PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM"

Transkripsi

1 E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, ISSN: PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA 2, NI KETUT TARI TASTRAWATI 3 1,2,3 Juusan Matematika FMIPA Univesitas Udayana, Bukit Jimbaan-Bali 1 kusumawadhanie0946@gmail.com, 2 nwidana@yahoo.com, 3 tastawati@yahoo.com Abstact The company which povides the pension pogam needs the actuaial valuation to estimate the fund amount equied by the company to pay fo pension funding. Actuaial method that used in this eseach ae pojected unit cedit and invidual level pemium method. Though this eseach be obtained the esult of valuation pension benefits with caee aveage salay assumption is lowe than the othe salay assumptions. On the othe hand, the esult of nomal cost final value valuation using individual level pemium method is smalle than pojected unit cedit method that suits fo the paticipants of the pension funding pogam. Keywods: Pension Funding, Nomal Cost, Pojected Unit Cedit, Individual Level Pemium. 1. Pendahuluan Pogam dana pensiun meupakan salah satu bentuk peencanaan masa depan yang betujuan untuk menjamin kelangsungan hidup pegawai pada masa pensiun. Meupakan bentuk tanggung jawab peusahaan tehadap pegawai yang telah mendedikasikan diinya selama masa keja. Pogam dana pensiun dapat membeikan asa aman akan kelangsungan hidup pegawai setelah tidak aktif lagi seta menciptakan ketenangan bagi pegawai kaena kesejahteaan pegawai pada hai tua telah tejamin. Bebeapa peusahaan telah menjamin kesejahteaan hai tua paa pegawai dengan menyelenggaakan pogam dana pensiun (Aitken, 1994). Untuk itu, peusahaan membeli asuansi pensiun. Besa pemi yang haus dibayakan tiap pegawai dalam asuansi pensiun disebut dengan iuan nomal. Pembayaan iuan nomal dilakukan dalam bentuk pemotongan gaji pegawai kemudian diinvestasikan selama masa keja yang memungkinkan tebentuknya akumulasi dana yang cukup untuk pembayaan manfaat pensiun dalam memelihaa kesinambungan penghasilan peseta pada hai tua. Pembayaan manfaat pensiun dilakukan ketika pegawai telah mencapai usia pensiun tetentu bedasakan ketentuan-ketentuan dalam peatuan dana pensiun. Bebeapa penyebab seoang pegawai pensiun, yaitu kematian yang tejadi pada saat masih aktif bekeja sehingga dibayakan uang pensiun janda/dudanya, memilih behenti sebelum usia pensiun sehingga dibayakan uang pensiun pada saat mencapai usia pensiun dengan mempehatikan masa kejanya, pegawai yang masih aktif bekeja menjadi cacat sehingga tidak bisa bekeja lagi, atau pegawai yang telah mencapai usia pensiun sehingga uang pensiun segea dibayakan (Futami, 1993b). Banyak pegawai yang pensiun pada suatu peusahaan tidak dapat dipediksi, sehingga menyebabkan penuunan pegawai tidak menentu pada peusahaan. Hal ini mengakibatkan peusahaan haus membayakan uang pensiun kepada pegawainya. Oleh kaena itu, apabila peusahaan tidak mempesiapkan dan mempehitungkan pembayaan anuitas bagi pegawai dalam bentuk pogam dana pensiun 1 Mahasiswa Juusan Matematika FMIPA Univesitas Udayana 64 2 Staf Pengaja Juusan Matematika FMIPA Univesitas Udayana

2 I G.A.K. Kusuma Wadhani, I Nyoman Widana, Ni Ketut Tai Tastawati Pehitungan Dana Pensiun... mengakibatkan keuangan peusahaan tidak stabil. Bedasakan hal tesebut pelu dilakukan pehitungan khusus untuk mempoyeksikan dana yang akan dikeluakan peusahaan dalam membaya uang pensiun pegawainya. Besa manfaat pensiun yang akan diteima seta iuan nomal yang haus dibaya oleh pegawai dapat dihitung dengan metode pehitungan aktuaia yang ada. Metode pehitungan aktuaia yang dapat digunakan adalah metode pojected unit cedit dan individual level pemium. Metode pojected unit cedit adalah metode pehitungan aktuaia dengan membagi total manfaat pensiun yang kemudian dialokasikan selama masa keja, sedangkan metode individual level pemium adalah metode pehitungan aktuaia dengan mengalokasikan total manfaat pensiun secaa meata sejak tanggal pehitungan aktuaia. Kedua metode tesebut menggunakan asumsi skala gaji yang akan diestimasi pada masa depan (futue value) dan diasumsikan bahwa gaji mengalami peningkatan. Tedapat tiga jenis penggunaan skala gaji dalam menghitung besa manfaat pensiun, yaitu encana gaji teakhi, encana ata-ata gaji n tahun teakhi dan encana ata-ata gaji selama bekeja. Besa manfaat pensiun akan dibayakan sama setiap tahun selama masa pensiun. Bebeapa penelitian tentang pehitungan dana pensiun telah dilakukan, antaa lain oleh Patiwi (2008) dan Hapsai (2012). Penelitian Patiwi (2008) mempelihatkan bahwa besa iuan nomal dan manfaat pensiun bedasakan ata-ata gaji selama bekeja lebih kecil dibandingkan dengan peumusan bedasakan manfaat penghasilan tetap, sedangkan bedasakan ata-ata gaji teakhi, besa iuan nomal dan manfaat pensiun lebih besa dibandingkan dengan manfaat penghasilan tetap. Hapsai (2012) menunjukkan bahwa besa iuan nomal dengan menggunakan metode pojected unit cedit teus meningkat seiing dengan petambahan gaji yang diteima, sedangkan apabila menggunakan metode enty age nomal besanya sama untuk tiap tahunnya pada seoang pegawai. Bedasakan hal tesebut, penulis tetaik untuk menghitung iuan nomal yang dibayakan tiap tahun oleh peseta pogam pensiun dan besa manfaat yang dipeoleh bedasakan tiga asumsi skala gaji sepeti yang telah disebutkan di bagian tedahulu dengan metode pojected unit cedit dan metode individual level pemium. Selanjutnya, juga akan dilakukan pebandingan hasil pehitungan antaa kedua metode tesebut. 2. Ulasan Pustaka 2.1 Pogam Dana Pensiun Pogam dana pensiun meupakan bentuk balas jasa pemeintah tehadap pegawai negei yang telah betahun-tahun mengabdikan diinya kepada negaa (Taspen, 2013). Pada sistem dana pensiun, tedapat bebeapa manfaat yang dibeikan sebagai manfaat tambahan kaena kematian, pensiun dipecepat (kelua), pensiun kaena tidak bisa bekeja (cacat), dan pensiun pada saat usia pensiun. Adapun manfaat tambahannya adalah sebagai beikut (Futami, 1993b) : 1. Manfaat pensiun janda/duda yang dibayakan kaena meninggal. 2. Manfaat pensiun dipecepat yang dibayakan bagi peseta yang behenti bekeja atau kelua. 3. Manfaat pensiun cacat yang dibayakan bagi peseta yang tidak bisa bekeja kaena cacat. 4. Manfaat pensiun yang dibayakan bagi peseta yang telah mencapai usia pensiun. 2.2 Tabel Penyusutan Jamak Tabel penyusutan jamak (multiple decement table) beisi peluang pegawai pensiun yang disebabkan oleh pensiun dipecepat (kelua), kematian, dan pensiun kaena tidak bisa bekeja (cacat). Peluang pegawai pensiun di antaa usia x dan x + 1 tahun pada peusahaan yang disebabkan oleh pensiun dipecepat (kelua), kematian, dan pensiun kaena tidak bisa bekeja (cacat), secaa betuut-tuut adalah (Futami, 1993b): 65

3 E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, ISSN: (w) w q x = x (d) dt, q x = x (i) i, dan q x = x Oleh kaena itu, manfaat. (2.15) pensiun yang l x l x l x masih haus dibaya sampai beusia x tahun Oleh kaena itu, peluang pegawai yang masih aktif bekeja di antaa usia x dan x + 1 tahun adalah B x = k FAS (x e). (1.9) yang dinotasikan dengan p x adalah p x qx (d) qx (w) qx (i). (1.4) 2.3 Fungsi Manfaat Fungsi manfaat digunakan untuk menentukan jumlah manfaat yang dibayakan pada saat pensiun dipecepat (kelua), kematian, pensiun kaena tidak bisa bekeja (cacat), atau pensiun pada saat usia pensiun. Jika B adalah besa total manfaat selama peseta aktif bekeja dai umu e tahun sampai tahun, sedangkan besa manfaat yang diteima setiap tahunnya pada peseta yang beusia x tahun sebesa b x (Aitken, 1994): b x = B e. (1.5) Manfaat yang dipeoleh peseta pogam pensiun meupakan poposi gaji sebesa k pesen yang diakumulasikan selama masa keja (x e) tahun bedasakan tiga skala gaji, yaitu: 1. Asumsi gaji teakhi Gaji teakhi pada usia 1 tahun yang dihaapkan yang dinotasikan dengan s 1 diumuskan dengan s 1 = (1 + s) 1 x s x. (1.6) Dengan demikian, manfaat pensiun yang akan dibaya sampai usia x tahun yang dinotasikan dengan B x diumuskan dengan B x = k s 1 (x e). (1.7) 2. Asumsi ata-ata gaji selama n tahun teakhi Rata-ata gaji yang dihaapkan n tahun teakhi (Final Aveage Salay) adalah FAS n (1 + s) x 1 [(1 + s) 1 n + + 1]s x FAS n (1 + s) x 1 a n s s x. (1.8) 3. Asumsi ata-ata gaji selama bekeja Rata-ata gaji yang dihaapkan selama bekeja adalah: = 1 e [s e + + s x + s x s 1 ]. [ e s x (1+s) x e + + s x + (1 + s)s x + + (1 + s) x 1 s x ] e s x(1 + s) e x [1 + + (1 + s) x e + (1 + s) x e (1 + s) e 1 ].(1.10) Nilai akhi anuitas yang dilakukan selama e tahun dengan peningkatan sebesa s dinotasikan dengan s e s, sehingga pesamaan (1.10) menjadi: e s x(1 + s) e x s e s. Oleh kaena itu, manfaat yang dipeoleh pegawai sampai beusia x tahun adalah: B x = k e [s x(1 + s) e x s e s ](x e). Pesent value of futue benefit (PVFB) adalah nilai sekaang dai manfaat pensiun yang akan diteima peseta pogam dana pensiun saat peseta memasuki usia pensiun yaitu saat peseta beusia tahun. Pembayaan manfaat pensiun dilakukan tiap tahun sampai peseta meninggal. Winklevoss (1993) dalam Oktiani (2013), menyatakan (PVFB) x diumuskan sebagai beikut : (PVFB) x = B v x a x p x. Rumus tesebut dapat dijelaskan dengan skema pembayaan sepeti disajikan pada Gamba 1: Gamba 1. Skema Pembayaan Manfaat 66

4 I G.A.K. Kusuma Wadhani, I Nyoman Widana, Ni Ketut Tai Tastawati Pehitungan Dana Pensiun... Bedasakan skema pembayaan pada Gamba 1, maka nilai keseluuhan pembayaan di tahun ke- adalah: = B [1 + vp + v 2 p + + v w 2 w p ] = B a. Selanjutnya, anuitas manfaat akan dipoyeksikan pada tahun sekaang (pada saat peseta beusia x tahun), sehingga nilai sekaang manfaat pensiun saat peseta beusia x tahun yang dinotasikan dengan (PVFB) x adalah: (PVFB) x = B a v x x. (1.12) 2.4 Metode Pehitungan Aktuaia p x Metode pehitungan aktuaia yang digunakan pada penelitian ini, adalah metode pojected unit cedit dan metode individual level pemium Metode Pojected Unit Cedit Metode pojected unit cedit adalah membagi total manfaat pensiun pada usia pensiun nomal dengan total masa keja menjadi satuan unit manfaat pensiun yang kemudian dialokasikan ke setiap tahun selama masa keja (Bowes, et al. 1997). Iuan nomal dengan metode pojected unit cedit (NC) x diumuskan dengan pesamaan (1.13) (Aitken, 1994): (NC) x = b x D D x a. (1.13) Rumus tesebut dapat dijelaskan sebagai beikut: Bedasakan definisi iuan nomal dengan metode pojected unit cedit, maka dipeoleh: (NC) x (NC) x (Kaena = p x x 1 ( e) (NC) x (PVFB) x ( e) B a v x = l, ) l x B v ( e) a x p x. l v x. l x (Bedasakan fungsi komutasi) (NC) x B D ( e) a. (1.14) D x Metode Individual Level Pemium Metode individual level pemium meupakan metode yang temasuk dalam kelompok metode pojected benefit cost. Metode individual level pemium adalah nilai sekaang pada tanggal pehitungan aktuaia dai total manfaat pensiun dialokasikan secaa meata pada setiap tahun masa keja, yaitu sejak tanggal pehitungan aktuaia hingga usia pensiun nomal. Metode tesebut menggunakan asumsi kenaikan gaji dengan besa anuitas yang telah ditentukan bedasakan masa keja yang telah lewat dan masa keja di waktu yang akan datang (Jonatan, 2006). Besa iuan nomal dengan menggunakan metode individual level pemium diumuskan sebagai beikut (Aitken, 1994): NC ( N e N ) = B a D e D D e. (1.15) Pada dasanya, iuan nomal yang dibayakan peseta secaa bekala (PVFNC) pada saat peseta beusia e tahun sampai usia tahun digunakan untuk membayakan manfaat (PVFB) yang akan diteima peseta pada saat pensiun. Sehingga, nilai sekaang dai iuan nomal saat peseta beusia e tahun (PVFNC) e nilainya akan sama dengan nilai sekaang dai manfaat pensiun saat peseta beusia e tahun (PVFB) e. Oleh kaena itu, dipeoleh pesamaan: (PVFB) e = (PVFNC) e. (1.16) Pesent value of futue nomal cost (PVFNC) adalah nilai sekaang dai iuan nomal yang dibayakan secaa bekala oleh peseta dimulai dai peseta beusia e tahun sampai memasuki usia pensiun beusia 1 tahun, yang dinotasikan dengan (PVFNC) e. Besa pembayaan bekala iuan nomal yang dilakukan setiap awal tahun sebesa NC dimulai dai peseta masuk pogam pensiun (usia a tahun) sampai memasuki usia pensiun (usia 67

5 E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, ISSN: tahun), dapat dijelaskan dengan skema pembayaan sepeti tampak pada Gamba 2: Gamba 2 Skema Pembayaan Iuan Nomal Selama Masa Keja Bedasakan skema pembayaan pada Gamba 2, pembayaan bekala iuan nomal selama masa keja pada peseta dai usia a tahun sampai beusia 1 tahun adalah: + vp a + v 2 p a + + v 1 a 2 1 a p a = a a: a. Oleh kaena itu, nilai sekaang iuan nomal saat peseta beusia a tahun yang dinotasikan dengan (PVFNC) a adalah (PVFNC) a = NC(a a: a). Diasumsikan bahwa usia peseta saat masuk pogam pensiun sama dengan usia peseta saat masuk keja (a = e). Maka dai itu, dipeoleh pesamaan: (PVFNC) e = NC(a e: e) (PVFNC) e = NC ( N e N ). D e Bedasakan hal tesebut, maka pesamaan (1.16) menjadi: NC ( N e N D ) = B a D e D e ( N e N D e ) N = B a D N e N. Oleh kaena itu, pehitungan iuan nomal dengan metode individual level pemium saat peseta beusia x tahun (NC) x dapat diumuskan dengan: (NC) x D = B a N e N. (1.17) 2.5 Nilai Akhi Pembiayaan Iuan Nomal Pada pogam dana pensiun, nilai akhi pembiayaan iuan nomal digunakan untuk mengetahui total pembiayaan iuan nomal yang dikeluakan peseta selama mengikuti pogam dana pensiun sampai memasuki usia pensiun. Jika seoang peseta masuk pogam dana pensiun pada usia e tahun dan masih hidup saat memasuki usia pensiun (beusia tahun), maka nilai akhi total iuan nomal yang dibaya peseta saat beusia tahun yang dinotasikan dengan () e adalah (Oktiani, 2013): () e 3. Metode Penelitian = 1 x=e (NC) x (1 + i) x. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu gaji pegawai Badan Kepegawaian Daeah Povinsi Bali tahun 2012, beupa data peseta pogam pensiun yang tedii dai gaji pegawai dan poposi dai gaji yang dipesiapkan untuk manfaat pensiun. Pada penelitian ini digunakan data pegawai yang diambil secaa acak untuk pehitungan dana pensiun. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan softwae Micosoft Excel 2007 sebagai alat bantu pehitungan. Langkahlangkah analisis yang dilakukan untuk mempeoleh hasil pehitungan dana pensiun adalah: 1. Penyusunan Tabel Penyusutan Jamak (Multiple Decement Table). 2. Menyusun tabel pehitungan, bedasakan tabel penyusutan jamak dan Tabel Motalitas Indonesia 1993 dengan asumsi tingkat suku bunga sebesa 10% pe tahun. 3. Menghitung besa manfaat pensiun masingmasing peseta bedasakan skala gaji. 4. Menghitung nilai sekaang manfaat pensiun (PVFB) x, kemudian membandingkan hasil pehitungan bedasakan asumsi tiga skala gaji dai sudut pandang peusahaan penyelenggaa pogam dana pensiun. 5. Menghitung besa iuan nomal dana pensiun yang dibaya peseta pogam dana pensiun dengan menggunakan metode 68

6 I G.A.K. Kusuma Wadhani, I Nyoman Widana, Ni Ketut Tai Tastawati Pehitungan Dana Pensiun... pojected unit cedit dan individual level pemium, kemudian membandingkan hasil pehitungan antaa kedua metode. 6. Menghitung besa nilai akhi pembiayaan iuan nomal bedasakan metode pojected unit cedit dan individual level pemium. 7. Membandingkan hasil pehitungan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dana pensiun setiap tahun antaa metode pojected unit cedit dan individual level pemium dai sudut pandang peseta pogam dana pensiun. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Tabel Multiple Decement Tabel penyusutan jamak (multiple decement table) menunjukkan peluang situasi penuunan pegawai pada peusahaan yang disebabkan oleh pensiun dipecepat, kematian, pensiun kaena tidak bisa bekeja, atau pensiun pada saat usia pensiun. Misalkan banyaknya pegawai yang masih, aktif bekeja saat beusia 30 tahun sebesa l 30 sedangkan banyaknya pegawai yang kelua, meninggal atau cacat di antaa usia 30 dan 31 tahun, secaa betuut-tuut sebesa w 30, d T 30, dan i 30, maka peluang pegawai pensiun di antaa usia 30 dan 31 tahun pada peusahaan yang disebabkan oleh pensiun dipecepat (kelua), kematian, atau pensiun kaena tidak bisa bekeja (cacat), secaa (w) (d), q30, betuut-tuut dinotasikan dengan q 30 (i) atau q 30. Bedasakan data pada sevice table (Futami, 1993b), dipeoleh (w) w q 30 = l 30 (d) d q 30 = 30 = 29 l (i) i q 30 = 30 = 9 l = 0,038990, = 0,000749, atau = 0, Dai sini dipeoleh, peluang pegawai yang masih aktif bekeja di antaa usia 30 dan 31 tahun adalah (d) (w) (i) p 30 q30 q30 q30 0, , p 30 0, p 30 = 0, (w) (d) (i) Dengan caa yang sama, q x, qx, qx, dan p x dapat dihitung untuk x 8 sampai x = 60, yang semuanya bisa disusun dalam bentuk tabel. 4.2 Pembuatan Tabel Pehitungan dengan i 0% Tabel pehitungan dibuat untuk memudahkan dalam pehitungan dana pensiun. Tabel pehitungan disusun bedasakan tabel multiple decement dengan asumsi tingkat bunga sebesa 10% pe tahun. Misalkan pada saat pegawai beusia 30 tahun, nilai komutasi untuk v x, v x, dan (1 + i) x secaa betuut-tuut adalah, v 30 1 = = 0, (1 + 10%) 30 v 30 = 1 = 0, (1 + 10%) 26 (1 + 10%) 30 = (1,1) 26 1, Pehitungan untuk peluang pegawai beusia 30 tahun yang masih aktif bekeja sampai beusia 31 tahun adalah l p 30 = 31 = l = Pehitungan untuk peluang pegawai beusia 30 tahun yang masih aktif bekeja sampai beusia tahun adalah: p l = Pehitungan adalah: = = l 30 untuk nilai komutasinya D 30 = (1 + 0,1) 30 = 2.219,446. Dai sini dipeoleh: N 30 = D D N 30 = l30 v l v N 30 = (1,1) (1,1) N 30 = 2.219,

7 E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, ISSN: N ,619. Dengan caa yang sama, v x, v x, (1 + i) x, p x, x px, D x, dan Nx dapat dihitung untuk x = 25 sampai x =, yang semuanya bisa disusun dalam bentuk tabel. 4.3 Contoh Kasus Peneapan Beikut ini, dibeikan suatu contoh kasus peneapan. Misalkan, seoang pegawai negei dengan golongan II/b, bejenis kelamin lakilaki, mulai menjadi peseta pada usia 25 tahun (e = 25), dan mulai tehitung pensiun pada tanggal 1 Januai 2035 dengan usia tahun ( = ). Gaji pokok pada tahun petama (s e ) diteima dalam setahun sebesa Rp , Pehitungan pembiayaan pensiun pada saat peseta beusia 34 tahun (x = 34) adalah: 1. Pehitungan manfaat pensiun Pehitungan manfaat pensiun bedasakan asumsi 3 skala gaji adalah a) Asumsi gaji teakhi s 55 = (1 + 5%) 1 25 s 25 S 55 = (1,05) S 55 = Manfaat pensiun yang akan diteima peseta pada saat pensiun adalah (1) B = 2,25% ( 25)s55 B = (0,6975) B = Jadi besa total manfaat pensiun yang akan diteima peseta adalah Rp ,- b) Asumsi ata-ata gaji selama 5 tahun teakhi Akan dilakukan pehitungan untuk a 5 0,05 telebih dahulu yaitu: a 5 0,05 = (1 + 0,05) (1 + 0,05) 0 a 5 0,05 = 0, a 5 0,05 = 4, Pehitungan skala gaji dengan asumsi ataata gaji selama 5 tahun teakhi adalah: S 55 5 (1,05)30 (4,545951) S 55 = Manfaat pensiun yang akan diteima peseta pada saat pensiun adalah (2) B = 2,25% ( 25) B = Jadi besa total manfaat pensiun yang akan diteima peseta adalah Rp ,- c) Asumsi ata-ata gaji selama bekeja: Pada kasus ini diketahui gaji pada tahun petama yaitu s e, maka: e [s e + + s 1 ] e [s e + + s e (1 + s) 1 e ] e s e [1 + + (1 + s) 1 e ] e s es e s. Pehitungan untuk s 25 0,05 adalah: s 31 0, (1 + s) 1 25 s 31 0, , s 31 0,05 = 70, Pehitungan skala gaji dengan asumsi ataata gaji selama bekeja adalah: = 1 25 s 25 s 31 0, (70,760790) 31 = Manfaat pensiun yang akan diteima peseta pada saat pensiun adalah (3) B = 2,25% ( 25) B = Jadi besa total manfaat pensiun yang akan diteima peseta adalah Rp ,- FAS 5 (1 + 5%) 25 1 a 5 0,05s 25 70

8 I G.A.K. Kusuma Wadhani, I Nyoman Widana, Ni Ketut Tai Tastawati Pehitungan Dana Pensiun Pehitungan nilai sekaang manfaat pensiun (Pesent Value of Futue Benefit) a) Asumsi gaji teakhi 1 (1) (PVFB) 34 = B a v p 34 (PVFB) 34 (PVFB) 34 (1) N = B v p D 34 = Jadi nilai sekaang total manfaat pensiun pada usia 34 tahun sebesa Rp ,- b) Asumsi ata-ata gaji selama 5 tahun teakhi 2 (2) (PVFB) 34 = B a v p 34 2 (2) N (PVFB) 34 = B v p D 34 (PVFB) 34 = Jadi nilai sekaang total manfaat pensiun pada usia 34 tahun sebesa Rp ,- c) Asumsi ata-ata gaji selama bekeja 3 (3) (PVFB) 34 = B a v p 34 3 (3) N (PVFB) 34 = B v p D 34 (PVFB) 34 = Jadi nilai sekaang total manfaat pensiun pada usia 34 tahun sebesa Rp ,- 3. Pehitungan iuan nomal dengan metode aktuaia. a. Metode pojected unit cedit Pehitungan iuan nomal dengan metode pojected unit cedit adalah: (3) = B ( e) = B (3) ( e) = ( 25) = D D a 34 l v N l 34 v 34 D 126, ,722 (8,276628) Jadi iuan nomal yang haus dibaya peseta saat beusia 34 tahun adalah sebesa Rp ,- b. Metode individual level pemium Pehitungan iuan nomal dengan metode individual level pemium adalah: (1) = (1) = = B (3) D N a 25 N (3) B (l v ) D 25 + D D55 N D (126,805) (8,276628) ,72962 (1) = Jadi pembayaan iuan nomal yang dilakukan tiap tahun oleh peseta saat beusia 34 tahun adalah sebesa Rp ,- Dengan caa yang sama, pehitungan nilai sekaang total manfaat pensiun, pembiayaan iuan nomal setiap tahun, dan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dapat dihitung untuk x = 25 sampai x =. 4. Pehitungan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode aktuaia adalah: a) Metode pojected unit cedit Pehitungan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode pojected unit cedit adalah: 55 = (NC) x(1 + i) x x=25 = (NC) 25(1,1) (NC) (1,1) 1 = ( ) + + ( ) Jadi, total nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode pojected unit cedit adalah sebesa Rp ,- 71

9 E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, ISSN: b) Metode individual level pemium Pehitungan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium adalah: 55 = (NC) x=25 x(1 + i) x = (NC) 25(1 + 0,1) (NC) (1 + 0,1) 55 = ( )(19,194342) + +( )(1,1) = ( ) + + ( ) Jadi, total nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium adalah sebesa Rp ,- 4.4 Pebandingan Hasil Pehitungan Penggunaan asumsi skala gaji untuk menghitung nilai sekaang manfaat pensiun tiap tahunnya disajikan dengan gafik gais sepeti pada Gamba 3. pembiayaan yang tejadi pada awal masa kepesetaan bagi peseta yang mempeoleh peningkatan penghasilan tiap tahunnya. Bedasakan Gamba 3 juga dipeoleh bahwa penggunaan asumsi ata-ata gaji selama 5 tahun teakhi akan menimbulkan biaya dan manfaat pensiun yang lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan asumsi gaji teakhi. Hal ini beati besa manfaat yang diteima peseta sesuai dengan gaji yang dipeoleh menjelang masa pensiun. Selain itu, Gamba 3 juga menunjukkan bahwa penggunaan asumsi ataata gaji selama bekeja menghasilkan manfaat pensiun paling endah dibandingkan ketiga asumsi skala gaji yang lain. Akibatnya penggunaan asumsi skala gaji ini menghasilkan manfaat pensiun yang elatif stabil tiap tahun, sehingga peusahaan dapat tehinda dai kewajiban pembiayaan iuan nomal akibat peningkatan gaji pada tahun-tahun tetentu. Bedasakan hal tesebut, maka asumsi skala gaji yang sesuai bagi peusahaan penyelenggaa pogam pensiun untuk tehinda dai keugian adalah asumsi ata-ata gaji selama bekeja. Selanjutnya akan dilakukan pe-bandingan pehitungan pembiayaan iuan nomal dengan metode pojected unit cedit dan individual level pemium dengan asumsi ata-ata gaji selama bekeja. Gamba 3. Gafik nilai sekaang dai manfaat pensiun (Pesent Value of Futue Benefit) dengan asumsi 3 skala gaji. Gamba 3 menunjukkan bahwa penggunaan asumsi gaji teakhi menghasilkan manfaat pensiun yang paling tinggi. Hal ini beati bahwa penggunaan skala gaji teakhi akan menimbulkan biaya yang paling tinggi dibandingkan dengan penggunaan asumsi gaji yang lain, mengingat gaji pegawai selalu meningkat tiap tahun dan gaji teakhi meupakan gaji tetinggi yang dipeoleh pegawai. Selain itu, penggunaan asumsi gaji teakhi dapat meugikan bagi peusahaan kaena haus membaya kekuangan Gamba 4. Gafik pembiayaan iuan nomal menggunakan metode pojected unit cedit () dan individual level pemium () bedasakan ata-ata gaji selama bekeja Gafik gais yang ditunjukkan pada Gamba 4 menunjukkan bahwa pembiayaan iuan nomal dengan metode pojected unit 72

10 I G.A.K. Kusuma Wadhani, I Nyoman Widana, Ni Ketut Tai Tastawati Pehitungan Dana Pensiun... cedit teus meningkat setiap tahunnya yang ditunjukkan dengan gafik gais yang bewana biu sedangkan gafik dengan gais bewana meah menunjukkan pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium yang cendeung tetap selama bekeja sampai memasuki usia pensiun, hal ini disebabkan kaena pehitungan pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium tidak dipengauhi oleh usia peseta saat tahun pehitungan aktuaia (saat peseta beusia x tahun), namun hanya dipengauhi oleh usia peseta saat memasuki pogam pensiun (saat peseta beusia e tahun). Pada awal tahun masuk pogam pensiun sampai peseta beusia 35 tahun, pehitungan pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium lebih tinggi dibandingkan dengan metode pojected unit cedit. Sedangkan pehitungan pembiayaan iuan nomal saat peseta beusia 36 tahun sampai memasuki usia pensiun dengan metode pojected unit cedit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pehitungan pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium dengan besa manfaat pensiun yang sama untuk kedua metode tesebut. Bedasakan hasil pebandingan pembiayaan iuan nomal setiap tahun, belum bisa ditentukan metode yang bisa disaankan bagi peseta pogam dana pensiun. Beikut ini dilakukan pebandingan hasil nilai akhi pembiayaan iuan nomal setiap tahun, yang diasumsikan bahwa setiap peseta yang masuk pogam dana pensiun pada usia e tahun dan masih hidup saat memasuki usia pensiun (beusia tahun). Bedasakan pehitungan nilai akhi pembiayaan iuan nomal, dipeoleh total akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium sebesa Rp ,-, sedangkan total nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode pojected unit cedit sebesa Rp ,-. Penggunaan metode aktuaia dengan pojected unit cedit menghasilkan nilai akhi pembiayaan iuan nomal yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium. Oleh kaena itu, pehitungan pembiayaan iuan nomal dai sudut pandang peseta asuansi disaankan untuk menggunakan metode pojected unit cedit pada pogam dana pensiun. Dengan demikian, peseta dapat memaksimalkan manfaat yang dipeoleh dalam menginvestasikan dananya dalam bentuk pogam dana pensiun. 5. Kesimpulan Bedasakan pembahasan, kesimpulan yang bisa diambil adalah: 1. Penggunaan asumsi ata-ata gaji selama bekeja menghasilkan besa manfaat pensiun yang elatif stabil tiap tahun, sehingga peusahaan dapat tehinda dai kewajiban pembiayaan iuan nomal akibat peningkatan gaji pada tahun-tahun tetentu. 2. Pehitungan nilai akhi pembiayaan iuan nomal dengan metode individual level pemium mempeoleh hasil bahwa penggunaan metode individual level pemium lebih baik digunakan dai sudut pandang peseta pogam dana pensiun dibandingkan dengan metode pojected unit cedit. Dafta Pustaka Aitken, W. H A Poblem Solving Appoach to Pension Funding and Valuation. 2 nd edition. Winsted : Actex Publications. Bowes, Newton. L. et al Actuaial Mathematics. 2 nd edition. IPC Publishing. Futami, T. 1993a. Matematika Asuansi Jiwa Bagian I. Heliyanto, Gatot, penejemah. Tokyo: Oiental Life Insuance Cultual Development Cente. Tejemahan dai : Seimei Hoken Sugaku, Jokan ( 92 Revision) b. Matematika Asuansi Jiwa Bagian II. Heliyanto, Gatot, penejemah. Tokyo: Oiental Life Insuance Cultual Development Cente. Tejemahan dai : Seimei Hoken Sugaku, Jokan ( 92 Revision). 73

11 E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, ISSN: Hapsai, Ayu Penggunaan Metode Pojected Unit Cedit dan Enty Age Nomal dalam Pembiayaan Pensiun. Junal Gaussian, Volume 1, Nomo 1, Halaman Jonatan, Ponno Altenatif Pendanaan untuk Imbal Pasca Keja Bedasakan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakejaan. Tesis. Juusan Manajemen FE UI. Jakata: Univesitas Indonesia. Oktiani, Ima.2013.Pehitungan Aktuaia untuk Manfaat Pensiun Nomal Menggunakan Metode Pojected Unit Cedit dan Enty Age Nomal. Skipsi. Bogo:Institut Petanian Bogo Patiwi, Anggi Noo Penentuan Dana Pensiun dan Pehitungan Pemi dengan Metode Accued Benefit Cost pada Asuansi Dana Pensiun. Skipsi. Yogyakata : Univesitas Negei Yogyakata. Taspen Pogam Pensiun. diakses melalui web: un#navigasi. pada tanggal 2 Maet

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI Buletin Ilmiah Math Stat dan eapanna (Bimaste) Volume 02, No 2 (2013), hal 147-154 PENGGUNAAN MEODE COS PRORAE IPE CONSAN DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAA PASI Agus Joko Sujono, Dadan Kusnanda,

Lebih terperinci

JURNAL BPPK. ISSN Volume 9 Nomor 2, 2016, halaman

JURNAL BPPK. ISSN Volume 9 Nomor 2, 2016, halaman JURNAL BPPK ISSN 2085-3785 Volume 9 Nomo 2, 2016, halaman 110-242 Junal BPPK meupakan publikasi ilmiah yang beisi tulisan yang diangkat dai hasil penelitian, pengembangan, kajian, dan pemikian di bidang

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 14-21 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN Lia Jenita 1, I Nyoman Widana 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 47-54 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Teaannya (Bimaste) Volume 06, No. 3(2017), hal 177 182. PERBANDINGAN METODE BENEFIT PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR DAN TIPE CONSTANT PERCENT PADA PENDANAAN PENSIUN MANFAAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Dana Pensiun Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Di sisi lain,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 24 30 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan serta menjaga kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus dapat menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 505-514 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE

Lebih terperinci

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau) Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau) Application of Projected Unit Credit Method And The Entry Age

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika USMSTAN 014 - TPA Pembahasan TPA STAN 014 Aitmatika Doc. Name: USMSTAN014TPA998 Doc. Vesion : 016-0 halaman 1 6. Jika 7. 8. 9. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 /4 (A) 0 (D) (A) (D) p p dan maka 5 p Nilai... (A)

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM BERBASIS MOBILE APPLICATION

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM BERBASIS MOBILE APPLICATION PERANCANGAN DAN ANALISIS PERHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM BERBASIS MOBILE APPLICATION Rino Fitriyanto, Ro fah Nur Rachmawati, Derwin Suhartono Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE E-Jurnal Matematika Vol. 5 3), Agustus 2016, pp. 98-102 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE Ni Putu Mirah Permatasari 1,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3 p 01 Jika p dan maka 5 0. 0. 04. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 (E) /4 (A) 0 (D) (E) (A) (D) (E) p Nilai... (A) 5 4 (D) (E) 1 0,65 Hasil dai adalah... 0,875 0,5 0,15 16 0,5... / /4... / 4/ a b a b ab a ab b ab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Agustina Siregar 1, Johannes Kho 2, Aziskhan 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita Matematika Keuangan Dan Ekonomi Inda Maipita TINGKAT DISKON DAN DISKON TUNAI Diskon dan Tingkat Diskon Diskon meupakan penguangan jumlah dai yang sehausnya dibayakan, yang dilakukan di muka. Konsep diskon

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG 8J~~g;~~ ~~ KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM KEPULAUAN SERIBU SEBAGAI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT Puteri Ressiana Dewi Achmad, Rini Marwati, Fitriani Agustina Departemen Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Setiap pegawai memiliki batasan waktu usia untuk bekerja sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN Chrisna Sandy 1, Sudarwanto 2, Ibnu Hadi 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1062TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 850 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 542 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN I

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG I SALINAN I fp~@"~{5}f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 {, TENTANG PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN/PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 32-37 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI JOINT LIFE Ni Luh Putu Ratna Dewi 1, I Nyoman Widana 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif?

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Fiskal vs Monete Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Oleh : Pemeintah bau saja mengumumkan encana peubahan defisit PN 2009 dai 1,0% tehadap PD menjadi 2,5% tehadap PD. Pada kesempatan yang sama Pemeintah

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN DANA PENSIUN PADA ASURANSI JIWA

METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN DANA PENSIUN PADA ASURANSI JIWA METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN DANA PENSIUN PADA ASURANSI JIWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Saah Satu Syaat Meaih Gea Sajana Juusan Matematika Pada Fakutas Sains dan Teknoogi

Lebih terperinci

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction)

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Teknik Pembelajaan Model ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PADA

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2013 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2013 TAHUN 2014 TENTANG fij~@j~@~@j{~. (;j~ifalumiiv KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2013 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM JAYA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa pensiun merupakan masa dimana seorang pegawai sudah tidak aktif lagi di pekerjaanya. Masa pensiun tidak hanya terjadi karena seorang pegawai telah mencapai batas

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 Aspek Organisasi dan Manajemen dan Aspek Sumber Daya Manusia

BAB 4 Aspek Organisasi dan Manajemen dan Aspek Sumber Daya Manusia BAB 4 Aspek Oganisasi dan Manajemen dan Aspek Sumbe Daya Manusia 4.1 Pofil Peusahaan Beikut adalah pofil peusahaan Chicken Box : Beawal dai keinginan tiga mahasiswa pehotelan Univesitas Bina Nusantaa untuk

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci