Pengaruh Model Penskoran Terhadap Kestabilan Reliabilitas Skala Sikap Dengan Mempertimbangkan Variasi Usia Responden

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Model Penskoran Terhadap Kestabilan Reliabilitas Skala Sikap Dengan Mempertimbangkan Variasi Usia Responden"

Transkripsi

1 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 Pengaruh Model Penskoran Terhadap Kestabilan Reliabilitas Skala Sikap Dengan Mempertimbangkan Variasi Usia Responden Busnawir (Lektor Kepala pada Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo) Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kestabilan reliabilitas skala sikap berdasarkan penskoran terboboti dan penskoran Likert. Penelitian ini merupakan eksperimen simulasi faktorial x dengan menggunakan 1000 responden (siswa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Koefisien reliabilitas berdasarkan penskoran terboboti lebih stabil dibandingkan penskoran Likert; Varians koefisien reliabilitas pada kelompok usia homogen lebih kecil dibandingkan pada kelompok usia heterogen; pada penskoran terboboti tidak ada perbedaan varians koefisien reliabilitas. Disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas yang dihasilkan berdasarkan penskoran terboboti lebih stabil dibandingkan penskoran Likert. Kata kunci: reliabilitas skor komposit penskoran likert penskoran terboboti populasi homogen populasi heterogen. PENDAHULUAN Reliabilitas adalah masalah yang berkaitan dengan skor yang dihasilkan dari suatu pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk skor komposit dari butir-butir instrumen pengukuran. Pendekatan yang digunakan sampai saat ini untuk menghasilkan skor komposit itu ialah pendekatan dengan penskoran Likert yang dikenal dengan summated rating. Penskoran Likert dengan pendekatan summated rating memiliki beberapa kelemahan antara lain skor komposit responden yang dihasilkan untuk setiap responden mengandung makna yang tidak jelas. Memiliki banyak pola responsi yang berbeda dari skor responden yang sama sehingga sukar untuk memberikan arti yang uniform dan melahirkan masalah terhadap validitas skala. Banyaknya kemungkinan pola responsi yang dihasilkan untuk skor yang sama merupakan galat (error) dari responsi yang terjadi. Validitas dari penskoran Likert merupakan pertanyaan yang masih memerlukan penelitian empirik (Nasir Kelemahan lain dari penskoran Likert ialah prinsip pembobotan yang diberikan untuk setiap butir adalah sama yaitu 1 (satu). Prinsip pembobotan semacam ini mengabaikan adanya korelasi antara butir-butir dalam skala sikap. Suatu hal yang kontradiktif di mana diketahui bahwa butir-butir skala sikap merepresentasikan sikap individu secara utuh bersifat konsisten dalam sebuah sistem yang terintegrasi. Variasi atau sistem dalam sikap bekerja bersama-sama dan saling berkorelasi (Lindgren 1986: 90-93). Kecenderungan timbulnya masalah overesmiate dari skor komposit responden yang dihasilkan oleh penskoran Likert dapat berpengaruh terhadap reliabilitas pengukuran (Ferguson dalam Edwards 1957:160). Secara ideal perlu dilakukan studi cross validation untuk menentukan apakah reliabilitas yang 1

2 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 tinggi pada penskoran Likert dapat dipertahankan pada kelompok sampel yang lain (Muller 1986 : 31). Dalam hal ini reliabilitas skor hasil pengukuran berdasarkan skor komposit responden yang diperoleh melalui penskoran Likert cenderung bersifat fluktuatif (instability). Keadaan reliabilitas yang demikian berdampak pada hasil pengukuran yang tidak dapat diandalkan sehingga kesimpulan ataupun keputusan yang dihasilkan menimbulkan keragu-raguan kesangsian dan tingkat kepercayaan yang rendah bahkan tidak dapat dipercaya. Untuk mengatasi kelemahan dalam penskoran Likert salah satu pendekatan yang mungkin dilakukan ialah dengan memberi bobot butir-butir sesuai dengan konstribusinya atau disebut dengan penskoran terboboti. Penskoran terboboti dalam penelitian ini mengunakan pendekatan Analisis Komponen Utama (AKU). AKU merupakan salah satu prosedur dalam statistika yang berfungsi mereduksi jumlah variabel yang saling berkorelasi dan membuat variabel baru yang saling bebas antara satu dan lainnya memberikan bobot efektif variabel-variabel yang dianalisis sesuai dengan konstribusinya terhadap variabel baru yang terbentuk. Menurut Gasperz (1995: 444) teknik komponen utama memiliki keunggulan dalam meningkatkan ketepatan pendugaan parameter model. Menurut Jollife (1986: 10) dalam banyak gugus variabel komposit mempunyai sifat yang disebut curvature tidak linear. Salah satu cara mengatasi masalah ini ialah dengan pendekatan analisis komponen utama melalui suatu kombinasi linear data komposit dengan cara memaksimalkan varians. Menurut Nitko (1996: 7-73) selain faktor scoring beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kestabilan koefisien reliabilitas antara lain adalah: (1) ukuran sampel; () variasi dalam grup responden; dan (3) perbedaan metode pendugaan reliabilitas. Hal yang sama dikemukakan oleh Traub (1994:111) dan Thorndike (1997: ) bahwa faktor lain yang ikut mempengaruhi kestabilan koefisien reliabilitas adalah faktor keheterogenan populasi responden dan metode estimasi reliabilitas. Penskoran Likert dalam Pengukuran Skala Sikap Sikap adalah hubungan yang relatif menetap antara kepercayaan perasaan dan kecenderungan menghadapi obyek yang signifikan terhadap kelompok kejadian dan simbol. Perasaan yang bersifat positif atau negatif terhadap seseorang obyek atau berita (Grahan and Hogg 1995: 7; Nitko Anthony 1996: 43). Allport menerangkan sikap sebagai pernyataan mental dan moral dari kesiapan yang terorganisir melalui pengalaman yang didapatkan dari sebuah pengaruh langsung dan dinamis atas respons terhadap obyek dan situasi yang berhubungan (Taylor and David 1997: 139). Menurut Pratkanis Breckler dan Greenwald sikap tidak sekedar menyangkut perasaan positif dan negatif tetapi harus merefleksikan kenyataan yang mengandung memori pengalaman masa lalu mental image aspek-aspek kognitif dan afektif (Baron and Byrne 1991: 137).. Penskoran Likert adalah cara perolehan skor komposit responden dengan menggunakan pendekatan summated rating yang dikemukakan oleh Likert. Menurut Wiersma (1990: 454) skala model Likert merupakan salah satu prosedur penskalaan yang secara umum dihubungkan dengan pengukuran sikap menyatakan tingkatan respons untuk setiap butir atau pernyataan. Dalam prosedur pemberian skor (scoring) alternatif respons terhadap butir-butir dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai numerik dan skor individu merupakan penjumlahan nilai-nilai numerik dari butir-butir. McDonald (1999: ) mengemukakan bahwa Likert memperkenalkan metode penskalaan yang sangat menarik untuk memberi skor terhadap respons-respons kategori dari butir-butir

3 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 dengan kategori bertingkat (items with ordered categories). Selanjutnya dikatakan bahwa metode ini tidak memiliki kejelasan mengenai bilangan bulat yang digunakan misalnya: sangat setuju diberi angka 5; setuju dengan angka 4; tidak berpendapat diberi angka 3; tidak setuju dengan angka dan sangat tidak setuju diberi angka 1. Di lain pihak dapat digunakan aturan: sangat sering diberi angka 4 sering dengan angka 3; jarang diberi dengan angka dan tidak pernah diberi angka 1. Dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan di atas ada beberapa hal yang dapat digaris bawahi sebagai ancaman ringan terhadap kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh penskoran Likert antara lain: (1) Memiliki banyak pola responsi yang berbeda dari skor responden yang sama sehingga sukar untuk memberikan arti yang uniform dan melahirkan masalah terhadap validitas skala (Aiken 1996: 34). Banyaknya kemungkinan pola responsi yang dihasilkan untuk skor yang sama dapat dipikirkan sebagai error (galat) dari responsi yang terjadi (Nasir 1988: 398). () Skor total yang dihasilkan melalui penjumlahan skor butir untuk tiap-tiap responden mengandung makna yang tidak jelas (Muller 1986: 9). (3) Varians skor total responden sering mengandung varians himpunan-jawab sehingga bagian dari respons-respons mengandung varians ekstra yaitu varians yang bukan menjelaskan varians sikap yang sebenarnya (Kerlinger 1986: 496). Penskoran Terboboti Penskoran terboboti menggunakan analisis komponen utama (AKU) bertujuan menerangkan struktur varians-kovarians melalui kombinasi linear dari variabel-variabel asal. AKU digunakan untuk: (1) mengidentifikasi variabel-variabel baru yang mendasari data variabel ganda; () mengurangi banyaknya dimensi himpunan variabel asal yang saling berkorelasi; (3) menetralisir variabel-variabel asal yang konstribusinya relatif kecil. Variabel baru yang dimaksud di sini disebut dengan komponen utama yang berciri (a) merupakan kombinasi linear variabel-variabel asal; (b) jumlah kuadrat koefisien dalam kombinasi linear bernilai 1; (c) tidak berkorelasi; (d) mempunyai varians terurut dari terbesar ke yang terkecil (Siswadi dan Suharjo 1997: 10-11). Konsep analisis komponen utama dalam penelitian ini dapat dijelaskan seperti berikut. misalkan kita mempunyai sebanyak p variabel asal x 1 x.. x p yang memiliki sebaran variabel ganda dengan vektor rata-rata dan matriks kovarians. Komponen utama yang dihasilkan merupakan kombinasi linear dari p variabel asal. Secara matematik kombinasi linear yang dibentuk melalui AKU dijelaskan sebagai berikut (Mattjik A. A. dkk: 00: ). Komponen utama pertama dapat ditulis: a X a X a Y X p p atau Y a1 X sebesar: 1 yang memiliki varians p p S ai1a jisij a1sa Y 1 1 i1 j1 Pemilihan vektor koefisien Komponen Utama Pertama (KU1) adalah sedemikian rupa sehingga varians S Y 1 terbesar di antara vektor koefisien yang lain. Untuk Mendapatkan hal tersebut dapat dilakukan melalui persamaan 1 1 Lagrange dengan kendala a a 1 dengan memaksimumkan varians S Y 1. Persamaan Lagrange : f f ( a Sa ) ( a a 1) q( S I) a a1 Agar sistem persamaan yang terkahir tidak bersolusi trivial maka harus memenuhi syarat: S 1I 0 sehingga 1 merupakan akar ciri terbesar dari matriks kovarians S dan a 1 merupakan vektor ciri yang bersesuaian dengan 1. 3

4 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 Selanjutnya Komponen Utama Kedua dapat ditulis sebagai berikut: a X a X a Y X 1 1 p p = a X dengan varians formulasinya dinyatakan dengan: p p i1 j1 i j ij S Y a a s a Sa. Pemilihan vektor koefisien a adalah sedemikian sehingga varians S Y maksimum dengan kendala kendala a a 1 dan a 1 a 0. Untuk mendapatkan hal tersebut prosedur yang digunakan sama seperti pemilihan vektor koefisien Komponen Utama Pertama yaitu dengan persamaan Lagrange dengan memaksimumkan varians S Y. Selanjutnya untuk komponen utama ke-i; i = 3 4 p didapatkan dari kombinasi linear p variabel asal yang memaksimumkan varians ( a i i a i X ) dengan kendala: a 1 dan memiliki kovarians yang dinyatakan dengan a i Xa k X 0 untuk k i Variabilitas Populasi Kaitannya dengan Reliabilitas Variabilitas kelompok populasi dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen (Thorndike 198:111). Populasi homogen adalah sekumpulan individu obyek atau kejadian yang memiliki karakteristik yang relatif sama. Sifat homogen menurut Gall dan Gall (003: 79) adalah kemiripan sifat yang dimiliki dalam kelompok sehingga bila sebagian dari kelompok itu dipilih akan merepresentasikan sifat kelompoknya. Sedangkan populasi heterogen METODE Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober adalah sekumpulan obyek indivdiu atau kejadian yang memiliki karakteristik yang relatif berbeda. Menurut Traub (1994: 111) faktor keheterogenan populasi responden dapat mempengaruhi reliablitas hasil pengukuran. Berdasarkan uraian di atas permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Secara keseluruhan apakah varians koefisien reliabilitas skala sikap berdasarkan penskoran terboboti lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh penskoran Likert?; () Pada kelompok responden yang memiliki variasi usia homogen apakah varians koefisien reliabilitas skala sikap berdasarkan penskoran terboboti lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh penskoran Likert?; (3) Pada kelompok responden yang memiliki variasi usia heterogen apakah varians koefisien reliabilitas skala sikap berdasarkan penskoran terboboti lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh penskoran Likert?; (4) Apakah varians koefisien reliabilitas skala sikap berdasarkan skor komposit responden yang dihasilkan oleh penskoran Likert pada kelompok responden yang memiliki variasi usia homogen lebih kecil dibandingkan pada kelompok responden yang memiliki variasi usia heterogen?; (5) Apakah terdapat perbedaan varians koefisien reliabilitas skala sikap berdasarkan penskoran terboboti antara populasi kelompok usia homogen dan populasi kelompok usia heterogen? Tujuan penelitian ini ialah menemukan verifikasi empirik adanya perbedaan kestabilan koefisien reliabilitas hasil pengukuran skala sikap berdasarkan penskoran Likert dan penskoran terboboti dengan mempertimbangkan variabilitas populasi subyek ukur. Tempat pengumpulan data dilakukan di 5 (lima) SMP di Kota Kendari masing-masing 4

5 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 adalah: (1) SMP Negeri 1 Kendari; () SMP Negeri Kendari; (3) SMP Negeri 9 Kendari; (4) SMP Negeri 10 Kendari; (5) SMP Negeri 5 Kendari. Populasi dalam penelitian ini dibedakan dalam (dua) bagian. Pertama adalah populasi siswa (sebagai responden) digunakan untuk memperoleh data penelitian mengenai skala sikap terhadap bidang studi matematika. Kedua populasi data penelitian digunakan sebagai populasi percobaan di mana ditarik sampel berulang-ulang dengan pengembalian. Penentuan jumlah siswa ditetapkan dalam dua kelompok yaitu: (1) Kelompok pertama dinyatakan sebagai populasi homogen karena siswanya berada pada tingkatan kelas yang sama yaitu kelas yang diasumsikan memiliki kelompok usia sama. Pada kelompok ini dipilih siswa sebanyak 500 orang. () Kelompok kedua dinyatakan sebagai populasi heterogen karena siswanya berasal dari tingkatan kelas yang berbeda yaitu kelas 1 Variasi Usia Responden kelas dan kelas 3 yang diasumsikan memiliki kelompok usia yang beragam. Pada kelompok ini dipilih siswa sebanyak 500 orang. Dalam penelitian ini penarikan sampel untuk keperluan unit-unit analisis data dilakukan sebanyak 50 kali untuk masingmasuing kelompok usia responden (homogen dan heterogen). Setiap kali penarikan sampel berjumlah 150 data (5 kali jumlah butir skala sikap). Penarikan sampel data untuk keperluan analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer (program Minitab 11 for windows). Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen. Variabel penelitian teridiri atas variabel bebas (penskoran Likert dan penskoran terboboti) variabel moderator (variasi usia responden) dan variabel terikat (koefisien reliabilitas). Desain dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Desain Penelitian Model Penskoran Likert (A 1 ) Terboboti (A ) Homogen (B 1 ) r 1 r r 3... r 50; s r K 1 r r 3... r 50; s T Heterogen (B ) r 1 r r 3... r 50; s r K 1 r r 3... r 50; s T Keterangan: r 1 r r 3... r 50 = koefisien reliabilitas pada sampel ke-1 ke-.... sampel ke-50 s = varians koefisien reliabilitas yang K dihasilkan penskoran Likert s = varians koefisien reliabilitas yang T dihasilkan penskoran terboboti Setelah diperoleh Skor Komposit Responden (SKR) baik menggunakan pendekatan penskoran Likert maupun menggunakan pendekatan penskoran terboboti selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas menggunakan. Analisis Varians dengan formula (Kerlinger Ve 1986: 448): rtt 1 di mana: r tt = V ind koefisien reliabilitas; V e = residual; V ind = rata-rata kuadrat antar individu. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji F dengan formula seperti dalam Tabel. Uji signifikansi perbedaan varians dilakukan dengan membandingkan nilai statistik F hitung dengan nilai F tabel pada taraf signifiknasi = 005 (Freud & Simon 199: 345)

6 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 Tabel Statistik Uji dan Kriteria Penerimaan Hipotesis Nol Hipotesis H 1 Statistik-Uji Terima H 0 jika Tolak H 0 jika b r AKU rl s k Keterangan Tabel : s b = varians terbesar; distribusi F pada taraf signifikan yang ditentukan. HASIL Dari lima puluh kali ulangan untuk masing-masing kelompok perlakuan diperoleh lebar selang koefisien reliabilitas pada tingkat s F F F F F s k = varians terkecil; F = nilai F hitung; F = nilai kepercayaan 95% dan besarnya koefisien variasi dari setiap metode perolehan SKR dirangkum pada Tabel 3. Tabel 3 Lebar Selang Kepercayaan 95% dan Koefisien Variasi Reliabilitas Hasil Pengukuran Skala Sikap dari Setiap Model Penskoran Variasi Usia Responden Lebar SK 95% Koefisien Variasi Likert Terboboti Likert Terboboti Homogen % 363% Heterogen % 59% Total % 1% Rekapitulasi karakteristik dari koefisien reliabilitas masing-masing kelompok perlakuan dirangkum dalam Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Deskripsi Karakteristik Koefisien Reliabiltas Skala Sikap Berdasarkan Model Penskoran dan Variasi Usia Responden Variasi Usia Responden Model Penskoran Likert Terboboti Mean Var Me Mo Mean Var Me Mo Homogen Heterogen Keseluruhan Hasil pengujian hipotesis dirangkum dalam Tabel 5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis 1 3 dan 4 adalah signifikan yang berarti hipotesis H 0 ditolak pada taraf signifikan = 005. Sedangkan untuk pengujian hipotesis 5 tidak signifikan yang berarti terima H 0 pada taraf signifikansi = 005. Hasil ini mengandung

7 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 makna bahwa penskoran terboboti menghasilkan koefisien reliabilitas yang sama besar pada populasi homogen dan populasi Hipotesis Tabel 5 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis F-hitung heterogen sehingga dapat dikatakan bersifat konsisten (stabil). F-tabel = 005 = 001 Keputusan Tolak H Tolak H Tolak H Tolak H Terima H 0 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang dideskripsikan pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa lebar selang kepecayaan 95% yang dihasilkan oleh penskoran Likert lebih besar dibandingkan yang dihasilkan oleh penskoran terboboti baik pada kelompok responden yang memiliki variasi usia homogen pada kelompok responden yang memiliki variasi usia heterogen maupun secara keseluruhan. Dilihat dari besarnya koefisien variasi yang dihasilkan penskoran Likert memberikan nilai yang lebih besar dibandingkan penskoran terboboti baik pada kelompok responden yang memiliki variasi usia homogen pada kelompok responden yang memiliki variasi usia heterogen maupun secara keseluruhan. Hal ini memberikan verifikasi bahwa pendekatan penskoran Likert berfluktuasi lebih besar dibandingkan penskoran terboboti. Besarnya fluktuasi mencerminkan tingkat ketepatan pengukuran. Semakin besar fluktuasi yang dihasilkan menunjukkan tingkat ketepatan yang rendah. Sebaliknya fluktuasi yang lebih kecil memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat. Berdasarkan besarnya flkutuasi yang dihasilkan oleh kedua pendekatan penskoran yang digunakan memberikan indikasi yang kuat bahwa pendekatan penskoran terboboti memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan penskoran Likert. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa besarnya nilai-nilai varians yang dihasilkan oleh penskoran Likert maupun penskoran terboboti pada semua kelompok responden. Dalam hal ini penskoran Likert memberikan nilai-nilai varians yang relatif lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh penskoran terboboti. Hal ini memberikan indikasi bahwa koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh penskoran terboboti lebih konsisten daripada yang dihasilkan oleh penskoran Likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penskoran terboboti menghasilkan koefisien reliabilitas yang lebih stabil daripada penskoran Likert. Selain memperhatikan nilai-nilai varians dari Tabel 4 juga ditemukan adanya perbedaan karakteristik dari kedua model penskoran duilihat dari nilai tengah yang dihasilkan. Secara keseluruhan rata-rata koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh penskoran Likert lebih besar daripada penskoran terboboti. Namun jika dilihat berdasarkan variabilitas populasi responden pada populasi yang homogen rata-rata koefisien reliabilitas lebih tinggi pada penskoran konvensional sedangkan pada populasi heterogen rata-rata koefisien reliabilitas lebih tinggi pada

8 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 penskoran terboboti. JIka dilihat dari skor modus dan median secara keseluruhan mapun secara terpisah penskoran Likert memberikan nilai-nilai yang relatif lebih besar daripda penskoran terboboti. Secara konseptual dapat dijelaskan bahwa besarnya nilai-nilai karakteristik yang dihasilkan oleh penskoran Likert disebabkan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan maka hasil dari penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut: Pertama: Untuk meningkatkan kestabilan koefisien reliabilitas hasil pengukuran skala sikap penggunaan model penskoran terboboti dalam perolehan skor komposit responden lebih tepat dibandingkan dengan penskoran Likert baik pada kelompok responden yang memiliki variasi usia homogen pada kelompok responden yang memiliki variasi usia heterogen maupun gabungan antara kedua respnden tersebut. Saran Dengan hasil-hasil penelitian verifikasi berdasarkan pengujian hipotesis kesimpulan serta implikasi hasil penelitian yang telah dikemukakan maka beberapa saran dapat diberikan dalam upaya pemanfaatan hasil penelitian ini: (1) Validasi instrumen skala sikap sebaiknya menggunakan pendekatan penskoran terboboti. Dengan model penskoran ini dihasilkan pendugaan koefisien reliabilitas yang stabil sehingga dapat memberikan kesimpulan penelitian yang sahih. oleh akumulasi varians yang berlebihan yang bersifat over estimate. Kondisi yang demikian berpeluang melahirkan bias sehingga berimplikasi pada kurang-tepatnya kesimpulan yang dihasilkan. Dan ini merupakan faktor sangat penting untuk dicermati dalam suatu penelitian yang memerlukan generalisasi. Kedua: Apabila menggunakan pendekatan penskoran Likert untuk memperoleh pendugaan koefisien reliabilitas hasil pengukuran yang relatif tinggi maka pemilihan responden uji coba yang berasal dari kelompok responen yang memiliki variasi usia heterogen lebih tepat dibandingkan dengan kelompok responen yang memiliki variasi usia homogen. Sedangkan dengan menggunakan pendekatan model penskoran terboboti dihasilkan koefisiein reliabilitas yang tidak berbeda antara kelompok responen yang memiliki variasi usia homogen dan kelompok responen yang memiliki variasi usia heterogen. Model penskoran terboboti dapat diterapkan pada populasi yang homogen maupun pada populasi yang heterogen atau gabungan kedua karakteristik populasi tersebut. () Apabila penskoran Likert digunakan untuk validasi instrumen skala sikap maka sebaiknya memilih responden yang berasal dari populasi heterogen karena populasi dengan karakteristik inidivdiu yang heterogen cenderung mempertinggi pendugaan koefisiein reliabilitas.

9 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 DAFTAR RUJUKAN Baron Robert A. and Donn Byrne Social Psychology Understanding Human Interaction.6 th Edition. (Boston: Allyn and Bacon). Edwards Allen L Techniques of Attitude Scale Construction. (New York: Appleton Century-Crofts Inc). Ferguson George A Statistical Analysis in Psychology & Education 4 th Edition (New York : McGraw-Hill Book Company). Freud John E. and Simon Gary A Modern Elementary Statistics 8 th Edition. (New York: Prentice-Hall International Edition Inc). Gall Meredith D. Joyce P. Gall and Walter R. Bobg Educational Research. 7 th Edition. (Boston: Pearson Education Inc). Gasperz Vincent Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Edisi ke-. (Bandung: Tarsito). Jollife I. T Priciple Componen Analysis. (New York: Springer Verlag). Lindgren Henry Clay An Introduction to Social Psochology nd Edition. (New York: John Wiley & Sons Inc). Mattjik A. A. dkk. 00. Aplikasi Analisis Peubah Ganda. (Bogor: PKSDM Depdiknas Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian Bogor). McDonald Roderick P Test Theory: A Unified Treatment. (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher). Muller Daniel J Measuring Social Attitude. New York : Teachers College Columbia University. Nasir Moh Metode Penelitian. (Jakarta.: Ghalia Indonesia Anggota IKAP). Nitko Anthony J Educational assessment of Sudent nd Edition. (New Jersey : Prentice Hall Inc. A Simon & Schuster Company Englewood Cliffs). Thorndike Robert M Measurement and Evaluation in Psychology and Education 6 th Edition (New Jersey: Prentice- Hall Inc). Traub Ross E Reliability for the Social Science: Theory and Applications Volum 3. (New Delhi: SAGE Publications India Pvt Ltd). Wiersma C. William and Stephen G. Jurs Educational Measurement and Testing. nd Edition. (Boston: Allyn and Bacon A Division of Simon & Schuster Inc). Aiken Lewis R Rating Scales & Checklists Evaluating Behavior Personality and Attitude. (Canada: John Wiley & Sons Inc). Baron Robert A. and Donn Byrne Social Psychology Understanding Human Interaction.6 th Edition. (Boston: Allyn and Bacon). Edwards Allen L Techniques of Attitude Scale Construction. (New York: Appleton Century-Crofts Inc). Ferguson George A Statistical Analysis in Psychology & Education 4 th Edition (New York : McGraw-Hill Book Company). Freud John E. and Simon Gary A Modern Elementary Statistics 8 th Edition. (New York: Prentice-Hall International Edition Inc). Gall Meredith D. Joyce P. Gall and Walter R. Bobg Educational Research. 7 th Edition. (Boston: Pearson Education Inc). Gasperz Vincent Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Edisi ke-. (Bandung: Tarsito).

10 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR 1 JANUARI 011 Jollife I. T Priciple Componen Analysis. (New York: Springer Verlag). Lindgren Henry Clay An Introduction to Social Psochology nd Edition. (New York: John Wiley & Sons Inc). Mattjik A. A. dkk. 00. Aplikasi Analisis Peubah Ganda. (Bogor: PKSDM Depdiknas Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian Bogor). McDonald Roderick P Test Theory: A Unified Treatment. (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher). Muller Daniel J Measuring Social Attitude. New York : Teachers College Columbia University. Nasir Moh Metode Penelitian. (Jakarta.: Ghalia Indonesia Anggota IKAP). Nitko Anthony J Educational assessment of Sudent nd Edition. (New Jersey : Prentice Hall Inc. A Simon & Schuster Company Englewood Cliffs). Thorndike Robert M Measurement and Evaluation in Psychology and Education 6 th Edition (New Jersey: Prentice- Hall Inc). Traub Ross E Reliability for the Social Science: Theory and Applications Volum 3. (New Delhi: SAGE Publications India Pvt Ltd). Wiersma C. William and Stephen G. Jurs Educational Measurement and Testing. nd Edition. (Boston: Allyn and Bacon A Division of Simon & Schuster Inc).

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja PSIKOMETRI Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja 1 BAB I PENGUKURAN A. PENGERTIAN 1. PSIKOMETRI a. PSIKOMETRI ADALAH KOMBINASI DARI PENGUKURAN DAN STATISTIKA (KERLINGER b.

Lebih terperinci

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam penafsiran instrumen dapat disimpulkan. Menurut Popham (1995:187)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM BIAStatistics (2015) Vol. 9, 2, hal. 28-32 PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM Munawar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi 76 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) merupakan perluasan dari analisis regresi linear yang berupa sistem persamaan yang terdiri dari beberapa persamaam regresi yang

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan Kode Mata Kuliah : LBU 587

SILABUS. Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan Kode Mata Kuliah : LBU 587 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN SILABUS Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan Kode Mata Kuliah : LBU 587 SKS : 4 SKS Dosen : 1. Drs. Budi Susetyo. M.Pd 2. Drs. Iding Tarsidi, M.Pd

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN : PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika 6 c. Menghitung sebaran pilihan jawaban dan reliabilitas soal. 3. Penerapan teori respon butir dengan menggunakan model IRT 1PL, IRT 2PL, dan IRT 3PL. a. Pengujian asumsi model IRT b. Menghitung parameter

Lebih terperinci

BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR. Oleh Dali S. Naga

BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR. Oleh Dali S. Naga BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR Oleh Dali S. Naga Abstract. Aside of the theoretical framework, item analysis has established several empirical criteria for the determination of the quality

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

S I L A B I EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (KD 501)

S I L A B I EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (KD 501) S I L A B I EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (KD 501) JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 DESKRIPSI MATA KULIAH KD. 501 Evaluasi Pembelajaran

Lebih terperinci

KOMPARASI ESTIMASI RELIABILITAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DITINJAU DARI HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS KELOMPOK

KOMPARASI ESTIMASI RELIABILITAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DITINJAU DARI HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS KELOMPOK JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 179 KOMPARASI ESTIMASI RELIABILITAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DITINJAU DARI HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS KELOMPOK Eva Dina Chairunisa,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308 MINGGU KE POKOK & SUB POKOK BAHASAN 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased M. Adi Sidauruk, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengukuran berarti pemberian angka pada objek-objek atau kejadiankejadian menurut sesuatu aturan (Kerlinger, 1990, hlm. 687). Pengukuran dalam bidang pendidikan lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada 1 EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada Seventy three items of IPA (science) test used in the 2006 University of Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Alamat: Karangmalang Yogyakarta 55281 Telepon : 0274 586168 Psw. 229, 550836 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 169 174. METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA Romika Indahwati,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena yang terjadi

Lebih terperinci

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER Siswanto 1, Raupong 2, Annisa 3 ABSTRAK Dalam statistik, melakukan suatu percobaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Ketidaktepatan Penggunaan Validitas Butir dan Koefisien Reliabilitas dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Ketidaktepatan Penggunaan Validitas Butir dan Koefisien Reliabilitas dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Ketidaktepatan Penggunaan Validitas Butir dan Koefisien Reliabilitas dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Dali S. Naga 1 bstract: Item validity is applied in educational and psychological research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri. Reliabilitas 1 Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Tujuan belajar adalah untuk mengadakan perubahan didalam diri seperti mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik, mengubah sikap dari yang negatif menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 5 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Matematika Kode Mata Kuliah : PMA 8207 SKS : 2 Dosen : Dr. Jailani Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1

UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1 UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan

Lebih terperinci

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA) Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: 978-60-61-0-9 hal 693-703 November 016 ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

SILABUS. Mahasiswa S2 mampu memahami berbagai konsep dasar statistik dan analisisnya serta dapat mengaplikasikannya dalam penelitian

SILABUS. Mahasiswa S2 mampu memahami berbagai konsep dasar statistik dan analisisnya serta dapat mengaplikasikannya dalam penelitian 1 SILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Statistik Kode Mata Kuliah : PAS 303 SKS : 3 SKS Dosen : Dr. Farida Agus Setiawati,M.Si II. STANDAR KOMPETENSI. Mahasiswa S2 mampu memahami berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DAN MISKONSEPSI FISIKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DAN MISKONSEPSI FISIKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DAN MISKONSEPSI FISIKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA FAJAR SUBIJAKTO Universitas Negeri Jakarta, Jalan Cipinang Kebembem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada 58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40%

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40% 0 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Statistika Matematik 1 Kode Mata Kuliah : MT 404 Jumlah SKS : 3 Semester : 6 Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Keahlian (MKK) Program Studi Jurusan/Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, kerangka berpikir diarahkan untuk mendapatkan konsep-konsep penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

SILABUS. : Drs. Nar Herrhyanto, M.Pd.

SILABUS. : Drs. Nar Herrhyanto, M.Pd. 0 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Analisis Regresi dan Korelasi Kode Mata Kuliah : MT 521 Jumlah SKS : 3 Semester : 7 Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman (MKPP)

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER 1 ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 189 200. PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN Wiwit Widyawati Rachmad Sitepu, Normalina Napitupulu Abstrak.

Lebih terperinci

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN TINGKAT KESUKARAN, DAYABEDA, KONSISTENSI INTERNAL BUTIR DITINJAU PENGUJIAN SEREMPAK-PARSIAL DAN KONTEN UJI PADA TES SELEKSI MASUK IKIP MATARAM TAHUN 2011/2012 Jumailiyah Dosen FIP IKIP Mataram E-mai: -

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

Kriteria Instrumen dalam suatu Penelitian

Kriteria Instrumen dalam suatu Penelitian Kriteria Instrumen dalam suatu Penelitian Zaenal Arifin Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Majalengka Email: arifin1169@gmail.com Abstrak Artikel ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang diberikan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

( 1 Dosen Pendidikan Matematika pada Jurusan PMIPA FKIP Universitas Halu Oleo,

( 1 Dosen Pendidikan Matematika pada Jurusan PMIPA FKIP Universitas Halu Oleo, PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Kendari) Fahinu 1, Awaludin 1 dan Sadikin 2 ( 1 Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penulis ingin melihat langsung kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 17, NO. 1, 2009: 28 32 ISSN: 0854 7108 EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES Saifuddin Azwar Fakultas

Lebih terperinci

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi Statistika, Vol. No., Mei Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi MARZUKI, HIZIR SOFYAN, ASEP RUSYANA Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Jl.

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 125 130 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP MESI OKTAFIA, FERRA YANUAR, MAIYASTRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Orientasi kuliah : Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan, gambaran umum perkuliahan, dan rencana pembelajaran matakuliah psikologi eksperimen. Media & buku sumber 1 1.1 Mahasiswa memahami tujuan, arah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

Lebih terperinci

Psikometri Reliabilitas 2

Psikometri Reliabilitas 2 Modul ke: Psikometri Reliabilitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Reliabilitas 2 TIPE-TIPE RELIABILITAS Test-Retest Reliability Alternate-Form Reliability

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan 20 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER 1 ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER A. Musdalifa, Raupong, Anna Islamiyati Abstrak Estimasi parameter adalah merupakan hal

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi experimental atau eksperimen semu. Eksperimen semu dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji kausalitas (pengaruh) regresi dengan metode survei. Variabel penelitian meliputi tiga variabel

Lebih terperinci

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM MAGISTER STATISTIKA TERAPAN DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM MAGISTER STATISTIKA TERAPAN DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM MAGISTER STATISTIKA TERAPAN DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) PROGRAM MAGISTER STATISTIKA TERAPAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA 2 0 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Metode ini memadukan penelitian dan pengembangan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan strategi Think Talk Write

Lebih terperinci

ANALISIS KONJOIN UNTUK MENILAI PEMBUKAAN PROGRAM STUDI STATISTIKA DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA. Abstrak

ANALISIS KONJOIN UNTUK MENILAI PEMBUKAAN PROGRAM STUDI STATISTIKA DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA. Abstrak ANALISIS KONJOIN UNTUK MENILAI PEMBUKAAN PROGRAM STUDI STATISTIKA DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA Asep Rusyana, Nanny Salwa, Muzamil, Jurusan Matematika FMIPA Unsyiah arusyana@yahoo.com Abstrak Analisis konjoin

Lebih terperinci

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di `BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti layanan bimbingan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Nana Sudjana (2007: 16) menjelaskan bahwa metodologi penelitian mengandung makna yang luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis.

III. METODE PENELITIAN. diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta karakteristik obyek yang diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian (research design) merupakan framework dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian (research design) merupakan framework dari suatu 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian (research design) merupakan framework dari suatu penelitian. Desain penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan serta kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

PENGARUH TES FORMATIF PILIHAN GANDA DAN GAYA BERPIKIR SISWA TERHADAP HASIL KUIS STATISTIKA

PENGARUH TES FORMATIF PILIHAN GANDA DAN GAYA BERPIKIR SISWA TERHADAP HASIL KUIS STATISTIKA Pengaruh Tes Formatif Pilihan PENGARUH TES FORMATIF PILIHAN GANDA DAN GAYA BERPIKIR SISWA TERHADAP HASIL KUIS STATISTIKA Diana S.Mandar E-mail: suzanad23@yahoo.com Penulis Diana S. Mandar adalah staf pengajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMPN Kota Cimahi - Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Lebih terperinci