Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: ( Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio, an Riho Hantoro. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Inustri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 111 E Mail: hantoro@ep.its.ac.i Abstrak Getaran merupakan gerakan bolak balik yang melewati titik kesetimbangan. Telah ilakukan penelitian yang menganalisa aanya getaran lateral an torsional paa sebuah turbin jenis VAT. Metoe yang igunakan untuk menganalisa inamika sistem empat erajat kebebasan yaitu State Space. Simulasi ilakukan engan variasi kecepatan,7 m/s;, m/s;,9 m/s; 1, m/s.untuk VAT ujung bebas simpangan paling besar terjai paa kecepatan 1, m/s yaitu.3 x 1 - m paa massa ke-1 an 7.3 x 1-3 m paa massa ke-. Seangkan paa moel VAT ujung terikat simpangan maksimumnya yaitu. x 1 - m paa massa ke-1 an 9. x 1-5 m paa massa ke-. Untuk getaran torsional simpangn maksimumnya juga terjai paa kecepatan 1, m/s. Getaran torsional paa VAT engan ujung bebas nilai maksimumnya yaitu 3,1 x 1-3 ra paa massa ke-1 an 7,59 x 1-3 ra paa massa ke-. Seangkan paa moel VAT ujung terikat simpangan maksimumnya yaitu 1,7 x 1-3 ra paa massa ke-1 an 1,1 x 1-3 ra paa massa ke-. Semakin besar kecepatan aliran air sungai, semakin besar pula gaya eksitasi yang ihasilkan, sehingga amplituo getaranya juga makin besar. Sistem VAT memiliki frekuensi natural yang cukup tinggi. Untuk sistem VAT engan ujung bebas frekuensi naturalnya bernilai 9.33 ra/s ; 93.3 ra/s; 1.3 ra/s an 9.1 ra/s. seangkan untuk sistem VAT engan ujung terikat nilai frekuensi naturalnya aalah 193. ra/s; 57.1 ra/s;.3 ra/s an773.1 ra/s. Sistem VAT ini bekerja paa frekuensi kerja yang renah yaitu, 5,3 ra/s; 5,5 ra/s;,57 ra/s an 7, ra/s. Sehingga tiak terjai resonansi paa sistem VAT tersebut. Frekuensi keja yang paling menekati frekuensi natural aalah paa kecepatan 1, m/s yaitu 7, ra/s. Meskipun emikian, nilai tersebut masih jauh ibawah frekuensi naturalnya. Kata Kunci Vertical-Axis Turbine, getaran lateral, getaran torsional, frekuensi natural, statespace I. PENDAHULUAN ALAH satu upaya mengatasi masalah krisis energiaalah Sengan mencari sumber-sumber energi alternatif pengganti BBM. Diantaranya yaitu sumber energi arus sungai yang memliki potensi sangat besar untuk ikembangkan i Inonesia. Sistem yang cukup tepat untuk iterapkan paa pemanfaatan energi arus sungai aalah sistem turbin engan sumbu tegak atau isebut jugavat. Sistem ini bekerja engan memanfaatkan gaya yang ihasilkan oleh arus sungai. Akan tetapi, gaya tersebut menghasilkan getaran paa poros turbin. Getaran tersebut paa konisi tertentu apat mengakibatkan kerugian paa sistem baik berupa keretakan sampai patahnya poros turbin. Untuk itu perlu ilakukan stui analisa getaran yang terjai paa poros VAT agar bisa mengetahui konisi konisi yang apat mengakibatkan kerusakan tersebut. II. TEORI DASAR A. Vertical-Axis Turbine (VAT Turbin jenisvertical-axis Turbine (VAT memiliki beberapa kelebihan yaitu mekanisme peralatan yang apat iletakkan i atas permukaan tanah sehingga memuahkan proses perawatan karena apat ijangkau engan muah. Keuntungan yang lain aalah ukuran blae paa turbin jenis VAT apat itingkatkan tanpa aanya batasan seperti paa turbin jenis Horisontal-Axis Turbine (HAT [1]. VAT apat igunakan untuk keperluan pembangkit listrik tenaga arus sungai maupun arus laut. Gaya aliran arus yang menghasilkan putaran paa VAT, putaran tersebut ikonversikan untuk memutar generator sehingga apat menghasilkan listrik yang bisaimanfaatkan untuk keperluan sehari- hari. Gambar 1 menunjukkan penggunaan VAT paa pembangkit listrik tenaga arus sungai. B. Getaran Sebuah sistem massa-pegas-amper engan satu buah massamerupakan sistem engan 1 (satu erajat kebebasan (1 DOF. Ini merupakan konsep sistem getaran seerhana. Gambar menunjukkan sebuah sistem massa-pegas amper yang ikenai suatu gaya pengganggu F yang berupagangguan yang harmonik. Dari Gambar, apat icari persamaan matematika yang apat ituliskan seperti i bawah ini M 1 + Cp + KpX = F (1 Keterangan : Mp : massa bena : percepatan getaran Cp : koefisien reaman bena : kecepatan getaran Kp : koefisien kekakuan bena X : simpangan/respon getaran

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: ( Print B-117 iagram bebas ari sistem VAT engan memperhatikan aspek getaran torsionalnya (lihat Gambar 3 juga. Persamaan matematis untuk moel i atas aalah sebagai berikut: imana J aalah Momen inersia, percepatan suut, kecepatan suut, θ simpangan suut, C koefisien reaman puntir, k koefisien kekakuan puntir, M momen inersia [3]. ( (5 Gambar. 1. Penggunaan VAT untuk pembangkit listrik [] Gambar.. Gambar sistem getaran satu DOF C. StateSpace State Space merupakan sebuah metoe untuk menyelesaikan persamaan eferensial ore tinggi. Metoe ini biasa igunakan biang elektro maupun mekanik termasuk vibrasi. Metoe ini igunakan untuk mengatasi permasalahan ari persamaan iferensial yang tiak bisa iselesaikan engan engan metoe eksak seperti engan menggunakan Tranformasi Laplace []. Untuk membantu penyelesaian, biasanya igunakan software untuk membatu alam perhitungan yang rumit. Software yang biasa igunakan seperti MathCa an juga MatLab. Gambar. 3.Getaran lateral sistem VAT Gambar. Getaran torsional sistem VAT Persaman iferensial ini apat iselesaikan engan berbagaicara, antara lain engan metoe state-space, invers laplace, anoperator D. Seangkan sistem VAT untuk getaran lateral apat i moelkan sebagai sistem engan egree of freeom. M k 1 x 1 + k (x 1 -x = F1(t ( M + k (x -x 1 = F(t (3 Sama halnya engan getaran lateral yang apat imoelkan engan sistem DOF, paa getaran torsional juga apat imoelkan engan DOF juga. Gambar menunjukkan A. Stui Literatur III. METODOLOGI PENELITIAN Mencari an mempelajari berbagai literature seperti buku, jurnal, internet an para pakar untuk bisa menapatkan informasi maupun ata-ata yang iinginkan berkaitan engan getaran an sistem VAT. B. Pengumpulan Data Data yang iperlukan alam penelitian ini yaitu kecepatan arus sungai yang bervariasi mulai ari,7 m/s menghasilkan kecepatan 5, rpm,, m/s menghasilkan kecepatan 53,1 rpm,,9 m/s menghasilkan kecepatan, rpm an 1, m/s menghasilkan kecepatan, rpm. Turbin vertikal aksis ini apat ianalogikan sebagai sistem pegas egree of freeom (DOF sebagaimana itunjukkan alam Gambar 5. C. Pemoelan sistem VAT engan massa tergumpal Dari plan VAT paa gambar 5 apat imoelkan secara fisis engan pemoelan massa tergumpal. sistem tersebut ibagi menjai ua elemen massa yang ientik, yatu M1 an M. masing-masing elemen ini akan mengalami getaran berupa getaran lateral an torsional (lihat Gambar. moel matematis untuk ujung bebas: M1 X1( t C1 t t X1( t C t X1( t t X( t K1X1( t K( X1( t X( t M X( t C t t X( t t X1( t K( X( t X1( t F( t I1 1( t Ct1 t t 1( t Ct t 1( t t ( t Kt1 1( t Kt( 1( t ( t I ( t Ct t t ( t t 1( t Kt( ( t 1( t L( t F1( t L1( t

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: ( Print B-11 I =. kg.m Kt = 311N.m/ra K1 = 1 N/m Kt3 = 15N.m/ra K = 719 N/m Ct1 =,5 N.s.m/ra K3 = 75 N/m Ct =,7 N.s.m/ra C1 = 3, N.m/s Ct3 =,1 N.s.m/ra E. Parameter Pengganggu Parameter gaya pengganggu yang igunakan paa penelitian ini berasal ari aliran arus sungai yang menyebabkan turbin apat berputar an terjai getaran. parameter tersebut berupa gaya paa sumbu x (Fx, gaya paa sumbu y (Fy, gaya torsional (L. Deret Fourier igunakan untuk menapatkan fungsi kontinyu ari parameter gaya pengganggu tersebut (lihat Tabel 1-. ( Gambar. 5. Turbin vertikal aksis [5] (a (b Gambar.. iagram bebas sistem VAT (a ujung bebas (b ujung terikat moel matematis untuk ujung terikat : M1 X1( t C1 t t X1( t C t X1( t t X( t K1X1( t K( X1( t X( t M X( t C t t X( t t X1( t C3 t X( t K( X( t X1( t I ( t Ct t t ( t t 1( t Ct3 t ( t Kt( ( t 1( t K3X( t I1 1( t Ct1 t t 1( t Ct t 1( t t ( t Kt1 1( t Kt( 1( t ( t D. Parameter Sistem Kt3( t F1( t F( t L1( t L( t Parameter sistem ini iapatkan melalui hasil pengukuran an perhitungan ari sistem VAT. Parameter-parameter yang ibutuhkan alam penelitian ini meliputi Massa, momen inersia, tetapan kekakuan, tetapan kekakuan torsional, tetapan reaman, an tetapan reaman torsional. M 1 =.9 kg C = 19,5 N.m/s M =.9 kg C3 =, N.m/s I 1 =. kg.m Kt1 = 3N.m/ra F. Frekuensi Natural an Repon Getaran Fekuensi natural merupakan frekuensi yang terjai apabila system tiak ikenai gaya luar atau F(t =, L(t =. Selain itu system juga tiak teream atau C =. secara seerhana persamaan tersebut bisa inyatakan sebagai bentuk matriks : [M]{ } + [K]{X} = (7 Dimana [M] isebut matriks inersia an [K] isebut matrik kekakuan. Penyeerhanaan persamaan matriks apat juga inyatakan sebagai : { } + [M] -1 [K]{X} = ( { } + [C]{X} = (9 Dimana [C] isebut matriks inamis. Dari matriks tersebut apat itentukan persamaan karakteristik ari system VAT baik engan ujung bebas maupun ujung terikat. Seangkan untuk menapatkan respon getaran, baik lateral maupun torsional, maka persamaan gerak ari sistem VAT iselesaikan engan metoe State Space. Software MathCa igunakan untuk membantu melakukan perhitunganperhitungan yang rumit. IV. ANALISA DATA Paa bab ini membahas mengenai frekuensi natural an respon getaran ari simulasisistem turbin vertikal arus sungai. Simulasi iasarkan paa pemoelan inamika sistem. A. Hasil Simulasi Dari hasil pengolahan ata ari sistem turbin an gaya (F kemuian isimulasikan paa beberapa variasi kecepatan arus sungai an juga mel VAT engan ujung bebas an VAT engan moel ujung terikat iapatkan frekuensi natural an respon sistem.sistem VAT memiliki frekuensi natural yang cukup tinggi. Untuk sistem VAT engan ujung bebas frekuensi naturalnya bernilai 9.33 ra/s ; 93.3 ra/s; 1.3ra/s an 9.1ra/s. seangkan untuk sistem VAT engan ujung terikat nilai frekuensi naturalnya aalah 193.ra/s; 57.1ra/s;.3ra/s an773.1ra/s. Sementara itu sistem VAT tersebut bekerja paa frekuensi yang renah yaitu, 5,3 ra/s; 5,5 ra/s;,57 ra/s an 7, ra/s. Jai apat iketahui bahwa frekensi kerja tersebut beraa jauh i bawah frekuensi naturalnya.

4 Simpangan ke arah smb Y meter JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: ( Print B-119 Tabel 1. Gayalateral an torsional paa kecepatan,7 m/s Tabel. Gaya lateral an torsional paa kecepatan 1, m/s Tabel. Gaya lateral an torsional paa kecepatan, m/s x 1-15 Simpangan resultan massa lump ke Tabel 3. Gayalateral an torsional paa kecepatan,9 m/s x 1-3 Gambar. 7. Grafikrespon getaran lateral VAT engan ujung bebas paa kecepatan,7 m/s 1 x Simpangan resultan massa lump ke Hal ini menunjukkan sistem VAT beraa paa keaaan yang aman karena tiak terjai resonansi. Resonansi akan terjai jika frekuensi kerja bernilai sama atau menekati nilai ari frekuensi natural. Dari hasil tersebut juga apat iketahui bahwa semakin tinggi kecepatan arus sungai, semakin besar pula nilai frekuensi kerja ari sistem VAT. Sehingga kemungkinan terjai resonansi juga akan makin tinggi. Respon getaran lateral paa sistem VAT iberikan alam Gambar Simpangan ke arah smb X meter x 1 - Gambar.. Grafikrespon getaran lateral VAT engan ujung terikat paa kecepatan,7 m/s

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: ( Print B-1 x Simpangan resultan massa lump ke- 1 x Simpangan resultan massa lump ke x 1 Gambar. 9. Grafik respon getaran lateral VAT engan ujung bebas paa kecepatan, m/s x 1 - Gambar. 1. Grafikrespon getaran lateral VAT engan ujung terikat paa kecepatan,9m/s 1 x Simpangan resultan massa lump ke x 1 - Gambar. 1.Grafik respon getaran lateral VAT engan ujung terikat paa kecepatan,m/s x x x 1-3 Gambar. 13.Grafik respon getaran lateral VAT engan ujung bebas paa kecepatan 1,m/s x 1-5 Simpangan resultan massa lump ke- 3 Simpangan resultan massa lump ke- 1 Simpangan resultan massa lump ke x 1-3 Gambar. 11. Grafik respon getaran lateral VAT engan ujung bebas paa kecepatan,9m/s x 1 - Gambar. 1.Grafik respon getaran lateral VAT engan ujung terikat paa kecepatan 1,m/s

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: ( Print B-11 Dari gambar 7-1 terlihat bahwa garis merah merupakan respon getaran lateral paa elemen massa tergumpal pertama X1(t, seangkan garis hijau merupakan respon getaran lateral paa elemen massa tergumpal keua X(t. Paa moel VAT engan ujung bebas iapatkan harga simpangan getaran lateral maksimalnya yaitu sebesar.3 x 1 - m untuk elemen massa pertama an 7.3 x 1-3 muntuk elemen massa keua. Seangkan paa moel VAT engan ujung terikat iapatkan simpangan maksimalnya yaitu. x 1 - m untuk elemen massa pertama an 9. x 1-5 m untuk elemen massa keua. Simpangan maksimum tersebut terjai paa saat kecepatan aliran air 1, m/s. Seangkan untuk getaran torsional sistem VAT paa kecepatan 1, m/s apat ilihat paa Gambar Seangkan untuk kecepatan,7 m/s;, m/s;,9 m/s nilai simpangan maksimumnya aa alam Tabel 5 an. Dari Gambar 15-1 terlihat bahwa garis merah merupakan respon getaran torsional paa elemen massa tergumpal pertama θ1(t, seangkan garis biru merupakan respon getaran torsional paa elemen massa tergumpal keua θ(t.paa moel VAT engan ujung bebas iapatkan harga simpangan getaran lateral maksimalnya yaitu sebesar 3,1 x 1-3 ra untuk elemen massa pertama an 7,59 x 1-3 ra untuk elemen massa keua. Seangkan paa moel VAT engan ujung terikat iapatkan simpangan maksimalnya yaitu 1,7 x1-3 ra untuk elemen massa pertama an 1,1 x 1-3 ra untuk elemen massa keua. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang bisa iambil ari tugas akhir ini aalah: 1. Sistem VAT memiliki frekuensi natural yang cukup tinggi. Untuk sistem VAT engan ujung bebas frekuensi naturalnya bernilai 9.33 ra/s ; 93.3 ra/s; 1.3 ra/s an 9.1 ra/s. seangkan untuk sistem VAT engan ujung terikat nilai frekuensi naturalnya aalah 193. ra/s; 57.1 ra/s;.3 ra/s an773.1 ra/s.. frekuensi kerja yang renah yaitu, 5,3 ra/s; 5,5 ra/s;,57 ra/s an 7, ra/s. Sehingga tiak terjai resonansi paa sistem VAT tersebut. Peluang terjai resonansi paling tinggi yaitu paa kecepatan 1, m/s, yaitu ketika frekuensi kerjanya 7, ra/s. meskipun frekuensi kerja tersebut masih jauh ibawah frekuensi naturalnya. 3. Simulasi ilakukan engan variasi kecepatan,7 m/s;, m/s;,9 m/s; 1, m/s. Untuk VAT ujung bebas simpangan paling besar terjai paa kecepatan 1, m/s yaitu.3 x 1 - m paa massa ke-1 an 7.3 x 1-3 m paa massa ke-. Seangkan paa moel VAT ujung terikat simpangan maksimumnya yaitu. x 1 - m paa massa ke-1 an 9. x 1-5 m paa massa ke-.. Untuk getaran torsional simpangan maksimumnya juga terjai paa kecepatan 1, m/s. simpangan torsional paa VAT engan ujung bebas nilai maksimumnya yaitu 3,1 x 1-3 ra paa massa ke-1 an 7,59 x 1-3 ra paa massa ke-. Seangkan paa moel VAT ujung terikat simpangan maksimumnya yaitu 1,7 x 1-3 ra paa massa ke-1 an 1,1 x 1-3 ra paa massa ke t Gambar. 15.Grafik respon getaran torsional VAT engan ujung bebas paa kecepatan 1, m/s t Gambar 1.Grafik respon getaran torsional VAT engan ujung terikat paa kecepatan 1, m/s Tabel 5. Amplituo simpangan sistem VAT ujung bebas kecepatan lateral torsional (m/s X1 (m X (m θ1 (ra θ (ra,7 3.1 x x x x x 1-5. x 1-3, x 1-3 5,13 x x 1 -.x 1-3,7 x 1-3,9 x 1-3 1,.3 x 1-7.3x 1-3 3,1 x 1-3 7,59 x 1-3 Tabel. Amplituo simpangan sistem VAT ujung terikat kecepatan lateral torsional (m/s X1 (m X (m θ1 (ra θ (ra, x 1-5. x 1-5 9,53 x 1-7 x x x 1-5 1, x 1-3 7,3 x x x 1-5 1,31 x 1-3 9,7 x 1-1,. x 1-9. x 1-5 1,7 x 1-3 1,1 x 1-3 DAFTAR PUSTAKA [1] A. Khoir, Stui an Simulasi Getaran paa Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, No. 1, (1 1-. [] Khan MJ, Iqbal MT, Quaicoe JE. River current energy conversion systems:progress prospects an challenges. Renew Sustain Energy Rev;1(:13. [3] A. W. Husoo, I. K. A. P. Utama, I. M. Ariana. Nopember, "Respon Getaran Torsional Poros Moel Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal Akibat Eksitasi Momen Puntir", Makara, Teknologi, Vol. 1, No., Nopember 1: [] Y.Susatio.. Dasar-Dasar Metoe Elemen Hingga.Yogyakarta:Ani [5] Mulkan, Ibn,. Analisa Performansi Turbin Arus Sungai Vertikal Aksis Terhaap Penambahan Variasi Panjang Dan Rasio Luasan Paa Diffuser.Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, No. 1, (1 1-.

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U Respon Getaran Lateral Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U Helmi Qosim, Ir. Yerri Susatio, M.T, Dr. Ridho Hantoro, S.T, M.T Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan Fitriana Ariesta Dewi dan Ir. Yerri Susatio, MT Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U OLEH: HELMI QOSIM 2410 100 030 DOSEN PEMBIMBING IR. YERRI SUSATIO, MT DR. RIDHO HANTORO, ST, MT Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

Sistem Dinamik. Indrazno Siradjuddin. February 14, Gambar 1: Sistem pegas L = T V (1)

Sistem Dinamik. Indrazno Siradjuddin. February 14, Gambar 1: Sistem pegas L = T V (1) Sistem Dinamik Inrazno Sirajuin February 14, 2017 1 Sistem Dinamik Pergerakan Pegas Gambar 1: Sistem pegas 1.1 Metoe Lagrange (Lagrangian Metho) L = T V (1) imana L aalah fungsi Lagrange, T aalah energi

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER

IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

Simulasi Respon Getaran Torsional dan Lateral Pada Sistem Propulsi Kapal Jenis Propulsors Fixed Pitch Propeller

Simulasi Respon Getaran Torsional dan Lateral Pada Sistem Propulsi Kapal Jenis Propulsors Fixed Pitch Propeller 1 Simulasi Respon Getaran Torsional dan Lateral Pada Sistem Propulsi Kapal Jenis Propulsors Fixed Pitch Propeller Arif Rachman Hakim, r. Yerry Susatio, Dr. Ridho Hantoro, ST, T Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN)

STUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN) No. ol. Thn. X November 8 SSN: 854-847 STUD KSTABLAN TANSNT SSTM TNAGA LSTK MULTMSN (MODL 9 BUS MSN) Heru Dibyo Laksono Jurusan Teknik lektro, Universitas Analas Paang, Kampus Limau Manis Paang, Sumatera

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan an Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Mei 20 DESAIN PENGENDALIAN KEINGGIAN AIR DAN EMPERAUR UAP PADA SISEM SEAM DRUM BOILER DENGAN

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-0 Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat Agus Suhartoko, Tony Bambang Musriyadi, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk : PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-114 STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) Pemodelan dan Analisa Energi Listrik Yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air (PLTG-AIR) Tipe Pelampung Silinder Dengan Cantilever Piezoelectric Sherly Octavia Saraswati dan Wiwiek

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast

Lebih terperinci

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,

Lebih terperinci

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL Dita Anies Munawwaroh Sutrisno Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soearto SH Tembalang Semarang itaaniesm@gmailcom

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Abdul Rohman 1,*, Harus Laksana Guntur 2 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F164070142 1 Terminologi getaran GETARAN: Gerak osilasi di sekitar titik keseimbangan Parameter getar: massa (m), kekakuan (k) dan peredam (c) in m,c,k

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an

Lebih terperinci

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tune mass amper (TMD) aalah sebuah alat atau instrument yang teriri ari suatu massa, kekakuan an sebuah amper (peream) yang empet atau menempel paa suatu struktur yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN PENGENDALI VEKTOR ARUS DAN OBSERVER BERADA PADA SUMBU DQ

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN PENGENDALI VEKTOR ARUS DAN OBSERVER BERADA PADA SUMBU DQ UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN PENGENDALI VEKTOR ARUS DAN OBSERVER BERADA PADA SUMBU DQ SKRIPSI YOGA DWI HARYOKO 0906603423 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya PERANCANGAN MEIN PENGGILING DAGING Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri urabaya E-mail: azwarfathoni@gmail.com Buiharjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 132 Pemodelan dan Analisa Reduksi Respon Getaran Translasi pada Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika asar II merupakan matakuliah lanjutan ari matematika asar I yang telah ipelajari paa semester sebelumnya. Matematika asar II juga merupakan matakuliah pengantar

Lebih terperinci

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Ole : Tegu Herlambang 206 00 046 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, MSi

Lebih terperinci

=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU ===

=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU === TEKNIK DIGITL === ENTUK KNONIK DN ENTUK KU === entuk Kanonik yaitu Fungsi oolean yang iekspresikan alam bentuk SOP atau POS engan minterm atau maxterm mempunyai literal yang lengkap. entuk aku yaitu Fungsi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE FUZZY CONTROL (DTFC) UNTUK PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUS MOTOR (PMSM) SEBAGAI PENGGERAK RODA KENDARAAN LISTRIK

PERANCANGAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE FUZZY CONTROL (DTFC) UNTUK PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUS MOTOR (PMSM) SEBAGAI PENGGERAK RODA KENDARAAN LISTRIK PERANCANGAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE FUZZY CONTROL (DTFC) UNTUK PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUS MOTOR (PMSM) SEBAGAI PENGGERAK RODA KENDARAAN LISTRIK Shinta Dwi Amelia 2281636 Jurusan Teknik Elektro FTI,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F-313 Studi Eksperimen Respon Reduksi Getaran Translasi dan Rotasi pada Sistem Utama dan Energy Density Mekanisme Cantilever Piezoelectric

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT Siti Nafaati dan Harus

Lebih terperinci

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3) E33 Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3) Dewani Intan Asmarani Permana dan Harus Laksana Guntur

Lebih terperinci

METODE MENGIKAT KEBELAKANG

METODE MENGIKAT KEBELAKANG METODE MENGIKAT KEBELAKANG Metoe mengikat ke belakang aalah menentukan suatu titik baru engan jalan mengaakan pengukuran suut paa titik yang tiak iketahui koorinatnya. Ketentuan yang harus ipenuhi aalah

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF

Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF Talifatim Machfuroh 1,*, Harus Laksana Guntur 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-58 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman,

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE MESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE MESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 ANAII TABIITA ITEM TENAGA ITRIK INGE MEIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 Arnawan Hasibuan taf Pengajar Program tui Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussalaeh hokseumawe Email : nawan_hsb@yahoo.co.i

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Sidang Tugas Akhir Bidang Studi : Desain STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Disusun oleh : DENNY SAPUTRA NRP. 2105

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC

RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC Lutfi Nurafif, Ridho Hantoro, Fitri Adi

Lebih terperinci