Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta"

Transkripsi

1 KURIKULUM TERPADU Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

2 C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seuruh buku dengan cara dan daam bentuk apa pun juga tanpa seijin editor dan penerbit. EDITOR Harsono PENATA LETAK & DESAIN COVER Sutarto ILUSTRATOR GAMBAR Lingga Tri Utama FOTOGRAPHER Bimo (Gedung Pusat UGM) Bambang Prastowo (Gerbang UGM) Dicetak Oeh: Yogyakarta, 2005 Cetakan Pertama, November 2005 ISBN No.... ii

3 Pengantar Sebenarnyaah bahwa kurikuum terpadu teah tersedia di aam semesta ini dengan jumah dan jenis yang tak terhitung. Aam semesta merupakan satuan kurikuum terpadu yang tak habis-habisnya dipeajari oeh manusia. Proses mempeajari aam semesta bervariasi, sesuai dengan zaman dan tingkat peradaban manusia. Sejaan dengan proses tadi maka manusia menemukan fenomena-fenomena dengan skaa yang sangat keci bia dibandingkan dengan aam semesta. Proses penemuan tadi ada yang bersifat tak sengaja (tetapi kemudian dipikir, dicoba, dan dianaisis sesuai dengan kemajuan imu dan teknoogi yang ada) dan bersifat sengaja meaui suatu perancangan atau metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara imiah. Berbagai hasi tadi kemudian diekspresikan daam bentuk fisik maupun non-fisik yang dapat dianggap sebagai suatu modu terpadu, misanya radio, pesawat teevisi, pesawat terbang, bendungan, psikoogi pendidikan, sistem poitik, sistem ekonomi, sistem hukum, musik kasik, agrobisnis, dan ain sebagainya. Daam proses pembeajaran secara konvensiona maka kepada para mahasiswa disiapkan unsur-unsur yang menyusun suatu fenomena secara terpisah, tidak daam konteks utuh, terfragmentasi. Dengan demikian para mahasiswa mempeajari ha-ha yang mati atau tidak bermakna. Sementara itu, daam proses pembeajaran secara inovatif maka kepada para mahasiswa dihadapkan sesuatu yang utuh, terpadu, menarik, dan bermakna bagi mereka. Seama para mahasiswa mengurai unsur-unsur fenomena tadi maka mereka tetap hidup daam konteks. Iniah hakekat kurikuum terpadu. Buku ini menyajikan garis besar pemahaman tentang kurikuum terpadu. Sudah barang tentu para pembaca akan merasakan adanya kekurangan substansi daam buku ini. Para pembaca dipersiakan untuk mencari informasi ebih anjut tentang kurikuum terpadu, sesuai dengan tingkat keperuannya. Pencarian ini akan ebih bermanfaat apabia disertai dengan aktivitas mencoba untuk menyusun dan kemudian menggunakan kurikuum terpadu, sekeci apa pun formatnya, daam kapasitasnya sebagai dosen. Yogyakarta, November 2005 Penyusun iii

4 PENYUSUN Harsono H.C.Yohannes KONTRIBUTOR Kusminarto Achmadi Priyatmojo Djoko Dwiyanto Edia Rahayuningsih Amitya Kumara Ika Dewi Ana iv

5 Daftar Isi Kata Pengantar... iii Daftar Isi... v Bab 1 Pendahuuan... 1 Bab 2 Jenis-Jenis Kurikuum Terpadu... 4 Ciri-ciri kurikuum terpadu... 5 Keterpaduan mutidisipin... 5 Keterpaduan antardisipin... 7 Keterpaduan transdisipin... 8 Komponen pokok daam kurikuum terpadu Peurusan kurikuum Bab 3 Bentuki Kurikuum Terpadu Daam Konteks Pembeajaran Tujuan umum kurikuum terpadu Project- based earning Probem-based earning Rancangan pembeajaran dan pengajaran pada kurikuum terpadu Gardner s Mutipe Inteigence Technoogica inteigence Bab 4 Perancangan Kurikuum Probem Based Learning Eemen kurikuum Perancangan kurikuum Tingkatan kurikuum Peta kurikuum Langkah-angkah perancangan kurikuum Perancangan kurikuum yang spesifik untuk PBL Komponen daam rancangan kurikuum PBL v

6 Bab 5 Langkah Awa Penyusunan Kurikuum Terpadu Langkah awa Penutup Daftar Pustaka vi

7 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM PENDAHULUAN Dampak gobaisasi bersifat mutidimensiona; dampak ini juga terasa daam bidang pendidikan terutama pendidikan tinggi yang secara angsung berinteraksi dengan komunitas internasiona. Secara spesifik, gobaisasi mendorong terjadinya perubahan peran institusi pendidikan tinggi. Peran sebagai institusi pembeajaran tradisiona tidak dapat dipertahankan agi dan peru diubah menjadi institusi pencipta pengetahuan. Sementara itu, perencanaan yang dibuat secara acak (by accident) harus diubah menjadi perencanaan strategis (by design). Ditinjau dari sudut tantangan maka pendekatan komparatif harus diubah menjadi pendekatan kompetitif. Institusi pendidikan tinggi ditantang untuk mengubah kurikuum secara tota. Penekanan kurikuum tidak agi pada content atau pengetahuan meainkan pada pengembangan pembeajaran, kemampuan kreatif, serta penggunaan informasi baru dan teknoogi komunikasi. Dengan demikian struktur kurikuum harus disesuaikan dengan memperhatikan azas kompetensi, manfaat, keenturan, dan continuous improvement. Proses inovasi kurikuum meiputi ha-ha sebagai berikut: (a) persiapan secara menyeuruh, (b) perencanaan strategis, (c) identifikasi tujuan pembaharuan, pengukuran kinerja, sasaran dan angkah-angkah, (d) anaisis kurikuum yang ada / masih digunakan, (e) perancangan kurikuum baru, (f) impementasi & evauasi, yang untuk seterusnya merupakan suatu sikus continuous improvement. Pengembangan kurikuum yang inovatif seyogyanya mengikuti aur proses inovatif yang bercirikan ha-ha sebagai berikut: (a) interaktif atau non-inear, (b) iteratif atau beruang secara spira / heix yang juga dikena 1

8 Kurikuum Terpadu sebagai feed-back oops, (c) penyaringan dan peurusan, (d) beberapa paradoks yang peru dipertimbangkan, meiputi keperuan jangka panjang vs jangka pendek, pengabaian kompetensi vs penekanan kompetensi, individua (coective creativity vs strategic aignment), efektivitas vs efisiensi, serta kekenduran vs kecepatan. Saah satu bentuk pengembangan kurikuum yang akhir-akhir ini memperoeh perhatian secara sungguh-sungguh adaah pengintegrasian kurikuum yang hasinya disebut sebagai kurikuum terpadu (integrated curricuum). Sebenarnyaah bahwa kurikuum terpadu merupakan bagian tak terpisahkan dari inovasi pembeajaran yang mengajak para mahasiswa untuk beajar dan berdiskusi secara kontekstua, mempeajari fenomena yang teah tersedia secara aamiah baik yang terjadi sesuai dengan evousi aam maupun yang terkait dengan hasi peradaban manusia, tidak agi bersifat tekstua. Apabia di bagian huu tersedia berbagai konsep imiah maka di bagian hiir terhampar bebagai fenomena yang daam skaa keci berbentuk berbagai macam modu, dan modu-modu iniah yang akan ditiru oeh - atau menjadi sumber inspirasi bagi - para penyusun kurikuum terpadu agar para mahasiswa dapat beajar secara kontekstua, menyenangkan, efektif, efisien, bermakna, serta mampu menghubungkan konsep imiah yang reevan dengan kejadian-kejadian yang dapat dideteksi oeh panca-indera. Kemampuan ini sangat penting daam mengapikasikan dan mengembangkan pengetahuan mereka keak di dunia kerja. Secara ringkas, kurikuum terpadu dapat dikatakan sebagai suatu refeksi kehidupan itu sendiri. Manfaat atau keuntungan kurikuum terpadu sudah diakui oeh para teoriwan dan pakar fiosofi pendidikan, antara ain Dewey (1924), Bruner (1977), dan Howey (1996). Kurikuum terpadu mengena adanya hubungan antardisipin yang dapat dipeajari oeh para mahasiswa secara terpisah (untuk mendaami karakteristik masing-masing disipin imu) dan sekaigus dipeajari secara kontekstua (untuk memahami keterpaduan berbagai disipin yang ada sehingga menimbukan fenomena yang menarik dan 2

9 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM bermakna). Kurikuum terpadu dapat disusun dari standar dan prinsip umum sampai dengan isi dan niai-niai praktis yang spesifik, dari tingkat dasar sampai dengan tingkat anjut dan kompeks, dan dari tingkat prasyarat sampai dengan tingkat yang menunjukkan hubungan jejaring imu. Pengembangan kurikuum terpadu memerukan aasan yang ogis dan kuat, disertai tujuan yang jeas, obyektif, dan terukur, memperhatikan rancangan impementasi (method of deivery) yang jeas serta mudah dipantau dan dikendaikan, serta memperhatikan sistem evauasi untuk mengukur keberhasian mahasiswa yang sesuai dengan proses pembeajarannya. Secara keseuruhan, pengembangan kurikuum terpadu harus memperihatkan adanya jaminan mutu serta continuous improvement. 3

10 Kurikuum Terpadu JENIS-JENIS KURIKULUM TERPADU Definisi kurikuum terpadu dapat dibangun sesuai dengan sudut pandang yang berbeda, meiputi kerangka konsep, tujuan, dan impementasinya. Dipandang dari konsep yang paing sederhana, kurikuum terpadu diartikan sebagai suatu hubungan yang bermakna antara beberapa subyek. Berangkat dari pemahaman yang sederhana ini maka muncuah berbagai macam pertanyaan yang berkaitan dengan kata hubungan, yaitu hubungan yang bagaimana, menghubungkan apa dengan apa, apakah hubungan tadi berbasis ketrampian atau pengetahuan? Seain itu, keterpaduan dapat diartikan sebagai suatu fusi (kombinasi antara dua subyek) dan dapat pua diartikan sebagai unifikasi seuruh subyek dan pengaaman. Diskusi tentang kurikuum terpadu ini sudah berangsung cukup ama, bahkan pada tahun 1935 teah diformuasikan oeh the Nationa Counci of Teachers of Engish di Amerika Serikat. Namun demikian berbagai definisi yang berkembang di kemudian hari tetap tidak memberikan sousi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengembangan kurikuum itu sendiri. Berdasarkan situasi seperti ini maka muncuah gagasan tentang kategori kurikuum terpadu yang kemudian ebih diterima oeh para pemerhati pendidikan, yaitu integrasi mutidisipin, antardisipin, dan transdisipin. Ciri-ciri kurikuum terpadu Apa pun bentuk atau kategori kurikuum terpadu, maka setiap kategori akan memiiki ciri-ciri sebagai berikut: Ada kombinasi dari beberapa subyek Ada penekanan pada proyek 4

11 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Mendorong pembeajar untuk mencari sumber beajar di uar text books Ada hubungan di antara beberapa konsep Unit tematik merupakan organisasi dasar (sebagai pemicu pembeajaran) Adanya tatakaa yang entur Pengeompokan mahasiswa secara entur Keterpaduan mutidisipin Integrasi mode ini difokuskan pada disipin-disipin yang dipadukan, biasanya daam bentuk tema. Banyak cara yang dapat dipakai untuk menyusun kurikuum mutidisipin, dan masing-masing cara mempunyai intensitas yang berbeda. Jenis-jenis pendekatan ini meiputi intradisipin, fusi, service earning, parae discipines atau earning centers, dan themebased units (Gambar 1). Gambar 1. Pendekatan mutidisipin 5

12 Kurikuum Terpadu Pendekatan intradisipin Pendekatan mode in merupakan keterpaduan beberapa subdisipin dari suatu area subyek. Sebagai contoh adaah komunikasi baca, tuis, dan ora dari seni bahasa. Program studi sosia dapat tersusun atas beberapa subdisipin, antara ain imu-imu sejarah, geografi, ekonomi, dan pemerintahan. Contoh dari imu dasar adaah keterpaduan antara imu-imu bioogi, kimia, fisika, dan ruang angkasa. Dengan mode pendekatan ini maka diharapkan para mahasiswa mempeajari dan memahami hubungan antara berbagai subdisipin yang berbeda dan keterkaitannya dengan kenyataan yang ada di dunia ini. Fusi Mode pendekatan ini memadukan ketrampian, pengetahuan, atau bahkan sikap dan periaku. Teknoogi moderen dapat dimasukkan ke daam kurikuum ketrampian penggunaan komputer. Ligkungan hidup dapat dipeajari dengan mode pendekatan ini. Service earning Mode pendekatan ini meibatkan komunitas, dan biasanya dikemas daam bentuk proyek. Di Universitas Gadjah Mada, mode pendekatan ini dikena sebagai program Kuiah Kerja Nyata (KKN) yang kemudian berkembang daam berbagai bentuk submode, untuk mencapai keefektivan dan efisiensi tujuan pembeajaran. Learning centers / parae discipines Mode seperti ini teah digunakan oeh Fakutas Kedokteran UGM sejak tahun 1992, dikena sebagai program Probem-based earning. Pada 10 tahun pertama digunakan 8 modu dengan tema yang berbeda, sebagai contoh adaah modu demam dan nyeri. Dengan modu demam sebagai pemicu pembeajaran maka para mahasiswa mempeajari tema tadi dari berbagai perspektif yang berbeda secara parae, antara ain histoogi, anatomi, biokimia, farmakoogi, imunoogi. 6

13 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Contoh ain adaah tema poa batik gaya Surakarta ; dengan tema ini maka para mahasiswa diharapkan mengeksporasi poa batik tadi dari sudut pandang yang berbeda. Dari kegiatan ini maka para mahasiswa akan beajar tentang fiosofi kejawen, seni ukis, sejarah, teknik penceupan, seni tari, sastra, ekonomi, dan bahkan imu dasar seperti kimia. Theme-based units Mode pendekatan ini memadukan beberapa tema yang disajikan kepada para mahasiswa, mereka mengeksporasinya untuk kemudian mencapai puncak aktivitas yang terpadu. Aktivitas mahasiswa berupa pembeajaran koaboratif dan kooperatif. Keterpaduan antardisipin Keterpaduan mode ini merupakan penataan kurikuum intas disipin dengan penekanan pada konsep dan ketrampian antardisipin. Peran disipin kurang penting bia dibandingkan dengan pendekatan mutidispin 7

14 Kurikuum Terpadu Gambar 2. Pendekatan antardisipin (Gambar 2). Contoh popuar tentang mode ini adaah ayang-ayang yang disajikan meaui deskripsi pendek yang secara sekias tidak mempunyai makna, sebagai berikut: kertas koran ebih berguna daripada majaah, bambu akan ebih tepat daripada ogam, benang ebih berguna daripada tai pastik, angin sepoi ebih dibutuhkan dan menimbukan keasyikan daripada angin ribut, berjaan tidak akan mememberi hasi sebagaimana diinginkan, ari-ari merupakan keharusan, dua orang akan ebih bagus hasinya daripada seorang, tanah apang ebih idea daripada jaan raya, hujan akan membatakan rencana. Keterpaduan transdisipin Daam mode ini kurikuum ditata atas dasar perhatian dan pertanyaan para mahasiswa. Mereka mengembangkan ife skis sebagaimana mereka 8

15 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM menerapkan ketrampian disipin dan antardisipin daam konteks kehidupan nyata. Ada dua jaur untuk meaksanakan integrasi transdisipin ini, iaah project-based earning dan negosiasi kurikuum (Gambar 3). Gambar 3. Pendekatan transdisipiner Project-based earning Universitas Gadjah Mada sejak tahun 1998 mempunyai pengaaman daam peaksanaan project-based earning meaui Quaity Undergraduate Education Project. Daam ha ini seorang dosen mengajukan proposa peneitian dengan topik tertentu, mengajak 4-5 mahasiswa daam seuruh proses peneitan dan masing-masing mahasiswa bertanggung jawab atas subtopik tertentu yang bergayut dengan topik utama. Dari subtopik yang diseesaikannya maka mahasiswa bersangkutan teah menyeesaikan skripsinya. 9

16 Kurikuum Terpadu Langkah-angkah rinci untuk perancangan project-based earning adaah sebagai beikut: Dosen dan mahasiswa bersama-sama memiih suatu topik yang akan diteiti, dengan memperhatikan standar kurikuum, sumberdaya oka, dan ketertarikan mahasiswa. Dosen mencari tahu tentang apa saja yang teah dipahami para mahasiswa dan membantunya untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang keak akan dieksporasi. Dosen juga menyediakan sumber beajar bagi mahasiswa serta kesempatan untuk bekerja di apangan. Para mahasiswa berbagi pengaaman dan hasi di antara mereka, kemudian masing-masing mahasiswa meaporkan hasi peneitiannya dan akhirnya mereka turut serta daam proses evauasi proyek. 10

17 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Negosiasi kurikuum Mode seperti ini memberi peuang kepada para mahasiswa untuk mengajukan berbagai macam pertanyaan. Berdasarkan pertanyaanpertanyaan tersebut maka disusunah kurikuum terpadu, meiputi content, metode pembeajaran, dan student assessment. Mode seperti ini sangat mirip dengan apa yang disebut sebagai kontrak pembeajaran atau portofoio. Komponen pokok daam kurikuum terpadu Proses dan ketrampian inti, termasuk ketrampian dasar misanya membaca dan matematika, serta ketrampian sosia dan pemecahan masaah. Tema-tema dan untaian kurikuum, merupakan organisasi dasar dari kurikuum terpadu Tema-tema utama, merupakan bagian angsung dari untaian kurikuum. Pertanyaan-pertanyaan, menentukan tema-tema utama dan aktivitas pembeajaran Pengembangan unit, berasa dari tema-tema utama Evauasi, meaui student assessment. Peurusan kurikuum Peurusan (aignment) diartikan sebagai upaya agar kurikuum terpadu tetap bersifat koheren, yaitu kerangka umum meuruskan kurikuum, instruksi, dan assessment daam satu konteks pertaian tujuan pembeajaran. Peurusan kurikuum meiputi dua ha, iaah peurusan eksterna dan interna. Peurusan eksterna Peurusan ini akan terjadi bia kurikuum satu garis urus dengan standar yang teah ditetapkan dan tujuan tes. Pertama, kurikuum tertuis dan yang diajarkan mencerminkan konsep dan ketrampian sebagaimana tercantum 11

18 Kurikuum Terpadu di daam standar. Kedua, peurusan eksterna berarti bahwa dosen sangat memahami makna dan tujuan tes untuk mahasiswa. Standar dan praktik assessment dapat diuruskan dengan berbagai cara. Apabia tes tidak mencerminkan standar maka dosen dapat merujuk pada tujuan tes spesifik dan butir-butir tes untuk mencapai peurusan kurikuum eksterna Peurusan interna Peurusan interna akan terjadi apabia strategi instruksiona dan peniaian keas mencerminkan tujuan standar. 12

19 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM BENTUK KURIKULUM TERPADU DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN Jenis kurikuum yang teah kita kena (Bab 2) masih bersifat pemahaman dasar, agak suit dimengerti apabia tidak disertai penjeasan praktis yang mengantarkan pembaca kepada aspek apikasinya. Untuk itu peru diberikan penjeasan seperunya agar makna kurikuum terpadu dapat dipahami secara menyeuruh dan utuh. Tujuan umum kurikuum terpadu Untuk mengembangkan kebebasan sekaigus perasaan saing membutuhkan pada para mahasiswa sebagai pembeajar yang efisien dengan motivasi tinggi. Memungkinkan para mahasiswa untuk merasakan bahwa kurikuum yang dipeajari bergayut dengan kebutuha pembeajaran. Pengakuan bahwa sikap dan niai mempunyai peran penting daam mengeksporasi konsep dan prinsip yang ada di daam area kurikuum. Untuk ebih mengefektifkan pengajaran dan pembeajaran bia dibandingkan dengan pendekatan subyek yang terpisah. Rasiona rangkaian kesatuan pembeajaran dan kurikuum terpadu (Tabe 1) 13

20 Kurikuum Terpadu Tabe 1. Aur pembeajaran daam kurikuum terpadu Project-based earning Keterpaduan meaui koreasi antara subyeksubyek Keterpaduan meaui tema umum dan gagasan Keterpaduan meaui penyeesaian praktis terhadap masaah dan pokok bahasan Keterpaduan meaui pencarian berpusat mahasiswa Secara keseuruhan, project-based earning merupakan saah satu contoh kurikuum terpadu yang menekankan earning by doing. Pengertian pokok tentang project-based earning meiputi ha-ha sebagai berikut: Suatu struktur yang mengubah strategi teachers teing menjadi students doing. Secara ebih spesifik, project-based earning dapat didefinisikan sebagai suatu ajakan kepada para mahasiswa untuk mengaami pembeajaran yang bersifat kompeks, daam situasi yang sebenarnya, meaui pengembangan dan penerapan ketrampian serta pengetahuan. Merupakan strategi yang mengakui bahwa pembeajaran yang bermakna akan mengetuk nurani mahasiswa untuk beajar secara bersemangat, meningkatkan kemampuan untuk bekerja, dan mendorong mahasiswa untuk meaksanakan tugas-tugasnya secara sungguh-sungguh. Merupakan pembeajaran di mana outcome kurikuum teah dipaparkan terebih dahuu, namun demikian hasi pembeajaran para mahasiswa tidak dapat dipastikan ataupun diharapkan sepenuhnya. 14

21 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Merupakan pembeajaran di mana para mahasiswa peru mencari banyak sumber informasi dan disipin daam rangka memecahkan masaah yang dihadapi oeh mereka. Merupakan pembeajaran di mana para mahasiswa beajar tentang manajemen bahan dan waktu. Probem-based earning Di daam probem-based earning para mahasiswa mengembangkan berbagai ketrampian penting yang diaksanakan daam suatu pembeajaran koaboratif. Masaah disajikan daam bentuk skenario yang berisikan muatan terpadu. Mode probem-based earning dapat diihat pada gambar sebagai berikut (Gambar 4): Gambar 4. Mode Probem-based earning 15

22 Kurikuum Terpadu Rancangan pembeajaran dan pengajaran pada kurikuum terpadu Impementasi kurikuum terpadu cukup bervariasi, namun demikian sangat dianjurkan untuk menggunakan strategi pembeajaran berpusat mahasiswa atau student-centered earning. Saah satu contoh rancangan pembeajaran adaah task-strategy pairs (Tabe 2). Tabe 2. Mode task-strategy pairs Tugas pembeajaran dan pengajaran Teori dan konsepsi Metode Konsep materi Teknik peneitian Kemampuan pemecahan masaah Kemampuan komunikasi Anaisis informasi dan kemampuan mengambi kseimpuan Kemampuan kerjasama keompok Pengembangan skema Teknik eksperimenta Strategi penyampaian materi Kuiah Praktikum Peninjauan apangan Studi kasus Probem-based earning Presentasi mini Tinjauan topik/masaah, computer aided earning Pembeajaran keompok Pemetaan konsep Laboratory aided earning Di samping ha tersebut di atas, keterpaduan kurikuum dapat ebih ditekankan maknanya meaui penyearasan pengaaman pembeajaran ke daam suatu kerangka kerja. Dengan cara ini maka dosen dan mahasiswa akan ebih menyadari dan sekaigus ebih mampu mengembangkan kecerdasan dan semangat beajar untuk mencapai tujuan pembeajaran yang spesifik. Ha seperti ini dapat diihat pada taksonomi Boom (Tabe 3) dan Gardner s Mutipe Inteigences. 16

23 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Knowedge Menghafa, mempeajari fakta Tabe 3. Taksonomi Boom Tingkat kognitif Proses Hasi Membuat daftar, Daftar, uraian, bercerita, catatan menguraikan, menggambar, ketepatan waktu Comprehension Memahami atau menginterpretasikan informasi, penggunaan gagasan daam situasi yang sama Appication Menerapkan gagasan, konsep daam situasi baru Anaysis Mengurai gambaran besar menjadi beberapa komponen, memeriksa komponen ebih cermat untuk memperoeh pemahaman yang ebih baik Synthesis Bagian-bagian keci dicipta menjadi sesuatu yang baru dan utuh, sebagai pikiran atau hasi yang asei Evauasi Keputusan terhadap kriteria atau mengembangkan / menerapkan standar Menuis uang, merangkum, menerangkan, diskusi Mendramatisasi, menunjukkan, menerjemahkan, menghitung Menganaisis, memeriksa, membandingkan, membedakan, mengeompokkan, survei, mengkasifikasi Menata kembai, menemukan, membuat prakiraan, memperbaiki, membuat kombinasi, membuat perencanaan Membuat suatu keputusan, mengevauasi, berdebat, memberi rekomendasi, menyetujui, memberi kritik Esei, diagram, gambar Mode / contoh, main peran, peta, jurna Survei, grafik, catatan wawancara, tinjauan buku Penemuan, cerita, agu, permainan, puisi Kesimpuan, ringkasan, aporan, tinjauan, keputusan bersama, bentuk evauasi 17

24 Kurikuum Terpadu Gardner s Mutipe Inteigence Language-reated inteigence Seseorang dengan kecerdasan verba / inguistik dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara efektif dan persuasif, untuk memecahkan masaah, untuk mengingat, untuk menyenangi dan memperoeh pengetahuan Seseorang dengan kecerdasan musik / irama dapat merasakan, berkomunikasi, memahami, dan mengekspresikan emosi meaui musik (irama, meodi, poa titinada). Object-reated inteigence Seseorang dengan kecerdasan matematika / ogika mampu mengenai poa, kategori, dan hubungan, serta mengeksporasinya secara ogis atau daam suatu urutan Seseorang dengan kecerdasan visua / spasia dapat merasakan, mencipta, dan mengubah obyek visua secara menta, dapat meakukan navigasi dan orientasi ingkungan secara baik Persona-reated inteigence Seseorang dengan kecerdasan intrapersona mengetahui dan memahami harapan, emosi, kekuatan dan keemahan; memiiki kapasitas untuk mendisipinkan diri sendiri Seseorang dengan kecerdasan interpersona dapat memakumi perasaan, maksud, dan suasana hati orang ain, membangun hubungan dengan orang ain secara mudah dan baik. Body / Kinethetic inteigence Seseorang dengan kecerdasan kinetetik dapat menggunakan pikiran dan tubuh untuk mengerjakan tugas-tugas fisik yang berkaitan dengan koordinasi, kecepatan, dan keenturan 18

25 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Di samping berbagai kecerdasan sebagaimana tercantum di atas, maka masih ada satu agi kecerdasan yang peru ditambahkan, yaitu technoogica inteigence. Technoogica inteigence Kecerdasan ini tidak termasuk daam kecerdasan Gardner. Daam ha perencanaan kurikuum terpadu maka kecerdasan teknoogi ini peru dipertimbangkan. Seseorang dengan kecerdasan teknoogi dapat berpikir secara ogis dan atera ketika sedang menggunakan komputer dan teknoogi terkait,dapat memecahkan masaah, dan dapat meakukan navigasi daam ingkungan yang abstrak 19

26 Kurikuum Terpadu PERANCANGAN KURIKULUM PROBLEM-BASED LEARNING Perancangan dan pengembangan kurikuum probem-based earning (PBL) harus mempertimbangkan karakteristik aturan dasar yang merupakan kombinasi antara metode dan fiosofi yang dikena sebagai student-centered, sistem tutoria, serta pembeajaran aktif dan mandiri. Student-centered berarti bahwa pengembangan kurikuum peru memperhatikan reevansi, yang untuk seterusnya akan mendorong motivasi mahasiswa. Di samping itu, di daam PBL juga dikena adanya adut earning di mana struktur dan isi kurikuum harus sesuai dengan situasi pembeajaran yang meekat pada kepentingan mahasiswa. Eemen kurikuum Eemen kurikuum PBL meiputi ha-ha sebagai berikut: Isi Strategi pembeajaran dan pengajaran Student assessment Evauasi Perancangan kurikuum Mode preskriptif: objectives mode 20 Tujuan pendidikan apa yang ingin dicapai oeh institusi? Pengaaman beajar-mengajar apa saja yang diperukan untuk mencapai tujuan pendidikan tadi?

27 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Bagaimana dengan penataan pengaaman pembeajaran secara efektif? Bagaimana cara menetapkan bahwa tujuan pendidikan teah tercapai? Pernyataan tentang cara mencapai tujuan pendidikan dikena sebagai objectives Objectives harus dituis dengan arti bahwa terjadi periaku pembeajar yang dapat diukur secara mudah Jenis objectives: acceptabe verbs dan unacceptabe verbs Objectives diawai dengan kata-kata students wi be abe to. Mode preskriptif: outcomes-based education Premis: kurikuum harus ditentukan oeh outcomes yang harus dicapai mahasiswa, dengan demikian disebut sebagai outcomes based education; ini mirip dengan objectives mode. Dengan demikian perancangan kurikuum bergerak ke beakang : dari outcomes menuju eemen-eemen ainnya (isi, pengaaman pembeajaran, student assessment, evauasi) Mode deskriptif Macom Skibeck menekankan pentingnya situasi atau konteks daam rancangan kurikuum (Gambar 5). Perancang kurikuum menganaisis situasi secara menyeuruh, utuh, dan sistematik, dengan perhatian pada dampak terhadp apa yang dikerjakan daam kurikuum Anaisis situasi meiputi factor eksterna dan interna Faktor eksterna meiputi harapan / perubahan masyarakat, harapan stakehoders, niai dan asumsi komunitas, disipin subyek, system pendukung, dan sumber daya Faktor interna meiputi mahasiswa, dosen, staf pendukung, struktur dan etos institusi, sumber daya yang ada, masaah dan tatacara pemecahannya daam kurikuum yang ada 21

28 Kurikuum Terpadu Gambar 5. Mode situasi yang menekankan pentingnya situasi atau konteks daam rancangan kurikuum Tingkatan kurikuum Secara sederhana tingkatan kurikuum dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 6): Gambar 6. Tingkatan kurikuum 22

29 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Peta kurikuum Menggambarkan hubungan antareemen daam kurikuum Menggambarkan kurikuum secara jeas dan ringkas Memperihatkan struktur organisasi kurikuum secara sistematik Menyiapkan dasar untuk computer databases Titik awa peta kurikum bervariasi, bergantung pada audience Peta kurikuum untuk mahasiswa mempunyai fokus yang berbeda dengan peta kurikuum untuk dosen, administrator, dan badan akreditasi; namun demikian peta-peta tadi mempunyai tujuan umum yang memperihatkan ruang ingkup, kompeksitas, dan kohesi kurikuum Langkah-angkah perancangan kurikuum Identifikasi kebutuhan Penetapan earning outcomes Kesepakatan isi Penataan isi Keputusan tentang strategi pendidikan Keputusan tentang strategi pembeajaran Persiapan student assessment Sosiaisasi kurikuum kepada pengajar dan mahasiswa Perbaikan ingkungan pendidikan / pembeajaran yang sesuai Manajemen kurikuum Perancangan kurikuum yang spesifik untuk PBL Anaisis tentang situasi praktik uusan Fokus pada apa yang akan dikerjakan uusan, bukan tentang akan bekerja di mana Pemetaan kurikuum, meiputi konsep, keterpaduan, dan urutan pembeajaran Penetapan outcomes secara keseuruhan dan utuh 23

30 Kurikuum Terpadu Petunjuk teknis Kurikuum disusun untuk masa 4 tahun (bergantung pada program S1 yang terkait), sepenuhnya terpadu Untuk 2 tahun pertama: kurikuum dipadukan menurut sistem atau mode ain yang setara Kurikuum terpadu disusun daam bok, bukan daam semester atau tahun Bok dasar berisi imu dasar bagi program studi yang bersangkutan Dapat pua disusun atas dasar intas bok yang terpadu, misanya apa yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi kemudian Aokasi waktu untuk kuiah, konferensi, dan praktikum ebih sedikit bia dibandingkan dengan sistem konvensiona, ebih banyak waktu untuk pembeajaran mandiri Pada 2 tahun terakhir kurikuum terpadu antara imu dasar dan imu terapan / profesi Ujian daam konteks terpadu, kompeks, bukan hanya MCQ Aokasi waktu untuk atihan ketrampian profesiona harus diperhatikan Komponen daam rancangan kurikuum PBL (Gambar 7). Komponen daam rancangan kurikuum PBL bersifat intas sektora. Ha ini menggambarkan keterpaduan kurikuum PBL yang bersifat kontekstua, baik daam aspek pembeajaran maupun aspek fenomena yang dipeajari oeh para mahasiswa. 24

31 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Gambar 7. Hubungan antarkomponen daam rancangan kurikuum PBL 25

32 Kurikuum Terpadu LANGKAH AWAL PENYUSUNAN KURIKULUM TERPADU Merancang dan meaksanakan kurikuum terpadu bukan ha yang mudah. Aktivitas ini memerukan usaha yang serius dan intensif. Penyusunan kurikuum terpadu daam satu bidang studi atau satu fakutas memerukan koordinasi yang baik. Demikian pua hanya untuk angkah pertama perancangan matakuiah terpadu diaksanakan untuk tahun pertama atau semester awa. Hasi perencanaan dan peaksanaan kurikuum terpadu untuk tahun pertama akan berdampak pada proses pembeajaran mahasiswa pada tahun berikutnya. Dampak positif ini akan mendorong mahasiswa untuk dapat meaksanakan pembeajarannya dengan ancar dan kemudian menyeesaikannya dengan sukses. Sejumah SKS daam tahun pertama dapat ditinjau untuk dipadukan. Matakuiah dapat diintegrasikan secara horizonta dan sekaigus diurutkan secara ebih efisien. Kurikuum seperti ini mengandung keterpaduan antarmatakuiah; sehingga soa-soa pekerjaan rumah juga dirancang secara terpadu yang menunjukkan hubungan antara matakuiah yang satu dengan matakuiah ainnya. Dengan demikian untuk perancangan kurikuum terpadu diperukan tim perancang yang berkomitmen tinggi, sanggup bekerja keras dan bekerja dengan hati. Daam perancangan kurikuum terpadu peru diperhatikan butir-butir sebagai berikut: Mengintegrasikan beberapa matakuiah tahun pertama, misanya untuk Fakutas Bioogi dapat dipadukan matakuiah dasar seperti Fisika Dasar, Kimia Dasar, Matematika, Bioogi Umum, dan 26

33 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM sebagainya. Untuk Fakutas Teknik dapat dipadukan matakuiah seperti Fisika Teknik, Kakuus, dan matakuiah Keteknikan (engineering). Perancangan proses pembeajaran yang meibatkan mahasiswa secara aktif dan koaboratif, baik antara mahasiswa dengan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan dosen / asisten Ruang keas yang berorientasi pada teknoogi informasi dan komunikasi (TIK). Ha ini akan memudahkan para mahasiswa dan dosen untuk secara bersama-sama mengakses informasi imiah yang diinginkan, sesuai dengan konteks yang sedang dihadapi. Struktur kurikuum disesuaikan dengan fiosofi pembeajaran berpusat mahasiswa (student-centered earning), dengan memperhatikan jenis-jenis pembeajaran berpusat mahasiswa yang ada. Dengan demikian tim perancang kurikuum terpadu dapat memiih jenis pembeajaran yang dapat dijaani oeh para mahasiswa secara mudah dan menyenangkan. Daam kaitan ini peru dipikirkan tentang kemungkinan untuk diakukannya tutoria (ihat buku Tutoria, terbitan Universitas Gadjah Mada). Metode evauasi hasi pembeajaran mahasiswa hendaknya disiapkan secara parae dengan perancangan metode pembeajaran; dengan demikian kompetensi para mahasiswa dapat diukur secara tepat. Langkah awa Sesuai dengan buku Pedoman Pengembangan Kurikuum yang disusun oeh Tim Universitas Gadjah Mada, maka untuk memuai pengembangan kurikuum peru dibentuk Panitia Kurikuum di tingkat Jurusan atau Program Studi. Pengangkatan panitia ini dengan surat keputusan Dekan Fakutas. Panitia Kurikuum bersama dengan pengurus Jurusan atau secara sendiri mengadakan diskusi dan presentasi tentang inovasi kurikuum. Sosiaisasi tentang akan adanya pengembangan kurikuum harus sudah diaksanakan sebeum aktivitas pengembangan kurikuum dimuai. 27

34 Kurikuum Terpadu Di Universitas Gadjah Mada teah ada pembahasan tentang pengembangan kurikuum dan seminar tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Daam ha ini Pusat Pengembangan Pendidikan secara substansia mempunyai tugas untuk pengembangan kurikuum secara berkeanjutan. Sosiaisasi tentang kegiatan ini peru diaksanakan secara berkeanjutan, yaitu sejak tahap perencanaan, impementasi, sampai dengan evauasi kurikuum yang teah dikembangkan. Ha ini penting agar seuruh staf akademik dan mahasiswa dapat mengikuti perkembangan dan kemudian memberi kritik maupun saran terhadap kurikuum yang tengah dikembangkan. Dengan demikian akan terjadi partisipasi aktif civitas academica. Panitia kurikuum pada awa kerjanya terebih dahuu mengkaji kurikuum ama, untuk mencari dan menentukan aspek-aspek yang baik maupun yang memerukan perubahan, atau matakuiah apa saja yang dapat dipadukan. Kajian tersebut dapat mencakup content, skis, dan context. Content mencakup pengetahuan yang esensia untuk disipin imu terkait (sesuai dengan jurusan dan program studi). Skis mencakup ketrampian praktis (hands on) yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa daam menempuh pendidikan tinggi, yang dianggap esensia untuk mahasiswa, apa pun bidang imu yang ditekuninya. Ketrampian ini meiputi kemampuan komunikasi ora dan tertuis yang efektif, berpikir anaitik, kerjasama daam keompok, manajemen proyek, dan kepemimpinan. Context mengacu secara khusus pada peneusuran dampak karya teknis pada masyarakat dan pengaruh pendapat masyarakat terhadap pengembangan imu pengetahuan dan teknoogi dan / atau peneusuran budaya kita sebagai individu dan peniaian komparatif budaya-budaya kontemporer sehingga seseorang dapat mengerti niai-niai yang dimiiki bersama dan dapat menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. 28

35 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Panitia kurikuum juga mendiskusikan basis atau fondasi kurikuum yang akan dikembangkan, apakah memerukan fondasi yang uas atau fondasi yang daam. Demikian pua peru ditentukan kompetensi uusan (outcomes). Luusan harus mampu berpikir anaitik, naar, dan kritis, dapat menyatakan pikirannya secara jeas, dapar bekerja sendiri (independen), dan dapat bekerja daam tim, serta sadar akan pentingnya pembeajaran sebagai suatu aktivitas yang terpadu dan bukannya suatu pengaaman yang terpisah atau terfragmentasi. Daam meaksanakan pengembangan kurikuum terpadu peru diperhatikan beberapa kiat berikut. Pertama harus dipeajari struktur kurikuum untuk meihat bagian mana dari kurikuum atau matakuiah yang mana saja yang dapat dipadukan. Daam ha ini dapat dipadukan matakuiah dasar daam satu semester atau daam dua semester awa ( horizonta integration) atau dapat dipadu secara vertika dengan memperhatikan matakuiah tahun petama dengan matakuiah yang ebh tinggi tingkatannya. Kemudian peru dipeajari kesamaan antara berbagai kuiah yang sudah ditawarkan (cross-section between courses). Untuk menentukan apakah ada kesamaan bahan kuiah antara matakuiah yang teah ditawarkan. Disini pentingnya okakarya kurikuum yang diadakan oeh Jurusan atau Panitia Kurikuum sebagai persiapan pengembangan kurikuum terpadu. Seain itu peru juga dibentuk hubungan antar mata kuiah yang teah ada dengan jaan memberi tugas dan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan bahan yang dibicarakan daam matakuiah ain. Penting sekai dosen mengetahui apa yang diajarkan dikeas atau matakuiah yang ain, sehingga mahasiswa mendapat bahan yang terpadu, saing berkaitan antara matakuiah dan mendapat pandangan hoistik dari bidang imu yang ditekuninya. 29

36 Kurikuum Terpadu Penutup Demikian teah diuraikan pentingnya kurikuum terpadu, hambatan apa yang ditemui daam pengembangan kurikuum dan kiat untuk mengembangkan kurikuum tersebut. Untuk mengembangkan, meaksanakan, dan mengevauasi kurikuum terpadu maka penting sekai komitmen dari Pimpinan Fakutas, Pengurus Jurusan dan partisipasi aktif dari semua dosen. Diharapkan dengan kurikuum baru, mahasiswa dapat merasakan manfaatnya, dapat beajar ebih ancar dan mendapat kompetensi yang ebih baik sehingga ebih siap menghadapi tugasnya daam masyarakat. Daftar pustaka Armstrong,T Mutipe inteigences in the cassroom. Aexandria,VA; Association for Supervision and Curricuum Deveopment Brady, M Educating for ife as it is ived. Educ. Forum;60(3): Coi, C Toos for teaching and earning in the integrated cassroom. Austraia; Hawker Brownow Education. Conway, J., Litte, P From practice to theory: reconceptuaising curricuum deveopment for PBL; University of Newcaste Austraia Domans,D.H.J.M,. Sneen-Baendong, H,. Wofhagen, I.H.A.P,. Van der Veuten. C.P.M Seven principes of effective case design for a probem-based earning curricuum. Med.. Teacher ;19: Drake, S.M., Burn s, R.C Meeting Standards through Integrated Curricuum; Cgapter 1: What is integrated curricuum: Aexandria,VA; ASCD. Drake, S.M, Burns, R.C Meeting Standards through Integrated Curricuum; Chapter 4: Using standards to integrate the curricuum. Aexandria,VA; ASCD. Ettinger, M.J,. Satzman, A.R Proposa for curricuum deveopment. URL: Satzmancurricuumproposa.htm.4/7/

37 Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Harden, R.M Panning a curricuum, in JA dent & RM Harden (eds): A Practica Guide for Medica Teachers; Edinburgh, Churchi Livingstone; pp Hutchinson, L ABC of earning and teaching: Educationa environment; BMJ; 326: Kim, M.M., Andrews, R.L., Carr, D.L Traditiona versus integrated preservice teacher education curricuum. J.Teacher Educ. 55(4): Maudsey, G Roes and responsibiities of the probem based earning tutor in the undergraduate medica curricuum. BMJ; 318: Neson, J.D., Schroder, B., 2001, Estabishing an Integrated Mathematics, Engineering and Science Curricuum: Lessons Learned, American Society for Engineering Education Prideaux, D ABC of earning and teaching in medicine: Curricuum design. BMJ; 326: PROBLARC PBL-curricuum design. Newcaste University. Shoemaker, B Integrative education: a curricuum for twenty-first century. Oregon Schoo Study Counci. Tanner, D,.. Tanner, L.N Curricuum Deveopment: Theory into Practice; New York; Merri. University of Rochester Medica Center Curricuum deveopment principes and guideines. URL: ca/dh/principes.htm.3/4/2004 Warnod, H Integrated curricuum: designing curricuum in the immersion cassroom. ACIE Newsetter; The Bridge. Wood, D ABC of earning and teaching in medicine: Probem based earning. BMJ;326:

38 Kurikuum Terpadu 32

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA S Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ALTERNATIVE ASSESMENT (Peniaian Aternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 BENTUK UJIAN Tuis In cass Take home Achievement Aptitude Course-based Non course based

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA Kompeten Kompetensi Guru Mata Peajaran 1 Pedagogik Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Outine Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Latar Beakang 3 Mengapa harus Data Mining? Definisi Data Mining Pengertian Yang Saah Imu Data Mining Arsitektur Data Mining

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Pengantar PENGEMBANGAN KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Dampak globalisasi bersifat multidimensional; hal ini juga terasa dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995). 1 6 BAB II TINJAUAN TEORI A Pengertian Isoasi sosia merupakan kondisi kesendirian yang diaami oeh individu dan diterima sebagai ketentuan orang ain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja 2 sks TUESDAY, SEPTEMBER 20, 4EA05 G132 1 Kontrak Perkuiahan Ø Ø Ø Dosen Pengampu : Putri Irene Kanny

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS KONSEP Pendekatan konstruktivisme. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

PEMBELAJARAN BERBASIS KONSEP Pendekatan konstruktivisme. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada PEMBELAJARAN BERBASIS KONSEP Pendekatan konstruktivisme Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada J.A. Comenius (1592-1670): Permulaan pembelajaran harus dimulai dengan memperhatikan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Jurna Endurance 2(3) October 2017 (258-262) KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Meiriani Armen Universitas Bung Hatta ria.pjkr12@bunghatta.ac.id Submitted :27-04-2017,

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

Guru memiliki beban dan tanggung jawab

Guru memiliki beban dan tanggung jawab TANTANGAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM RANGKA MEMBELAJARKAN MATEMATIKA DI ABAD KE-21 DAN MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK Abdur Rahman As ari Dosen pada Program Studi S2 dan S3 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16 Pengantar Ekonomi Pembangunan Teori-teori Pembangunan dan Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id 1 Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Teori pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

PENYUSUNAN TUGAS AKHIR POB PENYUSUNAN TUGAS AKHIR NO. POB TGL PEMBUATAN 24 JANUARI 2016 TGL. REVISI TGL. EFEKTIF 30 JANUARI 2016 DISAHKAN OLEH KETUA JURUSAN TEKNIK MESIN, UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Seection mengunakan Linear Discriminant Anaysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) rain Tumor s Detection With Feature Extraction & Feature Seection

Lebih terperinci

2), ABSTRAK. Penelitian. Hasil. penelitian. proses. asuhan. kuliah. untuk. mata. baik), responden. ini. penelitiin. Hasil ABSTRACT

2), ABSTRAK. Penelitian. Hasil. penelitian. proses. asuhan. kuliah. untuk. mata. baik), responden. ini. penelitiin. Hasil ABSTRACT i @ METODE DRLLSTUD KASUS DALAM MENNGKATKAN HASL BELAJAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (DRLL METHODE TO NCREASE RESULT OF STUDY N FAMLY VURSNG CARE) Agrin3-r), Reni Zufitri,,.u ), Herina3) Dosetr Keperawatan

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

EKSPRESI KREATIF. Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Kecil dan Menengah. Number: 4 WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION

EKSPRESI KREATIF. Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Kecil dan Menengah. Number: 4 WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION Inteectua Property for Business Series Number: 4 EKSPRESI KREATIF Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Keci dan Menengah. WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION Pubikasi-pubikasi yang tersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jurna Sheet Meta dan Software Abaqus Program ABAQUS merupakan saah satu dari program finite eement system yang ada yang digunakan untuk mensimuasi proses pembuatan suatu komponen

Lebih terperinci

Panduan Hibah E Learning UGM 2015 Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik UNIVERSITAS GADJAH MADA

Panduan Hibah E Learning UGM 2015 Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik UNIVERSITAS GADJAH MADA Panduan Hibah E Learning UGM 2015 Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik UNIVERSITAS GADJAH MADA Pendahuluan Pemanfaatan e Learning sebagai penunjang pembelajaran telah berkembang di UGM, salah satunya dengan

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 3. NO. 1 AGUSTUS 2017 ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK Veti Apriana 1 ; Rani Irma Handayani 2 1 Komputerisasi Akuntansi AMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu unsur kehidupan berperan penting dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk mengembangkan potensi diri dan sebagai

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir... P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan perkenannya booket Penangguangan Masaah Kesehatan akibat Bencana Banjir bagi pengeoa tingkat Kabupaten/Kota ini dapat seesai pada waktunya.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007 tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : 1. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat Juni 2003

Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat Juni 2003 Sebuah catatan proses Participatory Rura Appraisa (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat 14 23 Juni 2003 diterbitkan oeh: Yayasan Pedui Konservasi Aam Indonesia, 2005 Pengantar Cataan

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurna Pengembangan Teknoogi Informasi dan Imu Komputer e-issn: 2548-964X Vo. 2, No. 9, September 2018, hm. 2579-2588 http://j-ptiik.ub.ac.id Evauasi Dan Perbaikan Desain Antarmuka Pengguna Situs Web Pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Tas an Junaedi Jurusan Teknik Sipi, Fakutas Teknik UNILA J. Sumantri Brojonegoro No.1

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Khairi Anwar 1, Aris Sugiharto dan Priyo Sidik Sasongko 3 1,, 3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP J Prof

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran

Lebih terperinci

Evaluasi Manajemen Kinerja

Evaluasi Manajemen Kinerja Evauasi Manajemen Kinerja Pertemuan keenam Manajemen Kinerja, Manajemen 2 sks Evauasi Kinerja Evauasi Kinerja sebagai proses peniai pejabat yang meakukan peniaian (appraiser), mengumpukan informasi mengenai

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013 Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA

UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN GIRI BANYUWANGI TAHUN 00 / 0 NAMA :... NO. UJIAN :... AYUNAN SEDERHANA Tujuan : Menentukan percepatan gravitasi disuatu tempat. Aat dan bahan : - beban - penggaris

Lebih terperinci

Tipe A: pengembangan bahan ajar multimedia, dengan dana hibah sebesar Rp ,00 bagi 15 pemenang

Tipe A: pengembangan bahan ajar multimedia, dengan dana hibah sebesar Rp ,00 bagi 15 pemenang Panduan HIBAH PENINGKATAN E-LEARNING UGM 2016 Pusat Inovasi dan Kajian Akademik Universitas Gadjah Mada Ikhtisar Pemanfaatan e-learning sebagai salah satu penunjang pembelajaran saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA SSN 1410-8364 @ FAKULTAS LMU SOSAL DAN LMU POLTK UNVERSTAS SRWJAYA EupruxA Voume X, Nomor 1,2008 SELAYANG PANDANG TENTANG PE{YALURAN KARTU KOMPENSAS BBM DT KOTA PALEMBANG Lii Erina PE{YALURAN BERAS UNT'K

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG LAPORAN KINERJA INSTANSI [Type the document subtite] LKjIP TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG 201 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Aah

Lebih terperinci

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK ISSN: 693-693 Terakreditasi DIKTI, SK No: 5/DIKTI/Kep/2 8 SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK Andi Adriansah Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan berpikir siswa pada usia SMP cenderung masih berada pada tahapan kongkrit. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA yang

Lebih terperinci