PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI"

Transkripsi

1 Buletin Ilmiah Math Stat dan eapanna (Bimaste) Volume 02, No 2 (2013), hal PENGGUNAAN MEODE COS PRORAE IPE CONSAN DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAA PASI Agus Joko Sujono, Dadan Kusnanda, Neva Satahadewi INISARI Dana Pensiun meupakan suatu badan hukum ang mengelola dan menjalankan pogam pensiun seta membaakan manfaat pensiun untuk membeikan kesejahteaan kepada kaawan suatu peusahaan ang telah memasuki masa pensiun ujuan utama Dana Pensiun adalah membeikan kesinambungan pendapatan dalam bentuk manfaat pensiun kepada kaawan pada saat pensiun Pogam pensiun dai peusahaan meupakan bentuk balas jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup dimasa pensiun bagi kaawan Pehitungan manfaat pensiun pada Pogam Pensiun Manfaat Pasti tebagi menjadi tiga metode, aitu Accued Benefit, Benefit Poate dan Cost Poate Metode Cost Poate adalah metode pendanaan pensiun ang pehitungan manfaat pensiunna bedasakan masa keja dan gaji kaawan Penelitian ini menganalisis besa manfaat pensiun ang dikeluakan Dana Pensiun P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat dengan menggunakan metode Cost Poate tipe Constant Dolla Bedasakan pehitungan, iuan ang dibaakan oleh P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat dan kaawan kepada Dana Pensiun untuk seoang kaawan dengan masa keja 18 tahun adalah Rp ,00 Besa manfaat pensiun ang akan dibaakan Dana Pensiun P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat kepada kaawan tesebut untuk pensiun nomal 56 tahun adalah Rp ,00 Kata Kunci: Dana Pensiun, Metode Cost Poate PENDAHULUAN Pogam pensiun meupakan sebuah altenatif pilihan dalam membeikan jaminan kesejahteaan kepada kaawan pada saat pensiun Jaminan tesebut dihaapkan dapat menelesaikan isiko-isiko dalam dunia keja Risiko-isiko tesebut antaa lain, isiko kehilangan pekejaan, usia ang kuang poduktif (lanjut usia) dan meninggal dunia Risiko-isiko finansial ang timbul dapat diatasi dengan membeikan pendapatan setelah memasuki usia pensiun beupa manfaat pensiun ang dibaakan secaa bekala Risiko tesebut membeikan dampak finansial bagi kehidupan kaawan dan keluagana sehingga pendapatan kaawan ang telah memasuki pensiun akan teganggu dan menimbulkan guncanganguncangan ang pada akhina akan mengganggu kelangsungan hidupna Mengatasi isiko-isiko ang akan tejadi maka diciptakan sebuah usaha pencegahan sepeti penelenggaaan pogam pensiun (pension plan) ang dikelola sendii oleh pembei keja dan peusahaan swasta lain Penelenggaaan pogam pensiun bagi kesejahteaan kaawan dimaksudkan sebagai bentuk balas jasa pembei keja kepada kaawan apabila sewaktu-waktu kaawan tesebut behenti bekeja Kepedulian pemeintah dalam angka membeikan kesinambungan penghasilan setelah masa keja beakhi dan membeikan ketenangan bekeja, diwujudkan melalui penetapan Undang-Undang Nomo 11 ahun 1992 tentang Dana Pensiun (UUDP) Dana Pensiun adalah badan hukum ang mengelola dan menjalankan pogam pensiun ang menjanjikan manfaat pensiun [1] Dana Pensiun betujuan untuk membeikan kesinambungan pendapatan dalam bentuk manfaat pensiun kepada kaawan pada saat pensiun Sistem pendanaan pogam pensiun dilakukan melalui pemotongan iuan, baik dai kaawan maupun pembei keja Iuan tesebut, diinvestasikan dalam bebeapa investasi ang memungkinkan tebentukna akumulasi dana ang cukup untuk pembaaan manfaat pensiun dalam memelihaa kesinambungan penghasilan peseta pada hai tua Pembaaan manfaat pensiun dilakukan 147

2 148 A J SUJONO, D KUSNANDAR, N SAYAHADEWI ketika kaawan telah mencapai usia pensiun tetentu sebagaimana ditetapkan dalam peatuan Dana Pensiun dai masing-masing Dana Pensiun ang dibentuk oleh peusahaan edapat dua lembaga ang menenggaakan pogam Dana Pensiun aitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pembei Keja (DPPK) Bedasakan besana manfaat pensiun ang akan diteima kaawan, tedapat dua jenis pogam ang diselenggaakan Dana Pensiun Pembei Keja (DPPK), aitu Pogam Pensiun Iuan Pasti (PPIP) dan Pogam Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Pogam Pensiun luan Pasti adalah pogam pensiun ang besana iuan ditetapkan telebih dahulu bedasakan peatuan Dana Pensiun dan seluuh iuan seta hasil pengembanganna dibukukan pada ekening masing-masing kaawan sebagai manfaat pensiun Pogam Pensiun Manfaat Pasti adalah pogam pensiun ang manfaatna telah ditetapkan dalam peatuan Dana Pensiun sejak kaawan petama kali menjadi anggota pogam pensiun Pada PPMP besana iuan ditentukan bedasakan besana manfaat pensiun ang diteima kaawan [2] edapat tiga metode ang dapat digunakan dalam pehitungan manfaat pensiun pada Pogam Pensiun Manfaat Pasti, aitu Accued Benefit, Benefit Poate dan Cost Poate Pebedaan ang sangat mendasa pada ketiga metode ini, teletak pada kewajiban aktuaia dan biaa nomal Metode Cost Poate adalah metode pendanaan pensiun ang pehitungan manfaat pensiunna bedasakan masa keja dan gaji kaawan Pehitungan manfaat pensiun dengan menggunakan motode Cost Poate tebagi menjadi dua tipe, aitu tipe Constant Dolla dan Constant Pecent Constant Dolla meupakan pehitungan nilai sekaang dai manfaat ang akan datang ang dihitung bedasakan masa keja peseta dai usia petama kali masuk menjadi kaawan hingga pensiun Constant Pecent meupakan pehitungan nilai sekaang dai manfaat ang akan datang dihitung bedasakan kumulatif gaji kaawan dai petama kali kaawan bekeja sampai pensiun kaawan [3] Pada penelitian ini dibahas mengenai pelaksanaan Pogam Pensiun Manfaat Pasti dengan menggunakan metode Cost Poate tipe Constant Dolla Metode Cost Poate digunakan kaena dalam pehitungan manfaat pensiun menggunakan gaji dan masa keja, hal ini behubungan dengan data ang dipeoleh dai P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat Pada penelitian ini dihitung kewajiban aktuaia dan biaa nomal dengan menggunakan metode Cost Poate tipe Constant Dolla dalam Pogam Pensiun Manfaat Pasti pada P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat Data ang digunakan untuk studi kasus pada penelitian ini adalah biodata beseta gaji kaawan P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat ang diangkat menjadi kaawan tetap tehitung tanggal 1 Januai 2001 hingga 31 Desembe 2010 Asumsi ang digunakan untuk menghitung kewajiban aktuaia dan biaa nomal dengan menggunakan metode Cost Poate tipe Constant Dolla menesuaikan pada asumsi ang belaku pada instansi tesebut Pada penelitian ini pehitungan fungsi manfaat menggunakan Caee Aveage Data ang dipeoleh dianalisis dengan menentukan usia seoang kaawan saat ini dan usia petama kali kaawan menjadi kaawan tetap seta menentukan masa keja kaawan sampai kaawan pensiun Bedasakan usia kaawan saat ini, usia petama kali, usia kaawan pensiun, besa gaji kaawan dan tingkat bunga maka dapat ditentukan peluang hidup, fungsi gaji, fungsi manfaat, fungsi bunga dan anuitas Selanjutna dihitung nilai Pesent Value Futue Benefit (PVFB) Nilai Plan emination Liabilit (PL) dihitung jika kaawan mengundukan dii, beasal dai pekalian PVFB dan kumulatif manfaat usai sekaang dibagi kumulatif manfaat usia pensiun Nilai kewajiban aktuaia (Actuaial Liabilit, AL) dihitung jika kaawan pensiun nomal, ang beasal dai pekalian PVFB dan total anuitas bejangka usia masuk hingga usia saat ini dibagi total anuitas bejangka usia masuk hingga usia pensiun Nilai iuan nomal (Nomal Cost, NC) dihitung, ang beasal dai PVFB dibagi total anuitas bejangka usia masuk hingga usia pensiun Setelah Kewajiban Aktuaia dan Iuan Nomal seoang kaawan diketahui kemudian dihitung nilai Kewajiban Aktuaia dan Iuan Nomal untuk 160 kaawan Jumlah manfaat pensiun ditentukan dai petama kali kaawan menjadi pegawai tetap dan

3 Penggunaan Metode Cost Poate ipe Constant Dolla 149 besana gaji sehingga iuan kaawan dapat diketahui dai jumlah manfaat pensiun masa keja sampai dengan pensiun kaawan Penggunaan metode Cost Poate dalam menghitung manfaat pensiun melibatkan bebeapa fungsi dasa aktuaia, ukuan kewajiban dan biaa nomal FUNGSI DASAR AKUARIA Fungsi dasa aktuaia adalah fungsi ang digunakan dalam poses pehitungan aktuaia Fungsifungsi dasa aktuaia ang digunakan antaa lain Composite Suvival Function, Fungsi Bunga, Fungsi Gaji, Fungsi Anuitas dan Fungsi Manfaat 1 Composite Suvival Function Composite Suvival Function adalah fungsi ang menunjukkan peluang seoang kaawan akan tetap bekeja selama masa aktif bekeja sampai jangka waktu tetentu Peluang tesebut dinotasikan dengan n ( ) ( ) ( ) ln np ( ) l Dengan p ang dapat dipeoleh dengan umus : n p ( ) = Kumulatif peluang seoang kaawan beusia akan tetap aktif bekeja untuk usia n tahun mendatang, l = Jumlah kaawan ang masih aktif bekeja pada usia n, l = ( ) n Jumlah kaawan ang masih aktif bekeja pada usia 2 Fungsi Bunga Fungsi bunga digunakan untuk mendiskontokan (memotong) pembaaan ang akan datang pada saat ini Jika, adalah tingkat bunga ang diasumsikan untuk tahun ke, dengan i 1 i 2 in, nilai sekaang dai satu satuan uang dalam tahun ditunjukkan dengan : n 1 v n (1 i) n Dengan v = fakto diskonto selama tahun 3 Fungsi Gaji Gaji saat ini untuk peseta beusia dilambangkan dengan s, dan dai usia masuk sampai usia, ang dapat ditunjukkan dengan : S 1 s t t ( ) S meupakan akumulasi gaji 4 Fungsi Manfaat Fungsi manfaat digunakan untuk menentukan besana manfaat pensiun ang akan diteima oleh kaawan pada saat pensiun, mengundukan dii, cacat dan meninggal selama masa aktif edapat tiga jenis umus manfaat ang paling umum digunakan dalam pogam pensiun manfaat pasti, aitu bedasakan gaji teakhi, ata-ata gaji selama bekeja, dan ata-ata gaji selama tahun teakhi 1) Flat dolla unit benefit, Besa manfaat pensiun pada usia tahun adalah : B ( ) b Dengan = usia saat ini kaawan, = usia petama kali kaawan diangkat menjadi pegawai tetap, B = Kumulatif fungsi manfaat ang dicapai seoang kaawan ang beusia sampai 1 dan b = Fungsi manfaat ang diteima seoang kaawan pada tahun

4 150 A J SUJONO, D KUSNANDAR, N SAYAHADEWI 2) Caee aveage Besa manfaat pensiun pada usia tahun adalah : B k S Dengan k = Poposi gaji ata-ata ang disediakan petahun masa keja 3) Final aveage Besa manfaat pensiun pada usia tahun adalah : 1 1 B k( ) st c tc Dengan = usia pensiun nomal kaawan 5 Fungsi Anuitas Anuitas adalah suatu pembaaan ang dilakukan oleh Dana Pensiun kepada kaawan dalam jumlah tetentu, ang dilakukan setiap selang waktu dan lama tetentu, secaa bekelanjutan Nilai anuitas dapat dipeoleh dengan umus: ( m) t t0 a p v t Dengan a = Nilai sekaang dai anuitas seumu hidup pada usia, t p seoang kaawan beusia akan tetap hidup selama usia tahun mendatang MEODE COS PRORAE ( m) = Kumulatif peluang Bedasakan metode Cost Poate, nilai manfaat pensiun dapat diketahui dai akumulasi manfaat pensiun seseoang kaawan tehitung sejak tahun petama kaawan tesebut diangkat menjadi anggota pogam pensiun hingga pensiun Besana nilai manfaat pensiun ang diteima kaawan dipengauhi oleh dua kewajiban aitu iuan nomal dan kewajiban aktuaia Iuan nomal adalah iuan ang ang dibaakan oleh pembei keja dan kaawan kepada Dana Pensiun tiap tahun untuk mendanai nilai manfaat pensiun saat ini sesuai dengan pehitungan aktuais ang didasakan pada pesentase Penghasilan Dasa Pensiun (PhDP) masing-masing peseta Kewajiban aktuaia adalah pembaaan manfaat pensiun ang akan dilakukan Dana Pensiun kepada kaawan ang sudah pensiun ang diakibatkan pensiun nomal ang dihitung bedasakan jasa ang telah dibeikan Pehitungan manfaat pensiun dengan metode Cost Poate menggunakan fungsi-fungsi dasa aktuaia, aitu Composite Suvival Function, Sala Function, Benefit Function, Inteest Function dan Annuit Function Iuan ang dikeluakan oleh kaawan dan peusahaan kepada Dana Pensiun untuk membiaai manfaat pensiun adalah iuan nomal edapat dua jenis ukuan kewajiban pensiun ang dibaakan oleh Dana pensiun kepada kaawan apabila pensiun aitu Plan emination Liabilit (PL) dan kewajiban aktuaia UKURAN KEWAJIBAN PENSIUN (PENSION LIABILIY MEASURE) Kewajiban meupakan manfaat pensiun ang dibaakan oleh Dana Pensiun kepada kaawan ang diakibatkan oleh pengunduan dii maupun pensiun nomal Penelitian ini digunakan dua jenis ukuan kewajiban ang dibaakan oleh Dana pensiun kepada kaawan meliputi Plan emination Liabilit (PL) dan Kewajiban Aktuaia (AL): 1 Plan emination Liabilit (PL) Plan emination Liabilit (PL) meupakan pembaaan manfaat pensiun ang dibaakan oleh Dana Pensiun kepada kaawan kaena pensiun ang diakibatkan mengundukan dii dai pogam pensiun Nilai Plan emination Liabilit (PL) didefinisikan sebagai beikut [3]: ( m) PL a B p v untuk (1)

5 Penggunaan Metode Cost Poate ipe Constant Dolla 151 Keteangan: PL = Kewajiban seseoang kaawan aktif ang dibaakan kaena pensiun akibat mengundukan dii dai pogam pensiun = Usia pensiun nomal B = Kumulatif fungsi manfaat ang dicapai seoang kaawan dai usia masuk sampai 1 p ( m) = Kumulatif peluang seoang kaawan usia akan tetap hidup sampai usia tahun v = Nilai tunai pembaaan dai usia ke usia a = Nilai sekaang dai anuitas seumu hidup pada usia pensiun = Usia petama kali kaawan diangkat menjadi pegawai tetap 2 Kewajiban Aktuaia (AL) Kewajiban aktuaia adalah pembaaan manfaat pensiun ang akan dilakukan oleh Dana Pensiun kepada kaawan ang sudah pensiun ang diakibatkan pensiun nomal ang dihitung bedasakan jasa ang telah dibeikan Kewajiban aktuaia meupakan salah satu sumbe pendanaan pensiun ang beasal dai potongan gaji kaawan dan iuan dai pembei keja Nilai kewajiban aktuaia dapat didefinisikan sebagai beikut [3]: Keteangan: a (2) CD : ( ) ( AL) B p v a a : a ( PVFB) (3) a : : CD ( AL ) = Kewajiban aktuaia untuk peseta aktif beusia dengan usia pensiun ang diakibatkan pensiun nomal ( ) p : = Kumulatif peluang seoang kaawan beusia akan tetap aktif bekeja untuk usia tahun mendatang a = Kumulatif nilai sekaang dai anuitas seumu hidup dai usia masuk tahun hingga : usia - tahun a = Kumulatif nilai sekaang dai anuitas seumu hidup dai usia masuk tahun hingga usia - tahun ( PVFB ) = Nilai sekaang dai manfaat pensiun di usia tahun a = Nilai sekaang dai anuitas seumu hidup pada usia pensiun v = Nilai diskonto usia 3 Iuan nomal Iuan nomal adalah iuan ang dipelukan tiap tahun untuk mendanai manfaat pensiun sesuai dengan pehitungan aktuais ang didasakan pada pesentase Penghasilan Dasa Pensiun (PhDP) masing-masing peseta Iuan nomal untuk seseoang kaawan usia tahun didefinisikan dengan fungsi beikut: CD NC a PVFB : (4)

6 152 A J SUJONO, D KUSNANDAR, N SAYAHADEWI CD NC a : PVFB (5) Notasi CD pada pesamaan diatas menunjukkan bahwa metode ang digunakan adalah Cost Poate tipe Constant Dolla Keteangan: CD NC = Iuan nomal untuk peseta aktif beusia hingga usia pensiun PVFB = Nilai sekaang dai manfaat pensiun di usia tahun : a = Kumulatif nilai sekaang dai anuitas seumu hidup dai usia masuk tahun hingga usia SUDI KASUS - tahun Penelitian ini melakukan studi kasus pada P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat ang menjalankan Pogam Pensiun Manfaat Pasti Pehitungan pendanaan pensiun dimulai pada tanggal 1 Januai 2013 bedasakan kaawan diangkat menjadi pegawai tetap dai tanggal 1 Januai 2001 hingga 31 Desembe 2010 Pehitungan pada penelitian ini betujuan untuk mengetahui besana kewajiban ang dibaakan Dana Pensiun P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat kepada kaawan dan iuan ang dibaakan oleh kaawan dan peusahaan, pehitungan pendanaan pensiun dimulai pada tanggal 1 Januai 2013 dengan menggunakan metode Cost Poate tipe Constant Dolla Poses pehitungan menggunakan bantuan tabel Goup Annuit Motalit (GAM) 1971 untuk mengetahui peluang hidup dan peluang mati kaawan pada usia tetentu Sebagai ilustasi digunakan pehitungan manfaat pensiun bagi kaawan nomo 1 Diangkat menjadi kaawan P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat sejak 1 Desembe 2005 pada saat kaawan diangkat beusia 39 tahun Besana gaji petama ang diteima kaawan sebesa Rp ,00 Pehitungan dilakukan 1 Januai 2013 pada saat kaawan nomo 1 beusia 46 tahun dengan masa keja ang telah ditempuh adalah lima tahun Sehingga sisa 10 tahun masa keja kaawan tesebut hingga usia pensiun nomal Bedasakan abel 1 dapat dilihat bahwa peseta nomo 1 ang beusia 41 tahun memiliki anuitas awan sebesa 10,29115, dengan anuitas bejangka usia masuk hingga usia saat ini adalah 1, dan besana anuitas bejangka dai usia masuk hingga usia pensiun nomal adalah 7,35855 Selanjutna peluang hidup kaawa nomo 1 pada usia saat ini adalah 0,99821 dengan peluang hidup hingga pensiun nomal adalah 0,93346 dan besana peluang kaawan nomo 1 tetap aktif bekeja hingga usia pensiun nomal adalah 0,50116 Jika kaawan mengundukan dii pada usia 55 maka dapat dipeoleh besana manfaat pensiun aitu Rp ,00 nilai ini dapat dilihat pada kolom PL pada usia 55 tahun Apabila kaawan pensiun pada usia 56 tahun maka nilai manfaat pensiun ang dipoleh adalah Rp ,00 Iuan ang dibaakan olah kaawan dan peusahaan untuk satu tahun pada usia 55 tahun sebesa Rp ,00 Bedasakan abel 2 dapat dilihat Poses pehitungan pendanaan pensiun dilakukan tehadap seluuh kaawan ang bejumlah 160 oang Bedasakan pehitungan,iuan ang dibaakan oleh P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat dan kaawan kepada Dana Pensiun untuk 160 oang adalah Rp ,00 otal manfaat pensiun ang dikeluakan oleh Dana Pensiun P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat untuk pogam pendanaan pensiun pada usia 56 tahun untuk kaawan ang diteima sebagai pegawai tetap pada tahun 2001 hingga 2010 aitu sebesa Rp ,00

7 Penggunaan Metode Cost Poate ipe Constant Dolla 153 abel 1 Pehitungan Manfaat Pensiun Peseta Nomo 1 n s b (PL) ( PVFB ) (PVFB) Dengan n = masa keja kaawan, = usia saat ini kaawan abel 2 Pehitungan Manfaat Pensiun 160 Oang Kaawan Pensiun Nomal CD 56 (AL) CD ( NC ) 1 39 Rp Rp Rp0 Rp Rp Rp0 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp0 Rp0 Rp Rp Rp Rp Rp No Usia pensiun s b (PL) (PVFB) (PVFB) (AL) (NC) Rp107,650,913 Rp13,022,769 Rp107,650,913 Rp107,650,913 Rp1,769, Rp135,833,349 Rp12,412,800 Rp135,833,349 Rp135,833,349 Rp1,671, Rp135,833,349 Rp12,412,800 Rp135,833,349 Rp135,833,349 Rp1,671, Rp152,071,801 Rp12,000,138 Rp152,071,801 Rp152,071,801 Rp1,618, Rp152,071,801 Rp12,000,138 Rp152,071,801 Rp152,071,801 Rp1,618, Rp0 Rp0 Rp794,216,541 Rp1,539,872 Rp794,216,541 Rp794,216,541 Rp385,963 PENUUP Jumlah Rp154,611,987,270 Rp7,994,308,365 Penggunaan metode Cost Poate pada pendanaan pensiun membeikan kepastian manfaat pensiun ang dipeoleh oleh kaawan dan iuan ang dibaakan oleh kaawan dan pembei keja Besana manfaat pensiun pada pehitungan metode Cost Poate dipengauhi oleh besana gaji petama ang diteima oleh kaawan dan masa keja kaawan Pada metode ini, untuk kaawan dengan usia masuk ang sama, semakin besa gaji petama ang diteima oleh kaawan dan semakin lama masa keja kaawan, menebabkan semakin besa manfaat pensiun ang akan diteima oleh kaawan Begitu juga sebalikna, semakin kecil gaji petama ang diteima oleh kaawan dan semakin tua usia pengangkatan menjadi kaawan tetap, menebabkan manfaat pensiun ang akan diteima oleh kaawan semakin kecil Metode Cost Poate membantu P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat dalam menghitung besana manfaat pensiun ang dikeluakan oleh Dana Pensiun P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat Bedasakan pehitungan, iuan ang dibaakan oleh P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat dan kaawan kepada Dana Pensiun untuk 160 oang adalah Rp ,00 Besa manfaat pensiun ang dikeluakan oleh Dana Pensiun P PLN (Peseo) Wilaah Kalimantan Baat pada pehitungan manfaat pensiun nomal dengan menggunakan metode Cost Poate tipe Constant Dolla untuk seluuh kaawan ang bejumlah 160 oang kaawan bekeja pada tahun 2001 hingga 2010 aitu sebesa Rp ,00

8 154 A J SUJONO, D KUSNANDAR, N SAYAHADEWI DAFAR PUSAKA [1] Kadaisman dan Wahuni, S Manajemen Dana Pensiun Indonesia, Jakata: Mediantaa Semesta: 2010 [2] Amin, W Dasa-dasa Akuntansi Dana Pensiun Jakata: Rineka Cipta; 1995 [3] Winklevoss, H E Pensiun Mathematics with Numeical Illustations, Pensiun Reseach Council Philadelphia: he Univesit Of Pennslvania and Univesit Of Pennslvania; 1992 AGUS JOKO SUJONO DADAN KUSNANDAR NEVA SAYAHADEWI : FMIPA Untan, Pontianak, l3on_hunt3@ahoocom : FMIPA Untan, Pontianak, dkusnand@ahoocom : FMIPA Untan, Pontianak, neva_s04@ahoocoid

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Teaannya (Bimaste) Volume 06, No. 3(2017), hal 177 182. PERBANDINGAN METODE BENEFIT PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR DAN TIPE CONSTANT PERCENT PADA PENDANAAN PENSIUN MANFAAT

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

JURNAL BPPK. ISSN Volume 9 Nomor 2, 2016, halaman

JURNAL BPPK. ISSN Volume 9 Nomor 2, 2016, halaman JURNAL BPPK ISSN 2085-3785 Volume 9 Nomo 2, 2016, halaman 110-242 Junal BPPK meupakan publikasi ilmiah yang beisi tulisan yang diangkat dai hasil penelitian, pengembangan, kajian, dan pemikian di bidang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2014), hal 77-82 PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01, No. 1 (2012), hal 41 46. PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Nurmailis, Neva

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DALAM PENDANAAN PROGRAM PENSIUN DENGAN METODE ACCRUED BENEFIT COST

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DALAM PENDANAAN PROGRAM PENSIUN DENGAN METODE ACCRUED BENEFIT COST Buleti Ilmiah Mat. Stat. da Teapaya (Bimaste) Volume 03, No.1 (2014), hal 63 68. PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DALAM PENDANAAN PROGRAM PENSIUN DENGAN METODE ACCRUED BENEFIT COST Septiaa, Dada Kusada, Neva

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3 p 01 Jika p dan maka 5 0. 0. 04. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 (E) /4 (A) 0 (D) (E) (A) (D) (E) p Nilai... (A) 5 4 (D) (E) 1 0,65 Hasil dai adalah... 0,875 0,5 0,15 16 0,5... / /4... / 4/ a b a b ab a ab b ab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika USMSTAN 014 - TPA Pembahasan TPA STAN 014 Aitmatika Doc. Name: USMSTAN014TPA998 Doc. Vesion : 016-0 halaman 1 6. Jika 7. 8. 9. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 /4 (A) 0 (D) (A) (D) p p dan maka 5 p Nilai... (A)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang Abstrak Program dana pensiun merupakan salah satu faktor pendorong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG 8J~~g;~~ ~~ KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM KEPULAUAN SERIBU SEBAGAI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 643 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINCIAL PROJECT IMPLEMENTATION UNIT UNTUK PROGRAM SANITASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita Matematika Keuangan Dan Ekonomi Inda Maipita TINGKAT DISKON DAN DISKON TUNAI Diskon dan Tingkat Diskon Diskon meupakan penguangan jumlah dai yang sehausnya dibayakan, yang dilakukan di muka. Konsep diskon

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 542 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN I

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NO~OR b TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA \ I I

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NO~OR b TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA \ I I .~;,1 PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NO~OR b TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH ' DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA \ I I BUPATI SIDOARJO, Menimbang: a. bahwa Pajak Ai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Gambaan Umum Peusahaan PT. LOTTE INDONESIA A. Sejaah LOTTE Sejaah pekembangan pemen kaet dimulai sejak jaman dulu di bebeapa negaa telah menikmati bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK

EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK Achmad Faisal 1), Akhmadali 2), Said 2) Faisal_jangga@yahoo.com Abstak Untuk

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG I SALINAN I fp~@"~{5}f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 {, TENTANG PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN/PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Volume. Nomo 4:359-37 Novembe 06 KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 00 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Janu Fiadi *, Muhammad Jafa, Nuzuli Pogam

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2),

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2), 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Diskipsi Teoi 1. Pengetian Hasil Belaja Belaja dapat digambakan sebagai inteaksi aktif dengan lingkunganna melalui pengamatan, pencaian, pemikian, dan penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 24 30 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE

Lebih terperinci

~~{ Jf'~YlF~~tJ. ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG

~~{ Jf'~YlF~~tJ. ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG . " I SALINAN I ~~{ Jf'~YlF~~tJ ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 92 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabungan dan Asuransi Pensiun Tabungan dan asuransi pensiun merupakan tabungan jangka panjang yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA \ IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKS...\NAAN KEGIATAN PENOATAAN KELUARGA 01 PROVINSI OJ~ERAH

Lebih terperinci

Perhitungan Dana Pensiun menggunakan Bunga Model Cox Ingersoll Ross dan Vasicek

Perhitungan Dana Pensiun menggunakan Bunga Model Cox Ingersoll Ross dan Vasicek SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 1 Perhitungan Dana Pensiun menggunakan Bunga Model Cox Ingersoll Ross dan Vasicek Angki Okta Vianus 1, Rosita Kusumawati 2 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci