ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI
|
|
- Suryadi Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya Tlogoma 246 Malang ABSTRAKS: Saat kendaraan memauki tikungan, berangur-angur mendapatkan gaya centrifugal mulai dari nol hingga makimum dan elanjutnya kembali ke nol pada aat jalan luru kembali. Salah atu bentuk tikungan agar gaya centrifugal terebut dapat berkurang yaitu bentuk tikungan Spiral-Spiraldimana udut deflainya relatif bear dan ecara geometriterdiri dari dua lengkung peralihan yang cocok untuk tikungan tajam.kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemilihan tikungan jalan raya berbentuk Spiral-Spiral erta bagaimana penurunan formulainya dengan bataan hanya menganaliatruktur pada tikungan jalan raya di bidang datar. Penuli menggunakan pendekatan tudi literatur dalam menganalia permaalahan yang diungkapkan. Berdaarkan dari pembahaannya dalam memodelkan dan pemilihan tipe tikungan jalan raya, apabila tikungan jalan raya telah dideain dan didapatkan L c (panjang lengkung circle) kurang dari 25 meter ebaiknya digunakan tikungan tipe Spiral-Spiral. Dari keta tikungan tipe Spiral-Spiral diederhanakan lagiehingga didapat atu bagian Spiral aja.bagian Spiral terebut dianalia dengan pendekatan geometri ehingga didapat 6 (enam) formuladigunakandalam perhitungan dan deain tikungan Spiral-Spiral. Kata Kunci: Tikungan; Spiral-Spiral; Geometri 1. PENDAHULUAN Peryaratan geometrik jalan merupakan alah atu dari peryaratan-peryaratan dalam kontruki pembuatan jalan, hal ini berguna untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan kelancaran pengguna jalan. Geometrik jalan merupakan bekal awal untuk mendalami dan memahami pengertian daar dari uatu bentukan kontruki jalan raya. Kemudian baru didekati dengan pendekatan truktur, yang lebih mengarah kepada bentuk fiik dan kekuatan kontruki jalan, yang memerlukan penelaahan perencanaan yang lebih matang dan akurat, Alamyah [1], Saodang [6]. Salah atu komponen geometrik dalam perencanaan truktur jalan raya adalah lengkung peralihan yaitu lengkung pada tikungan yang digunakan untuk mengadakan peralihan dari bagian jalan yang luru ke bagian jalan yang mempunyai jari-jari lengkung dengan kemiringan tikungan tertentu atau ebaliknya, Saodang [6]. Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
2 Pada aat kendaraan memauki tikungan, ecara berangur-angur kendaraan terebut akan mendapatkan gaya entrifugal (gaya yang mendorong kendaraan kearah radial keluar dari jalur jalan) mulai dari nol hingga makimum dan elanjutnya kembali ke nol pada aat jalan luru kembali. Untuk meminimalkan gaya entrifugal ini, maka dalam mendeain bentuk tikungan terdapat tiga jeni tikungan yang bia digunakan dalam pelakanaannya, yaitu Full Circle, Spiral-Circle-Spiral, dan Full Spiral (Spiral-Spiral), Saodang, [6]. Salah atu bentuk tikungan agar gaya entrifugal terebut dapat berkurang yaitu bentuk tikungan Spiral-Spiral. Tipe tikungan ini cocok untuk tipe tikungan-tikungan yang tajam dimana udut deflai yang digunakan relatif bear dan ecara geometri terdiri dari dua lengkung peralihan, Alamyah [1]. Dalam ilmu teknik ipil elalu digunakan rumu-rumu yang udah jadi, tanpa memperhitungkan proe terjadinya. Untuk menghitung egala euatunya praktii teknik ipil hanya bergantung pada tabel-tabel kontruki. Guna mengetahui proe terjadinya rumu terebut, dalam tulian ini akan dianalia bagaimana kriteria pemilihan tikungan jalan raya berbentuk Spiral-Spiralerta penurunan formulai ecara Geometri. Untuk menghindari kealahpahaman dan penyimpangan arah dalam tulian ini, penuli membuat bataan permaalahan hanya pada bagaimana pemodelan tikungan yang bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah penurunan formulainya, dan hanya menganilaa truktur pada tikungan jalan raya berbentuk Spiral-Spiral di bidang datar. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam pembahaan ini menggunakan tudi keputakaan, dimana bahan dan umber kajian pada penulian ini, penuli mendapatkan materi dan informai dari beberapa karya tuli yang dimuat dalam buku atau umber lain yang relevan. Dalam pembahaan ini penuli mempelajari materi atau bahan yang telah terkumpul, yaitu tentang elemen dan deain geometrik jalan raya (khuunya keta tikungan jalan raya berbentuk Spiral-Spiral) kemudian menuangkannya kembali dalam bentuk karya tuli. Pengujian hail pembahaan dalam penulian ini adalah dengan cara mengkomunikaikan atau mendikuikan hail pembahaan dengan para pakar matematika dan tekniki ipil. 3. PEMBAHASAN Dalam matematika piral adalah uatu kurva dengan perubahan derajat kelengkungan kontinu, dimana radiu piral di etiap titiknya berbanding terbalik dengan panjangnya.spiral yang digunakan dalam tikungan jeni Spiral-Spiral adalah jeni Spiral Euler, karena jeni Spiral ini memiliki derajat kelengkungan piral yang bertambah bear Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
3 ecara teratur. Dalam aplikainya derajat kelengkungan ini berimplikai pada berkurangnya kecepatan ecara teratur (uniform) dari nol di dimana R= ampai derajat dari buur lingkaran di, Meyer [4]. Spiral Euler merupakan kurva yang banyak digunakan dalam berbagai bidang, dalam pengetahuan murni atau terapan, penggunaannya dalam urvei linta jalur melibatkan bagian-bagian piral yang memiliki arti grafik yang jela. Kemudahan penyeuaian piral Euler pada penggunaan prakti terlihat pada bentuk yang ama dengan jejak kendaraan ketika beralih dari jalan luru ke tikungan berbentuk lingkaran dan ebaliknya, Saodang [6].Berdaarkan Undang-undang Republik Indoneia No.38 tahun 2004, yang dimakud jalan adalah praarana tranportai darat yang meliputi egala bagian jalan, termauk bagian pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu linta. Perencanaan geometrik jalan haru memperhatikan beberapa kriteria ebagai pertimbangan dalam mengoptimalkan perencanaan jalan, berdaarkan Direktorat Jenderal Bina Marga[2]adalah kendaraan rencana, atuan mobil penumpang, volume lalu linta harian rata-rata dan kecepatan Rencana (Vr). Dalam deain geometrik jalan raya terdapat dua bagian penting yang haru diperhatikan, yaitu deain alinyemen horiontal dan deain alinyemen vertikal. Deain alinyemen horizontal berkaitan dengan tikungan pada jalan raya, edangkan deain alinyemen vertikal berkaitan dengan tanjakan dan turunan pada jalan raya. Kedua alinyemen terebut aling berhubungan atu dengan yang lain, ebab jalan yang dideain merupakan komponen tiga dimeni yang merupakan kombinai dari komponen horiontal dan komponen vertical, Mannering [5]. Alinyemen horiontal terdiri dari gari-gari luru (tangent) yang dihubungkan dengan gari-gari lengkung (curve), Sukirman [8]. Gari-gari lengkung terebut dapat terdiri dari lengkung lingkaran (circle/circular curve) ditambah dengan lengkung piral (tranition curve), lengkung lingkaran aja ataupun lengkung piral aja Pada aat kendaraan memauki tikungan, ecara berangur-angur mendapatkan gaya centrifugal (gaya yang mendorong kendaraan kearah radial keluar dari jalur jalan) mulai dari nol hingga makimum dan elanjutnya kembali ke nol pada aat jalan luru kembali. Bearnya gaya yang menimbulkan dorongan keamping ini menentukan bentuk lintaan kendaraan yang berpengaruh pada perencanaan tikungan. Oleh ebab itu, agar kendaraan yang melinta pada tikungan tidak menyimpang dari lajurnya dibuatkanlah lengkung yang merupakan peralihan dari R= ke R=R c, yang diebut lengkung peralihan. Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
4 Gambar 1. Sketa tikungan tiga dimeni(sumber:direktorat Jenderal Bina Marga[2]) Sketa dari gambar diata ebagaimana yang terdapat dalam Hendarin [3] adalah ebagai berikut: T PI x c Y c E SC CS K PC PT TS R R ST P O Gambar 2. Sketa tikungan Jalan Bentuk tikungan dalam gambar diata, merupakan jeni tikungan yang cukup Ideal yaitu Spiral-Circle-Spiral dimana tikungan ini mampu menetraliir gaya centrifugal ecara perlahan ebelum mauk ke jalan yang luru kembali dan memberikan jarak pandang yang cukup kepada pengemudi pada aat memauki tikungan. Hal ini ditunjang karena pada tipe tikungan terebut mempunyai dua buah lengkung tikungan yaitu lengkung peralihan (piral) dan lengkung circle, Alamyah, [1]. Tidak emua hail urvei linta jalur (kondii alam) dapat didekati dengan tipe tikungan Spiral-Circel-Spiral. Menurut Mannering [5] apabila urvey linta jalur udah Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
5 dilakukan terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan tipe tikungan. Seperti yang terlihat dalam diagram dibawah ini Spiral-Circle-Spiral tidak tidak Ya Ya Ya Full Spiral Full Circle Full Circle Spiral-Circle-Spiral Gambar 3. Skema Pemilihan Tipe Tikungan Jalan Raya Apabila tikungan jalan raya telah dideain dan ternyata didapatkan (panjang lengkung circle) kurang dari 25 meter maka ebaiknya digunakan tikungan tipe Spiral-Spiral, dimana bentuk tikungan ini adalah lengkung yang tidak memiliki buur lingkaran (circle), ehingga berimpit dengan titik. Sehingga berakibat pada (bear udut bagiancircle) dan panjang, Saodang [6]. Tikungan tipe Spiral-Spiral merupakan tikungan dimana lengkung peralihannya dipaang pada bagian awal yaitu pada bagian ujung dan di titik balik pada lengkungan untuk menjamin perubahan yang tidak mendadak pada jari-jari tikungan, uperelevai dan pelebaran jalan. Menurut Sukriman [7] lengkung horizontal berbentuk Spiral-Spiral adalah lengkung tanpa buur lingkaran ehingga titik SC berimpit dengan titik CS. Panjang buur lingkaran L c = 1 0, dan. 2 Bentuk keta tikung Spiral-Spiral dalam Saodang [6] adalah ebagai berikut Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
6 T PI x c Y c E SC=CS K PC PT TS R R ST P O Gambar 4. Sketa Tikungan Jalan Raya Berbentuk Spiral-Spiral Keterangan: : Spiral : Tangen R P k TS ST L : Jari-jari lengkung : Bear udut piral : Pergeeran tangen terhadap piral : Abi dari PC pada gari tangen piral : Titik perubahan dari jalan : Titik perubahan dari piral curve ke jalan yang luru : Panjang lengkung perlihan (dari titik TS ke SC atau CS ke ST) Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
7 SC Xc Yc T PI : Titik dari piral ke lingkaran : Abi titik SC pada gari tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak luru lengkung peralihan) : Ordinat titik SC pada gari tegak luru gari tangen, jarak tegak luru ke titik SC pada lengkung. : Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST : Titik perpotongan : Total Sudut tikungan Parameter yang digunakan dalam perhitungan dan deain tikungan Spiral-Spiral adalah : Parameter Y c 1. Y c (Ordinat titik SC pada gari tegak luru gari tangent, jarak tegak luru ke titik SC pada lengkung) 2. X c (Abi titik SC pada gari tangent, jarak titik TS ke SC) 3. p (pergeeran tangent terhadap piral) 4. k (abi dari PC pada gari tangent piral) 5. T (Panjang tangent dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST) 6. E (Jarak PI ke buur lingkaran) (Alamyah,2001) Menurut Meyer [4]bila ditinjau ecara geometrik tikungan berbentuk Spiral-Spiral merupakan gabungan dari dua buah kurva piral, maka gambar diata perlu diadakan penyederhanaan, A T.S. J a x y p dx d dl dy d X 0 SC r R Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
8 O Gambar 5. Koordinat Spiral Gambar diata merupakan piral dari gambar 4 dimana d merupakan ebarang titik dengan udut, radiu r dan panjang Ad = 1. Dengan menggunakan differenial, maka Tetapi, dari hukum piral menyatakan bahwa, r : R L : l atau Jadi : Dengan mengintegralkan kedua rua, maka diperoleh (1) Selanjutnya (angat kecil) Jadi; Dengan mengintegralkan kedua rua, maka diperoleh Peramaan (2) akan mencapai makimum untuk y = Y c dan l = L, maka (2) Sehingga didapat formula untuk menghitung Y c (Ordinat titik SC pada gari tegak luru gari tangent, jarak tegak luru ke titik SC pada lengkung) adalah: 2 L Yc 6R Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
9 ISBN : Parameter Xc Untuk menganalii parameter Xc, maih menggunakan bantuan gambar 5, Dalam formula trigonometri terdapat, maka,, Dengan menubtituikan nilai yang terdapat pada peramaan (2), ehingga didapat, Dengan mengintegraikan kedua rua, maka diperoleh (3) Peramaan (3) akan mencapai makimum untuk x = Xcdan l = L, Sehingga didapat formula untuk menghitung Xc (Abi titik SC pada gari tangent, jarak titik TS ke SC) adalah: Parameter p (pergeeran tangent terhadap Spiral) Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
10 Untuk menganalii parameter, gambar 5 perlu penyederhanaan eperti pada gambar dibawah ini eperti yang terdapat dalam Shahani [7]: T X k A X k PI(E) T.S p Y c S E D B(S.C) R c S C Gambar 6. Sketa Pergeeran tangent terhadap Spiral Dari egitiga BCD diperoleh ehingga, Sehingga didapat formula untuk menghitung nilai p (pergeeran Tangen terhadap Spiral) adalah: Parameter k (abi dari PC pada gari tangent Spiral) Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
11 ISBN : Untuk menganalia parameter k tetap menggunakan gambar 6 yaitu dengan menganalia egitiga BCD, dimana Sehingga karena, maka didapatkan Sehingga didapat formula untuk menghitung nilai k (abi di PC pada gari tangent piral) adalah: Parameter T(Panjang Tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST) Untuk menganalia parameter T maih menggunakan gambar 4 yaitu dengan menganalia egitiga EAC, dimana Karena nilai jari-jari Spiral pada titik dan nilai merupakan jari-jari terbear, maka, maka didapat Sehingga didapat formula untuk menghitung nilai k (abi di PC pada gari tangent piral) adalah: Parameter E(Jarak PI ke buur lingkaran) Untuk menganalia parameter T maih menggunakan gambar 6, yaitu dengan menganalia egitiga EAC, dimana Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
12 Sehingga diperoleh dan nilai Karena nilai jari-jari Spiral pada titik merupakan jari-jari terbear, maka, maka 4. SIMPULAN Berdaarkan analii dan pembahaan diata, maka dalam pemilihan tipe tikungan jalan raya, apabila tikungan jalan raya telah dideain didapatkan L c (panjang lengkung circle) kurang dari 25 meter maka digunakan tikungan tipe Spiral-Spiral. Langkah-langkah penurunan formulai adalah keta tikungan tipe Spiral-Spiral perlu diederhanakan lagi ehingga didapat atu bagian Spiral aja.bagian Spiral terebut dianalia dengan pendekatan Geometri melalui penyederhanaan kema ehingga didapat enam formula yang digunakan dalam perhitungan deain tikungan jeni Spiral Spiral yaitu; Y c (Ordinat titik SC pada gari tegak luru gari tangent, jarak tegak luru ke titik SC pada lengkung), X c (Abi titik SC pada gari tangent, jarak titik TS ke SC), p (pergeeran tangent terhadap piral), k (abi dari PC pada gari tangent piral), T (Panjang tangent dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST), E (Jarak PI ke buur lingkaran) Berdaarkan uraian keimpulan analia terebut di ata, maka di bawah ini diampaikan beberapa aran yang dapat dipertimbangkan untuk perbaikan analia lebih lanjut yaitu perlunya penambahan variable perancangan tikungan pada medan, mialkan dengan menambahkan variable kemiringan (uperelevai) tertentu, dan mencari perubahan antar variable jika alah atu variable yang digunakan dihubungkan dengan kecepatan rencana dan atau lebar jalan. DAFTAR PUSTAKA [1] Alamyah, A.A Rekayaa Jalan raya. Malang: UMM Pre Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
13 [2] Departemen Pekerjaan Umum Buku Tata cara Perencanaan Geometrik jalan Antar KotaNo. 038/TBM/1997. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. [3] Hendarin, Shirley L Perencanaan Teknik jalan raya. Bandung: Poltek Negeri Bandung Pre [4] Meyer, Carl F Survai dan Perencanaan Linta Jalur Terjemahan, Route Surveying and Deign. Jakarta: Erlangga [5] Mannering, Fred L., dan Walter P. Kilareki Principle of Highway Engineering and Traffic Analyi, John Wiley & Son. [6] Saodang, Hamirhan Kontruki jalan Raya (Geometrik Jalan). Bandung: Nova [7] Shahani, PB Road Technique (InMetric Sytem). Nai Sarak Delhi: Khanna Publiher [8] Sukirman, S Daar Daar Pencanaan Geometrik Jalan. Bandung: Nova Proiding Seminar Naional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA Aceng Badrujaman Jurnal Kontruki Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamu No. 1 Jayaraga Garut 44151
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciEVALUASI TIKUNGAN PADA STA DI RUAS JALAN SIMPANG LAGO SEKIJANG MATI
Jurnal Teknik Sipil Siklu, Vl., N., Oktber 016 EVALUASI TIKUNGAN PADA STA 40+100 DI RUAS JALAN SIMPANG LAGO SEKIJANG MATI Hendri Rahmat Prgram Studi Teknik Sipil Univerita Lanang Kuning Jalan Y Sudar Km.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Geometrik Jalan Raya Geometrik merupakan membangun badan jalan raya diatas permukaan tanah baik secara vertikal maupun horizontal dengan asumsi bahwa permukaan tanah
Lebih terperinciKata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya
Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?
Lebih terperinciAnalisis Tegangan dan Regangan
Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lebar Jalan Rel Lebar jalan rel adalah jarak minimum kedua ii kepala rel yang diukur pada 0-14 mm dibawah permukaan terata rel. Berdaarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
Lebih terperinciPENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR
Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB XV PEMBIASAN CAHAYA
243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.
Lebih terperinciEVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Bayu Chandra Fambella, Roro Sulaksitaningrum, M. Zainul Arifin, Hendi Bowoputro Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN
ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN Ahmadi : 1213023 (1) Bambang Edison, S.Pd, MT (2) Anton Ariyanto, M.Eng (2) (1)Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pasir
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK
ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK EDI SUSANTO 1), RONNY DURROTUN NASIHIEN 2) 1). Mahasiswa Teknik Sipil, 2) Dosen Pembimbing Universitas
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
4//013 ivil Engineering Diploma Program Vocational chool Gajah Maa Univerity Nuryamu Hiayat, Ph.D. Alinemen horiontal/trae jalan merupakan proyeki umbu jalan paa biang horiontal Alinemen horiontal teriri
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK
ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciNina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar
Lebih terperinciI Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*
12 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 2, No. 1 : 12-21, Maret 2015 ANALISIS KELANDAIAN MELINTANG SEBAGAI ELEMEN GEOMETRIK PADA BEBERAPA TIKUNGAN RUAS JALAN MATARAM-LEMBAR Analysis Superelevation on Alignment
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG
PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciKONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com
Lebih terperinciMENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI
Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,
Lebih terperinciModul 3 Akuisisi data gravitasi
Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN
BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan
Lebih terperinciSET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.
MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan 3.1.1 Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan Menurut Bina Marga (1997), fungsi jalan terdiri dari : a. jalan arteri : jalan yang melayani angkutan utama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka
1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak
Lebih terperinciPERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP: 0721079 Pembimbing: Dr. Budi Hartanto S., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC
PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC Eduardi Prahara Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan
Lebih terperinciW = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar
Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak
Lebih terperinciKajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua
Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan
Lebih terperinciSPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal
SPMB 00 Matematika Daar Kode Soal Doc. Name: SPMB00MATDAS999 Verion : 0- halaman 0. Diketahui egitiga ABC dengan A(,5), B (4,), dan C(6,4). Peramaan gari yang melalui titik A dan tegak luru gari BC adalah.
Lebih terperinciPROGRAM VISUALISASI ALINYEMEN JALAN SECARA TIGA DIMENSI BERDASARKAN PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL DAN ALINYEMEN VERTIKAL.
1 PROGRAM VISUALISASI ALINYEMEN JALAN SECARA TIGA DIMENSI BERDASARKAN PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL DAN ALINYEMEN VERTIKAL Rudy Setiawan, ST., MT. Liliana, ST. A. Arif Dwi N. Staf Pengajar Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )
MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan
Lebih terperinciBab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan
Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan
Lebih terperinciTeam Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon
Lebih terperinciPENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI
PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 50) Lengkung Geometrik PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL MAGISTER TEKNIK JALAN RAYA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN Lengkung busur lingkaran sederhana (full circle)
Lebih terperinciLentur Pada Balok Persegi
Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok
Lebih terperinciBAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa Superelevasi pada tikungan Jalan Adi Sucipto, segmen Unkris Undana. STA 0+000 sampai STA 0+850, sepanjang ± 850 meter maka dapat disimpulkan bahwa
Lebih terperinciPEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari
PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta
Lebih terperinciPembentukan Ring Bersih Menggunakan Lokalisasi Ore. Construction of Clean Ring using Ore Localization
Jurnal Matematika & Sain, April 4, Vol. 9 Nomor Pembentukan Ring Berih Menggunakan Lokaliai Ore Abtrak Uha Inaini dan Indah Emilia Wijayanti ) Juruan Matematika, Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Geometrik Jalan Raya 2. Jumlah SKS : 2 sks 3. Semester : 4 4. Sifat Mata Kuliah : Wajib 5. Prasyarat : Tidak ada 6. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata kuliah
Lebih terperinciBola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi
Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGATAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Halaman Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACK vi KATA PENGATAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR
Lebih terperinciEVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta
EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta 2+223.92 Sta 3+391.88) JURNAL PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik
Lebih terperinciHADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juni 2015 Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong Berdasarkan Transportation
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)
BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. a. Dimulai dengan tinjauan pustaka yang berguna sebagai bahan dari penelitian.
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Adapun rencana bagan alir pada proses penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dimulai dengan tinjauan pustaka yang berguna sebagai bahan dari penelitian. b.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
4 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 UMUM Studi pustaka memuat uraian tentang informasi yang relevan dengan masalah yang dibahas. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR
ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya
Lebih terperinciTopi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini.
2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan lua ii Menghitung lua ii Menyatakan volume Menghitung volume prima. Kata Kunci: Kerucut Lua ii Kerucut Selimut Volume Tinggi P Lua Sii Kerucut ernahkah kamu
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinciMASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR
MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR Sumardyono, M.Pd. Maalah pengepakan (packing) adalah maalah meletakkan objek-objek yang aling beringgungan dengan cara tertentu dan di dalam uatu wadah dengan peifikai tertentu
Lebih terperinciMotor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham
Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor
Lebih terperinciTEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik
TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan
Lebih terperinci3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH
Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang
Lebih terperinciPerancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur
Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam uatu truktur bangunan beton bertulang khuunya pada kolom akan terjadi momen lentur dan gaya akial yang bekerja ecara berama ama. Momen - momen ini yang diakibatkan
Lebih terperinci