Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan
|
|
- Adi Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN DAS Citarum terletak di Propini Jawa Barat, Indoneia. Dengan ketiga waduk kakadenya yaitu Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur, DAS Citarum mempunyai peranan yang angat trategi karena mampu memberikan paokan air bagi berbagai kebutuhan di daerah hilir. Aliran Sungai Citarum menjadi umber paokan bagi kebutuhan air irigai, kebutuhan air baku bagi Peruahaan Daerah Air Minum (PDAM) di beberapa kabupaten di Jawa Barat dan DKI Jakarta erta untuk kawaan indutri yang berada di wilayah Kota Jakarta dan ekitarnya. Selain memberikan paokan air untuk berbagai kebutuhan di daerah hilir, aliran Sungai Citarum juga dimanfaatkan untuk Pembangkit Litrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu menghailkan energi litrik rata-rata ebear juta KWh per tahun. Untuk mengantiipai dan mengatai kondii defiit air aat muim kemarau di ketiga waduk terebut, para pengelola waduk DAS Citarum, yaitu Perum Jaa Tirta II (Waduk Jatiluhur) PLTA Cirata (Waduk Cirata) dan PLTA Saguling (Waduk Saguling) kerap kali meminta jaa UPT Hujan Buatan BPPT untuk melakukan kegiatan modifikai cuaca guna meningkatkan curah hujan di DAS Citarum. Terhitung ejak tahun 1980 hingga ekarang kegiatan modifikai cuaca di DAS Citarum udah dilakukan lebih dari 20 kali, baik untuk tujuan riet maupun operaional pelayanan. Sepanjang ejarah kegiatan modifikai cuaca yang udah dilakukan oleh UPT Hujan Buatan BPPT, hail kegiatan umumnya elalu dievaluai berdaarkan pendekatan aliran yang mauk ke dalam waduk (inflow) yang dihailkan elama periode pelakanaan kegiatan. Selama bertahuntahun, pola evaluai eperti ini yang diepakati oleh UPT Hujan Buatan BPPT elaku penyedia jaa dengan para pengguna jaanya. Bruintje (1999) menyebutkan bahwa evaluai hail kegiatan modifikai dapat dilakukan dalam dua metode pendekatan, yaitu ecara tatitik dan ecara fiik. Salah atu evaluai hail kegiatan modifikai ecara tatitik dengan menggunakan data curah hujan adalah penelitian yang dilakukan oleh Morion etal (2009) untuk erangkaian kegiatan modifikai cuaca yang dilakukan di Tamania. 1 Peneliti pada UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Indoneia Gedung 1 BPPT Lantai 19, Jalan MH. Thamrin No. 8, Jakarta - Indoneia Paper ini mencoba untuk membuat perhitungan penambahan curah hujan elama periode pelakanaan kegiatan modifikai cuaca di DAS Citarum ebagai bentuk lain dari udut pandang evaluai hail kegiatan modifikai cuaca dengan menggunakan pendekatan tatitik. DAS Citarum dipilih ebagai lokai tudi berkaitan dengan jumlah frekueni kegiatan modifikai cuaca di daerah terebut yang relatif banyak dan keterediaan data hitori yang relatif lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lain di Indoneia yang juga pernah dilakukan kegiatan modifikai cuaca. Data curah hujan hitori yang terkumpul ebagai bahan penyuunan paper ini hanya teredia untuk daerah di ebelah barat DAS Citarum. Berdaarkan alaan terebut, paper ini hanya melakukan analii penambahan curah hujan hail kegiatan modifikai cuaca untuk periode kegiatan yang arah upwind-nya beraal dari arah baratan. DAS Ciadea dan Cimandiri di wilayah Sukabumi yang berada di ebelah barat daerah taget DAS Citarum ditentukan ebagai daerah kontrol tentatif (Gambar 1). Gambar 1. Peta 3 Dimeni Lokai DAS Citarum (Target) dan DAS Ciadea-Cimandiri di Wilayah Sukabumi (Kontrol) Daerah kontrol merupakan uatu wilayah yang digunakan ebagai pembanding dalam memperkirakan peningkatan curah hujan di 1
2 daerah target. Suatu wilayah dapat ditetapkan ebagai daerah kontrol, bila memenuhi peryaratan ebagai berikut : (1) berdekatan dengan daerah target; (2) berada di daerah up wind, (3) mempunyai tipe klimat yang ama dengan daerah target, (4) mempunyai tingkat korelai (r) curah hujan yang tinggi dengan daerah target dan (5) diharapkan tidak terkontaminai oleh penyemaian awan. 2. METODE DAN ANALISA 2.1. Analii Prevailing Wind Dari ejumlah catatan kegiatan modifikai yang pernah dilakukan di DAS Citarum ejak tahun , dilakukan analii prevailing wind untuk mengetahui aal upply maa udara yang mauk ke daerah target. Hail analii prevailing wind menunjukkan bahwa umumnya upply maa udara aat kegiatan beraal dari arah baratan dan timuran. Pola angin di DAS Citarum ecara temporal, elama bulan Deember hingga Maret adalah periode angin baratan, dan elanjutnya berubah menjadi angin timuran elama bulan April hingga November. Salah atu contoh hail analii prevailing wind aat kegiatan modifikai cuaca (Maret 1988) diajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Hail analii prevailing wind bulan Maret, Uji Normalita, Homogenita dan Koniteni Data Curah Hujan Untuk mematikan apakah wilayah Sukabumi udah tepat dipilih ebagai daerah kontrol, dilakukan analii data curah hujan untuk melihat kemiripan pola curah hujannya dengan daerah target. Analii kemiripan pola curah hujan dilakukan dengan melakukan uji normalita, uji homogenita dan uji koniteni terhadap data curah hujan di daerah kontrol dan daerah target. Panjang data curah hujan hitori yang dianalii adalah 25 tahun, periode tahun Data curah hujan di daerah target dikumpulkan dari 11 lokai taiun hujan di dalam DAS Citarum (Bandung, Chincona, Cicalengka, Cililin, Ciparay, Ciondari, Montaya, Paeh, Saguling DAM, Sukawana dan Ujung Berung), edangkan untuk daerah kontrol dikumpulkan dari 12 lokai taiun hujan di wilayah Sukabumi (Sukabumi, Salabintana, Batu Karut, Sukamaju, Geger Bitung, Cicurug, Pelabuhan Ratu, Ciboda, Cicatih, Cimandiri, Ciletuh dan PTP Goalpara). Uji normalita dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya uatu ditribui data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji tatitik yang akan digunakan. Dalam uji parametrik untuk analii korelai menyaratkan bahwa data haru berditribui normal. Kenormalan data diketahui melalui ebaran data yang merata dietiap nilai. Metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah Metode Kolgomorov-Smirnov. Dalam hal ini pengujian normalita data dengan menggunakan taraf α = 5%. Hail uji normalita data curah hujan di daerah target dan daerah kontrol memberikan nilai p=0,200 (>0,05), ehingga dapat diimpulkan bahwa data beraal dari populai yang berditribui normal. Pengujian homogenita adalah pengujian mengenai ama tidaknya variani-variani dua buah ditribui atau lebih. Uji homogenita dimakudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data ampel beraal dari populai yang memiliki variani yang ama. Dari Hail pengujian diperoleh nilai ignifikani ebear 0,986 (>0,05), ehingga dapat diimpulkan eluruh data curah hujan yang digunakan dalam penelitian adalah homogen. Uji korelai dimakudkan untuk mengetahui adanya keeratan hubungan antara data ampel yang tekumpul pada kelompok daerah target dan daerah kontrol. Apabila dari maing-maing kelompok data mempunyai korelai yang kuat, maka data yang terkumpul dapat dipercaya validitanya dan reliabilitanya (data koniten). Hail uji korelai data memberikan nilai koefiien korelai antara CH DAS Citarum dengan daerah kontrol di ekitarnya ebear 0,915 ; artinya terdapat korelai poitif yang angat kuat diantara hubungan data yang terkumpul pada daerah kontrol dan daerah target. Hail uji korelai pada taraf α=1% menunjukan bahwa nilai ignifikani kurang dari 0,01, ehingga dapat diimpulkan bahwa kedua kelompok data terebut berkorelai angat ignifikan Analii Kemiripan Pola Curah Hujan Pada aat membandingkan data curah hujan daerah target dan kontrol ecara time erie, 2
3 untuk bulan-bulan pada tahun tertentu dimana ada kegiatan modifikai cuaca di DAS Citarum dihilangkan agar tidak terjadi bia dengan nilai pertambahan curah hujan yang terjadi di daerah target. Intenita curah hujan bulanan di daerah target dan kontrol periode tahun diperlihatkan dalam bentuk grafik pada Gambar 3. Dari Gambar 3 terlihat bahwa kondii curah hujan antara kedua daerah terebut mempunyai kemiripan dilihat dari pola fluktuatifnya dan ecara umum intenita curah hujan di daerah kontrol lebih tinggi dibandingkan daerah target. Gambar 5. Pola Curah Hujan Hitori Tahunan di Daerah Target (T) dan Daerah Kontrol (K) 2.4. Evaluai Penambahan Curah Hujan Hail Kegiatan Modifikai Cuaca Gambar 3. Curah Hujan Hitori Bulanan Daerah Target (T) dan Daerah Kontrol (K) Tahun Kemiripan curah hujan di daerah target dan kontrol dibuktikan dengan analii catter, eperti tergambar pada Gambar 4. Berdaarkan hail analii, perbandingan curah hujan daerah target dan kontrol mempunyai nilai tandar deviai ebear 133,69 dengan tingkat korelai 0,77. Nilai penambahan curah hujan hail modifikai cuaca di DAS Citarum yang dihitung dalam paper ini merupakan rerata hail perhitungan dari 6 event kegiatan yang teredia data curah hujan hariannya elama periode kegiatan berlangung, yaitu periode kegiatan (1) 1-21 Maret 1988; (2) 1-24 Maret 1989; (3) 25 Maret - 23 April 1995; (4) 17 Pebruari 18 Maret 1998; (5) 12 Maret 10 April 2001; dan (6) 14 Pebruari 15 Maret Evaluai penambahan curah hujan di daerah target dihitung dengan menggunakan 3 metode, yaitu (1) Metode Target Only, (2) Metode Target Kontrol, dan (3) Metode Double Ratio Metode Target Only Gambar 4. Scattergram Curah Hujan Daerah Target (T) dan Daerah Kontrol (K) Secara viual, kemiripan pola curah hujan di daerah kontrol dan target emakin jela terlihat dari pola hitori tahunannya (Gambar 5). Fluktuai curah hujan dari bulan ke bulan di kedua daerah terebut terlihat jela mempunyai pola yang angat mirip dan imetri. Metode Target Only dihitung dengan menggunakan data rerata hitori ebagai daar informai perbandingan. Pengaruh penyemaian dan bearnya penambahan curah hujan dihitung dengan cara membandingkan curah hujan elang waktu tertentu di daerah target pada periode penyemaian dengan curah hujan hitori pada elang waktu yang ama di daerah target terebut. Perhitungan penambahan curah hujan menurut metode ini dihitung berdaarkan peramaan berikut : CHa CH R x100%...(1) CH Dimana, R = Tingkat pertambahan hujan (%) CH a = Jumlah curah hujan aktual di daerah target (mm) CH = Rerata curah hujan hitori di daerah target (mm) 3
4 Hail perhitungan penambahan curah hujan dengan metode Target Only teraji dalam Tabel 1. Dengan metode ini, dari kegiatan modifikai cuaca tahun 1988, 1989 dan 2011 tidak tampak memberikan hail penambahan curah hujan. Rerata nilai penambahan curah hujan hail kegiatan modifikai cuaca dari keenam perhitungan dengan menggunakan metode Target Only memberikan nilai ebear 11,4 %. Tabel 1. Hail Perhitungan Penambahan Curah Hujan di DAS Citarum Dengan Metode Target Only Metode Target Kontrol Dalam metode ini bearnya curah hujan pendugaan di daerah target aat ada penyemaian awan diperkirakan dari analia regrei dengan menggunakan data curah hujan hitori di daerah kontrol ebagai variabel beba dan data curah hujan hitori di daerah target untuk elang waktu yang ama. Curah hujan aktual elama elang waktu yang telah ditentukan diperoleh melalui pengukuran langung. Curah hujan aktual ini merupakan curah hujan yang dipengaruhi oleh penyemaian awan. Berikut peramaannya : CHa CH R x100%...(2) CH Dimana, R = Tingkat pertambahan hujan (%) CH a = Curah hujan aktual di daerah target (mm) CH = Curah hujan dugaan di daerah target yang diperoleh dari peramaan regrei (mm) Hail perhitungan penambahan curah hujan dengan metode Target Kontrol teraji dalam Tabel 2. Dari metode ini, tidak terhitung adanya penambahan curah hujan elama periode kegiatan penyemaian awan Metode Double Ratio Analii double ratio adalah analii yang membandingkan antara raio jumlah curah hujan daerah target terhadap daerah kontrol pada periode penyemaian awan, dengan raio jumlah curah hujan daerah target terhadap kontrol pada periode tanpa penyemaian awan. Pendekatan dengan data hitori dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan data hitori normal ( ) dan data hitori yang ditratifikai. Nilai double ratio dihitung dengan peramaan ebagai berikut : T/ C R Tu / Cu...(3) Dimana, R = Nilai " Double Ratio" (T/C) = Perbandingan antara curah hujan aktual di daerah target pada elang waktu penyemaian awan, dengan curah hujan daerah kontrol pada elang waktu yang ama. (T/C)u = Perbandingan curah hujan di daerah target dan kontrol pada elang waktu tidak ada penyemaian awan. Peningkatan curah hujan akibat penyemaian dapat dihitung dengan peramaan ebagai berikut : R % = (DR - 1) x 100 %...(4) Hail perhitungan penambahan curah hujan dengan metode Double Ratio teraji dalam Tabel 3. Dengan metode ini, dari kegiatan modifikai cuaca tahun 1989 dan 2011 tidak tampak memberikan hail penambahan curah hujan. Rerata nilai penambahan curah hujan hail kegiatan modifikai cuaca dari keenam perhitungan dengan menggunakan metode Double Ratio memberikan nilai ebear 85,0 %. Tabel 3. Hail Perhitungan Penambahan Curah Hujan di DAS Citarum Dengan Metode Double Ratio Tabel 2. Hail Perhitungan Penambahan Curah Hujan di DAS Citarum Dengan Metode Target Kontrol 3. PENUTUP Nilai penambahan curah hujan kegiatan modifikai cuaca di DAS Citarum dari hail penelitian ini diraakan oleh Penuli maih belum memberikan nilai ecara komprehenif, karena untuk daerah kontrol di ebelah timur belum 4
5 diertakan dalam analii karena belum teredia datanya. Oleh karena itu, penelitian ini maih akan dilanjutkan dengan melakukan perhitungan yang ama dengan menggunakan daerah kontrol di ebelah timur DAS Citarum. Satu fenomena menarik didapat dari hail penelitian ini, yaitu diketahui bahwa kondii curah hujan di daerah Sukabumi ecara tahunan elalu lebih tinggi dibandingkan DAS Citarum, tidak terpengaruh arah pola angin ecara muiman. Kiranya fenomena ini dapat menjadi uatu topik penelitian baru yang bia ditujukan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan fenomena yang demikian. 4. REFERENSI Roeloef T. Bruintje A Review of Cloud Seeding Experiment to Enhance Precipitation and Some New Propect. Bulletin of the American Meteorological Society. Vol. 80, No. 5, May Anthony E. Morrion, Steven T. Siem, And Michael J. Manton On the Analyi of a Cloud Seeding Dataet over Tamania. Journal Of Applied Meteorology And Climatology, Volume 48, June UPT Hujan Buatan BPPT Laporan Kegiatan Penyemaian Awan di DAS Citarum Tahun
6 6
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada
0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro
3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan
Lebih terperinciMA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB
MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo
Lebih terperinciMODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)
MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong
III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out
Lebih terperinciISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED
54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix
Lebih terperinciLampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif
No. Indikator Butir Soal 1. Siwa mampu menetukan bentuk penyajian data Tabel berikut untuk menjawab oal 6-7. Hail penelitian faktor klimatik dan edafik uatu ekoitem adalah ebagai berikut : Tabel 2. Hail
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA
EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)
Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning
Lebih terperinciawalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciMENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI
Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciPenyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008
Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5
Lebih terperinciPENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR
Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN
Lebih terperinciBola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi
Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN
ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Ahmad Syarif Sukri Doen Fakulta Teknik Univerita Haluoleo ABSTRAK Bendung Laeya merupakan alah atu bendung yang dibangun oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka
1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR
ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater
Lebih terperinciPendidikan Sistem Ganda
Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi
Lebih terperinciTeam Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon
Lebih terperinciUsulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo
Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciPENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciNama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :
SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciInterpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi
Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan
Lebih terperinciPENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR
PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,
Lebih terperinciKONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Supriyanto C., Samin, Sunardi
Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN 1411 3481 PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciSimulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L
F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER
PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita
Lebih terperinciPENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI
PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciBAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT
BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan
Lebih terperinciTOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI
TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.
Lebih terperinciBAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI
BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang
Lebih terperinciBab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan
Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan
Lebih terperinciKorelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki
Lebih terperinciBAB XV PEMBIASAN CAHAYA
243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)
STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciPenerapan Strategi Belajar Analogi
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE
Proiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informai Vol., No., Maret e-issn - dan p-issn -X SIMUASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MUTIPE CHANNE SINGE PHASE Jaka Dian Ramadhan *, Fahrul Agu, Indah Fitri
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI
ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya
Lebih terperinciANALISA NUMERIK GERAKAN DAN KEKUATAN KAPAL AKIBAT BEBAN SLAMMING PADA KAPAL PERANG TIPE CORVETTE
ANALISA NUMERIK GERAKAN DAN KEKUATAN KAPAL AKIBAT BEBAN SLAMMING PADA KAPAL PERANG TIPE CORVETTE Teguh Putranto 1, Arie Sulietyono 1,) Juruan Teknik Perkapalan, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Email
Lebih terperinciBAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM
BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan
Lebih terperincisangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL
company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com
Lebih terperinciMonthly Outlook
Monthly Outlook P T. T O P G R O W T H F U T U R E S S a h i d S u d i r m a n C e n t e r, l t 4 0 J l. J e n d. S u d i r m a n k a v. 8 6 J a k a r t a 1 0 2 2 0 021-2 7 8 8 9 3 9 3 Konten dalam Daily
Lebih terperinciDAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI
25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract
Lebih terperinciTRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI
Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa
Lebih terperinciPENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA
BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah
Lebih terperinci