DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS"

Transkripsi

1 DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46

2 Pendahuluan Speifikai Unjuk Kerja item Metoda Peranangan radiional Kompenai Seri & Paralel Kompenai Lead, Lag & Lag-Lead ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PD, PI dan PID Hubungan antara Kompenator Lead, Lag & Lag-Lead dengan Kontroler PD, PI dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46

3 PENDAHULUAN Sitem Kontrol diranang untuk tuga-tuga tertentu. Perlu peifikai Unjuk Kerja : - akurai, - ketabilan, - keepatan repon. Speifikai mungkin perlu diubah dalam proe peranangan (tak dapat diapai, tak ekonomi). Perlu urutan priorita peifikai. Pendekatan Konvenional untuk Peranangan: Speifikai Unjuk Kerja: Domain waktu: (t p, %M p, t ) Domain Frekueni : phae margin, gain margin, bandwith. Alat bantu peranangan: Domain waktu: Root Lou Domain frekueni: Bode Plot, Nyquit, dt. erbata pada SISO, linear, invarian waktu. Speifikai dioba dipenuhi melalui gain adjutment dengan metoda oba-oba. ak elalu berhail mengingat plant tak dapat diubah. Perlu ranangan ulang : kompenai. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 3 dari 46

4 Kompenai Seri dan Paralel Kriteria Pemilihan: Sifat-ifat inyal dalam item Keterediaan komponen Faktor ekonomi Pengalaman Peranang Level daya pada beberapa titik eknik Elektro IB [EYS-998] hal 4 dari 46

5 Kompenai Seri: Lebih ederhana. Perlu tambahan amplifier untuk memperkuat gain dan / atau membuat iolai. Diletakkan pada titik dengan daya terendah pada lintaan maju (mengurangi diipai daya). Kompenai Paralel: Jumlah komponen lebih edikit, karena terjadi pada tranfer energi dari level lebih tinggi ke level lebih rendah. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 5 dari 46

6 Kompenator Lead, Lag dan Lag-lead Lead: faa output mendahului input Lag : faa output terbelakang dari input Lag-lead : phae lag terjadi pada daerah frekueni rendah, phae lead terjadi pada daerah frekueni tinggi. Realiai Kompenator: Divai aktif Elektronik (Op amp) Divai paif : Elektrik (RC network Amplifier) Mekanik Pneumatik Hydraulik Kombinai eknik Elektro IB [EYS-998] hal 6 dari 46

7 AHAP AWAL DESAIN Perbaikan unjuk kerja item dengan menyiipkan kompenator. Pengaruh Penambahan Pole pada OLF: Menarik Root Lou kekanan Cenderung menurunkan ketabilan relatif item Memperlambat waktu ettling eknik Elektro IB [EYS-998] hal 7 dari 46

8 Pengaruh Penambahan Zero pada OLF: Menarik Root Lou kekiri Cenderung lebih tabil Memperepat waktu ettling Karakteritik repon tranient haru di ek lagi etelah peranangan eleai. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 8 dari 46

9 KOMPENSASI LEAD Untuk perbaikan repon tranient tanpa banyak mempengaruhi repon teady tate item. Realiai Kompenator Eo ( ) E ( ) i R C 4 R C 3 R C R C K α K α α dengan: R C ; α R C ; K R 4 C /R 3 C ; α R C /R C Kompenator Lead : bila α < (R C > R C ) Kompenator Lag : bila α > (R C < R C ) eknik Elektro IB [EYS-998] hal 9 dari 46

10 Karakteritik Kompenator Lead G K K ( ) α ( ) 0 < α < α α Bila α <<, maka pole akan terletak jauh di kiri α min 0,07 (memberikan max 60 o phae lead ) Aumi pada Kompenai Lead: - Speifikai diberikan dalam domain waktu (ζ, ω,% M, t, t ). n p r - Sitem emula tak tabil untuk etiap K atau tabil tetapi dengan repon tranient yang tak memuakan. Kompenai dapat diapai dengan menambahkan kompenator eri pada lintaan maju. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 0 dari 46

11 Proedur Deain:. entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan dari peifikai unjuk kerja.. Gambar Root Lou item emula. Patikan bahwa letak pole pada butir tak dapat diapai dengan gain adjutment. Hitung udut defiieny φ (udut yang dikontribuikan oleh kompenator lead agar Root Lou baru melalui pole-pole pada butir ). 3. Anggap kompenator memiliki fungi alih: G K K ( ) α ( ) 0 < α < α α α dan ditentukan dari udut defiieny φ. K ditentukan dari kebutuhan gain lup terbuka. eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46

12 4. Bila kontanta error tatik tak ditentukan, maka tentukan lokai pole & zero kompenator bb: dan α Bila kontanta error tatik ditentukan, maka gunakan pendekatan repon frekueni. 5. Penguatan K dapat ditentukan dengan menentukan gain lup terbuka item terkompenai dari yarat magnitude. 6. eliti apakah emua peifikai unjuk kerja terapai. Bila tidak, ulangi proedur dengan mengatur letak pole & zero kompenator. Bila kontanta error tatik diperlukan bear, tambahkan kompenator lag atau ganti dengan kompenator lag-lead. eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46

13 CONOH SOAL eknik Elektro IB [EYS-998] hal 3 dari 46

14 KOMPENSASI LAG ujuan: Untuk perbaikan repon teady tate tanpa banyak mengubah karakteritik repon tranient. Realiai Kompenator E E o i ( ) ( ) R C R C 4 3 R C R C K α K α α Kompenator Lag : bila α > (R C < R C ) E E o i ( ) ( ) K β K ; β β β > dengan: R C ; β R C ; β R C /R C > eknik Elektro IB [EYS-998] hal 4 dari 46

15 Karakteritik Kompenator Lag G K K ( ) β ; β β β > - Bila << β, maka pole dan zero akan berdekatan dan mendekati titik aal. - Umumnya < β < 5. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 5 dari 46

16 Aumi pada Kompenai Lag: Repon tranient item emula memuakan (melalui gain adjutment), tetapi karakteritik teady tate nya tidak memenuhi. Solui: - Penguatan lup terbuka diperbear tanpa banyak mempengaruhi bentuk Root Lou ekitar pole lup tertutup dominannya. - Perlu kompenator lag dipaang eri pada lintaan maju. - Sudut yang dikontribuikan kompenator haru ukup keil ( < 5 o ). - Diapai dengan menempatkan pole dan zero kompenator berdekatan dan dekat dengan titik aal. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 6 dari 46

17 Ambil : G K K ( ) β ; β β β > bila : maka: β dan alah atu pole lup tertutup dominan, G ( ) K β K Bila K, maka repon tranient tak berubah, tetapi penguatan total OLF: G ( ) G( ) Kβ G( ) ; β β > bertambah dengan faktor β. Akibatnya : kontanta error tatik membear dengan faktor β, ehingga e mengeil. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 7 dari 46

18 Proedur:. Gambar Root Lou item emula G(). - entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan dari peifikai tranientnya.. Anggap kompenator memiliki fungi alih: G K K ( ) β ; β > β β ehingga fungi alih loop terbuka item terkompenai menjadi: G ()G() 3. Hitung kontanta error tatik item emula G(). entukan faktor penguatan yang perlu ditambahkan melalui: β kon tanta error tatik baru kon tanta error tatik lama 4. entukan letak pole dan zero kompenator dengan memutukan nilai. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 8 dari 46

19 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 9 dari 46

20 5. Gambar Root Lou item terkompenai. - entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan. - (Root Lou lama dan baru akan hampir berhimpitan bila udut yang dikontribuikan oleh kompenator φ ukup keil). 6. entukan K dari yarat magnitude untuk pole-pole lup tertutup dominan. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 0 dari 46

21 CONOH SOAL K Sitem emula : G( ) H( ) dengan K, 06 ( ) ( ) Diinginkan K v 5 e - tanpa banyak mempengaruhi karakteritik repon tranientnya. Rananglah kompenator yang diperlukan Solui :. Menentukan karakteritik teady tate dan tranient item emula : lim Kv G( ) H( ) 0 lim, 06 0, 53 ( ) ( ) K v yang diinginkan 5 - perlu kompenator lag. Per karakteritik item : G()H() 0 () (),06 0 (,33) ( 0,33-j0,58) ( 0,33 j0,58) 0 Pole-pole dominan lup tertutupnya : -0,33 ± j0,58 atau : ξ 0, 5 ω n 0, 67 rad / Gambar RL item emula : Pole-pole lup tertutup dominan item emula eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46

22 . Anggap kompenator lag yang diperlukan memiliki fungi alih : G K K ( ) β β β ehingga OLF item terkompenai : G()G() 3. Menentukan β : Kv yang diinginkan β Kv emula 5 ~ 0, Menentukan : Nilai haru dipilih ukup bear agar pole dan zero kompenator berdekatan dan dekat titik aal, ehingga karakteritik tranient tak banyak berubah (Root Lou item terkompenai hanya tergeer edikit dari Root Lou item emula). olok ukur bearnya perubahan karakteritik tranient dapat dilihat dari udut phae lag yang dikontribuikan oleh kompenator. Makin keil udut ini (berkiar 0 ampai 0 0 ), makin keil pula perubahan karakteritik tranient item. Mial : 0, maka G () K 0, 0, 0 Sudut yang dikontribuikan oleh G () pada -0,33 ±j0,58 adalah : φ G( ) K S 033 j0, 58 0, 3 j0, 58 0, 3 j0, 58 0, 58 0, 58 tan tan 0, 3 0, , 63 8, 88 7, 5 Untuk 0, diperoleh φ -3,5 0 Untuk 00, diperoleh φ -0,76 0 eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46

23 Dengan anggapan bahwa 0 dapat direaliaikan dan udut φ ukup keil, pilih 0. Sehingga : item terkompenai, 06K G G ( 0, ) ( ) ( ) ( )( )( 0, 0) Root Lounya : 6. Menentukan K K diari dari yarat magnitude Root Lou item terkompenai : G ( ) G ( ) Pole do min an lup tertutup Pole dominan Lup tertutup haru diari dengan menganggap bahwa ξ tetap eperti emula : ξ 0,5. Pole dominan : ξω ± jω ξ untuk ξ 0,5 n n atau : ( 0,5 j0,5 3) ω n, ± ±, σ jσ 3 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 3 dari 46

24 ehingga :, 06 K ( 0, ( )( )( 0, 0 σ jσ 3 Diperoleh peramaan : ( σ jσ ), 06K 0, 3 [( ) j ( )] σ 4σ σ 3 4σ Atau :, 06K 4( σ ) dan : 5, 8σ σ 0, 0 a 0, 8 a 0, 06 tak dipakai Sehingga : Pole-pole dominan Lup tertutup : S, 0, 8 ± j0, 48 dan K 0,88. Diperoleh : G 0, ( ) 0, 88 0, 0 7. Pengeekan ulang hail kompenai : Pole lup tertutup dominan emula ; S, 0, 33 ± j0, 58 dengan ξ 0, 5 ; ω n 0, 67 rad / Pole lup tertutup dominan item terkompenai S, 0, 8 ± j0, 48 dengan ξ 0,5 dan ω n 0,56 rad/ erjadi penurunan pada ω n ebear 6 % : repon item terkompenai lebih lambat eknik Elektro IB [EYS-998] hal 4 dari 46

25 K v yang diperoleh : Kv lim G( ) G( ) 0, 06x0, 88 ( 0, ) 4, 7 ( ) ( ) ( 0, 0) eknik Elektro IB [EYS-998] hal 5 dari 46

26 KOMPENSASI LAG-LEAD Kompenator Lead: - memperbear bandwith: - memperepat repon, - memperkeil %M p pada repon tep. Kompenator Lag: - memperbear gain pada frekueni rendah (akurai teady tate membaik), - memperlambat repon (bandwith mengeil). Kompenator Lag-Lead: - perbaikan repon tranient dan teady tate ekaligu. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 6 dari 46

27 Realiai Kompenator E E o i ( ) ( ) Ambil: R R 5 R R R R Z ( ) Z ( ) ( R R3) C RC R C ( R R ) C ( R R3) C; RC ; RC; γ β ( R R ) C 4 4 Sehingga: eknik Elektro IB [EYS-998] hal 7 dari 46

28 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 8 dari 46 E E K K dengan R R R R R R K R R R R R R R R R R o i ( ) ( ) : ; > > β γ γ β γ β γ β

29 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 9 dari 46 Karakteritik Kompenator Lag-Lead Anggap fungi alihnya: G K lead lag ( ) ; ; > > γ β γ β Atau: G K K dengan ( ) : ; > > β γ γ β γ β γ β

30 Proedur Peranangan Untuk Kau β (Kombinai proedur peranangan kompenator lead lag) γ : kompenator. entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan (dari peifikai).. Ambil fungi alih loop terbuka item emula G() dan kompenator G () eperti peramaan ebelumnya. entukan udut defiieny φ yang haru dikontribuikan oleh bagian lead kompenator. 3. Anggap dipilih ukup bear, ehingga β ; alah atu pole lup tertutup dominan. entukan dan γ melalui: γ φ (Ingat : olui tak unik) entukan K dari yarat magnitude: eknik Elektro IB [EYS-998] hal 30 dari 46

31 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 3 dari 46 K G γ ( ) 4. Bila K v ditentukan pada peifikai, tentukan β melalui: K G G K G K G v lim ( ) ( ) lim ( ) lim ( ) γ β β γ entukan ehingga: β ; dan < < 5 0 o o γ

32 Proedur Peranangan Untuk Kau β γ :. entukan letak pole-pole lup tertutup dominan yang diinginkan (dari peifikai).. Ambil OLF item emula G() dan kompenator G () eperti peramaan ebelumnya. Bila K v ditentukan, maka K dapat diari melalui: K lim G ( ) G( ) v 0 K lim 0 G( ) β β lim K G( ) 0 3. entukan udut defiieny φ yang haru dikontribuikan oleh bagian lead kompenator. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 3 dari 46

33 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 33 dari entukan dan γ melalui yarat magnitude dan udut faa: K G β ( ) ; β φ (Ingat : olui tak unik) 5. Pilih (ukup bear) ehingga: β ; dan < < 5 0 o o β dengan : alah atu pole lup tertutup dominan. Catatan: β tak boleh terlalu bear agar dapat direaliir.

34 CONOH SOAL eknik Elektro IB [EYS-998] hal 34 dari 46

35 KONROLER P, PD, PI DAN PID fig3- p83 Fungi Kontroler otomatik:. membandingkan output plant (nilai aktual) dengan input refereni (nilai diinginkan),. menentukan impangan inyal, 3. mengeluarkan inyal kontrol untuk menghilangkan / mengurangi impangan tb. Mode Kontroler: - Dikontinyu / Digital: - On / Off ( poii) - 3 poii - Programmable (PLC) - Miroomputer - Kontinyu / Analog : - Proporional - Integral - Proporional Integral - Proporional Derivatif - Proporional Integral Derivatif Pemilihan mode kontroler: ditentukan oleh karakteritik plant / proe. Implementai :- Mekanik - Hidraulik - Pneumatik - Elektronik : Analog / Digital eknik Elektro IB [EYS-998] hal 35 dari 46

36 Kontroler On-Off fig 3-3 p85 u(t) U untuk e(t) > 0 U untuk e(t) < 0 Umumnya : U 0 atau -U. Implementai fiik ederhana dan murah. Ada efek hiterii dalam implementai praktinya. Dapat menimbulkan efek yling (oilai diekitar nilai et point). Differential gap: adakalanya digunakan untuk menghindari terlalu eringnya terjadi mekanime on-off. Aplikai : Sitem kala bear dengan laju proe lambat (item pendingin/pemana ruangan). Contoh implementai: Katup yang digerakkan oleh olenoid. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 36 dari 46

37 Kontroler Proporional fig3-6 p86 u(t) K p.e(t), atau: U() K p.e() dengan K p : gain proporional imbul error offet bila ada perubahan beban. Aplikai : - Sitem dengan manual reet dapat dilakukan, - Sitem yang tak mengalami perubahan beban bear. Contoh Implementai: Amplifier dengan penguatan yang dapat diatur. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 37 dari 46

38 Kontroler Integral fig3-7 p87 du( t) Ki. e( t), dt atau u( t) Ki e( t) dt t 0 dengan K i : kontanta yang dapat diatur. Fungi alih Kontroler: U ( ) E( ) K i Bila nilai e(t) naik kali, maka laju perubahan u(t) terhadap waktu menjadi kali lebih epat. Bila e(t) tetap (zero atuating error), maka nilai u(t) akan tetap eperti emula (reet ontrol). Aki reet (error 0) etelah ada perubahan beban. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 38 dari 46

39 eknik Elektro IB [EYS-998] hal 39 dari 46

40 Kontroller Proporional Integral fig3-8 p87 t K p u( t) K pe( t) e( t) dt Fungi alih kontroler: i 0 U ( ) K p E( ) i K p : kontanta proporional (adjutable) i : waktu integral (adjutable) i : laju reet : berapa kali bagian proporional dari aki pengontrolan diulangi dalam waktu menit. Aplikai : Sitem dengan perubahan beban bear yang tak terlalu Cepat (perlu waktu integrai). eknik Elektro IB [EYS-998] hal 40 dari 46

41 Kontroler PI dan Kompenator Lag: Kontroler PI : G ( ) K p K p i i i Kompenator Lag: G ( ) Kβ ; β β > Kontroler PI adalah kompenator Lag, dengan zero -/ i dan pole pada 0 (penguatan pada frekueni 0) Kontroler PI memperbaiki karakteritik repon teady tate. Kontroler PI menaikkan tipe item terkompenai dengan, ehingga item tb kurang tabil atau bahkan tak tabil. Pemilihan nilai K p dan i haru ermat agar diperoleh repon tranient memadai: overhoot keil atau nol, tetapi repon lebih lambat. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 4 dari 46

42 Kontroller Propoional Derivatif fig3-9 p88 u t K e t K de ( t ) ( ) p ( ) p d dt Fungi alih Kontroler: U ( ) E( ) K ( ) p d K p : kontanta proporional (adjutable) d : waktu derivatif (adjutable) Magnitude output kontroler ebanding dengan laju perubahan inyal error (rate ontrol). Aki pengaturan derivatif : memiliki karakter antiipatory, memperkuat derau, dapat menyebabkan efek aturai pada kontroler, tak dapat berdiri endiri (efektif hanya elama maa tranient). Mode derivatif dapat mengatai perubahan beban eketika Offet error tak dapat dihilangkan. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 4 dari 46

43 Kontroler PD dan Kompenator Lead Kontroler PD: G ( ) K ( ) p d Kompenator Lead: G ( ) Kα ( 0 < α < ) α Kontroler PD veri ederhana dari kompenator lead. K p ditentukan dari peifikai teady tate Frekueni udut / d dipilih agar phae lead terjadi ekitar ω go. Bila phae margin dinaikkan, maka magnitude kontroler naik teru untuk frekueni tinggi ω > / d, ehingga memperkuat derau pada frekueni tinggi. Kompenator Lead dapat menaikkan phae lead, tetapi kenaikan magnitude pada frekueni tinggi angat keil dibandingkan dengan kontroler PD. Kontroler PD tak dapat direaliaikan dengan elemen paif RLC, haru dengan Op Am, R dan C. Realiai dengan rangkaian elektronik dapat menyebabkan maalah derau, mekipun tidak ada maalah bila eknik Elektro IB [EYS-998] hal 43 dari 46

44 direaliaikan dengan elemen-elemen hidraulik dan pneumatik. Kontroler PD memperbaiki karakteritik repon tranient (t r <, %M p <). eknik Elektro IB [EYS-998] hal 44 dari 46

45 Kontroler Proporional Integral Derivatif fig 3-0 p89 t K p u t K e t e t dt K de ( t ) ( ) p ( ) ( ) p d dt Fungi alih kontroler: U ( ) E( ) i 0 K p ( d ) i K p : kontanta proporional (adjutable) d : waktu derivatif (adjutable) i : waktu integral (adjutable) Dapat digunakan untuk emua kondii proe. Menghilangkan error offet pada mode proporional. Menekan keenderungan oilai. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 45 dari 46

46 Kontroler PID dan Kompenator Lag-Lead: Kontroler PID: G ( ) K p ( d ) K Kompenator Lag-Lead: i p i i d i G ( ) K ; γ > ; β > γ β Bode Plot Kontroler PID untuk lead lag G ( ) (, )( ) 0 Fig 7-47 p595 Kontroler PID adalah Kompenator Lag-Lead. Bila K p dibuat tinggi, maka item dapat menjadi tabil kondiional. eknik Elektro IB [EYS-998] hal 46 dari 46

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI Pendahuluan Tahap Awal Desain Kompensasi Lead Kompensasi Lag Kompensasi Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID Hubungan antara Kompensator Lead, Lag & Lag-Lead

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG 38-714 MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID Tedy Ade Wijaya 08 100 639 Simulai Sidang Tuga Akhir januari 011 Pembahaan Materi Pendahuluan Perancangan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler TE09346 aar Sitem engaturan ontroler r. Jo ramudijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FT TS Telp. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.id aar Sitem engaturan - 06 efinii ontroler Struktur ontroler ontroler

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungi Alih dan Diagram Blok Model Matemati Sitem Peramaan matemati yang menunjukkan hubungan antara input dan output item. Dengan mengetahui model matematinya, maka tingkah laku

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 12

Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 12 Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Meningkatkan respons transien dengan kompensasi bertingkat Tujuan : merancang respons sistem kontrol dengan %OS yang diinginkan serta settling time

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols TANGGAPAN FREKUENSI Analisis Tanggapan Frekuensi Penggambaran Bode Plot Polar Plot / Nyquist Plot Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols Plot Kriteria Kestabilan Nyquist Beberapa Contoh Analisis Kestabilan

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Waktu Riil

Sistem Pengaturan Waktu Riil Sitem Pengaturan Waktu Riil eknik Akuii Data 4 Ir. Jo Pramudijanto, M.Eng. Juruan eknik Elektro FI IS elp. 594730 Fax.59337 Email: jo@ee.it.a.id Sitem Pengaturan Waktu Riil - 0 77 Preproeing Amplifikai

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Kestabilan. Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 13 buku-ajar. Agus Arif 1

Kestabilan. Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 13 buku-ajar. Agus Arif 1 Ketabilan Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 3 buku-ajar Agu Arif Materi Pendahuluan Ketabilan Sitem Digital dlm Bidang- Pemodelan & Ketabilan Selang Pencuplikan utk Ketabilan Tranformai Bilinear Ketabilan Sitem

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungi Alih dan Diagram Blok Model Matemati Sitem Peramaan matemati yang menunjukkan hubungan antara input dan output item. Dengan mengetahui model matematinya, maka tingkah laku

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

+ - KONTROLER. Σ Kontroler Plant. Aktuator C(s) R(s) Sensor / Elemen ukur

+ - KONTROLER. Σ Kontroler Plant. Aktuator C(s) R(s) Sensor / Elemen ukur KONTROLER PENGANTAR merupakan salah satu komponen dalam sistem pengaturan yang memegang peranan sangat penting. menghasilkan sinyal kontrol yang menjadi masukan bagi plant sedemikian hingga plant memberikan

Lebih terperinci

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO Ade Amruchly Yana, M. Azi Mulim, Erni Yudaningtya Teknik Elektro Univerita

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan POTNSOMT Metode poteniometer adalah uatu metode yang membandingkan dalam keadaan etimbang dari uatu rangkaian jembatan Pengukuran tahanan S t t G angkah kerja :. Atur heotat ehingga aru tetap, ehingga

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 JURNAL TEKNOLOI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 86 498 VOL. 5 NO. SEPTEMBER PERANCANAN KOMPENSATOR PI LEAD PADA KESTABILAN TEANAN BUCK CONVERTER Irma Hunaini Anil ABSTRACT Thi aer decribe a combination two

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Perancangan Pengendali PID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Perancangan Pengendali PID Intitut Teknologi Seuluh Noember Materi Contoh Soal Latihan Ringkaan Materi Contoh Soal Perancangan Pengendali P Perancangan Pengendali PI Perancangan Pengendali PD Perancangan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan ROOT LOCUS Pendahuluan Dasar Root Locus Plot Root Locus Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus Root Locus Melalui MATLAB Kasus Khusus Analisis Sistem Kendali Melalui Root Locus Root Locus untuk Sistem dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini SISTEM KENDALI; Disertai Contoh Soal dan Penyelesaian, oleh Made Santo Gitakarma, S.T., M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

Invers Transformasi Laplace

Invers Transformasi Laplace Invers Transformasi Laplace Transformasi Laplace Domain Waktu Invers Transformasi Laplace Domain Frekuensi Jika mengubah sinyal analog kontinyu dari domain waktu menjadi domain frekuensi menggunakan transformasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kela 11 FISIKA Gerak Harmoni Sederhana - Latihan Soal Doc Name: AR11FIS0401 Verion : 01-07 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) elalu ebanding dengan impangannya tidak

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Perancangan Kontroler : Kontroler Proporsional dan Differensial

TE Dasar Sistem Pengaturan. Perancangan Kontroler : Kontroler Proporsional dan Differensial TE09346 Daar Sitem Pengaturan Perancangan ontroler : ontroler Proorional an Differenial Ir. Jo Pramuijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FTI ITS Tel. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.i Daar Sitem

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR

PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR Proceeding, Seminar Ilmiah Naional Komputer dan Sitem Intelijen (KOMMIT 8) Auditorium Univerita Gunadarma, Depok, - Agutu 8 ISSN : 4-686 PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI Contoh Soal Ringkasan Latihan Assessment Kontroler merupakan salah satu komponen dalam sistem pengendalian yang memegang peranan sangat penting.

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Pengenalan Konsep-Konsep Dan Karakteristik Umum Sistem Kendali Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa Dapat Mendesign Dan Membangun Diagram Blok Sistem Kendali Secara Umum. Jumlah : 1 (satu)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE Kompeteni Mahaiwa mampu. Menentukan nilai tranformai Laplace untuk fungi-fungi yang ederhana. Menggunakan ifat-ifat tranformai untuk menentukan nilai tranformai Laplace untuk

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v vi vii x xv xviii BAB

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN Oleh Muh. Tawil * & Dominggu Tahya Abtrak Penerapan medan magnet dalam metode S-UHF dapat digunakan untuk mendekripikan kekuatan ikatan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci