BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA"

Transkripsi

1 BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan litrik dan mempunyai lip antara medan tator dengan medan rotor. Penamaan motor ini beraal dari kenyataan bahwa aru rotor motor ini bukan diperoleh dari umber tertentu, tetapi merupakan aru yang terinduki ebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihailkan aru tator. Motor induki memiliki kontruki yang kuat, ederhana, handal, erta berbiaya murah. Di amping itu motor ini juga memiliki effiieni yang tinggi aat keadaan normal dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak. Namun, motor induki memiliki kelemahan dalam hal pengaturan kecepatan. Dimana pada motor induki pengaturan kecepatan tidak bia dilakukan tanpa merubah efieni. 2.2 Kontruki Motor Induki Tiga Faa Secara umum kontruki motor induki tiga faa terdiri dari tator dan rotor. Stator merupakan bagian dari mein yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar. Sedangkan rotor merupakan bagian dari mein yang berputar dan letaknya pada bagian dalam. Kontruki motor induki dapat dilihat pada gambar berikut. 6

2 Gambar 2.1 Kontruki motor induki tiga faa 1. Stator Stator adalah bagian dari mein yang tidak berputar yang terletak pada bagian luar dan merupakan tempat mengalirkan aru beban. Stator terbuat dari bei bundar berlaminai yang mempunyai alur alur ebagai tempat meletakkan kumparan. Elemen laminai inti dibentuk dari lembaran bei (Gambar 2.2 (a)), tiap lembaran bei terebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan terebar dalam alur yang diebut belitan phaa dimana untuk motor tiga phaa, belitan terebut terpiah ecara litrik ebear 120 o. Alur pada tumpukan laminai inti diiolai dengan kerta (Gambar 2.2.(b)). Kemudian tumpukan inti dan belitan tator diletakkan dalam cangkang ilindri (Gambar 2.2.(c)). Berikut ini contoh lempengan laminai inti, lempengan inti yang telah diatukan, dan belitan tator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor induki tiga phaa. (a) (b) (c) Gambar 2.2 Komponen tator motor induki tiga faa 7

3 (a) (b) (c) Lempengan inti Tumpukan inti dengan iolai kerta Tumpukan inti dan kumparan dalam cangkang tator. 2. Rotor Rotor adalah bagian dari mein yang berputar dan letaknya pada bagian dalam. Pada motor induki terdapat dua tipe rotor yang berbeda yaitu rotor angkar tupai dan rotor belitan. Kedua tipe rotor ini menggunakan laminai melingkar yang terikat erat pada poro. Penampang rotor angkar tupai memiliki kontruki yang ederhana. Batang rotor dan cincin ujung angkar tupai yang kecil merupakan coran tembaga atau aluminium dalam atu lempeng pada inti rotor. Pada motor yang lebih bear, batang rotor dibenamkan dalam alur rotor dan kemudian di la dengan kuat ke cincin ujung. Apabila dilihat tanpa inti rotor, maka batang rotor ini kelihatan eperti kandang tupai.oleh karena itu motor induki dengan rotor angkar tupai dinamakan motor induki angkar tupai. Pada ujung cincin penutup delekatkan kipa yang berfungi ebagai pendingin. Rotor jeni ini tidak teriolai, karena batangan dialiri aru yang bear pada tegangan rendah. Motor induki dengan rotor angkar tupai ditunjukkan pada Gambar 2.3. Cincin aluminium Batang poro aluminium (a) (b) Gambar 2.3 (a) tipikal rotor angkar, (b) motor induki rotor angkar. 8

4 Pada tipe rotor belitan, lot rotor menampung belitan teriolai yang mirip dengan belitan pada tator. Belitan rotor terditribui merata, biaanya terhubung bintang dan maing maing ujung faa terbuka yang terhubung pada cincin lip yang terpaang pada rotor. Pada motor rotor belitan, ikat karbon menekan cincin lip, oleh karena itu tahanan ekternal dapat dihubungkan eri dengan belitan rotor untuk mengontrol tori tart dan kecepatan elama pengautan. Penambahan tahanan ekternal pada rangkaian rotor belitan menghailkan tori yang lebih bear dengan aru pengautan yang lebih kecil dibanding rotor angkar. Kontruki motor induki tiga faa rotor belitan ditunjukkan pada Gambar 2.4. (a) (b) Gambar 2.4 (a) tipikal rotor belitan, (b) motor induki rotor belitan 2.3 Medan Putar Perputaran rotor pada motor aru bolak balik terjadi akibat adanya medan putar ( fluk yang berputar ) yang memotong rotor. Medan putar ini terjadi apabila kumparan tator dihubungkan dengan uplai faa banyak, umumnya tiga faa. Pada aat terminal tiga faa motor induki dihubungkan dengan uplai tiga faa maka aru bolak balik tiga faa i a, i b, i c yang terpiah ebear derajat atu ama lain akan mengalir pada kumparan tator. Aru aru ini akan menghailkan gaya gerak magnet yang kemudian menghailkan fluk yang berputar atau diebut juga medan putar. 9

5 Untuk melihat bagaimana medan putar dihailkan, maka dapat diambil contoh ebuah motor induki tiga faa yang dihubungkan dengan umber tiga faa ehingga pada tator mengalir aru tiga faa yang kemudian menghailkan medan putar, eperti berikut ini : Pada kondii t 0 dan t 4 : i a = I max F a = F max i b = F b = F max i c = F c = F max Pada kondii t 1 : i a = 0 F a = 0 i b = F b = F max i c = F c = F max Pada kondii t 2 : i a = - I max F a = - F max i b = F b = F max i c = F c = F max 10

6 Pada kondii t 3 : i a = 0 F a = 0 i b = F b = F max i c = F c = F max (a) (b) (c) (d) Gambar 2.5 (a) kondii t 0 dan t 4, (b) kondii t 1, (c) kondii t 2, (d) kondii t 3. Kecepatan putaran medan putar tator dinamakan kecepatan inkron, medan putar tator kemudian memotong konduktor pada batang rotor ehingga pada konduktor rotor timbul tegangan induki yang mengakibatkan rotor ikut berputar etelah melalui beberapa proe. Arah putaran rotor motor induki earah dengan arah putaran medan putar, namun kecepatan putaran rotor lebih rendah dari kecepatan inkronnya. Perbedaan kecepatan putaran ini dinamakan lip motor induki. 2.4 Slip Kecepatan putaran rotor motor induki haru lebih lambat dari kecepatan inkronnya upaya konduktor pada rotor elalu dipotong oleh medan putar, ehingga pada rotor timbul tegangan induki yang akan menghailkan aru induki pada rotor. Aru induki ini kemudian berinteraki dengan fluk yang dihailkan tator ehingga menghailkan tori. Seliih antara kecepatan putaran rotor dengan kecepatan 11

7 inkronnya diebut lip (). Pada umumnya lip dinyatakan dalam peren dari kecepatan inkron, Dimana : N = kecepatan inkron N r = kecepatan putaran rotor 2.5 Prinip Kerja Motor Induki Tiga Faa Motor induki adalah peralatan pengubah energi litrik ke bentuk energi mekanik. Litrik yang diubah merupakan litrik tiga faa. Dalam motor induki, tidak ada hubungan litrik ke rotor, aru rotor merupakan aru induki. Tetapi ada kondii yang ama eperti motor dc, dimana pada rotor mengalir aru. Aru ini berada dalam medan magnetik ehingga akan terjadi gaya (F) pada rotor yang akan menggerakkan rotor dalam arah tegak luru medan. Untuk memperjela prinip kerja motor induki tiga faa, maka dapat dijabarkan dalam langkah langkah berikut: 1. Apabila terminal tator motor induki tiga faa dihubungkan dengan umber tegangan tiga faa, maka pada kumparan tator mengalir aru tiga faa. 2. Aru pada tiap faa mengahailkan fluki bolak balik yang berubah ubah. 3. Penjumlahan atau interaki ketiga fluki bolak balik terebut menghailkan medan putar yang berputar dengan kecepatan putar inkron N. Bearnya nilai N ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekueni tator f yang dirumukan dengan : ) ( rpm (2.2) Dimana : 12

8 f = frekueni umber P = jumlah kutub 4. Fluki yang berputar terebut akan memotong konduktor pada batang rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induki (ggl) ebear E 2 yang bearnya adalah : ( Volt ) dimana : (2.3) E 2 = Tegangan induki pada rotor aat rotor dalam keadaan diam (Volt) N 2 = Jumlah lilitan kumparan rotor Ф m = Fluki makimum(wb) 5. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl terebut akan menghailkan aru I 2 6. Adanya aru I 2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada rotor. 7. Bila kopel mula yang dihailkan oleh gaya F cukup bear untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar earah medan putar tator 8. Perputaran rotor akan emakin meningkat hingga mendekati kecepatan inkron. Perbedaan kecepatan medan tator (N ) dan kecepatan rotor (N r ) diebut lip () dan dinyatakan eperti pada peramaan (2.1). 9. Pada aat rotor dalam keadaan berputar, bearnya tegangan yang terinduki pada kumparan rotor akan bervariai tergantung bearnya lip. Tegangan induki ini dinyatakan dengan E 2 yang bearnya ( Volt ) (2.4) dimana : E 2 =tegangan induki pada rotor dalam keadaan berputar (Volt) 13

9 f 2 =.f = frekueni rotor (frekueni rotor dalam keadaan berputar) 10. Bila N = N r, tegangan tidak akan terinduki dan aru tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihailkan kopel. Kopel ditimbulkan jika N r < N. Apabila N r > N maka mein induki akan beroperai ebagai generator induki yang akan menghailkan energi litrik. 2.6 Rangkaian Ekivalen Motor Induki Tiga Faa Sebuah motor induki identik dengan ebuah tranformator. Oleh ebab itu, rangkaian ekivalen motor induki mirip dengan rangkaian ekivalen tranformator. Perbedaannya hanyalah bahwa kumparan rotor dari motor induki berputar, yang berfungi untuk menghailkan daya mekanik. Rangkaian ekivalen motor induki dihailkan dengan cara yang ama ebagaimana halnya pada tranformator. Semua parameter-parameter rangkaian ekivalen yang akan dijelakan berikut mempunyai nilainilai perfaa hal ini dimakudkan untuk mempermudah analii Rangkaian Ekivalen Stator Putaran gelombang fluk pada celah udara membangkitkan ggl lawan tiga faa yang eimbang pada belitan tator. Rangkaian ekivalen tator, eperti gambar 2.6 berikut ini. R 1 I 1 jx 1 I 0 I 2 V 1 I c Rc X 1 m I m E - - Gambar 2.6. Rangkaian ekivalen tator per-faa motor induki. 14

10 Bearnya tegangan terminal tator manjadi penjumlahan ggl lawan. ) dan jatuh tegangan pada impedani bocor tator, dapat dinyatakan ebagai berikut : (2.5) dimana: = tegangan terminal tator (Volt) = ggl lawan yang dihailkan oleh fluk celah udara reultan (Volt) = aru tator (Ampere) = tahanan efektif tator (Ohm) = reaktani bocor tator (Ohm) Sebagaimana halnya pada tranformator, aru tator terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah komponen beban yang akan menghailkan fluk yang akan melawan fluk yang dihailkan oleh aru rotor. Komponen lainnya yaitu, aru ini terbagi lagi menjadi dua komponen yaitu komponen rugi-rugi inti yang efaa dengan komponen rugi-rugi inti dan komponen magnetiai yang menghailkan fluk magnetik pada inti dan celah udara yang tertinggal dari Rangkaian Ekivalen Rotor Pada aat rotor dalam kondii diam yaitu kondii eaat rotor ebelum bergerak, kecepatan relative diantara putaran medan magnet dengan konductor rotor adalah kecepatan inkron N. Pada kondii ini tegangan induki yang dibangkitkan pada rangkaian rotor adalah. karena eluruh belitan rotor dihubung-ingkat maka akan mengalir aru akibat ggl induki pada rotor. Sehingga dapat ditulikan peramaannya ebagai berikut : 15

11 (2.6) Dari bentuk peramaan di ata, rangkaian ekivalen rotor perfaa dalam keadaan diam digambarkan eperti gambar berikut. R 2 I 2 E jx 2 2 Gambar 2.7. Rangkaian ekivalen per-faa rotor motor induki keadaan diam dimana : = aru rotor dalam keadaan diam (Ampere) = ggl induki rotor dalam keadaan diam (Volt) = reitani rotor (Ohm) = reaktani rotor dalam keadaan diam (Ohm) Setelah rotor berputar maka ggl rotor perfaa dan reaktani rotor perfaa maing-maing dipengaruhi oleh frekueni, nilai reaktani rotor dapat dijelakan dari peramaan di bawah ini dimana nilainya tergantung dari induktani dan frekueni rotor. = ω r L 2 = 2πf 2 L 2 Dengan Maka: f 2 = f, (2.7) (2.8) = 2πfL 2 = (2πfL 2 ) =X 2 (2.9) 16

12 Dengan demikian nilai dan X 2 bergantung terhadap lip, ementara nilai reitani rotor perfaa tidak dipengaruhi oleh frekueni ehingga tidak tergantung terhadap nilai lip. Sehingga dari peramaan di ata dapat dibuat peramaannya menjadi : (2.10) Dengan membagi pembilang dan penyebut pada peramaan di ata dengan, maka nilai aru rotor diperoleh eperti berikut : (2.11) Nilai dari ekarang lebih bear dari R 2 dikarenakan memiliki nilai dalam bentuk pecahan. Untuk itu, dapat dipecah menjadi ebuah bagian yang bernilai kontan R 2 dan ebuah bagian yang variabel ( ), yaitu: = 1 = 1 (2.12) Bagian pertama R 2 merupakan tahanan rotor/faa dan mewakilkan rugi tembaga. Bagian kedua R merupakan ebuah beban tahanan-variabel. Daya yang dikirim ke beban ini mewakilkan daya mekanik keeluruhan yang dibangun di rotor. Untuk itu beban mekanik pada motor dapat digantikan dengan ebuah beban tahanan-variabel dengan nilai R Ini diketahui ebagai tahanan beban R L. 17

13 R L = R (2.13) Dengan demikian peramaan (2.11) dapat dirubah menjadi : 1 R2 1 (2.14) Dari peramaan (2.10), (2.11), (2.12) dan (2.14) di ata maka dapat digambarkan rangkaian ekivalen rotor eperti gambar 2.8. di bawah ini. R 2 I 2 jx 2 I 2 E 2 jx 2 E 2 R (a) (b) E 2 R 2 I 2 jx 2 1 R ( 2 1) - (c) Gambar 2.8. Rangkaian ekivalen rotor per-faa keadaan berputar pada lip = Rangkaian Ekivalen Lengkap Dari penjelaan rangkaian ekivalen pada tator dan rotor di ata, maka dapat dibuat rangkaian ekivalen perfaa motor induki tiga faa pada maing maing faa, eperti halnya eperti rangkaian ekivalen ebuah tranformator. 18

14 I 1 V 1 I R c c I m R1 jx1 I 0 jx m I 2 E E jx 2 I 2 R 2 Gambar 2.9. Rangkaian Ekivalen Motor Induki Tiga Faa Untuk mempermudah perhitungan maka rangkaian ekivalen pada gambar di ata dapat dilihat dari ii tator, eperti gambar rangkaian ekivalen berikut. R1 jx 1 I 1 I 0 V R 1 I c c I m E1 jx m jx 2 I 2 R 2 - (a) R 1 I 1 jx 1 I V 1 I c c I m E1 R jx m 0 R 2 I 2 jx 2 R 1 2 ( 1) - (b) Gambar Rangkaian ekivalen per-faa motor induki dengan bagian rangkaian rotor dinyatakan terhadap ii tator (a) dengan tahanan kontan R 2 19

15 1 (b) dengan tahanan variabel R2 ( 1) Dibawah kondii kerja normal pada tegangan dan frekueni kontan, rugi inti pada motor induki biaanya juga kontan. Dalam pandangan pada kenyataan ini, tahanan rugi inti R c yang mewakili rugi inti motor, dapat dihilangkan dari rangkaian ekivalen motor induki. Akan tetapi, untuk menentukan daya poro atau tori poro, rugi inti yang kontan haru diikut-ertakan dalam pertimbangan, berama dengan geekan, rugi-rugi beban buta (tray-load loe) dan angin. Dengan penyederhanaan ini, maka dapat digambar rangkaian ekivalen baru (gambar 2.11) eperti berikut ini. R 1 I 1 jx 1 jx m I 0 V 1 1 E R 2 I 2 jx 2 R 1 2 ( 1) - Gambar Rangkaian ekivalen per-faa motor induki tanpa rugi inti 2.7 Analii Rangkaian ekivalen Semua karakteritik kinerja motor induki tiga faa dapat ditentukan dari rangkaian ekivalennya. Dalam menganalii rangkaian ekivalen ebuah tranformator, bagian parallel dari rangkaian yang terdiri dari R e dan X Ø dapat diabaikan atau menggeer bagian parallel terebut ke arah terminal primer. Namun cara ini tidak diijinkan dalam menganalii rangkaian ekivalen motor induki. Hal ini dikarenakan kenyataan bahwa aru penguatan pada tranformator berkiar antara 2% ampai 6% dari aru beban penuh dan juga reaktani bocor primer per unitnya juga angat kecil. Sedangkan pada motor induki, aru penguatan berkiar antara 30% ampai 50% dari 20

16 aru beban penuh dan juga reaktani bocor primer per unit cukup bear. Oleh ebab itu, apabila komponen parallel rangkaian ekivalen motor induki diabaikan maka akan terdapat kealahan yang bear dalam hal perhitungan daya dan tori motor induki. R1 jx 1 I 1 jx m V 1 m 1 I E jx 2 I 2 R 2 - Gambar Rangkaian ekivalen motor induki Dari gambar rangkaian ekivalen diata, aru tator dan rotor juga impedani dapat ditentukan eperti berikut. (2.15) = (2.16) (2.17) Dari nilai aru tator dan rotor di ata maka daya celah udara dan tori internal per faa dapat ditentukan. Daya celah udara adalah daya yang ditranfer dari tator ke rotor epanjang celah udara. Daya celah udara P g dapat ditulikan eperti berikut. 21

17 (2.18) P g = rugi ohmic rotor daya mekanik internal yang dibangkitkan di rotor (P m ) P g = P g (1-) P g Sedangkan tori internal yang dibangkitkan per faa adalah : (2.19) = (2.20) (2.21) 2.8 Penentuan Parameter Rangkaian Ekivalen Motor Induki Parameter rangkaian ekivalen motor induki dapat ditentukan dari percobaan beban nol, percobaan rotor tertahan (blocked rotor), dan percobaan tahanan dc belitan tator. Salah atu tujuan penentuan parameter motor induki adalah untuk menguji kebenaran data data yang ada pada name plate motor induki terebut. (a). Percobaan beban nol. Tujuan percobaan beban nol adalah untuk memperoleh nilai rugi inti, rugi rotaional dan menentukan parameter X m. Pada percobaan ini, motor induki dioperaikan memeikul beban nol pada rating tegangan dan frekueninya. Bear tegangan yang diuplai pada belitan tator per faa adalah Vn1, aru input I n1, dan daya input P n1. Nilai ini dapat dilihat pada alat ukur pada aat melakukan percobaan beban nol. 22

18 Kecepatan rotor motor induki pada aat memikul beban nol mendekati atau hampir ama bear dengan kecepatan inkronnya. Oleh ebab itu, lip ( nl ) motor induki pada aat beban nol adalah angat kecil atau mendekati nol, ehingga nilai angat bear bila dibandingkan dengan X Ø. pada keadaan ini aru yang mengalir ke rotor angat kecil. Dari pernyataan di ata, rangkaian ekivalen motor induki pada aat memikul beban nol adalah ebagai berikut. R 1 In jx 1 Vn jx m Gambar 2.13 rangkaian ekivalen motor induki beban nol Dari gambar 2.12 di ata, reaktani beban nol X nl dilihat dari terminal tator adalah : X nl = X 1 X m (2.22) Impedani tator beban nol dapat ditentukan dari pembacaan alat ukur pada aat percabaan beban nol. (2.23) Dan tahanan tator beban nol adalah : (2.24) Maka, 23

19 (2.25) Sedangkan rugi rugi putaran P R biaanya dapat dianggap kontan dan dapat ditentukan dari peramaan berikut : (2.26) m adalah jumlah faa tator dan r 1 adalah tahanan tator per faanya. (b). Percobaan rotor tertahan. Tujuan percobaan rotor tertahan adalah untuk menentukan nilai impedani bocor. Pada percobaan ini poro rotor dipaka untuk tidak berputar dimana terminal tator terhubung umber tegangan eimbang euai ratingnya. Nilai tegangan per faa V br, aru maukan I br, dan daya maukan P br didapat dengan melihat alat ukur pada aat melakukan percobaan rotor tertahan. Rangkaian ekivalen motor induki pada percobaan rotor tertahan adalah ebagai berikut : R1 jx1 jx 2 Ibr 2 Vbr jxm r - Gambar 2.14 rangkaian ekivalen motor induki rotor tertahan Dari pembacaan alat ukur pada aat percobaan, dapat ditentukan parameter motor induki ebagai berikut : Impedani rotor tertahan, (2.27) 24

20 Dan tahanan rotor tertahan, (2.28) Reaktani rotor tertahan, (2.29) (c). Percobaan DC. Percobaan dc dilakukan untuk memperoleh nilai R 1 yaitu dengan menghubungkan umber tegangan dc (V dc ) pada dua terminal input kemudian aru dc nya diukur. Pada kondii ini aru tidak mengali pada rotor karena tidak ada aru yang terinduki pada rotor. Gambar 2.15 Rangkaian percobaan dc diperoleh: Kemudian dari pembacaan alat ukur elama melakukan percobaan dapat (2.30) 25

21 2.9 Aliran Daya dan Efiieni Motor Induki Aliran Daya Pada motor induki, tidak ada umber litrik yang langung terhubung ke rotor, ehingga daya yang melewati celah udara ama dengan daya yang diinputkan ke rotor. Daya total yang dimaukkan pada kumparan tator (P in ) dirumukan dengan P in = 3V 1I1 coθ ( Watt ) dimana : (2.31) V 1 = tegangan umber perfaa (Volt) I 1 = aru maukan perfaa (Ampere) θ = udut phaa antara aru maukan dengan tegangan umber. Daya litrik yang diinputkan pada terminal tator kemudian diubah menjadi daya mekanik pada poro rotor. Namun elama proe konveri energy litrik menjadi energy gerak terdapat berbagai rugi rugi yang terjadi pada belitan, inti magnet, dan lain lain. Rugi rugi terebut antara lain : 1. Rugi rugi tetap, terdiri dari : a) Rugi inti tator, (watt) b) Rugi geek dan angin. 2. Rugi rugi variable, terdiri dari : a) Rugi tembaga tator (P t ), (watt) b) Rugi tembaga rotor (P tr ), (watt) 26

22 Apabila daya yang diuplai pada terminal tator dikurangi dengan rugi rugi tembaga dan rugi rugi inti, maka akan diperoleh bear daya litrik yang diubah menjadi daya mekanik pada poro rotor. P mek = P in P i P t P tr (watt) Gambar berikut menunjukkan aliran daya pada motor induki tiga faa. Gambar 2.16 Aliran daya motor induki Efiieni Efiieni motor induki adalah ukuran keefektifan motor induki untuk mengubah energi litrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan ebagai perbandingan antara daya keluaran dan daya maukan. yang dapat dirumukan eperti berikut : η p out in loe = = = 1 p in p p p in p loe p in (2.32) Bila dinyatakan dalam peren, maka : η = p p out in 100% (2.33) 27

23 Dari peramaan terlihat bahwa efiieni motor bergantung pada bear rugi-ruginya. Rugi-rugi pada peramaan terebut adalah penjumlahan keeluruhan komponen rugirugi yang dibaha pada ub bab ebelumnya, yaitu : P loe = P t P tr P i P a&g Dimana : P t = Rugi tembaga tator P tr = Rugi tembaga rotor P i = Rugi inti tator P a&g = Rugi geek dan angin Pada motor induki pengukuran efiieni motor induki ini dapat dilakukan dengan beberapa cara eperti: - Mengukur daya litrik maukan dan daya mekanik keluaran. - Mengukur eluruh rugi-rugi dan daya maukan. 28

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA. Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1. Umum Secara umum, motor litrik berfungi untuk mengubah energi litrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Di dalam motor DC, energi litrik diambil langung

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma

Lebih terperinci

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 009 ISSN 978-076 ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI SUYAMTO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Naional Jl. Babarari Kotak Po 60 YKBB

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф ) FSKA KELAS X PA - KURKULUM GABUNGAN 08 Sei NGAN NDUKS ELEKTROMAGNETK nduki elektromagnetik adalah gejala terjadinya GGL induki ada enghantar karena erubahan fluk magnetik yang melingkuinya. A. FLUKS MAGNETK

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN 141-037 ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III. Motor Induksi 3-Fase

BAB III. Motor Induksi 3-Fase BAB III. Motor Induki 3-Fae Umum. Motor-motor induki 3-ae banyak digunakan ecara lua di Indutri. Seungguhnya motor-motor terebut mempunyai kecepatan putar yang etabil baik berbeban maupun tanpa beban.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR PENGAUH PEUBAHAN FEKUENS DALAM SSTEM PENGENDALAN KECEPATAN MOTO NDUKS 3-FASA TEHADAP EFSENS DAN AUS KUMPAAN MOTO Oleh : Zuriman Anthony, ST., MT* *) Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknologi ndutri

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper Harrij Mukti, Penggunaan Modified Slip Energy Recovery Drive (Merd) Pada Sitem Pengaturan Kecepatan Motor Induki Rotor Belitan PENGGUNAAN MODIFIED SLIP ENERGY RECOVERY DRIVE () PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik. Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai engautan Konvenional Motor nduki Tiga Faa Rotor Sangkar Tupai Yunan Badruzzaman Juruan Teknik Elektro, oliteknik Negeri Semarang E-mail : yunan.badruzzaman@gmail.com Abtrak enggunaan motor induki tiga

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan POTNSOMT Metode poteniometer adalah uatu metode yang membandingkan dalam keadaan etimbang dari uatu rangkaian jembatan Pengukuran tahanan S t t G angkah kerja :. Atur heotat ehingga aru tetap, ehingga

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa ANALSA PENGARUH SATU FASA STATOR TERBUKA TERHADAP TORS DAN KECEPATAN MOTOR NDUKS TGA FASA (Aplikai pada Laoratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Fauzi, A. Rachman Haiuan Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi 13 Motor listrik yang paling umum digunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

9/10/2015. Motor Induksi

9/10/2015. Motor Induksi 9/10/015 Motor induksi disebut juga motor tak serempak Motor Induksi Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa Lab. istem Tenaga Lab. istem Tenaga Keuntungan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan putar pada stator, dengan kata lain putaran rotor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi 1 Secara umum motor listrik berfungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Pada motor DC energi listrik diambil langsung

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Pada umumnya motor induksi tiga fasa merupakan motor bolak-balik yang paling luas digunakan dan berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis berupa tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) O L E H EKO PRASETYO NIM : 0404007

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN LKTROMAGNTIKA I Modul 7 GLOMBANG DATAR PADA BAAN 1 LKTROMAGNTIKA I Materi : 7.1 Pendahuluan 7. Review Gel Datar Serbaama di udara 7.3 Gelombang Datar Serbaama di dielektrik 7.4 Gelombang Datar Serbaama

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 Umum Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik arus bolak-balik yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Dinamakan motor induksi karena pada kenyataannya

Lebih terperinci

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik melalui medium medan magnet. Bagian utama generator terdiri dari stator dan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI

BAB II MOTOR INDUKSI BAB II MOTOR INDUKSI 2.1 Umum Motor-motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari, terutama

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC Makalah Seminar Tuga Akhir SATIYONO MARSUKAT PUTRO LF300553 Juruan Teknik Elektro Fakulta teknik Univerita Diponegoro Semarang 003 ABSTRAK Implementai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V) Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak

Lebih terperinci