ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND
|
|
- Erlin Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya Abstrak Setiap aerah ieal utama merupakan aerah faktorisasi tunggal, namun tiak berlaku sebaliknya Setiap aerah ieal utama merupakan aerah eekin, namun sebaliknya tiak berlaku Seangkan setiap aerah eekin bukan merupakan aerah faktorisasi tunggal, begitu pula tiak berlaku sebaliknya Hubungan ekuivalensi antara aerah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal apat berlaku jika iberikan syarat cukup paa aerah faktorisasi tunggal Syarat cukup yang iberikan paa aerah faktorisasi tunggal aalah aerah faktorisasi tunggal tersebut merupakan aerah eekin Selanjutnya, hubungan ekuivalensi aerah ieal utama an aerah eekin apat berlaku jika iberikan pula syarat cukup paa aerah eekin Jika merupakan aerah eekin maka juga merupakan aerah faktorisasi tunggal jika iberikan pula syarat cukup paa aerah eekin ata kunci: aerah eekin, aerah faktorisasi tunggal, aerah ieal utama, gelanggang bilangan bulat 1 PENAHULUAN Para matematikawan i aba ke 19 mengarah ke pertanyaan jika sifat ketunggalan faktorisasi yang berlaku untuk himpunan bilangan bulat apakah juga apat berlaku untuk struktur himpunan yang lebih umum, yaitu gelanggang bilangan bulat alam lapangan bilangan aljabar Paa tahun 1844, ummer menunjukkan bahwa hal itu tiak berlaku secara umum Selama tiga tahun, ummer meneliti bahwa faktorisasi alam gelanggang bilangan bulat mungkin berlaku, jika merupakan elemen ari ieal paa gelanggang bilangan bulat, yang isebut bilangan ieal (ieal number) Penelitian ummer iseerhanakan an ilanjutkan oleh eekin eekin menemukan konsep ieal alam gelanggang Paa tahun 1871, Richar eekin ( ) membuktikan bahwa alam gelanggang bilangan bulat, setiap ieal sejati taknol apat ifaktorkan secara tunggal sebagai hasil kali ieal prima Apabila iabstraksi, gelanggang bilangan bulat merupakan aerah integral aerah integral 13 engan sifat ini ikenal engan aerah eekin alam penelitian selanjutnya yang ilakukan Emmy Noether, menemukan beberapa aksioma untuk gelanggang yang ipenuhi oleh gelanggang bilangan bulat ari lapangan bilangan aljabar Hal tersebut selanjutnya mengarah paa karateristik aerah eekin Emmy Noether ( ) menunjukkan bahwa karakteristik aerah eekin yaitu memenuhi Aksioma Noether, yaitu : 1 Setiap ieal ibangun secara berhingga Setiap ieal prima tak nol merupakan ieal maksimal 3 aerah integral bersifat tertutup secara integral arakteristik aerah eekin yang ikemukan Emmy Noether yang nantinya igunakan sebagai efinisi aerah eekin arakteristik yang imaksu i sini bahwa aerah eekin memiliki sifat aerah integral yang merupakan gelanggang Noetherian, tertutup secara integral alam lapangan hasil baginya, an ieal prima tak nol i alamnya merupakan ieal maksimal
2 alam perkembangan selanjutnya, para peneliti menemukan bahwa karakteristik aerah eekin juga imiliki aerah ieal utama Penelitian sebelumnya telah ibuktikan bahwa aa hubungan searah bahwa aerah ieal utama merupakan aerah eekin, namun bagaimana sebaliknya Hal ini membangkitkan keingintahuan para peneliti mengenai hubungan ekuivalensi aerah ieal utama an aerah eekin Paa penelitian sebelumnya, telah iuraikan hubungan aerah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal ari hal tersebut, perlu iperhatikan kembali salah satu peta jalan penelitian yang iusulkan aalah mengenai hubungan ekuivalensi aerah ieal utama an aerah eekin engan aanya keterkaitan aerah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal serta aerah ieal utama an aerah eekin, mengarahkan para peneliti bagaimana hubungan ekuivalensi aerah faktorisasi tunggal an aerah eekin alam penelitian mengenai hubungan ekuivalensi antara aerah ieal utama an aerah eekin, aerah faktorisasi tunggal an aerah eekin memiliki kemungkinan tiak berlaku Apabila ugaan tersebut terjai, hal yang harus itunjukkan ketika suatu hubungan ekuivalensi antara ua struktur aljabar tiak berlaku aalah engan mencari contoh penyangkalnya Secara garis besar, penelitian yang iusulkan ini aalah menghubungkan antara aerah eekin an aerah ieal utama arena aanya hubungan antara aerah ieal ieal utama an aerah faktorisasi tunggal, maka ilanjutkan bagaimana hubungan antara aerah eekin an aerah faktorisasi tunggal METOE PENELITIAN alam penelitian ini, efinisi aerah ieal utama yang igunakan aalah aerah integral yang setiap ieal i alamnya merupakan ieal utama Selain itu, yang imaksu, aerah faktorisasi tunggal aalah aerah integral yang memenuhi ua aksioma, yaitu setiap p {0} bukan unit apat inyatakan sebagai hasil kali sejumlah berhingga elemen ireusibel an jika p1, p,, p r an 14 q1, q,, q s ua macam faktorisasi ari suatu elemen engan elemen p r s p, q ireusibel maka, an apabila perlu engan mengubah urutan, iperoleh berasosiasi engan q i i i p i Pembahasan mengenai aerah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal apat iperoleh iantaranya alam buku Hungerfor [5] Hungerfor [5] alam bukunya menyatakan bahwa setiap aerah ieal utama merupakan aerah faktorisasi tunggal Sifat ini tiak berlaku sebaliknya engan memberikan contoh penyangkal Berikut teorema yang menjelaskan hubungan aerah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal alam buku Hungerfor [5] Teorema 1 Setiap aerah ieal utama merupakan aerah faktorisasi tunggal Hungerfor juga memberikan contoh penyangkal bahwa tiak setiap aerah faktorisasi tunggal merupakan aerah ieal utama alam hal ini, peneliti telah membahas alam penelitiannya yang merupakan topik ketika menempuh program sarjana alam perkembangannya, Stein [11] memberikan efinisi aerah eekin bahwa aerah integral yang mempunyai karakteristik gelanggang Noetherian, tertutup secara integral alam lapangan hasil baginya, an setiap ieal prima tak nol i alamnya merupakan ieal maksimal engan menggunakan efinisi yang iusulkan Stein [11], terlihat hubungan antara aerah ieal utama an aerah eekin Teorema Setiap aerah ieal utama merupakan aerah eekin Hubungan sebaliknya Teorema yang ikemukakan alam buku Ghorpae [4] memberikan contoh penyangkal yang membuktikan bahwa ugaan hubungan ekuivalensi antara aerah ieal utama an aerah eekin tiak berlaku Begitu pula hubungan antara aerah eekin an aerah faktorisasi tunggal apakah terjai
3 hubungan ekuivalensi i antara keuanya alam buku Bosman [1] telah memberikan contoh penyangkal ugaan hubungan ekuivalensi tiak berlaku ari hasil penelitian sebelumnya, telah ibuktikan bahwa hubungan ekuivalensi antara aerah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal tiak berlaku alam Osserman [8], Chow [3], Milne [6] an Bosman [] memberikan syarat cukup agar hubungan ekuivalensi arah ieal utama an aerah faktorisasi tunggal apat berlaku Proposisi 3 [5] iberikan aerah eekin aerah ieal utama jika an hanya jika aerah faktorisasi tunggal i alam buku Milne [6] juga memberikan syarat cukup agar hubungan ekuivalensi antara aerah eekin an aerah ieal utama berlaku Lemma 4 [6] iberikan aerah eekin engan beberapa ieal maksimal berhingga merupakan aerah eekin jika an hanya jika merupakan aerah ieal utama Berasarkan Proposisi 3 an Lemma 4, karena belum ibahas syarat cukup ugaan hubungan ekuivalensi aerah eekin an aerah faktorisasi tunggal, maka iteliti syarat cukup yang iberikan agar hubungan ekuivalensi antara aerah eekin an aerah faktorisasi tunggal apat berlaku 3 ASAR TEORI Proposisi 31 [5] Jika aalah aerah ieal utama, maka setiap ieal prima tak nol I aalah ieal maks]mal Proposisi 3 [5] Setiap aerah ieal utama merupakan gelanggang Noetherian efinisi 33 [6] aerah integral R ikatakan tertutup secara integral i alam lapangan hasil bagi S, jika untuk setiap i alam lapangan hasil bagi S an merupakan akar ari polinomial 15 f [ x] monik maka, sehingga tertutup secara integral alam lapangan hasil bagi Proposisi 34[5] iberikan aerah integral an aalah lapangan hasil bagi ari Jika aerah faktorisasi tunggal maka tertutup secara integral Jika aerah ieal utama maka tertutup secara integral efinisi 35 [11] aerah integral isebut aerah eekin (eekin omain) jika gelanggang Noetherian, tertutup secara integral alam lapangan hasil baginya, an ieal prima tak nol ari merupakan ieal maksimal Proposisi 36 [11] Setiap aerah ieal utama aerah eekin merupakan 4 HASIL AN PEMBAHASAN 41 Hubungan Antara aerah Ieal Utama an aerah eekin efinisi 41 [5] iberikan merupakan lapangan perluasan ari Elemen isebut bilangan bulat aljabar (algebraic integer) jika integral atas, yaitu jika merupakan akar ari suatu polinomial monik engan koefisien alam Proposisi 4 [5] Himpunan yang memuat semua bilangan bulat aljabar merupakan gelanggang, yaitu penjumlahan an perganaan ua bilangan bulat aljabar juga merupakan bilangan bulat aljabar efinisi 43 [5] iberikan lapangan perluasan ari Lapangan ikatakan number fiel jika merupakan lapangan perluasan ari engan erajat berhingga efinisi 44 [6] Gelanggang bilangan bulat (ring of integer) ari number fiel aalah gelanggang yang teriri ari elemen - elemen yang merupakan
4 irisan ari berikut : an, inotasikan sebagai O { x x aalah bilangan aljabar} Sebagai contoh, lapangan merupakan number fiel engan erajat 1 Gelanggang bilangan bulat ari aalah efinisi 45[5] Bilangan bulat inamakan square - free integer, jika untuk setiap bilangan prima seemikian sehingga Apabila iberikan maka karena monik x p p tiak membagi habis square - free integer, merupakan bilangan bulat aljabar merupakan akar ari polinomial engan koefisien alam Lebih lanjut, minimal polinomial ari aalah x, yang mempunyai akar Biasanya, bilangan bulat aljabar alam inamakan bilangan bulat kuaratik Berikut akan iberikan efinisi bilangan bulat kuaratik beserta contohnya efinisi 46 [5] iberikan lapangan engan square - free integer Elemen inamakan bilangan bulat kuaratik (quaratic integer), jika r s engan rs, merupakan bilangan bulat aljabar alam lapangan O ( ) ( ) Lemma 49 [1] Jika merupakan number fiel maka gelanggang tertutup secara integral Proposisi 410 [1] iberikan gelanggang bilangan bulat Ieal prima tak nol ari maksimal merupakan ieal Proposisi 411 [1] Jika merupakan gelanggang number (number ring) an I ieal tak nol alam maka gelanggang hasil bagi berhingga Akibat 4,1 [1] Gelanggang bilangan bulat gelanggang Noetherian O, / I merupakan Proposisi 413[1,5] Gelanggang ( 5) bukan merupakan aerah ieal utama Berasarkan Proposisi 36, setiap aerah ieal utama merupakan aerah eekin Namun sebaliknya tiak berlaku Contoh penyangkalnya aalah ( 5) Berasarkan Teorema 48, ( 5) merupakan Paahal merupakan aerah eekin Namun, Proposisi 413 menunjukkan bahwa ( 5) bukan aerah ieal utama, Contoh 47 [5] alam 5, 1 5 aalah bilangan bulat kuaratik karena 1 5 merupakan akar ari suatu polinomial monik x x 6 0 engan koefisien alam Teorema 48 [5] iberikan lapangan perluasan berhingga ari engan square - free integer alam hal ini, 0mo 4 Jika mo4 atau 3mo 4 maka 16 4 Hubungan Antara aerah Faktorisasi Tunggal an aerah eekin Hubungan selanjutnya yang akan ipaparkan aalah antara aerah faktorisasi tunggal engan gelanggang eekin ( 5) bukan merupakan aerah faktorisasi tunggal, karena faktorisasi suatu elemen alam ( 5) tiaklah tunggalhal ini berarti elemen alam ( 5) apat inyatakan lebih ari satu faktorisasi elemen - elemen tak tereuksi, namun elemen tak tereuksi tersebut tiaklah saling berasosiasi
5 Salah satu contoh gelanggang bilangan bulat aalah ( 5) ( 5) emikian emikian, himpunan merupakan salah satu contoh aerah eekin Jai contoh penyangkal bahwa aa aerah eekin yang bukan merupakan aerah faktorisasi tunggal aalah ( 5) [ xy ] Himpunan merupakan aerah faktorisasi tunggal, tetapi bukan merupakan aerah ieal utama Paa proposisi sebelumnya, telah ijelaskan bahwa setiap aerah ieal utama merupakan aerah eekin arena bukan merupakan aerah ieal utama, maka [ xy ] bukan aerah eekin engan emikian, jika merupakan aerah faktorisasi tunggal, maka belum tentu merupakan aerah eekin [ xy ] 43 Syarat Cukup Hubungan Ekuivalensi Antara aerah Ieal Utama, aerah Faktorisasi Tunggal, an aerah eekin Proposisi 61 [,3,6,8] iberikan merupakan aerah eekin merupakan aerah ieal utama jika an hanya jika aerah faktorisasi tunggal Proposisi 6 [6] iberikan aerah integral engan hanya memiliki beberapa ieal prima yang berhingga, maka merupakan aerah eekin jika an hanya jika aerah ieal utama Berasarkan Proposisi 61 an Proposisi 6, apat itunjukkan bahwa aerah eekin merupakan aerah faktorisasi tunggal jika memenuhi suatu syarat cukup, sebagaimana ijelaskan alam akibat berikut : Akibat 63 Jika aerah eekin engan hanya memiliki beberapa ieal prima yang berhingga, maka merupakan aerah faktorisasi tunggal 5 ESIMPULAN AN SARAN 51 esimpulan Secara garis besar, i alam penelitian 17 ini apat isimpulkan bahwa 1 Tiak berlaku hubungan ekuivalensi aerah ieal utama an aerah eekin Tiak berlaku hubungan ekuivalensi antara aerah faktorisasi tunggal an aerah eekin 3 Aanya syarat cukup bahwa aerah faktorisasi tunggal merupakan aerah eekin mengakibatkan hubungan ekuivalensi aerah faktorisasi tunggal an aerah ieal utama 4 Aanya syarat cukup aerah eekin memiliki beberapa ieal prima yang berhingga mengakibatkan hubungan ekuivalensi aerah eekin an aerah ieal utama 5 Penulis mengaitkan kesimpulan nomor 3 an 4 sehingga iperoleh akibat bahwa aanya syarat cukup ketika aerah eekin memiliki beberapa ieal prima yang berhingga maka merupakan aerah faktorisasi tunggal 5 Saran alam penelitian selanjutnya, iteliti syarat cukup agar jika merupakan aerah faktorisasi tunggal maka merupakan aerah eekin 6 REFERENSI [1] Baker, M, 006, Algebraic Number Theory Course Notes (Fall 006), Georgia Institute of Thechnology, Atlanta, USA [] Bosman, Johan, 011, Algebraic Number Theory, Bounyer [3] Chow, Sam, 011, Thesis : An Introuction ri Algebraic Number Theory, an the Class Number Formula, University of Melbourne, Australia [4] Ghorpae, S R, 00, Lecture on Topics in Algebraic Number Theory, Inian Institute of Technology Bombay, Inia
6 [5] Hungerfor, TW, 1996, Abstract Algebra : An Introuction, Sauners College Publishing [6] Milne, JS, 009, Algebraic Number Theory, New Zealan [7] Murty, R, 004, Problem in Algebraic Number Theory : Secon Eition, Springer [8] Osserman, B, 011, Algebraic Number Theory, Bouyer [9] Salustri, F,011, Generalize eekin omain, Universita egli Stui [10] Stein, W, 005, Introuction to Algebraic Number Theory, William Stein [11] Stein W, 01, Algebraic Number Theory, A Computational Approach, William Stein 18
ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND
HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FATORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEIND Eka Susilowati Fakultas eguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adibuana Surabaya eka50@gmail.com Abstrak Setiap
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUKTUR KHUSUS DAERAH INTEGRAL
ARATERISTI GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUTUR HUSUS DAERAH INTEGRAL Eka Susilowati Fakultas eguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya eka250@gmailcom
Lebih terperinci1.1. Sub Ruang Vektor
1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n
MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciGROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN
M-10 GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN Susilo Hariyanto Departemen Matematika Fakultas Sains an Matematika Universitas Diponegoro Semarang sus2_hariyanto@yahoo.co.i
Lebih terperinciAx b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan
SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa
Lebih terperinci, serta notasi turunan total ρ
LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik
Lebih terperinciVolume 9 Nomor 1 Maret 2015
Volume 9 Nomor 1 Maret 015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 1 10 KARAKTERISASI DAERAH DEDEKIND Elvinus R. Persulessy 1, Novita Dahoklory 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPEMBENTUKAN IDEAL MAKSIMAL GELANGGANG POLINOM MIRING MENGGUNAKAN IDEAL GELANGGANG TUMPUANNYA
PEMBENTUKAN IDEAL MAKSIMAL GELANGGANG POLINOM MIRING MENGGUNAKAN IDEAL GELANGGANG TUMPUANNYA Amir Kamal Amir Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar amirkamalamir@yahoo.com ABSTRAK. Gelanggang
Lebih terperinciBAB III PERLUASAN INTEGRAL
BAB III PERLUASAN INTEGRAL Pembahasan pada bab ini termuat pada ruang lingkup perluasan uniter atas suatu ring komutatif. Jika adalah suatu ring, maka yang dimaksud adalah suatu ring yang komutatif dan
Lebih terperinciMETODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER
METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi
Lebih terperinciJUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL
Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan
Lebih terperinciSolusi Tutorial 6 Matematika 1A
Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.
Lebih terperinciHimpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal
Vol. 9, No.1, 49-56, Juli 2012 Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal Nur Erawaty 1, Andi Kresna Jaya 1, Nirwana 1 Abstrak Misalkan D adalah daerah integral. Unsur tak nol yang bukan unit
Lebih terperinciVIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian
METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat
Lebih terperinciSYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 63 7 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER SUCI FRATAMA SARI Program Stui Matematika,
Lebih terperinciFUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA
FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA. Penekatan Kalkulus: menefinisikan fungsi logaritma natural sebagai integral Panang sebuah fungsi yang iefinisikan engan menggunakan integral: (.) L(x) = t t. Dari Teorema
Lebih terperinciBAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH
BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau
Lebih terperinciSIFAT POLINOMIAL PERMUTASI PADA MODULO PRIMA BERPANGKAT p SKRIPSI. Oleh: QOSIMIL JUNAIDI NIM
SIFAT POLINOMIAL PERMUTASI PADA MODULO PRIMA n BERPANGKAT p SKRIPSI Oleh: QOSIMIL JUNAIDI NIM. 09600 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Lebih terperinciKENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang
KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL Dita Anies Munawwaroh Sutrisno Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soearto SH Tembalang Semarang itaaniesm@gmailcom
Lebih terperinciBagian 3 Differensiasi
Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep
Lebih terperinciF = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.
Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat
Lebih terperinciIDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL
Vol 11, No 1, 71-76, Juli 2014 IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL Qharnida Khariani, Amir Kamal Amir dan Nur Erawaty Abstrak Teori gelanggang merupakan salah satu bagian di matematika
Lebih terperinciPENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT
PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus
Lebih terperinciANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus
Lebih terperinciStudi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape
Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH
Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program
Lebih terperinciPERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU
PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan
Lebih terperinciMursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *
Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni
Lebih terperinciSuatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan
Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan penulisan penelitian diperlukan beberapa pengertian dan teori yang berkaitan dengan pembahasan. Dalam subbab ini akan diberikan beberapa teori berupa definisi,
Lebih terperinciBAB VI. FUNGSI TRANSENDEN
BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,
3 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, ideal, daerah integral, ring quadratic.
Lebih terperinciANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI
ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 2, 57-64, Agustus 2002, ISSN :
JURN MTEMTIK N KOMPUTER Vol 5 No, 57-64, gustus, ISSN : 141-8518 FORMUSI VRISION N PENYEESIN RI MSH SYRT BTS RI PERSMN ORER U Sutrima Jurusan Matematika FMIP UNS bstract The urose of this research is to
Lebih terperinciSUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH
SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH JAHARUDDIN Departemen Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Raya
Lebih terperinciPERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT
PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika Diajukan Oleh : Moch. Widiono 09610030
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast
Lebih terperinciPraktikum Total Quality Management
Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi
16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban
Lebih terperinciMetode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial
Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,
Lebih terperinci=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU ===
TEKNIK DIGITL === ENTUK KNONIK DN ENTUK KU === entuk Kanonik yaitu Fungsi oolean yang iekspresikan alam bentuk SOP atau POS engan minterm atau maxterm mempunyai literal yang lengkap. entuk aku yaitu Fungsi
Lebih terperinciANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT
ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an
Lebih terperinci( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c
Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field. Hal ini dimulai dengan memberikan pengertian dari group
Lebih terperinciSYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 4 No 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : 1410-8518 SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstact Field is integral domain and is a
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. II.1 Saham
BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc
BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,
Lebih terperinciPenentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro
Lebih terperinciMAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd
MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Diferensiasi
Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan
Lebih terperincidan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.
E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI SEL
BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR
J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI
IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005
Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahi Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN INDEKS BIAS KACA YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING (The Stuy of Refraction Inex of Glass
Lebih terperinciBAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI
BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI 6.. Arus an Kerapatan Arus. Muatan listrik yang bergerak membentuk arus yang memiliki satuan ampere (A) an iefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 4 No 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : 1410-8518 SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstact Field is integral domain and is a
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro
Lebih terperinciArus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.
Lebih terperinciESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA
Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an
Lebih terperincimatriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris
Kolom 1. Pengertian Matriks matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Dalam kehiupan sehari-hari an alam matematika, berbagai keterangan seringkali isajikan alam bentuk matriks. Contoh 1: Hasil pertaningan grup I
Lebih terperinciJURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG
JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG MARKETING MIX EFFECT ON THE DECISION TO PURCHASE GENERIC MEDICINES IN PHARMACIES SAIYO FARMA JOMBANG
Lebih terperinciKombinasi Gaya Tekan dan Lentur
Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur
Lebih terperinciPerbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1
Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi
Lebih terperinciKajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan
Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan Soleha 1, Dian W. Setyowati 2, Satrio A. W. 3 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, seha_07@matematika.its.ac.id 2 Institut
Lebih terperinciHASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK
HASIL KALI TENSO: KONSTUKSI, EKSISTENSI AN KAITANNYA ENGAN BAISAN EKSAK Samsul Arifin samsul_arifin@mail.ugm.ac.id Mahasiswa S Matematika FMIPA UGM alam tulisan ini akan dibahas mengenai konstruksi hasil
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)
TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH... 1 B. PEMBATASAN MASALAH... 2 C.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dituliskan beberapa aspek teoritis berupa definisi teorema sifat-sifat yang berhubungan dengan teori bilangan integer modulo aljabar abstrak masalah logaritma diskret
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dituliskan beberapa aspek teoritis sebagai landasan teori dalam penelitian ini yaitu teori bilangan, bilangan bulat modulo?, struktur aljabar dan masalah logaritma
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS
SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciG a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.
2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,
Lebih terperinciIDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA
IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stuktur Aljabar II Oleh: Kelompok VI/kelas A 1 Diah Ajeng Titisari (08144100009) Frendy Try Andyasmoko (08144100041) Herna Purwanti (08144100083)
Lebih terperinciPembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial
Vol. 11, No. 1, 63-70, Juli 2014 Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3 ABSTRAK Teori bilangan adalah cabang ilmu Matematika yang mempelajari
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua
Universitas Inonusa Esa Unggul Faultas Ilmu Komputer Teni Informatia Integral Lipat ua Integral Lipat ua Misalan z = f(,) terefinisi paa merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : = {(, ) : a b, c
Lebih terperinciSUATU BUKTI DARI WEDDERBURN S LITTLE THEOREM
Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 66 70 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SUATU BUKTI DARI WEDDERBURN S LITTLE THEOREM PUTRI ANGGRAYNI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciTujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom
BAB 9 RING POLINOM Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan
Lebih terperinciModul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281
Modul Perkalian Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 5528 Abstrak Di dalam teori modul terdapat modul khusus yang disebut modul perkalian (multiplication modules). Misalnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai teori grup. 2.1 Grup Dalam struktur aljabar, himpunan
Lebih terperinciGELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 108 114 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND GELANGGANG ARTIN IMELDA FAUZIAH, NOVA NOLIZA BAKAR, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika asar II merupakan matakuliah lanjutan ari matematika asar I yang telah ipelajari paa semester sebelumnya. Matematika asar II juga merupakan matakuliah pengantar
Lebih terperinciSIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA. ABSTRAK Suatu gelanggang R disebut gelanggang Noetherian jika memenuhi sifat :
SIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA Raja Sihombing 1, Amir Kamal Amir 2, Loeky Haryanto 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika, FMIPA Unhas 2,3 Dosen Program Studi Matematika, FMIPA
Lebih terperinciPENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL
Pengukuran untuk Meneteksi Deformasi angunan Sipil PENGUKURAN UNUK MENDEEKSI DEFORMASI ANGUNAN SIPIL Sutomo Kahar 1 ASRAC Deformation for territory will impact to above the builing stability an also will
Lebih terperinciIDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING
IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL Qharnida Khariani, Amir Kamal Amir dan Nur Erawati Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin (UNHAS)
Lebih terperinciRelasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr
Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,
Lebih terperinciKriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian
Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian Rio Yohanes 1, Nora Hariadi 2, Kiki Ariyanti Sugeng 3 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia rio.yohanes@sci.ui.ac.id,
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinci