METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungi epenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelakanaan ekperimen (Sugiyono, 0: 4). B. Deain Penelitian Deain yang digunakan dalam penelitan ini adalah Non-equivalent control group deign. Dalam deain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok ekperimen (X ) diberi perlakuan model pembelajaran nowball throwing dan kela kontrol (X ) yang tidak diberi perlakuan atau pembelajaran konvenional. Pada deain ini kedua kelompok tidak dipilih ecara random (Sugiyono, 0:6). Bentuk deain penelitian ini tergambar dalam tabel ebagai berikut : Tabel. Deain penelitian Kelompok Pre-tet Perlakuan (treatment) Ekperimen Q X Pot-te Q Kontrol Sumber: Emzir (04:97) Q 3 X Q 4

2 9 Keterangan: Q: Te awal (prete) pada kela ekperimen. Q: Te akhir (pote) pada kela ekperimen. Q3: Te awal (prete) pada kela kontrol. Q4: Te akhir (pote) pada kela kontrol. X: Perlakuan untuk kela ekperimen. X: Perlakuan untuk kela kontrol (Emzir, 04:97). C. Proedur Penelitian Proedur dalam penelitian ini adalah ebagai berikut:. Melakukan urvei ke ekolah untuk mengetahui jumlah iwa dan kela yang dijadikan ubjek penelitian.. Menentukan kela ekperimen dan kela kontrol yang dijadikan ubjek penelitian. 3. Memberi prete pada kedua kelompok kela ebelum diberikan perlakuan. 4. Memberi pote pada kedua kelompok kela etelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran nowball throwing pada kela ekperimen dan metode konvenional pada kela kontrol. 5. Membandingkan prete dengan pote untuk menentukan eberapa bear peningkatan hail belajar melalui variabel beba yang digunakan. 6. Data-data yang diperoleh elanjutnya dianalii tatitik dengan menggunakan uji t dan N-Gain. 7. Menarik keimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

3 30 D. Rancangan Pembelajaran. Tahap Perencanaan a. Menyuun rencana pelaanaan pembelajaran (RPP). b. Membuat oal pre-tet tetang materi lingkungan hidup yang akan diberikan kepada iwa. c. membuat lembar kerja iwa (LKS) tentang materi lingkungan hidup yang akan diberikan pada kela ekperimen. d. Membuat oal pot-tet untuk mengetahui penguaaan iwa terhadap materi yang telah diampaikan.. Tahap Pelakanaan a. Memberikan pre-tet kepada kedua kela yaitu kela ekperimen dan kela kontrol yang akan diberikan perlakuan, b. Diberikan perlakuan pada proedur pelakanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran nowball throwing dikela XI IIS. c. Diberikan perlakuan pada proedur pelakanaan pembelajaran dengan meggunakan pembelajaran konvenional (metode ceramah) dikela XI IIS. d. Memberikan pot-te pada kela ekperimen dan kela kontrol untuk membandingkan nilai yang diperoleh. 3. Tahap Evaluai a. Mengambil nilai hail te ebelum diberikan perlakuan (pre-tet). b. Mengambil nilai hail te etelah diberikan perlakuan (pot-tet). c. Menyimpulkan hail berupa nilai untuk mengetahui perbandingan kela yang diberi perlakuan model pembelajaran dan yang tidak.

4 3 E. Populai Dan Sampel Penelitian. Populai Populai adalah wilayah generaliai yang terdiri ata objek atau ubjek yang mempunyai kualita dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik keimpulannya (Sugiyono, 0: 7). Berdaarkan pendapat terebut maka populai dalam penelitian ini adalah eluruh iwa kela XI IIS SMA N Kota Bumi tahun ajaran 04/05, terdiri dari empat kela yaitu kela XI IIS, XI IIS, XI IIS 3 dan XI IIS 4 yang berjumlah 9 iwa. Tabel 3. Data Jumlah Populai No. Kela Jumlah Siwa. XI IIS 30. XI IIS 9 3. XI IIS XI IIS 4 30 Jumlah 9 Sumber: TU SMA Negeri Kota Bumi tahun ajaran 04/05. Sampel Menurut Suharimi (009 : 7) ampel adalah ebagian atau wakil populai yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (03 : 8) ampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populai terebut. Pengambilan ampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Purpoive Sampling, yaitu cara mengambil ubjek didaarkan ata tujuan tertentu (Suharimi, 00: 83). Sampel dalam penelitian ini diambil kela dari 4 kela iwa kela XI IIS. Sampel yang ditentukan adalah kela XI IIS ebagai kela ekperimen dan kela X IIS ebagai kela kontrol.

5 3 Tabel 4. Sampel kela XI IIS SMA N Kota Bumi Kela Kelompok Jeni Kelamin Jumlah Total Laki-laki Perempuan X IIS Ekperimen X IIS Kontrol 8 9 JUMLAH Sumber: Tata Uaha SMA N Kota Bumi Tahun Pelajaran 04/05 F. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan faktor-faktor yang berperanan dalam peritiwa atau gejala yang akan diteliti (Punaji Setyoari, 0:6). Dalam penelitian ini variabelnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu variabel beba (X) dan variabel terikat (Y).. Variabel Beba Menurut Punaji Setyoari (0:8) variabel beba adalah variabel timulu atau maukan, dilakukan oleh eeorang dalam lingkungannya yang dapat mempengaruhi perilaku hail. Variabel beba dalam penelitian ini adalah model dan metode pembelajaran yaitu kela ekperimen dengan model Snowball Throwing (X ) dan kela kontrol dengan pembelajaran konvenional (X ).. Variabel Terikat Menurut Punaji Setyoari (0:9) variabel terikat adalah variabel yang mempreentaikan hail atau akibat uatu perubahan yang terjadi pada variabel beba. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hail belajar (Y) pada iwa kela XI IIS di SMA N Kota Bumi.

6 33 G. Definii Operaional Variabel Definii operaional variabel adalah uatu bataan yang memiliki ifat memudahkan peneliti untuk melakukan pengamatan (obervai) terhadap data yang dikumpulkan berdaarkan jeni variabel terebut.. Model Pembelajaran Snowball Throwing Pembelajaran Snowball Throwing merupakan alah atu model dari pembelajaran kooperatif, yang membagi murid menjadi beberapa kelompok dimana maingmaing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Model ini digunakan dalam pembelajaran pada kela ekperimen yaitu kela XI IIS, dilakukan elama 3 kali pertemuan dengan membaha materi pelajaran lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan. Pertemuan pertama, guru atau mahaiwa yang melakukan peneliti memberikan te berupa pre-tet kepada iwa ebelum menyampaikan materi lingkungan hidup. Te ini diberikan untuk membandingkan kemampuan awal iwa ebelum diberikan perlakuan model pembelajaran dan etelah diberikan perlakuan. Setelah pre-te guru atau mahaiwa yang melakukan penelitian memberi materi lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan pada iwa di kela ekperimen dengan menggunakan model pembelajaran nowball throwing, dibantu dengan LKS. Ada beberapa tahap yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran ini, pertama guru membentuk iwa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 ampai 6 iwa, etiap kelompok memiliki ketua kelompok. Tahap kedua guru memberi materi pelajaran pada maing-maing ketua

7 34 kelompok, etelah itu ketua kelompok menyampaikan materi kepada anggotanya. Tahap ketiga maing-maing iwa diberi kerta untuk menulikan pertanya yang kemudian dibentuk eperti bola alju. Tahap terakhir iwa aling melemparkan bola alju kepada teman untuk aling menjawab pertanyaan, kegiatan pembelajaran ini berlangung elama tiga kali pertemuan. Selanjutnya pada pertemuan ke tiga guru memberikan te di akhir pertemuan berupa pot-tet yang dimakudkan untuk mengukur eberapa bear perbedaan kemampuan iwa ebelum dan eudah diberikan perlakuan model pembelajaran. Soal pre-tet dan pot-tet yang diberikan pada kela XI IIS ama dengan oal pre-tet dan pottet yang diberikan pada iwa di kela XI IIS, jumlah oal yaitu 0 butir oal.. Pembelajaran Konvenional Pembelajaran konvenional digunakan dalam pembelajaran pada kela kontrol yaitu kela XI IIS yang dilakukan elama 3 kali pertemuan dengan membaha materi lingkungan hidup. Sama eperti pada kela ekperimen dipertemuan pertama guru atau mahaiwa yang melakukan penelitian memberi te berupa pretet kepada iwa. Te ini diberikan untuk membandingkan kemampuan awal iwa pada kela kontrol dan kela ekperimen ebelum diberikan perlakuan model pembelajaran dan etelah diberikan perlakuan. Setelah memberikan prete guru atau mahaiwa menyampaikan materi lingkungan hidup pada iwa di kela kontrol yaitu kela XI IIS dengan metode konvenional elama tiga kali pertemuan. Selanjutnya diawal pertemuan ketiga guru edikit mengula materi yang telah diberikan dua hari ebelumnya. Terakhir guru memberikan te akhir berupa pot-tet pada iwa, untuk mengukur

8 35 perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir iwa yang kemudian dibandingkan juga dengan kela ekperimen. Soal pre-tet dan pot-tet yang diberikan pada kela XI IIS ama dengan oal pre-tet dan pot-tet yang diberikan pada kela XI IIS, jumlah oal yaitu 0 butir oal. 3. Hail belajar Hail belajar adalah kemampuan yang diperoleh iwa etelah melalui kegiatan belajar mengajar, juga merupakan pencapaian dalam penguaaan kompeteni atau materi dari proe belajar mengajar berupa nilai yang dapat diketahui melalui te. Peningkatan hail belajar dalam penelitian ini yaitu meningkatnya kemampuan yang diperoleh iwa melalui proe belajar mengajar. Kemampuan iwa akan dilihat dari hail pot-tet yang dibandingkan dengan pre-tet. Hail belajar iwa dikatakan meningkat apabila nilai pote iwa lebih tinggi dari pada nilai prete. Te yang diberikan pada dua kela memiliki oal yang ama dengan jeni oal pilihan jamak dengan jumlah oal 0 butir oal. Setiap oal benar bernilai 5 dan oal alah bernilai 0, jadi rentang nilai yaitu H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan dalam mengumpulkan data yang akan diolah dan dianalii dan diambil keimpulan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:. Te Te digunakan untuk mendapatkan data mengenai hail belajar iwa pada mata pelajaran geografi. Dalam penilitian ini diberikan dua jeni te pada kela kontrol

9 36 dan kela ekperimen. Prete diberikan pada iwa untuk mengetahui kemampuan awal iwa ebelum diberikan perlakuan. Potet diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir iwa etelah dua kela ekperimen dan kela kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvenional. Te berbentuk pilihan jamak dengan jumlah 0 butir oal, etiap oal benar bernilai 5 dan alah bernilai 0. Tabel 5. Kii-kii Te Standar kompeteni Siwa mampu menganalii pemafaatan dan peletarian lingkungan hidup Kompeteni Daar Materi Pokok C C C3 C4 jumlah Mendekriiika Pemanfaatan 3 7 n pemanfaatan lingkungan lingkungan hidup dan hidup dalam pembangunan kaitannya berkelanjutan dengan Reiko pembangunan lingkungan 3 6 berkelanjutan hidup dalam pembangunan Menganalii Peletarian petarian lingkungan 4 hidup dalam Pembangunan kaitannya berkelanjutan dengan Tindakantindakan pembangunan berkelanjutan peletarian lingkungan hidup lingkungan hidup. Teknik obervai Teknik obervai digunakan untuk memperoleh data kegiatan belajar mengajar di ekolah. Teknik obervai dilakukan untuk membantu teknik dokumentai dan teknik te. 3. Teknik dokumentai Teknik dokumentai adalah peneliti menyelidiki benda-benda tertuli eperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian

10 37 dan ebagainya ( Suharimi, 009:0). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kondii umum SMA N Kota bumi yang meliputi lokai, keadaan guru, keadaan iwa dan lingkungan SMA. I. Uji Peryaratan Intrumen Intrumen pada penelitian ini adalah te berupa pot-tet dan pre-tet yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal dan kemampuan akhir iwa pada kela kontrol dan kela ekperimen yang diberika perlakuan berupa model pembelajaran nowball throwing dan pembelajaran konvenional dengan ceramah. Intrumen dibuat euai dengan kompeteni daar dan indikator, kompeteni daar pada materi lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan. Pengujian peryaratan intrumen dilakukan diluar kela penelitan, yaitu pada kela XI IIS 3 dengan jumlah iwa 9 orang. Pengujian intrumen yang dilakukan dengan menggunakan te adalah uji validita, uji reliabilita, tingkat keukaran oal, dan daya beda.. Uji Validita Validita adalah uatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan atau keahihan uatu intrumen ( Suharimi, 009:60). Te hail belajar ebagai intrumn penelitian dikatakan valid apabila te terebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang eharunya diukur. Soal dikatakan valid apabila oal itu dapat mengkur apa yang hendak diukur. Uji validita oal dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumu korelai product moment. Hail perhitungan validita oal, dari 0 oal terdapat oal

11 38 yang tidak valid yaitu oal nomor 6, dan nomor 0. Soal te untuk validita di nomor 6 memiliki nilai validita 0, dengan interval angat rendah, dan oal nomor 0 nilai validita 0, interval angat rendah. Soal yang tidak valid dapat diebabkan karena butir oal yang diediakan dapat dijawab dengan tepat oleh iwa yang mendapat kor rendah, atau oal tidak dapat dijawab dengan tepat oleh iwa yang mendapat kor tinggi. Soal yang tidak valid terebut haru diganti. Hail perhitungan dapat dilihat di lampiran. Tabel 6. Hail Uji Validita Intrumen No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal. Valid,,3, 4, 5, 7, 8,9,,, 3, 4, 5, 6, 8 7, 8, 9, dan 0.. Tidak valid 6 dan 0. Sumber: Hail Pengolahan Data Penelitian Tahun 05. Uji Reliabilita Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila te terebut menunjukkan hail-hail yang tetap dan mantap. Suharimi (009:86) menyatakan bahwa, reliabilita berhubungan dengan maalah kepercayaan. Suatu te dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika dapat memberikan hail yang tetap dan koniten. Dari konep reliabilita ini diimpulkan bahwa te atau intrumen yang baik yaitu merupakan te atau intrumen yang dapat dengan tetap memberikan data yang euai dengan keadaan yang ebenarnya.

12 39 Tabel 7. Kriteria Interpretai Reliabilita Nilai Interpretai 0,80 < r,00 Sangat tinggi 0,60 < r 0,80 Tinggi 0,40 < r 0,60 Cukup 0,0 < r 0,40 Rendah 0,00 < r 0,0 Sangat rendah Sumber: (Suharimi, 009:75). Uji reliabilita item oal dilakukan dengan rumu Spearman Brown. Hail perhitungan uji reliabilita untuk oal te adalah 0,76. Menurut kriteria korelai reliabelita, hail terebut menunjukan oal te memiliki reliabelita yang tinggi. Perhitungan reliabilita oal te dapat dilihat pada lampiran. 3. Uji daya beda oal Menurut Arikunto (009:) daya beda oal adalah kemampuan oal untuk membedakan antara iwa yang berkemampuan tinggi dengan iwa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya beda oal menurut Suharimi (009:3) menggunakan rumu ebagai beikut: D = B J B J Keterangan: D = Daya beda oal B = Jumlah kelompok ata yang menjawab benar B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar J = Jumlah kelompok ata J = Jumlah kelompok bawah

13 40 Tabel 8. Klaifikai Daya Beda Soal No. Daya Beda Klaifikai. 0,00-0,0 Jelek. 0,0-0,40 Cukup 3. 0,40-0,70 Baik 4. 0,70-,00 Baik Sekali 5. Negatif Tidak Baik Sumber: Suharimi (009:8). Dari perhitungan daya beda pada oal te, oal memiliki daya beda yang jelek, oal daya beda kurang, 7 oal memiliki baya beda yang baik, dan 0 oal memiliki daya beda yang angat baik. Hail perhitungan daya beda oal dapat dilihat pada lampiran Uji taraf keukaran oal Tingkat keukaran oal merupakan bilangan yang menunjukkan ukar dan mudahnya uatu oal. Untuk mengukur tingkat keukaran oal dapat menggunakan rumu ebagai berikut: = Keterangan: P: Indek keukaran B: Banyaknya iwa yang menjawab oal dengan benar JS: Jumlah eluruh iwa peerta tet (Suharimi 009: 08)

14 4 Tabel 9. Kriteria Taraf Keukaran Soal No Indek Keukaran Klaifikai. 0,00-0,30 Sangat mudah. 0, Sedang 3. 0,70 -,00 Sangat ukar Sumber: Suharimi (009: 0). Dari perhitungan taraf keukaran pada 0 butir oal, 8 oal terhitung mudah, 0 oal terhitung edang, dan oal terhitung ukar. Hail perhitungan taraf keukaran oal dapat dilihat pada lampiran 3. J. Teknik Analii Data Analii data merupakan kegiatan etelah data dari eluruh reponden atau umber data lain terkumpul (Sugiyono, 008:07).. Uji Peryaratan Analii a. Uji Normalita Uji normalita dilakukan untuk mengetahui data yang berditribui itu normal atau tidak. Uji normalita itu endiri berfungi untuk melihat bahwa data ampel yang kita ambil atau kita gunakan mengikuti atau mendekati ditribui normal. Kriteria pengujian adalah jika ignifikani (Sig) < 0,05 maka ebaran data berditribui tidak normal, ebaliknya jika ignifikani (Sig) > 0,05 maka ebaran data ampel berditribui normal (Santoa, 0: 9). Perhitungan uji normalita menggunakan program Seri Program Statitik (SPSS 0).

15 4 b. Uji Keamaan Dua Variabel (Homogenita) Uji homogenita dilakukan untuk mengetahui apakah objek penelitian memiliki varian yang keragamannya tidak jauh berbeda. Dalam pengujian homogenita pada penelitian ini dilakukan dengan analii varian atu jalur atau One Way ANOVA, dengan kriteria pengujiannya yaitu jika ignifikani kurang dari 0,05 maka varian kelompok data tidak ama dan jika ignifikani lebih dari 0,05 maka varian kelompok data adalah ama (Duwi Priyatno, 0: 00).. Uji Analii Tabel Analii yang kedua menggunakan analii tabel. Analii tabel digunakan untuk mengetahui pembagian iwa berdaarkan kategori nilai prete dan pote pada maing-maing kela. Tabel analii terdiri dari tabel tunggal dan tabel ilang. Rumu interval yang digunakan untuk menentukan kategori pemanfaatan nilai menurut Soegyarto Mangkuatmodjo (997: 37), yaitu: = Keterangan: NT = nilai tinggi NR = nilai rendah K = kategori/ kela 3. Uji Hipotei a. Uji hipotei pertama Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretet iwa pada kela ekperimen dan kela kontrol.

16 43 Jika dalam kedua kelompok data terditribui normal dan homogen maka tatitik yang digunakan adalah uji-t. Berdaarkan Sudjana (005: 39) Berikut langkahlangkah uji-t. Taraf Signifikani Taraf ignifikani yang digunakan = 5% Statitik Uji t ; x x n n n n n n Keterangan : x x n n = rata-rata ampel kela ekperimen = rata-rata ampel kela kontrol = variani ampel kela ekperimen = variani ampel kela kontrol = ukuran ampel kela ekperimen = ukuran ampel kela kontrol Keputuan Uji Terima H 0 jika < dengan derajat kebe-baan dk = (n + n ) dan peluang ( ). Untuk harga t lainnya H 0 ditolak. b. Uji hipotei kedua Terdapat perbedaan rata-rata nilai pre-tet iwa pada kela ekperimen dan kela kontrol.

17 44 Jika dalam kedua kelompok data terditribui normal dan homogen maka tatitik yang digunakan adalah uji-t. Berdaarkan Sudjana (005: 39) Berikut langkahlangkah uji-t. Taraf Signifikani Taraf ignifikani yang digunakan = 5% Statitik Uji t ; x x n n n n n n dengan : x x n n = rata-rata ampel kela ekperimen = rata-rata ampel kela kontrol = variani ampel kela ekperimen = variani ampel kela kontrol = ukuran ampel kela ekperimen = ukuran ampel kela kontrol Keputuan Uji Terima H 0 jika < dengan derajat kebe-baan dk = (n + n ) dan peluang ( ). Untuk harga t lainnya H 0 ditolak. c. Hipotei ketiga Rumu n-gain adalah ebagai berikut: g = ( ) ( ) ( )

18 45 Dengan S pot = Potet S pre = Pretet S max = Skor makimum pretet dan potet Berikut ini adalah klaifikai n-gain hail belajar iwa pada Tabel 0. Tabel 0. Klaifikai n-gain No Nilai n-gain Keteerangan -,00 g < 0,00 Terjadi penurunan G = 0,00 Tidak terjadi peningkatan 3 0,00 < g < 0,30 Rendah 4 0,30 g < 0,70 Sedang 5 0,70 g,00 Tinggi Sumber : Rotina ( 04).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar 7 III. METDE PENELITIAN A. Populai Peelitia Populai peelitia ii yaitu eluruh iwa kela MA Negeri Badar Lampug dega ampel kela, pada emeter geap Tahu Pelajara 0/0. B. ampel Peelitia Tekik pegambila ampel

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pada

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN DUA PER

MEMBANDINGKAN DUA PER MEMBANDINGKAN DUA PERLAKUAN Contoh Hail Penelitian Pengaruh fluida rumen terhadap produki bioga Produki bioga kumulatif, ml 3.500 3.000.500.000.500.000 500 MW avg. MR avg. MR avg. MW avg. Apa keimpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al Azhar-3

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al Azhar-3 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai da Sampel Peelitia Populai dalam peelitia ii adalah emua iwa kela I IPA SMA Al Azhar-3 Badar Lampug tahu ajara 0/0 yag berjumlah 48 iwa da terebar dalam empat kela.

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP 1) Kadir 1), Wahyudin 2), Yaya S. Kuumah 2), dan Jarnawi A. Dahlan 2) Kampu

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jei da Deai Peelitia. Jei Peelitia Jei peelitia ii adalah peelitia ekperime. Metode peelitia ekperime merupaka metode peelitia yag diguaka utuk mecari treatmet (perlakua)

Lebih terperinci

Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional)

Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional) JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Kajian Ketabilan Reliabilita (Kau Skala Sikap dan Kecerdaan Emoional) Bunawir (Lektor Kepala Pada Pendidikan Matematika FKIP Univerita Haluoleo)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan dua model

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan dua model 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jei Peelitia Tujua peelitia ii yaki membadigka kemampua berpikir kriti dega kemampua berpikir kreatif dega megguaka dua model pembelajara yaitu model pembelajara berbai maalah

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian, yaitu 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian, yaitu seluruh siswa kelas X MA Al Azhar 3 Bandar Lampung pada semester genap tahun

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 146 Anjariyah, Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Jigaw... MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SIFAT JAIZ ALLAH SWT DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI

KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI Forum Statitika dan Komputai, Oktoberl 5, p: 7 4 Vol. No. ISSN : 853-85 KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI Marzuki Juruan

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripi Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pikologi

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental research

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental research BAB III METODE PENELITIAN A. Jei da Deai Peelitia Jei peelitia yag diguaka adalah quai experimetal reearch atau peelitia ekperime emu. Peelitia dilakuka dega cara medekripika keefektifa kelompok ekperime

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2015, hlm. 6), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian komparatif atau eksperimen. Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian komparatif atau eksperimen. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparatif atau eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

STATISTIK FERMI - DIRAC

STATISTIK FERMI - DIRAC STATISTIK ERMI - DIRAC Diuun untuk memenuhi tuga mata kuliah iika Statitik DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII 1. 06101011006 MUHAMMAD URQON. 0610101100 EVELINA ASTRA PATRIOT 3. 06101011037

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci