SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT
|
|
- Utami Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang rahayujunik@yahoo.com ABSTRAK Alan Turing (95) mengemukakan bahwa sistem interaksi bahan kimia ipengaruhi oleh ifusi yang tiak stabil yang kemuian berkembang menjai pola spasial. Hasil ari penelitian ini isebut engan moel reaksi-ifusi (Turing). Paa umumnya moel ifusi mempunyai ifusifitas berupa konstanta. Barras kk. (006) mengganti mekanisme Murray (003) alam menganalisis moel ini, sehingga terbentuklah moel engan rasio pertumbuhan omain yang tumbuh secara eksponensial sebagai ifusifitasnya. Hal inilah yang membuat moel ini lebih menarik ibaningkan engan moel ifusi yang lain. Berbagai moel matematika ipastikan mempunyai solusi, begitu juga engan moel ini. Paper ini membahas penyelesaian numerik paa contoh moel. Digunakan metoe bea hingga implisit sebagai metoe asar menyelesaikan moel. Dalam moel terapat ua konsentrasi yang bereaksi untuk mencapai suatu kesetimbangan. Dari konsentrasi ini akan iperiksa keterikatan paa pertumbuhan omain engan aanya inamika gangguan kecil serta pengaruh pertumbuhan omain terhaap penyelesaian numerik moel. Dari penyelesaian numerik iperoleh bahwa pertumbuhan omain mempengaruhi ua konsentrasi alam moel an penyelesaian numerik. Kata kunci: Metoe Bea Hingga Implisit, Moel Reaksi-Difusi (Turing), Pertumbuhan Domain. ABSTRACT Alan Turing (95) telling that chemicals interaction system influence by unstable iffusion which later;then roun into pattern of spasial. Result of from this research is referre as with of reaction-iffusion (Turing) moel s. In general iffusion moel s have coeficient iffuson in the form of constanta. Barras et. al (006) changing mechanism of Murray (003) in analysing this moel, is so that forme by moel with omain growth ratio which grow by eksponensial as its. This matter make this moel more is interesting compare to other iffusion moel. Various mathematics moel ascertaine to have solution, so also with this moel. This Paper stuy the solving of numeric at moel of example.use by ifferent metho till implisit as basic metho finish moel. In moel there are two concentration reacting to reach an is balance. Than this concentration will be checke by bining at omain growth with existence of small trouble ynamics an also influence of omain growth to solving of moel numerik. From solving of numeric obtaine that omain growth influence two concentration in moel an numerical solution. Keywors: Reaction-Diffusion (Turing) Moel s, Finite ifference methos, Implicit Scheme,Domain Growth Rate. PENDAHULUAN Alan Turing (95) mengemukakan bahwa sistem interaksi bahan kimia ipengaruhi oleh ifusi yang tiak stabil yang kemuian berkembang menjai pola spasial. Dalam era integrasi biologi, moel hasil penelitian Alan Turing merupakan salah satu contoh pertama bagaimana mengintegrasikan proses seerhana yang apat memberikan hasil yang kompleks, alam hal ini, kombinasi ari proses penyetabilan yang menghasilkan sistem yang tiak stabil. Paa moel tersebut, iasumsikan bahwa sel tiak bergerak tetapi hanya menanggapi pembeaan isyarat kimia. Hasil ari penelitian ini isebut engan moel reaksi-ifusi (Turing). Barras kk (006) mengganti mekanisme moel Murray (003) alam menganalisis moel ini engan omain pertumbuhan menggunakan kinetika Schnakenberg, yang timbul ari suatu penerapan hukum aksi massa untuk skema trimolecular. Menurut Barras kk (006) moel teriri ari persamaan iferensial parsial an persamaan iferensial biasa, sehingga membentuk sistem. Dalam jurnalnya Barras kk (006) mengungkap bahwa proses transisi alam
2 Solusi Numerik Moel Reaksi-Difusi (Turing) engan Metoe Bea Hingga Implisit moel mencapai puncak iorong oleh pertumbuhan omain sehingga menghasilkan urutan pola. Moel matematis yang kompleks seperti moel ini, sukar menapatkan solusinya engan solusi analitis. Walaupun metoe numerik alam pencarian solusi ari suatu sistem juga jarang igunakan akhir-akhir ini, akan tetapi metoe ini merupakan alternatif alam menyelesaikan persoalan matematik. Metoe ini apat igunakan untuk menekati solusi secara eksak. Salah satu metoe numerik untuk menyelesaikan persamaan iferensial parsial seperti moel ini aalah metoe bea hingga. Dalam metoe bea hingga terapat bermacam skema, salah satunya skema implisit yang stabil tanpa syarat. KAJIAN TEORI A. Analisis Persamaan Diferensial Parsial Paa Moel Reaksi-Difusi (Turing) Suatu persamaan yang i alamnya terapat turunan parsial an terapat ua atau lebih variabel bebas maka persamaan tersebut isebut persamaan iferensial parsial (partial ifferential equation/pe) (Ayres, 99). Bentuk umum persamaan iferensial parsial linear ore alam variabel bebas aalah: Af xx + Bf xy + Cf yy + Df x + Ef y + Ff = G Menurut Sasongko (00) persamaan i atas apat inyatakan sebagai konisi-konisi berikut:. Apabila koefisien A, B, C, D, E, F, G aalah konstanta atau fungsi yang teriri ari variabel bebas saja, maka persamaan tersebut isebut linier.. Apabila koefisien A, B, C, D, E, F, G aalah fungsi ari variabel tak bebas an atau merupakan turunan engan ore yang lebih renah aripaa persamaan iferensialnya u u,, maka persamaan tersebut isebut x t kuasilinier. 3. Apabila koefisien A, B, C, D, E, F, G aalah fungsi engan ore turunan yang sama engan ore persamaan iferensialnya u u u,,, x t xt maka persamaan tersebut isebut persamaan non-linier. Tipe ari persamaan iferensial ore ua itentukan oleh eterminan (D) jika: a. b. c. D B AC 4 0, maka bertipe Eliptik. D B AC 4 0, maka bertipe Parabolik. D B AC 4 0, maka bertipe Hiperbolik. Moel Turing menurut Barras kk (006) berbentuk: u u a uv u t L x v v b uv v v t L x L L t Dengan mengganti persamaan L = ρl menjai persamaan iferensial biasa, iasumsikan L(0) =, maka moel menjai bentuk berikut: Lt () ut u xx a uv u Lt ( ) t vt v xx b uv v v L( t) e t Dari erinisi yang telah iuraikan i atas, maka moel apat iklasifikasikan menjai persamaan iferensial parsial kuasilinier ore ua tipe Parabolik. Solusi moel aalah fungsi u( x, t ) an v( x, t ) yang memenuhi persamaan i atas. Solusi tersebut merupakan solusi umum, sehingga iperlukan subtitusi konisi batas an konisi awal agar iapatkan solusi khusus. Konisi batas yang igunakan paa moel aalah Dirichlet Bounary Conitions. Untuk interval 0 t 0.00 an 0x. Nilai batas u(0, t) ; u(0, 0.00) ; v(0, t) an v(0,0.00) untuk semua t. Seangkan konisi awal yang igunakan untuk moel aalah Lt () yang irumuskan sebagai berikut: u(x, 0) = v(x, 0) = L(t) = e ρt () Persamaan tersebut akan igunakan untuk membuat iterasi numerik paa pembahasan. B. Analisis Moel Reaksi-Difusi (Turing) Pemoelan Matematika mengenai moel reaksi-ifusi ikemukakan oleh Alan Turing (95) yang mengientifikasi perkembangan embrio menjai ewasa. Dalam penelitiannya Alan Turing mengasumsikan bahwa sistem interaksi bahan kimia ipengaruhi oleh ifusi yang tiak stabil yang kemuian berkembang menjai pola spasial. Barras kk (006) mengganti mekanisme moel Murray (003) alam menganalisis moel Jurnal CAUCHY ISSN:
3 Junik Rahayu, Usman Pagalay, an Ari Kusumastuti engan omain pertumbuhan menggunakan kinetika Schnakenberg, yang timbul ari suatu penerapan hukum aksi massa untuk skema trimolecular, sehingga terbentuklah moel. Paa moel iasumsikan proses ifusi alam kasus pertumbuhan omain yang tumbuh secara eksponensial. Selanjutnya Brownian motion untuk persamaan u t = L(t) xx + a uv ρu apat ituliskan sebagai, u t L(t) u xx a + uv + ρu = 0 () Menurut Zauerer (998:-5), untuk u x, t i atas, menyelesaikan persamaan igunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:. Ekspektasi ari variabel acak x atau isebut juga sebagai lokasi perpinahan partikel alam gelombang yang iefinisikan: E(x) = x = (p q)δ engan C aalah kecepatan ifusi, an alam masalah ini kecepatan ifusi ianggap sama engan nol.. Varian ari suatu variabel acak x atau isebut juga engan besarnya perpinahan yang terjai ari suatu proses ifusi, iefinisikan sebagai berikut: V(x) = 4pδ engan D aalah konstanta atau koefisien ifusi yang alam hal ini iasumsikan besarnya sama engan /L(t). 3. Asumsi asar ifusi yang igunakan aalah u x, t yang merupakan istribusi peluang. Dimana istribusi peluang ari suatu partikel paa langkah x an paa waktu yang ke t sama engan peluang ketika beraa paa titik x paa waktu t ikalikan engan peluang perpinahan partikel ke arah kanan (p) paa suatu langkah itambah engan peluang partikel paa saat beraa i titik x paa waktu t ikalikan engan probabilitas perpinahan ke arah kiri (q) paa suatu langkah, imana pq, yang apat ituliskan alam bentuk berikut: u(x, t + τ) = pu(x δ, t) + qu(x + δ, t) (3) imana merupakan partisi waktu. 4. p aalah peluang perpinahan partikel ke arah kanan, seangkan q aalah peluang perpinahan partikel ke arah kiri, imana p, q R. Untuk menyelesaikan brownian motion u x, t i atas, igunakan eret Taylor persamaan sebagai berikut: a. Untuk u(x, t + τ) = u(x, t) + τu t (x, t). b. Untuk u(x δ, t) = u(x, t) δu x (x, t) + δ u xx (x, t). c. Untuk u(x + δ, t) = u(x, t) + δu x (x, t) + δ u xx (x, t) seangkan untuk persamaan v t = v L(t) xx + b + uv v ρv apat itulis sebagai: v t L(t) v xx b uv + v + ρv = 0. Menurut Zauerer (998:-5), untuk v x, t i atas, menyelesaikan persamaan igunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:. Ekspektasi ari variabel acak x atau isebut juga sebagai lokasi perpinahan partikel alam gelombang yang iefinisikan: E x x p q, engan C aalah kecepatan ifusi, an alam masalah ini kecepatan ifusi ianggap sama engan nol.. Varian ari suatu variabel acak x atau isebut juga engan besarnya perpinahan yang terjai ari suatu proses ifusi, iefinisikan sebagai berikut: V x 4 p, engan D aalah konstanta atau koefisien ifusi yang alam hal ini iasumsikan besarnya sama engan /L(t). 3. Asumsi asar ifusi yang igunakan aalah v x, t yang merupakan istribusi peluang. Dimana istribusi peluang ari suatu partikel paa langkah x an paa waktu yang ke t sama engan peluang ketika beraa paa titik x paa waktu t ikalikan engan peluang perpinahan partikel ke arah kanan p paa suatu langkah itambah engan peluang partikel paa saat beraa i titik x paa waktu t ikalikan engan q probabilitas perpinahan ke arah kiri paa suatu langkah, imana p + q =, yang apat ituliskan alam bentuk berikut: v(x, t + τ) = pv(x δ, t) + qv(x + δ, t) (4) imana merupakan partisi waktu. 4. p aalah peluang perpinahan partikel ke arah kanan, seangkan q aalah peluang 0 Volume 3 No. November 03
4 Solusi Numerik Moel Reaksi-Difusi (Turing) engan Metoe Bea Hingga Implisit perpinahan partikel ke arah kiri, imana p, q R. Untuk menyelesaikan brownian motion persamaan v x, t i atas, igunakan eret Taylor sebagai berikut: a. Untuk v(x, t + τ) = v(x, t) + τv t (x, t). b. Untuk v(x δ, t) = v(x, t) δu x (x, t) + δ v xx (x, t). c. Untuk v(x + δ, t) = u(x, t) + δv x (x, t) + δ v xx (x, t). Nilai parameter, konisi awal an konisi batas mengacu paa keterangan Barras kk (006) engan merupakan rasio omain pertumbuhan, u an v aalah ilution effect, energi kinetik a an b 0. an koefisien ifusi Beberapa nilai yang sesuai engan keterangan Barras kk (006) yaitu 0.00, 0.05 an 0.0. PEMBAHASAN A. Metoe Bea Hingga Skema Implisit Moel Reaksi-Difusi (Turing) Berikut merupakan moel reaksi-ifusi (Turing): u t = L(t) u xx + a uv ρu v t = L(t) v xx + b + uv v ρv { L(t) = e ρt paa persamaan u t = L(t) u xx + a uv ρu, maka apat inyatakan bentuk iskritnya sebagai berikut: αu n+ i + ( + α)u n+ n+ i αu i+ = u n i + Δt(a u n i (v n i ) n ρu i Δt engan α = L(t) Δx. Aapun stensilnya apat igambarkan sebagai berikut: C. Metoe Bea Hingga Skema Implisit untuk Moel Reaksi-Difusi (Turing) Dibentuk skema bea hingga untuk turunan parsial fungsi u an v yang teriri ari ua variabel bebas x an t. Berikut merupakan eret Taylor:(Causaon an Mingham, 00) x u( x0 x, t) u( x0, t) uxx( x0, t)...! n x (, ) n u x, n 0 t O x n! (5) Dalam skema implisit, untuk menghitung variabel i suatu titik perlu ibuat suatu sistem persamaan yang menganung variabel i titik tersebut an titik-titik sekitarnya paa waktu yang sama (Triatmojo, 00). Berikut merupakan langkah iterasi paa skema implisit: Gambar. Stensil untuk Persamaan u x, t Selanjutnya paa persamaan vt v, xx b uv v v maka apat inyatakan Lt () bentuk iskritnya sebagai berikut: n n n n n n n n i i i i i i i i v v v v t( b u v v v ). engan t L() t x. Stensilnya apat i lihat paa gambar 3 berikut ini. Gambar. Gambar Skema Implisit Gambar skema i atas igunakan untuk menghitung turunan petama an keua moel reaksi-ifusi (Turing). Gambar 3. Stensil untuk Persamaan v x, t Jaringan titik hitung bea hingga implisit untuk moel paa aerah x 0 x R an t 0 Jurnal CAUCHY ISSN:
5 Junik Rahayu, Usman Pagalay, an Ari Kusumastuti t T aalah sebagai berikut apat ilihat paa gambar 4. Setelah iapatkan nilai awal an nilai batas, iterasi ilakukan paa hasil iskritisasi sesuai jaringan titik hitung paa Gambar 5. Gambar 4. Jaringan Titik Hitung Bea Hingga Implisit untuk Moel. Digunakan konisi awal sebagai berikut: u(x, 0) = + bilangan ranom v(x, 0) = + bilangan ranom Setelah iapatkan nilai awal an nilai batas, iterasi ilakukan paa hasil iskritisasi engan sesuai jaringan titik hitung paa Gambar 4. B. Penyelesaian Numerik Moel Reaksi- Difusi (Turing) Diselesaikan contoh moel reaksi-ifusi (Turing) paa aerah batas 0 < x < an 0 < t < 0.00, rasio pertumbuhan omain ρ = 0.00, energi kinetik a = an a = 0. serta rasio koefisien ifusi = 0.06 sehingga moel apat ituliskan sebagai berikut: u t = L(t) u xx + uv 0.00u v t = 0.06 L(t) v xx uv v 0.00v { L(t) = e αt (6) Dipilih nilai Δt = an Δx = 0.0. Selanjutnya ilakukan iterasi engan konisi batas sebagai berikut: u(x 0, t) = u(0, t) =, u(r, t) = u(, t) = v(x 0, t) = v(0, t) =, v(r, t) = v(, t) = sehingga iperoleh: u i n =, n = 0,,,,00, i = 0,,,,00 v i n =, n = 0,,,,00, i = 0,,,,00 Langkah berikutnya yaitu ilakukan iterasi konisi awal sebagai berikut: u i n = f(t i ) = + bilangan ranom, n = 0, i =,,,99. v i n = g(t i ) = + bilangan ranom, n = 0, i =,,,99. Gambar 5. Jaringan Titik Hitung Skema Bea Hingga Implisit untuk Moel engan Parameter x an t Gambar 6. Grafik Solusi Numerik untuk u(x, t) terhaap engan ρ = x 0-3 Gambar 7. Grafik Solusi Numerik untuk u(x, t) terhaap waktu (t) engan ρ = x 0-3 Gambar 8. Grafik Solusi Numerik untuk v(x, t) terhaap engan ρ = Volume 3 No. November 03
6 Solusi Numerik Moel Reaksi-Difusi (Turing) engan Metoe Bea Hingga Implisit x 0-3 Gambar 9. Grafik Solusi Numerik untuk v(x, t) terhaap engan ρ = Gambar 3. Grafik Solusi Numerik untuk v(x, t) terhaap engan ρ = x Gambar 0. Grafik Solusi Numerik untuk u(x, t) terhaap engan ρ = Gambar. Grafik Solusi Numerik untuk u(x, t) terhaap engan ρ = Gambar 4. Grafik Solusi Numerik untuk u(x, t) terhaap engan ρ = Gambar 5. Grafik Solusi Numerik untuk u(x, t) terhaap engan ρ = Gambar. Grafik Solusi Numerik untuk v(x, t) terhaap engan ρ = x 0-3 Gambar 6. Grafik Solusi Numerik untuk v(x, t) terhaap engan ρ = 0.0. Jurnal CAUCHY ISSN:
7 Junik Rahayu, Usman Pagalay, an Ari Kusumastuti Gambar 7. Grafik Solusi Numerik untuk v(x, t) terhaap engan ρ = 0.0. C. Interpretasi Penyelesaian Numerik Moel Reaksi-Difusi (Turing) Konisi batas yang igunakan alam bahasan ini aalah 0, 0,, u R t u t, 0,, vr t v t u x t u t v x t v t 0,,.,,. hal tersebut iinterpretasi bahwa x 0 an R merupakan batas omain yang iselesaikan x an R iabaikan. sehingga efek ilusi sebelum 0 Nilai batas apat imaknai bahwa energi kinetik non-imensional paa titik x0 0 sebesar an nilai batas apat imaknai bahwa energi kinetik non-imensional paa titik x n = R sebesar paa masing-masing konsentrasi untuk semua waktu t. Dengan aanya konisi batas yang iberikan, maka apat memberikan batasan aerah yang akan iselesaikan. Parameter-parameter yang igunakan i alam moel yaitu merupakan rasio pertumbuhan omain, u an v aalah ilution effect, energi kinetik paa a b 0. an koefisien ifusi Konisi awal yang igunakan alam pembahasan contoh moel aalah sebagai berikut: n u f ( t ) 0,9 bilanganranom, n 0, i,,...,99 i i n v g( t ) bilangan ranom, n 0, i,,...,99 i x 0-3 i Konisi tersebut apat imaknai bahwa energi kinetik non-imensional paa titik x 0 paa waktu t i untuk masing-masing konsentrasi ipengaruhi oleh aanya penambahan bilangan ranom i belakang suatu konstanta. Dengan membaningkan Gambar,, 3, 4, 5 an 6 apat iketahui bahwa nilai mempengaruhi perubahan konsentrasi u( x, t) an v( x, t). Sehingga apat isimpulkan nilai mempengaruhi penyelesaian numerik paa moel reaksi-ifusi (Turing). PENUTUP Berasarkan pembahasan, apat iperoleh bahwa untuk menyelesaikan moel engan menttransformasikan alam bentuk skema bea hingga implisit menggunakan bea maju untuk turunan pertama terhaap waktu an bea simetrik untuk tururnan keua terhaap ruang, sehingga iperoleh bentuk iskrit moel reaksiifusi (Turing) sebagai berikut: u u u u t( a u v u ) n n n n n n n i i i i i i i v v v v t( b u v v v ). n n n n n n n n i i i i i i i i Selanjutnya ilakukan iterasi engan parameter, konisi batas an konisi awal paa aerah batas yang telah itentukan paa hasil iskritisasi i atas. Untuk menghitung solusi numerik igunakan program yang tertera paa Lampiran. Berasar hasil perhitungan iperoleh solusi numerik untuk moel reaksi-ifusi (Turing) berupa matriks ukuran 0x0. Simulasi Gambar, menunjukkan rasio omain pertumbuhan ( ) mempengaruhi ua konsentrasi paa proses ifusi serta mempengaruhi penyelesaian numerik moel. Peneliti lain iharapkan apat mengembangkan penelitian ini alam kasus ua imensi ataupun engan menurunkan moel yang berupa persamaan iferensial parsial menjai persamaan iferensial biasa sehingga apat ibaningkan hasilnya engan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [] Ayres, F. 99. Persamaan Diferensial. Jakarta: Erlangga. [] Causon, D.M an Mingham, C.G Introuctory Finite Difference Methos for PDEs. Unite Kingom: Ventus Publishing Aps. [3] Barras, I., Crampin E. J., an Maini P. K Moe Transitions in a Moel Reaction- Diffusion System Driven by Domain Growth an noise. Bulletin of Mathematical Biology (006) 68: [4] Murray, J.D Mathematical Biology 3r eition in volumes: Spatial Moels an Biomeical Applications. New York: Springer. [5] Sasongko, S. B. 00. Metoe Numerik engan Scilab. Yogyakarta: C.V Ani Offset. 4 Volume 3 No. November 03
8 Solusi Numerik Moel Reaksi-Difusi (Turing) engan Metoe Bea Hingga Implisit [6] Triatmojo, B. 00. Metoe Numerik. Yogyakarta: Beta Offset. [7] Turing, A.M The chemical basis of morphogenesis. Lonon: Phil. Trans. R. Soc. [8] Zauerer, E Partial Differential Equations of Applie Mathematics, Secon Eition. New York: John Wiley. Jurnal CAUCHY ISSN:
BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH
BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH
Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian
METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro
Lebih terperinciMursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *
Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni
Lebih terperinci, serta notasi turunan total ρ
LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa
Lebih terperinciVIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.
Lebih terperinciAx b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan
SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan
Lebih terperinciSolusi Tutorial 6 Matematika 1A
Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI
IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi
Lebih terperinciANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI
ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa
Lebih terperinciSuatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',
Lebih terperinciPENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT
PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n
MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem
Lebih terperinciJUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL
Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan
Lebih terperinciSUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH
SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH JAHARUDDIN Departemen Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Raya
Lebih terperinciANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT
ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an
Lebih terperinciF = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.
Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)
TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS
SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,
Lebih terperinciPERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU
PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan
Lebih terperinciPROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak
PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciRelasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr
Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,
Lebih terperinciKombinasi Gaya Tekan dan Lentur
Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. II.1 Saham
BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength
Lebih terperinciMETODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER
METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan
Lebih terperincidan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.
E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC
BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama
Lebih terperinciRespon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,
Lebih terperinciMetode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial
Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Ikhsan Maulidi Jurusan Matematika,Universitas Syiah Kuala, ikhsanmaulidi@rocketmail.com Abstract Artikel ini membahas tentang salah satu
Lebih terperinciANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN
ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Inri Warani AS 1, Djamuin 2, Hasbi Bakri 1 * 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Diferensiasi
Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan
Lebih terperinciPENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES
PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik
Lebih terperinciGROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN
M-10 GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN Susilo Hariyanto Departemen Matematika Fakultas Sains an Matematika Universitas Diponegoro Semarang sus2_hariyanto@yahoo.co.i
Lebih terperinciBAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA
BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :
Lebih terperinciTeknik Koreksi Posisi dan Bentuk Objek Citra dalam Basis Waktu-Bilangan Gelombang
JNTETI, Vol. 5, No., Mei 06 0 Teknik Koreksi Posisi an Bentuk Objek Citra alam Basis Waktu-Bilangan Gelombang Is Marianto Abstract In the case of raar imagery, the image is the result of convolution between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika asar II merupakan matakuliah lanjutan ari matematika asar I yang telah ipelajari paa semester sebelumnya. Matematika asar II juga merupakan matakuliah pengantar
Lebih terperinciBAB VI. FUNGSI TRANSENDEN
BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan
Lebih terperinciArus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.
Lebih terperinciBagian 3 Differensiasi
Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep
Lebih terperinciMetode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial
Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,
Lebih terperinciBAB III KONTROL PADA STRUKTUR
BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 2, 57-64, Agustus 2002, ISSN :
JURN MTEMTIK N KOMPUTER Vol 5 No, 57-64, gustus, ISSN : 141-8518 FORMUSI VRISION N PENYEESIN RI MSH SYRT BTS RI PERSMN ORER U Sutrima Jurusan Matematika FMIP UNS bstract The urose of this research is to
Lebih terperinciESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA
Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi
16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan
Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)
ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) Amin Tohari Universitas Nusantara PGRI Keiri, amin.tohari@unpkeiri.ac.i Abstrak Perkembangan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER
Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciJurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201
akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )
Lebih terperinciPERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan
Lebih terperinciPenentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro
Lebih terperinciBESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU
BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port
Lebih terperinci( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c
Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain
Lebih terperinciGangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik
166 Slamet Syamsuin /Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Slamet Syamsuin Pusat Sains Antarksa LAPAN Jl. Dr. Junjunan
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI SEL
BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung
Lebih terperinciKENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang
KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL Dita Anies Munawwaroh Sutrisno Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soearto SH Tembalang Semarang itaaniesm@gmailcom
Lebih terperincimatriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris
Kolom 1. Pengertian Matriks matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Dalam kehiupan sehari-hari an alam matematika, berbagai keterangan seringkali isajikan alam bentuk matriks. Contoh 1: Hasil pertaningan grup I
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan
Lebih terperinciPEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2
PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah
Lebih terperinciPraktikum Total Quality Management
Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau
Lebih terperinciPENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA
Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL
Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka
Lebih terperinciPEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat
Lebih terperinci=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===
TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi
Lebih terperinciIV. ANALISA RANCANGAN
IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru
Lebih terperinciFUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA
FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA. Penekatan Kalkulus: menefinisikan fungsi logaritma natural sebagai integral Panang sebuah fungsi yang iefinisikan engan menggunakan integral: (.) L(x) = t t. Dari Teorema
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas
Lebih terperinciDESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)
DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Ole : Tegu Herlambang 206 00 046 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, MSi
Lebih terperinciMenentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(B) 13204 Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Siti Sailah Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Lereng
Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1
Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi
Lebih terperinciPenggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier
Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,
Lebih terperinciISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND
HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama
Lebih terperinciANALISA RESPON PENGENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER
Mikrotiga, Vol, No. Januari 04 ISSN : 355 0457 6 ANALISA RESPON PENENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENENDALIAN EMPERAUR HEA EXCHANER Djulil Amri *, Bhakti Yuho Suprapto Jurusan eknik Elektro Universitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL
ELEKTONIK NLOG Pertemuan KKTEISTIK PENGUT OPESIONL Penguat perasinal (p-amp mrpk suatu penguat perlehan tinggi ikpellangsung engan umpan-balik yang itambahkan utk mengenalikan karakteristik tanggapan keseluruhan.
Lebih terperinciHukum Coulomb. a. Uraian Materi
Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciSolusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 320 Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Titis
Lebih terperinciPenerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan
Lebih terperinciPenggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai
Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com
Lebih terperinciSYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 63 7 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER SUCI FRATAMA SARI Program Stui Matematika,
Lebih terperinciANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang
Lebih terperinciMETODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK
METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer
Lebih terperinciDESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)
Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan an Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Mei 20 DESAIN PENGENDALIAN KEINGGIAN AIR DAN EMPERAUR UAP PADA SISEM SEAM DRUM BOILER DENGAN
Lebih terperinciMODEL SIKLUS BISNIS IS-LM DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDAAN
Jurnal Matematika Vol. 2 No. 1, Juni 2012. ISSN : 1693-1394 MODEL SIKLUS BISNIS IS-LM DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDAAN Ni Ketut Tari Tastrawati Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Uayana Kampus Bukit
Lebih terperinci