IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA"

Transkripsi

1 \ IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKS...\NAAN KEGIATAN PENOATAAN KELUARGA 01 PROVINSI OJ~ERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2015 GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Bedasakan Suat Edaan Mentei Oalam Negei tanggal 19 Oesembe 2014 Nomo /SJ hal OUkungan Pelaksanaan Pendataan Keluaga Tahun Oalam angka pelaksanaan kegiatan pendataan dimaksud di Povinsi Daeah Khusus Ibukota Jakata, dengan ini menglnstuksikan : Kepada Untuk KESATU KEOUA KETIGA 1. Kepala Badan Pembedayaan Masyaakat dan Peempuan dan Keluaga Beencana 2. Paa Walikota 3. Bupati Kepulauan Seibu 4. Paa Camat 5. Paa Luah Kepala Badan Pembedayaan Masyaakat dan Peempuan dan Keluaga Beencana melaksanakan kegiatan pendataan keluaga tahun 2015 selama 1 (satu) bulan tehitung sejak tanggal1 Mei 2015 sampai dengan tanggal31 Mei Paa Walikota, Bupati Kepulauan Seibu, Paa Camat dan Paa Luah membantu pelaksanaan kegiatan pendataan keluaga sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU sesuai tugas, fungsi dan kewenangan antaa lain: a. melaksanakan oientasi bagi petugas pendata; b. melaksanakan komunikasi dan edukasi kepada masyaakat; c. penyebaluasan infomasi kepada masyaakat; d. menyusun peta ke~a dan jadwal pelaksanaan; e. pembentukan Pos Koodinasi (Posko); f. menyusun dan menetapkan pola opeasional; dan g. melakukan ekapitulasi tingkat RT, RW. Keluahan, Kecamatan dan Kabupaten/Kota. Pendataan Keluaga wajib dilaksanakan oleh Pemeintah. Kabupaten/Kota secaa seentak setiap 5 (lima) tahun untuk mendapatkan data keluaga yang akuat, valid, elevan dan dapat dipetanggungjawabkan melalui poses pengumpulan, pengolahan, penyajian,. penyimpanan seta pemanfaatan data dan infomasi kependudukan dan'keluaga.

2 2 KEEMPAT : Pelaksanaan Pendataan Keluaga dilakukan dengan caa mengunjungi setiap keluaga dai umah ke umah melalui wawancaa dan obsevasi oleh kade pendata yang tedii dai Pembantu Pembina Keluaga Beencana RT (PPKB RT), PPKB RW, Kade PKK. Kaang Tauna/Geneasi Muda/ Pamuka. di bawah koodinasi peangkat Keluahan setempat (Penyuluh Keluaga Beencana). KELIMA KEENAM : Pelaksanaan Pendataan Keluaga sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU meliputi seluuh wilayah Povinsi Oaeah Khusus Ibukota Jakata yang mencakup kepala keluaga, identitas keluaga, status pendidikan dan pekejaan anggota keluaga, jenis kelamin, umu, status kawin, usia kawin petama, status keluaga dan kesetaan be-kb. keluaga punya balita, indikato dan status tahapan keluaga, status tahapan keluaga sejahtea, fasilitas jamban, peneangan Iistik, sumbe ai minum, bahan baka yang digunakan dan keluaga mendapat bantuan modal seta ikut kegiatan kelompok UPPKS. : Melapokan pelaksanaan dan hasil pendataan keluaga sesuai jadwal dan tahapan pelaksanaan pendataan sebagaimana diatu dalam Lampian Instuksi Gubenu ini. Instuksi Gubenu ini mulai belaku pada tanggal ditetapkan. Oitetapkan di Jakata pada tanggal 25 Feb ua ; 2015 ~:llnlilnu Povinsi Oaeah Khusus uk6ta Jakata tads Oaeah. ~-... Tembusan: 1. Mentei Oalam Negei 2. Kepala Badan Kependudukan dan Keluaga Beencana Nasional 3. Gubenu Povinsi OKI Jakata 4. Wakil Gubenu Povinsi OKI Jakata 5. Paa Asisten Sekda Povinsi OKI Jakata 6. Inspektu Povinsi OKI Jakata 7. Kepala Badan Peencanaan Pembangunan Oaeah Povinsi OKI Jakata 8. Kepala Badan Pusat Statistik Povinsi OKI Jakata 9. Kepala Oinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Povinsi OKI Jakata 10. Kepala Oinas Kesehatan Povinsi OKI Jakata 11. Kepala Oinas Komunikasi, Infomatika dan Kehumasan Povinsi OKI Jakata 12. Kepala Bio Tata Pemeintahan Setda Povinsi OKI Jaka.ta 13. Kepala Bio Kesejahteaan Sosial Setda Povinsi DKI Jakata 14. Ketua TP PKK Povinsi OKI Jakata 15. Paa Ketua TP PKK Kota/Kabupaten Administasi Povinsi OKI Jakata 16. Paa Ketua TP PKK Kecamatan dan Keluahan Povinsi OKI Jakata

3 Lampian : Instuksi Gubenu Povinsi Oaeah Khusus Ibukota Jakata Nomo Tanggal 25 TAHUN Febuai 2015 PEOOMAN PELAKSANAAN PENOATAAN KELUARGA 01 PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2015 I. LATAR BELAKANG Salah satu fakto pendukung kebehasilan Pogam Kependudukan dan Keluaga Beencana adalah kemampuan menyediakan data sasaan kegiatan secaa inci dan lengkap melalui sistem infomasi manajemen yang andal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pembuatan kebijakan, peencanaan dan penetapan langkah-iangkah opeasional secaa cepat dan tepat. Bagian tepenting dai poses penyediaan data sasaan dalam Sistem Infomasi Kependudukan dan Keluaga Beencana (SIOUGA) adalah penyelenggaaan pendataan keluaga yang dilaksanakan dengan caa kunjungan dai umah ke umah setiap 5 (lima) tahun. Sehubungan dengan hal-hal tesebut di atas, maka pada tahun 2015 pelu dilaksanal<an keglatan pendataan keluaga secaa seentak di seluuh wilayah Povinsi OKI Jakata. II. MAKSUO DAN TUJUAN 1. MAKSUO Untuk mendukung kebehasilan Pogam Kependudukan dan Keluaga Beencana melalui ketesedlaan data sasaan kegiatan secaa inci dan lenqkap melalui Sistem Infomasi Manajemen Kependudilkan dan Keluaga (SIOUGA) yang andal guna mendukung peumusan kebijakan, peencanaan aan penetapan langkahlangkah opeasional secaa cepat dan tepat. 2. TUJUAN a. Tesedianya data basis keluaga yang mampu membeikan gambaan secaa tepat, inci dan menyeluuh di setiap tingkatan dan dapat dipegunakan sebagai alat keja opeasional secaa langsung di lapangan seta untuk kepentingan penetapan langkah, kebijakan, peencanaan, penetapan taget pengendalian dan penilaian kineja pogam oleh paa pelaksana kegiatan di semua tingkatan; b. Tesedianya data sasaan dan peseta Pogam Kependudukan, Keluaga Beencana dan Pembangunan Keluaga yang akuat, tepat dan mutakhi di masing-masing tingkatan Kota/Kabupaten; c. Tesedianya data keluaga dan individu anggota keluaga yang akuat dan mutakhi di masing-masing tingkatan Kota/Kabupaten; dan d. Tewujudnya dukungan data bagi pencapaian kebehasilan Pogam Kependudukan, Keluaga Beencana dan Pembangunan Keluaga di Povinsi OKI Jakata dalam angka peningkatan kualitas keluaga. III. SASARAN DAN RUANG L1NGKUP/JANGKAUAN 1. Sasaan Sasaan Pendataan Keluaga adalah keluaga-keluaga yang ada di tingkat Rukun Tetangga (RT) di wilayah Povinsi OKI Jakata sebagaimana diatu dalam Undang-Undang Nomo 52 Tahun 2009 tentang Pekembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluaga dengan kiteia sebagai beikut : (

4 2 a. Keluaga inti yang bisa tedii dai ayah, ibu dan anak; ayah dan ibu; ayah dan anak; ibu dan anak; b. Telah/akan bedomisili di wilayah Povinsi OKI Jakata minimal selama 6 (enam) bulan; dan c. Suami-istei pengontak/kost. 2. Ruang Lingkup/Jangkauan Ruang Lingkup Pendataan Keluaga dan Pemutakhian Data Keluaga meliputi : a. Aspek Oemogafi; b. Aspek Keluaga Beencana; c. Aspek Tahapan Keluaga; dan d. Aspek Individu Anggota Keluaga. Jangkauan Pendataan Keluaga mulai dai tingkat Rukun Tetangga (RT), Rukun Waga (RW), Keluahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota Administasi sampai ke tingkat Povinsi. IV. HASIL YANG OIHARAPKAN Tesedianya data basis keluaga di Povinsi OKI Jakata yang akuat dan mutakhi meliputi aspek Oemogafi, Keluaga Beencana, Tahapan Keluaga dan Individu Anggota Keluaga. V. MANFAAT YANG OIHARAPKAN Tesedianya data basis keluaga di Povinsi OKI Jakata yang dapat dimanfaatkan sebagai dasa untuk : 1. Alat keja di tingkat lapangan yang mutlak dipelukan untuk mengenali sasaan secaa spesifik setiap individual. 2. Penentuan sasaan yang lebih tajam bedasakan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dai masing-masing keluaga yang ada di setiap tingkatan wilayah. 3. Pembuatan peta keluaga bedasakan tingkat pencapaian tahapan keluaga dai tiap-tiap keluaga di suatu wilayah tetentu. 4. Penentuan bentuk pogam dukungan yang sesuai untuk setiap keluaga dan setiap wilayah tetentu dalam pogam pembangunan dan pembedayaan masyaakat. 5. Saana motivasi untuk mendoong setiap keluaga meningkatkan tahap kesejahteaannya seta sekaligus meangsang kepedulian keluaga-keluaga yang sudah lebih mampu untuk besama-sama mengangkat tingkat kesejahteaan keluaga-keluaga yang kuang mampu. 6. Kepentingan pogam pembangunan sektoal yang salah satu di antaanya sangat penting yaitu pogam pengentasan masyaakat dai kemiskinan atau dai ketetinggalannya dalam bebagai aspek kehidupan.

5 3 7. Meencanakan, memantau maupun menilai pogam-pogam dukungan intevensi baik yang dikembangkan oleh pemeintah maupun yang dikelola dan dilakukan oleh masyaakat dan swasta pada suatu wilayah atau pada suatu kelompok masyaakat di tingkat Kabupaten/Kota. VI. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN Pendataan Keluaga Tahun 2015 dilaksanakan secaa seentak di seluuh wilayah DKI Jakata mulai tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2015 dengan tahapan kegiatan sebagai beikut : 1. Pesiapan Pendataan Waktu yang dipegunakan untuk pesiapan melaksanakan pendataan keluaga selama 4 (bulan) mulai bulan Januai 2015 sampai dengan bulan Apil 2015 yang meliputi: a. mempehitungkan secaa cemat kesesuaian antaa cakupan wilayah. kondisi geogafis. jumlah penduduk dan tenaga pendata yang akan telibat dalam pendataan dengan waktu yang disediakan untuk pelaksanaan di lapangan selama 1 (satu) bulan yaitu mulai tanggal1 Mei sampai dengan 31 Mei 2015; b. melaksanakan kegiatan pembekalan, oientasi dan pelatihan bagi petugas pelaksana pendataan yang ditunjuk oleh pejabat yang bewenang. membuat peta ke~a. menyusun jadwal pelaksanaan pendataan. melakukan pematangan kondisi di semua tingkatan wilayah (Povinsi, Kota/Kabupaten Administasi, Kecamatan dan Keluahan) seta penyediaan dan pendistibusian fomuli pendataan; c. melakukan koodinasi dan keja sam a yang eat dengan seluuh instansi/oganisasi tekait untuk menggalang potensi wilayah dalam mempesiapkan tenaga, saana. dana dan yang teutama kesepakatan (komitmen) dalam pola dan metoda opeasional pendataan keluaga dan pemutakhian data keluaga; d. melaksanakan Komunikasi Infomasi dan Edukasi (KIE) dan penyebaluasan infomasi tentang pelaksanaan pendataan keluaga dan pemutakhian data keluaga baik di dalam maupun di lua uangan; e. membentuk Pos Koodinasi (Posko) Pendataan di semua tingkatan untuk mempemudah pengendalian dalam pelaksanaan pendataan; dan f. menyusun dan menetapkan pola opeasional pendataan keluaga dan pemutakhian data keluaga dengan metoda yang sesuai dengan jumlah dan kemampuan tenaga yang tesedia seta kondisi wilayah dengan tetap mengikuti pinsip dan mekanisme pelaksanaan Pendataan Keluaga dan Pemutakhian Data Keluaga yang ditentukan. 2. Pelaksanaan Pendataan Pelaksanaan Pendataan Keluaga dan Pemutakhian Data Keluaga selama 1 (satu) bulan yaitu dai tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2015 dengan uutan kegiatan sebagai beikut : a. Tata Caa Pelaksanaan Pendataan Keluaga 1) Di tingkat RT dimulai dengan inventaisasi jumlah umah tangga dan kepala keluaga yang didata bedasakan data yang ada di Penguus RT setempat. \

6 4 2) Bedasakan data hash inventaisasi, petugas pendata membuat encana pelaksanaan kunjungan umah dengan menggunakan sket peta keluaga. 3) Pelaksanaan pengisian fomuli pendataan keluaga dilakukan bedasakan nomo uut pad a sket peta keluaga yang telah dibuat melalui kunjungan dai umah ke umah oleh petugas pendata. b. Peangkat Pelaksana 1) Pelaksana Pengumpulan Data Pelaksana pengumpulan data adalah kade yang ada di masyaakat sepeti PPKB RW, PPKB RT, Kade KB, Kade PKK, Guu, Kaang Tauna/Geneasi Muda/Pamuka. 2) Penanggung Jawab Pengumpulan Data Penanggung jawab pengumpulan data pada masing-masing tingkatan adalah Penyuluh KB di Tingkat Keluahan, Pengendali PLKB di Tingkat Kecamatan, Kepala Kanto KB di tingkat Kota/Kabupaten dan Kepala BPMPKB Povinsi DKI Jakata sebagai penanggung jawab di tingkat Povinsi. 3) Koodinato, Pembimbing dan Pemantau Pengumpulan Data Koodinato, Pembimbing dan Pemantau pengumpulan data adalah BPMPKB Povinsi DKI Jakata dan Kanto KB di masing-masing wilayah Kota/Kabupaten Administasi. c. Bimbingan Pendataan Keluaga Matei bimbingan dan pengamatan meliputi kelengkapan fomuli yang digunakan dalam pelaksanaan Pendataan Keluaga, caa pengisian fomuli baik dai segi matei maupun dai teknis pengisiannya, pekembangan cakupan hasil pelaksanaan pendataan secaa bekala (mingguan) melalui penyajian Posko Pendataan Keluaga seta membeikan jalan kelua tehadap masalah yang ditemui paa petugas pendata. 3. Pos Koodinasi Pendataan (Posko) Untuk menudahkan pemantauan cakupan hasil Pendataan Keluaga dan Pemutakhian Data Keluaga, akan didiikan Pos Koodinasi di tingkat keluahan sampai dengan tingkat povinsi. 4. Oientasi Pendataan Keluaga a. oientasi Pendataan Keluaga dilaksanakan di tingkat pusat akan dilaksanakan pada bulan Maet 2015 dan pesetanya 3 (tiga) oang dai masing-masing Povinsi; b. oientasi Pendataal'1 Keluaga di tingkat Povinsi akan dilaksanakan bulan Maet 2015 dlikuti oleh 2-3 oang dai setiap Kanto KB Kabupaten/Kota Administasi; c. oientasi Pendataan Keluaga di Tingkat Kabupaten/Kota akan dilaksanakan pada bulan Maet 2015 dan diikuti oleh paa Pengendali PLKB dan Staf Opeasional di Tingkat Kecamatan; t

7 5 d. oientasi Pendataan Keluaga di Tingkat Kecamatan akan dilaksanakan pada bulan Apil 2015 dan diikuti oleh paa Penyuluh Keluaga Beencana (PKB) di tingkat Keluahan; dan e. oientasi Pendataan Keluaga di Tingkat Keluahan akan dilaksanakan pada bulan Apil 2015 dan diikuti oleh paa Supeviso (PPKB RW) dan dilanjutkan Oientasi Pendataan Keluaga akan dilaksanakan juga bagi paa pendata. 5. Pelapoan Hasil Pendataan Setelah selesai pelaksanaan pengumpulan data oleh petugas, maka dilanjutkan dengan kegiatan pelapoan dan pengolahan sebagai beikut: a. ekapitulasi hasil Pendataan Keluaga di tingkat RT yang telah dilaksanakan oleh Pendata dibeikan kepada Supeviso pada tanggal 1 Juni 2015 dengan fomuli Rek.RT/F/I/PK/2015; b. ekapitulasi hasil Pendataan Keluaga di tingkat RW yang telah dilaksanakan oleh SupHviso dibeikan kepada Penyuluh KB di tingkat Keluahan pada tanggal 9 Juni 2015 dengan fomuli Rek.DUS/F/I/PK/2015; c. ekapitulasi hasil Pendataan Keluaga di tingkat Keluahan yang telah dilaksanakan oleh Penyuluh KB dibeikan kepada Pengendali PLKB di tingkat Kecamatan pada tanggal 16 Juni 2015 dengan fomuli Rek.Des/F/I/PK/2015; d. ekapitulasi hasil Pendataan Keluaga di tingkat Kecamatan yang telah dilaksanakan oleh Pengendali PLKBdibeikan kepada Pengelola Data di Tingkat Kabupaten/Kota pada tanggal 23 Juni 2015 dengan fomuli Rek.KEC/F/I/PK/2015; dan e. ekapitulasi hasil Pendataan Keluaga di tingkat Kecamatan yang telah dilaksanakan oleh Pengelola Data di Tingkat Kabupaten/Kota dibeikan kepada Pengelola Data di Povinsi pada tanggal 30 Juni 2015 dengan fomuli Rek.Kab/F/I/PK/ Pengolahan, Umpan Balik dan Pemanfaatan Data a. dai hasil pengolahan data keluaga di tingkat Povinsi DKI Jakata, maka BPMPKB Povinsi DKI Jakata menyampaikan data hasil pengolahan ke tingkat Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat Keluahan; b. hasil pengolahan dan umpan balik data hasil pendataan keluaga disampaikan ke BKKBN Pusat dan dapat dimanfaatkan oleh bebagai instansi pemeintah, swasta dan institusi masyaakat; dan c. semua pihak yang telibat dalam poses pengumpulan, pengolahan dan pembinaan pelaksanaan Pendataan Keluaga dihaapkan dapat mempegunakan hasil Pendataan Keluaga untuk kegiatan peencanaan dan intevensi opeasional di lapangan.

8 6 VII. PEMBIAYAAN Penyelenggaaan kegiatan Pendataan Keluaga Tahun 2015 dibiayai dai anggaan OIPA APBN BPMPKB Povinsi OKI Jakata tahun VIII. PENUTUP Oemikian Pedoman Pelaksanaan Pendataan Keluaga ini dibuat sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluaga Tahun 2015 di Povinsi OKI Jakata. Saefullah ~ nnn",1l"'

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 643 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINCIAL PROJECT IMPLEMENTATION UNIT UNTUK PROGRAM SANITASI

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 624 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 1250 TAHUN 2013 TENTANG TIM

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 133 TAHUN 2015 TENTANG TIM PEMANTAUAN ORANG ASING, ORGANISASI MASYARAKAT ASING DAN TENAGA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG 8J~~g;~~ ~~ KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM KEPULAUAN SERIBU SEBAGAI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 890 TAHUN 2015 TENTANG PANITIA SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DEPUTI GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 542 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN I

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SELAKU KETUA TIM ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAHASAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1126 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PANJAR PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1119 TAHUN 2015 TENTANG TIM PENGASURANSIAN BARANG MILIK DAERAH.DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1370 TAHUN 2015 TENTANG PENUNJUKAN KEPALA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 279 TAHUN 2015 TENTANG KEWAJIBAN MELAMPIRKAN SURAT KETERANGAN LUNAS PEMBAYARAN PAJAK DAERAH

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG I SALINAN I fp~@"~{5}f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 {, TENTANG PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN/PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1062TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 850 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 971 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 971 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 971 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA PERINGATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ". GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR. 920 TAHUN 2015 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA PEKAN PRODUK KREATIF DAERAH TAHUN 2015 -

Lebih terperinci

. ~,:;: ~ '~"':o' :L..:; ..," ,." ~.: 8J~PJ>~Pl5~~ c;ff~~ INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2014 TENTANG

. ~,:;: ~ '~':o' :L..:; .., ,. ~.: 8J~PJ>~Pl5~~ c;ff~~ INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2014 TENTANG ,\. ~,:;: ~ '~"':o' :L..:;,." ~.:..," 8J~PJ>~Pl5~~ c;ff~~ INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2014 TENTANG PENGUSULAN CALON KUASA PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2013 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2013 TAHUN 2014 TENTANG fij~@j~@~@j{~. (;j~ifalumiiv KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2013 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM JAYA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2423 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 1568 TAHUN 2013 TENTANG IZIN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2064 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2064 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2064 TAHUN 2014 TENTANG PENUNJUKAN KEPALA PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 2 SEBAGAI

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVI!'lSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVI!'lSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVNS DAERAH KHUSUS BUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVNS DAERAH KHUSUS BUKOTA JAKARTA NOMOR 2559 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN LOKAS UNTUK PEMBANGUNAN DPO/LPS D JALAN PASAR SENEN DALAM V RT

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA :\ GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PRGVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1013 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN BENDAHARA PENGELUARAN, BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU,

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, . GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1544 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2178 TAHUN 2014 TENTANG PENUNJUKAN KEPALA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, NOMOR 2029 TAHUN 2015

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, NOMOR 2029 TAHUN 2015 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PRovINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2029 TAHUN 2015 TENTANG PE~SETUJUAN PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA TANAH YANG TERLETAK

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 25-29 25-29 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Mengacu pada pogam dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPU RI, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoajo pada jangka

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2269 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN IZIN PELAKSANAAN REKLAMASI PULAU I KEPADA PT JALADRI KARTlKA

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2240 TAHUN 2014 TENTANG PENGHAPUSAN BANGUNAN/GEDUNG MILlKlDIKUASAI PEMERINTAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015; SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SELAKU PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA < PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1763 TAHUN 2014 TENTANG PANITIA AKTUALISASI NILAI-NILAI NATAL TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas.

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas. I Tanqqal Efektif 1 Desembe 2008 071 1. TUJUAN Membeikan acuan peneimaan dan pengendalian kayawwan idak tetap non dosen untuk mendapatkan kayawan yang bekopentensi sesuai dengan bidangnya dan tekendali

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO " NOMOR: 2 TAHUN 2006 <'

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO  NOMOR: 2 TAHUN 2006 <' u 1--' PEMERNTAH KABUPATEN SDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SDOARJO " NOMOR: 2 TAHUN 2006

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Nomo Sifat Lampian Hal 910/-1.711.534 1 (satu) bekas Suat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) Jakata, 4 Septembe 2015 Kepada Yth. pesiden Oiektu PT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jakata, 14 Desembe 2015 Kepada Yth. Paa Kepala Satuan Keja Peangkat Daeah/Unit Keja Peangkat Daeah (SKPD/UKPD) pemegang, pelaksana dan penanggung jawab Dokumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

~~{ Jf'~YlF~~tJ. ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG

~~{ Jf'~YlF~~tJ. ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG . " I SALINAN I ~~{ Jf'~YlF~~tJ ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 92 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1034 TAHUN 2014 TENTANG TIM PELAKSANAAN AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 349 TAHUN 2015 TENTANG TIM PELAKSANA PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING KINEJA DOSEN DALAM KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI ( STUDI KASUS STMIK CILEGON )

SISTEM MONITORING KINEJA DOSEN DALAM KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI ( STUDI KASUS STMIK CILEGON ) Media Junal Infomatika Vol. 9, No., Juni 207, hlm.37-48 http://junal.unsu.ac.id/mjinfomatika p-issn : 2088-24 e-issn : 2477-2542 SISTEM MONITORING KINEJA DOSEN DALAM KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Manajemen Sumbedaya Peaian Fakultas Petanian Univesitas Sumatea Utaa No. : Waktu : Hai/Tanggal : A. Data umum Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki Peempuan Umu :... tahun Pendidikan : SD SLTP SLTA D3 S1...

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NO~OR b TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA \ I I

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NO~OR b TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA \ I I .~;,1 PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NO~OR b TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH ' DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA \ I I BUPATI SIDOARJO, Menimbang: a. bahwa Pajak Ai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G G U B E R N U R L A M P U N G INSTRUKSI GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 02 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

DISPOSISI / CATATAN DINAS KOMUNlKASI, INFORMATlKA DAN KEHUMASAN PROVINSI DKI JAKARTA / 8:l.b7. Karle : :. ~~~1'iir;Ntf~~~ : CiUJ;Jiiv::u;,'...

DISPOSISI / CATATAN DINAS KOMUNlKASI, INFORMATlKA DAN KEHUMASAN PROVINSI DKI JAKARTA / 8:l.b7. Karle : :. ~~~1'iir;Ntf~~~ : CiUJ;Jiiv::u;,'... ~ LEMBAR DISPOSISI / CATATAN DINAS KOMUNlKASI, INFORMATlKA DAN KEHUMASAN PROVINSI DKI JAKARTA / Indek' G:tth ~f'h u.r... Tanggal Masuk :.?:~/o.~ ~.I~..:. 8:l.b7 Karle : :. Hall lsi Ringkas Tgl./Namar Sural

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 988 TAHUN 2014 TENTANG TIM PELAKSANA PENDATAAN PENDUDUK DAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

: 1' Undang-undang Nomor 6 Tahun 20L4 tentang Desa. 0embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor T, Tambahan Lembaran Negara Republik

: 1' Undang-undang Nomor 6 Tahun 20L4 tentang Desa. 0embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor T, Tambahan Lembaran Negara Republik BI'PATI TIULUITGAGI'IYG PROVIilSI.TAWA TIUUR PER,ATT'RAIV BI'PATI TULI'IVGAGIIITG ITOUOR 7 TAHI'IT 2OL6 TEIYTAITG TUNJAITGAN' TAUBAIIAIT TUI daitgan DAIY PENERIuAAIT LAIIT YAIYG BAGI ETPALA DESA DAIY PERAIYGKAT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System ISSN 248-6438 SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE DATA PROCESSING INFORMATION

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY GOODS WEB-BASED ON THE STATE PROSECUTOR TERNATE

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS CLIENT SERVER PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS CLIENT SERVER PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS CLIENT SERVER PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Oleh Alhuze Puta 2008.01.0093 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 214 rahun 2015 TENTANG PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HIV DAN AIDS SECARA BENAR DAN KOMPREHENSIF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaan : Matematika Kelas/Semeste :X/ Matei pokok : Identitas Tigonometi Alokasi Waktu : JP ( @ 45 menit ) A. Kompetensi Inti Kompetensi Sikap

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA , PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1032 TAHUN 2014 TENTANG KELOMPOK KERJA BIDANG PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

SOP. 0T. Oz.Ot 14 [4ggE luta 12 lgptembgr ifilb. Pembuatan : Tst, Tgt.ebktit. Z0ll Disahkan oleh. : 2i

SOP. 0T. Oz.Ot 14 [4ggE luta 12 lgptembgr ifilb. Pembuatan : Tst, Tgt.ebktit. Z0ll Disahkan oleh. : 2i mo KE MENTERAN KE SEHATA\ Tst, SOP Pembuatan 0T. Oz.Ot 14 [4ggE luta 12 lgptembgr ifilb Tgl. Revisi REPUBLK NDONESA Tgt.ebktit 2i )l4tl,t g;, Z0ll Disahkan oleh Kepala Bio'Hukum dan Oganisaei SEKRETARAT

Lebih terperinci