IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER"

Transkripsi

1 Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang ibutuhkan sistem untuk mencapai stabilitas sistem paa saat terjai perubahan aya engan membaningkan kenali PSS konvensional engan PIDPSS. Penerapan pengenali Proportional Integral Derivative (PID) untuk memperbaiki stabilitas inamik paa sistem SMIB apat memberikan unjuk kerja pereaman osilasi yang lebih baik jika ibaningkan engan pengenali PSS konvensional. Penelitian ilakukan alam tiga konisi yaitu konisi awal, gangguan kenaikan aya elektrik an gangguan penurunan aya elektrik terhaap overshoot an settling time perubahan tanggapan kecepatan rotor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penambahan PIDPSS paa SMIB memberikan hasil bahwa terjai penurunan overshoot tanggapan kecepatan rotor terhaap ketiga jenis pengujian yaitu 55,36 % paa pengujian konisi awal, 53,65 % paa pengujian gangguan kenaikan aya elektrik, an 5% paa pengujian gangguan penurunan aya elektrik. Seangkan paa paa settling time telah terjai penurunan settling time tanggapan kecepatan rotor terhaap ketiga jenis pengujian yaitu 46,9 % paa pengujian konisi awal, 49,48% paa pengujian gangguan kenaikan aya elektrik, an 3,56% paa pengujian gangguan penurunan aya elektrik. Kata kunci : PID, Kinerja, PSS Salah satu permasalahan yang muncul paa suatu sistem tenaga listrik aalah masalah stabilitas an inamika sistem terhaap aanya gangguan. Paa bekerjanya suatu generator engan baik, kecepatan mekanik ari rotor akan sama engan kecepatan berputarnya mean putar stator. Kesamaan kecepatan ini cenerung ipertahankan apabila terjai gangguan karena timbulnya kopel-kopel pensinkron paa generator (Elangovan, 985). Jika paa suatu generator yang tehubung paa jaring, yang menganung generator lain, putaran rotornya turun, maka suut ayanya akan berkurang. Gangguan yang terjai paa sistem tena ga listrik seperti paa generator apat menimbulkan osilasi terhaap parameter sistem seperti tegangan, frekuensi, an aya. Sementara itu, kebutuhan sistem menghenaki agar parameter-parameter tersebut bernilai tetap paa suatu titik operasi tertentu. Oleh karena itu, permasalahan alam stabilitas sistem tenaga aalah bagaimana agar osilasi yang terjai akibat gangguan tersebut apat secepat mungkin kembali stabil. Stui stabilitas yang tepat an kontinyu sangat iperlukan untuk menganalisis sistem supaya apat bekerja engan efektif. Untuk mempelajari stabilitas inamis yaitu stabilitas generator yang mengalami perubahan beban, maka igunakan pemoelan terhaap komponenkomponen seperti generator sinkron, saluran transmisi, an beban yang iturunkan ari persamaan-persamaan matematis yang mewakili perilaku inamika sistem. Penurunan persamaan-persamaan matematis yang mewakili perilaku inamika sistem apat ieskripsikan engan menggunakan persamaan iferensial linear an akibat yang terjai yang berupa osilasi frekuensi renah apat istabilkan kembali engan menambahkan sinyal kenali tambahan (Yu, 983). Penambahan sinyal kenali tersebut ilakukan engan menambahkan blok PSS (Power System Sujito aalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

2 TEKNO, Vol: 9, Februari 8, ISSN: Stabilizer) berupa blok washout an lea compensator engan masukan berupa perubahan kecepatan rotor, perubahan frekuensi atau perubahan akselerasi aya. Penalaan sinyal kenali tambahan secara konvensional ilakukan engan menghitung parameter PSS berasarkan ata sistem yang telah iketahui. Seiring engan berkembangnya an kemajuan penelitian i biang ilmu pengetahuan, untuk memperbaiki kompensator menahului kemuian igunakan kenali kompensator PID (Proportional Integral Derivative). Pengenali ini merupakan pengenali proses linear engan teori matematika yang lengkap an mampu merancang secara tepat an aman suatu kenali terprogram. Kelebihan kenali kompensator PID inilah yang akan i aplikasikan paa PSS sehingga apat iketahui peningkatan kineja PSS konvensional. Stabilitas sistem tenaga listrik Secara umum stabilitas sistem tenaga listrik apat iefinisikan sebagai kemampuan komponen-komponen paa sistem tenaga listrik alam memberikan keserempakan atau keseimbangan. Selama sistem alam operasi normal, komponen-komponen ari sistem tenaga listrik memberikan keseimbangan an saling mempengaruhi antara komponen yang satu engan komponen yang lain. Misalnya jika terjai gangguan atau perubahan secara menaak, komponen-komponen sistem tenaga listrik tiak apat seimbang. Dengan kata lain perbeaan konisi komponenkomponen sistem tenaga listrik tiak bisa mengembalikan paa konisi serempak. Berkaitan engan permasalahan stabilitas ikenal stabilitas keaaan tetap (steay-state), stabilitas inamik, an stabilitas transien (Kuo, B., C., 995; Ogata, K., ). Stabilitas keaaan tetap berkaitan engan keanalan sistem tenaga listrik untuk mempertahankan keaaan sinkron terhaap gangguan kecil perlahan, an gangguan kecil ini apat iatasi atau kembali stabil engan eksitasi konvensional an pengaturan governor. Stabilitas inamik berkaitan engan kestabilan sistem tenaga listrik setelah aanya gangguan yang kecil seperti perubahan tegangan an beban secara menaak an akibat ari gangguan ini apat istabilkan kembali ke titik operasi semula. Stabilitas transien berkaitan engan kestabilaan sistem setelah aanya gangguan yang besar seperti gangguan hubung singkat an sistem apat menuju konisi tiak stabil atau menuju titik kestabilan yang baru. Komponen asar sistem tenaga listrik Komponen asar sistem pembangkit aya listrik iperlihatkan paa Gambar (Yun 983; Paiyar, K. R., 984). Paa Gambar, turbin (Turbine) an governor (Gov) engan kecepatan umpan balik balik ω, generator (SG), eksitasi (EX), an regulator tegangan (VR) engan tegangan umpan balik vt, transformator (Trans), an jaringan transmisi (Line). Turbin berfungsi sebagai konversi energi mekanik paa proses termoinamika. Energi ari turbin ikonversikan melalui sirip turbin an ialihkan ke poros yang terhubung ke generator. Governor berfungsi untuk menstabilkan nilai torsi mekanik yang menjai masukan generator. Bila putaran berubah, governor berfungsi sebagai umpan balik untuk mencapai nilai keseimbangan baru paa sistem. Generator sinkron berfungsi sebagai konversi energi mekanik ke energi listrik, biasanya tipe sinkron tiga-fase, an berbasis paa hukum inuksi Faraay. Komponen utamanya aalah () belitan jangkar, () belitan mean, an (3) masukan energi mekanik alam bentuk

3 Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer gaya ari suatu torsi yang menyebabkan gerak relatif mean terhaap belitan jangkar. Gambar. Komponen asar pembangkit tenaga listrik Gambar. Sistem eksitasi an pengaturan tegangan r : titik atur e(t) : galat u(t) : Keluaran kenali y(t) : Keluaran sistem Gambar 3. Sistem seerhana engan kenali PID Gambar 4. Blok iagram PSS. Paa Gambar. iperlihatkan sistem eksitasi an pengaturan tegangan (voltage regulator VR). Tegangan terminal generator sinkron (SG) iukur melaui trafo potensial (PT) yang kemuian isearahkan an ifilter, kemuian ibaningkan engan tegangan referensi (Vreff) untuk memperoleh eviasi perubahan tegangan ( vt). Setelah ilewatkan

4 TEKNO, Vol: 9, Februari 8, ISSN: melalui penguat (AMPL) sinyal penguatan ini igunakan untuk mengenalikan mean eksitasi, kemuian hasil keluaran eksitasi igunakan untuk mengenalikan eksitasi mean generator. Kerja umpan balik emikian akan menaikkan sistem eksitasi yaitu bila tegangan terminal generator turun ibawah tegangan referensi an mengurangi sistem eksitasi yaitu bila tegangan terminal naik iatas tegangan referensi. Untuk menstabilkan sistem eksitasi secara seniri ilakukan oleh Stabilizing Transformer (ST). Kenali Proportional Integral Derivative (PID) Banyak sistem terkarakteristikan oleh hubungan masukan-keluaran ikarenakan hubungan internalnya tiak signifikan. Kenali seerhana seperti prortional (p), integral (i), atau erivative () apat igunakan sebagai pengenali ataupun gabungannya yaitu PID seperti terlihat paa Gambar 3 (Hsu, Y. Y., 987). Kenali PID menggabungkan keseluruhan kebaikan ari masingmasing komponen pembentuknya. Kenali tersebut igunakan untuk memperbaiki isyarat galat e(t) engan cara mengintegralkan an menurunkan isyarat-galat untuk memperoleh isyarat galat yang menekati nol. Persamaan kenali engan aksi gabungan itu iberikan oleh persamaan (). t K p u( t) = K pe( t) + e( t) t + K pτ τ i e( t) t () imana: K p : penguatan proporsional τ i : waktu integral τ : waktu turunan Kenali Proportional (K p ) akan memberikan efek mengurangi waktu naik, tetapi tiak menghapus kesalahan keaaan tunak. Kenali Integral (K i ) akan memberikan efek menghapus kesalahan keaaan tunak, tetapi akan berakibat memburuknya respon transient. Kenali Derivative (K ) akan memberikan efek meningkatnya stabilitas sistem, mengurangi overshoot, an menaikkan respon transfer. Efek ari setiap kenali (K p, K i, K ) alam sistem loop tertutup iperlihatkan paa Tabel. Hubungan korelasi yang terapat paa Tabel tersebut mungkin tiak sepenuhnya akurat, karena K p, K i, an K saling bebas. Paa kenyataannya, mengubah salah satu variabel apat mengubah ua yang lainnya. Karena alasan tersebut, tabel ini hanya igunakan sebagai referensi saat kita menentukan nilai untuk K p, K i, an K. Tabel. Korelasi kenali PID Respon loop Waktu Naik Overshoot Waktu Turun Kesalahan Keaaan Tunak tertutup K p Menurun Meningkat Perubahan Menurun Kecil K i Menurun Meningkat Meningkat Hilang Perubahan Menurun Menurun Perubahan Kecil K Kecil Power System Stabilizer Blok iagram Power System Stabilizer (PSS) teriri ari rangkaian washout an kompesator seperti paa Gambar 4. Rangkaian washout iperlukan untuk mengeliminasi bias keaaan tetap paa keluaran PSS, seangkan kompensator iberikan untuk erajat menahului (lea). T w merupakan konstanta waktu washout, K c merupakan

5 Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer 3 penguat PSS, T an T merupakan konstanta waktu erajat lea, ω merupakan sinyal masukan untuk PSS berupa perubahan kecepatan rotor, an U E merupakan sinyal keluaran PSS yang imasukkan atau itambahkan kealam sistem eksitasi sebagai sinyal kenali tambahan (supplementary control). Untuk menentukan nilai K, T, an T apat ihitung ari blok iagram sistem tenaga listrik (Yu, 983) sebagai:. Menesain PSS ari frekuensi moe mekanis alami tak teream (unampe natural mechanical moe frequency). Frekuensi moe mekanis alami tak teream iberikan oleh ωb K ω n = = () M. Menentukan fungsi alih GE bagian maju (forwar path) sistem tenaga, yakni fungsi alih ari keluaran PSS ke torsi elektrik. Dari perhitungan fungsi alih ini apat itentukan apakah iperoleh fase lea atau lag. Fase lea atau lag G E = G E s 3. Menesain kompensasi fase lea atau lag G C. Jika sinyal masukan untuk PSS ipilih, maka G E + G C = (3) kemuian menentukan konstanta waktu erajat lea an lag. + st G C = (4) + st 4. Menesain penguat PSS K C DE K C = G G E s C s (5) Dimana D E merupakan pereaman elektrik, untuk frekuensi moe mekanis alami tak teream D E =. ω n ζ n. M. an ζ n merupakan koefisien pereaman berkisar antara. sampai.3 pu. Diagram fungsi alih ari sinyal eksitasi tambahan apat inyatakan sebagaimana terapat paa Gambar 4. Persamaan yang iperoleh ari fungsi alih tersebut aalah ( + stw)x 5 = stw ω (6) ( + st )U E = K C ( + st ) X 5 (7) Vektor variabel keaaan baru yang terbentuk aalah x = [ ω, δ, e q, E FD, X 5, UE] T (8) ω δ eq E X 5 U E FD = D M ωb K M K 4 T' K AK 5 TA K M K K T C MT K M ( T' K3) K AK 6 TA K M K K T C MT T' T A K T C TW T T w ω δ K e A q TA E X 5 U E T FD (9) Pengenali PIDPSS Berasarkan paa persamaan (7) terapat blok lea kompensator engan fungsi alih H (s) yang inyatakan paa persamaan (), blok lea kompensator ini apat ianalogikan engan blok Proportional Derivative (PD) (Wolovich,

6 4 TEKNO, Vol: 9, Februari 8, ISSN: ) yang inyatakan paa persamaan (). + st H (s) = Kc () + st + st H (s) = Kc + st = Kc + st + αst K s + K p = K p = H PD (s) () K s + NK p Dimana: K p = K c, K = K c.t, an N = /α, sehingga T = K /K p () G c (s) = K p + K s + K i s = ( + K K i s) K + p (3) s Persamaan (3) merupakan persamaan ore ua yang apat ipecah ke alam persamaan ore satu (Kuo, 995), sehingga iapatkan: K p = K p + K +K i K = K p + K K i = K i (4) (5) (6) Fungsi alih PIDPSS Diagram fungsi alih ari sinyal PIDPSS apat igambarkan seperti paa Gambar 5, seangkan persamaan pembentuk fungsi alih tersebut inyatakan paa persamaan (7), (8), an (9). ( + st w )X 5 = st w ω (7) ( + s.)x 6 = ( + sk ) X 5 (8) su E = (s K P + K i ) X 6 (9) vektor variabel keaaan baru yang terbentuk aalah : x = [ ω, δ, e q, E FD, X 5, X 6, U E ] T METODE PENELITIAN Secara garis besar penelitian ini imaksukan untuk menyeliiki seberapa jauh perbaikan stabilitas sistem tenaga listrik yang apat ilakukan engan mengimplementasikan kenali Proportional Integral Derivative (PID) paa Power System Stabilizer (PSS) engan cara membaningkan kenali konvensional. Rencana pelaksanaannya aalah:. Perhitungan parameter sistem tenaga listrik SMIB an parameter blok PSS Gambar 5. Blok fungsi alih PIDPSS. Perhitungan an penentuan parameter blok PIDPSS 3. Analisis hasil simulasi. Data sistem generator sinkron terhubung ke bus tak berhingga yang igunakan sebagai plant yang ikenalikan iambil ari buku Electric Power System Dynamics (Yu, 983) yang teriri ari ata generator, sistem Eksitasi, jaringan an beban, serta konisi awal. Generator: M = 9.6 T = 7.76 D = x =.973 x =.9 xq =.55 S. Eksitasi: KA = 5 TA =.5 Saluran Transmisi & Beban: R = -.34 X =.997 G =.49 B =.6 Konisi awal:

7 Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer 5 Pe =. Qe =.5 Vt =.5 Simulasi ilakukan engan menggunakan software Simulink Matlab versi 6.. Gambar 6 memperlihatkan moel sistem tenaga SMIB yang igunakan alam simulasi. Gambar 6. Moel sistem tenaga SMIB (single machine infinite bus) HASIL PENELITIAN. Perhitungan parameter sistem tenaga listrik SMIB an parameter blok PSS Paa penelitian ini sistem yang igunaka merupakan sistem tenaga listrik SMIB (Single Machine Infinite Bus). Berasarkan sistem tenaga SMIB, kemuian ila kukan perhitungan parameter stabilitas sistem tenaga listrik yang meliputi nilai konstanta K sampai K6. Hasil perhitungan tersebut aalah: K =.544 K =. K3 =.6584 K4 =.737 K5 = K6 =.85 Seangkan parameter PSS seperti itunjukkan paa fungsi alih PSS aalah: T = 3. T =.658 T =. Kc = 7.9 Nilai parameter PSS ini selanjutnya igunakan untuk menentukan fungsi alih blok PSS seperti itunjukkan paa Gambar 7.. Perhitungan an penentuan parameter blok PID-PSS Setelah konstanta PSS berupa T an Kc iperoleh, langkah selanjutnya menen tukan konstantan alam PID. Dari persamaan () imana: Kc = 7.9 Kc = Kp = 7.9 an T =.685 = K /K p sehingga kita apatkan K = Kemuian ari persamaan (3) sampai (6), kita bisa menapatkan konstanta untuk PID yaitu: Kp = 6.33, K =.768, an Ki = 3. Nilai ari parameter PID ini selanjutnya gunakan untuk menentukan fungsi alih blok PIDPSS seperti itunjukkan paa Gambar Hasil Simulasi Aa tiga hasil penelitian yang iperoleh yaitu:. Parameter konstanta PSS yaitu konsanta K sampai K 6 yaitu: K =.445 K 4 =.6983 K =. K 5 = -.96 K 3 = K 6 =.86. Konstanta PID, yaitu: Kp = 6.33, K =.768, an Ki = Hasil simulasi untuk tiga konisi yaitu () konisi pengujian paa konisi awal, () konisi gangguan kenaikan aya elektrik, an (3) konisi gang guan penurunan aya elektrik yang i perlihatkan paa Gambar 9,,. PEMBAHASAN Berasarkan hasil penelitian yang meliputi penentuan parameter PSS paa sistem tenaga SMIB yang igunakan a lam simulasi, ata yang iperoleh iguna kan untuk membentuk, blok fungsi alih pegenalian SMIB engan penambahan PIDPSS. Parameter yang igunakan yai tu parameter K sampai K 6 PSS yang i peroleh enga menggunakan persamaan berikut: ' K K F Fq ( xq xq ) iq = + ' ' K K Y Yq eq + ( xq xq ) iq K 3 = ' [ + ( x x ) Y ] ' 4 = ( x x K ) F

8 TEKNO, Vol: 9, Februari 8, ISSN: = ' 6 5 / / / t q t q q q t q V V x V V x Y Y F F V V K K Gambar 7. Fungsi alih pengenalian SMIB engan penambahan PSS konvensional. Gambar 8. Fungsi alih pengenalian SMIB engan penambahan PIDPSS.

9 Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer 7 Konstanta paremeter K sampai K 6 igunakan untuk membentuk blok kenali seperti yang iperlihatkan paa Gambar. Blok kenali tersebut memperlihatkan bentuk pemoelan sistem tenaga SMIB engan PSS konvensional. Seangkan konstanta PID iperoleh engan menggunakan persamaan (4), (5), an (6) engan terlebih ahulu mengetahui parameter yang iperlukan. Seteleh iperoleh parameter an konstanta yang perlukan, maka ilakukan penyusunan blok kenali yang iperlihatkan paa Gambar. Gambar 9. Tanggapan inamis sistem paa saat keaaan awal Gambar. Pengujian gangguan kenaikan aya elektrik

10 8 TEKNO, Vol: 9, Februari 8, ISSN: Gambar. Pengujian gangguan penurunan aya elektrik Gambar. Simulink PIDPSS Simulasi ilakukan menggunakan blok kenali paa Gambar engan menggunakan tiga konisi yaitu () konisi pengujian paa konisi awal, () konisi gangguan kenaikan aya elektrik, an (3) konisi gangguan penurunan aya elektrik. Penelitian ini ifokuskan paa tanggapan perubahan kecepatan rotor ( ω) untuk tiga konisi tersebut. Gambar 9,, an memperlihatkan grafik tanggapan kecepatan rotor ( ω) yang meliputi overshoot an settling time untuk tiga konisi yaitu konisi awal, gangguan kenaikan aya elektrik, an gangguan penurunan aya elektrik. Paa pengujian tanggapan kecepatan rotor paa konisi awal iperoleh ata sebagai berikut: Perubahan kecepatan rotor ( ω) Nilai overshoot SettlingTime PSS konvensional,67 pu 6,4 etik PIDPSS,3 pu 3,45 etik Penurunan terhaap PSS konvensional 55,36% 46,9% Paa pengujian ini aa tiga grafik yaitu grafik untuk kenali sistem tanpa PSS,

11 Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer 9 kenali sitem engan PSS konvensional, an kenali sistem engan PIDPSS. Paa kenali sistem tanpa PSS memperlihatkan bahwa osilasi sistem masih berlanjut, walaupun paa sistem engan kenali PSS konvensional an PIDPSS telah mencapai kestabilan. Penambahan PID paa PSS telah terjai perubahan kecepatan rotor ( ω) yang terapat alam Gambar 9, mengalami penurunan overshoot ari,67 pu menjai,3 pu terhaap PSS konvensional, sehingga PIDPSS mengalami penurunan sebesar 55,36% terhaap PSS konvensional. Penurunan settling time paa PIDPSS ari 6,4 etik menjai 3,45 etik terhaap PSS konvensional, sehingga PIDPSS mengalami penurunan sebesar 46,9% terhaap PSS konvensional. Berasarkan grafik paa Gambar, pengujian paa konisi gangguan kenaikan aya elektrik iperoleh ata sebagai berikut: Perubahan kecepatan rotor ( ω) Nilai overshoot Settling time PSS konvensional,7 pu 4,85 etik PIDPSS,788 pu,45 etik Penurunan PIDPSS terhaap PSS konvensional 53,65% 49,48% Paa konisi gangguan kenaikan aya elektrik perubahan kecepatan rotor ( ω) paa PIDPSS yang terapat alam Gambar, mengalami penurunan overshoot ari,7 pu menjai,788 pu terhaap PSS konvensional, sehingga PIDPSS mengalami penurunan sebesar 53,65% terhaap PSS konvensional. Penurunan settling time paa PIDPSS ari 4,85 etik menjai,45 etik terhaap PSS konvensional, sehingga PIDPSS mengalami penurunan sebesar 49,48% terhaap PSS konvensional. Berasarkan grafik paa Gambar, pengujian paa konisi gangguan penurunan aya elektrik iperoleh ata sebagai berikut: Perubahan kecepatan rotor ( ω) Nilai overshoot Settling time PSS konvensional,8 pu 4,3 etik PIDPSS,64 pu,9 etik Penurunan PIDPSS terhaap PSS konvensional 5% 3,56% Perubahan kecepatan rotor ( ω) paa PIDPSS yang terapat alam Gambar, mengalami penurunan overshoot ari,8 pu menjai,64 pu terhaap PSS konvensional, sehingga PIDPSS mengalami penurunan sebesar 5% terhaap PSS konvensional. Penurunan settling time paa PIDPSS ari 4,3 etik menjai,9 etik terhaap PSS konvensional, sehingga PIDPSS mengalami penurunan sebesar 3,56% terhaap PSS konvensional. KESIMPULAN Berasarkan hasil penelitian yang telah iperoleh ari simulasi terhaap tiga konisi pengujian apat isimpulkan:. Perbaikan unjuk kerja stabilitas inamik sistem tenaga apat terlihat ari penurunan nilai overshoot an settling time.. Penerapan pengenali Proportional Integral Derivative (PID) untuk memperbaiki stabilitas inamik paa sistem SMIB apat memberikan unjuk kerja pereaman osilasi yang lebih baik jika ibaningkan engan pengenali PSS konvensional. 3. Hasil penurunan overshoot tanggapan kecepatan rotor terhaap ketiga jenis pengujian yaitu 55,36 % paa pengujian konisi awal, 53,65 % paa pengujian gangguan kenaikan aya elektrik, an 5% paa pengujian gangguan penurunan aya elektrik. 4. Hasil penurunan settling time tanggapan kecepatan rotor terhaap ketiga jenis pengujian yaitu 46,9 % paa pengujian konisi awal, 49,48%

12 3 TEKNO, Vol: 9, Februari 8, ISSN: paa pengujian gangguan kenaikan aya elektrik, an 3,56% paa pengujian gangguan penurunan aya elektrik. DAFTAR RUJUKAN Elangovan, S., an Lim, C., Min, Sept. 985, A New Stabiliser Design Technique for Multimachine Power Systems, IEEE Transaction on Power Apparatus an Systems, vol. PAS-4, No. 9, pp Hsu, Y. Y., Sept. 987, Design of Self- Tuning PID Power System Stabilizers for Synchronous Generators, IEEE Trans. On Energy Conversion, vol. EC-, No. 3, pp Kuo, B., C., 995, Automatic Control Systems, Prentice Hall Inc, New Jersey. 9 Ogata, K.,, Moern Control Engineering, Prentice Hall, New Jersey. Paiyar, K. R., 984, Power System Dynamics Stability an Control, John Wiley & sons (Asia) Pte Lt, Singapura. Wolovich, W., A., 994, Automatic Control Systems-Basic Analysis an Design, Sauners College Publishing, Floria. Yu, Y. N., 983, Electric Power System Dynamics, Acaemic Press, New York.

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA) Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA) TEKNIK SISTEM TENAGA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN)

STUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN) No. ol. Thn. X November 8 SSN: 854-847 STUD KSTABLAN TANSNT SSTM TNAGA LSTK MULTMSN (MODL 9 BUS MSN) Heru Dibyo Laksono Jurusan Teknik lektro, Universitas Analas Paang, Kampus Limau Manis Paang, Sumatera

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga.

yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga. Pada penelitian ini jenis kestabilan yang diteliti adalah small signal stability, yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. Berbeda dengan gangguan transien yang jarang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) Indar Chaerah Gunadin Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Abstrak Perubahan daya reaktif yang disuplai ke beban

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan industri pada zaman modern ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi listrik. Hampir seluruh peralatan penunjang industri

Lebih terperinci

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA) PROSEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, JUNI 23 Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

MONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI

MONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI MONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI Julianus Gesuri Daud 1,, Muchdar Dg. Patabo 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS Surabaya Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE MESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE MESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 ANAII TABIITA ITEM TENAGA ITRIK INGE MEIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 Arnawan Hasibuan taf Pengajar Program tui Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussalaeh hokseumawe Email : nawan_hsb@yahoo.co.i

Lebih terperinci

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka

Lebih terperinci

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Wahri Sunanda 1), Rika Favoria Gusa 2) 1) 2) Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung ABSTRAK PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK

Lebih terperinci

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Jurnal Ilmiah Foristek Vol.., No.2, September 20 PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Rika Favoria Gusa Dosen Jurusan Teknik Elektro UBB Bangka Belitung, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm A512 Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm Danu Wisnu, Arif Wahjudi, dan Hendro Nurhadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut

Lebih terperinci

PERFORMASI PEMBANGKIT 150 kv DALAM BLACKOUT SCENARIOS. Arif Nur Afandi

PERFORMASI PEMBANGKIT 150 kv DALAM BLACKOUT SCENARIOS. Arif Nur Afandi 52 NO, ol : 9 Maret 23, ISSN : 693-8739 POMSI PMBNGI 5 k DLM BLCOU SCNIOS rif Nur fandi bstrak: Stabilitas sistem tenaga ini pada kondisi blackout memerlukan tindakan segera untuk recovery. Pada kondisi

Lebih terperinci

Paper ID: 130. Perth Western Australia 6845, 1) 2)

Paper ID: 130. Perth Western Australia 6845,   1) 2) Paper ID: 130 Desain Analog Prototype Model of Static Syncronous Compensator (STATCOM) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Deferential Evolution (DE) Rodhi Kelvianto 1) Herlambang Setiadi

Lebih terperinci

EVALUASI KESTABILAN DAN KEKOKOHAN SINGLE MACHINE INFINITE BUS (SMIB) DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) ( STUDI KASUS : PLTA SINGKARAK )

EVALUASI KESTABILAN DAN KEKOKOHAN SINGLE MACHINE INFINITE BUS (SMIB) DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) ( STUDI KASUS : PLTA SINGKARAK ) Vol. 2 No. 1 April 213 ISSN : 854-8471 EVALUASI KESTABILAN DAN KEKOKOHAN SINGLE MACHINE INFINITE BUS (SMIB) DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) ( STUDI KASUS : PLTA SINGKARAK ) Heru Dibyo Laksono

Lebih terperinci

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali) T E K N I K E L E K T R O S E K O L A H P A S C A S A R J A N A U N I V E R S I T A S G A D J A H M A D A Y O G Y A K A R T A STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

KOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstrak

KOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstrak Kode Makalah M-3 KOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Toto sukisno * Agus Maman Abadi ** Giri Wiyono * * Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY Kampus Karangmalang

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi umat manusia. Tanpa energi listrik manusia akan mengalami kesulitan dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

Vol: 4, No.1, Maret 2015 ISSN: ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER

Vol: 4, No.1, Maret 2015 ISSN: ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER Vol: 4, No.1, Maret 215 ISSN: 232-2949 ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER Heru Dibyo Laksono 1, Adry Febrianda 2 1 Staff Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU Heru Dibyo Laksono 1, Noris Fredi Yulianto 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas Email : heru_dl@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

ANALISA RESPON PENGENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER

ANALISA RESPON PENGENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER Mikrotiga, Vol, No. Januari 04 ISSN : 355 0457 6 ANALISA RESPON PENENDALI FEEDFORWARD DAN PID PADA PENENDALIAN EMPERAUR HEA EXCHANER Djulil Amri *, Bhakti Yuho Suprapto Jurusan eknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan penelitian skripsi ini antara lain: 1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari, menggali dan mengkaji

Lebih terperinci

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK Oleh : Patriandari 2206 100 026 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menunjang pertumbuhan tersebut memerlukan energi listrik.

1 BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menunjang pertumbuhan tersebut memerlukan energi listrik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan industri mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi listrik, karena di masa ini hampir semua alat bantu pekerjaan manusia untuk

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL Dita Anies Munawwaroh Sutrisno Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soearto SH Tembalang Semarang itaaniesm@gmailcom

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

Vol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN:

Vol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN: OPTIMALISASI PID POWER SYSTEM STABILIZER MENGGUNAKAN FIRE FLY ALGORITHM PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK JAWA-BALI Adi Kurniawan Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel Vol. 21 No. 3 Oktober 214 ISSN : 854-8471 Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel Heru Dibyo Laksono 1,*), M. Revan 1) 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-136 Simulasi Dinamika untuk Menentukan Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Thyristor Controlled Braking Resistor pada Sistem IEEE

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL Y. Arifin Laboratorium Mesin Mesin Listrik, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tadulako Email: yusnaini_arifin@yahoo.co.id Abstrak Tulisan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR 2105100166 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Control system : keluaran (output) dari sistem sesuai dengan referensi yang diinginkan Non linear

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 63 7 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER SUCI FRATAMA SARI Program Stui Matematika,

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE) Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE) Liliana Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator

Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator Vol. 2 No. Maret 24 ISSN : 854-847 Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator Heru Dibyo Laksono,*), M. Revan ), Azano Rabirahim ) ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN PENGENDALI VEKTOR ARUS DAN OBSERVER BERADA PADA SUMBU DQ

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN PENGENDALI VEKTOR ARUS DAN OBSERVER BERADA PADA SUMBU DQ UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN PENGENDALI VEKTOR ARUS DAN OBSERVER BERADA PADA SUMBU DQ SKRIPSI YOGA DWI HARYOKO 0906603423 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) PADA GENERATOR TUNGGAL UNTUK OPTIMASI KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER

PENGGUNAAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) PADA GENERATOR TUNGGAL UNTUK OPTIMASI KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER PENGGUNAAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) PADA GENERATOR TUNGGAL UNTUK OPTIMASI KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER Subuh Isnur Haryudo (1,), Adi Soeprijanto (1), Mauridhi Hery Purnomo (1) (1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN

DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 200 DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN Widi Aribowo Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER BERBASIS-RECURRENT NEURAL NETWORK TERHADAP GANGGUAN KECIL (STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK)

PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER BERBASIS-RECURRENT NEURAL NETWORK TERHADAP GANGGUAN KECIL (STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK) 4 Dielektrika, ISSN 286-9487 ol. 2, No. 1 :4-46, Pebruari 215 PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER BERBASIS-RECURRENT NEURAL NETWORK TERHADAP GANGGUAN KECIL (STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK) Use Of

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller ABSTRAK Sistem tenaga listrik yang baik merupakan suatu sistem yang dapat melayani permintaan beban secara berkelanjutan serta tegangan dan frekuensinya stabil. Kondisi sistem yang stabil sebenarnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi industri hingga kebutuhan rumah tangga. Karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontinu

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH.,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Koko Joni* 1, Achmad Fiqhi Ibadillah 2, Achmad Faidi 3 1,2,3 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point Angga Mey Sendra., Dr.Eng. Ardyono Priyadi, ST,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Jurnal Teknika ISSN : 85-859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume No. Tahun PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Affan Bachri ) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas

Lebih terperinci

JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN:

JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN: JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN: 2087-4286 Desain Proporsional Integrator Defferensiator (PID) Controller Dengan Tunning Firefly Algorithm Untuk Load Frequency Control (LFC) Pada Pembangkit

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol., No., (03) -6 Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite Argitya Risgiananda ), Dimas Anton Asfani ),

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE FUZZY CONTROL (DTFC) UNTUK PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUS MOTOR (PMSM) SEBAGAI PENGGERAK RODA KENDARAAN LISTRIK

PERANCANGAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE FUZZY CONTROL (DTFC) UNTUK PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUS MOTOR (PMSM) SEBAGAI PENGGERAK RODA KENDARAAN LISTRIK PERANCANGAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE FUZZY CONTROL (DTFC) UNTUK PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUS MOTOR (PMSM) SEBAGAI PENGGERAK RODA KENDARAAN LISTRIK Shinta Dwi Amelia 2281636 Jurusan Teknik Elektro FTI,

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC

RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVEIONAL DAN GOVERNOR FUY LOGIC Yusnaini Arifin* * Abstract This paper aims to know how the conventional and fuzzy logic governor respons by load/disturbance

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini mengakibatkan hampir setiap alat bantu pekerjaan manusia membutuhkan energi listrik. Kebutuhan energi listrik terus meningkat

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control

Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control Danu Bhrama Putra 6..75 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 6, e-mail : danubrahma@gmail.com Penggunaan motor DC pada

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps, 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik meningkat mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan pertumbuhan di segala sektor industri yang mengarah ke modernisasi. Dalam sebagian besar industri, sekitar

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PARAMETER KONTROLER PID PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MATLAB SIMULINK

PENENTUAN NILAI PARAMETER KONTROLER PID PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MATLAB SIMULINK Hendro, Arby, Popong, Penentuan Nilai Parameter, Hal 119-132 PENENTUAN NILAI PARAMETER KONTROLER PID PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MATLAB SIMULINK Hendro Buwono 1, James

Lebih terperinci

Analisa Performansi Single Machine Infinite Bus(SMIB) dengan Metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) (Studi Kasus : PLTA Singkarak)

Analisa Performansi Single Machine Infinite Bus(SMIB) dengan Metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) (Studi Kasus : PLTA Singkarak) Vol. 2 No. 2 November 213 ISSN : 854-8471 Analisa Performansi Single Machine Infinite Bus(SMIB) dengan Metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) (Studi Kasus : PLTA Singkarak) Heru Dibyo Laksono (1,*), Ichsan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci