PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, irariefaulia@gmail.com 2 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, atriayunita37@gmail.com Abtrak:Pembelajaran matematika elama ini dipandang ebgai alat yang iap pakai. Pandangan ini mendorong ikap guru berikap cenderung memberi tahu konep dan cara menggunakanya. Penelitian iin bertujuan untuk mendekripikan penerapan model pembelajran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala.Jeni penelitian ini adalah penelitian dekriptif kualitatif dan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.penelitian ini dilakanaakan di SMP Negeri 1 Kuala.Waktu penelitian dilakanakan pada emeter 1 pada bulan September-November tahun ajaran 2017/2018 di SMP Negeri 1 Kuala.Subjek dalam penelitian ini adalah iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala.Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdirri dari lembar oal te dan lembar angket.teknik analii data menggunakan analii kualitatif. Hail penelitian menunjukan bahwa dapat meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa, ini terlihat dari oal pretetdan pottet yang diberikan oleh peneliti dengan rata-rata kela ebelum diberi tindakan menggunakan model pembelajaran PACE yaitu 60,54 meningkat etelah menggunakan model pembelajaran PACE yaitu 80,208 dengan eliih rata-rata 19,668.Hal ini diperkuat dengan hail angket iwa mengenai tentang pembelajaran PACE dimana pembelajaran menggunakaan penerapan model pembelajaran PACE tidak membuat iwa boan karena modelpembelajaran PACE lebih menarik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah, iwa meraa enang dengan model pembelajaran PACE pada materi geometri. Kata kunci : Penerapan PACE, Pembuktian Matematika, Geometri. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proe pembentukan diri dan penentuan diri ecara eti euai hati nurani. Sedangkan pendidikan adalah egala euatu beramaan dengan pertumbuhan, pendidikan itu endiri tidak punya akhir dibaliknya. Pembelajaran di ekolah-ekolah turut andil dalam pencapaian mencerdakan kehidupan banga. Matematika merupakan pengetahuan univeral yang mendaari perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai diiplin ilmu. Demikian pula matematika dengan hakikatnya ebagai uatu kegiatan manuia melalui proe yang aktif, dinami, dan generatif, erta ebagai pengetahuan yang tertruktur, mengembangkan ikap berpikir kriti, objektif, dan terbuka menjadi angat penting untuk dimiliki peerta 27

2 didik dalam menghadapi perkembangan IPTEK yang teru berkembang. Fungi matematika endiri menurut kurikulum 2013 adalah ebagai media atau arana peerta didik dalam mencapai kompeteni. Model pembelajaran yang mendorong iwa aktif dalam proe pembelajaran adalah modelpembelajaran PACE. Model yang diharapkan agar iwa mampu menemukan dan memahami konep atau prinip matematika. Seperti pemikiran di ata maka pengajaran di dalam kela juga memiliki apek yang ama, berdaarkan prinip aling ketergantungan. Setiap iwa mempunyai kemampuan erta cara berfikir endiri dalam menyeleaikan maalah. Pembelajaran PACEdikembangkan untuk memberikan atu cara untuk membuat kela ebagai uatu komunita belajar yang aling menghargai terhadap kemampuan maingmaing iwa.mengajarkan iwa bagaimana pembuktian tidak emudah yang di bayangkan, karena pembuktian berifat individuali. Kemampuan pembuktian angat dibutuhkan karena jika eeorang mampu membuktikan uatu hal maka keyakinannya akan hal terebut menjadi bertambah. Keyakinan itu dapat menjadikan acuan untuk mengembangkan pemikirannya untuk teru mengaitkan dengan konep lain dalam matematika ehingga tercipta uatu dugaan baru. Seeorang yang mampu membuktikan akan menjadi orang yang beruntung karena dapat meyakinkan dirinya pada uatu konep matematika atau geometri khuunya. Dengan kemampuan pembuktian diharapkan eeorang yang belajar geometri mampu memahami ecara utuh dan mendaar tentang ebuah konep dan mampu menjadikan konep terebut untuk acuan menyeleaikan permaalahan geometri yang lainnya. Beberapa keempatan dalam pembelajaran di kela pada materi pembuktian menjadi ebuah peroalan, hal ini diebabkan oleh maalah yang muncul dari obervai yang peneliti lakukan diantara kurang memahami maalah yang diberikan dan kurang mengkontruki ifat-ifat terkait maalah yang diberikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekriikan penerapan model pembelajaran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala. Agar tidak terjadi alah perepi terhadap penafiran judul penelitian ini, maka peneliti mendefiniikan hal-hal ebagai berikut: 1. Model pembelajaran PACE adalah Proyek (Project), Aktivita (Activity), Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercie). Siwa yang diajarkan oleh model PACE jauh lebih terlibat dalam pembelajaran aktif melalui kerja kelompok dan dikui kela. 2. Meningkatkan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, kemampuan, kualita maupun kuantita iwa. Peningkatan juga berarti penambahan keterampilan pembuktian agar kemampuan iwa terhadap pembuktian menjadi lebih baik dan meningkat. 28

3 3. Kemampuan adalah adalah kapaita eorang iwa untuk melakukan tuganya dalam menyeleaikan oal yang diberikan. 4. Pembuktian matematika adalah uatu cara berfikir formal dan logi yang dimulai dengan akioma dan bergerak maju melalui langkah yang logi ampai pada uatu keimpulan. Ada beberapa indikator yang mendukung kemampuan mengkontruki bukti. Pertama, mampu mengidentifikai apa yang menjadi fakta dalam pembuktian geometri. Kedua, mampu membuat konjektur ebagai hipotei dalam pembuktian. Ketiga, mampu menunjukkan aturan ebagai hal yang menjembatani pernyataan dan keimpulan. Keempat, mampu mengidentifikai apa yang menjadi keimpulan dalam pembuktian geometri terebut. Kelima, Mampu mengetahui aturan penarikan keimpulan dari proe pembuktian yang logi. 5. Geometri yang akan dibaha diini adalah udut dan egitiga, materi ini diajarkan di kela VII dengan pembahaan menemukan konep udut, penamaan udut, pengukuran udut, pengukuran bear udut, jeni-jeni udut dan jeni-jeni egitiga. METODE Penelitian ini beruaha memaparkan uatu keadaan ecara itemati ehingga ubjek penelitian menjadi lebih jela. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekriikan penerapan model pembelajaran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena analii data ecara induktif dan berifat dekriptif. Menurut Lexy (2007: 27) penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri: (1) mempunyai latar alami; (2) peneliti ebagai intrumen utama; (3) menggunakan metode kualitatif; (4) analii data ecara induktif; (5) teori dari daar (grounded theory); (6) berifat dekriptif; (7) lebih mementingkan proe daripada hail; (8) adanya bata yang ditentukan oleh foku penelitian; (9) adanya kriteria untuk keabahan data; (10) deain penelitian berifat ementara; dan (11) hail penelitian dirundingkan dan diepakati berama. Jeni penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dekriptif. Penelitian dekriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang penerapan model pembelajaran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala. Penelitian ini dilakanakan di SMP Negeri 1 Kuala Kabupaten Nagan Raya. Waktu penelitian dilakanakan mulai pada tanggal 29 September 05Oktober 2017 tahun ajaran 2017/2018 di SMP Negeri 1 Kuala. Menurut Ana (2010: 17) ubjek penelitian merupakan ubjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah iwa kela kela VII SMP Negeri 1 Kuala yang berjumlah 24 iwa, yang terdiri dari 13 Laki- 29

4 laki dan 11 iwa perempuan. Alaan melakukan penelitian ini untuk mendekriikan tentang penerapan model pembelajaran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala. Penelitian ini dikatakan berhail apabila adanya peningkatan kemampuan pmbuktian iwa tentan udut dan egitiga. Adapun tolak ukur keberhailannya apabila iwa telah menguaai minimal 70% jumlah iwa meraih dari KKM yang ditetapkan. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar oal te, lembar oal te dalam penelitian ini berbentuk eay yang terdiri dari oal pretet dan potet dengan etiap bentuk oal berjumlah 4 oal butir. Pemberian oal pretet ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembuktian matematika iwa pada pada materi geometri, edangkan pemberian oal pottet bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan matematika iwa terhadap materi geometri etelah diterapkan model pembelajaran PACE. Te diambil dari buku pegangan guru matematika kela VII kurikulum 2013 yang dieuaikan dengan model pembelajaran PACE, (2)lembar angket, lembar angket pada penelitian ini untuk mengetahui repon iwa etelah belajar menggunakan model pembelajaran PACE. Adapun pedoman penkoran berupa pilihan angat etuju, etuju, kurang etuju, tidak etuju dan angat tidak etuju.angket dibagikan kepada emua iwa, data dari angket ini digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdaarkan te dalam pembelajaran matematika dan mengenai repon iwaterhadappembelajaranmatematika melalui model pembelajaran PACE. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu nilai iwa dari hail te pada materi geometri. Setelah emua data terkumpul maka didekripikan dan dianalii menggunakan rumu ebagai berikut: 1. Te Pelakanaan te yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu pre-tet dan pot-tet. Pre-tet dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal iwa ebelum diterapkan model pembelajaran PACE dan pot-tet dilakukan etelah proe belajar mengajar dengan model pembelajaran PACE. Untuk mengetahui hail te iwa digunakan rumu ebagai berikut: X n i 1 n X i Sartono (2007) Keterangan : X : Rataan dari uatu data X i : Nilai etiap iwa n : Jumlah iwa : Jumlah 2. Angket Angket pada penelitian ini untuk mengetahui repon iwa etelah belajar menggunakan model pembelajaran PACE. Untuk mengetahui repon iwa digunakan rumu : 30

5 P = F X 100% N Ana (2010: 43) Keterangan: P = Perentae F = Frekueni N = Banyaknya data yang diteliti HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana yang telah penuli uraikan pada bab ebelumya, bahwa pengumpulan data dilakanakan dengan menggunakan lembar oal te dan lembar angket. Sebelum lembar oal te dan lembar angket digunakan ebagai intrumen penelitian divalidai oleh doen ahli ebelum dapat digunakan, etelah revii dalam hal tata penulian dan bahaa yang mudah dipahami oleh iwa. Hail validai intrumen oal te yang telah diperbaiki oleh peneliti dapat dilihat pada Lampiran 2, edangkan hail validai RPP yang telah diperbaiki oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 3. Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PACE erta diakhiri dengan pemberian oal te yang mengukur tingkat kemampuan matematika iwa pada materi geometri an pemberian lembar angket untuk mengetahui repon etelah diterapkan model pembelajaran PACE. Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PACE erta diakhiri dengan pemberian oal te yang mengukur tingkat kemampuan matematika iwa pada materi geometri an pemberian lembar angket untuk mengetahui repon etelah diterapkan model pembelajaran PACE. 1. Hail Te Awal Penelitian ini dilakaanakan di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala.Pada awal pembelajaran peneliti memberikan oal pretet, pemberian oal pretet ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembuktian matematika iwa pada materi geometri. Nilai yang diperoleh dari hail te terhadap 24 orang iwa kela kela VII C SMP Negeri 1 Kuala dengan KKM 70 yang diterapkan dapat dilihat ebagai berikut : Nama Siwa Tabel 1 Hail Te Belajar Siwa Sebelum Tindakan (Pretet) KKM Skor Tiap Nomor Soal Skor Total /Tida k 31

6 Jumlah 1453 Nilai Tertinggi 70 Nilai Terendah 45 Rata-rata Perentae Siwa Yang 87,5% Perentae Siwa Yang 12,5% (umber : Data ini diolah dari data iwa SMP Negeri 1 kuala) Berdaarkan Tabel 1hail te iwadalam penguaaan materi geometri diterapkan model pembelajaran PACE dapat dilihat bahwa nilai tertinggi iwa yang diperoleh iwa 70 dan nilai terendah 45. Dengannilai rata-rata kela adalah 60,54 pada rentang nilai dan ketuntaaan belajar iwa mencapai 12,5% atau ada 15 iwa dari 24 iwa belum tunta belajar dikarenakan iwa tidak mampu membuktikan pembuktian matematika pada materi geometri. Hail te pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa pada materi geometri di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala, pada pertanyaan oal nomor 1 iwa tidak ada yang mampu menjawab oal nomor 1 dengan benar, hanya ada 1 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 20 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti, edangkan 15 iwa dari 24 iwa mampu menjawab dengan bobot kor nilai 15 dari kor nilai 25. Berdaarkan hail te juga diketahui kebanyakan iwa kela VII C, udah memahami dan menyeleaikan oal geometri karena iwa hanya terfoku dengan contoh oal yang diberikan oleh guru. Hail te dapat terlihat bahwa pada materi geometri di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala, pada pertanyaan oal nomor 2 iwa tidak ada yang mampu menjawab oal nomor 2 dengan benar, hanya ada 7 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 20 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti, edangkan 3 orang iwa dari 24 iwa mampu menjawab dengan bobot kor nilai 10 dari kor nilai 25, edangkan pada pertanyaan oal nomor 3 iwa tidak ada yang mampu menjawab oal nomor 3 dengan benar, hanya ada 7 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 20 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti. Hail te dapat terlihat bahwa pada materi geometri di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala, pada pertanyaan oal nomor 4 iwa yang mampu menjawab oal nomor 4 dengan benar, hanya ada 1 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 25 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti, edangkan 1 orang iwa dari 24 iwa mampu menjawab dengan bobot kor nilai 5 dari kor nilai

7 Berdaarkan hail te iwa dapat diimpulkan bahwa ebelum diterapkan model pembelajaran PACE nilai tertinggi 45 dan nilai terendah 70 diperoleh hail belajar dengan ratarata adalah 60, Hail Te Akhir Berdaarkan hail pretet ebelumnya, pada pembelajaran khuunya pembelajaran matematika dengan materi geometri iwa terlalu antuia dan meraa jenuh atau boan dalam mengikuti pemelajaran matematika materi geometri.kurangnya antuia iwa dalam pembelajaran matematika mengakibatkan nilai iwa dalam materi geometri menjadi rendah.peneliti merancang pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan matematika iwa dengan menerapkan model pembelajaran PACE. Pelakaan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran PACE dilakanakan pada bulan September 2017 materi geometri.adapun kegiatan yang dilakanaan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.pada akhir tindakan ini dilakukan evaluai belajar yaitu pemberian oal pottet untuk melihat pembelajaran PACE terhadap pencapaian hail belajar iwa. Nilai yang diperoleh dari hail te terhadap 24 orang iwa kela kela VII C SMP Negeri 1 Kuala dengan KKM 70 yang diterapkan dapat dilihat ebagai berikut : Na ma Si wa Tabel 2. Hail Te Belajar Siwa Setelah Tindakan (Potet) KKM Skor Tiap Nomor Soal Skor Total / Jumlah 1925 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 75 Rata-rata Perentae Siwa Yang 0% Perentae Siwa Yang 100% (umber : Data ini diolah dari data iwa SMP Negeri 1 kuala) 33

8 Berdaarkan hail te pada Tabel 2 dapat di impulkan bahwa etelah diterapkan model pembelajaran PACE nilai tertinggi iwa 85 dan nilai terendah 75. Diperoleh hail belajar iwa dengannilai rata-rata kela adalah 80,208. Hail te terlihat bahwa pada materi geometri di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala, pada pertanyaan oal nomor 1 iwa yang mampu menjawab oal nomor 1 dengan benar, hanya ada 14 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 25 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti, edangkan 4 iwa dari 24 iwa mampu menjawab dengan bobot kor nilai 20 dari kor nilai 25. Berdaarkan hail te juga diketahui kebanyakan iwa kela VII C, udah memahami cara menyeleaikan oal materi geometri. Hail te dapat terlihat bahwa pada materi geometri di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala, pada pertanyaan oal nomor 2 iwa yang mampu menjawab oal nomor 2 dengan benar, hanya ada 8 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 25 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti, edangkan iwa yang mampu menjawab dengan kor nilai 15 dari bobot kor nilai 25 ada 8 orang iwa, edangkan pada pertanyaan oal nomor 3 iwa yang mampu menjawab oal nomor 3 dengan benar, hanya ada 3 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 25 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti. Hail te dapat terlihat bahwa pada materi geometri di kela VII C SMP Negeri 1 Kuala, pada pertanyaan oal nomor 4 iwa yang mampu menjawab oal nomor 4 dengan benar, hanya ada 4 iwa dari 24 dengan bobot kor nilai 25 dari bobot kor nilai 25 yang ditetapkan oleh peneliti, edangkan 5 orang iwa dari 24 iwa mampu menjawab dengan kor nilai 15 dari bobot kor nilai 25, ini dikarenakan iwa tidak mampu menyeleaikan pembuktian matematik pada materi geometri. Berdaarkan Tabel 2 hail te iwadalam penguaaan materi geometri etelah diterapkan model pembelajaran PACE dapat dilihat bahwa nilai tertinggi iwa yang diperoleh iwa 85 dan nilai terendah 75. Dengannilai rata-rata kela adalah 80,208 pada rentang nilai dan ketuntaaan belajar iwa mencapai 100% atau ada 24 iwa dari 24 iwa tunta belajar dikarenakan iwa mampu membuktikan pembuktian matematika pada materi geometri.hal terebut menujukan ecara keeluruhan iwa tunta belajar karena nilai rata-rata ebear 74,1 dan memenuhi KKM yang diterapkan yaitu 70. Hal ini dapat diperkuat dengan hail angket mengenai repon tentang pembelajaran PACE. 3. Hail Angket Melengkapi data mengenai repon terhadap model pembelajaran PACE pada materi item peramaan linear dua variabel peneliti memberi angket repon iwa yang diii oleh 24 orang iwa. Hail angket iwa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran PACE pada materi geometri repon poitif dari iwa. Repon iwa diperoleh dengan menggunakan angket iwa yang diberikan pada akhir pertemuan etelah proe pembelajaran eleai. 34

9 Berdaarkanhail angket dalam penerapan model pembelajaran PACEpada materi geometri mendapat repon poitif dari iwa, dimana pada pertanyaan butir no 1, 3 dan no 4 iwa meraa enang dengan penerapan model pembelajaran PACE pada materi geometri ehingga iwa lebih memotivai iwa dalam mengikuti pembelajaran matematika khuunya materi geometri dan lebih aktif pada aat dikui kelompok dalam menyeleaikan maalah pokok bahaan udut dan egitiga. Sedangkan padapertanyaan butir no 5 pada model pembelajaran PACE iwa angat etuju diterapan karena membuat iwa lebih aktif pada pembelajaran geometri. Hail angket pada pertanyaan butir no 2 dan no 10dimana penerapan model pembelajaran PACE iwa etuju bahwa model pembelajaran PACE mampu menghilangkan raa boan pada aat proe belajar mengajar danmembuat keingintahuan lebih bear pada materi geometri, edangkan hail angket pada pertanyaan butir no 6 dan no 9dimana penerapan model pembelajaran PACE iwa mampu berkerjaama dengan teman-teman pembelajaran dan iwa etuju bila pembelajaran PACE diterapkan pada pembelajaran yang lain. Hail angket pada pertanyaan butir no 13iwa tidak meraa uah konentrai dalam mengikuti pembelajaran geometri bila diterapkan model pembelajaran PACE dengan iwa yang menjawab angat etujada 87,5% dan menjawab etuju ada 12,5% edangkan pada butir pertanyaan 15 iwa etuju apabila diterapkan model pembelajaran PACE dapat meningkatkan kemampuan pembuktian kemampuan matematika iwa dan iwa yang menjawab angat etuju ada 755 edangkan yang menjawab etuju ada 25%. Hail angket pada pertanyaan butir no 16 dan no 24dimanapembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran PACE iwa etuju bahwa model pembelajaran PACE lebih menarik dari pada model pembelajaran ceramah, edangkan pada pertanyaan butir no 18 dan no 20 model pembelajaran PACE membuat iwa mengantuk dalam mengikuti proe pembelajaran matematika materi pokok bahaan udut dan egitiga karena model pembelajaran PACE adalah model pembelajaran yang efektif dan inovatif yang membuat uaana dalam proe pembelajaran antara guru dan iwa menjadi lebih interaktif. Hail angket pada butir pertanyaan no 25 dimanapembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran PACE iwa lebih aktif dikui kelompok menyeleaikan pokok maalah bahaan udut dan egitiga dimana iwa yang menjawab angat etuju ada 91,7% dan 8,3% yang menjawab etuju. Dengan adanya penerapan model pembelajaran PACE kegiatan terebut, para iwa kebih antuia dalam mengikuti pembelajaran matematika.hal ini berdampak pada pemahaman iwa dalam menyeleaikan oal latihan.para iwa lebih memahami materi dan hailnya dapat dilihat dari rata-rata kela yang meningkat. 35

10 Berdaarkan repon iwa terhadap angket yang diberikan kepada iwa VII C SMP Negeri 1 Kuala dalam penerapan model pembelajaran PACE pada materi geometri repon iwa dapat di dapat kelompokan ebagai ebagai berikut : Tabel 3.Hail Angket Siwa N o Alternatif Reponden Frekuen i Preenta e 1 Sangat Setuju 15 62,5% 2 Setuju 7 29,2% 3 Setuju 2 83,3% 4 Sangat 0 0 Setuju Jumlah 24 Siwa 100% Berdaarkan Tabel 3 dapat diketahui hail angket dalam penerapan model pembelajaran PACE pada geometri mendapat repon poitif dari 22 orang iwa dengan perentae ebear 91,7%, edangkan 2 tidak mendapat repon poitif dari iwa dengan perentae 8,3%. 4. Pembahaan VII C Penelitian ini dilakaanakan di kela SMP Negeri 1 Kuala. Pada awal pembelajaran peneliti memberikan oal pretet dimana untuk mengetahui tingkat kemampuan pembuktian matematika iwa, berdaarkan hail pretet ebelumnya, pada pembelajaran khuunya pembelajaran matematika dengan materi geometri iwa terlalu antuia dan meraa jenuh atau boan dalam mengikuti pemelajaran matematika materi geometri. Kurangnya antuia iwa dalam pembelajaran matematika mengakibatkan nilai iwa dalam materi geometri menjadi rendah. Peneliti merancang pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan matematika iwa dengan menerapkan model pembelajaran PACE dan pada akhir tindakan ini dilakukan evaluai belajar yaitu pemberian oal akhir yaitu oal pottet untuk melihat model pembelajaran PACE terhadap pencapaian terhadap kemampuan matematika iwa pada materi geometri. Pengukuran hail belajar iwa dilakukan dengan memberikan oal-oal te ecara individu kepada iwa.adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekripikan penerapan model pembelajaran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala. Berdaarkan hail te yang diberikan dalam penguaaan materi geometri melalui pembelajaran PACE dapat diimpulkan bahwa pada umumnya iwa mnguaai materi geometri dengan baik. Pelakanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PACE mampu meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa, hal ini terlihat dari oal pretet dan pottet yang diberikan oleh peneliti dengan rata-rata kela ebelum diberi tindakan melalui pembelajaran PACE yaitu 60,54 meningkat etelah menggunakan pembelajaran PACE yaitu 80,208 dengan eliih rata-rata kela adalah 19,668. Keberhailan pembelajaran matematika kela VII C SMP Negeri 1 Kuala ditandai dengan 36

11 adanya peningkatan dan perubahan pada etiap iklu, Arori (2009), pembelajaran merupakan uatu proe perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang berangkutan. Dengan adanya pelakanaan pembelajaran yang diberikan oleh guru, artinya guru telah memberikan pengalaman belajar langung kepada etiap iwa. Secara keeluruhan peningkatan pembelajaran matematika tentang materi geometri melalui model pembelajaran PACE pada iwa kela VII C SMP Negeri 1 Kuala telah mencapai titik keberhailan. Dan dapat di lihat dari tabel berikut ini : No Tabel 4.Peningkatan Hail Belajar Siwa Nama Siwa KKM Pretet Pottet Total Rata-rata 60,54 80,208 (Sumber : Data ini diolah dari data iwa SMP Negeri 1 Kuala) Berdaarkan data-data terebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelakanaan model pembelajaran PACE pada iwa kela VII C SMP Negeri 1 Kuala ecara keeluruhan iwa udah tunta belajar karena nilai rata-rata kela ebear 74,1 dan memenuhi KKM 70. Pelakanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PACE mampu meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa, hal ini terlihat oal pretet dan pottet yang diberikan oleh peneliti dengan rata-rata kela ebelum diberi tindakan melalui pembelajaran PACE yaitu 60,54 meningkat etelah menggunakan pembelajaran PACE yaitu 80,208 dengan eliih rata-rata kela adalah 19,668. Hal ini dapat diperkuat dengan hail angket mengenai tentang pembelajaran PACE dimana pembelajaran menggunakaan penerapan model pembelajaran PACE tidak membuat iwa boan karena modelpembelajaran PACE lebih menarik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah, iwa meraa enang dengan model pembelajaran PACE pada materi geometri ehingga iwa lebih memotivai iwa dalam pembelajaran matematika khuunya materi geometri dan lebih aktif pada aat dikui kelompok dalam menyeleaikan maalah pokok bahaan udut dan egitiga erta 37

12 iwa etuju bila diterapkan model pembelajaran PACE pada pokok bahaan udut dan egitiga. Dimana dapat diketahui hail angket dalam penerapan model pembelajaran PACE pada materi geometri mendapat repon poitif dari 22 orang iwa dengan perentae 91,7%, edangkan 2 iwa tidak mendapat repon poitif dari iwa dengan perentae 8,3%. KESIMPULAN Berdaarkan hail penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kuala tentang penerapan model pembelajaran PACE untuk meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa kela VII SMP Negeri 1 Kuala pada materi geometri. Hail angket iwa mengenai tentang pembelajaran PACE dimana pembelajaran menggunakaan penerapan model pembelajaran PACE tidak membuat iwa boan karena modelpembelajaran PACE lebih menarik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah, iwa meraa enang dengan model pembelajaran PACE pada materi geometri ehingga iwa lebih memotivai iwa dalam pembelajaran matematika khuunya materi geometri dan lebih aktif pada aat dikui kelompok dalam menyeleaikan maalah pokok bahaan udut dan egitiga erta iwa etuju bila diterapkan model pembelajaran PACE pada pokok bahaan udut dan egitiga. Dimana dapat diketahui hail angket dalam penerapan model pembelajaran PACE pada materi geometri mendapat repon poitif dari 22 orang iwa dengan perentae 91,7%, edangkan 2 iwa tidak mendapat repon poitif dari iwa dengan perentae 8,3%. Berdaarkan hail te yang diberikan dalam penguaaan materi geometri melalui pembelajaran PACE dapat diimpulkan bahwa pada umumnya iwa menguaai materi geometri dengan baik. Pelakanaan kegiatan pembelajaran menggnakan model pembelajaran PACE mampu meningkatkan kemampuan pembuktian matematika iwa, ini terlihat oal pretet dan pottet yang diberikan oleh peneliti dengan rata-rata kela ebelum indakan menggunakan pembelajaran PACE yaitu 60,54 meningkat etelah menggunakan model pembelajaran PACE yaitu 80,208 dengan eliih rata-rata kela 19,688. DAFTAR RUJUKAN Ana, S. (2010). Pengantar Statitik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Per. Arikunto, S. (2007). Prodedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Akara. Arori, H.(2009). Peningkatan Kompeteni Profeional Guru. Yogyakarta: Multi Pre. Lexy, M. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edii Revii. Bandung : Rodakarya. Sartono, W. (2006). Matematika untuk SMP Program Ilmu Alam.Jakarta: Erlangga. Shoimin.(2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pada

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 146 Anjariyah, Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Jigaw... MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SIFAT JAIZ ALLAH SWT DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA KANZUL

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

Mahutma Gandhi dan Jamilah Dosen UT UPBJJ Banjarmasin ABSTRAK

Mahutma Gandhi dan Jamilah Dosen UT UPBJJ Banjarmasin   ABSTRAK Jurnal Pendidik Kewargegara: Volume, Nomor, Mei 20 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI SD NEGERI

Lebih terperinci

MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR

MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR Sumardyono, M.Pd. Maalah pengepakan (packing) adalah maalah meletakkan objek-objek yang aling beringgungan dengan cara tertentu dan di dalam uatu wadah dengan peifikai tertentu

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN DUA PER

MEMBANDINGKAN DUA PER MEMBANDINGKAN DUA PERLAKUAN Contoh Hail Penelitian Pengaruh fluida rumen terhadap produki bioga Produki bioga kumulatif, ml 3.500 3.000.500.000.500.000 500 MW avg. MR avg. MR avg. MW avg. Apa keimpulan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP 1) Kadir 1), Wahyudin 2), Yaya S. Kuumah 2), dan Jarnawi A. Dahlan 2) Kampu

Lebih terperinci

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar 7 III. METDE PENELITIAN A. Populai Peelitia Populai peelitia ii yaitu eluruh iwa kela MA Negeri Badar Lampug dega ampel kela, pada emeter geap Tahu Pelajara 0/0. B. ampel Peelitia Tekik pegambila ampel

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE SISEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEODE ADDIE Dian Letari Naution 1,Fahrul Rozi Lubi Sekolah inggi eknik Harapan Medan Juruan Sitem Informai Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indoneia dianletarint91@gmail.om Abtrak

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID Sani Cahyadi Firdau, R.Reza El Akbar, Huni Mubarok Teknik Informatika Univerita Siliwangi Taikmalaya Email : ani.cahyadi@tudent.unil.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal SPMB 00 Matematika Daar Kode Soal Doc. Name: SPMB00MATDAS999 Verion : 0- halaman 0. Diketahui egitiga ABC dengan A(,5), B (4,), dan C(6,4). Peramaan gari yang melalui titik A dan tegak luru gari BC adalah.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Pr RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Program dan Kegiatan Indikatif 1. Program Peningkatan Pendidikan Anak Uia Dini, dengan aaran program yaitu:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripi Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pikologi

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) KESUSASTRAAN KOREA

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) KESUSASTRAAN KOREA UNIVERSITAS GADJAH M ADA FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN BAHASA KOREA Jl. Soiohumaniora 1, Bulakumur, Yogyakarta 55281 Buku 1: RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semeter) KESUSASTRAAN KOREA Genap/2

Lebih terperinci

Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional)

Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional) JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Kajian Ketabilan Reliabilita (Kau Skala Sikap dan Kecerdaan Emoional) Bunawir (Lektor Kepala Pada Pendidikan Matematika FKIP Univerita Haluoleo)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA UNTUK KELAS 6 MATERI BANGUN RUANG DI SD NEGERI TLOGOREJO 2 BERBASIS AUGMENTED REALITY ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA UNTUK KELAS 6 MATERI BANGUN RUANG DI SD NEGERI TLOGOREJO 2 BERBASIS AUGMENTED REALITY ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA UNTUK KELAS 6 MATERI BANGUN RUANG DI SD NEGERI TLOGOREJO 2 BERBASIS AUGMENTED REALITY 1 Herri Wijaya, 2 Etika Kartikadarma,M.Kom Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci