalah : m m 3 3 m3 n n b. Disoane Untuk menentukan nilai ai elemen-elemen paa matiks isoane aalah engan membagi maksimum selisih nilai kiteia yang temasuk alam subset isoane engan maksimum selisih nilai seluuh kiteia yang aa, seaa matematisnya aalah : ma( ) ; m, n, mn mnln ma( ) ; m, n,,3, mn ln (.6) Selanjutnya ipeoleh matiks isoane : D m m 3 3 m3 n n 5. Menentukan matiks ominan onoane an isoane a. onoane Matiks ominan onoane apat ibangun engan bantuan nilai theshol, yaitu engan membaningkan setiap nilai elemen matiks onoane engan nilai theshol. (.7) Dengan nilai theshol, aalah : n n k l m *( m ) (.8) Dan setiap elemen matiks F sebagai matiks ominan onoane itentukan sebagai beikut : f, jika an f, jika (.9) b. Disoane Untuk membangun matiks ominan isoane juga menggunakan bantuan nilai theshol, yaitu : n n k l m *( m ) (.) Dan nilai setiap elemen untuk matiks G sebagai matiks ominan isoane itentukan sebagai beikut : g, jika g (.), jika 435

5 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6 6. Menentukan aggegate ominane mati Langkah selanjutnya aalah menentukan aggegate ominane mati sebagai matiks E, yang setiap elemennya meupakan pekalian antaa elemen matiks F engan elemen matiks G, sebagai beikut : e f * g (.) 7. Eliminasi altenatif yang less faouable Matiks E membeikan uutan pilihan ai setiap altenatif, yaitu bila maka e altenatif Ak meupakan pilihan yang lebih baik aipaa sehingga bais alam A matiks E yang memiliki jumlah e paling seikit apat ieliminasi. Dengan emikian altenatif tebaik aalah yang menominasi altenatif lainnya..4 Poses Data Masukan Data yang igunakan sebagai masukan meliputi konisi uangan, konisi lantai, konisi atap, konisi ining, konisi sumbe peneangan (Listik), konisi pembuangan akhi (W), an konisi ai minum. Kiteia ata masukan tesebut meupakan inikato yang igunakan untuk ekomenasi alon peneima bantuan ana umah tiak layak huni. Tabel. Poses Data Masukan No. A A A A3 A4 m 9m 9m 9m Kayu Keamik Semen Kayu (Ai) 3 Genteng Asbes Seng Genteng 4 Bambu Tiplek Tembok Tiplek 5 45 Watt 9 Watt 45 Watt 9 Watt 6 Kolam Kolam Sungai Sungai 7 Keteangan : Ai Kemasan A : Altenatif A : Daan Heyana A : Asep Suheman A3 : Dei Nazi A4 : Ajat Sujana Sumu Bo : Kiteia : Konisi Luas Ruangan : Konisi Jenis Lantai 3 : Konisi Jenis Atap 4 : Konisi Jenis Dining Sumu Bo Ai Kemasan 5 : Konisi Sumbe Peneangan (Listik) 6 : Konisi Tempat Pembuangan Akhi (W) 7 : Konisi Sumbe Ai Minum.5 Paposes Tahap paposes paa metoe Elete yaitu menentukan ating keookan paa setiap kiteia. Rating keookan itentukan beasakan ai hasil wawanaa engan Fasilitato bantuan ana umah tiak layak huni Teguh Mulyono, teii ai : a. Konisi Luas Ruangan Sempit = (<= 9 Mete²) Seang = (-3 Mete²) Leba = 3 (>4 Mete²) b. Konisi Jenis Lantai Buuk = (Tanah, Bambu, Kayu) Seang = (Semen/Ai) Baik = 3 (Keamik). Konisi Jenis Atap Buuk = (Seng, Ijuk) Seang = (Genteng, Asbes) Baik = 3 (Beton). Konisi Jenis Dining Buuk = (Bambu, Rumbia) Seang = (Seng, Tiplek) Baik = 3 (Tembok, Beton) e. Konisi Sumbe Peneangan (Listik) Buuk = (<= 45 Watt) Seang = (9-3 Watt) Baik = 3 (>. Watt) f. Konisi Pembuangan Akhi (W) Buuk = (Lubang Tanah) Seang = (Kolam, Sawah, Sungai) Baik = 3 (Tangki, SPAL) g. Konisi Sumbe Ai Minum Buuk = (Ai Hujan, Ai Sungai) Seang = (Sumu Bo, Pompa) Baik = 3 (Ai Kemasan/Ai Isi Ulang. Bobot untuk setiap kiteia iapat ai hasil wawanaa besama Teguh Mulyono yaitu Fasilitato bantuan ana umah tiak layak huni, engan ketentuan sebagai beikut : W={3, 3, 4, 4,,, }, keteangan bobot W sebagai beikut :. Ineks (W) iisi engan angka 3 yang menunjukkan bobot untuk konisi uangan.. Ineks (W) iisi engan angka 3 yang menunjukkan bobot untuk konisi lantai. 3. Ineks 3 (W3) iisi engan angka 4 yang menunjukkan bobot untuk konisi atap. 4. Ineks 4 (W4) iisi engan angka 4 yang menunjukkan bobot untuk konisi ining. 5. Ineks 5 (W5) iisi engan angka yang menunjukkan bobot untuk konisi sumbe peneangan (listik). 436

6 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6 6. Ineks 6 (W6) iisi engan angka yang menunjukkan bobot untuk konisi pembuangan akhi (W). 7. Ineks 7 (W7) iisi engan angka yang menunjukkan bobot untuk konisi sumbe ai minum..6 Hasil Paposes Tabel. Hasil Paposes Kiteia Altenatif A 3 A 3 A3 3 A4 3.7 Poses Elete. Nomalisasi matiks keputusan Tahap ini setiap atibut iubah menjai nilai yang ompaable sepeti paa Pesamaan (.). R R R R 3,66 3,66 3, , ,6,634,36,36,634 7 Dan seteusnya sampai sehingga iapat matiks R hasil nomalisasi sepeti paa Pesamaan (.), sebagai beikut :,634,36 R,36,634,58,7746,564,58,5547,5547,773,5547,357,474,77,474,36,634,36,634,5,5,5,5,5883,39,39,5883. Pembobotan paa matiks yang telah inomalisasi. Matiks meupakan hasil pekalian R engan W (bobot), imana W={3, 3, 4, 4,,, }. Untuk menai matiks ihitung beasakan paa Pesamaan (.3), sebagai beikut :,897,9486,9486,897,7746,338,549,7746,88,88,9,88,948,8856,884,8856,634,698,634,648,5883,39,39, Menentukan himpunan onoane an isoane ine. Menentukan himpunan onoane sepeti paa Pesamaan (.5), sebagai beikut :,897,9486,7746,338,88,88 3 3,948, ,634, ,5883, Dan seteusnya hingga 43. Tabel 3. Himpunan onoane Himpunan {,3,6,7} 3 {,3,5,6,7} 4 {,,3,6,7} {,3,4,5,6} 3 {,,3,5,6,7} 4 {,3,4,5,6} 3 {,4,5,6} 3 {,4,6,7} 34 {,4,6} 4 {,,3,4,5,6,7} 4 {,3,4,5,6,7} 43 {,3,5,6,7} Menentukan himpunan isoane sepeti paa Pesamaan (.6), sebagai beikut : D,897,9486,7746,338,88,88 3 3,948, ,634, ,5883,

7 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6 Dan seteusnya hingga D43. Tabel 4. Himpunan Disoane D Himpunan D {,4,5} D3 {,4} D4 {4,5} D {,7} D3 {4} D4 {,7} D3 {,3,7} D3 {,3,5} D34 {,3,5,7} D4 {} D4 {} D43 {,4} 4. Hitung matiks onoane an isoane. Menghitung onoane menggunakan pesamaan (.7), sebagai beikut : W W 3 W 6 W W W W 3 5 W 6 W W W W 3 W 6 W an seteusnya hingga 43. Nilai ai komponen matiks isusun beasakan himpunan onoane engan bobot (W) an umlahkan, sehingga menghasilkan matiks onoane sebagai beikut : D D3,7746,338 ;,948,8856 ;,634,648 ma,897,9486 ;,7746,338 ;,88,88 ; ma,948,8856 ;,634,648 ; ;,5883,39 ma,549 ;,948 ;,634,9486 ;,549 ;,948 ;,634 ; ma,96,549,549 ma,7746,549 ;,948,884,897,9486 ;,7746,549 ;,88 ma,948,884 ;,634,634 ; ;,5883,39 ma,7746 ; ma,9486 ;,7746 ;,8856,8856,9 ;,8856,96 ;,8856 ;,96 an seteusnya hingga, sehingga menghasilkan matiks isoane sebagai beikut :,63 D,5884,8496,8496,63 5. Menentukan theshol ai matiks ominan onoane an isoane. Theshol iapat ai penjumlahan seluuh elemen matiks ibagi ukuan matiks. Menghitung matiks ominan onoane menggunakan pesamaan (.), sebagai beikut : *(4 ) 56 3 Menghitung isoane. Untuk menghitung nilai ai elemen paa matiks isoane aalah engan membagi maksimum selisih nilai kiteia yang temasuk alam subset isoane engan maksimum selisih nilai seluuh kiteia yang aa, seaa matematisnya sepeti paa Pesamaan (.8), sebagai beikut : Sehingga, matiks ominan onoane aalah : F Menghitung matiks ominan isoane mengunakan Pesamaan (.), sebagai beikut : 438

8 Semina Nasional Teknologi Infomasi an Komunikasi 6 (SENTIKA 6) ISSN: Yogyakata, 8-9 Maet 6,63,8496,63,5884,8496 D 4*(4 ) 9,5 Sehingga, matiks ominan isoane aalah : G 6. Menentukan aggegate ominane mati Matiks membeikan uutan pilihan altenatif sehingga alam matiks yang memiliki angka ieliminasi. Dengan emikian, altenatif tebaik aalah altenatif yang menominasi altenatif lainnya. Menentukan matiks seaa matematis menggunakan Pesamaan (.4), sebagai beikut : F G 7. Eliminasi altenatif yang less faouable Matiks E ihasilkan ai pekalian matiks F an matiks G, sebagai beikut : E konisi jenis ining, konisi sumbe peneangan (listik), konisi tempat pembuangan akhi (w), an konisi ai minum sehingga apat membantu Baan Keswaayaan Masyaakat (BKM) alam poses penentuan alon peneima bantuan ana Rutilahu. Sistem menghasilkan keluaan beupa ekomenasi alon peneima bantuan ana Rutilahu yang layak meneima bantuan beasakan anking tebaik. Hasil pengujian kualitas seaa fungsional sistem menggunakan blak bo testing sesuai engan peanangan yang telah ibangun. PUSTAKA Agung A, Gee I, Sistem Penukung Keputusan Pemilihan Sepea Moto Hona Menggunakan Metoe ELETRE Bebasis Web, STIKom Junal, olume Nomo, Septembe 8, Suabaya. Daihaini, U.D,, Komputeisasi Pengambil Keputusan, Ele, Meia Komputino, Jakata. Kusini, 7, Konsep an Aplikasi Sistem Penukung Keputusan, Yogyakata: Ani. Kusumaewi, Si., Hatati., Hajoko., Waoyo. 6. Fuzzy Multy Attibute Deision Making (FUZZY MADM). Yogyakata: Gaha Ilmu. R. M. U. W. Syeil Akshaei, Sistem Penukung Keputusan Pemilihan Pouksi Sepatu an Sanal Dengan Metoe Elete Junal Online Matematika S Euekamatika, ol I, 3. Sana T. T., Sistem Penukung Keputusan untuk Pemilihan Tanaman Toga engan Metoe ELETRE, STIKom Junal, ol No, Septembe 8, Suabaya. Sutisno, Pembangunan Sistem Penukung Keputusan Kenaikan Pangkat an Kenaikan Gaji Bekala paa Dinas Pengelolaan Sumbe Daya Ai (PSDA) Poinsi Jawa Baat, Banung: Pepustakaan UNIKOM, 3. Hasil ai pehitungan engan metoe Elete maka ipeoleh peingkat yang paling tinggi yaitu Daan Heyana, Asep Suheman, an Ajat Sujana kaena jika menginikasikan bahwa altenatif meupakan altenatif tepilih. 3. KESIMPULAN Paa penelitian ini telah menghasilkan sebuah sistem untuk menentukan alon peneima bantuan ana umah tiak layak huni engan meneapkan metoe Elete. Metoe Elete paa sistem ini apat melakukan poses eliminasi an menghasilkan altenatif yang lebih menominasi altenatif lainnya alam meekomenasikan alon peneima bantuan ana Rutilahu engan kiteia yaitu konisi luas uangan, konisi jenis lantai, konisi jenis atap, 439

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Semina SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi Novembe Infomasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedigantaaan (SENATIK) Vol. II, 26 Novembe 2016, ISSN: 2528-1666 AI- 95 IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERER WM MULIFASA 3. enahuluan enelitian mengenai bentuk sinyal moulasi yang cocok untuk menghasilkan keluaan inete yang bekualitas baik telah lama ilakukan. Salah satu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN A 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem ejalan 3.1.1. Sejaah Peusahaan Gamba 3.1. Logo Peusahaan P Dnaplast, bk. P Dnaplast, bk aalah peusahaan ang begeak i biang pouksi botol plastik untuk memenuhi

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PENGGUNAAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING DENGAN METODE HEURISTIK UNTUK OPTIMASI PENJADWALAN PEGAWAI PARUH WAKTU (Kata knci: penjawalan, optimasi, intege linea pogamming, heistik)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September

Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe 2013 94 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SAW UNTUK PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) Leni Natalia Zulita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penahuluan Secaa umum, antena meupakan tansfomato/stuktu tansmisi ai gelombang tebimbing menuju ke gelombang uang bebas atau sebaliknya[6]. Aa bebeapa jenis

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS PT. Junal Pelita Infomatika, Volume 6, Nomo 3, Juli 7 ISSN 3-945 (Media Cetak) Hal: 335-34 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG. UMUM Patial ishage (PD) meupakan fenomena peluahan muatan elektik yang bisa menjembatani sistem isolasi baik seaa sebagian maupun menyeluuh i alam suatu bahan ielektik. Fenomena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 Decision Suppot System untuk Penentuan Pembeian Beasiswa Pestasi di Peguuan Tinggi Devi Dwi Puwanto Abstak Tiap peguuan tinggi biasanya membeikan bebeapa untuk mahasiswa,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 643 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINCIAL PROJECT IMPLEMENTATION UNIT UNTUK PROGRAM SANITASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Techno.COM, Vol. 12, No. 4, Novembe 201: 198-207 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Emiia Winda Kismanto 1, Setia

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA \ IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKS...\NAAN KEGIATAN PENOATAAN KELUARGA 01 PROVINSI OJ~ERAH

Lebih terperinci

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhma Musafa 1 1 Pogam Stui Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Bui Luhu Jl. Cileug Raya Petukangan

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB q k ' qq' ˆ - - Matei Kuliah isika asa II (Pokok Bahasan 1) MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB s. Ishafit, M.Si. Pogam Stui Peniikan isika Univesitas Ahma ahlan, 5 Muatan Listik

Lebih terperinci

IV. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. KERANGKA PEMIKIRAN V. KERNGK PEMKRN 4.1. Tinauan Umum Petumbuhan ekonomi bekaitan engan pekembangan beimensi tunggal an iuku engan meningkatnya hasil pouksi an penapatan (Doohaikusumo, 1994). Seangkan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Lata Belakang Dalam kehiupan sehai-hai kenaaan meupakan saana tepenting alamsistem tanspotasi an sangat ibutuhkan. Ie pengembangan saana tanspotasi yang kian bekembang, menunjukkan

Lebih terperinci

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa.

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa. Untuk semua inta Untuk semua ita-ita Untuk semua kasih sayang Dai keua oangtuaku yang begitu lua biasa. GELOBNG SOLITER INTERNL PD LIRN TUNK (Stui kasus paa luia ua lapisan Oleh: SIDH G544 PROGR STUDI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINA SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS Agung Hanayanto Absta Poses pepinahan panas/enegi melalui suatu meia at paat atau ai yang tejai aena onta langsung iantaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7 Elkomika Teknik Eleko Itenas Vol. No. Junal Teknik Elekto Juli Desembe 3 Peancangan an Implementasi Duplexe Mikostip untuk Fekuensi LTE paa ban ke-7 ENCENG SULAEMAN, ARSYAD RAMADHAN DARLIS, R. HARIANTI

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP Devi Yunita 1, Eka Ridhawati 2 Juusan Sistem Infomasi, STMIK Pingsewu Lampung Jl.Wisma Rini No. 09 Pingsewu

Lebih terperinci

Program Komputer Berbasis Delphi untuk Analisis Perhitungan Persebaran Dosis Radiasi Pesawat Sinar-X dalam Bentuk Kurva Isodosis

Program Komputer Berbasis Delphi untuk Analisis Perhitungan Persebaran Dosis Radiasi Pesawat Sinar-X dalam Bentuk Kurva Isodosis Pogam Kompute Bebasis Delphi untuk Analisis Pehitungan Pesebaan Dosis Raiasi Pesawat Sina-X alam Bentuk Kuva Isoosis Anggata Azzantyawan, Monjo, Pobo Waseso 3,3 Juusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Gafika

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Manajemen Sumbedaya Peaian Fakultas Petanian Univesitas Sumatea Utaa No. : Waktu : Hai/Tanggal : A. Data umum Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki Peempuan Umu :... tahun Pendidikan : SD SLTP SLTA D3 S1...

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura

Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Jurnal an Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1 Informasi Seminar an Siang Tugas khir Stui Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Muftia 1, rif Bijaksana Putra Negara 2, Novi Safriai

Lebih terperinci

Deteksi Non-RTH(Ruang Terbuka Hijau) Kota Malang Berbasis Citra Google Earth Dengan Menggunakan Naïve Bayes Classifier

Deteksi Non-RTH(Ruang Terbuka Hijau) Kota Malang Berbasis Citra Google Earth Dengan Menggunakan Naïve Bayes Classifier Deteksi Non-RTH(Ruang Terbuka Hiau) Kota Malang Berbasis Citra Google Earth Dengan Menggunakan Naïve Bayes Classifier Irwan Bui Santoso Jurusan Teknik Informatika, Sains an Teknologi Universitas Islam

Lebih terperinci

OTOMASI PEMBERIAN LARUTAN NUTRISI TERHADAP MEDIA PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA. Madyana, AM, Atris Suyantohadi, Yodim Kusuma

OTOMASI PEMBERIAN LARUTAN NUTRISI TERHADAP MEDIA PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA. Madyana, AM, Atris Suyantohadi, Yodim Kusuma OTOMASI PEMBERIAN LARUTAN NUTRISI TERHADAP MEDIA PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA Mayana, AM, Atis Suyantohai, Yoim Kusuma ABSTRAK Pembeian lautan nutisi paa tanaman (selaa), secaa hioponik i tingkat petani

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : sistem pendukung keputusan, jamkesmas, system development life cycle, seleksi, penerima

Abstrak. Kata kunci : sistem pendukung keputusan, jamkesmas, system development life cycle, seleksi, penerima SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON PENERIMA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT(JAMKESMAS) DENGAN METODE PROMETHEE DI DESA MAKAM, KECAMATAN REMBANG, PURBALINGGA Kartika Nur Utami Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpuan 7.1.1. Kondisi Pabik Daam Aspek K3 Saat Ini Aspek K3 di pabik saat ini masih banyak yang peu dibenahi. Kaena kondisi pabik saat ini banyak ha yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.SHOWAM ARIFIN 1 1,2 Teknik Infomatika, Ilmu Kompute, Univesitas Dian Nuswantoo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.. Tinjauan Pustaka Realisasi Ban Pass Filte untuk fekuensi paa Long Tem Evolution (LTE) menggunakan metoe Split Ring Resonato (SRR) Metamateial belum penah iealisasikan i Inonesia,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN) Ubaii Teknik Informatika Universitas Maura ube_gvc@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI Buletin Ilmiah Math Stat dan eapanna (Bimaste) Volume 02, No 2 (2013), hal 147-154 PENGGUNAAN MEODE COS PRORAE IPE CONSAN DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAA PASI Agus Joko Sujono, Dadan Kusnanda,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci