PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR"

Transkripsi

1 PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3) Mahaiwa Teknik Sipil Reguler 2012 Jalan Ir. Sutami Nomor 36A Kentingan Surakarta Telepon (0271) Pw. 120,121, , Fax. (0271) dinati@tudent.un.ac.id Abtract A building contruction ha been modified from horizontal to vertical building concept. A deep foundation uch a pile foundation i needed, which can upport and continue the great force of vertical building to the hard layer of oil. The ability of the foundation to upport force called ultimate bearing capacity. Ultimate bearing capacity obtained fromthe reult of ondir invetigation. The more foundation needed, the more ondir data required. Sondir data that obtained can be ued to predict the type of oil and the bearing capacity of ingle pile foundation around the area of the data available. Prediction of oil from an exiting ondir data ue the method of clutering. Clutering method categorize type of land baed on value reitance end of konu (q c) ondir. Plotting q c value into QGIS to do clutering q c that obtained the cluter of oil type in Banjarari and Laweyan. Prediction capacity of a ingle pile foundation upport (Q u) on the inner pillar baed on data ondir ued confidence interval. Confidence interval predict the Q uand an unknown depth with an accuration from 60% to 95%. The value of Q u any depth (z) are calculated with a degree of confidence then connected uing a graph baed on the cluter. The graph of the relationhip of Q u with depth can be ued to find out the value of a ingle pile foundation upport capacity and depth of pillar on each cluter of oil type. The analyi reult of the QGIS ubditrict Banjarari and Laweyan cluter ha two type of oil ilt and oil clay. The great accuration level, reult a mall bearing capacity of ingle pile foundation. The difference of Q u are mall at the depth of le than eight meter between the accuration level 60 %, 80% and 95%. At the depth of more than eight meter,the difference of Q uare bigger. The difference between the great accuration level caued by the average amount of data in each depth and a big tandard deviation. The reult of thi cae tudy by comparing the confidence interval method with the conventional method Meyerhof how that the method could be ued a a recommendation to predict a ingle pile foundation bearing capacity (Q u). Keyword: ingle concrete lab foundation, clutering, ondir, QGIS Abtrak Pembangunan mengalami pengubahan konep dari bangunan horizontal ke bangunan vertikal yang menjulang tinggi keata. Diperlukan fondai dalam eperti fondai tiang pancang yang dapat memikul dan menerukan bear beban bangunan vertikal kelapian tanah kera. Kemampuan fondai dalam memikul berat diebut kapaita dukung ultimit. Kapaita dukung ultimit diperoleh dari hail penyelidikan ondir. Data ondir yang dibutuhkan emakin banyak euai kebutuhan fondai yang banyak. Data ondir yang ada dapat digunakan untuk memprediki jeni tanah dan kapaita dukung fondai tiang pancang tunggal diekitar wilayah data yang ada. Prediki tanah dari data ondir yang ada menggunakan metode clutering. Metode clutering mengelompokkan jeni tanah berdaarkan nilai tahanan ujung konu (q c) ondir. Nilai q c diplotkan kedalam QGIS untuk dilakukan clutering q c ehingga diperoleh cluter jeni tanah di Kecamatan Banjarari dan Laweyan. Prediki kapaita dukung fondai tiang tunggal (Q u) pada kedalaman tiang berdaarkan data ondir digunakan confidence interval. Confidence interval memprediki nilai Q u dan kedalaman yang belum diketahui nilainya dengan tingkat kepercayaan 60%-95%. Nilai Q u etiap kedalaman (z) yang dihitung dengan tingkat kepercayaan kemudian dihubungkan menggunakan grafik berdaarkan cluter. Grafik hubungan Q u dengan kedalaman dapat digunakan untuk mengetahui nilai kapaita dukung fondai tiang tunggal dan kedalaman tiang pada etiap cluter jeni tanah. Hail analii QGIS Kecamatan Banjarari dan Laweyan memiliki dua cluter jeni tanah yaitu tanah lempung kaku dan tanah lempung angat kaku. Tingkat kepercayaan emakin bear, menghailkan nilai kapaita dukung fondai tiang pancang tunggal (Q u) emakin kecil. Seliih nilai Q u kecil pada kedalaman kurang dari delapan meter antara tingkat kepercayaan 60%, 80% dan 95%. Seliih antar tingkat kepercayaan yang bear diebabkan rata-rata, jumlah data etiap kedalaman dan nilai tandar deviai yang bear. Hail tudi kau membandingkan metode clutering dengan metode konvenional Meyerhof menunjukkan bahwa metode dapat digunakan ebagai rekomendai dalam memprediki kapaita dukung fondai tiang pancang tunggal (Q u). Kata Kunci :fondai tiang pancang tunggal, clutering, ondir, QGIS e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/235

2 PENDAHULUAN Bangunan vertikal ekarang menjadi pilihan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pembangunan. Setiap bangunan yang ada bertumpu pada fondai, begitu pun bangunan vertikal diperlukan fondai yang kuat untuk memikul beban bangunan yang bear. Perencanaan fondai dilakukan untuk memperhitungkan bear kapaita dukung tanah dan beban yang bekerja pada fondai. Fondai dalam merupakan jeni fondai yang tepat untuk digunakan dalam konep bangunan vertikal. Kemampuan fondai untuk memikul beban biaa diebut kapaita dukung ultimit (Q u). Nilai Q u ditentukan dari bearnya tahanan ujung (Q b) dan tahanan friki (Q ). Tahanan friki (Q ) adalah kapaita lekat tiang dengan tanah. Nilai Q u ini dapat diperoleh dari data lapangan atau data laboratorium yang telah diolah menggunakan peramaanperamaan yang ada. Data tanah yang digunakan pada penelitian berupa hail uji Cone Penetration Tet (CPT ) atau biaa diebut uji ondir. Hail pengujian tanah berupa ondir yang ada dapat digunakan untuk deain awal penyelidikan tanah untuk memprediki jeni tanah dan kapaita dukung ultimit tiang pancang tunggal di wilayah ekitar ehingga tidak memerlukan banyak pengujian tanah. Data ondir yang ada dianalii menggunakan metode clutering untuk memprediki jeni tanah dan menghitung kapaita dukung ultimit tiang pancang tunggal. Metode clutering mengelompokkan nilai yang mirip pada rentang tertentu euai klaifikai tertentu. Clutering dilakukan dengan oftwere Quantum Geographic Information Sytem untuk memperoleh cluter jeni tanah berbentuk peta wilayah pada daerah penelitian. Untuk memperkirakan nilai kapaita dukung fondai tiang pancang tunggal dan kedalaman yang belum diketahui digunakan ilmu tatitik confidence interval berdaarkan tingkat kepercayaan. TUJUAN Tujuan penelitian ini untuk memperoleh nilai kapaita dukung fondai tiang tunggal dengan menggunakan clutering data ondir ehingga metode clutering dapat digunakan untuk menprediki nilai kapaita dukung ultimit tiang pancang tunggal pada kedalaman tertentu. METODE Clutering Clutering merupakan uatu metode menganalia data untuk mengelompokkan data dengan karakteritik yang ama ke wilayah yang ama dan data dengan karakteritik berbeda ke wilayah lain. Penelitian menggunakan clutering dengan pendekatan partii untuk mengelompokkan data. Data yang dikelompokkan berupa rata-rata nilai tahanan ujung kerucut (q c) untuk dianalii ke dalam cluter-cluter. Tabel 1 Hubungan N dan q c dengan koniteni untuk tanah lempung (Terzaghi and Peck, 1948) Koniteni N SPT q c (kg/cm 2 ) Sangat lunak Lunak Sedang Kaku Sangat kaku Kera >30 >120 Menurut Hardiyatmo (2010) nilai N SPT dikonverikan ke nilai tahanan ujung kerucut (q c) yang ditunjukkan pada peramaan 1. q c = 4 N (1) q c = Tahanan ujung konu (kg/cm 2 ) N = Angka penetrai tandar penetraion tet (SPT) Kapaita dukung ultimit didefiniikan ebagai beban makimum per atuan lua, dimana tanah maih dapat mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan. Perhitungan kapaita dukung fondai tiang tunggal (Q ult) menurut Metode Meyerhof (1976): Q Q Q (2) ult b e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/236

3 Q ult = Kapaita Kapaita dukung tiang pancang tunggal (kg) Q b = Tahanan ujung ultimit tiang (kg) Q = Tahanan geek dinding tiang (kg) Qb Ab qc (3) Q b = Tahanan ujung ultimit tiang (kg) A b = Lua penampang tiang (cm 2 ) q c = Tahanan ujung ondir (kg/cm 2 ) nilai q c diperoleh dari q c rata-rata yang dihitung dari 8d diata daar tiang ampai 4d dibawah daar tiang. Tahanan geek dinding tiang dinyatakan oleh peramaan 4: Q A f Q = Tahanan geek dinding tiang (kg) A = Lua elimut tiang (cm 2 ) f = Tahanan geek dinding atuan (kg/cm 2 ) (4) Tahanan geek atuan antara dinding dan tanah (f ) ecara empiri untuk tiang pancang beton dan kayu oleh Meyerhof (1956), qc f 200 f = Tahanan geek dinding tiang ultimit per atuan lua (kg/cm 2 ) q c = Tahanan ujung ondir (kg/cm 2 ) Confidence Interval Confidence Interval atau interval kepercayaan merupakan uatu interval antara dua angka, dimana nilai parameter uatu populai yang belum diketahui dipercaya terletak diantara interval terebut. Idealnya elang dianggap terbaik dan mempunyai tingkat kepercayaan paling tinggi dalam mengetimai uatu parameter adalah interval yang paling pendek dengan derajat kepercayaan tinggi. Interval kepercayaan memiliki derajat kepercayaan yang dituli dengan. Derajat kepercayaan adalah bearnya kealahan hail dugaan yang dapat diterima atau ditolerir, dimana 0 < < 1. Bearnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputuan dalam hal ini peneliti. Bearnya kealahan diebut ebagai daerah kriti pengujian atau daerah penolakan. Pada penelitian digunakan uji atu pihak yaitu pihak kiri untuk menguji dugaan ementara. (6) = Rata-rata ampel α = Derajat kepercayaan (bata tolerani kealahan) = Angka baku (beraaldari tabel ditribui normal kriti) n = Standar deviai ampel = Banyaknya ampel Quantum Geographic Information Sytem (QGIS) Suatu komponen yang terdiri dari perangkat kera, perangkat lunak, data geografi dan umber kapaita manuia yang bekerja berama ecara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulai, mengintegraikan, menganalii, dan menampilkan data dalam uatu informai berbai geografi. Pemetaan item informai geografi udah berkembang di berbagai bidang, eperti pemetaan kadater, pemetaan jaklanraya, perencanaan kota dan wilayah, pemilihan rute jalan raya, jalur pipa, dan jalur tranmii, bidang teknik ipil, keehatan erta proe kartografi. Informai paial memakai lokai, dalam uatu item koordinat tertentu, ebagai daar refereninya. QGIS memiliki kemampuan untuk menghubungkan data, menggabungkan, menganalii dan memetakan. Aplikai QGIS dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan lokai, kondii, pola, erta pemodelan. Selain itu, QGIS memiliki ukuran file kecil dan memerlukan RAM kecil ehingga dapat digunakan di berbagai jeni komputer. Penggunaan QGIS pada penelitian ini untuk memudahkan pemetaan (5) e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/237

4 clutering kapaita dukung fondai tiang tunggal. Fungi ini menginterpolai ebuah gari yang menghubungkan lokai-lokai dengan bearan yang ama. Alur Penelitian Tahapan penelitian dilakukan untuk mendapatkan hai yang euai dengan tujuan dari penelitian, eperti berikut: Mulai Identifikai maalah dan tudi putaka Mengumpulkan data ondir Menyortir ondir yang memiliki kedalaman q c minimal Mengelompokkan lokai ondir berdaarkan kecamatan Mengelompokkan q c kedalaman minimal 15 m untuk clutering di QGIS Mengelompokkan emua data ondir berdaarkan cluter pada QGIS Ploting tahanan ujung conu (q c), koordinat, dan peta RBI ke QGIS Membuat peta cluter dari q c kedalaman minimal 15 m Ploting emua data ondir ke peta cluter Menghitung kapaita dukung fondai tiang pancang (Q u) etiap kedalaman berdaarkan cluter Menghitung Q u pada tingkat kepercayaan 60% - 95% diameter 30 cm, 40 cm, dan 50 cm Membuat grafik hubungan kapaita dukung fondai (Q u) dengan kedalaman (z) etiap cluter Melakukan tudi kau dengan membandingkan metode cluter dan metode perhitungan konvenional Keimpulan dan aran Seleai Gambar 1 Tahapan penelitian e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/238

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2 Peta Clutering Data Sondir Kecamatan Banjarari dan Laweyan Hail interpolai rata-rata q c dan input data-data paial adminitrai erta jalan arteri kolektor yang dibuat edemikian rupa hingga menjadi ebuah peta cluter jeni tanah Kecamatan Banjarari dan Laweyan. Peta di ata menunjukan wilayah dengan warna coklat muda memiliki jeni tanah lempung kaku karena nilai rata-rata q c berada diantara kg/cm 2. Wilayah dengan warna coklat tua merupakan wilayah jeni tanah lempung angat kaku karena nilai rata-rata q c berada diantara kg/cm 2. Wilayah yang berwarna putih polo dengan bata gari hitam merupakan bata adminitrai kecamatan lain. Data ondir eluruhnya berjumlah 70 titik terebar di Kecamatan Banjarari dan Laweyan, terdapat 37 titik ondir berada pada cluter lempung kaku dan 33 titik pada cluter lempung angat kaku. Titik ondir yang berada etiap cluter terebut kemudian dianalii dan dibuat grafik hubungan kapaita dukung fondai tiang pancang dengan kedalaman. Q u (kn) z(m) Gambar 3 Grafik hubungan kapaita dukung ultimit tiang (Q u) dengan kedalaman (z) pada cluter lempung kaku e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/239

6 Q u (kn) z(m) Gambar 4 Grafik hubungan kapaita dukung ultimit tiang (Q u) dengan kedalaman (z) pada cluter lempung angat kaku Studi kau Kecamatan Banjarari Data ampel yang berlokai di Kecamatan Banjarari dengan aumi diameter tiang pancang tunggal 30 cm dan panjang tiang 8 m untuk mencari nilai daya dukung fondai tiang tunggal titik terebut. Analii metode Meyerhof konvenional dilakukan dengan mencari tahanan ultimit tiang (Q b). Data ekunder ondir dihitung nilai tahanan ujung (q c) rata-rata 8D diata ujung tiang ampai 4D dibawah ujung tiang diperoleh nilai 111,85 kg/cm2. Lua penampang fondai (Ab) diperoleh nilai Ab diperoleh nilai 1963,50 cm 2. Nilai q c ratarata dan Ab digunakan untuk menghitung tahanan ultimit tiang (Q b) diperoleh nilai Q b menggunakan peramaan 3 diperoleh nilai ,61 kg. Tahanan geek dinding tiang (Q ) dihitung nilai tahanan geek dinding tiang ultimit per atuan lua(f ) menggunakan peramaan 4 diperoleh nilai 0,41 kg/cm 2, kemudian menghitung lua elimut tiang (A ) dan diperoleh nilai 12663,71 cm 2. Nilai f dan A digunakan untuk medapatkan nilai tahanan geek dinding tiang (Q ) menggunakan Peramaan 4 diperoleh nilai 51836,28 kg. Nilai Q dan Q b digunakan untuk menghitung kapaita ukung ultimit tiang pancang tunggal (Q u) berdaarkan peramaan 2 diperoleh nilai Q u ebear ,89 kg atau 2661,96 kn. Tabel 2 Rekapitulai hail tudi kau Titik Cluter Q u (kn) Q u (kn) Clutering Konvenional 60% 80% 95% 1 (Banjarari) Lempung Sangat kaku 2661, (Banjarari) Lempung Sangat kaku 2590, (Laweyan) Lempung Kaku 1712, Hail Q u perhitungan konvenional pada tudi kau Titik 1 lebih bear dari hail clutering pada tingkat kepercayaan 80% (kealahan 20%) dan 95% (kealahan 5%), dan hail perhitungan konvenional lebih kecil dari hail clutering pada tingkat kepercayaan 60% (kealahan 40%). Titik 2 dan Titik 3 hail perhitungan konvenional lebih kecil dari hail clutering pada tingkat kepercayaan 60% dan 80%, edangkan hail perhitungan konvenional lebih bear dari hail clutering pada tingkat kepercayaan 95%. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/240

7 Q u (kn) z(m) Gambar 5 Grafik cluter lempung angat kaku untuk tudi kau SIMPULAN Berdaarkan hail pehitungan untuk mendapat nilai kapaita daya dukung fondai tiang tunggal diperoleh keimpulan ebagai berikut: 1. Kecamatan Banjarari dan Laweyan dominan memiliki jeni tanah lempung kaku dan tanah lempung angat kaku. 2. Tingkat kepercayaan emakin bear menghailkan kapaita dukung fondai tiang pancang tunggal (Q u) emakin kecil. Jika diambil diameter 30 cm kedalaman 8 m cluter lempung angat kaku, maka hail pembacaan grafik menunjukkan nilai Q u tingkat kepercayaan 60% = 2700 kn, 80% = 2620 kn, dan 95% = 2420 kn. 3. Seliih nilai Q u kecil pada kedalaman kurang dari delapan meter antara tingkat kepercayaan 60%, 80% dan 95%, jika diambil diameter 30 cm kedalaman 4 m cluter lempung angat kaku, eliih nilai Q u 95% ampai 60% adalah 110 kn. Kedalaman lebih bear dari 8 m memiliki eliih perubahan nilai Q u yang bear jika diambil 30 cm kedalaman 10 m cluter lempung angat kaku, eliih nilai Q u 95% ampai 60% adalah 123 kn. Seliih antar tingkat kepercayaan yang bear diebabkan rata-rata, jumlah data etiap kedalaman dan nilai tandar deviai yang bear. 4. Lapian tanah yang emakin angat kaku menghailkan kapaita dukung ultimit yang lebih bear. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Q u cluter lempung kaku lebih kecil daripada cluter lempung angat kaku jika diambil diameter 50 cm dan kedalaman 10 m dengan tingkat kepercayaan 60% diperoleh nilai Q u ebear 1880 kn pada cluter lempung kaku dan nilai Q u ebear 2820 kn pada cluter lempung angat kaku. 5. Hail tudi kau membandingkan metode clutering dengan metode konvenional Meyerhof menunjukkan bahwa metode dapat digunakan ebagai rekomendai dalam memprediki kapaita dukung fondai tiang pancang tunggal (Q u). REKOMENDASI Perlunya penelitian dengan metode tatitik lain untuk mengatai perebaran data yang tidak merata. Penelitian elanjutnya dapat mencoba menggunakan bantuan pemrograman komputer. REFERENSI Alfredo H-S Ang, W. H, (1975), Konep-konep Probabilita dalam Perencanaan dan Perancangan Rekayaa Prinip-prinip Daar Jilid 1, Jakarta: Erlangga. Arganata, O. F, (2015), Korelai Daya Dukung Pondai Tiang Bor Dengan Metode Reee anda O'neill terhadap Metode Terzaghi and Peck Berdaarkan Hail Uji SPT, Juruan Teknik Sipil, Univerita Sebela Maret. Bowleh, J. E, (1998), Analii dan Deain Pondai Jilid 2, Jakarta: Erlangga. Bowleh, J. E, (1997), Analia dan Deain Pondai Jilid 1, Jakarta: Erlangga. Da, B. M. (1994), Mekanika Tanah (Prinip-prinip Rekayaa Geoteknik), Jakarta: Erlangga. Da, B. M. (2006), Principle Of Geotechnical Engineering, US: The Univerity of Texa. Gultom, E. B, (2010), Analii Daya Dukung Pondai Tiang Pancang Tunggal pada Proyek Pembangunan PLTU 2 Sumatera Utara 2x200 MW Pangkalan Suu-Sumatera Utara, Juruan Teknik Sipil Univerita Sumatera Utara. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/241

8 Hardiyatmo, H. C, (2010), Mekanika Tanah 1, Fakulta Teknik Gadjah Mada Univerity Pre. Hardiyatmo, H. C, (2010), Mekanika Tanah 2, Fakulta Teknik Gadjah Mada Univerity Pre. Hardiyatmo, H. C, (2008), Teknik Pondai 2, Fakulta Teknik Gadjah Mada Univerity Pre. Maharani, G. (2015), Komparai Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondai Bor Menggunakan Data SPT, Hail PDA Tet, dan Hail Loading Tet pada Tanah Granuler, Juruan Teknik Sipil, Univerita Sebela Maret. Maulana, M. A, (2005), Pemetaan Geoteknik Surakarta Berbai CPT, Juruan Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita Sebela Maret. Pupitaari, D, (2015), Analii Pondai Tiang Bor Menggunakan Metode Probabilita, Program Studi Teknik Sipil, Univerita Muhammadiyah Surakarta. Ridho, R. (2010), Uji Kapaita Dukung Pondai Tiang Pancang Kelompok Ujung Tertutup Pada Tiang Pair Berlempung dengan Variai Jumlah Tiang, Juruan Teknik Sipil, Univerita Sebela Maret. Santoa, H. W, (2015), Korelai Kapaita Dukung Akial Pondai Tiang Menggunakan Peramaan Empiri dan Gaya Tekan Dongkrak Mein Jack-in Pile, Program Studi Teknik Sipil, Univerita Sebela Maret. Sihotang, I. E, (2009), Analia Daya Dukung Pondai Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP dan Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, Juruan Teknik Sipil, Univertia Sumatera Utara. Terenggana, A. A, (2014), Analia Perhitungan Pile-Raft Foundation Pada Proyek The 18 Office Park Jakarta, Juruan Teknik Sipil, Univerita Sriwijaya. Yanto, F. H, (2012), Sitem Informai Goteknik Berbai Data CPT dengan Bantuan ArcGIS 9.2. Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Univerita Sebela Maret. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/242

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinasti Purnomo P S 3) 1),2) Dosen Pembimbing Skripsi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN CLUSTERING DATA SONDIR Calculating Bearing Capacity of Single Piles Foundation by Sondir Data Clustering SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Andri Sapora Ginting 1 dan Rudi Iskandar 2 1 Departemen Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI Reza Satria Warman 1), Yusep Muslih Purwana 2), Noegroho Djarwanti 3) 1) Soil Mechanics Laboratory, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI LAJUR BERDASARKAN KEANDALAN. John Tri Hatmoko 1)

ANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI LAJUR BERDASARKAN KEANDALAN. John Tri Hatmoko 1) ANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI LAJUR BERDASARKAN KEANDALAN John Tri Hatmoko 1) 1) Program Studi Teknik Sipil, Univerita Atma Jaya Yogyakarta,Jln. Babarari No. 44 Yogyakarta E-mail: john@uajy.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler

Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler Abstract 1) Noegroho Djarwanti, 2) R.Harya Dananjaya H.I., 3) Githa Maharani 1),2)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN STABILITAS LERENG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN STABILITAS LERENG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING Jurnal Teknik Sipil Siklu, Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN STABILITAS LERENG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LANCANG KUNING Zainuri Program Studi Teknik Sipil Univerita Lancang

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER DESAIN RODA BESI BERSIRIP MELALUI PENGUKURAN TAHANAN PENETRASI TANAH DI SAWAH

PENENTUAN PARAMETER DESAIN RODA BESI BERSIRIP MELALUI PENGUKURAN TAHANAN PENETRASI TANAH DI SAWAH AGRITECH, Vol. 34, No. 4, November 4 PENENTUAN PARAMETER DESAIN RODA BESI BERSIRIP MELALUI PENGUKURAN TAHANAN PENETRASI TANAH DI SAWAH Determining Parameter of Lug Wheel Deign by Meaurement of Soil Penetration

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST Oleh: Immanuel Panusunan Tua Panggabean 1) 1) Universitas Quality, Jl.Ring Road No.18 Ngumban

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR

ANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR Analia Keandalan terhadap enurunan pada ondai Jalur ANALIA KANDALAN TRHADA NURUNAN ADA ONDAI JALUR Juruan Teknik ipil UU Abtrak: erencanaan ecara tradiional dari pondai jalur (trip footing) untuk tanah

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

KENDALA PERENCANAAN DARI PONDASI RAKIT TIANG PANCANG

KENDALA PERENCANAAN DARI PONDASI RAKIT TIANG PANCANG Jurnal item Teknik Indutri Volume 6, No. Oktober 5 KENL PERENCNN RI PONI RKIT TING PNCNG Mawardi ta Pengajar epartemen Teknik ipil FT UU btrak: Kendala dari perilaku pondai rakit-tiang pacang udah banyak

Lebih terperinci

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Settlement Bekerjanya tegangan terhadap tanah-tanah erutir halu yang jenuh dan hampir jenuh akan menghailkan regangan-regangan yang tergantung kepada waktu. Penurunan yang dihailkan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Desember 2015 Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN BEBAN DORONG PADA BOX UNDERPASS

PERANCANGAN BEBAN DORONG PADA BOX UNDERPASS PERNCNGN BEBN DORONG PD BOX UNDERPSS 1 Sigit Dwi Praeto Email: igitdepe@gmail.com JuruanTeknikSipil, FakultaTeknikSipildanPerencanaan UniveritaGunadarma, Jakarta Sulardi Email: lardiardi@ahoo.com : ardi@atff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam uatu truktur bangunan beton bertulang khuunya pada kolom akan terjadi momen lentur dan gaya akial yang bekerja ecara berama ama. Momen - momen ini yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor U. JUSI 1*, H. MAIZIR 2, dan J. H. GULTOM 1,2, Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru, Jalan Arengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara sekarang ini adalah, seringnya pemadaman listrik yang terjadi setiap saat. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BEBAN DORONG PADA BOX UNDERPASS. Sulardi 1 Sigit Dwi Prasetyo 2

PERANCANGAN BEBAN DORONG PADA BOX UNDERPASS. Sulardi 1 Sigit Dwi Prasetyo 2 PERNCNGN BEBN DORONG PD BOX UNDERPSS Sulardi 1 Sigit Dwi Praeto 1, Juruan Teknik Sipil, Fakulta Teknik Sipil & Perencanaan, Univerita Gunadarma 1, Jalan ke Kelapa Dua Kampu G Univerita Gunadarma Depok

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI U k a r s t - V o l. 1 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 63 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI Agata Iwan Candra Dosen, Teknik Sipil, Universitas Kadiri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung PENGARU DURASI SERANGAN GELOMBANG TERADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECA GELOMBANG Ida Bagu Agung Fakulta Teknik, Univerita Sarjanawiyata Tamaniwa Email: idabaguagung @ yahoo.com ABSTRACT thi reearch

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kota Yogyakarta merupakan kota dengan tujuan pariwisata yang tinggi. Tingginya wisatawan yang datang menyebabkan kota dengan julukan kota pelajar ini membutuhkan banyak

Lebih terperinci