Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi"

Transkripsi

1 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 Decision Suppot System untuk Penentuan Pembeian Beasiswa Pestasi di Peguuan Tinggi Devi Dwi Puwanto Abstak Tiap peguuan tinggi biasanya membeikan bebeapa untuk mahasiswa, baik itu pestasi, ekonomi lemah, maupun yang lain. Penentuan pembeian tesebut kadang menjadi sedikit sulit, dikaenakan bukan hanya fakto pestasi akademik saja yang dipetimbangkan. Pada penelitian ini akan dibahas decision suppot system untuk penentuan pembeian pestasi dengan menggunakan metode simple additive weighting (SAW). Dimana fakto yang mempengauhi pembeian pestasi tesebut meliputi hasil studi (IPK), tidak meneima yang lain, poin kegiatan kemahasiswaan, dan jumlah sks yang akan diambil. Fakto-fakto yang mempengauhi tesebut nantinya akan menjadi atibut yang digunakan pada poses peangkingan pada metode ini. Dengan menggunakan SAW, penentuan pembeian pestasi menjadi lebih mudah kaena dapat menentukan bobot atibut yang penting yang akan dibei nilai lebih tinggi, sehingga poses peangkingan kandidat peneima dapat dilakukan secaa otomatis dan dipilih top-n mahasiswa yang akan meneima pestasi tesebut. Kata Kunci:, Simple Additive Weighting, DSS Abstact Each college usually povide some scholaships fo thei students, it can be meit scholaship, weak economy scholaship, o othe scholaships. Detemination of scholaships ae sometimes becomes a little difficult, because not only academic achievement factos ae consideed. In this eseach will be discussed decision suppot system to detemine scholaships achievement using simple additive weighting method (SAW). The factos that influence the achievement scholaships include the esults of the study (GPA), not eceive othe scholaships, student activities points, and the numbe of cedits to be taken. Factos that affect that will be used in anking pocess on this method. By using the SAW, the detemination of the scholaships feat made easie because it can detemine the weight of attibutes that ae impotant to be ated highe, so the pocess of anking the candidates awadees can be done automatically and selected top-n students who will eceive scholaships such achievements. Keywods: scholaship, Simple Additive Weighting, DSS Juusan Sistem Infomasi Sekolah Tinggi Teknik Suabaya, Jln. Ngagel Jaya Tengah 73-77, Suabaya ( devi@stts.edu) I. PENDAHULUAN Menuut Kamus Besa Bahasa Indonesia, adalah tunjangan yang dibeikan kepada pelaja atau mahasiswa sebagai bantuan biaya untuk belaja. Beasiswa bisa saja dibeikan dai pemeintah, lembaga, peoangan, maupun institusi pendidikan. Beasiswa pada institusi pendidikan biasanya dibeikan dengan pada mahasiswanya dengan kiteia atau syaat tetentu. Pembeian dai institusi pendidikan tesebut dipeuntukkan baik untuk mahasiswa bau ataupun mahasiswa lama. Adapun lama yang dibeikan belaku selama masa studi dan dilakukan evaluasi tiap semestenya apakah belanjut atau tidak, dan ada pula yang dibeikan selama satu semeste. Selain entang waktu pembeian, tedapat pebedaan pembeian yaitu pembebasan uang SPP, pembebasan uang SKS, pembebasan uang masuk, atau pembeian subsidi sejumlah upiah. Univesitas yang dibahas pada penelitian ini membeikan diantaanya ekonomi lemah, bidik misi (dana besumbe dai pemeintah), PMB, dan pestasi. Pada kasus ini akan pembeian yang dijadikan studi kasus adalah pembebasan uang SPP. Pada penelitian ini, kasus yang akan dibahas adalah pestasi. Adapun Syaat - syaat peneima pestasi bedasakan ketentuan sebagai beikut:. Untuk mahasiswa bepestasi (dengan IPK Minimal semeste 2 (dua). Hal ini dikaenakan untuk mahasiswa bau, pesyaatan IPK tidak dapat dipenuhi. Pesyaatan yang dipetimbangkan dalam pembeian pestasi bukan hanya dua pesyaatan di atas yaitu pestasi akademik (IPK) namun juga tedapat bebeapa pesyaatan diantaanya tidak meneima dai lembaga atau institusi lain, jumlah sks yang akan diambil, dan poin kemahasiswaan yang telah didapatkan oleh mahasiswa yang besangkutan. Dai bebeapa pesyaatan yang telah disebutkan tesebut akan menjadi sedikit sulit bila penentuan pembeian hanya didasakan pada uutan pestasi akademik saja, kaena tedapat kemungkinan mahasiswa yang memiliki pestasi akademik yang tinggi dan jumlah sks yang diambil banyak, namun poin kegiatan kemahasiswaannya endah. Jika demikian mahasiswa tesebut dinilai kuang bepestasi kaena hanya memfokuskan dii pada nilai saja tetapi tingkat Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk ISSN:

2 2 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 keaktifannya kuang. Pembeian pestasi ini tidak melihat kuota untuk tiap juusan. Mahasiswa yang dibei hanya diuutkan bedasakan anking pesyaatan tanpa mempehatikan juusannya. II. DECISION SUPPORT SYSTEM Decision Suppot System atau sistem pendukung keputusan adakah seangkaian kelas tetentu pada sistem infomasi tekomputeisasi yang mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis ataupun oganisasi. DSS biasanya digunakan pada top level management sebagai ekomendasi yang didasakan pada infomasi yang beasal dai data mentah ataupun dokumen yang didapatkan dan telah diolah. Decision suppot system sendii dibedakan menjadi bebeapa tipe yaitu DSS model pasif, DSS model aktif, DSS besifat koopeatif, Diven DSS, Communication Diven DSS, Data Diven DSS, Document Diven DSS, dan Knowledge Diven DSS. Pengetian dai masingmasing tipe DSS tesebut adalah. DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan mengoganisinya dengan efektif, biasanya tidak membeikan suatu keputusan yang khusus, dan hanya menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya bena-bena memposes data dan secaa eksplisit menunjukkan beagam solusi bedasakan pada data tesebut. 2. DSS model aktif sebaliknya memposes data dan secaa eksplisit menunjukkan solusi bedasakan pada data yang dipeoleh, walau haus diingat bahwa intevensi manusia tehadap data tidak dapat dipungkii lagi. Misalnya, data yang koto atau data sampah, pasti akan menghasilkan keluaan yang koto juga (gabage in gabage out). 3. Suatu DSS besifat koopeatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu dibeikan kepada manusia yang menolong system untuk meevisi atau mempebaikinya. 4. Model Diven DSS adalah tipe DSS dimana paa pengambil keputusan menggunakan simulasi statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau stategi tanpa haus intensif mengumpulkan data. 5. Communication Diven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode atua aplikasi lain, untuk menghasilkan seangkaian keputusan, solusi atau stategi. 6. Data Diven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi aga sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat beupa data intenal atua ekstenal dan memiliki beagam fomat. Sangat penting bahwa data dikumpulkan seta digolongkan secaa sekuensial, contohnya data penjualan haian, anggaan opeasional dai satu peiode ke peiode lainnya, inventoi pada tahun sebelumnya, dsb. 7. Document Diven DSS menggunakan beagam dokumen dalam bemacam bentuk sepeti dokumen teks, excel, dan ekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan seta stategi dai manipulasi data. 8. Knowledge Diven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan atuan-atuan tetentu yang disimpan dalam kompute, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah keputusan haus diambil. Misalnya, batasan behenti pada pedagangan busa adalah suatu model knowledge diven DSS. Spague dan Calson mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem yang memiliki lima kaakteistik utama (Spague dan Calson, 993)[2]:. Sistem yang bebasis kompute 2. Dipegunakan untuk membantu paa pengambil keputusan 3. Untuk memecahkan masalah-masalah umit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual 4. Simulasi yang inteaktif 5. Data dan model analisis sebagai komponen utama. Kaakteistik nomo 4 dan 5 inilah yang meupakan fasilitas bau yang ditawakan oleh DSS sesuai dengan pekembangan teakhi kemajuan peangkat kompute. Untuk kasus penentuan pembeian pestasi ini temasuk dalam tipe Knowledge Diven DSS. Dimana DSS yang mengunakan atuan-atuan tetentu yang disimpan dan digunakan untuk menentukan keputusan yang haus diambil. Pendekatan desain DSS pada umumnya dapat dilihat pada gamba.[7] Peintis DSS sepeti Pete G. W. Keen, bekeja sama dengan Scoot Moton untuk mendefinisikan tiga tujuan yang haus dicapai DSS yaitu[8]: Membantu manaje membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-testuktu. Mendukung penilaian manaje bukan mencoba menggantikannya. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manaje daipada efisiensinya. Tujuan-tujuan ini behubungan dengan tiga pinsip dasa dai konsep DSS yaitu stuktu masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Pada pembuatan DSS sendii haus tedapat empat komponen diantaanya:[6]. Data Management. Temasuk database yang mengandung data yang elevan untuk bebagai situasi dan diatu oleh softwae yang disebut Database Management Systems (DBMS). 2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau bebagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat membeikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen softwae yang dipelukan. ISSN: Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk

3 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai Gamba.. Desain Decision Suppot System 3. Communication (dialog subsystem). Use dapat bekomunikasi dan membeikan peintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini beati menyediakan antamuka. 4. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau betindak sebagai komponen yang bedii sendii. III. SIMPLE ADDITIE WEIGHTING Simple Additive Weighting meupakan salah satu metode yang digunakan untuk penjumlahan bobot dai atibut yang dipelukan untuk mendapatkan uutan anking dengan caa mencai altentif yang optimal dai sejumlah atibut yang digunakan[4]. Metode ini cocok digunakan untuk pembuatan keputusan dengan menggunakan atibut yang lebih dai satu dan membutuhkan penilaian bedasakan kiteia dengan bobot yang bebeda untuk masing-masing atibut. Pada metode ini dibutuhkan poses nomalisasi pada semua altenatif atibut yang digunakan dengan menentukan telebih dahulu atibut tesebut temasuk cost atau benefit. Rumus yang digunakan untuk nomalisasi masing-masing atibut adalah[3]: ij Dimana: ij max(x ij) min(x ij) x ij j i xij max( xij ) min( xij ) xij, if j benefit, else = ating yang telah dilakukan nomalisasi = nilai maksimal tiap bais dan kolom = nilai minimum tiap bais dan kolom = atibut tiap bais dan kolom = jumlah atibut = jumlah mahasiswa Pada umus tesebut tedapat syaat benefit dan cost, dimana dikatakan benefit jika nilai yang tebesa adalah tebaik, sedangka disebut cost apabila nilai yang tekecil adalah yang tebaik. Dai anking yang didapat pada tiaptiap atibut akan dibentuk matiks i x j dimana i adalah jumlah mahasiswa, sedangkan j adalah jumlah atibut. Untuk masing-masing atibut haus ditentukan telebih Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk ISSN:

4 4 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 dahulu bobot masing-masing atibut. Untuk menentukan anking dai seluuh atibut dai tiap mahasiswa akan digunakan pehitungan vekto untuk masing-masing mahasiswa dengan umus beikut[5]: n Dimana: ij w j j i i i j w j ij = ating yang telah dilakukan nomalisasi = bobot untuk tiap atibut = jumlah atibut = jumlah mahasiswa = anking mahasiswa yang ke-i Dai umus tesebut, semakin tinggi nilai i maka akan memiliki anking yang lebih tinggi. Sebaliknya jika nilai i semakin endah maka ankingnya pun akan endah. Adapun langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakan metode simple additive weighting dapat dilihat pada flowchat gamba 2. Penjabaan dai flowchat tesebut mengenai langkah-langkah adalah sebagai beikut:. Menentukan atibut apa saja yang digunakan sebagai input. 2. Menentukan masing-masing atibut temasuk dalam cost atau benefit (disebut benefit jika nilai dai atibut tesebut membeikan keuntungan bagi pengambil keputusan atau semakin besa nilai atibut itu akan semakin baik. Sebaliknya disebut cost apabila menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan atau nilai yang tekecil adalah nilai yang tebaik) 3. Pembeian nilai bobot untuk masing-masing atibut yang digunakan sesuai dengan tingkat kepentingannya dimana disimbolkan dengan W. W bebentuk vecto yang memiliki panjang sama dengan jumlah atibut. w [ w, w2,, w j 4. Menentukan ating untuk masing-masing atibut ( ij) 5. Mengabungkan anking masing-masing atibut tesebut dengan membuatnya dalam bentuk matiks. Bentuk matiks tesebut adalah sebagai beikut: 2 i 2 22 i2 ] j 2 j.. ij 6. Penjumlahan dai pekalian matiks anking yang tenomalisasi dengan vekto bobot tesebut menjadi vecto i. Dai hasil vecto tesebut langkah selanjutnya adalah melakukan penguutan secaa descending bedasakan nilai vecto yang didapat. 7. Dipeoleh sebagai hasil akhi poses peangkingan sebagai altenatif atau solusi yang tebaik. cost Penghitungan anking untuk cost Stat Atibut yang digunakan Penentuan atibut Bobot untuk masingmasing atibut Penghitunga vekto dengan bobot Penentuan anking Hasil penentuan pembeian Finish benefit Penghitungan anking untuk benefit Gamba. 2. Flowchat Simple Additive Weighting Bedasakan penelitian yang dilakukan oleh Lazim Abdullah dan C.W. Rabiatul Adawiyah, dengan judul Simple Additive Weighting Methods of Multi Citeia Decision Making and Applications: A Decade Review, aplikasi yang seing menggunakan metode SAW ataupun FSAW(Fuzzy Simple Additive Weighting) diantaanya di bidang kesehatan (sebesa 0,53%), bidang management (sebesa 52,63%), bidang engineeing (sebesa 5,26%), bidang infomation technology (sebesa 0,53%), bidang education (sebesa 5,26%), dan sisanya sebesa 5,79% pada bidang yang lain. Pada gamba 3 dibeikan gambaan ISSN: Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk

5 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai pembagian aplikasi dengan menggunakan metode SAW dan FSAW[]. dan data-data beupa scan KTM dan penyataan tidak meneima dai lembaga atau institusi lain.. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas data yang tesedia, atibut yang digunakan untuk poses pembobotan, membagi atibut menjadi dua yaitu cost atau benefit, bedasakan penentuan pengauh nilainya, poses pehitungan anking untuk masing-masing mahasiswa, melakukan pengubahan anking menjadi bentuk matiks, pembeian bobot untuk masing-masing atibut, melakukan penghitungan nilai vecto untuk masing-masing mahasiswa, dan hasil akhi beupa anking yang didapatkan yang diuutkan secaa descending, seta mengambil top-n mahasiswa bedasakan anking dai pembobotan tesebut. Gamba. 3. Pembagian Aplikasi dengan SAW dan FSAW I. DESAIN ARSITEKTUR Pada bagian ini akan dibahas asitektu sistem dai penelitian ini. Dimana mahasiswa yang mengajukan haus mendafta lewat website dan mengunggah data-data pesyaatan. Untuk lebih detail dapat dilihat pada gamba 4. mahasiswa admin dafta Bobot atibut website Gamba. 4. Desain Asitektu Hitung anking dengan SAW Buat lapoan kandidat pimpinan Pada gamba 4 admin dapat melakukan setting nilai bobot untuk masing-masing atibut bila tedapat peubahan bobot. Setelah peiode penutupan pendaftaan, sistem akan melakukan pehitungan anking dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting. Hasil dai pehitungan anking tesebut kemudian akan dicetak sebagai lapoan kandidat peneima diuutkan bedasakan nilai anking tetinggi dan diseahkan pada pimpinan (dalam hal ini adalah pembantu ketua bagian kemahasiswaan yang menangani bagian ). Pimpinan akan melakukan pengambilan keputusan bedasakan lapoan kandidat peneima A. Data yang Tesedia Data yang tesedia untuk poses penentuan pembeian pestasi tesebut meliputi data dii mahasiswa (np, nama, alamat, nama oang tua, telepon, dan tanggal lahi), IPK, penyataan tidak meneima dai institusi atau lembaga lain, jumlah sks yang diambil pada semeste ini, total poin kemahasiswaan yang telah didapatkan, scan KTM yang masih belaku. Dai data tesebut hanya diambil bebeapa atibut yang dibutuhkan, dimana dapat dilihat pada tabel. Pada tabel I pada data yang ada tedapat 5 atibut dimana yang digunakan dalam pehitungan anking nantinya hanya 4 atibut, sedangkan atibut NRP hanya digunakan sebagai ID mahasiswa dan tidak digunakan dalam pehitungan bobot. IPK, poin, dan jumlah sks yang diambil pada semeste besangkutan yang menjadi atibut yang digunakan dalam pehitungan bobot. Atibut-atibut tesebut meupakan atibut benefit kaena semakin tinggi nilainya maka nilai anking yang didapatkan akan semakin baik pula, sedangkan atibut penyataan tidak meneima meupakan cost kaena bila masih meneima dai lembaga atau institusi lain memiliki nilai, dimana dihaapkan mahasiswa yang meneima pestasi adalah mahasiswa yang tidak sedang meneima dai lembaga ataupun institusi lain. Pada peguuan tinggi yang dilakukan uji coba, ata-ata data mahasiswa yang mendafta pestasi pada tiap semeste bekisa sekita 20 mahasiswa dai bebeapa juusan yang bebeda, dan pestasi sendii akan dibeikan untuk 0 oang tanpa mempehatikan juusan mahasiswa yang besangkutan. Sehingga akan dihitung anking untuk masing-masing mahasiswa tesebut. Setelah mendapatkan anking untuk mahasiswa, langkah selanjutnya adalah melakukan penguutan secaa descending bedasakan anking yang didapat, dan diambil 5 mahasiswa yang memiliki angking paling tinggi (n=5). Kandidat tesebut yang akan diusulkan sebagai kandidat peneima pestasi dan dibeikan lapoannya kepada pihak pimpinan atau top level management. Dilakukan pengambilan 5 mahasiswa Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk ISSN:

6 6 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 sebagai kandidat dikaenakan pada sistem yang dibuat untuk penyataan tidak meneima dai institusi atau lembaga lain dan scan KTM tidak dapat menangani validasi secaa otomatis (yaitu data mahasiswa yang besangkutan dan status mahasiswa tesebut). Kedua dokumen tesebut diuploadkan oleh mahasiswa via website sebagai file.jpg. Sehingga 5 oang dengan anking tebawah digunakan sebagai cadangan, apabila kandidat 0 teatas tidak memenuhi salah satu pesyaatan baik untuk scan KTM ataupun penyataan peneimaan dan institusi atau lembaga lain saat dilakukan validasi secaa manual, yang akan divalidasi oleh pihak pimpinan. TABEL I ATRIBUT BEASISWA YANG DIGUNAKAN No. Kiteia Range Atibut Keteangan Cost/ Benefit NRP - - digunakan sebagai ID 2 IPK 0,00 4,00 Benefit - 3 Poin Benefit Poin kemahasiswa an yang didapatkan mahasiswa yang besangkutan 4 Penyataan tidak meneima 0 atau Cost 0 = jika tidak meneima = jika sedang meneima dai lembaga atau institusi lain 5 Jumlah sks 0-24 Benefit Jumlah sks yang diambil oleh mahasiswa selama satu semeste ini ketika mendafta Pada pape ini akan dibeikan contoh data 5 mahasiswa tesebut yang mana akan digunakan untuk contoh pehitungan mulai dai pehitungann anking tiap atibut hingga penghitugan vecto untuk menentukan anking tiap mahaasiswa. Atibut yang digunakan tesebut dapat dilihat pada tabel II. TABEL II ATRIBUT BEASISWA YANG DIGUNAKAN NRP IPK Poin yang telah didapat Penyataan Tidak Meneima Beasiswa SKS , , , , , Dai table II tesebut, atibut yang digunakan akan diubah ke dalam bentuk matiks dengan ukuan i x j. Matiks tesebut akan bebentuk: B. Pehitungan Ranking Dai contoh data pada tabel II, langkah selanjutnya adalah menentukan atibut yang digunakan sebagai input. Pada kasus ini semua atibut akan digunakan sebagai input kecuali NRP, NRP hanya digunakan sebagai ID mahasiswa dan tidak dipehitungkan dalam pembobotan anking. Setelah menentukan atibut yang digunakan, beikutnya melakukan pehitungan anking untuk masingmasing atibut, dimana diambil contoh pehitungan anking untuk masing-masing atibut pada mahasiswa dengan np dengan mempehatikan cost dan benefitnya adalah sebagai beikut: , IPK , poin 0, , penyataan 0 3,86 max(3,46;3,0;3,04;3,86;3,2) 50 max(300;500;800;50;350) min(0;0;0;;) ISSN: Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk

7 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai , sks 24 max(22;20;2;24;24) ,88 4() 3(0,0625) 2(0) 2() Dai contoh pehitungan tesebut didapatkan vecto anking untuk mahasiswa dengan np adalah { ; 0,0625; 0; } Pehitungan tesebut kemudian dilakukan untuk setiap mahasiswa, sehingga didapatkan anking nomalisasi untuk masing-masing atibut pada tiap mahasiswa. Ranking-anking yang didapatkan tesebut kemudian digabungkan menjadi satu dan dibentuk menjadi matiks ixj sebagai beikut: R 0,896 0,780 0,788 0,83 0,375 0,625 0,0625 0, ,97 0,833 0,875 C. Pembobotan dan Penghitungan ekto Langkah selanjutnya setelah mendapatkan matiks R adalah melakukan pembobotan dan penghitungan vecto untuk masing-masing atibut. Fakto utama yang dilihat dai pesyaatan tesebut adalah IPK. Selain IPK juga dibutuhkan poin mahasiswa untuk menentukan tingkat keaktifannya. Pembobotan untuk atibut IPK, poin, penyataan tidak meneima dai lembaga atau institusi lain, dan poin kemahasiswaan secaa beuutan yaitu W = {4, 3, 2, 2}. Langkah selanjutnya adalah melakukan penjumlahan dai pekalian matiks anking yang tenomalisasi dengan vekto bobot yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dai pembobotan masing-masing atibut tesebut penghitungan vecto anking akhi untuk masing-masing mahasiswa adalah: , , ,902 4(0,896) 3(0,375) 2() 2(0,97) 4(0,780) 3(0,625) 2() 2(0,833) 4(0,788) 3() 2() 2(0,875) ,6365 4(0,83) 3(0,4375) 2(0) 2() Dai poses pehitungan vekto yang telah dilakukan tesebut didapatkan anking untuk masing-masing mahasiswa secaa beuutan yaitu = {8,543; 8,66; 9,902; 6,88; 6,6365} Dai anking tesebut didapatkan kandidat mahasiwa yang mendapatkan pestasi yang diuutkan secaa descending bedasakan anking dai hasil pehitungan menggunakan Simple Additive Weighting secaa beuutan yaitu mahasiswa dengan np , , , , dan Namun demikian kandidat tesebut tidak secaa mentah akan dibeikan pestasi. Pihak univesitas akan melakukan validasi kembali suat penyataan tidak meneima dai institusi atau lembaga lain dan scan KTM apakah sesuai dengan pesyaatan. Andaikata mahasiswa tesebut tidak memenuhi salah satu pesyaatan maka kandidat akan gugu dan digantikan dengan kandidat mahasiswa uutan beikutnya. Alasan mahasiswa dengan np menjadi kandidat petama dikaenakan mahasiswa yang besangkutan tidak meneima dai lembaga atau institusi lain, jumlah sks yang diambil tidak telalu endah, IPK memenuhi pesyaatan, dan poin kemahasiswaan tinggi. Sehingga dianggap mahasiswa yang besangkutan tidak hanya memiliki pestasi yang baik dalam akademik tetapi juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di peguuan tinggi. Untuk mahasiswa yang memiliki np , walaupun mahasiswa tesebut memiliki IPK yang cukup tinggi, dan jumlah pengambilan sks yang tinggi, namun tidak memenuhi pesyaatan yaitu masih meneima dai lembaga atau institusi lain, dan poin kemahasiswaan yang endah. Sehingga mahasiswa yang besangkutan dianggap hanya befokus pada kegiatan belaja mengaja dan kuang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di peguuan tinggi. Sedangkan untuk mahasiswa dengan np mahasiswa tesebut memiliki pestasi akademik yang cukup tinggi, mengambil jumlah sks yang tinggi, jumlah poin kemahasiswaan juga cukup, tetapi mahasiswa tesebut tidak memenuhi salah satu pesyaatan yaitu mahasiswa yang besangkutan masih meneima dai lembaga atau institusi lain. Hal ini yang menyebabkan nilai anking dai pembobotan mahasiswa yang besangkutan menjadi endah. Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk ISSN:

8 8 JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 I. KESIMPULAN DAN SARAN Dai penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa:. Metode SAW pada DSS dapat memudahkan pembeian bobot pada masing-masing atibut sesuai dengan kebutuhannya. 2. Dengan metode SAW dapat ditentukan pula atibut tesebut sebagai cost atau benefit tehadap anking yang dihasilkan. 3. Aplikasi DSS yang dibuat dapat memudahkan top level management untuk mengambil keputusan, dibandingkan dengan hanya melakukan pengambilan keputusan secaa manual. 4. Dengan dibuatnya pendaftaan via website yang tehubung dengan data mahasiswa dapat memudahkan untuk melakukan validasi data mahasiswa yang mendafta, kaena mahasiswa tidak bisa sembaangan memasukkan jumlah poin, dan IPK yang didapat. Adapun saan-saan yang dapat dibeikan demi kemajuan system pendukung keputusan peneimaan pestasi ini diantaanya:. Tedapat fitu untuk melakukan validasi KTM, cukup dengan memasukkan nomo induk mahasiswa, untuk mendapatkan tanggal belaku, status mahasiswa dan data mahasiswa yang dipelukan. 2. Dibeikan fitu untuk membeikan pesan status peneimaan baik bagi mahasiswa yang pengajuannya diteima maupun tidak. 3. Tedapat histoy peneimaan yang dibeikan untuk mahasiswa yang besangkutan pada semeste sebelumnya, dan dipehitungkan dalam pencaian kandidat, aga mahasiswa yang meneima pestasi dapat bebeda-beda. 4. Dibeikan batasan jumlah kuota untuk peneima pada masing-masing juusan. [7] Kusumadewi, Si;Hatati,Si;Hajoko, Agus dan Wadoyo, Retantyo Fuzzy Multi-Attibute Decision Making. (Fuzzy MADM) [8] Tuban, E., Aonson, J.E., and Liang, T.P., 2005, Decision Suppot Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Kecedasan), Yogyakata: Penebit Andi. DAFTAR PUSTAKA [] Lazim Abdullah dan C.W. Rabiatul Adawiyah, Simple Additive Weighting Methods of Multi Citeia Decision Making and Applications: A Decade Review, dalam Poc. IJIPM, vol. 5, no., Feb 204, hal [2] Nugoho Joko Usito, 203, Univesitas Diponegoo Semaang. Tesedia: [3] Destiyana Damastuti, Implementasi Metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam Sistem Infomasi Lowongan Keja Bebasis Web untuk Rekomendasi Pencai Keja Tebaik. Tesedia: 9 [4] Chaitas Fibiani, FMDAM. Tesedia: 8.pdf [5] Alieza Afshai, Majid Mojahed, dan Mohd Yusuff, Simple Additive Weighting appoach to Pesonnel Selection Poblem, dalam Intenational Jounal of Innovation, Management and Technology, ol, No. 5, ISSN: , hal 5-55 [6] Radias Sundoo, 204, Univesitas Bengkulu. Tesedia: ISSN: Devi Dwi Puwanto : Decision Suppot System untuk

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Techno.COM, Vol. 12, No. 4, Novembe 201: 198-207 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Emiia Winda Kismanto 1, Setia

Lebih terperinci

Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September

Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe 2013 94 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SAW UNTUK PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) Leni Natalia Zulita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Semina SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi Novembe Infomasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedigantaaan (SENATIK) Vol. II, 26 Novembe 2016, ISSN: 2528-1666 AI- 95 IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.SHOWAM ARIFIN 1 1,2 Teknik Infomatika, Ilmu Kompute, Univesitas Dian Nuswantoo

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS PT. Junal Pelita Infomatika, Volume 6, Nomo 3, Juli 7 ISSN 3-945 (Media Cetak) Hal: 335-34 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP Devi Yunita 1, Eka Ridhawati 2 Juusan Sistem Infomasi, STMIK Pingsewu Lampung Jl.Wisma Rini No. 09 Pingsewu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Jounal of Guidance and Counseling: Theoy and Application http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG SISOAL DENGAN KECENDERUNGAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction)

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Teknik Pembelajaan Model ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PADA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 119 JAKARTA

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 119 JAKARTA Konfeensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maet 203, pp. 20~207 SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 9 JAKARTA 20 Aulia Yolanda,Heu Puwanto 2 STMIK Nusa Mandii e-mail: yola_iong@yahoo.com

Lebih terperinci

J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016

J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016 J. Infomatika AMIKLB Vol.4 No.2/Mei/26 PENERAPAN METODE PERCEPTRON MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS ( TBC ) PRIMER PADA ANAK ( STUDI KASUS PUSKESMAS BAGAN BATU, KAB.ROKAN HILIR, RIAU ) Oleh : VOLVO

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI STIE CANDA BHIRAWA KEDIRI 2012 STIE Canda Bhiawa Kedii SOP SKRIPSI Tanggal belaku Tanggal

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System ISSN 248-6438 SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE DATA PROCESSING INFORMATION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies IJCETS (1) (013) Indonesian Jounal of Cuiculum and Educational Technology Studies http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp PENGEMBANGAN MEDIA PENDUKUNG BAHAN AJAR GURU BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA

Lebih terperinci

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas.

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas. I Tanqqal Efektif 1 Desembe 2008 071 1. TUJUAN Membeikan acuan peneimaan dan pengendalian kayawwan idak tetap non dosen untuk mendapatkan kayawan yang bekopentensi sesuai dengan bidangnya dan tekendali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci