BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA"

Transkripsi

1 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin lengkung? Sampai ekarang para akhli maih berpendapat bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang perambatannya tidak memerlukan medium. Mengapa mereka berpendapat demikian dan bagaimanakah ifat-ifat pemantulan erta pembiaan cahaya terebut? Untuk memahami hal terebut, pelajarilah dengan baik eluruh kegiatan dan uraian berikut ini. Gambar 4-. Perambatan gelombang 227

2 CAHAYA SEBAGAI GELMBANG Chritiaan Huygen ( ) adalah orang yang pertama mengemukakan teori bahwa cahaya adalah perambatan gelombang, ama halnya eperti gelombang bunyi yang merupakan gelombang mekanik. Gambar 4-2. Chritiaan enomena yang memperkuat teori cahaya ebagai gelombang, adalah peritiwa pemantulan, pembiaan, interfreni dan lenturan cahaya yang merupakan ifat-ifat umum dari emua jeni gelombang. Jika cahaya ebagai gelombnag, apakah medium yang dipergunakan untuk merambat? Permaalahan terebut muncul karena peramatan gelombang mekanik elalu memerlukan medium, edangkan cahaya dapat merambat di ruang hampa (vakum), Untuk mengatai permaalahan terebut, Chritiaan Huygen mengemukakan hipotea bahwa medium perambatan cahaya adalah ether yang keberadaannya mengii eluruh ruangan alam emeta ini. Pemantulan Pembiaan Lenturan Lenturan dan Interfereni Gambar 4-3. Beberapa ifat-ifat 228

3 229 Gambar 4-4. Jame Clerk Teori cahaya ebagai gelombang, juga dikemukakan oleh Jame Clerk Maxwell (83-879). Tetapi jeni gelombangnya berupa gelombang elektromagnetik. Teori terebut ia kemukakan berdaarkan pemikiran bahwa perubahan medan litrik dan perubahan medan magnet akan merambat berupa gelombang elektromagnetik dengan kecepatan yang ama dengan kecepatan cahaya, yaitu c=3.0 8 m -. Berdaarkan pemikiran terebut, maka diimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Untuk menguji kebenaran hipotea tentang keberadaan ether yang mengii eluruh alam emeta, pada tahun 887 Albert Michelon dan Edward Morley melakukan percobaan dengan alat interferometer. Karena percobaan terebut gagal membuktikan keberadaan ether, maka diimpulkan zat ether alam itu tidak ada dan perambatan gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium. Secara ekperimen, keberadaan gelombang elektromagnetik baru dapat dibuktikan pada tahun 888 oleh Heinrich Hertz ( ). Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, aat ini telah diperoleh berbagai jeni gelombang elektromagnetik eperti yang terlihat pada gambar pektrum gelombang elektromagnetik berikut. Gambar 4-5. Spektrum Gelombang 229

4 230 Selain cahaya tampak, maih ada jeni gelombang elektromagnetik lain yang tidak dapat kita lihat, yaitu cahaya infra merah, cahaya ultra ungu, gelombang radio, gelombang TV, gelombang radar, inar X (rotgen) dan inar (gamma) eperti yang dihailkan oleh unur-unur radioaktif. Semua gelombang elektromagnetik memiliki kecepatan merambat yang ama di dalam ruang vakum, yaitu c o = m -. Akan tetapi maing-maing jeni gelombang elektromagnetik terebut memiliki perbedaan dalam frekueni dan panjang gelombang. Sama eperti jeni gelombang yang lainnya, hubungan antara kecepatan, frekueni dan panjang gelombang dari gelombang elektromagnetik adalah : c = f λ... (4-) Dengan : c = kecepatan, atuannya (m - ) f = frekueni, atuannya (Hz) λ = panjang gelombang, atuannya (m) Seungguhnya cahaya matahari yang kita lihat putih, adalah terdiri dari beberapa warna cahaya, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu, eperti warna pelangi yang ering kita lihat diangkaa. Maing-maing warna memiliki perbedaan frekueni dan panjang gelombang, ehingga energinyapun berbeda-beda. Hal itu dapat dielidiki dengan menggunakan alat pektrometer. Gambar 4-6. pektrometer dan pektrum Tuga dikui 4- Berdaarkan data panjang gelombang dalam gambar 4-6, coba kalian dikuikan, berapakah frekueni inar merah dan inar ungu pada pektrum cahaya matahari terebut? Cocokkan hail perhitungan itu dengan data yang tercantum pada pektrum gelombang elektromagnetik gambar 4-5, apakah euai? Ingat nm (nanometer) = 0-9 m 230

5 23 Sinar infra merah memiliki energi pana yang paling bear, tetapi energi kimianya paling kecil. Maka inar infra merah banyak dipakai untuk terapi yang memerlukan pemanaan. Demikian eterunya cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, memiliki energi pana emakin mengecil, tetapi energi kimianya emakin membear. Sinar ultra ungu memiliki enegi kimia paling bear, tetapi energi pananya paling kecil. Itulah ebabnya mengapa inar ultra ungu dapat meruak kulit dan menimbulkan kangker PEMANTULAN CAHAYA Pada umumnya emua benda yang kita lihat dapat memantulkan cahaya, ebab proe dapat melihat uatu benda, adalah mauknya cahaya yang dipantulkan oleh benda terebut ke mata kita. Benda yang dapat memantulkan cahaya dengan baik adalah cermin, ebab berka cahaya yang mengenai permukaan cermin hampir eluruhnya dipantulkan kembali.. Sifat-ifat pemantulan cahaya. Dengan menggunakan cermin atau benda mengkilap lainnya, kita ering bermain untuk memantulkan cahaya matahari dari luar kela ke dalam kela ehingga penglihatan teman kita menjadi ilau. Bagaimanakah cara kalian melakukan hal terebut? Sekarang coba kalian pergunakan ebuah cermin datar, untuk melakukan percobaan ebagai berikut. Tuga percobaan 4- Proedur percobaan :. Periapkan ebuah ala dari oftboard, cermin datar, empat buah jarum pentul, buur derajat dan kerta HVS. 2. Letakkan cermin datar ecara tegak di ata oftboard yang telah diberi ala kerta HV A B Cermin datar 3. Tancapkan dua jarum pentul dengan kemiringan tertentu, mialnya di titik A dan B, ehingga terbentuk bayangan A dan B. A B i r N C D Mata 4. Kemudian lakukan pengamatan dari arah CD edemikian rupa, ehingga pada aat menancapkan dua jarum pentul di titik C dan D kedua jarum pentul terebut membentuk atu gari luru dengan bayangan A dan B. 23

6 Sebelum cermin dan jarum pentul diangkat, beri tanda letak cermin dengan gari dan letak jarum pentul dengan titik. Kemudian tarik gari AB dan CD ehingga berpotongan pada gari cermin.. Maka gari AB ebagai inar datang dan CD ebagai inar pantul. 6. Buat gari normal (N) yang tegak luru dengan cermin, tepat di titik inar terebut dipantulkan. Kemudian ukur berapa bear udut datang (i) dan udut pantul (r). 7. Ulangi percobaan terebut beberapa kali, dengan mengubah-ubah kemiringan jarum A dan B ehingga bear udut datangnya berbeda-beda. Catat emua data yang diperoleh dalam bentuk tabel. Pertanyaan : Keimpulan apakah yang diperoleh dari hail percobaan terebut? Dengan menggunakan alat keping optik eperti gambar 4-7, kita dapat menyelidiki ifat-ifat pemantulan cahaya. Dari celah empit (L) kita maukkan eberka inar datang ehingga mengenai permukaan cermin datar. Perambatan inar datang (Sd) dan inar pantul (Sp) dapat dilihat pada bidang keping optik. Berapa bear udut datang (i) dan udut pantul (r) dapat diukur dengan menggunakan buur derajat pada bidang keping optik terebut. Karena bidang keping optik dapat berputar, maka bear udut datang dapat diatur agar euai dengan keinginan kita. Gambar 4-7. Keping optik dan pemantulan Jika arah inar datang diubah, maka arah inar pantul juga berubah. Tetapi elalu berlaku hukum pemantulan cahaya ebagai berikut :. Sinar datang, gari normal dan inar pantul berada dalam atu bidang 2. Bear udut datang (i) elalu ama dengan bear udut pantul (r) Berdaarkan hukum pemantulan terebut, maka berka cahaya yang dipantulkan oleh uatu permukaan yang tidak rata (kaar) dapat menuju keegala arah. Pemantulan itulah yang diebut ebagai pemantulan difu atau pemantulan baur. Gambar 4-8. Pemantulan empurna dan 232

7 233 Suatu kamar yang menggunakan item penerangan difu akan teraa lebih ejuk dan tidak menyilaukan, ebab cahaya lampunya dapat terebar ecara merata keeluruh ruangan terebut. 2. Pembentukan bayangan pada cermin datar Dilihat dari bentuk permukaannya, maka ada cermin datar dan cermin lengkung. Ada dua jeni cermin lengkung yaitu cermin cekung dan cermin cembung. Apakah kegunaan maing-maing cermin terebut? Untuk keperluan berhia dan merapikan pakaian yang dipakai, maka hampir etiap hari kita bercermin dengan menggunakan cermin datar. Bagaimana cara meluki bayangan dan ifat-ifat bayangan pada cermin datar? Benda di depan cermin menjadi umber cahaya, ehingga emua berka inar dari benda yang mengenai cermin akan dipantulkan euai dengan hukum pemantulan. Gambar 4-9. Bayangan lilin pada N r i B 2 2 B A 3 3 A 4 N i r 4 Sinar () dipantulkan menjadi ( ), inar (2) dipantulkan menjadi (2 ). Sehingga perpanjangan inar pantul terebut akan membentuk bayangan titik (B) di (B ). Sinar (3) dipantulkan menjadi (3 ), inar (4) dipantulkan menjadi (4 ). Sehingga perpanjangan inar pantul terebut akan membentuk bayangan titik (A) di (A ). Gari A B adalah bayangan benda AB yang dibentuk oleh cermin datar. Gambar 4-0. Pembentukan bayangan pada Sifat-ifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah : ama bear (h=h ), ama jauh (= ), tegak dan elau berupa bayangan emu (maya). Diebut bayangan emu, karena bayangan itu dibentuk oleh perpanjangan inar pantul yang hanya dapat dilihat ecara langung tanpa menggunakan layar. 233

8 234 Untuk mendapatkan bayangan yang jumlahnya lebih dari atu, dua cermin datar haru diletakkan berhadapan ehingga membentuk bear udut tertentu, benda diletakkan diantara permukaan kedua cermin terebut. Banyaknya bayangan yang akan terjadi bergantung pada bear udut yang dibentuk oleh permukaan kedua cermin, yaitu : α 360 N... (4-2) Dengan : N = jumlah bayangan yang terbentuk α = udut yang antara kedua cermin datar Jika bear udutnya α = 30 o, maka jumlah bayangan yang akan terbentuk 360 adalah : N buah Pembentukan bayangan pada cermin cekung Cermin lengkung yang akan kita pelajari adalah cermin cekung dan cembung yang kelengkungannya menyerupai bidang bola (feri), ehingga ada yang diebut ebagai titik puat kelengkungan bidang cermin (M). Berka inar ejajar yang mengenai permukaan cermin cekung, akan dipantulkan ke atu titik yang diebut ebagai titik api atau foku (). Karena cermin cekung berifat mengumpulkan cahaya atau konvergen, maka cermin cekung banyak dipakai ebagai reflektor pada berbagai item lampu orot. f SU M SU = umbu utama = Titik puat bidang cermin = Titik api (foku) M = Titik puat kelengkungan bidang cermin = Panjang foku R = Jari-jari R Gambar 4-. Cermin cekung berifat Berdaarkan hukum pemantulan maka ada tiga inar itimewa (mudah diingat) pada pemantulan cermin cekung, yaitu : 234

9 SU M. Sinar datang ejajar umbu utama, akan dipantulkan melalui foku. 2. Sinar datang melalui foku, akan dipantulkan ejajar umbu utama. 3. Sinar datang melalui titik puat kelengkungan, akan dipantulkan kembali melalui titik puat kelengkungan. Dengan menggeunakan pemantulan inar-inar itimewa terebut, maka cara meluki pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada gambar 9-9 berikut. S Jika benda (AB) terletak diruang dua (R-2) yaitu antara foku dan titik puat kelengkungan, maka akan B terbentuk bayangan (A B ) di ruang A M h tiga (R-3) yaitu di depan titik puat A lengkungan. Sifat-ifat bayangannya h adalah: nyata, terbalik, diperkecil. B S Gambar 4-2. Pemantulan inar itimewa pada Gambar 4-3. Contoh pembentukan bayangan pada = jarak benda = jarak bayangan Tuga dikui 4-2 Dikuikanlah contoh gambar 9-9, ecara berkelompok, kemudian luki pembentukan bayangannya jika letak benda berubah eperti maing-maing gambar berikut. Berikan penjelaan bagaimana ifat-ifat bayangan yang diperoleh. M M M M R- = ruang atu antara titik dan R-3 = ruang di depan titik M R-2 = ruang dua antara titik dan M R-4 = ruang di belakang cermin 235

10 Pembentukan bayangan pada cermin cembung Karena bagian cembungnya yang berifat ebagai cermin, maka letak titik puat kelengkungan (M) dan foku () cermin cembung berada di belakang. Ruang di depan cermin diebut ebagai ruang empat (R-4). SU M Berka inar ejajar yang mengenai permukaan cermin cembung, akan dipantulkan eolah-olah datang dari atu titik yaitu foku (). Berarti cermin cembung memiliki ifat menyebarkan cahaya atau divergen. Gambar 4-4. Cermin cekung berifat Berdaarkan hukum pemantulan maka ada tiga inar itimewa (mudah diingat) pada pemantulan cermin cembung, yaitu : M SU 2 3 Gambar 4-5. Pemantulan inar itimewa pada. Sinar datang ejajar umbu utama, akan dipantulkan eolaholah dari foku. 2. Sinar datang menuju foku, akan dipantulkan ejajar umbu utama. 3. Sinar datang menuju titik puat kelengkungan, akan dipantulkan kembali eolah-olah dari titik puat kelengkungan. Dengan menggunakan pemantulan inar-inar itimewa terebut, maka cara meluki pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada gambar 4-6 berikut. Benda (AB) elau berada di ruang empat (R-4). Maka B akan elalu terbentuk bayangan (A B ) di ruang B h atu (R-) dengan ifat-ifat : h emu, tegak dan diperkecil. A A M Itulah ebabnya mengapa cermin cembung bagu S S dipergunakan ebagai kaca pion pada kendaraan. Gambar 4-6 Pembentukan bayangan pada = jarak benda = jarak bayangan 236

11 Pembearan dan rumu cermin Untuk menentukan berapa bear bayangan yang dibentuk oleh cermin, maka pembearan (M) didefiniikan ebagai perbandingan bear bayangan (h ) dengan bear benda (h), yaitu M... () Karena dari pembentukan bayangan pada cermin lengkung (lihat gambar 4-3 dan 4-6), egitiga AB ebangun dengan egitiga A B, berarti : h' h... (2) Dengan menubtituikan peramaan () ke dalam peramaan (2), maka pembearan (M) dapat juga ditentukan dengan perbandingan jarak bayangan ( ) dan jarak bendanya (), yaitu : h' h M h' h... (4-3) Bagaimanakah hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dengan jarak foku pada cermin? Untuk mengetahui hal itu, lakukanlah percobaan berikut ecara berkelompok. Tuga percobaan 4-2 Proedur percobaan :. Siapkan peralatan bangku optik, lengkap dengan cermin cekung, umber cahaya dan benda berbentuk anak panah eperti yang terlihat pada gambar. 237

12 Atur letak benda dan layar edemikian rupa, ehingga pada layar terbentuk bayangan benda yang paling terang dan jela. Kemudian ukur jarak benda () dan jarak bayangannya ( ) dari cermin. 3. Ulangi percobaan terebut beberapa kali, tapi dengan jarak benda yang berbeda-beda. Catat emua data dan hail perhitungan yang diperoleh ke dalam tabel berikut. Jarak benda (cm) Jarak bayangan ' (cm)... Pertanyaan : Keimpulan apakah yang diperoleh dari hail percobaan terebut? Percobaan yang dilakukan dengan teliti dan benar, akan menghailkan : = C (kontan)... (3) Karena benda yang terletak di foku (f), akan membentuk bayangan di jauh takhingga ( ), maka dari peramaan (3) diperoleh bear kontanta C, yaitu : C C... (4) f f Dengan menubtituikan peramaan (4) ke peramaan (3), maka diperoleh hubungan : f... (4-4) Untuk inar-inar yang membentuk udut kecil dengan umbu utama (inar parakial), panjang foku ama dengan etengah jari-jari : f R 2... (4-5) Dengan menubtituikan peramaan (4-5) ke dalam peramaan (4-4), maka diperoleh hubungan : 238

13 239 2 R... (4-6) Dengan : = jarak benda (elalu poitip) = jarak bayangan (bayangan ejati poitip, emu negatip) f = panjang foku (cermin cekung poitip, cembung negatip) R = jari-jari kelengkungan (cermin cekung poitip, cembung negatip) CNTH SAL DAN PENYELESAINNYA. Benda etinggi 4 cm diletakkan 2 cm di depan cermin cembung yang memiliki jarak foku 4 cm. Berapakah tinggi bayangannya? Diketahui : h = 4 cm, = 2 cm dan f = - 4 cm (cermin cembung) Ditanyakan : h =...? Jawaban : f M h' h h' = - 3cm (bayangan emu) h = cm 2. Berapa jarak foku cermin agar dapat membentuk bayangan emu yang diperbear 2 kali, dengan jarak benda ke bayangan ejauh 2 cm. Diketahui : M = 2 kali + = 2 cm Ditanyakan : f =...? Jawaban : M = = 2 = 4 cm = 2(4) = 8 cm 239

14 240 S Bayangan yang dibentuk emu, diperbear, pati menggunakan cermin cekung. Jarak bayangannya ( ) negatip, maka : M f S f f = 8 cm f 4 8 (jarak foku cermin cekung poitip) TUGAS MERANGKUM Untuk menata kembali eluruh pengetahuan yang telah kalian peroleh dari bab ini, ekarang cobalah membuat rangkuman dengan menjawab pertanyaan berikut :. Apa perbedaan teori gelombang cahaya yang dikemukakan oleh Chritiaan Huygen dan Jame Clerk Maxwell? 2. Peritiwa apakah yang memperkuat teori cahaya ebagai gelombang? 3. Bagaimanakah hubungan antara kecepatan, frekueni dan panjang gelombang? 4. Bagaimanakah rumuan hukum pemantulan cahaya? 5. Apakah yang dimakudkan dengan pemantulan baur? 6. Benda apakah yang dapat memantulkan cahaya dengan empurna? Jelakan mengapa demikian! 7. Apakah perbedaan cermin cekung dan cermin cembung? 8. Apakah yang dimakudkan dengan pembearan pada cermin? 9. Bagaimanakah hubungan antara jarak foku dan jari-jari cermin, untuk inar-inar yang membentuk udut kecil dengan umbu utama? 0. Bagaimanakah hubungan antara panjang foku, jarak benda dan jarak bayangan pada cermin lengkung? 240

15 24 SAL-SAL UNTUK LATIHAN A. Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilih alah atu alternatif jawaban yang paling benar, dengan jalan memberikan tanda ilang (X) pada lembar jawaban yang telah diediakan.. rang yang pertama kali mengemukakan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik adalah:... A. Huygen B. Maxwell C. Hertz D. Michelon 2. Peritiwa yang memperkuat teori cahaya ebagai gelombang adalah :. Refraki 2. Difraki 3. Interfereni 4. Diperi Jawaban yang benar adalah :... A. dan 3 B. 2 dan 4 C., 2 dan 3 D., 2, 3 dan 4 Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Pemantulan eberka inar datang AB menjadi inar pantul BC dapat A 2 3 B N 4 C dilukikan eperti gambar. Jika N adalah gari normal, maka nomor udut yang dikatakan ebagai udut datang adalah :... A. B. 2 C. 3 D. 4 Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Bear udut pantul pada peritiwa pemantulan cahaya pada gambar berikut adalah :... A 30 o B N C A. 30 o B. 45 o C. 60 o D. 90 o Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Cermin yang baik dipergunakan ebagai kaca pion, adalah cermin :... A. Datar B. Cekung C. Cembung D. Lengkung Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Staiun radio M yang dipancarkan dengan frekueni 0 8 Hz, memiliki panjang gelombang :... A. 0,3 m B. 3,0 m C.3,3 m D.33 m Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian :... 24

16 Benda yang diletakkan pada jarak 4 cm, oleh cermin cekung dibentuk bayangan emu pada jarak 2 cm. Berarti panjang foku cermin cekung adalah :... A. 8 cm B. 6 cm C. 3 cm D. 2 cm Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Benda diletakkan 5 cm di depan cermin cembung yang memiliki jarak foku 0 cm, maka pembearan bayangannya adalah :... A. 2 kali B. (3/2) kali C. (2/3) kali D. (/2) kali Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Pernyataan yang ama dengan alah atu hukum pemantulan cahaya adalah bear udut :... A 2 3 B N 4 C A. = 2 B. 2 = 3 C. 3 = 4 D. 4 = 0. Jika ebuah benda berada di depan dua cermin datar yang membentuk udut ebear 90 o, maka jumlah bayangan yang terbentuk adalah :... A. buah B. 2 buah C. 3 buah D. 4 buah Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian :... B. Bentuk Soal Uraian. Sopir melihat bayangan mobil yang ada dibelakangnya melalui kaca pion. Jika bayangan terebut 0,2 kali bear mobil ebenarnya dan jarak foku kaca pion 5 m, berapakah jarak mobil yang ada dibelakangnya? 2. Berapakah panjang foku cermin cekung yang haru dipakai, agar dapat membentuk bayangan nyata diperbear 2 kali dengan jarak antara benda ke bayangan ejauh 6 cm. Lukikan pembentukan bayangannya. 3. Apa jeni cermin dan berapa jarak fokunya, agar cermin dapat membentuk bayangan emu yang diperkecil 3 kali dengan jarak antara benda ke bayangan ejauh 8 cm. Lukikan pembentukan bayangannya. 4. Dimanakah letak benda, agar cermin cekung yang memiliki jarak foku 6 cm dapat membentuk bayangan nyata dengan pembearan 2 kali. Lukikan pembentukan bayangannya. 5. Berapakah panjang foku cermin cekung yang haru dipakai, agar dapat membentuk bayangan nyata diperkecil 2 kali dengan jarak antara benda ke bayangan ejauh 2 cm. Lukikan pembentukan bayangannya. 242

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). CAHAYA Ada teori Partikel oleh Iaac Newton (1642-1727) dalam Hypothei of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halu (corpucle) yang memancar ke emua arah dari umbernya. Teori Gelombang oleh

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik,

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, ALAT ALAT OPTIK. 8.4.1 MATA DAN KACA MATA. M A T A Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, karena mata dapat dipandang ebagai alat optik maka pembahaan kita tentang

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK

BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK 258 BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK. Apa yang dimakud dengan alat-alat optik? 2. Mengapa mata ebagai alah atu alat optik? 3. Bagaimana pembentukan bayangan pada mata? 4. Bagaimana cara menolong cacat optik mata?

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama OPTIKA GEOMETI Ole : Sabar Nuroman,M.Pd Ke Menu Utama Beberapa Pengertian Daar Benda (Objek) : Segala euatu darimana inar caaya diradiaikan, Bayangan maya : Terjadi apabila bayangan terbentuk ole inar-inar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH Mata Pelajaran : Matematika. Hari tanggal : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MENYILANG JAWABAN YANG PALING BENAR!

SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH Mata Pelajaran : Matematika. Hari tanggal : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MENYILANG JAWABAN YANG PALING BENAR! SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH Mata Pelajaran : Matematika Waktu : 10 menit Hari tanggal : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MENYILANG JAWABAN YANG PALING BENAR! 1. 343 + 17 5 18 = n Nilai n adalah...

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Apakah Gelombang Elektromagnetik?? Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium

Apakah Gelombang Elektromagnetik?? Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Releksi, Reraksi, Intererensi gelombang optik Eksperimen Young Prinsip Huygen Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik Apa

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN 4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuktikan hukum pemantulan. 2. Menentukan jarak fokus cermin cekung. 3. Menentukan jarak fokus cermin cembung. II. PENGANTAR

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini.

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini. 2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan lua ii Menghitung lua ii Menyatakan volume Menghitung volume prima. Kata Kunci: Kerucut Lua ii Kerucut Selimut Volume Tinggi P Lua Sii Kerucut ernahkah kamu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan Lampiran I RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : V (Lima) Semester : 2 (Dua) Waktu : 2x35 Menit Pengembang

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:

Lebih terperinci

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal SPMB 00 Matematika Daar Kode Soal Doc. Name: SPMB00MATDAS999 Verion : 0- halaman 0. Diketahui egitiga ABC dengan A(,5), B (4,), dan C(6,4). Peramaan gari yang melalui titik A dan tegak luru gari BC adalah.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

Elyas Narantika NIM

Elyas Narantika NIM Elyas Narantika NIM 2012 21 018 Contoh peristiwa refraksi dan refleksi di kehidupan sehari-hari Definisi Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambat partikel

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN LKTROMAGNTIKA I Modul 7 GLOMBANG DATAR PADA BAAN 1 LKTROMAGNTIKA I Materi : 7.1 Pendahuluan 7. Review Gel Datar Serbaama di udara 7.3 Gelombang Datar Serbaama di dielektrik 7.4 Gelombang Datar Serbaama

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo PERANGKAT LUNAK PEBENTUKAN BAYANGAN PADA CERIN DAN LENSA Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo Email: nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak Dalam Ilmu isika banyak materi yang menarik untuk

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

BAB III ALAT-ALAT OPTIK

BAB III ALAT-ALAT OPTIK MATA BAB III ALAT-ALAT OPTIK. Lapian kornea : ebagai lapian pelindung 2. Iri : mengatur lubang pupil 3. Pupil : ebagai jalannya inar mauk ke mata 4. Lena : untuk membentuk bayangan 5. Otot iliar: mengatur

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fisis, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini.

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fisis, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini. Fiika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fii, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini. Kajian-kajian dalam bidang fiika banyak melibatkan pengukuran bearanbearan fiika.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 OPTIKA GEOMETRI Oleh : Ir. ARIANTO PEMANTULAN PEMBIASAN BERKAS CAHAYA CONTOH SOAL CONTOH SOAL INDEX BIAS INDEX BIAS RELATIF HUKUM PEMBIASAN MACAM PEMANTULAN HUKUM PEMANTULAN CONTOH SOAL CONTOH SOAL HUKUM

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA LAMPIRAN 57 58 LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memilih salah satu jawaban yang benar pada lembar jawab yang

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gelombang Elektromagnetik 187 B A B B A B 9 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkan kalian berfikir bagaimana gelombang radio dapat memancar dari pemancar radio menuju ke radio

Lebih terperinci

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember C E R M I N Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: 13.49.1030 Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember - 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, setiap harinya manusia tidak terlepas

Lebih terperinci

C. H = K x L x atau H = K x L x. E. H = Q x A x atau H = Q x A x

C. H = K x L x atau H = K x L x. E. H = Q x A x atau H = Q x A x 1. Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L 0 pada temperatur T akan mengalami pemuaian panjang sebesar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci