Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September"

Transkripsi

1 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SAW UNTUK PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) Leni Natalia Zulita Dosen Tetap Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dehasen Bengkulu ABSTRACT One element in the administation of highe education is the Lectue. Lectue is an academic staff in chage of implementing the Ti Dhama Peguuan Tinggi, which includes education and leaning, eseach and development of science and technology, as well as community sevice. Accoding to Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guu dan Dosen, Pasal 51 Ayat (1) Buti b, that Lectues ae entitled to pomotions and ewads accoding to thei academic pefomance. In this study designed a decision suppot system fo the assessment of outstanding lectues at Dehasen Bengkulu univesity. The method used is Simple Additive Weighting is a simple anking method to assist in decision making. In the pocess of detemining achievement lectue used seveal citeia: Educational Qualification, Functional, Reseach, Jounals, and Devotion in the community. Results fom the system ae made is to detemine which has the highest value Lectues and top, and will seve as outstanding lectue. INTISARI Salah satu unsu dalam penyelenggaaan pendidikan tinggi adalah dosen. Dosen meupakan tenaga akademik yang betugas melaksanakan Ti Dhama Peguuan Tinggi, yang meliputi pendidikan dan pembelajaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seta pengabdian pada masyaakat. Bedasakan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guu dan Dosen, Pasal 51 Ayat (1) Buti b, bahwa Dosen behak mendapatkan pomosi dan penghagaan sesuai dengan kineja akademiknya. Dalam penelitian ini diancang sebuah Sistem Pendukung Keputusan untuk penilaian dosen bepestasi di Univesitas Dehasen Bengkulu. Metode yang digunakan adalah Simple Additive Weighting yang meupakan metode peankingan sedehana untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Dalam poses penentuan pestasi dosen digunakan bebeapa kiteia yaitu : Kualifikasi Pendidikan, Pembelajaan, Penelitian, Junal, dan Pengabdian Pada Masyaakat. Hasil dai sistem yang dibuat adalah untuk menentukan Dosen yang memiliki nilai tetinggi dan teatas, dan akan dijadikan sebagai Dosen yang bepestasi. Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, SAW, Dosen Bepestasi 1. PENDAHULUAN Salah satu unsu dalam penyelenggaaan pendidikan tinggi adalah dosen. Dosen meupakan tenaga akademik yang betugas melaksanakan Ti Dhama Peguuan Tinggi, yang meliputi pendidikan dan pembelajaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seta pengabdian pada masyaakat. Bedasakan Undang-undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guu dan Dosen, Pasal 51 Ayat (1) Buti b, bahwa dosen behak mendapatkan pomosi dan penghagaan sesuai dengan kineja akademiknya. Pemilihan dosen bepestasi diselenggaakan di tingkat Peguuan Tinggi, Kopetis dan tingkat nasional. Dimana yang sebagai dosen bepestasi adalah dosen tetap peguuan tinggi yang bekeja penuh waktu dan bestatus sebagai dosen tetap dan juga dalam tiga tahun teakhi memiliki pestasi pada peguuan tinggi asal. Dosen tesebut diusulkan secaa tetulis oleh Pimpinan Peguuan Tinggi Negei/Koodinato Kopetis bagi Peguuan Tinggi Swasta, yang dilampii Suat Keputusan Rekto/Ketua/Diektu/Koodinato Kopetis tentang Dosen Bepestasi. Klasifikasi untuk dosen bepestasi adalah sekuang-kuangnya Magiste atau setaa tanpa dibatasi usia, kepangkatan dan golongan, jabatan pimpinan Peguuan Tinggi ataupun jabatan fungsional akademik. Meujuk pada pemikian di atas sudah selayaknya dibangun suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang bebasis kompute (Compute Based Decision Suppot System). Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode SAW... ISSN

2 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe Sistem ini adalah suatu sistem yang bebasis kompute yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dan mempunyai kemampuan analisa dalam pemilihan dosen bepestasi dengan memanfaatkan data dan model tetentu untuk memecahkan bebagai pemasalahan. Poses pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan konsep dasa metode ini adalah mencai penjumlahan tebobot dai ating kineja pada setiap altenatif semua atibut. Dimana masing-masing kiteia sebagai fakto penilaian dan sebagai altenatif dalam hal ini adalah paa Dosen. A.Peumusan Masalah Pada penelitian ini peumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana caa pengambilan keputusan dalam penilaian dosen bepestasi? 2. Bagaimana mengimplementasikannya dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)? B.Batasan Masalah Pada penelitian ini batasan masalah teletak pada : 1. Penilaian dilakukan pada Dosen tetap Univesitas Dehasen Bengkulu 2. Metode yang digunakan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) 3. Kiteia penilaian meliputi : Pendidikan, Pembelajaan, banyaknya Penelitian, banyaknya penulisan Junal dan banyaknya kegiatan Pengabdian pada masyaakat 4. Yang digunakan dalam implementasi dan pengujiannya adalah menggunakan PHP MYSQL C.Tujuan Penelitian Tujuan pada penilitian ini adalah : 1. Meancang sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang bebasis kompute untuk menentukan nilai dosen bepestasi 2. Sistem pengambilan keputusan dosen bepestasi dilakukan dengan menggunakan Simple Additive Weighting (SAW). 3. Dai hasil pengolahan data tesebut akan digunakan sebagai petimbangan Pimpinan untuk menetukan dosen yang memiliki nilai tetinggi dan memiliki pestasi tebaik II. KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Sistem adalah kumpulan objek sepeti oang, sumbe daya, konsep, dan posedu yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan. Sebagai contoh, suatu univesitas adalah suatu sistem mahasiswa, fakultas, staf, administasi, gedung, pelengkapan, ide-ide atau atuan dengan tujuan mendidik mahasiswa, menghasilkan iset, dan membeikan layanan kepada komunitas (sistem lain). Definisi yang jelas mengenai tujuan sistem meupakan petimbangan kitis dalam mendesain sistem pendukung manajemen (MSS). Catatan mengenai level-level (yakni hieaki) sistem menceminkan fakta bahwa semua sistem secaa aktual adalah subsistem kaena setiap sistem diisikan di dalam sistem yang lebih besa(tuban, 2005). Menuut Kusini (2005), keputusan meupakan kegiatan memilih stategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tesebut. Kiteia dai keputusan adalah banyak pilihan/altenatif, ada kendala/syaat, mengikuti suatu pola/model tingkah laku, banyak input/vaiabel, ada fakto esiko, dibutuhkan kecepatan dan ketepatan seta keakuatan. Menuut Efaim Tuban, et al. (2005), pengambilan keputusan adalah sebuah poses memilih tindakan (di antaa bebagai altenatif) untuk mencapai suatu tujuan atau bebeapa tujuan. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Suppot System/DSS) meupakan sistem infomasi inteaktif yang menyediakan infomasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semitestuktu dan situasi yang tidak testuktu, dimana tak seoang pun tahu pasti bagaimana keputusan sehausnya dibuat (Kusini, 2007). Sistem Pendukung Keputusan biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Biasanya Sistem Pendukung Keputusan lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekejaan yang besifat analitis dalam

3 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe situasi yang kuang testuktu dan dengan kiteia yang kuang jelas. B. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi membeikan peangkat inteaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan bebagai analisis menggunakan model-model yang tesedia. Tujuan dai sistem pendukung keputusan adalah : 1. Membantu manaje dalam pengambilan keputusan atas masalah semitestuktu 2. Membeikan dukungan atas petimbangan manaje dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manaje 3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manaje lebih daipada pebaikan efesiensinya 4. Kompute memungkinkan paa pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secaa cepat dengan biaya yang endah 5. Peningkatan poduktifitas 6. Kompute bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat 7. Bedaya saing 8. Mengatasi ketebatasan kogntif dalam pemoesan dan penyimpanan C. Sistem Pendukung Keputusan Ditinjau dai tingkat teknologinya Menuut Kusini (2007), dilihat dai tingkat teknologinya, Sistem Pendukung Keputusan dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Sistem Pendukung Keputusan Spesifik SPK ini betujuan membantu memecahkan suatu masalah dengan kaakteistik tetentu misalnya SPK penentuan haga satuan baang Meupakan suatu softwae yang khusus digunakan membangun dan mengembangkan SPK 3. Pelengkapan Sistem Pendukung Keputusan Beupa softwae dan hadwae yang digunakan atau mendukung pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK. D. Tingkatan Dukungan Sistem Pendukung Keputusan Menuut Kusini (2007), bedasakan tingkat dukungannnya, sistem pendukung keputusan tebagi atas: 1. Retieve Infomation Elements Ini adalah dukungan teendah yang dibeikan oleh Decision Suppot System (DSS) yaitu beupa akses selektif tehadap infomasi. 2. Analyze Entie File Pada tahap ini paa maneje dibei akses untuk melihat dan menganalisa file secaa lengkap. 3. Pepae Repot Fo Multiple Files Dukungan ini cendeung dibutuhkan mengingat paa manaje behubungan dengan banyak aktivitas dalam satu momen tetentu. 4. Estimete Decision Consequences Dalam tahapan ini manaje dimungkinkan untuk melihat dampak dai setiap keputusan yang diambil. 5. Popose Decision Pada tahapan ini suatu altenatif keputusan bisa dibeikan kepada manaje untuk dipetimbangkan. 6. Make Decision Ini adalah tahapan dukungan yang dihaapkan dai sistem pendukung keputusan. 2. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan

4 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe E. Keangka Keja Pendukung Keputusan Menuut Efaim Tuban, et al. (2005), keangka keja klasik untuk pendukung keputusan beikut ini menggambakan bebeapa isu tambahan sepeti hubungan antaa teknologi dan evolusi sistem tekomputeisasi yaitu sebagai beikut : 1. Keputusan Testuktu (Stuctue Decision) Adalah keputusan yang dilakukan secaa beulang-ulang dan besifat utin seta posedu pengambilan keputusan jelas. 3. Pemilihan (Choice) Setelah tahap design ditentukan bebagai altenatif model beseta vaiabel-vaiabel, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelny temasuk solusi dai model tesebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensivitas yaitu mengganti bebeapa vaiabel. 4. Membuat Decision Suppot System Setelah menetukan modelnya, selanjutnya adalah menginplementasikannya dalam aplikasi DSS. 2. Keputusan Semitestuktu (Semistuctue Decision) Adalah keputusan yang memiliki dua sifat dimana sebagian keputusan bisa ditangani oleh kompute dan yang lainnya tetap haus dilakukan oleh pengambil keputusan. Contohnya adalah pengevaluasian kedit dan penjadwalan poduksi. 3. Keputusan Tidak Testuktu (Unstuctued Decision) Adalah keputusan yng penanganannya umit kaena tidak tejadi beulang-ulang atau tidak selalu tejadi. Contohnya keputusan untuk pengembangan teknologi bau. F. Langkah-langkah Pemodelan Dalam Sistem Pendukung Keputusan Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan Sistem Pendukung Keputusan, ada 4 fase dalam poses pengambilan keputusan, yaitu: 1. Studi Kelayakan (Intellegence) Pada tahap ini sasaan ditentukan dan dilakukan pencaian posedu, pengumpulan data, identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhinya tebentuk sebuah penyataan masalah. 2. Peancangan (Design) Pada tahap ini akan difomulasikan model yang akan digunakan dan kiteia-kiteia yang ditentukan, setelah itu dicai altenatif model yang bisa menyelesaikan masalah tesebut. Gamba 1. Fase Sistem Pendukung Keputusan G. Komponen Sistem Pendukung Keputusan Menuut Tuban (2005), kompenen sistem pendukung keputusan tedii dai bebeapa subsistem, yaitu: 1. Subsistem Manajemen Data (Database) Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang beisi data yang elevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh peangkat lunak yaitu Database Managemen System (DBMS). Subsistem manajemen data bisa diintekoneksikan dengan data waehouse peusahaan, suatu epositoi untuk data peuusahaan yang elevan dengan pengambilan keputusan.

5 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe Subsistem Manajemen Model (Model base) Meupakan paket peangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lain yang membeikan kapabilitas analitik dan manajemen peangkat lunak yang tepat. 3. Subsistem Antamuka Pengguna (Use Inteface System) Pengguna bekomunikasi dengan dan memeintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tesebut. Pengguna adalah bagian yang dipetimbangkan dai sistem. Paa peneliti menegaskan bahwa bebeapa kontibusi unik dai sistem pendukung keputusan beasal dai inteaksi yang intensif antaa kompute dan pembuatan keputusan. H. Subsistem Manajemen Bebasis Pengetahuan Subsistem tesebut mendukung semua subsistem lain atau betindak langsung sebagai suatu komponen independen dan besifat opsional. Gamba 2 Model Konseptual SPK I. Pendekatan Dalam Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Menuut Kusini (2007), ada 2 pendekatan dalam pembangunan sistem pendukung keputusan yaitu : bahasa pemogaman geneik/umum. Sepeti visual basic, delphi, pascal, dll. 2. Menggunakan geneato sistem pendukung keputusan. Geneato sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem aplikasi yang mengeliminasi penulisan kode pogam saat meancang dan membangun sistem pendukung keputusan. J. Pengetian Penilaian Penilaian adalah poses sistematis meliputi pengumpulan infomasi (angka atau deskipsi vebal), analisis, dan intepetasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah poses pengumpulan dan pengolahan infomasi untuk menentukan pencapaian hasil belaja peseta didik. (Kamus Besa Bahasa Indonesia,2003) Untuk itu, dipelukan data sebagai infomasi yang diandalkan sebagai dasa pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan behubungan dengan sudah atau belum behasilnya peseta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Penilaian meupakan suatu poses yang dilakukan melalui langkah-langkah peencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan infomasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belaja peseta didik, pengolahan, dan penggunaan infomasi tentang hasil belaja peseta didik. Penilaian dilaksanakan melalui bebagai bentuk antaa lain: penilaian unjuk keja (pefomance), penilaian sikap, penilaian tetulis (pape and pencil test), penilaian poyek, penilaian melalui kumpulan hasil keja/kaya peseta didik (potfolio), dan penilaian dii. K. Dosen Bepestasi Dosen adalah pendidik pofesional dan ilmuan dengan tugas utama mentansfomasikan, mengembangkan, dan menyebaluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyaakat.(uu-ri No.1 Tahun 2005 Pasal 1 (2) Tentang Guu dan Dosen). 1. Membangun sistem pendukung keputusan yang dibuat dengan bahasa pemogaman sesuai kepeluan ognisasi. Stategi pembangunannya adalah menggunakan Dai pasal 1 ini pelu ditekankan bahwa seoang dosen bukan hanya meupakan seoang pendidik pofesional pada peguuan tinggi, tapi juga meupakan seoang ilmuwan. Untuk itu, dalam UU RI no. 14 Tahun 2005 pasal 45,

6 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe dikatakan bahwa Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, setifikat pendidik, sehat jasmani dan ohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipesyaatkan satuan pendidikan tinggi tempat betugas, seta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Secaa umum Pemeintah melalui UU RI No.14 Tahun 2005 pasal 46, menghauskan setiap dosen memiliki kualifikasi akademik minimum sebagai beikut: 1) Lulusan pogam magiste untuk dosen pogam diploma atau pogam sajana. 2) Lulusan pogam dokto untuk dosen pogam pascasajana. Menuut Kamus Besa Bahasa Indonesia (2003:895) Pestasi adalah hasil yang telah dicapai (dai yang telah dilakukan, dikejakan dan sebagainya). Dosen bepestasi adalah dosen yang dalam tiga tahun teakhi memiliki pestasi yang sangat bemanfaat dan dapat dibanggakan peguuan tinggi asal, seta diakui pada skala nasional atau intenasional. (01/PP/DITDIKTENDIK/2013 tentang Pedoman Umum Pemilihan Dosen Bepestasi). L. Pengetian Fuzzy Teoi himpunan Fuzzy petama kali dipekenalkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun Pada teoi ini komponen utama yang sangat bepengauh adalah fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan meepesentasikan deajad kedekatan suatu objek tehadap atibut tetentu, sedangkan pada teoi pobabilitas lebih pada penggunaan fekuensi elatif. (Si Kusumadewi et al, 2006). Teoi himpunan fuzzy meupakan keangka matematis yang digunakan untuk meepesentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, kekuangan infomasi, dan kebenaan pasial. Menuut Kusumadewi dan Punomo ( 2004 : 1 ) Logika Fuzzy adalah suatu caa yang tepat untuk memetakan suatu uang input ke dalam suatu uang output. Ada bebeapa alasan oang menggunakan logika fuzzy : 1. Konsep logika fuzzy mudah dimengeti 2. Logika fuzzy sangat fleksibel 3. Logika fuzzy memiliki toleansi tehadap data-data yang tidak tepat 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsifungsi nonlinea yang sangat kompleks 5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman paa paka secaa langsung tanpa haus melalui poses pelatihan. 6. Logika fuzzy dapat bekejasama dengan teknik-teknik kendali secaa konvensional 7. Logika fuzzy didasakan pada bahasa alami. M. Konsep Dasa Himpunan Fuzzy 1. Himpunan Klasik (Cips) Pada teoi himpunan klasik kebeadaan suatu elemen pada suatu himpunan A hanya akan memiliki 2 kemungkinan keanggotaan yaitu menjadi anggota A atau tidak menjadi anggota A. Suatu nilai yang menunjukkan sebeapa besa tingkat keanggotaan suatu elemen (x) dalam suatu himpunan A, seing dikenal dengan nama nilai keanggotaan atau deajat keanggotaan, dinotasikan dengan µa(x). Pada himpunan klasik hanya ada 2 nilai keanggotaan yaitu µ A (x)=1 untuk x menjadi anggota A ; dan µ A (x)=0 untuk x bukan anggota dai A. 2. Himpunan Fuzzy Lotfi A. Zadeh membeikan definisi tentang himpunan fuzzy à sebagai : Jika X adalah koleksi dai obyek-obyek yang dinotasikan secaa geneik oleh x, maka himpunan fuzzy à dalam X adalahn suatu himpunan pasangan beuutan. à = {(x,m A (X)) xϵx} Dengan µ A (x) adalah deajat keanggotaan x yang memetakan X ke

7 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe uang keanggotaan M yang teletak pada entang (0,1). Suppot dai himpunan fuzzy Ã,S (Ã) adalah himpunan cips dai xϵx sedemikian hingga µ à (x) > 0 Himpunan a-level adalah himpunan elemen-elemen yang ada pada himpunan fuzzy à sedemikian hingga untuk suatu nilai α : Aα ={ xϵx µ à (x) α}, dan A α = { µ à (x) > α} Himpunan Fuzzy Ã, dikatakan convex jika : µ à (λx 1 + (1-λ) x 2 ) min (µ à (x 1 ), µ à (x 2 ), x 1, x 2 ϵ X, λϵ [0,1]) Himpunan fuzzy convex memiliki fungsi keanggotaan dengan deajat keanggotaan senantiasa monoton (naik atau tuun) atau memiliki deajat keanggotaan yang monoton naik kemudian monoton tuun. N. Fuzzy Multi Attibute Decision Making(FMADM) Fuzzy Multiple Attibute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencai altenatif optimal dai sejumlah altenatif dengan kiteia tetentu. Inti dai Fuzzy MADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atibut, kemudian dilanjutkan dengan poses peankingan yang akan menyeleksi altenatif yang sudah dibeikan. Pada dasanya, ada 3 pendekatan untuk mencai nilai bobot atibut, yaitu : 1. Pendekatan subyektif 2. Pendekatan obyektif 3. Pendekatan integasi antaa subyektif dan obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan bedasakan subyektifitas dai paa pengambil keputusan, sehingga bebeapa fakto dalam poses peankingan altenatif bisa ditentukan secaa bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secaa matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dai pengambil keputusan. Ada bebeapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM antaa lain : a. Simple Additive Weighting Method (SAW); b. Weighted Poduct (WP) c. Elimination Et Choix Taduisant la Realite (ELECTRE) d. Technique fo Ode Pefeence by Similaity to Ideal Solution (TOPSIS) e. Analytic Hieachy Pocess (AHP) O. Algoitma FMADM Menuut Heny Wibowo, et al. (2009), Algoitma FMADM adalah: 1. Membeikan nilai setiap altenatif (Ai) pada setiap kiteia (Cj) yang sudah ditentukan, dimana nilai tesebut di peoleh bedasakan nilai cisp; i=1,2, m dan j=1,2, n. 2. Membeikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan bedasakan nilai cisp. 3. Melakukan nomalisasi matiks dengan caa menghitung nilai ating kineja tenomalisasi (ij) dai altenatif Ai pada atibut Cj bedasakan pesamaan yang disesuaikan dengan jenis atibut (atibut keuntungan/benefit=maksimum atau atibut biaya/cost=minimum). Apabila beupa atibut keuntungan maka nilai cisp (Xij) dai setiap kolom atibut dibagi dengan nilai cisp MAX (MAX Xij) dai tiap kolom, sedangkan untuk atibut biaya, nilai cisp MIN (MIN Xij) dai tiap kolom atibut dibagi dengan nilai cisp (Xij) setiap kolom. 4. Melakukan poses peankingan dengan caa mengalikan matiks tenomalisasi (R) dengan nilai bobot (W). 5. Menentukan nilai pefeensi untuk setiap altenatif (Vi) dengan caa menjumlahkan hasil kali antaa matiks tenomalisasi (R) dengan nilai bobot (W). Nilai Vi yang lebih besa

8 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe mengindikasikan bahwa altenatif Ai lebih tepilih. P. Langkah Penyelesaian Dalam penelitian ini menggunakan FMADM metode SAW. Adapun langkahlangkahnya adalah: R ij = x ij Max x ij Jika j adalah atibut keuntungan (benefit) Min x ij x ij biaya (cost) Jika j adalah atibut 1. Menentukan kiteia-kiteia yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci. 2. Menentukan ating kecocokan setiap altenatif pada setiap kiteia. 3. Membuat matiks keputusan bedasakan kiteia (Ci), kemudian melakukan nomalisasi matiks bedasakan pesamaan yang disesuaikan dengan jenis atibut sehingga dipeoleh matiks tenomalisasi R. 4. Hasil akhi dipeoleh dai poses peankingan yaitu penjumlahan dai pekalian matiks tenomalisasi R dengan vekto bobot sehingga dipeoleh nilai tebesa yang dipilih sebagai altenatif tebaik (Ai) sebagai solusi.(kusumadewi, 2006). Q. Metode Simple Additive Weighting (SAW) Menuut Kusumadewi (2006), metode ini meupakan metode yang paling dikenal dan paling banyak digunakan oang dalam menghadapi situasi Multiple Aibut Decision Making (MADM). Metode ini menghauskan pembuat keputusan menentukan bobot dai setiap atibut. Sko total untuk pembuat altenatif dipeoleh dengan menjumlahkan seluuh hasil pekalian antaa ating (yang dapat dibandingkan lintas atibut). Rating tiap atibut hauslah bebas dimensi dalam ati telah melewati poses nomalisasi sebelumnya. Metode SAW membutuhkan poses nomalisasi matiks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dipebandingkan dengan semua ating altenatif yang ada. Keteangan : R ij = Nilai ating kineja tenomalisasi x ij = Nilai atibut yang dimiliki dai setiap kiteia Max x ij = Nilai tebesa dai setiap kiteia Min x ij = Nilai tekecil dai setiap kiteia Benefit = jika nilai tebesa adalah tebaik Cost = jika nilai tekecil adalah tebaik Dimana ij adalah ating kineja tenomalisasi dai altenative A i pada atibut Cj ; i=1,2,..,m dan j=1,2,..,n. Nilai pefeensi (yang paling utama) untuk setiap altenative (Vi) dibeikan sebagai : n V i = W j ij j=1 Keteangan : Vi = angking untuk setiap altenatif wj = nilai bobot dai setiap kiteia ij = nilai ating kineja tenomalisasi Nilai Vi yang lebih besa mengindikasikan bahwa altenative Ai lebih tepilih. Adapun langkah-langkah penyelesaian Simple Additive Weigthing (SAW) adalah : 1. Menentukan Kiteia apa saja yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu : C1 = Kualifikasi Pendidikan C2 = Pembelajaan C3 = Banyaknya Penelitian C4 = Banyaknya Menulis Junal C5 = Banyaknya Kegiatan Pengabdian Kepada Masyaakat Yang Telah Dilakukan

9 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe Setelah membuat matiks bedasakan kiteia (C 1,C 2,C 3,...,C J ), kemudian melakukan nomalisasi matiks bedasakan pesamaan yang disesuaikan dengan jenis atibut (aibut keuntungan ataupun atibut biaya), sehingga matiks tenomalisasi R penelitian aga tidak tejadi keancuan selama pengejaan penelitian dan hasil yang dicapai menjadi lebih maksimal. Keangka keja pada penelitian ini dapat dilihat pada gamba beikut : j R = i1 i2 ij 2. Menentukan ating kecocokan setiap altenatif pada setiap kiteia misalnya : Nilai 1 = Sangat Kuang (SK) Nilai 2 = Kuang (K) Nilai 3 = Cukup (C) Nilai 4 = Baik (B) Nilai 5 = Tebaik (TB) membeikan bobot pefeensi (W) 3. Hasil akhi dipeoleh dai poses peenkingan yaitu penjumlahan dai pekalian matiks tenomalisasi R dengan vekto bobot pefeensi, sehingga dipeoleh nilai tebesa yang dipilih sebagai altenatif tebaik misalnya (Ai) sebagai solusi. III. ANALISIS DAN PERANCANGAN A. Pendahuluan Penelitian meupakan angkaian kegiatan ilmiah dalam angka pemecahan suatu pemasalahan. Fungsi penelitian adalah mencaikan penjelasan dan jawaban tehadap pemasalahan seta membeikan altenatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban tehadap pemasalahan itu dapat besifat abstak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasa dan dapat pula sangat konket dan spesifik sepeti biasanya ditemui pada penelitian. B. Keangka Keja Keangka keja dipelukan dalam acuan langkah-langkah mengejakan suatu penelitian dengan membuat sebuah tahapan metodologi Gamba 1. Keangka Keja Penelitian 1. Identifikasi Masalah Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan sistem pendukung keputusan dengan metode simple additive weighting (SAW) untuk menentukan penilaian dosen bepestasi. 2. Menganalisa Masalah Setelah mengindentifikasi masalah yang akan diteliti, maka masalah-masalah tesebut pelu dianalisis. Hal ini pelu dilakukan aga tidak ada kendala dalam pemecahan masalah tesebut. Pada penelitian ini masalah yang behubungan dengan menganalisa penilaian kineja dosen tehadap pendidikan, jenjang jabatan akademik, penelitian, penulisan junal, dan pengabdian pada masyaakat.

10 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe Pengumpulan Data Data dikumpulkan dai bebagai sumbe yang ada. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tiga metode, yaitu studi pustaka, metode obsevasi dan wawancaa. a. Obsevasi : Dalam metode ini dilakukan pengamatan secaa langsung di tempat penelitian untuk mengetahui secaa jelas dan teinci pemasalahan yang ada. b. Wawancaa : Metode ini dilakukan untuk mempeoleh infomasi atau data yang dibutuhkan dengan caa melakukan wawancaa langsung pada tempat atau objek penelitian. 4. Menganalisa Data Data yang didapat langsung dai Univesitas Dehasen Bengkulu seta wawancaa dengan bagian kepegawaian. Data tesebut disimpan dalam bentuk fomat Micosoft Excel. Kemudian data itu ditanfomasikan ke dalam database yang dimiliki oleh Php. 5. Studi Liteatu Selain data yang dipeoleh dai tempat penelitian, penulis juga mengumpulkan liteatuliteatu yang behubungan dengan penelitian, yaitu mengumpulkan buku-buku, e-book dan junal yang bekaitan dengan judul yang dibuat. 6. Peancangan Sistem Setelah data dikumpukan, dilanjutkan dengan pembuatan aplikasi menggunakan Php Mysql. 7. Pembangunan Sistem Pada tahapan peancangan sistem akan dilakukan instalisasi softwae untuk mendukung implementasi atau pengujian pada penelitian ini. Softwae yang digunakan adalah xampp, php dan database mysql. 8. Pengujian Sistem Tahap pengujian sistem dimulai dengan melakukan input data kedalam aplikasi. Kemudian pengujian dilakukan dengan konsep dasa metode simple additive weigthing dengan menghitung penjumlahan bobot dai ating kineja dosen di setiap altenatif pada semua atibut untuk memastikan kebenaan poses. Setelah behasil maka akan di lakukan pengujian tehadap data yang sebenanya. 9. Pengambilan Kesimpulan Pada akhi pembahasan dilakukan penaikan kesimpulan sebagai penilaian kineja dan manfaat sistem secaa nyata dalam menentukan nilai dai kineja dosen sehingga akan didapatkan nilai tetinggi dan dan pestasi tebaik. C. Analisa Dan Peancangan Sistem Sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semitestuktu dan situasi yang tidak testuktu Biasanya sistem pendukung keputusan dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai analisa dan peancangan sistem yang betujuan untuk membei gambaan kepada pemakai tentang sistem yang dibuat dan membeikan gambaan yang jelas kepada pogamme yang akan mengimplementasikan sistem. Taget analisa ini adalah gambaan poses peankingan dengan menggunakan bobot pada setiap kiteia pada setiap altenatif. Yang telah dibeikan oleh pengambil keputusan. Bedasakan gambaan ini, maka akan dibuat ancangan. I. Analisis Sistem Pada penelitian ini, penulis menganalisa poses peankingan dengan menggunakan metode Simple Additive Weigthing (SAW) untuk mendapatkan altenatif tebaik yang dipeoleh bedasakan nilai keseluuhan pefeensi yang dibeikan. Hasil peankingan didapatkan dai nilai akhi pada semua altenatif yang memiliki nilai tebesa dijadikan sebagai peingkat teatas. Pada metode ini konsep dasanya adalah mencai

11 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe penjumlahan tebobot dai ating kineja pada setiap altenatif semua atibut. Hasil akhi dai poses peankingan yaitu penjumlahan dai pekalian matiks tenomalisasi R dengan vekto bobot sehingga akan dipeoleh nilai tebesa yang dipilih sebagai altenatif tebaik (Ai) sebagai solusi. Ada bebeapa tahapan yang akan dilaksanakan pada analisis sistem dalam penelitian ini yaitu analisis pemasalahan dan analisis kebutuhan sistem. a. Analisis Pemasalahan Pada penilaian dosen belum adanya alat yang dapat membantu membeikan kemudahan bagi pengambil keputusan atau pihak manajemen untuk mempeoleh hasil atau penilaian tehadap kegiatan dosen secaa cepat dan akuat. Poses penilaian dosen bepestasi pada Univesitas Dehasen Bengkulu selama ini dilakukan bedasakan pada setiap altenatif atau paa dosen yang mengikuti seleksi ditindaklanjuti dengan pemeiksaan dokumen di bagian kepegawaian. Akan tetapi selama ini hasil dai sistem penyeleksian dosen bepestasi belum sesuai dengan yang dihaapkan. Sebagai contohnya ada dosen yang bena-bena layak di jadikan sebagai dosen bepestasi tetapi tidak dimasukkan ke dalam altenatif dalam penilaian dosen bepestasi. b. Analisis Kebutuhan Sistem bebeda-beda. Altenatif yang dimaksud adalah dosen tetap pada Univesitas Dehasen Bengkulu. Infomasi yang dibutuhkan pada sistem implementasi dalam pemilihan dosen bepestasi yang diusulkan adalah sebagai beikut : 1. Kiteia Penilaian Beikut ini adalah kiteia yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan bedasakan altenatif yang telah ditentukan, sebagai beikut ini: C1 = Kualifikasi Pendidikan C2 = Pembelajaan C3 = Banyaknya Penelitian C4 = Banyaknya menulis junal C5 = Banyaknya kegiatan pengabdian kepada masyaakat yang telah dilakukan Dai kiteia tesebut akan dibuat suatu tingkat kepentingan kiteia bedasakan nilai bobot yang telah ditentukan ke dalam bilangan fuzzy. Rating kecocokan setiap altenatif pada setiap kiteia sebagai beikut : Nilai 1 = Sangat Kuang (SK) Nilai 2 = Kuang (K) Nilai 3 = Cukup (C) Nilai 4 = Baik (B) Nilai 5 = Tebaik (TB) Bedasakan ating kecocokan di atas, selanjutnya penjabaan bobot setiap kiteia yang telah di konvesikan dengan bilangan fuzzy. Pada kebutuhan sistem, yang dibutuhkan adalah semua infomasi data yang bekaitan dengan poses penilaian dosen bepestasi. Dilihat dai analisis masalah pada sistem penyeleksian yang tidak sesuai dengan yang dihaapkan maka pada penilitian ini yang dibutuhkan adalah kiteia yang dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan, altenatif yaitu dosen, ating kecocokan pada setiap altenatif pada setiap kiteia, dan bobot kepentingan. Output yang akan dihasilkan dai penelitian ini adalah sebuah altenatif yang memiliki nilai tetinggi dibandingkan dengan altenatif nilai yang lain. Hasil Outputnya diambil dai uutan altenatif tetinggi ke altenative yang teendah. Hasil akhi yang dikeluakan oleh pogam beasal dai nilai setiap kiteia, kaena dalam setiap kiteia memiliki nilai yang a)kiteia kualifikasi Pendidikan Kiteia Kualifikasi Pendidikan meupakan pesyaatan petama yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, bedasakan kualifikasi pendidikan dengan penilaian 20%. Beikut ini adalah inteval kualifikasi pendidikan yang telah dikonvesikan dengan bilangan fuzzy : Tabel 1 Kualifikasi Pendidikan Kualifikasi Pendidikan Nilai S3 5 S2 4 S1 3 b)kiteia Pembelajaan Kiteia Pembelajaan meupakan pesyaatan kedua yang dibutuhkan untuk

12 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe pengambilan keputusan yang bedasakan kineja akademiknya untuk pembimbing tesis, Pembimbing Lapoan Tugas Akhi (LTA) dan pembimbing Paktik Keja Lapangan (PKL). Beikut ini adalah penjabaan inteval pembelajaan yang telah dikonvesikan dengan bilangan fuzzy : Tabel 2 Pembelajaan Pembelajaan Nilai Tesis 5 Skipsi 4 LTA 3 PKL 2 c)kiteia Penelitian yang telah dilakukan sejak ditetapkan sebagai dosen tetap Kiteia Penelitian yang telah dilakukan sejak ditetapkan sebagai dosen tetap meupakan pesyaatan ketiga yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bedasakan banyaknya penelitian yang telah dilakukan sejak ditetapkan sebagai dosen tetap. Beikut ini adalah penjabaan inteval penelitian yang telah dilakukan sejak ditetapkan sebagai dosen tetap yang telah dikonvesikan dengan bilangan fuzzy : Tabel 3. Penelitian yang telah dilakukan sejak ditetapkan sebagai dosen tetap Banyaknya Penelitian yang Nilai telah dilakukan Lebih dai e)kiteia Banyaknya Pengabdian pada masyaakat Kiteia banyaknya jumlah Pengabdian pada masyaakat meupakan pesyaatan beikutnya yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bedasakan banyaknya jumlah kegiatan dalam pengabdian pada masyaakat sejak ditetapkan sebagai dosen tetap. Beikut ini adalah penjabaan inteval pengabdian pada masyaakat dikonvesikan dengan bilangan fuzzy : Tabel 5. Banyaknya Pengabdian pada masyaakat Pengabdian pada masyaakat Nilai Lebih dai Altenatif yang ditunjuk sebagai kandidat dosen bepestasi Sebagai bahan implementasi pada metode Simple Additive Weighting secaa manual, yaitu dengan 6 oang dosen tetap sebagai altenatif dosen bepestasi yang melengkapi pesyaatan dan bekas di Univesitas Dehasen Bengkulu. Dai pengisian kuesione maka datadatanya dimasukkan ke dalam tabel beikut : d)kiteia Banyaknya menulis junal Kiteia banyaknya jumlah penulisan junal meupakan pesyaatan beikutnya yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bedasakan banyaknya jumlah penulisan junal sejak ditetapkan sebagai dosen tetap. Beikut ini adalah penjabaan inteval banyaknya menulis junal yang telah dikonvesikan dengan bilangan fuzzy : Tabel 4. Banyaknya Menulis Junal Banyaknya Menulis Junal Nilai Lebih dai Bedasakan data altenatif diatas dapat dibentuk ating kecocokan dai setiap altenatif

13 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe pada setiap kiteia, yang telihat pada tabel beikut: Kaena setiap nilai yang dibeikan pada setiap altenatif di setiap kiteia meupakan nilai kecocokan (nilai tebesa adalah tebaik), maka semua kiteia yang dibeikan diasumsikan sebagai kiteia keuntungan. Pengambil keputusan membeikan bobot bedasakan tingkat kepentingan masing-masing kiteia yang dibutuhkan sebagai beikut: Vekto Bobot : W = {4, 4, 5, 5, 5} Selanjutnya adalah membuat matiks keputusan X, dibuat dai tabel kecocokan sebagai beikut ini : X = Petama, dilakukan nomalisasi matiks X untuk menghitung nilai masing-masing kiteia bedasakan kiteia diasumsikan sebagai kiteia keuntungan atau biaya sebagai beikut : max4;4;4;4;4; max4;4;4;4;4; max4;4;4;4;4; max 4;4;4;4;4; max4;4;4;4;4; max4;4;4;4;4; max3;4;4;3;2; max3;4;4;3;2; max3;4;4;3;2; max3;4;4;3;2; max3;4;4;3;2; max3;4;4;3;2; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max5;3;3;3;1; max 5;2;2;3;1; ,75 0, ,75 0,5 0,25 1 0,6 0,6 0,6 0, ,6 0,6 0,6 0,2 0 1

14 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe max5;2;2;3;1; max5;2;2;3;1; max5;2;2;3;1; max5;2;2;3;1; max 5;2;2;3;1; ,4 0,4 0,6 0,2 0,2 V 4 = (4)(1)+(4)(0,5)+(5)(0,2)+(5)(0,2)+(5)(0,2) = 9 V 6 = (4)(0,75)+(4)(0,25)+(5)(0)+(5)(0)+(5)(0,2) = 5 Hasil peangkingan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada tabel beikut ini: Dai hasil 11 sampai dengan 65 maka dibuatkan nomalisasi matiks R sebagai beikut: R = 1 0, ,6 0,6 0, ,6 0,6 0,4 1 0,75 0,6 0,6 0,6 1 0,5 0,2 0,2 0,2 0,75 0, ,2 Selanjutnya akan dibuat pekalian matiks W * R dan penjumlahan hasil pekalian untuk mempeoleh altenatif tebaik dengan melakukan peankingan nilai tebesa sebagai beikut ini : n V i = W j ij j=1 Dimana : Vi = angking untuk setiap altenatif wj = nilai bobot dai setiap kiteia ij = nilai ating kineja tenomalisasi Dengan pesamaan di atas, maka akan didapat : V 1 = (4)(1)+(4)(0,75)+(5)(1)+(5)(1)+(5)(1) = 22 V 2 = (4)(1)+(4)(1)+(5)(0,6)+(5)(0,6)+(5)(0,4) = 16 V 3 = (4)(1)+(4)(1)+(5)(0,6)+(5)(0,6)+(5)(0,4) = 16 V 4 =(4)(1)+(4)(0,75)+(5)(0,6)+(5)(0,6)+(5)(0,6) = 16 Sehingga dengan demikian nilai tebaik ada pada V 1 dengan altenatif A1 adalah altenatif yang tepilih sebagai altenatif tebaik untuk meaih pestasi pada Univesitas Dehasen Bengkulu. Dengan kata lain, Dosen A1 akan tepilih sebagai dosen bepestasi. II. Analisis Peancangan Sistem Model dai sistem yang diusulkan akan disajikan dalam dua bentuk, yang petama yaitu menggunakan pemodelan fisik (phisycal model) dengan membuat flowchat system. Model tesebut akan menunjukkan kepada use bagaimana nantinya sistem yang diusulkan bekeja secaa fisik. Bentuk kedua yaitu menggunakan pemodelan logic (logical model), model ini akan menggambakan dengan diagam aus data (DFD) yang akan menjelaskan kepada use bagaimana nantinya fungsi-fungsi sistem yang akan diusulkan secaa logika akan bekeja. a) Flowchat System Beikut ini adalah flowchat dai langkah-langkah sistem pendukung keputusan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang menggambakan dimulainya aus data sampai dengan hasil vekto untuk altenatif

15 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe tepilih, sesuai dengan gamba Flowchat System di bawah ini : Data Altenatif Input Data Altenatif Mulai Data Kiteia Input Data Kiteia c) Database Poses peancangan sistem membutuhkan suatu database yang digunakan untuk menyimpan data dan infomasi yang dipelukan dalam sistem dan disusun sedemikian upa ke dalam bentuk tabel untuk mempemudah sistem dalam mengambil keputusan. Seluuh tabel saling behubungan dengan yang lainnya dan gambaan tabel basis pengetahuan yang digunakan adalah sebagai beikut: Altenatif Kiteia Rancangan File admin Rating Kecocokan Nilai Altenatif Nilai Altenatif Pehitungan Vekto Tabel admin ini meupakan simpan data bagi admin yang akan login ke seve. Hanya admin yang behak menambah, mengedit dan menghapus data yang ada pada sistem. Nama file : Admin Pimay Key : Use_login Seconday Key : - Vekto Hasil Vekto / Altenatif Tebaik Selesai Gamba 2. Flowchat System b) Diagam Konteks Diagam Konteks meupakan gambaan secaa gais besa suatu ancangan Sistem. Dengan Diagam Konteks ini akan mempelihatkan hubungan anta entitas. Diagam Konteks juga akan menggambakan alian data yang melalui seluuh poses Sistem. Secaa detail dapat dijelaskan pada gamba 4.3 beikut ini : Rancangan File Kasus Tabel File Kasus ini meupakan isi dai data Kasus. Nama file : Kasus Pimay Key : id_kasus Seconday Key : - Rancangan File Altenatif Tabel File Altenatif ini meupakan isi dai biodata Dosen. Nama file : Altenatif Pimay Key : id_altenatif Gamba 3. Diagam Konteks Seconday Key : -

16 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe Rancangan File Kiteia Pada ancangan file kiteia beisi data-data kiteia. Nama file : Kiteia Pimay Key : Id_Kiteia Seconday Key : - Rancangan File Nilai Bobot Pefeensi Nama file : Nilai Bobot Pefeensi Pimay Key : id_bobot Seconday Key : - Rancangan File Nilai Kepentingan Pada ancangan file Nilai Kepentingan beisi nilai kepentingan pada setiap kiteia. Nama file : Nilai Kepentingan Pimay Key : Id_Nilai Seconday Key : - Rancangan File Poses Nama file : Poses Pimay Key : id_poses Seconday Key : - Rancangan File Nilai Kiteia Nama file : Nilai Pimay Key : id_nilai_kiteia Seconday Key : id_altenatif Nama file : Poses Pimay Key : id_poses Seconday Key : -

17 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Skenaio Pengujian Pada penelitian ini Skenaio pengujian dilakukan untuk menguji sistem dan memeiksa apakah sistem yang dibuat sudah baik dan bena. Pada penilaian dosen bepestasi, yang akan dilakukan adalah menganalisa setiap vaiabel yang didapat dai data kuesione untuk mendapatkan nilai yang bisa diambil mewakili penilaian tesebut. Metode yang digunakan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) yaitu penjumlahan tebobot. Tahapan pada skenaio pengujian adalah tahap pesiapan, menyiapkan vaiabel input, dan vaiabel output. 1)Tahap pesiapan Yang petama dilakukan pada skenaio pengujian adalah membuka aplikasi XAMPP Contol Panel Aplication untuk mengaktifkan apache dan mysql. Setelah kedua module tesebut unning, maka yang beikutnya adalah membuka bowse mozilla fiefox. Ketik untuk menuju ke sistem yang bebasis php. 2)Vaiabel Input Pada tahapan beikut ini adalah poses pesiapan bebeapa vaiabel input yang akan di masukkan ke dalam sistem. Masing-masing vaiabel mewakili semua tahapan yang dilakukan dalam pengujian sistem. A. Kasus Pesiapkan kasus yang akan dibuat dalam sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW. Pada penelitian ini kasusnya adalah penilaian dosen bepestasi. B. Altenatif Bila kasus telah ditentukan, yang beikutnya adalah menentukan altenatif. Dalam penilaian dosen bepestasi pada Univesitas Dehasen Bengkulu ditunjuk 6 oang dosen tetap yayasan yang mewakili setiap fakultas. Dosen inilah yang dijadikan sebagai altenatif dalam penilaian dosen bepestasi. 6 altenatif Ai (i=1,2,,n) yang akan dinilai yaitu : A1 = Dosen 1 A2 = Dosen 2 A3 = Dosen 3 A4 = Dosen 4... A20 = Dosen 20 C. Kiteia Ada 5 kiteia Cj dimana j=1,2,,n yang ditentukan untuk melakukan penilaian yaitu : C1 = Kualifikasi Pendidikan C2 = Pembelajaan C3 = Banyaknya Penelitian C4 = Banyaknya Junal C5 = Banyaknya Pengabdian Pada Masyaakat D. Nilai Bobot Untuk dijadikan sebagai penilaian, ada 5 kategoi nilai untuk menentukan ating kecocokan setiap altenatif pada setiap kiteia, yaitu: Nilai 1 = Sangat Kuang (SK) Nilai 2 = Kuang (K) Nilai 3 = Cukup (C) Nilai 4 = Baik (B) Nilai 5 = Tebaik (TB) Dai data kiteia Cj dan nilai bobot di atas, maka dibuat susunan inteval nilai bobot dai masing-masing kiteia yang telah dikonvesikan ke bilangan Fuzzy. Disini ada 5 tabel kiteia yaitu: Tabel 1 Kiteia Kualifikasi Pendidikan C1 Nilai Bobot S3 5 S2 4 S1 3 Pada kiteia ini, kualifikasi Pendidikan ditentukan 3 tingkatan dan masing-masing dibei bobot sesuai dengan tingkatan tinggi dan endahnya pendidikan tesebut. Untuk nilai

18 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe bobot yang tebesa mengidentifikasi bahwa kualifikasi pendidikan memenuhi nilai yang tebaik. Dan akan disusun ke bawah sesuai dengan tingkatan pendidikan. Tabel 2 Pembelajaan C2 Nilai Bobot Tesis 5 Skipsi 4 LTA 3 PKL 2 Pada Pembelajaan, penentuan nilai bobot sama sepeti penentuan di kualifikasi pendidikan. Semakin tinggi tingkatan fungsi sebagai pembimbing sebuah altenatif, maka semakin tinggi nilai bobot yang ditentukan. Tabel 3 Kiteia Banyaknya Penelitian C3 Nilai Bobot Lebih Dai Penelitian 4 4 Penelitian 3 3 Penelitian 2 2 Penelitian 1 Dai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh masing-masing altenatif, nilai bobot dipeoleh dai tingkatan beapa banyak jumlah penelitian yang telah dilakukan sejak ditetapkan sebagai dosen tetap. Begitu juga pada kiteia banyaknya junal dan banyaknya pengabdian pada masyaakat, pembeian nilai bobot sama sepeti pembeian nilai bobot pada kiteia banyaknya penelitian. Dapat dilihat pada tabel 5.4 dan tabel 5.5. Tabel 4 Kiteia Banyaknya Junal C4 Nilai Bobot Lebih Dai Junal 4 4 Junal 3 3 Junal 2 2 Junal 1 Tabel 5 Kiteia Banyaknya Pengabdian Pada Masyaakat C5 Nilai Bobot Lebih Dai Pengabdian 4 4 Pengabdian 3 3 Pengabdian 2 2 Pengabdian 1 E. Bobot Pefeensi Beikut ini adalah tahap pembeian bobot pefeensi untuk menentukan tingkatan kepentingan dai sebuah kiteia. Pengambil keputusan membeikan bobot untuk setiap kiteia bedasakan tingkat kepentingannya, yaitu: C1 = 4 C2 = 4 C3 = 5 C4 = 5 C5 = 5 Tingkatan kepentingan tesebut dibeikan sesuai dengan pedoman pada penilaian dosen bepestasidan telah ditetapkan oleh peguuan tinggi pada tempet penelitian. Untuk nilai 5 mengidentifikasikan bahwa kiteia tesebut dianggap paling penting dan sebagai kiteia tebaik dalam penilaian dosen bepestasi. Setelah dibuat susunan inteval bobot, bedasakan dai pengisian kuesione setiap altenatif dibeikan bobot ating kecocokan sebagai beikut sesuai dengan tabel : Tabel 6 Rating Kecocokan setiap altenatif pada setiap kiteia Kiteia Altenatif C1 C2 C3 C4 C5 A A A A A ) Vaiabel Output Taget yang ingin dicapai dai sistem yang dibuat pada sistem pendukung keputusan penilaian dosen bepestasi adalah hasil peankingan yang sesuai dengan pehitungan menggunakan metode SAW. Dai tabel ating kecocokan setiap altenatif pada setiap kiteia, ditentukan atibut yang digunakan adalah atibut keuntungan (bonefit=maximum) yaitu nilai yang tebesa itu nilai yang tebaik.

19 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe Pada metode SAW, hasil yang ingin dicapai adalah altenatif yang memiliki nilai tetinggi. Pada tabel 7 di bawah ini akan dipelihatkan hasil poses peankingan yang ingin dicapai dai uji coba di sistem. Tabel 7 Hasil Poses Peankingan Maka dilihat dai tabel diatas, nilai tebesa ada pada A1 dan meupakan yang tepilih sebagai dosen bepestasi. B. Implementasi Skenaio Pengujian Poses implementasi skenaio pengujian meliputi ancangan antamuka. Peangkat lunak yang dikembangkan untuk membantu menganalisis poses penilaian dan peankingan altenatif yang tebaik sesuai dengan metode Simple Additive Weighting. Antamuka peangkat lunak dibuat menggunakan PHP MYSQL. Untuk masuk ke antamuka sistem pendukung keputusan penilaian dosen bepestasi, di mulai dengan pengaktifan XAMPP Contol Panel Aplication. Pada apache dan mysql di stat dan selanjutnya buka menu bowse mozilla fiefox, ketik Gamba 2 Localhost SPK Penilaian Dosen Bepestasi Pada awal membuka Aplikasi ini, use akan dihadapkan dengan menu Jendela login administato. Menu ini befungsi meneima masukan beupa usename dan passwod untuk kemudian akan dicek apakah usename dan passwod tesebut telah valid. Jika ya, maka pengguna dapat menggunakan aplikasi ini. Namun jika tidak, aplikasi ini akan menolak usename dan passwod tesebut dan aplikasi ini tidak dapat digunakan. Masukkan Use Login dan Passwod lalu klik Login dan akan muncul tampilan sepeti di bawah ini : 1. Menu Utama Gamba 3 Menu Login Gamba 1. XAMPP Contol Panel Aplication Menu utama meupakan menu yang petama kali tampil ketika pogam dijalankan oleh pengguna. Adapun antamuka menu utama, dapat dilihat pada gamba beikut :

20 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe sub menu poses SAW dapat dilihat pada gamba beikut: Gamba 4 Menu Utama 2. Menu Input Data Pada sub menu input data beisi tentang input Kasus, input data altenatif, input data kiteia, input data nilai bobot, dan input data nilai kiteia dapat dilihat pada gamba beikut ini : 4. Menu Logout Gamba 6 Menu Poses SAW Menu Logout befungsi mengakhii aplikasi. 3. Menu Poses SAW Gamba 5 Menu Input Data Menu poses SAW adalah menu untuk poses peankingan dai tahapan metode SAW pada penilaian dosen bepestasi. Pada menu ini setelah di klik langsung menghasilkan poses akhi untuk mendapatkan nilai anking tetinggi dai semua altenatif yang memiliki nilai tebesa dan dijadikan sebagai peingkat teatas. Tampilan Gamba 7 Menu Logout A. Poses Input Data

21 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe a. Data Kasus Klik pada menu data kasus maka akan tampil sepeti gamba beikut : c. Data Kiteia Menu input data kiteia dibuat dengan tujuan untuk menambahkan data kiteia atau syaat yang sudah ditentukan dalam penilaian dosen bepestasi. Menu kiteia dapat dilihat pada gamba beikut : Gamba 8 Input Data Kasus Input data kasus meupakan fom yang befungsi untuk memasukkan data kasus yang akan di poses dalam penilaian menggunakan metode SAW. Pada penelitian ini kasusnya adalah Penilaian Dosen Bepestasi. Klik Tambah untuk melakukan poses selanjutnya. b. Data Altenatif Gamba 10 Input Data kiteia d. Nilai Bobot Pefeensi Menu input data altenatif befungsi untuk menginput altenatif yang akan di nilai dalam poses penilaian dosen bepestasi. Gamba 9 Input Data Altenatif Gamba 11 Input Nilai Bobot Pefeensi

22 Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe e. Nilai Kiteia 1. Hasil dai Menyusun Matiks Nilai kiteia untuk masing-masing altenatif yang telah dimasukkan dalam sistem akan disusun dalam sebuah matik, beikut ini adalah hasil poses penyusunan matik dai data altenatif dan kiteia yaitu sebagai beikut : Gamba 12 Input Nilai Kiteia B. Poses SAW Poses akhi yang dilakukan adalah Poses SAW yaitu untuk menunjukkan hasil dai penilaian dosen bepestasi sesuai dengan pehitungan metode Simple Additive Weighting (SAW). Klik pada Poses SAW lalu klik pada hasil, maka akan kelua tampilan sepeti gamba beikut : Gamba 14 Hasil Susunan Matik 2. Hasil Peankingan Setelah dipeoleh hasil pehitungan, maka dipeoleh hasil peankingan yang dibentuk ke dalam tabel dan disimpulkan altenatif tebaik yang mempeoleh nilai tetinggi dan teatas, sepeti pada gamba beikut ini : Gamba 13 Poses SAW Gamba 15 Hasil Peankingan

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Techno.COM, Vol. 12, No. 4, Novembe 201: 198-207 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Emiia Winda Kismanto 1, Setia

Lebih terperinci

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 Decision Suppot System untuk Penentuan Pembeian Beasiswa Pestasi di Peguuan Tinggi Devi Dwi Puwanto Abstak Tiap peguuan tinggi biasanya membeikan bebeapa untuk mahasiswa,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Semina SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi Novembe Infomasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedigantaaan (SENATIK) Vol. II, 26 Novembe 2016, ISSN: 2528-1666 AI- 95 IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.SHOWAM ARIFIN 1 1,2 Teknik Infomatika, Ilmu Kompute, Univesitas Dian Nuswantoo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS : SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU) Andra Setiawan Jurusan Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS Fitrah Rumaisa, S.T., Tanti Nurafianti Universitas Widyatama, Jl. Cikutra

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BANK BRI MENGGUNAKAN FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA) Henry Wibowo S 1), Riska Amalia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS PT. Junal Pelita Infomatika, Volume 6, Nomo 3, Juli 7 ISSN 3-945 (Media Cetak) Hal: 335-34 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Page 83 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Burhanuddin, Dini 2 Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) Tri Sulisilowati STMIK Pringsewu Lampung Jl.Wisma Rini No.09 Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Page 83 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Burhanuddin, Dini 2 Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG Heri Sulistiyo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jln.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih (Hansson,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW Arie Wedhasmara 1, Jasmo ari wibowo 2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Email : jasmo_ari_wibowo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP ABSTRAK PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP Devi Yunita 1, Eka Ridhawati 2 Juusan Sistem Infomasi, STMIK Pingsewu Lampung Jl.Wisma Rini No. 09 Pingsewu

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi E-journal Teknik Informatika, Volume 9, No 1 (2016), ISSN : 1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi Iwan Laengge, Hans F. Wowor, Muhamad D. Putro Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD ZERO JURNAL SAINS MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 Page : 11-21 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN: 2580-5754 DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD Ismail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT ZERO JURNAL MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN : 2580-5754 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING. PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING Apriansyah Putra 1, Dinna Yunika Hardiyanti 2 Jurusan Sistem Informasi,Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM Tri Handayani (teha.nazla@gmail.com) Wawan Laksito YS (wlaksito@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguhsusyanto@gmail.com) ISSN : 2338-408 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA Siti Nurhayati Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERSEDIAAN ALAT TULIS KANTOR MENGGUNAKAN MULTIPLE ATRRIBUTE DECISION MAKING (Studi Kasus : Perguruan Jaya Pancur Batu) Rinaldi Alfriadi Manurung (0911558)

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY GOODS WEB-BASED ON THE STATE PROSECUTOR TERNATE

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK TABLET PC MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) Elisabet Yunaeti Anggraeni, M.T.I., Rita Irviani, M.M., Riza Lestari Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH Febriana 1, Dedi Irawan 2 Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 Pringsewu

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Indah Kumala Sari 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K 3 1,2 Jurusan Sistem Informasi,.3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Pendukung Keputusan, Weighted Product, Weighted Sum Product, Pengertian perguruan tinggi serta tujuan perguruan tinggi..1 Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci