PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN"

Transkripsi

1 Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur Rofiq 2 1,2 Juruan Pendidikan Teknik Mein, Fakulta Teknik, UNY aan_ardian@uny.ac.id ABSTRACT The purpoe of thi tudy are: (1) to determine the effect of elaboration organization trategy and textbook for tudent with ditinct patial cognitive tyle on learning outcome of Mechanical Drawing coure, (2) interaction between the learning trategy and the cognitive tyle in effect to the learning outcome of Mechanical Drawing coure. The method being ued wa quai experiment with 2 by 2 factorial deign and Pretet-Pottet Control Group Deign. Reearch population wa all tudent enrolled in the Mechanical Drawing coure. Reult how that elaboration learning trategy perform better in the learning outcome of mechanical drawing compared to uing textbook, for tudent with high patial cognitive. It alo confirmed that there i an interaction between learning trategy and patial cognitive which affect mechanical drawing kill of the tudent. Keyword: elaboration organization trategy, patial cognitive, engineering drawing, learning outcome ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pengaruh trategi pengorganiaian elaborai dan buku tek pada mahaiwa yang memiliki gaya kognitif paial berbeda terhadap hail belajar mata kuliah Gambar Mein, (2) interaki antara trategi pembelajaran dengan gaya kognitif dalam pengaruhnya terhadap hail belajar mata kuliah Gambar Mein. Penelitian ini menggunakan metode quai experimen yang dilakanakan dengan rancangan faktorial 2 x 2 dan Pretet-Pottet Control Group Deign. Populai penelitian adalah eluruh mahaiwa Juruan Pendidikan Teknik Mein Fakulta Teknik UNY yang mengikuti perkuliahan Gambar Mein. Hail penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai keterampilan gambar mein mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran Elaborai ebear 63,13 dan rerata nilai untuk trategi pembelajaran buku tek ebear 57,97. Strategi pembelajaran ecara elaborai memberikan hail keterampilan gambar mein yang lebih tinggi daripada menggunakan buku tek bagi mahaiwa yang berkemampuan paial tinggi. Hail penelitian juga menunjukkan adanya interaki antara trategi pembelajaran dan kemampuan paial yang mempengaruhi keterampilan gambar mein mahaiwa. Kata kunci: trategi pengorganiaian elaborai, gaya kognitif paial mahaiwa, hail belajar gambar mein PENDAHULUAN Polemik tentang kualita luluan Program Diploma 3 tahun (D3), elama ini emakin berkembang edemikian rupa yang muaranya pada kondii yang belum memenuhi tuntutan paar kerja. Hail urvei yang dilakukan oleh Tak Force Sytem Curriculum ACM (2004: 12) menunjukkan bahwa terjadi jarak antara kompeteni luluan perguruan tinggi dengan kebutuhan kemampuan tenaga kerja di dunia uaha. Selama ini mahaiwa melakukan kegiatan practicum, content matery, ytemic know matery, tool and reference needed, dan portofolio, edangkan dalam dunia uaha atau indutri yang dibutuhkan kemampuan tenaga kerja yang melakukan communication kill, team building, ytemic thingking, profeionalim, quality, role of enterprie. Pergeeran paradigma dan apreiai terhadap ilmu pengetahuan menempatkan umber daya manuia yang berkualita (knowledge worker) ebagai aet utama dan kunci penting dalam peruahaan. Pergeeran paradigma ini juga mendorong perubahan bear dalam ikap dan kebiaaan belajar bagi pelaku belajar yang haru ecara aktif dengan cara belajar learning how to learn. Peran doen ebagai faktor utama dan pemain kunci dalam proe pembelajaran, edangkan mahaiwa angat paif dan hanya ebagai penonton

2 18 Jurnal Dinamika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016 maih ering dijumpai dalam proe pembelajaran di perguruan tinggi. Once Kurniawan (2002: 2) menjelakan bahwa proe pembelajaran di perguruan tinggi ering dilakukan ecara monolog dan menempatkan mahaiwa ebagai obyek dalam pembelajaran, edangkan doen ebagai pelaku atau ubyek utama, udah uang dan tidak euai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Strategi pembelajaran yang elama ini berlangung perlu dikembangkan ehingga lebih memacu kreativita dan keaktifan mahaiwa. Sebagai calon tenaga kerja profeional, maka mahaiwa ebaiknya juga dikenalkan dengan cara-cara kerja para profeional yang ada di indutri. Selama ini trategi pembelajaran pada mata kuliah Gambar Mein yang diterapkan adalah trategi pengorganiaian buku tek. Materi pembelajaran menuruti urutan langkah-langkah Gambar Mein. Setiap langkah menggambar dibaha ecara rinci dan itemati, diertai contoh-contoh dan latihan. Pengalaman menunjukkan bahwa pembahaan ecara rinci dan itemati etiap langkah menggambar angat banyak menghabikan waktu dan contoh gambar belum menjangkau maalah gambar keteknikan di lapangan. Melihat keenjangan ini, dipandang perlu untuk mengkaji trategi pembelajaran lain yang dapat memberi kemampuan menggambar yang lebih baik dalam waktu yang relatif pendek. Salah atu trategi pembelajaran yang dikaji adalah trategi pengorganiaian elaborai. Strategi pengorganiaian elaborai memiliki beberapa pendekatan, yaitu pendekatan mundur, pendekatan memperkecil perbedaan, dan pendekatan memecah tujuan. Selain itu perlu dilihat dari ii gaya kognitif mahaiwa. Gaya kognitif mahaiwa dalam proe pembelajaran terkait dengan beberapa hal, antara lain: (1) kemampuan dalam menganalii dan mengorganiaikan informai yang dirumukan dalam gaya kognitif paial rendah dan paial tinggi; (2) divergeni dan konvergeni arah berpikir yang dirumukan dalam gaya kognitif divergen dan konvergen, dan (3) pontanita pemberian repon, yang dirumukan dalam gaya kognitif reflektif dan impulif. Kegiatan utama dalam mata kuliah Gambar Mein adalah mengorganiai informai untuk menyuun gambar mein. Oleh karena itu gaya kognitif, khuunya klaifikai paial rendah dan paial tinggi perlu mendapat perhatian dalam proe pembelajaran Gambar Mein. Gambar mein adalah repreentai bidang permukaan uatu obyek atau bagian dari uatu obyek dengan memberikan gambaran bentuk obyek dengan peri dan komplit, dan memberikan emua informai yang diperlukan untuk keperluan proe manufaktur erta pemerikaan obyek itu endiri. Gambar kerja terebut berii dimeni dan informai bahan, pengerjaan permukaan dan informai teknik lain termauk peifikai untuk keperluan proe produki dan inpeki, ehingga ininyur, ilmuwan atau teknii haru dapat membuat repreentai gambar kontruki uatu peralatan dan mein, gambar perancangan, dan data yang terkait, makudnya mereka haru mengerti prinip-prinip daar pembuatan gambar (Gieecke, 1974: 8). Gupta dan Murthy (1984: 27) berpendapat bahwa kegiatan terakhir dalam proe perancangan adalah membuat dekripi empurna uunan kontruki, elemen, dan ub elemen. Elemen terebut berupa gambar kerja yang mencakup: bentuk, ukuran dan tolerani, tanda pengerjaan yang diajikan pada tingkat aplikai, konkrit, dan bermakna, edangkan rangkuman umumnya menyajikan ecara abtrak. Hal ini menunjukkan bahwa perancang meminta operator untuk mengerjakan uatu benda kerja atau barang dengan memberikan uatu gambar kerja. Dengan kata lain, eorang perencana menuangkan ide-idenya ke dalam gambar, kemudian pelakana mengerjakan apa yang dikehendaki perencana menurut gambar terebut. Sehingga dalam peritiwa ini perencana menggunakan gambar ebagai alat komunikai kepada pelakana.

3 Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 19 Reigeluth (1983) menyarankan dalam mengorganiai pembelajaran elaborai ebaiknya dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah kegiatan ebagai berikut: (1) penyajian epitome, (2) elaborai tahap pertama, (3) pemberian rangkuman dan intei antar gabian, (4) elaborai tahap kedua, (5) rangkuman dan intea akhir. Pijakan teori elaborai kedua adalah proe ingatan. Teori ingatan menyatakan bahwa informai verbal yang diterima eeorang diandikan baik dalam bentuk gambaran fiik (epiodic) maupun dalam arti makna dan konteknya (ematic). Selanjutnya informai terebut terimpan ebagai bagian dari bangunan kemata. Plomp dan Ely (1996) menjelakan bahwa karakteritik yang perlu diperhatikan dalam merancang buku tek adalah: (1) ii pean haru dianalii dan diklaifikai ke dalam kategori-kategori tertentu, (2) etiap kategori haru di penggal menjadi beberapa penggalan tek, (3) perlu ada penyajian format viualiai untuk memberikan kemenarikan ii (content appealing), (4) kategori format judul yang berii bahan haru dieleki. Strategi pengorganiaian buku tek merupakan penerapan dan pengembangan dari intructional deign yang lebih menekankan pada prinipprinip yang diadopi dari teori dan temuan penelitian tentang belajar. Orientai buku tek adalah untuk mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka mencapai hail belajar yang optimal. Oleh karena itu, buku tek haru dapat menyajikan bahan pembelajaran yang bermakna bagi mahaiwa ebagai ubyek yang belajar. Park (1996: 639) membuat definii yang lebih rinci lagi tentang gaya kognitif yaitu, gaya kognitif merupakan karakteritik individu dalam berpikir, meraakan, mengingat, memecahkan maalah, dan membuat keputuan. Dengan demikian informai yang teruun baik, rapi, dan itemati mungkin lebih mudah diterima oleh individu tertentu edangkan individu lain lebih mudah menerima informai yang teruun tidak terlalu rapi dan tidak terlalu itemati. Gaya kognitif memiliki dua kutub yang tidak menunjukkan adanya keunggulan antara atu kutub dengan kutub yang lain. Maingmaing kutub cenderung memiliki nilai poitif pada ruang lingkup tertentu, dan cenderung memiliki nilai negatif pada ruang lingkup yang lain. Sebagian bear gaya kognitif yang udah dielidiki berada pada atu kontinum, dimana ebagian bear individu berada diantara kedua kutub. Hiao (2000:1) menyatakan bahwa gaya kognitif melibatkan variabel dengan atu dikotomi, eperti global-holitik dengan terfoku-detail, paial rendah dengan paial tinggi, atau otak kiri dengan otak kanan. Witkin (1979:9) menjelaankan individu yang memiliki gaya kognitif paial tinggi memiliki karakteritik antara lain: (1) memiliki kemampuan berpikir imajinatif yang tinggi, (2) cepat berpikir hal-hal yang abtrak, (3) cepat menerima dan memproe informai, (4) mempunyai citra mental yang tinggi dalam menganalii euatu, (5) cepat menganalii obyek yang berifat viual, (6) cepat memecahkan maalah yang diertai gambar, table, dan grafik, dan (7) dalam mengerjakan tuga tidak tergantung pada orang lain Individu yang memiliki gaya kognitif paial tinggi adalah individu yang cenderung memandang obyek terdiri dari bagian-bagian dikrit dan terpiah dari lingkungannya, mampu menganalii untuk memiahkan timuli dari konteknya, mampu untuk meretrukturiai, berorientai imperonal, dan bekerja dengan motivai dan penguatan intrinik. Dalam penyeleaian tuga, individu paial tinggi cenderung lebih enang mengerjakan endiri, lebih mementingkan motivai dan penguatan intrinic. Beberapa karakteritik individu yang memiliki gaya kognitif paial rendah udah diidentifikaikan oleh Witkin (1979:8) dan kawan-kawannya antara lain: (1) kurang mampu berpikir imajinatif, (2) kurang mampu berpikir maalah-maalah yang abtrak, (3) peran erta citra mental dalam memproe informai lambat, (4) lambat dalam menganalii obyek yang berifat viual, (5) lambat menganalii obyek yang berifat viual,

4 20 Jurnal Dinamika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016 (6) lambat dalam memecahkan maalah yang diertai gambar, table, dan grafik, (7) dalam mengerjakan tuga memerlukan bimbingan yang rinci, (8) lebih menyukai maalah-maalah yang berifat verbalime. Individu yang memiliki gaya kognitif paial rendah cenderung baik hati, ramah, dan bijakana, ehingga lebih mampu untuk menjalin hubungan interperonal dan lebih mudah diterima orang lain. Akan tetapi kurangnya kemampuan menganalii, eta kecenderungan untuk menerima informai eperti diajikan menjadikan individu paial tinggi menemui keulitan untuk mengemukakan pendapat dengan perepi endiri. Witkin (1979:14) menjelakan bahwa pengalaman individu paial rendah terintegrai dan cenderung lebih holitik, akibatnya individu paial rendah kurang memiliki keterampilan meretrukturiai kognitif. Individu paial rendah cenderung menggunakan pendekatan paif dalam belajar. Tujuan pembelajaran cenderung diikuti apa adanya, ehingga diperlukan tujuan pembelajaran yang teruun dengan baik. Struktur materi pembelajaran juga cenderung diikuti euai yang diajikan, ehingga diperlukan materi pembelajaran yang tertruktur dengan baik dan itemati. Perbedaan karakteritik dari individu paial tinggi dan parial rendah dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 1 Perbedaan Karakteritik Individu Spaial rendah dan Field Dependent Spaial tinggi 1) memiliki kemampuan berpikir imajinatif yang tinggi, 2) cepat berpikir hal-hal yang abtrak 3) cepat menerima dan memproe informai, 4) mempunyai citra mental yang tinggi dalam menganalii euatu, 5) cepat menganalii obyek yang berifat viual, 6) cepat memecahkan maalah yang diertai gambar, tabel, dan grafik 7) dalam mengerjakan tuga tidak tergantung pada orang lain Spaial rendah 1) kurang mampu berpikir imajinatif 2) kurang mampu bertpikir maalah-maalah yang abtrak 3) peran erta citra mental dalam memproe informai lambat, 4) lambat dalam menganalii obyek yang berifat viual, 5) lambat menganalii obyek yang berifat viual, 6) lambat dalam memecahkan maalah yang diertai gambar, tabel, dan grafik 7) dalam mengerjakan tuga memerlukan bimbingan yang rinci, Perbedaan karakteritik individu di ata terdapat keuntungan maupun kerugian bagi mahaiwa dengan kategori gaya kognitif paial tinggi maupun paial rendah dan keduanya angatlah penting dalam proe pembelajaran. Mahaiwa dengan paial tinggi dalam belajar di kela dapat diberikan trategi pengorganiaian pembelajaran yang meliputi analii viual, dan memecahkan maalah yang diertai gambar, tabel, dan grafik, dan penugaan atau latihan-latihan yang dikerjakan ecara individual. Berbeda dengan mahaiwa dengan paial rendah yang lebih membutuhkan penggunaan keterampilan komunikai interperonal untuk mendapatkan kemajuan dalam belajar ehingga orientai terhadap trategi pengorganiaian pembelajaran yang menuntut kerjaama dan berinergi dalam penyeleaian tuga akan lebih membantu mahaiwa paial rendah untuk meningkatkan pretai belajar. Berdaarkan permaalahan terebut penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hail belajar Gambar Mein antara mahaiwa yang mengikuti perkuliahan dengan trategi pengorganiaian elaborai dan mahaiwa yang mengikuti perkuliahan dengan trategi pengorganiaian buku tek, perbedaan hail belajar Gambar Mein antara mahaiwa yang mengikuti perkuliahan dengan trategi pengorganiaian elaborai dan mahaiwa yang mengikuti perkuliahan dengan trategi pengorganiaian buku tek bagi mahaiwa yang memiliki gaya

5 Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 21 kognitif paial tinggi, perbedaan hail belajar Gambar Mein antara mahaiwa yang mengikuti perkuliahan dengan trategi pengorganiaian elaborai dan mahaiwa yang mengikuti perkuliahan dengan trategi pengorganiaian buku tek bagi mahaiwa yang memiliki gaya kognitif paial rendah, erta interaki antara trategi pembelajaran dengan gaya kognitif dalam pengaruhnya terhadap hail belajar Gambar Mein. METODE Penelitian quai experimen ini dilakanakan dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 2. Rancangan terebut termauk dalam Pretet-Pottet Control Group Deign dan diperjela dengan kema ebagai berikut : Tabel 2. Skema Rancangan Penelitian. Model Pembelajaran Gaya Pembelajaran Elaborai Kognitif (A) (A1) Mahaiwa (b) Pembelaja ran Buku tek (A2) Spaial Rendah (B1) I II Spaial Tinggi (B2) III IV TOTAL V VI Validita penelitian merupakan uaha untuk menjaga agar hail uji hipotei dari penelitian ini euai dengan tujuannya. Gangguan yang kemungkinan mempengaruhi hail penelitian dikendalikan melalui tinjauan validita internal dan ekternal. Dalam hal ini hail belajar Gambar Mein mahaiwa merupakan hail perlakuan pembelajaran euai dengan rancangan penelitian ini. Faktor ejarah yang perlu dikendalikan dalam penelitian ini agar hail penelitian benar-benar merupakan akibat perlakuan adalah dengan menetapkan waktu perlakuan 1 emeter. Faktor waktu tidak ikut mempengaruhi hail belajar Gambar Mein. Uaha yang perlu dilakukan yaitu melakanakan preeni dan pengawaan yang ketat terhadap ubyek yang diteliti, erta elalu memberikan motivai tentang pentingnya mata kuliah Gambar Mein bagi mahaiwa D3. Validita ekologi yaitu faktor yang mempengaruhi ejauh mana hail ekperimen itu dapat digeneraliaikan kepada kondii lingkungan ekperimen yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pengontrolan terhadap validita ekternal ebagaimana diebutkan di ata, diharapkan hail yang diperoleh dalam penelitian ini akan merupakan hail dari perlakuan yang diberikan. Populai dalam penelitian ini adalah eluruh mahaiwa Juruan Pendidikan Teknik Mein Fakulta Teknik UNY Yogyakarta yang mengikuti mata kuliah Gambar Mein. Jumlah populai ebanyak 240 mahaiwa yang menyebar dalam 6 kela. Terdapat 4 kela tempat penelitian, yaitu 2 kela untuk ampel yang mendapat perlakuan trategi pengorganiaian elaborai dan 2 kela untuk ampel yang mendapat perlakuan trategi pengorganiaian buku tek dengan maingmaing kela terdiri ata 40 mahaiwa. Langkah elanjutnya melakukan te gaya kognitif, untuk mengidentifikai mahaiwa yang mempunyai gaya kognitif paial rendah dan paial tinggi pada keempat kela terebut. Menentukan unit analii penelitian dengan mengukur gaya kognitif mahaiwa di keempat kela terebut. Te gaya kognitif dilakanakan ebelum perkuliahan Gambar Mein dimulai. Mahaiwa dengan kor gaya kognitif tinggi dan rendah ditentukan ecara normatif pada ubyek penelitian yang diukur berdaarkan nilai perentil P 27 ke bawah dan P 74 ke ata. Mahaiwa yang termauk dalam nilai perentil P27 ke bawah digolongkan ebagai mahaiwa yang mempunyai gaya kognitif paial tinggi edangkan mahaiwa yang termauk dalam nilai perentil P74 digolongkan ebagai mahaiwa yang mempunyai gaya kognitif paial rendah. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, gabungan dekripi data hail penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

6 22 Jurnal Dinamika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016 Tabel 3 Dekripi Data Hail Penelitian Strategi Pembelajaran Spaial Tinggi Rendah kolom n X 2 n X 2 n X 2 Elaborai 16,00 72,63 9,29 86,25 16, ,85 32,00 63,13 12,69 160,95 Buku tek 16,00 60,44 9,93 98,66 16, ,40 32, ,45 bari 32,00 66,54 9,61 92,46 32,00 54,57 7,15 51,13 64,00 60,55 10,75 119,2 Hail analii data untuk mengukur keterampilan gambar mein mahaiwa berkemampuan paial tinggi yang diajar dengan trategi pembelajaran elaborai menunjukkan rerata nilai 72,63. Mahaiwa berkemampuan paial tinggi yang diajar dengan trategi pembelajaran buku tek menunjukkan rerata nilai 60,44. Mahaiwa berkemampuan paial rendah yang diajar dengan trategi pembelajaran elaborai menunjukkan rerata nilai 53,63. Keterampilan gambar mein mahaiwa berkemampuan paial rendah yang diajar dengan trategi pembelajaran buku tek menunjukkan rerata nilai 55,50. Hail penelitian tentang adanya perbedaan pengaruh trategi pembelajaran elaborai dan buku tek terhadap keterampilan gambar mein mahaiwa ternyata diterima, artinya kedua trategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini akan mempengaruhi keterampilan mahaiwanya. Dari nilai rerata keterampilan gambar mein juga dapat dilihat perbedaan antara mahaiwa yang diajar dengan trategi Elaborai dan mahaiwa yang diajar dengan trategi buku tek. Tinjauan kondii mahaiwa menunjukkan bahwa kondii mahaiwa dari dua kelompok yang diteliti adalah ama, mereka telah menyeleaikan emeter keempat di juruan mein dan tidak membedakan pria atau wanita. Bila dilihat dari faktor keberanian merangkai diagram gambar mein, maka bagi mahaiwa yang belajar dengan Elaborai lebih berani, mereka lebih banyak belajar dari kealahan dan menanggulanginya endiri tanpa raa cema atau takut celaka, baik meruak benda kerja maupun mein itu endiri. Kondii ini menyatakan bahwa kegiatan dengan trategi elaborai dilakanakan tanpa mengalami raa takut dan alah tindakan. Mahaiwa yang diajar dengan trategi buku tek kenyataannya haru lebih berhati-hati, lebih banyak mengalami raa cema berbuat kealahan, karena kealahan berarti kecelakaan bagi dirinya endiri maupun alat gambar meinnya. Kecemaan elama proe pembelajaran mengakibatkan kelambatan beradaptai dengan alat itu endiri, ehingga angat mempengaruhi perkembangan pemahaman keterampilannya. Selain itu, mereka angat edikit menerima pengalaman mengerjakan rangkaian lain akibat keterbataan waktu. Sebagian bear waktunya digunakan untuk mengikuti proedur atau memahami imitai dari pengajarnya. Mahaiwa yang berkemampuan paial tinggi mempunyai kecenderungan mudah beradaptai dengan peralatan baru, mereka lebih enang belajar berhadapan langung dengan peralatan. Interaki langung terebut akan memudahkan dan mempercepat repon ata apa yang edang mereka kerjakan. Hail penelitian menunjukkan mereka yang berkemampuan paial tinggi dan diajar dengan trategi pembelajarn Elaborai ternyata penguaaan keterampilannnya lebih tinggi dibanding yang menggunakan trategi pembelajaran buku tek. Kondii ini euai dengan pendapat Johnaeen bahwa mereka yang berkemampuan Spaial tinggi lebih enang memperoleh informai berdaarkan umpan balik dan mengaimilaikan pada pengalaman ebelumnya. Kecepatan repon adalah euatu yang ulit diperoleh bila menggunakan trategi buku tek, karena trategi buku tekmengharukan menyeleaikan atu keatuan urutan kerja euai dengan proedur yang telah ditetapkan. Selain kecepatan repon,

7 Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 23 jumlah latihan menyeleaikan maalah akan lebih banyak bagi mereka yang menggunakan trategi pembelajaran Elaborai. Semakin banyak maalah yang dieleaikan akan menambah pengalaman ebagai bekal untuk menyeleaikan maalah berikutnya. Belajar dengan Elaborai berarti melatih mental untuk menerima konep-konep baru yang terbentuk beramaan dengan uaha pemecahan maalah. Keberanian mahaiwa berkemampuan Spaial tinggi untuk mencoba pemecahan maalah dengan berbagai cara euai dengan aturan item rangkaian diagram gambar mein merupakan langkah yang ulit dilakanakan bila mereka belajar dengan trategi buku tek. Seeorang yang berkemampuan paial rendah pada bidangnya mempengaruhi kemampuannya dalam hal menyeleaikan uatu maalah euai lingkup bidang bakatnya, terutama dalam hal kecepatan. John Carrol berpendapat bahwa eeorang yang memiliki kemampuan paial rendah akan lebih lama menghabikan waktu dalam mempelajari euatu daripada mereka yang berkemampuan paial tinggi. Mereka kurang memperhatikan faktor kecepatan mekipun pada akhirnya dapat mnyeleaikannya. Keteraturan penyeleaian berjenjang euai dengan aturan yang haru diikuti akan lebih diukai daripada haru mencoba cara lain untuk menyeleaikannya. Bila dilihat hail pengujian hipoteinya, mekipun menunjukkan tidak ada perbedaan keterampilan gambar mein mahaiwa berkemampuan paial rendah ecara ignifikan antara mereka yang diajar dengan trategi Elaborai dan mahaiwa yang diajar dengan trategi buku tek, akan tetapi hail rerata keterampilannya menunjukkan perbedaan. Perbedaan terebut mununjukkan bahwa mahaiwa berkemampuan Spaial rendah tetap dapat berpretai apabila menggunakan trategi pembelajaran yang tepat atau euai dengan kemampuan paialnya. Hail penelitian ini menunjukkan interaki antara trategi pembelajaran dan kemampuan paial yang mempengaruhi keterampilan gambar mein mahaiwa. Strategi pembelajaran elaborai memberikan hail keterampilan gambar mein yang lebih tinggi dari pada trategi pembelajaran buku tekbagi mahaiwa yang berkemampuan paial tinggi. Bagi mahaiwa yang berkemampuan paial tinggi, dalam penelitian ini, penggunaan pendekatan elaborai pada pengajaran gambar mein ebagai arana memberi pemenuhan pengalaman yang cukup cepat. Kondii ini ulit diperoleh pada pembelajaran dengan trategi buku tek, karena elama pembelajaran dalam penelitian ini mereka lebih edikit memperoleh pengalaman mengerjakan pembuatan gambar mein Keterbataan mengerjakan gambar mein terebut akibat imitai proedur dan ikap kehati-hatian agar tidak ada alah. Sebaliknya bagi mahaiwa berkemampuan paial rendah, mereka memerlukan bimbingan elama proe pembelajaran, elain itu contoh atau proedur yang telah diampaikan oleh doen merupakan panduan yang angat menolong pada aat mhaiwa bekerja endiri menggunakan berbagai peralatan gambar mein. Kondii pembelajaran dengan trategi buku tekini euai dengan pendapat Heinich dkk erta Joyce & Well bahwa elama pembelajaran mereka haru mengamati etiap proedur yang diampaikan, dan dapat mengimitaikan atau menirukan proedur terebut dalam pengawaan pengajar ahli. Hail penelitian ini menunjukkan bahwa mahaiwa berkemampuan paial rendah yang diajar dengan trategi pembelajaran buku tek memberikan hail keterampilan gambar mein yang edikit lebih tinggi dari pada mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran elaborai. Untuk lebih jelanya dapat dilihat Gambar 1 di bawah ini.

8 24 Jurnal Dinamika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016 Keterangan : = Strategi Elaborai = Strategi Buku tek Gambar 1. Interaki Strategi Pembelajaran Elaborai dan Buku tek Gambar 1 terebut menunjukkan bahwa kor keterampilan gambar mein mahaiwa yang berkemampuan paial tinggi ternyata jauh berbeda perolehannya antara mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran Elaborai dan buku tek, akan tetapi pada mahaiwa berkemampuan paial rendah kor perolehannya tidak berbeda jauh. Mekipun tidak berbeda jauh, hail rerata terebut maih menunjukkan bahwa bagi mahaiwa berkemampuan paial rendah akan lebih berhail apabila menggunakan trategi pembelajaran buku tek. Hail interaki yang terjadi dapat memperlihatkan bahwa pemilihan trategi pembelajaran khuunya dalam pembelajaran gambar mein memerlukan informai tentang kemampuan paial yang telah dipunyai oleh mahaiwa, agar mahaiwa berkemampuan paial rendah maupun tinggi tetap memperoleh keempatan meningkatkan keterampilannya. SIMPULAN Data hail penelitian dan pembahaan terebut menunjukkan bahwa: (1) keterampilan gambar mein mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran elaborai lebih tinggi dari pada mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran buku tek, ehingga ebaiknya pembelajaran Gambar Mein menggunakan trategi pembelajaran Elaborai, (2) mahaiwa kelompok paial tinggi yang diajar dengan trategi pembelajaran elaborai, hail keterampilan gambar mein lebih tinggi dibandingkan dengan mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran buku tek, ehingga hail pembelajaran keterampilan gambar mein akan lebih baik bila menggunakan trategi pembelajaran elaborai, (3) kelompok mahaiwa paial rendah dan diajar dengan trategi pembelajaran elaborai, keterampilan gambar mein lebih rendah dibanding mahaiwa yang diajar dengan trategi pembelajaran buku tek, ehingga ebaiknya pembelajaran menggunakan trategi pembelajaran buku tek, (4) ketrampilan gambar mein mahaiwa yang berlawanan, mengidentifikaikan adanya interaki antara trategi pembelajaran dan paial terhadap hail keterampilan gambar mein, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh keterampilan gambar mein bagi mahaiwa memiliki tingkatan paial tinggi proe pembelajarannya dapat menggunakan kedua trategi terebut dengan penekanan pada trategi pembelajaran elaborai, edangkan mahaiwa tingkat paial rendah lebih efektif menggunakan trategi pembelajaran buku tek. DAFTAR RUJUKAN Gieecke, 1974, Technical Drawing, Machmillan Publihing CO, Inc: New York. Gupta,V., dan Murty, PN, tanpa tahun, An Introduction to Engineering Deign Method, New Delhi: tata Mc Graw Hill Publihing Company Limited. Once Kurniawan, Menata Ulang Proe Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Peningkatan Kualita dan Produktivita SDM dengan Penerapan Teknologi Pembelajaran. makalah diampaikan pada Seminar Naional Teknologi Pembelajaran, Jakarta,18-19 Juli 2002.

9 Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 25 Park, (1996) Adaptive Intructional Sytem. Simon & Schutrer Macmillan: New York. Plomp, Tjeerd and Ely, Donald P International Encyclopedia of Educational Technology New York: Pergamon. Reigeluth, C.M. (ed.). (1999). The Elaboration Theory Guidance for Scope and Sequence Deciion Intructional deign theorie and model: a New Paradigm of Intructional Theory. Lawrence Erlbauw Aociate, Publiher. New Jerey Tak Force Sytem Curriculum ACM, ml Witkin, H.A..,et.al (1977). A Field-Dependent and Field Independent Cognitive Style and Their Education Implication, Review of Educational Reearch. Vol47, May-1977.pp

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pada

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA KANZUL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE SISEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEODE ADDIE Dian Letari Naution 1,Fahrul Rozi Lubi Sekolah inggi eknik Harapan Medan Juruan Sitem Informai Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indoneia dianletarint91@gmail.om Abtrak

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP 1) Kadir 1), Wahyudin 2), Yaya S. Kuumah 2), dan Jarnawi A. Dahlan 2) Kampu

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA

SILABUS MATA KULIAH STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA Program Studi : Sitem Informai Kode Mata Kuliah : MKB-108 Nama Mata Kuliah : Sitem Bai Data Jumlah SKS : 3 Semeter : 3 Mata Kuliah Pra Syarat : SILABUS MATA KULIAH STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA Dekripi Mata

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN DUA PER

MEMBANDINGKAN DUA PER MEMBANDINGKAN DUA PERLAKUAN Contoh Hail Penelitian Pengaruh fluida rumen terhadap produki bioga Produki bioga kumulatif, ml 3.500 3.000.500.000.500.000 500 MW avg. MR avg. MR avg. MW avg. Apa keimpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 146 Anjariyah, Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Jigaw... MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SIFAT JAIZ ALLAH SWT DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID Sani Cahyadi Firdau, R.Reza El Akbar, Huni Mubarok Teknik Informatika Univerita Siliwangi Taikmalaya Email : ani.cahyadi@tudent.unil.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripi Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pikologi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci