BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat ihasilkan engan beberapa metoa engan karakteristik yang berbea-bea. Metoa tersebut antara lain engan elektrolityc microbubble generator, porous plate (PP), ventury tube type bubble generator, an spherical boy in a flowing water tube. Pemanfaatan ari teknologi micro bubble ini telah meluas ke berbagai biang inustri. Paa inustri perikanan alat ini igunakan untuk meningkatkan kaar oksigen paa tambak atau kolam. Manfaat lain aalah untuk meningkatkan kualitas air yang terpolusi buangan limbah pabrik. i unia keokteran teknologi micro bubbles mulai imanfaatkan untuk meniagnosa luka yang iakibatkan oleh kanker, engan cara menyuntikkan gelembung tersebut melalui perearan arah. i biang perkapalan, MG engan metoe elektrolisis igunakan untuk mengurangi efek gesekan antara ining lambung kapal engan air laut (fricional rag reuction) sehingga pergerakan kapal menjai lebih efesien. Paa kehiupan sehari-hari, MG suah mulai iperkenalkan untuk i pasang paa bath up kamar mani, karena gelembung mikro yang ihasilkannya apat melakukan penetrasi ke alam permukaan kulit sehingga memberikan efek gosokan yang baik tanpa harus menggunakan sabun... Prinsip Kerja MG Metoe Spherical all Prinsip kerja utama ari MG metoe spherical ball aalah menciptakan bea tekanan antara tekanan uara luar engan tekanan fluia alam pipa sampai titik tekanan vakum sehingga uara (gas) terhisap masuk kealam aliran fluia melalui lubang-lubang kecil paa ining pipa. Secara lebih jelas konstruksi ari alat ini apat ilihat paa gambar.. Apabila suatu aliran fluia bertekanan ialirkan melalui pipa tersebut maka akan

2 terjai pertambahan kecepatan partikel fluia paa saat melewati aerah sekitar bola, pertambahan kecepatan ini ikarenakan penyempitan penampang saluran oleh bola an pertambahan panjang lintasan partikel fluia saat menyusuri permukaan bola. Kecepatan tertinggi terjai paa aerah puncak bola. erasarkan persamaan massa an energi (persamaan ernoulli), peningkatan kecepatan aliran akan iikuti engan penurunan tekanan sehingga aerah sekitar puncak bola memiliki tekanan lebih renah ari paa aerah inlet pipa. Apabila tekanan ialam pipa lebih renah ibaningkan engan tekanan atmosfer, maka uara secara otomatis akan terhisap kealam aliran fuia, melalui lubang lubang kecil paa Test Section yaitu aerah yang bertekanan renah. ikarenakan aliran yang terjai paa aerah ownstream aalah turbulen an terapat tegangan geser, uara yang masuk tersebut akan terpecah menjai microbuble engan jumlah yang sangat banyak. Micro ubble Uara Terhisap Gambar.. Konstruksi Micro ubble Generator Type Spherical all Ilustrasi i atas menggambarkan aliran air bertekanan masuk ari sisi inlet pipa. Aliran air akan bertambah kecepatannya saat melewati bola karena penyempitan penampang aliran an pertambahan panjang lintasan partikel air saat menyusuri ining bola. Pertambahan kecepatan menyebabkan tekanan isekitar bola menurun an lebih renah ari tekanan uara luar, sehingga uara

3 luar terhisap masuk melalui lubang intake isekitar bola an membentuk gelembung-gelembung kecil yang keluar ari sisi outlet pipa.. TEORI MEKANIKA FLUIA Mekanika fluia aalah ilmu yang mengkaji perilaku ari zat-zat cair an gas alam keaaan iam ataupun bergerak. Secara khusus, fluia iefinisikan sebagai zat yang bereformasi secara terus-menerus selama ipengaruhi suatu tegangan geser. Tegangan geser terbentuk oleh gaya tangensial yang bekerja paa sebuah permukaan. anyak kriteria yang igunakan untuk mengklasifikasikan aliran fluia. Sebagai contoh; aliran apat igolongkan sebagai aliran steay an unsteay, satu ua atau tiga imensi, aliran compressible atau incompressible, an salah satu klasifikasi yang terpenting aalah klasifikasi yang menggolongkan apakah aliran itu laminar atau terbulen... Aliran Viskos alam Pipa Perbeaan utama antara saluran tertutup an terbuka aalah : mekanisme asar yang menggerakkan fluia (a) untuk aliran tertutup, gravitasi mungkin memiliki arti penting jika pipa tiak horizontal, namun gaya penggerak utamanya aalah graien tekanan sepanjang pipa. Jika pipa tiak terisi penuh, tk mungkin untuk menjaga perbeaan tekanan, p-p. (b) untuk saluran terbuka, hanya gravitasi yang menjai gaya penggeraknya Gambar. (a) Aliran Pipa. (b) Aliran kanal-terbuka []

4 Saluran pipa tertutup lebih sering igunakan aplikasinya alam biang mechanical engineering. Misalnya sistim pamipaan alam jaringan transportasi pertambangan minyak. Seangkan untuk saluran pipa terbuka lebih sering igunakan paa biang civil engineering... Aliran Laminar an Turbulen Aliran fluia i alam sebuah pipa mungkin merupakan aliran laminar atau turbulen. Osborne Reynols (84-9), ilmuwan an ahli matematika Inggris, aalah orang yang pertama kali membeakan ua klasifikasi aliran ini engan menggunakan sebuah peralatan seerhana seperti paa ilustrasi gambar ibawah. Sifat-sifat laminar an turbulen ini apat iamati engan menginjeksikan zat pewarna yang mengambang alam sebuah pipa beraliran seperti itunjukkan paa gambar. Untuk laju aliran yang cukup kecil guratan zat pewarna (sebuah garisgurat) akan tetap berupa garis yang terlihat jelas selama mengalir, engan hanya seikit saja menjai kabur karena ifusi molekuler ari zat pewarna ke air i sekelilingnya. Untuk suatu laju aliran seang yang lebih besar, guratan zat pewarna berfluktuasi menurut waktu, ruang an olakan putus-putus engan perilaku tak beraturan muncul i sepanjang guratan. Sementara itu, untuk laju aliran yang cukup besar guratan zat pewarna akan segera kabur an menyebar i seluruh pipa engan pola yang acak. Ketiga karakteristik ini, yang masing-masing isebut sebagai aliran laminar, transisi an turbulen. isa isebut juga aliran turbulen icirikan ari aanya ketiakteraturan lokal alam mean aliran yang ipengaruhi oleh sifat-sifat mekanik seperti kecepatan, tekanan atau temperatur.

5 Gambar. ilustrasi jenis aliran []. Salah satu parameter tak berimensi yang biasanya juga igunakan untuk mensifati tipe aliran aalah bilangan Reynols (Re), Re aalah perbaningan antara efek inersia an viskos alam aliran. ari hasil analisa, apat iketahui bahwa aliran paa pipa tergantung terhaap angka Reynols (Reynols number), R e V... [.] [] imana V aalah kecepatan rata-rata i alam pipa. Artinya, aliran i alam sebuah pipa aalah laminar, transisi atau turbulen jika bilangan Reynolsnya Cukup kecil, Seang atau Cukup esar ; aalah iameter alam pipa. Jika R e 00 biasanya Aliran bersifat Laminar. Jika 00 R e 4000 biasanya Aliran bersifat Transisi, sifat aliran engan bilangan Reynols iantara keua batas ini mungkin berubah ari keaaan Laminar menjai Turbulen engan perilaku acak yang jelas. an jika R e 4000 biasanya Aliran bersifat Turbulen... aerah Masuk an Aliran erkembang Penuh Setiap fluia yang mengalir alam sebuah pipa harus memasuki pipa paa suatu lokasi. aerah aliran i ekat lokasi fluia memasuki pipa isebut sebagai aerah masuk (entrance region) an iilustrasikan paa gambar ibawah ini.

6 Gambar.4 aerah aliran seang berkembang an aliran berkembang penuh []. Aliran i aerah masuk sebuah pipa sangat kompleks, fluia biasanya memasuki pipa engan profil kecepatan yang hampir seragam paa bagian (). Paa saat fluia mulai bergerak melewati pipa, efek viskos menyebabkannya tetap menempel paa ining pipa (konisi lapisan batas tanpa slip). Hal ini berlaku jika fluianya aalah uara yang relatif invisci ataupun minyak yang sangat viskos. Jai, sebuah lapisan batas (bounary layer) imana efek viskos menjai penting timbul i sepanjang ining pipa seemikian hingga profil kecapatan awal berubah menurut jarak sepanjang pipa x, sampai fluia mencapai ujung akhir ari panjang aerah masuk, bagian (), imana setelah i luar itu profil kecepatan tiak berubah lagi menurut x. Lapisan batas telah tumbuh ketebalannya sehingga memenuhi pipa secara menyeluruh. Efek viskos sangat penting i alam lapisan batas. Untuk fluia i luar lapisan batas [i alam inti invisci (invisci core) yang mengelilingi garis sumbu ari () an ()], efek viskos apat iabaikan. entuk ari profil kecepatan i alam pipa an panjang aerah masuk ( e ) tergantung paa tipe aliran, apakah aliran tersebut laminar atau turbulen. berimensi, Seperti paa banyak sifat lainnya ari aliran pipa, panjang masuk tak e /, berkolerasi cukup baik engan bilangan Reynols. Panjang masuk paa umumnya iberikan hubungan :

7 e 0,06 Re... [.] [] (untuk aliran laminar) an e / 6 4,4 (Re)... [.] (untuk aliran turbulen) Untuk aliran-aliran engan bilangan Reynols Sangat renah panjang masuk apat sangat penek ( = 0,6 jika Re = 0), sementara untuk aliran-aliran e engan bilangan Reynols besar aerah masuk tersebut apat sepanjang berkalikali iameter pipa sebelum ujung akhir ari aerah masuk icapai ( e = 0 untuk Re = 000). Untuk banyak masalah-masalah teknik praktis 0 4 < Re < 0 5 sehingga 0 < e < 0. Perhitungan profil kecepatan an istribusi tekanan i alam aerah masuk sangat rumit. Namun, apabila fluia telah mencapai ujung akhir ari aerah masuk, bagian () ari gambar i atas, aliran lebih muah igambarkan karena kecepatan hanyalah fungsi jarak ari sumbu pipa, r, an tiak tergantung paa x. Hal ini berlaku sampai sifat ari pipa berubah karena sesuatu hal, misalnya perubahan iameter, atau sampai fluia mengalir melalui sebuah belokan, katup, atau komponen lainnya paa bagian (). Aliran antara () an () isebut berkembang penuh (fully evelope). Setelah gangguan atas aliran berkembang penuh [paa bagian (4)], aliran secara bertahap mulai kembali ke sifat berkembang penuhnya [bagian (5)] an terus engan profil ini sampai komponen pipa berikutnya icapai [bagaian (6)]. alam banyak kasus pipa cukup panjang sehingga terapat panjang aliran berkembang penuh yang lebih besar ibaningkan engan panjang aliran yang seang berkembang...4 Persamaan ernoulli

8 Pressure rop alam penulisan Tugas Akhir kali ini, persamaan ernoulli imanfaatkan untuk menapatkan pressure rop (penurunan tekanan), agar apat memanfaatkan perbeaan tekanan untuk menyeot uara. Perhitungan ilakukan paa sebuah aliran air i pipa, engan bola terapat ialamnya sesuai engan ilustrasi paa Gambar, sehingga formula untuk perhitungan pressure rop aalah ; Persamaan asar ernoulli [] : P V Z. g P V Z. g Asumsi Z = Z ; an g = 0 m/s..[.4] P. g V. g P. g V. g V. g V. g P. g P. g V V. g P P. g V P ( V V 0 V ) P P P Jai persamaan pressure rop aalah : ( V V ).0000 P P... [.5] 0 ari persamaan tersebut apat iketahui bahwa tekanan paa iameter kecil yang tepat beraa i tengah tengah puncak bola akan lebih kecil aripaa tekanan atmosfer, hal ini berakibat uara luar akan terhisap masuk kealam pipa. Aliran incompressible Untuk perhitungan kecepatan aliran uara, harus iperhatikan bahwa sifat uara aalah tak mampu mampat (incompressible). Sehingga persamaan ernouli

9 iturunkan engan mempertimbangakan sifat fluia gas yang secara umum mempunyai (massa jenis) tiak konstan. Untuk aliran ari suatu gas sempurna yang tunak, invisci an isothermal, persamaan menjai : p V p RT p RT v p RT g gz C.[.6], iamana T aalah konstan gz C v RT v Ln( p) z Ln( p ) z g g g v g v g RT g Ln( p ) RT g Ln( p ) z z v v g g RT g p Ln( p ) z z [.7] Untuk aliran uara engan kecepatan renah (bilangan Mach kurang ari 0,), efek incompressibilitas apat iabaikan an penurunan persamaan ernoulli sama engan fluia compressible...5 PENGUKURAN TEKANAN Tekanan (pressure) inyatakan sebagai gaya per satuan luas. engan emikian, satuan tekanan sama engan tegangan (stress), an paa umumnya tekanan apat ianggap sebagai sejenis tegangan juga. Tekanan absolut (absolute pressure) iukur relatif terhaap suatu keaaan hampa sempurna (tekanan nol mutlak), atau gaya per satuan luas yang bekerja paa ining penampung fluia. Tekanan relatif atau tekanan pengukuran (gage pressure) aalah selisih antara tekanan absolut an tekanan atmosfer setempat. Tekanan mutlak selalu positif, tetapi tekanan pengukuran apat positif maupun negatif, tergantung paa apakah tekanan tersebut i atas tekanan atmosfer (bernilai positif) atau ibawah tekanan atmosfer (bernilai negatif). Sebuah tekanan negatif isebut juga sebagai tekanan hisap atau hampa. Misalnya, tekanan mutlak

10 0 psi (abs0 apat inyatakan sebagai pengukuran -4,7 psi (gage), jika tekanan atmosfer setempat aalah 4,7 psi, atau engan cara lain inyatakan sebagai tekanan hisap 4,7 psi atau tekanan hampa 4,7 psi. Gambar.5 Grafik tekanan pengukuran an tekanan mutlak [] Pengukuran tekanan atmosfer biasanya ilakukan engan sebuah barometer air raksa, yang bentuk paling seerhananya teriri ari sebuah tabung gelas tertutup paa satu ujungnya an ujung terbukan lainnya tercelup alam sebuah bejana berisi penuh engan air raksa seperti itunjukan paa gambar.6 Tabung tersebut mulai iisi penuh engan air raksa (paa posisi terbalik engan sisi terbukanya menghaap ke atas) an kemuian iputar ke bawah (ujung terbuka ke bawah) sehingga ujung terbuka ialam bejana air raksa. Ketinggian kolom air raksa akan mencapai suatu posisi kesetimbangan i mana beratnya itambah engan gaya akibat tekanan uap (yang terbentuk paa ruang i atas kolom) mengimbangi gaya karena tekanan atmosfer. Jai P h atm P uap..[.8] i mana aalah berat jenis air raksa. Untuk kebanyakan tujuan praktis, pengaruh tekanan uap apat iabaikan karena nilainya sangat kecil [untuk air raksa P uap 0,0000lb / in. (abs) paa temperatur o F 68. Ini merupakan cara yang konvensional untuk menyatakan tekanan atmosfer engan ketinggian h alam milimeter atau inci air raksa. Perlu icatat jika air igunakan sebagai pengganti air raksa, maka ketinggian kolom akan mencapai kira-kira 4 ft, ibaningkan engan air raksa yang hanya 9,9 in. Konsep barometer air raksa iciptakan oleh Evangelista Rorricelli paa tahun 644.

11 Gambar.6 arometer air raksa []...6 Pembentukan Gelembung (ubble Formation) [5]. Pembentukan gelembung itentukan oleh banyak parameter seperti terlihat paa persamaan i bawah ini yang iusulkan oleh Salvatore Cesar Pais [5]. = ƒ(σ, c,, c,, P, N, U LS, Q, g).[.9] imana : σ = Tegangan permukaan air c c P N U LS Q G = Viskositas inamik air = Viskositas inamik uara = ensitas air = ensitas uara = iameter pipa = iamater nozzle = Superficial liqui velocity = ebit uara = Percepatan gravitasi

12 Y U P U LS Q X P Gambar.7 iagram skematik pembentukan gelembung Gaya yang bekerja paa pembentukan gelembung aalah : Gaya apung (ouyanncy Force) (F ) Gaya tegangan permukaan cairan (Surface Tension Force) (Fσ) Momentum flux uara (Inersia Force) (F ) Gaya seret (rag Force) (F ) ari hukum Newton keua mengenai gerak, paa pembentukan gelembung berlaku persamaan gaya yaitu : F + F M + Fσ + F + F + = 0..[.0] Persamaan ini berlaku baik untuk gelembung bergerak baik paa air yang iam atau air yang mengalir. Gaya tersebut yaitu. Gaya Apung (ouyant Force) (F ) F = ( c - ) g V [.] imana: c = ensitas air = ensitas uara

13 G = Percepatan gravitasi bumi V. Momentum Flux (F M ) F imana : M Q N = Volume Gelembung Q [.] N 4 = ensitas uara = ebit uara = iameter nozzle. Gaya Tegangan Permukaan (Fσ) Fσ = σ N.[.] imana ; σ = Tegangan Permukaan air N 4. Gaya Inersia (F I ) = iameter Nozzle F I t s s V CVCMC U LS [.4] t t t imana: c gaya inersia bubble C MC V = ensitas air = ensitas uara gaya inersia air = Koefisien pertambahan massa air = volume gelembung s = U = kecepatan pusat bubble ari nozzle t U LS 5. gaya Seret (F ) F imana : C W = Kecepatan superficial liqui S CW CU A.[.4] = Koefisien rag pengaruh ari ining pipa

14 c U A S = ensitas air = Kecepatan efektif gelembung = (s/t) - U LS = Luas frontal gelembung = Nilai variable = + jika U < 0 = - jika U > 0 C C C MC W * ( t) C * 4 untuk Re < Re 8,5 C untuk Re 500 Re 0,6 C 0,44 untuk 500 Re 000 Re A A * CU C t untuk U > 0 4 t N untuk U < 0 4 P Paa pembentukan gelembung seperti terlihat paa gambar keseimbangan gaya aalah sebagai berikut : gaya F an F I berlawanan arah engan gaya F + F M + F. Gaya-gaya F + F M + F aalah gaya paa gelembung yang bergerak vertical keatas permukaan air. Gaya F an F I aalah gaya yang menahan atau menghambat gelembung untuk bergerak ke atas permukaan air. Sehingga persamaan i atas menjai :

15 F + F M + F = F + F I N c W N c U A C S Q g 4 6 P c U t 6...[.5] Pembentukan gelembung (bubble) teriri ari tahap :. Tahap pengembangan (Expansion Stage).. Tahap pelepasan (etachment Stage). Selama tahap pengembangan, gelembung mengembang ke arah raial sebagai hasil ari injeksi gas, melalui nosel tunggal, imana jejak pembentukan gelembung empet paa ujung nosel. Paa akhir tahap ekspansi itentukan oleh besarnya gaya yang melepaskan an menahan paa gaya-gaya keseimbangan. Selama tingkat ekspansi yaitu : t t t s t V 6 Persamaan gaya keseimbangan paa akhir tahap ekspansi : N LS c W N c U t t A C S Q g 4 6 LS MC c U t t t C t t t t [.6] Tahap pelepasan terjai karena gelembung menapatkan injeksi uara yang terusmenerus sehingga volume gelembung bertambah an akhirnya terlepas. Jai volume gelembung selama tahap pelepasan yaitu : t Q V E 6...[.7]

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air adalah salah satu komponen utama penunjang kehidupan seluruh makhluk hidup. Pencemaran dan penurunan kualitas air karena peningkatan aktivitas manusia akan berdampak

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

Panduan Praktikum 2012

Panduan Praktikum 2012 Percobaan 4 HEAD LOSS (KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA LURUS) A. Tujuan Percobaan: 1. Mengukur kerugian tekanan (Pv). Mengukur Head Loss (hv) B. Alat-alat yang digunakan 1. Fluid Friction Demonstrator. Stopwatch

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tune mass amper (TMD) aalah sebuah alat atau instrument yang teriri ari suatu massa, kekakuan an sebuah amper (peream) yang empet atau menempel paa suatu struktur yang

Lebih terperinci

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis 1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES DISUSUN OLEH Astiya Luxfi Rahmawati 26020115120033 Ajeng Rusmaharani 26020115120034 Annisa Rahma Firdaus 26020115120035 Eko W.P.Tampubolon 26020115120036 Eva Widayanti

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

BAB III RANCANG BANGUNG MBG BAB III RANCANG BANGUNG MBG Peralatan uji MBG dibuat sebagai waterloop (siklus tertutup) dan menggunakan pompa sebagai penggerak fluida, dengan harapan meminimalisasi faktor udara luar yang masuk ke dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil

Lebih terperinci

BAB III SET-UP ALAT UJI

BAB III SET-UP ALAT UJI BAB III SET-UP ALAT UJI Rangkaian alat penelitian MBG dibuat sebagai waterloop (siklus tertutup) dan menggunakan pompa sebagai penggerak fluida. Pengamatan pembentukan micro bubble yang terjadi di daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFFEKTIFITAS AERASI DENGAN MENGGUNAKAN MICRO BUBBLE GENERATOR (MBG)

PENINGKATAN EFFEKTIFITAS AERASI DENGAN MENGGUNAKAN MICRO BUBBLE GENERATOR (MBG) Peningkatan Efektifitas Aerasi (Firra R., Iwan W., dan Tuhu Agung R.) 88 PENINGKATAN EFFEKTIFITAS AERASI DENGAN MENGGUNAKAN MICRO BUBBLE GENERATOR (MBG) Firra Rosariawari, Iwan Wahjudijanto dan Tuhu Agung

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI 6.. Arus an Kerapatan Arus. Muatan listrik yang bergerak membentuk arus yang memiliki satuan ampere (A) an iefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui

Lebih terperinci

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law PENGUKURAN VISKOSITAS RINI YULIANINGSIH Review Viskositas Newtonian Non Newtonian Power Law yz = 0 + k( yz ) n Model Herschel-Bulkley ( yz ) 0.5 = ( 0 ) 0.5 + k( yz ) 0.5 Model Casson Persamaan power law

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Zat Padat dan Fluida Pertanyaan Apa itu fluida? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

MODIFIKASI GEOMETRI SEBAGAI PENGONTROL PASIF TERHADAP GAYA DRAG PADA SILINDER GANDA YANG TERSUSUN SECARA TANDEM

MODIFIKASI GEOMETRI SEBAGAI PENGONTROL PASIF TERHADAP GAYA DRAG PADA SILINDER GANDA YANG TERSUSUN SECARA TANDEM MODIFIKASI GEOMETRI SEBAGAI PENGONTROL PASIF TERHADAP GAYA DRAG PADA SILINDER GANDA YANG TERSUSUN SEARA TANDEM Okasatria Novyanto 1 1 Puslit KIM-LIPI, Kawasan Pusitek-Serong okasatria@kim.lii.go.i INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida MEKANIKA FLUIDA Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-molekul

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KESTABILAN LERENG (KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PADANG)

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KESTABILAN LERENG (KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PADANG) PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KESTABILAN LERENG (KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PADANG) Silvianengsih Teknik Sipil Politeknik Negeri Paang E-mail: silvianengsih@rocketmail.com Liliwarti Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO

( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO (0612225223) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO Jurnal Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fisika OLEH WAN

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Mekanika Zat Padat dan Fluida Keadaan Zat/Bahan Padat Cair Gas Plasma Kita akan membahas: Sifat mekanis zat padat dan fluida (diam dan bergerak) Kerapatan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG PADA TEPI SUNGAI TEMBUNG

ANALISA STABILITAS LERENG PADA TEPI SUNGAI TEMBUNG ANALISA STABILITAS LERENG PADA TEPI SUNGAI TEMBUNG Jupriah Sarifah, Bangun Pasaribu Dosen Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Jupriah@ft.uisu.a.i; bangun@ft.uisu.a.i

Lebih terperinci

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification) Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification) Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK Fluida statik adalah fluida dalam keadaan diam. Sudah kita ketahui bahwa fluida tidak mampu menahan perubahan bentuk karena tidak sanggup menahan shear stress atau gaya

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

Pemilihan Fluida Kerja pada Pengembangan Organic Rankine Cycle. Selection Working Fluids in the Organic Rankine Cycle Development

Pemilihan Fluida Kerja pada Pengembangan Organic Rankine Cycle. Selection Working Fluids in the Organic Rankine Cycle Development Pemilihan Fluia Kerja paa Pengembangan Organic Rankine Cycle Selection Working Fluis in the Organic Rankine Cycle Development Yogi Siroz Gaos 1*, Mulya Juarsa 1, Ei Marzuki 1, Muhama Yulianto 1,2 1 Engineering

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai engan persetujuan ari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat 812/TA/FTS/UKM/III/2004 tanggal 9 Februari 2004, engan

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Rachmat Subagyo 1, I.N.G. Wardana 2, Agung S.W 2., Eko Siswanto 2 1 Mahasiswa Program Doktor

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: rahayujunik@yahoo.com

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & KESEIMBANGAN PASAR NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: 115030207113012 FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & EKUILIBRIUM PASAR Fungsi Permintaan Pasar Fungsi permintaan pasar untuk

Lebih terperinci

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan

Lebih terperinci