ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)
|
|
- Vera Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Tas an Junaedi Jurusan Teknik Sipi, Fakutas Teknik UNILA J. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145, Tep (0721) emai : tasanjuned@yahoo.com Abstract Origin Destination Matrix (ODM) based on the estimation of traffic fow depends on the fow pattern avaiabe. ODM wi change if traffic fow fuctuates. The objectives of the research are: to evauate pattern fuctuation traffic fow on study area; to detect evoution pattern of ODM on morning and afternoon peak hours; to entify the difference of ODM evoution which estimated by Graffiti Opportunity (GO) and Maximum Entropy Estimation (ME2) methods; and to determine the infuence of fuctuation traffic fow on ODM evoution. The research takes pace in Bandar Lampung city. The zoning system based on administration area of Keurahan. Road network observed are arteria, coector and part of oca. Evoution of ODM estimated by GO method has certain pattern, on morning and afternoon peak hour is dived into two and three groups respectivey. On the contrary, the evoution of ODM estimated by ME2 method has not certain pattern. Limited factor on matrix estimation makes ME2 method more sensitive than GO method due to the fuctuation of traffic fow. The higher fuctuation of traffic fow, the higher evoution on the estimated ODM. The Peak Hour Factor (PHF) varies between 0,61 and 0,92 with an average of 0,80 in the morning, and between 0,625 and 0,950 with an average of 0,763 in the afternoon. Keywords: Fuctuation Traffic fow, Origin Destination Matrix (ODM). PENDAHULUAN Latar Beakang Konsep estimasi Matrik Asa Tujuan (MAT) dari data arus auintas adaah pemanfaatan data arus auintas sebagai informasi pergerakan di jaan raya yang digunakan sebagai informasi untuk mengestimasi pergerakan antar zona dengan meaui beberapa tahapan. Konsep ini merupakan jawaban dari adanya kendaa biaya dan waktu yang sangat besar daam estimasi MAT dengan cara konvensiona. Fenomena yang terjadi di apangan bahwa arus auintas yang ada tak seau konstan, tetapi seau berfuktuasi seama periode-periode waktu tertentu yang diakibatkan oeh adanya perubahan jumah dan arah pergerakan kendaraan, orang, maupun barang pada periode-periode waktu tersebut. Fenomena ini tentunya akan berpengaruh terhadap MAT hasi estimasi, dimana MAT yang dihasikan akan mengaami perubahan atau berevousi. Mode Kebutuhan Transportasi Berdasarkan Data Arus Lauintas Nguyen (1982) menguas secara rinci kemutakhiran peneitian yang berkaitan dengan pengestimasian MAT dengan menggunakan data arus auintas. Uasan disampaikan daam bentuk umum. Jika P menyatakan suatu zona asa dan Q adaah zona tujuan, maka I = PxQ menyatakan suatu set pasangan zona asa dan tujuan. Tota arus V ) pada ruas jaan tertentu merupakan penjumahan setiap pergerakan antar zona di daam daerah kajian yang menggunakan ruas jaan tersebut. Secara matematis, ha tersebut dapat dinyatakan sebagai : V = T P..[1] i d dengan : V = arus auintas pada suatu ruas jaan T = Pergerakan dari zona i ke zona d P = Proporsi pergerakan Jadi dengan kata ain arus pada setiap ruas jaringan jaan adaah produk dari : a. Pergerakan dari zona asa i ke zona tujuan d atau kombinasi berbagai jenis pergerakan yang bergerak antarzona di daam suatu daerah kajian; dan b. Proporsi pergerakan dari zona asa i ke zona tujuan d yang menggunakan ruas jaan yang p 0 p 1. definisikan sebagai ( ) Niai p ditentukan oeh pemiihan rute yang diakukan oeh setiap pengendara dapat diperkirakan dengan menggunakan teknik pembebanan rute yang sesuai. Beberapa teknik pembebanan rute tersedia muai dari teknik sederhana a-or-nothing sampai ke teknik yang kompek, yaitu teknik keseimbangan (equiibrium). MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008/45
2 Mode Gravity Oportunity (GO) Wis (1978) mengembangkan mode gravityopportunity (GO) untuk penyebaran pergerakan dengan bentuk dasar mode gravity dan mode intervening-opportunity dapat sebagai kasus khusus. Jadi, pemiihan antara pendekatan mode gravity dan mode intervening-opportunity diputuskan secara empirik dan statistik dengan menggunakan batasan pada parameter yang mengontro bentuk fungsi mekanisme penyebaran pergerakan. Mode Maximum Entropy Matriks Estimation (ME2) Metoda penaksiran ini menggunakan konsep entropi maksimum untuk menaksir MAT dengan menggunakan informasi data arus auintas. Konsep ini, teorinya berasa dari hukum fisika, yang menyatakan bahwa daam sistim tertutup, unsur yang ada cenderung mempunyai ketakteraturan yang paing besar yang dapat diakukan dengan berbagai cara, yang sesuai dengan sistim batasan yang tersedia. Perubahan Matriks Perubahan MAT dapat diihat dengan cara merepresentasikan matriks-matriks tersebut kedaam sebuah grafik dengan meihat faktor-faktor komponen utama yang menjeaskan sebanyak mungkin tota penyebaran atau tota variasi yang mungkin. Pada umumnya kita cukup memperhatikan dua faktor dominan, yang bisa dijadikan sebagai basis pada representasi grafik yang kita inginkan. Adapun representasi grafik dari matriks C iaah ( λ 2 L2, λ1 L1)...[2] dengan : λ 1 : niai eigen terbesar matriks C, L 1 : niai vektor eigen yang bersesuaian dengan λ 1, λ 2 : niai eigen terbesar kedua dari matriks C, L 2 : niai vektor eigen yang bersesuaian dengan λ 2. METODE Lokasi Peneitian Peneitian ini mengambi daerah studi kota Bandar Lampung dan sekitarnya dengan batasan-batasan sebagai berikut : a. Batas wiayah studi yang digunakan adaah batas administrasi pemerintahan di kota Bandung dan sebagian wiayah Kabupaten Lampung Seatan, b. Pembagian daerah studi menjadi beberapa zona berdasarkan pada wiayah administrasi pemerintahan terkeci yaitu keurahan (untuk kota Bandar Lampung), sedangkan untuk zona di wiayah Kabupaten Lamse merupakan gabungan beberapa keurahan. c. Jaringan jaan yang ditinjau meiputi seuruh jaringan jaan arteri, jaan koektor, dan sebagian jaan oka yang terdapat di daerah studi. Pengumpuan Data Data yang dikumpukan daam peneitian ini antara ain : a. Peta wiayah kota Bandar Lampung dan sekitarnya, peta tersebut harus memberikan informasi mengenai batas wiayah administrasi sampai tingkat keurahan serta jaringan jaan (arteri, koektor dan oka) di daerah studi. b. Data kondisi dan karakteristik jaan yang meiputi nama dan keas jaan, ebar badan jaan, panjang jaan, kondisi perkerasan, dan ain-ain, data ini dapat dari kantor Dinas Pekerjaan Umum kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Seatan. c. Data arus auintas, data tersebut dapat dari survei traffic count (TC) yang diakukan pada 14 ruas yang terdiri dari 21 arah pergerakan. Pengambian data diakukan pada hari Rabu tangga 18 Oktober 2006 seama empat jam, dua jam pagi ( WIB) dan dua jam sore ( WIB) dengan periode waktu perhitungan 5 menitan. Pengoahan Data dan Anaisis Tahapan yang diakukan daam pengoahan dan anaisis adaah sebagai berikut : 1. Penentuan jam puncak (peak hour) diakukan dengan mencari periode waktu 1 jam (60 menit) dimana niai tota arus auintas seama satu jam tersebut paing tinggi. Jam puncak ditentukan pada pagi dan sore hari untuk tiap-tiap ruas jaan dan seuruh jaringan. 2. Niai PHF digunakan sebagai indikasi untuk menunjukkan adanya fuktuasi arus auintas. Niai PHF dihitung pada jam puncak pagi dan sore. 3. Estimasi MAT diakukan dengan bantuan program MOTORS dengan menggunakan data arus auintas dan database jaringan yang teah dipersiapkan sebeumnya. Metode estimasi yang digunakan adaah metode GO dan ME2. 4. Anaisis poa fuktuasi arus auintas, Anaisis ini bertujuan untuk meihat poa fuktuasi arus auintas yang terjadi di tiap ruas jaan maupun seuruh ruas jaan yang disurvei. Anaisis diakukan pada waktu pagi dan sore hari. 5. Evousi MAT pada jam puncak pagi dan sore, Anaisis ini bertujuan untuk meihat poa evousi MAT pada jam puncak pagi. Tinjauan diakukan pada semua time sice (5, 10, 15, 20, dan 30 menitan). 46/ MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008
3 6. Perbandingan evousi MAT metode GO dengan ME2, Tujuan dari anaisis ini adaah untuk meihat perbedaan poa evousi yang terjadi antara MAT hasi estimasi dengan metode GO dan ME2. 7. Pengaruh fuktuasi arus auintas terhadap evousi MAT, Anaisis ini bertujuan untuk meihat periaku MAT hasi estimasi dengan data arus auintas pada beberapa niai PHF sehingga dapat diketahui pengaruh fuktuasi arus auintas (niai PHF) terhadap evousi MAT yang dihasikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Fuktuasi Arus Lauintas Niai Peak hour factor (PHF) bervariasi dari niai terkeci 0,61 (Jaan Teuku Umar arah Jaan Z.A. Pagar Aam) sampai niai terbesar 0,92 (Jaan Z.A. Pagar Aam arah Raja Basa). Rata-rata niai PHF yang dapat adaah sebesar 0,80. Niai PHF pada setiap ruas jaan dapat diihat pada Tabe 1. Tabe 1. Peak Hour dan PHF di Tiap Ruas Jaan Peak Hour Poa Ruas Jaan PHF Fuktuasi smp/jam Jam Pagar Aam 1275, ,90 CTF Pagar Aam 1272, ,92 CTF Jend. Sudirman 768, ,79 RTF Jend. Sudirman 766, ,83 ITF Yos Sudarso 613, ,80 ITF Yos Sudarso 637, ,78 RTF P. Antasari 1262, ,77 RTF P. Antasari 1101, ,76 RTF Teuku Umar 1863, ,79 RTF Teuku Umar 2178, ,61 RTF Raden Intan 2202, ,86 ITF R.A. Kartini 2021, ,80 ITF P. Diponegoro 954, ,81 ITF P. Diponegoro 1032, ,79 RTF Keterangan : RTF : Random Traffic Fow (PHF = 0 0,8) ITF : Intermediate Traffic Fow (PHF = 0,8 0,9) CTF : Constant Traffic Fow (PHF = 0,9 0,98) Dari Tabe di atas diperoeh jumah ruas yang menunjukkan poa RTF sebanyak 7 ruas atau sebesar 50 %, yang berpoa ITF sebanyak 5 ruas atau 35,71 % dan yang berpoa CTF sebanyak 2 ruas atau 14,29 %. Kemiripan Poa Niai Ordinat Niai ordinat adaah niai sumbu Y pada grafik dua dimensi (x,y). Niai ordinat dari MAT hasi estimasi pada rentang waktu (time sice) yang sama memiiki kecenderungan niai yang sama, ha ini ditunjukkan oeh niai standar deviasi yang cukup keci dan apabia ditarik garis regresi maka akan membentuk garis urus horisonta. Fenomena ini sama dengan poa jumah tota isi se matriks atau tota pergerakan (ΣT ) dari MAT-MAT daam time sice yang sama mempunyai jumah yang sama, perbedaan keci pada niai ordinat terjadi karena faktor pembuatan pada saat pembuatan matriks basis. Oeh karena itu dapat dikatakan bahwa niai ordinat daam gambar grafik mempunyai poa yang sama dengan tota isi se matriks ( poay poa ΣT ). Niai rata-rata ordinat dan standar deviasi pada masing-masing time sice disajikan daam tabe berikut : Tabe 2. Rata-rata Ordinat & Standar Deviasi MAT Time Pagi Sore sice Rata-rata Rata-rata (Menitan) SD (non-satuan) (non-satuan) SD 5 581,143 2, ,412 5, ,464 5, ,355 2, ,919 4, ,674 7, ,190 8, ,036 6, ,238 4, ,245 3,374 Sedangkan hubungan antara niai ordinat dengan niai ΣT adaah inier dan berbanding urus, yang berarti bahwa semakin besar ΣT suatu MAT akan semakin besar niai ordinat yang akan dimiikinya. Arti fisik di apangan adaah bahwa apabia beberapa Matrik yang memiiki jumah pergerakan (ΣT ) yang sama kemudian dicari niai ordinatnya pada grafik representasi matrik, maka akan memiiki niai ordinat (Y) yang sama. Semakin besar jumah pergerakan daam matrik (ΣT ) maka niai ordinat (Y) nya juga semakin besar.hubungan antara keduanya dapat diihat daam Gambar 1. y (ordinat) y(ordinat) pagi y = x R 2 = sore t y = x R 2 = Gambar 1. Hubungan antara ΣT dg Niai Ordinat t MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008/47
4 Evousi MAT Jam Puncak Pagi Sudut yang dibentuk oeh titik posisi MAT jam puncak pagi pada time sice 5, 10, dan 20 menitan, posisi MAT pada 40 menit pertama berada di kuadran II dengan niai sudut berkisar antara 90,922 o dan 94,575 o (rata-rata 92,973 o ), kemudian 20 menit berikutnya berada di kuadran I berkisar antara 87,796 o dan 89,099 o (rata-rata 88,596 o ). Sedangkan pada time sice 15 dan 30 menitan, perubahan sudut terjadi pada 30 menit pertama berada di kuadran II berkisar antara 93,947 o dan 94,408 o (rata-rata 94,151 o ) kemudian 30 menit berikutnya berada di kuadran I berkisar antara 88,392 o dan 89,791 o (rata-rata 88,973 o ). Ha ini menunjukkan bahwa pada jam puncak pagi pada 40 menit pertama memiiki poa MAT yang reatif sama dan kemudian pada 20 menit berikutnya memiiki poa yang berbeda. Gambar 2 memperihatkan bahwa evousi MAT jam puncak pagi membentuk dua keompok yang masing-masing keompok memiiki poa yang hampir sama sebagaimana ditunjukkan oeh niai sudutnya. Keompok I dari menit awa sampai menit ke 35 untuk semua time sice dengan niai sudut berkisar antara 93 o dan 94 o (tota east square 4,369), dan keompok II dari menit ke 45 sampai menit ke 60 untuk semua time sice dengan niai sudut berkisar antara 88 o dan 90 o (tota east square 3,130). Sudut I Menit ke Gambar 2. Perubahan Sudut pada Jam Puncak Pagi Evousi MAT Jam Puncak Sore Untuk posisi MAT pada jam puncak sore pada time sice 5, dan 15 menitan, posisi MAT pada 45 menit pertama berada di kuadran I dengan niai sudut berkisar antara 86,385 o dan 89,651 o (rata-rata 87,704 o ), kemudian 15 menit berikutnya berada di kuadran II berkisar antara 90,133 o dan 92,335 o (rata-rata 91,189 o ). Pada time sice 10 dan 20 menitan, MAT 40 menit pertama berada di kuadran I berkisar antara 86,334 o dan 89,354 o (rata-rata 87,405 o ) kemudian 20 menit berikutnya berada di kuadran II berkisar antara 90,886 o dan 92,357 o (rata-rata 91,532 o ). Sedangkan pada time sice 30 menitan untuk 30 menit pertama MAT berada di II kuadran I sebesar 86,758 o kemudian 30 menit berikutnya di kuadran II sebesar 91,937 o. Ha ini menunjukkan bahwa pada jam puncak sore MAT pada 40 sampai 45 menit pertama masih memiiki poa yang sama dan baru berubah pada menit berikutnya. Gambar 3 memperihatkan bahwa evousi MAT jam puncak sore terdiri dari dua keompok berikut : Keompok I dari menit ke 5 sampai menit ke 30 memiiki sudut berkisar pada 86 o dan 87 o (tota east square 1,255), keompok II dari menit ke 50 sampai 60 memiiki sudut berkisar antara 90 o dan 92 o (tota east square 2,335). Ha ini menunjukkan bahwa pada masing-masing keompok tersebut memiiki poa matriks yang hampir sama, serta perubahan yang terjadi dari MAT yang satu ke MAT yang ainnya sangat keci. Sudut I Menit ke Gambar 3. Perubahan Sudut pada Jam Puncak Sore Kecenderungan kesamaan poa yang dimiiki oeh MAT hasi estimasi sampai pada menit tertentu menunjukkan bahwa perubahan arus auintas yang terjadi beum mempengaruhi poa MAT tersebut dan baru berubah pada menit ke 40 yang berarti pada menit tersebut perubahan arus auintas baru berpengaruh terhadap MAT hasi estimasi. Jika dibandingkan antara poa perubahan MAT pada jam puncak pagi dan sore, terjadi poa perubahan yang berawanan, dimana poa perubahan posisi MAT pada jam puncak pagi dari kuadran II ke kuadran I, sedangkan pada jam puncak sore terjadi kebaikannya yaitu dari kuadran I ke kuadran II. Fenomena berawanan ini sama dengan fenomena perbedaan arah pergerakan antara pagi dan sore hari, dimana pada pagi hari pergerakan menuju ke pusat kota, dan pada sore hari pergerakan meninggakan pusat kota. Perbandingan Sensitifitas Antara MAT Mode GO dengan ME2 Untuk membandingkan perubahan yang terjadi antara MAT hasi estimasi GO dan ME2 yang diakibatkan oeh perubahan arus auintas, maka dibuatah grafik perubahan niai absis (X) dengan mengasumsikan niai ordinat (Y) masing-masing MAT daam satu time sice adaah sama. Semakin II / MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008
5 besar jarak horizonta ( X) yang dibentuk antar dua MAT, maka semakin besar perbedaan poa yang dimiiki oeh kedua MAT tersebut. Dari grafik perubahan niai absis yang sudah dibuat dapat diihat bahwa : a. Niai absis MAT mode GO pada time sice 5, 10 dan 15 menitan perubahannya masih sangat keci (haus), kemudian pada time sice 20 dan 30 menitan perubahannya semakin besar. b. Niai absis MAT mode ME2 pada time sice 5, 10 dan 15 menitan perubahannya sudah cukup besar dan sangat berfariatif, kemudian pada time sice 20 dan 30 menitan ebih besar agi. c. Untuk time sice 20 dan 30 menitan perubahan niai absis MAT mode GO maupun ME2 perubahannya hampir sama besar. Uraian di atas menunjukkan bahwa sampai time sice 15 menitan perubahan arus auintas tak berpengaruh yang signifikan terhadap poa MAT mode GO tetapi sudah berpengaruh pada MAT mode ME2, sedangkan pada time sice 20 dan 30 menitan perubahan arus auintas sudah mempengaruhi MAT hasi estimasi dengan mode GO maupun ME2. Atau dengan kata ain Mode estimasi ME2 ebih sensitif dibandingkan dengan mode estimasi GO terhadap perubahan (fuktuasi) arus auintas. Pengaruh Fuktuasi Arus Lauintas Terhadap Evousi MAT Untuk meihat pengaruh fuktuasi arus auintas terhadap evousi MAT, maka dibuatah skenario sebagai berikut : a. Menentukan niai fuktuasi arus auintas yang diinginkan (niai PHF). Pada peneitian ini dibuat niai PHF : 0,70; 0,725; 0,75; ; 0,975; 0,98; 0,99; 1,0 b. Meakukan perhitungan data arus auintas pada 75 ruas jaan yang disurvei sehingga memenuhi niai PHF diatas dengan time sice 15 menitan. Perhitungan diakukan secara random. c. Estimasi MAT dengan Program MOTORS dari data-data arus auintas tersebut dengan mengeompokkan berdasarkan niai PHF. d. Meakukan penggambaran posisi MAT ke daam grafis untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari MAT-MAT estimasi. Dari grafik posisi MAT (di ampiran) yang teah dihasikan dapat dipeajari beberapa ha : 1. Dari niai PHF 0,70 sampai 0,975 posisi MAT mengaami perubahan, ha ini menunjukan bahwa fuktuasi arus auintas mempunyai pengaruh terhadap MAT yang dihasikan, perubahan tersebut ditunjukkan oeh perubahan posisi MAT maupun sudut yang dibentuk oeh MAT tersebut. 2. Pada niai PHF 0,70 sampai 0,975 susunan posisi MAT-nya masih sama yaitu dua MAT awa berada di kuadran II dengan sudut berkisar 94 o dan dua MAT ainnya berada di kuadran I dengan sudut berkisar 89 o. 3. Pada niai PHF 0.98 dan 0,99 posisi MAT- MAT yang dihasikan menempati satu kuadran yang sama yaitu kuadran II dengan sudut yang dibentuk berkisar 91 o 94 o. Ha ini menunjukkan bahwa keempat MAT tersebut memiiki poa yang hampir sama. 4. Sedangkan pada saat niai PHF 1,00 posisi keempat MAT berimpit dengan sudut yang dibentuk adaah 94 o. Ha ini menunjukkan bahwa pada saat kondisi arus auintas tak mengaami fuktuasi (konstan) di semua ruas jaan, maka MAT yang dihasikan akan memiiki poa yang sama SIMPULAN Fuktuasi arus auintas (niai PHF) yang memberikan pengaruh terhadap evousi MAT hasi estimasi adaah fuktuasi (niai PHF) yang terjadi di tiap-tiap ruas jaan, bukan fuktuasi arus auintas tota seuruh jaringan. Evousi MAT hasi estimasi metode ME2 pada jam puncak pagi dan sore tak memiiki poa tertentu dan akibat fuktuasi arus auintas perubahan poa matriksnya sangat besar. MAT hasi estimasi dengan metode ME2 ebih sensitif dibandingkan dengan metode GO terhadap fuktuasi arus auintas. Ha ini disebabkan pada saat pengisian se matriks pada proses estimasi MAT dengan metode GO diberikan batasan bangkitan, tarikan, dan tota pergerakan. Sedangkan pada metode ME2 batasan hanya diberikan pada tota pergerakan saja. REFERENSI Anton Howard, Aih Bahasa Pantur Siaban dan I Nyoman Susia (1995), Ajabar Linier Eementer, Edisi Keima (Indonesia), Erangga, Jakarta, Indonesia. Brown C Wiiam (1993), Matrices Over Commutative Rings, Marce Dekker Inc, New York. Chatein Francoise (1993), Eigenvaues Of Matrices, John Wiey & Sons, New York. Junaedi Tas an (2001), Studi Evousi Matrik Asa Tujuan (MAT) Dinamis Akibat Fuktuasi Arus Lauintas, Tesis, ITB Bandung. MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008/49
6 Kennedy John B and Nevie Adam M (1964), Basic Statistica Methods for Engineering and Scientists, second edition, Harper & Row pubisher, New York Kreyszig Erwin (1993), Advanced Engineering Mathematics, seventh edition, John Wiey and Sons Ltd, New York Kanafani Adib (1983), Transportation Demand Anaysis, Mc Graw-Hi Book Company, New York Tamin Ofyar Z (1997), Perencanaan dan Pemodean Transportasi, Penerbit ITB, Bandung Tamin Ofyar Z (1988), The Estimation of Transport Demand Mode from Trafic Counts, PhD Dissertation of the University of London, University Coege London Thomas Roy (1991), Traffic Assignment Techniques, Avabury Technica Ltd, The Academic Pubishing Group, Engand LAMPIRAN Grafik Posisi MAT pada Beberapa Niai PHF PHF 0, PHF 0, PHF 0,825 PHF 0, PHF 0,975 PHF 0, PHF 0,990 PHF 1, / MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008
STUDI EVOLUSI MATRIKS ASAL TUJUAN DINAMIS AKIBAT ADANYA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS_,
STUDI EVOLUSI MATRIKS ASAL TUJUAN DINAMIS AKIBAT ADANYA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS_, ABSTRAK "Studi Evolusi Matriks Asa/ 7ujuan Dinamis Akibat Adanya Fluktuasi Arus Lalulintas " (Penulis : Tas'an Junaedi)
Lebih terperinciKajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan
PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG
No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa
Lebih terperinciAbstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute
PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS
PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS Rusmadi Suyuti Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Muhammadiyah Jakarta Jn. Cempaka Putih
Lebih terperinciIMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS
IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS S U M M A R Y IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERBAIK DAN JUMLAH DATA ARUS LALULINTAS OPTIMUM DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) TESIS MAGISTER
STUDI PENENTUAN LOKASI TRAFFIC COUNT TERBAIK DAN JUMLAH DATA ARUS LALULINTAS OPTIMUM DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) TESIS MAGISTER Disusun Oleh : RUDI SUGIONO SUYONO NIM. 25098083 BIDANG KHUSUS
Lebih terperinciMETODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin
METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,
Lebih terperinciOPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING
OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF
PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian ini intinya adalah menguraikan bagaimana cara penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan judul tesis dan memenuhi tujuan penelitian.
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS
PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana Teknik Sipil ITB
Lebih terperinciJawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]
Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.
Lebih terperinciESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM
Volume 12, No. 1, Oktober 2012, 28-34 ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM Chairur Roziqin Teknik Sipil Universitas Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro
Lebih terperinciBab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data
Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida
Lebih terperinciANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE
Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciFrekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*
Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan
Lebih terperinciProsiding Matematika ISSN:
Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan yang disusun dalam metodologi. Hal ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan rencana
Lebih terperinciESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (Studi Kasus Kota Surakarta) Wulan Septiyani Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Pertumbuhan penduduk meningkatkan
Lebih terperinciPENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,
Lebih terperinciModel Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming
Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,
Lebih terperinciGambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pemodelan. Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk
4 II TINJAUAN PUSTAKA A Konsep Pemodelan Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita secara terukur Hal penting yang perlu diperhatikan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH
PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas
Lebih terperinciAPPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA
APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST JAVA T 388.044 MUL SUMMARY APPLICATION OF TRIP DISTRIBUTION MODELS TO ROAD BASED REGIONAL FREIGHT MOVEMENT IN WEST
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang
Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI TERBAIK DAN JUMLAH OPTIMUM DATA ARUS LALULINTAS DALAM PROSES ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) DARI INFORMASI DATA ARUS LALULINTAS 1
PENENTUAN LOKASI TERBAIK DAN JUMLAH OPTIMUM DATA ARUS LALULINTAS DALAM PROSES ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) DARI INFORMASI DATA ARUS LALULINTAS 1 Ofyar Z. TAMIN 2, Titi L. SOEDIRDJO 3, dan Rudi S.
Lebih terperinciESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY DENGAN FUNGSI HAMBATAN TANNER DI KOTA SURAKARTA
ISSN 2354-8630 ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY DENGAN FUNGSI HAMBATAN TANNER DI KOTA SURAKARTA Niken Puspitasari 1), Syafi i 2), Setiono 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciPREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika
Lebih terperinciANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak
ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan
Lebih terperinciOutline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining
Outine Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Latar Beakang 3 Mengapa harus Data Mining? Definisi Data Mining Pengertian Yang Saah Imu Data Mining Arsitektur Data Mining
Lebih terperinciManajemen Kinerja Pokok Bahasan:
Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan
Lebih terperincisistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti
sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi
Lebih terperinciMULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM
MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet
Lebih terperinciModel Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Model Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg YUDI SUPRIADI 1, DWI
Lebih terperinciSyafi i Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI ENTROPI MAKSIMUM MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA) Zuli Astria Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciJl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia
SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD
Lebih terperinciTABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro
TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,
FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,
Lebih terperinciWater Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok
Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinciMANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja
MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana
Lebih terperinciRANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD
RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir
Lebih terperinciANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO
ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO F. C. Woran. Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado F. Jansen, E. Lintong. Dosen Pascasarjana
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA
PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya
Lebih terperinciPREDIKSI POLA DAN JUMLAH PERGERAKAN BARANG DI PROVINSI LAMPUNG. Tas an Junaedi 1)
PREDIKSI POLA DAN JUMLAH PERGERAKAN BARANG DI PROVINSI LAMPUNG Tas an Junaedi 1) Abstract The transportation of goods between Sumatra and Java using the highway mode that accumulate with local transportation
Lebih terperinciSTUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY
STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONGKEBARMANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY Sukarman dan Wahju Herijanto Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN
E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas
Lebih terperinciBAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan
68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode
Lebih terperinciESTIMASI PEMODELAN DISTRIBUSI PERJALANAN DENGAN MODEL GRAVITY ( STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG ) TESIS. oleh : Hendra Gunawan
ESTIMASI PEMODELAN DISTRIBUSI PERJALANAN DENGAN MODEL GRAVITY ( STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG ) TESIS oleh : Hendra Gunawan 25092014 Pembimbing : Dr. Ir. Ofyar Z. Tamin, MSc., MINT, MITE Dr. Ir. Ade Sjafruddin,
Lebih terperinciKata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.
KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan
Lebih terperinciT E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciJurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8
Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI
Lebih terperinciAnalisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara
Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage
Lebih terperinciAnalisis Pembentukan MAT Pada Jaringan Sederhana Menggunakan Program Lazarus. Esty Handayani 1) Rahayu Sulistiyorini 2) Ahmad Zakaria 3)
JRSDD, Edisi Juni 2015, Vol. 1, No. 1, Hal:185 192 (ISSN:2303-0011) Analisis Pembentukan MAT Pada Jaringan Sederhana Menggunakan Program Lazarus Esty Handayani 1) Rahayu Sulistiyorini 2) Ahmad Zakaria
Lebih terperinciProblem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA
Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id
Lebih terperinciJURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG
JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG YOHANIS MALIOGHA 110314064 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir.
Lebih terperinciNUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD
Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE
Lebih terperinciEFEKTIFITAS MODEL KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN RAYA RUNGKUT MADYA KOTA MADYA SURABAYA ( PERBANDINGAN MODEL GREENSHIELD DAN GREENBERG)
20 JURAL TEKIK SIPIL, olume I, o. 1. Januari 2007: 20-29 EFEKTIFITAS MODEL KARAKTERISTIK ARUS LALU LITAS DI RUAS JALA RAYA RUGKUT MADYA KOTA MADYA SURABAYA ( PERBADIGA MODEL GREESHIELD DA GREEBERG) Hendrata
Lebih terperinciESTIMASI MODEL KOMBINASI SEBARAN PERGERAKAN DAN PEMILIHAN MODA BERDASARKAN INFORMASI ARUS LALU LINTAS TESIS MAGISTER
ESTIMASI MODEL KOMBINASI SEBARAN PERGERAKAN DAN PEMILIHAN MODA BERDASARKAN INFORMASI ARUS LALU LINTAS TESIS MAGISTER oteh: OKA PURWANTI NIM : 250 99 087 BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030 Jalan Raden Intan sepenuhnya berfungsi sebagai jalan arteri sekunder, jalan ini cenderung macet terutama pagi dan sore
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciPENGARUH RESOLUSI SISTEM ZONA DAN SISTEM JARINGAN TERHADAP TINGKAT AKURASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) YANG DIPEROLEH DARI INFORMAS1 ARUS LALULINTAS
PENGARUH RESOLUSI SISTEM ZONA DAN SISTEM JARINGAN TERHADAP TINGKAT AKURASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) YANG DIPEROLEH DARI INFORMAS1 ARUS LALULINTAS RINGKASAN Jurair Patunrangi, 1999, Pengaruh Reso;usi
Lebih terperinciSound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol 04, No 02, Juli Tahun 2016 Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Mufli Fita Firna Sari, Gurum Ahmad Pauzi & Warsito
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK JALAN DAN TATA GUNA LAHAN PADA PENENTUAN KAPASITAS JALAN STUDI KASUS : JAKARTA BARAT
PENGARUH KARAKTERISTIK JALAN DAN TATA GUNA LAHAN PADA PENENTUAN KAPASITAS JALAN STUDI KASUS : JAKARTA BARAT Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Fak. Teknik Univ.Tarumanagara Jln. S.parman no.1 Grogol Jakarta
Lebih terperinciESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN DARI DATA LALULINTAS DENGAN METODE GRADIENT (278T)
ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN DARI DATA LALULINTAS DENGAN METODE GRADIENT (278T) Syafi i 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 ASurakarta Email: syafii@uns.ac.id;syafii_hn@yahoo.com
Lebih terperinci4/20/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Arus lalulintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi satu sama lain pada suatu
Lebih terperinciDEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS
DEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS f T ( i T 3 8 8. 4 1 3 W I D SUMMARY DEVELOPMENT OF MAXIMUM ENTROPY (ME) ESTIMATOR FOR CALIBRATING TRIP DISTRIBUTION MODELS,
Lebih terperinciANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA
1 ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA Rizki Amalia Kusuma Wardhani Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS email: rizzzkiamalia89@gmail.com ABSTRAK Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan
Lebih terperinci(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciHUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR
HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak
Lebih terperinciKAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG
KAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG Rahayu Sulistyorini 1, Dwi Heriyanto 2 Abstract Highway in Lampung is the main transportation mode to support internal transportation system. Especially to develop
Lebih terperinciSTUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR
STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian pesyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ( S-1
Lebih terperinciTabel 1.1. Luas Peruntukan Lahan. Sumber : BPN Kota Bandar Lampung, 2004
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, kota Bandar Lampung
Lebih terperinciModul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.
PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO
ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO Natalia Diane Kasenda Alumni Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi James A. Timboeleng, Freddy
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013
Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING
Lebih terperinciAPLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL
APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL Studi Kasus pada Persimpangan Jl. Ir. H. Juanda - JI. Ganesa Kodya Bandung TESIS MAGISTER Oleh
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini dilakukan. Studi dilakukan dengan mengumpulkan literatur yang membahas tentang tingkat kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jurna Sheet Meta dan Software Abaqus Program ABAQUS merupakan saah satu dari program finite eement system yang ada yang digunakan untuk mensimuasi proses pembuatan suatu komponen
Lebih terperinciJurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO
Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSyafi i Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN (MAT) DARI DATA ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI KUADRAT TERKECIL MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA) Elfa Monica Zada Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA PERSIMPANGAN TERHADAP PROSES PEMILIHAN RUTE PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN. Wiradat Anindito. Abstrak
PENGARUH KINERJA PERSIMPANGAN TERHADAP PROSES PEMILIHAN RUTE PADA JARINGAN JALAN PERKOTAAN Wiradat Anindito Abstrak Pertumbuhan lalu lintas yang begitu cepat di Indonesia khususnya di daerah perkotaan
Lebih terperinciJEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI
KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter
Lebih terperinciOUTLINES PERKULIAHAN
OUTLINES PERKULIAHAN PERENCANAAN TRANSPORTASI (CEC 716) Edisi Ke-1 Revisi (Computer Based Learning) Disusun oleh : Sri Atmaja P. Rosyidi. Untuk Kalangan Terbatas Bahan ini disusun untuk Perkuliahan Perencanaan
Lebih terperinciESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN ( MAT ) KOTA SURAKARTA TAHUN 2025 Origin-Destination Matrices ( OD Matrix ) Estimation of Surakarta City in 2025
ISSN 2354-8630 ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN ( MAT ) KOTA SURAKARTA TAHUN 2025 Origin-Destination Matrices ( OD Matrix ) Estimation of Surakarta City in 2025 Sri Sutrisni 1), Syafi i 2), Setiono 3) 1)Mahasiswa
Lebih terperinciSelanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L
Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan
Lebih terperinciHANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah
HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat
Lebih terperinci