BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
|
|
- Yuliana Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan pergeseran sumbangan sektor-sektor ekonom Bal terhadap pertumbuhan ekonom nasonal. Untuk menunjuk-temukan sektor-sektor yang berkembang d suatu wlayah dbandngkan dengan perkembangan ekonom nasonal dgunakan analss shft-share. Dalam analss shft-share tersebut memandang bahwa pertumbuhan ekonom d daerah berhubungan dengan tga faktor atau komponen, yatu komponen karena pertumbuhan nasonal, komponen nteraks sektoral (ndustral mx) dan pangsa relatf sektor-sektor daerah (regonal share) terhadap sektor-sektor nasonal. Cara lan untuk menganalss perkembangan sektor-sektor ekonom d daerah terhadap sektor-sektor yang sama pada tngkat nasonal adalah dengan metode locaton quotent (LQ). Locaton quotent menurut Isard dalam Azz (1985) merupakan suatu ndkator yang menunjukkan kekuatan atau besar keclnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dbandngkan dengan peranan sektor yang sama d daerah lan pada suatu negara. Locaton quotent suatu sektor dengan nla lebh besar dar satu (>, berart sektor tersebut merupakan sektor yang kuat, sehngga daerah yang bersangkutan secara potensal merupakan pengekspor produk dar sektor tersebut ke daerah lan. Sebalknya, suatu daerah merupakan pengmpor produk sektor tertentu jka nla LQ-nya d bawah satu (<. Locaton quotent suatu sektor akan nak apabla () pangsa sektor tersebut terhadap total PDB daerah nak, sementara pangsa sektor yang sama d tngkat nasonal tetap; () pangsa sektor tersebut terhadap PDB daerah tetap dan pangsa sektor yang sama d tngkat nasonal turun; () pangsa sektor tersebut d daerah terhadap sektor yang sama d tngkat nasonal nak, sementara pangsa total PDB daerah terhadap PDB nasonal tetap; (v) pangsa suatu sektor d daerah terhadap sektor yang sama d tngkat nasonal tetap, sementara pangsa total PDB daerah terhadap PDB nasonal turun. Data Data yang dgunakan dalam tulsan n adalah data sekunder, yatu Produk Domestk Bruto (PDB) Indonesa tahun 1998 dan 2005 dan Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) Bal pada tahun yang sama secara sektoral berdasarkan harga konstan tahun Data tersebut dperoleh dar Badan Pusat Statstk Bal dan Statstk Ekonom dan Keuangan Indonesa (SEKI) terbtan Bank Indonesa Kantor Pusat Jakarta. Metode Analss Data yang dperoleh pertama-tama danalss dengan menggunakan analss shft-share (Golberg dan Chnloy, 1984). Ketga komponen tersebut drumuskan sebaga berkut: N = E {( US US ) 1} ( 0 t 0 E US US t {( ) ( US 0 )} 0 t {( E E ) ( US US )} I = US ( 0 R = E.(3) 0 t 0 t 0 21
2 dsn: N = komponen pertumbuhan nasonal suatu sektor pada perode tertentu I = komponen pertumbuhan suatu sektor pada perode tertentu R = komponen pertumbuhan (pangsa relatf) daerah suatu sektor pada perode tertentu E = Produk Domestk Bruto (PDB) suatu sektor d daerah US = Produk Domestk Bruto (PDB) suatu sektor nasonal US = total PDB nasonal 0 = data pada awal pengamatan, yatu tahun 1998 t = data pada akhr pengamatan, yatu tahun 2005 Untuk menentukan kuat/lemahnya peranan pertumbuhan suatu sektor d daerah dalam menunjang pertumbuhan perekonoman nasonal, Enders (1980) dengan hanya memperhatkan Komponen Interaks Industr (Industral Mx = IM) dan Pangsa Regonal (Regonal Share = RS) mengklasfkaskan peranan pertumbuhan sektor-sektor ekonom daerah sebaga berkut: ( Komponen Industr (IM) dan Pangsa Regonal (RS) keduanya postf, maka sektor tersebut dsebut berperan sangat kuat. ( IM postf, melebh negatf RS = kuat. (3) RS postf, melebh negatf IM = agak kuat. (4) IM negatf, melebh postf RS = agak lemah. (5) RS negatf, melebh postf IM = lemah (6) IM dan RS keduanya negatf = sangat lemah. Untuk memberkan gambaran yang lebh jelas mengena peranan dan arah pergeseran struktur ekonom daerah analss d atas dbantu dengan analss Locaton Quotent (LQ), yatu dengan rumus (Glasson, 1974): v v v V LQ = =..(4) V V v V dsn: v = output (PDB) suatu sektor d tngkat daerah v = total output (PDB) daerah V = output (PDB) suatu sektor d tngkat nasonal V = output (PDB) total nasonal Pembahasan Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) Bal dalam kurun waktu tahun menngkat 26,32%. Sektor-sektor yang palng tngg pertumbuhannya adalah sektor lstrk, gas dan ar bersh, kemudan kedua tertngg adalah sektor keuangan. Sementara tu, sektor yang mengalam pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalan. Subsektor hotel dan restoran yang merupakan subsektor penunjang utama ndustr parwsata Bal tumbuh 22,91%. Pertumbuhan PDRB Bal selengkapnya dapat dlhat pada tabel 1. 22
3 TABEL 1 PDRB BALI TAHUN 1998 DAN 2005 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 Sektor PDRB (Ml. Rp) Persen PDRB Pertumbuhan Mlar Rp Persen 3) ( ( (3) (4) (5) (6) (7) Pertanan 1.451, ,5 20,02 19,16 303,0 20,87 Pertambangan 54,0 64,5 0,74 0,70 10,5 19,44 Industr 607,4 793,7 8,38 8,67 186,3 30,67 LGA 94,9 159,4 1,31 1,74 64,5 67,97 Bangunan 328,2 415,1 4,53 4,53 86,9 26,48 PHR 2.279, ,6 31,43 30,59 522,5 22,93 - Perdagangan 768,1 944,4 10,59 10,31 176,3 22,95 - Hotel & Rest , ,2 20,84 20,28 346,2 22,91 Pengangkutan 900, ,6 12,41 12,69 262,5 29,16 Keuangan 475,6 648,1 6,56 7,08 172,5 36,27 Jasa-Jasa 1.059, ,5 14,62 14,84 299,6 28,27 Total 7.250, ,0 100,00 100, ,3 26,32 tanpa mnyak dan gas bum tdak kut djumlahkan 3) dhtung dar kolom (6)/( x 100% Sumber: Badan Pusat Statstk Provns Bal (dolah) Dar tabel 1 dapat dketahu bahwa hampr seluruh sektor sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Bal pada kurun waktu relatf tetap, dmana sumbangan terbesar mash dberkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang memberkan kontrbus mencapa sektar 30-31% terhadap PDRB Bal. Sementara tu, pertumbuhan PDB nasonal dalam kurun waktu yang sama mengalam pertumbuhan 31,21%. Sepert halnya dengan PDRB Bal, seluru sektor d tngkat nasonal pada kurun waktu mengalam pertumbuhan. Pertumbuhan terbesar dalam oleh sektor pengangkutan yang mencapa 64,24%, dan kedua tertngg adalah pertumbuhan d sektor ndustr sebesar 44,13%, yang dalam hal n tdak termasuk produks mnyak dan gas bum. Subsektor hotel dan restoran d tngkat nasonal tumbuh sebesar 31,21% atau lebh tngg dar pertumbuhan subsektor tersebut d daerah Bal. Pada tngkat nasonal, sebagan besar sektor sumbangannya terhadap pembentukan PDB nasonal pada kurun waktu relatf tetap, kecual sektor ndustr yang mengalam penngkatan, serta sektor pertanan dan sektor jasa-jasa yang mengalam penurunan. Sektor yang palng besar sumbangannya adalah sektor ndustr yang mecapa 27,86% pada tahun 2005, menngkat 2,12% dbandng tahun Pertumbuhan PDB nasonal selengkapnya dapat dlhat pada tabel 2. 23
4 TABEL 2 PDB NASIONAL TAHUN 1998 DAN 2005 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 Sektor PDB (Ml. Rp) Persen PDB Pertumbuhan Mlar Rp Persen 3) ( ( (3) (4) (5) (6) (7) Pertanan , ,0 19,14 17, ,5 16,69 Pertambangan 4.455, ,1 1,34 1, ,2 26,24 Industr , ,3 25,36 27, ,9 44,13 LGA 5.646, ,3 1,70 1, ,2 25,45 Bangunan , ,0 6,76 6, ,8 27,67 PHR , ,5 18,09 18, ,8 31,21 - Perdagangan , ,1 14,40 14, ,2 32,86 - Hotel & Rest , ,5 3,70 3, ,7 27,67 Pengangkutan , ,8 8,12 10, ,7 64,24 Keuangan , ,2 8,51 8, ,5 29,35 Jasa-Jasa , ,1 10,98 9, ,1 15,19 Total , ,5 100,00 100, ,9 31,21 tanpa mnyak dan gas bum tdak kut djumlahkan 3) dhtung dar kolom (6)/( x 100% Sumber: Buku Stattk Ekonom Keuangan Indonesa, dalam beberapa terbtan (dolah) Mengacu pada model analss shft-share, apabla pertumbuhan PDRB Bal dkatkan dengan pertumbuhan PDB nasonal, dapat dgolongkan menjad tga komponen, yakn komponen pertumbuhan nasonal, komponen ndustral mx, dan pangsa relatf daerah. Hasl perhtungan ketga komponen tersebut dengan menggunakan rumus (, (, dan (3) dsajkan pada tabel 3. Dar tabel tersebut apabla danalss sesua dengan klasfkasnya, maka kontrbus PDB sektorsektor ekonom Bal terhadap pertumbuhan ekonom nasonal adalah: sektor lstrk, gas, dan ar bersh (LGA) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memlk kontrbus agak kuat (klasfkas 3). Sementara tu, sektor pertanan dan sektor jasa-jasa memlk kontrbus agak lemah (klasfkas 4). Kontrbus sektor ndustr, dan sektor PHR (termasuk subsektor perdagangan) tergolong lemah (klasfkas 5). Sedangkan, sektor pertambangan, sektor bangunan, dan subsektor hotel dan restoran memlk kontrbus sangat lemah (klasfkas 6). Pada kurun waktu tdak ada sektor ekonom Bal yang memlk kontrbus sangat kuat (klasfkas dan kuat (klasfkas. Dengan demkan, berart hanya dua sektor dar semblan sektor yang mempunya kontrbus cukup menggembrakan terhadap pertumbuhan ekonom nasonal dalam kurun waktu , yatu sektor LGA dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Secara rata-rata sumbangan sektor-sektor ekonom Provns Bal terhadap pertumbuhan ekonom nasonal adalah agak lemah. 24
5 TABEL 3 KOMPONEN-KOMPONEN SUMBANGAN PERTUMBUHAN DAN PERGESERAN PDRB BALI TAHUN Sektor Komponen Perubahan Klasfkas Nasonal Indst. Mx Pang. Daerah Sumbangan ( ( (3) (4) (5) Pertanan 453,0-210,7 60,8 4 Pertambangan 16,9-2,7-3,7 6 Industr 189,5 78,5-81,7 5 LGA 29,6-5,5 40,3 3 Bangunan 102,4-11,6-3,9 6 PHR 711,2 0,2-188,9 5 - Perdagangan 239,7 12,7-76,1 5 - Hotel & Rest. 471,5-53,5-71,8 6 Pengangkutan 280,9 297,4-315,8 5 Keuangan 148,4-8,8 32,9 3 Jasa-Jasa 330,8-169,7 138,6 4 Total 2.973,9-73,8-469,3 52 tanpa mnyak dan gas bum tdak kut djumlahkan Sumber: Hasl perhtungan dar Tabel 1 dan Tabel 2 dolah dengan rumus (, ( dan (3) Dsampng analss d atas, pergeseran sumbangan sektor-sektor ekonom terhadap pembangunan nasonal dapat dlhat dar perkembangan locaton quotent-nya. Locaton quotent sektoral d Bal dapat dlhat pada tabel 4. TABEL 4 PERKEMBANGAN LOCATION QUOTIENT (LQ) BALI PER SEKTOR TAHUN Sektor Locaton Quotent Pertumbuhan LQ ( ( (3) (5) Pertanan 1,05 1,13 0,08 Pertambangan 0,56 0,55-0,01 Industr 0,33 0,31-0,02 LGA 0,77 1,07 0,30 Bangunan 0,67 0,69 0,02 PHR 1,74 1,69-0,05 - Perdagangan 0,74 0,71-0,03 - Hotel & Rest. 5,64 5,64 0,00 Pengangkutan 1,53 1,25-0,28 Keuangan 0,77 0,84 0,07 Jasa-Jasa 1,33 1,54 0,21 tanpa mnyak dan gas bum Sumber: Hasl perhtungan dar Tabel 1 dan 2 dengan rumus (4) 25
6 Sesua dengan defns LQ, bahwa LQ merupakan suatu ndkator besar-keclnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dbandngkan dengan peranan sektor yang sama d tngkat nasonal. Dar tabel 4 dapat dketahu bahwa dar tahun 1998 sampa dengan tahun 2005 d Bal terdapat empat sektor yang mempunya peranan yang kuat, yakn sektor pertanan, sektor PHR (terutama subsektor hotel dan restoran), sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa. Namun demkan, hanya sektor pertanan dan sektor jasa-jasa yang peranannya menngkat, yang dtunjukkan dengan adanya penngkatan nla LQ. Penngkatan tersebut dsebabkan karena pangsa sektor tersebut terhadap PDRB relatf tetap dan pangsa d tngkat nasonal turun. Sementara tu, sektor PHR dan sektor pengangkutan peranannya berkurang, yang dtunjukkan dengan penurunan nla LQ. D ss lan, peran sektor LGA selama kurun waktu mengalam penngkatan. Hal tu dtunjukkan dengan penngkatan nla LQ dar 0,77 pada tahun 1998 menjad 1,07 pada tahun Kesmpulan Teknk analss shft-share hanyalah sebuah alat deskrptf, sehngga harus dkombnaskan dengan analss-analss lan untuk menentukan suatu potens ekonom daerah. Analss shft-share tdak mencakup faktor-faktor sepert dampak sklus bsns, dentfkas keunggulan komparatf, dan perbedaan yang dsebabkan oleh tngkat ndustr. Analss shft-share hanya sebuah snap shot analyss yang memotret konds ekonom suatu daerah pada dua ttk waktu. Sehngga, haslnya tdak menunjukkan suatu gambaran yang jernh tentang konds ekonom suatu daerah, karena sangat senstf terhadap perode waktu yang dplh. D ss lan d luar keterbatasannya, analss shftshare merupakan teknk yang sederhana dan merupakan pendekatan langsung untuk memsahkan keluar sumbangan ndustr dan nasonal dar pertumbuhan ekonom daerah. Analss shft-share juga berguna dalam penentuan target yang hendak dcapa oleh suatu perekonoman d masa yang akan datang. Dar hasl pembahasan dapat dsmpulkan bahwa sektor-sektor ekonom d Bal pada kurun waktu apabla dkatkan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonom d tngkat nasonal ternyata sektor-sektor ekonom d Bal mempunya sumbangan secara rata-rata dapat dklasfkaskan agak lemah terhadap pertumbuhan ekonom nasonal. Sektor yang mempunya sumbangan yang cukup menggembrakan terhadap pertumbuhan ekonom nasonal adalah sektor LGA dengan klasfkas agak kuat. Hasl analss terhadap peranan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap perekonoman daerah dbandngkan peranan yang sama sektor-sektor tersebut d tngkat nasonal, dapat dlhat bahwa sektor pertanan, sektor PHR, sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa mempunya peranan yang kuat terhadap perekonoman daerah. Namun, hanya sektor pertanan dan sektor jasa-jasa yang peranannya relatf menngkat. Sementara tu, sektor PHR dan sektor pengangkutan peranannya relatf tetap bahkan berkurang. D ss lan, sektor LGA menunjukkan peranan yang menngkat selama kurun waktu
BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2)
BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAAH (Lanjutan 2) 4.3.1 Analss Shft Share Dgunakan untuk: 1. mengetahu knerja perekonoman kabupaten (wlayah) 2. pergeseran struktur, poss relatve sector-sektor
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf
Lebih terperinciPreferensi untuk alternatif A i diberikan
Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EXPORT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF NATURAL RUBBER INDONESIA IN THE INTERNATIONAL MARKET Yog Rahmad Syahputra 1, Suard
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciPeramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting
Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciPengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Kota Pagar Alam. Development of Strategic Area Growing Fast (KSCT) Pagar Alam City
Pengembangan Wlayah Kawasan Strategs Cepat Tumbuh (KSCT) Kota Pagar Alam Development of Strategc Area Growng Fast (KSCT) Pagar Alam Cty Dw Wdarsh *) Fakultas Ekonom dan Bsns, Unverstas Muhammadyah Rau,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciPERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM
PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciPEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR
PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5
33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi
LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Lokas peneltan adalah Kabupaten Maalengka, Provns Jawa Barat yang secara geografs terletak pada koordnat 6 0 36-7 0 03 Lntang Selatan dan 108 0 03-108
Lebih terperinciI. PENGANTAR STATISTIKA
1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,
Lebih terperinciPost test (Treatment) Y 1 X Y 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl
Lebih terperinciPerhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran
Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS
Lebih terperinciUNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM
UNSUR-UNSUR CUACA DAN KLlM HANDOKO Jurusan Geofska dan Meteorolog, FMlPA PB Cuaca adalah gambaran konds atmosfer jangka pendek (kurang dar 24 jam) pada suatu lokas tertentu. Pernyataan sepert "har n d
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciHubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya
Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciBAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi
BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16
Lebih terperinciKeywords : Reksadana Syariah, Reksadana Konvensional, Nilai Asset Bersih
REKSADANA SYARIAH VS REKSADANA KONVENSIONAL: ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TAHUN 2010 2016 Harza Hasym Fakultas Ekonom dan Sosal UIN Sultan Syarf Kasm Rau E-mal: harzahasym@un-suska.ac.d Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonom merupakan masalah perekonoman dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonom merupakan fenomena pentng yang dalam duna hanya dua abad belakangan
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Berpkr Secara umum kebjakan pembangunan daerah dapat memberkan kontrbus terhadap fenomena-fenomena yang bersfat aktual dan mendasar. Fenomenafenomena tersebut akan mempengaruh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciV ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI
Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR
188 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR N Made Ayu Agustn ABSTRACT In order to be able to carry out regonal autonomy, a regonal government should be fnancally
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciBAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK
Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengetan Koelas Koelas adalah stlah statstk yang menyatakan deajat hubungan lnea antaa dua vaabel atau lebh, yang dtemukan oleh Kal Peason pada awal 1900. Oleh sebab tu tekenal dengan
Lebih terperinci