Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai
|
|
- Iwan Sonny Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp , 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.
2 Degradai dan Agradai Degradai terjadi apabila debit olid yang datang lebih kecil daripada kemampuan tranpor edimen daar ungai tereroi daar ungai turun Agradai debit olid lebih bear daripada kemampuan tranpor edimen terjadi depoii edimen daar ungai naik 1-
3 Degradai dan Agradai Beberapa contoh degradai paokan edimen (olid dicharge) dari hulu berhenti atau berkurang debit aliran (air) bertambah penurunan daar ungai di uatu titik di hilir Beberapa contoh agradai paokan edimen (olid dicharge) dari hulu bertambah debit aliran (air) berkurang kenaikan daar ungai di uatu titik di hilir 1-3
4 Degradai dan Agradai 1-4
5 Proe Pemahaman Degradai dan Agradai merupakan proe jangka panjang evolui daar ungai, z(x,t) aliran ungai pada awal dan akhir proe berupa aliran permanen dan eragam (teady( and uniform flow) elama proe, aliran ungai berupa aliran permanen emu (quai( quai-unteady) ) dan tak-eragam (nonuniform( nonuniform) Aumi untuk penyederhanaan aliran quai-uniform uniform, U/ = 0 hg dapat dipakai model parabolik,, yang memungkinkan dilakukannya penyeleaian analitik 1-5
6 Metode Analii Degradai dan Agradai Model parabolik didaarkan pada peramaan Saint-Venant Exner, dengan beberapa penyederhanaan» aliran dengan Angka Froude kecil, Fr < 0,6» aliran quai-teady teady» aliran quai-uniform uniform» tinjauan hanya untuk jarak x yang panjang dan waktu t yang lama 1-6
7 Peramaan Saint-Venant Exner S o 1-7
8 Peramaan Saint-Venant Exner Peramaan Saint-Venant aliran permanen tak-eragam aluran primatik kemiringan daar kecil daar tetap (fixed( bed) t U h h h + + U = 0 per. kontinuita untuk B = kontan U t + U U h + g z + g per. momentum = g S e kemiringan gari energi, S e, ditetapkan berdaarkan aliran eragam dan koefiien kekaaran, f,, untuk daar mobil (mobile( bed) ( f, U h) S e = f, 1-8
9 Peramaan Saint-Venant Exner Peramaan Exner daar aluran bergerak (mobile bed) variai daar aluran dinyatakan dengan peramaan berikut z t = a E U a E = koefiien eroi yang dapat ditulikan dalam bentuk peramaan kontinuita aliran partikel olid (olid( phae) z t p t ~ z t 1 1 p q ( ) C h + ( C Uh) + = 0 1-9
10 Peramaan Saint-Venant Exner dalam peramaan terebut:» p = poroita, raio antara volume rongga udara yang terii air dengan volume total» C = konentrai, raio antara volume bagian padat (olid( olid) ) dengan volume total campuran (mixture( mixture)» q = debit olid per atuan lebar debit olid, q, umumnya dianggap merupakan fungi debit air, q, menurut uatu hubungan tertentu q = f ( U,h, edimen) 1-10
11 Peramaan Saint-Venant Exner h t U t z t + q = U h + U f U p + U ( f, U h) S e = f, q h = 0 h + g + = 0 ( U,h, edimen) g z = g S e Unknown: U(x,t) ) = kecepatan rata-rata aliran campuran air+edimen h(x,t) ) = kedalaman aliran campuran air+edimen z(x,t) ) = elevai daar ungai S e = kemiringan gari energi peramaan empirik q = debit bagian padat peramaan empirik Independent variable x = jarak, poii t = waktu 1-11
12 Peramaan Saint-Venant Exner Kaitan antara bagian cair dan bagian padat Per. 1,, 3 Per. 4, 5 Coupling Proedur penyeleaian Per. 1, Per. 4 aliran air (+edimen) melalui daar mobil tranpor edimen (eroi dan depoii) ecara implicit melalui peramaan 3 dan 5 (peramaan emi-empirik) empirik) untuk mendapatkan kecepatan dan kedalaman aliran, U dan h untuk mendapatkan variai daar ungai, z 1-1
13 Peramaan Saint-Venant Exner Peramaan-peramaan Saint-Venant Exner dapat dikaitkan ecara langung (explicit( coupling) ) apabila peramaan kontinuita bagian cair (Per. 1) ditulikan dalam bentuk bb. 1a. h t z + t + ( Uh) = 0 Peramaan-peramaan Saint-Venant Exner dengan demikian dapat dieleaikan ecara imultan karena z muncul dalam peramaan bagian cair maupun bagian padat Metode penyeleaian cara analitik untuk kau ederhana cara numerik untuk kau komplek 1-13
14 Penyeleaian Analitik: Model Parabolik Peramaan Saint-Venant hyperbolik non-linear Venant Exner Dalam bentuk alinya, penyeleaian anatilik peramaan tb ulit dilakukan peramaan tb perlu diederhanakan aliran dengan Angka Froude kecil aliran permanen (quai( quai-teady) Jutifikai: variai aliran (debit) fenomena jangka pendek variai daar ungai fenomena jangka panjang hg dalam tinjauan variai daar ungai, z/ t,, aliran dapat dianggap kontan ( Uh( Uh/ t = 0) 1-14
15 Model Parabolik Dengan aumi aliran quai-teady teady,, didapat peramaan: 6. U U g h U + z g = g S e 4a. z t q U U ( 1 p) + = 0 Kedua peramaan di ata: tak-linear hg tidak dapat dilakukan penyeleaian ecara analitik Perlu penyederhanaan lebih lanjut lineariai 1-15
16 Model Parabolik Dengan aumi aliran quai-teady teady dan quai-uniform uniform,, dari Per. 6. didapat: 7. 3 z U U g = g Se = g = g C h C q Difereniai peramaan di ata thd x menghailkan: 8. g z = g 3U C q U = g 3U C h U 1-16
17 Model Parabolik Subtitui U/ dari Per. 8 kedalam Per. 4, diperoleh: 9. z t K z () t = 0 dimana K(t) ) adalah koefiien (difui) yang merupakan fungi waktu dan yang didefiniikan bb. 10. K = 1 3 q U 1 C ( 1 p) U Peramaan di ata merupakan model parabolik,, yang berlaku untuk nilai x dan t yang bear, x > 3R3 h /S e dan t > (40/30).{R h /(S e.q )} h 1-17
18 Model Parabolik Peramaan koefiien difui, K,, dapat ditulikan pula dalam bentuk: 10a. K = 1 3 q U 1 ( 1 p) U S eo U U dengan lineariai (untuk U U o ), didapat: 10b. K K o = 1 3 q U 1 U o o ( 1 p) Seo dimana index o menunjuk pada aliran eragam (uniform( uniform). 1-18
19 Model Parabolik Apabila debit bagian padat dihitung dengan peramaan power law,, yaitu: q = a U a = koefiien, b = kontanta b maka 10c. K 1 3 b q 1 1 ( 1 p) Seo 1-19
20 Model Parabolik Peramaan model parabolik variai daar ungai: 9. 10c. z t K K 1 3 z () t = 0 b q 1 1 ( 1 p) Seo Syarat model parabolik dapat dipakai: aliran quai-teady teady aliran quai-uniform uniform Fr < 0,6 x > 3h/S3 e t > (40/30).{R h /(S e.q )} 1-0
21 Model Degradai Daar Sungai Penurunan muka air di titik kontrol hilir (reervoir) ebear h w daar ungai di titik kontrol tb turun ebear h dalam jangka panjang, daar dan muka air ungai di epanjang ungai akan turun o o 1-1
22 Model Degradai Daar Sungai Aliran dianggap permanen dan eragam model parabolik dapat dipakai karena debit kontan, maka koefiien K kontan Dikripi matemati Sumbu x: : epanjang daar ungai awal, poitif ke arah hulu Sumbu z: : variai daar ungai relatif terhadap kemiringan daar ungai awal, S 0 o Syarat awal dan yarat bata z ( x, 0) = 0; z( 0, t) = h; lim z( x, t) = 0 x 1-
23 Model Degradai Daar Sungai Penyeleaian analitik z ( x, t) = h erfc K t Complementary error function, erfc x erfc ( Υ) = π Υ e ξ d ξ erfc ( Υ) = 1 erf ( Υ) erfc (dan erf: error function) ) dapat dihitung dengan bantuan tabel matematik, dan teredia pula dalam MS Excel 1-3
24 Model Degradai Daar Sungai Contoh permaalahan ingin diketahui, kapan dan dimana, elevai daar ungai telah turun menjadi eparuh dari elevai daar ungai emula: turun eparuh: z/ h = 50% = ½ kapan, t 50% dimana, x 50% ( x, t) z h x = 1 = erfc x 50% K t 50% = erfc ( Υ) dari Tabel ataupun dengan MS Excel, didapat Υ 0,48 ehingga didapat hubungan bb. ( ) ( K t dimana t x 0, K ) 50% = 0,48 50% 50% 50%
25 Model Agradai Daar Sungai Kenaikan debit olid di titik kontrol hulu (akibat tanah longor) ) ebear q daar ungai di titik kontrol tb naik ebear h dalam jangka panjang, daar dan muka air ungai di epanjang ungai akan naik o z ( x, t) = h( t) erfc K t x o 1-5
26 Model Agradai Daar Sungai Aliran dianggap permanen dan eragam model parabolik dapat dipakai karena debit kontan, maka koefiien K kontan Dikripi matemati Sumbu x: : epanjang daar ungai awal, poitif ke arah hilir Sumbu z: : variai daar ungai relatif terhadap kemiringan daar ungai awal, S 0 o Syarat awal dan yarat bata z ( x, 0) = 0; z( 0, t) = h( t) ; lim z( x, t) = 0 x 1-6
27 Model Agradai Daar Sungai Penyeleaian analitik z ( x, t) = h( t) erfc K t x Penyeleaian tb erupa dengan penyeleaian pada permaalahan degradai daar ungai, hanya aja h(t) ) merupakan fungi waktu Koefiien difui K dalam penyeleaian tb merupakan nilai K pada aat awal, K 0, jadi tanpa memperhitungkan q (kenaikan debit olid di titik kontrol hulu) 1-7
28 Model Agradai Daar Sungai Panjang rua ungai yang mengalami agradai, L a ditetapkan bg panjang rua ungai dari titik kontrol hulu ampai titik di mana depoii mencapai z/ h = 0,01 (Υ( 1,80) dihitung dengan peramaan berikut L a x = 1%, 65 3 K t 1% 1-8
29 Model Agradai Daar Sungai Volume paokan debit olid, q elama waktu tertentu, t,, volume debit olid adalah q t jumlah tb terditribui di daar ungai epanjang L a dengan demikian didapat hubungan bb. q t = L a ( 1 p) 0 z d x 1-9
30 Model Agradai Daar Sungai Tinggi (tebal) agradai, h dari panjang rua ungai yang mengalami degradai, L a, dan dari volume debit olid adalah q t dapat dihitung tebal agradai, h L a x = 1%, 65 3 K t 1% dan q t = L a ( 1 p) 0 z d x Tinggi agradai, h h () t = 1,13 q t ( 1 p) K t Catatan: tampak bahwa tinggi agradai, h, merupakan fungi waktu 1-30
31 Model Agradai Daar Sungai o z ( x, t) = h( t) erfc K t x o 1-31
32 erfc(υ) Tabel matematik Peramaan aproximatif erfc(υ) ) = 1/(1 + a 1 Υ + a Υ + a 3 Υ 3 + a 4 Υ 4 + a 5 Υ 5 + a 6 Υ 6 ) 16 + ε(υ) ε(υ) 3.10 a 1 = 0, a = 0, a 3 = 0, a 4 = 0, a 5 = 0, a 6 = 0, MS Excel erfc( ) 1-3
33 Debit olid, q Debit Solid (Tranpor Sedimen) adalah tranpor edimen total, terdiri dari bed load, q b upended load, q, (dan wah load, q w ) q = q b + q (+ q w ) kadang-kadang hanya ditinjau bed load, q b Debit olid dihitung dengan peramaan empirik, mial: Schoklitch Meyer-Peter, et al. Eintein Graf 1-33 b,
34 Debit Solid (Tranpor Sedimen) Schoklitch (bed( load) q b =,5 3 q = debit air+edimen Se ( q qcr ) q cr = debit kritik, menunjukkan awal gerak butir edimen q cr = ( 1) d S 0,6 40 e 1-34
35 Debit Solid (Tranpor Sedimen) Meyer-Peter, et al. (bed( load) q b = g 1 ( ρ ρ) g ρ R R hb = radiu hidraulik daar ungai ξ M = parameter kekaaran ξ M = ( K K ) hb ξ M S e 0,047 g 1 3 0,5ρ ( ρ ρ) ξ M = 1 tanpa bed form 1 > ξ M > 0,35 bed form d 50 3 K = U ( ) 3 1 R S hb e koefiien kekaaran (total) Strickler K = 1,1 d koefiien kekaaran (butir edimen) 1 K = 6 d
36 Debit Solid (Tranpor Sedimen) Eintein (bed( load) 3 ( 1) g d 0,391( ) 50 1 d50 qb = 0,465 R hb Se exp radiu hidraulik daar ungai akibat butir edimen 1-36
37 Graf (total( load) C ( 1) U R Debit Solid (Tranpor Sedimen) h g d 3 50 = 10,39 ( 1) S e d R h 50,5 q = C U h = C U R h h R h 1-37
38 Model Parabolik? Hitungan degradai atau agradai daar ungai dengan model parabolik dapat dilakukan apabila yarat-yarat berikut dipenuhi aliran quai-teady teady (variai jangka panjang daar ungai) aliran quai-uniform uniform dengan Fr < 0,6 nilai x > 3R3 h /S e nilai t > (40/30).{R h /(S e.q )} Apabila yarat-yarat tb tidak dipenuhi, maka diperlukan model yang lebih andal model yang didaarkan pada penyeleaian numerik peramaan Saint-Venant Exner 1-38
39 Degradai dan Agradai Daar Sungai The End
Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai
Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: Chapter 6, pp. 358-370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England. Degradai
Lebih terperinciDEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi
DEGRADAI DAAR UNGAI Ole : Imam uardjo Abtraki Degradai daar ungai umumnya merupakan akibat adanya eroi dan ebagai perantara utama adala air yang dipengarui ole kecepatan aliran. tudi ini bertujuan mengidentifikai
Lebih terperinciSOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI
Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:
Lebih terperinciTRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI
Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIK SATU DIMENSI PERUBAHAN DASAR SUNGAI (STUDI KASUS SHORTCUT SUNGAI WIDAS KABUPATEN NGANJUK)
PEMODELAN MATEMATIK SATU DIMENSI PERUBAHAN DASAR SUNGAI (STUDI KASUS SHORTCUT SUNGAI WIDAS KABUPATEN NGANJUK) Adi Prawito*, Ir. Sofyan Rayid**, MT dan Ir. Anggrahini, M.Sc** *Mahaiwa Paca Sarjana ** Doen
Lebih terperinciHITUNGAN TRANSPOR SEDIMEN
Hitungan Tranpor Sedimen 1 HTUNGAN TRANSPOR SEDMEN 1. PENDAHULUAN ntenita tranpor edimen (T) pada uatu tampang lintang ungai/aluran adalah banyaknya edimen yang lewat tampang lintang terebut tiap atuan
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )
MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan
Lebih terperinciKONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciDEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI
DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Teknik Sungai Transpor Sedimen di Sungai 2 Di sungai air mengalir karena gaya gravitasi (gravitational flow) air mengalir memiliki energi kinetik dasar sungai dibentuk oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN SUDUT TIKUNGAN TERHADAP DEBIT SEDIMEN PADA SALURAN SEGIEMPAT DAN DINDING TETAP
HUBUNGAN SUDUT TIKUNGAN TERHADAP DEBIT SEDIMEN PADA SALURAN SEGIEMPAT DAN DINDING TETAP Darwizal Daoed Laboratorium Hidrolika Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Unand ABSTRAK Sudut belokan di ungai angat
Lebih terperinciPenyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008
Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciTOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI
TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR
Analia Keandalan terhadap enurunan pada ondai Jalur ANALIA KANDALAN TRHADA NURUNAN ADA ONDAI JALUR Juruan Teknik ipil UU Abtrak: erencanaan ecara tradiional dari pondai jalur (trip footing) untuk tanah
Lebih terperinciBED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen
1 BED LOAD Transpor Sedimen Transpor Sedimen 2 Persamaan transpor sedimen yang ada di HEC-RAS Ackers and White (total load) Engelund and Hansen Laursen (total load) Meyer-Peter and Müller Beberapa persamaan
Lebih terperinciTransformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat
Lebih terperinciW = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar
Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak
Lebih terperinciBAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK
BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciKajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua
Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN
ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Ahmad Syarif Sukri Doen Fakulta Teknik Univerita Haluoleo ABSTRAK Bendung Laeya merupakan alah atu bendung yang dibangun oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciGambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya
Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciMODEL MATEMATIK SISTEM FISIK
MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciMENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI
Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciKesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah
Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur
Lebih terperinciSET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.
MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru
Lebih terperinciTransformasi Laplace
Tranformai Laplace Muhafzan Agutu 22 Tranformai Laplace 3 Denii Tranformai Laplace Dalam bagian ini kita akan membicarakan ifat-ifat dan beberapa aplikai dari tranformai Laplace. Denii Diberikan uatu fungi
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)
SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MIKRO
PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpre.com LOGO TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Elatiita ebagai % perubahan variabel dependen ebagai akibat perubahan variabel independen ebear 1% Teori
Lebih terperinciBAB VI TRANSFORMASI LAPLACE
BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE Kompeteni Mahaiwa mampu. Menentukan nilai tranformai Laplace untuk fungi-fungi yang ederhana. Menggunakan ifat-ifat tranformai untuk menentukan nilai tranformai Laplace untuk
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG
GROUP BAB VII PERENANAAN BALOK INDUK PORTAL MELINTANG 7. Perenanaan Balok Induk Portal Melintang Perenanaan balok induk meliputi perhitungan tulangan utama, tulangan geer/ engkang, tulangan badan, dan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik
PROSIDING SEMINR NSIONL REKYS KIMI DN PROSES 4 ISSN : 1411-416 Siulai Kinetika Reaki Menggunakan Peraaan Model idrodinaik Endang Srihari, Lie wa, adi Wijaya S. dan Selvi Litiany Juruan Teknik Kiia Fakulta
Lebih terperinciTRANSPOR POLUTAN. April 14. Pollutan Transport
TRANSPOR POLUTAN April 14 Pollutan Transport 2 Transpor Polutan Persamaan Konveksi-Difusi Penyelesaian Analitis Rerensi Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulics, Chapter 8, pp. 517-609, J. Wiley and
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB
Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB
Lebih terperinciTRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT)
TRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT) PENGANTAR Paparan mengenai transpor sedimen suspensi pada bahan kuliah ini disarikan dari buku referensi: Graf, W.H., dan Altinakar, M.S., 1998, Fluvial
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM PEGAS MASSA
SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 12 Diferensiasi dan Integrasi Transformasi Laplace
MATEMATIKA IV MODUL 2 Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2008 年 0 月 3 日 ( 日 ) Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Tranformai Laplace
Lebih terperinciTopi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini.
2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan lua ii Menghitung lua ii Menyatakan volume Menghitung volume prima. Kata Kunci: Kerucut Lua ii Kerucut Selimut Volume Tinggi P Lua Sii Kerucut ernahkah kamu
Lebih terperinciTRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1
TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan
Lebih terperinciBAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT
BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan
Lebih terperinciLentur Pada Balok Persegi
Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok
Lebih terperinciDEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I
DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH
Lebih terperinci2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *
ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian
Lebih terperinci3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH
Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering
Lebih terperinciPengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t
Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai
Lebih terperinciISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI
ISSN 4-735 MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI Setiyadi, Suratno Lourentiu, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S. Juruan Teknik Kimia, Fakulta Teknik, Univerita Katolik Widya Mandala,
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd
ahan jar Fiika Momentum, Imul dan Tumbukan SMK Negeri Rangkabitung PEMERINTH KUPTEN LEK DINS PENDIDIKN & KEUDYN SMK NEGERI RNGKSITUNG Jl. Dewi Sartika No 6L. Tel (05 0895 05349 Rangkabitung 434 MOMENTUM,
Lebih terperinci4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH
Penetapan Berat Jeni Partikel Tanah 35 1. PENDAHULUAN 4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH Fahmuddin Agu dan Setiari arwanto Berat jeni partikel, ρ, adalah perbandingan antara maa total fae padat tanah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung
Lebih terperinciModul 3 Akuisisi data gravitasi
Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciError Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali
Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Jilid 2
Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.
Lebih terperinciTORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI
TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,
Lebih terperinciBAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI
BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang
Lebih terperinciVolume 5 Nomor 1 April 2009 ISSN
Volume 5 Nomor 1 April 009 ISSN 1411-9331 Analii Struktur Bendung Dengan Metode Elemen Hingga ( M.F.K. Barge, Cindrawaty Lemana, Robby Yuac Tallar ) Pemanfaatan Abu Serabut Kelapa (ASK) Sebagai Pengganti
Lebih terperinciMODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL
PROSDG SB : 978 979 6353 3 T MODEL SR UTUK KETAHAA BEHAVOURAL KEASH BATAR Matematika Terapan, Juruan Pendidikan Matematika Fakulta Matematika dan lmu Pengetahuan Alam Univerita egeri Yogyakarta, Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)
BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK
ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita
Lebih terperinciIV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS
8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciPENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY
Lebih terperinciDAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH
Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciMA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB
MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciAnalisis Tegangan dan Regangan
Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
Laboratoriu Hidrogeologi 015 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilu engenai batuan) adalah erupakan perpaduan antara ilu geologi dengan ilu hidrolika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong
III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel
Lebih terperinciDEFINISI DAN RUANG SOLUSI
DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan
Lebih terperinciKONDISI MINIMAL BAGI KESETIMBANGAN DUOPOLI COURNOT DAN STACKELBERG
KONDISI MINIMAL BAGI KESETIMBANGAN DUOPOLI COURNOT DAN STACKELBERG Oleh: NITA ARIANI G54009 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 007 ABSTRAK
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinci