Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional)"

Transkripsi

1 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Kajian Ketabilan Reliabilita (Kau Skala Sikap dan Kecerdaan Emoional) Bunawir (Lektor Kepala Pada Pendidikan Matematika FKIP Univerita Haluoleo) Abtrak: Penelitian ekperimen ini menggunakan deain x faktorial populai ebanyak 1000 iwa terdiri dari 500 iwa dari kecerdaan emoional rendah dan 500 iwa dari kecerdaan emoioanl tinggi. Penekoran yang digunakan yaitu terboboti dan Likert. Hail penelitian menunjukkan bahwa (1) koefiien reliabilita berdaarkan penkoran terboboti lebih tabil dibandingkan penkoran Likert; () pada kelompok kecerdaan emoional tinggi koefiien reliabilita berdaarkan penkoran terboboti lebih tabil dibandingkan penkoran Likert; (3) varian koefiien reliabilita yang dihailkan pada keompok kecerdaan emoional tinggi lebih kecil dibandingkan pada kelompok kecerdaan emoional rendah; Diimpulkan bahwa koefiien reliabilita berdaarkan penkoran terboboti lebih tabil dibandingkan penkoran Likert. Kata kunci: ketabilan reliabilita kor kompoit penkoran Likert penkoran terboboti kecerdaan emoional. PENDAHULUAN Reliabilita pengukuran berkaitan erat dengan kor yang dihailkan oleh uatu pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk kor kompoit dari butir-butir intrumen pengukuran. Pendekatan yang digunakan ampai aat ini untuk menghailkan kor kompoit itu adalah penkoran Likert yang dikenal dengan ummated rating Likert (Edward 1957 :15). Dikemukanan oleh (Nair 1988 : 398) bahwa penkoran Likert memiliki beberapa kelemahan di antaranya adalah kor kompoit yang dihailkan untuk etiap reponden mengandung makna yang tidak jela; memiliki banyak pola reponi yang berbeda dari kor reponden yang ama ehingga ukar untuk diinterpretaikan ehingga melahirkan maalah terhadap validita kala. Banyaknya kemungkinan pola reponi yang dihailkan untuk kor yang ama merupakan galat (error) dari reponi yang terjadi; validita dari penkoran Likert merupakan pertanyaan yang maih memerlukan penelitian empirik. Selain kelemahan yang diebutkan ebelumnya menurut Lindgren (1986: 90-93) teradapat kelemahan lain dari penkoran Likert yaitu prinip pembobotan yang diberikan untuk etiap butir adalah ama yaitu 1 (atu). Prinip pembobotan emacam ini mengabaikan adanya korelai antara butirbutir dalam kala ikap. Suatu hal yang kontradiktif di mana diketahui bahwa butirbutir kala ikap merepreentaikan ikap individu ecara utuh berifat koniten dalam ebuah item yang terintegrai. Variai atau item dalam ikap bekerja berama-ama dan aling berkorelai. Kecenderungan timbulnya maalah overemiate dari kor kompoit reponden yang dihailkan oleh penkoran Likert menurut Likert dapat berpengaruh terhadap reliabilita pengukuran (Ferguon dalam Edward 1957:160). Secara ideal perlu dilakukan tudi cro validation untuk menentukan apakah reliabilita yang tinggi pada penkoran Likert dapat dipertahankan pada kelompok ampel 7

2 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 yang lain (Muller 1986 : 31). Dalam hal ini reliabilita kor hail pengukuran berdaarkan kor kompoit reponden yang diperoleh melalui penkoran Likert cenderung berifat fluktuatif (intability). Keadaan reliabilita yang demikian berdampak pada hail pengukuran yang tidak dapat diandalkan ehingga keimpulan ataupun keputuan yang dihailkan menimbulkan keragu-raguan keangian dan tingkat kepercayaan yang rendah bahkan tidak dapat dipercaya. Untuk mengatai kelemahan dalam penkoran Likert alah atu pendekatan yang mungkin dilakukan ialah dengan memberi bobot butir-butir euai dengan kontribuinya atau diebut dengan penkoran terboboti. Penkoran terboboti dalam penelitian ini mengunakan pendekatan Analii Komponen Utama (AKU). Menurut Gaperz (1995: 444) teknik komponen utama memiliki keungulan dalam meningkatkan Ketabilan Reliabilita Popham mengartikan ketabilan ebagai ketepatan atau kemantapan hail pengukuran individu-individu dari dua waktu yang berbeda dan merupakan alah atu tipe reliabilita yang menerangkan hail pengukuran yang elalu koiten etiap waktu. Kemudian dikatakan bahwa ketabilitan merupakan etimai reliabilita yang didaarkan pada kekonitenan ebuah alat ukur (Nitko 1981: 16:18). Menurut Chritenen (1988: 19) reliabilita berkenaan dengan ketabilan yaitu kekonitenan uatu organime (individu-individu) terhadap repon-repon yang diberikan dalam beberapa elang waktu. Sayangnya hampir emua percobaan dilakukan hanya atu kali perlakuan (a ingle-occaioan event) yang berarti variabel hanya diamati ekali aja. Dalam hal ini ubjek hanya dilibatkan atu kali dalam percobaan ehingga reliabilita dari variabel yang diukur tidak dapat diprediki. Eptein dalam Chritenen (1988: 19) ketepatan pendugaan parameter bentuk. Jollife (1986: 10) menyatakan dalam banyak gugu variabel kompoit mempunyai ifat yang diebut curvature tidak linear. Salah atu cara mengatai maalah ini ialah dengan pendekatan analii komponen utama melalui uatu kombinai linear data kompoit dengan cara memakimalkan varian. Nitko (1996: 7-73) mengemukana bahwa elain faktor coring beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan ehubungan dengan ketabilan koefiien reliabilita antara lain adalah variai dalam grup reponden dan perbedaan metode pendugaan reliabilita. Tujuan penelitian ini ialah menemukan verifikai empirik adanya perbedaan ketabilan koefiien reliabilita hail pengukuran kala ikap berdaarkan penkoran Likert dan penkoran terboboti dengan mempertimbangkan kecerdaan emoional reponden. mengemukakan bahwa variabel yang hanya diukur dalam atu kejadian tidak menghailkan ketabilan dalam pengukuran oleh karenanya dapat diangikan. Jika kor yang diperoleh dari uatu pengukuran dalam uatu waktu tertentu digunakan untuk membuat infereni dalam jangka waktu yang panjang maka penting untuk mengetimai ketabilan dari kor terebut. Pemilihan metode pendugaan reliabilita untuk menentukan derajat keterandalan uatu hail pengukuran ama halnya dengan pemilihan metode perolehan kor yang tepat untuk menentukan keakuraian etimai kor domain dan ini memerlukan metodologi tatitika yang komplek (Thorndike 1997: 15). Jika kita ingin mempelajari maalah ketabilan pengukuran maka cara yang baik ialah melakukannya berulang-ulang dalam interval waktu tertentu ecara teru meneru (McDonald 1999:.70). 8

3 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Penkoran Likert Penkoran Likert adalah cara perolehan kor kompoit reponden dengan menggunakan pendekatan ummated rating yang dikemukakan oleh Likert. Menurut Wierma (1990: 454) kala bentuk Likert merupakan alah atu proedur penkalaan yang ecara umum dihubungkan dengan pengukuran ikap menyatakan tingkatan repon untuk etiap butir atau pernyataan. McDonald (1999: ) mengemukakan bahwa metode Liket tidak memiliki kejelaan mengenai bilangan bulat yang digunakan mialnya: angat etuju diberi angka 5; etuju dengan angka 4; tidak berpendapat diberi angka 3; tidak etuju dengan angka dan angat tidak etuju diberi angka 1. Di lain pihak dapat digunakan aturan: angat ering diberi angka 4 ering dengan angka 3; jarang diberi dengan angka dan tidak pernah diberi angka 1. Dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan di ata ada beberapa hal yang perlu doperhatikan ebagai ancaman ringan Penkoran Terboboti Penkoran terboboti menggunakan analii komponen utama bertujuan menerangkan truktur varian-kovarian melalui kombinai linear dari variabel-variabel aal. AKU biaanya digunakan untuk: (1) mengidentifikai variabel-variabel baru yang mendaari data variabel ganda; () mengurangi banyaknya dimeni himpunan variabel aal yang aling berkorelai; (3) menetraliir variabel-variabel aal yang kontribuinya relatif kecil. Variabel baru yang dimakud di ini diebut dengan komponen utama yang berciri (a) merupakan kombinai linear variabel-variabel aal; (b) jumlah kuadrat koefiien dalam kombinai linear bernilai 1; Komponen utama pertama dapat dituli: terhadap kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh penkoran Likert antara lain: (1) Memiliki banyak pola reponi yang berbeda dari kor reponden yang ama ehingga ukar untuk memberikan arti yang uniform dan melahirkan maalah terhadap validita kala (Aiken 1996: 34). Banyaknya kemungkinan pola reponi yang dihailkan untuk kor yang ama dapat dipikirkan ebagai error (galat) dari reponi yang terjadi (Nair 1988: 398). () Skor total yang dihailkan melalui penjumlahan kor butir untuk tiap-tiap reponden mengandung makna yang tidak jela (Muller 1986: 9). (3) Varian kor total reponden ering mengandung varian himpunan-jawab ehingga bagian dari repon-repon mengandung varian ektra yaitu varian yang bukan menjelakan varian ikap y (c) tidak berkorelai; (d) mempunyai varian terurut dari terbear ke yang terkecil (Siwadi dan Suharjo 1997: 10-11). Konep analii komponen utama dalam penelitian ini dapat dijelakan eperti berikut. Mialkan kita mempunyai ebanyak p variabel aal x 1 x... x p yang memiliki ebaran variabel ganda dengan vektor ratarata dan matrik kovarian. Komponen utama yang dihailkan merupakan kombinai linear dari p variabel aal. Secara matematik kombinai linear yang dibentuk melalui AKU dijelakan ebagai berikut (Mattjik A. A. dkk: 00: ). 9

4 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Y a X a X a X p p atau Y a1 X varian ebear: 1 yang memiliki p p S ai1a jiij a1sa Y 1 1 i1 j1 Pemilihan vektor koefiien Komponen Utama Pertama (KU1) adalah edemikian rupa ehingga varian S Y1 terbear di antara vektor koefiien yang lain. Untuk Mendapatkan hal terebut dapat dilakukan melalui peramaan Lagrange dengan kendala 1 1 a a 1 dengan memakimumkan S. varian Y 1 Peramaan Lagrange : f f ( a Sa ) ( a a 1) q( S I) a a1 Agar item peramaan yang terkahir tidak berolui trivial maka haru memenuhi yarat: 1I 0 merupakan S ehingga 1 akar ciri terbear dari matrik kovarian S dan a 1 merupakan vektor ciri yang bereuaian dengan 1. Selanjutnya Komponen Utama Kedua dapat dituli ebagai berikut: Y a X a X a X 1 1 p p = a X dengan varian ebear p p i1 j1 i j ij S Y a a a Sa. Pemilihan vektor koefiien a adalah edemikian ehingga varian S Y makimum dengan kendala kendala a a 1 dan 1 a a 0. Untuk mendapatkan hal terebut proedur yang digunakan ama eperti pemilihan vektor koefiien Komponen Utama Pertama yaitu dengan peramaan Lagrange dengan memakimumkan varian S Y. Selanjutnya untuk komponen utama ke-i; i = 3 4 p didapatkan dari kombinai linear p variabel aal yang memakimumkan varian ( dan a i Xa k a i X X i a i ) dengan kendala: a 1 0 untuk k i. kovarian Konep Kecerdaan Emoional Dalam kajian para ahli emoi dapat menjadi umber kecerdaan kepekaan dan bahkan kebijakanaan. Goleman (1995: 5) menyebutkan emoi jutru dapat menuntun individu menghadapi aat-aat kriti dan tuga-tuga yang terlampau rikan bila hanya dierahkan pada otak mialnya bertahan mencapai tujuan kendati dilanda kekecewaan. Sementara itu Freedman (198: 44) menyebutkan bahwa emoi memiliki dua elemen daar yaitu: keinginan fiiologi ( phyiological aroual) atau deprei eperti marah atau takut dan emoi cenderung berii peraaan poitif atau peraaan negatif eperti enang dan tidak enang kegembiraan dan keedihan perhatian atau penolakan. Carlon dan Bukit (1997: 437) menyebutkan bahwa emoi menggambarkan perilaku repon pikologi mengatur peraaan yang timbul karena adanya keinginan atau timulu yang tidak terduga. Uraian di ata menggambarkan bahwa emoi memiliki arti penting bagi individu karena dapat menjadi pengaktif atau pendorong untuk melakukan atau bereaki terhadap euatu. Emoi muncul ebagai 30

5 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 tanggapan individu ata uatu kejadian atau apek dari kejadian dalam lingkungan. Berkembangnya konep tentang kecerdaan didorong oleh temuan bahwa kecerdaan intelektual yang diukur dengan IQ menyumbang kira-kira 0% bagi faktorfaktor yang mempengaruhi keberhailan atau keukean hidup eeorang. Sedangkan 80% lainnya diumbang oleh kecerdaan lain eperti kecerdaan emoional (Goleman 1995: 34). Data ini makin mempertega bahwa individu perlu diperkaya kecerdaan dengan bentuk kecerdaan yang lain. Berbeda dengan IQ yang tidak banyak diubah dengan pengalaman dan pendidikan maka kecerdaan emoional dapat dipelajari dan dikembangkan. Taufik Bahaudin (1999: 179) mengemukakan bahwa kecerdaan emoional adalah kemampuan atau keterampilan dalam mengendalikan diri memiliki emangat dan ketekunan yang tinggi mampu memotivai METODE Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakanakan pada bulan Oktober 011. Tempat pengumpulan data dilakukan di 5 (lima) SMP d Kota Kendari maing-maing adalah: (1) SMP Negeri 1 Kendari; () SMP Negeri Kendari; (3) SMP Negeri 9 Kendari; (4) SMP Negeri 10 Kendari; (5) SMP Negeri 5 Kendari. Populai dalam penelitian ini dibedakan dalam (dua) bagian. Pertama adalah populai iwa (ebagai reponden) digunakan untuk memperoleh data penelitian mengenai kala ikap terhadap bidang tudi matematika. Kedua populai data penelitian digunakan ebagai populai percobaan di mana ditarik ampel berulang-ulang dengan pengembalian. Populai iwa terdiri dari iwa kela 1 kela dan kela 3 yang ada di lima ekolah yang menjadi tempat penelitian ini. Populai iwa dijadikan ebagai failita untuk mendapatkan data awal mengenai kala ikap terhadap bidang tudi matematika kemudian dirinya endiri dalam mengerjakan euatu dan mampu berinteraki ecara baik dengan orang lain. Pada bagain lain Goleman (1999: 375) mengemukakan bahwa kecerdaan emoional adalah kemampuan mengenal peraaan kita endiri dan peraaan orang lain kemampuan memotivai diri endiri dan kemampuan mengelola emoi dengan baik pada diri endiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Berdaarkan uraian di ata dapat dikatakan bahwa kecerdaan emoional adalah kecenderungan dalam menggunakan emoi untuk membantu mengarahkan perilaku dan berpikir yang mencakup dimeni individual yang meliputi: (a) keadaran diri ( b) pengaturan diri dan ( c) dorongan diri erta dimeni oial yang meliputi : (a) empati dan (b) hubungan oial. data terebut diproe lebih lanjut dalam bentuk ekperimen dengan mempertimbangkan kecerdaan emoional iwa. Penentuan jumlah iwa ditetapkan dalam dua kelompok yaitu: (1) Kelompok pertama dinyatakan ebagai kelompok yang memiliki kecerdaan emoional rendah ebanyak 500 orang. () Kelompok kedua dinyatakan ebagai kelompok yang memiliki kecerdaan emoional tinggi ebanyak 500 orang Dalam penelitian ini penarikan ampel untuk keperluan unit-unit analii data dilakukan ebanyak 50 kali untuk maingmaing kelompok reponden. Setiap kali penarikan ampel berjumlah 150 data (5 kali jumlah butir kala ikap). Penarikan ampel data untuk keperluan analii dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer (program Minitab 14 for window). 31

6 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Penelitian ini termauk ke dalam penelitian ekperimen. Variabel penelitian teridiri ata variabel beba (penkoran Likert dan penkoran terboboti) variabel moderator Kecerdaan Emoioanl (kecerdaan emoioanl) dan variabel terikat (koefiien reliabilita). Diain dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Diain Penelitian Bentuk Penkoran Likert (A 1 ) Terboboti (A ) Rendah (B 1 ) r 1 r r 3... r 50 K r 1 r r 3... r 50 T Tinggi (B ) r 1 r r 3... r 50 K r 1 r r 3... r 50 T Keterangan Tabel 1: r 1 r r 3... r 50 = koefiien reliabilita pada ampel ke-1 ke-.... ampel ke-50 = varian koefiien reliabilita yang K dihailkan penkoran Likert = varian koefiien reliabilita yang T dihailkan penkoran terboboti Perhitungan Koefiien Reliabilita Setelah diperoleh Skor Kompoit Reponden baik menggunakan pendekatan Likert maupun menggunakan pendekatan terboboti elanjutnya dihitung koefiien reliabilita menggunakan Analii Varian dengan formula (Kerlinger 1986: 448): Ve rtt 1 di mana: r tt = koefiien V ind reliabilita; V e = reidual; V ind = rata-rata kuadrat antar individu. Untuk menguji hipotei dalam penelitian ini digunakan uji F dengan formula eperti dalam Tabel. Uji ignifikani perbedaan varian dilakukan dengan membandingkan nilai tatitik F hitung dengan nilai F tabel pada taraf ignifiknai = 005 (Freud & Simon 199: 345) Tabel Statitik Uji dan Kriteria Penerimaan Hipotei Nol Hipotei H 1 Statitik-Uji Terima H 0 jika Tolak H 0 jika b r AKU rl k F F F F F Keterangan Tabel : b = varian terbear; k = varian terkecil; F = nilai F hitung; F = nilai ditribui F pada taraf ignifikan yang ditentukan. 3

7 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 HASIL Dari lima puluh kali ulangan untuk maing-maing kelompok perlakuan diperoleh lebar elang koefiien reliabilita pada tingkat kepercayaan 95% dan bearnya koefiien variai dari etiap metode perolehan SKR dirangkum pada Tabel 3. Tabel 3 Lebar Selang Kepercayaan 95% dan Koefiien Variai Reliabilita Hail Pengukuran Skala Sikap dari Setiap Bentuk Penkoran Kecerdaan Emoional Lebar SK 95% Koefiien Variai Likert Terboboti Likert Terboboti Rendah % 611% Tinggi % 303% Total % 119% Nilai-nilai tatitik untuk maing-maing kelompok perlakuan dillihat dari koefiien reliabilitanya ditunjukkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Nilai Statitik Koefiien Reliabilta Berdaarkan Bentuk Penkoran dan Kecerdaan Emoional Kecerdaan Emoional Bentuk Penkoran Likert Terboboti Mean Var Me Mo Mean Var Me Mo Rendah Tinggi Keeluruhan Hail pengujian hipotei dengan menggunakan uji F ditunjukkan pada Tabel 5 berikut. 33

8 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Hipotei F-hitung Tabel 5 Rangkuman Hail Pengujian Hipotei F-tabel = 005 = 001 Keputuan Tolak H Tolak H Tolak H Tolak H Terima H 0 PEMBAHASAN Dari Tabel 3 dapat dijelakan bahwa lebar elang kepecayaan 95% yang dihailkan oleh penkoran Likert lebih bear dibandingkan yang dihailkan oleh penkoran terboboti baik pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional rendah pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional tinggi maupun ecara keeluruhan. Dilihat dari bearnya koefiien variai yang dihailkan penkoran Likert memberikan nilai yang lebih bear dibandingkan penkoran terboboti baik pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional rendah pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional tinggi maupun ecara keeluruhan. Hal ini memberikan verifikai bahwa pendekatan penkoran Likert berfluktuai lebih bear dibandingkan penkoran terboboti. Bearnya fluktuai mencerminkan tingkat ketepatan pengukuran. Semakin bear flkutuai yang dihailkan menunjukkan tingkat ketepatan yang rendah. Sebaliknya flkutuai yang lebih kecil memberikan hail pengukuran yang lebih akurat. Berdaarkan bearnya flkutuai yang dihailkan oleh kedua pendekatan penkoran yang digunakan memberikan indikai yang kuat bahwa pendekatan penkoran terboboti memberikan hail pengukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan penkoran Likert. Rekapitulai nilai-nilai tatitik daar dari koefiien reliabilita maing-maing kelompok perlakuan dirangkum dalam Tabel 4. Dari tabel terebut dapat dilihat bearnya nilai-nilai varian yang dihailkan oleh penkoran Likert maupun penkoran terboboti pada emua kelompok reponden. Terlihat bahwa penkoran Likert memberikan nilai-nilai varian yang relatif lebih bear dari pada yang dihailkan oleh penkoran terboboti. Hal ini memberikan indikai bahwa koefiien reliabilita yang dihailkan oleh penkoran terboboti lebih koniten daripada yang dihailkan oleh penkoran Likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penkoran terboboti menghailkan koefiien reliabilita yang lebih tabil daripada penkoran Likert. Selain memperhatikan nilai-nilai varian dari Tabel 4 juga ditemukan adanya perbedaan karakteritik dari kedua bentuk penkoran duilihat dari nilai tengah yang dihailkan. Secara keeluruhan rata-rata koefiien reliabilita yang dihailkan oleh penkoran Likert lebih bear daripada penkoran terboboti. Namun jika dilihat berdaarkan variabilita populai reponden pada populai yang homogen rata-rata koefiien reliabilita lebih tinggi pada penkoran konevenional edangkan pada populai heterogen rata-rata koefiien reliabilita lebih tinggi pada penkoran terboboti. JIka dilihat dari kor modu dan 34

9 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 median ecara keeluruhan mapun ecara terpiah penkoran Likert memberikan nilainilai yang relatif lebih bear daripda penkoran terboboti. Secara koneptual dapat dijelakan bahwa bearnya nilai-nilai karakteritik yang dihailkan oleh penkoran Likert diebabkan oleh akumulai varian yang berlebihan yang berifat over etimate. Kondii yang demikian berpeluang melahirkan bia ehingga berimplikai pada kurang-tepatnya keimpulan yang dihailkan. Dan ini merupakan factor angat penting untuk dicermati dalam uatu penelitian yang memerlukan generaliai. Hail pengujian hipotei dirangkum dalam Tabel 5. Dari tabel terebut terlihat bahwa hail pengujian hipotei 1 3 dan 4 adalah ignifikan yang berarti hipotei H 0 ditolak pada taraf ignifikan = 005. Sedangkan untuk pengujian hipotei 5 tidak ignifikan yang berarti terima H 0 pada taraf ignifikani = 005. Penolakan hipotei nol pada hipotei 1 hipotei dan hipotei 3 memberikan indikai bahwa varian koefien reliabilita yang dihailkan berdaarkan kor kompoit KESIMPULAN DAN SARAN Keimpulan Berdaarkan hail dari penelitian ini maka dibuat keimpulkan ebagai berikut: 1. Penggunaan bentuk penkoran terboboti dalam perolehan kor kompoit reponden lebih tepat dibandingkan dengan penkoran Likert baik pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional rendah pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional tinggi maupun gabungan antara kedua reponden terebut.. Apabila menggunakan pendekatan penkoran Likert pendugaan koefiien reponden yang dihailkan oleh penkoran terboboti lebih kecil dari pada yang dihailkan oleh penkoran Likert. Penolakan hipotei nol pada hipotei 4 menyatakan bahwa varian koefiien reliabilita yang dihailkan oleh penkoran Likert pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional rendah lebih kecil daripada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional tinggi (memberikan nilai varian yang berbeda antara populai homogen dan heterogen). Hal ini mengandung makna bahwa penkoran Likert menghailkan koefiien reliabilita yang tidak tidak koniten (tidak tabil). Penerimaan hipotei nol pada hipotei 5 memberikan indikai bahwa varian koefiien reliabilita yang dihailkan oleh penkoran terboboti tidak berbeda antara kelompok reponen yang memiliki kecerdaan emoional rendah dengan kelompok reponen yang memiliki kecerdaan emoional tinggi. Hail ini mengandung makna bahwa penkoran terboboti menghailkan koefiien reliabilita yang ama bear pada populai homogen dan populai heterogen ehingga dapat dikatakan berifat koniten (tabil). reliabilita hail pengukuran yang relatif tinggi dihailkan dari kelompok reponen yang memiliki kecerdaan emoional tinggi ehingga lebih tepat dibandingkan dengan kelompok reponen yang memiliki kecerdaan emoional rendah. 3. Penggunaan bentuk penkoran terboboti memebrikan koefiiein reliabilita yang tidak berbeda antara kelompok reponen yang memiliki kecerdaan emoional rendah dan kelompok reponen yang memiliki kecerdaan emoional tinggi. 35

10 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Saran Berdaarkan temuan dan keimpulan yang telah dikemukakan maka diarankan beberapa hal berikut ini terkait dengan ketabilan koefiien reliabilita pada kala ikap dengan menggunakan kecerdaan emoional ebagai variabel moderator yaitu : (1) Validai intrumen kala ikap ebaiknya menggunakan pendekatan penkoran terboboti. Dengan bentuk penkoran ini dihailkan pendugaan koefiien reliabilita yang tabil ehingga dapat memberikan keimpulan penelitian yang ahih. Bentuk penkoran terboboti dapat diterapkan pada kelompok reponden yang memiliki kecerdaan emoional rendah maupun yang memiliki kecerdaan emoional tinggi atau gabungan kedua karakteritik reponden terebut. () Apabila penkoran Likert digunakan untuk validai intrumen kala ikap maka ebaiknya memilih reponden yang beraal dari kelompok yang memiliki kecerdaan emoional tinggi karena ubyek ukur dengan memiliki kecerdaan emoional tinggi cenderung mempertinggi pendugaan koefiiein reliabilita. DAFTAR RUJUKAN Aiken Lewi R. Rating Scale & Checklit Evaluating Behavior Peronality and Attitude. Canada: John Wiley & Son Inc Chritenen Larry S. Experimental Methodology 4 th Edition. Boton: Allyn and Bacon Inc Edwar Allen L. Tehnique of Attitude Scale Contruction. New York: Appleton Century-Croft Inc Freeman Jonathan L. Introductory Pychology. The Philippine : Addion-Weley Publihing Company 198. Freud John E. and Simon Gary A. Modern Elementary Statitic 8 th Edition. New York: Prentice-Hall International Edition Inc Gaperz Vincent. Teknik Analii Dalam Penelitian Percobaan. Edii ke-. Bandung: Tarito Goleman Daniel. Emotional Intelligence. New York: Bantam Book Working With Emotional Intelligence. New York : Bantam Book Jollife I. T. Priciple Componen Analyi. New York: Springer Verlag Kerlinger Fred N. Foundation of Behavioral Reearch nd Edition. Amterdam : Holt Sounder International Editior Lindgren Henry Clay An Introduction to Social Pochology nd Edition. New York: John Wiley & Son Inc Mattjik A. A. dkk. Aplikai Analii Peubah Ganda. Bogor: PKSDM Depdikna Juruan Statitika Fakulta Matematika dan IPA Intitut Pertanian Bogor 00 McDonald Roderick P. Tet Theory: A Unified Treatment. New Jerey: Lawrence Erlbaum Aociate Publiher Muller Daniel J. Meauring Social Attitude. New York : Teacher College Columbia Univerity Nair Moh. Metode Penelitian. Jakarta.: Ghalia Indoneia Anggota IKAP Nitko Anthony J. Educational aement of Sudent nd Edition. New Jerey : Prentice Hall Inc. A Simon & Schuter Company Englewood Cliff Siwadi dan Suharjo Analii Ekplorai Data Peubah Ganda. Bogor: Hed Proyek Dikti Depdikbud Juruan Matematikan FMIPA IPB Taufik Bahaudin. Brainware Management: Generai Kelima Manajemen Manuia. Jakarta: PT Elex Median Komputindo Thorndike Robert M. Meaurement and Evaluation in Pychology and Education 6 th Edition New Jerey: Prentice- Hall Inc Wierma C. William and Stephen G. Jur. Educational Meaurement and Teting. nd Edition. Boton: Allyn and Bacon A Diviion of Simon & Schuter Inc

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

Pengaruh Model Penskoran Terhadap Kestabilan Reliabilitas Skala Sikap Dengan Mempertimbangkan Variasi Usia Responden

Pengaruh Model Penskoran Terhadap Kestabilan Reliabilitas Skala Sikap Dengan Mempertimbangkan Variasi Usia Responden JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 Pengaruh Model Penskoran Terhadap Kestabilan Reliabilitas Skala Sikap Dengan Mempertimbangkan Variasi Usia Responden Busnawir (Lektor Kepala pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN DUA PER

MEMBANDINGKAN DUA PER MEMBANDINGKAN DUA PERLAKUAN Contoh Hail Penelitian Pengaruh fluida rumen terhadap produki bioga Produki bioga kumulatif, ml 3.500 3.000.500.000.500.000 500 MW avg. MR avg. MR avg. MW avg. Apa keimpulan

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI

KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI Forum Statitika dan Komputai, Oktoberl 5, p: 7 4 Vol. No. ISSN : 853-85 KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI Marzuki Juruan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE Proiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informai Vol., No., Maret e-issn - dan p-issn -X SIMUASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MUTIPE CHANNE SINGE PHASE Jaka Dian Ramadhan *, Fahrul Agu, Indah Fitri

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

Pembentukan Ring Bersih Menggunakan Lokalisasi Ore. Construction of Clean Ring using Ore Localization

Pembentukan Ring Bersih Menggunakan Lokalisasi Ore. Construction of Clean Ring using Ore Localization Jurnal Matematika & Sain, April 4, Vol. 9 Nomor Pembentukan Ring Berih Menggunakan Lokaliai Ore Abtrak Uha Inaini dan Indah Emilia Wijayanti ) Juruan Matematika, Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pada

Lebih terperinci

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak

MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN. Oleh Muh. Tawil * & Dominggus Tahya Abstrak MANIPULASI MEDAN MAGNETIK PADA IKATAN KIMIA UNTUK SUATU MOLEKUL BUATAN Oleh Muh. Tawil * & Dominggu Tahya Abtrak Penerapan medan magnet dalam metode S-UHF dapat digunakan untuk mendekripikan kekuatan ikatan

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

Estimasi Parameter Model Regresi Spline

Estimasi Parameter Model Regresi Spline Jurnal EKSPONENSIAL Volume, Nomor, Mei ISSN 85-789 Etimai Parameter Model Regrei Spline Etimation of Parameter Spline Regreion Model M. Fathurahman Program Studi Statitika FMIPA Univerita Mulawarman e-mail

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci