PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)"

Transkripsi

1 } Halaman PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP Abtrak Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) merupakan program yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kepeloporan pemuda berkaitan dengan dua permaalahan yang ada di mayarakat yaitu pembangunan perdeaaan dan peroalan kemikinan dan juga pemuda berpendidikan dan kemandirian. Dalam pelakanaan program SP-3 tentunya berkaitan dengan bagaimana pengawaan yang dilakukan terhadap efektivita kerja SP-3. Adapun pihak yang diberi kewenangan untuk mengawaai SP-3 adalah Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat. Tujuan penulian artikel ini, yaitu untuk menganalii pengaruh pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat terhadap Efektivita Kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Adapun populai di dalam penelitian ini adalah SP-3 Angkatan XVI, XVII dan XVIII. Berkaitan dengan jumlah populai ebanyak orang, maka teknik pengambilan ampel yang digunakan adalah enu, artinya keeluruhan dari populai di teliti. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalii data digunakan Structural Equation Model (SEM). Hail penelitian menunjukan bahwa pengawaan memiliki pengaruh yang cukup terhadap efektivita kerja SP-3 dimeni yang paling berpengaruh terhadap efektivita kerja, di urutan pertama adalah meaure performance (mengukur kinerja), elanjutnya urutan kedua yang paling berpengaruh adalah compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar), urutan ketiga adalah compare conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) dan dimeni yang paling kecil pengaruhnya terhadap efektivita adalah etablih tandard (menetapkan tandar). Dari hail penelitian diketahui bahwa peran pengawa bagi SP-3 tidak cukup hanya ebata watchdog, melainkan meningkat menjadi konultan yang dapat mendorong pengawaan untuk memberikan nilai tambahnya ecara optimal. Kata Kunci: Pengawaan, Efektivita Kerja Influence of Control By The Technical Team from The Sport and Youth Wet Java Regional Office on The Effectivene of Bachelor' Movement for Rural Development (SP-3) Program Abtract SP-3 program i iued by a government program to promote youth initiative in dealing with two iue that exit in ociety, namely rural development and poverty. In it implementation, it need control for the ake of the program effectivene. The Sport and Youth Wet Java Regional Office got the authority to control the program. The purpoe of thi reearch wa to analyze the influence of control by the Technical Team from the Sport and Youth Wet Java Regional Office on the effectivene of SP-3 program. It employed a quantitative method The population of thi reearch wa the participant of SP-3 Batch XVI, XVII and XVIII. The population wa people. Thi reearch ued cenu ampling meaning that the overall population wa examined. While the method ued to analyze the data wa the Structural Equation Model (SEM). The reult howed that control by the Technical Team from the Sport and Youth Wet Java Regional Office had a coniderable influence on the effectivene of SP-3. The dimenion that mot influenced the SP-3 effectivene of the work were meaure performance, followed by compare performance againt tandard and compare conider corrective action, and the dimenion giving of the leat influence wa etablih tandard. From the Volume XII Nomor 2 Agutu

2 reearch reult, it wa revealed that the officer who controlled the SP-3 program were not only watchdog but alo conultant who drove the control to contribute optimal added value. Keyword: Control, Work Effectivene A. Pendahuluan Keberhailan pembangunan kepemudaan dalam menciptakan Sumber Daya Manuia (SDM) yang berkualita dan memiliki keunggulan daya aing merupakan alah atu kunci untuk membuka peluang demi keberhailan di berbagai ektor pembangunan. Kepeloporan dalam jiwa pemuda menjadi alah atu keberhailan pembangunan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kepeloporan pemuda, pemerintah telah mengerahkan tenaga terdidik di perdeaan melalui program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Program SP-3 ini dimakudkan ebagai upaya menumbuhkan kepeloporan dan ke mandirian para peerta program. Melalui program ini, diharapkan akan dapat memperteguh komitmen para arjana untuk dapat membangun kepemudaan dea dan menjadikan dea ebagai puat untuk melangungkan kehidupan yang lebih baik di maa depan. Komitmen ini penting untuk mengurangi penumpukan SDM berpendidikan tinggi di perkotaan. Terdapat dua permaalahan di tengah mayarakat Indoneia, yaitu: 1. Pembangunan perdeaaan dan peroalan kemikinan 2. Pemuda berpendidikan dan kemandirian Yang menjadi peroalan adalah kedudukan dea elama ini hanyalah ebagai objek dari berbagai pihak untuk melakanakan agendanya maing-maing. Bahkan terkean kedudukan dea dipandang dalam perpektif fiik yaitu ebagai kantor pemerintahan dea yang berfungi untuk memberikan pelayanan dan tuga adminitrai. Relatif edikit melihat atau menempatkan dea ebagai miniatur negara, dimana terdapat hubungan yang dinami antara rakyat dan pemerintah erta paar untuk mewujudkan keejahteraan mayarakat. Simplifikai kedudukan dea terebut merupakan faktor dari terbatanya perhatian dan alokai umber daya yang diberikan pemerintah untuk mengurangi keenjangan dan ketidakadilan. Kendati ecara kuantitatif, cukup banyak aktivita proyek pembangunan, namun 302 kurang menjawab peroalan kemikinan dan pengembangan aet mayarakat. Bahkan ebaliknya umber daya telah diekploitai bagi kepentingan pihak luar. Implikainya dea nyari tidak ada atau kurang memiliki aet (umber daya alam, kelembagaan, zona ekonomi dan umber daya manuia) yang memungkinkan untuk memulai dan mengembangkan kreai dalam menjawab berbagai maalah dan tantangan kehidupan yang angat komplek, terutama dalam mengurangi tekanan kemikinan dan ketidakadilan di antara warga maupun antar wilayah. Salah atu maalah utama yang nampak adalah keterbataan umberdaya manuia yang berkualita baik ebagai perencana maupun ebagai penggerak ataupun pelakana untuk memacu perubahan oialekonomi-politik di tingkat pedeaan. Walaupun elama ini telah ada peronil terdidik yang mendampingi mayarakat, eperti petuga penyuluh lapangan (PPL) baik dari dina/ intani pemerintah maupun LSM, namun keberadaannya eringkali tidak terkait atau berinergi dengan intitui dea dalam kontek perubahan truktural ata maalah keenjangan dan ketidakadilan antara dea dan kota. Untuk itu diharapkan program SP-3 ini dapat menjembatani antara pembangunan perdeaan dan peroalan kemikinan dan pemuda berpendidikan dan kemandirian. Adapun bentuk penugaan SP-3 berifat perorangan, namun mereka akan bekerja ecara tim atau kelompok dalam lingkup dea, antar dea dan kabupaten/kota. Di dalam penugaan terebut para SP-3 haru melakukan 3 (tiga) tuga utama, yaitu: menggerakkan, mendampingi dan melakukan capacity building, erta penciptaan kemandirian. Sedangkan indikator keberhailan para SP-3, diantaranya dapat menyuun rencana uaha ekonomi mayarakat (khuunya pemuda) di perdeaan, terbentuknya minimal 1 (atu) kelembagaan komunita yang fungional dalam mendukung uaha ekonomi mayarakat (pemuda), tumbuh kembangnya uaha-uaha ekonomi produktif oleh mayarakat dan pemuda, baik kelompok (min 2 kelompok) J u r njaul r n a l Volume XII Nomor 2 Agutu 2015

3 maupun perorangan (minimal 10 orang) dalam jangka waktu 1 tahun dan dalam maa kontrak elama 3 tahun minimal 6 kelompok dan 30 orang, adanya dukungan dan keterlibatan minimal 2 (dua) intani terkait terhadap pelakanaan program SP-3, dan terbentuknya minimal 1 (atu) unit uaha ekonomi produktif yang dirinti oleh SP-3 dan mayarakat menjadi uaha mandiri dan berdaya aing. Dalam hal ini, program SP-3 dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ditunjuk Gubernur, antara lain: Dina Pemuda dan Olahraga Provini Jawa Barat. Tuga Dekonentrai yang dierahkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada Dina Pemuda dan Olahraga Provini Jawa Barat dalam kaitannya dengan program SP-3 meliputi epuluh kegiatan yang dilakanakan ecara berurutan, dimulai dari oialiai program ke takeholder provini, rekruitmen peerta, penetapan dea lokai program, eleki bekerjaama dengan puat, pembekalan peerta, penempatan peerta, pembayaran biaya hidup dan biaya-biaya pendukung lainnya, pendampingan tekni di lapangan, penetapan tim tekni SP-3, monitoring dan pengawaan. Adapun foku penelitian ini ialah para Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) Angkatan XVI periode 2006/2009, XVII periode 2007/2010 dan VIII periode 2008/2011 yang telah mengalami perubahan fungi yang tadinya berperan ebagai pendamping, mulai tahun 2006 berperan ebagai pendamping, penggerak dan capacity building. Dari etiap penyelenggaraan program tentu nya tidak akan terlepa dari apek pengawaan yang bertujuan untuk menjamin agar tercapainya tujuan yang ditetapkan organiai. Menurut Harold Koontz dan Cyrill O Donnell dalam Ulbert Silalahi menyatakan bahwa: Controlling i the meauring and correcting of activitie of ubordinate to aure that event conform to plan. (Pengawaan adalah pengukuran dan perbaikan kegiatan-kegiatan bawahan untuk menjamin bahwa kejadian-kejadian euai dengan rencana-rencana). (Silalahi, 2003:175) Dari pengertian terebut dapat diketahui bahwa pengawaan dilakukan agar pekerjaan yang dikerjakan dapat euai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selain itu, bila terdapat kealahan dapat egera dilakukan tindakan perbaikan. Volume XII Nomor 2 Agutu 2015 Kemudian Griffin dalam bukunya Manajemen yang diterjemahkan oleh Gina Gania menjelakan mengenai pengawaan, yaitu: Pengawaan adalah pengaturan aktivitaaktivita organiai agar elemen-elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batabata yang dapat diterima. (Griffin, 2004:162). Berdaarkan definii yang telah di kemukakan oleh para ahli di ata maka dapat impulkan bahwa pengawaan di lakana kan agar emua pekerjaan dapat berjalan euai dengan rencana yang telah ditetapkan ebelumnya. Begitupun dengan penyelenggaraan program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Pengawaan terhadap program SP-3 dilakukan oleh Tim Tekni yang berada di tingkat provini yang bertuga membantu pengelola program dalam perencanaan, pengembangan program, implementai dan pengawaan program. Tim Tekni juga bertuga memberikan dukungan tekni dan adminitratif, bimbingan, pendampingan terhadap SP-3. Adapun tuga tim tekni adalah membantu pengelola program dalam beberapa kegiatan dari mulai penyuun rencana, oialiai program SP-3, bimbingan dan pendampingan penyuun propoal, evaluai dan eleki propoal, melatih calon peerta, pendampingan SP-3 di lapangan, pelapor kegiatan SP-pengawaan dan evaluai kegiatan SP-3 ecara berkala dan inidentil, dan menyuun uulan pengembangan program tahun elanjutnya. Sitem pengawaan program yang digunakan berifat partiipatif yang melibatkan eluruh unur terkait dalam pengelolaan program. Pengawaan program diwujudkan dalam bentuk kegiatan monitoring, koordinai, upervii dan pelaporan. Griffin menjelakan bahwa proe pengawaan memiliki empat langkah fundamental, yakni : 1. Etabih tandard (Menetapkan tandar). 2. Meaure performance (Mengukur kinerja). 3. Compare performance againt tandard (Membandingkan kinerja dengan tandar). 4. Conider corrective action (Menentukan kebutuhan akan tindakan koreki). (Griffin, 2004:167) Namun, dalam perkembangan program SP-3 ini, dari hail obervai awal yang dilakukan penuli pada SP-3 Dina Olahraga dan Pemuda 303

4 Provini Jawa Barat, penuli menemukan adanya beberapa permaalahan yang berkaitan dengan efektivita kerja yang berjalan tidak euai dengan pedoman penyelenggaraan SP-3. Sebelumnya perlu dikemukakan bahwa: Efektivita kerja berarti penyeleaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan, artinya apakah pelakanaan euatu yang dinilai baik atau tidak angat tergantung pada bilamana tuga itu dieleaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melakanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. (Siagian, 1996:151). Dalam hal ini, efektivita kerja yang dilakukan oleh SP-3 berarti berkaitan dengan bagaimana penyeleaian pekerjaan dilihat dari ii ketepatan waktu yang telah ditetapkan, ehingga apakah pelakanaan dari pekerjaan yang dilakukan oleh SP-3 dapat dinilai baik atau tidak angat tergantung bilamana tuga itu dieleaikan dan tidak terutama bagaimana cara melakanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakanaakan programprogram yang dilakukan oleh SP-3. Magdalena mengemukakan beberapa indikai yang berkaitan dengan efektivita kerja, yaitu tepat waktu, tepat aaran, tepat kualita dan tepat kuantita. Adapun peroalan pertama yang berkaitan dengan efektivita kerja yaitu, banyak dari SP-3 yang tidak membuat program-program di dea terkait dengan peningkatan perkekonomian di dea dan kemandirian pemuda dea. Sedangkan di dalam pedoman umum penyelenggaraan program SP-3 dikatakan bahwa aaran dari SP-3 adalah teredianya kegiatan produktif yang meningkatkan mayarakat pedeaan. Selain itu di dalam hail dan capaian program SP-3 dikatakan bahwa SP-3 wajib membentuk minimal 1 (atu) kelembagaan komunita yang fungional dalam mendukung uaha ekonomi mayarakat (pemuda) dan tumbuh kembangnya uaha-uaha ekonomi produktif oleh mayarakat dan pemuda, baik kelompok (minimal 2 kelompok) maupun perorangan (minimal 10 orang) dalam jangka waktu atu tahun minimal 6 (enam) kelompok dan 30 orang. Namun, pada kenyataannya maih ditemukan SP-3 yang ampai aat ini udah terhitung 18 bulan maa kerja belum membuat atu pun kegiatan di lapangan. Peroalan kedua, dalam pelakanaan kerja di lapangan, maih banyak SP-3 yang tidak 304 datang ke dea penempatannya etiap hari kerja. Sedangkan di dalam pedoman umum penyelenggaraan program SP-3 tertuli bahwa para SP-3 berkewajiban melakanakan kegiatan di dea penempatannya dari mulai identifikai permaalahan di dea ampai dengan pelakanaan program yang euai dengan kebutuhan dea, etiap hari pada hari kerja dan berhak mendapatkan libur pada hari libur remi naional dan lokal juga mendapatkan cuti makimal 12 (dua bela) hari dalam atu tahun. Dari hail obervai dapat diketahui bahwa tidak ada atupun dari SP-3 yang datang ke dea etiap hari pada hari kerja euai dengan aturan yang telah dibuat yang termuat dalam pedoman umum penyelenggaraan program SP-3 dan akad kerjaama antara SP-3 dengan Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat bahkan darai tabel terebut dapat terlihat ada beberapa SP-3 yang dalam atu bulan tidak pernah datang ke dea penempatan. Berkaitan dengan penyerahan laporan SP-3 di lapangan, yang mana laporan yang haru dierahkan kepada Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat adalah laporan harian, bulanan, triwulan, emeter, akhir tahun, dan laporan kegiatan yang eharunya dilaporkan etiap bulan pada waktu yang telah ditetapkan tim tekni, namun dalam kenyataannya maih banyak dari peerta SP-3 yang menyerahkan laporan tidak euai pada waktu yang telah ditetapkan. B. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Adapun unit analii dalam penelitian ini adalah Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat dan populai di dalam penelitian ini adalah Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) Angkatan XVI, XVII dan XVIII. Berkaitan dengan jumlah populai ebanyak orang, maka teknik pengambilan ampel yang digunakan adalah enu, artinya keeluruhan dari populai di teliti. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalii data digunakan Structural Equation Model (SEM). Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Statitika untuk penelitian, mengungkapkan bahwa SEM dapat digunakan untuk melihat bear kecilnya pengaruh, baik langung tidak langung, maupun pengaruh total variabel beba (variabel ekogen) terhadap variabel terikat (endogen). Selanjutnya Sugiyono J u r njaul r n a l Volume XII Nomor 2 Agutu 2015

5 juga menyebutkan bahwa SEM dapat dilakukan dua analii ekaligu yaitu, analii pengujian hubungan kaual antar variabel laten (model truktur) dan analii pengujian validita dan realibilita yang didaarkan ata variabel manifet (model pengukuran) (Sugiyono, 2010 :329). C. Hail dan Pembahaan Berikut ini hail jawaban reponden mengenai variabel pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat ebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Jawaban Reponden Mengenai Variabel Pengawaan Dimeni F Menetapkan tandar Mengukur kinerja Membandingkan kinerja dengan tandar Menentukan kebutuhan akan tindakan koreki Jumlah 400 Total Skor Σ Fx % 67.7% 9.4% 11.8% 1.2% 30.0% % 29.9% 22.3% 21.9% 3.6% 27.4% % 34.9% 29.3% 31.5% 0.1% 16.8% % 26.7% 32.6% 32.6% 2.9% 25.8% % 41.3% 22.3% 23.3% 2.1%.0% Nilai Rata-rata 3.04 Sumber: Hail Penelitian, Dilihat dari jawaban reponden terhadap variabel pengawaan yang dilakukan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat menunjukan propori terbear terdapat pada kor 4 (etuju) yaitu ebear 41,34% dengan nilai rata-rata kor 3,04. Berdaarkan akumulai nilai kor terebut dapat dikatakan bahwa variabel pengawaan yang dilakukan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat berada pada kategori cukup baik. Belum optimalnya pengawaan yang dilakukan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat terlihat pada dimeni membandingkan kinerja dengan tandar dengan perentae 16,8%. Adapun hail jawaban reponden mengenai variabel efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Jawaban Reponden Mengenai Variabel Efektivita Kerja Dimeni Menetapkan tandar F Tepat Saaran Tepat Kualita Tepat Kuantita Jumlah 400 Total Skor Σ Fx % 43.5% 27.4% 11.3% 5.0% 23.8% % 35.1% 19.6% 18.1% 7.5% 41.7% % 67.1% 10.6% 1.5% 0.0% 18.2% % 58.1% 31.4% 2.8% 0.0% 16.4% % 46.6% 21.8% 11.0% 4.3%.0% Nilai Rata-rata Skor 3.64 Sumber: Hail Penelitian, Volume XII Nomor 2 Agutu

6 Dilihat dari jawaban reponden terhadap variabel efektivita kerja yang dilakukan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) menunjukan propori terbear terdapat pada kor 4 (etuju) yaitu ebear 46,6% dengan nilai rata-rata kor 3,64. Berdaarkan akumulai nilai kor terebut dapat dikatakan bahwa variabel efektivita kerja yang dilakukan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) berada pada kategori cukup baik. Belum optimalnya efektivita kerja yang dilakukan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) terlihat pada dimeni tepat kuantita. Tabel 3 Model Pengukuran Model Pengukuran Variabel Laten Koefiien Bobot Faktor (Standardized) Standar Error (SE) Nilai t hitung Hail Uji (α = 0,05) R2 Menetapkan tandar 0,80 0,43 6,14 0,64 Mengukur Kinerja Variabel Manifet 0,92 0,30 4,00 0,85 Membandingkan kinerja dengan Pengawaan tandar 0,87 0,20 5,39 0,76 Menentukan kebutuhan akan tindakan koreki 0,86 0,37 5,54 0,74 Tepat Waktu 0,69 0,31 6,54 0,48 Tepat Saaran 0,96 0,41 1,72 t 0,92 Tepat Kualita 0,79 0,15 6,01 0,63 Tepat Kuantita 0,74 0,16 6,36 0,55 Efektifita Kerja Dari tabel di ata menunjukan bahwa hubungan antara dimeni-dimeni terhadap variabel kontruknya, dimana emua dimeni memiliki keterkaitan yang ignifikan terhadap kontruknya kecuali untuk dimeni tepat aaran yang kurang berkaitan ecara ignifikan terhadap variabel efektifita kerja karena memiliki nilai t < 1,96. Adapun dimeni yang paling berpengaruh terhadap efektivita kerja adalah meaure performance (mengukur kinerja), elanjutnya urutan kedua yang paling berpengaruh adalah compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar), urutan ketiga adalah compare conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) dan dimeni yang paling kecil pengaruhnya terhadap efektivita adalah etablih tandard (menetapkan tandar). Tabel 4 Model Struktural Model Pengukuran Variabel Endogen Variabel Ekogen Pengawaan Efektifita Kerja Koefiien Jalur (Standardized) Standar Error (SE) Nilai t hitung Hail Uji (α = 0,05) R2 0,66 0,12 5,53 S 0,43 Dari tabel di ata menunjukan bahwa bearnya koefiien jalur variabel pengawaan terhadap variabel efektifita kerja ebear 0,66 yang mana berdaarkan pedoman pemberian interpretai koefiien korelai, 0,66 berada pada poii edang yakni dengan nilai interval 0,40-0,599. Dengan bearnya pengaruh pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat 306 terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) ebear 43% yang artinya bearnya efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) yang dipengaruhi oleh pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat adalah ebear 43% dan ianya 57% dipengaruhi oleh faktor lain. J u r njaul r n a l Volume XII Nomor 2 Agutu 2015

7 Adapun dari tabel terebut menunjukan bahwa nilai thitung ebear 5,53 lebih bear dari ttabel ebear 1,96. Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak ehingga hipotei bearnya pengaruh pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP3) ditentukan oleh langkah-langkah pengawaan yaitu, etablih tandard (menetapkan tandar), meaure performance (mengukur kinerja), compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar) dan conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) terbukti. Pembahaan hail penelitian ini meliputi pembahaan hubungan dua buah variabel yaitu variabel pengawaan (X) ebagai variabel independen dengan variabel efektivita kerja ebagai variabel dependen (Y). Secara keeluruhan pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat berpengaruh terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan. Hal ini dapat dilihat dari hail pengujian hipotei yang menunjukan bahwa thitung lebih bear dari ttabel yaitu ebear 5,53 dan t tabel ebear 1,96. Hal ini menunjukan bahwa variabel pengawaan (X) yang terdiri dari dimeni-dimeni etablih tandard (menetapkan tandar) (X1), meaure performance (mengukur kinerja) (X2), compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar) (X3) dan conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) (X4) berpengaruh terhadap variabel efektivita kerja (Y) yang terdiri dari tepat waktu (Y1), tepat aaran (Y2), tepat kualita (Y3) dan tepat kuantita (Y4). Selanjutnya melalui analii korelai dapat diketahui keeratan hubungan antara variabel pengawaan (X) dengan variabel efektivita kerja (Y) yang menunjukan tingkat korelai ebear 0,66 yang mana berdaarkan pedoman pemberian interpretai koefiien korelai, 0,66 berada pada poii edang yakni dengan nilai interval 0,40-0,599. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh antara pengawaan kerja oleh Tim Tekni dengan efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) terdapat pengaruh yang cukup (edang). Adapun bila dilihat dari dimeni yang paling berpengaruh terhadap efektivita kerja, Volume XII Nomor 2 Agutu 2015 di urutan pertama adalah meaure performance (mengukur kinerja), elanjutnya urutan kedua yang paling berpengaruh adalah compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar), urutan ketiga adalah conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) dan dimeni yang paling kecil pengaruhnya terhadap efektivita adalah etablih tandard (menetapkan tandar). Untuk mengetahui bearnya pengaruh pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) dari perhitungan analii koefiien determinai menunjukan bahwa bearnya efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) yang dipengaruhi oleh pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat adalah ebear 43% dan ianya 57% dipengaruhi oleh faktor lain. Secara umum dengan adanya hail analii tatitik ebagaimana telah diungkapkan ebelumnya dapat dikatakan teruji bahwa faktor pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat melalui etablih tandard (menetapkan tandar), meaure performance (mengukur kinerja), compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar) dan conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) berpengaruh terhadap faktor efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Hal ini dapat dipahami bahwa pada daarnya ecara naluriah etiap manuia pati akan cenderung untuk melakukan kealahan. Begitupun dengan SP-3 tentunya akan ada kemungkinan untuk melakukan kealahan. Untuk itu dibutuhkan adanya pengawaan agar emua pekerjaan yang dilakukan SP-3 dapat berjalan euai dengan rencana yang telah ditetapkan ebelumnya. Selain itu, melalui pengawaan, dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan dapat mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam pelakanaan program-program yang dilakukan oleh SP-3 ehingga Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat dapat egera mengambil tindakan perbaikan dan dapat mengetahui ampai ejauhmana pelakanaan uatu pekerjaan yang telah 307

8 dieleaikan dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan ebelumnya ehingga pelakanaan pengawaan haru dilakanakan ecara berkeinambungan dengan cara-cara yang tepat dan cermat. Namun, pengawaan yang tepat dilakukan kepada SP-3 bukanlah pengawaan internal yang hanya melakukan pemantauan kinerja untuk mendorong pencapaian rencana dan target-target organiai dan hanya berorientai pada maa lampau yang dapat diebut dengan itilah watchdog. Dalam perkembangan elanjutnya, peran pengawa di dalamnya meningkat menjadi expert atau konultan yang dapat mendorong pengawaan untuk memberikan nilai tambahnya ecara optimal. Dalam hal ini, pengawa haru mampu mematikan bahwa aran-arannya dapat dilakanakan dengan baik yang akhirnya dapat menjamin kualita dari hal-hal yang diawainya, yaitu Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan. Selain itu, kehadiran pengawa akan bermakna apabila perannya dapat mencapai tujuan pengawaan eperti yang dikemukakan oleh Huaini Uman, yaitu: 1) pihak yang diawai meraa terbantu ehingga dapat mencapai vii dan mii ecara efektif dan efiien, 2) menciptakan iklim keterbukaan, kejujuran, partiipai dan akuntabilita, 3) menimbulkan iklim aling percaya di dalam dan di luar lingkungan operai organiai, 4) meningkatkan akuntabilita organiai, 5) meningkatkan kelancaran operai organiai, 6) mendorong terwujudya pemerintahan dan peruahaan yang berih dan berwibawa. (Uman, 2006: 402). Oleh ebab itu, pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat yang berifat konultai angatlah penting untuk dilakanakan dan berpengaruh terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3), karena pengawaan ini dapat menjamin tercapainya tujuan dari Program SP-3, ebagaimana yang dikemukakan oleh Siagian bahwa: Pengawaan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, dilakanakan berdaarkan trategi daar organiai yang telah dirumukan dan ditetapkan erta dirinci menjadi program dan rencana kerja. (Siagian,1996:170). Dengan adanya pengawaan yang baik oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan 308 pemuda Provini Jawa Barat tentunya akan mempengaruhi efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Dengan adanya pengawaan etiap pekerjaan yang dilakukan oleh SP-3 dapat berjalan dengan efektif euai dengan rencana yang telah ditetapkan ebelumnya. Karena dengan adanya pengawaan dapat meminimaliir atau mencegah egala penyimpanganpenyimpangan yang terjadi, ehingga pekerjaan dapat dilakukan euai proedur yang berlaku dan pencapaian tujuan dari program-program yang dilakukan oleh SP-3 dapat tercapai euai dengan yang telah ditetapkan D. Simpulan dan REKOMENDASI 1. Simpulan Berdaarkan hail penelitian dan pem bahaan maka dapat diimpulkan bahwa pengawaan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat memiliki pengaruh yang cukup terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Hal ini berarti dimeni etablih tandard (menetapkan tandar), meaure performance (mengukur kinerja), compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar) dan conider corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) berperan terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Namun, pengawaan yang dilakukan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat maih berorientai pada maa lampau yang dapat diebut dengan itilah watchdog. Sedangkan bagi Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) peran pengawa tidak cukup hanya ebata watchdog, melainkan meningkat menjadi konultan yang dapat mendorong pengawaan untuk memberikan nilai tambahnya ecara optimal. Berdaarkan hail penelitian yang telah diuraikan, diantara keempat dimeni pengawaan yang diteliti, dimeni yang paling berpengaruh terhadap efektivita kerja, di urutan pertama adalah meaure performance (mengukur kinerja), elanjutnya urutan kedua yang paling berpengaruh adalah compare performance againt tandard (membandingkan kinerja dengan tandar), urutan ketiga adalah compare conider J u r njaul r n a l Volume XII Nomor 2 Agutu 2015

9 corrective action (menentukan kebutuhan akan tindakan koreki) dan dimeni yang paling kecil pengaruhnya terhadap efektivita adalah etablih tandard (menetapkan tandar). 2. namun bukan berarti proe pengawaan tidak dilakukan ama ekali di ini haru ada jadwal yang jela dalam proe pengawaan. Selain itu, pengawaan dari egi laporan aja tidak cukup tetapi haru dilakukan pengamatan ecara langung ke dea penempatan SP-3 yang deanya dapat dipilih ecara random dan objektif. Hail dari laporan terhadap program-program yang dilakukan di dea penempatan SP-3 pun ebaiknya dibandingkan dengan tandar dan vii, mii, tujuan dan aaran dari program SP-3 itu apakah udah euai atau belum, jangan ampai laporan yang dibuat hanya menjadi yarat adminitrai bagi para SP-3. Rekomendai Berdaarkan impulan yang telah dipaparkan ebelumnya, penuli mencoba memberikan beberapa aran berupa aran teoriti dan prakti yang diharapkan dapat menjadi maukan atau kontribui bagi Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat, Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) dan bagi penelitian elanjutnya, yaitu ebagai berikut: a. Saran Teoriti Selain pengawaan terbukti di dalam hail penelitian ini maih terdapat variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Penelitian-penelitian elanjutnya perlu dilakukan untuk mencari tahu variabel lainnya yang dapat mempengaruhi efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3). Penelitian-penelitian elanjutnya juga perlu dilakukan untuk melihat apakah efektivita kerja Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) haru ditunjang dengan penguatan pengawaan alah atunya dengan meningkatkan peran pengawa di dalamnya meningkat menjadi expert atau konultan yang dapat mendorong pengawaan untuk memberikan nilai tambahnya ecara optimal. Hal ini diperlukan ebagai langkah untuk mencari konep-konep baru tentang pengawaan dan juga efektivita kerja. 1) Berkaitan dengan proe pengawaan yang dilakukan oleh Tim Tekni Dina Olahraga dan Pemuda Provini Jawa Barat, hendaknya dibuat tandar pengawaan yang jela dalam mengawai Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdeaan (SP-3) yang diturunkan dari vii dan mii tujuan dan aaran program SP-3. Sehingga dalam proe pengawaannya tidak hanya melihat dari tandar vii dan mii namun diturunkan ke dalam tandar pengawaan yang operaional agar lebih mempermudah proe pengawaan. Selain itu, pengawaan yang dilakukan kepada SP-3 tidak perlu dilakukan teru meneru, Volume XII Nomor 2 Agutu ) Berkaitan dengan efektivita kerja yang dilakukan oleh Sarjana Penggerak Pem bangunan di Perdeaan (SP-3), hendaknya dalam program-program yang dibuat dan yang dijalankan berama mayarakat khuunya pemuda betul-betul tepat kepada aaran yaitu kepada pemuda yang beraal dari keluarga mikin. Selain itu, lembaga komunita fungional dalam mendukung uaha ekonomi mayarakat (pemuda) ebaiknya di lakukan untuk jangka waktu yang panjang ecara berkeinambungan ehingga akan terbentuk kemandirian dari mayarakat khuunya para pemuda dan juga akan mempermudah ake bagi mayarakat dan SP-3 untuk mendapatkan dukungan dari intani-intani yang terkait dengan program-program yang dilakanakan SP3. Refereni: Koontz, Harold, C. O Donnell. & H. Weinrich Management, Seventh Edition. Japan: McGraw-Hill, Inc. Robbin, Stephen P Perilaku Organiai. Terjemahan Benyamin Molan. Jakarta: Indek. Royidi, Eko Organiai dan Manajemen. Bandung: Alumni. Sedarmayanti Manajemen Sumber Daya Manuia dan Produktivita Kerja. Bandung: Mandar Maju 309

10 Siagian, Sondang P Kerangka Daar Ilmu Adminitrai. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sujamto Apek-apek Pengawaan Indoneia. Jakarta: Sinar Grafika. Silalahi, Ulbert Pengantar Daar-daar Ilmu Adminitrai. Bandung: Mandar Maju. Sudjana Metode Statitika. Bandung: Tarito. Steer, Richard M Efektivita Organiai, Terjemahan Magdalena Djamin. Jakarta: Erlangga. Terry, George R Aa-aa Manajemen. Terjemahan Winardi, Bandung: Alumni. Stooner, Jame A.F, et.al Manajemen Jilid 2. Terjemahan Alexander Sindoro. Jakarta: Indek Gramedia Group. Sugiyono Metode Penelitian Adminitrai. Bandung: CV. Alfabeta. 310 di Uman, Huaini Manajemen, Teori, Praktik dan Riet Pendidikan. Jakarta: Bumi Akara. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan Structural Equation Modeling. Jakarta: Salemba Infotek. J u r njaul r n a l Volume XII Nomor 2 Agutu 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS

KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT TESIS Diuun Dalam angka Memenuhi Salah Satu Peryaratan Program Magiter Teknik Sipil Oleh UMMI CHASANAH NIM LA9 MAGISTE

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA KANZUL

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pada

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 146 Anjariyah, Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Jigaw... MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SIFAT JAIZ ALLAH SWT DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA Aceng Badrujaman Jurnal Kontruki Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamu No. 1 Jayaraga Garut 44151

Lebih terperinci

SASARAN KESELAMATAN PASIEN KEPALA UPTD PUSKESMAS KEBOAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KEBOAN NOMOR: TENTANG. Menimbang : a.

SASARAN KESELAMATAN PASIEN KEPALA UPTD PUSKESMAS KEBOAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KEBOAN NOMOR: TENTANG. Menimbang : a. PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEBOAN Jl. Pendidikan No. 20 Keboan, Kecamatan Nguikan Kabupaten Jombang. Kode Po 61486 Telp.(0321) 888361 Email pukemakeboan@yahoo.com KEPUTUSAN

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID Sani Cahyadi Firdau, R.Reza El Akbar, Huni Mubarok Teknik Informatika Univerita Siliwangi Taikmalaya Email : ani.cahyadi@tudent.unil.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor

Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor Pengendalian Tenaga Kerja Dengan enggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor (orker Controlling Uing Queuing Theory at PT. BANK NISP Tbk. CABANG KESATUAN BOGOR) Oleh/By Suparman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci