ALGORITMA CART DALAM PENENTUAN POHON KEPUTUSAN SERTIFIKASI GURU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALGORITMA CART DALAM PENENTUAN POHON KEPUTUSAN SERTIFIKASI GURU"

Transkripsi

1 ALGORITMA CART DALAM PENENTUAN POHON KEPUTUSAN SERTIFIKASI GURU Nu Nafi iyah Teknik Infomatika Univesitas Isam Lamongan emai: Abstact: Mengingat pentingnya kemudahan daam meakukan peniaian tehadap potfoio peseta setifikasi ini maka penuis bependapat untuk membuat sebuah sistem yang dapat mendukung keputusan (Decission Suppot System) peniaian tehadap dokumen inputan potofoio yang nantinya akan dijadikan acuan keuusan dai peseta setifikasi guu ini. Tujuan dai penyusunan peneitian ini adaah membuat pohon keputusan penentuan setifikasi guu dengan agoitma cat bebasis kompute secaa efektif, efisien dan akuat. agoitma CART mampu digunakan untuk menyeesaikan studi kasus penentuan setifikasi guu. Agoitma CART membutuhkan data untuk taining, hasi taining agoitma CART, yaitu pohon bine dan ue. Hasi Rue agoitma CART digunakan untuk testing data bau. Keywods: CART, Setifikasi Guu. Setifikasi guu meupakan fenomena yang sedang maak di tengah-tengah masyaakat, teutama masyaakat pendidikan. Poses setifikasi guu yang besa-besaan ini meupakan kejadian yang petama kai daam pejaanan sejaah pendidikan di Indonesia. Setifikasi adaah poses pembeian setifikat pendidik untuk guu. Pada dasanya penyeenggaaan setifikasi guu secaa ega didasakan atas UU No 14 Tahun 2005 tentang Guu dan Dosen dan Peatuan Pemeintah Nomo 19 Tahun 2005 tentang Standa Nasiona Pendidikan, yang menyatakan bahwa guu adaah pendidik ona. Untuk itu guu dipesyaatkan memiiki kuaifikasi akademik minima S-1 atau dipoma IV yang eevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembeajaan. Bedasakan Peatuan Pemeintah tesebut, poses setifikasi bagi paa guu daam jabatan diakukan dengan peniaian tehadap potofoio. Potofoio adaah bukti fisik (dokumen) yang menggambakan pengaaman bekaya/pestasi yang dicapai daam menjaankan tugas sebagai guu daam inteva waktu tetentu. Dokumen ini tekait dengan unsu pengaaman, kaya, dan pestasi seama guu yang besangkutan menjaankan pean sebagai agen pembeajaan (kompetensi kepibadian, pedagogik, ona, dan sosia). Fungsi potofoio daam setifikasi guu (khususnya guu daam jabatan) adaah untuk meniai kompetensi guu daam 41 menjaankan tugas dan peannya sebagai agen pembeajaan. Kompetensi pedagogik diniai antaa ain meaui dokumen kuaifikasi akademik, pendidikan dan peatihan, pengaaman mengaja, peencanaan dan peaksanaan pembeajaan. Kompetensi kepibadian dan kompetensi sosia diniai antaa ain meaui dokumen peniaian dai atasan dan pengawas. Kompetensi ona diniai antaa ain meaui dokumen kuaifikasi akademik, pendidikan dan peatihan, pengaaman mengaja, peencanaan dan peaksanaan pembeajaan, dan pestasi akademik. Mengingat pentingnya kemudahan daam meakukan peniaian tehadap potfoio peseta setifikasi ini maka penuis bependapat untuk membuat sebuah sistem yang dapat mendukung keputusan (Decission Suppot System) peniaian tehadap dokumen inputan potofoio yang nantinya akan dijadikan acuan keuusan dai peseta setifikasi guu ini. Tujuan dai penyusunan peneitian ini adaah membuat pohon keputusan penentuan setifikasi guu dengan agoitma cat bebasis kompute secaa efektif, efisien dan akuat. Kasifikasi meupakan saah satu teknik daam data mining. Kasifikasi didefinisikan sebagai beikut: (1) Meamakan kategoi abe keas (diskit atau nomina). (2) Mengkasifikasikan (membuat suatu mode) bedasakan himpunan peatihan dan niai-niai (abe keas) daam suatu atibut kasifikasi dan

2 menggunakannya di daam mengkasifikasikan data bau. Kasifikasi adaah poses untuk menemukan mode atau fungsi yang menjeaskan atau membedakan konsep atau keas data, dengan tujuan untuk dapat mempekiakan keas dai suatu objek yang abenya tidak diketahui. Mode itu sendii dapat beupa atuan jikamaka, bebentuk pohon pengambian keputusan (decision tee), fomua matematis sepeti Bayesian dan Suppot Vecto atau biasa juga beupa jaingan sepeti neua netwok. Poses kasifikasi biasanya dibagi menjadi dua fase: eaning dan test. Pada fase eaning, sebagian data teah diketahui keas datanya diumpankan untuk membentuk mode pediksi. Kaena menggunakan data yang teah dibeikan abe teebih dahuu oeh ahi di bidang itu sebagai contoh data yang bena maka kasifikasi seing juga disebut sebagai metode diawasi (supevised method). Kemudian pada fase test, mode yang sudah tebentuk diuji dengan sebagian data ainnya untuk mengetahui akuasi dai mode tesebut. Bia akuasinya mencakupi mode ini dapat dipakai untuk pediksi keas data yang beum diketahui. Decision Tee (pohon keputusan) adaah fowchat sepeti stuktu tee, di mana tiap intena node menunjukan sebuah test pada sebuah atibut, tiap cabang menunjukan hasi dai test, dan eaf node menunjukan cass-cass atau cass distibution (Han & Khambe, 2001). Decision Tee adaah pohon testuktu dai sekumpuan atibut untuk diuji dengan tujuan meamakan output-nya. Pohon keputusan meupakan saah satu too paing popue untuk kasifikasi kaena hasinya yang dapat dipahami daam bentuk kaidah keputusan. Untuk memutuskan atibut mana yang haus diuji petama, yaitu atibut yang memiiki peoehan tetinggi. Decision Tee beusaha menemukan atibut yang tepat untuk menyeesaikan dan menentukan keas. Dengan kata ain, atibut yang beada di posisi paing atas daam decision tee adaah atibut yang paing bepengauh daam menentukan hasi pediksi. Oeh kaena itu, poses pembuatan mode decision tee meupakan poses inteative untuk meniai atibut paing bepengauh yang akan menjadi pecabangan dai stuktu pohon ini. Pecabangan ini juga seing disebut dengan istiah titik pecabangan (spit point). Poses ini dapat dibagi menjadi dua tahap. Yang petama adaah menghitung besanya pengauh dai setiap atibut. Tahap kedua adaah memiih atibut tebaik untuk menjadi titik pecabangan dai stuktu pohon. Untuk tahap petama ada bebeapa matik yang dapat dipakai untuk menghitung besanya pengauh sepeti entopy, infomation gain. Agoitma dai Decision Tee yang digunakan daam studi kasus peneitian ini yaitu CART (Cassification and Regession Tee) adaah noktah keputusan yang seau becabang dua atau becabang bine. Agoitma ini petama kai digagas oeh Leo Beiman, Jeome Fiedman, Richad Oshen, dan Chaes Stone (Laose, 2005). Agoitma ini juga masuk daam The Top Ten Agoithms in Data Mining (Wu dan Kuma, 2009). Langkah-angkah agoitma CART adaah sebagai beikut: 1. Langkah petama, susunah caon cabang (candidate spit). Penyusunan ini diakukan tehadap seuuh vaiabe pedikto secaa engkap (exhaustive). Dafta yang beisi caon cabang disebut dafta caon cabang mutakhi. 2. Langkah kedua adaah meniai kineja keseuuhan caon cabang yang ada pada dafta caon cabang mutakhi dengan jaan menghitung niai besaan kesesuaian. ( s t). ( s t) 2P P jumahkategoi j 1 P( j t ) P( j t ) T = caon cabang kii dai noktah keputusan t T = caon cabang kanan dai noktah keputusan t. P = jumah cata tan pada caon cabang kiit P t = jumah cata tan pada data atihan jumah cata tan pada caon cabang kanant jumah cata tan pada data atihan jumah cata tan bekategoi j padacaon cabang kiit P( j t ) jumah cata tan pada noktahkeputusant jumah cata tan bekategoi j padacaon cabang kanant P( j t ) jumah cata tan pada noktahkeputusant 3. Langkah ketiga adaah menentukan caon cabang manakah yang akan bena-bena dijadikan cabang dengan memiih caon 42

3 cabang yang memiiki niai kesesuaian ( s t) tebesa. Seteah itu, gambakanah pecabangan. Jika tidak ada agi noktah keputusan, peaksanaan agoitma CART akan dihentikan. Namun jika masih tedapat noktah keputusan, peaksanaan agoitma dianjutkan dengan kembai ke angkah kedua, dengan teebih dahuu membuang caon cabang yang teah behasi menjadi cabang sehingga mendapatkan dafta caon cabang mutakhi yang bau. METODE Secaa umum, sistem ini membuat pohon keputusan keuusan caon peseta setifikasi guu, sehingga mempeoeh hasi yang beupa oos setifikasi atau tidak oos. Pada sistem ini use akan menginput data-data caon peseta setifikasi bedasakan kiteia yang sudah ditentukan beupa (kuaifikasi akademik; pendidikan dan peatihan; pengaaman mengaja; peencanaan dan peaksanaan pembeajaan; peniaian dai atasan dan pengawas; pestasi akademik; kaya ; keikutsetaan daam foum imiah; pengaaman oganisasi di bidang kependidikan dan sosia; dan penghagaan yang eevan dengan bidang pendidikan). Sistem ini akan menghasikan suatu pohon keputusan yang nantinya akan dibuat sebagai acuan daam penentuan keuusan peseta setifikasi guu. Peancangan poses menggambakan poses-poses yang ada pada sistem yang akan dibangun. Bedasakan hasi obsevasi tedapat dua entitas yang bekaitan dengan sistem. Entitas tesebut yaitu: Opeato input dan Accesso. Untuk mendeskipsikan poses dai sistem ini yaitu, Peneiti di sini menginputkan data dokumen potofoio yang teah dibuat. Opeato input, meupakan peneiti yang memasukan infomasi yang dikumpukan untuk dioah. Accesso, meupakan pengguna yang juga mengakses sistem secaa apikasi untuk memasukan data standaisasi niai keuusan, data komponen yang diniai seta menentukan bobotnya, dan data niai kiteia dai komponen itu sendii. Dan meupakan peneima hasi dai sistem pendukung keputusan untuk dipetimbangkan kembai siapa saja yang behak uus uji kompetensi untuk dibuat hasi akhi keuusan setifikasi. Untuk mempejeas bagaimana poses sistem, sepeti Gamba 1. Opeato Input Input Caon Guu Input Data Setifikasi Hasi Keuusan Input Niai dokumen 1 Sistem Penentuan Setifikasi Guu Input Niai Kiteia Input Niai Komponen Input Kiteia Peniai Accesso Hasi Keuusan Gamba 1. Diagam Konteks Pohon Keputusan Setifikasi Guu Sistem ini menggunakan database dan ancangan dai database pohon keputusan setifikasi guu tedapat deapan tabe. Diantaanya tabe data_asa, tabe peseta, tabe data_uji, tabe dokumen, tabe komponen, tabe kiteian, tabe standa dan tabe ogin. Untuk mempejeas deskipsi dai masing masing tabe sepeti Gamba 2. id_peseta nip_peseta nuptk_peseta nama_peseta tempat_ahi tangga_ahi aamat pangkat_go nama_sekoah aamat_sekoah id_data kiteia1 kiteia2 kiteia3 kiteia4 kiteia5 kiteia6 kiteia7 kiteia8 kiteia9 kiteia10 hasi peseta Chaactes (18) Chaactes (24) Chaactes (25) Chaactes (35) Chaactes (40) Chaactes (35) data_asa easi6 Chaactes (9) easi2 id_komponen nama_komponen bobot komponen easi5 Intege dokumen id_dokumen id_data kiteia1 kiteia2 kiteia3 kiteia4 kiteia5 kiteia6 kiteia7 kiteia8 kiteia9 kiteia10 hasi data_uji id_standa niai_standa Chaactes (9) easi1 easi3 standa Intege easi usename passwod eve Gamba 2. Rancangan Reasi Anta Tabe id_kiteian jenis_kiteian sko ogin Chaactes (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Daam meakukan uji coba pogam, peneiti menganaisa pohon keputusan setifikasi guu dai 110 data peseta. Data peseta setifikasi dioah dengan menggunakan agoitma CART menghasikan pohon bine sepeti Gamba 3. <=7 hasi=tidak s1 pengaaman mengaja kuaifikasi pendidikan & akademik >7 hasi=uus d4 kuaifikasi pendidikan & akademik hasi=uus s2,sma,d1,d2,d3,d4 s2 hasi=uus s2,sma,d1,d2,d3 kiteian Chaactes (9) Intege kuaifikasi pendidikan & akademik Gamba 3. Pohon Bine Keputusan Setifikasi Guu sma,d1,d2,d3 hasi=tidak 43

4 Data yang digunakan daam agoitma CART setifikasi guu sebanyak 110. Dengan vaiabe penentu keuusan, yaitu 10 kiteia, yang sudah disebutkan daam Tabe 1. Data tesebut dioah untuk mendapatkan pohon keputusan, hasi pohon keputusan ditentukan Rue. Rue tesebut digunakan untuk poses penentuan keuusan setifikasi guu. Tabe 1. Kiteia Pohon Keputusan Setifikasi No Nama Kiteia Kiteia Komponen 1 Kuaifikasi Kiteia_1 kuaifikasi pendidikan dan dan tugas pokok akademik 2 Pendidikan dan Kiteia_2 kuaifikasi peatihan dan tugas pokok 3 Pengaaman mengaja Kiteia_3 kuaifikasi dan tugas pokok 4 Peencanaan dan Kiteia_4 peaksanaan pembeajaan 5 Peniaian dai atasan dan pengawas Kiteia_5 6 Pestasi akademik Kiteia_6 7 Kaya 8 Keikutsetaan daam foum imiah 9 Pengaaman oganisasi 10 Penghagaan yang eevan Kiteia_7 Kiteia_8 Kiteia_9 Kiteia_10 pendukung pendukung pendukung Saat pencaian pohon keputusan tedapat tiga iteasi, setiap iteasi akan menghasikan node pecabangan. Tabe 2 meupakan inisiaisasi caon cabang yang akan menjadi node pecabangan. Sedangkan Gamba 3 hasi dai taining agoitma CART beupa pohon keputusan. Pohon keputusan dai agoitma CART seing disebut juga pohon bine, kaena hanya mempunyai cabang dua. Tabe 2. Inisiaisasi Caon Cabang Node Caon Cabang Kii Kanan kiteia1 S1 S2,SMA,D1,D2,D3,D4 S2 SMA D1 D2 S1,SMA,D1,D2,D3,D4 S1,S2,D1,D2,D3,D4 S1,S2,SMA,D2,D3,D4 S1,S2,SMA,D1,D3,D4 44 D3 D4 kiteia2 7 >7 15 >15 kiteia3 7 >7 15 >15 kiteia4 RPP S1,S2,SMA,D1,D2,D4 S1,S2,SMA,D1,D2,D3 RPP kiteia5 70 >70 84 >84 kiteia6 Peseta tidak,juaa1,juaa2,juaa3 juaa1 juaa2 juaa3 peseta,juaa1,juaa2,juaa3 peseta,tidak,juaa2,juaa3 peseta,tidak,juaa1,juaa3 peseta,tidak,juaa1,juaa2 kiteia7 diktat media,modu,buku,majaah,juna media modu buku majaah juna kiteia8 Ya kiteia9 ketuamgmp wake wakasek kep.ab kep.pepus kaju kiteia10 Ada Ada diktat,modu,buku,majaah,juna diktat,media,buku,majaah,juna diktat,media,modu,majaah,juna diktat,media,modu,buku,juna diktat,media,modu,buku,majaah Ya wake, wakasek, tidak, kep.ab, kep.pepus, kaju, ketuamgmp, wakasek, tidak, kep.ab, kep.pepus, kaju, ketuamgmp, wake, tidak, kep.ab, kep.pepus, kaju, kep.ab, kep.pepus, kaju, tidak, kep.pepus, kaju, tidak, kep.ab, kaju, tidak, kep.ab, kep.pepus, tidak, kep.ab, kep.pepus, kaju Setiap iteasi daam agotima CART betujuan untuk mendapatkan caon node cabang yang mempunyai niai tetinggi. Saah satu iteasi dai agoitma CART dapat diihat daam Tabe 3.

5 Tabe 3. Iteasi 1 Taining Agoitma CART CC P P Pay P(j t ) P(j t ) 2P P t ɸ(s t) 1 43/75 32/75 uus 40/43 5/32 0,489 0,757 0,573 0,427 0,930 0,156 tidak 3/43 27/32 0,070 0, /75 74/75 uus 1/1 44/74 0,026 0,021 0,013 0,987 1,000 0,595 tidak 0/1 30/74 0,000 0, /75 68/75 uus 0/7 45/68 0,169 0,224 0,093 0,907 0,000 0,662 tidak 7/7 23/68 1,000 0, /75 72/75 uus 0/3 45/72 0,077 0,096 0,040 0,960 0,000 0,625 tidak 3/3 27/72 1,000 0, /75 60/75 uus 0/15 45/60 0,320 0,480 0,200 0,800 0,000 0,750 tidak 15/15 15/60 1,000 0, /75 73/75 uus 0/2 45/73 0,052 0,064 0,027 0,973 0,000 0,616 tidak 2/2 28/73 1,000 0, /75 71/75 uus 4/4 41/71 0,101 0,085 0,053 0,947 1,000 0,577 tidak 0/4 30/71 0,000 0, /75 60/75 uus 9/15 36/60 0,320 0,000 0,200 0,800 0,600 0,600 tidak 6/15 24/60 0,400 0, /75 3/75 uus 42/72 3/3 0,077 0,064 0,960 0,040 0,583 1,000 tidak 30/72 0/3 0,417 0, /75 70/75 uus 0/5 45/70 0,124 0,160 0,067 0,933 0,000 0,643 tidak 5/5 25/70 1,000 0, /75 30/75 uus 27/45 18/30 0,480 0,000 0,600 0,400 0,600 0, tidak 18/45 12/30 0,400 0, /75 22/75 uus 35/53 10/22 0,415 0,171 0,707 0,293 0,660 0,455 tidak 18/53 12/22 0,340 0, /75 53/75 uus 10/22 35/53 0,415 0,171 0,293 0,707 0,455 0,660 tidak 12/22 18/53 0,545 0, /75 69/75 uus 3/6 42/69 0,147 0,032 0,080 0,920 0,500 0,609 tidak 3/6 27/69 0,500 0, /75 3/75 uus 43/72 2/3 0,077 0,011 0,960 0,040 0,597 0,667 tidak 29/72 1/3 0,403 0, /75 55/75 uus 15/20 30/55 0,391 0,160 0,267 0,733 0,750 0,545 tidak 5/20 25/55 0,250 0, /75 34/75 uus 22/41 23/34 0,496 0,139 0,547 0,453 0,537 0,676 tidak 19/41 11/34 0,463 0, /75 69/75 uus 3/6 42/69 0,147 0,032 0,080 0,920 0,500 0,609 tidak 3/6 27/69 0,500 0, /75 69/75 uus 3/6 42/69 0,147 0,032 0,080 0,920 0,500 0,609 tidak 3/6 27/69 0,500 0, /75 73/75 uus 2/2 43/73 0,052 0,043 0,027 0,973 1,000 0,589 tidak 0/2 30/73 0,000 0, /75 62/75 uus 8/13 37/62 0,287 0,011 0,173 0,827 0,615 0,597 tidak 5/13 25/62 0,385 0, /75 41/75 uus 21/34 24/41 0,496 0,032

6 0,453 0,547 0,618 0,585 tidak 13/34 17/41 0,382 0, /75 66/75 uus 6/9 39/66 0,211 0,032 0,120 0,880 0,667 0,591 tidak 3/9 27/66 0,333 0, /75 68/75 uus 5/7 40/68 0,169 0,043 0,093 0,907 0,714 0,588 tidak 2/7 28/68 0,286 0, /75 68/75 uus 2/7 43/68 0,169 0,117 0,093 0,907 0,286 0,632 tidak 5/7 25/68 0,714 0, /75 70/75 uus 3/5 42/70 0,124 0,000 0,067 0,933 0,600 0,600 tidak 2/5 28/70 0,400 0, /75 29/75 uus 24/46 21/29 0,474 0,192 0,613 0,387 0,522 0,724 tidak 22/46 8/29 0,478 0, /75 46/75 uus 21/29 24/46 0,474 0,192 0,387 0,613 0,724 0,522 tidak 8/29 22/46 0,276 0, /75 71/75 uus 4/4 41/71 0,101 0,085 0,053 0,947 1,000 0,577 tidak 0/4 30/71 0,000 0, /75 56/75 uus 10/19 35/56 0,378 0,075 0,253 0,747 0,526 0,625 tidak 9/19 21/56 0,474 0, /75 71/75 uus 3/4 42/71 0,101 0,032 0,053 0,947 0,750 0,592 tidak 1/4 29/71 0,250 0, /75 40/75 uus 20/35 25/40 0,498 0,053 0,467 0,533 0,571 0,625 tidak 15/35 15/40 0,429 0, /75 69/75 uus 4/6 41/69 0,147 0, ,080 0,920 0,667 0,594 tidak 2/6 28/69 0,333 0, /75 71/75 uus 2/4 43/71 0,101 0,021 0,053 0,947 0,500 0,606 tidak 2/4 28/71 0,500 0, /75 73/75 uus 2/2 43/73 0,052 0,043 0,027 0,973 1,000 0,589 tidak 0/2 30/73 0,000 0, /75 74/75 uus 0/1 45/74 0,026 0,032 0,013 0,987 0,000 0,608 tidak 1/1 29/74 1,000 0, /75 22/75 uus 27/53 18/22 0,415 0,256 0,707 0,293 0,509 0,818 tidak 26/53 4/22 0,491 0, /75 53/75 uus 18/22 27/53 0,415 0,256 0,293 0,707 0,818 0,509 tidak 4/22 26/53 0,182 0,491 Hasi dai Gamba, adaah Rue. Mode Rue dai sistem ini sepeti beiku: IF kuaifikasi pendidikan=s1 AND pengaaman mengaja<=7 THEN hasi=tidak IF kuaifikasi pendidikan=s1 AND pengaaman mengaja>7 THEN hasi=uus kuaifikasi pendidikan=d4 AND pengaaman mengaja<=7 THEN hasi=tidak kuaifikasi pendidikan=d4 AND pengaaman mengaja>7 THEN hasi=uus kuaifikasi pendidikan not d4 AND kuaifikasi pendidikan=s2 AND pengaaman mengaja<=7 THEN hasi=tidak kuaifikasi pendidikan not d4 AND kuaifikasi pendidikan=s2 AND pengaaman mengaja>7 THEN hasi=uus SIMPULAN Maka peneiti menyimpukan bahwa sistem yang dibangun untuk membantu menentukan

7 keuusan setifikasi guu bedasakan pohon keputusan dai agoitma CART baik. Sistem ini dibangun menggunakan apikasi Netbeans dengan bahasa pemogaman java. Sistem juga menggunakan database, dengan DBMS MySq, nama database sistem, yaitu guu. Sistem dibangun dengan meneapkan agoitma CART, agoitma CART mampu digunakan untuk menyeesaikan studi kasus penentuan setifikasi guu. Agoitma CART membutuhkan data untuk taining, hasi taining agoitma CART, yaitu pohon bine dan ue. Hasi Rue agoitma CART digunakan untuk testing data bau. DAFTAR PUSTAKA Kusini, Agoitma Data Mining. Yogyakata: Andi. Pasetyo, Eko Data Mining Konsep dan Apikasi Menggunakan Matab. Yogyakata: Andi. Santosa, Budi Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Kepeuan Bisnis Teoi dan Apikasi. Yogyakata: Gaha Imu. Santosa, Budi Data Mining Teapan dengan Matab. Yogyakata: Gaha Imu. Susanto, Sani Penganta Data Mining Menggai Pengetahuan dai Bongkahan Data. Yogyakata: Andi. 47

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpuan 7.1.1. Kondisi Pabik Daam Aspek K3 Saat Ini Aspek K3 di pabik saat ini masih banyak yang peu dibenahi. Kaena kondisi pabik saat ini banyak ha yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016

J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016 J. Infomatika AMIKLB Vol.4 No.2/Mei/26 PENERAPAN METODE PERCEPTRON MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS ( TBC ) PRIMER PADA ANAK ( STUDI KASUS PUSKESMAS BAGAN BATU, KAB.ROKAN HILIR, RIAU ) Oleh : VOLVO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

Sifat Ideal Prima Dalam Kaitannya dengan Notasi Order Kiri dan Kanan dalam Gelanggang Polinom Miring

Sifat Ideal Prima Dalam Kaitannya dengan Notasi Order Kiri dan Kanan dalam Gelanggang Polinom Miring Sifat Idea Pima Daam Kaitannya dengan Notasi Ode Kii dan Kanan daam Geanggang Poinom Miing Ami Kama Ami 1 1 Depatment Mathematics, Facuty of Mathematics and Natua Sciences, Hasanuddin Univesity, J. Peintis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRE (STUDI KASUS:DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Semina SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi Novembe Infomasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedigantaaan (SENATIK) Vol. II, 26 Novembe 2016, ISSN: 2528-1666 AI- 95 IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR

Lebih terperinci

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Outine Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining Latar Beakang 3 Mengapa harus Data Mining? Definisi Data Mining Pengertian Yang Saah Imu Data Mining Arsitektur Data Mining

Lebih terperinci

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 Decision Suppot System untuk Penentuan Pembeian Beasiswa Pestasi di Peguuan Tinggi Devi Dwi Puwanto Abstak Tiap peguuan tinggi biasanya membeikan bebeapa untuk mahasiswa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN KONTRAK PT. TELKOM AKSES MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING M.SHOWAM ARIFIN 1 1,2 Teknik Infomatika, Ilmu Kompute, Univesitas Dian Nuswantoo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas.

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas. I Tanqqal Efektif 1 Desembe 2008 071 1. TUJUAN Membeikan acuan peneimaan dan pengendalian kayawwan idak tetap non dosen untuk mendapatkan kayawan yang bekopentensi sesuai dengan bidangnya dan tekendali

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September

Jurnal Media Infotama, Vol.9, No.2, September Junal Media Infotama, Vol.9, No.2, Septembe 2013 94 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SAW UNTUK PENILAIAN DOSEN BERPRESTASI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) Leni Natalia Zulita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBAYARAN PIUTANG DI RS JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PEMBAYARAN PIUTANG DI RS JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PEMBAYARA PIUTAG DI RS JASA KARTII KOTA TASIKMALAYA anang Suciyn 1, Elis Msah 2 STMIK TASIKMALAYA Jl.R.E.Matadinata.272 A Indihiang Kta Tasikmalaya, Jawa Baat e-mail: ¹nangsuciyn2@gmail.cm,² elismasah@gmail.cm

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN DANA PENSIUN PADA ASURANSI JIWA

METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN DANA PENSIUN PADA ASURANSI JIWA METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN DANA PENSIUN PADA ASURANSI JIWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Saah Satu Syaat Meaih Gea Sajana Juusan Matematika Pada Fakutas Sains dan Teknoogi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaan : Matematika Kelas/Semeste :X/ Matei pokok : Identitas Tigonometi Alokasi Waktu : JP ( @ 45 menit ) A. Kompetensi Inti Kompetensi Sikap

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY GOODS WEB-BASED ON THE STATE PROSECUTOR TERNATE

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

KEPERIODIKAN DARI PERPANGKATAN MATRIKS TEREDUKSI DALAM ALJABAR MAX-PLUS DAN APLIKASI PADA KELAS SIKLIK

KEPERIODIKAN DARI PERPANGKATAN MATRIKS TEREDUKSI DALAM ALJABAR MAX-PLUS DAN APLIKASI PADA KELAS SIKLIK PROSIDING SEMINR NSIONL SINS DN PENDIDIKN SINS UKSW KEPERIODIKN DRI PERPNGKTN MTRIKS TEREDUKSI DLM LJBR MX-PLUS DN PLIKSI PD KELS SIKLIK Venn Yan Ishak Iwau 1, D. Subiono,MS 1) Mahasiswa Magiste MIP Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Techno.COM, Vol. 12, No. 4, Novembe 201: 198-207 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Emiia Winda Kismanto 1, Setia

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci