ANALISIS VECTOR AUTO REGRESSIVE (VAR) TERHADAP KORELASI ANTARA BELANJA PUBLIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN, TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS VECTOR AUTO REGRESSIVE (VAR) TERHADAP KORELASI ANTARA BELANJA PUBLIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN, TAHUN"

Transkripsi

1 Jurnal Ekonom Pembangunan Vol. 10, No.1, Jun 2009, hal ANALISIS VECTOR AUTO REGRESSIVE (VAR) TERHADAP KORELASI ANTARA BELANJA PUBLIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN, TAHUN Abusan 1 Mahyuddn 1 1 Sekolah Pascasarjana Insu Peranan Bogor E-mal: abusan64@yahoo.co.d ABSTRACT Vecor Auo Regresson (VAR) s an analyss or sasc mehod whch can be used o predc me seres varable and o analys dynamc mpac of dsurbance facor n he varable sysem. In addon, VAR analyss s very useful o assess he nerrelaonshp beween economc varables. Ths research hrough he followng es phases: un roo es, es of hypohess, Granger causaly es, and form a vecor auoregreson model (VAR). The daa used n hs research s he GDP daa and budge daa of Souh Sulawes n he perod The research ams o analyze he nerrelaonshp beween publc expendure and economc growh n Souh Sulawes. The resul showed sascally sgnfcan n economc growh (PDRB) nfluence publc expendure (APBD), however, no vce versa. Oherwse, for he need of APBD predcon, he used of lag 4 was he opmum model based on he causal relaonshp o PDRB. Keywords: hubungan kausalas, belanja publk, perumbuhan ekonom, Vecor Auo Regresson (VAR) analyss PENDAHULUAN Dalam eor ekonom pembangunan dkeahu bahwa ngka perumbuhan ekonom dan pengeluaran pemernah mempunya hubungan mbal balk yang posf. Alran Keynesan menunjukkan bahwa pembelanjaan pemernah memacu perumbuhan ekonom. Pandangan n menjelaskan bahwa dengan menngkanya pengeluaran pemernah akan mendorong penngkaan permnaan berbaga barang dan jasa yang dproduks perekonoman secara agrega, sehngga mendorong perumbuhan perekonoman. Jad, pengeluaran pemernah dpandang sebaga kekuaan eksogenus yang mengubah oupu agrega. Dengan kaa lan, dalam kasus n perumbuhan ekonom merupakan fungs dar pengeluaran pemernah. Sebalknya, Hukum Wagner hukum menngkanya ekspans akvas publk menekankan bahwa perumbuhan ekonom sebaga deermnan uama perumbuhan sekor publk (Wagner, 1983 dalam Mankw, 2007 dan Donrbusch, e,al, 1987) yang berar pengeluaran pemernah merupakan fungs dar perumbuhan ekonom. Analog unuk hubungan n adalah dengan menngkanya perumbuhan ekonom, maka ngka penermaan pemernah dar sekor pajak juga

2 2 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 menngka yang akhrnya menngkakan pengeluaran pemernah. Selan u perumbuhan ekonom yang ngg juga mencermnkan semakn besarnya kebuuhan layanan jasa pemernah, sehngga dbuuhkan anggaran pemernah yang semakn besar pula. Implkas kebjakan dar adanya hubungan mbal balk anara ngka pengeluaran pemernah dan ngka perumbuhan ekonom ersebu adalah pada pembuaan proyeks/ perkraan kebuuhan anggaran pembangunan ahunan dan arge perumbuhan ekonom. Dengan memegang asums bahwa hubungan mbal balk ersebu erjad, maka dalam membua proyeks pengeluaran pemernah harus memperhungkan varabel perumbuhan ekonom; dan sebalknya dalam memproyekskan angka perumbuhan ekonom, varabel pengeluaran pemernah harus djadkan salah sau fakor penenu. Hubungan kausalas secara mbal balk seper yang dgambarkan memang secara eors memungknkan, namun fakanya serngkal hanya merupakan hubungan sau arah saja. Oleh karena u, kajan n dujukan unuk menguj hubungan kausalas anara PDRB dan Belanja pemernah (APBD) d Sulawes Selaan apakah erjad secara mbal balk aau sau arah saja (hanya PDRB mempengaruh APBD aau hanya APBD mempengaruh PDRB). Dengan memaham hubungan kausalas ersebu, maka kajan n dharapkan dapa melahrkan model proyeks opmal berdasarkan hubungan kausalas yang ada, melalu model analss vecor auo regresson (VAR). Dengan mengama daa dere waku selama dua dekade erakhr ( ) dmana perumbuhan ekonom Sulawes Selaan menunjukkan perumbuhan yang cukup menggembrakan dengan raa-raa mencapa sekar 5,94 persen perahun, melampau knerja perumbuhan ekonom nasonal yang hanya umbuh sekar 4,74 persen per ahun dalam perode yang sama, juga lebh ngg dar raa-raa perumbuhan ekonom kawasan KTI (5,25 persen per ahun). Semenara d ss lan knerja belanja publk (pengeluaran pemernah) Sulawes Selaan yang dukur dar APBD Provns plus APBD kabupaen/koa se Sulawes Selaan, juga memlk ngka perumbuhan yang cukup ngg yang pada nla akualnya umbuhan raa-raa 22,51 persen perahun. Berdasarkan gambaran knerja dua varabel makro ekonom Sulawes Selaan ersebu, maka peranyaan mendasarnya adalah apakah APBD Sulawes Selaan yang seap ahunnya hanya berkonrbus raa-raa 8,92 persen erhadap PDRB mampu menjad varabel deermnan yang sgnfkan erhadap perumbuhan ekonom Sulawes Selaan, aau jusru knerja perumbuhan Sulawes Selaan yang menjad fakor penenu erhadap nggnya perumbuhan belanja publk (APBD) d daerah n. Aau bsa jad kedua varabel makro ekonom ersebu memlk hubungan kausalas secara mbal balk, membenuk hubungan yang bersnerg sehngga keduanya memlk kenerja yang cukup mengesankan. Lebh lanju peranyaannya adalah bagamana benuk hubungan kausalas dar kedua varabel ersebu, sehngga dapa dgunakan unuk melakukan proyeks knerja kedua varabel n berdasarkan hubungan kausalasnya. Berdasarkan hal ersebu maka rumusan permasalahan yang ngn djawab dalam sud n adalah: 1. Apakah PDRB Sulawes Selaan secara sgnfkan mempengaruh APBD Sulawes Selaan?. 2

3 Abusan dan Mahyuddn Analss Vecor Auo Regressve (Var) 3 2. Apakah APBD Sulawes Selaan secara sgnfkan mempengaruh PDRB Sulawes Selaan?. 3. Apakah keduanya menunjukkan hubungan sau arah aau memlk pengaruh secara mbal balk (dua arah)?. 4. Bagamana model persamaan yang bak unuk melakukan proyeks nla PDRB aau APBD Sulawes Selaan beberapa perode ke depan, berdasarkan hubungan kausalasnya?. Tujuan uama dar analss n adalah mengevaluas secara emprs keerkaan hubungan sebab akba anara besaran belanja pemernah pada sekor publk dan perumbuhan ekonom (PDRB) dalam model bvara. Secara khusus ulsan n akan melakukan (1) pengujan un roo erhadap varabel belanja publk (APBD) dan varabel PDRB, (2) pengujan kausalas Granger anara APBD dan PDRB d Sulawes Selaan, (3) mendapakan model vekor Auo Regressve (VAR) yang sesua unuk memproyeks kebuuhan belanja publk (APBD) dan arge perumbuhan ekonom beberapa perode ke depan, berdasarkan hubungan kausalasnya. 1. Teor Perumbuhan Ekonom dan Belanja Pemernah Teor yang membahas mengena hubungan pengeluaran pemernah dengan perumbuhan ekonom durakan panjang lebar dalam The General Theory Keynes. Teor n mengurakan bahwa pendapaan oal perekonoman dalam jangka pendek, sanga denukan oleh kengnan rumah angga, perusahaan dan pemernah unuk membelanjakan pendapaannya. Unuk memodelkan pandangan Keynesan mengena pengaruh pengeluaran pemernah erhadap perumbuhan ekonom n dlusraskan dengan pemodelan yang dsebu perpoongan Keynesan (Mankw, 2007), seper yang dunjukkan pada gambar 1. Besarnya kenakan oupu sebaga dampak dar kenakan pengeluaran pemernah dsebu pengganda pembelan pemernah (Governmen purchases mulpler) yang dukur dengan raso Y/ G. Implkas Kenakan Pengeluaran pemernah ( G) Pengeluaran akual Pengeluaran Pemernah Pengeluaran yang drencanakan Menngkakan pendapaan sebesar : ΔG 1 MPC Y1 Y2 Oupu (Y) Gambar 1. Perpoongan Keynesan, Pergeseran ke aas dalam Pengeluaran Pemernah yang Drencanakan Sebesar G Menngkakan Oupu Sebesar G/(1-MPC) 3

4 4 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 dar perpoongan Keynesan adalah bahwa kenakan oupu ( Y) lebh besar dar kenakan pengeluaran pemernah ( G), hal n d sebabkan karena adanya efek berana yang dmbulkan dar penngkaan pengeluaran pemernah. Proses n bermula dar perubahan awal pengeluaran pemernah sebesar G menngkakan oupu Y sebesar G, penngkaan oupu aau pendapaan n selanjunya menngkakan konsums masyaraka sebesar MPC x G, d mana MPC (Margnal Propensy o Consume) adalah kecenderungan mengkonsums margnal. Kenakan dalam pendapaan yang kedua n sekal lag menngkakan konsums sekarang sebesar MPC x (MPC x G) dan seerusnya, sehngga angka pengganda n merupakan ser geomer dak erhngga. Secara aljabar pengganda pemernah n dapa dulskan: ΔY = 1+ MPC + MPC ΔG ΔY = 1/(1 MPC) ΔG 2 + MPC Selanjunya menuru (Lozdes, e, al, 2005) menunjukkan bahwa perumbuhan subsansal dar besaran pengeluaran pemernah bak d negara maju maupun pada negara berkembang n sejak Perang Duna II, dan pengaruhnya pada perumbuhan ekonom jangka panjang (aau sebalknya), elah banyak menjad subyek penelan. D ss lan, sud pembayaan publk elah darahkan unuk mengdenfkaskan penyebab perumbuhan sekor publk. Hukum Wagner mengena pengeluaran publk adalah salah sau usaha palng awal yang menekankan perumbuhan ekonom sebaga deermnan mendasar dar perumbuhan sekor publk. Sejumlah sud menemukan hubungan posf yang nyaa anara perumbuhan sekor publk dan perumbuhan ekonom hanya unuk negara berkembang eap bukan pada negara maju, yang lannya malahan melaporkan hubungan negaf anara pembelanjaan pemernah dan GNP. 2. Teor Ekonomerka Vecor Auo Regresson (VAR) basanya dgunakan unuk memproyekskan ssem varabel-varabel runu waku dan unuk menganalss dampak dnams dar fakor gangguan yang erdapa dalam ssem varabel ersebu. Pada dasarnya Analss VAR bsa dpadankan dengan suau model persamaan smulan, oleh karena dalam analss VAR ka mempermbangkan beberapa varabel endogen secara bersama-sama dalam suau model. Perbedaannya dengan model persamaan smulan basa adalah bahwa dalam analss VAR masng-masng varabel selan derangkan oleh nlanya d masa lampau, juga dpengaruh oleh nla masa lalu dar semua varabel endogen lannya dalam model yang dama. D sampng u, dalam analss VAR basanya dak ada varabel eksogen dalam model ersebu (Nachrow, 2006; Pndyck, dkk 1998; Verbeck, M, 2000). Keunggulan dar analss VAR anara lan adalah: (1) Meode n sederhana, ka dak perlu khawar unuk membedakan mana varabel endogen, mana varabel eksogen; (2) Esmasnya sederhana, dmana meode OLS basa dapa daplkaskan pada ap-ap persamaan secara erpsah; (3) Hasl perkraan (forecas) yang dperoleh dengan menggunakan meode n dalam banyak kasus lebh bagus dbandngkan dengan hasl yang ddapa dengan menggunakan model 4

5 Abusan dan Mahyuddn Analss Vecor Auo Regressve (Var) 5 persamaan smulan yang kompleks sekalpun. Selan u, analss VAR juga merupakan ala analss yang sanga berguna, bak d dalam memaham adanya hubungan mbal balk (nerrelaonshp) anara varabelvarabel ekonom, maupun d dalam pembenukan model ekonom bersrukur. 3. Penelan Terdahulu Aplkas model VAR unuk melha nerrelaonshp anar varabel perumbuhan ekonom dan nvesas pemernah d Indonesa elah dlakukan oleh Had, Y. S. (2003). Sud n menggunakan daa seres nasonal dalam kurun waku 1983/1984 hngga 1999/2000 dan menunjukkan bahwa dalam perode yang dama, nvesas pemernah d sekor fskal, khususnya pengeluaran pembangunan rupah ernyaa dak mempunya pengaruh yang sgnfkan erhadap perumbuhan ekonom. Temuan n menunjukkan bahwa sebagamana menuru alran Klask erdapa dchoomy anara sekor rl dan sekor moneer, dalam sud n juga demukan anara dchoomy anara sekor rl dan sekor fskal d Indonesa. Alasan yang mungkn bsa dgunakan unuk menjelaskan hal n adalah bahwa dalam penyusunan rencana APBN, pembayaan rupah dperlakukan sebaga resdu, dan dak dkakan dengan besarnya kebuuhan nvesas dalam perumbuhan ekonom, namun erganung kepada keersedaan dana yang ada. Pengeluaran pembangunan rupah n denk dengan abungan pemernah yang noabene merupakan selsh anara penermaan dalam neger dengan pengeluaran run. Dalam konds seper n, hubungan yang dak sgnfkan anara pembayaan rupah dengan PDB merupakan hal yang masuk akal. Tdak sgnfkannya hubungan anara pembayaan rupah dengan perumbuhan ekonom secara sask juga bsa memberkan ndkas lan, yau bahwa perumbuhan ekonom lebh denukan oleh fakor-fakor lan, d luar nvesas pemernah. Kebjakan oonom daerah merupakan pendelegasan kewenangan yang dsera dengan penyerahan dan pengalhan pendanaan, sarana dan prasarana sera sumber daya manusa (SDM) dalam kerangka desenralsas fskal. Dalam menghadap desenralsas fskal menunjukkan bahwa poens fskal pemernah daerah anara sau dengan daerah yang lan bsa jad sanga beragam. Perbedaan n pada glrannya dapa menghaslkan perumbuhan ekonom yang beragam pula. Perumbuhan ekonom adalah proses kenakan oupu per kapa (Boedono, 1985). Secara radsonal, perumbuhan ekonom dujukan unuk penngkaan yang berkelanjuan pada Produk Domesk Regonal Daerah/PDRB (Saragh, 2003; Kuncoro, 2004). Hasl penelan yang dlakukan Ln dan Lu (2000) menunjukkan desenralsas memberkan dampak yang sanga berar bag perumbuhan ekonom daerah. Oaes (1995), Ln dan Lu (2000) yang membukkan adanya hubungan yang posf dan sgnfkan anara desenralsas fskal dengan perumbuhan ekonom. Hasl n mendukung snesa yang menyaakan bahwa, pemberan oonom yang lebh besar akan memberkan dampak yang lebh besar bag perumbuhan ekonom, hal nlah yang mendorong daerah unuk mengalokaskan secara lebh efsen berbaga poens lokal unuk kepenngan pelayanan publk (Ln dan Lu, 2000; Mardasmo, 2002; Wong, 2004). Louzdes, menggunakan daa ahunan dar UK, Yunan, dan Irlanda, paper n mengkaj hubungan anara besaran perum- 5

6 6 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 buhan pemernah dan perumbuhan pendapaan pada ssem bvarae dan rvarae, berdasarkan pada analss konegras, sraeg ECM dan uj kausalas Granger. Berdasarkan hasl emprs yang ddapa, muncul kesmpulan sebaga berku. Perama, pada kega negara penyebab perumbuhan Granger pengeluaran publk adalah pendapaan nasonal bak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dhaslkan bak dalam analss bvarae maupun rvarae. Analss n secara umum menla hpoess bahwa ekspans publk adalah menghamba perumbuhan ekonom d negara ersebu. Tngka perumbuhan yang mendasarnya yang berdampak pada sekor publk adalah posf, yang berar bahwa pembelanjaan publk mendukung pembangunan ekonom. Kedua, Yunan menunjukkan dukungan pada hpoess Wagner yau kenakan oupu menyebabkan perumbuhan pada pengeluaran publk. In nampak pada uj bvarae dan juga rvarae. Kega, daa Inggrs juga menunjukkan pola serupa jka model rvarae (dengan nflas sebaga varabel ambahan) dgunakan. Sebalknya, hasl unuk Irlanda dak menunjukkan pengaruh kausalas pe Wagneran. Terakhr, dsebukan bahwa meskpun varabel poensal lannya seper suku bunga rl aau huang publk erhadap GNP belum deksploras, sud n mengndkaskan kemungknan dmensonalas hubungan makro anara pendapaan perkapa rl dan besaran sekor publk. Daa METODE PENELITIAN Daa yang dgunakan dalam kajan n adalah daa ahun PDRB dan APBD Sulawes Selaan dar ahun Daa PDRB adalah daa PDRB menuru Harga konsan Sedangkan APBD merupakan penjumlahan anara APBD provns Sulawes Selaan dan jumlah APBD Kabupaen/koa se Sulawes Selaan yang ddeflas menuru Indek harga konsumen (IHK) ahun Perkembangan nla dar dua varabel yang akan duj kausalasnya dunjukkan pada gambar 2. Model Emprs Seper yang sudah djelaskan bahwa Vecor Auo Regresson (VAR) merupakan salah sau ala analss yang dak saja berguna unuk melha hubungan kausalas anara varabel, ap juga dapa dgunakan unuk menenukan model proyeks. Unuk memaham analss VAR, model secara emprs dlusraskan sebaga berku: Y = a 10 + a 11 Y -1 + a 12 Z -1 + a 13 Y -2 + a 14 Z -2 + e y Z = a 20 + a 21 Y -1 + a 22 Z -1 + a 23 Y -2 + a 24 Z -2 + e z dmana: Y = PDRB pada ahun Z = APBD pada ahun Y -n = PDRB pada ahun -n Z -n = APBD pada ahun -n a, a = konsana e, e y z = fakor gangguan () () Dua persamaan d aas menunjukkan bahwa dua varabel ekonom yang dama, yakn produk domesk regonal bruo (PDRB) dan APBD, salng mempengaruh sau sama lan. Sebaga conoh, PDRB dalam 6

7 Abusan dan Mahyuddn Analss Vecor Auo Regressve (Var) 7 45,000,000 Perkembangan PDRB dan APBD Sulawes Selaan Tahun (Rp.Jua) 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000, PDRBHK Gambar 2. Perkembangan Nla PDRB Harga Konsan Sulawes Selaan dan APBD Sulawes Selaan dar Tahun APBD ahun (Y ) dpengaruh oleh PDRB dalam perode sebelumnya (Y dan Y ), dan oleh -1-2 APBD dalam ahun sebelumnya (Z dan -1 Z ). Demkan pula, APBD dalam ahun -2 (Z ) dpengaruh oleh APBD dalam ahun sebelumnya (Z dan Z ), dan oleh PDRB -1-2 dalam perode sebelumnya (Y dan Y ) Meode Analss Dalam rangka menguj kausalas anara PDRB dan APBD Sulawes Selaan dengan meode VAR, maka beberapa ahapan analss pengujan sebaga berku, d mana semua ahapan dalam analss n menggunakan sofware Evews 4.1.: 1. Uj akar un (Un Roo Tes) Uj akar un n dgunakan unuk melha apakah daa yang dama saoner aau dak. Tes n sebenarnya hanya merupakan pelengkap dar analss VAR, mengnga ujuan dar analss VAR adalah unuk menla adanya hubungan mbal balk d anara varabel-varabel yang dama, dan bukan es unuk daa. Akan eap, apabla daa yang dama adalah saoner, hal n akan menngkakan akuras dar analss VAR (Juanda, 2008; Nachrow, 2006; dan Verbeek, 2006). Model pengujan un roo pada varabel PDRB dan APBD adalah menggunakan model pengujan Augmened Dckey-Fuller Tes (ADF Tes), d mana model n mengasumskan bahwa ε dar ΔY = δ Y 1 + ε adalah ndependenly dan dencal dsrbued (IID) varabel acak, dengan nla raaan 2 nol dan varans σ konsan. Jka δ = 0, maka ε adalah IID aau mempunya un roo, dan daa me seres yang memlk un roo dsebu daa non-saonary. Daa me seres dkaakan dak mengandung un roo 7

8 8 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 aau bersfa saoner jka nla sask ADF es lebh besar dar nla krs 10 persen. 2. Uj Hpoess (Hyphohess Tesng) Causalas Granger (Granger Causaly Tes) Dalam rangka membenuk model VAR anara PDRB dan APBD Sulawes Selaan, maka meode analss unuk melha hubungan kausalas anara varabel ersebu dgunakan Uj Kausalas Granger, d mana benuk hubungan kausalas Granger yang dmodelkan adalah: PDRB + u dan = a APBD + b PDRB j = c APBD + d PDRB j... (1) APBD + u.... (2) d mana PDRB = PDRB Sulawes Selaan pada ahun (IHK 2000=100) PDRB = PDRB Sulawes Selaan pada j ahun sebelumnya ke-j (IHK 2000=100) APBD = APBDProvns + APBD Kabupaen/ Koa se Sulawes Sela- an pada ahun d deflas dengan IHK (2000=100) a, b, c, d = Konsana u APBD = APBD Provns +APBD Kabupaen/Koa se Sulawes Selaan pada ahun sebelumnya ke- d deflas dengan IHK (2000 = 100) = fakor gangguan Berdasarkan model regres uj kausalas Granger yang dmodelkan, maka hpoess yang akan duj adalah: H 0 : PDRB dak mempengaruh (dak menyebabkan) APBD Sulawes Selaan H 1 : PDRB mempengaruh (menyebabkan) APBD Sulawes Selaan H 0 : APBD dak mempengaruh (dak menyebabkan) PDRB Sulawes Selaan H 1 : APBD mempengaruh (menyebabkan) PDRB Sulawes Selaan Jka nla probablas dar kedua hpoess d aas lebh kecl dar nla kesalahan yang dapa dolerr ( α = 0,05) maka keduanya dpuuskan unuk menolak H 0, sehngga nerpreasnya adalah PDRB dan APBD Sulawes Selaan salng mempengaruh secara mbal balk. Akan eap jka hanya sau hpoess H 0 yang dolak, berar hubungan anara PDRB dan APBD hanya merupakan hubungan kausalas yang sau arah. 3. Model Vekor Ooregres (VAR) Seelah melakukan uj kausalas dengan meode Kausalas Granger es, maka langkah selanjunya adalah membenuk Model VAR. Jka ernyaa berdasarkan hasl uj kausalas pada persamaan (1) dan (2) menunjukkan hubungan yang salng mempengaruh maka model VAR akan menjad: PDRB dan APBD = a1 + 1 PDRB + γ1 APBD β + ε... (3) = a2 + 2PDRB + γ 2 APBD β + ε... (4) 8

9 Abusan dan Mahyuddn Analss Vecor Auo Regressve (Var) 9 Penenuan jumlah lag yang akan dgunakan dalam menenukan model VAR adalah d dasarkan pada uj Akake Informaon Creron (AIC) dan Schwarz Informaon Creron (SIC). Pengujan lag dlakukan d mula dar Lag 2 dan berhen pada lag yang lebh besar jka nla AIC dan SIC sudah semakn kecl. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujan Un roo Dengan banuan program Evews 4.1, dlakukan Augmened Dckey-Fuller Tes unuk melakukan uj akar un (Un Roo Tes) unuk menguj apakah varabel PDRB Sulawes Selaan dan APBD Sulawes Selaan bersfa saoner aau dak. Dengan mencakup rend dan nercep, dperoleh hasl perhungan bahwa unuk varabel PDRB harga konsan 2000 pada daa level secara sgnfkan mengandung un roo, yang bera bahwa pada daa level n varabel PDRB Sulawes Selaan dak saoner. Deraja ngras pada varabel n erjad pada daa second dfferen, yang berar bahwa PDRB Sulawes Selaan bersfa saoner pada daa second dfferen, unuk jelasnya hasl pengujan un roo varabel yang danlss berdasarkan meode Augmened Dckey- Fuller Tes (ADF-Tes) dapa dlha pada abel 2. Pada abel 2 erlha pula bahwa unuk varabel APBD Sulawes Selaan yang merupakan akumulas dar APBD Provns plus APBD Kabupaen/koa se Sulawes Selaan yang d deflas menuru IHK ahun 2000, erlha bahwa varabel n bersfa saoner pada daa Frs dfferen. Hasl pengujan un roo n juga menghaslkan nla Durbn-Wason sask yang cukup bak yakn sebesar 2,05 pada daa level dan 2,10 unuk second dfferen pada varabel PDRB. Sedangkan unuk varabel APBD nla sask DW sebesar 1,94 pada daa level dan 1,95 pada frs dfferen. Pengujan Kausalas Granger Selanjunya berdasarkan hasl pengujan kausalas Granger menunjukkan bahwa nla probablas pada pengujan APBD erhadap PDRB Sulawes Selaan sebesar 0,77939, yang berar pada ngka kesalahan yang dapa dolerr α = 0,05 hpoess yang menyaakan APBD berpengaruh erhadap PDRB (H1) dak dapa d erma dan menerma H0, dengan kaa lan secara sfnfkan dak berpengaruh erhadap PDRB. Sedangkan nla probablas pada pengujan pengaruh PDRB erhadap APBD menunjukkan nla probablas sebesar 0,00032, yang berar pada ngka kepercayaan 99 persen, hpoess yang menyaakan bahwa PDRB berpengaruh erhadap APBD (H1) dapa d erma dan menolak H0 yang berar pula perumbuhan ekonom Sulawes Selaan (PDRB) merupakan varabel deermnan yang sgnfkan erhadap besarnya APBD. 9

10 10 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 Tabel 2. Hasl Pengujan Un roo Daa Level pada Varabel APBD Sulawes Selaan Null Hypohess: D(PDRBHK,2) has a un roo Exogenous: Consan, Lnear Trend Lag Lengh: 0 (Auomac based on SIC, MAXLAG=4) -Sasc Prob.* Augmened Dckey-Fuller es sasc Tes crcal values: 1% level % level % level *MacKnnon (1996) one-sded p-values. Null Hypohess: D(APBDK) has a un roo Exogenous: Consan, Lnear Trend Lag Lengh: 0 (Auomac based on SIC, MAXLAG=4) -Sasc Prob.* Augmened Dckey-Fuller es sasc Tes crcal values: 1% level % level % level *MacKnnon (1996) one-sded p-values. Tabel 3. Hasl Kausalas Grunger anara Varabel PDRB dan APBD Sulawes Selaan Parwse Granger Causaly Tess Dae: 07/16/08 Tme: 12:29 Sample: Lags: 4 Null Hypohess: Obs F-Sasc Probably APBD does no Granger Cause PDRBHK PDRBHK does no Granger Cause APBD Berdasarkan hasl pengujan kausalas Granger seper yang dunjukkan pada abel 2 erlha bahwa hubungan kausalas anara PDRB dan APBD Sulawes Selaan dak menunjukkan hubungan yang mbal balk (2 arah), eap hanya hubungan sau arah, d mana arah pengaruhnya adalah APBD merupakan fungs dar PDRB dan dak sebalknya. Analss Model Vekor Auo Regressve (VAR) Dalam membenuk model VAR, maka lebh lebh awal harus denukan dulu berapa jumlah lag yang palng sesua dengan model. 10

11 Abusan dan Mahyuddn Analss Vecor Auo Regressve (Var) 11 Unuk menenukan jumlah lag yang palng sesua dengan model, maka krera yang d gunakan adalah d dasarkan pada nla uj Akake Informaon Creron (AIC) dan Schwarz Informaon Creron (SIC) yang menghaslkan nla mnmum. Hasl analss menunjukkan bahwa nla AIC dan SIC pada lag 4 menurun dan menngka lag pada lag 5. Dengan demkan jumlah lag yang palng sesua dengan model adalah lag 4, dengan nla AIC sebesar dan nla SIC sebesar Pada lag 4 selan memlk nla AIC dan SIC mnmum juga memlk nla R-squared yang lebh ng dbandngkan mengguakan lag lannya. Dengan demkan maka kesmpulannya adalah PDRB dan APBD memlk hubungan kausalas yang lebh bak pada lag 4. Tabel 4. Penenuan Model VAR anara Varabel PDRB dan APBD Sulawes Selaan Vecor Auoregresson Esmaes Dae: 07/08/08 Tme: 13:21 Sample(adjused): Included observaons: 17 afer adjusng endpons Sandard errors n ( ) & -sascs n [ ] Lag = 4 Lag = 3 Lag = 2 PDRBHK APBDK PDRBHK APBDK PDRBHK APBDK PDRBHK(-1) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] PDRBHK(-2) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] PDRBHK(-3) [ ] [ ] [ ] [ ] PDRBHK(-4) [ ] [ ] APBDK(-1) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] APBDK(-2) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] APBDK(-3) [ ] [ ] [ ] [ ] 11

12 12 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 APBDK(-4) [ ] [ ] C [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] R-squared Adj. R-squared Sum sq. resds 8.39E E E E E E+12 S.E. equaon F-sasc Log lkelhood Akake AIC Schwarz SC Mean dependen S.D. dependen Deermnan Resdual Covarance 1.12E E E+23 Log Lkelhood (d.f. adjused) Akake Informaon Crera Schwarz Crera Berdasarkan hasl pengujan unuk menenukan model VAR dmana kepuusan yang dambl ddasarkan pada ngka sgnfkans pada kesalahan yang dapa dolerr α = 0,05 yau dengan membandngkan nla -hung (nla pada bars ke ga) dbandngkan dengan -abel d mana pada α = 0,05, nla -abelnya sebesar 1,761. Jka -hung lebh besar pada -abel maka dnyaakan berpengaruh secara sgnfkan. Berdasarkan hasl pengujan bahwa PDRB Sulawes Selaan hanya dpengaruh oleh PDRB pada -1. Sedangkan nla APBD dpengaruh oleh PDRB pada -1 dan PDRB pada -4, APBD pada -2. Dengan demkan dalam rangka melakukan proyeks PDRB ke depan maka varabel penenunya adalah PDRB pada -1. Sedangkan dalam rangka memproyeks APBD ke depan varabel maka varabel penenunya adalah APBD pada -2 dan PDRB pada -1 dan juga PDRB pada -4 sebaga varabel deermnannya. Oleh karena u, unuk menggunakan model VAR dalam melakukan proyeks PDRB dan APBD Sulawes Selaan adalah dengan menggunakan model VAR pada Lag 4 dengan model seper erlha berku n: 12

13 Abusan dan Mahyuddn Analss Vecor Auo Regressve (Var) 13 Esmaon Proc: =============================== LS 1 4 PDRBHK C VAR Model: =============================== PDRBHK = C(1,1)*PDRBHK(-1) + C(1,2)*PDRBHK(-2) + C(1,3)*PDRBHK(-3) + C(1,4)*PDRBHK(-4) + C(1,5)*APBDK(-1) + C(1,6)*APBDK(-2) + C(1,7)*APBDK(-3) + C(1,8)*APBDK(-4) + C(1,9) APBDK = C(2,1)*PDRBHK(-1) + C(2,2)*PDRBHK(-2) + C(2,3)*PDRBHK(-3) + C(2,4)*PDRBHK(-4) + C(2,5)*APBDK(-1) + C(2,6)*APBDK(-2) + C(2,7)*APBDK(-3) + C(2,8)*APBDK(-4) + C(2,9) VAR Model - Subsued Coeffcens: =============================== PDRBHK = *PDRBHK(-1) *PDRBHK(-2) *PDRBHK(-3) *PDRBHK(-4) *APBDK(-1) *APBDK(-2) *APBDK(-3) *APBDK(-4) APBDK = *PDRBHK(-1) *PDRBHK(-2) *PDRBHK(-3) *PDRBHK(-4) *APBDK(-1) *APBDK(-2) *APBDK(-3) *APBDK(-4) KESIMPULAN Berdasarkan hasl pengujan dan pembahasan ersebu d aas maka dapa dark beberapa kesmpulan berku: 1. Berdasarkan hasl pengujan un roo, menunjukkan bahwa varabel PDRB dan APBD Sulawes Selaan pada daa level dak saoner aau mengandung un roo. Varabel PDRB menjad sasoner pada daa second dfferen, sedangkan varabel APBD sasoner pada daa frs dfferen. 2. Hubungan kausalas anara PDRB dan APBD hanya sau arah yakn PDRB sebaga deermnan erhadap APBD dan dak sebalknya. Berar bahwa knerja belanja publk dak berdampak pada perumbuhan ekonom. 3. Pandangan Keynesan yang menyaakan bahwa pengaruh perubahan pengeluaran pemernah akan memberkan dampak yang lebh besar erhadap perumbuhan ekonom karena adanya mulpler berana ernyaa dak dapa dbukkan d Sulawes Selaan. 4. Dalam melakukan model proyeks PDRB dan APBD berdasarkan hubungan kausalasnya, maka penggunaan lag 4 menghaslkan model VAR yang palng sesua. Rekomendas yang dapa dberkan sebaga berku: 1. Hendaknya perencanaan pengeluaran pemernah lebh dfokuskan pada sekor-sekor produkf sehngga dapa mejad nsrumen yang efekf dalam penngkaan dan perluasan kapasas produks dan menunjang perumbuhan ekonom. 2. Dalam melakukan proyeks kebuuhan APBD d Sulawes Selaan, hendaknya memperhakan varabel ekonom lannya, eruama arge pencapaan perumbuhan ekonom. 13

14 14 Jurnal Ekonom Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Jun 2009 DAFTAR PUSTAKA Dornbusch, R, dan Fscher, S, 1987 Makro Ekonom. Eds Keempa. Alh Bahasa oleh Mulyad, J, A, Jakara: Erlangga. Had, Y. S. 2003, Analss Vecor Auoregressve (VAR) erhadap Korelas anara Pendapaan Nasonal dan Invesas Pemernah Indonesa, 1983/ / 2000; Jurnal Keuangan dan Moneer Volume 6 Nomor 2, Jakara. John Lozdes dan George Vamvoukas, 2005, Governmen Expendure and Economc Growh: Evdence From Trvarae Causaly Tesng Ahens Unversy Of Economcs And Busness; Journal of Appled Economc Volume VIII Nomor 1. Juanda, B. 2008, Modul Maa Kulah Ekonomerka Lanju, Bogor: Program Sud Perencanaan Pembangunan Wlayah dan Perdesaan Sekolah Pascasarjan Insu Peranan Bogor. Kuncoro, Mudraja Oonom dan Pembangunan Daerah: Reformas, Perencanaan, Sraeg dan Peluang. Jakara: Penerb Erlangga. Ln, Jusn Yfu dan Zhqang Lu Fscal Decenralzaon and Economc Growh n Chna, Economc Developmen and Culural Change Chcago. Vol. 49. Hal: Mankw, N, G, 2007, Makroekonom, Alh Bahasa Lza F dan Nurmawan, I. Eds Keenam. PT, Jakara: Gelora Aksara Praama. Mardasmo Oonom dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakara: Penerb And. Nachrow, N.D. 2006, Pendekaan Populer dan Praks Ekonomerka unuk Analss Ekonom dan Keuangan. Jakara: Lembaga Penerb Fakulas Ekonom Unversas Indonesa. Oaes, Wallace E Commen on Conflc and Dllemas of Decenralzaon by Rudolf Holmes. The World Bank Research Observer. Hal: Pndyck, Rober S. and Danel L. 1998, Economc Models and Economerc Forecas, 4 h edon. New York: N.Y. McGraw Hll. Saragh, Jul Panglma Desenralsas Fskal dan Keuangan Daerah dalam Oonom. Jakara: Penerb Ghala Indonesa. Verbeck, M., 2000, A Gude Modern Economercs, Sngapore: John Wley & Sons, Ld. Yuskasar, D.Y., 2007, Pengaruh Perumbuhan ekonom, Pendapaan Asl Daerah dan Dana Alokas Umum erhadap Pengalokasan Anggaran Belanja Modal. Makalah, dsampakan pada Smposum Nasonal Akunans X, UNHAS Makasar. 14

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION

KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION , Okober 2006, p: 0-20 Vol. No. 2 ISSN : 0853-85 KAJIAN RESPONS PEUBAH TERHADAP BERBAGAI GUNCANGAN DALAM SISTEM PEMBENTUK PDB TANAMAN BAHAN MAKANAN MELALUI MODEL VECTOR AUTOREGRESSION Anna Asrd Susan Pusa

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIN 4.. Obek Penelan Obek penelan adalah Provns Sulawes Tengah, yang ddasarkan aas beberapa permbangan. Perama, Provns Sulawes Tengah memlk sumberdaya sekor peranan dan ndusr pengolahan

Lebih terperinci

APAKAH OPEC MERUPAKAN KARTEL?: PENDEKATAN KAUSALITAS GRANGER DALAM KERANGKA VECTOR AUTOREGRESSIVE

APAKAH OPEC MERUPAKAN KARTEL?: PENDEKATAN KAUSALITAS GRANGER DALAM KERANGKA VECTOR AUTOREGRESSIVE Apakah OPEC Merupakan Karel? (Andryan Seyadharma) APAKAH OPEC MERUPAKAN KARTEL?: PENDEKATAN KAUSALITAS GRANGER DALAM KERANGKA VECTOR AUTOREGRESSIVE Andryan Seyadharma Magser Sans IESP Sekolah Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Prn) D151 Analss Survval pada Pasen Pendera Sndrom Koroner Aku d RSUD Dr. Soeomo Surabaya Tahun 213 Menggunakan Regres Cox Proporonal Hazard

Lebih terperinci

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS

USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS USING THE PAST TO PREDICT THE FUTURE WORKSHOP ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS Oleh : Maman Seawan, SE, MT 28 29 Sepember 2004 PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BISNIS DIVISI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN Prosdng Semnar Nasonal Saska Unversas Padjadjaran, 3 November 00 (A.7) OPIMISASI POROFOIO BERDASARKAN MEAN-VAUE A RISK DI BAWAH MODE INDEKS BERGANDA DENGAN VOAIIAS AK KONSAN Agus Suprana, F. Sukono, Bunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA. WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009

Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA. WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009 Unversas Kaolk SOEGIJAPRANATA SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA WORKING PAPER/110/e/fak/c1/2009 ANGELINA IKA RAHUTAMI 2009 SUN SEBAGAI INSTRUMEN OPERASI PASAR TERBUKA Angelna Ika Rahuam 1 Defs

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Jurnal Elecroncs, Informacs, and Vocaonal Educaon (ELINVO), Volume 1, Nomor 1, November 215 PENILAIAN EFISIENSI UNIVERSITAS LPTK I INONESIA ENGAN MENGGUNAKAN ATA ENVELOPMENT ANALYSIS Handaru Ja Program

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS KEPUTUSAN INVESTASI, PEMBIAYAAN DAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN ASURANSI

ANALISIS KAUSALITAS KEPUTUSAN INVESTASI, PEMBIAYAAN DAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN ASURANSI hal: 85 15 ANALISIS KAUSALITAS KEPUTUSAN INVESTASI, PEMBIAYAAN DAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN ASURANSI Sursno Fakulas Ekono Unversas Isla Indonesa Yuana Alunus Progra Magser Manageen Unversas Isla Indonesa

Lebih terperinci

Analisis Penyaluran Kredit kendaraan bermotor Roda Dua Jenis Baru dan Bekas di PT X dengan Metode Vector Autoregressive

Analisis Penyaluran Kredit kendaraan bermotor Roda Dua Jenis Baru dan Bekas di PT X dengan Metode Vector Autoregressive JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., () 7 (98X Prn) D9 Analss Penyaluran Kred kendaraan bermoor Roda Dua Jens Baru dan Bekas d PT X dengan Meode Vecor Auoregressve Ardhka Surya Pura, Adaul Mukarromah

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog X Program Sud MMT-TS, Surabaya 6 Pebruar 2010 PENGGUNAAN METODE MODFED UNT DECOMMTMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNT-UNT PEMBANGKT PADA SSTEM KELSTRKAN JAWA - BAL

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA Indra Rahm, Sr Png Wulandar Mahasswa Jurusan Saska Insu Teknolog Seuluh Noember Dosen

Lebih terperinci