FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA"

Transkripsi

1 SSN FAKULTAS LMU SOSAL DAN LMU POLTK UNVERSTAS SRWJAYA EupruxA Voume X, Nomor 1,2008 SELAYANG PANDANG TENTANG PE{YALURAN KARTU KOMPENSAS BBM DT KOTA PALEMBANG Lii Erina PE{YALURAN BERAS UNT'K KELUARGA MSKN (RASKN) D KOTAPALEMBANG GatotBudiarto APLKAS PETERAPA} FAMLY-CENTERED CARB PADA TODDLER DTRUMAHSAKTT Arie Kusumaningrum PERAN KELUARGA DALAM MEMBNA A{AK AUTS MELALU KOMUNKAS ANTAR PRBADT Retna Mahriani PENDDKAN KEWARGANEGARAAN DAN KETAANAN NASONAL Ermanovida FA(TOR-FAKTOR PENENTU PB{YELESAAN STUD TEPAT WAKTU ihrirunnisyak

2 Penauggung Jawatr Dekan FSP Unsri Penyunting Peaksana Ermanovida Penyunting Ahi Gatot Budiarto Lii Erina Nengyanti Andreas L Setting/Editing dan Administrasi Fitri Yanto Distribusi SintaNoa AamatRedaksi Laboratotrium Sosia Poitik L;t. 3 Gedung Dekanat FSP Unsri Kampus nderaaya J. Raya Prabumuih Km. 32 OK, 'T.p. o7r'r Majaah Empirik Diterbitkan oeh Fakutas mu Sosia dan mu Poitik Unsri yang menyajikan tuisan imiah tentang masaah-masaah sosia. Budaya dan Poitig baik tuisan imiah, ringkasan hasi peneitian, survai, hipotesis dan gagasa! orisini ainnya yang kritis dan aktua. Empirika terutama forum staf pengajar FSP, tetapi tidak menutup kemungkinan sumbangan tuisan dari uar. Redaksi dapat menyingkat dan memperbaiki tuisan yang akan dimuat tanpa mengubah maksud dan isinya. Diarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seuruh isi tuisan tanpa izin tertuis redaksi- E;;iika SSN: Voume X, Nomor, 2008 SELAYANG PANDANG TENTANG PENYALURAN KARTU KOMPENSAS BBM D KOTA PALEMBANG Lii Erina. PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MSKN (RASKN) D KOTA PALEMBANG GatotBudiarto..., APLKAS PENERAPAN FAMLY. CENTERED CARE PADA TODDLER D RUMAH SAKT Arie Kusumaningrum. 18 PERAN KELUARGA DALAM MEMBNA ANAK AUTS MELALU KOMUNKAS ANTAR PRBAD Retna Mahriani 30 PENDDKAN KEWARGANEGARAAN DAN KETAHANAN NASONAL Ermanovida FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENYELESAAN STUD TEPAT SSN t

3 : f,,j,kr *J,*i[, V"-^" X $. zi :i:: strategi nasiona daam ingkup yang ebih uas, yaitu negara. Meihat fenomena Yang ada seperti diatas, terasa agak berebihan mingharapkan Pendidikan Kewarganegaraan dapat membangun mentaitas generasi muda sebagai wujud dari ketahanan nasiona. Karena pembangunan mentaitas manusia seharusnya dibangun secara terus menerus. Bukan hanya satu semester dengan dua SKS dan Pada semester satu, seteah itu seesai. Kenyataan yang ada para demonstran Yang sering diakukan oeh secara anarkhis, justru diakukan Para pada saat diatas semester satu. ArtinYa seteah dia seesai mendapat pengajaran dan pendidikan mata kuiah kewarga negaraan' Sebagai tindak anjut mata kuiah ini, maka kegiatan-kegiatan imiah sebagai upaya penyegaran secara, terus-menerus Peru diakukan oeh perguruan tinggi. Kegiatan-kegiatan imiah peru diakukan secara periodik dan terintegrasi antara program studi, jurusan, fakutas maupun univiversitas' Kegitan tersebut dapat saja diakukan dengan kaitan mata kuiah, seminar, okakarya atau kunjungankunjungan imiah. Sehingga muatan mater-materi daam Pendidikan kewarganegaraan dapat terus menerus dihidupkan. Kesimpuan Pendidikan kewarganegaraan sangat besar peranannya daam upa'a meiciptakan ketahanan nasiona' Perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan warga negara inteektua Yang cerdas dan PunYa mentaitas Yang tangguh. Pendidikan kewarganeraan ' daam pengertian penanaman niai-niai penting daam'kevarganegaraan peru Ai"tut* secara berkesinambungan' Metode Pembeajaran harus dibuat dengan menyenangkan dengan meaui diaog yang kreatif. Sehingga akan munou generasi yaag handa dan puna kemampuan untuk mengubah struktur masyarakat menjadi ebih berbudaya' Daftar Pustaka RahayuMinto,PendidikanKewarganegaraarrPerjuanganMenghidupiJatiDiriBangsa, PT- Gramedia Jakart Kaean dan Zubaidi Ahmad, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Paradigma Yo gy akarta" 2007 usman wan dkk. Dan Kaean" Daya Tahan Bangsa, Program Studi Pasca Satjana Universitas ndonesia, Jakarta 2003 Modu krirsus caon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn)' Prof' Dr' Udin' S' Winataputr4 MA- Ddq Dikti,2008 Modu Mata Kuiah Pengembangan Kepribadian, universitas ndoaesia 2007 rssn

4 ff 1 " r,r; ^y",;{,. P" [.^" Xfi *. o,,,.oe FACTOR-FAKTOR PENENTU PENYELESAAN STUD TEPAT WAKTU \ Abstrak There are severa factors the students compete their studies major factors are the interna and externa factors. These two productivity of the university its sef. The interna factors is feedback from the students themseves such as motivation, taent, and maturity. The externa factors affect the students to earn, such as earning faciity, teaching quaity aud service quaity. 6ffii ffeated 1t f,\, { _\J ffi ffi N e '..1 * i ffi :, 1* 'fi : -t z KeJword : Punctuay Pendahuuan Saah satu faktor penentu dari berhasi tidaknya suatu pergururuan tinggi, diantaranya diihat dari kuaitas dan kuantitas uusan yang dikeuarkannya. Kuaitas uusan adaah kadar atau derajat prestasi yang dicapainya pada saat penyeesaian studinya, dan juga kemampuan serta kecakapannya daam meaksanakan tugas dan tanggung jarvab profesinya seteah bekerja kemudian hari. Sedangkan kuantitas uusan adatah jumah uusan yang dihasikan oeh perguruan tinggi tersebut sesuai dengan rasio antara yang diterima setiap tahun dengan jumah uusan yang dikeuarkan setiap tahunnya atau disebut juga sebagai angka efisiensi. Tinggi rendahnya angka efisisensi mempengaruhi produktifitas suatu perguruan tinggi saah satu faktor penunjang produktifitas suatu perguruan tinggi adaah banyaknya yang dapat menyeesai studinya sesuai dengan x,aktu studi yang teah ditentukan. Sistem pembeajaran yang diterapkan di perguruan tinggi menggunakan sistem SKS. Jumah SKS yang harus diseesaikan untuk menyeesaikan jenjang pendidikan S adaah SKS, sehingga penyeesaian studi tepat rvaktu diperkirakan 6-8 semester. Artike ini akan mengupas beberapa faktor penentu peneesaian studi tepat rvaktu. Faktor- Faktor Penentu Studi Tepat Waktu Prestasi yang dicapai seorang mahasis*,a dipengaruhi oeh dua faktor utama yaitu faktor dari daam diri maupun dari uar diri mahasisw4 atau dengan kata ain dipengaruhi oeh faktor intema dan ektema. Berdasarkan teori beajar kognitif dinyatakan bahrva periaku manusia merupakan fungsi organisme dan ingkungannya, dengan kata ain N.9 F O r4.-/ o C <a i q) o E L F 2 c! r.s o c SSN t4t

5 Jff6.tr rry,*;e" Tou*" X$. {o. ot zooe dinyatakan bahwa faktor intema dan ekterna sangat berperan penting daam perkembangan prestasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang daam beajar, faktor tersebut dapat di tinjau dari daam dan dari uar diri individu. Faktor dari daam diri individu meiputi: bakat, minat, motif, perasaan,sikap dan kematangan. Sedangkaan faktor dari uar diri individu meiputi, tenaga pengajar, ingkungan, teman, keuarga dan proses pembeajaran itu sendiri.,faktor nterna faktor intema adaah facor dapat di tinjau dari daam diri individu. Faktor dari daam diri individu meiputi: bakat mina! motif, perasaan,sikap dan kematangan. Faktor minat sangat berpengaruh daam pembeajaran individu. Minat tidak dibawah individu sejak ahir meainkan diperoeh seiring perkembangannya.peneitian peneitian di Amerika mengenai saah satu sebab utama dari kegagaan studi pada menunjukkan bahwa sebabnya iaah kurangnya minat daam beajar (Gie,2002). Ada beberapa ha yang menyebabkan minat berperan penting daam proses pembeajaran sekaigus daam men,ukseskan studi individu adaah dikarenakan: 1. minat meahirkan perhatian yang serta merta. 2. minat memudahkan terciptanya konsentrasi. 3. minat mencegah gangguan perhatian dari uar. 4. minat memperkuat meekatkannya bahan peajaran daam ingatan. 5. minat memperkeci kebosanan studi daam diri sendiri (Gie,2002) Waaupun demikian,motivasi eksterna juga dapat membantu daam menumbuhkan motivasi intema daam diri individu atau dengan kata ain dipat juga menguatkan motivasi intema yang teah dimiiki individu. Akan tetapi kenyataan yang dihadapi diapangan tidak semua teah memiiki motivasi interna daam beajar,untuk itu perunya motivasi eksterna untuk menumbuhkan atau menguatkan motivasi interna. Dengan dimiikinya motivasi beajar maka akan:. tekundaam mengerjakaatugas. '2. senaug mencapai dan memecahkan Jadi yang dimaksud dengan minat beajar adaah suatu rasa senang dan adanya perhatian terhadap aktivitas yang yang berkaitan dengan pembeajaran, sehingga membantu memperkuat meekatnya bahan peajaran daam ingatan, daam ha ini pembeajaran pengantar statistika sosia. Untuk itu agar tercapainya tujuan pembeajaran, daam proses pembeajaran tersebut seain memberikan materi, minat beajar juga hans diumbuhkan,karena tidak semua yang teah memiiki minat terhadap mata ajar yang diberikan. Seain mina! facor yang mempengaruhi daam beajar adaah motivasi- Nasution (2000) menyatakan bahwa daam bahasa sehari - hari motivasi dinyatakan dengan hasra! keinginan,maksud, tekad, kemauan, dorongan, kebutuhan, kehendak, cita - cita" keharusan dan kesedian. Motivasi adaah daya penggerak tingkah aku manusia Motivasi terdiri dari dua. jenis yainr motivasi intema daa motivasi ekstema, berda"arkan kekuatannya motivasi intema jauh ebih kuat daripada motivasi ekstema, motivasi interna sifatnya jauh ebih menetap daam diri individu, sedangkan motivasi ekstema bisa jadi hanya bersifat sementara dan perunya peranan pihak uar daam membangkitkarurya- masaah- 3. uetmenghadapi kesuitan SSN

6 fr,;,r,r*7,".;{,.7p"r-^, X{ {o. or aooe 4. seau berusaha menjadi yang terbaik (Nasution,2000) Minat dan Motivasi mempunyai andi besar daam meningkatkan mutu pembeajaran, situasi beajar akan ebih bergairah apabia semua memiiki minat dan motivasi yang kuat daam beajar, akan ebih aktif bahkan proaktif., dampak positif dari semua itu akan meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar sehingga mutu pembeajaran akan meningkat dan akan berkoreasi angsung terhadap hasi beajar. Faktor Eksterna Seain factor intema di atas factor ekstema juga mempunyai andi yang sangat kuat daam perkembangan prestasi, factor tersebut diantaranya: a. fasiitas beajar, baik yang disediakan pihak fa$tas maupun yang disediakan secara ii Pribadi. Sarana dan. prasafima yang sesuai dengan kebutuhan beajar b. Kuaitas pembeajaran di perguruan tinggi, mencakup proses beajar mengajar dan juga proses peayaaan akademik maupun peayanan administrative Proses Pembeajaran Proses p;:mbeajaran merupakan factor ekstema yang sangat berperan penting sebagai penentu penyeesaian studi tepat waktu. Seain sarana dan pasarana dosen sebagai tenaga pengajar mempunyai peranan penting daam keberhasian - Daam kegiatan beajar forma sebagai profesionais,seorang dosen harus memiiki minima tiga kemampuan yang esensia yakni, ) kemampuan merencanakan pembeqjararl 2) SSN kemampuan meaksanakan pembeajaran, 3) kemampuan menciptakan ikim komunikasi pembeajaran. Ketiga kemampuan disebut "generic essensia" (P3G, 984:93). Kemampuan merencanakan pembeajaran dan meaksanakan pembeajaran sangat berpengaruh dengan hasi beajar. Satu ha yang harus diperhatikan kegiatan pembeajaran pada jenjang pendidikan tinggi merupakan pendidikan orang dewasa, dimana tujuan dari pendidikan tinggi adatah membentuk pribadi yang kritis, pengamat yang berani memiiki pendapat yang benar namun mungkin berbeda yang sepertinya kontradiktif dan origina, serta yang minat dan motivasi beajamya tinggi(conny, RS:1999:26) Kecenderungan yang ada sekarang ini adaah,dosen merupakan aktor utama, yang tugasnya menyajikan dan menjeaskan, menganaisis serta mempertanggung jawabkan, "body of materiat' yang harus dibetajarkan. Dosen menuntut periaku tertentu dengan sikap tertentu, sehingga mengakibatkan dominan pasif. Mendengarkan, membuat catatan tentang penjeasan dosen daam mengikuti kuiahnya, seanjutnya mengikuti evauasi dan mendapatkan niai yang baik. Secara ogis terihat tidak komunikatif dan tidak memiiki keterampian menyatakan diri. Saah satu faktor penyebab tidak sesuainya antara harapan pendidikan tinggi dengan kenyataan yang ada sekarang ini adaah mode pembeajaran yang digunakan daam kegiatan perkuiahan. Saah satu mode pembeajaran yang dapat menjawab permasaahan ini adaah mode pembeajaran konstruktivisme, 47

7 Dehnisi Konstruktivisme Konstruktivisme merrpak-an saah satu airan fisafat pengetahuan vans menekankan bahwa pengetahuan io" merupakan hasi konstruksi (bentukan) kita sendiri (gaserfed daam panen dkk 2001). pengetahuan seau merupakan akibat dari konstruksi kognitif dan kenyataan yang terjadi meaui serangkaian aktivitas. Mahasiswa membentuk skema" kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang diperukan untuk pengetahuan(b ettencourt, 9 89) - konstruktivisme Menurut pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari otak seseorang ( dosen) ke otak orang ainnya (). Mahasiswa sendiriah yang harus mengartikan apa yang teah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengaaman - pengaaman mereka atau konstruksi yang tetah mereka bangun ( orsbach d ' tobin, daam panen dkk, 2001). Adanya Yang saah menangkap apa Yang diajarkan oeh dosen menunjukan bahwa pengetahuan itu tidak dapat begitu saja dipindahkan, meainkan harus dikonstruksikan atau paing sedikit diinterpretasikan dan ditransformasikan sendiri oeh. Secara garis besar, PrinsiP - prinsip konstruktivisme yang diambi adaah bahwa pengetahuan dibangun oeh sendiri, baik secara persona maupun sosia, pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari dosen ke, kecuai meaui keaktifan itu sendiri untuk menaar, aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga seau terjadi perubahan konsep menuju ke yang ebih rinci, engkap,serta sesuai dengan konsep imiah, dimana fungsi dosen hanya sebagai mediator atau fasiitator agar proses konstruksi dapat berj aan dengan ancar. iitrdj,r;*1,ui{,. V,/.^u Xf,* o,,oot Pengaruh Konstruktivisme terhadap proses beajar Konstruktivisme menyatakan bahwa beqiar merupakan proses aktif mengkonstruksi arti,wacan4 diatog, pengaaman fisik dan ain - ain. Ada beberapa ciri beajar tersebut: 1. beajar berarti membentuk makn4 dimana mai:na diciptakan sendiri oeh berdasarkan aqa yang mereka ihat' dengar, rasakan dan aami- Proses konstruksi arti beraagsur;g terus - menerus dimana masing - masing arti dapat berarii unt',rk konstruksi arti seanjutnya- 2. be4jar buk-anah kegiaian mengumpukan -fakt4rneainkan ebih merupakan P:cses pengembangan Per:rikiran dengan membuat Pengertian yang baru 4: proses beajar yang seberiarn-)'a terjadi pada waktu ske;rra seseoftmg daam kesen-iangan yang merangsaig pemikiran ebih anju 5. hasi beajar dipengaruhi oeh pengaaman deaga* dunia fisik dan ingkungan 6 hasi beajar dipengaruhi oieh apa yang teah dikeahti oeh : konsep, tujuar. dan motivasi Yartg mempengaruhi interaksi dengan bahan yaqng teah dipeajari Pengaruh Konstruktivisme Terhadap Mahasiswa. Proses beajar konstrukiivisme memusatkan kegiatan Pada semua aktivitas, dengan kata ain ah yang bertanggung jawab atas hasi beajarnya- yang membuat penaaran atas apa Yang dipeajari dengan cara mencari makana, ':,41!, i SSN

8 :ff1,t*r*,*;d.. V,"t ^" X:E e,fr. o,.ooe membandingkan dengan apa yang teah diketahui, serta menyeesaikan ketidaksamaan antara apa yang teah diketahui dan apa yang diperukan daam pengaaman baru.. Setiap mempunyai cara yang cocok berdcasrkan kemampuannya untuk mengkonstruksikan pengetahuannya yang kadang kadang berbeda dengan temannya yang ain, maka dosen sebagai fasiitator harus menciptakan bermacam - macam situasi dan metode betajar untuk mengimbangi proses beajar.. Daam mengkonstruksi pengetahuan dapat meakukannya secara persona maupun secara keompok. keompok beajar, meaui kesempatan mengungkapkan gagasan, mendengarkan pendapat orang ain,serta bersama -sama membangun pengertian, menjadi sangat penting daam beajar karena memiiki unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang dan mendidik mahasiswwa menjadi pribadi yang mandiri dan aktif. Peranan Dosen Daam Pembeajaran Konstruktivisme konstruktivisme, Bagi pembeajaran bukanah kegiatan memindahkan pengetahuan dari dosen kepada mahasisw4 meainkan suatu memungkinkan kegiatan yang membangun sendiri pengetahuannya. pembeajaran berarti partisipasi dosen bersama daam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejeasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasipembeajaran adaah bentuk beajar sendiri. (batttencourt daam panen dkk,2001) Pembeajaran adaah membantu seorang berpikir secara benar dengan membiarkannya berpikir sendiri, sehingga jika seseorang mempunyai cara berpikir yang baik, berarti cara berpiki:nya dapat digunakan untuk menghadapi suatu fenomena traru, akan dapat menemukan pemecahan daam menghadapi persoaan yang ain. Menurut prinsip konstruktivisme, seorang pengajar atau dosen berperan r"6qgai mediator dan fasiitator yang membantu agat proses beajar berjaan dengan baik, yaitu dengan:. menyediakan pengaaman beajar yang memungkinkan bertanggung jawab. 2. menyediahkan atau memberikan kegiatan - kegiatan yang merangsang keingintahuan dan membantu mereka mengekspresikan gagasannya dan mengkomunikasikannya daam ide imiah mereka(watts&pope daam panen dkk, ) 3. memonitor, mengevauasi, dan menunjukkan apakah pemikirin berjaan atau tidak. dosen menunjukan dan mempertanyakan apakah pengetahuan dapat diberakukan untuk mnghadapi persoaan baru yang berkaitan. Aga. pembeajaran konstrutrctivisrne dapat berjaan secara optima beberapa ha yang harus diperhatikan oeh dosen sebagai fasiitator adaah sebagai berikut: 1. dosen peru banyak berinteraksi dengan untuk ebih mengerti ha - ha yang sudah diketahui - 2. tujuan apa yang akan dibuat dikeas sebaiknya sebaiknya dibicarakan bersama sehingga sungguh teribat. 3. dosen peru mengerti pengaaman beajar yang ebih sesuai dengan kebutuhan. 4. aktif berinteraksi dengan SSN

9 J')f,jot,F*1r*;{,.Tot ^" Xi!. {,. ot,ooe 5. dosen peru mempunyai pemikiran yang feksibe untuk dapat mengerti dan mengeti dan menghargai pemikiran. Perbedaan Pembeajaran Tradisiona Dengau Pembeajaran Konstruktivisme Terdapat beberapa Point perbedaan daam kegiatan pembeajaran tradisiona dibandingkan dengan pembeajaran konshuktivisme, Pembeajaran :radisiona f(urikuum harus diikuti sampai habis Kegiatan pembeajaran hanya berdasarkan buku teks yang sudah ditentukan Mahasiswa diihat sebagai ember kosong tempat ditumpahkannya semua pengetahuan dari dosen Terjadi proses 'transfer imu pengetahuan dari ke dosen Dosen seau mencari jawaban vang benar untuk Pembeajaran konstruktivisme Pertanyaan dan konstruksi jawaban adaah oentins Kegiatan pembeajaran berandaskan beragam sumber informasi Mahasiswa diihat sebagai pemikir yang mampu menghasikan teori - teori tentang dunia dan kehidupan Dosen menjadi fasiitator dan mediator daam proses beajar sehingga memiiki kecerdasan berfikir daam mengkonstruksi imu Dosen mencoba mengerti persepsi agar memvaidasi proses beajar Peniaian terhadap proses beajar merupakan bagian terpisah dari pembeajaran, dan ditakukan hampir seau daam bentuk tes/ ujian Mahasiswa harus seau bekerja sendiri Strategi Konstruktivisme dapat meihat poa pikir dan apa yang sudah diperoeh untuk pembeajaran seaniutnya Peniaian terhadap proses beajar merupakan bagian integra daam pembeajaran, diakukan meaui observasi dosen terhadap hasi kerja, meaui pameran karya mahasisrva, dan portooio Lebih banyak beajar daam keompok Pembeajarau Fisafat konstruktivivsme menjadi andasan bagi banyak strategi pembeajaran, terutama yang dikena dengan natna student - centered earning beajar yang berorientasi pada. beberapa strategi pembeajaran konstruktivisme atau student - centered earning strotegies adaah: 1. beajaraktif beajar aktif adaah dimana teribat aktif daam kegaiatan pembeajaran dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipeajari dan cara mempeajarinya. prinsip beajar aktifadaah earning by doing. 2. beajar mandiri beajar mandiri adaah usaha individu yang otonomi untukmencapai kompetensi akademis, tanpa banyak SSN 4t C

10 3t5, t,t; *.7*; d,. 7;," r-^" X{!.' -fo o r toos tergantung pada pihak ain untuk akademik d. Sedangkan peayanan mencapai tujuan beajamya admin!;traei menyangkut semua 3- beajar kooperatif dan koaboratif kegiatm admi nistrasi baik itu masaah beajar secara kean, pengajaran berkeompok dan berkoaborasi perpustakaand.terpuaskannyasemua membangun suatu pengetahuan kebutuhan yang diharapkan 4. generatfearning yang didukung oeh semua pihak generatif earmng adaah mode peayanan sangat berpengaruh terhadap beajar yang mengharapkan minat dan motivasi daam dapat"to generate" beajar dan akan berkoreasi terhadap menghasikan sendiri makna hasi beajar dari informasi yang diperoehnya. 5. mode beajar kognitif { probem Simpuan based karning) Penyeesaian studi tepat waktu mode pembeajaran ini berfokus mempunyai banyak sekai manfaat, pada suatu masaah ( nyata atau seain dapat meningkatkan daya simuasi) kepada, tampung universitas, juga dapat diminta mencari meningkatkan mutu universitas, pemecahan masaah tersebut meaui terdapat beberapa faktor penting yang serangkaian peneitian dan mempengaruhi penyeesaian studi iepat investigasi berdasarkan teori, waktu, Jecara garii Oesa. yaitu faktor konsep, prinsip yang interna dan juga faktor eksterna. dipeajarinya dari berbagai Faktor intema adaah faktor yang bidang imu. berasa dari daam diri mahasisw4.f faktor tersebut meiputi bakat, minat, Peayanan Akademik dan Peayanan motif, perasaan,sikap dan kematangan. Administrasi Sedangkan eksterna adaah faktor yang Faktor penunjang yang sangat berasa dari uar diri, berarti juga yaitu peayanan akademik, diantaranya menyangkut,fasiitas beajar peayanan akademik meiputi, kuaitas pembeajaran dan kuaitas pembimbingan skripsi, pembimbingan peayanan. Daftar Pustaka Boom, Benyamin, Human Characteristic and Schoo Learning, McGraw- Hi Book Company, New York, 1976 C. Semiawan Sony. Pendidikan Tinggi (Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptima Mungkin).DKT, Jakart Handoko, Martin. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Kanisus, Jogiakarta,gg2 Nasution, S. Didaktik Azas - Azas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta 2000 Pannen, Pauinadkk, Kontruktivisme Daam Pembeajaran. DKT, Jakarta,200 Sameto. Beajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipt4 - Jakarta 1991 Winke. W.S. Psikoogi Pengajaran. PT Gramedia Widiasaran4 Jakarta, 1996 SSN 14t

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA Kompeten Kompetensi Guru Mata Peajaran 1 Pedagogik Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA S Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau

Lebih terperinci

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ALTERNATIVE ASSESMENT (Peniaian Aternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 BENTUK UJIAN Tuis In cass Take home Achievement Aptitude Course-based Non course based

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995). 1 6 BAB II TINJAUAN TEORI A Pengertian Isoasi sosia merupakan kondisi kesendirian yang diaami oeh individu dan diterima sebagai ketentuan orang ain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH STMEWA YOGYAKARTA PDATO GUBERNUR DAERAH STMEWA YOGYAKARTA PENGHANTARAN NOTA KEUANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 207 PADA RAPAT PARPURNA DEWAN PERWAKLAN

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular) Zainab Aminatul Ummah Sunarti Edriana Pangestuti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 26 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir... P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan perkenannya booket Penangguangan Masaah Kesehatan akibat Bencana Banjir bagi pengeoa tingkat Kabupaten/Kota ini dapat seesai pada waktunya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

2), ABSTRAK. Penelitian. Hasil. penelitian. proses. asuhan. kuliah. untuk. mata. baik), responden. ini. penelitiin. Hasil ABSTRACT

2), ABSTRAK. Penelitian. Hasil. penelitian. proses. asuhan. kuliah. untuk. mata. baik), responden. ini. penelitiin. Hasil ABSTRACT i @ METODE DRLLSTUD KASUS DALAM MENNGKATKAN HASL BELAJAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (DRLL METHODE TO NCREASE RESULT OF STUDY N FAMLY VURSNG CARE) Agrin3-r), Reni Zufitri,,.u ), Herina3) Dosetr Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan pokok

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL Widihastuti Dosen Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat Juni 2003

Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat Juni 2003 Sebuah catatan proses Participatory Rura Appraisa (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat 14 23 Juni 2003 diterbitkan oeh: Yayasan Pedui Konservasi Aam Indonesia, 2005 Pengantar Cataan

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

PENYUSUNAN TUGAS AKHIR POB PENYUSUNAN TUGAS AKHIR NO. POB TGL PEMBUATAN 24 JANUARI 2016 TGL. REVISI TGL. EFEKTIF 30 JANUARI 2016 DISAHKAN OLEH KETUA JURUSAN TEKNIK MESIN, UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SASARAN KERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS

PEDOMAN PENYUSUNAN SASARAN KERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS PEDOMAN PENYUSUNAN SASARAN KERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 7 KATA PENGANTAR Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS (Survei pada Pelanggan Kedai Kober Mie Setan di jl. Soekarno Hatta, Malang) Putri Pamungkas Sari Dewi Achmad Fauzi Fakultas

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Jurna Endurance 2(3) October 2017 (258-262) KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Meiriani Armen Universitas Bung Hatta ria.pjkr12@bunghatta.ac.id Submitted :27-04-2017,

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta KURIKULUM TERPADU Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seuruh buku dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

Lebih terperinci

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Pertemuan Ketiga Komponen Sistem Informasi Geografis Data dan Informasi.. Data menjadi Informasi Data Pemrosesan, Pengoahan, Konversi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja 2 sks TUESDAY, SEPTEMBER 20, 4EA05 G132 1 Kontrak Perkuiahan Ø Ø Ø Dosen Pengampu : Putri Irene Kanny

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

Guru memiliki beban dan tanggung jawab

Guru memiliki beban dan tanggung jawab TANTANGAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM RANGKA MEMBELAJARKAN MATEMATIKA DI ABAD KE-21 DAN MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK Abdur Rahman As ari Dosen pada Program Studi S2 dan S3 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan suatu Negara. Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG LAPORAN KINERJA INSTANSI [Type the document subtite] LKjIP TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG 201 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Aah

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia

Lebih terperinci

JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG

JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG JURNAL EVALUASIPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PEMBANGUNAN KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG YOHANIS MALIOGHA 110314064 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16 Pengantar Ekonomi Pembangunan Teori-teori Pembangunan dan Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id 1 Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Teori pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK PADA SITUS JUAL BELI LAZADA

PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK PADA SITUS JUAL BELI LAZADA PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP NIAT KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK PADA SITUS JUAL BELI LAZADA Riski Taufik Hidayah Universitas Widyatama, Bandung Emai: riski.taufik@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Akselerasi atau Program Percepatan Belajar atau terakhir istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES (PTK Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIIIB Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 TERHADAP PAJAK TERUTANG

PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 TERHADAP PAJAK TERUTANG PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 3 TERHADAP PAJAK TERUTANG TJHAI FUNG NJIT STIE TRISAKTI fungnjit@stietrisakti.ac.id Abstract: The purpose of this study was to anayze the effect of the appication

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION Rahayu Dwi Palupi, Penerapan Model Belajar Group Investigation... 85 PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG DAYA TARIK, MOTIVASI, DAN AMBISI BANGSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung terus-menerus. Kegiatan mengajar tersebut

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia sampai sekarang peranan matematika dianggap penting, baik bagi perkembangan peradapan manusia, misalnya perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan

Lebih terperinci