TRANSPOR POLUTAN. April 14. Pollutan Transport
|
|
- Suparman Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TRANSPOR POLUTAN April 14 Pollutan Transport
2 2 Transpor Polutan Persamaan Konveksi-Difusi Penyelesaian Analitis Rerensi Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulics, Chapter 8, pp , J. Wiley and Sons, Ltd., Sussex, England
3 Transpor Polutan di Sungai 3 Sungai tercemar polutan Sungai Songhua, China, November 2005 Sungai Danube, Eropa, Oktober 2010
4 4
5 5
6 q More stories on Harbin s Songhua River pollution in November webarchive on Harbin s Songhua River pollution in November
7 7 Penampungan limbah di sebuah pabrik kimia di Ajka, Hungary, jebol pada awal Oktober 2010
8 8
9 q More stories on Danube River pollution in October webarchive file webarchive file 9
10 Transpor Polutan 10 Mekanisme penyebaran polutan di sungai Difusi n penyebaran yang dipicu oleh perbedaan konsentrasi n bergantung pula pada sifat polutan (koefisien difusi) Konveksi n penyebaran yang dipicu oleh aliran fluida (air)
11 11
12 12
13 13
14 14
15 Difusi 15 Dalam bahasa matematika, difusi dituliskan sbb. q f = k c f q f = k c f x i k = konstanta = koefisien difusi = diffusivity n k merupakan parameter karakteristika fluida (polutan) n k bergantung pada temperatur dan tekanan q f = k grad c f
16 Difusi 16 Sifat proses difusi tidak dapat kembali (irreversible) mengakibatkan kehilangan/peredaman energi Contoh difusi difusi massa difusi panas/thermal difusi momentum
17 17 Difusi Difusi massa à Fick s law Difusi panas à Fourier s law q m,i = ε m c f x i q h,i = ρ a h C p T x i ( ρ C p = konstan) Difusi momentum à Newton s law q mt,ij = ρ ν V i x j ( ρ = konstan)
18 Konveksi-Difusi 18 Pada kuliah ini yang dibahas hanya transpor massa Apabila air sungai mengalir, maka terjadi proses konveksi Penyebaran polutan, dengan demikian, didorong oleh: beda konsentrasi (gradien) à difusi aliran à konveksi c t + V grad c = div ε grad ( m c ) konveksi difusi
19 19 difusi murni Konveksi-Difusi Dituliskan dalam sistem koordinat cartesius c t + uc x + vc y + wc z = ε m 2 c x + 2 c 2 y + 2 c 2 z 2 ε konstan m Dalam medium air diam, tidak ada aliran, maka kecepatan nol, sehingga tidak ada konveksi c t = ε m 2 c x + 2 c 2 y + 2 c 2 z 2 ε konstan m
20 Konveksi-Difusi (Turbulen) 20 kecepatan [m/s] kecepatan rata-rata waktu [detik] u u u Aliran di sungai hampir pasti berupa aliran turbulen Salah satu sifat aliran turbulen adalah bahwa kecepatan aliran berubah-ubah Konsentrasi polutan dengan demikian berubah-ubah pula u = u + u c = c + c v = v + v w = w + w
21 Konveksi-Difusi (Turbulen) 21 q Persamaan transpor konveksi-difusi pada aliran turbulen c t +V!"! " grad!!! c = div εm + ε!!!!" $ ( )grad c & % t ' Pada umumnya koefisien difusi turbulen jauh lebih besar daripada koefisien difusi molekuler, ε t >> ε m Pada bahasan mengenai konveksi-difusi turbulen, difusi molekuler diabaikan
22 Konveksi-Difusi (Turbulen) 22 q Persamaan transpor konveksi-difusi pada aliran turbulen dituliskan dalam koordinat cartesius c t + uc x + vc y + wc z = x ε tx c x + y ε ty c y + z ε tz c z ε m + ε t ε t karena ε t ε m
23 23 Difusi Penyelesaian analitis persamaan difusi
24 Persamaan Difusi 24 q Persamaan transpor difusi (air tidak bergerak, tidak ada aliran) c t + uc x + vc y + wc z = # % x ε m + ε tx $ ε m = konstan c t = # % x ε m $ c & (+ # % x' y ε m + ε ty $ c & (+ # % x' y ε m $ c y c y & (+ # % ' z ε m $ & (+ # % ' z ε m + ε tz $ u = v = w = 0 u = 0 ε tx = 0 v = 0 ε ty = 0 w = 0 ε tz = 0 c t = ε 2 c m x + ε 2 c 2 m y + ε 2 c 2 m z 2 c z & ( ' c z & ( '
25 Difusi 1-Dimensi 25 q Persamaan transpor difusi satu dimensi c t = ε 2 c m x 2 Difusi satu dimensi, arah x saja Jika syarat batas (boundary conditions) dan syarat awal (initial conditions) ( ) = 0 c( x,0) = M 1 δ( x) c ±,t M 1 adalah massa per satuan luas [kg/m 2 ] yang dimasukkan secara sekaligus dan tiba-tiba (instantaneous source) M 0 = M 1 S M 0 adalah seluruh massa yang dimasukkan di suatu titik secara tiba-tiba S adalah luas permukaan
26 Difusi 1-Dimensi 26 δ(x) adalah fungsi delta Dirac, bernilai sama dengan nol kecuali di x = 0) + δ( x)dx =1 Ingat bahwa massa total M 0 harus konstan sepanjang waktu yang ditinjau c( x,t)dx = c( x,0)dx = M 1 δ( x)dx = M 1
27 Difusi 1-Dimensi 27 Penyelesaian analitis persamaan difusi 1-D tersebut adalah: c( x,t) = M 1 4 π ε m t $ ' x2 exp & % 4 ε m t ) ( Penyelesaian tersebut menunjukkan difusi suatu massa M 0 yang dimasukkan secara tiba-tiba di suatu titik menyebar menurut distribusi Gauss Normal dan simetris ke arah sumbu x konsentrasi maksimum, yang berada di titik x = 0, berkurang seiring dengan waktu
28 28 Difusi 1-Dimensi
29 Difusi 1-Dimensi 29 Penyelesaian analitis persamaan difusi 1-D tersebut dapat pula dituliskan sbb: c( x,t) = M 1 σ x 2 π $ ' x2 exp & 2 % 2 σ ) x ( Untuk suatu distribusi normal, varian distribusi adalah: σ x 2 t ( ) = 2 ε m t 95% luas daerah di bawah kurva pdf distribusi normal adalah: ( ) σ x 4 σ x W = W
30 Difusi 1-Dimensi 30 Koefisien difusi dapat dihitung dengan: ε m = 1 2 dσ x 2 dt ( ) σ 2 x ( t 1 ) ( ) = 1 σ 2 x t 2 2 t 2 t 1 Persamaan di atas dapat dipakai untuk menetapkan koefisien difusi dengan pengukuran simpangan baku di suatu titik x pada dua waktu yang berbeda t 1 dan t 2
31 Difusi 2-Dimensi 31 q Persamaan transpor difusi dua dimensi c t = ε m # 2 c x + 2 c & % $ 2 y 2 ( Difusi dua dimensi, arah x dan y (bidang z) ' Jika syarat batas (boundary conditions) dan syarat awal (initial conditions) ( ) = 0 c( x, y,0) = M 2 δ( x, y) c ±,±,t
32 Difusi 2-Dimensi 32 Penyelesaian analitis persamaan difusi 2-D tersebut adalah: M $ ' c( x, y,t) = x x2 exp 2 σ x 2 π & % 2 σ ) + M $ ' y y2 exp& ) 2 x ( σ y 2 π & % 2 σ ) y ( Jika medium homogen, σ x = σ y = σ c( x, y,t) = $ M 2 exp & ( σ x 2 π) 2 & %& ( x 2 + y 2 )' ) 2 σ 2 ) () σ 2 ( t) = 2 ε m t M 2 = M 0 L
33 Difusi 3-Dimensi 33 q Persamaan transpor difusi tiga dimensi c t = ε m # 2 c x + 2 c 2 y + 2 c & % $ 2 z 2 ( Difusi dua dimensi, arah x, y, dan y ' Jika syarat batas (boundary conditions) dan syarat awal (initial conditions) ( ) = 0 c( x, y, z,0) = M 3 δ( x, y, z) c ±,±,±, t
34 Difusi 3-Dimensi 34 Penyelesaian analitis persamaan difusi 3-D tersebut adalah: c( x, y, z,t) = M $ 3 exp r 2 ' ( σ 2 π) 3 & % 2 σ 2 ) ( r 2 = x 2 + y 2 + z 2 M 3 = M 0
35 Difusi 1-Dimensi di Medium Berbatas 35 Penyelesaian analitis persamaan difusi 1-D c( x,t) = M 1 σ x 2 π $ ' x2 exp & 2 % 2 σ ) x ( Jika medium memiliki batas dinding, tembok à pencerminan source c( x,t) = M 1 σ x 2 π 0 $ ' * 2 x2 exp & 2 % 2 σ ) + exp, x 2L p 1, 2 2 x ( 2 σ 3 +, x ( ) 2-4 / 2 / 5./ 2 6
36 Difusi 1-Dimensi di Medium Berbatas 36 di dinding c( x,t) = σ x $ 2M 1 2 π exp L 2 ' & p ) & 2 % 2 σ ) x (
37 Difusi 1-Dimensi dari Source Menerus 37 q Persamaan transpor difusi satu dimensi, massa M 0 dimasukkan secara menerus (kontinu) di x = 0 c( x,t) = M 1 σ x 2 π $ ' x2 exp & 2 % 2 σ ) x ( Syarat batas (boundary conditions) dan syarat awal (initial conditions) ( ) = c 0 ( ) = 0 c x = 0,t 0 c x = ±,t 0 ( ) = 0 c x > 0,t = 0
38 Difusi 1-Dimensi dari Source Menerus 38 Penyelesaian analitis persamaan difusi 1-D dari source kontinu " x % c( x,t) = c 0 erfc $ # 4 ε m t ' & complementary error function erfc ( Y) = 2 π Y e ξ dξ dapat dihitung dengan MSExcel: =ERFC( )
39 39 Difusi 1-Dimensi dari Source Menerus
40 40 Konveksi-Difusi Penyelesaian analitis persamaan konveksi-difusi dalam regime turbulen
41 Konveksi-Difusi (Turbulen) 41 q Persamaan transpor konveksi-difusi dalam aliran turbulen c t + uc x + vc y + wc z = x ε tx c x + y ε ty c y + z ε tz c z Koefisien difusi merupakan besaran tensorial koefisien difusi vertikal, ε tz koefisien difusi transversal, ε ty koefisien difusi longitudinal, ε tx!" ε t ( ε tx,ε ty,ε ) tz
42 Konveksi-Difusi (Turbulen) 42 Koefisien difusi vertikal z ε tz = κ u ( h h z ) U h z ε tz Koefisien difusi vertikal rerata kedalaman aliran ε tz = 1 h h 0 z κ u ( h h z )dz ε tz = ( h u ) kecepatan geser kedalaman aliran ε tz
43 Konveksi-Difusi (Turbulen) 43 L z L z U h/2 h/2 U h ξ z = 0.1 ξ z = 0.4 Jarak L z = ξ z U h2 ε tz ditempuh dalam waktu t z = ξ z h 2 ε tz U kecepatan rerata kedalaman aliran
44 Konveksi-Difusi (Turbulen) 44 Koefisien difusi transversal di flume ε ty = 0.15 ( h u ) di sungai ε ty = 0.6 ( h u ) U tepi, tebing B tepi, tebing
45 Konveksi-Difusi (Turbulen) 45 L y L y U B/2 B/2 U B ξ y = 0.1 ξ y = 0.5 Jarak L y = ξ y U B2 ε ty ditempuh dalam waktu t y = ξ y B 2 ε ty U kecepatan rerata kedalaman aliran
46 Konveksi-Difusi (Turbulen) 46 Koefisien difusi longitudinal, searah aliran ε tx = 0.23 ( h u ) tepi, tebing Difusi longitudinal (searah aliran) yang ditimbulkan oleh turbulensi aliran umumnya diabaikan karena pengaruh dispersi lebih dominan. Parameter dispersi adalah koefisien dispersi K x. U B tepi, tebing U U! Dispersi terjadi karena adanya variasi besaran kecepatan aliran (distribusi kecepatan) à beda antara kecepatan rerata dan kecepatan di suatu titik. U = U + U!
47 far-field zone of mixing mid-field zone of mixing near-field zone of mixing 47
48 Konveksi dan Difusi Transversal 48 q Persamaan transpor konveksi-difusi dalam aliran turbulen c t + uc x + vc y + wc z = x ε tx c x + y ε ty c y + z ε tz Jika kondisi berikut ini diterapkan aliran hanya satu arah, u 0, v = w = 0 sumber polutan kontinu dan transpor polutan dianggap permanen difusi longitudinal diabaikan difusi vertikal telah dicapai, polutan telah menyebar di seluruh kedalaman aliran c z
49 Konveksi dan Difusi Transversal 49 c t + uc x + vc y + wc z = x ε tx transpor permanen v = w = 0 c x + y difusi longitudinal diabaikan ε ty c y + z ε tz c z difusi vertikal telah dicapai uc x = # % y ε ty $ c y & ( U C ' x = ε ty 2 C y 2 karena polutan telah menyebar di seluruh kedalaman aliran, maka tinjauan dilakukan untuk rerata kedalaman U kecepatan aliran rerata kedalaman (depth-averaged velocity) C konsentrasi polutan rerata kedalaman (depth-averaged concentration)
50 Konveksi dan Difusi Transversal 50 Penyelesaian analitis persamaan konveksi dan difusi transversal pada sungai lebar G $ C u ( x, y) = 0 h 4 π ε ty x U exp y2 U ' & % 4 ε ty x) G 0 = M 0 t [kg/s] ( debit polutan, merata di seluruh kedalaman aliran h Penyelesaian analitis persamaan konveksi dan difusi transversal pada sungai berbatas ( ) = C u ( x, y + y 0 ) + C u ( x,2nb ± y ± y 0 ) C x, y N n=1 lokasi sumber polutan
51 51
52 Konveksi dan Difusi Longitudinal 52 q Persamaan transpor konveksi-difusi dalam aliran turbulen c t + uc x + vc y + wc z = x ε tx c x + y ε ty c y + z ε tz c z Jika kondisi berikut ini diterapkan aliran hanya satu arah, u 0, v = w = 0 difusi vertikal dan transversal telah dicapai, polutan telah menyebar di seluruh kedalaman dan lebar aliran à polutan telah menyebar di tampang lintang aliran
53 Konveksi dan Difusi Longitudinal 53 c t + uc x + vc y + wc z = x ε tx c t + uc x = # % x ε tx $ v = w = 0 c x + y ε ty c y + z ε tz difusi transversal telah dicapai c & ( C x' t + U C x = + - x ε tx, + *. 0 x/ ( K ) C x c z difusi vertikal telah dicapai karena polutan telah menyebar di seluruh tampang lintang aliran, maka tinjauan dilakukan untuk rerata tampang ε tx + K" x = K x
54 Konveksi dan Difusi Longitudinal 54 C t + U C x = $ & x ε tx % + # ( K ) C x ' ) C x ( t + U C x = + - x K x, C x. 0 / Pada aliran permanen dan seragam, K x konstan C t + U C x = K x 2 C x 2 berlaku setelah: difusi vertikal di seluruh kedalaman aliran dicapai difusi transversal di seluruh lebar aliran dicapai koefisien dispersi persamaan dispersi longitudinal
55 55 Dispersi Longitudinal C t + U C x = K x 2 C x 2 Berlaku setelah L y = ξ y U B2 ε ty atau setelah t y = ξ y B 2 ε ty à di far-field mixing zone Koefisien dispersi, K x ( ) K x = 6 h u K x = B2 U 2 h u 140 < K x < 500 à saluran tampang segi-empat à sungai à saluran atau sungai yang memiliki distribusi kecepatan aliran ke arah vertikal maupuan ke arah transversal
56 Dispersi Longitudinal 56 Jika polutan M 0 dimasukkan secara merata di tampang dan secara tiba-tiba, maka penyelesaian analitis persamaan dispersi longitudinal tersebut adalah: C( x,t) = C max ( t) = ( ) 2 M 1 4 π K x t exp % x U t % # $ 4 K x t & ( ( ' M 1 4 π K x t 1= M 1 4 π K x x U M 1 = M 0 S [kg/m 2 ] luas tampang aliran konsentrasi maksimum, bergerak dengan kecepatan U dan berkurang seiring dengan waktu t
57 Dispersi Longitudinal 57 Jika polutan M 0 dimasukkan secara merata di tampang dan selama waktu T dapat dibaca sebagai satu seri polutan yang dimasukkan secara berurutan, masing-masing dalam waktu Δτ yang sangat kecil ΔC i ( x,t) = m i S 4 π K x ( ) exp + % & x U ( t τ i ) * + 4 K x ( t τ i ) t τ i ), ' ( m i = ( M 0 T )Δτ / ( ) = ΔC i ( x,t) C x,t n = i=1 m i S 4 π K x n i=1 m i ( ) exp, & ' x U ( t τ i ) +, 4 K x ( t τ i ) t τ i * - ( ) 2., /, 0
58 Dispersi Longitudinal 58 Jika polutan M 0 dimasukkan secara merata di tampang dan menerus (kontinu) secara konstan C( x,t) = C 0 ( 2 exp! U x $! * # & erfc * " K x % # ) " $! x + U t 4 K x t & + erfc # % " $ + x U t - 4 K x t & % -, C 0 konstanta Pada kondisi transpor permanen (steady state condition), t! erfc(+ ) = 0 erfc( ) = 2 C C 0 = ( * ) * + * 1 U ( x) > 0 " e xp U x % $ ' # & K x U ( x) < 0
59 59
60 60
Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik
Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan
Lebih terperinciTRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT)
TRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT) PENGANTAR Paparan mengenai transpor sedimen suspensi pada bahan kuliah ini disarikan dari buku referensi: Graf, W.H., dan Altinakar, M.S., 1998, Fluvial
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com luqmanbuchori@undip.ac.id JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan Energy (Panas) Neraca
Lebih terperinciBED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen
1 BED LOAD Transpor Sedimen Transpor Sedimen 2 Persamaan transpor sedimen yang ada di HEC-RAS Ackers and White (total load) Engelund and Hansen Laursen (total load) Meyer-Peter and Müller Beberapa persamaan
Lebih terperinciKlasisifikasi Aliran:
Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Asap atau polutan yang dibuang melalui cerobong asap pabrik akan menyebar atau berdispersi di udara, kemudian bergerak terbawa angin sampai mengenai pemukiman penduduk yang berada
Lebih terperinciAWAL GERAK BUTIR SEDIMEN
AWAL GERAK BUTIR SEDIMEN April 14 Transpor Sedimen 2 Konsep Awal Gerak Awal gerak butir sedimen sangat penting dalam kaitannya dengan studi tentang transpor sedimen, degradasi dasar sungai, desain saluran
Lebih terperinciPDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan
PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan Pada bagian ini akan dipelajari tiga jenis persamaan diferensial parsial (PDP) linear orde dua yang biasa dijumpai pada masalah-masalah dunia nyata, yaitu persamaan
Lebih terperinciDEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI
DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Teknik Sungai Transpor Sedimen di Sungai 2 Di sungai air mengalir karena gaya gravitasi (gravitational flow) air mengalir memiliki energi kinetik dasar sungai dibentuk oleh
Lebih terperinciMetode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik
Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik Moh. Ivan Azis September 13, 2011 Daftar Isi 1 Pendahuluan 1 2 Masalah nilai batas 1 3 Persamaan integral batas 2 4 Hasil
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciBAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI
BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI 4.1 TINJAUAN UMUM Tahapan simulasi pada pengembangan solusi numerik dari model adveksidispersi dilakukan untuk tujuan mempelajari
Lebih terperinciAliran Fluida. Konsep Dasar
Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar
Lebih terperinciEdy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013
Edy Sriyono Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013 Aliran Pipa vs Aliran Saluran Terbuka Aliran Pipa: Aliran Saluran Terbuka: Pipa terisi penuh dengan zat cair Perbedaan tekanan mengakibatkan
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciTRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN
TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN Hukum Newton - Viskositas RYN 1 ALIRAN BAHAN Fluid Model Moveable Plate A=Area cm 2 F = Force V=Velocity A=Area cm 2 Y = Distance Stationary
Lebih terperinciHidraulika Saluran Terbuka. Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM
Hidraulika Saluran Terbuka Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Pendahuluan Pengaliran saluran terbuka: pengaliran tak bertekanan pengaliran yang muka airnya berhubungan
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN LANJUT
FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com DR. M. DJAENI, ST, MEng JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum
Lebih terperinciPemodelan Matematika dan Metode Numerik
Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA
A III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dnamic atau CFD merupakan ilmu ang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindahan panas dan
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLIN FILM EVAPORATOR DENAN ADANYA ALIRAN UDARA Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar
BAB 2 Landasan Teori Objek yang diamati pada permasalahan ini adalah lapisan fluida tipis, yaitu akan dilihat perubahan ketebalan dari lapisan fluida tipis tersebut dengan adanya penambahan surfaktan ke
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Data Data yang akan digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini, antara lain data pemakaian batubara, data kandungan sulfur dalam batubara, arah dan kecepatan
Lebih terperinciKuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB)
Kuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB) Persamaan diferensial satu variabel bebas (ordinari) orde dua disebut juga sebagai Problem Kondisi Batas. Hal ini disebabkan persamaan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan
Lebih terperinciMETODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT
METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT Agusman Sahari. 1 1 Jurusan Matematika FMIPA UNTAD Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Abstrak Dalam paper ini mendeskripsikan tentang solusi masalah transport polutan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan dan intensifikasi penggunaan air, masalah kualitas air menjadi faktor yang penting dalam pengembangan sumberdaya air di berbagai belahan bumi. Walaupun
Lebih terperinciPanas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving
PERPINDAHAN PANAS Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving force/resistensi Proses bisa steady
Lebih terperinciMacam Aliran : Berdasarkan Cara Bergerak Partikel zat cair :
Mempelajari gerak partikel zat cair pada setiap titik medan aliran di setiap saat, tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak aliran di setiap saat, tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut.
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciBAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada
BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA DITINJAU DARI PENGARUH ARAH ALIRAN UDARA
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
Lebih terperinciSimulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 2, Nov 2005, 93 101 Simulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga Lukman Hanafi, Danang Indrajaya Jurusan Matematika FMIPA ITS Kampus
Lebih terperinciDINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)
DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement
Lebih terperinciMasalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel
Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa
Lebih terperinciBAB-5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB-5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Verifikasi Model Numerik Untuk menguji efektifitas kerja model numerik yang telah dibuat, dilakukan perbandingan antara hasil hitungan model numerik dengan hasil penyelesaian
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)
DAFTAR NOTASI A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1) a c a m1 / 3 a m /k s B : Koefisien-koefisien yang membentuk elemen matrik tridiagonal dan dapat diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss : amplitudo
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Titik Fokus Letak Pemasakan Titik fokus pemasakan pada oven surya berdasarkan model yang dibuat merupakan suatu bidang. Pada posisi oven surya tegak lurus dengan sinar surya, lokasi
Lebih terperinci(2) Dimana : = berat jenis ( N/m 3 ) g = percepatan gravitasi (m/dt 2 ) Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat ( ) dan
1. Sifat-Sifat Fluida Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity), kemampatan (compressibility), tegangan
Lebih terperinciMempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.
KINEMATIKA ZAT CAIR Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut. Jenis aliran. Aliran inisid dan iskos Aliran inisid aliran dengan kekentalan zat cair μ 0 (zat
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciDINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id
DINAMIKA FLUIDA nurhidayah@unja.ac.id nurhidayah.staff.unja.ac.id Fluida adalah zat alir, sehingga memiliki kemampuan untuk mengalir. Ada dua jenis aliran fluida : laminar dan turbulensi Aliran laminar
Lebih terperinciStatistika. Analisis Data Time Series. 13-Sep-16. h2p://is5arto.staff.ugm.ac.id
Universitas Gadjah Mada Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Prodi Pascasarjana Teknik Sipil Statistika Analisis Data Time Series 1 Analisis Data Time Series Acuan Haan, C.T., 1982, Sta+s+cal Methods in
Lebih terperinciBAB 2 PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS BERDASARKAN MEKANISME ADVEKSI DISPERSI DAN PAKET SOFTWARE QUAL2K
BAB 2 PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS BERDASARKAN MEKANISME ADVEKSI DISPERSI DAN PAKET SOFTWARE QUAL2K 2.1 TINJAUAN UMUM BOD merupakan suatu indikator umum untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran
Lebih terperinciTEKNOLOGI AEROSOL Gerak Brown & Difusi. Prof. Heru Setyawan, Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS
TEKNOLOGI AEROSOL Gerak Brown & Difusi Prof. Heru Setyawan, Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS Koefisien Difusi Gerak Brown: gerak berkelak-kelok tak beraturan partikel aerosol dalam udara diam yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sering disebut sebagai induk dari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini karena, matematika banyak diterapkan
Lebih terperinciHukum Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid. Fisika untuk Teknik Sipil 1
Hukum Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid Fisika untuk Teknik Sipil 1 Hukum II Newton pada Aliran Fluida Applica'on of Newton s Second Law to a Flowing Fluid
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh
III PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas penggunaan metode perturbasi homotopi untuk menyelesaikan suatu masalah taklinear. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan model Sisko dalam masalah aliran
Lebih terperinciMEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA
MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. (1), Hal. 5 3 ISSN : 337- Aplikasi Metode Beda Hingga rank-nicholson Implisit untuk Menentukan Kasus Adveksi-Difusi D pada Sebaran Polutan Di Suatu Perairan Holand Sampera a,
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode
Lebih terperinciTUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.
MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor
Lebih terperinciBAB V KINEMATIKA FLUIDA
BAB V KINEMATIKA FLUIDA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konsep mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika. Tujuan Intruksional
Lebih terperinciBAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK
BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan
Lebih terperinci(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan
Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR
ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciSATUAN OPERASI FOOD INDUSTRY
SATUAN OPERASI RYN FOOD INDUSTRY Satu tujuan dasar industri pangan: mentransformasi bahan baku pertanian menjadi makanan yg layak dikonsumsi melalui serangkaian tahapan proses,. Tipe alat yg digunakan
Lebih terperinci4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform
4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar Aliran laminer dan turbulen melintasi pelat datar dapat disimulasikan dengan mengalirkan uniform flow sepanjang pelat (Gambar 4.15). Boundary Layer
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciBab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran
Bab 5 Puntiran 5.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai kekuatan dan kekakuan batang lurus yang dibebani puntiran (torsi). Puntiran dapat terjadi secara murni atau bersamaan dengan beban aksial,
Lebih terperinciKARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN
KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN May 14 Transpor Sedimen Karakteristika Aliran 2 Karakteristika fluida air yang berpengaruh terhadap transpor sedimen Rapat massa, ρ Viskositas, ν Variabel aliran
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
31 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 DESAIN PIPA PENSTOCK Desain Pipa Penstock yang akan berkaitan dengan besar debit air yang mengalir melalui Pipa Penstock. Jadi debit optimum air (Qopt)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian
Lebih terperinciBab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton
Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton III.1 Stress dan Strain Salah satu hal yang penting dalam pengkonstruksian model proses deformasi suatu fluida adalah
Lebih terperinciHIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan disetiap titik dalam medan
Lebih terperinciFLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta
FLUIDA DINAMIS Ada tiga persamaan dasar dalam hidraulika, yaitu persamaan kontinuitas energi dan momentum. Untuk aliran mantap dan satu dimensi persamaan energi dapat disederhanakan menjadi persamaan Bernoulli
Lebih terperinciREYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4
REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciPERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR
PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR PENGERTIAN Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Macam Aliran 1. Invisid dan viskos 2. Kompresibel
Lebih terperinciDistribusi Tekanan pada Fluida
Distribusi Tekanan pada Fluida Ref: White, Frank M., 2011, Fluid Mechanics, 7th edition, Chapter 2, The McGraw-Hill Book Co., New York 2/21/17 1 Tekanan pada Fluida Tekanan fluida (fluid pressure): tegangan
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130
PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 Data 1. Besaran Statistika berbicara tentang data dalam bentuk besaran (dimensi) Besaran adalah sesuatu yang dapat dipaparkan secara jelas dan pada prinsipnya dapat
Lebih terperinciMekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika
Mekanika Fluida II Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika 1 Geometri Saluran 1.Kedalaman (y) - depth 2.Ketinggian di atas datum (z) - stage 3.Luas penampang A (area cross section area) 4.Keliling
Lebih terperinciPemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi
Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UJI EKSPERIMENTAL OPTIMASI LAJU PERPINDAHAN KALOR DAN PENURUNAN TEKANAN AKIBAT PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA PADA ALAT PENUKAR KALOR JENIS RADIATOR FLAT TUBE SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan
Lebih terperinciBab II Pemodelan. Gambar 2.1: Pembuluh Darah. (Sumber:
Bab II Pemodelan Bab ini berisi tentang penyusunan model untuk menjelaskan proses penyebaran konsentrasi oksigen di jaringan. Penyusunan model ini meliputi tinjauan fisis pembuluh kapiler, pemodelan daerah
Lebih terperinciMAKALAH KOMPUTASI NUMERIK
MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciPEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA
PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA oleh : Arianto 3107 205 714 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Sungai Kali Brantas mempunyai luas cacthment area sebesar 14.103 km 2. Potensi air permukaan
Lebih terperinciBab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi
Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi 4.1 Pertimbangan Awal Pembakar (burner) adalah alat yang digunakan untuk membakar gas hasil gasifikasi. Di dalam pembakar (burner), gas dicampur
Lebih terperinci1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan
. (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dimana air tersebut melimpah terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada dataran banjir
Lebih terperinciBAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL
BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL 1. Pendahuluan : Pemodelan Arus Panas Satu Dimensi Y Bahan penyekat (insulator) A Batang 0 L X Z Misalkan bila ada batang yang dapat menghantarkan panas. Batang tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi studi ini adalah pcrairan di sckilar pcrairan muara Sungai Dumai scpcrti dilunjukan pada Gambar 3-1. Gambar 3-1. Lokasi Studi Penelitian
Lebih terperinciJika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol
HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus
Lebih terperinciDegradasi dan Agradasi Dasar Sungai
Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Parsial Persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan parsial suatu fungsi (yang diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan diferensial
Lebih terperinciPENGARUH LAJU ALIRAN SUNGAI UTAMA DAN ANAK SUNGAI TERHADAP PROFIL SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MODEL SINUSOIDAL
PENGARUH LAJU ALIRAN SUNGAI UTAMA DAN ANAK SUNGAI TERHADAP PROFIL SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MODEL SINUSOIDAL Oleh: Yuyun Indah Trisnawati (1210 100 039) Dosen Pembimbing: Prof. DR. Basuki Widodo,
Lebih terperinciBAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI
BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI Aliran Viscous Berdasarkan gambar 1 dan, aitu aliran fluida pada pelat rata, gaa viscous dijelaskan dengan tegangan geser τ diantara lapisan fluida dengan rumus: du τ µ
Lebih terperinci2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):
Darpublic Nopember 3 www.darpublic.com. Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai dari sampai +. Kita tuliskan = k [.] dengan k bilangan-nata. Kurva fungsi ini terlihat
Lebih terperinciBAB VI. KONDUKSI TRANSIENT
BAB VI. KONDUKSI TRANSIENT Perpindahan Panas I Prepared by: Himsar AMBARITA Bab VI Konduksi Transient Analisi temperatur suatu titik yang berubah setiap waktu adalah tanggung jawab transient analysis
Lebih terperinciTransport Phenomena. Dr. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS
Transport Phenomena Turbulensi Dr. Heru Setawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS Aliran laminar dan turbulent t 1 Pemodelan Turbulensi Semua pendekatan ang telah kita bahas sampai sejauh ini berlaku untuk aliran
Lebih terperinci