Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr
|
|
- Yuliani Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika, ITB ) Departemen Matematika, ITB Jl. Ganesa 10 Banung hengki_tasman@ahoo.com ; esoewono@bg.centrin.net.i Dalam makalah ini itinjau panu gelombang planar ang i alamna terapat nonlinearitas jenis Kerr. Dengan menggunakan metoe ineks bias eekti an perata-rataan, iapat relasi ispersi alam bentuk implisit secara analitis untuk panu gelombang tersebut. Relasi ispersi ini apat meneerhanakan perhitungan numerik alam menapatkan kurva ispersi. Sebagai hasil iperoleh kurva relasi ispersi engan beberapa moel perata-rataan untuk panu gelombang planar simetrik. Kata kunci : panu gelombang planar, nonlinearitas Kerr, relasi ispersi. Abstract In this paper planar waveguies with Kerr-tpe nonlinearit are consiere. B using an eective reractive inex metho an averaging, an implicit ispersion relation is obtaine analiticall or the waveguies. This ispersion relation can simpli numerical calculation in obtaining ispersion curves. Dispersion relation curves with ierent averaging schemes or smmetric planar waveguies are shown here. Kewors : planar waveguie, Kerr-tpe nonlinearit, ispersion relation. 1. Penahuluan Panu gelombang planar ang i alam ilmna menganung materi nonlinear ang bersiat sel-ocusing menghasilkan sel-trapping paa gelombang alam arah ang sejajar engan batas panu gelombang tersebut. Dalam kasus ini kombinasi proil ineks bias eekti linear alam satu arah an ineks bias nonlinear ang iinuksi alam arah tegak lurus menghasilkan sebuah panu gelombang eekti engan potongan melintang ua imensi. Di samping itu kasus ini menghasilkan solusi ang ikenal sebagai soliton spasial 1). Dalam literatur panu gelombang linear, metoe ineks bias eekti telah banak ipakai sebagai suatu proseur untuk menemukan solusi hampiran bagi struktur panu gelombang ua imensi ang rumit ). Metoe ini ipakai untuk menganalisa panu gelombang planar nonlinear. Panu gelombang apat ikarakterisasi oleh relasi ispersi ang terapat i alamna. Dalam makalah ini akan iturunkan relasi ispersi untuk panu gelombang planar ang i alam ilmna terapat nonlinearitas jenis Kerr. Untuk menapatkan relasi ispersi ini, mula-mula persamaan gelombang skalar ua imensi untuk panu gelombang planar nonlinear tersebut iselesaikan engan menggunakan metoe ineks bias eekti, kemuian engan menerapkan perata-rataan iapat relasi ispersi tersebut. Selanjutna iberikan beberapa contoh pemakaian relasi ispersi tersebut engan beberapa moel perata-ratan alam panu gelombang planar simetrik ang i alam ilmna terapat nonlinearitas jenis Kerr.. Permasalahan Panu gelombang planar ang ikaji i sini mempunai ineks bias ang bervariasi secara tangga (step inex) alam arah sumbu Y. Variasi ini inotasikan engan n (. Selain itu juga terapat nonlinearitas jenis Kerr alam arah sumbu Y, an inotasikan engan n (. Kita akan meninjau gelombang TE ang merambat i sepanjang panu gelombang ini (alam arah sumbu Z). Vektor mean listrik untuk gelombang TE ini mempunai r bentuk E = ( x, exp( i( βz ωt)) xˆ imana β aalah konstanta propagasi, ω aalah rekuensi suut optik. Fungsi (x, memenuhi persamaan gelombang skalar ua imensi berikut x [ k n ( k n ( n ( I( x, β ] = 0, engan sarat batas berupa kekontinuan an turunan parsialna i setiap titik paa batas antara ua lapisan, imana k = π/λ merupakan bilangan gelombang i ruang hampa, λ aalah panjang gelombang i ruang hampa an I(x, aalah intensitas lokal. Intensitas lokal ini iberikan oleh (1) I( x, = 1 cε0n ( ( x, ), () imana c aalah kecepatan cahaa i ruang hampa, an ε 0 aalah permitivitas ruang hampa. Untuk menelesaikan persamaan (1) igunakan metoe ineks bias eekti 1,). Dalam metoe ini iasumsikan bahwa apat ipisah secara parsial alam 187
2 188 KFI Vol. 13 No. 3, 00 bentuk (x, = ( x (x, an x (x, merupakan ungsi ang slowl varing terhaap variabel, maksuna perubahan x ibaningkan engan perubahan x kecil sekali alam satu panjang gelombang, sehingga aktor x apat iabaikan. Ie pengasumsian metoe ini aalah membuat hampir semua pengaruh variabel paa ungsi x (x, iambil alih oleh ungsi (, sehingga pemisahan (x, secara parsial ini mirip engan pemisahan variabel biasa. Dengan metoe ini persamaan gelombang (1) apat ipisah menjai x x k [ k n ( β ] = 0 e, (3) [ n ( α( ( n ( ] = 0 x e x, () imana n e ( aalah ineks bias eekti an α( = cε0n ( n(, seangkan ineks bias eekti kuaratna aalah n ( n ( k P ( ne ( = n ( 1, (5) β imana P aalah aa optis. Solusi persamaan () ikenal sebagai soliton spasial, namun alam makalah ini solusi ini tiak ibahas lebih lanjut. Ineks bias eekti kuarat tersebut membuat persamaan (3) menjai nonlinear. Kenonlinearan ini membuat solusi an relasi ispersi persamaan tersebut sulit iapat secara analitis, seangkan penekatan numerik ang ilakukan engan mempartisi imensi ketebalan ilm an melinearkan ineks bias eekti kuarat i setiap sub intervalna 1) akan membuat kerumitan alam pengaopsian sarat batas. Dalam makalah ini iturunkan penekatan analitis ang lebih seerhana engan merata-ratakan ineks bias eekti kuarat. Dalam hal ini pengaruh perubahan ineks bias eekti kuarat paa arah tiak itinjau titik emi titik, tetapi alam imensi ketebalan ilm. Dengan melakukan perata-rataan ini, maka persamaan (3) menjai linear an apat iperoleh relasi ispersi secara analitis. Ineks bias eekti kuarat (5) irata-rata engan merata-ratakan ( sebagai berikut imana ( ). n ( n ( k P ˆ ( nˆ e ( = n ( 1, (6) β ˆ ( menatakan hasil perata-rataan ari 3. Penurunan Relasi Dispersi an Analisa Perata-rataan Misal ineks bias panu gelombang tersebut aalah nc ; < < n ( = n ; 0 < <, ns ; < < 0 imana aalah ketebalan ilm, n c aalah inek bias claing, n aalah ineks bias ilm, an n s aalah ineks bias substrat, serta koeisien nonlinear jenis Kerr sebagai berikut n ; 0 < < n ( =. 0 ; lainna Dengan perata-rataan (6) i atas, persamaan (3) apat itulis menjai [ ˆ k n ( β ] = 0 Persamaan (7) i atas mempunai solusi e [ a cos( w ) bsin( w ) ]. (7) c( = exp( wc )exp( wc ( = ( = a cos( w bsin( w s( = a exp( ws, (8) imana c ( aalah solusi i lapisan claing, ( aalah solusi i lapisan ilm, s ( aalah solusi i lapisan substrat, seangkan w ˆ = k ne B, wc = k B n c, an ws = k B n s, imana B = β/k aalah ineks mous. Perlu iperhatikan bahwa pemilihan ( i atas telah memasukan sarat batas kontinuitas ( i setiap titik paa batas antara ua lapisan. Akibatna sarat batas untuk persamaan (7) tinggal kontinuitas turunan ( i setiap titik paa batas antara ua lapisan i panu gelombang tersebut. Untuk menapatkan relasi ispersi panu gelombang cukup itinjau persamaan i lapisan ilm, aitu w engan sarat batas = 0, (9) ( 0) s (0) = ( ) c ( ) =, serta ineks bias eekti kuarat an n nk P ˆ ( nˆ e ( = n 1. (10) B
3 KFI Vol. 13 No. 3, Dengan mengolah keua sarat batas i atas, iapat relasi ispersi untuk P = 0 sebagai berikut cot( k n B ) = n B nc (11) n B B nc seangkan untuk P 0 relasi ispersina aalah k cot B B B B ( n B ) ( n kp) ( n ˆ ) B = ( nc n B ) ( nkp) ( n ˆ ) n ( n 1) B ( n P) ( n ˆ ) c. (1) Nilai B untuk panu gelombang tersebut iapat ari titik potong antara ungsi i ruas kiri an ungsi i ruas kanan ari keua relasi ispersi i atas. Untuk P = 0, relasi ispersi (11) tiak terpengaruh oleh perata-rataan ang ilakukan. Namun untuk P 0, perata-rataan ang ilakukan akan berpengaruh paa relasi ispersi (1). Ruas kiri relasi ispersi (1) merupakan ungsi ang monoton naik (engan omain B). Jika ˆ ang ipakai makin besar, maka ungsi tersebut akan bergeser ke kanan. Namun jika ˆ ang ipakai makin kecil, maka ungsi tersebut akan bergeser ke kiri. Ruas kanan relasi ispersi (1) merupakan ungsi ang monoton turun. Jika ˆ ang ipakai makin besar, maka ungsi tersebut akan bergeser ke kanan. Namun jika ˆ ang ipakai makin kecil, maka ungsi tersebut akan bergeser ke kiri. Jai jika ˆ ang ipakai makin besar, maka titik potong keua ungsi tersebut akan bergeser ke kanan, sehingga nilai B lebih besar, seangkan jika ˆ ang ipakai makin kecil, maka titik potong keua ungsi tersebut akan bergeser ke kiri, sehingga nilai B lebih kecil.. Beberapa contoh Paa bagian ini iberikan beberapa kurva ispersi untuk gelombang TE mous 0 ang iapat engan menggunakan relasi ispersi (1) an ibaningkan engan kurva ispersi ang iapat ari rujukan 1). Selain itu juga iberikan penekatan relasi ispersi engan menggunakan ekspansi Talor paa relasi ispersi tersebut i sekitar P = 0 mw. Parameter panu gelombang planar ang igunakan i sini aalah = µm, λ = 0,515 µm, n c = 1,55, n = 1,57, n s =1,55, n = 10-9 m /W, kecuali apat isebutkan lain..1 Contoh 1 Di sini ipakai empat moel perata-rataan. Paa Gambar 1 simbol menatakan ( ) irata-rata engan ( ) bernilai maksimum. Simbol menatakan peratarataan engan / ), simbol menatakan peratarataan engan ( *), imana * aalah nilai ang membuat ( 1 (, seangkan simbol 0 menatakan perata-rataan engan ( / ). Gambar 1. Kurva ispersi untuk λ = 0,515 µm an = µm(simbol ari atas ke bawah:,,, ) Paa Gambar 1 kurva engan garis tiak terputus iapat ari metoe ineks eekti, seangkan kurva engan garis titik-titik iapat ari metoe elemen hingga (sebagai acuan alam perbaningan). Keua kurva ini iapat ari contoh alam 1). Kurva ispersi moel ( *) an ( / ) aalah sama, karena panu gelombangna simetrik. Keua moel ini lebih baik ibaning keua moel lainna. Namun keempat moel perata-rataan tersebut belum apat mengkarakterisasi aana aa kritis Pc = 1,86π/(k n n ) = 0,05mW 1). Walau emikian hasil ang iperoleh apat ikatakan cukup baik, karena persentase kesalahan relatina cukup kecil (< 10%), kecuali ketika aa menekati aa kritis. Gambar berikut memuat Gambar 1 i atas itambah kurva engan garis putus-putus, imana kurva ini iapat ari pentaloran relasi ispersi i sekitar P = 0 mw, aitu B(P) = 1,567 31,71 P.
4 190 KFI Vol. 13 No. 3, 00 Gambar. Kurva ispersi untuk λ = 0,515 µm an = µm an penekatan Talorna i sekitar P = 0mW.. Contoh Dalam contoh ini ketebalan ilm ibuat bervariasi sebagai berikut 0,5 µm, 1 µm, µm, µm; an peratarataan ang igunakan aalah ( *). Gambar. Kurva ispersi untuk λ = 0,515 µm, = 0,5 µm ( ), = 1 µm (ο), = µm (), = µm( ) an penekatan Talorna i sekitar P = 0 mw Dalam Gambar kurva engan garis putus-putus iapat ari relasi ispersi ang italorkan i sekitar P = 0 mw, aitu B(P) = 1,557 73,08 P untuk = 0,5 µm; B(P) = 1,563 68,59 P untuk = 1 µm; B(P) = 1,567 31,71 P untuk = µm; B(P) = 1,569 10,701 P untuk = µm..3. Contoh 3 Paa contoh ini panjang gelombang ibuat bervariasi sebagai berikut 0,515 µm, 0,85 µm, an 1,3 µm, an perata-rataan ang igunakan aalah ( *). Gambar 3. Kurva ispersi untuk λ = 0,515 µm, = 0,5 µm ( ), = 1 µm (ο), = µm (), = µm( ) Paa Gambar 3 kurva ispersi engan garis tiak terputus iapat ari metoe ineks bias eekti. Kurva ini iapat ari contoh alam 1) an ipakai sebagai acuan alam perbaningan. Paa = µm an = µm, kurva ang ihasilkan ari relasi ispersi apat ikatakan baik, terutama untuk aa 0-0,0 mw. Demikian pula paa = 0,5 µm an = 1 µm, kurva ang iapat cukup baik untuk aa 0-0,0075 mw. Namun moel perata-rataan ang igunakan belum apat mengkarakterisasi aana aa kritis P c = 0,05 mw. Gambar 5. Kurva ispersi untuk = µm, λ = 0,515 µm ( ), λ = 0,85 µm (ο), λ = 1,3 µm () Paa Gambar 5 kurva engan garis tiak terputus iapat ari metoe ineks bias eekti 1) an ipakai sebagai acuan alam perbaningan.
5 KFI Vol. 13 No. 3, Untuk λ = 0,515 µm an λ = 0,85 µm, kurva ang iapat ari relasi ispersi cukup baik, terutama untuk aa 0-0,0 mw. Namun relasi ispersi masih belum apat mengkarakterisasi aana aa kritis P c = 0,05 mw untuk λ = 0,515 µm an P c = 0,068 mw untuk λ = 0,85 µm, seangkan untuk λ = 1,3 µm kurva ang ihasilkan cukup baik, terutama untuk aa 0-0,0 mw, namun belum apat mengkarakterisasi aana aa kritis P c = 0,159 mw. Gambar 6. Kurva ispersi untuk = µm, λ = 0,515 µm ( ), λ = 0,85 µm (ο), λ = 1,3 µm () an penekatan Talorna i sekitar P = 0 mw Dalam Gambar 6 garis putus-putus merupakan kurva ispersi ari relasi ispersi ang italorkan i sekitar P = 0 mw, aitu B(P) = 1,567 31,71 P untuk λ = 0,515 µm; B(P) = 1,56 7,833 P untuk λ = 0,85 µm; B(P) = 1,561 1,9 P untuk λ = 1,3 µm. 5. Kesimpulan Dengan metoe ineks bias eekti an peratarataan iapat relasi ispersi alam bentuk implisit secara analitis untuk panu gelombang planar nonlinear engan nonlinearitas jenis Kerr. Dengan menggunakan relasi ispersi ini, perhitungan numerik ang ilakukan untuk menapatkan kurva ispersi lebih seerhana. Dalam makalah ini telah ipakai relasi ispersi tersebut engan beberapa moel perata-rataan untuk menapatkan kurva ispersi panu gelombang planar simetrik ang i alam corena terapat nonlinearitas jenis Kerr. Kurva ispersi ang ihasilkan engan menggunakan relasi tersebut cukup baik, terutama untuk aa optis ang kecil. Moel perata-rataan ang igunakan masih perlu iperbaiki lebih lanjut untuk mengkarakterisasi aana aa optis kritis. Reerensi 1. K.S. Chiang, R.A. Sammut, 'Eective-Inex Metho or Spatial Solitons in Planar Waveguies with Kerr- Tpe Nonlinearit', J. Opt. Soc.Am. B, Vol. 10, No., pp , April K.S. Chiang, Analsis o Optical Fibers b the Eective-Inex Metho, Appl. Opt. 5, 38-35, Februar 1986.
, serta notasi turunan total ρ
LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik
Lebih terperinciSuatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1
Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi
Lebih terperinciSolusi Tutorial 6 Matematika 1A
Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.
Lebih terperinciBAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH
BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi
16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban
Lebih terperinciAx b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan
SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)
TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH
Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n
MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem
Lebih terperinciJUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL
Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan
Lebih terperinciF = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.
Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC
BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian
METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Diferensiasi
Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan
Lebih terperinciBagian 3 Differensiasi
Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep
Lebih terperinciHukum Coulomb. a. Uraian Materi
Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI
IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi
Lebih terperinciMetode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial
Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,
Lebih terperinciVIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.
Lebih terperinciPENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA
Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this
Lebih terperinciArus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.
Lebih terperinciBAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA
BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :
Lebih terperinciSUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH
SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH JAHARUDDIN Departemen Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Raya
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciPERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU
PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI
ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa
Lebih terperinciPROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak
PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI SEL
BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung
Lebih terperinciKombinasi Gaya Tekan dan Lentur
Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus
Lebih terperinci1.1. Sub Ruang Vektor
1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi
Lebih terperincidan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.
E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciPenggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai
Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com
Lebih terperinciJurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201
akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port
Lebih terperinciBAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc
BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,
Lebih terperinciPENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES
PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik
Lebih terperinciESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA
Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. II.1 Saham
BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength
Lebih terperinciFUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA
FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA. Penekatan Kalkulus: menefinisikan fungsi logaritma natural sebagai integral Panang sebuah fungsi yang iefinisikan engan menggunakan integral: (.) L(x) = t t. Dari Teorema
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru
Lebih terperinciBAB VI. FUNGSI TRANSENDEN
BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan
Lebih terperinciPenerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan
Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciMETODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER
METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi
Lebih terperinci=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU ===
TEKNIK DIGITL === ENTUK KNONIK DN ENTUK KU === entuk Kanonik yaitu Fungsi oolean yang iekspresikan alam bentuk SOP atau POS engan minterm atau maxterm mempunyai literal yang lengkap. entuk aku yaitu Fungsi
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Lereng
Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.
Lebih terperinciPraktikum Total Quality Management
Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau
Lebih terperinciSOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT
SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: rahayujunik@yahoo.com
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah
Lebih terperinciPERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan
Lebih terperinciGangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik
166 Slamet Syamsuin /Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Slamet Syamsuin Pusat Sains Antarksa LAPAN Jl. Dr. Junjunan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciSURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS
SURVEYING (CIV-04) PERTEMUAN : METODE PENGUKURAN LUAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevar Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaa Tangerang Selatan 54 MANFAAT PERHITUNGAN LUAS Pengukuran luas ini ipergunakan
Lebih terperinci3. Kegiatan Belajar Medan listrik
3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,
Lebih terperinciMursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *
Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni
Lebih terperinci=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===
TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi
Lebih terperinciTeknik Koreksi Posisi dan Bentuk Objek Citra dalam Basis Waktu-Bilangan Gelombang
JNTETI, Vol. 5, No., Mei 06 0 Teknik Koreksi Posisi an Bentuk Objek Citra alam Basis Waktu-Bilangan Gelombang Is Marianto Abstract In the case of raar imagery, the image is the result of convolution between
Lebih terperinciSimulasi Perambatan Ultra-Short Pulse Pada Nonlinear Fiber-Optik
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Fotonika (SNAF-8) Surabaya, 4 5 April 8 ISBN: 978-979-9754-4-8 Simulasi Perambatan Ultra-Short Pulse Pada Nonlinear Fiber-Optik Endra Jurusan Sistem Komputer, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS
SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua
Universitas Inonusa Esa Unggul Faultas Ilmu Komputer Teni Informatia Integral Lipat ua Integral Lipat ua Misalan z = f(,) terefinisi paa merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : = {(, ) : a b, c
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas
Lebih terperinciPEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria
Lebih terperinciFormulasi Lentur BAB ANALSS KASUS LENTUR DAN GESER PADA BALOK ELASTS Suatu elemen balok ikatakan alam konisi lentur murni, jika balok tersebut menerima beban ang berupa momen lentur secara konstan tanpa
Lebih terperinciMETODE MENGIKAT KEBELAKANG
METODE MENGIKAT KEBELAKANG Metoe mengikat ke belakang aalah menentukan suatu titik baru engan jalan mengaakan pengukuran suut paa titik yang tiak iketahui koorinatnya. Ketentuan yang harus ipenuhi aalah
Lebih terperinciGROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN
M-10 GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN Susilo Hariyanto Departemen Matematika Fakultas Sains an Matematika Universitas Diponegoro Semarang sus2_hariyanto@yahoo.co.i
Lebih terperinciKAPASITOR. Pengertian Kapasitor
7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas
Lebih terperinciMETODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK
METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer
Lebih terperinciPENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT
PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus
Lebih terperinciFungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciSTUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN)
No. ol. Thn. X November 8 SSN: 854-847 STUD KSTABLAN TANSNT SSTM TNAGA LSTK MULTMSN (MODL 9 BUS MSN) Heru Dibyo Laksono Jurusan Teknik lektro, Universitas Analas Paang, Kampus Limau Manis Paang, Sumatera
Lebih terperinciBAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.
BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar
Lebih terperinciCATATAN KULIAH Pertemuan XII: Optimasi dengan Kendala Persamaan dan Aplikasinya
CATATAN KIAH ertemuan XII: Optimasi enan Kenala ersamaan an Aplikasina A. Efek ari Satu Kenala Tujuan utama iunakanna sebuah kenala aalah memberi tanun jawab kepaa faktor-faktor pembatas (constrains) tertentu
Lebih terperinci11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2
11/4/011 1 11/4/011 KOHERENSI koheren : memiliki θ yang tetap (tiak berubah terhaap waktu) θ = π y 1 y θ = 0 y 1 y 11/4/011 INTERFERENSI CELAH GANDA G G T 4 T 3 T G T 1 T pusat T 1 G T T 3 T 4 Cahaya bersifat
Lebih terperinciANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)
ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) Amin Tohari Universitas Nusantara PGRI Keiri, amin.tohari@unpkeiri.ac.i Abstrak Perkembangan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA
BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERER WM MULIFASA 3. enahuluan enelitian mengenai bentuk sinyal moulasi yang cocok untuk menghasilkan keluaan inete yang bekualitas baik telah lama ilakukan. Salah satu
Lebih terperinciIV. ANALISA RANCANGAN
IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.
Lebih terperinciBESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU
BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu
Lebih terperinciKARAKTERISASI VARIASI SPASIAL CURAH HUJAN UNTUK IMPLEMENTASI WIRELESS BROADBAND DI SURABAYA
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 29 (SNATI 29) ISSN: 97-522 Yogyakarta, 2 Juni 29 KARAKTERISASI VARIASI SPASIAL CURAH HUJAN UNTUK IMPLEMENTASI WIRELESS BROADBAND DI SURABAYA Ari Wijayanti,
Lebih terperinciBAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak
BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut
Lebih terperinciPERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC
PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil
Lebih terperinci2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2
.3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an
Lebih terperinciPenggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier
Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic
Suaratno Suirham Stui Maniri Diferensiasi ii Darpublic BAB 3 Turunan Fungsi-Fungsi (3 (Fungsi-Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inersi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika maka
Lebih terperinci( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO
(0612225223) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO Jurnal Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fisika OLEH WAN
Lebih terperinciPerbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet
Lebih terperinciANALISA PROPAGASI GELOMBANG DALAM PANDU GELOMBANG OPTIK NONLINEAR DENGAN MEDAN SPATIAL SOLITONS
ISSN 0853-8697 ANALISA PROPAGASI GELOMBANG DALAM PANDU GELOMBANG OPTIK NONLINEAR DENGAN MEDAN SPATIAL SOLITONS Harsoyono Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinci3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial
Darpublic Nopember 03.arpublic.com 3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika sin maka sin sin( + ) sin sin cos + cos sin sin Untuk
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:
PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri
Lebih terperinciRespon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika asar II merupakan matakuliah lanjutan ari matematika asar I yang telah ipelajari paa semester sebelumnya. Matematika asar II juga merupakan matakuliah pengantar
Lebih terperinci